ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id
Transcript of ABSTRACK - ocs.akbpstie.ac.id
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 605
PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,
PENGENDALIAN AKUNTANSI, DAN KUALITAS SISTEM
PELAPORAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(Studi Empiris Pada Instansi Pemerintahan Propinsi
Sumatera Barat)
Shinta Desmayenti, Dewi Zulvia
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP
ABSTRACK
This study aims to examine: (1) Effect of Clarity Budget Target on Performance
Accountability of Government Agencies. (2) Effects of Accounting Control on Performance
Accountability of Government Agencies. (3) Effect of Quality Reporting System on
Performance Accountability of Government Agencies. The results of the study prove (1)
Clarity of Budget Objectives has a significant positive effect on the Performance
Accountability of Government Agencies with a tcount of 5,830 large from t table 1,6955
and a significance value of 0,000 <0.05 (H1 accepted) (2) Accounting Control has a
significant positive effect on Performance Accountability of Government Agencies with t
count 2,229 large from ttable 1,6955 and significance value 0.033 < 0.05 (H2 accepted),
(3) Quality of Reporting System has a significant positive effect on Accountability of
Agency Performance. The government with account 2.668 is bigger than 1.6955 and a
significance value of 0.012 <α0.05 (H3 is accepted).
Keyword : Budget Target Clarity, Effects of Accounting Control, Effect of Quality
Reporting System
DOI : 10.6084/m9.figshare.7958042
Submit : 13 Maret 2019
Accepted : 09 April 2019
PENDAHULUAN
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat
keberhasilan individu maupun kelompok indvidu. Kinerja diketahui jika individu
atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan (Zulvia, 2018). Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau
target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja
seseorang atau organisasi tidak mungkin diketahui karena tidak ada tolak ukurnya
(Faisal, Samben, & Pattisahusiwa, 2018). Menurut (Arja Sadjiarto, 2000)
akuntabilitas kinerja merupakan wujud kewajiban pemerintah
mempertanggungjawabkan semua keberhasilan dan kegagalan pencapaian berbagai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban
yang dilaksanakan oleh pemerintah secara periodik. Hal ini diperlukan agar
optimalisasi dalam pelayanan publik menjadi prioritas utama karena masih ditemui
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 606
banyaknya keluhan masyarakat mengenai pengalokasian anggaran yang tidak
sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas masyarakat serta berbagai bentuk
pengalokasian anggaran yang kurang mencerminkan aspek ekonomis, efisiensi, dan
efektivitas dalam pengelolaan anggaran (Suoth, Novelya Dan Tinangon, 2016).
Anggaran harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang
diharapkan, sehingga perencanaan anggaran harus bisa menggambarkan sasaran
kinerja yang jelas. Adanya sasaran anggaran yang jelas maka akan mempermudah
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya (Putra, 2013). (Netty Herawaty, 2011) kejelasan sasaran
anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan
spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang
bertanggung jawab atas pencapaian sasaran.
Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah juga menuntut
adanya pengendalian untuk mengetahui sejauhmana kewenangan dan tanggung
jawab yang diberikan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya(Abdi,
2015).Sistem pengendalian manajemen berikut sistem pengendalian akuntansi
berguna untuk meningkatkan pencapaian kinerja. Dengan adanya pengendalian
akuntansi menjamin bahwa langkah-langkah penyusunan dan pencatatan telah
dilakukan dan tercipta integritas finansial dari aktivitas-aktivitas organisasi
(Kenis, 1979). Menurut (Anjarwati, 2014) pengendalian akuntansi adalah sistem
perencanaan, sistem pelaporan dan prosedur monitoring yang didasarkan pada
informasi. Tujuan informasi akuntansi untuk pemakainya adalah meningkatkan
penilaian dan keputusan dengan lebih baik. Penggunaan sistem pengendalian
akuntansi memungkinkan para manajer dapat membuat keputusan-keputusan
yang lebih baik, mengontrol operasi dengan lebih efektif, mampu mengestimasi
biaya dan profitabilitas keberhasilan tertentu dan memilih alternatif terbaik dalam
setiap kasus dan masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja (Nurhamid, 2008).
Untuk lebih memfokuskan permasalahan yang akan dibahas dan
dikumpulkan dalam penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan masalah.
Mengingat banyaknya hal yang dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah, untuk itu penulis membatasi penelitian pada kejelasan sasaran
anggaran, pengendalian akuntansi, dan kualitas sistem pelaporan terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini: (1)Sejauh mana kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah? (2) Sejauhmana pengendalian akuntansi
berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah? (3) Sejauhmana
kualitas sistem pelaporan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah?
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang: (1) Pengaruh kejelasan
sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. (2) Pengaruh
pengendalian akuntansi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. (3)
Pengaruh kualitas sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
Selain tujuan yang hendak dicapai tersebut, penulis juga berharap hasil
penelitian ini juga memberikan manfaat: (1) Bagi pemerintah daerah, penelitian
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 607
ini akan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah di Sumatera Barat. (2) Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini
bisa memberikan masukan mengenai penyempurnaan dalam rangka
meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Sumatera Barat.
(3)Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan tentang akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah. sehingga dapat membandingkan teori dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan.
Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Berdasarkan beberapa telaah yang berkaitan dengan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah maka variable X1 pada penelitian ini yaitu Kejelasan
Sasaran, sedangkan variabel Y dalam penelitian ini yaitu Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Menurut penelitian (Andarias, 2012) ketidakjelasan sasaran
anggaran akan menyebabkan pelaksanaan anggaran menjadi bingung dan tidak
puas dalam bekerja. Hal ini menyebabkan pelaksanaan anggaran tidak termotivasi
untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Berdasarkan pada sumber dari
penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas bisa ambil simpulan
hipotesis sementara yaitu :
H1 : Sasaran Anggaran Berpengaruh Positif Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Pengaruh Pengendalian Akuntansi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
Berdasarkan beberapa telaah yang berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah maka variable X2 pada penelitian ini yaitu Pengendalian
Akuntansi, sedangkan variabel Y dalam penelitian ini yaitu Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
(Hudayati, 2002) menyatakan bahwa pengendalian akuntansi akan membantu
organisasi dalam pengambilan keputusan, dimana pengendalian akuntansi ini dapat
dilakukan dengan cara pengendalian terhadap kualitas operasi, pengendalian
operasi, pemeriksaan intern keuangan organisasi, evaluasi kinerja, menetapkan
target operasi, dan melakukan penyusunan rencana operasi, dengan tujuan agar
tercapainya kinerja yang lebih baik . Berdasarkan pada sumber dari penelitian
terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas bisa ambil simpulan hipotesis
sementara yaitu :
H2 : Pengendalian Akuntansi Berpengaruh Positif Terhadap Akuntanbilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Pengaruh Kualitas Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Berdasarkan beberapa telaah yang berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah maka variable X2 pada penelitian ini yaitu Kualitas Sistem
Laporan, sedangkan variabel Y dalam penelitian ini yaitu Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 608
(Indraswari, 2010) menyatakan sistem pelaporan berkualitas diperlukan agar dapat
memantau dan mengendalikan kinerja manajer dalam mengimplementasikan
anggaran yang telah ditetapkan, dimana laporan yang berkualitas tersebut harus
disusun secara jujur, obyektif, dan transparan. Dengan adanya sistem pelaporan
yang berkualitas akan membantu pemerintah untuk memberikan informasi
keuangan dan informasi lainnya secara akurat, relevan, tepat waktu, konsisten, dan
dapat dipercaya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi,
sosial, dan politik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasarkan pada sumber
dari penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas bisa ambil simpulan
hipotesis sementara yaitu :
H3 : Kualitas Sistem Pelaporan Berpengaruh Positif Terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian kausatif berguna untuk menganalisis pengaruh antara satu
variabel dengan beberapa variabel lainnya yang bertujuan untuk melihat seberapa
jauh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat (Sekaran, 2006).
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Propinsi Sumatera Barat yang berjumlah 30 instansi
yang terdiri dari: Badan, Kantor, dan Dinas.
Populasi adalah objek dari penelitian yang berguna sebagai sasaran untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data. Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Propinsi Sumatera Barat yang
berjumlah 30 instansi yang terdiri dari: Badan, Kantor, dan Dinas.
Tabel 1
Daftar Nama Instansi Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat
No. Nama SKPD Alamat
1 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jl. Joni Anwar No. 85
2 Dinas Sosial Jl. Khatib Sualiman No. 5
3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Khatib Sulaiman No. 7
4 Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
Jl. Khatib Sulaiman No.
11
5 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
JL. Khatib Sulaiman
No.106
6 Dinas Kehutanan Jl. Raden Saleh No. 8 A
7
Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Jl. Raden Saleh No. 12
8 Dinas Peternakan -
9 Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang, dan Jl. Ciliung No. 1
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 609
Pemukiman
10 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jl. Ujung Gurun No. 7
11 Dinas Perkebunan Jl. Rasuna Said No. 77
12 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jl. Jend. Sudirman No.51
13 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Jl. Jenderal Sudirman 52
14 Dinas Kelautan dan Perikanan Jl. Koto Tinggi No. 9
15 Dinas Kesehatan Jl. Perintis Kemerdekaan
No. 65 A
16 Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Jl. Asahan No. 2
17 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Jl. Khatib Sulaiman No. 1
Berencana
18 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Jl. Khatib Sulaiman No.
22
19 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Jl. Khatib Sulaiman No.
23
20 Badan Perpustakaan dan Kearsipan Jl.Pramuka V No.2
21 Badan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Pramuka No. 13
22 Badan Ketahanan Pangan Jl. Raden Saleh No.4
23 Badan Kepegawaian Daerah Jl. Batang Antokan No.4
24 Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Jl. Kuini No. 79 A
Perlindungan Masyarakat Daerah
25 Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah -
26 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jl. Jend. Sudirman no. 47
27 Badan Pendidikan dan Pelatihan -
28 Satuan Polisi Pamong Praja Jl. Aur No. 1
29 Inspektorat Propinsi Sumatera Barat
Jl. Jendral Sudirman N0.
51
30 Kantor Penghubung Pemerintah Daerah
Jl. Khatib Sulaiman No.
85
Sumber: www.sumbarprov.go.id 2019
Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan
teknik non-probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh atau sensus.
Sampling jenuh merupakan metode pengambilan sampel dimana semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel yang berarti sampel yang digunakan sama
dengan populasi (Riduwan, 2008).
Responden
Responden dalam penelitian ini sebanyak 2 orang yaitu sekretaris badan
atau dinas dan kasubbag perencanaan. Alasan pemilihan responden dalam
penelitian ini karena sekretaris badan atau dinas dan kasubbag perencanaan
bertugas dalam menyusun dokumen penetapan kinerja dan LAKIP.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 610
Jenis dan Sumber Data
Sumber Data penelitian ini adalah data primer. Data tersebut diperoleh
secara langsung dari instansi pemerintah Propinsi Sumatera Barat dengan
menggunakan daftar pernyataan dalam bentuk kuesioner guna ngumpulkan
informasi dari objek penelitian tersebut.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan penyebaran kuesioner. Langkah
yang diambil untuk mengantisipasi rendahnya tingkat respon (respon rate) adalah
dengan cara mengantar langsung kuesioner tersebut dan juga menghubungi kembali
responden melalui telepon guna memastikan bahwa kuesioner yang diantar telah
diisi oleh responden, setelah itu dikumpulkan kembali dengan menjemputnya
langsung.
Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam
dua klasifikasi variable, yaitu variable dependen (Y) dan variable independen (X).
Adapun variable independen yang dipergunakan dipenelitian ini adalah
Akuntabilitas Kinerja (Y). Sedangkan variable Independen yang dipergunakan
dipenelitian ini adalah Kejelasan Sasaran (X1), Pengendalian Akuntansi (X2),
Kualitas Sistem Pelaporan (X3).
Tabel 2
Pengukuran Variabel
N
o Variabel Pengertian Indikator Sumber
1
Kejelasa
n
Tujuan anggaran
ditetapkan secara
jelas dan spesifik
dengan tujuan agar
anggaran tersebut
dapat dimengerti
oleh orang yang
bertanggung jawab
atas pencapaian
sasaran anggaran
tersebut
a
. Tujuan
(Anjarwati, 2014)
Sasaran
b
. Kinerja
Anggara
n
c
. Standar
(X1)
d
. Jangka waktu
e
.
Sasaran
prioritas
2
Pengenda
lian
Semua prosedur
dan sistem formal
yang meliputi
sistem
perencanaan,
sistem pelaporan,
dan prosedur
a
. Pengendalian
(Hudayati, 2002)
Akuntans
i
kualitas
operasi
(X2)
b
. Pengendalian
operasi
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 611
monitoring yang
didasarkan pada
informasi, dimana
tujuan informasi
akuntansi untuk
pemakainya adalah
meningkatkan
penilaian dan
keputusan dengan
lebih baik
c
.
Pemeriksaan
intern
terhadap
keuangan
kantor
3 Kualitas
Sistem pelaporan
yang berkualitas
adalah yang dapat
memantau dan
mengendalikan
kinerja manajer
dalam
mengimplementasi
kan anggaran yang
telah ditetapkan,
dimana laporan
yang berkualitas
tersebut harus
disusun secara
jujur, obyektif, dan
transparan.
a
. Tepat waktu
(Purwanda &
Harahap, 2017)
Sistem (Timely)
Pelapora
n
b
. Keakuratan
(X3) (Accurate)
c
.
Tingkat
kesulitan
(Reasonable)
d
. Relevansi
(Relevant)
4
Akuntabi
litas
Perwujudan
kewajiban suatu
instansi pemerintah
dalam
mempertanggungja
wabkan
keberhasilan dan
kegagalam
pelaksanaan misi
organisasi dalam
mencapai sasaran
dan tujuan yang
telah ditetapkan
melalui sistem
pertanggungjawaba
n secara periodik.
a
. Perencanaan
(Arja Sadjiarto, 2000)
Kinerja
(Y) stratejik
Keluaran
(output)
b
. Pengukuran
kinerja
Hasil (outcomes)
c
. Pelaporan
kinerja
Dampak
(impacts)
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 612
HASIL DAN PEMBAHASAN
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Y)
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Variabel Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
No Item Pernyataan Skor Rerata TCR Kategori
%
1 Melakukan persiapan dan 158 4,514 90,2 Sangat
penyusunan perencanaan strategik. Baik
2 Melakukan perumusan visi dan 160 4,571 91,4 Sangat
misi instansi. Baik
3 Melakukan perumusan indikator 148 4,228 84,6 Sangat
kinerja instansi pemerintahan Baik
dengan berpedoman pada kegiatan
yang dominan dan menjadi isu
nasional.
4 Melakukan pemantauan terhadap 146 4,171 83,4 Sangat
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Baik
dengan seksama.
5 Melakukan pengukuran pencapaian 150 4,286 85,7 Sangat
kinerja dengan cara Baik
membandingkan kinerja aktual
dengan rencana atau target.
6 Melakukan pengukuran pencapaian 148 4,228 84,6 Sangat
kinerja dengan cara Baik
membandingkan kinerja aktual
dengan tahun sebelumnya.
7 Melakukan pengukuran pencapaian 146 4,171 83,4 Sangat
kinerja dengan cara Baik
membandingkan kinerja aktual
dengan standar yang diterima
umum.
8 Melakukan evaluasi kinerja dengan 149 4,257 85,1 Sangat
menganalisis hasil pengukuran Baik
kinerja.
9 Melakukan evaluasi kinerja dengan 144 4,114 82,3 Sangat
menginterprestasikan data yang Baik
diperoleh.
10 Melakukan evaluasi kinerja dengan 142 4,057 81,1 Sangat
membuat pembobotan (rating) Baik
keberhasilan pencapaian program.
11 Melakukan evaluasi kinerja dengan 148 4,228 84,6 Sangat
membandingkan pencapaian Baik
program dengan visi misi instansi
pemeritah.
Rerata 149 4,26 85,13 Sangat
Baik
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 613
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 3 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat
pencapaian responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 2 yaitu
melakukan perumusan visi dan misi instansi, dengan nilai 91,4%. Tingkat capaiaan
responden terendah item pernyataan nomor 10 yaitu, melakukan evaluasi kinerja
dengan membuat pembobotan (rating) keberhasilan pencapaian program dengan
tingkat capaian responden 81,1%. Tingkat capaian rata-rata dari akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah adalah sebesar 85,13%. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat capaian responden terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dapat
dikategorikan sangat baik.
2. Kejelasan Sasaran Anggaran (X1)
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Variabel Kejelasan Sasaran Anggaran
No. Item Pernyataan Skor Rerata TCR Kategori
%
1 Saya mengetahui dengan tepat 157 4,486 89,7 Sangat
apa yang menjadi tujuan Baik
anggaran.
2 Saya mengetahui setiap kegiatan 144 4,114 82,3 Sangat
yang tercantum dalam anggaran Baik
telah terdefenisi dengan jelas dan
terukur.
3 Saya mengetahui dengan jelas 147 4,2 84 Sangat
target yang harus dicapai dalam Baik
anggaran.
4 Saya mengetahui batas waktu 146 4,171 83,4 Sangat
untuk mencapai
sasaran. Baik
5 Saya mengetahui dengan jelas apa 147 4,2 84 Sangat
yang menjadi prioritas dalam Baik
anggaran.
6 Saya mengetahui sasaran 133 3,8 76 Baik
anggaran cukup menantang tetapi
dapat dicapai (tidak terlalu mudah
maupun sulit).
7 Saya bekerja sama untuk 145 4,143 82,8 Sangat
mencapai sasaran anggaran yang Baik
telah ditetapkan.
Rerata 145,57 4,159 83,17 Sangat
Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat
capaian responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 1 yaitu saya
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 614
mengetahui dengan tepat apa yang menjadi tujuan anggaran, dengan nilai 89,7%,
sedangkan tingkat capaian responden terendah yaitu item pernyataan nomor 6 yaitu
saya mengetahui sasaran anggaran cukup menantang tetapi dapat dicapai (tidak
terlalu mudah maupun sulit), dengan tingkat capaian responden 76%. Sedangkan
tingkat capaian rata-rata dari kejelasan sasaran anggaran adalah sebesar 83,17%.
Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran dari setiap unit kerja
organisasi dapat dikategorikan sangat baik.
3. Pengendalian Akuntansi (X2)
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Variabel Pengendalian Akuntansi
No. Item pernyataan Skor Rerata TCR Kategori
%
1 Pengendalian kualitas operasi 149 4,257 85,1 Sangat
dengan tabulasi data digunakan Baik
sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan.
2 Pengendalian antara kegiatan 148 4,228 84,6 Sangat
yang sesungguhnya terjadi Baik
dengan yang diharapkan sesuai
dengan pengendalian
operasional.
3 Pemeriksaan (auditing) 147 4,2 84 Sangat
internal. Baik
4 Evaluasi kinerja kepala SKPD 150 4,285 85,7 Sangat
(Satuan Kerja Perangkat Baik
Daerah) secara sistematis.
5 Peramalan jangka pendek dari 136 3,886 77,7 Baik
anggaran SKPD digunakan
sebagai dasar alat pengambilan
keputusan.
6 Peramalan jangka panjang dari 138 3,943 78,8 Baik
anggaran SKPD digunakan
sebagai dasar alat pengambilan
keputusan.
7 Penetapan target capaian 149 4,257 85,1 Sangat
kinerja SKPD. Baik
Rerata 145,286 4,151 83 Sangat
Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 5 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat
capaian responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 4 yaitu evaluasi
kinerja kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) secara sistematis. dengan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 615
nilai 85,7%, sedangkan tingkat capaian responden terendah yaitu item pernyataan
nomor 5 yaitu peramalan jangka pendek dari anggaran SKPD digunakan sebagai
dasar alat pengambilan keputusan, dengan nilai 77,7%. Tingkat capaian rata-rata
dari pengendalian akuntansi adalah 83%. Hal ini menunjukkan tingkat capaian
responden terhadap pengendalian akuntansi dapat dikategorikan sangat baik.
4. Kualitas Sistem Pelaporan (X3)
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Sistem Pelaporan
No. Item Pernyataan Skor Rerata TCR Kategori
1 Informasi dan data yang diperlukan 145 4,143 82,8 Sangat
disajikan tepat waktu. Baik
2 Informasi dan data yang disajikan bebas 131 3,743 74,8 Baik
dari kesalahan.
3 Informasi dan data yang disajikan bebas 138 3,943 78,8 Baik
dari manipulasi.
4 Sistem dan mekanisme pelaporan tidak 144 4,114 82,3 Sangat
menyulitkan pihak pelapor. Baik
5 Data dan informasi yang disampaikan 147 4,2 84 Sangat
relevan untuk digunakan dalam Baik
pengambilan keputusan.
6 Biaya yang diperlukan dalam 142 4,057 81,1 Sangat
pengumpulan data dan informasi Baik
proporsional dengan besarnya manfaat
dan nilai informasi yang dihasilkan.
7 Data dan informasi yang diterima dapat 147 4,2 84 Sangat
diolah dan dianalisis lebih lanjut oleh Baik
user
Rerata 142 4,057 81,114 Sangat
Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 6 di atas, dari 35 responden terlihat bahwa tingkat capaian
responden tertinggi yaitu pada item pernyataan nomor 5 dan 7 dengan nilai 84%,
sedangkan tingkat capaian responden terendah yaitu item pernyataan nomor 2
dengan tingkat capaian responden 74,8%. Sedangkan tingkat capaian rata-rata dari
komitmen organisasi adalah sebesar 81,11%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
sistem pelaporan dapat dikategorikan sangat baik.
Uji Validitas
Uji validitas ini menggambarkan bahwa pernyataan yang digunakan mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (valid). Untuk melihat validitas
dari masing-masing item kuesioner, digunakan Correct item-Total Correlation.
Jika rhitung > rtabel, maka data dikatakan valid, rtabel untuk n = 35 adalah 0,2869.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 616
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat nilai Correct item-Total Correlation
untuk masing-masing variabel X1, X2, X3 dan Y semua di atas rtabel. Jadi dapat
dikatakan bahwa semua item pernyataan X1, X2, X3 dan Y adalah valid. Pada Tabel
14 terlihat nilai Correct item-Total Correlation terkecil dan terbesar untuk variabel
X1, X2, X3 dan Y.
Tabel 7
Correct item-Total Correlation Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN TERKECIL TERBESAR
Akuntabilitas Kinerja Instansi 0,578 0,890
Pemerintah (Y)
Kejelasan Sasaran Anggaran (X1) 0,799 0,882
Pengendalian Akuntansi (X2) 0,343 0,644
Kualitas Sistem Pelaporan (X3) 0,419 0,688
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat nilai terkecil dari Corrected Item-Total
Correlation untuk masing-masing instrumen. Untuk instrumen akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah diketahui nilai Corrected Item-Total Correlation terkecil 0,578.
Untuk instrumen kejelasan sasaran anggaran nilai terkecil 0,799. Untuk
pengendalian akuntansi nilai terkecil 0,343. Sementara, kualitas sistem pelaporan
nilai terkecil 0,419. Dengan demikian semua instrumen penelitian dapat dikatakan
valid.
Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas instrumen, semakin dekat koefisien keandalan
dengan 1,0 maka akan semakin baik. Nilai Variabelnya dinyatakan reliabel jika
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha dari masing-masing instrumen yang dikatakan
valid lebih besar dari 0,6. Berikut ini merupakan Tabel 15 nilai Cronbach’s Alpha
masing-masing instrument. (Lampiran5:115).
Tabel 8
Nilai Cronbach’s Alpha Instrumen Penelitian
INSRUMEN VARIABEL NILAI
CRONBACH’S
ALPHA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 0,941
(Y)
Kejelasan Sasaran Anggaran (X1) 0,954
Pengendalian Akuntansi (X2) 0,789
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 617
Kualitas Sistem Pelaporan (X3) 0,834
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Dari hasil nilai Cronbach’s Alpha yang terdapat pada tabel 2 di atas yaitu
untuk instrumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 0,941, kejelasan sasaran
anggaran 0,954, pengendalian akuntansi 0,789, kualitas sistem pelaporan 0,834
menunjukkan nilai berada di atas 0,6. Dengan demikian semua instrumen dapat
dikatakan reliabel.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik dilakukan karena pada penelitian ini
menggunakan metode regresi berganda (penelitian yang mempunyai variabel
independen lebih dari dua). Ada empat uji asumsi klasik, namun dalam penelitian
ini hanya dilakukan tiga uji asumsi klasik yang mana hasilnya dapat dilihat pada
uraian berikut:
Uji Normalitas Residual
Uji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian
normalitas residual dapat dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test, dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan > 0,05
maka distribusi datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan yang
dihasilkan < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Hasil perhitungan
nilai Kolmogorov-Smirnov Test untuk model yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel 3 sebagai berikut. (Lampiran6:121)
Tabel 9
Uji Normalitas Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.94695862
Most Extreme Absolute .161
Differences Positive .151
Negative -.161
Kolmogorov-Smirnov Z .951
Asymp. Sig. (2-tailed) .327
a. Test distribution is Normal.
Dari Tabel 16 di atas terlihat bahwa hasil uji normalitas residual menyatakan
nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,951 dengan signifikan 0,327. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian ini telah
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 618
berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai
signifikan dari uji normalitas > 0,05.
Uji Multikolinearitas
Untuk uji adanya multikolonearitas dapat dilihat melalui Variance Inflation
Factor (VIF) < 10 dan tolerance > 0.1. variabel kejelasan sasaran anggaran (X1)
dengan nilai VIF 1.289, variabel pengendalian akuntansi (X2) dengan nilai VIF
1.046, variabel Kualitas Sistem Pelaporan (X3) dengan VIF 1.284 . Pada variabel
kejelasan sasaran anggaran (X1) dengan nilai tolerance 0,776, variabel
pengendalian akuntansi (X2) dengan nilai tolerance 0,956, dan variabel kualitas
sistem pelaporan (X3) dengan nilai tolerance 0,779. dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat korelasi variabel-variabel bebas antara satu dengan
yang lainnya, atau variabel independent pada penelitian ini bebas multikol. Ini dapat
dilihat pada Tabel 17 sebagai berikut. (Lampiran6:121)
Tabel 10
Uji Multikolonearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
1 KSA_X1 .776 1.289
PA_X2 .956 1.046
KSP_X3 .779 1.284
a. Dependent Variable: AKIP_Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regesi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas pada penelitian ini
menggunakan uji Glejser. Dalam uji ini, apabila hasilnya sig > 0.05 maka tidak
terdapat gejala heterokedastisitas, model yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Dalam uji ini, didapat nilai sig 0,555 untuk variabel X1, 0,480
untuk variabel X2, dan 0,668 untuk variabel X3, maka dapat dikatakan bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas pada penelitian ini. Adapun hasil dari pengujian
heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut. (Lampiran6:122)
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 619
Table 11
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.095 5.587 .375 .710
KSA_X1 -.046 .077 -.118 -.597 .555
PA_X2 .099 .138 .127 .714 .480
KSP_X3 -.052 .121 -.085 -.432 .668
a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Hasil Analisis Data 1. Uji F (Uji Model)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah secara bersama-sama variabel
independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik. Pengaruh secara
bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen dilihat dengan cara
membandingkan F tabel dan F hitung atau dibandingkan antara nilai sig dan α 0,05.
Nilai F tabel pada α 0,05 adalah 2,911. Hasil penguji dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 12
Uji F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 567.692 3 189.231 23.161 .000a
Residual 253.279 31 8.170
Total 820.971 34
a. Predictors: (Constant), KSP_X3, PA_X2, KSA_X1
b. Dependent Variable: AKIP_Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Dari tabel 12 diatas, dapat dilihat hasil pengolahan statistik analisis regresi
menunjukkan nilai F = 23,161 yang signifikan pada level 0,000. Jadi Fhitung > Ftabel
yaitu 23,161 > 2,911 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. karena nilai
signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi yang digunakan sudah
fit, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi variabel-variabel penelitian. Dari
hasil pengujian juga dapat disimpulkan bahwa kejelasan sasaran anggaran,
pengendalian akuntansi dan kualitas sistem pelaporan secara bersama-sama atau
secara silmutan berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 620
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian mengenai “Pengaruh
kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi, dan kualitas sitem pelaporan
terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah” adalah sebagai berikut: 1)
Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah. 2) Pengendalian akuntansi berpengaruh signifikan
positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 3) Kualitas sistem
pelaporan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih
kepada Ketua STIE ”KBP” (Febryandhie Ananda, SE, M.Si), Ketua Program Studi
Akuntansi (Muhammad Rivandi, SE., M.Si), Dosen Pembimbing Skripsi (Dewi
Zulfia, SE., MM) yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penulisan karya
tulis ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, p. (2015). Analisis sistem dan pengendalian intern pada pt bara dinamika
muda. Analisis sistem dan pengendalian intern pembayaran gaji dan upah
karyawan pada pt bara dinamika muda sukses di malinau.
Andarias. (2012). Kejelasan sasaran anggaran disengaja untuk mengatur perilaku
pegawai.
Anjarwati, m. (2014). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian
akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Accounting analysis journal. Https://doi.org/issn 2252-6765
Arja sadjiarto. (2000). Akuntabilitas dan pengukuran kinerja pemerintahan. Jurnal
akuntansi dan keuangan. Https://doi.org/10.9744/jak.2.2.pp. 138-150
Faisal, a., samben, r., & pattisahusiwa, s. (2018). Analisis kinerja keuangan.
Kinerja. Https://doi.org/10.29264/jkin.v14i1.2444
Hudayati, a. (2002). Perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan. Jurnal
akuntansi dan auditing indonesia. Https://doi.org/10.7813/2075-4124.2014/6-
4/a.39
Indraswari. (2010). Kejelasan anggaran.
Kenis. (1979). Sasaran anggaran.
Netty herawaty. (2011). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian
akuntansi, dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah daerah kota jambi. Jurjal penelitian universitas jambi seri
humaniora.
Nurhamid. (2008). Akuntabilitas kinerja merupakan wujud kewajiban pemerintah
mempertanggungjawabkan semua keberhasilan dan kegagalan pencapaian
berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan oleh pemerintah secara.
Purwanda, e., & harahap, e. A. (2017). Pengaruh akuntabilitas dan kompetensi
terhadap kualitas audit (survey pada kantor akuntan publik di bandung). Jurnal
akuntansi. Https://doi.org/10.24912/ja.v19i3.85
Putra, d. (2013). Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, desentralisasi dan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 621
akuntabilitas publik terhadap kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah.
Jom fekon.
Sekaran. (2006). Penelitian kausatif. Penelitian kausatif berguna untuk
menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan beberapa variabel
lainnya yang bertujuan untuk melihat seberapa jauh variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat (sekaran,2006).
Suoth, novelya dan tinangon, j. D. R. S. (2016). Pengukuran efisiensi dan efektivitas
pengelolaan keuangan daerah pada dinas pengelola keuangan, pendapatan dan
aset (dpkpa) kabupaten minahasa selatan. Emba.
Zulvia, d. (2018). Akuntansi keuangan sebagai penyedia informasi. Akuntansi
keuangan sebagai penyedia akuntansi.
(Riduwan, 2008). . Sampling jenuh merupakan metode pengambilan sampel dimana
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.