ABSTRAK.docx

3
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KEBERHASILAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN MISOPROSTOL PERVAGINAM PADA PREEKLAMPSIA BERAT ATERM BERDASARKAN RIWAYAT PARITAS DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013 Anantya Dianty Sophan, Januari 2014, halaman Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Latar Belakang: Preeklampsia merupakan kondisi yang berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengancam kesehatan ibu dan janin . Kegawatan pada ibu dan janin memaksa kita untuk mengakhiri kehamilan, tindakan memulai keadaan ini disebut sebagai induksi persalinan. Induksi persalinan dengan misoprostol diketahui memiliki tingkat keberhasilan cukup baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat angka kejadian keberhasilan induksi persalinan dengan misoprostol pervaginam pada preeklampsia berat aterm berdasarkan paritasnya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dalam bentuk serial kasus dari 55 pasien preeklampsia berat aterm yang diinduksi dengan misoprostol pervaginam menggunakan data rekam medik di Kebidanan RSMH Palembang. Hasil: (1) Angka kejadian keberhasilan induksi: nullipara(46,43%), primipara (53,85%), multipara (78,57%). (2) Proporsi penggunaan misoprostol sebesar 51,40%. (3) Distribusi paritas subjek: nullipara (50,91%), primipara (23,64%), multipara (25,45%). (4) Distribusi pemakaian dosis 50 µg terbanyak pada nullipara (64.28%). Distribusi pemakaian dosis 25 µg : nullipara (35,71%), primipara (100%), multipara (100%). (5) Distribusi pencapaian inpartu dalam 12 jam : primipara (53,84%), nullipara (71,43%), multipara (78,57%). (6) Distribusi pencapaian inpartu dalam 12 jam : kelompok dosis 25 µg (68,42%), kelompok dosis 50 µg (66,67%). (7) Distribusi akselerasi oksitosin : nullipara

Transcript of ABSTRAK.docx

Page 1: ABSTRAK.docx

ABSTRAK

ANGKA KEJADIAN KEBERHASILAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN MISOPROSTOL PERVAGINAM PADA PREEKLAMPSIA BERAT ATERM

BERDASARKAN RIWAYAT PARITAS DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013

Anantya Dianty Sophan, Januari 2014, halamanFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Latar Belakang: Preeklampsia merupakan kondisi yang berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengancam kesehatan ibu dan janin. Kegawatan pada ibu dan janin memaksa kita untuk mengakhiri kehamilan, tindakan memulai keadaan ini disebut sebagai induksi persalinan. Induksi persalinan dengan misoprostol diketahui memiliki tingkat keberhasilan cukup baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat angka kejadian keberhasilan induksi persalinan dengan misoprostol pervaginam pada preeklampsia berat aterm berdasarkan paritasnya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dalam bentuk serial kasus dari 55 pasien preeklampsia berat aterm yang diinduksi dengan misoprostol pervaginam menggunakan data rekam medik di Kebidanan RSMH Palembang.Hasil: (1) Angka kejadian keberhasilan induksi: nullipara(46,43%), primipara (53,85%), multipara (78,57%). (2) Proporsi penggunaan misoprostol sebesar 51,40%. (3) Distribusi paritas subjek: nullipara (50,91%), primipara (23,64%), multipara (25,45%). (4) Distribusi pemakaian dosis 50 µg terbanyak pada nullipara (64.28%). Distribusi pemakaian dosis 25 µg : nullipara (35,71%), primipara (100%), multipara (100%). (5) Distribusi pencapaian inpartu dalam 12 jam : primipara (53,84%), nullipara (71,43%), multipara (78,57%). (6) Distribusi pencapaian inpartu dalam 12 jam : kelompok dosis 25 µg (68,42%), kelompok dosis 50 µg (66,67%). (7) Distribusi akselerasi oksitosin : nullipara (50%), primipara (53,84%), multipara (78,57%). (8) Distibusi akselerasi oksitosin : kelompok dosis 25 µg (67,56%), kelompok dosis 50 µg (38,89%). (9) Persentase persalinan spontan: nullipara(25%), primipara (38,46%), multipara (78,57%). (10) Distribusi persalinan pada kelompok 25 µg: spontan (51,35%), pervaginam operatif (13,51%), seksiosesaria (35,14%). Kelompok 50 µg: spontan (22,22%), pervaginam operatif (16,67%), seksiosesaria (61,11%). (11) Angka kejadian ruptur uteri sebesar 0%. (12) Angka kejadian Low APGAR Score 1 menit sebesar 7.27%.Kesimpulan: Angka kejadian keberhasilan tertinggi ditemukan pada multipara, dengan urutan kedua dan ketiga adalah primipara dan nullipara. Pada multipara lebih banyak yang berhasil mencapai inpartu 12 jam, lebih membutuhkan oksitosin, dan lebih banyak yang lahir pervaginam. Penggunaan dosis 25 dan 50 tidak jauh berbeda dalam mencapai inpartu, tetapi dosis rendah lebih membutuhkan oksitosin, dan lebih banyak yang bersalin pervaginam.

Kata kunci: keberhasilan induksi, misoprostol, riwayat paritas, preeklampsia berat

Page 2: ABSTRAK.docx

ABSTRACT

THE PREVALENCE OF SUCCESFUL INDUCTION OF LABOR BY PERVAGINAM MISOPROSTOL ON ATERM SEVERE PREECLAMPSIA BASED ON PARITY AT RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

FROM JANUARY 1ST 2012- DESEMBER 31ST 2013

Anantya Dianty Sophan, January 2014, pagesMedical Faculty Sriwijaya University

Background: Preeclampsia is a condition that could potentially lead to multi-organ dysfunction and failure that can life-threatening maternal and infant. The gravity of maternal and fetus forced us to terminate the pregnancy, the action to begin this state is referred to induction of labor. Induction of labor with misoprostol known has a worth success rate. This study aims to see the prevalence of successful induction of labor with misoprostol vaginally on severe preeclampsia based on parity.Method: This study is a descriptive research in the form of case series on 55 patients with aterm severe preeclampsia induced by misoprostol pervaginam using secondary data from medical record in Department of Obstetrics and Gynecologist RSMH Palembang.Result:(1)The prevalence of induction success: nuliparous (46.43%), primiparous (53.85%), multiparous (78,57%). (2) The proportion of using misoprostol is 51,40%. (3)The distribution of parity: nulliparous(50,91%), primiparous(23,64%), multiparous (25,45%).(4) The distribution of dosage 50 µg most on nuliparous (64.28%). Distribution of dosage 25 µg: nuliparous(35,71%), primiparous(100%), multiparous (100%). (5)The distribution of in partu within 12 hours: primiparous (53,84%), nuliparous (71,43%), multiparous (78,57%). (6) The distribution of in partu within 12 hours: 25 µg dose group (68,42%), 50 µg dose group (66,67%). (7) The distribution of oxytocin acceleration: nuliparous (50%), primiparous(53,84%), multiparous(78,57%). (8) The distribution of oxytocin acceleration: 25 µg dose group (67,56%), 50 µg dose group (38,89%). (9) Percentage of spontaneous labor: nuliparous(25%), primiparous(38,46%), multiparous(78,57%). (10) The distribution of delivery methods on 25 µg dose group: spontaneous (51,35%), vaginal operative(13,51%), caesarean section(35,14%); 50 µg dose group: spontaneous (22,22%), vaginal operative (16,67%), caesarean section(61,11%).(11 ) The prevalence of uterine rupture is 0% . (12) The prevalence of Low Apgar Score at 1 minute is 7,27% .Conclusion: The highest prevalence of successful was found in multiparous , with the second and third are primiparous and nuliparous. In multiparous are more likely in partu within 12 hours , more in need of oxytocin , and more vaginally birth. Doses of 25 and 50 is not much different in achieving in partu , but low doses greater need oxytocin , and more vaginally birth .

Keywords : succesful labor induction , misoprostol , parity, severe preeclampsia