abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

36
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Liao et al., (2006) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan sumber terpenting bagi perusahaan untuk menciptakan keuntungan jangka panjang, pembelajaran teknik-teknik baru, penyelesaian masalah, menciptakan kompetensi inti dan membentuk situasi baru. Sedangkan Reid (2003) menyatakan bahwa proses knowledge sharing menciptakan sebuah kesempatan bagi perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi, solusi dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam menghasilkan keuntungan kompetitif perusahaan. Penelitian terkini mengenai upaya perusahaan dalam peningkatan keunggulan kompetitif semakin berkembang dan banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan antara faktor-faktor yang menjadi kunci sukses seperti yang dinyatakan oleh Barney (1991), Liao et al., (2006) dan Reid (2003) dalam menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan adalah Luciana et al., (2008). Mereka menyatakan dalam dua hasil penelitiannya bahwa knowledge sharing capability berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi

description

“PERAN KNOWLEDGE SHARING PADA INNOVATION CAPABILITY MELALUI ABSORPTIVE CAPACITY YANG DIMODERASI OLEH MEKANISME FORMAL : STUDI PADA INDUSTRI PENYIARAN DI WILAYAH BARLINGMASCAKEB”

Transcript of abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

Page 1: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Liao et al., (2006) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan sumber terpenting bagi

perusahaan untuk menciptakan keuntungan jangka panjang, pembelajaran teknik-teknik baru,

penyelesaian masalah, menciptakan kompetensi inti dan membentuk situasi baru. Sedangkan

Reid (2003) menyatakan bahwa proses knowledge sharing menciptakan sebuah kesempatan bagi

perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi, solusi dan kebutuhan yang dibutuhkan dalam

menghasilkan keuntungan kompetitif perusahaan.

Penelitian terkini mengenai upaya perusahaan dalam peningkatan keunggulan kompetitif

semakin berkembang dan banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang bertujuan untuk menguji

hubungan antara faktor-faktor yang menjadi kunci sukses seperti yang dinyatakan oleh Barney

(1991), Liao et al., (2006) dan Reid (2003) dalam menciptakan keunggulan kompetitif bagi

perusahaan adalah Luciana et al., (2008). Mereka menyatakan dalam dua hasil penelitiannya

bahwa knowledge sharing capability berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan

mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan yang selanjutnya berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan mentransformasi dan mengeksplotasi pengetahuan yang terbukti memiliki pengaruh

positif terhadap inovasi, khususnya proses inovasi.

Salah satu bentuk proses inovasi adalah tersedianya proses pelayanan yang lebih baik dari

sebelumnya (Tsai et al., 2001). Proses pelayanan merupakan keunggulan kompetitif yang

spesifik harus dimiliki oleh sektor industri jasa. Hal ini menjadi menarik untuk dikaji lebih

lanjut, apabila teori innovation capability yang tercipta melalui knowledge sharing capability

tergambarkan pada industri jasa yang memiliki peranan strategis dalam penyebarluasan

Page 2: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

2

informasi sebagai output dari knowledge. Salah satu industri yang memiliki peran tersebut adalah

industri penyiaran terutama di wilayah Barlingmascakeb.

Di wilayah Barlingmascakeb, industri penyiaran memiliki porsi terbesar dalam

penyebarluasan informasi terutama yang bersifat kedaerahan dibandingkan dengan industri

pertelevisian ataupun melalui media internet. Hal ini terbukti belum banyak terdapat perusahaan

televisi lokal dan belum meratanya jangkauan akses internet di wilayah ini. Oleh karena itu,

keberhasilan kinerja industri ini adalah proses pelayanan pemberian informasi yang baik sebagai

bentuk keunggulan kompetitifnya dengan memanfaakan dan mengelola knowledge dengan baik.

Penelitian terdahulu yang akan menjadi dasar penelitian ini dilakukan oleh Luciana et al.,

(2008) yang berjudul hubungan antara knowledge sharing capability, absorptive capacity dan

mekanisme formal: studi kasus industri teknologi informasi dan komunikasi di indonesia, dan

penelitian lanjutannya yaitu knowledge sharing capability, absorptive capacity, and innovation:

an empirical study of Indonesia’s information and communication technology industries.

Berdasarkan pemaparan di atas, topik penciptaan inovasi melalui proses knowledge

sharing menarik untuk dikaji lebih mendalam pada industry yang berbeda dengan pennelitian

sebelumnya. Adapun penelitian ini berupaya untuk menguji innovation capability melalui proses

knowledge sharing capability pada industri penyiaran dengan judul: “Peran Knowledge Sharing

Pada Innovation Capability Melalui Absorptive Capacity Yang Dimoderasi Oleh Mekanisme

Formal : Studi Pada Industri Penyiaran Di Wilayah Barlingmascakeb”.

B. Perumusan Masalah Penelitian

1. Apakah kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan knowledge

collecting (Knowledge Sharing Capability) akan berpengaruh positif terhadap potential

absorptive capacity (PAC)?

Page 3: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

3

2. Apakah kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan

(potential absorptive capacity) berpengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan dalam

mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (realized absorptive capacity).

3. Apakah ada hubungan antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi

pengetahuan (potential absorptive capacity) dengan kemampuan perusahaan

mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (realized absorptive capacity)

dimoderasi oleh mekanisme formal.

4. Apakah Realized Absorptive Capacity (RAC) memiliki pengaruh positif pada kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif melalui inovasi produk dan inovasi

proses.

C. Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Responden yang akan diteliti adalah stasiun radio pada industri penyiaran di wilayah

Barlingmascakeb.

2. Sampel yang akan diteliti adalah staf dan pegawai pada industri penyiaran di wilayah

Barlingmascakeb yang dikategorikan sebagai knowledge worker yaitu di bagian siaran yang

memiliki kriteria sebagai berikut (Pasaribu, 2009) :

a. Berpendidikan tinggi, minimal telah lulus SLTA/sederajat.

b. Memiliki banyak pengalaman yang terlibat secara maksimal dalam pekerjaan pada

penciptaan (inovasi).

c. Dapat bekerja secara improvisasi.

d. Memiliki kedalaman keahlian melalui fungsi dan tugas-tugas lain.

Page 4: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

4

e. Dapat mobile dan fleksibel dalam kerja tim.

f. Secara langsung menjadi kekuatan produksi dalam perusahaan.

g. Dapat menjadi wirausaha potensial dalam mengelola perusahaan.

D. Tujuan Penelitan

Tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

2. Manfaat Praktis

F. Model penelitian

Gambar 1. Model Penelitian

Page 5: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

5

II. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian ini

termasuk confirmatory reseach, karena dimulai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian

dan melibatkan prosedur yang tepat dan sumber data yang spesifik. Unit analisis pada

penelitian ini adalah stasiun radio pada industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb.

3. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 - Januari 2011.

4. Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Knowledge Sharing Capabilty

karena memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan Innovation Capability pada

industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh stasiun radio pada industri penyiaran di

wilayah Barlingmascakeb.

b. Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara

non-probability sampling yaitu setiap elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas

yang sama untuk dipilih menjadi sampel atau pemilihan anggota sampel tidak secara acak

dan bersifat subjektif (Sekaran, 2003). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

Page 6: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

6

adalah purposive sampling yaitu memilih sampel didasarkan dengan kriteria tertentu

(Sekaran, 2003).

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini didasarkan pada

pertimbangan (judgement) yaitu staf dan pegawai pada industri penyiaran di wilayah

Barlingmascakeb yang dikategorikan sebagai knowledge worker yaitu staf dan karyawan

di bidang siaran. Setiap perusahaan diwakili oleh lima sampel. Penetapan sampel

dilakukan melalui diskusi terlebih dahulu dengan pihak SDM atau manajer siaran.

Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam Smart PLS relatif kecil dengan perkiraan

kasar yaitu (1) sepuluh kali dengan jumlah terbesar dari indicator (kausal) formatif

(catatan skala untuk konstruk yang didesain dengan refleksif indicator dapat diabaikan),

atau (2) sepuluh kali dari jumlah terbesar structural path yang diarahkan pada konstruk

tertentu dalam model structural (Ghozali, 2008). Jumlah minimal sampel yang

dibutuhkan berdasarkan penggunaan software Smart PLS adalah 10 x n variabel, jadi

sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 10 x 4 variabel = 40

sampel.

6. Sumber Data

a. Data primer

b. Data sekunder.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi.

b. Kuesioner

c. Studi Pustaka

8. Definisi Konseptual dan Operasional

a. Knowledge Sharing Capability

Definisi knowledge sharing capability yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan Van den Hooff dan Van Weenen yang menyatakan bahwa organizational

Page 7: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

7

knowledge sharing diantara pegawai terdiri dari dua proses yaitu knowledge donating

dan knowledge collecting.

Operasional:

1) Knowledge Donating, kemampuan karyawan untuk menyampaikan pengetahuan

yang dimiliki, meliputi pengalaman kerja, gagasan, keahlian dan informasi kontekstual

kepada karyawan yang lain.

2) Knowledge Collecting, kemampuan karyawan untuk mengumpulkan pengetahuan

dari karyawan, meliputi pengetahuan pengalaman kerja, gagasan, keahlian dan informasi

kontekstual

b. Absorptive Capacity

Absorptive capacity terdiri dari potential absorptive capacity (akuisisi, asimilasi)

dan realized absorptive capacity (transformasi, eksploitasi). Definisi ini diadaptasi

seperti yang diutarakan Zahra and George (2002).

Operasional:

1) Akuisisi, intensitas usaha dan kecepatan perusahaan dalam mengidentifikasi dan

memperoleh pengetahuan yang diperlukan bagi aktivitas operasinya yang

diperoleh dari lingkungan eksternal.

2) Asimilasi, kemampuan perusahaan untuk menelaah atau mengkaji pengetahuan

terdahulu yang dimiliki, mensintesis pengetahuan, dan mengkombinasi

pengetahuan yang diperoleh dari sumber-sumber eksternal.

3) Transformasi, kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memperbaiki

rutinitas yang memfasilitasi penggabungan pengetahuan yang ada dengan

pengetahuan yang baru diperoleh.

Page 8: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

8

4) Eksploitasi, kemampuan perusahaan untuk memperbaiki, memperluas, dan

mengangkat kompetensi yang ada atau menciptakan yang baru dengan

menggabungkan pengetahuan yang diperoleh.

c. Mekanisme Formal

Minbaeva et al., (2003) mengutarakan bahwa aktivitas manajemen sumber daya

manusia yang spesifik memiliki dampak yang positif bagi perkembangan kemampuan

menyerap pengetahuan. Pelatihan dianggap menjadi satu praktik sumber daya manusia

yang paling signifikan untuk proses pembelajaran organisasi (Nonaka dan Takeuchi,

1995).

Operasional:

1) Aktivitas penelitian dan pengembangan, intensitas usaha perusahaan dalam

merealisasikan penelitian dan pengembangan.

2) Aktivitas sumberdaya manusia, intensitas perusahaan untuk memberikan

pelatihan, seminar, rotasi kerja dan pendidikan lanjut bagi para karyawan.

d. Innovation Capability

West dan Farr (1990) mendefinisikan inovasi sebagai pengenalan baru dan

aplikasi dalam peranan kelompok, organisasi, yang berupa ide, proses, produk serta

prosedur menjadi unit-unit baru yang relevan di desain untuk diadaptasi yang

memberikan keuntungan secara signifikan bagi individu, kelompok, organisasi atau

masyarakat. Walker et al., (2002) membedakan inovasi menjadi dua yaitu produk dan

proses inovasi.

Page 9: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

9

Operasional:

Innovation capability dibedakan menjadi dua yaitu inovasi produk dan inovasi

proses. Inovasi produk termasuk didalamnya perbaikan produk, produk yang telah

dimodifikasi, atau bentuk jasa baru lain. Sedangkan inovasi proses antara lain

keberhasilan kinerja perusahaan dalam melakukan perubahan perbaikan, moderasi dan

aktivitas operasional atau proses administrasis atau membuat prosedur kerja baru untuk

aktivitas jasa yang lain.

B. Teknik Analisis Data

1. Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala enam (1 :

sangat tidak setuju, 6 : sangat setuju). Hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini akan diuji

dengan menggunakan metode SEM dengan alat analisis PLS (Partial Least Square). PLS

merupakan analisis SEM menggunakan basis variance. Sebagai alternatif pendekatan, PLS

mampu memberikan keunggulan yang mengatasi kelemahan pendekatan SEM berbasis

covariance.

2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur kesahan atau validitas suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan hal

yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Uji validitas dilakukan terkait dengan

validitas konvergen dan validitas diskriminan.

Indikator yang digunakan adalah Average Variance Extracted (AVE) yang

merupakan pengukuran sebaran varian antara sebuah konstruk dan indikatornya atau yang

Page 10: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

10

lebih dikenal sebagai validitas konvergen. Validitas konvergen terpenuhi jika konstruk

memiliki AVE dengan ambang minimal 0.5 (Hair et al., 2006).

Validitas diskriminan akan diperoleh jika angka tingkat korelasi sebuah konstruk

dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibanding dengan angka tingkat korelasi antara

konstruk tersebut dengan indikator-indikator konstruk-konstruk lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa konstruk tersebut memprediksi indikator-indikatornya dengan lebih

baik dibandingkan dengan indikator-indikator konstruk lainnya (Ghozali, 2006).

Terdapat dua cara untuk menilai validitas diskriminan. Pertama, setiap item dalam

konstruk harus memiliki loading tinggi pada konstruk dan cross loadingnya harus lebih

rendah dibanding dengan loading item dalam konstruk. Ketika item-item yang memiliki

nilai loading lebih rendah pada konstruknya tetapi pada konstruk yang lain (cross loading)

memiliki nilai lebih tinggi, maka item-item tersebut harus dibuang atau tidak digunakan.

Cara kedua untuk mengukur validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar

AVE setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya. Jika nilai akar AVE lebih

besar dari korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya, berarti validitas diskriminan

terpenuhi (Fornell dan Lackner dalam Ghozali, 2006).

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan tingkat stabilitas, akurasi dan konsistensi dari suatu alat

ukur (instrumen) (Cooper dan Schindler, 2006). Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika

jawaban responden terhadap item pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Perbedaannya dengan validitas adalah bahwa reliabilitas tidak terkait dengan apa

yang harus diukur tetapi bagaimana suatu konstruk diukur (Hair et al., 2006).

Page 11: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

11

Penelitian ini akan mengukur internal consistency yang merupakan sebuah

pengukuran korelasi antar item. Konsistensi internal mengimplikasikan banyaknya item

yang mengukur sebuah konstruk dan saling keterkaitan antar satu item dengan yang lain.

Indikator yang digunakan adalah composite reliability dengan ambang minimal 0,7 untuk

mengindikasikan adanya konvergensi yang cukup atau adanya konsistensi internal (Hair et

al., 2006).

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Stasiun radio yang diteliti dapat dikelompokan menjadi empat kelompok berdasarkan

kepemilikannya,yaitu:

a. Radio Pemda

b. Radio Nasional

c. Radio swasta perorangan

d. Radio swasta kelompok/jaringan

Pendataan kepemilikan radio ini menjadi dasar untuk pengambilan stasiun radio

yang akan dijadikan lokasi penelitian, karena terdapat stasiun radio yang berada pada

perusahaan yang sama. Oleh karena itu, hanya di ambil satu stasiun radio yang dijadikan

lokasi penelitian apabila dalam Kabupaten tersebut terdapat stasiun radio yang tergabung

pada perusahaan yang sama. Hal ini yang menyebabkan jumlah stasiun radio yang dapat

dijadikan lokasi penelitian berjumlah 26 stasiun radio.

Page 12: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

12

Tabel 1. Daftar Nama Radio di Wilayah Barlingmascakeb

Kabupaten Jumlah persentaseKebumenCilacapBanjarnegaraPurbalinggaBanyumas

6 radio5 radio3 radio5 radio7 radio

23,0819,2311,5419,2326,92

Jumlah 26 radio 100Sumber: data primer diolah

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian

a. Hasil pengumpulan responden

Tabel 2. Analisis Tingkat Responsi Kuesioner

Keterangan kuesioner Jumlah kuesioner PersentaseKuesioner yang didistribusikanKuesioner yang mendapatkan responKuesioner yang tidak kembaliKuesioner yang tidak lengkapKuesioner yang dapat diolah

120 109 112

107

10090,839,171,6789,17

Sumber: data primer diolah

b. Karakteristik Responden

1) Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah PersentaseLaki-lakiPerempuan

5156

47,6652,34

Jumlah 107 100Sumber: data primer diolah

2) Gambaran umum responden berdasarkan usia

Tabel 4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Jenis kelamin Jumlah Persentase< 2021 – 3031 – 4041 – 50> 50

2062187-

18,6957,9516,826,54

-Jumlah 107 100

Page 13: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

13

Sumber: data primer diolah

3) Gambaran umum responden berdasarkan jabatan/bagianTabel 5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jabatan / Bagian

Jabatan/bagian Jumlah PersentasePenyiarProduksi, iklan, MDTim kreatifManajer siaran

89729

83,186,541,878,41

Jumlah 107 100Sumber: data primer diolah

4) Gambaran umum responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhirTabel 6. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir

Jumlah Persentase

SMADIIIS1S2Lain-lain : DII

631132-1

58,8810,2829,91

-0,93

Jumlah 107 100Sumber: data primer diolah

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Validitas

a. Convergent Validity

Page 14: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

14

Gambar 4. Outer loading akhir setelah Reestimate

b. Discriminant Validity

Tabel 7. Korelasi Antar IndikatorIndikator laten

KSC PAC MF PAC * MF

RAC IC

KD1KD2KD3KD4KD5KD6KD7KD8KC1KC2KC3KC4KC5KC7KC8AK1AK2AK3AK4AS1AS2

0,829801 0,870345 0,762400 0,826133 0,684339 0,659321 0,689693 0,6173540,764336 0,779103 0,5851250,7842880,5509920,5828410,5458130,6187590,6082500,6163380,5286650,5795230,636319

0,7704850,7414150,6841460,7645790,4530030,4458870,4623600,3202520,6031470,5337390,441849 0,580476 0,273745 0,206515 0,146003 0,8107500,8290640,7986960,6310210,8051410,784360

0,5813110,5308290,4961180,5255900,5083270,4633210,4495680,3079010,4140090,3739280,3474740,3620900,3148400,1282270,1860450,4702380,4802200,5585630,5248230,5046870,654440

-0,692610 -0,618850 -0,590666 -0,690752 -0,384115 -0,356364 -0,340067 -0,301969-0,574972 -0,563485 -0,414041 -0,623506 -0,170576 -0,276790 -0,263033-0,549327-0,507949-0,457216-0,445742-0,470641-0,538295

0,719111 0,6944850,660177 0,709574 0,3687850,386981 0,368700 0,3062770,575672 0,5014680,347818 0,514630 0,2862270,1412760,1639400,5926170,568409-0,4157410,5478880,6568590,766183

0,6299650,5853120,4531030,6095400,4666250,5024600,4164900,3477490,5719830,5759660,4461280,6181070,2518300,2103600,1810980,5403240,5419940,5374970,4578090,6655660,614726

Page 15: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

15

EK1EK2EK3TR1TR2TR3MF1MF2MF3MF4MF5MF6IC1IC2IC3IC4IC5IC6AK1*MF1 AK1*MF2 AK1*MF3 AK1*MF4 AK1*MF5 AK1*MF6 AK2*MF1 AK2*MF2 AK2*MF3 AK2*MF4 AK2*MF5 AK2*MF6 AK3*MF1 AK3*MF2 AK3*MF3 AK3*MF4 AK3*MF5 AK3*MF6 AK4*MF1 AK4*MF2 AK4*MF3 AK4*MF4 AK4*MF5 AK4*MF6 AS1*MF1

0,6769310,3881090,6381480,5043760,6001570,5841970,5971380,6024590,5703270,2863460,3709320,2643510,6589670,5911300,4622200,6172650,5249850,478973-0,641802 -0,668738 -0,616970 -0,588000 -0,669604 -0,583138 -0,631642 -0,676228 -0,612329 -0,575372 -0,658522 -0,569387 -0,649820 -0,664521 -0,592355 -0,503938 -0,585695 -0,479030 -0,661725 -0,690527 -0,613788 -0,446407 -0,484019 -0,589977 -0,624546

0,7582110,5198660,6848450,6006000,7465350,6748760,7041620,6471900,6149150,4532580,4461650,2708530,7105860,6348340,5536130,6539210,4707640,436014-0,579171-0,622756-0,566305-0,596666-0,607736-0,490754-0,555568-0,613326-0,550280-0,570953-0,588184-0,488917-0,591063-0,641548-0,548986-0,533192-0,521167-0,435436-0,611169-0,638108-0,578900-0,405682-0,458996-0,478058-0,538757

0,6535840,4773780,6425810,5485430,6876130,5800040,8726640,8717280,8953030,7502250,7473150,6015140,5823250,5035330,4307570,5118590,6674190,668936-0,452014 -0,465347 -0,387812 -0,334574 -0,361793 -0,252138 -0,423670 -0,448010 -0,365043 -0,302427 -0,349473 -0,231249 -0,408378 -0,422699 -0,383289 -0,298663 -0,359104 -0,261874 -0,394309 -0,415398 -0,366545 -0,291597 -0,376000 -0,242666 -0,379815

-0,621337 -0,308795 -0,507184 -0,367996 -0,561761 -0,573246-0,424432 -0,487444 -0,365583 -0,215732 -0,293169 -0,198600 -0,501555 -0,525440 -0,308149 -0,482838 -0,383037 -0,346804 0,932229 0,914974 0,931937 0,885776 0,931440 0,854255 0,935478 0,920820 0,940274 0,884292 0,927727 0,839180 0,919868 0,917031 0,878496 0,816907 0,878713 0,776144 0,954560 0,951895 0,937536 0,642741 0,670194 0,845373 0,842816

0,8466160,7513740,8465930,7193320,8698500,8487550,7247140,6941090,7079650,4525900,4556020,3422710,7019310,647936 0,5660560,676282 0,4412040,415362-0,627663-0,624442-0,590988-0,546634-0,587792-0,438587-0,597025-0,605343-0,561991-0,531318-0,585670-0,415741-0,580874-0,589658-0,580100-0,534865-0,602310-0,429028-0,594371-0,586052-0,578290-0,320236-0,400116

-0,434808-0,555674

0,7659690,5279680,6227140,4406930,5355950,5955560,6581260,5713560,5597700,4472320,4640830,4560550,8969630,8717430,8141490,8652840,7115160,696016-0,474052 -0,502801 -0,416933 -0,432718 -0,503653 -0,517781 -0,443595 -0,484005 -0,388239 -0,392873 -0,488087 -0,500055 -0,474179 -0,496841 -0,428169 -0,385071 -0,484368 -0,468920 -0,483306 -0,522745 -0,420422 -0,258943 -0,340618 -0,483255 -0,561350

Page 16: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

16

AS1*MF2 AS1*MF3 AS1*MF4 AS1*MF5 AS1*MF6 AS2*MF1 AS2*MF2 AS2*MF3 AS2*MF4 AS2*MF5 AS2*MF6

-0,682547 -0,605910 -0,512634 -0,632847 -0,575473 -0,604729 -0,678021 -0,589234 -0,587503 -0,637826 -0,557974

-0,583453-0,531095-0,470916-0,511785-0,486013-0,604080-0,631114-0,579520-0,486374-0,574533-0,443907

-0,398527 -0,326147 -0,187773 -0,287526 -0,224657 -0,574797 -0,604122 -0,555242 -0,394688 -0,489952 -0,358454

0,899276 0,843835 0,769032 0,857197 0,878094 0,801951 0,883060 0,809068 0,812698 0,873956 0,777271

-0,543245-0,516288-0,320912-0,457753-0,430581-0,595007-0,583765-0,562216-0,418291-0,553363-0,341843

-0,569416 -0,510294 -0,318132 -0,525358 -0,436293 -0,503257 -0,516229 -0,461554 -0,368038 -0,472372 -0,444011

Sumber : data primer diolah

c. Nilai average variance extracted dan square root of average variance extracted (Akar Kuadrat AVE)

Tabel 8. AVE dan Akar Kuadrat AVEKonstruk AVE Akar AVEKSCPACPAC*MFRACMFIC

0,5039700,6073730,7533020,6654180,6343590,661121

0,7099080,7793410,8679290,8157310,7964660,813093

Sumber : data primer diolah

Tabel 9. Korelasi Antar Konstruk

Konstruk IC KSC MF PAC PAC*MF RACIC KSCMFPACPAC*MFRAC

0,8130930,687614 0,667250 0,722538 -0,529813 0,723579

0,7099080,596163 0,770200 -0,699316 0,703649

0,7964660,687639 -0,436642 -0,436642

0,779341-0,6367440,822136

0,867929-0,614931 0,815731

Sumber : data primer diolah

2. Uji Reliabilitas

Tabel 10. Composite Reliability dan Cronbachs Alpha

Page 17: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

17

Konstruk Composite Reliability Cronbachs Alpha KeteranganKSCPACPAC*MFRACMFIC

0,9371380,9020980,9909220,9223300,9109990,920609

0,9317610,8686410,9904340,8985900,8853600,897161

ReliabelReliabelReliabelReliabelReliabelReliabel

Sumber : data primer diolah

3. Pengujian Model Struktural

Tabel 11. Nilai R-square

Konstruk R Square(R2)

PACRAC

IC

0,5932080,7473460,523567

Sumber : data primer diolah

4. Pengujian Hipotesis

Tabel 12. Path Coefficient’s

Hipotesis Hubungan Antar konstruk

Original Sample (O)

T-hitung ….

P-value Keterangan

H1 KSC -> PAC 0,770200 11,887374 1.8477E-21 Diterima H2 PAC ->

RAC 0,496922 3,962959 6.76247E-05Diterima

H3 PAC * MF -> RAC -0,154466 1,187230 0.118907941

Ditolak

H4 RAC -> IC 0,723579 10,244924 8.63581E-18 DiterimaSumber : data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas, nilai original sample menunjukkan uji hubungan yang

positif atau negatif antarvariabel. Sedangkan T-hitung digunakan sebagai dasar perhitungan

P-value. P-value digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian dengan tingkat

signifikan atau alpha (α) sebesar 5%. Apabila P-value<alpha maka Ha diterima dan H0

ditolak, sebaliknya apabila P-value>alpha maka H0 diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu,

maka dapat disimpulkan bahwa:

Page 18: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

18

a. Hipotesis pertama

Hipotesis 1: Kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan

knowledge collecting (Knowledge Sharing Capability) akan berpengaruh positif terhadap

potential absorptive capacity (PAC).

Uji hubungan antar konstruk menunjukkan bahwa variabel Knowledge Sharing

Capability (KSC) berpengaruh positif terhadap Potential Absorptive Capacity (PAC). Hal

ini ditunjukkan berdasarkan tabel 12, bahwa nilai original sample dari Knowledge

Sharing Capability dengan Potential Absorptive Capacity sebesar 0,770200. Nilai

P-value untuk hubungan konstruk KSC dan PAC yaitu 1.8477E-21, artinya signifikan

karena lebih kecil dibandingkan nilai alpha sebesar 0,05. Hal ini berarti, H1 yang

menyatakan bahwa Kemampuan karyawan untuk melakukan knowledge donating dan

knowledge collecting (Knowledge Sharing Capability) berpengaruh positif terhadap

potential absorptive capacity (PAC) diterima.

b. Hipotesis kedua

Hipotesis 2: Kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi

pengetahuan (PAC) berpengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan dalam

mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (RAC).

Uji hubungan antar konstruk menunjukkan bahwa variabel Potential Absorptive

Capacity (PAC) berpengaruh positif terhadap Realized Absorptive Capacity (RAC). Hal

ini ditunjukkan berdasarkan tabel 12, bahwa nilai original sample dari Knowledge

Sharing Capability dengan Potential Absorptive Capacity sebesar 0,496922. Nilai P-

value untuk hubungan konstruk PAC dan RAC yaitu 6.76247E-05, artinya signifikan

karena dan lebih kecil dibandingkan nilai alpha sebesar 0,05. Hal ini berarti, H2 yang

menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi

Page 19: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

19

pengetahuan (PAC) berpengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan dalam

mentransformasi dan mengeksploitasi pengetahuan (RAC) diterima.

c. Hipotesis ketiga

Hipotesis 3: Hubungan antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan

mengasimilasi pengetahuan (PAC) dengan kemampuan perusahaan mentransformasi dan

mengeksploitasi pengetahuan (RAC) dimoderasi oleh mekanisme formal.

Berdasarkan tabel 12, dapat terlihat bahwa uji hubungan antara variabel interaksi

antara Potential Absorptive Capacity (PAC) dan Mekanisme Formal (MF) berpengaruh

negatif terhadap Realized Absorptive Capacity (RAC) dengan nilai original sample

sebesar -0,154466. Nilai P-value untuk hubungan konstruk interaksi PAC*MF dan RAC

yaitu 0.118907941, artinya tidak signifikan karena lebih besar dibandingkan nilai alpha

sebesar 0,05. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa H3 yang menyatakan

hubungan antara kemampuan perusahaan mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan

(PAC) dengan kemampuan perusahaan mentransformasi dan mengeksploitasi

pengetahuan (RAC) dimoderasi oleh mekanisme formal ditolak.

d. Hipotesis keempat

Hipotesis 4: Realized Absorptive Capacity (RAC) memiliki pengaruh positif

pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif melalui

Innovation Capability (IC).

Berdasarkan tabel 12, dapat terlihat bahwa uji hubungan antara variabel Realized

Absorptive Capacity (RAC) berpengaruh positif terhadap Innovation Capability (IC)

dengan nilai original sample sebesar 0,723579. Nilai P-value untuk hubungan konstruk

interaksi RAC dan IC yaitu 8.63581E-18, artinya signifikan karena lebih kecil

dibandingkan nilai alpha sebesar 0,05. Hal ini berarti H4 yang menyatakan bahwa

Page 20: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

20

Realized Absorptive Capacity (RAC) memiliki pengaruh positif pada kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif melalui Innovation Capability

(IC) diterima.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Penelitian ini dilakukan pada industri penyiaran di wilayah Barlingmascakeb, sehingga

hasilnya dapat berbeda apabila penelitian dilakukan di industri lain atau pada cakupan

wilayah yang lebih luas, dikarenakan perbedaan lingkungan ataupun karakteristik lain.

2. Waktu dalam pengumpulan data Penelitian ini adalah cross sectional sehingga memiliki

keterbatasan untuk memperoleh informasi untuk mengetahui pelaksanaan proses

knowledge sharing yang terjadi di setiap perusahaan radio. Oleh karena itu, penelitian

selanjutnya diharapkan dapat dilakukan secara longitudinal.

3. Penelitian ini menggunakan metode survey, sehingga memiliki keterbatasan dalam

mendapatkan informasi mendalam mengenai proses innovation capability di setiap

perusahaan radio. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan metode studi

kasus untuk dapat mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai innovation capability

di industry penyiaran.

4. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Smart PLS 2.0 yang memiliki

dasar perhitungan SEM yang berbasis variance yang memiliki beberapa kekurangan.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat analisis SEM yang berbasis

covariance.

Page 21: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

21

5. Pada penelitian ini peneliti tidak dapat mendampingi semua responden, sehingga terdapat

kemungkinan terjadinya efek Common method bias, yaitu bias yang terjadi karena

responden menilai sendiri untuk setiap item pertanyaan (self report). Hal tersebut dapat

terjadi karena tingkat subjektifitas responden sangat tinggi dalam menilai dan peneliti

tidak dapat memberikan pemahaman secara langsung dalam pengisian kuesioner. Saran

untuk penelitian mendatang adalah peneliti sebaiknya dapat mendampingi setiap

responden dalam mengisi kuesioner.

IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan perusahaan radio dalam melakukan

knowledge donating dan knowledge collecting (Knowledge Sharing Capability) secara signifikan

berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mengakuisisi dan mengasimilasi

pengetahuan (potential absorptive capacity), potential absorptive capacity secara signifikan

berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mentransformasi dan mengeksploitasi

pengetahuan (realized absorptive capacity), dan realized Absorptive Capacity (RAC) secara

signifikan berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif

melalui Innovation Capability (IC). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat peran

knowledge sharing terhadap innovation capability pada perusahaan radio di wilayah

Barlingmascakeb

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai upaya dalam meningkatkan keunggulan

kompetitif perusahaan, pihak manajemen perusahan sebaiknya memperhatikan kebijakan yang

terkait dengan pengelolaan knowledge terutama pada kemampuan dalam melakukan knowledge

Page 22: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

22

collecting. Upaya yang dapat dilakukan berupa memfasilitasi para karyawan sedepartemen atau

antardepartemen dalam forum diskusi dan meningkatkan intensitas pertemuan secara formal.

Perusahaan sebaiknya dapat secara konsisten mempertahan kemampuannya dalam

mengakuisisi dan mengasimilasi pengetahuan (PAC) serta mentransformasi dan mengeksploitasi

pengetahuan (RAC). Dalam upaya menciptakan proses inovasi, perusahaan sebaiknya

memberikan perhatian yang lebih terhadap kemampuannya dalam mentransformasi dan

mengeksploitasi pengetahuan (RAC), karena hal ini berpengaruh secara signifikan. Upaya yang

dapat dilakukan dalam penciptaan proses inovasi, perusahaan sebaiknya meningkatkan

penggunaan teknologi baik dalam proses administrasi ataupun produksinya.

DAFTAR PUSTAKA

Barney, J., 1991. Firm resources and sustained competitive advantage. Journal of Management. Vol. 17. No. 1. pp. 99-120.

Cohen, W.M., and Levinthal, D. A., 1990. Absorptive capacity: A new perspective on learning and innovation. Administrative Science Quarterly. Vol. 35. pp. 128-152.

Cooper, R.D., dan Emory, W.C., Metode Penelitian Bisnis. 1996. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

C.T. Tsai, K.L. Huang and C.F. Kao., The relationships among organizational factors, creativity of organizational members and innovation capability, Journal of Management 18 (2001) 527–66. [In Chinese.]

Ghozali, I., 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., and Black, W.C., 2006. Multivariate Data Analysis, 6th ed., Prentice Hall International.

Hooff, V. D., and Weenen, F. L., 2004. Committed to share: Commitment and CMC use as antecedents of knowledge sharing. Knowledge and Process Management. Vol. 11. No.1. pp. 13–24.

Liao, S. H., Wu, C. F., and Chih, C. C., 2007. Knowledge sharing, absorptive capacity and innovation capability: An empirical study of Taiwan’s knowledge intensive industries. Journal of Information Science. pp. 1-20.

Luciana, A., Govindaraju, R., Samadhi, A.T.M.A., dan Sudirman, Iman., 2008. Hubungan antara knowledge sharing capability, absorptive capacity dan mekanisme formal: studi kasus industri teknologi informasi dan komunikasi di indonesia. Jurnal teknik industri. Vol. 10. No. 2. pp. 158-170.

Page 23: abstraksi peran knowledge sharing pada innovation capability

23

Luciana, A., dan Govindaraju, R., Knowledge sharing capability, absorptive capacity, and innovation: an empirical study of Indonesia’s information and communication technology industries. Journal of ICT. Vol. 8. pp. 85-102.

Minbaeva, D., Pedersen, T., Bjorkman, I., Fey, C.F., and Park, H.J., 2003. “MNC Knowledge Transfer, Subsidiary Absorptive Capacity, and HRM.” Journal of International Business Studies. Vol. 34. pp. 586 – 99.

Nonaka, I., and Takeuchi, H., 1995. The knowledge creating company: How Japanese companies create the dynamics of innovation. Oxford University Press. New York.

Pasaribu, M., 2009. Knowledge Sharing Meningkatkan Kinerja Layanan Perusahaan, Studi Kasus : Best Practise Sharing di PLN. Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Jakarta.

Reid, F., 2003. “Creating a knowledge sharing culture among diverse business units”, Employment Relations Today.Vol. 30. No. 3. pp. 43-9.

Sekaran, U., (2003). Research methods for business, a skills building approach. John Wiley and Sons. United States of America.

Walker, R., Jeanes, E., and Rowlands, R., 2002. Measuring innovation : Applying the literature-based innovation output indicator to public services. Public Administration. Vol. 80. pp. 201-214.

West, M. A., and Farr, J. L., (1990). Innovation and creativity at work. Psychological and Organizational Strategies. pp. 3-13.

Zahra, S. A., and George, G., 2002. Absorptive capacity: A review, reconceptualization, and extension. Academy of Management Review. pp. 185-203.