AF

11
Atrial Fibrilasi I.Definisi Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit. Pada dasarnya atrial fibrilasi merupakan suatu takikardi supraventrikuler dengan aktivasi atrial yang tidak terkoordinasi dan deteriorisasi fungsi mekanik atrium. Keadaan ini menyebabkan tidak efektifnya proses mekanik atau pompa darah jantung II.Klasifikasi Menurut AHA (American Heart Association), klasifikasi dari atrial fibrilasi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: A. AF deteksi pertama Semua pasien dengan AF selalu diawali dengan tahap AF deteksi pertama. Tahap ini merupakan tahapan dimana belum pernah terdeteksi AF sebelumnya dan baru pertama kali terdeteksi. B. Paroksismal AF AF yang berlangsung kurang dari 7 hari atau AF yang mempunyai episode pertama kali kurang dari 48 jam dinamakan dengan paroksismal AF. AF jenis ini juga mempunyai kecenderungan untuk sembuh sendiri dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa bantuan kardioversi 7

description

fibrilasi atrium

Transcript of AF

Atrial Fibrilasi

I.Definisi

Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit. Pada dasarnya atrial fibrilasi merupakan suatu takikardi supraventrikulerdengan aktivasi atrial yang tidak terkoordinasi dan deteriorisasi fungsi mekanik atrium. Keadaan ini menyebabkan tidak efektifnya proses mekanik atau pompa darah jantung

II.Klasifikasi

Menurut AHA (American HeartAssociation), klasifikasi dari atrial fibrilasi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

A. AF deteksi pertama

Semua pasien dengan AF selalu diawali dengan tahap AF deteksi pertama. Tahap ini merupakan tahapan dimana belum pernah terdeteksi AF sebelumnya dan baru pertama kali terdeteksi.

B. Paroksismal AF

AF yang berlangsung kurang dari 7 hari atau AF yang mempunyai episodepertama kali kurang dari 48 jam dinamakan dengan paroksismal AF. AFjenis ini juga mempunyai kecenderungan untuk sembuh sendiri dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa bantuan kardioversi

C. Persisten AF

AF yang sifatnya menetap dan berlangsung lebih dari 48 jam tetapi kurang dari 7 hari. Berbeda dengan paroksismal AF, persisten AF perlupenggunaan dari kardioversi untuk mengembalikan irama sinus kembali normal.

D. Kronik/permanen AF

AF yang sifatnya menetap dan berlangsung lebih dari 7 hari. Padapermanen AF, penggunaan kardioversi dinilai kurang berarti, karena dinilai cukup sulit untuk mengembalikan ke irama sinus yang normal.

AF juga sering diklasifikasikan menurut lama waktu berlangsungnya, yaitu AF akut dan AF kronik. AF akut dikategorikan menurut waktuberlangsungnya atau onset yang kurang dari 48 jam, sedangkan AF kroniksebaliknya, yaitu AF yang berlangsung lebih dari 48 jam.

C Etiologi

Etiologi yang terkait dengan AF terbagi menjadi beberapa faktor-faktor, diantaranya adalah:

a. Peningkatan tekanan/resistensi atrium

1.Penyakit katup jantung

2.Kelainan pengisian dan pengosongan ruang atrium

3.Hipertrofi jantung

4.Kardiomiopati

5.Hipertensi pulmo (chronic obstructive pulmonary disease dan corpulmonal chronic)

6.Tumor intracardiac

b. Proses infiltratif dan inflamasi

1.Pericarditis/miocarditis

2.Amiloidosis dan sarcoidosis

3.Faktor peningkatan usia

c. Proses infeksi

1.Demam dan segala macam infeksi

d. Kelainan Endokrin

1.Hipertiroid

2.Feokromositoma

e. Neurogenik

1.Stroke

2.Perdarahan subarachnoid

f. Iskemik Atrium

1.Infark myocardial

g. Obat-obatan

1.Alkohol

2.Kafein

h. Keturunan/genetic

D. Tanda dan Gejala

Pada dasarnya AF, tidak memberikan tanda dan gejala yang khas padaperjalanan penyakitnya. Umumnya gejala dari AF adalah peningkatan denyutjantung, ketidakteraturan irama jantung dan ketidakstabilan hemodinamik. Disamping itu, AF juga memberikan gejala lain yang diakibatkan oleh penurunan oksigenisasi darah ke jaringan, seperti pusing, kelemahan,kelelahan, sesak nafas dan nyeri dada. Tetapi, lebih dari 90% episode dari AF tidak menimbulkan gejala-gejala tersebut

E. Faktor Resiko

Beberapa orang mempunyai faktor resiko terjadinya AF, diantaranya adalah :

a. Diabetes Melitus

b. Hipertensi

c. Penyakit Jantung Koroner

d. Penyakit Katup Mitral

e. Penyakit Tiroid

f. Penyakit Paru-Paru Kronik

g. Post. Operasi jantung

h. Usia 60 tahun

i. Life Style

F. Patofisiologi

Mekanisme AF terdiri dari 2 proses, yaitu proses aktivasi lokal dan multiple wavelet reentry. Proses aktivasi lokal bisa melibatkan proses depolarisasi tunggal atau depolarisasi berulang. Pada proses aktivasi lokal, fokus ektopik yang dominan adalah berasal dari vena pulmonalis superior. Selain itu, fokus ektopik bisa juga berasal dari atrium kanan, vena cava superior dan sinus coronarius. Fokus ektopik ini menimbulkan sinyal elektrikyang mempengaruhi potensial aksi pada atrium dan menggangu potensial aksi yang dicetuskan oleh nodus SA

Sedangkan multiple wavelet reentry, merupakan proses potensial aksi yang berulang dan melibatkan sirkuit/jalur depolarisasi. Mekanisme multiple wavelet reentry tidak tergantung pada adanya fokus ektopik seperti padaproses aktivasi lokal, tetapi lebih tergantung pada sedikit banyaknya sinyal elektrik yang mempengaruhi depolarisasi. Pada multiple wavelet reentry,sedikit banyaknya sinyal elektrik dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu periode refractory, besarnya ruang atrium dan kecepatan konduksi. Hal ini bisa dianalogikan, bahwa pada pembesaran atrium biasanya akan disertai denganpemendekan periode refractory dan penurunan kecepatan konduksi. Ketiga faktor tersebutlah yang akan meningkatkan sinyal elektrik dan menimbulkanpeningkatan depolarisasi serta mencetuskan terjadinya AF

G. Penatalaksanaan

Sasaran utama pada penatalaksanaan AF adalah mengontrol ketidakteraturan irama jantung, menurunkan peningkatan denyut jantung dan menghindari/mencegah adanya komplikasi

tromboembolisme. Kardioversi merupakan salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk AF.Menurut pengertiannya, kardioversi sendiri adalah suatu tata laksana yangberfungsi untuk mengontrol ketidakteraturan irama dan menurunkan denyutjantung. Pada dasarnya kardioversi dibagi menjadi 2, yaitu pengobatan farmakologi (Pharmacological Cardioversion) dan pengobatan elektrik(Electrical Cardioversion)

a) Mencegah pembekuan darah (tromboembolisme) Pencegahan pembekuan darah merupakan pengobatan untukmencegah adanya komplikasi dari AF. Pengobatan yang digunakan adalahjenis antikoagulan atau antitrombosis, hal ini dikarenakan obat iniberfungsi mengurangi resiko dari terbentuknya trombus dalam pembuluh darah serta cabang-cabang vaskularisasi. Pengobatan yang sering dipakai untuk mencegah pembekuan darah terdiri dari berbagai macam,diantaranya adalah :

1. Warfarin

Warfarin termasuk obat golongan antikoagulan yang berfungsi dalamproses pembentukan sumbatan fibrin untuk mengurangi atau mencegah koagulasi.

Warfarin diberikan secara oral dan sangat cepat diserap hingga mencapai puncak konsentrasi plasma dalam waktu 1jam dengan bioavailabilitas 100%.

Warfarin di metabolisme dengan cara oksidasi (bentuk L) dan reduksi (bentuk D), yang kemudian diikuti oleh konjugasi glukoronidasi dengan lama kerja 40 jam.

2. Aspirin

Aspirin secara irreversible menonaktifkan siklo-oksigenase dari trombosit (COX2) dengan cara asetilasi dari asam amino serinterminal. Efek dari COX2 ini adalah menghambat produksi endoperoksida dan tromboksan (TXA2) di dalam trombosit. Hal inilah yang menyebabkan tidak terbentuknya agregasi dari trombosit. Tetapi,penggunaan aspirin dalam waktu lama dapat menyebabkanpengurangan tingkat sirkulasi dari faktor-faktor pembekuan darah,terutama faktor II, VII, IX dan X.

b) Mengurangi denyut jantung

Terdapat 3 jenis obat yang dapat digunakan untuk menurunkanpeningkatan denyut jantung, yaitu obat digitalis, -blocker dan antagonis kalsium. Obat-obat tersebut bisa digunakan secara individual ataupun kombinasi.

1. Digitalis

Obat ini digunakan untuk meningkatkan kontraktilitas jantung dan menurunkan denyut jantung. Hal ini membuat kinerja jantung menjadi lebih efisien. Disamping itu, digitalis juga memperlambat sinyal elektrik yang abnormal dari atrium ke ventrikel. Hal ini mengakibatkan peningkatan pengisian ventrikel dari kontraksi atrium yang abnormal.

2. -blocker

Obat -blocker merupakan obat yang menghambat efek system saraf simpatis. Saraf simpatis pada jantung bekerja untukmeningkatkan denyut jantung dan kontraktilitas jantung. Efek ini akanberakibat dalam efisiensi kinerja jantung.

3. Antagonis Kalsium

Obat antagonis kalsium menyebabkan penurunan kontraktilitasjantung akibat dihambatnya ion Ca2+ dari ekstraseluler ke dalam intraseluler melewati Ca2+ channel yang terdapat pada membran sel

c) Mengembalikan irama jantung

Kardioversi merupakan salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menteraturkan irama jantung. Menurut pengertiannya,kardioversi sendiri adalah suatu tata laksana yang berfungsi untukmengontrol ketidakteraturan irama dan menurunkan denyut jantung. Pada dasarnya kardioversi dibagi menjadi 2, yaitu pengobatan farmakologi(Pharmacological Cardioversion) dan pengobatan elektrik (ElectricalCardioversion).

1. Pharmacological Cardioversion(Anti-aritmia)

a.Amiodarone

b.Dofetilide

c.Flecainide

d.Ibutilide

e.Propafenone

f.Quinidine

2 Electrical Cardioversion

Suatu teknik memberikan arus listrik ke jantung melalui duapelat logam (bantalan) ditempatkan pada dada. Fungsi dari terapi listrik ini adalah mengembalikan irama jantung kembali normal atau sesuai dengan NSR (nodus sinus rhythm)

3. Operatif

a.Catheter ablation

Prosedur ini menggunakan teknik pembedahan dengan membuat sayatan pada daerah paha. Kemudian dimasukkan kateter ke dalampembuluh darah utama hingga masuk kedalam jantung. Pada bagian ujung kateter terdapat elektroda yang berfungsi menghancurkan fokus ektopik yang bertanggung jawab terhadap terjadinya AF.

b.Maze operation

Prosedurmazeoperation hampir sama dengan catheter ablation, tetapi pada maze operation, akan mengahasilkan suatu labirin yang berfungsi untuk membantu menormalitaskan system konduksi sinus SA.

c.Artificialpacemaker

Artificialpacemakermerupakan alat pacu jantung yangditempatkan di jantung, yang berfungsi mengontrol irama dan denyut jantung

H. Penilaian CHADS

CHADS skor adalah suatu prediksi klinis untuk memperkirakan risiko stroke pada pasien dengan fibrilasi atrium (AF), yang umum dan terkait dengan tromboemboli. Hal ini digunakan untuk menentukan perlu atau tidaknya tindakan yang diperlukan dengan antikoagulasi atau terapi antiplatelet, sejak AF dapat menyebabkan stasis darah di jantung, mengarah ke pembentukan trombus yang dapat masuk ke dalam aliran darah, mencapai otak, memotong pasokan ke otak, dan menyebabkan stroke. Sebuah skor CHADS yang tinggi sesuai dengan risiko yang lebih besar terkena stroke, sementara skor CHADS rendah sesuai dengan risiko lebih rendah terkena stroke.

Table CHADS Skor

CHADSVASc skor adalah penyempurnaan dari CHADS skor dan meluas kedua dengan memasukkan faktor tambahan risiko umum stroke, seperti dibahas di bawah. Maksimum CHADS skor adalah 6, sedangkan CHADSVASc maksimal skor adalah 9.

Tabel CHADSVASc Sko

7