Adab Shalat Khomeini 01

3
 PENGAJIAN MALAM JUMAT (BAKDA MAGHRIB S/D ADZAN ISYA) MASJID PURI KARTIKA BANJARSARI CIPOCOK JAYA SERANG BANTEN  NARA S UMBER: A HMAD FA DHIL Kamis !" Ma#$% &'' ADAB SHALAT M*a+ima, S,a-a% s$-ai. m$mi-i*i $.%* +a. as0$* 1a,i# 23a m$.3a.+.3 ma*.a +a. as0$* a%i.4 As0$* 1a,i# s,a-a% m$mi-i*i a%#a.4 Ji*a a%#a. i.i +iaai*a. ma*a s$5a#a 67#ma- s,a-a% i% a%a- a%a %i+a* s$m0#.a4 !  I-m 8a.3 m$ma,as a%#a.9a%#a. i.i a+a-a, i-m 6ii,4 Di +a-am 6ii, 0$ma,asa. %$.%a.3 s,a-a% m$-i0%i as0$*9as0$* s$a3ai $#i*%: !4 P#a S, a-a%: $#s 5i m$.8 5 i*a. a #a .3 8 a.3 % $# *$ .a .a2i s , * m ai # ; + ma.+i %a8amm ;a*% s,a-a% *i-a% 0a*aia. s,a-a% %$m0a% s,a-a% a1a. iama,4 &4 K$;a2ia.9*$;a2ia. +a-am s,a-a%: .ia% $#+i#i a5aa. #** s2+ %ma.i.a, %as8a,+ sa-am 0$ma%a- s,a-a% *$#a3a. +a-am s,a-a%4 "4 J$ .is9 2$ .i s s,a-a%: s,a-a% m s a6 i# s,a -a% 2a maa , s ,a-a% J ma% s ,a -a% I+ s, a- a% A8a% s,a-a% S..a,4 & As0$* a%i. s,a-a% 23a m$mi-i*i a%#a.9a%#a.4 A%#a.9a%#a. i.i $#*ai%a. +$.3a. ,a%i4 Ji*a a%#a.9a%#a. i.i +iaai*a. ma*a s$5a#a a%i. s,a-a% i% 0. a%a- a%a %i+a* s$m0#.a4 K$ a- i*a ..8 a 2 3 a $.a#4 M$. 2a3 a a% #a .9a % # a. a% i. +a- am s,a-a% a*a. m$ m a% s,a -a% m$mi -i *i ruh malakuti 8a.3 m$ma% 7#a.3 8a.3 m$.3$#2a*a. s,a-a% %$#s$% m$m0$#7-$, s$a3ia. +a#i #a,asia i-a,i 8a.3 +isim0a. A--a, +i +a-am s,a-a%.8a a,-i ma*#i6a%4 T$.% sa2a ,a- i.i %i+a* +i#ai, +$.3a. m+a, %a0i s$%$-a, 7#a.3 %$#s$% $*$#2a *$#as +a-am m$.3a;asi +a. m$m0$#,a%i*a . s,a-a%.8a4 P$ #.8 a%aa. <s, a-a % m$mi- i*i as 0$* a% i.= s$-ai. s$- a#a s +$. 3a. sa-a, sa% $. % *  0$m*%ia. -73is 23a s$-a#as +$.3a. *$sa*sia. 7#a.397#a.3 8a.3 %$-a, m$.$m0, 2a-a. s0i#i%a-4 S$-ai. i% +i*a%*a. 23a 7-$, a8a%9a8a% a-9>#a. +a. sa+a9sa+a Nai M,amma+ sa;4 Di a.%a#a.8a: ? @    ? @                        Q           V   W X      [  \  ] ^       ? @ _`       _ X   b     [  \  ] ^     c X d  e   f  g     h  V       j  <(I.3a%-a,) 0a+a ,a#i (*$%i*a) s$%ia0 2i;a m$.+a0a%*a. *$a2i*a. 8a.3 %$-a, +i*$#2a*a. +i,a+a0*a. *$0a+a.8a ($3i% 23a) *$2a,a%a. 8a.3 %$-a, +ia *$#2a*a.4 Dia $#,a#a0 s$*i#a.8a a+a 2a#a. 8a.3 2a, a.%a#a +ia +$.3a. i%4= (A-i Im#a.: "') A8a% 8a.3 m-ia i.i m$..2**a. +$.3a. 2$-as a,;a s$%ia0 ma.sia a*a. m$-i,a% ama-9 ama- ai* +a. #*.8a +i,a+i#*a. +a. ia m$.8a*si*a. $.%*9$.%* +a#i ama-9ama-.8a i% 8a.3 $#si6a% 3ai +a. a%i.ia,4 A--a, SkT $#6i#ma.: ? @ _l    ?\  ] ^     ? n       <Da. m$#$*a m$.+a0a%i s$ma 8a.3 %$-a, m$#$*a *$#2a*a.4= (a-9Ka,6i: op) A--a, SkT $#6i#ma.: q _  j   ? r _   t Xu Q v   w  x  y  f  ]    j          q _  j   ? @ _  b   t X u Q v   w  x  y  f  ]    j     ]  z  <Ma*a 7#a.3 8a.3 $#a% ai* ;a-a s$$#a% 1a##a, 0as%i a*a. m$-i,a%.8a +a. 7#a.3 8a.3 $#a% 2a,a% ;a-a s$$#a% 1a##a, 0as%i a*a. m$-i,a%.8a4= (a19Za-1a-a,: {9) Ha+i%s9,a+i%s 8a.3 $#*ai%a. +$.3a. ,a- i.i 23a sa.3a% a.8a* +i a.%a#a.8a: <O#a.3 8a.3 m$.3$#2a*a. s,a-a% 6a#+, +i a;a- ;a*% +a. m$m$.,i a% #a. ma*a ma-ai*a% a*a. m$.3a.3*a% s,a-a%.8a i% *$ -a.3i% +a-am $.%* 8a.3 0%i, +a. 2$#.i,4 S,a-a%.8a i% a*a . $# *a% a |S $m73a A- -a, m$ .2a 3am s$ a3a ima .a $.3 *a %$-a, m$ .2a 3a* 4 A* m$.i%i0*a.m *$0a+a A--a, s$a3aima.a $.3*a %$-a, m$.i%i0*a. a* *$0a+a ma-ai*a% 8a.3 m-ia4} S$+a.3*a. 7#a.3 8a.3 m$.3$#2a*a. s,a-a%.8a s$%$-a, ,ais ;a*% %a.0a a-asa. s$#%a %i+a* m$m$.,i a%#a. ma*a s,a-a%.8a i% a*a. +ia.3*a% ma-ai*a% +a-am $.%* 8a.3 ,i%am +a. 3$-a04 S, a- a% $#*a%a *$ 0a +a .8 a |E .3*a %$-a , m$.$-a .% a# *a .* 4 S$ m7 3a A-- a, m$.$-a.%a#*a .m4 S$m73a A--a, %i+a* m$.2a3am s$a3aima.a $.3*a %i+a* m$.2a3a*4}= !  A+a S,a-a% Imam K,7m$i.i ~4 &  B$-a2a# Fii, U.%* Ti.3*a% P$m-a M,amma+ Hs$i. Fa-a, Za+$, +i%$#2$ma,*a. 7-$, Emi N#,a8a%i +a#i  * Om1$s8$ A ,*7m9sa%,$ m%a;a si% >m:L$ma3a I.%$#.as i7.a- A,- - Bai% C$%4 I &'' {9!"4

description

Terjemah bebas dari buku Adab al-Salah Khomeini.

Transcript of Adab Shalat Khomeini 01

ADAB SHALAT

PENGAJIAN MALAM JUMAT

(BAKDA MAGHRIB S/D ADZAN ISYA)

MASJID PURI KARTIKA BANJARSARI CIPOCOK JAYA SERANG BANTEN

NARA SUMBER: AHMAD FADHILKamis, 13 Maret 2008

ADAB SHALATMukadimah

Shalat, selain memiliki bentuk dan aspek zahir, juga mengandung makna dan aspek batin. Aspek zahir shalat memiliki aturan. Jika aturan ini diabaikan, maka secara formal shalat itu batal atau tidak sempurna. Ilmu yang membahas aturan-aturan ini adalah ilmu fiqih. Di dalam fiqih, pembahasan tentang shalat meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Pra Shalat: bersuci, menyucikan barang yang terkena najis, hukum air, wudu, mandi, tayamum, waktu shalat, kiblat, pakaian shalat, tempat shalat, azan, iqamah.

2. Kewajiban-kewajiban dalam shalat: niat, berdiri, bacaan, rukuk, sujud, tumaninah, tasyahud, salam, pembatal shalat, keraguan dalam shalat.

3. Jenis-jenis shalat: shalat musafir, shalat jamaah, shalat Jumat, shalat Id, shalat Ayat, shalat Sunnah.

Aspek batin shalat juga memiliki aturan-aturan. Aturan-aturan ini berkaitan dengan hati. Jika aturan-aturan ini diabaikan, maka secara batin shalat itu pun batal atau tidak sempurna. Kebalikannya juga benar. Menjaga aturan-aturan batin dalam shalat akan membuat shalat memiliki ruh malakuti yang membuat orang yang mengerjakan shalat tersebut memperoleh sebagian dari rahasia ilahi yang disimpan Allah di dalam shalatnya ahli makrifat. Tentu saja hal ini tidak diraih dengan mudah, tapi setelah orang tersebut bekerja keras dalam mengawasi dan memperhatikan shalatnya.Pernyataan shalat memiliki aspek batin selain selaras dengan salah satu bentuk pembuktian logis, juga selaras dengan kesaksian orang-orang yang telah menempuh jalan spiritual. Selain itu, dikuatkan juga oleh ayat-ayat al-Quran dan sabda-sabda Nabi Muhammad saw. Di antaranya:

(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga) kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap sekiranya ada jaran yang jauh antara dia dengan itu. (Ali Imran: 30)

Ayat yang mulia ini menunjukkan dengan jelas bahwa setiap manusia akan melihat amal-amal baik dan buruknya dihadirkan dan ia menyaksikan bentuk-bentuk dari amal-amalnya itu yang bersifat gaib dan batiniah.

Allah SWT berfirman:

Dan mereka mendapati semua yang telah mereka kerjakan. (al-Kahfi: 49)Allah SWT berfirman:

Maka orang yang berbuat baik walau seberat zarrah, pasti akan melihatnya, dan orang yang berbuat jahat walau seberat zarrah, pasti akan melihatnya. (az-Zalzalah: 7-8)

Hadits-hadits yang berkaitan dengan hal ini juga sangat banyak, di antaranya:

Orang yang mengerjakan shalat fardhu di awal waktu dan memenuhi aturan, maka malaikat akan mengangkat shalatnya itu ke langit dalam bentuk yang putih dan jernih. Shalatnya itu akan berkata, Semoga Allah menjagamu sebagaimana engkau telah menjagaku. Aku menitipkanmu kepada Allah sebagaimana engkau telah menitipkan aku kepada malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang mengerjakan shalatnya setelah habis waktu tanpa alasan serta tidak memenuhi aturan, maka shalatnya itu akan diangkat malaikat dalam bentuk yang hitam dan gelap. Shalat berkata kepadanya, Engkau telah menelantarkanku. Semoga Allah menelantarkanmu. Semoga Allah tidak menjagamu sebagaimana engkau tidak menjagaku.Hadits ini menunjukkan bahwa malaikat Allah mengangkat shalat ke langit baik dalam bentuk yang jernih dan putih jika dikerjakan di awal waktu dan dipenuhi aturan-aturannya, dan dalam kondisi seperti ini shalat itu akan mendoakan kebaikan bagi orang yang mengerjakannya; atau dalam bentuk yang hitam dan gelap jika shalat itu ditunda-tunda pengerjaannya tanpa uzur dan tidak ditegakkan aturan-aturannya, dan dalam kondisi ini shalat tersebut mendoakan kejelekan bagi pelakunya.Hadits tersebut, selain menjelaskan bahwa shalat memiliki bentuk gaib, juga mengindikasikan adanya kehidupan di dalam shalat tersebut. Ini jelas dan dikuatkan oleh ayat-ayat dan hadits-hadits, misalnya:

Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya. (al-Ankabut: 64)

Hadits lain yang menguatkan hadits terdahulu, di antaranya:

Jika seorang mukmin masuk ke kuburnya, maka shalat berada di kanannya, zakat di kirinya, kebajikan menuntunnya, dan kesabaran mengambil tempat di sudut. Jika dua malaikat yang bertugas menanyainya datang, maka kesabaran berkata kepada shalat, zakat, dan kebajikan, Tolonglah saudaramu itu. Jika kalian tidak mampu, maka aku yang akan menolongnya.Hadits ini juga menjelaskan bahwa perbuatan-perbuatan manusia memiliki bentuk-bentuk gaib barzakhi, juga memiliki kehidupan dan kesadaran.

Selanjutnya, pernyataan kami bahwa shalat dan semua ibadah, selain memiliki aturan-aturan formal, juga memiliki aturan-aturan hati, yang tanpanya shalat menjadi tidak sempurna bahkan tidak diterima oleh Allah SWT sama sekali, insyaAllah akan kami bahas lebih lanjut dalam paparan tentang adab-adab hati (khususnya dalam shalat, umumnya dalam semua ibadah).

Tapi, yang perlu kami isyaratkan di dalam pendahuluan ini, mencukupkan diri dengan formalitas dan zahir shalat, dan menghalangi diri dari keberkahan dan kesempurnaan batiniahnya yang mengantarkan kepada kebahagiaan abadi, bahkan mengantarkan ke sisi Tuhan yang Mahaagung, dan menjadi titian mikrak ke tingkatan sampai di sisi Sang Kekasih Sejati, yang menjagi puncak cita-cita awliya, ambisi tertinggi urafa, bahkan menjadi penghibur Penghulu para rasul, Muhammad saw, merupakan kerugian yang paling besar yang akan membawa kepada berbagai penyesalan yang tidak dapat dibayangkan oleh akal kita setelah kita meninggalkan alam ini dan menghadapi hisab.Apa yang lebih membuat kita menyesal dan merasa rugi daripada mengetahui bahwa alat untuk memperoleh kebahagiaan manusiawi yang sempurna dan obat bagi kekurangan-kekurangan hati kita, yang telah kita gunakan selama 40 atau 50 tahun dengan penuh kesusahan dan pengorbanan, ternyata tidak mengantarkan kita kepada keuntungan spiritual apa pun? Apakah merupakan perkara sepele jika alat tersebut justru menjadi penyebab kotornya jiwa dan lemahnya nurani kita?

Alangkah besarnya penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah. (az-Zumar: 56)

Selanjutnya kami akan menjelaskan adab-adab hati bagi amalan spiritual ini (shalat) semampu kami agar orang-orang yang beriman dapat memenuhinya sekaligus menjadi penyebab turunnya rahmat ilahi dan bantuan gaib bagi penulis, orang yang telah jauh tercecer dari kebahagiaan manusia-manusia yang sejati, orang yang telah terbelenggu oleh rantai-rantai duniawi. Adab Shalat, Imam Khomeini, .

Belajar Fiqih Untuk Tingkat Pemula, Muhammad Husein Falah Zadeh, diterjemahkan oleh Emi Nurhayati dari buku Omuzesye Ahkom-sathe mutawasit, Qum:Lembaga Internasional Ahlul Bait, Cet. I, 2008, 7-13.

PAGE 1