admin.ebimta.com · Web viewHUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI...
Transcript of admin.ebimta.com · Web viewHUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI...
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA KELAS V SEKOLAH DASAR DI
DESA TEMPUR
Oleh
ERNA LISTYANINGSIH
NIM 201733004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI
Proposal skripsi dengan judul “Hubungan Penguasaan Kosakata Siswa
terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa
Tempur” oleh Erna Listyaningsih NIM 201733004 program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar disetujui untuk diseminarkan.
Kudus, Juni 2021
Pembimbing I
Dr. Murtono, M.Pd.
NIDN 0007126601
Pembimbing II
M. Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0605048701
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Siti Masfuah, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0615129001
ii
ABSTRAK
Listyaningsih, Erna. 2021. Hubungan Penguasaan Kosakata Siswa terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa Tempur. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing (1) Dr. Murtono, M.Pd. (2) M. Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Penguasaan Kosakata, Kemampuan Menulis Puisi.
Pada kurikulum 2013, kompetensi dasar membuat puisi pada kelas V Sekolah Dasar dihilangkan. Sedangkan sastra sangat penting dipelajari oleh siswa agar dapat melestarikan sastra Indonesia di kemudian hari. Hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa menyatakan bahwa mayoritas siswa masih kesulitan dalam membuat puisi, yaitu kesulitan pada saat menuangkan ide pikirannya menjadi sebuah kata. Sehingga masalah dalam penelitian ini adalah kepenguasaan kosakata yang kurang mengakibatkan siswa kesulitan dalam menuangkan ide untuk membuat sebuah puisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis puisi pada kelas V Sekolah Dasar.
Penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan gagasannya dengan memanfaatkan kata baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan kemampuan menulis puisi adalah kesanggupan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui kata yang indah dan bermakna secara tertulis.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu analisis korelasi Product Moment. Dengan menggunakan populasi dari kelas V MI Al-Anwar Tempur, SDN 02 Tempur dan SDN 03 Tempur. Sedangkan sampel yang digunakan merupakan populasi dari penelitian dengan jumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, tes dan dokumentasi. Pengukuran instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS Statistic 21. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif, dengan uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Product Moment serta uji prasyarat menggunakan uji normalitas dan linearitas.
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Definisi Operasional 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 9
2.1 Deskripsi Konseptual 9
2.1.1 Pengertian Kosakata 9
2.1.2 Penguasaan Kosakata 10
2.1.3 Pembentukan Kosakata 12
2.1.4 Pengembangan Kosakata 13
2.1.5 Kemampuan Menulis 14
2.1.6 Tujuan Menulis 16
2.1.7 Kemampuan Menulis Puisi 16
2.1.8 Ragam dan Unsur Puisi 17
2.1.9 Teknik Penulisan Puisi 20
2.1.10 Pembelajaran Blended Learning 21
2.2 Penelitian Relevan 23
2.3 Kerangka Berpikir 26
2.4 Hipotesis Penelitian 28
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 29
3.2 Rancangan Penelitian 29
3.3 Populasi dan Sampel 29
3.4 Pengumpulan Data 30
3.5 Instrumen Penelitian 31
3.5.1 Variabel Penelitian 32
3.5.2 Jenis Instrumen dan Skala Pengukuran 33
3.5.3 Tahapan Pengembangan Instrumen 34
3.6 Teknik Analisis Data 37
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 44
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Kata-kata Aktif dan Pasif 11
Tabel 2.2 Contoh Kata Konotasi 19
Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan dengan Penenlitian
Peneliti 25
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata 34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Menulis Puisi 34
Tabel 3.4 Kriteria Istrumen Validitas Isi 35
Tabel 3.5 Skor Uji Validitas Isi 36
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi 38
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 27
Gambar 3.1 Skema Hubungan Dua Variabel 32
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan 44
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa 46
Lampiran 3 Lembar Wawancara Kepala Sekolah 48
Lampiran 4 Lembar Wawancara Guru 50
Lampiran 5 Lembar Wawancara Siswa 52
Lampiran 6 Tes Soal 53
Lampiran 7 Kunci Jawaban 60
Lampiran 8 Uji Validitas Isi 61
Lampiran 9 Uji Validitas Kontruksi 64
Lampiran 10 Uji Reabilitas 65
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah kebutuhan pembelajaran pengetahuan dan keterampilan
melalui pengajaran yang wajib dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan suatu
bangsa. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6 tahun
2019 pasal (1) menyatakan bahwa “satuan pendidikan adalah kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan
informal pada setiap jenjang pendidikan.” Pendidikan formal di Indonesia
biasanya dibagi atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi. Satuan pendidikan formal dalam sekolah dasar memuat pembelajaran yang
berupa pengetahuan umum, pengetahuan agama dan olahraga. Salah satu
pembelajaran pengetahuan umum yang sering diremehkan oleh siswa maupun
guru adalah Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memuat
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memuat sastra Indonesia.
Gani dkk. (2018:1) menyatakan bahwa sastra adalah pencerminan komunikasi
budaya dalam masyarakat berisi pesan kemanusiaan yang bersifat umum. Dalam
Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2014 pada pasal (1) menyatakan bahwa
“Sastra Indonesia adalah karya kreatif yang berisi pemikiran, pengalaman dan
penghayatan atas kehidupan yang diungkap secara estetis dalam Bahasa
Indonesia, tinjauan kritis atas karya sastra dalam Bahasa Indonesia, atau tinjauan
kritis atas karya sastra Indonesia.” Sedangkan tujuan diadakannya pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah adalah agar siswa mampu menghargai dan
memahami bahasa dan sastra Indonesia baik makna, fungsi, maupun penggunaan
bahasa yang tepat.
Sastra Indonesia mempunyai beberapa jenis yaitu novel, puisi, cerita
pendek, drama, roman dan prosa. Novel merupakan karya prosa yang
menceritakan kisah hidup seseorang. Puisi merupakan karya sastra yang
1
bentuknya terikat. Cerita pendek merupakan karya prosa yang menceritakan
tentang seorang tokoh dengan singkat. Drama merupakan karya sastra yang
menggambarkan tokoh dalam bentuk gerak. Roman merupakan sastra prosa yang
menggambarkan watak tokoh dalam cerita. Sedangkan prosa adalah karya sastra
yang bentuknya bebas namun terikat. Salah satu sastra Indonesia yang masih
dianggap sukar oleh siswa yaitu pada puisi. Sulkifli dkk (2016) menyatakan
bahwa puisi adalah bahasa perasaan yang mengandung arti mendalam dalam
sebuah kata. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra dibuat oleh seseorang
yang memiliki makna dalam syairnya serta memiliki irama dalam pengucapannya.
Puisi sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru. Dalam
membuat puisi yang benar harus memperhatikan yaitu pemilihan kata (diksi), bait,
irama, rima, dan larik (baris).
Sulkifli dkk (2016) juga menyatakan bahwa menulis merupakan proses
menuangkan ide menjadi tulisan yang bermakna. Kemampuan menulis merupakan
kemampuan dasar yang diajarkan dalam dunia pendidikan. Kemampuan menulis
puisi adalah suatu kemampuan dimana seseorang mengutarakan perasaannya
melalui tulisan berbait yang memiliki irama dan rima dalam pelafalannya.
Kosakata yang digunakan untuk menulis puisi tidak boleh sembarangan, biasanya
penyair menulis puisi menggunakan kata yang menggandung makna. Kosakata
dalam KBBI mempunyai arti perbendaharaan kata, sedangkan dalam Firman dkk
(2019) menyatakan bahwa kosakata adalah kumpulan kata yang dimiliki oleh
seseorang. Kosakata menurut Narigiyantoro (2001: 213) merupakan kekayaan
kata yang dimiliki individu. Sedangkan menurut Kridalaksana (1982: 98) kosakata
diartikan sebagai bagian dari bahasa yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dan pemakaian kata dalam bahasa. Menurut Dowdowski (1982: 1454)
menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata baik aktif maupun pasif
yang terdapat dalam suatu bahasa. Sehingga dapat diartikan bahwa kosakata
adalah banyaknya kata yang dimiliki oleh individu.
Peneliti mengambil populasi dari kelas V sekolah dasar dengan rata-rata
umur 10-11 tahun. Pada kelas V sekolah dasar siswa sudah mempunyai kosakata
yang relevan banyak. Kosakata yang dimiliki siswa kelas V sudah mencapai
2
ribuan kata. Dalam Tarigan (2015) pada umur 7-11 tahun perkembangan berpikir
siswa telah mencapai pada konsep-konsep abstrak dan potensial sedangkan dalam
perkembangan bahasa telah mencapai kompetensi penuh. Sehingga peneliti ingin
membuktikan bahwa kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V cenderung
sudah baik dengan penguasaan kosakata yang dimilikinya. Dalam penelitian
Prabowo (2020) menyatakan bahwa pada kelas V kosakata yang dimiliki oleh
siswa berjumlah kurang lebih 3000 kata dimana 1162 kata merupakan kata benda,
1014 kata merupakan kata kerja, 112 kata merupakan kata sifat dan 563 kata
merupakan kata tidak baku.
Dari hasil wawancara kepada kepala sekolah bapak Supaat S.Pd pada
tanggal 10 september 2020, penguasaan kosakata siswa sudah diajarkan sejak
awal pembelajaran dengan diadakannya kegiatan literasi membaca dari pihak
sekolah. Berkaitan dengan adanya Penumbuhan Budi Pekerti yang dicantumkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015
sehingga menteri pendidikan dan kebudayaan mengharuskan sekolah untuk
mengadakan kegiatan literasi sekolah. Kegiatan literasi sekolah merupakan
gerakan sosial dengan memadukan beberapa kegiatan dasar seperti membaca,
menulis, menyimak dan mendengarkan. Saptarengga (2014) berargumentasi
bahwa literasi adalah kemampuan berpikir manusia dalam mengucapkan kata
dengan jelas segala kejadian dalam tulisan. Kegiatan literasi dilakukan kurang
lebih 15 menit diawal pembelajaran. Tujuan diadakannya kegiatan literasi
membaca untuk menambah penguasaan kosakata siswa dalam Bahasa Indonesia
dan menjadikan kebiasaan membaca untuk meningkatkan pengetahuan siswa.
Tetapi pada masa pandemi covid-19 pembelajaran literasi tidak dilaksanakan.
Dampak yang terjadi akibat tidak dilaksanakan literasi membaca yaitu siswa
menjadi malas untuk membaca dan menjadikan kosakata siswa cenderung lebih
menurun.
Pembelajaran di sekolah dasar selama pandemi covid-19 dilakukan secara
daring. Pada kelas tinggi pembelajaran dilakukan melalui tatap muka dan aplikasi
di handphone seperti whatsapp, google classroom, dan aplikasi belajar lainnya.
Sedangkan pada pembelajaran di kelas rendah pembelajaran dilakukan dengan
3
menggunakan sistem belajar kelompok, dimana pembelajaran dilakukan dengan
berkumpul di salah satu rumah siswa dan pembelajaran hanya dilakukan selama
kurang lebih satu jam. Kelas rendah menggunakan pembelajaran daring hanya
untuk pembagian tugas saja. Dikarenakan tidak semua orangtua siswa mempunyai
handphone, sehingga pembelajaran dilakukan dengan kelompok belajar.
Dalam pembelajaran daring, kendala yang dirasakan pihak sekolah yaitu
pembelajaran tidak bisa secara optimal karena waktu pembelajaran hanya
dilakukan selama satu hingga dua jam saja. Pembelajaran membuat siswa jenuh
dan bosan, tidak adanya sinyal di desa Tempur, serta pembelajaran yang
dilakukan kurang sesuai dengan anjuran pemerintah dikarenakan pembelajaran
masih dilakukan secara luring.
Dari hasil wawancara dengan bapak Sudiro S.Pd guru kelas V di SD N 02
Tempur pada tanggal 10 September 2020, pada kelas V sekolah dasar di desa
Tempur dalam masa pandemi covid-19 penguasaan kosakata yang dimiliki siswa
rata-rata cukup baik. Kosakata siswa dapat dilihat dari bagaimana mereka
menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis. Dalam menjawab pertanyaan
siswa masih berdominan dengan jawaban yang singkat. Dari keseluruhan siswa
kelas V sekolah dasar, terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam
melakukan interaksi sosial dalam hal menjawab pertanyaan atau mengajukan
pendapat baik dengan guru maupun dengan teman sebaya. Sehingga dalam
menjawab pertanyaan terdapat perbedaan jawaban antara siswa yang aktif dengan
siswa yang pendiam. Adanya ketidaksesuaian jawaban dengan soal bagi siswa
yang pendiam membuktikan bahwa penguasaan kosakata siswa yang kurang aktif
lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang aktif.
Sedangkan dalam wawancara dengan siswa kelas V, siswa menyatakan
bahwa dalam membuat puisi siswa masih kesulitan. Siswa dalam membuat puisi
harus mempunyai referensi terlebih dahulu untuk memudahkannya menulis puisi.
Siswa kesulitan dalam merancang ide dan menuangkannya ke dalam bait puisi.
Dalam hal ini siswa harus mencari buku tentang puisi dan mencari puisi dari
internet. Dari seluruh siswa kelas V terdapat beberapa siswa yang telah berhasil
membuat puisi sesuai dengan indikator puisi. Indikator puisi antara lain yaitu,
4
kesesuaian judul dengan isi, diksi atau pemilihan kata dan pencitraan atau
penggunaan majas. Siswa yang berhasil membuat puisi sesuai indikator adalah
siswa yang sering membaca buku dengan kosakata yang lebih banyak
dibandingkan dengan siswa yang kurang membaca buku. Siswa yang memiliki
kosakata cenderung lebih sedikit mengakibatkan kesulitan menentukan diksi
dalam menulis puisi.
Penguasaan kosakata berkaitan erat dengan kemampuan menulis puisi.
Dalam kemampuan menulis puisi seseorang harus menggunakan kata yang
bermakna, sehingga dalam pemilihan kata atau diksi seseorang harus memahami
kata-kata tersirat. Kata tersirat dalam KBBI adalah tersimpul; terkandung; atau
tersembunyi. Hal ini menyebabkan seseorang harus mengetahui kosakata yang
cenderung banyak agar dapat memudahkannya dalam menulis puisi. Seperti
halnya para penyair menggunakan kata tersirat dalam membuat puisi agar
menciptakan puisi yang indah dan bermakna.
Dalam penelitian Diana Saraswati R. yang berjudul “Hubungan Antara
Penguasaan Kosakata dan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN
Gugus Ki Hajar Dewantoro Kota Semarang”, menggunakan jenis penelitian
korelasi dan sampel sebanyak 90 siswa dengan teknik tes. Hasil dari penelitian
adalah penguasaan kosakata siswa memperoleh skor rata-rata 69 dengan kategori
baik, dan keterampilan menulis puisi rata-rata skor 68,6 dengan kategori baik,
sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara penguasaan kosakata
siswa dengan keterampilan menulis puisi di kelas III SDN Gugus Ki Hajar
Dewantara dengan signifikasi korelasi sebesar 0,498.
Sedangkan dalam penelitian Siti A’isah yang berjudul “Hubungan
Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD
Negeri Se-Gugus Setya Secang Kabupaten Magelang”, menggunakan jenis
penelitian korelasi, teknik sampel rumus slovin dengan error sampling 5% dan
pengumpulan data dengan teknik tes. Hasil dari penelitian adalah hubungan kedua
variabel bersifat positif dimana hasil perhitungan teknik korelasi product moment
yaitu 0,729 dan jumlah N = 112 dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,186. Hasil
rhitung lebih besar daripada rtabel yang artinya terdapat hubungan penguasaan
5
kosakata dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus
Setya Secang kabupaten Magelang.
Dalam penelitian Damaris Simbolon yang berjudul “Hubungan
Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V
SDN 104204 Sambirejo Timur Tahun Ajaran 2017/2018”, penelitian
menggunakan jenis penelitian korelasi dengan teknik total sampling. Instrumen
yang digunakan yaitu tes, dengan tes validitas untuk penguasaan kosakata
menggunakan analisis product moment soal sebanyak 30 butir dimana 25 soal
dinyatakan valid sedangkan 5 soal dinyatakan tidak valid. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan penguasaan kosakata siswa yaitu 71,68
dan rata-rata kemampuan menulis puisi siwa yaitu 78,2. Dari data tersebut Rxy
atau rhitung mendapatkan nilai sebesar 0,797 dengan taraf signifikan 0,05 dan N =
48. Sehingga diperoleh hasil bahwa Rxy > rtabel (0,797 > 0,284). Dari hasil tersebut
dapat dihitung nilai domisili dari Rxy dengan rumus r2x100% sebesar 63,52%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa 63,52% kemampuan menulis puisi
dipengaruhi oleh penguasaan kosakata siswa sedangkan 36,48% dipengaruhi oleh
faktor lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam tentang Pengaruh Penguasaan Kosakata Siswa
Terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa
Tempur. Dengan harapan adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap
kemampuan menulis puisi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa besar hubungan penguasaan kosakata siswa dalam kemampuan
menulis puisi siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur?
2. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara penguasaan kosakata
siswa dan kemampuan menulis puisi pada kelas V sekolah dasar di desa
Tempur?
1.3 Tujuan Penelitian
6
1. Menemukan hubungan penguasaan kosakata siswa dalam kemampuan
menulis puisi siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur.
2. Menemukan korelasi yang signifikan antara penguasaan kosakata siswa
dan kemampuan menulis puisi pada kelas V sekolah dasar di desa
Tempur?
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis dan praktis kepada pihak yang bersangkutan.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat penambah wawasan dalam melakukan
penelitian yang sama yaitu penguasaan kosakata dan kemampuan
menulis puisi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah dalam bidang
pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
a. Dapat menjadikan siswa lebih mengenal ragam kosakata Bahasa
Indonesia dengan benar.
b. Meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Indonesia siswa.
c. Menyadarkan siswa bahwa pentingnya mempelajari kosakata
Bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan.
2. Bagi Guru
a. Sebagai informasi bagi guru bahwa pentingnya pembelajaran
kosakata Bahasa Indonesia kepada siswa.
b. Sebagai motivasi agar guru memberikan pengajaran kosakata baik
secara lisan maupun tertulis.
c. Sebagai motivasi guru mengajak siswa untuk membaca buku agar
menambah kosakata Bahasa Indonesia siswa.
3. Bagi Sekolah
7
a. Memberikan masukan kepada sekolah agar menyediakan
perpustakaan sehingga siswa dapat membaca buku untuk
menambah keragaman kosakata siswa.
4. Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini diharapkan peneliti sebagai calon guru SD dapat
memahami bahwa penguasaan kosakata bagi siswa itu penting. Hal ini
meningkatkan semangat peneliti untuk meneliti penguasaan kosakata yang
dimiliki oleh siswa. Kosakata yang didapatkan oleh siswa tidak hanya
sebagai komunikasi lisan maupun tertulis, tetapi juga menciptakan minat
dan kreasi siswa dalam membuat sebuah karya.
1.5 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang keliru dari pembaca dalam memahami
maksud yang terkandung dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penguasaan
Kosakata Siswa Terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar di Desa Tempur”, maka peneliti akan memberikan batasan
pengertian sebagai berikut:
1. Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata yang dimaksud oleh peneliti adalah kemampuan
siswa sekolah dasar dalam memahami dan mengungkapkan kata baik
secara lisan maupun tertulis. Kosakata yang dimiliki seseorang berfungsi
untuk memudahkan seseorang mengutarakan isi pikiran atau gagasan yang
dimilikinya sebagai alat komunikasi.
2. Kemampuan Menulis Puisi
Kemampuan menulis puisi yang dimaksud oleh peneliti adalah
kemampuan siswa sekolah dasar dalam menuangkan ide dan perasaannya
melalui tulisan yang berbentuk bait dan memiliki irama dalam
pelafalannya.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka dalam penelitian ini memuat beberapa hal pokok yaitu
deskripsi konseptual, penelitian relevan, kerangka berpikir dan hipotesis
penelitian. Deskripsi konseptual meliputi pengertian kosakata, penguasaan
kosakata, pembentukan kosakata, pengembangan kosakata, kemampuan menulis,
tujuan menulis, kemampuan menulis puisi, ragam dan unsur puisi, teknik
penulisan puisi, dan pembelajaran Blended Learning.
2.1 Deskripsi Konseptual
2.1.1 Pengertian Kosakata
Kosakata berkaitan erat dengan bahasa, kosakata memudahkan seseorang
dalam berbicara maupun memahami pembicaraan orang lain. Pada saat usia anak
memasuki dunia pendidikan kosakata yang dimiliki oleh anak telah mencapai
ribuan kata. Kosakata dalam KBBI adalah perbendaharaan kata atau banyaknya
kata yang dimiliki. Dalam Wikipedia kosakata adalah kumpulan kata yang
dimiliki seseorang yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Sebagaimana dikemukakan dalam Jana (2015) bahwa kosakata adalah dasar dari
setiap bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan ide, keinginan, harapan,
baik secara lisan maupun tertulis. Dalam Munirah dkk (2016) kosakata
merupakan keseluruhan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa baik lisan maupun
tertulis. Kosakata dasar (basic vocabulary) adalah kata-kata yang tidak mengalami
perubahan atau sedikit sekali berubah yang kemungkinannya diambil dari bahasa 9
lain. Kosakata dasar terdiri atas istilah kekerabatan, nama-nama anggota tubuh,
kata ganti dan penunjuk, kata bilangan pokok, kata kerja pokok, kata keadaan
pokok, dan benda-benda umum (Tarigan, 2015:3).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah
kumpulan kata untuk menyampaikan gagasan atau ide baik secara lisan maupun
tertulis yang dimiliki oleh seseorang. Kosakata merupakan dasar dari suatu bahasa
yang digunakan untuk menyusun kalimat.
Kosakata dalam dunia pendidikan sangat diperlukan siswa untuk
meningkatkan ragam bahasanya. Menurut Susanti (2016) tingkat pendidikan atau
intelejensi seseorang dapat dilihat dari penguasan kosakata yang dimilikinya.
Sedangkan Ramliyana (2016) menyatakan bahwa kosakata yang dimiliki oleh
seseorang dapat bertambah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
usia, menurutnya kosakata adalah kata yang terdapat pada suatu bahasa yang
dimiliki oleh seseorang dan dipakai dalam dunia ilmu pengetahuan. Kosakata
dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam melakukan pembelajaran, sehingga
guru sebagai fasilitator harus mengembangkan kosakata yang dimiliki siswanya,
salah satunya dengan cara memberikan bacaan.
2.1.2 Penguasaan Kosakata
Kosakata yang dimiliki oleh seseorang berbeda-beda, penguasaan kosakata
dapat dilihat dari penggunaan kata yang digunakan saat berbicara. Menurut Farida
dkk (2019) menyatakan bahwa mempelajari kosakata sangatlah penting karena
jika seseorang tidak bisa memahami kosakata, maka seseorang akan kesulitan
dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Fajriah
(2015) penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang menggunakan dan
memanfaatkan kata dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Sedangkan
Bakri (2019) menyatakan bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan dalam
menguasai sejumlah kosakata yang dikuasai seseorang untuk digunakan dengan
tepat, baik secara pasif-reseptif maupun secara produktif-aktif. Adhani (2017:3)
menyatakan bahwa kosakata aktif adalah kosakata yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam berbicara maupun menulis contohnya pada surat
10
kabar, majalah dan buku, sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang
diketahui orang bahkan tidak pernah digunakan dalam kehidupan sehari-hari
contohnya pada buku sastra atau teks kuno. Menurut Djiwandono dalam (Firman,
2019) menyatakan bahwa penguasaan kosakata pasif-perseptif merupakan
pemahaman kata yang memiliki makna khusus dan hanya diketahui oleh sebagian
orang tetapi tidak dapat digunakan secara wajar, sedangkan penguasaan kosakata
aktif-produktif adalah pemahaman kata yang maknanya bersifat universal dan
digunakan secara wajar.
Berikut ini contoh kata-kata aktif dan pasif.
Tabel 2.1 contoh kata-kata aktif dan pasif
No Kata Aktif Kata Pasif
1 Akhir Purna
2 Anak Rini
3 Angin Bayu, Pawana
4 Awal Purba, Purwa
5 Malam Ratri
6 Ilmu Widya
7 Kasih Asih
8 Menang Jaya
9 Bulan Candra
10 Duduk Bersemayam
11 Bagus Elok
12 Berkata Bertitah
13 Gunung Ardi
11
14 Muka Durja
15 Sambil Seraya
Sumber: diadaptasi dari Agnes, A. (2017). Kosakata Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Textium.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata
adalah kemampuan seseorang memanfaatkan kata dalam menuangkan ide dan
gagasannya baik secara lisan maupun tulisan. Kosakata dibagi menjadi dua yaitu
kosakata aktif dan pasif. Penguasaan kosakata dapat dilakukan dengan cara
membaca, mendengar maupun menyimak.
2.1.3 Pembentukan Kosakata
Dalam Adhani (2017:9) menurut wujudnya kosakata terdiri dari beragam
bentuk yaitu kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata serta singkatan
dan akronim.
a. Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata yang belum terdapat imbuhan kata, biasanya
terdiri dari satu kata seperti makan, minum, pintar, belajar, mandi, tidur dan lain
sebagainya.
b. Kata Turunan
Kata turunan adalah kata yang mendapatkan imbuhan seperti ber-, ter-, -an, -
kan pem-an, ber-kan, dan lain-lain. Contohnya yaitu bermain, terduga, makanan,
berikan, pembuatan, berdasarkan dan lain sebagainya.
c. Bentuk Ulang
Bentuk ulang adalah hasil kaya yang diucapkan secara berulang biasanya
mempunyai arti jumlah yang banyak seperti pada kata anak maka kata tersebut
menunjukkan satu anak sedangkan pada kata anak-anak menunjukkan bahwa
terdapat beberapa anak atau lebih dari satu anak.
d. Gabungan Kata
12
Gabungan kata adalah dua kata yag memiliki arti berbeda ketika digabungkan
akan mendapatkan arti baru contohnya yaitu orangtua, kacamata, matahari dan
lain sebagainya.
e. Singkatan dan akronim
Singkatan adalah satu atau beberapa huruf yang digunakan dalam tulisan dan
memiliki arti.
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan atau jabatan misalkan A.H.
Ubaidillah (Ahmad Hasan Ubaidillah), Prof. Dr. Listyani (Profesor Doktor
Listyani), Bpk (Bapak).
2. Singkatan resmi lembaga pemerintah, organisasi, serta nama dokumen
resmi, misalkan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) PT (Perguruan Tinggi/
Perseroan Terbatas) KTP (Kartu Tanda Penduduk).
3. Singkata berupa gabungan huruf misalkan tp (tapi), no (nomor).
4. Singkatan dua huruf misalkan a.n (atas nama), d.a (dengan alamat).
5. Singkatana lambang, kimia, ingkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
mata uang seperti cm (centimeter), kg (kilogram), Rp (rupiah).
Akronim adalah singkatan dari beberapa kata yang digunakan sebagai sebuah
kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dengan huruf
kapital seperti SIM (Surat Izin Mengemudi)
2. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur dengan
huruf awal kapital contohnya Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah).
3. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari beberapa kata
ditulis dengan kuruf kecil contohnya pemilu (pemilihan umum).
2.1.4 Pengembangan Kosakata
Dalam Tarigan (2015:19) menyatakan bahwa pengembangan kosakata
dapat dikategikan sebagai berikut:
1. Ujian sebagai pengajaran, misalkan menjodohkan kata yang tepat.
2. Petunjuk konteks, misalnya mengisi kalimat rumpang.
3. Sinonim, antonym dan homonim.
13
Sinonim seperti kata lembut sama dengan halus,
Antonim seperti kata lembut berlawanan dengan kasar,
Homonim seperti kata halus yang berarti tidak kasar atau sangat kecil.
4. Asal usul kata, misalkan kata etimologi yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu etymos = kata dan logos = ilmu.
5. Prefiks atau awalan, misalkan imbuhan kata se- pada kata seorang yang
berarti satu orang.
6. Sufiks atau akhiran, misalkan imbuhan –an pada kata lapangan yang
berarti tempat.
7. Akar kata, misalkan pada kata tas dapat berupa pentas, batas, pantas, atas,
utas.
8. Ucapan dan ejaan, misalkan pada kata petani maka akan dieja pe-ta-ni.
9. Semantik, misalkan pada kata pemilu yang berarti pemilihan umum.
10. Majas, seperti pada majas hiperbola yaitu memeras keringat yang artinya
kerja keras.
11. Sastra dan pengembangan kosakata seperti pada kata indah permai.
12. Penggunaan kamus seperti kata ca.bai n 1 Tanaman perdu yang buahnya
berbentuk bulat panjang yang ujungnya meruncing, apabila sudah tua
berwarna merah kecokelatan atau hijau tua; Lombok; Capsicum annuum;
2 Buah cabai (biasa dibuat sambal atau campuran sayur)
13. Permainan kata, seperti pada teka teki silang.
Kosakata yang dimiliki oleh seseorang dapat diuji melalui pengujian
kosakata. Tarigan (2015:23) menyatakan bahwa pengujian kosakata pada
dasarnya terdapat 4 cara yaitu:
a. Identifikasi, yaitu menemukan kata yang sesuai dengan penggunaannya.
b. Pilihan ganda, yaitu memilih kata yang tepat sesuai dengan kata yang
diujikan dari beberapa pilihan kata.
c. Menjodohkan, yaitu mencocokkan kata antara jalur kiri dengan kanan
yang berhubungan.
d. Memeriksa, memeriksa kata yang diketahui atau tidak diketahui dan
menuliskannya kembali.
14
2.1.5 Kemampuan Menulis
Kemampuan atau dalam bahasa inggris disebut sebagai ability.
Kemampuan dalam KBBI adalah kecakapan, kesanggupan, atau kekuatan. Dalam
Wikipedia kemampuan diartikan sebagai daya tampung seseorang dalam
melakukan beragam pekerjaan pada suatu pekerjaan, atau dapat diartikan sebagai
sebuah penilaian atas apa yang dapat dilakukan individu. Menurut Eliana (2016)
kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu sebagai
hasil latihan dalam upaya mencapai tujuan. Menurut Handayani (2021)
kemampuan merupakan kecerdasan diri yang dimiliki oleh seseorang berupa sikap
alami dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan Suhayah dan Titi Rachmi
(2017) kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam melakukan
kegiatan secara terus menerus untuk mengembangkan aktivitasnya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dengan melakukan
sesuatu secara terus menerus dan berkesinambungan. Kemampuan dan
keterampilan memiliki definisi yang berbeda, kemampuan merupakan kapasitas
yang dimiliki setiap individu untuk melakukan beragam tugas dalam pekerjaan
sedangkan keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
pekerjaan supaya lebih cepat dan mudah atau disebut dengan skill.
Dalam pengajaran bahasa menulis merupakan salah satu kemampuan
berbahasa selain kemampuan membaca, berbicara dan menyimak. Dalam Yanti
dkk (2018) menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan secara
tertulis. Menurut Erliana (2016) menulis merupakan kegiatan menyampaikan
pikiran secara tertulis yang bertujuan untuk dinikmati oleh pembacanya.
Sedangkan menurut Gunawan (2019) menyatakan bahwa menulis adalah proses
membuat karya tulisan yang berisi gagasan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses
merangkai kata untuk mengutarakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Menulis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang sejak dini
dan dapat ditingkatkan menjadi suatu keahlian.
15
Kemampuan menulis merupakan memampuan menyampaikan gagasan,
perasaan dan pengalaman kepada orang lain menggunakan bahasa tulis.
Kemampuan menulis meliputi 3 aspek yaitu, aspek isi, aspek retorika dan aspek
kebahasaan. Aspek isi adalah ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk
karya seni, aspek retorika adalah pemakaian bahasa dalam membuat karya seni,
sedangkan aspek kebahasaan adalah ketepatan dalam ucapan dan ketepatan
pemilihan kata (Munirah dkk, 2016).
2.1.6 Tujuan Menulis
Yunus (2015:26) menyatakan bahwa ada beberapa macam tujuan menulis
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana untuk menceritakan sesuatu.
2. Sebagai alat untuk menginformasikan sesuatu kepada pembaca.
3. Sebagai sarana untuk membujuk pembaca agar pembaca melakukan hal
yang disajikan dalam tulisan.
4. Sarana edukasi untuk mendidik pembaca.
5. Tulisan yang bersifat menyenangkan dapat menghibur pembaca.
6. Memotivasi pembaca agar bertindak lebih baik.
7. Sebagai perantara untuk mengekspresikan perasaan dan emosi.
2.1.7 Kemampuan Menulis Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu poieo atau poio yang
berarti saya membuat dan dijabarkan menjadi seni tertulis. Dalam Wikipedia puisi
merupakan karya sastra seseorang yang menggunakan pemilihan kata (diksi) dan
pola tertulis untuk menyampaikan sebuah pesan. Sedangkan dalam KBBI puisi
merupakan sastra yang tersusun dari larik dan bait serta menggunakan pelafalan
irama, ritma, dan rima; perbuatan mengarang dalam bahasa yang katanya dipilih
dan ditata agar mempertegas kesadaran orang dalam membacanya dan
menggunakan tanggapan khusus dalam penataannya melalui bunyi, irama, dan
pesan khusus; sajak yang artinya bentuk karya sastra yang penempatan katanya
secara berbaris dan terikat. Puisi adalah bahasa perasaan yang dipadupadankan
16
dengan kata-kata sehingga menimbulkan makna mendalam dan mengandung
keindahan. Menurut Kosasih (2016:59) puisi merupakan bentuk karya sastra
dengan menggunakan kata-kata indah dan bermakna mendalam. Senada dengan
Kosasih menurut Mabruri (2020) puisi adalah suatu karya yang menggunakan
susunan bahasa yang padat dan indah untuk menggambarkan ekspresi seorang
pengarang. Sulkifli dkk (2016) juga menyatakan bahwa puisi adalah kata yang
memadukan bahasa perasaan dengan respon yang mendalam.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan
salah satu karya sastra yang menggambarkan ekspresi pengarang menggunakan
bahasa yang indah dan bermakna. Puisi dapat dikatakan sebagai pengungkapan
diri seseorang melalui tulisan.
Sulkifli dkk (2016) menulis puisi adalah kegiatan kreatif berupa proses
berpikir atau proses penyair menceritakan suatu objek seni dengan kata-kata yang
bersifat tersirat. Menurut Nasution (2020) menulis puisi merupakan kegiatan
mengekspresikan perasaan berdasarkan pengalaman melalui tulisan. Dalam
Saputra (2019) menulis puisi merupakan kegiatan mengekspresikan pikiran dan
perasaan berbentuk karangan yang utuh dan bermakna melalui tulisan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis puisi adalah
kegiatan mengekspresikan diri melalui kata-kata berbentuk sastra yang memiliki
keindahan dan bermakna. Penulis puisi dapat pengalaman hidupnya melalui
sebuah puisi dengan pemilihan kata yang indah.
2.1.8 Ragam dan Unsur Puisi
Aminuddin (2013:134) menyatakan bahwa ragam puisi ditinjau dari
bentuk maupun isi adalah sebagai berikut:
1. Puisi epik, yaitu puisi yang bertemakan kepahlawanan. Puisi epic
dibedakan atas puisi folk epic (nilai akhir puisi yang dinyanyikan) dan
puisi literary epic (nilai akhir puisi dibaca atau dipahami maknanya).
2. Puisi naratif, yaitu puisi yang bertemakan peristiwa cerita. Puisi naratif
dibedakan atas folk ballad dan literary ballad.
17
3. Puisi lirik, yaitu puisi yang menceritakan tentang pengalaman dan
perasaan penyair.
4. Puisi dramatic, yaitu puisi yang menggambarkan perilaku seseorang
sehingga mengandung kisah.
5. Puisi didaktik, yaitu puisi yang bertemakan nilai pendidikan.
6. Puisi satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran tentang kehidupan.
7. Romance, yaitu puisi yang bertemakan kasih saying.
8. Elegi, yaitu puisi yang mengandung kesedihan.
9. Ode, yaitu puisi yang mengandung pujian untuk seseorang yang berjasa.
10. Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan.
Seperti yang dinyatakan oleh Aminuddin (2013:136) dalam bukunya
bahwa unsur-unsur puisi meliputi:
1. Bunyi
a. Rima, yaitu persamaan bunyi dalam larik puisi.
b. Irama, yaitu paduan bunyi yang menyebabkan unsur musikalisasi pada
puisi.
c. Ragam bunyi meliputi bunyi euphony (bunyi yang memiliki akhiran
huruf vocal yang dapat mengekspresikan kegembiraan seperti tertawa,
bahagia, dan lain-lain), bunyi cacophony (bunyi yang dapat
mengekspresikan ketenangan, biasanya berakhiran kata konsonan
seperti kata sedih) dan bunyi anamatope (bunyi yang memberikan
pengaruh suara sebenarnya misalkan pada suara titik air hujan).
2. Kata dalam puisi
a. Lambang, yaitu kata yang mempunyai makna leksikal.
b. Utterance atau indice, yaitu kata yang memiliki makna sesuai dengan
keberadaan dalam kalimat.
c. Simbol, kata yang mengandung makna ganda.
3. Larik dan baris dalam puisi, yaitu kesatuan yang lebih besar dari kata dan
mendukung makna dalam puisi.
4. Bait dalam puisi, yaitu lebih besar dari larik yang membentuk satuan
makna dalam puisi.
18
5. Tipografi dalam puisi, yaitu cara penulisan yang berbeda sehingga
menampilkan bentuk berbeda.
Sedangkan menurut Kosasih (2012:91) unsur-unsur puisi meliputi unsur fisik
dan unsur batin.
1. Unsur Fisik
a. Diksi (pemilihan kata)
Kata konotasi, adalah kata yang memiliki makna tidak sebenarnya.
Tabel 2.2 Contoh Kata Konotasi
Kata Dasar Arti
Jejak kaki Tapak Pengalaman Hidup
Jalan Tempat untuk melintas Alur Kehidupan
Diserap Masuk ke dalam lubang
kecil
Dimanfaatkan
Akar Bagian terbawah dari
pohon
Awal kehidupan
Sumber: diadaptasi dari Kosasih, E. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan
Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Kata-kata berlambang, adalah gambar, tanda atau kata yang memiliki arti
tertentu.
b. Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah susunan kata yang menimbulkan khalayan. Seperti
pada kata melihat benda-benda atau mendengarkan suara.
c. Kata konkret
Kata konkret merupakan kata yang nyata atau jelas sehingga pembaca
dapat merasakan secara jelas puisi yang dibacanya.
d. Bahasa figuratif (majas)
19
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu
dalam membuat puisi.
e. Rima/ ritma
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi sedangkan ritma adalah
pengulangan kata atau kalimat dalam bait puisi.
f. Tata wajah (tipografi)
Tipografi adalah teknik yang digunakan dalam menata dan memilih huruf
dengan indah.
2. Unsur batin
a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok penyair yang diungkapkan dalam puisi.
b. Perasaan
Perasaan yang ada pada puisi merupakan penyampaian ekspresi penyair
yang dituangkan dalam kata-kata yang indah.
c. nada dan suasana
Nada merupakan sikap tertentu penyair terhadap pembaca seperti bersikap
menyindir, menasehati, atau menggurui. Sedangkan suasana adalah akibat
yang dirasakan pembaca setelah membaca puisi tersebut.
d. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
2.1.9 Teknik Penulisan Puisi
Menurut Sugiarto (2015:39) teknik penulisan puisi untuk pemula adalah
sebagai berikut:
1. Berlatih menulis puisi dengan bantuan puisi
a. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari referensi puisi
sesuai dengan tema yang akan di tulis. Misalkan pada puisi Chairil
Anwar yang berjudul Ibu yang Hebat.
Tuhan mencintakan ibu yang sangat hebat
Ibu yang sangat cantik dan bijaksana
Ibu yang memiliki sayap terindah
20
Malaikat saja takjub dengan senyumnya
Senyum seperti cahaya
Hatinya seperti emas
Matanya terpancar sinar yang indah
Ibu yang hebat untukku dan keluargaku
b. Selanjutnya penggal beberapa baris puisi berdasarkan kalimat yang
terdapat ide.
Tuhan mencintakan ibu yang sangat hebat
Ibu yang sangat cantik dan bijaksana
……………………………………..
…………………………………….
Senyum seperti cahaya
Hatinya seperti emas
…………………………………….
…………………………………….
c. Isi bagian kosong dengan kata-kata sendiri.
d. Jika bagian kosong sudah diisi dengan kata-kata sendiri selanjutnya
hapus bagian puisi asli.
e. Setelah menjadi puisi utuh dengan kata-kata sendiri, periksa kembali
puisi.
f. Jika puisi sudah baik berikanlah judul.
2. Berlatih menulis puisi dengan bantuan catatan pribadi
a. Buatlah catatan berdasarkan pengalaman.
b. Buanglah kalimat yang dianggap kurang penting.
c. Setelah tersisa beberapa kalimat selanjutnya buanglah kata-kata yang
kurang penting sehingga tersisa kalimat-kalimat inti.
d. Selanjutnya susun kalimat menjadi baris.
e. Padatkan baris dengan cara membuang kata yang dianggap tidak perlu.
21
f. Setelah menjadi sebuah puisi selanjutnya beri judul yang tepat.
2.1.10 Pembelajaran Blended Learning
Dalam etimologi Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended
yang artinya campuran dan Learning yang artinya pembelajaran. Menurut
Banggur dkk (2015) pembelajaran Blended Learing adalah model pembelajaran
yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan menurut Widiara (2018)
pembelajaran Blended Learning merupakan strategi belajar mengajar berbasis
tatap muka dan teknologi informasi yang dilakukan secara daring untuk mencapai
tujuan belajar. Menurut Rachman (2019) Blended Learning merupakan
pembelajaran yang dapat dilakukan siapa saja, dimana saja dan kapan saja dengan
mengabungkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran e-learning. Sedangkan
menurut Usman (2018) Blended Learning adalah penggabungan pembelajaran di
kelas (tradisional) dan pembelajaran teknologi informasi (online).
Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Blended Learning adalah penggabungan antara model pembelajaran
tatap muka dan model pembelajaran online (daring). Pembelajaran tatap muka
merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan bertemu secara langsung baik
di kelas maupun di luar kelas sedangkan pembelajaran online (daring) adalah
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan informasi
secara online dengan menggunakan koneksi internet.
Menurut Khoiroh dkk (2017) tujuan pembelajaran Blended Learning
adalah sebagai berikut:
Perkembangan peserta didik menjadi lebih baik dalam proses belajar.
Peluang pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang
secara praktis-realistis baik bagi pengajar maupun siswa.
Penggabungan pembelajaran tatap muka dan online dapat meningkatkan
penjadwalan yang fleksibilitas.
Menurut Usman (2018) kelebihan dan kelemahan pembelajaran Blended
Learning adalah sebagai berikut:
22
Kelebihan
a. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
b. Pembelajaran secara mandiri.
c. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
d. Pembelajaran lebih mudah.
Kekurangan
a. Jika sarana dan prasarana tidak mendukung penggunaan media yang beragam
akan sulit diterapkan.
b. Jika jaringan kurang memadai maka akan menyulitkan siswa.
c. Masyarakat yang kurang memahami teknologi.
d. Fasilitas pembelajaran kurang seperti computer dan internet.
e. Penggunaan model pembelajaran Blended Laernig memerlukan strategi
pembelajaran yang tepat.
2.2 Penelitian Relevan
Berdasarkan studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang
diharapkan dalam skripsi yang telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu. Fakta-fakta atau data yang dikemukakan diambil dari sumber-sumber
aslinya. Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan kajian
pustaka penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pada penelitian yang dilakukan oleh Marlina Bakri pada tahun 2019
dengan judul “The Effect of Vocabulary Matery On The Poetry Writing Skills”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata
terhadap keterampilan menulis puisi. Metode yang digunakan penelitian
kuantitatif korelasional dengan teknik analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Papolo dengan sampel 176 siswa.
pengumpulan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Data yang
diambil dengan menggunakan teknik tes, analisis data menggunakan analisis
inferensial dan data diolah dengan menggunakan SPSS. Dari hasil perhitungan
statistic dengan bantuan SPSS variabel penguasaan kosakata memiliki nilai rata-
23
rata 68,77 dengan standar deviasi 5,416, nilai median 69 dan nilai mode 67.
Sedangkan dalam perhitungan statistic dengan bantuan SPSS variabel
keterampilan menulis puisi memiliki nilai rata-rata 83,16 dengan standar deviasi
6,073, nilai median 83 dan nilai mode 81. Dari hasil analisis tersebut didapatkan
hasil penelitian yaitu adanya hubungan antara penguasaan kosakata (X) dan
keterampilan menulis puisi (Y) yaitu 19,9%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap keterampilan menulis puisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Gugun Gunawan pada tahun 2019 dengan
judul “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Puisi Pada
Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Cigudeg Bogor”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bahwa kegiatan menulis membutuhkan suatu
penguasaan kosakata yang baik. Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan
metode penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
IIS SMAN 1 Cigudeg Bogor dengan sampel 40 siswa. teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Data yang diambil
menggunakan tes tertulis. Dalam menguji hubungan kedua variabel peneliti
mendapatkan hasil r xy = 0,520. Dengan r tabel pada taraf signifikan yaitu 0,403.
Dengan kata lain r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga (0,520) > (0,403).
Maka koefisien korelasi yaitu postif atau dapat dikatakan terdapat hubungan
antara penguasaan kosakata siswa dengan kemampuan menulis puisi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mursalim Nur, Burhanuddin,
Misnah Mannahali pada tahun 2021 yang berjudul “Hubungan antara Penguasaan
Kosakata dengan Keterampilan Menulis Puisi Bahasa Jerman”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan data hubungan antara penguasaan
kosakata dengan keterampilan menulis bahasa Jerman pada siswa kelas XI MAN
1 Makasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis korelasi product moment. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 30 siswa dari kelas XI MAN 1 Makasar. Hasil analisis dari penelitian
ini ditunjukkan melalui rhitung yang mendapatkan hasil 0,108. Dengan N=30 pada
taraf signifikan 5% mendapatkan rtabel sebesar 0,361 yang artinya rhitung (0,108) ≤
24
rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis puisi bahasa Jerman.
Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan PenelitianRelevan dengan Penelitian Peneliti
No Peneliti Judul Metode Persamaan Perbedaan
1 Marlina
Bakri
The Effect
of
Vucabular
y Matery
On The
Poetry
Writing
Skills
Kuantitatif
Korelasional
Tujuan dari
penelitian
sama dengan
peneliti yaitu
mengetahui
pengaruh
penguasaan
kosakata
dengan
menulis puisi.
Metode
penelitian yang
digunakan
sama yaitu
korelasi.
Populasi
dilakukan pada
siswa SMA
sedangkan
peneliti
menggunakan
populasi siswa
SD.
2 Gugun
Gunawan
Hubungan
Penguasaan
Kosakata
dengan
Kemampua
n Menulis
Puisi Pada
Kuantitatif
Korelasional
Ruang lingkup
penelitian
sama yaitu
meneliti
tentang
penguasaan
kosakata
Populasi
penelitian
menggunakan
siswa SMA
sedangkan
peneliti
menggunakan 25
Siswa
Kelas X
IIS SMA
Negeri 1
Cigudeg
Bogor
terhadap
kemampuan
menulis puisi.
Variabel sama
yaitu
penguasaan
kosakata dan
kemampuan
menulis puisi.
Metode
penelitian
sama yaitu
menggunakan
penelitian
korelasi.
siswa SD.
3 Mursalim
Nur,
Burhanuddi
n, Misnah
Mannahali
Hubungan
antara
Penguasaan
Kosakata
dengan
Keterampil
an Menulis
Puisi
Bahasa
Jerman
Kuantitatif
Korelasional
Metode
penelitian
sama yaitu
menggunakan
analisis
korelasi
Product
Moment.
Pengumpulan
data sama
menggunakan
teknik tes.
Populasi
menggunakan
siswa SMA
sedangkan
peneliti
menggunakan
siswa SD.
Sumber: Peneliti (2021)
26
2.3 Kerangka Berpikir
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan selain
kemampuan mendengarkan, membaca, menyimak, yang harus dimiliki oleh siswa.
Kemampuan ini dilatih seiringan dengan kemampuan membaca. Pada siswa kelas
V kemampuan menulis yang dipelajari beraneka ragam salah satunya adalah
menulis puisi. Penulisan puisi yang baik harus dapat memadupadankan keserasian
kata-kata dan kedalaman maknanya. Hal ini mengharuskan siswa memahami
kosakata yang beragam agar dapat memudahkan siswa dalam membuat puisi
dengan kata yang indah saat dibaca.
Penguasaan kosakata yang baik haruslah sesuai dengan indikator
penguasaan kosakata. Dalam kemampuan menulis puisi kosakata yang digunakan
siswa adalah aktif produktif. Menurut Djiwandono dalam (Firman, 2019)
menyatakan bahwa indikator penguasaan kosakata aktif-produktif yaitu
menyebutkan kata sesuai makna, sinonim, antonim, dan melengkapi kata.
Indicator tersebut harus dikuasai oleh siswa agar memiliki penguasaan kosakata
yang baik.
27
Tes sesuai dengan indikator penguasaan kosakata:
Menyebutkan kata sesuai makna
Sinonim Antonim Melengkapi kata
Penguasaan Kosakata
Tingkat penguasaan kosakata tinggi
Tingkat penguasaan kosakata rendah
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
a. Hipotesis Kerja (Ha)
”Adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi pada siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur”.
b. Hipotesis Nol (H0)
“Tidak adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi pada siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur”.
28
Penguasaan kosakata yang baik memudahkan siswa dalam
membuat puisi
Penguasaan kosakata yang rendah menjadikan siswa kesulitan dalam
membuat puisi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih satu tahun tepatnya pada
pertengahan tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2021, meliputi kegiatan
persiapan hingga pelaksanaan. Rangkaian penelitian dilaksanakan pada semester
genap MI Al- Anwar, SD 02N dan SDN 03 di Desa Tempur, Kecamatan Keling
Kabupaten Jepara.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantititatif berdasarkan pada
tipe penelitian korelasional. Menurut Purwanto (2011:47) penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang menggunakan cara pengukuran dalam pengumpulan
datanya. Sedangkan penelitian kuantitaif tipe korelasi menurut Kasmadi dan
Sunariah (2016:64) adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan
antar variabel.
Terdapat beberapa macam penelitian korelasi yaitu korelasi product moment
(Pearson), korelasi Spearman, korelasi Parsial dan korelasi Ganda. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan korelasi product moment. Korelasi product
momen adalah korelasi yang digunakan jika penelitian menggunakan data diskrit
atau data kontinu.
3.3 Populasi dan Sampel29
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari subjek penelitian meliputi kualitas
dan karakteristik yang hendak diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas 5 MI Al-Anwar Tempur yang berjumlah 20 siswa, SD N 02 Tempur
yang berjumlah 12 siswa dan seluruh siswa kelas 5 dan SD N 03 Tempur yang
berjumlah 7 siswa.
Sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti. Menurut Sugiyono
(2016:90) ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Sampel yang layak untuk penelitian adalah antara 30 sampai 500 sampel.
2. sampel yang terbagi dalam kategori, maka setiap kategori minimal
mempunyai 30 sampel.
3. Penelitian yang menggunakan analisis multivarian maka jumlah sampel 10
kali dari jumlah variabel, misalkan terdapat 5 variabel (dependent dan
independent) maka jumlah sampel adalah 10x5=50 sampel.
4. Penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, masing-masing kelompok menggunakan sampel 10
sampai dengan 20.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling
jenuh. Sampling jenuh (sensus) merupakan teknik pengambilan sampel yang
menggunakan seluruh populasi sebagai sampel, hal ini dikarenakan jumlah
populasi kurang dari 30 orang. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas 5 SD N 02 Tempur dan SD N 03 Tempur yang berjumlah 39 siswa.
3.4 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam mengumpulkan
informasi dari lapangan. Sumber data diperoleh dari sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang memberikan data secara
langsung, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang memberikan data
secara tidak langsung seperti melalui dokumen atau orang lain (Sugiyono,
2016:137).
30
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi.
1. Wawancara
Menurut Siregar (2015:40) wawancara merupakan proses mencari
informasi/data dengan melakukan Tanya jawab. Wawancara dilakukan untuk
menemukan permasalahan yang harus di teliti. Wawancara dibagi menjadi 2 yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara struktur
adalah wawancara yang dilakukan jika peneliti telah mengetahui informasi yang
akan diperoleh, misalkan pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak. Sedangkan
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan bebas
tanpa terikat dengan pedoman wawancara.
Pada penelitian ini teknik wawancara menggunakan wawancara tidak
berstruktur dimana responden memberikan jawaban yang berkaitan dengan
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara ini digunakan untuk
mendapatkan informasi yang kebih mendalam tentang masalah yang akan diteliti.
2. Tes
Tes adalah pemberian soal kepada peserta didik untuk dikerjakan agar
mendapatkan data yang valid. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
intelegensi dan tes kemampuan. Tes intelegensi digunakan untuk mengukur IQ
seseorang dengan memberikan tugas, sedangkan untuk tes kemampuan digunakan
untuk mengukur perbandingan kemampuan menulis puisi.
Pada awal penelitian siswa diberikan tes yang berupa pertanyaan tentang
kosakata pada puisi. Kemudian untuk mengetahui kemampuan menulis puisi
siswa, setelah memberikan tes intelegensi, peneliti memberikan tes kemampuan
kepada siswa untuk menulis sebuah puisi dengan tema keindahan alam.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dalam pengumpulan data berupa
penggunaan dokumen sebagai bukti akurat untuk memperoleh informasi.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa data siswa kelas V di SDN 02 Tempur
dan SDN 03 Tempur.
31
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Variabel Penelitian
Pada sebuah penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
atau memberikan perubahan kepada variabel terikat. Sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadikan akibat dari penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan kosakata sebagai variabel bebas
(X) dan kemampuan menulis puisi sebagai variabel terikat (Y). Berikut skema
hubungan dari kedua variabel.
Gambar 3.1 Skema Hubungan Dua Variabel
Keterangan:
X = Penguasaan kosakata
Y = Kemampuan menulis puisi
= Hubungan variabel X dan variabel Y
Pada variabel bebas yaitu penguasaan kosakata diukur dengan tes yang
dinyatakan dalam bentuk angka dengan jumlah soal tes sebanyak 20 soal. Soal
tersebut berisi menyebutkan kata sesuai makna sebanyak, sinonim, antonim dan
melengkapi kata. Sedangkan pada variabel terikat yaitu kemampuan menulis
puisi, seseorang harus mengetahui apa saja yang dilakukan ketika menulis puisi
agar puisi tersebut menjadi baik. Indikator dalam kemampuan menulis puisi
antara lain adalah:
a. Diksi (pemilihan kata)
b. Pengimajinasian
c. Kata konkret
d. Bahasa figuratif (majas)
Dalam penelitian ini kemampuan siswa dalam menulis puisi yang akan
diteliti adalah:
a. Kemampuan siswa dalam memilih kata
32
X Y
b. Kemampuan siswa dalam merangkai kata menjadi baris puisi
c. Kemampuan siswa menggunakan imajinasinya
3.5.2 Jenis Instrumen dan Skala Pengukuran
1. Jenis Instrumen
Penelitian ini menggunakan instrumen tes dan instrumen non tes.
a.Instrumen tes
Instrument tes berupa pemberian tes yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan menulis puisi berdasarkan tingkat penguasaan kosakata siswa.
Jenis tes yang digunakan merupakan tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda.
b. Instrumen non tes
Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti
dan pembelajaran yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19.
Wawancara merupakan kegiatan melakukan tanya jawab untuk mecari data
dari responden. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara.
Sedangkan dalam dokumentasi digunakan beberapa dokumen untuk
mendapatkan data sebagai pembuktian dalam penelitian yang alamiah, stabil
dan tidak reaktif.
2. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio dimana dalam
penskoran tes menggunakan 0 mutlak. Sedangkan untuk mengukur kemampuan
menulis puisi siswa yaitu menggunaka skala ordinal yaitu mempunyai gradasi
jawaban dari sangat positif sampai sangat negatif maupun sebaliknya.
3.5.3 Tahapan Pengembangan Instrumen
1. Kisi-kisi instrumen
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum
Variabel Sumber Data Metode Instrumen
Penguasaan
Kosakata
Siswa Tes Soal tes
33
Kemampuan
Menulis Puisi
Siswa Tes Soal tes
Guru Wawancara Pedoman
wawancara
Sumber: Peneliti (2021)
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata
Variabel Indikator
Variabel
Jumlah Soal Nomor Soal
Penguasaan
Kosakata
Menyebutkan kata
sesuai makna
7 1, 5, 10, 15, 19,
22, 29
Sinonim 8 2, 6, 9, 13, 16,
20, 23, 26
Antonim 8 4, 7, 11, 14, 18,
21, 25, 28
Melengkapi kata 7 3, 8, 12, 17, 24,
27, 30
Sumber: Peneliti (2021)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Menulis Puisi
No Aspek yang Diamati Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1 Diksi (Pemilihan Kata)
2 Pengimajinasian
3 Kata Konkret
4 Bahasa Figuratif (Majas)
34
Sumber: Peneliti (2021)
Keterangan:
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Baik Sekali
2. Pengujian validitas
Validitas adalah suatu cara untuk menunjukkan kelayakan alat ukur yang
dijadikan sebagai pengukuran sesuatu. Menurut Sugiyono (2016:125) validitas
dibagi menjadi 3 jenis yaitu validitas isi, validitas kontruksi dan validitas
eksternal.
a. Validitas Isi
Validitas isi adalah membandingkan isi instrumen tes dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan. Kemudian intrumen tes
dikonsultasikan dan diujicobakan. Kriteria untuk instrumen validitas isi
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Instrumen Validitas Isi
No Kriteria instrumen validitas isi
1 Memuat petunjuk mengerjakan soal
2 Memuat identitas peserta
3 Kesesuaian soal dengan tingkat berpikir siswa
4 Terdapat kriteria penskoran dan penilaian
5 Kunci jawaban sesuai dengan pertanyaan
6 Butir soal tidak tergantung dengan soal lainnya
7 Kesesuaian bahasa yang digunakan jelas, mudah dipahami dan
tidak bermakna ganda
35
Sumber : diadaptasi dari Nurgiyantoro (2014:24)
Validitas soal tes dapat diukur dengan menjumlahkan skor dari
validator dan di rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
Skor rata-rata: Σ skor dari semua validator
Σ validator
Instrumen penelitian dikatakan valid jika validator telah
menyatakan kesesuaian antara isntrumen dengan kriteria yang telah
ditentukan. Adapun penskoran dari validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Skor Uji Validitas Isi
Skor Kriteria Keterangan
28-21 Sangat Baik Soal dapat digunakan tanpa revisi
20-14 Baik Soal dapat digunakan dengan sedikit revisi
13-7 Cukup Soal dapat digunakan dengan banyak
revisi
7-0 Kurang baik Soal belum dapat digunakan dan masih
memerlukan bimbingan
Sumber: Peneliti (2021)
Berdasarkan pada penilaian validitas isi dari validator yaitu guru
kelas V Sekolah Dasar menunjukkan bahwa jumlah skor dari setiap item
penilaian berjumlah 26 poin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tes
layak untuk digunakan tanpa adanya revisi.
b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal merupakan uji coba yang dilakukan kepada
bukan subjek penelitian. Uji coba dilakukan pada kelas V di SDN
Damarwulan. Berdasarkan pada uji coba yang dilakukan kepada 21
orang menyatakan bahwa dari 30 soal terdapat 10 soal yang tidak valid.
36
Sehingga peneliti hanya menggunakan 20 soal untuk penelitian yaitu
pada nomor 1,2,4,5,6,7,11,12,14,15,16,17,19,20,21,23,25,26,28,29.
3. Penghitungan reliabilitas
Reabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes, yaitu sejauh mana tes dapat
dipercaya untuk mengukur sesuatu dan tidak berubah-ubah meskipun dilakukan
ditempat yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2016:130) dalam melakukan
pengujian reabilitas pada sebuah instrumen dilakukan secara internal dan
eksternal. Reabilitas yang digunakan pada peneitian ini selain menggunakan
SPSS statistic 21 juga dapat menggunakan reabilitas Alpha Cronbach dengan
rumus sebagai berikut:
r11=[ kk−1 ][1−
Σ σb2
σ t2 ]
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas instrument
k = Jumlah butir pertanyaan
Σ σb2 = Jumlah varian butir
σ t2 = Varian total
Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil nilai Alpha Cronbach > 0,70
sedangkan jika hasil nilai Alpha Cronbach < 0,70 maka tes soal tidak reliabel.
3.6 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, teknik penelitian menggunakan analisis data kuantitatif.
Statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif
yaitu statistik menganalisis data mendiskripsikan atau menggambarkan data untuk
membuat kesimpulan (Sugiyono, 2016:147).
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap
kemampuan menulis puisi pada kelas V sekolah dasar di Desa Tempur
37
Ha : Adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi pada kelas V sekolah dasar di Desa Tempur
Sebagai Uji prasyarat penelitian, peneliti melakukan uji normalitas dan uji
linearitas terlebih dahulu pada data yang akan dianalisis.
1. Uji normalitas
Uji normalitas data adalah uji yang digunakan untuk mengetahui tentang
kenormalan distribusi suatu data. Uji normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan kolmogorov smirnov dengan bantuan SPPS statistics 21.
Menurut Kasmadi dan Sunariah (2016:117) metode Kolmogorov Smirnov
adalah membandingkan hasil analisis uji normalitas dengan taraf signifikan
5%. Jika hasil uji normalitas < 0,05 maka data dapat dikatakan normal,
sedangkan jika uji normalitas > 0,05 maka data dikatakan tidak normal.
2. Uji Linearitas
Menurut Kasmadi dan Sunariah (2016:120) uji linearitas adalah uji yang
digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel apakah linear atau
tidak. Uji linearitas data pada penelitian ini mengunakan Test for Linearity
dengan menggunakan SPSS statistics 21. Dengan taraf signifikan α= 0,05 jika
Fhitung < Ftabel maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan linear antar dua
variabel, sedangkan jika Fhitung > Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya hubungan linear antar dua variabel.
3. Uji Hipotesis
Setelah beberapa uji prasyarat diatas selanjutnya peneliti menganalisis
data menggunakan Product Moment dengan menggunakan bantuan SPSS
Statistic 21 dengan rumus sebagai berikut (Siregar, 2015:77) :
rhitung = n (∑ XY )−(∑ X )(∑Y )¿¿
Keterangan:
n = Jumlah respoden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total dari variabel untuk responden ke-n
38
Dalam Ardianti, dkk (2019:75) menyatakan bahwa kriteria penafsiran
dikatakan valid jika indeks korelasinya sebagai berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Koefisien
0 < rxy ≤ 0,2 Sangat Rendah
0,2 < rxy ≤ 0,4 Rendah
0,4 < rxy ≤ 0,6 Cukup
0,6 < rxy ≤ 0,8 Tinggi
0,8 < rxy ≤ 1 Sangat Tinggi
Sumber : diadaptasi dari Sekar dkk (2019). Statistik Pendidikan. Kudus:
Badan Penerbit Univeristas Muria Kudus
Dari hasil perhitungan dapat dikatakan jika koefisien korelasi positif
memiliki hubungan yang searah sedangkan jika koefisien korelasi negatif
maka hubungan berlawanan arah. Dengan taraf signifikan 5%, jika rxy ≤ 0,6
maka data memiliki korelasi yang rendah sedangkan jika rxy ≥ 0,6 maka data
memiliki korelasi tinggi.
39
DAFTAR PUSTAKA
A’isah, Siti. 2015. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Setya Secang Kabupaten Magelang. Skripsi.
Adhani, Agnes. 2017. Kosakata Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Textium.
Aminuddin. 2013. Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensido.
Ardianti, Sekar Dwi, dan Fina Fakhriyah. 2019. Statistik Pendidikan. Kudus: Badan Penerbit Universitas Muria Kudus.
Bakri, Marlina. 2019. The Effect of Vocaburaly Mastery On The Poetry Writing Skills. International Journal of Language Education and Cultural Review (IJLECR). 5(1): 144-152.
Banggur. Maria Dissriany Vista, Robinson Situmorang dan Rusmono. 2018. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning Pada Mata Pelajaran Etimologi Multimedia. Jurnal Teknologi Pendidikan. 20(2): 152-165.
Djiwandono. (2008). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB.
Dosen Pendidikan. Pengertian Kosakata. diakses tanggal 23 September 2020 dari https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-kosakata-bahasa-indonesia/.
Effendy, Muhadjir. 2019. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Fajriah, Zahratun. 2015. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab (Mufradat) Melalui Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar. Jurnal Pendidikan Usia Dini. 9(1): 107-126.
40
Farida, Dian, Hasna Dian Isrina, dan Yanuarti Apsari. 2019. The Implementation of Flash Cards to Improve Student’s Vocabulary Mastery. PROJECT. 2(3): 351-356.
Firman, A.D., Heksa Biopsi Puji Hastuti, Sukmawati, Rahmawati. Analisis Hubungan Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Siswa SMP di Kota Kediri. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa. 8(1): 123-142.
Gani, Syafiuddin, Rahmawati, Mulawati, Mohammad Hanafi, dan Jamaluddin M. 2018. Perkembangan Puisi Indonesia di Sulawesi Tenggara Periode 1985-2015. Sulawesi Tenggara: Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara.
Gunawan, Gugun. 2019. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Cigudeg Bogor. El-Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 2(1): 36-43.
Handayani, Nela Resti. 2021. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari Kepercayaan Diri Pada Materi Himpunan Siswa Kelas VII SMP 8 Muhammadiyah Batu. Skripsi.
Jana, Nur. 2015. Hubungan Antara Skemata dan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Membaca Pemahaman. DIALEKTIKA: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra dan Matematika. 1(1): 32-41.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kemampuan. Diakses tanggal 29 Agustus 2020 dari https://jagokata.com/arti-kata/kemampuan.html.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kosakata. Diakses tanggal 20 Agustus 2020 dari https://kbbi.web.id/kosakata.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengaruh. Diakses tanggal 29 Desember 2020 dari https://kbbi.web.id/pengaruh.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersirat. Diakses tanggal 24 September 2020 sari https://kbbi.web.id/tersirat.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2016. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Khoiroh, Ni’matul, Munoto dan Lilik Anifah. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. 10(2): 97-110.
Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Mabruri, Zuniar Kamaluddin. 2020. Kajian Tipografi Puisi-puisi Indonesia. Prakerta. 3(1): 1-5.
Munirah dan Hardian. 2016. Pengaruh Kemampuan Kosakata dan Struktur Kalimat Terhadap Kemampuan Menulis Paaragraf Deskripsi Siswa SM. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. 16(1): 78-87.
Nasution, Marataon. 2020. Menulis Puisi dengan Pendekatan Literasi Perpustakaan Sekolah. Linguistik Jurnal Bahasa dan Sastra. 5(1): 63-70.
41
Nur, Mursalim, Burhannudin dan Misnah Mannahali. 2021. Hubungan Antara Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Puisi Bahasa Jerman. Interference: Journal of Language, Literature and Linguistics. 2(1):64-70.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Prabowo, Stephanus Rizal. 2020. Analisis Kosakata Siswa Kelas V di Salah Satu SD Swasta Yogyakarta (Kajian Jenis Kata dan Kesalahan Ejaan). Skripsi.
Purwanto. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rachman, Aditia, Yusep Sukrawan dan Dei Rohendi. 2019. Penerapan Model Blended Learning dalam Peningkatan Hasil Belajar Menggambar Objek 2 Dimensi. Journal of Mechanical Engineering Education. 6(2): 145-152.
Rahayu, Diana Saraswati. 2016. Hubungan Antara Penguasaan Kosakata dan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Gugus Ki Hajar Dewantoro Kota Semarang. Skripsi.
Ramliyana, Randi. 2016. Media Komik Sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). Riksa Bahasa. 2(2): 207-218.
Saputra, Ady. 2019. Penerapan Metode Karya Wisata dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Burneo Tarakan. Jurnal Pendidikan Dasar Burneo. 1(1): 1-14.
Sapterangga, Hari. 2014. Membangun Budaya Literasi. Diakses tanggal 23 September 2020 dari https://www.kompasiana.com/www.setaranews.com/membangun-budaya-literasi.
Simbolon, Damaris. 2018. Hubungan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 104204 Sambirejo Timur Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi.
Siregar, Syofian. 2015. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiarto, Eko. 2015. Terampil Menulis: Tips dan Trik Menulis Laporan, Opini, Cerpen, Puisi, Pantun. Yogyakarta: Morfalingua.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhayah, dan Titi Rachmi. 2017. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Sains. Ceria Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. 6(1): 85-96.
Sulkifli dan Marwati. 2016. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara. Jurnal Bastra 1(1): 1-22.
42
Syamsudin, Amir. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Usman. 2018. Komunikasi Pendidikan Berbasis Blended Learning dalam Membentuk Kemandirian Belajar. Jurnalisa. 4(1): 136-150.
Widiara, I Ketut. 2018. Blended Learning Sebagai Alternatif Pembelajaran di Era Digital. Purwadita. 2(2): 50-56.
Wikipedia. Kemampuan. Diakses tanggal 29 Agustus 2020 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan
Wikipedia. Kosakata. Diakses tanggal 27 Agustus 2020 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata.
Wikipedia. Puisi. Diakses tanggal 4 September 2020 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
Yanti, Nirma, Abdoel Gafar dan Afif Rofii. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Rakyat Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018. Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sasta Indonesia. 2(2): 67-76.
Yunus, Syarifudin. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.
43
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Bulan Kegiatan Skripsi
Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Pra Pelaksanaan Penelitian
a. Survei
b. Pengajuan judul skripsi
c. Wawancara dengan kepala
sekolah dan guru
d. Penyusunan proposal
e. Menentukan instrumen
penelitian
2. Pelaksaaan
a. Pretest
44
b. Perlakuan
c. Postest
d. pengolahan data
3. penyusunan laporan
a. Penyusunan data hasil
penelitian
b. Pembuatan laporan
45
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa
DAFTAR NAMA SISWA
No NAMA JENIS KELAMIN
1 AA Laki-laki
2 AAD Laki-laki
3 AAYF Laki-laki
4 ADMA Perempuan
5 AF Laki-laki
6 AHS Laki-laki
7 AKS Perempuan
8 AL Laki-laki
9 ANN Perempuan
10 AR Laki-laki
11 BSF Perempuan
12 DDAF Perempuan
13 FAR Laki-laki
14 FF Laki-laki
15 FR Perempuan
16 GAS Laki-laki
17 HNS Perempuan
18 IDA Perempuan
19 JAM Perempuan
20 JM Perempuan
21 JVS Perempuan
22 KAN Perempuan
23 LEL Perempuan
24 MA Laki-laki
25 MDM Laki-laki
26 MFA Laki-laki
46
27 MNA Laki-laki
28 MU Laki-laki
29 MWZ Laki-laki
30 NAM Perempuan
31 NAM Perempuan
32 NT Perempuan
33 QZAM Perempuan
34 SA Perempuan
35 SM Perempuan
36 SVA Laki-laki
37 TF Perempuan
38 WKM Perempuan
39 ZA Perempuan
Lampiran 3 Lembar Wawancara Kepala Sekolah
47
LEMBAR WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 September 2020
Tempat : Rumah Kepala Sekolah
Nama : Supaat S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
No Pertanyaan Jawaban
1 Pada masa pandemi Covid-19
apakah pembelajaran masih
menggunakan tatap muka?
Awal masa pandemi Covid-19,
seluruh sekolahan ditutup dan
diliburkan untuk jangka waktu yang
relatif lama, selanjutnya
pembelajaran dilakukan secara
daring agar siswa mendapatkan
pengetahuan meskipun tidak
sekolah. Namun untuk saat ini
pembelajaran sudah dilakukan di
sekolah dengan jam pembelajaran
yang singkat.
2 Bagaimana pembelajaran daring
yang dilakukan pada masa
pandemi Covid-19?
Pembelajaran daring dilakukan
dengan cara mengirimkan tugas
melalui chat grup, sedanagkan untuk
materi pembelajaran dilakukan
dengan tatap muka di salah satu
rumah siswa.
3 Apakah ada kendala dalam
melakukan pembelajaran selama
masa pandemi?
Kendala yang dirasakan selama
masa pandemi Covid-19 adalah
kegiatan pembelajaran yang kurang
efektif karena jam belajar terlalu
48
singkat, sinyal yang tidak stabil dan
tidak adanya hp untuk anak.
4 Sebelum masa pandemi Covid-19
apakah ada kegiatan literasi pada
awal pembelajaran dan mengapa
diadakannya kegiatan literasi
tersebut?
Ada, literasi dilakukan sebelum
memulai pembelajaran dengan kurun
waktu 5-10 menit. Tujuan
diadakannya literasi membaca untuk
menambah pengetahuan dan
kosakata siswa.
5 Lalu pada masa pandemi Covid-19
apakah kegiatan literasi masih
berjalan?
Literasi tidak dijalankan dikarenakan
jam pembelajaran yang hanya 1-2
jam saja.
49
Lampiran 4 Lembar Wawancara Guru
LEMBAR WAWANCARA GURU
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 September 2020
Tempat : Rumah Guru
Nama : Sudiro S.Pd
Jabatan : Guru Kelas V
No Pertanyaan Jawaban
1 Pada kelas V apakah ada siswa
yang mempunyai karakteristik
pemalu atau kurang
bersosialisasi?
Ada, beberapa siswa kurang
bersosialisasi dengan temannya.
2 Bagaimana siswa dalam
menjawab pertanyaan baik lisan
maupun tertulis?
Jawaban siswa menggunakan bahasa
yang sederhana dan singkat.
3 Cara apa yang Bapak lakukan
kepada siswa yang menjawab
dengan singkat agar dapat
menjawab dengan lebih baik?
Memberikan kesempatan untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang
sederhana namun mempunyai
jawaban yang lebih panjang,
memberikan pertanyaan kembali
melatih siswa untuk percaya diri
dalam menjawab soal.
50
4 Apakah ada siswa yang masih
kesulitan dalam kosakatanya
misalkan pada kegiatan
membaca?
Untuk kegiatan membaca semua
siswa sudah baik, tidak ada kesulitan
dalam membaca buku.
5 Apakah ada hubungan siswa
dalam menjawab singkat dengan
tingkat pemahaman mereka?
Ada, siswa yang menjawab tidak
sesuai dengan soal cenderung
memiliki sifat pendiam sedangkan
siswa yang jawabannya
bersangkutan dengan soal cenderung
lebih aktif dalam pembelajaran.
51
Lampiran 5 Lembar Wawancara Siswa
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Hari/ Tanggal : Jum’at, 11 September 2020
Tempat : Rumah Siswa
Narasumber : Siswa Kelas V
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah terdapat kesulitan dalam
membuat puisi?
Ada.
2 Kesulitan apa yang kalian
rasakan?
Memikirkan puisi yang sesuai
dengan tema dan membuat kata-kata
dalam puisi.
3 Bagaimana mengatasi kesulitan
dalam membuat puisi?
Dengan mencari buku maupun puisi
pada internet sebagai bahan referensi
agar lebih mudah dalam
mengembangkan kata-kata.
4 Apakah terdapat siswa yang
mahir dalam membuat puisi?
Ada, beberapa siswa msudah bisa
membuat puisi tanpa mencari
referensi dari buku maupun internet.
5 Apakah kalian mengerti tentang Kurang begitu mengerti.
52
majas dalam puisi?
Lampiran 6 Soal
Nama :Kelas :Semester :Hari/ Tanggal :Waktu : Jumlah Soal :
Petunjuk Umum
1. Tulislah identitas anda terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
2. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawabnya.
3. Dahulukan soal-soal yang dianggap mudah.
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada
huruf a,bc, atau d yang dianggap benar.
1. Langit mulai menunjukkan kegelapan Awan hitam mulai berkumpul dan menangis Membuat ribuan air bertetesanMembasahi bumi pertiwi
Maksud dari kata “membasahi bumi pertiwi” adalah ….
a. Bumi menjadi basah
b. Bumi yang terlihat subur
c. Bumi mempunyai banyak pohon
d. Hujan yang terjadi di bumi
2. Hamparan tanah lapang membentangSang petani memberikan sumber kehidupan………………………………………
53
Tanda bahwa masa panen akan segera datang
Kalimat yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Pada padi yang mulai menunduk kekuningan
b. Matahari mulai bersembunyi di ujung lautan
c. Padi kehijauan mulai berayun-ayun
d. Angin sepoi mulai bertabrakan kesana kemari
3. Aku membuka jendela setiap matahari terbitMenatap pegunungan yang indah nan lestariMendengarkan burung berkicau sepanjang pagiMenjadikanku bergairah menyambut hari
Kata “terbit” mempunyai lawan kata yaitu ….
a. Masuk
b. Turun
c. Terbenam
d. Hilang
4. Sang raja siang ditengah hariTeriknya panas mengundang dahagaMembakar badan para pekerja di siniNamun sinarmu sungguh bermakna “sang raja siang” merupakan makna dari kata ….
a. Bulan
b. Bintang
c. Awan
d. Matahari
5. Disepanjang pantai Pucuk-pucuk nyiur melambai-lambaiMenghias alam negeri nan permaiMembuat pikiran melayang kesana kemari
Kata “nyiur” dalam puisi di atas memiliki persamaan kata yaitu ….
a. Jati
54
b. Kelapa
c. Beringin
d. Cemara
6. Malam terang benderangMenampakkan bintang-bintangDiangkasa luas terbentangLantunan nyanyian ibu mulai bersenandung
Lawan kata “terang benderang” dari puisi di atas adalah ….
a. Bercahaya
b. Berkaca-kaca
c. Murung
d. Gelap gulita
7. Suara merdu kicauan burungCahaya matahari mulai memasuki kamarkuJam alarmpun berbunyi nyaringMembuatku terbangun melanjutkan hidupku
Lawan kata dari “merdu” adalah ….
a. Enak didengar
b. Suara indah
c. Suara keras
d. Suara berat
8. Keelokan alam sungguh mempesona……………………………………..Bersama hembusan angin sepoiMemberikan kenangan yang tak terganti
Kalimat bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Pohon tinggi dengan daun banyak
b. Pohon-pohon menari mengikuti irama
55
c. Hutan lebat dipenuhi pohon
d. Pohon sebagai tempat tinggal burung
9. Ombak bergulung-gulung memecah pantaiNyiur hijau melambai-lambaiBurung-burung camar beterbangan di angkasaSemua sungguh mempesona
Lawan kata dari “mempesona” adalah ….
a. Membosankan
b. Menarik
c. Memikat
d. Mengagumkan
10. Jalan setapak yang menanjakMenuju pegunungan indah nan permaiDengan tepian jurang yang curamBersama kesenangan dan kelelahan
Kata “jalan setapak” mempunyai arti ….
a. Jalan yang dapat dilalui semua kendaraan
b. Jalan yang digunakan untuk pesepeda motor
c. Jalan yang hanya dilalui oleh pejalan kaki
d. Jalan khusus untuk pengendara bus umum
11. Hutan hijau yang rindangPelindung bagi kehidupanRumah bagi para hewanSungguh sedap saat dipandang
Kata “rindang” pada puisi di atas mempunyai persamaan kata yaitu ….
a. Tebal
b. Tipis
56
c. Jarang
d. Gundul
12. …………………………………….Bersama buih pembawa harapanDisudut laut kutatap perahu cemongMenjemput ayah sang pemberi kehidupan
Kalimat bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Desir ombak memecah hening
b. Daun-daun berguguran
c. Tanah lumpur di sepetak sawah
d. banyak kendaraan kota yang melintas
13. Surga yang berada di desanyaMembuat orang terpana memandangnyaDikelilingi oleh bukit membentangDengan aliran hulu sungai yang bening
Makna dari kata “surga” dalam puisi di atas adalah ….
a. Tempat yang banyak polusi
b. Tempat yang nyaman dan indah
c. Tempat ang kotor dan kumuh
d. Tempat yang banyak bunganya
14. Suara jangkrik mulai terdengarMenandakan musim panas telah tibaSinar bulan yang menerangi malamDan bintangpun menampakkan dirinya
Persamaan kata “sinar” adalah ….
a. Gelap
b. Kelam
57
c. Gemerlap
d. Cahaya
15. Sawah-sawah berjejeranTerlihat petani menanam padiBersenda gurau bersamaMenjadikan ladang lebih berseri
Kata “berjejeran” mempunyai lawan kata yaitu ….
a. berjauhan
b. berdampingan
c. berdekatan
d. berdempetan
16. Halaman hijau dengan tanah kecoklatanBerdiri rumah berbilik bambuSederhana namun memberi kenanganItulah keindahan rumah Renu
Kata “bilik” mempunyai persamaan kata yaitu ….
a. Lantai
b. Atap
c. Tangga
d. Tembok
17. Nyanyian burung dipagi hariDengan suara merdu membangunkan diriSejenak aku merapikan tempat iniMenghirup udara pagi ini
Lawan kata “sejenak” adalah ….
a. Sebentar
b. Lama
58
c. Singkat
d. Menunggu
18. Ketenangan bahari lepasTempat tinggal satwa lautTerumbu karang terdiamIkan berenang berliku-liku
Persamaan kata “Bahari” adalah ….
a. Pantai
b. Hutan
c. Gunung
d. Laut
19. Embun pagi telah menantiBersama dengan terbitnya matahariBerjejeran di sepanjang dahan ini ……………………………….
Kalimat yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Membuat daun menjadi basah
b. Kusentuh embun di dahan
c. Membawa kesejukan dipagi hari
d. Menghilang karna panas matahari
20. Gemercik air sungai yang jernihDan ikan berenang kesana kemariBatupun terdiam berjejeran dipinggir sungai Daunpun terpancar sinar matahari
Kata “gemercik” mempunyai makna kata yaitu ….
a. Suara keras dan nyaring
b. Suara air yang jatuh
59
c. Suara berulang-ulang
d. Suara lirih tak terdengar
Lampiran 7 Kunci Jawaban
Kunci Jawaban
1. D
2. A
3. C
4. D
5. B
6. D
7. C
8. B
9. A
10.C
11.A
12.A
13.B
14.D
15.A
16.D
17.B
18.D
19.C
60
20.B
Lampiran 8 Uji Validitas Isi
61
Lembar 9 Uji Validitas Kontruksi
HASIL SPSS VALIDITAS KONTRUKSI
Item rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0.500 0.4438 VALID
Item 2 0.529 0.4438 VALID
Item 3 0.529 0.4438 VALID
Item 4 0.549 0.4438 VALID
Item 5 0.549 0.4438 VALID
Item 6 0.614 0.4438 VALID
Item 7 0.636 0.4438 VALID
Item 8 0.448 0.4438 VALID
Item 9 0.592 0.4438 VALID
Item 10 0.453 0.4438 VALID
Item 11 0.549 0.4438 VALID
Item 12 0.478 0.4438 VALID
Item 13 0.549 0.4438 VALID
Item 14 0.592 0.4438 VALID
Item 15 0.546 0.4438 VALID
Item 16 0.465 0.4438 VALID
Item 17 0.519 0.4438 VALID
Item 18 0.453 0.4438 VALID
Item 19 0.454 0.4438 VALID
Item 20 0.502 0.4438 VALID
Lampiran 10 Reabilitas Soal
62
UJI REABILITAS SOAL
63