a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas
Transcript of a l Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah P I l m ia h M ahas
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM GERAKAN SAYANG IBU
STUDI DI GAMPONG TIBANG
KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH
Ilham Firaiza1, Dr. Alamsyah Taher, M.Si.2
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala
Email : [email protected]
ABSTRAK
Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh
masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan
angka kematian bayi. Hal ini menjadi menarik untuk dijadikan penelitian tentang persepsi
masyarakat gampong Tibang terhadap program Gerakan Sayang Ibu dan apakah dampak
dari program gerakan sayang ibu terhadap kesehatan ibu hamil dan kesehatan bayi di
gampong Tibang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif
dengan teori interaksiolisme simbolik dan asimilasi sosial. Proses pengambilan data
dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian
terdiri dari 10 (Sepuluh) orang, yang terdiri dari Keuchik, Sekdes, Tuha Peut, Ibu-Ibu PKK
Gampong Tibang, Bidan Desa, Ibu Hamil, Kepala Puskesmas Kecamatan Syiah Kuala dan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian. Persepsi
masyarakat gampong Tibang sangat baik terhadap pelaksanaan program Gerakan Sayang
Ibu, hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi ibu hamil, bayi dan balita pada salah
satu kegiatan GSI terutama dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Dampak program
Gerakan Sayang Ibu terhadap perubahan dalam masyarakat telah dapat meningkatkan
pengetahuan, kesadaran dan kepedulian, dalam upaya menjaga kesehatan selama
kehamilan, kesehatan bayi dan balita. Telah terbinanya hubungan yang interaktif dan
sinergis antara pemerintah (Dinas Kesehatan), masyarakat gampong Tibang dan
organisasi profesi keperawatan dan kebidanan yang mendukung program ini.
Kata Kunci : Persepsi; Masyarakat; Gerakan Sayang Ibu
Corresponding Author: [email protected]
JIM FISIP Unsyiah:
(1 Penulis/Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing)
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
SOCIETY PERCEPTION OF THE MOTHER LOVE MOVEMENT PROGRAM
STUDY IN VILLAGE TIBANG
DISTRICT OF SYIAH KUALA BANDA ACEH CITY
ABSTRACT
Mother’s Love Movement (GSI) is a movement carried out by the community, in
collaboration with the government to improve the quality of life of women through
various activities that have an impact on efforts to reduce maternal mortality due to
pregnancy, childbirth and postpartum as well as reducing infant mortality. This is
interesting to be used as a research on the public perception of the village of Tibang on the
Mother’s Love Movement program and what is the impact of the maternal love movement
program on the health of pregnant women and the health of babies in Tibang village. The
research method used is a qualitative descriptive method with the theory of symbolic
interaction and social assimilation. The process of data collection is done through
observation, interviews and documentation. The informants in the study consisted of 10
(ten) people, consisting of Keuchik, Sekdes, Tuha Peut, PKK Gampong Tibang Mothers,
Village Midwives, Pregnant Women, Head of Syiah Kuala District Health Center and
Head of Banda Aceh City Health Service. Based on the results of the study. The perception
of the Tibang village community is very good for the implementation of the Mother’s Love
Movement program, this can be seen from the high level of participation of pregnant
women, infants and toddlers in one of the GSI activities, especially in the implementation
of posyandu activities. The impact of the Mother’s Love Movement program on changes in
society has been able to increase knowledge, awareness and care, in an effort to maintain
health during pregnancy, health of infants and toddlers. An interactive and synergic
relationship has been established between the government (Health Office), Tibang village
community and the nursing and midwifery professional Organizations that support this
program.
Keywords: Perception, Society, Mother’s Love Movement
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENDAHULUAN
Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh
masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk peningkatan perbaikan kualitas
hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan, dan nifas serta penurunan
angka kematian bayi. (Gerakan Sayang Ibu : Pedoman Kegiatan Tingkat Kabupaten/Kota,
2004)
Program ini dilaksanakan oleh pemerintah Kota Banda Aceh, melalui Dinas
Kesehatan dalam hal ini Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan melatih kader
Pusat Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai aktor kunci ditingkat Gampong. Program
ini bertujuan untuk menangani berbagai persoalan kesehatan yang dialami oleh ibu-ibu
hamil, memberikan stimulan kepada keluarga dan masyarakat sehingga terciptanya
lingkungan yang lebih ramah bagi ibu hamil dan menyusui. (Dinas Kesehatan Kota Banda
Aceh, 2013).
Di lihat dari angka kematian ibu di Kota Banda Aceh pada tahun 2017 adalah 35
per 100.000 kelahiran hidup terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar
37 per 100.000 kelahiran hidup, Tahun 2015 sebesar 114 per 100.000 kelahiran hidup tahun
2014 sebesar 92 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2013 sebesar 119 per 100.000
kelahiran hidup.
Sementara itu jumlah kematian bayi di Kota Banda Aceh tahun 2017 berjumlah 12
kematian dari 5.781 kelahiran hidup, setelah dikonversikan Angka Kematian Bayi menjadi
2 per 1000 kelahiran hidup terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu
tahun 2016 sebesar 4 per 1000 kelahiran hidup dan terjadi penurunan apabila
dibandingkan dengan Tahun 2015 sebesar 3 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2013 sebesar
8 per 1000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2012 sebesar 6 per 1000 kelahiran hidup.
Kota Banda Aceh, sebagai salah kota yang telah melaksanakan program GSI ini,
dan telah berjalan dengan baik di beberapa “gampong” untuk sebutan desa di Provinsi
Aceh, antara lain Gampong Tibang (Kecamatan Syiah Kuala), Peuniti (Kecamatan
Baiturraahman) dan Ie Masen (Kecamatan Ulee Kareng). Indikator keberhasilan program
GSI menurut penuturan Walikota Banda Aceh Iliza Sa’aduddin Djamal (Walikota periode
2012-2017) adalah dengan nihil atau menurunnya angka kematian ibu dan bayi saat
melahirkan sejak beberapa tahun terakhir. (Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, 2013)
Gampong Tibang merupakan sebuah perkampungan pesisir yang rusak parah
karena tsunami pada tahun 2004, dan juga gampong yang relatif rendahnya tingkat
pendidikan para ibu yang mengakibatkan kurangnya kesadaran perawatan kesehatan
pada saat kehamilan dan rendahnya kapasitas ekonomi keluarga yang berdampak
misalnya pada status gizi buruk serta prevalensi anemi ibu hamil yang tinggi, serta
minimnya kualitas sarana-prasarana penunjang pelayanan perawatan persalinan. Dari
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
fenomena tersebut, pemerintah mencoba memperkenalkan sebuah program yang
bernama GSI (Gerakan Sayang Ibu), kepada masyarakat Gampong Tibang.
Hal ini menjadi menarik untuk dijadikan penelitian tentang bagaimanakah persepsi
masyarakat gampong Tibang terhadap program gerakan sayang ibu dan apa dampak
program Gerakan Sayang Ibu terhadap perubahan masyarakat Gampong Tibang
khususnya para kaum ibu-ibu.
LANDASAN TEORI
Dalam perspektif Herbert Blumer (1962) (Kamanto, 2000:36), teori interaksi
simbolik mengandung beberapa ide dasar, yaitu:
(1) Masyarakat terdiri atas manusia yang bertinteraksi. Kegiatan tersebut saling
bersesuaian melalui tindakan bersama, membentuk struktur sosial;
(2) Interaksi terdiri atas berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan
manusia lain. Interaksi nonsimbolis mencakup stimulus respons, sedangkan interaksi
simbolis mencakup penafsiran tindakan-tindakan;
(3) Objek-objek tidak memiliki makna yang intrinsik. Makna lebih merupakan produk
interaksi simbolis. Objek-objek tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori,
yaitu objek fisik, objek sosial, dan objek abstrak;
(4) Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal. Mereka juga melihat dirinya sebagai
objek;
(5) Tindakan manusia adalah tindakan interpretasi yang dibuat manusia itu sendiri
Tindakan tersebut saling berkaitan dan disesuaikan oleh anggota-anggota
kelompok. Ini merupakan “tindakan bersama”. Sebagian besar “tindakan bersama”
tersebut dilakukan berulang-ulang, namun dalam kondisi yang stabil. Kemudian di saat
lain ia melahirkan kebudayaan. (Bachtiar, 2006:249-250).
Kesimpulan Blumer bertumpu pada tiga premis utama, yaitu:
(1) manusia bertindak berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu bagi mereka;
(2) makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain;
(3) makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang
berlangsung.
Premis pertama Blumer maksudnya manusia bertindak atau bersikap terhadap
manusia yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan
kepada pihak lain tersebut.
Premis kedua Blumer maksudnya pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang
dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau
suatu objek secara alamiah. Makna tidak bisa muncul “dari sananya”. Makna berasal dari
hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa (language).
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Premis ketiga Blumer maksudnya Interaksionisme simbolik menggambarkan
proses berpikir sebagai perbincangan dengan diri sendiri. Proses berpikir ini sendiri
bersifat refleksif. Cara bagaimana manusia berpikir banyak ditentukan oleh praktek
bahasa. Bahasa sebenarnya bukan sekedar dilihat sebagai alat pertukaran pesan semata,
tapi interaksionisme simbolik melihat posisi bahasa lebih sebagai seperangkat ide yang
dipertukarkan kepada pihak lain secara simbolik. Perbedaan penggunaan bahasa pada
akhirnya juga menentukan perbedaan cara berpikir manusia tersebut.
Dalam perspektif interaksionisme simbolik, bahasa atau komunikasi melalui
simbol-simbol adalah merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul
terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-
simbol akan terjadi pemikiran (mind). Manusia mampu membayangkan dirinya secara
sadar tindakannya dari kacamata orang lain, hal ini menyebabkan manusia dapat
membentuk perilakunya secara sengaja dengan maksud menghadirkan respon tertentu
dari pihak lain. (Ritzer dan J.Goodman, 2007:274).
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu meneliti
informan sebagai subjek penelitian dalam lingkungan kesehariannya (Idrus, 2009 : 23).
Adapun bentuk masalah dari penelitian ini yaitu suatu rumusan masalah yang berbentuk
deskriptif yangmemadu penelitian untuk mengdeskripsikan atau memotret situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Alasan peneliti menggunakan
penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Peneliti secara pribadi akan berinteraksi secara aktif dengan informan sehingga peneliti
dapat melihat individu secara holistik (utuh), sehingga hasil yang diperoleh lebih
akurat.
b. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara, melalui metode ini
individu yang diteliti dapat diberi peluang agar secara sukarela memberikan informasi
kepada peneliti.
c. Penelitian ini bersifat sebagaimana adanya, yang artinya data diperoleh sesuai dengan
fakta (hasil yang didapat).
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan permasalahan sedalam-dalamnnya
sesuai dengan tujuan penelitian. Peneltian ini memperoleh pemaparan yang objektif
khususnya dalam meninjau lebih jauh permasalahan yang peneliti lakukan yaitu
bagaimana persepsi masyarakat terhadap program gerakan sayang ibu di gampong
tibang.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gampong Tibang merupakan gampong yang berada dalam wilayah administratif
Kecamatan Syiah Kuala, kondisi sosial ekonomi gampong sudah berpengaruh dengan
kebudayaan perkotaan hal ini dikerenakan berdekatan dengan pusat Kota Banda Aceh.
Namun kondisi pencarian masyarakat juga masih banyak bergantung pada alam
gampong yang sebahagian besar adalah perarian baik itu lahan tambak maupun perairan
umum yang terdiri dari sungai dan alur tambak.
Dinamika ekonomi penduduk saat ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan
penduduk pesisiran dikarenakan keberadaan daerahnya yang terletak tidak jauh dari
garis pantai, banyak penduduk yang sebagian besar adalah petani tambak, nelayan
sungai, buruh tambak dan sebahagian besar lainnya bekerja sebagi buruh harian lepas.
Berkembangnya ekonomi Kota Banda Aceh bermanfaat langsung bagi kehidupan
ekonomi masyarakat Tibang, secara umum dilihat dari meningkat sarana dan prasarana
pribadi masyarakat.
Akibat perkembangan ekonomi Kota Banda Aceh menjadikan salah satu daya tarik
bagi pendatang dari luar kota sehingga banyak pendatang yang masuk ke Gampong
Tibang, di satu sisi banyaknya pendatang menjadi nilai tambah pada kehidupan ekonomi
masyarakat pada sisi lain akan memicu terjadinya permasalahan sosial bagi masyarakat.
Setelah peneliti mendapatkan informan-informan yang dapat membantu
memberikan data sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, peneliti mulai
mendatangi para informan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tempat dan waktu yang
berbeda, baik pada waktu pagi maupun sore hari. Peneliti juga meminta izin kepada calon
informan yang telah dipilih untuk dapat diwawancarai terkait dengan beberapa
pertanyaan yang diajukan
Interaksi sosial terjadi adanya aksi dan reaksi, dimana aksi individu yang lainnya
yang saling mempengaruhi. Dalam proses sosialisasi tidak jarang masyarakat bersikap
tidak konsisten terhadap seseorang yang dianggap memiliki perbedaan. Keberhasilan
seseorang individu dalam pergaulan atau interaksi sosial di lingkungan sekitar
mempengaruhi kelancaran berhubungan dengan orang lain.
Seorang individu dapat dinilai dalam kehidupan akan bagaimana keadaan
kehidupan sosial individu tersebut, bagaimana cara individu tersebut saling berinterkasi
dengan individu yang lain, bagaimana persepsi masyarakat terhadap program gerakan
sayang ibu, dan bagaimana manfaat gerakan sayang ibu bagi masyarakat gampong
Tibang.
Bertempat di Mesjid Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala, Wakil Walikota
Banda Aceh pada saat itu (April 2013) Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, SE, membuka acara
lomba penilaian Gampong/Desa Gerakan Sayang Ibu,yang bertempat di gampong Tibang.
Acara yang turut dihadiri Kadis Kesehatan Kota, Ibu-ibu PKK gampong dan beberapa
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
kepala SKPD dijajaran Pemko Banda Aceh, lebih lanjut Illiza dalam sambutannya
mengatakan “Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan
dalam upaya membantu salah satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas
hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap upaya penurunan
angka kematian ibu (AKI) karena hamil, melahirkan nifas”
Dinas Kesehatan kota Banda Aceh, telah melakukan pendataan terlebih dahulu
sebelum menentukan gampong-gampong yang dapat melaksanakan program Gerakan
Sayang Ibu (GSI), menurut penjelasan kepala Dinas Kesehatan kota Banda Aceh sebagai
berikut;
Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) ini disampaikan kepada seluruh Kepala Desa
(Geuchik) dalam wilayah Kota Banda Aceh, melalui Puskesmas di setiap Kecamatan.
Kemudian program kegiatan ini diperlombakan, jika dalam laporannya terdapat angka
kematian Ibu dan Bayi di gampong tersebut, maka gampong tersebut langsung gugur,
seterusnya dipilihlah beberapa gampong yang tidak ada angka kematian Ibu dan Bayi
untuk menjadi gampong binaan program GSI seperti halnya gampong Tibang.
Beranjak dari apa yang disampaikan Kepala Dinas, didukung oleh Puskesmas
Kecamatan Syiah Kuala, Kepala Puskesmas menyatakan bahwa;
“Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan program unggulan dari Puskesmas ini,
karena dengan adanya program GSI ini kami fokuskan bagi ibu-ibu hamil yang dating ke
Puskesmas, kalau ibu hamil tidak datang ke Puskesmas kami yang datang kerumahnya untuk
melakukan pengecekan”(Ainal Mardhiah)
Hal inilah yang mendasari program Gerakan Sayang Ibu (GSI) masuk ke gampong
Tibang, dan program tersebut mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintahan
gampong Tibang, sebagaimana disampaikan Geuchik gampong Tibang, Mahyuddin
Makam saat di wawancarai;
“Proses masuknya program Gerakan Sayang Ibu ke gampong ini karena adanya perhatian
pemerintah Kota Banda Aceh terhadap gampong Tibang yang hancur total saat Tsunami tahun
2004 silam, kemudian masyarakat gampong ini sudah mulai membangun kembali dan
Alhamdulillah pihak Pemko melalui Puskesmas memilih desa kami sebagai gampong pelaksana
program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan kami sangat mendukungnya”(Mahyuddin Makam)
Dari apa yang disampaikan bapak Geuchik terlihat bahwa masuknya program
Gerakan Sayang Ibu (GSI) ke Gampong Tibang bukan dikarenakan tingginya angka
kematian Ibu dan Bayi, akan tetapi karena telah pulihnya kondisi sosial kemasyarakatan,
relatif rendahnya tingkat pendidikan para ibu yang mengakibatkan kurangnya kesadaran
perawatan kesehatan pada saat kehamilan dan rendahnya kapasitas ekonomi keluarga
yang berdampak misalnya pada status gizi buruk, serta minimnya kualitas sarana-
prasarana penunjang pelayanan perawatan persalinan di gampong ini. Hal ini juga
disampaikan Kepala Bidan gampong Tibang bahwa :
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
“Masuknya Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) ke gampong Tibang ini dadakan, mungkin
karena dilihat daerah pesisir pantai dan salah satu Gampong yang hancur total saat tsunami tahun
2004, padahal gampong ini tidak memiliki angka kematian Ibu dan Bayi. Karena dari 38 orang ibu
hamil yang mengunjungi posyandu untuk berkonsultasi dan pemeriksanaan perkembangan janin
dan kehamilannya selama tahun 2017-2018, semuanya dapat melahirkan bayinya dengan selamat.
Saya kalau alasan lainnya juga tidak tau, ”(Nasriah)
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Desa gampong Tibang, yaitu;
“Ketika surat dari Dinas Kesehataan Kota disampaikan kepada kami, isi tentang
pelaksanaan Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) di gampong Tibang, kepada seluruh kaum ibu
gampong Tibang untuk dihadirkan dalam rangka mengikuti dan mendengarkan arahan Ibu
Walikota tentang Program ini, tanpa ada penjelasan secara khusus mengapa gampong kami yang
dipilih, Namun kami bertanya kepada tim Dinas Kesehatan, alasannya untuk memulihkan rasa
traumatik kaum Ibu Pasca Tsunami tahun 2004, dan untuk menjaga kesehatan Ibu hamil dan
Balita di Gampong Tibang”(Razali)
Sekretaris desa gampong Tibang, terus bekerjasama dengan Bidan Desa dan
pelaksana Posyandu dari Puskesmas Kecamatan Syiah Kuala, menghubungi ibu-ibu yang
telah hamil, bayi dan balita untuk tetap memeriksa kesehatannya di posyandu sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan pihak pelaksana posyandu. Berikut ini 2 (dua) orang
ibu hamil menyampaikan pandangannya tentang program Gerakan Sayang Ibu kepada
kami bahwa;
“Program pemeriksaan dan pemberian paket makanan kepada kami dan bayi sangat baik,
karena sebelum ada program ini, saya yang telah punya anak satu orang, dan ini kehamilan kedua
tidak pernah memeriksa kehamilan kemanapun, kecuali pada saat mau melahirkan baru saya
sampaikan kepada suami, seterusnya ke ibu Bidan untuk melahirkan. Alhamdulillah sekarang satu
bulan sekali ibu-ibu bidan datang ke kampong ini untuk melakukan pemeriksaan kepada kami dan
bayi-bayi yang ada di kampong ini dan hasilnya kami yang sedang hamil dan bayi-bayi sehat
semua, sekarang usia kehamilan kami telah mencapai delapan bulan”.(Sri Rizki Wati dan
Halimatun)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa masuknya program
Gerakan Sayang Ibu (GSI) ke gampong Tibang, bukan karena adanya kasus kematian Ibu
dan Bayi, tetapi pihak pemerintah Kota Banda Aceh, ingin meningkatkan kualitas hidup
kaum Ibu gampong Tibang, melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak positif
terhadap upaya menjaga kesehatan janin selama kehamilannya dan dapat mencegah
kematian Ibu karena hamil melahirkan dan nifas serta kematian bayi.
Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh
masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan
angka kematian bayi.
Menurut tim University Network for Governance innovation (UNfGI) (2013:4),
mengemukakan bahwa sekitar setengah juta warga dunia meninggal akibat persalinan
setiap tahunnya, sebagian besar di Negara berkembang. Masyarakat internasional
menaruh perhatian salah satunya melalui Making Pregnancy Safar Program.Indonesia juga
tidak tinggal diam dengan menginisiasi program Gerakan Sayang Ibu (GSI, Safe
Motherhood Program). Tujuannya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Gampong Tibang di pesisir Kota Banda Aceh yang menjalankan
program GSI. Dan yang menarik AKI dan AKB dan gampong ini berada pada derajat
terendah hingga nihil. Seperti penjelasan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh bahwa
Dampak Gerakan Sayang Ibu perlu dilakukan karena;
“Melalui program ini, kita inginkan bahwa semua ibu-ibu yang sedang dalam keadaan hamil sehat
dan ini akan menyebabkan janin dalam kandungannya ikut sehat, karena perkembangan otak
manusia terjadi selama hamil sampai dengan 5 (lima) tahun. Kemudian jika kita lihat dalam
lingkup yang luas bahwa kesehatan Ibu dan Anak merupakan faktor paling strategis untuk
meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), disamping itu angka kematian Ibu(AKI)
karena hamil, bersalin dan nifas masih tergolong tinggi, demikian juga halnya dengan angka
kematian bayi (AKB) untuk Indonesia. Kematian Ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada
akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM, akibat selanjutnya adalah bahwa bayi yang
ditinggal mati oleh Ibunya menjadi kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang”.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan
suatu pembangunan, dan hal ini baru bisa tercapai salah satunya adalah melalui GSI.
Program GSI diharapkan oleh pemerintah akan dapat menekan angka kematian Ibu dan
Bayi.
Beberapa sebab kematian ibu dan bayi yang menonjol disebabkan oleh;
pendarahan, eklamsia (keracunan kehamilan), infeksi, penanganan abortus yang tidak
aman dan partus (persalinan) yang lama. Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi juga
disebabkan oleh adanya hal-hal diluar medis seperti kurang adanya kesetaraan gender,
nilai budaya di masyarakat yang merendahkan perempuan. Masalah tersebut
mengakibatkan rendahnya perhatian suami/laki-laki terhadap masalah ibu melahirkan
serta kurangnya kemampuan untuk membuat keputusan bagi kesehatan diri sendiri. Hal
tersebut di kemukakan oleh Ibu Neneng Hastuti selaku Bidan Desa, yang mengatakan
kepada penulis pada saat wawancara;
“Hampir tidak ada perhatian para suami terhadap masalah perkembangan ibu hamil,
mereka tidak menyarankan untuk mengontrol perkembangan kehamilannya kepada bidan atau
dokter, demikian juga untuk bayi dan anak mereka. Dengan adanya program GSI ini, manfaat bagi
ibu, bayi dan anak menjadi nyata dalam melihat perkembangan kehamilan dan kesehatan mereka,
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
waktu pemeriksaan terjadwal dan terekam dengan baik dalam pencatatan medis mereka”(Neneng
Hastuti)
Tujuan penempatan bidan di desa secara umum adalah untuk meningkatkan mutu
dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan Posyandu dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu, anak balita dan menurunkan angka kelahiran, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat berperilaku hidup sehat. Hal ini telah dirasakan
oleh Ibu Ketua PKK Gampong Tibang, dan Ibu Kepala Dusun Meurah, Meulinjei dan
Meulagu, jawabannya hampir senada, mereka menyampaikan dalam wawancara yang
penulis lakukan bahwa :
“Selama kami diberi pelayanan melalui program GSI ini, antara lain kegiatan posyandu
yang kegiatannya sudah terjadwal pada minggu pertama tiap bulannya untuk mengecek kesehatan
secara rutin dilakukan, khusus kepada ibu-ibu hamil, bayi dan anak balita. Manfaat yang kami
rasakan antara lain perkembangan janin dapat kami ketahui, dan ibu-ibu hamil juga diberi vitamin
dan tambahan asupan gizi. Untuk bayi diberi Imunisasi. Dan kamipun ibu-ibu menjadi
sehat”.(Rohani, Salbiyah dan Nurhayati)
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa manfaat program Gerakan
Sayang Ibu adalah gerakan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi yang
dilaksanakan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat, untuk lebih
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian dalam upaya interaktif dan
sinergis. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan
anak, akan tetapi pada saat ini kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu wujud hak
asasi perempuan dan anak, akan tetapi pada saat ini kesehatan ibu dan anak khususnya
bayi baru lahir, merupakan tugas bersama antara pemerintah, masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, organisasi perempuan dan organisasi profesi.
Dalam sub bab pembahasan ini, penulis menjelaskan lebih lanjut temuan- temuan
penelitian lapangan dengan teori yang digunakan oleh penulis, yaitu teori
Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer (1969) mengenai interaksi, tindakan sosial,
makna, simbol, dan objek, dalam interaksi terdapat proses berpikir dari individu yang
ditunjukkan melalui tindakan dan aktivitas, namun dalam proses ini, tindakan dan
aktivitas mereka harus disesuaikan dengan tindakan dan aktivitas orang lain.
Selain Teori Interksiolisme Simbolik, peneliti juga membahas Teori Persepsi yang di
populerkan oleh Sarlito Wirawan Sarwono (1976), yang mana persepsi merupakan
kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan. Teori Interaksionalisme
Simbolik dan Persepsi ini akan peneliti bahas dengan hasil temuan dilapangan tentang
Persepsi Masyarakat Terhadap Program Gerakan Sayang Ibu di Kota Banda Aceh.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Persepsi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang didahului oleh
penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor
yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
Melalui teori Interaksionalisme Simbolik, persepsi yang terjadi pada masyarakat
Gampong Tibang di Kota Banda Aceh. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Gerakan
Sayang Ibu dan dampak perubahan dari program Gerakan Sayang Ibu di Gampong
Tibang Kota Banda Aceh, berikut pembahasanya;
Persepsi warga masyarakat terhadap program tertentu merupakan landasan atau
dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam setiap
kegiatan dan program, baik dari pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan.Persepsi
dalam pengertian paling luas adalah interaksi antara dunia atau lingkungan sekitar dan
diri,sedangkan dalam bentuknya paling sederhana, dunia atau lingkungan sekitar
memberi kita kejadian-kejadian yang pada gilirannya akan memberi makna pada
kejadian-kejadian itu dengan menafsirkan dan bertindak berdasar kejadian itu (Boeroee,
2013: 109). Persepsi kurang positif masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dan
program dari pemerintah itu sendiri akan mengakibatkan partisipasi yang semu.
Keadaan yang demikian apabila sering terjadi maka akan menimbulkan masalah pada
masyarakat.
Herbert Blumer mengutarakan tentang tiga prinsip utama interaksi simbolik, yaitu
tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought). Menurut Craib
(dalam Sarmini, 2002: 50), asumsi teori interaksi simbolik Blumer adalah sebagai berikut :
• Manusia bertindak terhadap sesuatu dasar asumsi internilai simbolik yang dimiliki
sesuatu itu (kata, benda, atau isyarat) dan bermakna bagi mereka.
• Makna-makna itu merupakan hasil dari interaksi sosial dalam masyarakat
manusia.
• Makna-makna yang muncul dari simbol-simbol yang dimodifikasi dan ditangani
melalui proses penafsiran yang digunakan oleh setiap individu dalam
keterlibatannya dengan benda-benda dan tanda-tanda yang dipergunakan.
Mendasari pada pendapat di atas, maka persepsi masyarakat gampong Tibang
adalah sebagai berikut;
1. Pemaknaan (Meaning), Masyarakat Gampong Tibang sudah sangat baik dalam
mengartikan keberadaan program ini dikehidupan mereka. Hal tersebut tercermin
dari banyaknya tingkat kehadiran kaum Ibu-Ibu hamil dan Balita pada acara
Posyandu yang dilaksanakan pihak Bidan Desa dengan Puskesmas kecamatan
Syiah Kuala, untuk memeriksakan kesehatan mereka, baik itu perkembangan janin
dalam kandungan, berat badan dan tekanan darah, begitu juga dengan bayi, yang
selalu dipantau pertumbuhan berat badannya, disamping itu juga diberikan
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
asupan gizi yang memadai. Oleh karena itu kehadiran program GSI ini cukup
memberi arti, khususnya bagi kaum Ibu Hamil dan Bayi.
2. Bahasa (Language), Masyarakat Gampong Tibang sudah sangat memahami arti
kesehatan pada dirinya dan keluarganya, ini merupakan sebuah proses yang sudah
dijalan masyarakat Gampong Tibang melalui program GSI ini, sehingga pesan
dalam apapun yang mau disampaikan pelaksana kegiatan kepada masyarakat,
dapat dipahami dan dimengerti apapun yang ingin disampaikan, terutama yang
terkait dengan perawatan dan peemeliharaan ibu hamil dan bayinya.
3. Pikiran (Thought), Masyarakat Gampong Tibang sudah sangat mengetahui jadwal
kunjungan petugas kesehatan, karena kaum Ibu telah mencatat dalam pikirannya
apa saja yang harus disampaikan kepada petugas kesehatan pada saat kaum Ibu
mendiskusikan perkembangan kesehatan atau keluhan yang dialami olehnya
sebagai Ibu Hamil, Menyusui dan Anak Balitanya dan ini merupakan sebuah
fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi dan dapat
membentuk berbagai arti dan struktur pengetahuan yang mewakili konsep, objek,
perilaku dan peristiwa relevan dalam hidup seseorang atau individu tersebut
terhadap kesehatannya.
Sejak keberadaan Program Gerakan Sayang Ibu (GSI), di Gampong Tibang, telah
banyak perubahan yang dialami oleh masyarakat penerima manfaat program tersebut.
Berdasarkan pengalaman atau lamanya masyarakat yang mengikuti Program GSI,
mayoritas masyarakat yang dijadikan responden dalam penelitian ini masih
menginginkan keberlanjutannya program GSI ini.
Untuk mengurangi angka kematian ibu, pemerintah telah melakukan beberapa
program seperti penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat
dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas
kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas
perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di
Rumah Sakit (Radar Sukabumi, 2013). Selain itu terdapat juga Gerakan Sayang Ibu (GSI)
untuk menurunkan angka kematian ibu (KR Jogja).
Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang selanjutnya disebut GSI adalah gerakan yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup
perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) karena hamil, bersalin dan nifas serta
penurunan angka kematian ibu (AKI), karena hamil, bersalin dan nifas serta penurunan
angka kematian bayi (AKB) (Kemenpppa, 2011).
Gerakan Sayang Ibu (GSI) didasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984,
tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan segala bentuk Diskriminasi
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
terhadap Perempuan serta Kesepakatan Menteri Kesehatan, Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 12 Maret 2002 (Kelurahan Belimbing RT 08,
2014).
Kebanyakan penyebab kematian angka kematian ibu dikarenakan adanya
pernikahan dini, hipertensi dan pendarahan saat melahirkan serta dari faktor non medis
lainnya, disamping itu fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit juga masih
rendah, namun hal tersebut tidak terjadi pada masyarakat Gampong Tibang. Meskipun
demikian, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, terus melakukan upaya peningkatan
kesehatan masyarakat Gampong Tibang khususnya dan Kota Banda Aceh pada
umumnya.
KESIMPULAN
Persepsi masyarakat gampong Tibang sangat baik terhadap pelaksanaan program
Gerakan Sayang Ibu, hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi ibu hamil, bayi dan
balita pada salah satu kegiatan GSI terutama dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.
Dampak program Gerakan Sayang Ibu terhadap perubahan dalam masyarakat telah
dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian, dalam upaya menjaga
kesehatan selama kehamilan, kesehatan bayi dan balita.
Telah terbinanya hubungan yang interaktif dan sinergis antara pemerintah (Dinas
Kesehatan), masyarakat gampong Tibang dan organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan yang mendukung program ini.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bachtiar, Wardi M,S. 2006. Sosiologi Klasik dari Comte hingga Persons. Bandung : Remaja
rosdakarya.
Bari Saifudin, Abdul. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Bimo Walgito, 1994. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset.
Boeree, C. George. 2013. General Psychologi: Psikologi Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi &
Perilaku. Penerjemah : Inyiak Ridwan Muzir Yogyakarta: Prismasophie.
Idrus Muhammad. 2009. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga
Kamanto, Sunarto. 2000. Pengantar Sosiologi Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia (2004). Gerakan Sayang Ibu
(GSI), Pedoman Kegiatan Tingkat Kabupaten/Kota. Jakarta.
Poloma, M Margaret, 2006. Sosiologi Kontemporer. Tim Penerjemah : Yasogama Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Ritzer George, J. Goodman Dauglas. 2011. Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam. Penerjemah
: Alimandan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sarmini. 2002. Teori-Teori Antropologi. Surabaya: Unesa University Press.
Sarwono Wirawan, Sarlito, 1976. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: P T. Bulan Bintang
Jurnal dan Skripsi :
Mhd. Wahyudin Mi’raj, “Implementasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) Di Desa Tasik Seminai
Kecamatan Koto Gasib”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015, di Desa Tasik
Seminai Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak.
Mohammad Farkhani, “Inovasi Gerakan Sayang Ibu di Kabupeten Klaten”. Penelitian ini
dilakukan pada tahun 2016 di Kabupaten Klaten
Rawuh Edy Priyonol, Soebiantoro, Slamet Rosyadi dan Yazid Effendi “Sostalisasi Dan
Pelembagaan Gerakan Sayang Ibu (Suatu Studi Sosiologis Tentang Kepedulian
dan Respon Masyarakat Pedesaan Terhadap Perawatan Ibu Hamil di Banyumas)”.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001 di Kota Banyumas.
Somari Wiriaatmadja, “Peranan Gerakan Sayang Ibu Dalam Upaya Penurunan Angka
Kematian Ibu Di Kabupaten Karawang”. Penelitian ini dilakukan pada tahun
1996-1997 di Kabupaten Karawang.
Sylvester Lucky, “Dampak Gerakan Sayang Ibu Terhadap Angka Kematian Ibu Dan
Angka Kematian Perinatal Di Kabupaten Manokwari, Irian jaya Barat periode
2004 – 2007”. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Manokwari, Irian Jaya Barat.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 2, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
Website :
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, 2017. Profil Kesehatan Kota Banda Aceh
http://dinkes.bandaacehkota.go.id/profil-kesehatan-kota-banda-aceh-ta hun-
2017/
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, 2013. Lomba Gerakan Sayang Ibu
http://dinkes.bandaacehkota.go.id/2013/04/15/lomba-gerakan-sayang-ibu/