90937092 Uji Sediaan Mikrobiologi Farmasi Fera
-
Upload
rismaaimuett -
Category
Documents
-
view
723 -
download
7
Transcript of 90937092 Uji Sediaan Mikrobiologi Farmasi Fera
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan mikrobiologis pada bahan makanan memberikan
informasi mengenai mutu bahan mentahnya, keadaan kebersihan pada
pengolahannya, dan keefektifan metode pengawetannya.
Dalam hal makanan menjadi basi atau busuk, penyebab kerusakan
itu dapat ditelusuri. Kemudian dapat dijalankan usaha perbaikan untuk
mencegah terjadinya kerusakan selanjutnyaMasyarakat umum masih
menganggap bahwa sehat itu identik dengan obat dan dokter. Kondisi ini
diperparah oleh banyaknya iklan obat-obatan yang memberikan informasi
keliru, bahkan cenderung merusak pola pikir masyarakat tentang sehat
sesungguhnya.
Seorang farmasis perlu mengetahui perkembangan produk sediaan
farmasi Indonesia. Apalagi, masyarakat kekinian sudah semakin rentan
terhadap berbagai penyakit yang ada. Oleh karena itu dilakukanlah uji
mikrobiologi terhadap beberapa sedian farmasi misalnya makanan, minuman,
kosmetik dan obat tradisional.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
B. Rumusan Masalah
1. Apakah produk sediaan farmasi telah terkontaminasi oleh mikroba?
2. Bagaimana cara-cara yang dilakukan untuk menentukan tingkat
pencemaran suatu produk makanan, minuman dan obat tradisional ?
C. Maksud praktikum
Untuk mengetahui dan memahami cara-cara penentuan tingkat
pencemaran suatu produk makanan dan minuman, obat tradisional, sediaan
non steril dan kosmetik secara mikrobiologi.
D. Tujuan praktikum
Menentukan tingkat pencemaran mikrooganisme pada sampel Biskuit
Bayi Milna, Fanta, Obat kuat dan Garnier.
E. Manfaat prktikum
Agar kita dapat mengetahui cara-cara dalam menentukan tingkat
kelayakan dari suatu produk-produk makanan, minuman, kosmetik dan
sediaan farmasi.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Biosintesis beberapa metabolit sekunder seperti antibiotik dan alkaloid
juga dapat dihambat oleh penggunaan nutrisi yang dikonsumsi secara cepat
oleh mikroorganisme. Gejala ini dapat dijumpai juga biosintesis pada
biosintesis penisilin dengan menggunakan glukosa sebagai sumber karbon.
Bila dalam biosintesis digunakan dua sumber karbon yaitu glukosa dan
laktosa maka akan dikonsumsi secara cepat selama fase logaritmik (Pratiwi,
2008).
Alkohol efektif membunuh bakteri dan fungi namun tidak dapat
membunuh endospora dan virus non-enveloved. Mekanisme aksi alcohol
adalah dengan mendenaturasi protein mikroorganisme melarutkan lipid dan
membran mikroorganisme termasuk lipid pada virus bersampul (enveloped
virus). Dua jenis senyawa alkohol yang umum digunakan yaitu etanol dan
isopropanol. Etanol murni memiliki aktivitas antimikroba lebih rendah
dibandingkan etanol terlarut dalam air. Hal ini disebabkan karena pada
proses denaturasi denaturasi protein diperlukan adanya air (Silvia, 2008)
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
Pada mikroorganisme dibutuhkan adanya factor tumbuh berupa
senyawa-senyawa organik, senyawa-senyawa tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan atau sebagai prekusor atau penyusun bahan sel, dan senyawa-
senyawa tersebut tidak dapat disintesa dari sintesa karbon sederhana (Natsir
Djide, 2003).
Telah dijelaskan bahwa mineral merupakan bagian dari pada sel dan
merupakan unsur-unsur penyusun dari sel. Unsure-unsur tersebut antara lain
karbon, oksigen, nitrogen, dan fosfor, sedangkan unsure-unsur lainnya yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme adalah K, Ca, Mg, Na, S, Cl dan unsure-
unsur yang dibutuhkan dalam jumlah kecil antara lain: Fe, Mn, Cu, Co, Bo,
Mo, Zn, dan Al (Natsir Djide, 2003).
Umat manusia telah memanfaatkan mikroorganisme sejak lama untuk
menghasilkan produk-produk yang bermanfaat. Mislanya, pada sekitar tahun
6000 SM masyarakat Sumeria dan Babilonia telah memanfaatkan yeast
(khamir) untuk membuat bir, sedangkan masyarakat Mesir pada tahun 4000
SM telah menggunakan yeast untuk mengasamkan roti. Masyarakat Babilonia
juga memiliki pengetahuan untuk mengubah etanol dalam bir menjadi asam
asetat (cuka) (Silvia, 2008).
Industry makanan, minyak, kosmetik dan farmasi juga menggunakan
mikroorganisme untuk menghasilkan polisakarida. Xanthamonas camperis
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
menghasilkan polisakarida yang dikenal sebagai xantan untuk menstabilkan
bahan makanan, sebagai agen pengikat untuk berbagai produk farmasi, serta
untuk pewarnaan tekstil (Silvia, 2008).
Perubahan yang disebabkan oleh mikroorganisme pada makanan
termasuk susu, tidak terbatas pada terbentuknya hasil penguraian saja, tetapi
juga dapat berupa produk hasil sintesis mikroorganisme. Beberapa
mikroorganisme dapat membentuk pigmen yang mengubah warna makanan.
Ada pula yang dapat mensintesis polisakarida dan menghasilkan lender pada
makanan (Natsir Djide, 2008).
MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini
coliform fecal), pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap,
yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji
kelengkapan (completed test) (Ari Nuswantoro, 2011).
Tidak semua mikroorganisme menimbulkan penyakit (pathogen) pada
manusia. Bahkan, beberapa Janis mikroorganisme secara tetap menghuni
bagian tubuh tertentu, pada manusia sehat, yang disebut flora normal
(Endjang, 2003).
Flora normal melindungi host karena dapat mencegah invasi mikroba
pathogen. Sebagai contoh: Escherichia coli, Fusocacterium dan Bacteriodes
yang secara tetap menghuni intestinum akan menghambat pertumbuhan
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
Salmonella dan Shigella di dalam intestinum (Endjang, 2003).
Bibit penyakit menular dengan perantara makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi. Makanan dan minuman dapat terkontaminasi,
dalam perjalanan sebelum dikonsumsi antara lain (Endjang, 2003):
a. Dari semubernya: - misalnya susu berasal dari sapi yang menderita
tuberculosa
- daging sapi dari sapi yang menderita cacing
pita (Taenia saginata)
- sayuran yang dicuci dengan air selokan
b. Waktu pengangkutan: misalnya diangkut dengan alat angkut yang
tidak seharusnya.
c. Tempat penyimpanan: misalnya makanan terkontaminasi oleh
kotoran tikus atau kecoa karena tempat makanannya tidak tertutup
dengan baik
d. Pengolahan: misalkan makanan diolah oleh petugas yang sedang
sakit atau karier suatu bibit penyakit
e. Penyajian: misalnya makanan dihinggapi lalat (Musca domestica)
sebelum disantap atau karena makanan tidak tertutup (Endjang,
2003).
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
C. Prosedur Kerja (Ari Nuswantoro, 2011)
- Uji Penduga (Presumptive test)
Uji kualitas air ini menggunakan air sampel. Masing-masing sampel air ini
disiapkan sebanyak 500 ml untuk kemudian dibuat 3 seri larutan perlakuan.
Untuk larutan seri pertama, sampel air dipipet sebanyak 5 ml dan
dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi berisi medium LBG 10 mL yang telah
berisi tabung durham. Sedangkan larutan seri kedua berupa 1 mL sampel
air yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi medium LBT 5 mL yang
didalamnya juga mengandung tabung durham. Larutan yang terakhir
adalah larutan seri ketiga yang dibuat dengan mencampur 0,1 mL sampel
air dalam 5 mL LBT di dalam tabung reaksi berisi tabung durham. Ketiga
seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam.
Setelah masa inkubasi selesai, diamati tabung yang membentuk gelembung
gas. Adanya gelembung ini menunjukkan hasil reaksi positif sehingga dapat
diperlakukan untuk uji selanjutnya. Tabung yang belum menunjukkan
reaksi positif diinkubasi lagi selama 24 jam pada suhu 350C selama 24 jam.
Jika setelah masa inkubasi kedua ini ditemukan adanya gas, maka
dilakukan uji yang selanjutnya. Namun apabila tetap tidak terbentuk gas,
maka hasilnya dianggap negatif dan tidak perlu dilakukan uji lanjutan. Uji
postif juga ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna medium yaitu
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
dari merah menjadi kuning atau oranye.
- Uji Penguat (Confirmed Test)
Uji penguat dilakukan dengan menginokulasikan satu oose biakan dari
tabung yang memberikan hasil uji positif ke media agar EMB (Eosin
Methylene Blue). Selanjutnya cawan petri diinkubasi pada suhu 370C selama
24 jam, kemudian diamati koloni bakteri yang tumbuh. Koloni bakteri yang
berwarna hijau metalik menunjukkan koloni bakteri koliform. Selain itu, uji
penguat juga dilakukan dengan menginokulasikan 1 mL biakan dari tabung
yang memberikan hasil uji positif pada uji penduga ke media BGBL (Brilliant
Green Bile Lactose). Tabung berisi media dan biakan tersebut diinkubasi
pada suhu 37 dan 44?C selama 24 jam, kemudian diamati perubahan warna
yang terjadi dan gas yang terbentuk.
- Uji Pelengkap (Completed Test)
Uji pelengkap dilakukan apabila terdapat hasil positif dari uji penguat, yaitu
terdapat koloni bakteri yang berwarna hijau metalik pada media EMB.
Koloni tersebut selanjutnya diuji pewarnaan Gram, diinokulasikan ke media
LBT dan diinokulasikan ke media NA (Nutrient Agar) miring. Biakan yang
diinokulasikan ke dalam media LBT dan NA selanjutnya diinkubasi pada
suhu 37?C selama 24 jam. Kemudian diamati perubahan warna dan gas
yang terbentuk pada tabung berisi media LBT dan biakan.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
2. Agar (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : Agar
Sinonim : Agar-Agar
Pemerian : Berkas potongan memanjang, berlekatan atau
berbentukkeping, serpih atau butiran, jingga lemah
kekuningan sampai kuning pucat atau berwarna, tidak
berbau atau lemah, rasa berlendir.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air , dan larut dalam air
mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
3. Dextrosa (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : Dextrosum / Glucosum
Sinonim : Glukosa
RM / BM : C6H12O6.H2O / 198,17
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran
putih; tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam
air mendidih; agak sukar larut dalam etanol (95 %) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai komposisi medium.
4. Ekstrak Beef (Dirjen POM,1979)
Nama resmi : Beef extrak
Sinonim : Kaldu nabati dan kaldu hewani.
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah.
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai komposisi medium
5. Pepton (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi : Pepton
Sinonim : Pepeton Kering
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas,
tidak busuk.
Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna
coklat kekuningan yang bereaksi agak asam;
praktis tidak larut dalam etanol (95 %) P dan
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai komposisi.
C. Uraian Sampel
1. Fanta
Komposisi : Air, CO2, gula, pengatur keasaman asam sitrat perisa
stroberi, pengawet natrium benzoate, pewarna.
FCF No. 19985 & Karmoisin
CI No. 14720
2. Garnier Skin Natural
Bahan-bahan : Aqua/water, glycerin, myristic acid, potassium
hydroxide, lauric acid, gliceril disteqrate, glyceril stearat, polyetilin, kaolin,
benzyl salicylate citrus medica linum, Fragrance (B45232/1)
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
3. Milna 6 bln
Komposisi : Tepung terigu, gula, minyak nabati, Pengembang
ammonium bikarbonat, inulin, DHA & AA, kalsium
susu, perisa susu, pengemulsi nabati, mineral dan
vitamin.
4. Obat Kuat Untuk Lelaki
KOmposisi : nigella sativa semen 3%
Piperis nigri semen 4%
Piperis retrofactum fructus 7%
Euchrestae semen 7%
Leucaenae glauceae semen 7%
Alyxia cortex 10%
Panacis radix 12%
Zingiberis rhizome 28%
Dan bahan lain sampai 100%
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
BAB III
METODE KERJA
A. Alat Yang Dipakai
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah
autoklaf, batang pengaduk, botol coklat, cawan petri, enkas, erlenmeyer,
gelas arloji, inkubator, lampu spritus, oven, rak tabung, sendok tanduk, spoit
1 ml, 5 ml, dan 10 ml, tabung durham, tabung reaksi, timbangan analitik.
B. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah
alkohol 70 %, aluminum foil, aquadest, biscuit Milna, Fanta, Garnier, Obat
kuat lelaki, kapas, kertas label, kertas timbang, korek api, medium Nutrien
Agar (NA), medium Potato Dextrosa Agar (PDA), medium Lactosa Broth (LB),
medium Pepton Water (PW), medium Slenit Cystein Broth (SCB), medium
Vogel Johnson Agar (VJA), medium Eliksir Methylen Blue Agar (EMBA),
medium Tryticae Selective Broth (TSB), medium Salmonella Shigella Agar
(SSA), medium Cystein Trytice Agar (CETA) dan tissu gulung.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
C. Cara Kerja
1. Penyiapan Bahan Praktikum
1. Sampel yang digunakan masih dalam keadaan utuh (kemasan belum
rusak).
2. Dilakukan pengenceran sampel dimana 1 gram sampel yang padat
digerus terlebih dahulu, lalu dilarutkan dalam botol yang berisi 9 ml
air steril sedangkan sampel yang cair dipipet 1 ml dan dimasukkan ke
dalam botol berisi 9 ml air steril dan dihomogenkan. Hingga
Pengenceran 10-1.
3. Dari pengenceran 10-1 dipipet 1 ml lalu dimasukkan ke dalam botol
yang berisi 9 ml air steril dan dihomogenkan. Dan dipatkan
Pengenceran 10-2.
4. Dari pengenceran 10-2 dipipet 1 ml lalu dimasukkan ke dalam botol
yang berisi 9 ml air steril dan dihomogenkan. Maka didapatkan
Pengenceran 10-3.
5. Diambil 1 ml dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10-0, 10-1 dan 10-2
kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
6. Dituang medium Nutrient Agar 10 ml hingga menutupi semua dasar
cawan petri untuk uji ALT bakteri . Sedangkan untuk uji ALT kapang
menggunakan medium Potato Dextrosa Agar
7. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan petri membentuk angka
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
8
8. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.
9. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
2. Pembutan Medium
a. Medium NA (Nutrien Agar)
Medium sintetik ini ditimbang sebanyak 5 g dilarutkan dengan air
suling hingga 250 ml dan dididihkan selama 5 menit kemudian
disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C selama 15
menit.
b. Medium PDA (Potato Dextrosa Agar)
Medium sintetik ini ditimbang sebanyak 9,75 g dilarutkan dengan air
suling hingga 250 ml dan dididihkan selama 5 menit kemudian
disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15
menit.
c. Medium LB (Laktosa Broth)
Medium sintetik ini ditimbang sebanyak 11,7 g dilarutkan dalam air
suling hingga 300 ml selanjutnya dipipet ke dalam tabung reaksi yang
berisi tabung durham dalam posisi terbalik sebanyak 10 ml mulut
tabung ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan kertas perkamen
kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
selama 15 menit.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
d. Medium EMBA (Eosin Metilen Blue Agar)
Medium sintetik yang ditimbang sebanyak 1,8 g dilarutkan dalam air
suling 50 ml dan dididihkan selama 5 menit dan disterilkan dengan
menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
e. Medium SCB (Selentine Cystine Broth)
Medium sintetik ini ditimbang sebanyak 1,15 g dilarutkan dalam air
suling hingga 50 ml dan di didihkan selama 5 menit sampai semua
bahan larut selanjutnya dipipet kedalam tabung reaksi steril masing-
masing 10 ml. Pembenihan ini tidak distertilkan dengan autoklaf dan
dibuat segera apabila akan digunakan.
f. Medium SSA (Salmonella Shigella Agar)
Medium sintetik ini ditimbang sebanyak 3 g dilarutkan dalam air suling
hingga 50 ml dengan dididihkan selama 5 menit sampai semua bahan
larut selanjutnya dipipet dalam sejumlah cawan petri steril masing-
masing 20 ml. Pembenihan ini tidak disterilkan dengan autoklaf dan
dibuat segar apabila akan digunakan.
g. Medium PW (Pepton Water)
Medium sintetik ini ditimbang sebanyak 1,275 g dilarutkan dalam air
suling hingga 50 ml dengan cara dididihkan selama 5 menit sampai
larut selanjutnya dipipet dalam sejumlah tabung reaksi masing-masing
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
5 ml dan sterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
selama 15 menit.
h. Medium VJA (Vogel Johnson Agar)
Medium sintetik ini ditimbang sebanyak 2,9 g dilarutkan dalam air
suling hingga 50 ml dengan cara dididihkan selama 5 menit sampai
larut dan disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
selama 15’.
2. Penyiapan Bakteri Uji.
a. Uji Bakteri Coliform ( MPN )
a. Hasil pengenceran sampel disiapkan
b. Pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 masing-masing dipipet 1 ml dan
dimasukkan kedalam 9 buah tabung reaksi yang telah berisi
medium LB dan tabung durham masing-masing 1 ml ( satu
pengenceran 3 buah tabung reaksi masing-masing 1 ml)
c. Setelah itu diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37o C selama 1
x 24 jam.
d. Diamati perubahan warna yang terjadi (dari hijau tua menjadi
kuning) dan gelembung gas yang terdapat di dalam tabung durham.
e. Jika terjadi perubahan maka dilanjutkan dengan medium selektif
yaitu medium EMBA.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
b. Bakteri Salmonella thyposa
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dilakukan pengerjaan secara aseptis.
c. Diambil 1 ml dari pengenceran 10-3 dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml medium SSA serta dihomogenkan.
d. Diinkubasikan pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.
e. Diamati jika ada kekeruhan/endapan maka positif.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Tabel Hasil Pengamatan
A. ALT Bakteri
No. Sampel
Jumlah koloni pada pengenceran sampel
Nilai SPC
10-0 10-1 10-2 10-3 10-4
1. Biskuit Milna - 10 18 12 -
2. Fanta - - - - -
3. Obat kuat lelaki - 204 105 63 -
4. Garnier - - 4 5 -
B. ALT Kapang
No. Sampel
Jumlah koloni pada pengenceran sampel
Nilai SPC
10-0 10-1 10-2 10-3 10-4
1. Biskuit Milna - - 3 - -
2. Fanta - - - - -
3. Obat kuat lelaki 2 - - - -
4. Garnier - - - - -
C. Uji MPN Coliform
No. Sampel
Jumlah koloni pada pengenceran sampel
Nilai SPC
10-0 10-1 10-2 10-3 10-4
1. Biskuit Milna + - ++
2. Fanta - - -
3. Obat kuat lelaki +++ +++ +++
4. Garnier --- +++ +++
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
D. Uji MPN Escherichia coli
No. Sampel
Jumlah koloni pada pengenceran sampel
Nilai SPC
10-0 10-1 10-2 10-3 10-4
1. Biskuit Milna +++
2. Fanta --- --- ---
3. Obat kuat lelaki +++ +++ +++
4. Garnier
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
Gambar Pengamatan
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
B. Pembahasan
Dilakukan praktikum uji mikrobiologi dari beberapa sediaan produk
farmasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar produk tersebut
terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Pada praktikum ini, digunakan sampel Biskuit Milna, Fanta, Obat kuat
lelaki dan Garnier. Masing-masing produk sediaan famasi tersebut mempunya
standarisasi bakteri-bakteri patogen yang merugikan manusia. Termasuk uji
koliform.
Pengujian produk sediaan farmasi diarahkan pada pengujian terhadap
bakteri/kapang yang mencemari bahan, baik pada pengolahan awal,
penggunaan peralatan, proses penyimpanan dan pengangkutan.
Bakteri/kapang sebagai kontaminasi seringkali terdapat pada kondisi produk
kering basah, dan cair, dimana pada kondisi seperti ini sangat memungkinkan
perkembangbiakan bakteri/kapang.
Pada pengujian produk sediaan farmasi ini bertujuan untuk melihat
apakah sediaan tersebut telah terkontaminasi mikroba atau tidak, sehingga
aman dikonsumsi oleh masyarakat.
Uji Mikrobiologis ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu uji kualitatif dan
uji kuantitatif. Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis
mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut. Sedangkan uji kuantitatif
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari
sediaan tersebut.
Uji kuantitatif meliputi uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan
ALT kapang untuk semua sediaan uji. Adapun sediaan yang diuji pada
percobaan kali ini adalah Biskuit Milna, Fanta, Obat kuat lelaki dan Garnier.
Uji Kualitatif meliputi uji Coliform serta uji bakteri patogen terhadap bakteri
contohnya Escherishia coli, Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa.
Uji mikrobiologis harus dilakukan seaseptis mungkin. Oleh karena itu,
sebelum melakukan pengerjaan tersebut, meja kerja dan tangan harus
disemprot dengan alkohol 70 %. Alat-alat yang digunakan juga harus
disterilkan terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi mikroba dari udara
dan lingkungan sekitar yang nantinya mempengaruhi hasil percobaan.
Dalam penyiapan sampel dilakukan pengenceran, dengan tujuan
menginaktifkan pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut juga untuk
mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa
dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh dalam
jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah
mikroorganisme.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
Setelah dibuat pengenceran sampel dengan tingkat pengenceran
10-1, 10-2, dan 10-3, dimana pengenceran pertama berisi 9 ml air steril dan 1
ml sampel kemudian dihomogenkan, setelah itu untuk mendapatkan
pengenceran kedua diambil 1 ml dari botol pertama dan dipindahkan ke botol
kedua yang berisi air steril 9 ml sehingga diperoleh pengenceran 10-2,
kemudian diambil lagi 1 ml dari tabung kedua kemudian dipindahkan ke
tabung ketiga sehingga diperoleh pengenceran 10-3.
Untuk uji ALT bakteri dimasukkan diambil 1 ml dari masing-masing
pengceran kemudian dipindahkan kedalam 3 cawan petri steril, kemudian
ditambahkan medium NA 9 ml, hingga menutupi dasar cawan petri. Begitu
pula untuk uji ALT kapang, dilakukan hal yang sam tapi menggunakan
medium PDA. Kemudian masing-masing cawan petri dihomogenkan dengan
cara membentuk angka 8.
Untuk uji bakteri coliform diambil ketiga pengenceran masing-
masing 1 ml, dimana satu pengenceran dimasukkan kedalam 3 buah tabung
reaksi, yang berisi medium LB dan tabung durham. Setelah itu diinkubasi.
Untuk uji bakteri salmonella thyposa, diambil 1 mlsampel dari
pengenceran 10-3, kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi
9 ml medium SSA, kemudian dihomogenkan dan diinkubasi selama 1x24 jam.
Diamati perubahan yang terjadi, ada tidaknya kekeruhan ataupun endapan.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA
(Nutrient Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang
dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme dan
pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel
dengan tingkat pengenceran 10-0, 10-1, dan 10-2. Sedangkan untuk ALT
kapang digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena medium ini
mengandung karbohidrat yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang
pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel
dengan tingkat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.
Untuk uji kualitataif, medium yang digunakan untuk identifikasi
bakteri koliform (E. coli) adalah LB (Laktosa Broth) yang ditambahkan
indikator Bromtimol Blue. Hasil positif yang menunjukkan adanya bakteri
Coliform. ditandai dengan terjadinya perubahan warna medium LB dari hijau
menjadi kuning dan terbentuk gas dalam tabung Durham Hal ini disebabkan
oleh adanya bakteri koliform yang bersifat aerobik dan anaerob fakultatif,
mampu memfermentasi glukosa yang direduksi dari laktosa yang terdapat
dalam medium yang menghasilkan suatu asam sehingga pH medium turun.
Asam akan bereaksi dengan indikator Brom Timol Biru (BTB) sehingga terjadi
perubahan warna menjadi kuning. Aktivitas bakteri koliform ini juga
menghasilkan gas (CO2) yang ditampung dalam tabung Durham. Hasil positif
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji spesifik untuk bakteri E. coli
pada EMBA (Eosin Metilen Blue Agar). Adanya bakteri E. coli akan
menghasilkan koloni hijau metalik pada medium.
Untuk identifikasi bakteri Staphylococcus aureus digunakan medium
PW (Pepton Water). Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan
terjadi kekeruhan pada medium, karena medium ini kaya akan nutrien dan
menghasilkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal
yang merugikan sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Sistem
buffer fosfat dalam medium ini mencegah bakteri mati karena terjadinya
perubahan pH medium. Medium yang diperkaya ini akan memberikan
pertumbuhan yang cepat dari bakteri enterobacteriaceae patogen. Hasil
positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji spesifik untuk bakteri
Staphylococcus aureus pada medium VJA (Vogel Johnson Agar) dan
menghasilkan zona kuning diantara koloni hitam. Terbentuknya koloni hitam
karena Staphylococcus mereduksi kalium telurit menjadi metalik telurik,
menghidrolisis kuning telur dan mengkoagulasi plasma bakteri. Mannitol juga
bertindak sebagai reaktan pembeda yang akan terurai menjadi asam oleh
kebanyakan spesies staphylococcus. Reaksi ini diindikasikan oleh fenol merah
yang berubah warna menjadi kuning yang nampak sebagai zona kuning pada
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
koloni yang berwarna hitam. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan
tingkat pengenceran 101.
Untuk identifikasi Salmonella typhosa digunakan medium SCB
(Selenit Cystein Broth). Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan
terjadi kekeruhan pada medium. Kandungan selenitnya dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Coliform dan Enterococcus pada inkubasi awal 6 – 12
jam, sehingga hanya bakteri Salmonella, Shigella, dan Proteus yang dapat
tumbuh. Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji
spesifik untuk bakteri Salmonella typhosa menggunakan medium SSA
(Salmonella Shigella Agar) yang akan memberikan hasil zona kuning diantara
koloni hitam pada medium. Pertumbuhan mikrobanya berwarna merah,
dengan atau tanpa pusat yang berwarna hitam. Mikroba melakukan reduksi
tiosulfat menjadi sulfat sehingga terlihat sebagai koloni hitam, juga terjadi
degradasi laktosa menjadi asam yang diindikasikan dengan terbentuknya
warna merah. Pada medium SSA, pertumbuhan bakteri gram positif dihambat
terutama bakteri enterobacteriaceae, lebih lanjut koloninya dapat dibedakan
dari perbedaan warna yang dihasilkan dengan adanya indikator merah netral
dan anilin biru. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan pengenceran
10-1.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
Untuk identifikasi Pseudomonas aeruginosa digunakan medium TSB
(Tryptine Soy Broth). Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan
terjadi kekeruhan pada medium, yang dilanjutkan dengan uji spesifik
menggunakan medium CETA (CetrimidaAgar) dengan hasil yaitu timbulnya
warna kehijauan pada permukaan medium yang berfluoresensi pada UV.
Sampel yang digunakan adalah sampel dengan tingkat pengenceran 10-1.
Untuk bakteri Salmonella thyposa dan Staphylococcus aureus
dilakukan uji pada sampel makanan-minuman dan sediaan obat non steril
karena Salmonella thyposa dapat menyebabkan demam tifoid dan infeksi-
infeksi enterik lainya pada manusia, dan Staphylococcus aureus merupakan
bakteri Gram positif yang dapat hidup pada manusia dan biasanya digunakan
untuk indentifikasi bakteri yang menyebabkan suatu infeksi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel minuman
Fanta, tidak terdapat perubahan warna pada uji MPN Coliform dan uji MPN
escherichia coli. Pada pengujian ALT Kapang dan Bakteri juga tidak
menunjukkan adanya pertumbuhan koloni. Namun terjadi perubahan warna
menjadi keruh pada uji bakteri patogen dengan medium SCB kemudian tidak
mengalami pertumbuhan setelah dilanjutkan dengan menggunakan medium
SSA.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada produk sediaan
minuman Fanta, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak terdapat perubahan warna pada uji MPN Coliform dan uji MPN
escherichia coli.
2. Pada pengujian ALT Kapang dan Bakteri juga tidak menunjukkan adanya
pertumbuhan koloni.
3. Terjadi perubahan warna menjadi keruh pada uji bakteri patogen dengan
medium SCB kemudian tidak mengalami pertumbuhan setelah dilanjutkan
dengan menggunakan medium SSA.
B. Saran
Sebaikanya dilakukan pengujian terhadap sampel sediaan yang
belum pernah diujikan sebelumnya.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. “Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar”. Fakultas Farmasi. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Djide, Natsir. 2003,”Dasar-dasar Mikrobiologi Farmasi” . UNHAS.
Makassar. Djide, Natsir. 2008. "Analisis Mikrobiologi Farmasi" . UNHAS. Makassar. . Entjang, Indan dr.,(2003),”Mikrobiologi dan Parasitologi untuk
Akademi Keperawatan”,PT. Citra Aditya Bakti: Bogor. Nuswantoro, Ari. 2011. ”Perhitungan Coliform dengan MPN”. Analisis
Kesehatan Pontianak. Pratiwi, Sylvia. 2008. “Mikrobiologi Farmasi”. Penerbit Erlangga. Jakarta.
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
LAMPIRAN 1 ml 1 ml 1 ml
10-1 10-2 10-3
1 ml Sampel 9 ml 9 ml 9 ml air steril air steril air steril NA NA NA PDA PDA PDA LB 10 ml LB 10 ml LB 10 ml E. Coli EMBA MPN seri 3 SCB 10 ml SSA Salmonella thyposa PW 10 ml VJA Staphylococcus aureus TSB 10 ml CETA Pseudomonas aeruginosa
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
LAMPIRAN SNI SAMPEL
1. Biskuit Bayi Milna
ALT Bakteri maksimal : 1 x 106 kol/g
MPN Colyform : Maksimal 20 APM/g
MPN E. Coly : < 2 APM/g
Angka Kapang Khamir : maksimal 1 x 104 kol/g
2. Obat Kuat Lelaki
MPN Colyform : 3 x 103
3. Sabun Muka Garnier
ALT Bakteri : 5 x 102 kol/ml
Salmonella thyposa : -
Stapylococcus aureus : -
Pseudomonnas aeruginosa : -
4. Fanta
ALT Bakteri Maksimal : 4 x 102 kol/g
MPN Colyform : Maksimal 20 APM/g
MPN E.Coly : < 2 APM/g
Angka Kapang : Maksimal 50 kol/g
Angka Khamir : maksimal 50 kol/g
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
i. Perhitungan Medium
2. Nutrien Agar (NA)
20 g dalam 1000 ml
a. Komposisi (g/L) :
Ekstrak 3 gram
Pepton 5 gram
Agar 15 gram
Aquadest add 1000 ml
b. Komposisi untuk 250 ml :
NA = 250 ml/1000 ml x 20 g = 5 g
3. Potato Dextrosa Agar (PDA)
225 g dalam 1000 ml
a. Komposisi (g/L) :
Potato 200 gram
Dekstrosa 10 gram
Agar 15 gram
Aquadest add 1000 ml
b. Komposisi untuk 250 ml :
PDA = 250 ml/1000 ml x 225 g = 56,25 g
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
4. Laktosa Broth (LB)
39 g dalam 1000 ml
a. Komposisi (g/L) :
Eksrak daging 3,0 g
Pepton dari gelation 5,0 g
Laktosa 5,0 g
Aquadest hingga 1000 ml
b. Komposisi untuk 300 ml :
LB = 300 ml/1000 ml x 39 g = 11,7 g
5. Eosin Metilen Blue Agar (EMBA)
36 g dalam 1000 ml
a. Komposisi (g/L) :
Pepton 10 g
Dinatrium HIdrogen Fosfat 2,0 g
Laktosa 5 g
Sukrosa 5 g
Eosin Y.yellowish 0,4 ml
Metilen blue 0,07 g
Agar 13,5 g
Aquadest add 1000 ml
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
b. Komposisi untuk 50 ml :
EMBA = 50 ml/1000 ml x 36 g = 1,8 g
6. Selentine Cystine Broth (SCB)
23 g dalam 1000 ml
a. Komposisi (g/L) :
Pepton dari casein 5 g
L(-) cystine 0,01 g
Laktosa 4,0 g
Sodiumphospat 10 g
Sodium hidrogenselenite 4 g m
Aquadest add 1000 ml
b. Komposisi untuk 50 ml :
SCB = 50 ml/1000 ml x 23 g = 1,15 g
7. Salmonella Shigella Agar (SSA)
23 g dalam 1000 ml
a. Komposisi (g/L) :
Pepton 10 g
Laktosa 10 g
Ekstrak beef 6,5 g
Natrium sitrat 10 g
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
NAtrium tiosulfat 8,5 g
Amonia besi (III) sitrat 1 g
Brilliant hijau 0,0003 g
Neutral merah 0,025 g
Agar 12g
Aquadest add 1000 ml
b. Komposisi untuk 50 ml :
SSA = 50 ml/1000 ml x 50 g = 3 g
8. Pepton Water (PW)
25,5 g dalam 1000 ml
a. Komposisi (g/L) :
Pepton dari daging 10 g
Natrium Klorida 5,0 g
Dinatrium hydrogen fosfat 9 ml
Natrium dihidrogen fosfat 1,5 g
Aquadest add 1000 ml
b. Komposisi untuk 50 ml :
SSA = 50 ml/1000 ml x 25,5 g = 1,275 g
9. Vogel Johnson Agar (VJA)
58 g dalam 1000 ml
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
a. Komposisi (g/L) :
Pepton dari casein 10,0 g
Ekstrak ragi 5,0 g
Dinatrium hidrogen fosfat 5,0 g
D (-) mannitol 10,0 g
Lithium klorida 5,0 g
Glycine 10,0 g
Phenol merah 0,025 g
Agar 13,0 g
Potassium telurit 0,2 g
Aquadest add 1000 ml
b. Komposisi untuk 50 ml :
SSA = 50 ml/1000 ml x 58 g = 2,9 g
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
A. Angka Lempeng Total (ALT) Bakteri
1. Biskuit Milna
10-2 10-3 10-4
7 18 12
Karena tidak ada yang masuk range yaitu semuanya dibawah 30
koloni, maka dilaporkan pengenceran terendah
ALT = V x N x 1/fp
= 1 x 1 x 1/10-2
= 100 kol/gr
2. Fanta
10-0 10-1 10-2
0 0 0
Tidak terjadi pertumbuhan koloni, jadi tidak ada yang dapat
dilaporkan
3. Obat kuat lelaki
10-1 10-2 10-3
204 105 63
Karena ketiga pengenceran memiliki jumlah koloni yang memenuhi
syarat maka yang dilaporkan hasil dari tingkat pengenceran tertinggi :
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
ALT = 63 x 103
= 63000 koloni/g
4. Garnier
10-2 10-3 10-4
4 5 0
Karena tidak ada yang masuk range yaitu semuanya dibawah 30
koloni, maka dilaporkan pengenceran terendah
ALT = V x N x 1/fp
= 1 x 4 x 1/10-2
= 400 kol/ml
B. Angka Lempeng Total (ALT) Kapang
1. Biskuit Milna
10-0 10-1 10-2
0 0 3
Terjadi pertumbuhan koloni hanya pada 1 pengenceran, jadi
dilaporkan pengenceran tersebut
ALT = V x N x 1/fp
= 1 x 3 x 1/10-2
= 300 kol/ml
UJI MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI
NUR AFRA YUSNI SAIDI SITTI RAHMAWATI 150209255
2. Fanta
10-0 10-1 10-2
0 0 0
Tidak terjadi pertumbuhan koloni, jadi tidak ada yang dapat dilaporkan
3. Obat kuat lelaki
10-0 10-0 10-0
2 0 0
Terjadi pertumbuhan koloni hanya pada 1 pengenceran, jadi
dilaporkan pengenceran tersebut
ALT = V x N x 1/fp
= 1 x 2 x 1/10-0
= 2 kol/ml
4. Garnier
10-0 10-1 10-2
0 0 0
Karena tidak ada yang masuk range yaitu semuanya dibawah 10 koloni,
maka tidak ada yang dilaporkan.