99980083-Skripsi-Jaringan-Komputer

download 99980083-Skripsi-Jaringan-Komputer

If you can't read please download the document

Transcript of 99980083-Skripsi-Jaringan-Komputer

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASU S SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI Disusun Oleh : Nama NIM Program Studi : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2010

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASU S SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswan toro Disusun Oleh : Nama NIM Program Studi : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2010

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR Nama NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Pembangunan Jaringan Komputer antar Sekolah dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah d i Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 5 Januari 2010 Menyetujui : Pembimbing Mengetahui : Dekan Fakultas Ilmu Komputer Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI Nama NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Pembangunan Jaringan Komputer antar Sekolah dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah d i Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada si dang tugas akhir tangggal 10 Februari 2010. Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Semarang, 10 Februari 2010 Dewan Penguji : Ir. Lilik Eko Nuryanto, M.Kom Anggota Edi Faisal, S.Kom., M.Kom Anggota M. Arief Soeleman, M.Kom Ketua Penguji

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM : Joko Mukti : A11.2002.01221 Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul: PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASUS SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMO YO KABUPATEN WONOGIRI merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti peralatan jaringan dll). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan m erupakan karya asli saya, yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka saya bersed ia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal : Semarang : 10 Februari 2010 Yang menyatakan (Joko Mukti) iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini , saya: Nama NIM : Joko Mukti : A11.2002.01221 Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universi tas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASUS SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMOYO KA BUPATEN WONOGIRI Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nus wantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, meng elolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampi lkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis t anpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai pe nulis/pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelan ggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal : Semarang : 10 Februari 2010 Yang menyatakan (Joko Mukti) v

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah-Nya, sehingga pen ulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Pembangunan Jaringan Komputer ant ar Sekolah dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri . Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Ed i Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro. 2. Dr. Eng. Yu liman Purwanto, M.Eng, selaku Dekan Fasilkom Universitas Dian Nuswantoro dan jug a sebagai Pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bi mbingan sampai penulisan tugas akhir ini selesai. 3. Ayu Pertiwi, S.Kom.,M.Kom, selaku Ka.Prodi Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro dan juga sebagai dosen wali penulis. 4. Dosen-dosen pengampu di Fasilkom Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro yang telah m emberikan ilmu dan pengalamannya, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilm u yang telah disampaikan. 5. Ruri Suko Basuki, S.Kom.,M.Kom selaku ketua umum Fo rum Komunitas Tirtomoyo Online (FKTO) yang telah melibatkan penulis secara langs ung dalam pembangunan jaringan komputer dengan teknologi wireless yang menghubun gkan antar sekolah di wilayah kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri. 6. Ayah da n Ibu (Sutarno, S.Pd dan Sri Darini), Kakak dan Adik (Ruri SB, Agustina, Niken M ie Wahyuni) serta seluruh keluarga tercinta di Wonogiri yang telah memberikan do rongan moral dan material serta doa kepada penulis. Semarang, Januari 2010 Penulis vi

ABSTRAK Perbedaan fasilitas dan infrastruktur pendidikan antara daerah dengan kota merup akan salah satu faktor penyebab tertinggalnya informasi yang sampai ke daerah me njadi lebih lambat dibandingkan dengan kota, hal ini menyebabkan terjadinya kese njangan kualitas pendidikan antara daerah dan kota. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang berfungsi sebagai me dia tersampaikannya informasi secara up to date. Pembangunan jaringan komputer a ntar sekolah dengan teknologi wireless di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri berangkat dari visi, misi dan tujuan dari masyarakat Tirtomoyo yang tergabung d alam Forum Komunitas Tirtomoyo Online (FKTO). Visi FKTO adalah memajukan pendidi kan di Tirtomoyo melalui teknologi informasi. Teknologi wireless merupakan salah satu teknologi alternatif yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo. Pembangunan jaringan komputer antar sekola h dengan teknologi wireless ini merupakan percepatan pembangunan infrastrukur un tuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat melalui jaringan intranet yang t erbentuk maupun jaringan internet untuk koneksi ke jaringan pendidikan nasional. Sekolah-sekolah yang saling terhubung dapat berbagi informasi dengan sekolah la in, dengan adanya komunikasi data antar sekolah ini maka dapat meminimalkan kese njangan maupun kualitas pendidikan daerah dan kota. Laporan tugas akhir ini akan menguraikan tahap-tahap pembangunan jaringan komputer dengan teknologi wireless di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri. Tahapan tersebut meliputi site surve y, tahap perencanaan jaringan yang terdiri dari pemetaan lokasi, penentuan topol ogi, penentuan alat dan perhitungan fresnel zone untuk menentukan ketinggian ant ena, tahap implementasi jaringan yang merupakan proses installasi perangkat jari ngan. Pada tahap akhir dilakukan pengujian jaringan untuk memastikan layak tidak nya kualitas koneksi yang dihasilkan. Pengujian menggunakan utility dari perangk at yang digunakan dan dibandingkan dengan perhitungan link budget. Hal-hal yang telah dilakukan dan apa yang belum dilakukan pada pembangunan jaringan akan diul as pada bagian akhir laporan ini. Kata kunci : Jaringan komputer Wireless xii + 152 halaman, 30 gambar, 29 tabel, 13 lampiran Daftar acuan : 19 (1998-2009 ) vii

DAFTAR ISI Halaman Sampul Dalam ........................................................... .......................... Halaman Persetujuan ................................. .......................................................... Halaman Pengesahan .. ................................................................................ ........ Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ............................... ........................ Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .............. .......................................... Halaman Ucapan Terima Kasih ......... ................................................................. Halaman Abstra k .............................................................................. ................... Halaman Daftar Isi ......................................... ..................................................... Halaman Daftar Tabel ..... ................................................................................ .... Halaman Daftar Gambar ..................................................... ................................ Halaman Daftar Lampiran........................ ........................................................... BAB I. PENDAHULUAN . .............................................................................. 1 .1. Latar Belakang Masalah ..................................................... ......... 1.2. Rumusan Masalah ................................................. ...................... 1.3. Batasan Masalah..................................... ..................................... 1.4. Tujuan Penelitian ................... ..................................................... 1.5. Manfaat Penelitian .. .................................................................... i ii iii iv v vi vii viii x xi xii 1 1 2 3 3 3 4 4 4 5 8 12 12 13 14 16 18 23 24 28 30 30 3 0 31 31 32 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... ............... 2.1. Pengertian Jaringan Komputer .............................. ..................... 2.2. Klasifikasi Jaringan Komputer ....................... ............................ 2.3. Topologi Jaringan Komputer ................... .................................. 2.4. Protokol Jaringan Komputer ............. ......................................... 2.5. Jaringan Wireless ............... ........................................................ 2.6. Klasifikasi Jaring an Wireless ..................................................... 2.7. Protokol IEEE 802.xx ................................................................ 2.8 . Standar WLAN 802.11........................................................... .... 2.9. Topologi Jaringan Wireless ........................................... ............. 2.10. Komponen-Komponen Jaringan Wireless ........................ ......... 2.11. Media Transmisi Jaringan Wireless .............................. ............. 2.12. Radio Frequency (RF) ....................................... ........................ 2.13. Wi-Fi (Wireless Fidelity) ....................... .................................... BAB III. METODE PENELITIAN ................ ................................................... 3.1. Obyek Penelitian ...... ................................................................... 3.2. Jenis d an Sumber Data ................................................................ 3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................... ...... 3.4. Materi Penelitian .................................................. ....................... 3.5. Metode Penelitian.................................. ...................................... BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 35 4. 1. Koordinat Lokasi ............................................................ ............. 35 4.2. Pemetaan Lokasi .......................................... ............................... 36 viii

4.3. 4.4. 4.5. 4.6. Line of Sight (LOS) ............................................................ ......... 37 Perancangan Wireless Network ...................................... ............. 40 Implementasi Wireless Network.................................. ................ 43 Pengujian Wireless Network ................................. ...................... 57 BAB V. PENUTUP ................................................................. .......................... 70 5.1. Kesimpulan .................................. .............................................. 70 5.2. Saran ................... ........................................................................ 70 DAFT AR PUSTAKA ..................................................................... .................... 71 LAMPIRAN ............................................... ......................................................... 73 ix

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Fungsi dan Karakteristik OSI Layer .................................. .......... Tabel 2.2. Fungsi dan Karakteristik TCP / IP ........................ ....................... Tabel 2.3. Standar Kategori IEEE 802 ................... ....................................... Tabel 2.4. Jenis-jenis material yang mem pengaruhi Sinyal .......................... Tabel 2.5. Kelebihan dan Kelemahan S inyal RF .......................................... Tabel 2.6. Spesifikasi dari 802.11 ................................................................. Tabel 3 .1. Spesifikasi Peralatan ...................................................... ............. Tabel 4.1. Koordinat Lokasi....................................... ................................... Tabel 4.2. Jarak antar Titik Koneksi ....... ...................................................... Tabel 4.3. Hasil Perhitun gan Fresnel Zone................................................... Tabel 4.4. T inggi Tower dan Jenis Antena ................................................... Tabel 4.5. Classless Inter Domain Routing ..................................... ............. Tabel 4.6. Site Detail Jaringan .................................. .................................... Tabel 4.7. Deskripsi Perangkat Keras di Kan tor kecamatan Tirtomoyo....... Tabel 4.8. Konfigurasi IP Address di Kantor kecam atan Tirtomoyo ........... Tabel 4.9. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Sultan Ag ung ...................... Tabel 4.10. Konfigurasi IP Address di SMK Sultan Agun g .......................... Tabel 4.11. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Kanisi us .............................. Tabel 4.12. Konfigurasi IP Address di SMP Kani sius ................................... Tabel 4.13. Deskripsi Perangkat Keras d i SMP Sultan Agung ...................... Tabel 4.14. Konfigurasi IP Address di SMP Sultan Agung........................... Tabel 4.15. Deskripsi Perangkat Kera s di SMA Kanisius ............................. Tabel 4.16. Konfigurasi IP Addre ss di SMA Kanisius .................................. Tabel 4.17. Deskripsi Pera ngkat Keras di SMP Negeri 1 .............................. Tabel 4.18. Konfigura si IP Address di SMP Negeri 1 ................................... Tabel 4.19. De skripsi Perangkat Keras di SMK Muhamadiyah 6 ................. Tabel 4.20. Konfi gurasi IP Address di SMK Muhamadiyah 6 ...................... Tabel 4.21. Deskri psi Perangkat Keras di SMP Negeri 2 .............................. Tabel 4.22. K lasifikasi SNR Margin .......................................................... .... 9 10 14 23 25 29 34 35 36 38 39 41 42 44 46 46 48 48 50 51 51 52 53 53 54 5 5 56 57 60 x

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Topologi Bus ....................................................... ......................... Gambar 2.2. Topologi Ring............................. .................................................. Gambar 2.3. Topologi Star ... ............................................................................ Gam bar 2.4. Topologi Independent Basic Service Set ................................ ...... Gambar 2.5. Topologi Basic Service Set .................................. ......................... Gambar 2.6. Topologi Extended Service Set ............ ......................................... Gambar 2.7. Access Point ............. .................................................................... Gambar 2.8. Pigtail dan Wireless Card ..................................................... ....... Gambar 2.9. Antena Omnidirectional ..................................... .......................... Gambar 2.10. Antena Directional Yagi................. .............................................. Gambar 2.11. Antena Grid Directio nal .............................................................. Gambar 2.12. Bridge ......................................................................... .................. Gambar 2.13. Switch / HUB ................................... ............................................. Gambar 2.14. Router .............. ............................................................................. Ga mbar 2.15. Amplitudo, Frekuensi, dan Interval .................................. ............ Gambar 2.16. Difraksi ............................................. ............................................ Gambar 2.17. Interfensi Konstruktif dan Destruktif ........................................... Gambar 2.18. Line of Sight (LOS) ................................................................... ... Gambar 2.19. Fresnel Zone .................................................. ............................... Gambar 2.20. Logo Wi-Fi ........................ ........................................................... Gambar 4.1. Pemetaan Lokasi ........................................................................ .. Gambar 4.2. Topologi Jaringan ............................................... .......................... Gambar 4.3. Implementasi Wireless AP di Kantor Kecama tan ........................ Gambar 4.4. Implementasi Wireless AP di SMK Sultan Agung ...................... Gambar 4.5. Implementasi Wireless AP di SMP Kanisiu s ............................... Gambar 4.6. Implementasi Wireless AP di SMP Su ltan Agung ....................... Gambar 4.7. Implementasi Wireless AP di SMA K anisius .............................. Gambar 4.8. Implementasi Wireless AP di S MP Negeri 1 ............................... Gambar 4.9. Implementasi Wireless AP di SMK Muhamadiyah 6 .................. Gambar 4.10. Pointing Antena di SMP Neg eri 2 ............................................... 6 6 7 16 17 17 18 19 20 20 21 21 22 22 24 25 26 27 27 28 36 40 45 47 49 50 52 54 55 57 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Perhitungan Fresnel Zone ..................................................... K onfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 433 dan Router Mikrotik RB 450 di Kanto r Kecamatan ................... Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 da n PC Router Mikrotik x86 di SMK Sultan Agung .................. Konfigurasi Acce ss Point (AP) Mikrotik RB 411 dan PC Router Mikrotik x86 di SMP Kanisius ....... .................... Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router Mikrotik x86 di SMP Sultan Agung ..................................... Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router Mikrotik x86 di SMA Kanisius ................... ......................... Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router Mikr otik x86 di SMP Negeri 1 ............................................. Konfigura si Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 di SMK Muhamadiyah 6 ................ ...................................... Konfigurasi PC Router Mikrotik x86 di SMP Negeri 2 ....... Spesifikasi Access Point, Router Board, dan Antena. .......... Estimasi Biaya Pembangunan Jaringan Wireless. ................ Foto-foto Kegiat an Pembangunan Jaringan Wireless. .......... Surat Keterangan .................. ............................................... 73 77 97 106 112 118 124 129 133 141 148 149 152 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Sektor pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sektor penting dan memerlukan perhatian khusus untuk pengembangannya. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraka t yang memiliki kemampuan lebih baik serta dapat mengembangkan kemampuannya lebi h lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan yang lebih tinggi. Departemen Pendidi kan Nasional (Depdiknas) dalam hal ini mempunyai peran dalam mengelola dan meren canakan pendidikan di Indonesia, untuk menjalankan perannya Depdiknas membutuhka n suatu pengelolaan dan pengiriman data untuk penyajian informasi secara cepat d an tepat yang berkaitan dengan layanan pendidikan. Perbedaan fasilitas dan infra struktur pendidikan antara daerah dengan kota merupakan salah satu faktor penyeb ab tertinggalnya informasi yang sampai ke daerah menjadi lebih lambat dibandingk an dengan kota, hal ini tentunya akan menyebabkan kesenjangan kualitas pendidika n antara daerah dan kota. Hal ini menjadikan beberapa perantau yang sukses dari kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah bertemu dan berkum pul melalui media elektronik (internet) sehingga terbentuk Forum Komunikasi Tirt omoyo Online (FKTO) pada bulan Maret 2008. Visi FKTO adalah memajukan pendidikan di Tirtomoyo melalui teknologi informasi agar tidak tertinggal dengan daerah la in terutama di kota. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan dukungan informasi yang up to date. Terdapat beberapa kendala untuk mewujudkan tersampaikannya inf ormasi yang up to date yaitu dukungan infrastruktur yang belum memadai, hal ini disebabkan provider telekomunikasi masih sangat terbatas, bahkan Telkom belum ma suk di wilayah kecamatan Tirtomoyo. Sementara itu dukungan Depdiknas melalui Jar ingan Pendidikan Nasional (Jardiknas) hanya sampai pada 1

2 wilayah kota kabupaten. Oleh karena itu FKTO mendorong percepatan pembangunan in frastruktur teknologi informasi dengan membangun jaringan komputer yang menghubu ngkan antar sekolah dengan menggunakan teknologi wireless dengan biaya swadaya. Awal tahun 2009 penulis beserta team dari FKTO mengadakan survey lapangan dengan objek semua sekolah SLTP dan SLTA di lingkungan kecamatan Tirtomoyo, dari hasil survey digambarkan untuk pembangunannya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelomp ok pertama disebut inner ring dan kelompok 2 disebut dengan outter ring. Kelompo k inner ring ini merupakan area prioritas utamanya karena letak geografis cender ung lebih mudah diaplikasikan terlebih dahulu, disamping itu mengingat biaya dev elopment bukan dari APBD maka perlu dilakukan secara bertahap. Setelah inner rin g jadi maka local contentnya diambilkan dari server Jardiknas, hal ini sudah men dapatkan ijin dari admin Jardiknas. Hal tersebut di atas merupakan gambaran meng apa sekolah-sekolah kecamatan Tirtomoyo perlu membangun infrastruktur jaringan k omputer untuk mendapatkan informasi yang up to date. Karena melihat letak geogra fis antar sekolah yang berjauhan serta provider telekomunikasi yang masih terbat as, maka solusi yang tepat jika komunikasi antar sekolah diimplementasikan denga n teknologi wireless. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang dijel askan di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu : Tidak terjadi pe merataan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) antar wilayah di daerah dan ko ta, terutama daerah dengan infrastruktur yang tidak memadai. Bagaimana penerapan suatu jaringan komputer dengan teknologi wireless yang menghubungkan antar seko lah di kecamatan Tirtomoyo, sebagai solusi untuk mempercepat pemerataan jaringan pendidikan nasional.

3 1.3. BATASAN MASALAH Untuk mengantisipasi pembahasan yang terlalu melebar maka p erlu adanya pembatasan masalah yang penulis fokuskan pada implementasi jaringan wireless untuk menghubungkan antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wono giri. 1.4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah mendukung program Jardiknas dengan membangun jaringan komputer untuk menghubungkan antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri menggunakan teknologi wireless. 1.5. M ANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan dari berbagai segi yang berbeda : 1.5.1. Bagi Penulis Penulis dapat mengetahui lebih dalam tentang jaringan komputer dengan teknologi wireless, bagaimana menganalisa infrastruktu r yang harus dibangun, merancang jaringan dan dapat menerapkan ilmu yang telah d idapat di bangku perkuliahan selama menjalankan penelitian. 1.5.2. Bagi Akademik Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber acuan dalam melakukan penelitian dengan tema yang hampir sama. 1.5.3. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Akan memb antu mempercepat program Jardiknas dan pengelolaan layanan pendidikan di wilayah kabupaten Wonogiri, khususnya wilayah kecamatan Tirtomoyo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang te rdiri atas dua atau lebih komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja b ersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah membagi sumber daya, komunikasi dan akses informasi [1]. Jaringan komput er dapat pula diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berad a di berbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubung an [2]. 2.2. Klasifikasi Jaringan Komputer Klasifikasi jaringan komputer yang di kelompokkan berdasarkan keluasan area dan jumlah komputer yang digunakan terdiri dari Local Area Network (LAN), Medium Area Network (MAN) dan Wide Area Network (WAN) [3]. 2.2.1. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) adalah sejum lah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu area tertentu yang ti dak begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung. Secara garis besar te rdapat dua tipe jaringan atau LAN, yaitu jaringan peer to peer dan jaringan clie nt server. Pada jaringan peer to peer, setiap komputer yang terhubung ke jaringa n dapat bertindak baik sebagai workstation maupun server. Sedangkan pada jaringa n client server hanya satu komputer yang bertugas sebagai server dan komputer la in berperan sebagai workstation [4]. 2.2.2. Medium Area Network (MAN) Medium Are a Network (MAN) dapat diartikan sebagai arsitektur jaringan yang di dalamnya ter dapat dua atau lebih jaringan LAN yang dihubungkan menjadi sebuah jaringan lokal . Pada jaringan jenis MAN 4

5 komputer yang berada antar lantai dalam sebuah gedung, antar gedung maupun antar kota dapat saling terhubung [5]. 2.2.3. Wide Area Network (WAN) Wide Area Netwo rk (WAN) merupakan arsitektur jaringan yang memiliki cakupan paling luas, jangka uannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara ba hkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalank an program-program (aplikasi) pemakai [3]. Media transmisi yang digunakan dalam jaringan komputer dapat menggunakan kabel untuk LAN maupun MAN yang jaraknya mas ih berdekatan, sarana telepon, jalur satelit, dan menggunakan teknologi wireless yang jaraknya berjauhan dan tidak memungkinkan menggunakan kabel [5]. 2.3. Topo logi Jaringan Komputer Topologi jaringan komputer adalah suatu cara menghubungka n komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Topolo gi jaringan yang biasa digunakan adalah bus, ring, dan star. Jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi. Oleh karena itu perlu dicermati kelebihan dan kekurangan masing-masing topologi berdasarkan karakteristiknya [3 ]. 2.3.1. Topologi Bus Topologi bus merupakan segmen backbone tunggal melalui ka bel lurus panjang, dimana semua host dikoneksikan langsung. Topologi bus menggun akan metode unicast, multicast dan broadcast. Unicast adalah komunikasi antara s atu pengirim dengan satu penerima dalam jaringan. Multicast adalah komunikasi an tara satu pengirim dengan banyak penerima dalam jaringan. Sedangkan pada Broadca st, setiap titik akan menerima dan menyimpan frame yang disalurkan. Kelebihan ja ringan topologi bus adalah harganya lebih murah, karena harga kabel yang digunak an lebih murah dan tidak dibutuhkan konsentrator. Kelemahan jaringan topologi bu s adalah apabila terjadi kabel putus, semua

6 komputer tidak dapat digunakan, serta tidak ada manajemen komunikasi data bila t erjadi tabrakan data [3]. Gambar 2.1. Topologi Bus 2.3.2. Topologi Ring Topologi ring menghubungkan komput er satu ke komputer selanjutnya, dengan komputer terakhir terhubung ke komputer yang pertama. Pada t opologi ring setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring, dan s etiap komputer mengirim pesan yang diterima dari komputer sebelumnya [6]. Gambar 2.2. Topologi Ring Kelebihan jaringan topologi ring adalah tidak ada komp uter yang memonopoli jaringan, karena setiap komputer mempunyai hak akses yang s ama terhadap jaringan. Kelebihan yang lain adalah data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan. Kelemahan topologi ring

7 adalah apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan memp engaruhi keseluruhan jaringan. Pada topologi ini sulit untuk mengatasi kerusakan dalam jaringan dan ketika menambah atau mengurangi komputer akan mengganggu jar ingan. Kelemahan yang lain dalam topologi ring adalah sulit untuk melakukan konf igurasi ulang [6]. 2.3.3. Topologi Star Topologi star menghubungkan semua kabel dari komputer-komputer ke lokasi pusat (central location), dimana semuanya terhu bung ke suatu alat yang dinamakan hub. Topologi ini merupakan susunan yang mengg unakan lebih banyak kabel daripada bus dan ring karena semua komputer dan perang kat terhubung ke central point. Jadi bila ada salah satu komputer atau perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan mempengaruhi komputer lain dalam jarin gan [6]. Gambar 2.3. Topologi Star Kelebihan dari topologi star adalah sanggup memuat ban yak workstation dalam satu jaringan LAN, tabrakan data sangat jarang terjadi seh ingga transfer data akan lebih cepat. Kelemahan dari topologi star adalah lebih boros kabel serta memerlukan penanganan khusus dan kontrol terpusat (hub) [5].

8 2.4. Protokol Jaringan Komputer Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendef inisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer seperti pengiri man pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengiri m (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar. Protokol juga berfungsi untuk memungkinkan dua atau lebih komputer dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama [2]. 2.4.1. OSI Layer Kompleknya tugas-tug as yang harus disediakan dan dilakukan oleh suatu jaringan komputer, maka tidak cukup dengan hanya satu standard protokol saja. Tugas yang komplek tersebut haru s dibagi menjadi bagianbagian yang lebih dapat diatur dan diorganisasikan sebaga i suatu arsitektur komunikasi. Menanggapi hal tersebut International Standard Or ganization (ISO) pada tahun 1977 membentuk suatu komite untuk mengembangkan suat u arsitektur jaringan. Hasil dari komite tersebut adalah model referensi OSI (Op en Systems Interconnection) [7]. Lapisan protokol dalam jaringan komputer atau l ebih dikenal dengan OSI layer dibagi atas tujuh lapisan. Urutan lapisan dari yan g paling bawah ke yang paling tinggi adalah physical layer, link layer, network layer, transport layer, session layer, presentation layer dan application layer. Dari ketujuh lapisan tersebut hanya physical layer yang merupakan perangkat ker as selebihnya merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan media penghubu ng untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya ya ng secara fisik dapat kita lihat [8]. Lapisan OSI layer masing-masing memiliki t ugas yang berbeda satu sama lain. Fungsi dan karakteristik OSI layer mulai dari lapisan yang paling bawah hingga lapisan paling tinggi dapat dilihat dalam Tabel 2.1 [9].

9 Tabel 2.1. Fungsi dan karakteristik OSI Layer LAYER NAMA FUNGSI 7 Application 6 Presentation 5 Session 4 Transport 3 Network 2 Link 1 Physical Menetapkan interface proses user untuk transfer data dan komunikasi dalam jaring an Memberikan layanan standarisasi seperti virtual terminal, transfer file, emai l dan akses suatu komputer atau layanan. Menangani perbedaan format data diantar a sistem-sistem yang tidak sama. Menetapkan arsitektur independen format transfe r data. Menyelenggarakan encode dan decode data, encrypt dan decrypt data, compr ess dan decompress data. Mengelola sesi dan dialog user. Mengontrol pembentukan dan terminasi link logis antar user. Melaporkan error layer lebih tinggi. Mengel ola penyampaian pesan end to end dalam jaringan. Menyelanggarakan penyampaian pa ket yang reliabel dengan memberikan mekanisme recovery error dan flow conrol. Me nyelenggarakan penyampaian paket connectionless oriented Menetapkan bagaimana da ta ditransfer diantara device. Meroutekan paket mengikuti address untuk device. Menyajikan mekanisme flow control dan congestion control untuk mencegah penyusut an resource jaringan. Menetapkan prosedur untuk operasi link komunikasi Menyusun frame untuk paket. Mendeteksi dan mengoreksi error transmisi paket. Memberikan

pelayanan fisik dalam pengiriman data melalui device jaringan. Memberikan interf ace diantara media dan device jaringan. Menetapkan karakteristik optik, elektris dan mekanis. Melakukan komunikasi peer to peer.

10 2.4.2. TCP / IP Selain referensi model arsitektur protokol OSI, terdapat model a rsitektur protokol yang umum digunakan yaitu TCP / IP (Transfer Control Protokol / Internet Protocol). Arsitektur TCP / IP lebih sederhana daripada tumpukan pro tokol OSI, yaitu berjumlah 5 lapisan protokol. Terdapat beberapa lapisan pada mo del OSI yang dijadikan satu pada arsitektur TCP / IP. Fungsi dan karakteristik T CP / IP dapat dilihat dalam Tabel 2.2 [7]. Tabel 2.2. Fungsi dan Karakteristik L apisan TCP / IP NAMA FUNGSI Application Transport (End-to-End) Internetwork Network Access/ Data link Physical Menyediakan komunikasi antar proses atau aplikasi pada host yang berjauhan namun terhubung pada jaringan. Menyediakan layanan transfer end to end. Lapisan ini j uga termasuk mekanisme untuk menjamin kehandalan transmisi datanya. Layanan ini tentu saja akan menyembunyikan segala hal yang terlalu detail untuk lapisan di a tasnya. Fokus pada pemilihan jalur (routing) data dari host sumber ke host tujua n yang melewati satu atau lebih jaringan yang berbeda dengan menggunakan router. Mendefinisikan antarmuka logika antara sistem dan jaringan. Mendefinisikan kara kteristik dari media transmisi, pensinyalan dan skema pengkodean sinyal 2.4.2.1. Keunggulan TCP / IP TCP / IP memiliki beberapa keunggulan diantaranya a dalah : open protokol standar independen terhadap perangkat keras komputer, sist em operasi dan lain-lain; ideal untuk menyatukan mesin-mesin dengan perangkat ke ras dan lunak yang berbeda walaupun tidak terhubung internet; tidak tergantung p ada perangkat keras jaringan tertentu, sehingga cocok untuk berbagai macam jarin gan; cara pengalamatan bersama memungkinkan device TCP / IP mengidentifikasi sec ara unik device yang lain di seluruh jaringan walaupun merupakan jaringan global (dunia); protokol level tinggi

11 yang distandarkan untuk konsistensi, sehingga menyediakan servis user yang luas. 2.4.2.2. Pengalamatan TCP / IP Pengalamatan pada IP dibagi menjadi IP Privat da n IP Public. IP Privat digunakan dalam jaringan lokal saja, IP Privat dibagi dal am tiga kelas antara lain : Kelas A 10 Kelas B 172 Kelas C 192 168 1-255 1-255 1 6-31 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 IP Public adalah IP yang penggunaanya harus diregistrasikan blic komputer dapat dikenali di internet. Alamat IP terbagi yakni : Kelas A 1-126 Kelas B 128-191 Kelas C 192-223 Kelas 0-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 255 1-255 1-255 dahulu, dengan IP Pu ke dalam lima kelas D 224-239 Kelas E 24 1-255 1-255 1-255 1-

Sebuah alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu : Network ID dan Host ID. Network ID adalah host yang tersambung dalam satu jaringan fisik atau dapat pula dikata kan sebagai identitas alamat dari sebuah jalur. Semua alat yang terhubung pada j alur fisik yang sama harus memiliki network ID yang sama. Host ID merupakan iden titas

12 bagi host. Dengan host ID bisa mengetahui bahwa IP tersebut merupakan bagian dar i network mana dan kelas berapa. 2.5. Jaringan Wireless Jaringan wireless adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio sebagai media transmisi data . Jaringan wireless sering juga disebut jaringan nirkabel (jaringan tanpa kabel) . Wireless merupakan teknologi yang bertujuan untuk menggantikan kabel yang meng hubungkan terminal komputer dengan jaringan, sehingga komputer dapat berpindah d engan bebas dan tetap dapat berkomunikasi dalam jaringan dengan kecepatan transm isi yang memadai [10]. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermuncu lannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control , ponsel, dan peralatan radio lainnya, serta adanya kebutuhan untuk menjadikan k omputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile). Hal-hal tersebut akhirnya men dorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer. Teknologi jaring an wireless memungkinkan untuk berkomunikasi, mengakses aplikasi dan informasi t anpa menggunakan kabel. Teknologi wireless menyediakan kebebasan mobile dan kemampuan untuk melakukan komunikasi data antar bagian bangunan yang berbeda, antar kota, atau hampir di seluruh tempat dunia [ 11]. 2.6. Klasifikasi Jaringan Wireless Klasifikasi jaringan wireless dibagi ata s empat jenis, yaitu Wireless Personal Area Network (WPAN), Wireless Local Area Network (WLAN), Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) dan Wireless Wide Area Network (WWAN). Hal yang membedakan jenis jaringan adalah jangkauan area atau l okasi jaringan tersebut [12]. 2.6.1. Wireless Personal Area Network (WPAN) Wirel ess Personal Area Network (WPAN) mewakili teknologi personal area network wirele ss seperti Bluetooth (IEEE 802.15) dan Infrared (IR). Jaringan ini mengizinkan h ubungan peralatan personal dalam suatu area

13 berkisar 30 feet (1 feet = 12 inch). Infrared membutuhkan hubungan langsung dan jangkauan yang lebih pendek dibandingkan bluetooth. 2.6.2. Wireless Local Area N etwork (WLAN) Wireless Local Area Network (WLAN) adalah suatu sistem komunikasi data fleksibel yang dapat menggunakan teknologi inframerah atau frekuensi radio (RF) untuk mentransmisikan dan menerima informasi dengan perantaraan gelombang r adio. Biasanya WLAN terdiri atas sebuah access point dan wireless LAN adapter ya ng diinstall pada personal komputer atau notebook [13]. 2.6.3. Wireless Metropol itan Area Network (WMAN) Teknologi Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) mengizinkan koneksi dari berbagai jaringan dalam suatu area metropolitan seperti bangunan-bangunan yang berbeda dalam suatu kota. 2.6.4. Wireless Wide Area Netw ork (WWAN) Wireless Wide Area Network (WWAN) meliputi teknologi dengan daerah ja ngkauan yang luas seperti selular 2G, Cellular Digital Packet Data (CDPD), Globa l System for Mobile Communications (GSM), dan mobitex. 2.7. Protokol IEEE 802.xx Jaringan wireless semakin berkembang dan memiliki perkembangan teknologi yang s emakin maju. Beberapa vendor telah menyediakan perangkat jaringan fisik yang sem akin beragam dengan tujuan melakukan interkoneksi antar node-node untuk saling b ertukar data maupun resource. Protokol yang dikenal dalam Wireless Local Area Ne twork (WLAN) adalah protokol IEEE 802.xx [14]. IEEE 802.xx dengan angka awal 802 merupakan sub-komite yang bekerja untuk melakukan standarisasi jaringan baik lo kal maupun metropolitan. Komite ini bertemu pada bulan Februari 1980, sehingga k omite ini memeberikan nama proyek ini sebagai nama standar yang mereka bentuk. A ngka 80 berasal dari angka tahun sedangkan 2 berasal dari angka pada bulan kedua yaitu Februari. Standar kategori IEEE 802 yang terus berkembang terlihat dalam Tabel 2.3.

14 Tabel 2.3. Standar Kategori IEEE 802 STANDAR 802.1 TOPIK LAN/MAN Management dan Media Acces Control Bridges Standar ini salah satunya menghasilkan algoritma spa nning tree untuk bridge jaringan yang berfungsi menghindari loop bridge pada jar ingan multibridge Logical Link Control (LLC) Standar ini menentukan operasi subl ayer LLC dari layer data link model OSI. Sublayer LLC menyediakan interface anta ra sublayer MAC dan layer network. Standar 802.2 digunakan pada spesifikasi ethe rnet 802.3 CSMA/CD Standar ini digunakan pada jaringan dengan topologi bus Token Bus Token Ring Distributed Queue Dual bus (DQDB) Metropolitan Area Network (MAN ) Broadband Local Area Network Fiber Optic LAN dan MAN Integrated Service LAN in terface LAN/MAN security Wireless LAN Demand Priority Access Method Wireless PAN (Personal Area Network) Broadband Wireless Access 802.2 802.3 802.4 802.5 802.6 802.7 802.8 802.9 802.10 802.11 802.12 802.15 802.16 2.8. Standar WLAN 802.11 Pada tahun 1997 sebuah lembaga independen bernama Insti tute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) membuat standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2 Mbps. Standar 802.11 merupakan layer fisik yang menggunakan Frequency Hopping Sp read Spectrum (FHSS) dan Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), sehingga memung kinkan untuk melakukan tune access point FHSS menjadi 15 pola hopping yang berla inan serta tidak menimbulkan interferensi satu dengan yang lain. Hal ini akan me njadikan 15 FHSS access point tersebut dapat beroperasi dengan efektif pada area yang sama. FHSS digunakan untuk

15 menangani masalah jaringan wireless outdoor dan point to point system karena leb ih tahan terhadap interferensi yang biasa terjadi pada lingkungan outdoor [14]. 2.8.1. Standar 802.11a Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) p ada akhir tahun 1999 membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda . Frekuensi yang digunakan 5 Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54 Mbps. Keuntungan dari standar 802.11a adalah kapasitas cakup an mencapai 12 channel yang terpisah secara non overlapping, sehingga sangat men dukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi seperti streaming video. Kekura ngan dari standar ini adalah terbatasnya cakupan range pancarnya yang disebabkan penggunaan pita frekuensi 5 GHz, cakupannya tidak lebih dari 50 meter, sehingga standar 802.11a memerlukan access point lebih banyak [14]. 2.8.2. Standar 802.1 1b Pada bulan Juli 1999 IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.1 1b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz. Keuntungan dari standar 802.11b adalah mempunyai range lebih panjang dari 802.1 1a, cakupannya mencapai 100 meter, sehingga sangat efektif digunakan untuk menge mbangkan LAN secara wireless. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang beke rja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordles s phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pa da frekuensi sama [14]. 2.8.3. Standar 802.11g Tahun 2002 IEEE membuat spesifika si baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11 g ini bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis mak simal 54 Mbps. Keunggulan dari 802.11g adalah kompatibel dengan 802.11b, sehingg a dapat saling dipertukarkan. Kekurangannya adalah adanya interferensi RF secara potensial dan keterbatasan dari tiga channel

16 yang tidak saling overlap pada standar 802.11g karena masih menggunakan frekuens i 2,4 GHz yang sarat dengan interferensi [14]. 2.9. Topologi Jaringan Wireless S tandar IEEE 802.11 mendukung tiga topologi dasar untuk WLAN yaitu Independent Ba sic Service Set (IBSS), Basic Service Set (BSS), dan Extended Service Set (ESS) [15]. 2.9.1. Independent Basic Service Set (IBSS) Independent Basic Service Set (IBSS) juga dikenal sebagai konfigurasi independent atau ad hoc. Topologi IBSS m irip jaringan peer to peer dimana tidak ada satu node yang berfungsi sebagai ser ver. Dalam topologi IBSS sejumlah node wireless akan berkomunikasi secara langsu ng satu dengan lainnya secara peer to peer [15]. Ad hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena tidak memerlukan access point untuk host dapa t saling berinteraksi, setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wirel ess untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada Gamba r 2.4. Kekurangan dari topologi ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi den gan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel, selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut [16]. Gambar 2.4. Topologi Independent Basic Service Set

17 2.9.2. Basic Service Set (BSS) Topologi Basic Service Set (BSS) disebut juga top ologi jaringan infrastruktur. Basic service set setidaknya terdiri dari satu acc ess point (AP) yang bertindak sebagai base station. AP berfungsi untuk sinkronis asi dan koordinasi, melakukan forwarding serta broadcasting paket data. Gambar 2.5. Topologi Basic Service Set 2.9.3. Extended Service Set (ESS) Topolog i Extended Service Set (ESS) merupakan penggunaan beberapa access point untuk me menuhi range area yang lebih luas. Metode ini terdiri dari dua atau lebih Basic Service Set (BSS) yang terhubung dalam satu jaringan kabel. ESS memungkinkan mel akukan forwarding dari sebuah sel radio ke sel yang lain melalui jaringan kabel. Kombinasi access point dengan jaringan kabel tersebut akan membentuk Distributi on System (DS). Gambar 2.6. Topologi Extended Service Set

18 2.10. Komponen-Komponen Jaringan Wireless Komponen dalam jaringan wireless yang berupa fisik dan dapat dilihat terdapat dalam layer fisik, layer data link, dan layer network. Komponen yang terdapat dalam layer fisik adalah Access Point (AP) , wireless LAN Interface, dan antena external (optional). Peralatan yang terdapa t pada layer data link adalah bridge dan switch sedangkan pada layer network ter dapat peralatan router. 2.10.1. Access Point (AP) Access Point (AP) merupakan pe rangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke Internet Service Pr ovider (ISP), atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah mi lik sebuah perusahaan. Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data, sebagai buffer data antara WLAN dengan wired LAN, mengkonversi sinyal frekuensi radio ( RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan melalui kabel atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi sinyal frekuensi radio. Satu AP dapat melayani sejumlah user sampai 30 user, dengan semakin banyaknya u ser yang terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semak in berkurang [17]. Gambar 2.7. Access Point 2.10.2. Wireless LAN Interface Wireless LAN Interface m erupakan peralatan yang dipasang di Mobile / Desktop PC, peralatan yang dikemban gkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card Int ernational

19 Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus). Vend or wireless LAN pada umumnya merancang WLAN card tersebut untuk aplikasi dalam r uangan (indoor), tetapi ada beberapa tipe dan jenis wireless LAN card yang dapat digunakan untuk keperluan komunikasi jarak jauh, biasanya card jenis ini diranc ang untuk disambungkan ke antena luar (eksternal) dengan menggunakan adapter yan g biasa disebut dengan pigtail [17]. Pigtail PCI Wireless LAN card. PCMCIA USB Wireless LAN Gambar 2.8. Pigtail dan wireless LAN Card 2.10.3. Antena Antena merupakan media yang sangat vital dalam memaksimalkan coverage radio frequency. Antena mempunyai fungsi utama untuk memperluas cakupan area dan frekuensi radio dalam range 802. 11 WLAN. Beberapa NIC radio dan access point mempunyai antena yang menyatu dan t erintegrasi, tetapi ada beberapa peralatan WLAN mempunyai antena yang dapat dile pas dan dapat diganti-ganti. Terdapat beberapa tipe antena dalam jaringan wirele ss yaitu omnidirectional, directional yagi, dan parabolic. Tipe antena akan mene ntukan pola radiasi gelombang.

20 2.10.3.1. Antena Omnidirectional Tipe antena omnidirectional akan merambatkan si nyal RF ke segala arah dalam bidang horizontal, tetapi jarak daya pancarnya terb atas. Omnidirectional mempunyai range gain hingga 17 dBi, dan memiliki coverage yang luas sehingga dapat terjadi overlapping sel dengan beberapa access point. P enggunaan gain yang tinggi akan menambah range coverage area, hal ini akan mengu rangi jumlah access point dalam sebuah kawasan. Gambar 2.9. Antena Omnidirectional 2.10.3.2. Antena Directional Yagi Antena dire ctional disebut juga antena yagi. Antena yagi hanya mentransmisikan serta meneri ma energi sinyal RF dalam satu arah. Antena yagi merupakan antena unidirectional dengan gain yang cukup tinggi antara 12 hingga 20 dBi. Gambar 2.10. Antena Directional Yagi

21 2.10.3.3. Antena Parabolic Antena parabolic disebut juga antena grid directional . Antena parabolic memiliki gain paling tinggi yaitu 24 dBi, namun coverage area menyamping sangat terbatas. Berdasarkan sifatnya antena ini sangat baik digunak an untuk link point to point antar lokasi yang berjauhan. Gambar 2.11. Antena Grid Directional 2.10.4. Bridge Bridge merupakan peralatan j aringan yang beroperasi pada layer data link. Bridge berfungsi untuk membagi jar ingan tunggal ke dalam dua segmen jaringan, tetapi jika dilihat dari layer di at asnya keduanya masih tetap dalam satu jaringan, penggunaan bridge bertujuan untu k menjaga lalu lintas station agar tetap pada satu sisi bridge dan tidak langsun g berhubungan dengan sisi yang lain. Gambar 2.12. Bridge

22 2.10.5. Switch / HUB Switch / HUB merupakan peralatan dalam jaringan yang berfun gsi menghubungkan setiap node yang akan terhubung dalam jaringan. Pada dasarnya switch memiliki fungsi sama seperti HUB, perbedaannya adalah HUB memiliki satu c ollision control untuk semua port, sedangkan switch memiliki collision control s esuai dengan jumlah port. Gambar 2.13. Switch / HUB 2.10.6. Router Router merupakan peralatan yang berfung si melakukan koneksi beberapa jaringan, sehingga membentuk internetwork yang san gat besar. Router memberikan pilihan jalur paket terbaik yang akan dikirim ke tu juan melalui jaringan. Router mempunyai fungsi kompleks, router dapat melakukan koneksi baik ke segmen terkecil jaringan atau ke koneksi jaringan yang lebih bes ar seperti WAN atau internet. Gambar 2.14. Router

23 2.11. Media Transmisi Jaringan Wireless Media transmisi secara umum dikategorika n dalam dua kelompok yaitu saluran fisik dan non-fisik. Saluran fisik yaitu salu ran yang mempunyai bentuk serta ukuran fisik seperti kabel dan serat optik, seda ngkan saluran non-fisik yaitu saluran yang tidak berbentuk dan hanya tersedia di alam. Media transmisi yang digunakan dalam jaringan wireless termasuk dalam sal uran non-fisik yaitu udara. Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untu k mendukung perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain. Udara dapat berfungsi sebagai medium perambatan sinyal komunikasi wireless yang merupakan inti dari jaringan wireless. Udara merupakan saluran yang memung kinkan terjadinya aliran komunikasi antara perangkat komputer dan infrastruktur wireless Kualitas transmisi tergantung pada kuat atau lemahnya sinyal di udara m aupun jarak sinyal sendiri. Hambatan yang mengganggu perambatan sinyal komunikai wireless antara lain hujan, salju, kabut, asap, pohon dan gedung yang tinggi. H ambatan tersebut akan memengaruhi perambatan dan performa jaringan wireless. Jen is-jenis hambatan dapat dilihat pada Tabel 2.4 [18]. Tabel 2.4. Jenis-jenis Mate rial yang Mempengaruhi Sinyal Nama Bahan Kayu Bahan-bahan sintetis Asbes Air Tem bok bata Keramik Bahan yang memantul Plat besi Hambatan Kecil Kecil Kecil Sedang Sedang Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Contoh Ruangan dengan partisi kayu at au triplek Partisi dengan bahan plastik Langit-langit Aquarium Dinding Lantai ke ramik, tembok yang dilapisi keramik Cermin logam Filling cabinet, meja, lift

24 2.12. Radio Frequency (RF) Sinyal Radio Frequency (RF) merupakan gelombang elekt romagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim informasi melalu i udara dari satu titik ke titik lain. Sinyal RF juga merupakan sarana umum untu k mengirim data melalui jaringan wireless. Sinyal RF merambat melalui antena pem ancar pengirim dan penerima. Sinyal yang dipasok pada antena memiliki amplitudo, frekuensi, dan interval. Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal. Ukuran untu k amplitudo biasanya berupa energi. Energi dalam konteks sinyal elektromagnetik, menggambarkan jumlah energi yang diperlukan untuk mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat, jaraknya pun juga b ertambah. Hal tersebut seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.15. Gambar 2.15. Amplitudo, Frekuensi, dan Interval Saat sinyal radio merambat melal ui udara, sinyal tersebut kehilangan amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan p enerima bertambah, amplitudo sinyal menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebu t para engineer sebagai freespace loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kon disi tersebut menyebabkan sinyal yang telah dimodulasi melemah secara eksponensi al saat sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal

25 tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya. Frekuen si menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya. Satuan frekuensi ad alah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul setiap detik. WLAN 802. 11 beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz yang berarti mencakup 2.400.000.000 siklus per detik. Interval berkaitan dengan seberapa jauh suatu sinyal tetap konstan pa da titik acuan. Sinyal RF memiliki kelebihan dan kelemahan yang dapat dilihat pa da Tabel 2.5. Tabel 2.5. Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF KELEBIHAN KELEMAHAN M enjangkau jarak yang relatif jauh. Dengan jangkauan Mbps, throughput Garis panda ngnya mencapai 20 mil. lebih rendah. Dapat dioperasikan dalam kondisi Sinyal RF mudah terganggu oleh kabur dan berkabut, kecuali hujan sistem berbasis RF ekster nal lain. deras yang dapat menyebabkan kinerjanya menjadi lemah 2.12.1. Difraksi Gelombang Gelombang radio akan terpantul jika gelombang tersebu t bersentuhan dengan penghalang. Hal tersebut biasa disebut dengan difraksi yait u pembelokan gelombang pada saat menabrak sebuah objek. Difraksi akan membebani daya dari gelombang yang terdifraksi akan sangat jauh lebih kecil dari barisan g elombang asalnya [19]. Gambar 2.16. Difraksi

26 2.12.2. Interferensi Gelombang Interferensi muncul saat dua sinyal berada pada s tasiun penerima dalam waktu yang sama, dengan asumsi bahwa mereka memiliki freku ensi dan interval yang sama. Dalam teknologi wireless, istilah interferensi bias anya digunakan untuk hal yang lebih luas, untuk gangguan dari sumber RF seperti dari chanel lain. Interferensi merupakan salah satu kesulitan utama pada saat me mbangun jaringan wireless, terutama di lingkungan perkotaan atau ruangan yang te rtutup, seperti, ruang seminar atau konferensi dimana banyak jaringan akan salin g berkompetisi untuk menggunakan spektrum frekuensi yang ada. Pada saat gelomban g dengan amplituda yang sama tapi berbeda fasa saling bersilangan, gelombang aka n saling menghilangkan dan tidak akan ada sinyal yang di terima. Sering kali, ge lombang akan bergabung satu sama lain membentuk gelombang bersama yang tidak ber arti apa-apa sehingga tidak dapat digunakan untuk komunikasi. Teknik modulasi da n menggunakan banyak chanel akan menolong dari masalah interferensi, tapi tidak dapat menghilangkan sama sekali. Dalam gelombang satu tambah satu belum tentu sa ma dengan dua, hasilnya bisa saja menjadi nol. Pada saat saat puncak bertemu den gan puncak, maka kita akan memperoleh hasil yang maksimum (1 + 1 = 2) yang diseb ut interferensi konstruktif, tetapi jika puncak bertemu dengan lembah maka akan diperoleh penghilangan dari sinyal ((1 + (-)1 = 0) yang disebut interferensi des truktif [19]. Gambar 2.17. Interferensi Konstruktif dan Destruktif

27 2.12.3. Line of Sight (LOS) Line of Sight (LOS) yaitu keadaan dimana antar point harus saling berhadapan, hal ini bertujuan agar perangkat wireless dapat berkom unikasi dengan baik [18]. Gambar 2.18. Line of Sight (LOS) 2.12.4. Fresnel Zone Fresnel Zone merupakan tem pat kedudukan titik-titik sinyal tidak langsung dalam lintasan gelombang radio d imana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tidak langsung yang lain dengan be da panjang lintasan kelipatan dari setengah panjang gelombang langsung [19]. Gambar 2.19. Fresnel Zone

28 2.13. WiFi (Wireless Fidelity) WiFi adalah singkatan dari Wireless Fidelity. WiF i adalah standar IEEE 802.11x, yaitu teknologi jaringan nirkabel yang mampu meny ediakan akses internet dengan bandwidth mencapai 11 Mbps (untuk standar 802.11b) . Gambar 2.20. Logo WiFi Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat Wi Fi sehingga dapat digunakan oleh user yang berada di lokasi tersebut untuk menga kses internet dengan menggunakan notebook / PDA yang sudah memiliki card WiFi. W iFi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, WiFi juga dapat diguna kan untuk membuat jaringan lokal tanpa kabel di perusahaan maupun instansi (jari ngan intranet). WiFi dapat diakses dengan komputer, laptop, PDA atau hand phone (HP) yang telah dikonfigurasi dengan WiFi certified Radio. Untuk Laptop yang bel um include WiFi dapat menginstall wireless cards yang berbentuk kartu PCMCIA di slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash for mat WiFi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna personal komputer / PC dapat dengan memasangkan kartu wireless ke slot yang tersedia. Dengan adanya Wi Fi, user dapat bekerja dimana saja dan kapan saja sehingga tidak perlu harus sel alu terkurung di ruang kerja untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. WiFi dirancan g berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Terdapat empat variasi dari 802.11 yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n.

29 Tabel 2.6. Spesifikasi 802.11 SPESIFIKASI KECEPATAN 802.11b 11 Mb/s 802.11a 54 M b/s 802.11g 54 Mb/s 802.11n 100 Mb/s FREKUENSI 2.4 GHz 5 GHz 2.4 GHz 2.4 GHz SES UAI SPESIFIKASI b a b,g b, g, n WiFi berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan demikian mengijinkan 11 chanel untuk beroperasi (masing-masing 5 MHz ), Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Channel 1 2,412 MHz; Channel 2 - 2, 417 MHz; Channel 3 - 2,422 MHz; Channel 4 - 2,427 MHz; Channel 5 - 2,432 MHz; Ch annel 6 - 2,437 MHz; Channel 7 - 2,442 MHz; Channel 8 - 2,447 MHz; Channel 9 - 2 ,452 MHz; Channel 10 - 2,457 MHz; Channel 11 - 2,462 MHz.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian mengenai jaringan komputer antar sekolah di kec amatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri dengan menggunakan teknologi wireless dilaks anakan pada bulan Januari sampai Juli 2009 di 4 (empat) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang meliputi SMP Negeri 1 Tirtomoyo, SMP Negeri 2 Tirtomoyo, SM P Kanisius Tirtomoyo, SMP Sultan Agung Tirtomoyo dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan A tas (SLTA) yang meliputi SMK Sultan Agung Tirtomoyo, SMK Muhamadiyah 6 Tirtomoyo , SMA Kanisius Harapan Tirtomoyo. 3.2. Jenis dan Sumber Data Penulis menggunakan metode pengumpulan data dari jenis data dengan cara sebagai berikut : 3.2.1. Da ta Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan bagian yang terkait. Data primer dapat berupa data hasil penelitian langsung yaitu dalam imp lementasi jaringan yang penulis lakukan. 3.2.2. Data Sekunder Data sekunder yait u data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat berupa catatan-catatan, l aporan-laporan tertulis, dokumendokumen dan makalah-makalah serta daftar pustaka . Data sekunder dapat berupa pengertian tentang jaringan komputer dan hal-hal be rhubungan dengan jaringan komputer. yang 30

31 3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam pen ulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 3.3.1. Studi Literatur Penulis banyak mengamb il bahan sebagai laporan tugas akhir melalui buku disamping pengembangan dan ana lisa dari penulis sendiri. 3.3.2. Studi Interview Penulis melakukan wawancara da n konsultasi dengan dosen pembimbing maupun dengan team dari Forum Komunitas Tir tomoyo Online (FKTO) sebagai pendukung pembuatan laporan tugas akhir. 3.3.3. Stu di Lapangan Penulis melakukan implementasi jaringan dengan teknologi wireless se cara langsung di 4 (empat) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) di kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri, Jawa Te ngah. 3.4 . Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan teknologi wireless untuk menghubungkan jaringan komputer antar sekol ah di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri. Objek dari penelitian ini meliputi 4 (empat) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) di kecamatan Tirtomoyo, dengan titik sentral koneksi di kantor keca matan Tirtomoyo. Peralatan yang digunakan dalam tahap survey adalah GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik-titik koordinat lokasi dan software G oogle Earth untuk mengetahui halangan dan jarak antar titik lokasi. Peralatan da lam implementasi jaringan meliputi access point (AP), tower, antena yang meliput i jenis parabolic, omnidirectional dan yagi directional, kabel UTP kategori 5, k onektor RJ 45, dan router.

32 3.5. Metode Penelitian 3.5.1. Prosedur Penelitian Kegiatan yang dilakukan sebelu m penelitian adalah survey lokasi (site survey). Tujuan dari tahap ini adalah un tuk mengetahui koordinat lokasi dengan menggunakan GPS, selanjutnya data koordin at yang diperoleh, dengan menggunakan bantuan google earth digunakan untuk menen tukan jarak antar lokasi dan halangan yang menghadang antar titik lokasi. Data-d ata tersebut adalah sebagai dasar untuk penentuan topologi jaringan dan penentua n tinggi tower berdasarkan perhitungan fresnel zone. Tahap-tahap dalam penelitia n meliputi : 1. Perencanaan Jaringan Berdasarkan hasil dari site survey dengan p eralatan GPS maka didapatkan titik koordinat masing-masing lokasi dan ketinggian lokasi dari permukaan air laut. Dengan menggunakan bantuan google earth maka ak an didapat suatu keputusan dalam menentukan perencanaan jaringan. Pada tahap ini dapat ditentukan berapa ketinggian tower masing-masing lokasi untuk mendapatkan titik LOS (Line of Sight) berdasarkan perhitungan dari radius fresnel zone, top ologi jaringan yang digunakan, serta spesifikasi peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi jaringan. Menentukan aspek-aspek yang berkaitan berupa elemen-elem en yang berkaitan dengan jaringan baik itu sumber daya manusia, peraturan perund ang-undangan, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur k erja maupun beragam aspek lainnya, baik yang terkait secara langsung maupun tida k dengan jaringan yang akan dibangun. Fase ini merupakan fase yang sangat pentin g (essential) untuk mendapatkan gambaran network design untuk pengembangan jarin gan selanjutnya. 2. Implementasi jaringan Tahap implementasi jaringan merupakan tahap installasi peralatan dalam jaringan wireless yang berupa perangkat keras ( hardware) dan perangkat lunak (software). Installasi perangkat keras meliputi pe masangan tower, access point, antena, dan router di masing-masing titik koneksi.

33 Installasi perangkat lunak meliputi konfigurasi dari peralatan di masingmasing t itik koneksi. 3. Testing (Uji Coba) Setelah proses tahap implementasi langkah be rikutnya berupa proses pengujian atau test jaringan. Pengetesan jaringan ini ada lah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari jaringan yang di bua t telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan dilakukan untuk menc ari kesalahan-kesalahan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin masih terjadi. Tes ting jaringan menggunakan parameter utama signal strength antar titik yang salin g terkoneksi. Pengujian menggunakan tools yang terdapat dalam peralatan jaringan . Pengujian ini menggunakan utility dari mikrotik dengan parameter signal streng th (kekuatan sinyal) antar titik yang saling terkoneksi, signal to noise ratio ( SNR), ping test, dan bandwith test. Hasil pengujian akan dibandingkan dengan pen gujian secara teoritis dengan perhitungan link budget. Metode dari perhitungan l ink budget mengacu pada minimal received signal level (RSL) yaitu sensitivitas d ari penerima. Minimum RSL selalu dinyatakan sebagai dBm negatif (-dBm). Minimum RSL biasanya dalam kisaran antara -75 ke -95 dBm. Dengan metode ini dapat diketa hui kualitas sambungan antar titik koneksi. 4. Maintenance (Pemeliharaan) Fase i ni merupakan fase perawatan terhadap jaringan yang telah diimplementasikan. Caku pan fase ini berupa proses perawatan terhadap jaringan yang berkaitan dengan per awatan berkala dari jaringan maupun proses terhadap perbaikan jaringan manakala jaringan menghadapi kendala dalam operasionalnya akibat masalah teknis dan non t eknis.

34 3.5.2. Spesifikasi Peralatan Peralatan yang digunakan seperti terlihat dalam Tab el 3.1. Tabel 3.1. Spesifikasi Peralatan No 1 Lokasi Kantor Kecamatan Spesifikas i Peralatan Antena Parabolic 2,4 GHz, mikrotik RB 133, Antena Omnidirectional 2, 4 GHz, mikrotik RB 433, Tower Triangle 30 meter, grounding kit, mikrotik RB 450, PC web server, UTP Cable CAT 5E, PoE Adaptor, konektor RJ 45 AMP. Antena Yagi 2 ,4 GHz, AP Senau ECB 3220, Mikrotik RB 750, Pipa Pole 6 meter, PoE Adaptor, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP Antena Parabolic 2,4 GHz, Mikrotik RB 133, PC R outer mikrotik x86, Tower Triangle 30 meter, grounding kit, UTP Cable CAT 5E, Po E Adapter, konektor RJ 45 AMP. Antena Omnidirectional 2,4 GHz, mikrotik RB 411 O S Level 4, PC Router mikrotik x86, Pipa Pole 24 meter, grounding kit, PoE Adapte r, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. Antena Parabolic 2,4 GHz, AP Senau ECB 3220, PC Router mikrotik x86, Pipa Pole 6 meter, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. Antena Yagi 2,4 GHz, Ubiquiti Pico Station2, Pipa Pole 6 met er, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. Antena Yagi 2,4 GHz, AP S enau ECB 3220, PC Router mikrotik x86, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor R J 45 AMP. Antena Omnidirectional 2,4 GHz, Mikrotik RB 411 OS Level 4, PC Router mikrotik x86, Tower Triangle 30 meter, grounding kit, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. 2 SMP Negeri 1 3 SMP Negeri 2 4 SMP Kanisius 5 SMP Sultan Agung 6 SMK Muhamadiyah 6 7 SMA Kanisius 8 SMK Sultan Agung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Koordinat Lokasi Survey lokasi (site survey) dengan peralatan GPS (global P ositioning System) didapatkan koordinat lokasi dan ketinggian lokasi dari permuk aan air laut (dpl). Data hasil survey ditampilkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Koo rdinat Lokasi Location Kantor Kecamatan SMP Negeri 1 SMP Negeri 2 SMP Kanisius S MP Sultan Agung SMK Muhamadiyah 6 SMA Kanisius SMK Sultan Agung Elevation 193 me ter 197 meter 954 meter 195 meter 193 meter 218 meter 213 meter 189 meter Latitu de S 7 56 56.79 7o 56 44.51 7o 59 22.92 7o 56 51.55 7o 56 o Longitude E 111o 3 58.69 111o 3 27.23 111o 6 23.98 111o 3 27.87

51.63 111o

Titik koordinat lokasi yang diperoleh dengan menggunakan peralatan GPS di atas k emudian dengan bantuan google earth didapat pemetaan lokasi yang selanjutnya aka n dijadikan acuan untuk topologi jaringan. SMP Negeri 2 yang memiliki lokasi ter tinggi (954 meter dari permukaan air laut) berperan penting dalam implementasi j aringan, karena dalam implementasi jaringan lokasi tersebut juga untuk koneksi d engan Internet Service Provider (ISP) yang selanjutnya diarahkan ke kantor kecam atan sebagai pusat koneksi untuk jaringan antar sekolah. Lokasi sekolah berjauha n satu sama lain, sehingga dalam implementasi jaringan antar sekolah tersebut me nggunakan teknologi wireless, dengan router dan web server untuk lokal konten te rletak di kantor kecamatan Tirtomoyo. 35

36 4.2. Pemetaan Lokasi Hasil dari pemetaan lokasi dengan menggunakan software goog le earth seperti terlihat pada Gambar 4.1. Hasil dari pemetaan ini merupakan das ar penentuan topologi jaringan dan untuk menentukan titik-titik yang digunakan s ebagai repeater atau yang dikenal dengan wireless distribution system (WDS). Gambar 4.1. Pemetaan Lokasi Berdasarkan hasil dari pemetaan tersebut dapat diten tukan jarak antar titik yang saling terkoneksi. Jarak antar titik yang saling te rkoneksi seperti yang tersaji dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2. Jarak antar Titik Kone ksi Lokasi SMP Negeri 2 SMK Muhamadiyah 6 SMK Sultan Agung SMA Kanisius SMP Sult an Agung SMP Kanisius SMP Negeri 1 Tujuan Koneksi Kantor Kecamatan Kantor Kecama tan Kantor Kecamatan SMK Sultan Agung SMK Sultan Agung SMK Sultan Agung SMP Kani sius Jarak (m) 6295 144 1105 385 113 170 216

37

Titik-titik lokasi yang digunakan sebagai wireless distribution system (WDS) dit entukan berdasarkan jarak terdekat dengan client. Kantor kecamatan Tirtomoyo sel ain sebagai pusat koneksi juga berfungsi sebagai WDS yang terhubung secara langs ung ke SMP Negeri 2, SMK Sultan Agung, dan SMK Muhamadiyah 6. SMK Sultan Agung b erfungsi sebagai WDS ke SMA Kanisius, SMP Sultan Agung, dan SMP Kanisius. SMP Ka nisius berfungsi sebagai WDS ke SMP Negeri 1 Tirtomoyo. Titik-titik tersebut aka n menggunakan jenis antena yang dapat memancarkan sinyal ke segala arah yaitu je nis omnidirectional, sedangkan titik yang lain (client) menggunakan jenis antena parabolic maupun yagi. Pemilihan jenis antena ini berdasarkan pada fungsi, arah rambatan dan jarak lokasi ke titik koneksi yang dituju. 4.3. Line of Sight (LOS ) Line of Sight (LOS) dibutuhkan agar dapat terjadi koneksi wireless yang optima l antara titik-titik yang saling terkoneksi, LOS merupakan keadaan dimana antar point harus saling berhadapan. LOS sebetulnya lebih dari sekedar garis lurus yan g tipis tetapi berbentuk seperti elips. Lebar elips tersebut dikenal sebagai kon sep fresnel zone. Jarak antar koneksi yang didapatkan digunakan untuk perhitunga n fresnel zone. Perhitungan tersebut menggunakan rumus : r = 17,31 (d1 x d2) /(f x D) (4-1) dimana r adalah jari-jari dari zone tersebut dalam meter, D ada am meter, d1 adalah jarak dari titik koneksi pertama ke halangan, d2 adalah jara k dari titik koneksi kedua ke halangan, f adalah frekuensi dalam MHz. Rumus ters ebut akan memberikan jari-jari / radius dari zone. Untuk menghitung ketinggian t ower sehingga didapatkan LOS maka perlu mengetahui tinggi halangan di tengah-ten gah titik koneksi yang saling berhubungan. Tinggi halangan tersebut ditambahkan dengan radius fresnel zone untuk menentukan tinggi antena. Hasil perhitungan fre snel zone antar titik-titik yang saling terkoneksi terlihat dalam Tabel 4.3.

38 Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Fresnel Zone Lokasi 1 Lokasi 2 SMP Negeri 2 Kantor Kec. SMK Muhamadiyah 6 Kantor Kec. SMK Sultan Agung Kantor Kec. SMA Kanisius SMK Sultan Agung SMP Sultan Agung SMK Sultan Agung SMP Kanisius SMK Sultan Agung SM P Negeri 1 SMP Kanisius D(m) f(MHz) 6295 2412 144 2412 1105 2412 385 2412 113 24 12 170 2412 216 2412 r (m) 13,98 2,11 5,86 3,46 1,87 2,30 2.60 60% r 8,39 1,25 3 ,51 2,07 1,12 1,38 1,55 Pada saat membuat koneksi wireless perlu memastikan bahwa wilayah / zone tersebu t bebas dari hambatan. Dalam jaringan wireless perlu memastikan bahwa minimal 60 % dari radius fresnel zone (r) yang pertama bebas dari penghalang, batas 60% ter sebut merupakan batas toleransi penghalang yang menembus radius fresnel zone seb esar 40%, lebih dari 40% halangan yang menembusnya mengakibatkan terganggunya ko munikasi data bahkan koneksi tidak stabil atau tidak terjadi koneksi sama sekali . Jarak terjauh dari implementasi jaringan adalah antara kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 yaitu 6,295 km. Berdasarkan perhitungan jari-jari fresnel zone ant ara kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 dengan frekuensi transmite 2,412 GHz (c hanel 1) adalah 13,98 meter. Perhitungan 60% dari radius fresnel zone yang perta ma adalah 8,39 meter. Dilihat dari hasil pemetaan halangan yang berada antara ke dua lokasi berupa pepohonan dengan ketinggian rata-rata kurang lebih 15 meter, u ntuk menentukan tinggi tower sehingga didapat LOS, maka tinggi halangan tersebut ditambahkan dengan radius fresnel zone yaitu 15 meter ditambah 13,98 meter adal ah 28,98 meter. Tinggi tower yang diimplementasi berdasarkan radius dari fresnel zone adalah 30 meter di kantor kecamatan dan 30 meter di SMP Negeri 2. SMP Nege ri 2 dengan ketinggian 954 meter dpl sebenarnya tidak memerlukan tower dengan ke tinggian 30 meter, tetapi karena SMP Negeri 2 juga merupakan koneksi ke ISP, mak a ketinggian 30 meter tersebut untuk mencapai titik LOS dengan pusat koneksi ISP . Titik tengah koneksi antara SMK Sultan Agung yang terhubung ke kantor kecamata n terdapat halangan bangunan bertingkat dengan ketinggian 20 meter.

39 Ketinggian SMK Sultan Agung dari permukaan air laut lebih rendah 4 meter dari ke camatan. Tinggi tower SMK Sultan Agung untuk mencapai kondisi LOS adalah jumlah dari radius fresnel zone ditambah tinggi halangan dan selisih ketinggian dari pe rmukaan air laut yaitu 5,86 meter ditambah 20 meter ditambah 4 meter (29,86 mete r). Tinggi tower yang diimplementasi berdasarkan radius dari fresnel zone adalah 30 meter di SMK Sultan Agung Tirtomoyo. Koneksi antara SMP Kanisius dengan SMK Sultan Agung tidak terdapat halangan yang berarti, tetapi untuk mencapai LOS tin ggi tower harus sejajar, karena kedua antena memiliki jenis yang sama yaitu omni directional. Ketinggian SMP Kanisius dari permukaan air laut adalah 195 meter, s elisih 6 meter lebih tinggi dari SMK Sultan Agung, untuk menentukan tinggi tower di SMP Kanisius supaya sejajar dengan SMK Sultan Agung adalah dengan cara mengu rangkan tinggi tower di SMK Sultan Agung dengan selisih ketinggian permukaan air laut. Dari perhitungan tersebut didapatkan tinggi tower untuk implementasi di S MP Kanisius adalah 24 meter (30 meter 6 meter). Penentuan tinggi tower untuk SMP S ultan Agung, SMP Negeri 1, dan SMK Muhamadiyah masing adalah satu pipa pole (6 m eter). Penentuan tinggi tersebut berdasarkan jarak untuk ke titik koneksi yang d ekat (