ABSTRAK A. Mety Titin Herawaty, NPM : 20127379137
Transcript of ABSTRAK A. Mety Titin Herawaty, NPM : 20127379137
1
ABSTRAK
A. Mety Titin Herawaty, NPM : 20127379137
B. Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja
Dosen pada perguruan Tinggi Swasta Di Bekasi : Tesis : Jakarta : Program
Pascasarjana : Universitas Indrapasta Persatuan Guru Republik Indonesia, januari
2015.
C. XiV + 5 bab + 81 Halaman + 17 Lampiran
D. Kata Kunci : Motivasi Berprestasi, kinerja Dosen, kompetensi profesiona..
E. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
kompetensi Profesional dan motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Dosen. Jika
memang ada pengaruh yang positif dan signifikan maka seberapa kuat pengaruh
kompetensi profesional dan Motivasi berprestasi terhadap kinerja Dosen tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan analisis korelasi dan
regresi. Data tentang Motivasi Berprestasi, kinerja, kompetensi profesional dan
kinerja Dosen diperoleh melalui angket yang disusun oleh peneliti yaitu yang
mengukur hal-hal yang berkaitan dengan tiga hal diatas.
Hasil analisa pengaruh kompetensi profesional dan motivasi berprestasi terhadap
kinerja Dosen diperoleh koefisien korelasi sebesar dengan perolehan nilai Fo =
9,606 dan Sig. 0,000 < 0,05 dan koefisien dengan perolehan nilai thitung = 4,045
dan Sig. 0,020 < 0,05. Variabel kompetensi profesional memberikan kontribusi
sebesar 16,96 %. ini dibuktikan dengan perolehan nilai thitung = 2,379 dan Sig.
0,020 < 0,05. Variabel motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar 4,58
%dalam meningkatkan kinerja dosen. dan persamaan garis regresi Y . Deviation
from Linearity dengan Fo = 1,607 dan Sig. = 0,141 > 0,05.
Melalui analisa pengujian diperoleh bahwa koefisien korelasi dan koefisien regresi
tersebut signifikan. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh
kompetensi profesional dan motivasi berprestasi terhadap kinerja Dosen.
F. Daftar Pustaka : 26 Buku
G. Pembimbing: 1. Prof. Dr. H. Sumaryoto
2. Tatan Zenal Mutakin,M.Pd
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 9
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 10
D. Perumusan Masalah ................................................................ 10
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 11
F. Kegunaan Penelitian ............................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ............................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ....14
A. Landasan Teori ...................................................................... ......... 14
1. Teori kompetensi Profesional ........................................... ........ 14
a. Kompetensi ............................................................. ..........18
b. Kompetensi Dosen ...................................................... ......... 20
c. Kompetensi Profesional ............................................... ......... 21
2 d. Motivasi Berprestasi............ ............................................23
d. Motivasi Dosen.. ......................................................... ......... 24
e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dosrn .. ......... 25
3 g Kinerja Dosen .................. ............................................ 27
h. Kinerja .......................................................................... ... 53
i. Kinerja Profesional ....................................................... ....... 55
B. Kerangka Berpikir .................................................................. ........ 33
1. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Dosen ................ 33
2. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Dosen.. 34
3
3. Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Kinerja Dosen .................................................... 35
C. Hipotesis Penelitian ................................................................ 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 37
B. Metode Penelitian ................................................................... 38
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................. 39
Populasi Penelitian .......................................................... 68
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40
Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40
E.Instrumen Penelitian ................................................................. 41
1. Instrumen KompetensinProfesional .................................. 41
a. Definisi Konseptual .................................................... 41
b. Definisi Operasional ................................................... 41
c. Kisi-kisi ....................................................................... 42
d. Validasi ....................................................................... 43
2. Instrumen Motivasi Berprestasi..... ................................... 44
a. Definisi Konseptual ................................................... 44
b. Definisi Operasional .................................................. 44
c. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Berprestasi ................... 45
d. Validitas Instrumen Motivasi Berprestasi ................. 45
3. Instrumen Kecerdasan Kinerja Dosen ................................ 46
a. Definisi Konseptual ................................................... 46
b. Definisi Operasional .................................................. 47
c. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Dosen............................... 47
d. Validitas Instrumen Kinerja Dosen ............... 48
1. Teknik Analisis Data .............................................................. ........ 48
1. Analisis Deskriptif ........................................................... ......... 49
2. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................... ......... 49
3. Teknik Pengujian Hipotesis Penelitian ............................. ......... 49
4
2. Hipotesis Statistik ................................................................... ....... 53
Daftar Pustaka ................................................................................................ 55
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Deskripsi Data Penilitian Kinerja Dosen
Lampiran 2 : Deskripsi Data Penelitian Kompetensi Profesional Dosen
Lampiran 3 : Deskripsi data penelitian Motivasi Berprestasi
Lampiran 4 : Uji Normalitas Data
Lampiran 5 : Pengujian Linearitas Refresi variabel Y atas X1
Lampiran 6 : Pengujian Linearitas Regresi variabel Y atas X2
Lampiran 7 : Pengujian Hipotesis
Lampiran 8 : Uji Normalitas
Lampiran 9 : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 10 : Uji Normalitas Galat
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pekerjaan Profesional menurut pendapat umum diartikan suatu jenis
kerja yang digolongkan sebagai profesi, bila pekerjaan tersebut memerlukan
pengetahuan, kecakapan dan keahlian khusus melalui pendidikan secara
khusus juga. Semua berdasarkan displin ilmu yang terus menerus dipelihara
dan dikembangkan melalui penelitian. Pelaksanaannya terikat oleh kode etik
yang dibuat dan ditegakkan oleh organisasi profesi bersangkutan dan menuntut
rasa tanggung jawab baik secara pribadi maupun teman sejawat.
Organisasi keahlian atau profesi pada umumnya mengetengahkan
tujuan untuk membina dan meningkatkan keahliannya atau profesinya seperti
dibidang kedokteran, teknik ekonomi, pendidikan dan sebagainya dalam
rangka meningkatkan pengabdiannya kepada negara dan bangsa.
Guru atau Dosen di indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah
bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang maha Esa, Bangsa dan Negara serta
kemanusiaan pada umumnya. Guru atau Dosen di Indonesia yang berjiwa
pancasila dan setia pada UUD 1945 turut bertanggung jawab atas wujudnya
cita-cita Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 agustus 1945 oleh
karena itu Guru atau Dosen di Indonesia terpanggil untuk menunaikan
karyanya.
Pendidikan Tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan
7
tinggi yang bersifat akademik dan atau profesional sehingga dapat
menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan ,
teknologi dan seni dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan
kesejahteraan manusia. (kepmendikbud No.0186/P/1984).
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang
berkualitas. Kualitas manusia yang di butuhkan oleh bangsa Indonesia pada
masa yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang
semakin ketat dengan bangsa laindi dunia. Kualitas manusia indonesia tersebut
dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk tujuan yang majemuk. Pada
satu pihak pendidikan Tinggi harus ikut meneruskan , mengembangkan dan
melestarikan peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada pihak lain
pendidikan tinggi harus pula ikut dalam membangun manusia Indonesia
seutuhnya seperti yang telah di gariskan oleh tujuan umum pendidikan
nasional, sehingga mampu untuk ikut serta dalam usaha penerusan,
pengembangan dan pelestarian tersebut diatas dan dalam usaha pengolahan
peradaban serta penerapan ilmu dan teknologi dalam rangka pembangunan
dirinya sendiri, bangsa dan negara serta umat manusia. Untuk mencapai tujuan
majemuk tersebut, Lembaga pendidikan tinggi melaksanakannya misi
Tridarma yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian masyarakat dalam
lingkup Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah Pendidikan nasional.
Menurut Hasil survey yang dilakukan oleh The THES- QS World
University Rankings yang merupakan publikasi tahunan peringkat Universitas
8
diseluruh Dunia yang dipublikasikan oleh The Times Higher Education
Suplement (THES) sumber KR (28 jui 2009 hal 24) hanya menempatkan tiga
Universitasnya masuk dalam 500 Universitas TOP dunia yaitu Universitas
Gajah mada berada pada peringkat 360, ITB di peringkat 369, dan UI di
peringkat 395.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan dimensi penting
dalam proses pembangunan nasional yang saling berkaitan dengan
pembangunan dimensi ekonomi. Oleh sebab itu pengembangan sumber daya
manusia harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh berdasarkan
perencanaan negara secara sistematik dan rinci yang mengacu ke masa depan.
Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa karena
pendidikan merupakan salah satu dasar kebutuhan manusia untuk mampu
bersaing dari Negara-negara lain dan melalui pendidikan akan terbentuk
manusia-manusia yang berpotensi diperlukan suatu lembaga pendidikan.
Pentingnya pendidikan bagi kelangsungan dan kemajuan suatu bangsa,
sejak awal berdirinya republik ini telah disadari oleh bangsa kita. Hal ini
tercermin dalam Undang-Undang dasar 1945 yang mengamanatkan upaya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945
maka pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan pendidikan dengan
satu sistem pendidikan nasional berdasarkan UU dalam hal ini UU No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka dituntut kemampuan
dan wawasan yang tinggi dari semua pihak yang terkait di dunia pendidikan,
9
sebab keberhasilan tujuan pendidikan nasional hanya akan dapat dicapai jika
pihak yang terkait yaitu kurikulum, dosen, guru sarana dan prasarana, metode
dan peserta didik didalamnya memiliki kemampuan dan wawasan yang tinggi
sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Dalam hal ini pihak yang
secara langsung terkait dan menjadi kunci keberhasilan dalam pembangunan
nasional dibidang pendidikan adalah tenaga pengajar yakni tenaga pendidik
yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar yang pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah (TK,SD,SLTP,SLTA) disebut guru,
sedangkan pada perguruan tinggi disebut Dosen.
Dengan demikian maka kemampuan dan wawasan yang tinggi
merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang tenaga
pendidik (Guru atau Dosen) sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
pendidik, oleh karenanya pekerjaan sebagai seorang pendidik tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang.
Sistem pendidikan dosen sebagai pengajar merupakan suatu subsistem
pendidikan faktor kunci dan rmemiliki peran yang sangat strategis. Pada
hakekatnya, penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua
jenjang dan semua satuan pendidikan ditentukan olah faktor dosen, disamping
perlunya unsur-unsur penunjang lainnya. Kualitas kemampuan mengajar dosen
yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan. Sedangkan
derajat kemampuan mengajar dosen sejak mula disiapkan pada suatu lembaga
pendidikan guru atau dosen, baik secara berjenjang maupun secarara
keseluruhan.
10
Derajat kualitas pendidikan dosen ditentukan oleh tingkat kualitas
semua komponen yang masing-masing memberikan konstribusi terhadap
sistem pendidikan guru, dosen secara keseluruhan. Komponen-komponen
tersebut adalah mahasiswa calon guru, pendidik, pembimbing calon guru
kurikulum, strategi pembelanjaran, media instruksional, sarana dan prasarana,
waktu dan ketersediaan dana, serta masyarakat dan sosial budaya. Semuanya
memberikan pengaruh dan warna terhadap proses pendidikan guru,dosen
dalam upaya mencapai tujuan sistem pendidikan guru, dosen yang hasil atau
lulusannya dapat diketahui melalui komponen evaluasi (tahap masukan, tahap
proses, dan tahap kelulusan) secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat
modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan
dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
sampai sekarang masih banyak diperbincangkan, baik dikalangan pendidikan
maupun diluar pendidikan. Kendatipun berbagai pandangan tentang masalah
tersebut telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, namun satu
hal yang sudah pasti, bahwa masyarakat marasakan perlunya suatu lembaga
pendidikan guru, dosen yang khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru
atau tenaga dosen yang terdidik dan terlatih dengan baik.
Tantangan dunia perguruan tinggi ini diantaranya adalah tantangan
bagi dosen dalam hubungan belajar mengajarnya dengan mahasiswa, berkaitan
dengan hal ini, maka kemampuan mutu dan keterampilan dosen khususnya
dalam proses belajar mengajar harus lebih baik dan harus terus ditingkatkan
11
sehingga dosen tersebut mampu menciptakan iklim belajar yang efektif dan
kondusif. Dosen pun dapat membangkitkan motivasi. Kualifikasi kemampuan
mengajar secara baik yang dimiliki seorang dosen akan membawa dampak
positif dalam rangka penaggulangan kemerosotan mutu pendidikan.
Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki dosen adalah
kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Kemampuan ini membekali dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan mengajar terjadi saat berlangsungnya
interaksi antara dosen dengan mahasiswa untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai proses belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama
yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa dalam pendidikan, tenaga
pendidik (dosen,guru) merupakan unsur yang memegang peranan paling
penting disamping faktor-faktor lain yang menunjangnya. Usaha peningkatan
mutu pendidikan tidak akan berhasil dengan baik apabila satu hal diabaikan
yaitu masalah kompetensi terhadap kinerja dosen sebagai unsur sistematik
terpenting dari seluruh komponen pendidikan.
Pembinaaan tenaga pendidikan perlu ditingkatkan karena
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini kita saksikan begitu
cepat dan menyeluruh dalam berbagai kehidupan manusia, semua itu tentu saja
sangat terpengaruh terhadap peranan dan tanggung jawab pengajar karena
12
mereka dituntut untuk mampu memberikan bimbingan pengajaran dan
pelayanan terhadap peserta didik yang dalam hal ini disebut sebagi mahasiswa.
Upaya peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada subyek
yang melakukan proses belajar mengajar, pada dasarnya dalam proses belajar
mengajar itu terdiri dari tiga komponen yaitu pengajar (dosen,guru) siswa
(yang belajar) dari bahan ajar yang diberikan oleh pengajar. Dosen dalam hal
ini disebut sebagai tenaga pendidik pada perguruan tinggi yang khusus
diangkat dengan tugas utama mangajar dan mahasiswa disebut sebagai peserta
didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi.
Perlu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan tinggi di indonesia
pada umumnya dan perguruan tinggi swasta pada khususnya. Diperlukan
perbaikan yang menyeluruh terhadap unsur-unsur yang saling terkait di
dalamnya. Salah satu unsur yang mempunyai peranan sangat penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan tinggi tersebut adalah tenaga pendidik
dalam hal ini adalah Dosen.
Dosen merupakan salah satu komponen esensial dalam suatu sistem
pendidikan di perguruan Tinggi. Peran, tugas dan tanggung jawab dosen
sangat bermakna dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
meliputi kualitas iman dan takwa, akhlak mulia dan pengusaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang
maju, adil, makmur dan beradab.
13
Dosen dituntut untuk dapat memperlihatkan kinerja yang baik.
Peningkatan kinerja dosen ini memerlukan beberapa hal seperti motivasi yang
tinggi, kompetensi yang memadai, kepemimpinan yang baik dan lingkungan
kerja yang mendukung dosen untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
Data yang diperoleh dari bagian kepegawaian STMIK Pranata
Indonesia, STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT Texmaco Guna Karya
menunjukan sampai bulan Agustus 2014 Dosen masih bervariasi dalam
jenjang pendidikannya. variasi tersebut terlihat juga dari jabatan fungsional
yang mereka miliki.
Data tersebut menunjukan bahwa masih terdapat sebagian dosen di
STMIK Pranata Indonesia, STBA Cipto Hadi Pranoto, STBA dan STT
Texmaco Guna Karya yang masih belum dapat memenuhi ketentuan undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005. Pasal 46 ayat 2 dalam undang-undang tersebut
menyebutkan bahwa seorang Dosen harus memilki kualifikasi akademik
minimum S2 (Magister).
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 juga mensyaratkan bahwa
dosen harus mempunyai jabatan fungsional sekurang-kurangnya Asisten Ahli.
dosen STMIK Pranata Indonesia, STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT
Texmaco Guna Karya ternyata masih terdapat dosen yang belum mempunyai
jabatan fungsional, padahal jabatan fungsional merupakan salah satu syarat
yang harus dimiliki oleh seorang dosen sebagai penentu kewenangan
mengajar.
14
Berdasarkan hal diatas, sangat menarik untuk diteliti tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja Dosen pada STMIK Pranata Indonesia,
STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT Texmaco Guna Karya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur pengaruh motivasi, kompetensi, kepemimpinan dan
lingkungan kerja terhadap kinerja dosen pada STMIK Pranata Indonesia,
STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT Texmaco Guna Karya Bekasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas timbul bermacam-macam masalah yang dapat di
identifikasikan sebagai berikut :
1. Masih rendahnya Motivasi dosen ke arah tujuan yang berkaitan dengan
tugasnya dalam Tri Darma Perguruan Tinggi.
2. Masih rendahnya kesadaran dosen mengenai kompetensi pengetahuan,
keterampilan, prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh dosen
dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
3. Masih rendahnya kinerja dosen dalam melaksanakan tugas dibidang Tri
darma perguruan tinggi.
4. Belum Optimalnya perhatian Pemimpin mengarahkan para dosen
melaksanakan tri darma Perguruan Tinggi.
5. Banyaknya para Dosen kurang menguasai kompetensi pendagogik,
kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian.
6. Masih kurangnya Dosen yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugasnya melaksanakan Tri darma perguruan tinggi.
15
C. Pembatasan masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada apakah
terdapat pengaruh kompetensi profesional dan motivasi berprestasi terhadap
kinerja Dosen.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya
terdapat beberapa permasalahan yang menjadi perhatian penulis untuk dikaji
dan dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini, yaitu: kompetensi profesional
dan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen. Selanjutnya, dalam penelitian
ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional dan motivasi berprestasi
secara bersama-sama terhadap kinerja dosen ?
2. Apakah terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja Dosen?
3. Apakah terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, secara
umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dosen melaksanakan
tri darma perguruan tinggi dan motivasi berprestasi. Secara rinci tujuan
penelitian ini adalah utuk mengetahui:
1. Pengaruh kompetensi profesional dan motivasi berprestasi secara bersama-
sama terhadap kinerja dosen.
16
2. Pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja Dosen.
3. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen.
F. Kegunaan penelitian
Manfaat teoritik yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pemikiran dalam
kompetensi profesional khususnya terhadap kinerja dosen di Indonesia.
2. Hasil penelitian ini diharapkan memberi wawasan yang lebih komprehensif
untuk menjadi dosen profesional.
Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi para Perguruan tinggi memperbaiki kualitas pendidikan tinggi di
Indonesia diperlukan perbaikan tenaga pendidik khususnya dosen.
2. Bagi para pemimpin perguruan tinggi mengarahkan para dosen dalam
melaksanakan tugas tri darma perguruan tinggi.
3. Bagi para peneliti untuk menjadi suatu bahan pembanding mengenai
kompetensi profesional dan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen.
G. Sistematika penulisan Tesis
Tesis ini disusun sebagai laporan hasil penelitian yang terdiri dari lima bab
yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini dijelaskan berbagai alasan tentang penulisan judul penelitian
yang didasarkan atas kondisi real yang ada di tempat penelitian dan
17
disampaikan berbagai hal tentang perbedaan dan kenyataan dengan kondisi
kinerja dosen.
Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini dijelaskan teori-teori yang mendukung dan berkenaan
dengan variabel penelitian, diantaranya teori tentang motivasi prestasi
dosen serta teori tentang kinerja dosen.
Bab III : Metodologi Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan tentang metode yang digunakan dalam kegiatan
penelitian, dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode sampling
dan pengumpulan data ,pengambilan sampel dilakukan dengan metode
convinience sampling sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan
metode survei dengan menggunakan kuesioner yang di sampaikan secara
langsung kepada responden untuk memperoleh hasil kompetensi
profesional dan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen.
Bab IV : Hasil Penelitian
Dalam bab ini disampaikan tentang hasil penelitian menyangkut kondisi
real yang ada dan sedang berlangsung serta pencapaian hasil kinerja dosen.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini dijelaskan kesimpulan dan saran atas hasil penelitian,
sehingga diperoleh suatu rekomendasi untuk meningkatkan hasil kinerja
dosen
18
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Kompetensi Profesional
Becker et al. (2001) mengatakan bahwa kompetensi mengacu pada karakter
knowladge, skill dan abilitties setiap individu atau karakter personal yang
mempengaruhi job performance individu secara langsung. Grote (1996) menyatakan
bahwa kompetensi adalah karakter mendasar dari individu yang berhubungan dengan
ukuran atau referensi efektif atau tidaknya kinerja dalam suatu pekerjaan atau situasi
tertentu. Menurut Grote, kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja
yaitu siapa yang berkinerja baik dan kurang baik tergantung pada kompetensi yang
dimilikinya, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Indikatornya tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu
(Kepmendiknas No 045/U/2002). Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh
tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. (Ahamad
Sopari, Fasilitator,2007:13)
19
Menurut M. Arifin (2002) kata profesi berasal dari kata profesion yang
mengandung arti sama dengan occupation yaitu suatu pekerjaan yang memerlukan
keahlian dan pendidikan yang diperoleh melalui suatu pendidikan khusus. Suatu
bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan pekerjaan tertentu yang
membutuhkannya. (Syarifudin, Irwan Nasution,2005:27). Profesi mengandung arti
suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang
mensyaratkan kompetensi (pengetahun, sikap dan keterampilan) tertentu secara
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Guru atau dosen
sebagai profesi berarti dosen sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi
(keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil
guna.(Kunandar,2007:46)
Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik dan
perguruan tinggi. Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas
suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang.
Profesionalisme dosen merupakan kondisi, arah, nilai tujuan dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencahariannya.(Kunandar, 2007:47)
Profesional guru atau dosen mempunyai makna penting (Surya, dalam
Kunandar,:2007:48) yaitu :
20
1) Profesionalisme memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan
masyarakat umum.
2) Profesinalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi
pendidikan.
3) Profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri
yang memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mengkin dan
memaksimalkan kompetensinya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.(UU NO 14 Tahun 2005). Gary dan Margaret
(E.Mulyana,2008:21) menjelaskan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara
profesional memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif.
2) Berkemampuan mengembangkan strategi dan managemen pembelajaran.
3) Memiliki kemempuan memberikan umpan balik dan penguatan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Profesional dosen
adalah pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati
bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang
tenaga kependidikan. dosen yang profesional adalah dosen yang mengenal dirinya
adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. dosen
21
dituntut untuk terus menerus mencari tahu bagaimana seharusnya peserta didik itu
belajar. Seorang dosen yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan
minimal, antara lain : memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai,
memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki jiwa kreatif dan produktif,
memiliki etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan
pengembangan diri secara terus menerus melalui berbagai media.Kompetensi
Profesional dosen adalah berbagai kemapuan yang dimiliki oleh seseorang dalam
menjalankan pekerjaannya sebagai dosen dimana dia harus mampu menciptakan iklim
belajar yang kondusif, mampu mengembangkan strategi dan managemen
pembelajaran, serta mampu memberikan umpan balik dan penguatan.
Undang-undang Guru dan Dosen dan PP No 19/2005 menyatakan bahwa
kompetensi guru atau dosen meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional,
dan sosial. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan kemampuan
yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.
Menurut Finch dan Crunkilton kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas,
keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan.(E.Mulyana dalam Kunandar, 2007:52)
Kompetensi dosen adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada
dalam diri dosen atas dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Yang
meliputi kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi, kopetensi
sosial, kompetensi spiritual. (Kunandar,2007:55).
22
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari kompetensi
adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang
serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang
dibutuhkan oleh lapangan, karena kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (UU-RI Nomor 14 Tahun 2005,
Tentang Guru dan Dosen)
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap dosen akan
menunjukkan kualitas dosen yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional
dalam menjalankan fungsi sebagai dosen karena standar Kompetensi dosen meliputi 3
(tiga) komponen kompetensi dan masing-masing komponen kompetensi terdiri atas
beberapa unit kompetensi.
Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan
Kependidikan, yang terdiri atas;
1. Sub komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran seperti :
Menyusun rencana pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran
Menilai prestasi belajar peserta didik.
Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.
2. Sub komponen kompetensi wawasan kependidikan :
Memahami landasan kependidikan
23
Memahami kebijakan pendidikan
Memahami tingkat perkembangan siswa
Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya
Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan
Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan
3. Komponen kompetensi akademik/vokasional, yang terdiri atas :
Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran.
4. Komponen kompetensi pengembangan profesi terdiri atas :
Mengembangkan profesi.
Secara keseluruhan standar kompetensi guru/dosen terdiri dari tujuh kompetensi
(Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003) yaitu :
1) penyusunan rencana pembelajaran
2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar
3) penilaian prestasi belajar peserta didik
4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
5) pengembangan profesi
6) pemahaman wawasan pendidikan
7) penguasaan bahan kajian akademik
Kompetensi dosen adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga
24
layak disebut kompeten. Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi
disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur
dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai
perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis
dan memikirkan, serta memberikan perhatian yang mengarahkan seseorang
menemukan cara-cara mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Kompetensi dosen merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara faktual membentuk kompetensi
standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.Dari
berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompentensi guru adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dikuasai dan dihayati
dalam melaksnakan tugas profesionalnya.
Kompetensi dosen meliputi berbagai komponen kompetensi yang meliputi
pengelolaan pembelajaran, wawasan kependidikan, akademik dan pengembangan
profesi. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang dosen akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya.
Mengajar Di perguruan Tinggi adalah pekerjaan yang tidak mudah. Banyak
hal yang harus dipersiapkan sebelumnya. Menjadi Dosen tidak hanya menguasai ilmu
yang diajarkan, tetapi juga harus mempunyai keterampilan dan dedikasi tinggi. Arifin
(2005 : 30) mengatakan bahwa “pelaksanaan tugas guru/Dosen mencakup kriteria
dasar yaitu kepribadian, penguasaan ilmu yang diajarkan dan keterampilan mengajar”.
dengan kata lain tiga kompetensi yang harus dimiliki guru atau dosen, yaitu
25
kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi
pribadi yaitu mempunyai pengetahuan tentang materi ajar, dan cara pengembangan
materi didik. Kompetensi sosial yaitu, kemampuan berkomunikasi dengan peserta
didik dan lingkungan mereka.
Kompetensi profesional yaitu, kemampuan untuk mengelola proses
pembelajaran seperti merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta
mengembangkan sistem pembelajaran. Cruickshank (2006:32) menerangkan
“guru/dosen yang baik adalah yang mendukung siswa, peduli dengan keadaan siswa,
mempunyai pengetahuan yang luas tentang materi yang diajarkan, mampu untuk
bekerjasama, dan bersemangat dalam melakukan tugasnya”. Dengan kata lain sebagai
pengelola kelas guru/dosen mempunyai tugas untuk mengembangkan kemampuan
siswa dengan menyediakan sarana-sarana yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar
ketertarikannya untuk belajar dapat bangkit, serta membuat siswa untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
Sebagai pengelola kelas, dosen mempunyai tugas untuk mengembangkan
kemampuan siswa dengan menyediakan sarana-sarana yang di butuhkan, memotivasi
siswa agar ketertarikannya dalam belajar bisa bangkit, serta membantu siswa untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah
kemampuan menguasai bahan ajar, kemampuan dalam mengelola kelas, kemampuan
dalam menggunakan metode, media, dan sumber belajar, dan kemampuan untuk
melakukan penilaian baik proses maupun hasil, yang digunakan untuk menolong dan
26
membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan keterampilan,
sikap penghargaan dan pengetahuan, serta memperoleh keberhasilan yang diharapkan.
Menurut undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ada
empat kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang Dosen dalam mengemban
tugas tridharma perguruan tinggi. Keempat kompetensi tersebut meliputi pedagogik,
profesional, kepribadian dan sosial. Keempat kompetensi ini merupakan indikator
yang menunjukan kinerja dosen sebagai pendidik dan pengajar.
Dari definisi-definisi dan uraian mengenai persepsi dan kompetensi dapat
disimpulkan, bahwa persepsi siswa tentang kompetensi dosen adalah pendapat
ataupun kesan siswa tentang performance dosen dalam menyampaikan materi ajar,
yang mencakup kecakapan profesional, kecakapan sosial dan kecakapan pribadi.
Adapun kecakapan profesional adalah tata cara dosen dalam menerangkan materi ajar
seperti penggunaan media yang diupayakan untuk dapat dipahami oleh siswa.
Kecakapan sosial yaitu sikap dosen dalam berinteraksi dengan siswa apakah sabar,
selalu membantu kesulitan yuang dihadapi siswa dengan tulus, serta selalu bersikap
terbuka. Kecakapan pribadi yaitu ketanggapan seorang dosen dalam menghadapi
segala permasalahan yang dihadapi, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
serta sikap yang tanggap terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Jika dalam proses
pembelajaran, seorang dosen melakukan ketiga kompetensi tersebut dengan baik, akan
menghasilkan persepsi yang baik kepada siswa, sehingga akan membuat siswa
tertarik, senang dan tidak bosan untuk berinteraksi dalam proses pembelajara ini. Dan
mereka dapat menyerap materi ajar dengan baik, sehingga dapat memperoleh hasil
yang diharapkan.
27
2. Motivasi berprestasi
Gibson et al. (2003) mendevinisikan motivasi sebagai kekuatan yang
mendorong karyawan untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan dan mengarahkan
perilaku. Motivasi adalah salah satu faktor penentu kinerja. Motivasi terbentuk dari
sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan
kondisisen untuk yang menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan organisasi
(karjantoro,2004). Dalam hal ini terdapat hubungan yang positif antara motif
berprestasi dengan pencapaian kinerja dosen. Motif berprestasi adalah suatu dorongan
dalam diri dosen untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya
agar mampu mencapai prestasi kerja yang tinggi.
ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan Motivasi ialah suatu proses untuk mengalakan sesuatu tingkah laku
supaya dapat mencapai matlumat-matlumat yang tertentu. Konsep motivasi memang
susah dipahami karena kesannya tidak dapat diketahui secara langsung. Seseorang
dosen terpaksa melibatkan proses berbagai motif kelakuan seseorang yang diukur dari
segi perugahan, keinginan, keperluan, dan matlumatnya.
Motivasi masih sukar diukur akan kelakuan itu tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu motif atau desakan saja tetapi ada faktor-faktor yang membuat seseorang itu
terdorong untuk memuaskan sesuatu. Sudirman (2001: 73), mengarakan bahwa
motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
menyelakan perasaan tidak suka itu.Menurut Purwanto (2003: 71), istilah ”motif” dan
”motivasi” keduanya sukar dibedakan secara tegas. Dijelaskan bahwa motif
28
menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi
adalah ”pendorongan” suatu usaha yang harus disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar tertentu.
Motivasi dosen adalah suatu kondisi yang menggerakkan dosen ke arah suatu
tujuan tertentu yang berkaitan dengan tugasnya dalam pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Motivasi dosen akan dijabarkan yang
dibuat berdasarkan indikator-indikator yang diambil dari teori motivasi yang
dikemukakan oleh David Mc.Clelland. indikator-indikator tersebut adalah kebutuhan
untuk mencapai prestasi, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan untuk
memperoleh kekuasaan.
Menurut Mulyana prestasi merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik
pribadi maupun lingkungan (Mulyana, 2006: 190). Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar dapat dibagi menjadi empat, yaitu: (a) bahan atau materi yang
dipelajari (b) lingkungan (c) faktor instrumental dan (d) kondisi peserta didik. Faktor-
faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi
tertentu terhadap prestasi peserta didik. Faktor-faktor tersebut, disini penulis
menggolongkan menjadi dua yaitu: faktor pribadi dan faktor lingkungan.
1. Faktor Pribadi
Faktor ini adalah faktor dari dalam diri dosen itu sendiri, diantaranya yaitu:
faktor fisik dan faktor psikologis.
Keadaan fisik dapat mendukung atau menghambat seorang dosen untuk
berprestasi, misalnya, karena faktor iklim dan musim kerap menciptakan kondisi
29
fisik yang kurang menguntungkan dan dapat menyebabkan konsentrasi
berkurang.
Perwujudan dari motivasi yang tinggi dalam bentuk tingkah laku
berorientasi pada pencapaian prestasi. Terutama pada pekerjaan yang bukan
pekerjaan rutin yang menuntut kemampuan mental yang tinggi serta peranan
dalam pengambilan keputusan dan memecahkan masalah. McClelland
menyatakan bahwa motivasi berprestasi individu dapat dipandang sebagai
indikator kekuatan motivasi prestasi individu yang bersangkutan.
McClelland mengemukakan tingkah laku yang paling menonjol dari
individu berprestasi yang tinggi adalah: (1) sangat menyayangi pekerjaan
pekerjaan yang menuntut tanggung jawab pribadi, (2) selalu bekerja dengan
memperhitungkan resiko dari segala tindakan yang dilakukannya. Ia tidak senang
melakukan pekerjaan yang terlampau mudah, karena hal ini tidak mendatangkan
kepuasan bagi dirinya, (3) lebih menyukai untuk menggunakan pemikiran sendiri
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, (4) mempunyai dorongan yang kuat untuk
segera mengetahui hasil yang konkret dari segala tindakan yang dilakukannya.
Merangkum dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa
motivasi merupakan dorongan atau kecenderungan yang timbul pada diri
seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, atau
usaha–usaha yang menyebabkan sesorang atau kelompok orang tergerak
melakukan sesuatu karena keinginan mencapai tujuan tertentu. Atau suatu
dorongan yang muncul dari dalam dirinya atau luar dirinya dalam memperoleh
30
berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan diusahakan selalu
berpartisipasi secara aktif, mempunyai minat, sikap dan persepsi tertentu.
3. Kinerja Dosen
Robbins (2002) menyatakan bahwa kinerja adalah ukuran mengenai apa yang
dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Menurut mangkunegara
(2001) prestasi kerja berasal dari kata job performance atau actual performance yaitu
hasil kerja secara kualitas, dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja (prestasi
kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.(http://id.wikipedia.org) Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani
(2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34)
mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Menurut John Whitmore (2003 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,
suatu pameran umum ketrampikan”. (http://id.wikipedia.org). Menurut Barry
Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.
31
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “
merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu
Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.(http://id.wikipedia.org) John Witmore
dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran
umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil
suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau
perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan
operasional. Mink (2003 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang
memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a)
berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d)
kompetensi.
Kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah
fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan
tujuan organisasi. (Kane & Kane, 2003, Bernardin & Russell, 2008, Cascio, 2008).
Kinerja seseorang merupakan gabungan dari kemampuan, usaha dan kesempatan,
yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya, oleh karena itu kinerja bukan
menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang melalui hasil kerja
yang telah dan akan dilakukan seseorang. Kinerja dapat pula diartikan sebagai
32
kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaannya, dan ukuran kesuksesan masing-
masing karyawan tergantung pada fungsi dari pekerjaannya yang spesifik dalam
bentuk aktifitas selama kurun waktu tertentu, dengan kata lain ukuran kesuksesan
kinerja tersebut didasarkan pada ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis
pekerjaannya. (http://wangmuba.com) Miner, (2002), mengatakan bahwa kinerja
sebagai perluasan dari bertemunya individu dan harapan tentang apa yang seharusnya
dilakukan individu terkait dengan suatu peran, dan kinerja tersebut sebagai evaluasi
terhadap berbagai kebiasaan dalam organisasi, yang mana evaluasi tersebut
membutuhkan standarisasi yang jelas. (http://wangmuba.com) Kinerja merupakan
suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktifitas kerja sumber daya manusia
baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan. Demikian halnya
perwujudan kinerja yang membanggakan juga sebagai imbalan intrinsik. Hal ini akan
berlanjut terus dalam bentuk kinerja berikutnya, dan seterusnya. Agar dicapai kinerja
yang profesional maka perlu dikembangkan hal-hal seperti : kesukarelaan,
pengembangan diri pribadi, pengembangan kerjasama saling menguntungkan, serta
partisipasi seutuhnya. (Hadipranata, 2006). (http://wangmuba.com) Sejalan dengan hal
tersebut, Vroom, (2004) mengatakan bahwa tingkat sejauh mana keberhasilan
seseorang didalam melakukan tugas pekerjaannya dinamakan tingkat kinerja (level of
performance). Seseorang yang level of performance tinggi disebut sebagai orang yang
produktif, sebaliknya yang levelnya tidak mencapai standar, dikatakan sebagai tidak
produktif atau kinerjanya rendah.(http://wangmuba.com) McCloy et. al, (2004),
mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan
yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (goal-relevant action). Tujuan-
33
tujuan tersebut tergantung pada wewenang penilai yang menentukan tujuan apa yang
harus dicapai oleh karyawan, oleh karenanya kinerja bukan merupakan hasil dari
tindakan atau perilaku, melainkan tindakan itu sendiri. Lebih lanjut McCloy
menguraikan, bahwa agar seseorang dapat melakukan suatu tugas sesuai dengan
kinerja yang diinginkan, maka hendaknya memenuhi prasyarat : pengetahuan yang
dibutuhkan, memiliki ketrampilan-ketrampilan, dan membuat pilihan dengan
sungguh- sungguh untuk bekerja pada tugas pekerjaannya selama beberapa tenggang
waktu tertentu dengan tingkat usaha tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Schultz & Schultz, (2004), mengatakan bahwa karyawan akan mampu memotivasi diri
mereka sepenuhnya jika ada tujuan yang pasti yang ingin diraih. Tujuan tersebut
adalah hasil yang akan dicapai oleh karyawan dan memberikan arah pada perilaku dan
pikiran mereka sehingga membimbing kepada tujuan yang hendak dicapai. Sejauh
mana kesuksesan karyawan dalam mencapai tujuan tersebut melalui tugas- tugas yang
dilakukan disebut dengan kinerja (Suhartini, 2002).(http://wangmuba.com)
Cherington, (2004), mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian
target kerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pencapaian kinerja
tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal akan terwujud
bilamana organisasi dapat memilih karyawan yang memiliki motivasi dan kecakapan
yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi yang memungkinkan mereka
agar dapat bekerja secara maksimal. (http://wangmuba.com) Dari beberapa pengertian
dari kinerja yang disampaikan oleh para ahli sebagaimana diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu
sesuai dengan peran atau tugasnya dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan
34
suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi dimana individu tersebut
bekerja.
Dalam melaksanakna tugasnya setidaknya guru harus memiliki kemampuan
dan sikap sebagai berikut : menguasai kurikulum, menguasai substansi materi yang
diajarkan, menguasai metode dan evaluasi belajar, tanggungjawab terhadap tugas,
disiplin dalam arti luas.(Kunandar,2007:60) Sudijarto (Kunandar,2007:57)
berpendapat bahwa kemampuan profesional Dosen meliputi :
1) Merancang dan perencanakan pembelajaran
2) Mengembangkan program pembelajaran
3) Mengelola pelaksanaan program pembelajaran
4) Menilai proses dan hasil pembelajaran
5) Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses
pembelajaran.
Kinerja profesional guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki. Kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru meliputi : pertama memiliki pengetahuan tentang belajar dan
tingkah laku manusia, kedua, mempunyai sifat yang tepat tentang dirinya dan bidang
studi yang dibinanya, ketiga, menguasai bidang studi yang diajarkan, keempat,
memiliki keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan
kinerjanya secara profesional. Keterampilan ini menunjukkan bagaimana guru
memperllihatkan perilakunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung. Kinerja
Profesional guru adalah keterampilan guru dalam melaksanakan tugasnya secara
35
profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang yang mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu melaksanakan
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Penguasaan materi meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu
sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang bersangkutan dalam
konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu yang bersangkutan dalam
melakukan verifikasi dan memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari,
penyesuaian substansi dengan tuntutan dan ruang gerak kurikuler serta pemahaman
terhadap managemen pembelajaran.
Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-tahap
perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapannya (kognitif, afektif dan
psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik dan pembelajaran.
Pembelajaran yang mendidik terdiri atas pemahaman konsep dasar proses pendidikan
dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta penerapannya dalam
pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
Pengembangan pribadi dan profesionalisme mencakup pengembangan intuisi
keagamaan, kebangsaan yang berkepribadian, sikap dan kemampuan
mengaktulisasikan diri, serta sikap dan kemampuan mengembangkan profesionalisme
kependidikan. Dari beberapa pendapat tentang persepsi dan kinerja profesional guru
yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa pada kinerja
profesional guru adalah proses penginderaan dan pemberian makna atas berbagai
stimulus respon yang diterima oleh indera (siswa). Yang selanjutnya dari
pengorganisasian tersebut siswa dapat memberikan gambaran yang terstruktur dan
36
bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh individu (guru) sesuai dengan peran
atau tugasnya sebagai guru dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu
ukuran nilai atau standar sesuai dengan kompetensi yang harus dimilikinya
Kinerja dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses belajar
mengajar di perguruan tinggi. Prawirosentono (1999) menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan.
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa apabila kinerja dosen baik, maka kinerja
perguruan tinggi juga baik.
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja
Dosen
Kemampuan dosen adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen pada institusi atau
perguruan tinggi bahwa motivasi, kepemimpinan dan iklim kerja mempunyai
hubungan positif dan sangat kuat dengan kinerja.
Motivasi dosen adalah suatu kondisi yang menggerakkan dosenkearah
suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan tugasnya dalam tri dharma perguruan
tinggi kebutuhannya untuk mencapai prestasi. Maka dapat diduga terdapat
pengaruh kompetensi profesional dan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen.
37
2. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Dosen
Kinerja profesional dosen merupakan kemampuan dosen dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki, dalam pencapaian hasil
yang diharapkan. Kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen dalam mengemban
tugas tri dharma perguruan tinggi. Keempat kompetensi tersebut meliputi pedagogik,
profesional, kepribadian dan sosial. Keempat kompetensi ini merupakan indikator
yang menunjukan kinerja dosen sebagai pendidik dan pengajar.
Kinerja profesional dosen adalah keterampilan dosen dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang
mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.
Dengan kompetensi yang dimiliki oleh dosen, maka akan memungkinkan
pencapaian kompetensi dosen yang diharapkan. Dengan demikian terdapat pengaruh
langsung kompetensi profesional terhadap kinerja dosen.
3. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Dosen
Kinerja profesional dosen adalah keterampilan dosen dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya yang
mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, mampu
melaksanakan pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.
38
Motivasi prestasi yang ada pada dosen berhubungan dengan kepemimpinan di
perguruan tinggi, ini sangat penting dipertimbangkan dalam menjelaskan kinerja.
Apabila dosen mempunyai motivasi dan kompetensi yang tinggi serta didukung
dengan kepemimpinan yang baik maka akan dapat meningkatkan kinerja mereka.
Dan hal pertama yang harus diusahakan untuk memperbaiki kinerja dosen
adalah menjamin kinerja dosen agar dosen dapat melaksanakan tugasnya dalam
keadaan yang memenuhi syarat, sehingga mereka adapat melaksanakan tugasnya
tanpa mengalami ketegangan dan Pergutruan tinggi harus menyediakan lingkungan
kerja yang baik bagi dosen nya yaitu lingkungan fisik dan non fisik, keduanya
dikembangkan diperguruan tinggi supaya memenuhi kebutuhan dosen.
Motivasi prestasi dosen adalah suatu kondisi yang menggerakkan dosen ke arah
suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan tugasnya dalam tri dharma pendidikan
dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Dari uraian di atas maka dapat di duga bahwa dapat berengaruh langsung
Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Dosen.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir yang ada maka penelliti menyusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi profesional dan motivasi berprestasi
secara bersama-sama terhadap kinerja dosen
2. Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi profesional terhadap kinerja dosen.
3. Terdapat Pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian ini menjelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian,
metode penelitian, populasi, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisis data.
A. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bagian Personalia di Perguruan Tinggi STMIK
Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan STMIK Guna Karya yang
ada diwilayah Bekasi. Waktu penelitian akan dilakukan selama 4 bulan mulai
bulan Juli sampai dengan bulan November 2014. Penelitian dilakukan dalam
lima tahapan mulai dari 1) Penentuan masalah/judul dan pengajuan prosposal
penelitian, 2) survey terkait dengan jumlah populasi yang akan dijadikan
objek penelitian dengan sumber masing-masing institusi yang ada di wilayah
Bekasi, 3) Penyusunan, pengujian dan analisis instrumen dilanjutkan dengan
penelitian untuk pengambilan data, 4) pemeriksaan, pengolahan, analisis data,
pengujian hipotesis, penyusunan kesimpulan, dan 5) pembuatan laporan
penelitian. Secara rinci kegiatan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
40
Tabel 3.1
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Jenis Kegiatan
Bulan
Juli Agustus September Oktober Novembe
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Proposal X
Persetujuan
Instrumen
X X
Ijin penelitian X X
UjiCoba
instrumen
X X X X
Penyebaran
Instrument
x x x x
Pengumpulan
Instrument
x x x x
Analisis Data x x
Penyelesaian Tesis x x
B. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survey yang dengan
analisa korelasional, Metode Survey yaitu “penelitian yang mengambil sampel
dari satu populasi dan mengunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok” (Singarimbun,M dan sofian Effendi, 1995: 3) data digunakan
untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melaui pengujian
Hipotesa. untuk mencari hubungan antara X1, X2, dan Y. Yang menjadi
variabel dalam penilaian ini adalah: 1. Kompetensi profesional (X1) dan
Motivasi berprestasi (X2) sebagai variabel bebas. 2. Kinerja dosen (Y) sebagai
variabel terikat. Hubungan antara ketiga variabel ini dapat dilihat pada
diagram dibawah ini :
41
C.
D.
E.
F.
G.
X1 : Kompetensi Profesional
X2 : Motivasi Berprestasi
Y : Kinerja Dosen
C.Populasi dan teknik pengambilan sampel
Populasi penelitian menurut suharsimi (2000:115) adalah keseluruhan
subjek penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi populasi penelitian
adalah “Seluruh individu yang akan dikenai sasran generalisasi dan sampel-
sampel yang akan di ambil dalam suatu penelitian”. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh Dosen Perguruan Tinggi Swasta di Bekasi yaitu STMIK
Pranata Indonesia, STBA Cipto hadi Pranoto, dan STMIK Guna Karya,
sampel diambil 320 orang dari populasi terjangkau.
Menurut suharsimi (2000:117) adalah “Sebagian atau wakil populasi
yang diteliti”. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara
proporsional sampling dan acak (random sampling).
X1
Y
X2
42
Sebagaimana pendapat suharsimi (2006:134) yang menyatakan
“apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga
penelitiannya populasi, tetapi bila jumlah besar dapat diambil atau 10-15%
atau 20-25%, Berdasarkan pendapat tersebut maka apabila diambil 23% dari
jumlah populasi diperoleh hasil : 320 dosen X 23% = 73, sehingga dari jumlah
populasi 320 dosen, apabila diambil jumlah sampel sebanyak 73dianggap
sudah representatif. Berikut adalah rincian atau distribusi pengambilan sampel
sebagai berikut :
Tabel 3.2
No Unit Kerja Jumlah
Populasi Proporsi Jumlah Sampel
1 STMIK Pranata
Indonesia 178 (178:320)x73 41 Dosen
2 STBA Cipto Hadi
Pranoto 68 (68:320)x73 16 Dosen
3 STMIK Guna
Karya 74 (74:320)x73 16 Dosen
Jumlah 73
Alasan penulis menggunakan Random sampling ini adalah memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi Sampel.
Yaitu Dosen dari 3 (tiga) Institusi sifat penelitian non eksperimen dan jenis
pendekatannya bersifat penelitian korelasi. Dengan demikian diharapkan dapat
menghasilkan informasi yang lengkap dan valid.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang fokus permasalahan
dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan dengan metode survei
43
dengan menggunakan kuesioner yang disampaikan langsung oleh responden.
Data dalam ini terdiri dari : 1. Kompetensi dosen seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki dosen, 2. Motivasi dosen kondisi
yang menggerakkan dosen kearah suatau tujuan tertentu yang berkaitan dengan tri
dharma perguruan tinggi, 3. Kinerja dosen segala sesuatu yang ada disekitar
dosen yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas dalam
melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini akan disebarkan 73 kuesioner yang didapatkan responden
yang tersebar di perguruan tinggi .
E. Instrumen penelitian
Instrument variabel penelitian terdiri dari : instrument kompetensi profesional
(X1), instrument motivasi berprestasi (X2) dan instrument kinerja dosen (Y).
Semua variabel akan diukur dengan menggunakan skala likert. Masin-masing
alternatif jawaban akan diberi skor atau nilai 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju yang berarti sangat buruk, 2 untuk jawaban tidak setuju yang berarti
buruk, 3 untuk jawaban netral yang berarti cukup baik, 4 untuk jawaban setuju
yang berarti baik, dan 5 untuk jawaban sangat setuju yang berarti sangat baik.
1. Kompetensi Profesional
a. Definisi Konseptual
kompetensi profesional adalah gambaran yang terstruktur dan
bermakna tentang hasil kerja yang dicapai oleh dosen dalam melaksanakan
tugas dan perannya sebagai tenaga profesional pendidikan.
44
b. Definisi operasional
Kompetensi profesional adalah skor total yang diperoleh atas kinerja dosen
berdasarkan kinerja baik dan kurang baik, yang meliputi :1) Kompetensi
Pedagogik, 2) Kompetensi Profesional, 3) Kompetensi Kepribadian, 4)
Kompetensi Sosial
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
kompetensi profesional dijabarkan kedalam pertanyaan yang dibuat dengan
menggunakan indikator-indikator yang terdapat dalam buku Direktorat
Jenderal pendidikan Tinggi.
c. Kisi-kisi
Dalam menyusun koesioner tentang kompetensi profesional, peneliti
menyusun instrumen dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Aspek yang diukur: 1) kecakapan profesional, kejelasan dalam
menerangkan, penggunaan media, 2) kecakapan sosial, interaksi dengan
mahasiswa, sesama dosen, dan masyarakat luas, 3) kecakapan pribadi,
kemampuan memimpin, pribadi yang mantap dan menjadi panutan.
3.3. Tabel Instrumen kompetensi profesional.
No
Pertanyaan
Variabel
Penelitian
Indikator
Nomor
1 Kecakapan
profesional
-kejelasan menerangkan
-penggunaan media
1,2,3,4
5,6,7,8,9,10,11
2 Kecakapan
sosial
-bersikap terbuka
-sikap suka menolong
12,13,14,15
17,18,19,20,
21,22,23,24
45
3 Kecakapan
pribadi
-ketanggapan terhadap
masalah
-kepercayaan diri
25,26,27,28,29,
30
d. Ujicoba Instrumen Penelitian
1) Validitas Instrumen
Hasil pengujian kalibrasi validitas instrumen kompetensi profesional
dari 30 butir pertanyaan yang diujicobakan kepada 73 responden. Dalam
pengujian ini di gunakan rumus korelasi pearson product momet, ternyata 2
butir dinyatakan tidak valid yaitu nomor 23 dan 24. Selanjutnya butir yang
tidak valid digunakan untuk instrumen pengumpul data dalam penelitian.
2) Reabilitas Instrumen
Untuk pengujian reabilitas instrumen persepsi siswa tentang
kompetensi guru mengajar, digunakan rumus Alpha. Cronbah. Dan hasil
ujicoba reliabilitas 30 butir instrumen persepsi siswa tentang kompetensi guru
adalah 0, 841 yang berarti relibilitasnya sangat tinggi.
3) Instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kompetensi profesional berbentuk kuesioner dengan menggunakan rating
scale. Model rating scale yang digunakan pada penelitian dirumuskan dalam
bentuk kontinum dengan 5 (lima ) kategori, yaitu selalu = 5, sering =4,
kadang-kadang = 3, jarang = 2 dan tidak pernah = 1. Semua pertanyaan diatur
sedemikian rupa semua bermakna positif.
46
2. Motivasi Berprestasi
a. Definisi Konseptual
Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang berasal dalam diri
orang-orang untuk berprestasi dan berusaha berprestasi dalam upaya mencapai
tujuan. Dorongan tersebut antara lain : a. Motivasi intrinsik yang meliputi: 1).
Dorongan untuk mencapai tujuan, 2). Dorongan untuk memiliki kebanggan, 3)
berusaha untuk bertanggung jawab, 4) dorongan untuk inovatif. b. Motivasi
Ekstrinsik yang meliputi : 1) dorongan untuk menghadapi persaingan, 2)
dorongan untuk kepuasan, 3) berusaha untuk mengembangkan diri.
b. Definisi Operasional
Motivasi berprestasi adalah skor yang diperoleh dari penilaian motivasi
seorang Dosen. Dengan menggunakan skala likert sebanyak 30 butir
pertanyaan, maka pertanyaan yang mencerminkan indikator Motivasi
Berprestasi adalah Motivasi intrinsik yang meliputi: 1). Dorongan untuk
mencapai tujuan, 2). Dorongan untuk memiliki kebanggan, 3) berusaha untuk
bertanggung jawab, 4) dorongan untuk inovatif. Dan Motivasi Ekstrinsik yang
meliputi : 1) dorongan untuk menghadapi persaingan, 2) dorongan untuk
kepuasan, 3) berusaha untuk mengembangkan diri.
Setiap pilihan jawaban diberikan skor sebagai berikut :
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) = 5 Sangat Setuju (SS) = 5
Setuju (S) = 4 Setuju (S) = 4
Ragu –ragu = 3 Ragu –ragu = 3
47
Tidak Setuju = 2 Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak setuju = 1 Sangat Tidak setuju = 1
c. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Berprestasi (Variabel X2)
Tabel 3.4 motivasi berprestasi
No Dimensi Indikator No
Pertanyaan
Positif Negatif
1
2
Motivasi Instrinsik
Motivasi Ekstrinsik
1. dorngan Untuk
Mencapai tujuan
2. dorongan untuk
memiliki
kebanggaan.
3. Berusaha untuk
bertanggung Jawab
4. Dorongan untuk
inovatif
1. Dorongan Untuk
menghadapi
persaingan
2. Dorongan untuk
kepuasan
3.Berusaha untuk
mengembangkan
diri
1,2,3
4,5,6
7,8,9
10,11
12
13
16
d. Ujicoba Instrumen Penelitian
1) Validitas Instrumen
Hasil pengujian kalibrasi validitas instrumen kompetensi profesional
dari 30 butir pertanyaan yang diujicobakan kepada 73 responden. Dalam
pengujian ini di gunakan rumus korelasi pearson product momet, ternyata 2
48
butir dinyatakan tidak valid yaitu nomor 23 dan 24. Selanjutnya butir yang
tidak valid digunakan untuk instrumen pengumpul data dalam penelitian.
2) Reabilitas Instrumen
Untuk pengujian reabilitas instrumen persepsi siswa tentang
kompetensi guru mengajar, digunakan rumus Alpha. Cronbah. Dan hasil
ujicoba reliabilitas 30 butir instrumen persepsi siswa tentang kompetensi guru
adalah 0, 841 yang berarti relibilitasnya sangat tinggi.
3) Instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kompetensi profesional berbentuk kuesioner dengan menggunakan rating
scale. Model rating scale yang digunakan pada penelitian dirumuskan dalam
bentuk kontinum dengan 5 (lima ) kategori, yaitu selalu = 5, sering =4,
kadang-kadang = 3, jarang = 2 dan tidak pernah = 1. Semua pertanyaan diatur
sedemikian rupa semua bermakna positif.
3. Kinerja Dosen (Y)
a. Definisi konseptual
Kinerja dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses
belajar mengajar diperguruan tinggi, dan terdapat hubungan yang erat antara
kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan, pernyataan tersebut
menunjukan bahwa apabila kinerja dosen baik, maka kinerja perguruan tinggi
juga akan menjadi baik.
49
b. Definisi operasional
Kinerja dosen adalah kemampuan dosen dalam melaksanakan tugas
dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan
kegiatan administrasi. Kinerja dosen akan dijabarkan ke dalam 18 item
pertanyaan dengan menggunakan indikator-indikator yang terdapat dalam
keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 36/DO/2001 tentang penilaian
teknis pelaksanaan penilaian angka kredit Jabatan Dosen.
c. Kisi-kisi
Dalam menyusun koesioner tentang persepsi siswa pada kinerja
profesional guru, peneliti menyusun instrumen dengan kisi-kisi sebagai
berikut:
KISI-KISI INSTRUMEN
KINERJA DOSEN
No Variabel
Penelitian
Indikator No
Pertanyaan
1 prestasi -pendidikan dan
pengajaran
-penelitian
-pengabdian
masyarakat
- Administrasi dan
manajemen
1 - 10
11-14
15 – 21
22 - 30
d. Ujicoba Instrumen Penelitian
1) Validitas Instrumen
Hasil pengujian kalibrasi validitas instrumen kompetensi profesional
dari 30 butir pertanyaan yang diujicobakan kepada 73 responden. Dalam
50
pengujian ini di gunakan rumus korelasi pearson product momet, ternyata 2
butir dinyatakan tidak valid yaitu nomor 23 dan 24. Selanjutnya butir yang
tidak valid digunakan untuk instrumen pengumpul data dalam penelitian.
2) Reabilitas Instrumen
Untuk pengujian reabilitas instrumen persepsi siswa tentang
kompetensi guru mengajar, digunakan rumus Alpha. Cronbah. Dan hasil
ujicoba reliabilitas 30 butir instrumen persepsi siswa tentang kompetensi guru
adalah 0, 841 yang berarti relibilitasnya sangat tinggi.
3) Instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kompetensi profesional berbentuk kuesioner dengan menggunakan rating
scale. Model rating scale yang digunakan pada penelitian dirumuskan dalam
bentuk kontinum dengan 5 (lima ) kategori, yaitu selalu = 5, sering =4,
kadang-kadang = 3, jarang = 2 dan tidak pernah = 1. Semua pertanyaan diatur
sedemikian rupa semua bermakna positif.
D. Teknik Analisa Data
1. Statistik Deskriptif
Dalam analisis deskriptif akan dilakukan teknik penyajian data dalam
bentuk tabel distribusi frekwensi, grafik/diagram batang untuk masing-
masing variabel. Selain itu juga masing-masing variabel akan diolah dan
dianalisis ukuran pemusatan dan letak seperti mean, modus, dan median serta
51
ukuran simpangan seperti jangkauan, variansi, simpangan baku,
kemencengan dan kurtosis.
Adapun langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekwensi,
penyajian grafik polygon, dan histogram dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
a. Menentukan rentang ®, yaitu data terbesar dikurangi terkecil.
b. Menentukan banyak kelas (K) dengan aturan Struges, yaitu
K = 1 + 3,3 log n, n = banyaknya data
c. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu P =
d. Menentukan ujung bawah interval kelas pertama, yaitu < data terkecil.
e. Membuat tabel distribusi frekuensi secara lengkap, dengan jalan
menentukan ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap interval kelas
menghitung banyaknya data (frekwensi) untuk setiap kelas interval.
f. Menggambar grafik histogram, dengan terlebih dahulu menentukan tepi
bawah (TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-masing kelas interval, yaitu
TB = UB – ½ satuan data, TA = UA + ½ satuan data.
g. Menggambarkan grafik polygon frekwensi, dengan terlebih dahulu
menentukan nilai tengah (Yi) masing-masing kelas interval, yaitu Yi = ½
(UA-UB).
Sedangkan ukuran pusat, letak dan simpangan diantaranya dapat
ditentukan dengan rumus-rumus berikut :
1) Menentukan Mean/rata-rata (Y), dengan rumus :
Y = ∑
52
2) Menentukan Modus (Mo), dengan rumus :
Mo = b + p (
) dimana :
Mo = Modus
b = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan grekuensi
terbanyak
p = panjang kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
terdekat sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
terdekat sesudahnya.
3) Menentukan Median (Me) dengan rumus :
Me = b + p (
) dimana :
Me = Median
n = banyaknya data
F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
4) Variansi (SD) dan Simpangan Baku, dengan rumus :
SD =
∑
(∑
)
Dan Simpangan Baku (S) =
√
53
Untuk mempersingkat waktu sekaligus pemanfaatan teknologi, maka
perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini akan diselesaikan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 22.
2. Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil pengumpulan
berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan berpengaruh pada proses
lanjutan analisis statistik, jika data terdistribusi normal, maka analisis
dilanjutkan menggunakan statistik parametric, sedangkan jika data tiak
terdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik non
parametric. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov dalam program aplikasi
komputer untuk statistik, yaitu SPSS 22. Hasil perhitungan dan pengujian
dengnan SPSS 22 ditunjukkan oleh tabel Test of Normality pada kolom Sig
untuk pengujian teknik Kolmogorov Smirnov. Kriterian kenormalannya
adalah jika nilai sig KS > 0,05 maka data tersebut dikatakan berdistribusi
normal.
b. Uji Linearitas
Pengujian linearitas garis regresi dalam penelitian ini digunakan \Uji F,
rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1966:327) :
F =
=
54
Dalam prakteknya akan digunakan bantuan program SPSS 22 untuk
menghitung uji literitas, yaitu dengan melihat besarnya nilai koefisien sig
pada Deviation from Linearity.
Kriteria pengujian linieritasnya adalah sebagai berikut :
jika sig > 0,05 maka garis regresi tersebut linier dan,
jika sig < 0,05 maka garis regresi tersebut tidak linier
3. Uji Hipotesis Penelitian (Analisis Inferensial)
Setelah keseluruhan uji persyaratan analisis data dipenuhi dan diketahui
data layak untuk diolah lebih lanjut, maka langkah berikutnya adalah menguji
masing-masing hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis
menggunakan teknik korelasi partial dan korelasi ganda, serta regresi linier
sederhana dan regresi linier ganda.
Dalam prakteknya, untuk perhitungan dan pengujian korelasi dan
regresi baik partial maupun ganda akan digunakan bantuan program SPSS 22.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Analisis Korelasi
1) Perhitungan dan Pengujian Signifikan Koefisien Korelasi Partial.
Hasil perhitungan koefisien korelasi partial bisa dilihat dari output
program SPSS melalui korelasi yakni pada tabel Correlations.
Signifikan dari koefisien korelasi tersebut dinyatakan oleh keterangan
yang ada di bawah tabel tersebut, yaitu :
55
Untuk tanda ** (dua bintang) maka koefisien korelasi tersebut
signifikan pada taraf nyata 1 %
Untuk tanda * (satu bintang) maka koefisien korelasi tersebut
signifikan pada taraf nyata 5 %, berarti tidak signifikan pada taraf
nyata 1%.
Untuk yang tidak ada tanda bintangnya maka koefisien korelasi
tersebut tidak signifikan.
2) Perhitungan dan Pengujian Signifikan Koefisien Korelasi Ganda.
Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda bisa dilihat dari output
program SPSS sebagai analisis regresi yakni pada tabel Model
Summaryb. Signifikasi dari koefisien korelasi tersebut diuji secara
manual atau dengan bantuan komputer melalui program aplikasi
Microsoft Excel. Adapun rumus pengujiannya adalah :
F =
Dimana : R = Ry.12 yaitu koefisien korelasi ganda
n adalah banyaknya anggota sampel
k adalah banyaknya variabel bebas
b. Analisis Regresi
1) Perhitungan persamaan Garis Regresi
Hasil perhitungan garis regresi bisa dilihat dari output program SPSS
melalui analisis regresi yakni pada tabel Coefficients’. Koefisien-
koefisien persamaan garis regresi ditunjukkan oleh bilangan-bilangan
yang ada pada kolom B untuk Unstandardized Coefficients.
56
Coeficients”
Model
Unstandardizet
Coefficients
Unstandardizet
Coefficients T Sig
B Std Error Beta
1
(Constant) a0
X1 a1
X2 a2
a. Dependent Variable ; Y
Dari tabel di atas maka persamaan regresinya adalah y = a0 + a1x1 + a2x2
2) Pengujian Signifikansi Regresi
a. Untuk Regresi Partial
Untuk pengujian signifikansi regresi partial dilakukan dengan
memperhatikan nilai pada kolom t atau kolom Sig pada table
Coefficients. Untuk regresi partial pengaruh X1 terhadap Y digunakan
baris nilai t dan Sig pada baris Variabel X1, sedangkan untuk regresi
partial pengaruh X2 terhadap Y digunakan baris nilai t dan Sig pada
baris Variabel X2.
Jika digunakan Kolom Sig, maka criteria signifikansinya adalah :
“Jika Sig < 0,05 maka regresi tersebut signifikan”
Jika digunakan Kolom t, maka criteria signifikansinya adalah :
“Jika t hitung > t table , maka regresi tersebut signifikan”
ttable dipilih sesuai dengan ketentuan pengujian statistic pada
distribusi t, yaitu tariff nyata a dan dk = n – 2, dimana n adalah
banyaknya anggota sampel.
57
b) Untuk Regresi Ganda
Hasil pengujian signifikan regresi ganda bias dilihat dari output
program SPSS melalui analisis regresi yakni pada tabel ANOVA”
Kolom F atau Sig
ANOVA”
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig
1
Regression
Residual
Total
b. Predictors : (Constant), X1, X2
c. Dependent Variable ; Y
Kriteria signifikansinya adalah :
Jika digunakan Kolom Sig, maka kriteria signifikansinya adalah :
“Jika Sig < 0,05 makagaris regresi tersebut signifikan”
Jika digunakan Kolom F, maka kriteria signifikansinya adalah :
“Jika t hitung > t table , makagaris regresi tersebut signifikan”
ttable dipilih sesuai dengan ketentuan pengujian statistik pada distribusi F,
yaitu taraf nyata a derajat (dk) pembilang = k dan derajat (dk) penyebut =
n – k – 1, dimana n adalah banyaknya anggota sampel dan k adalah
banyaknya variabel bebas.
G. Hipotesis Statistik
Berdasarkan hipotesis di atas maka dapat dinyatakan hipotesis statistiknya
sebagai berikiut:
1. H0 : 1 = 2 = 0
H1 : 1 = 2 ≠ 0
58
Artinya:
H0 : tidak terdapat pengaruh kompetensi profesional dan motivasi
berprestasi terhadap kinerja dosen.
H1 : terdapat pengaruh kompetensi profesional dan motivasi berprestasi
terhadap kinerja dosen.
2. H0 : 1 = 0
H1 : 1 ≠ 0
Artinya:
H0 : tidak terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja
dosen.
H1 : terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja dosen.
3. H0 : 2 = 0
H1 : 2 ≠ 0
Artinya:
H0 : tidak terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen.
H1 : terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menyajikan data penelitian untuk variabel kinerja dosen
(Y), kompetensi profesional (X1), dan motivasi berprestasi (X2).
A. Deskripsi Data
1. Data Kinerja dosen (Y)
Data kinerja dosen diperoleh dari skor angket yang diberikan kepada
responden yang menjadi sampel penelitian sebanyak 73 dosen. Nilai yang di
peroleh adalah terendah 63, skor tertinggi 113, skor rata-rata sebesar 97,73,
median sebesar 98, modus sebesar 113 dan simpangan baku sebesar 11,574.
Tabel 4.1. Deskripsi data Penelitian Kinerja dosen
Statistics
Kinerja Dosen
N Valid 73
Missing 0
Mean 97,73
Median 98,00
Mode 113
Std. Deviation 11,574
Minimum 63
Maximum 113
Bila dilihat dari hasil perhitungan di atas, maka bisa dikatakan bahwa
kinerja dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT
Texmaco ( Guna Karya) yang ada diwilayah Bekasi tergolong cukup baik. Hal
ini di indikasikan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 97,73 mendekati nilai
mediannya.
60
Untuk memperjelas data di atas, digambarkan dalam histogram sebagai
berikut :
Gambar 4.1. Histogram Poligon Variabel kinerja dosen
Dari histogram dan polygon frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa
kinerja dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT
Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi memiliki sebaran yang
normal.
2. Data Kompetensi profesional (X1)
Data kompetensi profesional diperoleh dari skor angket yang diberikan
kepada dosen yang menjadi sampel penelitian sebanyak 73 dosen dihasilkan
nilai terendah 68, tertinggi 113, rerata sebesar 90,81, median 93, modus sebesar
93, dan simpangan baku sebesar 12,104.
61
Tabel 4.2. Deskripsi data Penelitian kompetensi profesional dosen
Statistics
kompetensi profesional
N Valid 73
Missing 0
Mean 90,81
Median 93,00
Mode 93
Std. Deviation 12,104
Minimum 68
Maximum 113
Dari hasil perhitungan di atas, maka bisa dikatakan bahwa kompetensi
profesional dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan
STT Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi cukup baik. Hal ini di
indikasikan dengan perolehan nilai rerata sebesar 90,81 mendekati nilai
mediannya.
Untuk memperjelas data di atas, digambarkan dalam histogram sebagai
berikut :
Gambar 4.2. Histogram Poligon Variabel kompetensi profesional dosen
62
Dari histogram dan polygon frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi profesional dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi
Pranoto dan STT Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi. memiliki
sebaran yang normal.
3. Data Motivasi berprestasi (X2)
Data motivasi berprestasi diperoleh dari kuisioner yang di jawab oleh 73
dosen dihasilkan skor terendah 67, skor tertinggi 102, skor rerata sebesar 83,92,
median sebesar 82, modus sebesar 82 dan simpangan baku sebesar 9,987.
Tabel 4.3. Deskripsi data Penelitian Motivasi berprestasi
Statistics
motivasi berprestasi
N Valid 73
Missing 0
Mean 83,92
Median 82,00
Mode 82
Std. Deviation 9,987
Minimum 67
Maximum 102
Dari hasil perhitungan diatas, maka bisa dikatakan bahwa motivasi
berprestasi dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT
Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi baik. Hal ini di indikasikan
dengan perolehan skor rerata 83,92 lebih tinggi dari nilai mediannya.
63
Untuk memperjelas data di atas, digambarkan dalam histogram sebagai
berikut :
Gambar 4.3. Histogram Poligon Variabel Motivasi berprestasi
Dari histogram dan polygon frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi berprestasi dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto
dan STT Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi memiliki sebaran
yang normal.
B. Uji Persyaratan Analisis Regresi
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Persyaratan regresi yang baik jika data penelitian mengikuti distribusi
normal.
64
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kompetensi
Profesional Motivasi Berprestasi
Kinerja Dosen
N 73 73 73 Normal Parameters
a,b
Mean 90,81 83,92 97,73 Std. Deviation 12,104 9,987 11,574
Most Extreme Differences
Absolute ,117 ,120 ,141 Positive ,099 ,103 ,115 Negative -,117 -,120 -,141
Kolmogorov-Smirnov Z 1,000 1,022 1,208 Asymp. Sig. (2-tailed) ,270 ,247 ,108 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari table di atas menunjukkan bawha uji hipotesis yang menyatakan
distribusi data pada analisis regresi ini mengikuti distribusi normal. Hal ini
ditunjukkan dengan semua nilai Asymp. Sig > 0,05. Hal ini berarti semua
data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi yang sempurna antarvariabel bebas (independent).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna
diantara variabel bebas. Salah satu cara untuk untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas adalah dengan melihat tolerance atau varian inflation factor
(VIF). Apabila tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10 maka terjadi
multikolinearitas.
Tabel 4.5. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) Kompetensi profesional ,969 1,032
Motivasi berprestasi ,969 1,032
65
Hasil uji multikolininearitas pada tabel di atas diketahui bahwa hasil
Tolerance 0,969 > 0,1 atau varian inflation factor (VIF) = 1,032 < 10.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada multikolinearitas antara
kompetensi profesional dan motivasi berprestasi pada analisis regresi ganda
ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengertian heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau residual
yang diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi heteroskedastisitas
sering terjadi pada data cross section, atau data yang diambil dari beberapa
responden pada suatu waktu tertentu.
Salah satu metode untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah
dengan membuat scatter-plot antara standardized Residual (ZRESID) dan
Standardized Predicted Value (Y topi). Pada gambar dibawah ini menunjukkan
tidak ada perubahan e sepanjang Y topi, maka dinyatakan tidak ada
heteroskedastisitas pada galat (error/residual ) tersebut.
66
Gambar 4.3. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi tersebut, sehingga dapat dipakai untuk
memprediksi variable kinerja dosen berdasarkan kompetensi profesional dan
motivasi berprestasi.
d. Uji Normalitas Galat
Persyaratan regresi yang baik jika data penelitian mengikuti distribusi
normal.
Tabel 4.6. Uji Normalitas Galat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 73 Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 10,25202173
Most Extreme Differences
Absolute ,085 Positive ,078 Negative -,085
Kolmogorov-Smirnov Z ,728 Asymp. Sig. (2-tailed) ,665 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari table di atas menunjukkan bawha uji hipotesis yang menyatakan
distribusi residual pada analisis regresi ini mengikuti distribusi normal. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai Z = 0,728 dan Sig. = 0,665 > 0,05. Hal ini berarti
asumsi atau persyaratan analisis regresi terpenuhi.
67
2. Uji Linearitas
Uji lineritas dilakukan untuk menentukan teknik dalam analisis regresi
apakah variabel bebas (X1 dan X2) dan variabel terikat (Y) terbentuk linear.
Uji linearitas ini menggunakan perhitungan SPSS 20.0
a. Linaeritas Regresi pengaruh variable X1 atas Y
Hasil uji linearitas regresi antara kompetensi profesional dengan kinerja
dosen, perhitungan SPSS 20.0 sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Linearitas Regresi Variabel Y atas X1
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja Dosen * Kompetensi Profesional
Between Groups
(Combined) 2851,231 9 316,803 2,938 ,006 Linearity 1464,934 1 1464,934 13,586 ,000 Deviation from Linearity
1386,296 8 173,287 1,607 ,141
Within Groups 6793,290 63 107,830 Total 9644,521 72
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh hasil perhitungan
Deviation from Linearity dengan Fo = 1,607 dan Sig. = 0,141 > 0,05. Hal ini
memiliki pengertian bahwa variabel kompetensi profesional dengan kinerja
dosen dosen mempunyai mempunyai hubungan yang linear.
b. Linaeritas Regresi pengaruh variable X2 atas Y
Hasil uji linearitas regresi antara motivasi berprestasi dengan kinerja
dosen, perhitungan SPSS 20.0 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Linearitas Regresi Variabel Y atas X2
ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja Dosen * Motivasi Berprestasi
Between Groups
(Combined) 965,431 7 137,919 1,033 ,417 Linearity 308,460 1 308,460 2,310 ,133 Deviation from Linearity
656,971 6 109,495 ,820 ,558
Within Groups 8679,090 65 133,524
68
Total 9644,521 72
Berdasarkan hasil perhiungan di atas diperoleh hasil Deviation from
Linearity dengan Fo = 0,820 dan Sig. = 0,558 > 0,05. Hal ini memili
pengertian bahwa variabel motivasi berprestasi dengan kinerja dosen dosen
mempunyai mempunyai hubungan yang linear.
C. Pengujian Hipotesis
Pengajuan hipotesis dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah
dijelaskan dalam Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada table
di bawah ini:
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda
Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,464a ,215 ,193 10,397
a. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Kompetensi Profesional
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi
Variabel X1 dan X2 terhadap Y
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2077,036 2 1038,518 9,606 ,000b
Residual 7567,484 70 108,107 Total 9644,521 72
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
b. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Kompetensi Profesional
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Ganda Variabel X1 dan
X2 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 35,052 15,259 2,297 ,025
Kompetensi Profesional
,416 ,103 ,435 4,045 ,000
Motivasi Berprestasi
,297 ,125 ,256 2,379 ,020
69
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
1. Pengaruh Kompetensi profesional (X1) dan Motivasi berprestasi (X2) secara
bersama-sama terhadap Kinerja dosen (Y)
Hipotesis yang diuji:
Artinya:
H0 : tidak terdapat pengaruh kompetensi profesional dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama terhadap kinerja dosen
H1 : terdapat pengaruh kompetensi profesional dan motivasi berprestasi
secara bersama-sama terhadap kinerja dosen
Dari table 4.10. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan kompetensi profesional dan motivasi berprestasi secara bersama-
sama terhadap kinerja dosen. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Fo =
9,606 dan Sig. 0,000 < 0,05
Sementara itu, persamaan garis regresi ganda dapat dinyatakan dengan
= 35,052 + 0,416 X1+ 0,297 X2. Hal ini memiliki pengertian bahwa
variable kompetensi profesional dan motivasi berprestasi memberikan
kontribusi positif terhadap variable kinerja dosen dosen. Dari tabel 4.9 juga
dapat menjelaskan bahwa secara bersama-sama variable kompetensi
profesional dan motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar 21,5 %
terhadap variable kinerja dosen.
70
2. Pengaruh Kompetensi profesional (X1) terhadap Kinerja dosen (Y)
Hipotesis yang diuji:
Artinya:
H0 : tidak terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja dosen
H1 : terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja dosen
Dari table 4.11. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan kompetensi profesional terhadap kinerja dosen. Hal ini dibuktikan
dengan perolehan nilai thitung = 4,045 dan Sig. 0,020 < 0,05.
Adapun kontribusi variabel kompetensi profesional terhadap kinerja
dosen dapat dinyatakan dengan rumus:
KD = Nilai x Nilai Korelasi Pasialnya ( ) x 100 %
KD = 0,435 x 0,390 x 100 % = 16,96 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat dinyatakan bahwa kontribusi
kompetensi profesional dalam meningkatkan kinerja dosen dosen sebesar
16,96 %.
3. Pengaruh Motivasi berprestasi (X2) terhadap Kinerja dosen (Y)
Hipotesis yang diuji:
71
Artinya:
H0 : tidak terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen
H1 : terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen
Dari table 4.11. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen. Hal ini dibuktikan
dengan perolehan nilai thitung = 2,379 dan Sig. 0,020 < 0,05.
Adapun kontribusi variabel motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen
dapat dinyatakan dengan rumus:
KD = Nilai x Nilai Korelasi Pasialnya ( ) x 100 %
KD = 0,256 x 0,179 x 100 % = 4,58 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat dinyatakan bahwa kontribusi
motivasi berprestasi dalam meningkatkan kinerja dosen dosen sebesar 4,58
%.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Pengaruh Kompetensi profesional (X1) dan Motivasi berprestasi (X2) secara
bersama-sama terhadap Kinerja dosen (Y)
Hasil penelitian di atas menyimpulkan bahwa kompetensi profesional
dan motivasi berprestasi secara bersama-sama telah memberikan pengaruh
positif terhadap peningkatan kinerja dosen di STMIK Pranata Indonesia,
STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah
Bekasi. Hal ini mengandung arti bahwa kompetensi profesional dan motivasi
berprestasi telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
72
kinerja dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT
Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi.
Tantangan dunia perguruan tinggi ini diantaranya adalah tantangan
bagi dosen dalam hubungan belajar mengajarnya dengan mahasiswa, berkaitan
dengan hal ini, maka kemampuan mutu dan keterampilan dosen khususnya
dalam proses belajar mengajar harus lebih baik dan harus terus ditingkatkan
sehingga dosen tersebut mampu menciptakan iklim belajar yang efektif dan
kondusif. Dosen pun dapat membangkitkan motivasi. Kualifikasi kemampuan
mengajar secara baik yang dimiliki seorang dosen akan membawa dampak
positif dalam rangka penaggulangan kemerosotan mutu pendidikan.
Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki dosen adalah
kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Kemampuan ini membekali dosen dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan mengajar terjadi saat berlangsungnya
interaksi antara dosen dengan mahasiswa untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai proses belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama
yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa dalam pendidikan, tenaga
pendidik (dosen,guru) merupakan unsur yang memegang peranan paling
penting disamping faktor-faktor lain yang menunjangnya. Usaha peningkatan
mutu pendidikan tidak akan berhasil dengan baik apabila satu hal diabaikan
73
yaitu masalah kompetensi terhadap kinerja dosen sebagai unsur sistematik
terpenting dari seluruh komponen pendidikan.
Pembinaaan tenaga pendidikan perlu ditingkatkan karena
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini kita saksikan begitu
cepat dan menyeluruh dalam berbagai kehidupan manusia, semua itu tentu saja
sangat terpengaruh terhadap peranan dan tanggung jawab pengajar karena
mereka dituntut untuk mampu memberikan bimbingan pengajaran dan
pelayanan terhadap peserta didik yang dalam hal ini disebut sebagi mahasiswa.
Upaya peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada subyek
yang melakukan proses belajar mengajar, pada dasarnya dalam proses belajar
mengajar itu terdiri dari tiga komponen yaitu pengajar (dosen,guru) siswa
(yang belajar) dari bahan ajar yang diberikan oleh pengajar. Dosen dalam hal
ini disebut sebagai tenaga pendidik pada perguruan tinggi yang khusus
diangkat dengan tugas utama mangajar dan mahasiswa disebut sebagai peserta
didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi.
Perlu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan tinggi di indonesia
pada umumnya dan perguruan tinggi swasta pada khususnya. Diperlukan
perbaikan yang menyeluruh terhadap unsur-unsur yang saling terkait di
dalamnya. Salah satu unsur yang mempunyai peranan sangat penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan tinggi tersebut adalah tenaga pendidik
dalam hal ini adalah Dosen.
Dosen merupakan salah satu komponen esensial dalam suatu sistem
pendidikan di perguruan Tinggi. Peran, tugas dan tanggung jawab dosen
74
sangat bermakna dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
meliputi kualitas iman dan takwa, akhlak mulia dan pengusaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang
maju, adil, makmur dan beradab.
Dosen dituntut untuk dapat memperlihatkan kinerja yang baik.
Peningkatan kinerja dosen ini memerlukan beberapa hal seperti motivasi yang
tinggi, kompetensi yang memadai, kepemimpinan yang baik dan lingkungan
kerja yang mendukung dosen untuk dapat meningkatkan kinerjanya.
2. Pengaruh Kompetensi profesional (X1) terhadap Kinerja dosen (Y)
Hasil penelitian di atas menyimpulkan bahwa kompetensi profesional
telah memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja dosen dosen
di STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan STMIK Guna
Karya yang ada diwilayah Bekasi. Hal ini mengandung arti bahwa kompetensi
profesional dosen memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
peningkatan kinerja dosen dosen di STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto
Hadi Pranoto dan STT Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi.
Undang-undang Guru dan Dosen dan PP No 19/2005 menyatakan
bahwa kompetensi guru atau dosen meliputi kompetensi kepribadian,
pedagogik, profesional, dan sosial. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,
75
afektif dan psikomotor dengan sebaik-baiknya. Menurut Finch dan Crunkilton
kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.(E.Mulyana dalam
Kunandar, 2007:52)
Kompetensi dosen adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang
harus ada dalam diri dosen atas dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan
efektif. Yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi
pribadi, kopetensi sosial, kompetensi spiritual. (Kunandar,2007:55).
Mengajar Di perguruan Tinggi adalah pekerjaan yang tidak mudah.
Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelumnya. Menjadi Dosen tidak hanya
menguasai ilmu yang diajarkan, tetapi juga harus mempunyai keterampilan
dan dedikasi tinggi. Arifin (2005 : 30) mengatakan bahwa “pelaksanaan tugas
guru/Dosen mencakup kriteria dasar yaitu kepribadian, penguasaan ilmu yang
diajarkan dan keterampilan mengajar”. dengan kata lain tiga kompetensi yang
harus dimiliki guru atau dosen, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional. Kompetensi pribadi yaitu mempunyai
pengetahuan tentang materi ajar, dan cara pengembangan materi didik.
Kompetensi sosial yaitu, kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan
lingkungan mereka.
Kompetensi profesional yaitu, kemampuan untuk mengelola proses
pembelajaran seperti merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta
mengembangkan sistem pembelajaran. Cruickshank (2006:32) menerangkan
“guru/dosen yang baik adalah yang mendukung siswa, peduli dengan keadaan
76
siswa, mempunyai pengetahuan yang luas tentang materi yang diajarkan,
mampu untuk bekerjasama, dan bersemangat dalam melakukan tugasnya”.
Dengan kata lain sebagai pengelola kelas guru/dosen mempunyai tugas untuk
mengembangkan kemampuan siswa dengan menyediakan sarana-sarana yang
dibutuhkan, memotivasi siswa agar ketertarikannya untuk belajar dapat
bangkit, serta membuat siswa untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Pengaruh Motivasi berprestasi (X2) terhadap Kinerja dosen(Y)
Dari hasil penelitian dan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa
motivasi berprestasi telah memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
kinerja dosen dosen di STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto
dan STMIK Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi. Artinya, adanya motivasi
berprestasi telah memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja
dosen dosen STMIK Pranata Indonesia,STBA Cipto Hadi Pranoto dan STT
Texmaco Guna Karya yang ada diwilayah Bekasi.
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisisen untuk yang
menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (karjantoro,2004).
Dalam hal ini terdapat hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kinerja dosen. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri
dosen untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar
mampu mencapai prestasi kerja yang tinggi.
77
Ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan. Motivasi ialah suatu proses untuk mengalakan
sesuatu tingkah laku supaya dapat mencapai matlumat-matlumat yang
tertentu. Konsep motivasi memang susah dipahami karena kesannya tidak
dapat diketahui secara langsung. Seseorang dosen terpaksa melibatkan proses
berbagai motif kelakuan seseorang yang diukur dari segi perugahan, keinginan,
keperluan, dan matlumatnya.
Motivasi dosen adalah suatu kondisi yang menggerakkan dosen ke
arah suatu tujuan tertentu yang berkaitan dengan tugasnya dalam pendidikan
dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Motivasi dosen
akan dijabarkan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator yang diambil dari
teori motivasi yang dikemukakan oleh David Mc.Clelland. indikator-indikator
tersebut adalah kebutuhan untuk mencapai prestasi, kebutuhan untuk
berafiliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh kekuasaan.
Faktor motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam
(instrisik) dan faktor dari luar (ekstrisik). Faktor intrisik meliputi kemampuan
Dosen, kesungguhan Dosen dalam melaksanakan tugas kepribadian,
kepercayaan diri dan dedikasi. Faktor ekstrinsik seperti : prestasi, dukungan,
pengakuan, penghargaan, kompensasi yang diperoleh dan Tauladan dari
pimpinan.
Kinerja Dosen adalah hasil pelaksanaan kerja yang dicapai oleh
seorang yang berprofesi sebagai pendidik serta memiliki legalitas sebagai
seorang Dosen. Indikator dari pengukuran kinerja Dosen adalah sesuai tugas
78
dan fungsi Dosen yaitu : kemampuan Dosen sebagai pendidik , Kemampuan
Dosen sebagai pengajar dan kemampuan Dosen sebagai profesional.
Jika Dosen mempunyai motivasi yang Tinggi, maka ia akan bekerja
dengan benar, tekun dan dengan dedikasi yang Tinggi sehingga hasil yang baik
pun niscaya bisa diperoleh. Jika seseorang atau sekelompok orang memperoleh
hasil yang baik maka dapat dikatakan bahwa orang atau sekelompok orang
tersebut mempunyai kinerja yang baik.
Menurut Mulyana prestasi merupakan hasil interaksi berbagai faktor,
baik pribadi maupun lingkungan (Mulyana, 2006: 190). Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat dibagi menjadi empat, yaitu: (a)
bahan atau materi yang dipelajari (b) lingkungan (c) faktor instrumental dan
(d) kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun
bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi peserta didik.
Dari informasi dan teori tersebut maka peneliti mempunyai
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi
berprestasi terhadap kinerja Dosen.
E. Keterbatasan Penelitian
Disadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini terdapat beberapa
kelemahan baik dalam proses penyelesaian maupun hasil penelitian yang
diperoleh yang dianggap sebagai keterbatasan penelitian, yaitu :
1. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk mendapatkan
data, dimana pilihan jawaban dalam instrumen mengarahkan Dosen hanya
79
untuk menjawab satu dari lima pilihan jawaban, padahal mungkin pilihan
jawaban tersebut tidak sesuai dengan keinginannya.
Jumlah instrumen dari 3 jenis variabel, yaitu kompetensi profesional, motivasi
berprestasi dan kinerja dosen Dosen yang harus dijawab oleh responden yang
mungkin terlalu banyak, sehingga terasa menjadi beban.
80
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pada bagian kesimpulan ini, penulis uraikan secara singkat hasil penelitian
yang diperoleh di lapangan dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi profesional dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama terhadap kinerja dosen. Hal ini dibuktikan dengan
perolehan nilai Fo = 9,606 dan Sig. 0,000 < 0,05. Secara bersama-sama variable
kompetensi profesional dan motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar
21,5 % terhadap variable kinerja dosen.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi profesional terhadap kinerja dosen.
Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai thitung = 4,045 dan Sig. 0,000 < 0,05.
Variabel kompetensi profesional memberikan kontribusi sebesar 16,96 %. dalam
meningkatkan kinerja dosen.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen. Hal
ini dibuktikan dengan perolehan nilai thitung = 2,379 dan Sig. 0,020 < 0,05. Variabel
motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar 4,58 %dalam meningkatkan
kinerja dosen.
81
B. Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai
berikut :
1. Perlu penegasan pelaksanaan pengaturan tugas pokok Dosen dalam tri Dharma
Perguruan Tinggi .
2. Dosen memperoleh pemberdayaan dengan baik untuk meningkatkan potensi diri,
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan diperguruan Tinggi.
3. Pimpinan Perguruan Tinggi mendukung kegiatan karya ilmiah organisasi profesi
serta melakukan kegiatan penelitian yang dapat memberikan peningkatan
kepuasan kerja Dosen.
4. Perguruan Tinggi perlu menyediakan sarana prasarana serta dana dalam
pelaksanaan peraturan akademik dalam Tri dharma Perguruan tinggi.
5. Pengelola (Rektor dan yayasan) bersama-sama pembenahan sarana dan prasarana
serta Dana yang diperlukan tugas pokok Dosen yakni Tri Dharma Perguruan
Tinggi, hal ini memberikan konstribusi peningkatan kinerja Dosen.
82
Lampiran 1:
1. Deskripsi Data Penelitian Kinerja Dosen
Statistics
Kinerja Dosen
N Valid 73
Missing 0
Mean 97,73
Median 98,00
Mode 113
Std. Deviation 11,574
Minimum 63
Maximum 113
Kinerja Dosen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 63 1 1,4 1,4 1,4
78 2 2,7 2,7 4,1
83 9 12,3 12,3 16,4
88 11 15,1 15,1 31,5
93 8 11,0 11,0 42,5
98 12 16,4 16,4 58,9
103 6 8,2 8,2 67,1
108 10 13,7 13,7 80,8
113 14 19,2 19,2 100,0
Total 73 100,0 100,0
83
2. Histogram Poligon Variabel Kinerja Dosen
Lampiran 2 :
1. Deskripsi Data Penelitian Kompetensi Profesional Dosen
Statistics
kompetensi profesional
N Valid 73
Missing 0
Mean 90,81
Median 93,00
Mode 93
Std. Deviation 12,104
ofeMinimum 68
Maximum 113
84
Kompetensi Profesional
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 68 2 2,7 2,7 2,7
73 10 13,7 13,7 16,4
78 2 2,7 2,7 19,2
83 12 16,4 16,4 35,6
88 9 12,3 12,3 47,9
93 14 19,2 19,2 67,1
98 4 5,5 5,5 72,6
103 8 11,0 11,0 83,6
108 11 15,1 15,1 98,6
113 1 1,4 1,4 100,0
Total 73 100,0 100,0
2. Histogram Poligon Variabel Kompetensi Profesional Dosen
85
Lampiran 3:
1. Deskripsi Data Penelitian Motivasi Berprestasi
Statistics
motivasi berprestasi
N Valid 73
Missing 0
Mean 83,92
Median 82,00
Mode 82
Std. Deviation 9,987
Minimum 67
Maximum 102
Motivasi Berprestasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 67 6 8,2 8,2 8,2
72 10 13,7 13,7 21,9
77 9 12,3 12,3 34,2
82 13 17,8 17,8 52,1
87 11 15,1 15,1 67,1
92 12 16,4 16,4 83,6
97 8 11,0 11,0 94,5
102 4 5,5 5,5 100,0
Total 73 100,0 100,0
86
2. Histogram Motivasi Berprestasi
Lampiran 4:
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kompetensi Profesional
Motivasi Berprestasi
Kinerja Dosen
N 73 73 73 Normal Parameters
a,b
Mean 90,81 83,92 97,73 Std. Deviation 12,104 9,987 11,574
Most Extreme Differences
Absolute ,117 ,120 ,141 Positive ,099 ,103 ,115 Negative -,117 -,120 -,141
Kolmogorov-Smirnov Z 1,000 1,022 1,208 Asymp. Sig. (2-tailed) ,270 ,247 ,108 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
87
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Kinerja Dosen * Kompetensi
Profesional
73 100,0% 0 0,0% 73 100,0%
Kinerja Dosen * Motivasi Berprestasi 73 100,0% 0 0,0% 73 100,0%
Kinerja Dosen * Kompetensi Profesional
Report
Kinerja Dosen
Kompetensi Profesional Mean N Std. Deviation
68 105,50 2 10,607
73 88,00 10 13,744
78 85,50 2 3,536
83 91,33 12 8,348
88 101,33 9 7,906
93 100,86 14 12,044
98 95,50 4 5,000
103 105,50 8 9,258
108 102,09 11 10,681
113 103,00 1 .
Total 97,73 73 11,574
Lampiran 5 :
Pengujian Linearitas Regresi Variabel Y atas X1
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja Dosen * Kompetensi Profesional
Between Groups
(Combined) 2851,231 9 316,803 2,938 ,006 Linearity 1464,934 1 1464,934 13,586 ,000 Deviation from Linearity
1386,296 8 173,287 1,607 ,141
Within Groups 6793,290 63 107,830 Total 9644,521 72
88
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Kinerja Dosen * Kompetensi Profesional ,390 ,152 ,544 ,296
Kinerja Dosen * Motivasi Berprestasi
Report
Kinerja Dosen
Motivasi Berprestasi Mean N Std. Deviation
67 92,17 6 12,007
72 98,50 10 6,433
77 96,89 9 12,937
82 95,69 13 10,727
87 95,73 11 15,060
92 98,83 12 11,248
97 106,75 8 9,161
102 96,75 4 14,361
Total 97,73 73 11,574
Lampiran 6:
Pengujian Linearitas Regresi Variabel Y atas X2
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja Dosen * Motivasi Berprestasi
Between Groups
(Combined) 965,431 7 137,919 1,033 ,417 Linearity 308,460 1 308,460 2,310 ,133 Deviation from Linearity
656,971 6 109,495 ,820 ,558
Within Groups 8679,090 65 133,524 Total 9644,521 72
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Kinerja Dosen * Motivasi Berprestasi ,179 ,032 ,316 ,100
89
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Motivasi
Berprestasi,
Kompetensi
Profesionalb
. Enter
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
b. All requested variables entered.
Lampiran 7:
Pengujian Hipotesis
1. Penghitungan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,464a ,215 ,193 10,397
a. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Kompetensi Profesional
2. Penghitungan Pengujian Signifikansi koefisien Regresi Variabel X1 dan X2
terhadap Y
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2077,036 2 1038,518 9,606 ,000b
Residual 7567,484 70 108,107 Total 9644,521 72
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
b. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Kompetensi Profesional
3. Perhitungan Persamaan Regresi Ganda Variabel X1 dan X2 terhadap Y Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 35,052 15,259 2,297 ,025
Kompetensi Profesional
,416 ,103 ,435 4,045 ,000
Motivasi Berprestasi
,297 ,125 ,256 2,379 ,020
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
90
Lampiran 8:
Uji Normalitas
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kinerja Dosen 97,73 11,574 73
Kompetensi Profesional 90,81 12,104 73
Motivasi Berprestasi 83,92 9,987 73
1. Rekapitulasi hasil pengujian Normalitas
Correlations
Kinerja Dosen Kompetensi Profesional Motivasi Berprestasi
Pearson Correlation Kinerja Dosen 1,000 ,390 ,179
Kompetensi Profesional ,390 1,000 -,177
Motivasi Berprestasi ,179 -,177 1,000
Sig. (1-tailed) Kinerja Dosen . ,000 ,065
Kompetensi Profesional ,000 . ,067
Motivasi Berprestasi ,065 ,067 .
N Kinerja Dosen 73 73 73
Kompetensi Profesional 73 73 73
Motivasi Berprestasi 73 73 73
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Motivasi
Berprestasi,
Kompetensi
Profesionalb
. Enter
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
b. All requested variables entered.
91
2. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig.
F
Chan
ge
1 ,46
4a
,215 ,193 10,397 ,215 9,606 2 70 ,00
0
a. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Kompetensi Profesional
b. Dependent Variable: Kinerja Dosen
3. Hasil Perhitungan Pengujian Signifikansi Koefisien regresi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2077,036 2 1038,518 9,606 ,000b
Residual 7567,484 70 108,107
Total 9644,521 72
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
b. Predictors: (Constant), Motivasi Berprestasi, Kompetensi Profesional
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Correlations Collinearity Statistics Fraction
Missing Info.
Relati Re
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 35,052 15,259 Kompetensi Profesional
,416 ,103 ,435 ,390 ,435 ,428 ,969 1,032 Motivasi Berprestasi
,297 ,125 ,256 ,179 ,274 ,252 ,969 1,032
92
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) Kompetensi Profesional Motivasi Berprestasi
1 1 2,977 1,000 ,00 ,00 ,00
2 ,018 12,754 ,00 ,49 ,33
3 ,004 26,572 1,00 ,51 ,67
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 86,78 108,76 97,73 5,371 73
Residual -28,231 22,366 ,000 10,252 73
Std. Predicted Value -2,038 2,054 ,000 1,000 73
Std. Residual -2,715 2,151 ,000 ,986 73
a. Dependent Variable: Kinerja Dosen
93
Lampiran 9 :
Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 10 :
Uji Normalitas Galat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 73 Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 10,25202173
Most Extreme Differences
Absolute ,085 Positive ,078 Negative -,085
Kolmogorov-Smirnov Z ,728 Asymp. Sig. (2-tailed) ,665 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
94
DAFTAR PUSTAKA
Nasutin, Waridah (1999), Analisis Faktor-faktor Yang BerhubungaDengan
Kinerja Dosen, Ilmu kesehatan masyarakat Universitas gajah Mada.
Undang –undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Ahamad Sopari, Fasilitator. 2007. Guru Profesional. Bandung:Remaja Rosdakarya
Alek Sobur. 2003. Psikologi Pendidikan.Bandung. Remaja Rosdakarya
Andar Ismail. 2007. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Grafindo
Atkinson dan Hilgrad. Theories of Learning. EnglewoodCliffi.New
Jersey:PrenticeHall Inc
Hamalik, Oemar .2001. Proses Belajar Mengajar . Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hendra Surya. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdaarya
H.Bambang Suwarsono. 2007. Rumus Taro Yamane dengan SPSS. Yogyakarta: CV
Anddi Aoffset
. 2007. Analisis Jalur untuk riset dengan SPSS. Yogyakarta:
CV Anddi Aoffset
John Gay. 2005. Interaksi dan Motivasi Dalam Mengajar. Jakarta :Rajawali
Kunandar. 2007. Strategi Dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja
Rosda Karya
Maluyu S.P. Hasibuan .2001. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Quantum
Teaching
Mulyono Abdurrahman .2003. Makna Diri .Yogyakarta: Pustaka Pajar
M. Arifin. 2002. Kompetensi Professional Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya
95
Ngalim Purwanto. 2004 Perubahan Tingkah Laku. Bandung. Remaja Karya
.2006. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Karya
Pasaribu dan Simanjuntak. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi
dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara
Rita L Atkinson. 2003. Pengukuran Kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasin
Sugiyono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Grasindo
Suhartini. 2002. Prosedur Penilaian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Sumardiyono. 2006. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru
Aglesindo
Teguh Sulistiyani. 2003. Produktifvitas Kerja dan Kesempatan Aktualisasi Diri
Guru. Yogyakarta : Wanita
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Depdiknas. 2007. Peningkatan
Profesionalitas Guru Berkelanjutan .
Materi Workshop Guru Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2007.
Yogyakarta: Direktorat Profesi Pendidik.
Wagito. 2001. Psikologi Belajar . Jakarta: Rineka Cipta
Zakiah Daradjat. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Rajawali Pres
Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Prestasi Kerja. ( http//id.wikipedia.org )
Cushway. 2002. Kinerja (http//id.wikipedia.org)
Cherington. 2004. Kinerja adalah Menunjukan Target.( http://wangmuba.com )
Hadi pranata. 2006. Partisipasi Seutuhnya.( http://wangmuba.com )
96
John Whitmore. 2003. Kinerja adalah pelaksanaan fungsi -fungsi yang dituntut
dari seseorang. ( http//id. Wikipedia.org )
Mink. 2006. Karakteristk memiliki kinerja yang tinggi. ( http//id.wikipedia.org )
Saiful Bahrri. 2000. Minat dan kecerdasan .( http://wangmuba.com )
Veizal Rivai. 2004. Kenerja adalah perilaku yang nyata. ( http//id.wikipedia.org).