ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

17
Academic Conference of Accounting I Vol. 1 (Februari) Tahun 2019 http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 605 PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI, DAN KUALITAS SISTEM PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Empiris Pada Instansi Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat) Shinta Desmayenti, Dewi Zulvia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP [email protected] [email protected] ABSTRACK This study aims to examine: (1) Effect of Clarity Budget Target on Performance Accountability of Government Agencies. (2) Effects of Accounting Control on Performance Accountability of Government Agencies. (3) Effect of Quality Reporting System on Performance Accountability of Government Agencies. The results of the study prove (1) Clarity of Budget Objectives has a significant positive effect on the Performance Accountability of Government Agencies with a tcount of 5,830 large from t table 1,6955 and a significance value of 0,000 <0.05 (H1 accepted) (2) Accounting Control has a significant positive effect on Performance Accountability of Government Agencies with t count 2,229 large from ttable 1,6955 and significance value 0.033 < 0.05 (H2 accepted), (3) Quality of Reporting System has a significant positive effect on Accountability of Agency Performance. The government with account 2.668 is bigger than 1.6955 and a significance value of 0.012 <α0.05 (H3 is accepted). Keyword : Budget Target Clarity, Effects of Accounting Control, Effect of Quality Reporting System DOI : 10.6084/m9.figshare.7958042 Submit : 13 Maret 2019 Accepted : 09 April 2019 PENDAHULUAN Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok indvidu. Kinerja diketahui jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan (Zulvia, 2018). Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin diketahui karena tidak ada tolak ukurnya (Faisal, Samben, & Pattisahusiwa, 2018). Menurut (Arja Sadjiarto, 2000) akuntabilitas kinerja merupakan wujud kewajiban pemerintah mempertanggungjawabkan semua keberhasilan dan kegagalan pencapaian berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan oleh pemerintah secara periodik. Hal ini diperlukan agar optimalisasi dalam pelayanan publik menjadi prioritas utama karena masih ditemui

Transcript of ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Page 1: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 605

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,

PENGENDALIAN AKUNTANSI, DAN KUALITAS SISTEM

PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

(Studi Empiris Pada Instansi Pemerintahan Propinsi

Sumatera Barat)

Shinta Desmayenti, Dewi Zulvia

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP

[email protected]

[email protected]

ABSTRACK

This study aims to examine: (1) Effect of Clarity Budget Target on Performance

Accountability of Government Agencies. (2) Effects of Accounting Control on Performance

Accountability of Government Agencies. (3) Effect of Quality Reporting System on

Performance Accountability of Government Agencies. The results of the study prove (1)

Clarity of Budget Objectives has a significant positive effect on the Performance

Accountability of Government Agencies with a tcount of 5,830 large from t table 1,6955

and a significance value of 0,000 <0.05 (H1 accepted) (2) Accounting Control has a

significant positive effect on Performance Accountability of Government Agencies with t

count 2,229 large from ttable 1,6955 and significance value 0.033 < 0.05 (H2 accepted),

(3) Quality of Reporting System has a significant positive effect on Accountability of

Agency Performance. The government with account 2.668 is bigger than 1.6955 and a

significance value of 0.012 <α0.05 (H3 is accepted).

Keyword : Budget Target Clarity, Effects of Accounting Control, Effect of Quality

Reporting System

DOI : 10.6084/m9.figshare.7958042

Submit : 13 Maret 2019

Accepted : 09 April 2019

PENDAHULUAN

Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat

keberhasilan individu maupun kelompok indvidu. Kinerja diketahui jika individu

atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah

ditetapkan (Zulvia, 2018). Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau

target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja

seseorang atau organisasi tidak mungkin diketahui karena tidak ada tolak ukurnya

(Faisal, Samben, & Pattisahusiwa, 2018). Menurut (Arja Sadjiarto, 2000)

akuntabilitas kinerja merupakan wujud kewajiban pemerintah

mempertanggungjawabkan semua keberhasilan dan kegagalan pencapaian berbagai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban

yang dilaksanakan oleh pemerintah secara periodik. Hal ini diperlukan agar

optimalisasi dalam pelayanan publik menjadi prioritas utama karena masih ditemui

Page 2: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 606

banyaknya keluhan masyarakat mengenai pengalokasian anggaran yang tidak

sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas masyarakat serta berbagai bentuk

pengalokasian anggaran yang kurang mencerminkan aspek ekonomis, efisiensi, dan

efektivitas dalam pengelolaan anggaran (Suoth, Novelya Dan Tinangon, 2016).

Anggaran harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang

diharapkan, sehingga perencanaan anggaran harus bisa menggambarkan sasaran

kinerja yang jelas. Adanya sasaran anggaran yang jelas maka akan mempermudah

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya (Putra, 2013). (Netty Herawaty, 2011) kejelasan sasaran

anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan

spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang

bertanggung jawab atas pencapaian sasaran.

Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah juga menuntut

adanya pengendalian untuk mengetahui sejauhmana kewenangan dan tanggung

jawab yang diberikan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya(Abdi,

2015).Sistem pengendalian manajemen berikut sistem pengendalian akuntansi

berguna untuk meningkatkan pencapaian kinerja. Dengan adanya pengendalian

akuntansi menjamin bahwa langkah-langkah penyusunan dan pencatatan telah

dilakukan dan tercipta integritas finansial dari aktivitas-aktivitas organisasi

(Kenis, 1979). Menurut (Anjarwati, 2014) pengendalian akuntansi adalah sistem

perencanaan, sistem pelaporan dan prosedur monitoring yang didasarkan pada

informasi. Tujuan informasi akuntansi untuk pemakainya adalah meningkatkan

penilaian dan keputusan dengan lebih baik. Penggunaan sistem pengendalian

akuntansi memungkinkan para manajer dapat membuat keputusan-keputusan

yang lebih baik, mengontrol operasi dengan lebih efektif, mampu mengestimasi

biaya dan profitabilitas keberhasilan tertentu dan memilih alternatif terbaik dalam

setiap kasus dan masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja (Nurhamid, 2008).

Untuk lebih memfokuskan permasalahan yang akan dibahas dan

dikumpulkan dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah.

Mengingat banyaknya hal yang dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah, untuk itu penulis membatasi penelitian pada kejelasan sasaran

anggaran, pengendalian akuntansi, dan kualitas sistem pelaporan terhadap

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini: (1)Sejauh mana kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah? (2) Sejauhmana pengendalian akuntansi

berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah? (3) Sejauhmana

kualitas sistem pelaporan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah?

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang: (1) Pengaruh kejelasan

sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. (2) Pengaruh

pengendalian akuntansi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. (3)

Pengaruh kualitas sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah.

Selain tujuan yang hendak dicapai tersebut, penulis juga berharap hasil

penelitian ini juga memberikan manfaat: (1) Bagi pemerintah daerah, penelitian

Page 3: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 607

ini akan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah di Sumatera Barat. (2) Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini

bisa memberikan masukan mengenai penyempurnaan dalam rangka

meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Sumatera Barat.

(3)Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan tentang akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah. sehingga dapat membandingkan teori dengan kenyataan yang

terjadi di lapangan.

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

Berdasarkan beberapa telaah yang berkaitan dengan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah maka variable X1 pada penelitian ini yaitu Kejelasan

Sasaran, sedangkan variabel Y dalam penelitian ini yaitu Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah. Menurut penelitian (Andarias, 2012) ketidakjelasan sasaran

anggaran akan menyebabkan pelaksanaan anggaran menjadi bingung dan tidak

puas dalam bekerja. Hal ini menyebabkan pelaksanaan anggaran tidak termotivasi

untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Berdasarkan pada sumber dari

penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas bisa ambil simpulan

hipotesis sementara yaitu :

H1 : Sasaran Anggaran Berpengaruh Positif Terhadap Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

Pengaruh Pengendalian Akuntansi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah

Berdasarkan beberapa telaah yang berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah maka variable X2 pada penelitian ini yaitu Pengendalian

Akuntansi, sedangkan variabel Y dalam penelitian ini yaitu Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

(Hudayati, 2002) menyatakan bahwa pengendalian akuntansi akan membantu

organisasi dalam pengambilan keputusan, dimana pengendalian akuntansi ini dapat

dilakukan dengan cara pengendalian terhadap kualitas operasi, pengendalian

operasi, pemeriksaan intern keuangan organisasi, evaluasi kinerja, menetapkan

target operasi, dan melakukan penyusunan rencana operasi, dengan tujuan agar

tercapainya kinerja yang lebih baik . Berdasarkan pada sumber dari penelitian

terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas bisa ambil simpulan hipotesis

sementara yaitu :

H2 : Pengendalian Akuntansi Berpengaruh Positif Terhadap Akuntanbilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

Pengaruh Kualitas Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

Berdasarkan beberapa telaah yang berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah maka variable X2 pada penelitian ini yaitu Kualitas Sistem

Laporan, sedangkan variabel Y dalam penelitian ini yaitu Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

Page 4: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 608

(Indraswari, 2010) menyatakan sistem pelaporan berkualitas diperlukan agar dapat

memantau dan mengendalikan kinerja manajer dalam mengimplementasikan

anggaran yang telah ditetapkan, dimana laporan yang berkualitas tersebut harus

disusun secara jujur, obyektif, dan transparan. Dengan adanya sistem pelaporan

yang berkualitas akan membantu pemerintah untuk memberikan informasi

keuangan dan informasi lainnya secara akurat, relevan, tepat waktu, konsisten, dan

dapat dipercaya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi,

sosial, dan politik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasarkan pada sumber

dari penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas bisa ambil simpulan

hipotesis sementara yaitu :

H3 : Kualitas Sistem Pelaporan Berpengaruh Positif Terhadap Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian kausatif berguna untuk menganalisis pengaruh antara satu

variabel dengan beberapa variabel lainnya yang bertujuan untuk melihat seberapa

jauh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat (Sekaran, 2006).

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Propinsi Sumatera Barat yang berjumlah 30 instansi

yang terdiri dari: Badan, Kantor, dan Dinas.

Populasi adalah objek dari penelitian yang berguna sebagai sasaran untuk

mendapatkan dan mengumpulkan data. Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Propinsi Sumatera Barat yang

berjumlah 30 instansi yang terdiri dari: Badan, Kantor, dan Dinas.

Tabel 1

Daftar Nama Instansi Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat

No. Nama SKPD Alamat

1 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Joni Anwar No. 85

2 Dinas Sosial Jl. Khatib Sualiman No. 5

3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Khatib Sulaiman No. 7

4 Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

Jl. Khatib Sulaiman No.

11

5 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

JL. Khatib Sulaiman

No.106

6 Dinas Kehutanan Jl. Raden Saleh No. 8 A

7

Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika Jl. Raden Saleh No. 12

8 Dinas Peternakan -

9 Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang, dan Jl. Ciliung No. 1

Page 5: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 609

Pemukiman

10 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jl. Ujung Gurun No. 7

11 Dinas Perkebunan Jl. Rasuna Said No. 77

12 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jl. Jend. Sudirman No.51

13 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Jl. Jenderal Sudirman 52

14 Dinas Kelautan dan Perikanan Jl. Koto Tinggi No. 9

15 Dinas Kesehatan Jl. Perintis Kemerdekaan

No. 65 A

16 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Jl. Asahan No. 2

17 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Jl. Khatib Sulaiman No. 1

Berencana

18 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Jl. Khatib Sulaiman No.

22

19 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Jl. Khatib Sulaiman No.

23

20 Badan Perpustakaan dan Kearsipan Jl.Pramuka V No.2

21 Badan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Pramuka No. 13

22 Badan Ketahanan Pangan Jl. Raden Saleh No.4

23 Badan Kepegawaian Daerah Jl. Batang Antokan No.4

24 Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Jl. Kuini No. 79 A

Perlindungan Masyarakat Daerah

25 Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah -

26 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jl. Jend. Sudirman no. 47

27 Badan Pendidikan dan Pelatihan -

28 Satuan Polisi Pamong Praja Jl. Aur No. 1

29 Inspektorat Propinsi Sumatera Barat

Jl. Jendral Sudirman N0.

51

30 Kantor Penghubung Pemerintah Daerah

Jl. Khatib Sulaiman No.

85

Sumber: www.sumbarprov.go.id 2019

Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan

teknik non-probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh atau sensus.

Sampling jenuh merupakan metode pengambilan sampel dimana semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel yang berarti sampel yang digunakan sama

dengan populasi (Riduwan, 2008).

Responden

Responden dalam penelitian ini sebanyak 2 orang yaitu sekretaris badan

atau dinas dan kasubbag perencanaan. Alasan pemilihan responden dalam

penelitian ini karena sekretaris badan atau dinas dan kasubbag perencanaan

bertugas dalam menyusun dokumen penetapan kinerja dan LAKIP.

Page 6: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 610

Jenis dan Sumber Data

Sumber Data penelitian ini adalah data primer. Data tersebut diperoleh

secara langsung dari instansi pemerintah Propinsi Sumatera Barat dengan

menggunakan daftar pernyataan dalam bentuk kuesioner guna ngumpulkan

informasi dari objek penelitian tersebut.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan penyebaran kuesioner. Langkah

yang diambil untuk mengantisipasi rendahnya tingkat respon (respon rate) adalah

dengan cara mengantar langsung kuesioner tersebut dan juga menghubungi kembali

responden melalui telepon guna memastikan bahwa kuesioner yang diantar telah

diisi oleh responden, setelah itu dikumpulkan kembali dengan menjemputnya

langsung.

Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam

dua klasifikasi variable, yaitu variable dependen (Y) dan variable independen (X).

Adapun variable independen yang dipergunakan dipenelitian ini adalah

Akuntabilitas Kinerja (Y). Sedangkan variable Independen yang dipergunakan

dipenelitian ini adalah Kejelasan Sasaran (X1), Pengendalian Akuntansi (X2),

Kualitas Sistem Pelaporan (X3).

Tabel 2

Pengukuran Variabel

N

o Variabel Pengertian Indikator Sumber

1

Kejelasa

n

Tujuan anggaran

ditetapkan secara

jelas dan spesifik

dengan tujuan agar

anggaran tersebut

dapat dimengerti

oleh orang yang

bertanggung jawab

atas pencapaian

sasaran anggaran

tersebut

a

. Tujuan

(Anjarwati, 2014)

Sasaran

b

. Kinerja

Anggara

n

c

. Standar

(X1)

d

. Jangka waktu

e

.

Sasaran

prioritas

2

Pengenda

lian

Semua prosedur

dan sistem formal

yang meliputi

sistem

perencanaan,

sistem pelaporan,

dan prosedur

a

. Pengendalian

(Hudayati, 2002)

Akuntans

i

kualitas

operasi

(X2)

b

. Pengendalian

operasi

Page 7: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 611

monitoring yang

didasarkan pada

informasi, dimana

tujuan informasi

akuntansi untuk

pemakainya adalah

meningkatkan

penilaian dan

keputusan dengan

lebih baik

c

.

Pemeriksaan

intern

terhadap

keuangan

kantor

3 Kualitas

Sistem pelaporan

yang berkualitas

adalah yang dapat

memantau dan

mengendalikan

kinerja manajer

dalam

mengimplementasi

kan anggaran yang

telah ditetapkan,

dimana laporan

yang berkualitas

tersebut harus

disusun secara

jujur, obyektif, dan

transparan.

a

. Tepat waktu

(Purwanda &

Harahap, 2017)

Sistem (Timely)

Pelapora

n

b

. Keakuratan

(X3) (Accurate)

c

.

Tingkat

kesulitan

(Reasonable)

d

. Relevansi

(Relevant)

4

Akuntabi

litas

Perwujudan

kewajiban suatu

instansi pemerintah

dalam

mempertanggungja

wabkan

keberhasilan dan

kegagalam

pelaksanaan misi

organisasi dalam

mencapai sasaran

dan tujuan yang

telah ditetapkan

melalui sistem

pertanggungjawaba

n secara periodik.

a

. Perencanaan

(Arja Sadjiarto, 2000)

Kinerja

(Y) stratejik

Keluaran

(output)

b

. Pengukuran

kinerja

Hasil (outcomes)

c

. Pelaporan

kinerja

Dampak

(impacts)

Page 8: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 612

HASIL DAN PEMBAHASAN

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Y)

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Variabel Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

No Item Pernyataan Skor Rerata TCR Kategori

%

1 Melakukan persiapan dan 158 4,514 90,2 Sangat

penyusunan perencanaan strategik. Baik

2 Melakukan perumusan visi dan 160 4,571 91,4 Sangat

misi instansi. Baik

3 Melakukan perumusan indikator 148 4,228 84,6 Sangat

kinerja instansi pemerintahan Baik

dengan berpedoman pada kegiatan

yang dominan dan menjadi isu

nasional.

4 Melakukan pemantauan terhadap 146 4,171 83,4 Sangat

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Baik

dengan seksama.

5 Melakukan pengukuran pencapaian 150 4,286 85,7 Sangat

kinerja dengan cara Baik

membandingkan kinerja aktual

dengan rencana atau target.

6 Melakukan pengukuran pencapaian 148 4,228 84,6 Sangat

kinerja dengan cara Baik

membandingkan kinerja aktual

dengan tahun sebelumnya.

7 Melakukan pengukuran pencapaian 146 4,171 83,4 Sangat

kinerja dengan cara Baik

membandingkan kinerja aktual

dengan standar yang diterima

umum.

8 Melakukan evaluasi kinerja dengan 149 4,257 85,1 Sangat

menganalisis hasil pengukuran Baik

kinerja.

9 Melakukan evaluasi kinerja dengan 144 4,114 82,3 Sangat

menginterprestasikan data yang Baik

diperoleh.

10 Melakukan evaluasi kinerja dengan 142 4,057 81,1 Sangat

membuat pembobotan (rating) Baik

keberhasilan pencapaian program.

11 Melakukan evaluasi kinerja dengan 148 4,228 84,6 Sangat

membandingkan pencapaian Baik

program dengan visi misi instansi

pemeritah.

Rerata 149 4,26 85,13 Sangat

Baik

Page 9: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 613

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 3 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat

pencapaian responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 2 yaitu

melakukan perumusan visi dan misi instansi, dengan nilai 91,4%. Tingkat capaiaan

responden terendah item pernyataan nomor 10 yaitu, melakukan evaluasi kinerja

dengan membuat pembobotan (rating) keberhasilan pencapaian program dengan

tingkat capaian responden 81,1%. Tingkat capaian rata-rata dari akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah adalah sebesar 85,13%. Hal ini menunjukan bahwa

tingkat capaian responden terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat

dikategorikan sangat baik.

2. Kejelasan Sasaran Anggaran (X1)

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran

No. Item Pernyataan Skor Rerata TCR Kategori

%

1 Saya mengetahui dengan tepat 157 4,486 89,7 Sangat

apa yang menjadi tujuan Baik

anggaran.

2 Saya mengetahui setiap kegiatan 144 4,114 82,3 Sangat

yang tercantum dalam anggaran Baik

telah terdefenisi dengan jelas dan

terukur.

3 Saya mengetahui dengan jelas 147 4,2 84 Sangat

target yang harus dicapai dalam Baik

anggaran.

4 Saya mengetahui batas waktu 146 4,171 83,4 Sangat

untuk mencapai

sasaran. Baik

5 Saya mengetahui dengan jelas apa 147 4,2 84 Sangat

yang menjadi prioritas dalam Baik

anggaran.

6 Saya mengetahui sasaran 133 3,8 76 Baik

anggaran cukup menantang tetapi

dapat dicapai (tidak terlalu mudah

maupun sulit).

7 Saya bekerja sama untuk 145 4,143 82,8 Sangat

mencapai sasaran anggaran yang Baik

telah ditetapkan.

Rerata 145,57 4,159 83,17 Sangat

Baik

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat

capaian responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 1 yaitu saya

Page 10: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 614

mengetahui dengan tepat apa yang menjadi tujuan anggaran, dengan nilai 89,7%,

sedangkan tingkat capaian responden terendah yaitu item pernyataan nomor 6 yaitu

saya mengetahui sasaran anggaran cukup menantang tetapi dapat dicapai (tidak

terlalu mudah maupun sulit), dengan tingkat capaian responden 76%. Sedangkan

tingkat capaian rata-rata dari kejelasan sasaran anggaran adalah sebesar 83,17%.

Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran dari setiap unit kerja

organisasi dapat dikategorikan sangat baik.

3. Pengendalian Akuntansi (X2)

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Variabel Pengendalian Akuntansi

No. Item pernyataan Skor Rerata TCR Kategori

%

1 Pengendalian kualitas operasi 149 4,257 85,1 Sangat

dengan tabulasi data digunakan Baik

sebagai alat bantu dalam

pengambilan keputusan.

2 Pengendalian antara kegiatan 148 4,228 84,6 Sangat

yang sesungguhnya terjadi Baik

dengan yang diharapkan sesuai

dengan pengendalian

operasional.

3 Pemeriksaan (auditing) 147 4,2 84 Sangat

internal. Baik

4 Evaluasi kinerja kepala SKPD 150 4,285 85,7 Sangat

(Satuan Kerja Perangkat Baik

Daerah) secara sistematis.

5 Peramalan jangka pendek dari 136 3,886 77,7 Baik

anggaran SKPD digunakan

sebagai dasar alat pengambilan

keputusan.

6 Peramalan jangka panjang dari 138 3,943 78,8 Baik

anggaran SKPD digunakan

sebagai dasar alat pengambilan

keputusan.

7 Penetapan target capaian 149 4,257 85,1 Sangat

kinerja SKPD. Baik

Rerata 145,286 4,151 83 Sangat

Baik

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 5 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat

capaian responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 4 yaitu evaluasi

kinerja kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) secara sistematis. dengan

Page 11: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 615

nilai 85,7%, sedangkan tingkat capaian responden terendah yaitu item pernyataan

nomor 5 yaitu peramalan jangka pendek dari anggaran SKPD digunakan sebagai

dasar alat pengambilan keputusan, dengan nilai 77,7%. Tingkat capaian rata-rata

dari pengendalian akuntansi adalah 83%. Hal ini menunjukkan tingkat capaian

responden terhadap pengendalian akuntansi dapat dikategorikan sangat baik.

4. Kualitas Sistem Pelaporan (X3)

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Sistem Pelaporan

No. Item Pernyataan Skor Rerata TCR Kategori

1 Informasi dan data yang diperlukan 145 4,143 82,8 Sangat

disajikan tepat waktu. Baik

2 Informasi dan data yang disajikan bebas 131 3,743 74,8 Baik

dari kesalahan.

3 Informasi dan data yang disajikan bebas 138 3,943 78,8 Baik

dari manipulasi.

4 Sistem dan mekanisme pelaporan tidak 144 4,114 82,3 Sangat

menyulitkan pihak pelapor. Baik

5 Data dan informasi yang disampaikan 147 4,2 84 Sangat

relevan untuk digunakan dalam Baik

pengambilan keputusan.

6 Biaya yang diperlukan dalam 142 4,057 81,1 Sangat

pengumpulan data dan informasi Baik

proporsional dengan besarnya manfaat

dan nilai informasi yang dihasilkan.

7 Data dan informasi yang diterima dapat 147 4,2 84 Sangat

diolah dan dianalisis lebih lanjut oleh Baik

user

Rerata 142 4,057 81,114 Sangat

Baik

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 6 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat capaian

responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 5 dan 7 dengan nilai 84%,

sedangkan tingkat capaian responden terendah yaitu item pernyataan nomor 2

dengan tingkat capaian responden 74,8%. Sedangkan tingkat capaian rata-rata dari

komitmen organisasi adalah sebesar 81,11%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas

sistem pelaporan dapat dikategorikan sangat baik.

Uji Validitas

Uji validitas ini menggambarkan bahwa pernyataan yang digunakan mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (valid). Untuk melihat validitas

dari masing-masing item kuesioner, digunakan Correct item-Total Correlation.

Jika rhitung > rtabel, maka data dikatakan valid, rtabel untuk n = 35 adalah 0,2869.

Page 12: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 616

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat nilai Correct item-Total Correlation

untuk masing-masing variabel X1, X2, X3 dan Y semua di atas rtabel. Jadi dapat

dikatakan bahwa semua item pernyataan X1, X2, X3 dan Y adalah valid. Pada Tabel

14 terlihat nilai Correct item-Total Correlation terkecil dan terbesar untuk variabel

X1, X2, X3 dan Y.

Tabel 7

Correct item-Total Correlation Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENELITIAN TERKECIL TERBESAR

Akuntabilitas Kinerja Instansi 0,578 0,890

Pemerintah (Y)

Kejelasan Sasaran Anggaran (X1) 0,799 0,882

Pengendalian Akuntansi (X2) 0,343 0,644

Kualitas Sistem Pelaporan (X3) 0,419 0,688

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat nilai terkecil dari Corrected Item-Total

Correlation untuk masing-masing instrumen. Untuk instrumen akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah diketahui nilai Corrected Item-Total Correlation terkecil 0,578.

Untuk instrumen kejelasan sasaran anggaran nilai terkecil 0,799. Untuk

pengendalian akuntansi nilai terkecil 0,343. Sementara, kualitas sistem pelaporan

nilai terkecil 0,419. Dengan demikian semua instrumen penelitian dapat dikatakan

valid.

Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas instrumen, semakin dekat koefisien keandalan

dengan 1,0 maka akan semakin baik. Nilai Variabelnya dinyatakan reliabel jika

mempunyai nilai Cronbach’s Alpha dari masing-masing instrumen yang dikatakan

valid lebih besar dari 0,6. Berikut ini merupakan Tabel 15 nilai Cronbach’s Alpha

masing-masing instrument. (Lampiran5:115).

Tabel 8

Nilai Cronbach’s Alpha Instrumen Penelitian

INSRUMEN VARIABEL NILAI

CRONBACH’S

ALPHA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 0,941

(Y)

Kejelasan Sasaran Anggaran (X1) 0,954

Pengendalian Akuntansi (X2) 0,789

Page 13: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 617

Kualitas Sistem Pelaporan (X3) 0,834

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Dari hasil nilai Cronbach’s Alpha yang terdapat pada tabel 2 di atas yaitu

untuk instrumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 0,941, kejelasan sasaran

anggaran 0,954, pengendalian akuntansi 0,789, kualitas sistem pelaporan 0,834

menunjukkan nilai berada di atas 0,6. Dengan demikian semua instrumen dapat

dikatakan reliabel.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik dilakukan karena pada penelitian ini

menggunakan metode regresi berganda (penelitian yang mempunyai variabel

independen lebih dari dua). Ada empat uji asumsi klasik, namun dalam penelitian

ini hanya dilakukan tiga uji asumsi klasik yang mana hasilnya dapat dilihat pada

uraian berikut:

Uji Normalitas Residual

Uji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah

distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian

normalitas residual dapat dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Test, dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan > 0,05

maka distribusi datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan yang

dihasilkan < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Hasil perhitungan

nilai Kolmogorov-Smirnov Test untuk model yang diperoleh dapat dilihat pada

Tabel 3 sebagai berikut. (Lampiran6:121)

Tabel 9

Uji Normalitas Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 35

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.94695862

Most Extreme Absolute .161

Differences Positive .151

Negative -.161

Kolmogorov-Smirnov Z .951

Asymp. Sig. (2-tailed) .327

a. Test distribution is Normal.

Dari Tabel 16 di atas terlihat bahwa hasil uji normalitas residual menyatakan

nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,951 dengan signifikan 0,327. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian ini telah

Page 14: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 618

berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai

signifikan dari uji normalitas > 0,05.

Uji Multikolinearitas

Untuk uji adanya multikolonearitas dapat dilihat melalui Variance Inflation

Factor (VIF) < 10 dan tolerance > 0.1. variabel kejelasan sasaran anggaran (X1)

dengan nilai VIF 1.289, variabel pengendalian akuntansi (X2) dengan nilai VIF

1.046, variabel Kualitas Sistem Pelaporan (X3) dengan VIF 1.284 . Pada variabel

kejelasan sasaran anggaran (X1) dengan nilai tolerance 0,776, variabel

pengendalian akuntansi (X2) dengan nilai tolerance 0,956, dan variabel kualitas

sistem pelaporan (X3) dengan nilai tolerance 0,779. dengan demikian dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat korelasi variabel-variabel bebas antara satu dengan

yang lainnya, atau variabel independent pada penelitian ini bebas multikol. Ini dapat

dilihat pada Tabel 17 sebagai berikut. (Lampiran6:121)

Tabel 10

Uji Multikolonearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model

Tolerance

VIF

1 KSA_X1 .776 1.289

PA_X2 .956 1.046

KSP_X3 .779 1.284

a. Dependent Variable: AKIP_Y

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regesi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas pada penelitian ini

menggunakan uji Glejser. Dalam uji ini, apabila hasilnya sig > 0.05 maka tidak

terdapat gejala heterokedastisitas, model yang baik adalah tidak terjadi

heterokedastisitas. Dalam uji ini, didapat nilai sig 0,555 untuk variabel X1, 0,480

untuk variabel X2, dan 0,668 untuk variabel X3, maka dapat dikatakan bahwa tidak

terjadi heterokedastisitas pada penelitian ini. Adapun hasil dari pengujian

heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut. (Lampiran6:122)

Page 15: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 619

Table 11

Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.095 5.587 .375 .710

KSA_X1 -.046 .077 -.118 -.597 .555

PA_X2 .099 .138 .127 .714 .480

KSP_X3 -.052 .121 -.085 -.432 .668

a. Dependent Variable: ABSUT

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Hasil Analisis Data 1. Uji F (Uji Model)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah secara bersama-sama variabel

independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik. Pengaruh secara

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dengan cara

membandingkan F tabel dan F hitung atau dibandingkan antara nilai sig dan α 0,05.

Nilai F tabel pada α 0,05 adalah 2,911. Hasil penguji dapat dilihat pada tabel berikut

:

Tabel 12

Uji F

ANOVAb

Sum of

Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 567.692 3 189.231 23.161 .000a

Residual 253.279 31 8.170

Total 820.971 34

a. Predictors: (Constant), KSP_X3, PA_X2, KSA_X1

b. Dependent Variable: AKIP_Y

Sumber: Data primer yang diolah, 2019

Dari tabel 12 diatas, dapat dilihat hasil pengolahan statistik analisis regresi

menunjukkan nilai F = 23,161 yang signifikan pada level 0,000. Jadi Fhitung > Ftabel

yaitu 23,161 > 2,911 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. karena nilai

signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi yang digunakan sudah

fit, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi variabel-variabel penelitian. Dari

hasil pengujian juga dapat disimpulkan bahwa kejelasan sasaran anggaran,

pengendalian akuntansi dan kualitas sistem pelaporan secara bersama-sama atau

secara silmutan berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah.

Page 16: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 620

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai “Pengaruh

kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, dan kualitas sitem pelaporan

terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah” adalah sebagai berikut: 1)

Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah. 2) Pengendalian akuntansi berpengaruh signifikan

positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 3) Kualitas sistem

pelaporan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih

kepada Ketua STIE ”KBP” (Febryandhie Ananda, SE, M.Si), Ketua Program Studi

Akuntansi (Muhammad Rivandi, SE., M.Si), Dosen Pembimbing Skripsi (Dewi

Zulfia, SE., MM) yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penulisan karya

tulis ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, p. (2015). Analisis sistem dan pengendalian intern pada pt bara dinamika

muda. Analisis sistem dan pengendalian intern pembayaran gaji dan upah

karyawan pada pt bara dinamika muda sukses di malinau.

Andarias. (2012). Kejelasan sasaran anggaran disengaja untuk mengatur perilaku

pegawai.

Anjarwati, m. (2014). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian

akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah. Accounting analysis journal. Https://doi.org/issn 2252-6765

Arja sadjiarto. (2000). Akuntabilitas dan pengukuran kinerja pemerintahan. Jurnal

akuntansi dan keuangan. Https://doi.org/10.9744/jak.2.2.pp. 138-150

Faisal, a., samben, r., & pattisahusiwa, s. (2018). Analisis kinerja keuangan.

Kinerja. Https://doi.org/10.29264/jkin.v14i1.2444

Hudayati, a. (2002). Perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan. Jurnal

akuntansi dan auditing indonesia. Https://doi.org/10.7813/2075-4124.2014/6-

4/a.39

Indraswari. (2010). Kejelasan anggaran.

Kenis. (1979). Sasaran anggaran.

Netty herawaty. (2011). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian

akuntansi, dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah daerah kota jambi. Jurjal penelitian universitas jambi seri

humaniora.

Nurhamid. (2008). Akuntabilitas kinerja merupakan wujud kewajiban pemerintah

mempertanggungjawabkan semua keberhasilan dan kegagalan pencapaian

berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media

pertanggungjawaban yang dilaksanakan oleh pemerintah secara.

Purwanda, e., & harahap, e. A. (2017). Pengaruh akuntabilitas dan kompetensi

terhadap kualitas audit (survey pada kantor akuntan publik di bandung). Jurnal

akuntansi. Https://doi.org/10.24912/ja.v19i3.85

Putra, d. (2013). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, desentralisasi dan

Page 17: ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 621

akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah.

Jom fekon.

Sekaran. (2006). Penelitian kausatif. Penelitian kausatif berguna untuk

menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan beberapa variabel

lainnya yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat (sekaran,2006).

Suoth, novelya dan tinangon, j. D. R. S. (2016). Pengukuran efisiensi dan efektivitas

pengelolaan keuangan daerah pada dinas pengelola keuangan, pendapatan dan

aset (dpkpa) kabupaten minahasa selatan. Emba.

Zulvia, d. (2018). Akuntansi keuangan sebagai penyedia informasi. Akuntansi

keuangan sebagai penyedia akuntansi.

(Riduwan, 2008). . Sampling jenuh merupakan metode pengambilan sampel dimana

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.