99072043-Bab-i-Komunitas.pdf
-
Upload
bella-dinaa -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
Transcript of 99072043-Bab-i-Komunitas.pdf
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Psikologi komunitas merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang masih
baru dalam tataran kajian bahan mata kuliah. Psikologi komunitas lebih dekat ke
arah psikologi klinis berupa sebuah permberdayaan. Psikologi komunitas muncul
bersamaan dengan gerakan kesehatan mental yang di dengung – dengungkan di
Eropa khususnya Inggris.
Psikologi komunitas bertujuan untuk memperbaiki bias individu by aiming
always to consider people di dalam konteks setting dan sistem di mana individu
tersebut menjadi bagiannya atau yang dapat mempengaruhi mereka. Selanjutnya,
penelitian psikologi komunitas dan perilaku saling berhubungan menjadi dasar
kerjasama antar manusia atau pengaruh komunitas.
Psikologi komunitas lebih menekankan pada pemberdayaan preventif pada
sebuah komunitas, serta memperbaiki masalah yang sudah muncul pada
komunitas tersebut yang pada akhirnya berdampak pada individu.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mata kuliah psikologi
komunitas terutama prinsip – prinsip yang menjadi dasar psikologi komunitas
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pembahasan psikologi komunitas
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip – prinsip psikologi komunitas
3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan psikologi dalam sebuah komunitas
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Psikologi Komunitas
Psikologi komunitas adalah studi yang mempelajari efek-efek faktor sosial
dan lingkungan terhadap perilaku manusia, baik pada level individual, kelompok,
organisasi, atau pun masyarakat (Heller dikutip Dufty dan Wong). Psikologi
komunitas erat kaitannya dengan hubungan individu dengan sistem sosial,
kesejahteraan, kebijakan pemerintah dan kesehatan individu dalam kaitan dengan
masyarakat.
Rapaport yang pendekatannya lebih berorientasi pada community mental
health, mengemukakan bahwa perspektif Psikologi Komunitas memberikan
perhatian pada tiga hal utama, yakni :
1. Pengembangan sumber daya individu,
2. Aktivitas politik,
3. Ilmu pengetahuan.
Duffy dan Wong (1996) mengutip 3 definisi psikologi komunitas yang
dianggapnya populer, yaitu :
a. Psikologi komunitas adalah study yang melibatkan efek-efek faktor sosial
dan lingkungan pada perilaku yang terjadi pada level individu, kelompok,
organisasi maupun masyarakat (Heller, dkk, 1984, hal 4).
b. Psikologi komunitas adalah bagian dan sebuah upaya untuk menemukan
alternatif lain dalam rangka menghadapi adanya penyimpangan terhadap
norma-norma yang berakar di masyarakat. Dalam konteks ini psikologi
komunitas memandang sebagai upaya untuk memberikan dukungan
terhadap hak setiap orang untuk berbeda tanpa harus menanggung resiko
material maupun sanksi psikologis (Rapaport, 1977, hal 3).
c. Psikologi komunitas dibutuhkan sebagai sebuah pendekatan pada problem
perilaku manusia, yang menekankan pada kontribusinya terhadap
pembangunan yang dibuat karena tekanan lingkungan sebagaimana halnya
potensi sumbangannya untuk meringankan bebeannya dengan
menggunakan tekanan yang lain.
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa psikologi komunitas memfokuskan
pada masalah yang terkait dengan isu – isu sosial, institusi sosial, setting – setting
lain yang mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi.
Sedangkan menurut Orford (1992), Community Psychology adalah
tentang ketergantungan individual dengan settingnya dan dengan settingnya pada
berbagai level termasuk yang paling tinggi, yaitu level makro.
2.2 Fokus Psikologi Komunitas
Beberapa fokus Psikologi Komunitas yaitu :
a. Masalah-masalah yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi sosial dan
setting-setting lain yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai
individu, kelompok dan organisasi masyarakat (Orford).
b. Mempelajari bagaimana masyarakat menghasilkan SDM yang kompeten
c. Memahami faktor-faktor peningkatan promosi kesehatan
d. Memahami faktor-faktor penyebab masalah psikologis dalam konteks
sosial.
2.3 Tujuan Psikologi Komunitas
Tujuan psikologi komunitas adalah mengoptimalkan tingkat kesejahteraan
umat manusia dengan inovasi dan alternative intervensinya yang didesain dalam
sebuah kolaborasi, baik dengan bidang ilmu di dalam maupun di luar psikologi
yang memberikan dampak pada anggota masyarakat ( Dufty dan Wong 1996 ).
Menurut Orford, 1992, tujuan psikologi komunitas adalah untuk
membenahi bias individual agar senantiasa berada dalam konteks sistem dan
setting sosial, dimana dia berada dan mempengaruhinya.
Tujuan lain dari psikologi komunitas adalah:
1. Menciptakan atau mendorong keterlibatan dalam perubahan sosial, agar
individu dalam berbagai komunikasi memperoleh manfaat yang
menunjang peningkatan kualitas hidupnya
2. Dapat mengidentifikasi dan melakukan klasifikasi terhadap berbagai
komunitas yang ada.
3. Memahami problem yang dihadapi individu, kelompok, komunitas dan
masyarakat. Misalnya problem psikologis individu yang berdampak pada
diri sendiri, maupun lingkungan. Problem psikologis tersebut meliputi
kebijakan public, praktik pelayanan kesejahteraan sosial, kesehatan dalam
komunitas.
4. Mampu melakukan langkah-langkah kuratif atau antisipatif untuk
pemberdayaan individu, kelompok, komunitas dan masyarakat.
2.4 Prinsip – Prinsip Psikologi Komunitas
Adapun beberapa prinsip – prinsip dari psikologi komunitas adalah :
1. Asumsi tentang masalah
Sebuah interaksi, dari waktu ke waktu, antara orang dan lingkungan sosial
dan sistem, termasuk struktur dukungan sosial dan kekuatan sosial.
2. Tingkat analisis
Dari tingkat mikro sampai makro, terutama pada tingkat organisasi dan
masyarakat atau lingkungan.
3. Metode penelitian
Menyertakan desain kuasi eksperimen, penelitian kualitatif, penelitian
tindakan, dan metode studi kasus.
4. Lokasi praktek
Mengusahakan lokasi penelitian sebuah komunitas sedekat mungkin
dengan konteks yang relevan sosial sehari-hari
5. Pendekatan untuk merencanakan layanan
Proaktif dalam mencari serta menilai kebutuhan dan risiko khusus dalam
suatu komunitas
6. Praktek penekanan
Menekankan pada pencegahan daripada pengobatan
7. Sikap untuk berbagi psikologi dengan orang lain
Positif terhadap cara-cara formal dan informal berbagi termasuk konsultasi
8. Mampu bekerja dengan subjek yang non - profesional
Sangat mendorong kepada bantuan ( pengobatan ) dengan kemampuan
dari diri sendiri dan berusaha untuk memfasilitasi dan berkolaborasi
dengan subjek non – profesional
Psikologi komunitas berusaha untuk menganggap serius persamaan
terkenal Lewin B = f (P, E), yaitu perilaku adalah fungsi dari orang, lingkungan,
interaksi antara keduanya. Telah terjadi bias dalam psikologi pada umumnya,
bahkan dalam psikologi sosial (Turner dan Oakes, 1986), dan tentunya dalam
cabang diterapkan dari subjek (J. Tizard, 1976), terhadap komponen P (Personal)
dari persamaan Lewin. Penekanan hampir eksklusif atas telah menentukan status
dan memodifikasi perilaku, emosi dan kognisi individu.
Selain itu, psikologi komunitas mempertimbangkan individu dalam
konteks yang kompleks antara individu dengan lingkungan yang saling
berhubungan dan bersifat resiprokal. Termasuk pada konsep dukungan sosial,
kebijakan kekuasaan, kontrol, pemberdayaan, konsep dari setting perilaku, dan
model teori dari Brofenbrenner dalam setting mikro, meso, ekso dan makro sistem
atau level. Sistem ini mempunyai pengaruh yang bersifat resiprokal dan kontinu
antara bagian dan komponen.
Artinya bahwa penggunaan dan penerapan psikologi komunitas
berorientasi pada kebebasan untuk sesuai dengan kebutuhan dari satu tingkat
berpikir ke tingkat yang lain. Hal ini, tentu saja, mempertimbangkan adanya
saling ketergantungan individu dan aspek struktur sosial bahwa psikologi
komunitas paling jelas tidak secara langsung terlibat dalam area pribadi dan
personal serta memasuki ranah masyarakat publik da politik.
BAB III
PENUTUP
Psikologi Komunitas adalah tentang ketergantungan individual dengan
settingnya dan dengan settingnya pada berbagai level termasuk yang paling tinggi,
yaitu level makro. Beberapa fokus Psikologi Komunitas diantaranya Masalah-
masalah yang terkait dengan isu-isu sosial, institusi sosial dan setting-setting lain
yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai individu, kelompok dan organisasi
masyarakat.
Tujuan psikologi komunitas adalah untuk membenahi bias individual agar
senantiasa berada dalam konteks sistem dan setting sosial, dimana dia berada dan
mempengaruhinya. Adapun beberapa prinsip – prinsip dari psikologi komunitas
asumsi tentang masalah, tingkat analisis, metode penelitian , lokasi praktek,
praktek dalam pelayanan, praktek penekanan, sikap untuk berbagi dengan orang
lain, dan mampu bekerja sama dengan berbagai subyek.