94858719 Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Sistem Respiratori
-
Upload
jason-marshall -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
Transcript of 94858719 Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Sistem Respiratori
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN LANSIA DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAFASANSISTEM PERNAFASAN
OLEH : Ns. Desy Aryani Putri, S.Kep
Tujuan PembelajaranTujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran Umum :
setelah mengikuti sesi pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan sistem pernafasan
Tujuan Pembelajaran Khusus :setelah mengikuti sesi pembelajaran, mahasiswa mampu :- menjelaskan fisiologis sistem pernafasan pada lansia- menggambarkan perubahan yang terjadi terkait penuaan dari sistem pernafasan- menerapkan asuhan keperawatan untuk merawat pasien dengan gangguan pada sistem pernafasan
PENGERTIANPENGERTIAN(sherwood, lauralee, 2001)
respirasi (pernafasan) melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfir ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfir.
(corwin elizabet . j 2000) pernapasan adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah.
Perubahan Fisik SPerubahan Fisik Sistem istem Pernafasan pada LansiaPernafasan pada Lansia
Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, menyebabkan pernafasan cepat dan dangkal.
Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
Penurunan aktivitas paru (mengembang & mengempisnya) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru mengalami penurunan
Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang, menyebabkan terganggunya proses difusi.
Penurunan oksigen (O2) Arteri mengganggu proses oksigenasi dari hemoglobin,sehingga O2 tidak terangkut semua ke jaringan.
CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun
Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret berkurang
Patogenesis penyakit Patogenesis penyakit paru pada usia lanjutparu pada usia lanjutPerubahan anatomik-fisiologik
memudahkan timbulnya beberapa macam penyakit paru : bronkitis kronis, emfisema paru, PPOM, TB paru, kanker paru dan sebagainya
Perubahan daya tahan tubuhPada usia lanjut terjadi penurunan daya tahan tubuh, antara lain karena lemahnya fungsi limfosit B dan T, sehingga penderita rentan terhadap kuman-kuman pathogen virus, protozoa, bakteri atau jamur
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA PERUBAHAN YANG TERJADI PADA TUBUH TERKAIT SISTEM TUBUH TERKAIT SISTEM PERNAFASANPERNAFASAN1. PERUBAHAN ANATOMIK
a. Dinding Dada - terkait osteoporosis - tulang tulang rawan mengalami
osifikasi - terjadi perubahan bentuk dan
ukuran dada b. Otot-Otot Pernafasan - mengalami kelemahan atrofi
c. Saluran Nafas- jaringan elastis bronkus dan alveoli berkurang menyebabkan lumen bronkus mengecil- cincin tulang rawan bronkus mengalami pengapuran
d. Struktur Jaringan Parenkim Paru- elastisitas jaringan parenkim paru berkurang
2. Perubahan Fisiologis- Gerak Pernafasan gerakan pernafasan berkurang pernafasan menjadi dangkal terkadang timbul sesak nafas- Distribusi gas menimbulkan air trapping (penumpukan udara dalam alveolus)
- Volume dan Kapasitas Paru Menurunetiologi : kelemahan otot nafas, penurunan elastisitas jaringan parenkim paru, resistensi saluran nafas menurun.
akibatnya : 1. Paru-paru tidak bisa mengembang secara sempurna 2. volume residu meningkat3. penurunan kapasitas vital paru4. supply darah ke paru-paru kurang O2
- Gangguan Transport Gasketidakseimbangan ventilasi – perfusi transport O2 ke jaringan berkurang
etiologi : perubahan pada jaringan paru yang menghambat difusi gas, dan berkurangnya supply darah ke paru akibat penurunan curah jantung
Gangguan perubahan ventilasi parugejala klinis : penurunan PO2
peningkatan PCO2
perubahan pH darah arteri
FAKTOR-FAKTOR YANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI MEMPENGARUHI FUNGSI PARUPARUPERILAKU MEROKOKIMOBILITASOBESITASPROSEDUR OPERATIF
(PEMBEDAHAN)LINGKUNGAN
PENYAKIT PARU YANG PENYAKIT PARU YANG MENYERTAI USIA LANJUTMENYERTAI USIA LANJUT
1. PPOM : BRONKITIS KRONIK, EMFISEMA PARU
2. PNEUMONIA3. ASMA
Penyakit Paru Obstruktif Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)Menahun (PPOM)
PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa observasi beberapa waktu
Penyakit Paru Obstruktif Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)Menahun (PPOM)
Faktor-faktor resiko :- Merokok- Polusi udara- Infeksi paru berulang- Umur- Jenis kelamin- Ras- Defisiensi alfa-1 antitripsin- Defisiensi antioksidan
Gejala : dyspnea, mudah lelah, batuk persisten
Pengobatan :◦ Bronkodilator (dosis rendah)◦ Terapi oksigen : konsentrasi rendah
(<1-2 L/mnt) Pencegahan Infeksi :Pencegahan : ◦ pemberian kortikosteroid
- pemberian antibiotik
PPOM : EMPHISEMAPPOM : EMPHISEMAPerubahan struktur alveolus yang
berlangsung ireversibelDinding alveoli rusak, terjadi
gangguan dalam proses pertukaran gas
Kehilangan elastisitas paru menyebabkan sulit dalam pengambilan nafas / inspirasi, ekspirasi menjadi lebih lama, dan menghasilkan suara nafas wheezing saat ekspirasi
Tanda dan Gejala :- Dispneu- Fatigue / kelelahan- Batuk persisten- Prolonged Expiration- Penggunaan otot bantu nafas- Peningkatan nadi dan frekuensi
pernafasan
Pemeriksaan Diagnostik :◦ Chest radiography ◦ Pemeriksaan fungsi paru◦ Analisa Gas Darah (AGD)
PPOM : BRONKHITIS PPOM : BRONKHITIS KRONIKKRONIKInflamasi Persisten pada tubulus
bronkialEtiologi : terpajan iritan (asap
rokok), infeksi, alergi terhadap alergen tertentu
Respon inflamasi : peningkatan sekresi mukus jalan nafas menjadi lebih sempit
Penurunan fungsi silia penurunan kemampuan batuk, mukus tetap berada dalam jalan nafas, terjadi peningkatan insiden / kejadian infeksi
Tanda dan Gejala :- Batuk- Sputum berupa cairan berwarna
kuning, kental, purulen
Proses Keperawatan pada Proses Keperawatan pada PPOMPPOMPengkajian :
- kaji keluhan dispneu saat beristirahat atau aktifitas, kelelahan, sulit tidur, penurunan nafsu makan, kecemasan, kebingungan- kaji riwayat penyakit - adanya batuk dan kualitas batuk- apakah frekuensi nadi cepat dan Frekuensi nafas panjang- apakah ada penggunaan otot bantu pernafasan- Warna kulit : pucat atau sianosis pada kuku dan bibir
Diagnosa KeperawatanDiagnosa KeperawatanKerusakan pertukaran gasBersihan jalan nafas tidak efektifPerubahan nutrisiRisiko InfeksiPola nafas tidak efektifKoping individu tidak efektif
PerencanaanPerencanaanAjarkan teknik nafas Pulsed - Lip
Breathing minimal 2 kali dalam sehari
Posisikan pasien dalam posisi semi fowler
Tingkatkan intake cairan sampai 6-8 gelas per hari (disesuaikan dgn kebutuhan)
Lakukan fisioterapi dada :Teknik relaksasiObservasi tanda-tanda infeksi
yang mungkin muncul
EvaluasiEvaluasiDispneu berkurangPeningkatan nafsu makan Peningkatan motivasi dan
pengetahuan agar mengurangi resiko terjadinya infeksi lebih lanjut
PNEUMONIAPNEUMONIAPENYEBAB
disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumoniae
JENIS : - HAP (Hospital Acquired Pneumonia)- CAP (Community Acquired Pneumonia)
Dipengaruhi oleh 3 Hal : 1. kondisi fisik penderita2. Lingkungan
3. Kuman Penyebab
GEJALA KLINIKKeluhan Utama : demam ringan. Batuk dengan produksi sputum, kelemahan, anoreksia
DIAGNOSISanamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
Proses Keperawatan pada Proses Keperawatan pada PneumoniaPneumonia
Pengkajian- Observasi tanda – tanda vital- Observasi sputum- Kaji suara nafas- Observasi tanda – tanda sianosis- Kaji adanya intoleransi aktivitas
Penanganan / IntervensiPenanganan / IntervensiObservasi fungsi respirasi
(frekuensi nafas, kedalaman nafas)
Bantu pasien dalam posisi semifowler
Kolaborasi pemberian terapi oksigen (bila perlu)
Observasi status mental, kelelahan,
Anjurkan mobilisasi dengan mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali (jika tirah baring)
Tingkatkan masukan cairanFisioterapi dadaRencanakan melakukan aktivitas
secara perlahan
ASMAASMAAsma adalah gangguan pada jalan nafas
bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
Jadi, dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
Etologi :- Alergen- Non alergen
DiagnosisDiagnosis Anamnesis
dapat ditemukan keluhan kelemahan badan, batuk, sesak nafas, sesak nafas waktu aktivitas dan nafas berbunyi, mengi atau wheezing.
Pemeriksaan fisikditemukan penggunaan otot-otot bantu nafas, suara nafas melemah, terdengar suara mengi yang lemah
PengkajianPengkajian
a. Identitas klien1) Riwayat kesehatan masa lalu :
riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin
2) riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.
3) Status mental : lemas, takut, gelisah
4) Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan, suara nafas
5) Gastro intestinal : adanya mual, muntah.
6) Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah
Diagnosa Keperawatan yang Diagnosa Keperawatan yang Mungkin pada Pasien Asma :Mungkin pada Pasien Asma :Tidak efektifnya bersihan jalan
nafasPola nafas tidak efektifGangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuhIntoleransi aktivitasKurangnya pengetahuan tentang
proses penyakit
MASALAH LAINMASALAH LAINSLEEP APNEU (Henti Nafas
Sejenak)◦ Yaitu ketidakhadiran nafas dalam
waktu 10 detik atau bahkan lebih lama saat tidur◦ Terkait dengan masalah neurologis◦ Gejala awal : kehilangan nafas
selama 10 detik sampai 2 menit (kasus tertentu)◦ Etologi : obstruksi jalan nafas
TERIMA KASIHTERIMA KASIH