ABBASIYAH UMAYAH
description
Transcript of ABBASIYAH UMAYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu pengetahuan dalam dimulai sejak diutusnya Rasulullah
untuk menyampaikan risalah dan ajaran Islam kepada umat manusia. Seiring
berjalannya waktu, para sahabat dan tabi’in mulai muncul dan dikenal masyarakat
luas karena keilmuannya. Terlebih lagi ketika munculnya dinasti Umayyah dan
Abbasiyah begitu pesatnya ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu, hingga
banyak sekali ilmuan dan tokoh muslim yang menghasilkan produk-produk
pemikiran yang brilian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat masa Dinasti Bani Umayyah dan Abbasiyah?
2. Bagaimana masa Dinasti Bani Umayyah dan Abbasiyah mengalami masa
kejayaannya?
3. Ilmu-ilmu apa saja dan siapa tokoh-tokoh yang muncul pada masa itu?
C. Tujuan Makalah
Untuk menambah pengetahuan tentang sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan masa kejayaan islam pada masa dulu serta peran tokoh-tokoh
yang ada di masa tersebut
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Daulah Amawiyah
Nama”daulah Amawiyah” itu berasal dari nama”Umaiyah ibnu’Abdi Syam
ibnu’Abdi Manaf, yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy
dizaman jahiliyah. Umaiyah ini senantiasa bersaingan dengan pamannya, Hasyim
ibnu Abdi Manaf, untuk merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyrakat
bangsanya. Umayyah dinilai memiliki cukup persyaratan untuk menjadi
pemimpin dan dihormati oleh masyarakat. Ia berasal dari keluarga bangsawan
kaya dan mempunyai sepuluh putra. Pada zaman pra-Islam, orang yang memiliki
ketiga kelebihan itu berhak memperoleh kehormatan dan kekuasaan.
Bani Umayyah barulah masuk agama islam setelah mereka tidak
menemukan jalan lain, selain memasukinya, yaitu ketika Nabi Muhammad
bersama beribu-ribu pengikutnya yang benar-benar percaya kepada kerasulan dan
pimpinannya, menyerbu masuk kekota Mekah.
Bani Umayyah tergolong yang belakang masuk Islam. Setelah masuk Islam,
mereka memperlihatkan loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap agama tersebut.
Dalam setiap peperangan yang dilakukan oleh kaum Muslimin misalnya, mereka
tampil dengan semangat kepahlawanan, seolah-olah ingin mengimbangi
keterlambatan mereka masuk Islam dengan berbuat jasa besar kepada Islam.
Karena sikap baik, ada diantara mereka yang dipercayakan untuk
menduduki jabatan penting. Mu’awiyyah bin Abu Sufyan (21 SH / 602 M – 60
H / 600 M) misalnya pada masa Nabi SAW diangkat menjadi penulis wahyu dan
pada masa khalifah Umar bin Khattab (42 SH / 581 M – 23 H / 644 M) diangkat
pada tahun 641 sebagai Gubernur di Suriah. Pada masa pemerintahan Utsman bin
Affan (47 SH / 576 M – 35 H / 656 M). Bani Umayyah juga mendapat banyak
keuntungan, pemberian hadiah dan jabatan, kekuasaan yang membentang dari
Suriah sampai Pantai Laut Tengah. Ia memanfaatkan masa tersebut untuk
mempersiapkan diri dan meletakkan dasar pendirian sebuah dinasti. Harapan itu
lebih besar terbuka setelah Utsman bin Affan di bunuh pada tahun 656 oleh para
2
3
pemberontak yang menentang kebijakan nepotisme dan penyalahgunaan harta
baitul mal untuk keperluan pribadi dan keluarga.
Ketika Ali bin Abi Thalib (603 M – 40 H / 661 M), yang diangkat oleh
sahabat Nabi SAW di Madinah sebagai khalifah pengganti Utsman,
memerintahkan Umayyah untuk menyerahkan jabatan, ia menolak. Sebaliknya, ia
malah menuduh Ali terlibat dalam pembunuhan Utsman atau paling tidak
melindungi pemberotak yang melindunginya. Sikap Mu’awiyyah yang menentang
Ali di pandang sebagai pemberontakan terhadap pemerintah yang sah dan harus
diperangi sampai taat kembali, hingga akhirnya Ali dan pasukannya segera
berangkat untuk memerangi Mu’awiyyah di Suriah.
Kedua pihak setuju memilih seorang hakam (perantara) sebagai perunding
dan pencari jalan penyelesaian sengketa. Pihak Mu’awiyyah memilih Amr bin
Ash dan dari Ali, Abu Musa al-‘Asy’ari (sahabat Nabi SAW, w. 72/53 H) yang
disetujui mayoritas penduduk Irak. Tahkim tersebut berakhir dengan kekecewaan
di pihak Ali. Ketika Abu Musa mengumumkan turunnya Ali dari jabatannya, Amr
bin Ash segera menyetujuinya dan menetapkan Mu’awiyyah sebagai khalifah.
Rencana tersebut ternyata tidak sepenuhnya berhasil, Ibnu Muljam (pengikut
khawarij) 661 hanya berhasil membunuh Ali ketika Ali ke Masjid Kuffah.
Adapun Mu’awiyyah dan Amr bin Ash selamat dari rencana tersrbut.
B. Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah
1. Perkembangan Pada Bidang Sosial.
Perkembangan Pada Bidang Sosial antara lain :
a. Terciptanya ketertiban kehidupan masyrakat karena sudah adanya
peraturan dan Perundang –undangan Negara dan adanya lembaga
penegak hukum, seperti lembaga pengadilan dan kepolisian .
b. Terciptanya kemakmuran dan keadilan yang merata karena pemerintah
telah memberikan hak-hak dan perlindungan yang sama kepada warga.
c. Terpelihara dan terjaminnya masyrakat kelas bawah seperti anak yatim
orang lumpuh, buta dan lain-lain.
4
d. Dibangunnya rumah sakit, jalan raya, sarana dan olahraga (seperti
gelanggang pacuan kuda), tempat-tempat minum ditempat yang
strategis, kantor pos, pasar/pertahanan sebagai sarana prasarana umat.
2. Perkembangan Pada Bidang Budaya
Perkembangan Pada Bidang Budaya, antara lain :
a. Bahasa arab berkembang luas keberbagai penjuru dunia dan menjadi
salah satu bahasa resmi Internasional disamping bahasa Inggris.
b. Mencetak mata uang dengan menggunakan bahasa arab yang bertuliskan
“la ilaha illallah” dan disebelasnya ditulis kalimat”Abdul Malik”.
c. Mendirikan pabrik kain sutera, Industri kapal dan senjata, gedung-
gedung pemerintahan
d. Membangun irigasi-irigasi sebagai sarana pertanian
e. Membangun kata Basrah dan Kuffah sebagai pusat perkembangan ilmu
dan adab
f. Membuat administrasi pemerintahan dan pembukuan keuangan Negara
g. Mengembangkan ilmu dan pertanian.
Adapun tokoh-tokoh yang berhasil dalam membangun dan mengembangkan
sosial budaya pada masa Daulah Bani Umayyah :
a. Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
b. Kalifah Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715M)
c. Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-101H/717-720M)
d. Kalifah Hisyam bin Abdul Malik (105-125H/724-743M)
3. Perkembangan/Prestasi Pada Bidang Politik Militer
Yaitu dengan terbentuknya lima lembaga pemerintahan, antara lain:
a. lembaga politik (An-Nizam As-Siyasi)
b. lembaga keuangan (An-Nizam Al-Mali)
c. lembaga tata usaha (An-Nizam Al-Idari)
d. lembaga kehakiman (An-Nizam Al-Qadai)
e. lembaga ketentraman (An-Nizam Al-Hardi)
5
Di samping itu juga di bentuk dewan sekretaris Negara ( diwanul kitabah )
yang bertugas mengurusi berbagai macam urusan pemerintahan dewan ini terdiri
dari lima orang sekretaris, yaitu:
a. sekretaris persuratan ( katib Ar Rasal )
b. sekretaris keuangan ( katib Al Kharraj )
c. sekretaris tentara ( katib Al Jund )
d. sekretaris kepolisian (katib Al Jund )
e. sekretaris kehakiman (katib Al Qadi )
4. Kebudayaan/Peradaban Islam Pada Masa Bani Umaiyah
Sejak masa Rasulullah dan dilanjutkan masa khulafaurrasyidin ilmu
pengetahuan islam yang bersumber dari Al.Qur’an dan Hadist Nabi menjadi
sumber pertumbuhan dan perkembangan ilmu-ilmu agama islam. Semangat
mencintai agama islam yang sempurna inilah yang menyebabkan perkembangan
ilmu-ilmu islam cepat menyebar dikalangan umat islam baik yang berbangsa arab
sebagai penerus pembawa cahaya islam maupun non-arab sebagai penerima atas
kehadiran islam.
Salah satu pembawa misi cahaya islam tersebut adalah Dinasti Umaiyah,
karena keturunan Umaiyah yang kemudian mendirikan pemerintahan Umaiyah
memiliki prestasi disegala bidang baik social, politik, militer,
kebudayaan/kesenian dan utamanya kemajuan dibidang keilmuan islam. Seperti
ilmu hadist, tafsir, fikih, tauhid dan tasawuf.
a. Bidang Ilmu Hadits
1) Umar bin Abdul Aziz, ketika ia diangkat sebagai khalifah, progam
utama pemerintahannya terfokus pada usaha pengumpulan hadist untuk
dibukukan Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin
Syihab Az-zuhri seorang yang tepat dan siap melaksanakan perintah
kholifah, maka ia bekerja sama dengan perowi-perowi yang dianggap
ahli untuk dimintai informasi tentang hadist-hadist nabi yang berceceran
ditengah masyarakat islam untuk dikumpulkan, ditulis dan dibukukan.
2) Abu Bakar Muhammad, dianggap pengumpul hadits yang pertama
pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ini.Jejak Abu Bakar
6
Muhammad, diikuti oleh generasi dibawahnya, seperti Imam Malik
menulis kumpulan buku hadist terkenal Muwatha’, imam Syafii menulis
Al-Musnad. Pada tahap selanjutnya, program pengumpulan hadist
mendapat sambutan serius dari tokoh-tokoh islam, seperti:
a) Imam Bukhari, terkenal dengan Shohih Bukhari
b) Imam Muslim, terkenal dengan Shohih Muslim
c) Abu Daud, terkenal dengan Sunan Abu Daud
d) An –Nasa’i, terkenal dengan Sunan An-Nasa’i
e) At-Tirmidzi, terkenal dengan Sunan At-Tirmidzi
f) Ibnu Majah, terkenal dengan Sunan Ibnu Majah
Kumpulan para ahli hadist tersebut diatas, terkenal dengan nama Kutubus
Shittah.
b. Dibidang Ilmu Tafsir
Untuk memahami Al-Qur’an para Ahli telah melahirkan sebuah disiplin
ilmu baru yaitu ilmu tafsir, ilmu ini dikhususkan untuk mengetahui kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika Nabi masih hidup, penafsiran ayat-ayat tertentu
dituntun dana ditunjukkan melalui malaikat Jibril. Setelah Rasulullah wafat para
sahabat Nabi seperti Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin
Mas’ud. Ubay bin Ka’ab mulai menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an bersandar dari
Rasulullah lewat pendengaran mereka ketika Rasulullah masih hidup.
Dalam perkembangan generasi berikutnya, pada masa Dinasti Umayyah
Islam telah berkembang luas. Apalagi pemahaman terhadap Bahasa Arab bagi
umat non-Arab mengalami kesulitan. Makalahirlah tokoh-tokoh dibidang Tafsir,
seperti Muqatil bin Sulaiman (w.150H), Muhammad bin Ishak, Muhammad bin
Jarir At-Thabary (w. 310).
c. Bidang Ilmu Fiqih
Al –Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna, merupakan sumber utama
bagi umat islam, terkhusus dalam menentukan masalah-masalah hukum. Pada
masa Khulafaurrasyidin, penetapan hukum disamping bersumber dari Rasulullah
dilakukan sebuah metode penetapan hukum, yaitu ijtihad. Ijtihad pada awalnya
hanya pengertian yang Sederhana, yaitu pertimbangan yang berdasarkan
kebijaksanaan yang dilakukan dengan adil dalam memutuskan sesuatu msalah.
7
Pada tahap perkembangan pemikiran islam, lahir sebuah ilmu hukum yang
disebut Fiqih, yang berarti pedoman hukum dalam memahami masalah
berdasarkan suatu perintah untuk melakukan suatu perbuatan, perintah tidak
melakukan suatu perbuatan dan memilih antara melakukan atau tidak
melakukannya. Pada masa ini bermunculan para tokoh ahli fiqih, antara lain :
1) Sa’id bin Al-Musayyid (Madinah)
2) Salim bin Abdullah bin Umar (Madinah)
3) Rabi’ah bin Abdurahman (Madinah)
4) Az –Zuhri (Madinah)
5) Ibrahim bin Nakha’ai (Kufah)
6) Al –Hasan Basri (Basrah)
7) Thawwus bin Khaissan (Yaman)
8) Atha’ bin Ra’bah (Mekah)
9) Asy –Syu’aibi (Kufah)
10) Makhul (Syam)
Pada zaman dinasti Umayyah ini telah berhasil meletakkan dasar-dasar
hukum islam menurut pertimbnagan kebijaksanaan dalam menetapkan keputusan
yang berdasar Al-Qur’an dan pemahaman nalar/akal.
d. Bidang Ilmu Taswuf
Taswuf merupakan sebuah ilmu tentang cara mendekatkan diri kepada Allah
saw, tujuannya agar hidup semakin mendapatkan makna yang mendalam, serta
mendapatkan ketentraman jiwa. Ilmu tasawuf berusaha agar hidup manusia
memilki akhlak mulia, sempurna dan kamil. Munculnya tasawuf, karena setelah
umat semakin jauh dari Nabi, terkadang hidupnya tak terkendali, utamanya dalam
hal kecintaan terhadap materi.
Tokoh –tokoh dalam hal tasawuf antara lain sebagai berikut :
1) Hasan Al-BasriHasan al-Basri mengenalkan kepada umat tentang
pentingnya tasawuf, karena tasawufdapat melatih jiwa/hati memiliki sifat
zuhud(hatinya tidak terpengaruh dengan harta benda, walau lahiriyah kaya),
sifat roja’(harta benda, anak-anak, jabatan tidak bisa menolong hidupnya
tanpa adanya harapan ridho dari Allah swt) dan sifat khouf(sifat takut
kepada Allah swt yang dalam dan melekat dalam jiwanya).
8
2) Sufyan Ats-Tsauri
Beliau lahir dikufah tahun 97 H, mempunyai nama lengkap: Abu Abdullah
Sufyan bin SA’id Ats-Tsauri. Pemikiran bidang taswuf merangkum sebagai
berikut:
Manusia dapat memiliki sifat zuhud, bila saat ajalnya
menghampirinya, karena kelezatan dunia telah diambil Allah swt,
maka manusia baru ingat makna kehidupannya.
Manusia dalam menjalani hidup didunia harus bekerja keras agar
hidupnya tercukupi, dengan kerja manusia dapat terhindar dari
kegelapan dan kehinaan.
3) Rabi’ah Al’Adawiyah
Beliau seorang wanita muliakarena kesadaran dan kecintaannya kepada
Allah. Dalam kemiskinan dan kehinaan, Rabi’ah menjalani hidup kesufian,
setiap hari air mata mengalir, karena getaran taubat, ingatan dzikir dan
laparnya nestapa setiap harinya.
4) Ibrahim bin Adham
Tokoh tasawuf yang satu ini, berasal dari Persia. Seorang pangeran dari
kerajaan Persia yang meninggalkan kehidupan mewah di sekitarnya. Untuk
menjalani hidup sederhana dengan mendalami ilmu tasawuf. Peringatan
Ibrahim kepada manusia tertulis dalam sindirannya yang indah:”do’a-do’a
kalian tidak didengar oleh Nya disebabkan hatimu telah mati”.
C. Masa Abbassiyah
Sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dikalangan kaum muslimin, dimulai
sejak masa Rasulullah saw karena beliau mewajibkan umat islam untuk menuntut
ilmu, baik itu ilmu yang berhubungan dengan agama maupun ilmu yang
berhubungan dengan pengetahuan umum. Sebagaimana sabda rasulullah Saw:
Artinya:
“menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslimin dan muslimah” (HR. Ibnu Abdil
Barr)
Dengan diwajibkannya menuntut ilmu itulah kemudian lahirlah ulama-
ulama, antara lain: Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin
9
Abi Thalib.Setelah Rasulullah wafat, perkembangan ilmu pengetahuan
berkembang kenegara-negara lain, mulai dari semenanjung Arab, Eropa, bahkan
sampai ke Cina.
Daulah islamiyah yang telah berjasa mengembangkan islam dimulai pada
masa Umayyah dan mencapai puncaknya pada masa Daulah Abbasiyah (750M-
1258M). Pusat perkembangan ditimur adalah dikota Bagdad yaitu di negeri Irak
dan berpusat di Kordoba yaitu negeri spanyol. Sebagai tanda kejayaan umat islam,
mendirikan perpustakaan terbesar didunia yaitu Baitul Hikmah tahun 830 M.
1. Sejarah Singkat Bani Abbasiyyah
Daulah Bani Abbasiyyah berkuasa selama 5 abad yaitu mulai tahun 132 –
656 H / 750 – 1258 M, menggantikan Daulah Bani Umayyah yang telah berkuasa
selama 92 tahun (40 – 132 H / 660 – 750 M). Dengan wafatnya Marwan bin
Muhamad dalam suatu pertmpuran melawan Bani Abbasiyyah, maka berakhir
pulalah kekuasaan Bani Umayyah. Dinamakan bani Abbasiyyah, karena para
pendiri dan kholifahnya merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul Mutholib
(paman Nabii Muhammad s.a.w.)
Kholifah yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy
Syafah yang berkuasa pada tahun 132 – 136 H / 750 – 753 M yang kemudian
diikuti oleh kholifah-kholifah yang lain silih berganti sebanyak 37 kholifah.
Selama berkuasa Daulah bani Abbasiyyah mengalami masa kejayannya, mulai
dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan kholifah Alt Watsik Billah
tahun 232 H / 879 M. Masa tersebut merupakan masa yang gilang gemilang,
bahkan dapat dikatakan masa keemasan bagi umat Islam.
Diantara kholifah yang besar adalah Abu Abbas Asy Sofa, Abu Jafar al
Mansyur, Harun arRasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka
adalah para kholifah yang telah menghantarkan ke puncak masa kejayaan dan
keemasan daulah bani Abbasiyyah. Setelah itu hampir tidak ada kholifah yang
besar lagi, ini dikarenakan mereka lebih banyak disibukkan dengan hal duniawi
dan saling berebut kekuasaan.
Kholifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun 124
H / 1258 M dan mati terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan Hulogu Khan
10
(cucu dari Jengis Khan). Sesudah al watsik masih ada lagi 28 kholifah yang
memerintah. Tetapi pada umumnya mereka kurang membawa kemajuan, adapun
kholifah yang terakhir yaitu Al Muktasim. Dengan tumbangnya bani Umayyah,
maka kekuasaanpun pindah ke tangan bani Abbasiyyah, berikut wilayah
kekuasaannya kecuali Kordova Spanyol, sehingga wilayahnya meliputi :
Afrika Utara, Mesir, Tripoli dan sekitarnya juga negaa-negara yang berbeda
di Asia Tengah sepeti Turki, Siberika, Romawi Timur, Persia, Irak, Yaman,
Palestina, Afghanistan dan sebagian India dengan Ibukotanya Bagdad.
Dalam aktivitas pemerintahannya Daulah bani Abbasiyyah mengambil pusat
kegiatannya dikota Bagdad dan sekaligus dijadikan sebagai ibu kota negara. Dari
sinilah segala kegiatan baik politik, sosial, ekonomi, keuangan, kekuasaan,
pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain dijalankan. Kota Baghdad dijadikan
sebagai kota pintu terbuka, artinya siapapun boleh memasuki dan tinggal di kota
tersebut, sehingga semua bangsa yang menganut berbagai agama dan
keyakinan diijinkan bermukim didalamnya, dengan begitu Baghdad menjadi kota
interenasional yang sangat ramai dan didalamnya berkumpul berbagai unsur :
Arab, Turki, Persia, Romawi. Qibthi dan sebagainya.
Sehingga bisa diketakan, bahwa pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah
upaya perluasan daerah kurang begitu diperhatikan akan tetapi dibidang ilmu
pengetahuan dan kebudayaan terjadi kemajuan yang begitu spektakuler, hal ini
ditandai dengan munculnya para ilmuwan/cendekiawan dan ulama yang terkenal
seperti halnya Ibnu Sina Al Gozali –Al Farabi, Imam Syafii, Hanafi,
Hambali, Imam Maliki, Ibnu Rusydi kholifah yang telah membawa kemajuan
bani Abbasiyyah dan lain-lain.
2. Perkembangan Islam Pada Masa Bani Abbasiyyah
Pada masa Daulah Abbasiyyah kehidupan peradaban Islam sangat maju,
sehingga pada masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam, karena kaum
muslim sudah sampai pada puncak kemuliaan, baik kekayaan, bidang kekuasaan,
politik, ekonomi dan keuangan lebih lagi dalam bidang kebudayaan dan ilmu
pengetahuan, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan umum mengalami
11
kemajuan yang sangat pesat. Berbagai ilmu telah lahir. Hal ini dikarenakan antara
lain :
a. Penerjemahan buku berbahasa asing seperti halnyaYunani, Mesir, Persia,
India dan lain-lain kedalam bahasa Arab dengan sangat gencar.
b. Penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh kaum muslimin itu
sendiri. Buku-buku yang diterjemahkan antara lain : Ilmu kedokteran, Kimia,
Ilmu Alam, Mantiq (logika), Filsaft Al Jabar, Ilmu Falaq, Matematika, Seni
dan lain-lain
Penerjemahan dan penelitian tersebut pada umumnya dilakukan pada masa
pemerintahan Abu Ja’far, Harun ar Rosyid – Al Makmum dan Mahdi. Lebih-lebih
pada masa pemerintahan Harun Ar Rosyid, beliau sangat serius dalam
memajukanpengetahuan tersebut, sehingga didirikanlah lembaga ilmu
pengetahuan yang diberi nama “BAITUL HIKMAH” sebagai pusat penerjemahan
penelitian dan pengkajian ilmu perpustakaan serta lembaga pendidikan (Perguruan
Tinggi).
Dengan begitu kaum muslimin dapat mempelajari berbagai ilmu dalam
bahasa Arab. Dan hasilya bermunculan sarjana-sarjana besar muslim dari berbagai
disiplin ilmu yang sangat terkenal juga ulama-ulama besar yang sangat tersohor
seperti halnya iman Abu Hanafi – Imam Malik – Imam Syafi’i – Imam Hambali,
Imam Bukhori dan imam muslim dan lain-lain. Kemajuan demikian tidak lain
karena kepemimpinan dijalankan para kholifah/Sultan yang mempunyai kharisma,
professional disamping kaum muslim juga mempunyai kesadaran yang
tinggi dalam memperjuangkan islam ke tempat yang paling atas. Akhirnya
terjadilah perpaduan yang sangat menguntungkan bagi perkembangan peradaban
Islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan
mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka peluang seluas-luasnya
untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, Para khalifah sendiri pada
umumnya adalah ulama-ulama yang mencintai ilmu, menghormati para sarjana
dan memuliakan para pujangga.Mereka benar-benar menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan, mereka mempraktekkan syareat islam : bahwa tinggi rendahnya
derajat dan martabat seseorang tergantung pada banyak sedikitnya pengetahuan
12
yang ia miliki disamping ketakwaannya pada Allah SWT., sebagaimana firman
Allah SWT QS. Al Mujadalah [58] : 11
Artinya:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al
Mujaddalah.11).
Para kholifah dalam memandang ilmu pengetahuan sangat menghargai dan
memuliakannya. Oleh karena itu mereka membuka peluang seluas-luasnya
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan kepada seluruh mahasiswa baik dari
kalangan islam maupun kalangan lainnya. Para khalifah sendiri pada umumnya
seorang ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan para
pujangga. Kebebasan berfikir sangat dijunjung tinggi. Para sarjana (ulama)
dibebaskan untuk berijtihad mengembangkan daya intelektualnya dan bebas dari
belenggu taqlid. Hal ini menjadikan ilmu pengetahuan umum atau agama
berkembang sangat tinggi. Sebagai bukti antara lain :
a. Didirikanlah Baitul Hikmah sebagai pusat penterjemahan, peneliti dan
pengkajian ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.
b. Didirikan “Majelis Munazarot” yaitu suatu tempat berkumpulnya para
sarjana muslim, untuk membahas ilmu pengetahuan, para sarjana muslim
untuk membahas ilmu pengetahuan, para sajarna muslim diberi kebebasan
berfikir dari ilmu pengetahuan tersebut.
c. Dibentuk Korps Ulama yang anggotanya terdiri dari berbagai negara dan
berbagai agama yang bertugas menterjemahkan, membahas dan
menyusun sisa-sisa kebudayaan kuno, sehingga pada masa itu muncullah
tokoh-tokoh muslim yang menyebarluaskan agama Islam dan
menghasilkan karya-karya yang besar antara lain
1) Imam Abu Hanifah ( 700 – 767 M ). Imam Malik ( 713 – 765 M )
Imam Syafii ( 767 – 820 M ) Imam Ahmad bin Hanibal ( 780 – 857
M ). Para mujtahiq yang mencurahkan segala kemampauannya untuk
mendapatkan ilmu praktis dan syareat Islam yang digali dari Qur’an
13
dan hadist yang terkenal dengan ilmu fikih. Sehingga ajaran islam
mudah untuk diamalkan.
2) Imam Sibawaih, is bin Umar as Saqofi sebagai tokoh bahasa Arab,
Nahwu shorof Balaghoh dan lain-lain. Imam bukhori dengan hasil
karyanya shoheh Bukhari.
3) Imam Muslim dengan hasil karyanya shoheh muslimnya
4) Imam Abu dawud dengan hasil karyanya Sunan Abu Dawudnya.
5) Imam bin Majah dengan hasil karyanya Sunan ibnu majahnya
6) Imam Tirmidhi dengan hasil karyanya sunan Tirmidhinya
7) Rabi’ah al Adawiyah ahli tasawuf dengan ajarannya mahabbah.
8) Abu Hamid Muhammad bin Ahmad Ghozali dengan hasil karyanya
ihya ulumudin
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Di Masa Bani
Abbasiyyah.
Kemajuan yang dicapai pada masa kejayaan Islam, yakni terjadi pada masa
pemerintahan Daulah bani Abbasiyyah, dalam segala bidang, khususnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dll. Pada masa itu kemajuan
ilmu pengetahuan begitu pesatnya, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan
lainnya.
a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1) Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir yaitu ilmu yang menjelaskan tentang makna/kandungan ayat Al
Qur’an, sebab-sebab turunnya ayat / Azbabun nuzulnya, hukumnya dan
lain-lain. Adapun ahli tafsir yang termasyur ketika itu antara lain :
a) Ibnu Jarir At Thabari dengan tafsirnya Al-Qur’annul Azim sebanyak
30 juz
b) Abu muslim muhammad bin Bahr isfahany (mu’tazilah), tafsinya
berjumlah 14 jilid.
14
2) Ilmu Hadist
Ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang hadist dari sanat,
perawinya, isi dll. Pada masa itu bermunculan ahli-ahli hadist yang besar
dan terkenal beserta hasilkaryanya, antara lain :
a) Imam bukhari, lahir di Bukharo 194 H di Baghdad, kitabnya yang
termasyur
b) adalah al-Jami’us shohih dan terkenal dengan shohih Bukhori.
c) Imam Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur. Kitabnya Jaim’us
Shohih dan
d) terkenal dengan ”Shahih Muslim”
e) Abu Dawud dengan kitab hadistnya berjudul “Sunan Abu Dawud”.
f) Ibnu majah dengan kitab hadistnya Sunan Ibnu majah.
g) At-Turmizi dengan kitabnya “Sunan Turmidhi
3) Ilmu Fikih
Ilmu fikih, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum Islam
(segala sesuatu yang diwajibkan, dimakruhkan, dibolehkan dan yang
diharamkam oleh agama Islam.
Beberapa tokoh fikih yang termasyur ialah :
a) Imam Abu Hanifah ( 80 – 150H / 700 – 767M ) beliau menyusun
madzhabnya yaitu madzhab Hanafi.
b) Imam Malik Bin Anas, lahir di Madinah tahun 93 H / 788 M dan
meninggal di Hijaz. Pada tahun 170 H / 788 M, beliau menyusun
madzhab Maliki.
c) Imam Syafii nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin Syafi’i
( 150 – 204H / 767 – 820M ), sewaktu berumur 7 tahun sudah hafal
Al-Qur’an dan menyusun madzhabnya yaitu madzhab Syafi’i.
d) Imam Hambali ( 164 – 241H / 780 – 855M ), beliau menyusun
madzhabnya, yaitu madzhab Hambali. Para mujtahidin mencurahkan
segala kemampuannya untuk mendapatkan ilmu-ilmu praktis dalam
syariat Islam sehingga umat Islam dengan mudah dapat melaksanakan.
4) Ilmu Tasawuf
15
Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang mengajarkan cara-cara membersihkan hati.
Pikiran dan ucapan dari sifat yang tercela, sehingga tumbuh rasa taqwa
dan dekat kepada Allah. Untuk dapat mencapai kebahagiaan abadi (bersih
lahir dan bathin).
Orang muslim yang menjalani kehidupan tasawuf disebut “Sufi”.
Tokohnya antara lain :
a) Rabi’ah Adawiysah (lahir di Baghdad tahun 714 M ajaran tasawufnya
dinamakan “Mahabbah” .
b) Abu Hamid bin Muhammad bin ahmad Ghozali (1059 – 111 M)
– hasil karyanya yang terkenal adalah “Ihya Ulumuddin”
c) Abdul Farid Zunnu Al Misri, lahir tahun 156 H / 773 M – 245 H / 860
M), beliau dapat membaca Hieroglif yang ditinggalkan di zaman
Firaun (Mesir).
5) Filsafat Islam
Filsafat islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakekat segala sesuatu yang ada, sebab asal hukumnya atau
ketentuan-ketentuannya berdasarkan al-Quran dan hadist.
Manfaat filsafat islam adalah untuk menemukan hakekat segala sesuatu
sebagai ciptaan Allah dan merupakan bukti kebesaranNya. ( QS Ali Imran
190 )
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal”(QS. AliImron 190).
Adapun tokoh filsafat Islam antara lain :
a) Al-Kindi ( 185 – 252H / 805 – 873M )
Terkenal dengan sebutan “Filosof Arab” beliau menerjemahkan
buku-buku asing kedalam bahasa arab.
Bermacam-macam ilmu telah dikajinya, terutama filsafat. Al
Kindi bukan hanya Filosof, tetapi juga ahli ilmu matematika,
astronomi, formakologi dan sebagainya.
16
b) Al Farabi ( 180 – 260H / 780 – 863M )
Beliau menerjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa Arab. Al
Farabi banyak menulis buku mengenai logika, matematika, fisika,
metafisika, kimia, etika dan sebagainya. Filsafatnya mengenai logika
antara lain dalam bukunya “Syakh Kitab al Ibarah Li Aristo”,
menjelaskan logika adalah ilmu tentang pedoman yang dapat
menegakkan pikiran dan dapat menunjukkannya kepada kebenaran.
Dia digelari sebagai guru besar kedua, setelah Aristoteles yang
menjadi guru besar pertama, buah karyanya banyak diterjemahkan ke
dalam bahasa Eropa.
c) Ibnu Sina (Abdullah bin Sina) ( 370 – 480H / 980 – 1060M
Di Eropa dikenal dengan nama Avicena. Sejak kecil ia telah belajar
bahasa arab, geometri, fisika, Logika, Teologi Islam, Ilmu-ilmu Islam
dan Kedokteran. Beliau seorang dokter di kota Hamazan Persia
menulis buku-buku kedokteran dan mengadakan penelitian tentang
berbagai macam jenis penyakit, beliau juga seorang filosof yang
terkenal dengan idenya mengenai faham serba wujud atau Wahdatul
wujud, juga ahli fisika dan ahli jiwa.
Pada usia 17 tahun ia sangat terkenal. Karangan Ibnu Sina lebih dari
dua ratus
Buku yang terkenal antara lain:
- ASY SYIFA, buku ini adalah buku filsafat, terdiri atas empat
bagian yaitu logika, fisika, matematika dan metafisika.
- AL-QONUN atau CANON OF MEDICINE. Menurut penyebutan
orangorang barat, buku ini pernah diterjemahkan kedalam bahasa
latin dan pernah menjadi buku standar untuk Universitas-
universitas Eropa sampai akhir abad ke 17.
d) Ibnu Rusyd
Dilahirkan di Cardova pada tahun 250 H / 1126 M dan meninggal
tahun 675 H / 1198 M. Dia dikenal di Eropa dengan nama Averroes.
Dia adalah ahli filsafat yang dikenal dengan sebutan bapak
17
Rasionalisme, dia juga hali ilmu hayat, ilmu fisika, ilmu falak, ilmu
akhlaq juga ilmu kedokteran, ilmu fikih. Karyanya antara lain :
- Fasul Maqol fima Baina al Hikmati Wasyari’at Minal Ittisal.
- Bidayatul Mujtahid
- Tahafutut Tahafud
- Fikih
Karangan beliau hingga kini masih banyak dijumpai di
perpustakaan Eropa dan Amerika .
6) Kedokteran
Pada masa daulah bani Abbasiyyah kedokteran mengalami perkembangan
dan kemajuan, khususnya tatkala pemerintahan Harun ar Rosyid dan
khalifah-khalifah besar sesudahnya.
Pada waktu itu sekolah-sekolah tinggi kedokteran didirikan, sehingga
banyak mencetak sarjana kedokteran.Diantara dokter-dokter muslim
tersebut yang terkenal antara lain :
a) Hunain Ibnu Iskak,
lahir pada tahun 809 M dan meninggal pada tahun 874 M. beliau
adalah dokter spesialis mata, karyanya adalah buku-buku tentang
berbagai penyakit, dan banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran
yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab.
b) Ibnu Sina, disamping filosof juga sebagai tokoh kedokteran, bukunya
yang sangat terkenal dibidang kedokteran adalah Al-Qonun Fi Al-tib
dijadikan buku pedoman kedokteran di Universitas-universitas Eropa
maupun negara-negara Islam.
7) Astronomi
Adalah ilmu yang mempelajari perjalanan matahari, bumi, bulan dan
bintang-bintang dan planet-planet yang lain(ilmu perbintangan).
Tokoh-tokohnya antara lain :
- Abu Mansur Al Falaqi
- Jabir Al Batan, beliau pencipta alat teropong bintang yang pertama
18
8) Matematika
Para tokohnya antara lain :
a) Al-Khawarizmi (194 – 266 H)
Beliau telah menyusun buku Aljabar, dan yang menemukan angka nol
(0). Angka 1-9 berasal dari Hindu, yang telah dikembangkan oleh umat
Islam (Arab).
b) Umar Khayam
Buku karyanya adalah Treatise On Algebra dan buku ini telah
diterjemahkan kedalam bahasa Perancis .
9) Sejarah
Sejarah ialah ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa
lampau yang meliputi waktu dan tempat peristiwa itu terjadi, pelakunya,
peristiwanya dan disusun secara sistimatis.
Dengan mempelajari sejarah seseorang dapat mengambil pelajaran dan
manfaatnya dan hikmahnya dari peristiwa tersebut.
Firman Allah dalam QS Yusuf [12] : 111
artinya : “Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat Pengajaran
bagi orang orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf 111)
Tokoh Sejarah antara lain :
a) Ibnu Qutaibah (828 M – 889 M0 dengan hasil karyanya Uyun Al
Akhbar yang berisi sejarah politik negeri-negeri islam.
b) At Thabari (839 M – 923 M) menulis tentang sejarah para rasul dan
raja-raja.
c) Ibnu Khaldun 1332 M – 1406 M hasil karyanya Al-Ihbar banyaknya 7
jilid dan setiap jilidnya berisi 500 halaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah upaya perluasan daerah kurang
begitu diperhatikan akan tetapi dibidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan
terjadi kemajuan yang begitu spektakuler, hal ini ditandai dengan munculnya para
ilmuwan/cendekiawan dan ulama yang terkenal seperti halnya Ibnu Sina Al
Gozali –Al Farabi, Imam Syafii, Hanafi, Hambali, Imam Maliki, Ibnu Rusydi
kholifah yang telah membawa kemajuan bani Abbasiyyah dan lain-lain.
Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Umayyah dikelompokan sebagai berikut.
1. Ilmu Pengetahuan Agama (Ulumuddin) yang bersumber pada Al-Qur’an
dan hadits nabi.
2. Ilmu Sejarah (Ulum Al-Tarikh) membahas perjalanan hidup, kisah, dan
riwayat.
3. Ilmu Bahasa (Ulum Al-Lughah) mempelajari nahwu dan sharaf.
4. Ilmu Filsafat (Ulum Al-Falasifa) ilmu yang berasal dari bahasa asing seperti
ilmu mantik (logika), kedokteran, kimia, astronomi, dan ilmu hitung.
Masa Abbasiyah
1. Perkembangan ilmu pengetahuan islam mencapai puncak kejayaan pada
masa abbasiyah, meliputi ilmu naqli (tafsir, hadits, kalam, tasawwuf,
bahasa, fiqh) dan ilmu naqli (filsafat, kedokteran, optik, astronomi,
matematika, kimia, sejarah, geografi, seni, dan mekanik)
2. Ilmuwan muslin menjadi peletak dasar perkembangan ilmu-ilmu modern
pada saat ini.
B. Saran
Kami harap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
terhadap makalah ini demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalan di
kesempatan berikutnya.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
http://jacklinnurulislami.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-tentang-
pertumbuhan.html