a. Pengetahuan Peralatan Kriya...
Transcript of a. Pengetahuan Peralatan Kriya...
a. Pengetahuan Peralatan Kriya Kayu
Pengetahuan alat yang dibutuhkan dalam membuat produk kriya kayu
teknik scrolling dibedakan menjadi dua jenis yaitu alat masinal dan alat manual.
Alat masinal adalah sebuah alat yang dilengkapi dengan mesin sebagai
penggerak (motornya) dan komponen-komponen lain yang diperlukan dengan
cara dirakit sehingga dapat bergerak secara stabil. Diantaranya yaitu:
1) Mesin Scroll
2) Gergaji mesin
3) Bor mesin
4) Ampelas mesin
Alat manual adalah alat yang penggunaannya secara manual atau
digerakan dengan tangan, diantaranya adalah:
1) Gergaji
2) Bor
3) Tang
Kaitannya dengan pekerjaan pembuatan produk kriya kayu, peralatan yang
digunakan terdiri dari alat utama dan alat pendukung, untuk lebih jelasnya akan
diuraikan sebagai berikut.
b. Alat Utama
Mesin scroll memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, tetapi
fungsinya sama. Hanya dibedakan dalam kekuatan mesin, besar kecilnya rangka
mesin, dan besar kecilnya no.mata gergaji dalam kemampuan memotong dan tebal
benda kerja. Biasanya mesin scroll lebih ditekankan pada pembuatan produk
kerajinan, membuat tulisan dari kayu (lettering), membuat hiasan yang akan
diterapkan pada mebel, membuat Alat Permainan Edukatif (APE) seperti puzzle,
building blok, hammer set
dan lain-lain. Contoh mesin
Berikut ini akan dijelaskan jenis dan fungsi mesin
(2010:8-9).
1) Jenis dan Fungsi Mesin
a) Mesin Scroll
Mesin scroll
dengan ukuran kecil dan pendek (kayu tipis). Mesin ini digunakan untuk
memotong dan membentuk kayu dengan ukuran panjang maksimal 25 cm
dan tebal 1,5 cm.
b) Mesin Scroll
Mesin ini mempunyai kemampua
dibanding mesin
jangkau yang lebih besar. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong
kayu dengan ukuran maksimal 60 cm dan ketebalan 4 cm.
c) Mesin Scroll
Mesin ini memiliki kemampuan besar, mesin jenis ini mempunyai tangan
penggerak sampai panjang maksimal 100
hammer set, pasak bertingkat, kereta, papan huruf, papan angka
Contoh mesin scroll seperti tampak pada gambar berikut ini.
Gambar 2.14 Mesin Scroll
Sumber: Dokumen Sekolah (2011)
Berikut ini akan dijelaskan jenis dan fungsi mesin scroll menurut Agustina
Jenis dan Fungsi Mesin Scroll
Scroll Kecil
scroll kecil digunakan untuk memotong dan membentuk kayu
dengan ukuran kecil dan pendek (kayu tipis). Mesin ini digunakan untuk
memotong dan membentuk kayu dengan ukuran panjang maksimal 25 cm
dan tebal 1,5 cm.
Scroll Sedang
Mesin ini mempunyai kemampuan potong lebih panjang dan lebih tebal
dibanding mesin scroll kecil. Kelebihannya terletak pada motor dan daya
jangkau yang lebih besar. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong
kayu dengan ukuran maksimal 60 cm dan ketebalan 4 cm.
Scroll Besar
Mesin ini memiliki kemampuan besar, mesin jenis ini mempunyai tangan
rak sampai panjang maksimal 100cm dan ketebalan sampai 6cm.
papan huruf, papan angka,
seperti tampak pada gambar berikut ini.
menurut Agustina
kecil digunakan untuk memotong dan membentuk kayu
dengan ukuran kecil dan pendek (kayu tipis). Mesin ini digunakan untuk
memotong dan membentuk kayu dengan ukuran panjang maksimal 25 cm
n potong lebih panjang dan lebih tebal
kecil. Kelebihannya terletak pada motor dan daya
jangkau yang lebih besar. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong
kayu dengan ukuran maksimal 60 cm dan ketebalan 4 cm.
Mesin ini memiliki kemampuan besar, mesin jenis ini mempunyai tangan
ketebalan sampai 6cm.
Mesin scroll besar banyak dibuat atau di rakit oleh pengrajin atau industri
di Jepang.
Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian mesin scroll menurut Agustina (2010:9-
12).
2) Bagian-Bagian Mesin Scroll
a) Kerangka Mesin
Kerangka mesin berfungsi untuk tiang penyangga meja mesin, tangan
penggerak, dan bagian mesin lain.
b) Motor Penggerak
Motor penggerak berfungsi untuk menggerakkan mesin scroll dengan cara
mengubah arus listrik menjadi tenaga mekanik.
c) Meja Kerja
Meja kerja berfungsi sebagai landasan kerja, meja kerja dilengkapi dengan
alat pengatur sudut meja yang berfungsi sebagai pengatur kemiringan
benda kerja.
d) Tangan Penggerak Atas dan Bawah
Tangan penggerak atas dan bawah berfungsi untuk menggerakkan mata
gergaji ke atas dan ke bawah sehingga terjadi gerakkan pemotongan.
Bagian ini dilengkapi dengan dua penjepit dan kuncinya yang berfungsi
untuk memegang mata gergaji.
e) Stabilisator
Stabilisator berfungsi untuk mengatur posisi mata gergaji, stabilisator
terletak dibelakang mesin bagian atas.
f) Stopper
Stopper (penahan kayu) berfungsi untuk menahan benda kerja agar tidak
mudah terangkat, stopper dilengkapi dengan pembersih debu.
g) Mata Gergaji
Mata gergaji berfungsi untuk memotong kayu dengan bentuk, dan ukuran
sesuai dengan gambar kerja. Kualitas mata gergaji sangat bervariasi
tergantung kebutuhan, biasanya di tentukan oleh ukuran mata gergaji,
misalnya ukuran mata gergaji 2 mm untuk memotong kayu dengan
ketebalan kayu 2 cm dengan jenis kayu albasiah.
h) Penjepit (pengunci mata gergaji scroll)
Alat ini digunakan untuk memasang mata gergaji pada mesin scroll yang
dilengkapi dengan kunci khusus untuk proses memasang dan membuka.
c. Alat Pendukung
Alat pendukung merupakan bagian dari alat pokok untuk melengkapi
kelancaran dalam praktik membuat produk. Adapun peralatan pendukung yang
digunakan untuk kerja scroll adalah:
1) Gunting
Gunting adalah alat untuk memotong kertas, selain itu bisa juga digunakan
untuk memotong pola gambar kerja agar lebih mudah dalam penetapan desain
pada benda kerja.
2) Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong bahan yang akan digunakan menjadi
ukuran yang diperlukan. Gergaji ini terbuat dari campuran besi dan baja.
Bentuk mata gergajinya segitiga sama kaki dengan tegak lurus di atas.
3) Tang
Tang terbuat dari logam atau besi yang pada bagian pegangan dilapisi dengan
karet plastik. Alat ini digunakan untuk mengencangkan sekrup dan juga untuk
memotong mata gergaji yang terlalu panjang dan memotong kawat dan lain-
lain.
4) Bor
Bor adalah alat yang yang digunakan untuk membuat lubang yang akan di
scroll. Mesin bor ini terbuat dari logam dan baja yang dilengkapi dengan
aksesoris kelengkapannya.
5) Siku-Siku
Siku-siku pada pekerjaan scroll digunakan untuk mengukur atau mengecek
tegak lurus atau kemiringan mata gergaji terhadap meja kerja, selain itu juga
untuk mengecek hasil pemotongan bahan yang diperlukan apakah harus
bersudut 90 atau yang lain.
6) Pensil
Pensil digunakan untuk membuat gambar kerja (mendesain) selain itu juga
digunakan untuk menandai ukuran dan memindahkan gambar pola pada pola
kerja. Pensil ada beberapa jenis ukuran dari kertas dan lunaknya. Contoh 2B,
4B, 6B, dan sebagainya.
7) Mistar
Mistar adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan lebar bahan
yang akan digunakan. Alat ini terbuat dari bahan logam dengan ukuran
panjang ada yang 30 cm, 50 cm, 60 cm dan 100 cm.
8) Lem
Lem berguna untuk menempelkan kertas pola pada papan atau kayu.
9) Ampelas
Ampelas berfungsi untuk menghaluskan bekas potongan, menghaluskan
permukaan, dan bagian-bagian yang kasar.
10) Kertas
Kertas berguna untuk membuat gambar, desain, dan pola.
d. Cara Mengoperasikan Mesin Scroll
Pertama ketika akan mengoperasikan mesin scroll harus menghubungkan
kabel power ke sumber listrik, hidupkan mesin scroll dengan menekan tombol
yang berwarna hijau atau pada tulisan ON lalu letakkan benda kerja di atas mesin
scroll dan peganglah dengan kuat, turunkan penahan kayu di atas benda kerja
dengan lubang pipa pembersih debu kearah mata gergaji dan dorong benda kerja
secara perlahan kearah mata gergaji sesuai gambar kerja.
Mengoperasikan mesin scroll:
a. Menghubungkan kabel power ke sumber listrik.
b. Mengecek kemiringan meja scroll terhadap posisi mata gergaji dengan alat
siku-siku.
c. Meletakkan benda kerja di atas meja scroll dan menghidupkan mesin scroll
dengan menekan tombol ON.
e. Cara Merawat Mesin Scroll
Perawatan dan pemeliharaan mesin scroll dilakukan setiap selesai
digunakan agar mesin siap dioperasikan setiap waktu, yang perlu diperhatikan
dalam merawat mesin scroll ialah:
1) Melepas mata gergaji dari mesin scroll.
2) Membersihkan kedua mata gergaji dari debu dan serbuk kayu.
3) Memberi pelumas (oli atau paselin) pada pemutar stabilisator.
4) Memberi pelumas pada pemutar stopper dan mata gergaji.
f. Penajaman dan Pembuatan Gigi Gergaji
Mata gergaji yang berdiameter kecil buatan pabrik tidak dapat ditajamkan,
karena terlalu kecil dan tidak ada alat kikir yang kecil. Mata gergaji yang dapat
ditajamkan yaitu mata gergaji besar buatan perajin Jepara, cara menajamkannya
dengan menggunakan kikir pada ujung mata gergaji sesuai dengan kemiringan
mata gergaji.
g. Pemasangan dan Pelepasan Mata Gergaji Scroll
Mesin scroll tidak akan berfungsi tanpa ada mata gergaji, untuk itu
sebelumnya perlu dilakukan pemasangan mata gergaji. Caranya dengan memutar
stabilisator kearah kiri agar tangan pemegang gergaji dapat ditekan ke bawah,
selanjutnya masukkan salah satu ujung mata gergaji bagian bawah dan mur
diputar kekanan hingga kencang (gigi mata gergaji hendaknya selalu menghadap
kebawah) ketika akan memotong bagian dalam, mata gergaji bagian atas di buka
kemudian benda kerja yang sudah dilubangi dipasangkan pada mata gergaji
bagian atas (dimasukkan) kemudian dikencangkan.
Proses pelepasan mata gergaji harus dilakukan secara urut, satu persatu,
mulai dari mata gergaji bagian atas kemudian bagian bawah dengan cara
mengendorkan mur penjepit. Mata gergaji lama kelamaan akan mudah patah, oleh
karena itu perlu mata gergaji cadangan. Mata gergaji untuk mesin scroll memiliki
jenis dan ukuran, oleh karena itu, ketika akan digunakan harus disesuaikan dengan
media (kayu) yang akan dipotong baik ketebalannya maupun kekerasannya.
2. Pengetahuan Perlengkapan Kerja Kriya Kayu
Setiap pelaksanaan kegiatan diperlukan perlengkapan kerja yang standar
sehingga pada pelaksanaannya berjalan dengan lancar dan tidak menemui banyak
permasalahan. Perlengkapan yang diperlukan dalam teknik kerja scroll antara lain
terkait dengan lingkungan tempat bekerja yang harus bersih, rapi, penerangan yang
cukup, sirkulasi udara yang lancar, dan tersedianya alat pemadam (Hidrant). Selain
itu juga didukung dengan pakaian kerja yang standar (dalam hal ini disesuaikan
dengan pekerjaan yang sedang dilakukan).
a. Jenis Kelengkapan Pakaian Kerja
Kelengkapan pakaian kerja yang diperlukan antara lain:
1) Pakaian kerja (baju kerja)
2) Sepatu (alas kaki yang aman)
3) Masker
4) Penutup kepala (topi kerja)
5) Kaca mata
6) Penutup telinga
b. Keselamatan Kerja
Tujuan keselamatan kerja merupakan poin yang utama yang harus dijaga
dalam setiap melaksanakan kegiatan agar pekerja dapat melakukan atau
melaksanakan pekerjaannya meliputi keselamatan fisik dan non fisik. Lingkungan
kerja dapat terjaga, nyaman dan aman, serta suasana menjadi kondusif dan
menyenangkan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja:
1) Ruang kerja yang cukup luas
2) Penerangan yang cukup
3) Ventilasi udara yang lancar
4) Tersedianya alat pemadam api (hidrant)
5) Tersedianya alat kebersihan dan tempat sampah
6) Penempatan alat-alat pada tempatnya
7) Tidak bergurau sewaktu bekerja
8) Tersedianya P3K
3. Tahapan Produksi Kriya Kayu dengan Teknik Scrolling
Praktek kerja produksi kriya kayu khususnya dalam pembuatan alat permainan
edukatif memiliki tahapan kerja yang harus dilaksanakan mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan, penyelesaian, dan penilaian produk.
a. Tahap Persiapan
1) Menyiapkan ruang tempat kerja cukup luas, bersih, cahaya ruangan siang hari
terang dengan penerangan alami, tekstur lantai kasar, ventilasi udara yang baik
agar kesehatan terjamin, tidak lembab, tata kelola memperhatikan efektif dan
efisien.
2) Menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan keselamatan kerja dengan baik
(baju kerja, sepatu/alas kaki yang aman, masker, penutup kepala/topi kerja,
kaca mata, penutup telinga, dan hal-hal lain yang dibutuhkan).
3) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan mengkondisikan peralatan
agar benar-benar siap digunakan.
4) Menyiapkan bahan kayu yang akan dipergunakan yang memiliki tingkat
kekeringan sesuai dengan standar.
5) Memasang mata gergaji scroll pada mesin scroll dan memastikan alat tersebut
siap dipakai.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Membuat gambar desain atau produk
2) Membuat pola sesuai gambar desain
3) Menjiplak pola pada kayu yang akan dipergunakan
4) Meletakkan benda kerja di atas landasan mesin scroll dan mengecek
kesesuaian benda kerja dengan desain yang akan dipotong
5) Memotong benda kerja sesuai dengan desain
6) Menggunakan mesin scroll
7) Mengampelas bagian yang belum rapi
8) Mengecat benda kerja sesuai dengan desain
9) Mengkilatkan benda kerja dengan mempernis setelah cat mongering
c. Tahap Penyelesaian
Mengemas benda kerja yang telah selesai.
d. Tahap Penilaian Produk
1) Ketepatan dalam memotong (sesuai garis atau gambar kerja).
2) Kehalusan bekas potongan.
3) Kesikuan hasil potongan (tegak lurus) atau kemiringan hasil potongan.
4) Kerapihan.
5) Kecepatan.
A. Definisi Belajar dan Hasil Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh karena
itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang
dinamis dan penuh persaingan, dimana didalamnya termasuk belajar memahami diri
sendiri, memahami perubahan, dan perkembangan globalisasi. Diharapkan dengan
belajar seseorang siap menghadapi perkembangan zaman yang begitu pesat. Belajar
merupakan suatu proses perubahan sikap dan perilaku yang berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman pendapat tersebut didukung oleh penjelasan Slameto (2003:2)
bahwa: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Slameto tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang
melibatkan jiwa dan raga sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, nilai, dan sikap yang dilakukan oleh seorang individu melalui latihan
dan pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan yang selanjutnya dinamakan
hasil belajar.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan, sehingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Oemar Hamalik (1990:48) hasil belajar
adalah “perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang”.
Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2005:3) “hasil belajar ialah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki
peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya”.
Hasil belajar pembuatan produk kriya kayu teknik scrolling merupakan
kemampuan yang dapat dikuasai dari materi yang telah diajarkan mencakup tiga
kemampuan sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bloom di dalam Sudjana
(2007:22-23) bahwa tingkat kemampuan atau penugasan yang dapat dikuasai oleh
peserta didik mencakup tiga aspek yaitu:
a. Kemampuan kognitif (cognitive domain) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelaktual atau secara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini terdiri dari: 1) Pengetahuan (knowledge), mencakup ingatan hal-hal yang pernah dipelajari
dan disimpan dalam ingatan. 2) Pemahaman (comprehension), mengacu pada kemampuan memahami makna
materi. 3) Penerapan (application), mengacu pada kemampuan menggunakan atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.
4) Analisis (analysis), mengacu pada kemampuan menguraikan materi kedalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.
5) Sintesis (synthesis), mengacu pada kemapuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
6) Evaluasi (evaluation), mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
b. Kemampuan afektif (affective domain) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
1) Kemampuan menerima (receiving), mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan respon terhadap stimulus yang tepat.
2) Sambutan (responding), merupakan sikap peserta didik dalam memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Penghargaan (valueving), mengacu pada penilaian atau pentingnya kita mengaitkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak memperhitungkan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi sikap yang apresiasi.
4) Pengorganisasian (organizing), mengacu pada penyatuan nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
5) Karakteristik nilai (characterization by value), mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya.
c. Kemampuan psikomotor (psychomotor domain) adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi fisikis. Kawasan ini terdiri dari: 1) Persepsi (perseption), mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.
2) Kesiapan (ready), mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai sesuatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3) Gerakan terbimbing (guidance response), mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response), mencakup kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
5) Gerakan kompleks (complex response), mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien.
6) Penyesuaian pola gerak (adjusment), mencakup kemapuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
7) Kreativitas (creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa sendiri.
Dari ketiga kemampuan ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang harus
dimiliki oleh peserta didik sebagai acuan dasar dalam menempuh pembelajaran
selanjutnya. Kemampuan dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor membuat produk
kriya kayu teknik scrolling dalam menyiapkan peserta didik melaksanakan Uji
Kompetensi.
B. Kesiapan Uji Kompetensi
1. Kesiapan Peserta Didik dalam Uji Kompetensi
a. Pengertian Kesiapan
Kesiapan merupakan salah satu faktor penunjang pencapaian keberhasilan
seseorang dalam melakukan pekerjaan. Pengertian kesiapan menurut Wasty
Soemanto (2006:191) bahwa kesiapan adalah “kesediaan seseorang untuk berbuat
sesuatu”. Pendapat lain menurut Cronbach dalam Wasty Soemanto (2006:191)
bahwa kesiapan adalah “segenap sikap atau kekuatan yang membuat seseorang
dapat bereaksi dengan cara tertentu”. Kesiapan menurut James Drever dalam
Slameto (2003:113) mengemukakan pengertian kesiapan dengan lebih jelas, yaitu:
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon.
Pengertian kesiapan di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah
kesediaan seseorang atau individu dalam melakukan kegiatan tertentu dengan
segala kemampuan dan kondisinya, adapun kaitan dengan masalah yang diteliti
artinya kesediaan peserta didik dengan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor dalam pembelajaran pembuatan produk kriya kayu teknik scrolling
untuk mengikuti Uji Kompetensi.
b. Prinsip-Prinsip Kesiapan
Prinsip-prinsip kesiapan menurut Wasty Soemanto (2006:192), adalah sebagai
berikut:
1) Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk kesiapan. 2) Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu. 3) Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi
kepribadian individu, baik jasmaniah ataupun rohaniah. 4) Apabila kesiapan untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri
seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.
Mengacu pada prinsip-prinsip kesiapan di atas, maka kesiapan merupakan
faktor yang penting bagi peserta didik dalam menghadapi Uji Kompetensi yang
merupakan Ujian Nasional sebagai kunci kelulusan bagi peserta didik.
c. Aspek-aspek kesiapan
Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi dalam kesiapan menurut Slameto
(2003:115) adalah sebagai berikut:
1) Kematangan Kematangan merupakan proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.
2) Kecerdasan Individu yang mempunyai kecerdasan normal atau di atas normal akan siap dalam menghadapi suatu masalah, sedangkan individu yang mempunyai kecerdasan di bawah normal tidak akan siap menghadapi suatu masalah.
3) Motivasi Motivasi adalah dorongan yang mendasar dalam melakukan setiap pekerjaan. Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi akan menuntut dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
4) Keterampilan Aspek yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam mengembangkan dirinya adalah aspek keterampilan.
5) Kesehatan Kesehatan adalah hal yang sangat menunjang dalam melakukan sesuatu. Seseorang akan berhasil dengan maksimal jika kesehatannya baik dan terjaga.
Aspek-aspek kesiapan harus dimiliki oleh peserta didik dalam
menghadapi Uji Kompetensi, sehingga ketika mereka melaksanakan Uji
Kompetensi tidak mendapatkan hambatan yang dapat mengganggu aktivitas
pekerjaan, walaupun ada hambatan peserta didik mampu menghadapi dengan
baik.
2. Pengertian Uji Kompetensi
Pengertian Uji Kompetensi menurut pedoman pelaksanaan Uji Kompetensi
tahun 2008/2009 DEPDIKNAS adalah salah satu ujian yang harus diikuti oleh peserta
didik kelas 3 SMK, dimana hasil dari ujian ini akan menjadi tolak ukur kompetensi
peserta didik setelah menempuh pendidikan di SMK. Uji Kompetensi pada SMK
merupakan bagian integral dari upaya peningkatan mutu lulusan. Melalui kegiatan
Uji Kompetensi gambaran mutu hasil pendidikan secara nasional pada SMK
diharapkan dapat diperoleh dengan lebih akurat. Pernyataan di atas penulis sarikan
dari materi Uji Kompetensi (2008:4).
Standar nilai minimum uji kompetensi untuk program stadi desain dan produk
kriya kayu yaitu dengan nilai 7,6. Peserta didik dikatakan lulus dalam Uji Kompetensi
bila telah mencapai standar nilai minimum tersebut.
Penilaian pada dasarnya merupakan proses penentuan nilai hasil pengukuran
dibandingkan dengan suatu kriteria. Penilaian berbasis kompetensi (competency based
assessment) merupakan suatu proses penilaian dimana semua bukti-bukti hasil belajar
peserta didik dibandingkan dengan kriteria kinerja (performance criteria) yang
dipersyaratkan dunia kerja, dijadikan acuan pengambilan keputusan apakah seseorang
sudah kompeten atau belum. Terdapat dua jenis bukti hasil belajar yang dapat
digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan yaitu:
a. Bukti langsung, yaitu berupa hasil pengukuran langsung yang dilakukan oleh
penilai atau asesor baik berupa tes hasil wawancara, maupun hasil pengamatan
terhadap kinerja peserta.
b. Bukti tidak langsung yang berasal dari:
1) Pihak ke tiga seperti guru pembimbing, teman sekelas, dan lain-lain.
2) Sumber-sumber lain seperti rencana kerja (proposal), gambar, kertas kerja,
laporan, produk kerja, tugas, dan lain-lain.
Penilaian hasil belajar dengan pendekatan berbasis kompetensi atau produksi
lebih menitik beratkan pada bukti-bukti hasil belajar peserta didik, baik yang langsung
atau yang tidak langsung. Penilaian hasil belajar ini yaitu mulai dari pemilihan judul
tugas akhir, penyusunan rencana kerja (proposal), proses pelaksanaan tugas akhir,
hasil (produk) tugas akhir, hingga tahap pemasaran. Proses penilaian seperti di atas
dapat dilaksanakan dalam suatu proses yang sistematis, terarah, menyeluruh dan
berkelanjutan. Pernyataan di atas penulis sarikan dari materi Work Shop Uji
Kompetensi (2004:6).
Penilaian hasil belajar dengan pendekatan berbasis kompetensi dimaksudkan
untuk menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dan juga akan dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap hakikat kompetensi yang
dipelajarinya, menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab, kemandirian,
kemampuan berperan serta dalam kegiatan kelompok, dan kemampuan lain yang
terkait dengan pengembangan kecakapan hidup (life skill) berdasarkan pertimbangan
di atas, direktorat pendidikan menengah kejuruan memberlakukan Uji Kompetensi
dengan pendekatan penilaian yang menyatu dengan proses pembelajaran akhir
berbasis produksi (production based training).
3. Tujuan dan Fungsi Uji Kompetensi
Secara umum tujuan Ujian Nasional dan Uji Kompetensi adalah sebagaimana
yang ditegaskan pada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dikeluarkan melalui
keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 153/U/2003, yaitu:
a. Mengukur pencapaian peserta didik.
b. Mengukur mutu pendidikan pada tingkat nasional, tingkat provinsi, tingkat
kabupaten atau kota, dan tingkat sekolah.
c. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyrakat secara
nasional, provinsi, kabupaten atau kota, dan sekolah.
Secara khusus Ujian Nasional dan Uji Kompetensi pada SMK diharapkan
dapat berfungsi sebagai:
a. Alat penjamin, pengawasan, dan pengendalian mutu pendidikan pada SMK.
b. Bahan pertimbangan dalam penentuan kelulusan peserta didik.
c. Umpan balik dalam perbaikan program pembelajaran pada SMK.
d. Alat pendorong dalam peningkatan mutu pembelajaran dan prestasi hasil belajar
peserta didik.
Berdasarkan tujuan dan fungsi Ujian Nasional dan Uji Kompetensi di atas,
maka Ujian Nasional dan Uji Kompetensi di SMK diarahkan untuk menjadi sarana
kendali mutu pendidikan pada SMK yang dapat memotivasi pengembangan sistem
nilai peduli mutu (sense of quality) sebagai bagian dari ukuran keberhasilan SMK.
Setiap SMK harus menempatkan dan memberlakukan Uji Kompetensi secara
proposional, tidak hanya mempersiapkan peserta didik semata-mata untuk lulus ujian,
mengejar peringkat tanpa mengidahkan ketentuan dan aturan yang berlaku, yang pada
gilirannya dapat menjadi bomerang yang membebani lulusan.
Ujian Nasional dan Uji Kompetensi sebagai bagian integral dari implementasi
kurikulum harus dapat berfungsi sebagai:
a. Memotivasi sekolah agar selalu berusaha meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan.
b. Memberi penghargaan secara proposional atas keberhasilan setiap peserta didik
menguasai kompetensi sesuai dengan bidang atau program keahlian.
c. Memetakan mutu pendidikan dan prestasi lulusan serta keberhasilan SMK
berdasarkan wilayah, bidang atau program keahlian dan sekolah dari waktu
kewaktu.
d. Dasar merumuskan bagi pengambilan keputusan untuk bahan kebijakan
pembinaan SMK secara Nasional.
C. Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar, yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dan
dijadikan sebagai titik pangkal penelitian, acuan berfikir, dan acuan konseptual dalam
seluruh kegiatan penelitian, sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2005:57) bahwa:
“asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus
dirumuskan secara jelas”.
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Produk Kriya Kayu Teknik Scrolling dapat
diketahui dari kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran, yang ditunjukkan dari adanya perubahan tingkah laku yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, dalam membuat produk kriya kayu
teknik scrolling. Asumsi ini ditopang oleh pendapat Sagala (2008:20), bahwa:
Hasil belajar yaitu pola-pola perilaku yang terbimbing sehingga menghasilkan serangkaian tindakan-tindakan berupa penguasaan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam melihat. Menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja. Pendapat Sagala diperkuat oleh pendapat Oemar Hamalik (2002:155), bahwa:
Hasil belajar tampak dari adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan itu dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.
2. Uji Kompetensi adalah bentuk evaluasi akhir melalui proses pengukuran dan
penilaian hasil belajar dengan tujuan menyimpulkan nilai atau peringkat kompetensi
peserta didik untuk mendapatkan nilai kelulusan kompetensi di bidang Kriya Kayu.
Pengertian Uji Kompetensi menurut pedoman pelaksanaan Uji Kompetensi tahun
2008/2009 DEPDIKNAS adalah salah satu ujian yang harus diikuti oleh peserta didik
kelas 3 SMK, di mana hasil dari ujian ini akan menjadi tolak ukur kompetensi peserta
didik setelah menempuh pendidikan di SMK. Uji Kompetensi pada SMK merupakan
bagian integral dari upaya peningkatan mutu lulusan. Melalui kegiatan Uji
Kompetensi gambaran mutu hasil pendidikan secara nasional pada SMK diharapkan
dapat diperoleh dengan lebih akurat. Pernyataan di atas penulis sarikan dari materi Uji
Kompetensi (2008:4).
3. Kesiapan Mengikuti Uji Kompetensi merupakan suatu kondisi peserta didik setelah
menyelesaikan serangkaian pembelajaran dan latihan atau keterampilan yang
berkaitan dengan membuat produk kriya kayu teknik scrolling, dilandasi dengan
kecakapan untuk mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dimilikinya sehingga membuatnya siap mengikuti Uji Kompetensi. Pengertian
kesiapan menurut Wasty Soemanto (2006:191) bahwa kesiapan adalah: “kesediaan
seseorang untuk berbuat sesuatu”. Pendapat lain menurut Cronbach dalam Wasty
Soemanto (2006:191) bahwa kesiapan adalah: “segenap sikap atau kekuatan yang
membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu”. Kesiapan menurut James
Drever dalam Slameto (2003:113) mengemukakan pengertian kesiapan dengan lebih
jelas, yaitu:
Keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.
Pengertian kesiapan di atas bahwa kesiapan adalah kesediaan seseorang atau
individu dalam melakukan kegiatan tertentu dengan segala kemampuan dan kondisinya.