Agen Penjualan Dan Kantor Cabang Akl 51

download Agen Penjualan Dan Kantor Cabang Akl 51

of 16

description

akeu

Transcript of Agen Penjualan Dan Kantor Cabang Akl 51

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTANPERTEMUAN 5

NAMA KELOMPOK 4 :1. Filipus Argentano G. S.1206305052 ( 8 )2. I Gusti Ayu Agung Manik Trisna1206305128 ( )3. Ni Putu Milan Novita Handayani1206305142 ( 31 )

Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Udayana2014

DAFTAR ISICoverDaftar IsiKata PengantarAgen Penjualan dari Kantor Cabang1Pembukuan Agen Penjualan2Sistem Akuntansi Kantor Cabang5Pengiriman Barang Dagangan Diatas Harga Pokok11 Daftar Isi13

Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan pembuatan papper Akuntansi Keuanagn Lanjutan ini dan terima kasih untuk berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada papper ini.Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan papper ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam papper ini. Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki papper kami di masa datang. Sehingga papper berikutnya dan papper lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.Dengan menyelesaikan papper ini, kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.Bali, 26 Maret 2014

PENULIS

PEMBAHASANI. AGEN PENJUALAN DAN KANTOR CABANGMasalah teknis antara agen dan kantor cabang seringkali digunakan untuk menjelaskan perbedaan keduanya. Kegiatan agen ialah memamerkan barang dagangan dan menangani pesanan pelanggan, mereka tidak mempunyai persediaan untuk memenuhi pesanan pelanggan ataupun untuk menangani kredit pelanggan. Agen bukan merupakan entitas akuntansi dan juga bukan kesatuan usaha yang terpisah. Biasanya pencatatan akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini hanya penerimaan dan pengeluaran kas, yang diperlakukan sama seperti kas kecil ( petty cash ). Pencatatan atas penjualan yang dilakukan oleh agen, biaya biaya yang berhubungan dengan penjualan, dan biaya lain lain dicatat oleh system akuntansi kantor pusat.Sebaliknya, kantor cabang memiliki persediaan, melakukan penjualan kepada pelanggan, menangani kredit pelanggan, menagih piutang, mencatat biaya yang terjadi, dan kegiatan kegiatan lain yang biasa dilakukan suatu perusahaan. Kegiatan kegiatan tersebut dicatat berdasarkan system akuntansi kantor cabang.Kegiatan kantor cabang yang besar kebanyakan merupakan hasil dari penggabungan usaha, dimana perusahaan yang survive membuka kantor cabang untuk diperbantukan dalam operasi perusahaan gabungan yang telah dibubarkan. Dalam hal ini system informasi yang ada bisa dikonversikan dengan sedikit penyesuaian menjadi system akuntansi kantor pusat dan cabang. Metode penggabungan system akuntansi ini banyak membawa penghematan karena terhindar dari perubahan besar pada system akuntansi yang ada dan gangguan pada operasi usaha. Metode ini juga memudahkan untuk menutup kantor cabang jika diketahui tidak menguntungkan.Meskipun perbedaan teknis dalam menggolongkan agen dan kantor cabang sangat penting untuk kegiatan pemasaran, periklanan, dan tujuan usaha lainnya, tetapi untuk tujuan akuntansi perbedaan ini tidak banyak pengaruhnya. Beberapa agen memiliki persediaan, ada kantor cabang yang memiliki tanggungjawab terbatas untuk melakukan pencatatan maupun untuk menyetujui pemberian kredit kepada konsumen. Banyak perusahaan yang mempunyai kantor cabang tetapi tetap melakukan pelayanan kredit pelanggan dan penagihan secara terpusat, kadang berdasarkan letak wilayah, kadang bisa berdasarkan penyebaran perusahaan. Sistem akuntansi untuk perusahaan yang letaknya berjauhan apakah itu agen atau kantor cabang, harus dirancang sedemikian rupa agar informasi yang diperlukan bisa didapat dengan biaya seekonomis mungkin. II. PEMBUKUAN AGEN PENJUALANAgen tidak memerlukan system akuntansi yang lengkap untuk mencatat kegiatan kegiatannya yang terbatas. Biasanya pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas sudah cukup untuk akuntansi agen. Pencatatan atas kegiatan agen harus dilakukan oleh system akuntansi pusat. Jumlah data yang dikumpulkan oleh pusat terbatas pada pencatatan kas dan barang dagangan yang dipamerkan di agen atau pada data aktiva dan pendapatan. Apabila informasi rinci mengenai agen tidak terlalu diperlukan, penjurnalan berikut ini cukup untuk mencatat kegiatan agen.1. Pembentukan modal kerja agen :Modal kerja agenRp.5.000.000KasRp.5.000.000Untuk mencatat transfer kas ke agen2. Transfer persediaan contoh (sample) kepada agen :Persediaan contoh agenRp.9.000.000Barang dagangan (atau pembelian)Rp.9.000.000Untuk mentransfer barang dagangan contoh ke agen3. Penggantian dana modal kerja agen pada akhir bulan atau tahunBiaya gajiRp.2.200.000Biaya utilitas 700.000Biaya iklan1.200.000Biaya lain lain 300.000KasRp.4.400.000Untuk mencatat biaya yang terjadi di agen dan pengantian modal kerja4. Penyesuaian persediaan contoh agen pada akhir bulan atau tahunBiaya iklanRp.3.000.000Persediaan contohRp.3.000.000Untuk menyesuaikan persediaan contoh dengan nilai sebenarnya dan untuk membebankan pencatatannya pada biaya iklan.Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan barang dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, system yang dijelaskan diatas tidak cukup untuk melakuakan kontrol efektif atas pengeluaran pengeluaran yang dilakuakn agen atau untuk mengukur kontribusi kegiatan agen pada pendapatan pusat. Ia juga tidak menyediakan dasar untuk menentukan apakah operasi agen berjalan dengan efisien.Perkuasan system pengumpulan data penjualan agen dan pengeluaran pengeluaran yang terjadi memberikan dasar untuk membandingkan biaya yang terjadi dengan biaya agen sepanjang waktu atau dengan agen lain yang sama. Sistem tersebut juga memungkinkan evaluasi laba untuk kegiatan agen. Besarnya pengumpulan data dari setiap agen penjualan tergantung pada kebutuhan informasi manajemen. Ayat jurnal untuk system pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut ini. Jurnal ini memperlakukan aktiva tetap agen penjual Neon secara terpisah. Penjualan, harga pokok penjualan dan informasi biaya ditunjukkan dengan basis agen.1. Membeli tanah dan bangunan untuk agen Neon :Tanah agen NeonRp. 2.000.000Bangunan Agen Neon18.000.000KasRp.20.000.000Membeli fasilitas untuk agen2. Membentuk modal kerja agen :Modal kerja agen Neon Rp.4.000.000KasRp.4.000.000Untuk mencatat transfer kas ke Agen Neon3. Transfer barang dagangan ke agen :Persediaan contoh Agen Neon Rp.8.000.000Barang daganganRp.8.000.000Untuk mencatat transfer persediaan contoh

4. Pembayaran gaji karyawan agen :Biaya gaji agen NeonRp.3.000.000KasRp.3.000.000Untuk mencatat pembayaran gaji karyawan agen 5. Pesanan penjualan dari agen telah diarsipkan dan dilakukan penagihan :Piutang dagangRp.12.000.000PenjualanRp.12.000.000Untuk mencatat penjualan kredit yang dilakukan oleh Agen Neon Harga Pokok Penjualan Agen NeonRp.6.000.000Barang dagangan Rp.6.000.000Harga pokok persediaan yang dijual agen Neon6. Penggantian modal kerja agen pada akhir tahun :Biaya promosi Agen NeonRp.1.800.000Biaya utilitas 400.000Biaya lain lain 300.000KasRp.2.500.0007. Pencatatan penyusutan gedung agen :Biaya penyusutan Agen NeonRp 900.000Akumulasi penyusutan Agen NeonRp. 900.000Untuk mencatat penyusutan gedung agen8. Persediaan contoh agen disesuaikan agar mencerminkan pemakaian :Biaya promosi agen NeonRp.1.000.000Persediaan contoh agen NeonRp.1.000.000Untuk mencatat nilai persediaan contoh pada nilai yang dapat direalisasikanJurnal yang diberikan diatas adalah contoh bagaimana system akuntansi dapat diperluas untuk memberikan informasi terpisah mengenai kegiatan agen. Untuk perusahaan yang dimiliki banyak agen, pengumpulan informasi dengan bantuan tekhnologi computer sangat praktis dan tidak mahal.

III. SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANGKantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk perusahaan, sedangkan cabang terdiri dari tambahan system akuntansi untuk mencatata kegiatan setiap cabang. Sistem kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah digunakan untuk tujuan akuntansi dan pelaporan internal, tetapi laoran keuangan kantor pusat dan cabang yang terpisah harus disatukan untuk memenuhi kebutuhan akan pelaporan keuangan eksternal. Proses penggabungan laporan keuangan kantor pusat dan cabang sama dengan proses penggabungan laporan keuangan perusahaan induk dengan laporan keuangan perusahaan anak. Transaksi antara Kantor Pusat dan CabangTransaksi antara kantor pusat dengan satuan usha exsternal lainnya dicatat dengan prosedur akuntansi kantor pusat seperti biasa. Hal yang unik dari akuntansi kantor pusat dan kantor cabang terletak pada pencatatan transaksi yang terjadi antara antara kantor pusat dengan kantor cabang. Asumsikan PT Enervon mendirikan kantor cabang disurabaya dengan mentransfer kas sebesar Rp 5.000.000 dan peralatan Rp 10.000.000 kepada manajer kantor cabang. Ayat jurnal pada buku kantor pusat dan cabang masing-masing :Buku kantor pusat ;Cabang SurabayaRp 15.000.000KasRp 5.000.000PeralatanRp 10.000.000Untuk mencatat transfer kas dan peralatan ke cabang Buku kantor cabang :KasRp 5.000.000PeralatanRp 10.000.000Kantor pusatRp 15.000.000Untuk mencatat penerimaan kas dan peralatan dari kantor pusatTransaksi jenis kedua yang terjadi antara kantor pusat dan kantor cabang adalah transaksi pengiriman barang dagangan. Umumnya cabang didirikan untuk menjual barang dagangan yang diproduksi dibeli oleh kantor pusat. Manajer kantor cabang ada yang memiliki wewenang untuk membeli dari pemasok luar. Apabila PT Enervon mengirim barang dagangan ke cabang Surabaya dengan harga pokok Rp 8.000.000, maka jurnalnya sebagai berikut :Buku kantor pusat :Cabang SurabayaRp 8.000.000Pengiriman ke cabang SurabayaRp 8.000.000Untuk mencatat pengiriman barang pada harga pokok ke cabang SurabayaBuku kantor cabang :Pengiriman dari kantor pusatRp 8.000.000Kantor pusatRp 8.000.000Untuk mencatat penerimaan kiriman dari kantor pusatPencatatan transfer barang dagangan dari kantor pusat ke cabang menghasilkan dua akun resiprokal tambahan. Akun pengiriman ke cabang adalah akun lawan pembelian pada buku kantor pusat, dan akun pengiriman dari kantor pusat merupakan akun pembelian kantor cabang Ilustrasi Akuntansi Kantor Pusat dan CabangMisalkan PT Javalas mendirikan cabang baru di bandung pada awal 19X1 dan transaksi yang terjadi selama tahun 19X1 adalah :1. Menerima kas dari kantor pusat Rp 20.000.0002. Member peralatan berumur ekonomis 5 tahun Rp 10.000.000 secara tunai3. Menerima pengiriman barang dagangan dari kantor pusat dengan harga pokok Rp 16.000.0004. Membeli barang dagangan kepada pemasok luar Rp 4.000.000 secara tunai5. Menjual barang dagangan Rp 30.000.0006. Mengembalikan barang dagangan ke kantor pusat Rp 1.000.0007. Membayar biaya-biaya :GajiRp 6.000.000UtilitasRp 1.000.000SewaRp 3.000.000Lain-lainRp 2.000.0008. Mengirimkan Rp 15.000.000 ke kantor pusat9. Hutang gaji pada akhir tahun Rp 1.000.000 dan penyusutan untuk tahun itu Rp 2.000.00010. Persediaan barang dagangan cabang pada akhir tahun terdiri dari Rp 1.000.000 berasal dari pemasok luar dan Rp 5.000.000 diperoleh dari kantor pusat.Ayat jurnal ialah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi dan peristiwa akhir tahun yang berhubungan buku kantor cabang bandung. Jurnal penutup untuk cabang bandung teriri dari Rp 2.000.000 kredit untuk akun kantor pusat. Jurnal penyesuaian pada kantor pusat mendebet akun cabang bandung dengan Rp 2.000.000 dan mengkredit laba cabang bandung. Perhitungan harga pokok penjualan informasi di atas dapat digunakan dalam kertas kerja untuk menggabungkan akun kantor pusat dan cabang untuk laporan keuangan exsternal. Perhitungan harga pokok penjualan untuk kantor pusat dan cabang PT Javalas ialah :Kantor pusatkantor cabang bandungPersediaan, 1 Januari 19X1Rp 85.000.000-Pembelian 150.000.000 Rp 4.000.000Pengiriman ke cabang (15.000.000)-Pengiriman ke kantor pusat- 15.000.000Barang tersedia untuk dijual 220.000.000 19.000.000Persediaan, 31 Desember 19X1 (80.000.000) (6.000.000)Harga pokok penjualan Rp 140.000.000 Rp 13.000.000Kertas Kerja pencatatan akuntansi kantor pusat dan cabang bisa digabungkan baik dengan menggunakan kertas kerja format neraca saldo ataupun format laporan keuangan.

TransaksiBuku Kantor PusatBuku Kantor Cabang Badung1.Cabang BadndungRp20.000KasRp20.000KasRp20.000Kantor PusatRp20.000Mernstransfer kas ke cabang BandungMenerima kas dari Kantor Pusat2.Peralatan Rp10.000KasRp10.000Mencatat Pembelian Peralatan3.Cabang BandungRp16.000Pengiriman dari kantorPengiriman kasPusatRp16.000Ke Cabang BandungRp16.000kantor PusatRp16.000Menstransfer barang dagangan keMenerima barang dagangan dariCabang BandungKantor Pusat4.Pembelian Rp 4.000KasRp 4.000Mencatat pembelian tunai5.Kas Rp30.000PenjualanRp30.000Mencatat penjualan tunai6.Pengiriman ke CabangKantor PusatRp 1.000 BandungRp 1.000Pengiriman ke KantorCabang BandungRp 1.000PusatRp 1.000Pengembalian barang dagangan dariMengembalikan barang dagangan keCabang BandungKantor Pusat7.Biaya GajiRp 6.000Biaya Utilitas 1.000Biaya Sewa 3.000Biaya lain-lain 2.000KasRp12.000Mencat. Pembayaran biaya-biaya8.Kas Rp15.000Kantor PusatRp15.000Cabang BandungRp15.000KasRp15.000Menerima kas dari Cabang BandungMencatat pengiriman kas ke Kantor Pusat9.Ayat Jurnal Penyesuaian :Biaya GajiRp 1.000Hutang GajiRp 1.000Gaji yang terhutangBiaya penyusutan-peralatanRp 2.000Akm. Penyusutan-peralatanRp 2.000Biaya penyusutan Rp10.000+5 tahun10.Jurnal penyesuaianAyat jurnal penutup:Cabang BandungRp 2.000PenjualanRp30.000Laba Cabang BandungRp2.000Persediaan 6.000Mencatat laba Cabang Bandung Pengiriman dr Kantor PusatRp15.000untuk periode tsb Pembelian 4.000Biaya Gaji 7.000Biaya Penyusutan 2.000Biaya utilitas 1.000Biaya sewa 3.000Biaya lain-lain 2.000Kantor Pusat 2.000Untuk menutup akan kantor pusat Neraca saldo disesuaikan untuk Pt javalas dan kantor cabang ditunjukkan pada dua kolom pertama kertas kerja neraca saldo. Prosedur kertas kerja ini dapat dibandingkan dengan kertas kerja yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi. Hanya dua jurnal yang dibutuhkan: pertama untuk membuat akun resiprokal pada kantor pusat dan cabang dengan mengeliminasi laba. Cabang Bandung dan mengurangkan akun cabang dengan saldo sebelum disesuaikan, dan yang kedua untuk mengeliminasi saldo akun kantor pusat dan cabang.PT JAVALASKERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANGUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 ( DALAM 000 )Kantor PusatCabang BandungPenyesuaian dan EliminasiLaba RugiLaba DitahanNeraca

DebetKasRp41.000Rp 9.000

Rp50.000

Piutang Dagang 60.000 60.000

Persediaan-akhir 80.000 6.000 86.000

Tanah 20.000 20.000

Gedung-neto 100.000 100.000

Peralatan-neto 52.000 8.000 60.000

Cabang Bandung 22.000a. 2.00b. 20.000

HPP 140.000 13.000Rp153.000*

Biaya gaji 43.000 7.000 50.000*

Biaya peny-Gedung 5.000 5.000*

Biaya peny-Peralatan 8.000 2.000 10.000*

Biaya utilitas 6.000 1.000 7.000*

Biaya sewa 3.000 3.000*

Biaya lain-lain 8.000 2.000 10.000*

Dividen 10.000Rp 10.000*

Rp595.000Rp51.000Rp376.000

KreditHutang-DagangRp50.000Rp 50.000

Hutang gaji 4.000Rp 1.000 5.000

Modal saham 200.000 200.000

Laba ditahan 110.000 110.000

Kantor pusat 20.000b.20.000

Penjualan 229.000 30.000 59.000

Laba Cabang Bandung 2.000a.2.000

Rp595.000Rp51.000

Laba BersihRp 21.000 21.000

Laba ditahan 331 Des 19X1 Rp121.000 121.000

Rp376.000

IV. PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN DI ATAS HARGA POKOKAda beberapa perusahaan yang menetapkan harga transfernya melalui formula-formula yang kompleks. Alasan yang mendasari penetapan harga transfer diatas harga pokok, antara lain ialah agar lokasi pendapatan antar unit dalam perusahaan dilakukan dengan wajar, agar harga persediaan ditetapkan dengan efesien dan agar margin laba dari tiap-tiap cabang diungkapkan dengan sebenarnya. Pengiriman ke cabang dicatat pada harga pokokKetika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabang dengan harga transfer diatas harga pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus disesuaikan dengan biaya actual dari barerbarang yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun tambahan laba cabang atau laba yang belum direalisasi.Ayat jurnal untuk mencatat transfer barang dagangan dengan harga transfer diatas harga pokok tidak mengubah hubungan resiprokal akun pengirim ataupun penerima barang, tetapi mempengaruhi hubungan akun pengiriman penerima dan pengirim barang dagangankarena saat mencatat akun dikredit sebesar biaya sedangkan akun didebit sebesar harga transfer.Ketika cabang menerima barang pada harga transfer yang mencakup laba belum direalisasi dan menjualnya, maka harga pokok penjualannya menjadi terlalu tinggi (overstated) dan labanya terlalu rendah (understated). Kantor pusat mencatat laba atau rugi pada cabang berdasarkan laporan pendapatan yang dibuat oleh cabang, sehingga jika laba cabang dilaporkan terlalu rendah, maka laba cabang yang dicatat di buku kantor pusat juga terlalu rendah. Penilaian laba cabang yang terlalu rendah ini dikoreksi melalui ayat jurnal penyesuaian akhir tahun dengan mengurangkan akun laba belum direalisasi sehingga nilainya mencerminkan hasil penjualan cabang selama periode tersebut kepada pihak luar.

Pengiriman ke cabang dicatat pada harga penagihan ( Billing Prices)Beberapa perusahaan mencatat pengiriman barang ke cabang berdasarkan harga penagihan dan menyesuaikan akun laba belum direalisasinya hanya akhir periode akuntansi. Pada saat pendekatan ini digunakan, saldo akun laba belum direalisasi selama periode akuntansi mencerminkan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal cabang dan akun pengiriman ke cabang mencangkup laba belum direalisasi untuk periode berjalan.

DAFTAR ISIA.Beamus Flyod dan Amir Abadi Jusuf.2000.Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia.Jakarta : Salemba Empat.13