87990057-Laporan-Praktikum-IMKG-1-A5a-FKG-UA-2012.pdf
-
Upload
andhika-galih-prasetyo -
Category
Documents
-
view
145 -
download
1
Transcript of 87990057-Laporan-Praktikum-IMKG-1-A5a-FKG-UA-2012.pdf
i
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
Topik : Setting Time Bahan Cetak Alginat Berdasarkan Variasi Suhu
Air
Grup : A5a
Tgl. Praktikum : 13 Maret 2012
Pembimbing : drg. Asti Meizarini
Penyusun:
1. Lia Ismatul 021111074
2. Diah Ariesa 021111075
3. Fiesta Devy 021111076
4. Dina Puspitasari 021111077
5. Joseph Leonardo 021111078
6. Cornelia Melinda 021111079
7. Nayu Nur Annisa 021111080
8. Nabila Vidyazti 021111082
DEPARTEMEN ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
1
1. TUJUAN
Mampu memanipulasi dengan tepat material cetak alginat serta membedakan
perbedaan waktu setting alginat berdasarkan variasi suhu air.
2. BAHAN DAN ALAT
2.1 BAHAN
Alginat
Gambar 1. Alginat.
Air pada suhu kamar
Air panas
Air dingin
2.2 ALAT
Bowl (mangkuk karet)
Spatula
Gambar 2. Bowl dan Spatula.
2
Gelas ukur
Stopwatch
Termometer digital
Gambar 3. Termometer digital
Timbangan analitik / digital
Gambar 4. Timbangan Analitik
Lempeng Kaca
Cetakan bentuk cincin dari paralon diameter 3 cm, tinggi 16 mm
Alat uji waktu setting berupa batang akrilik diameter 6 mm, panjang
10 cm
3. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Cetakan berbentuk cincin diletakkan di atas lempeng kaca.
3. Air suhu kamar diukur sebanyak 19 mL
3
4. Menimbang bubuk alginat sesuai takaran pabrik yakni sekitar 7-8 gram
untuk 19 mL air.
5. Mengukur temperatur air, lalu menuangkannya ke dalam bowl terlebih
dahulu. Selanjutnya, ditambahkan bubuk alginat yang telah ditimbang
sebelumnya. Stopwatch dinyalakan secara bersamaan ketika bubuk mulai
dicampurkan dengan air.
6. Mengaduk alginat dan air menggunakan spatula dengan gerakan angka 8,
membentuk putaran 180° intermitten sambil menekan adonan alginat
pada dinding bowl sampai halus dan homogen. Pengadukan juga
dilakukan dengan cara menekan spatula pada dinding bowl dengan cepat
dan memutar perlahan mangkuk karet hingga adonan menjadi halus.
Gambar 5. Hand-mixing alginat
7. Setelah 45 detik, pengadukan dihentikan, alginat yang sudah berbentuk
cream dan homogen dimasukkan ke dalam cetakan bentuk cincin hingga
berlebih. Adonan diratakan dengan spatula.
Gambar 6. Campuran halus, homogen, dan creamy dari adonan
alginat
4
8. Dengan interval setiap 5 detik, batang akrilik disentuhkan pada
permukaan adonan alginat, kemudian ditarik dengan cepat. Ujung alat uji
tersebut dikeringkan dengan tissue. Tahap tersebut di ulang hingga tidak
ada bekas adonan yg menempel pada batang akrilik (initial setting) dan
dilanjutkan hingga tidak ada bekas tekanan dari ujung alat uji (final
setting).
9. Tahap pengerjaan di atas diulang menggunakan suhu air yang lebih
dingin.
10. Tahap pengerjaan di atas diulang menggunakan suhu air yang lebih
panas.
11. Hasil waktu setting dibedakan dengan variasi suhu dalam bentuk tabel.
4. HASIL PERCOBAAN
No W/P
(ml/gr)
Suhu (°C ) Initial Setting
(minutes)
Final Setting
(minutes)
1 19 : 7,86 16,1 3:01 3:25
2 19 : 7,86 18,6 2:55 3:12
3 19 : 7,86 29,5 2:00 2:11
4 19 : 7,86 29,5 2:00 2:16
5 19 : 7,86 33,4 1:32 1:43
6 19 : 7,86 35,2 1:54 2:01
Tabel 1. Hasil percobaan setting time alginat berdasarkan variasi suhu air
Pada percobaan ini, digunakan alginat tipe regular set, yang memiliki
waktu setting 2-4,5 menit dengan rasio W/P yang sama di setiap percobaan, yaitu
19 : 7,86 ml/gr.
5. PEMBAHASAN
Alginat diklasifikasikan sebagai bahan cetak hidrokoloid irreversible,
sebab substansi dasarnya berupa koloid yang direaksikan dengan air sebagai
medium pendispersi, serta tidak dapat kembali menjadi wujud dasarnya setelah
bereaksi membentuk wujud sol. Alginat digunakan untuk mencetak detail
5
minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi. Bahan cetak
Alginat umumnya digunakan untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik.
Alginat merupakan polimer dari anhidra 1-4-β-D mannuronat dan asam L-
guluronat, berbahan dasar kelompok polisakarida alami yang diekstrak dari
rumput laut coklat
Gambar 7. Struktur kimia dari asam alginat (Philips, 2003, hal. 240)
Berikut adalah komposisi dari bahan cetak alginat beserta fungsi dari tiap-tiap
komponennya.
Komponen Presentase Berat Fungsi
Kalium alginate 15 Sebagai pelarut di dalam air
dan bereaksi dengan ion
kalsium
Kalsium sulfat 16 Reaktor; bereaksi dengan
kalium alginat membentuk gel
kalsium alginat tidak larut air
Oksida seng 4 Partikel pengisi
Kalium titanium fluorida 3 Accelerator dalam
pengerasan stone
Diatomaceous earth 60 Partikel pengisi
Natrium fosfat 2 Retarder; bereaksi khusus
dengan ion kalsium untuk
menyediakan waktu kerja
sebelum gelasi
Tabel 2. Komposisi Alginat (Philips, 2003, hal. 240)
6
Berdasarkan waktu pengerasannya, bahan cetak Alginat diklasifikasikan ke dalam
2 tipe :
1. Fast set type, yang mengeras dalam waktu 1 - 2 menit dan digunakan untuk
mencetak rahang anak-anak atau penderita yang mudah mual.
2. Regular set type, yang mengeras dalam waktu 2 – 4,5 menit dan dipakai
untuk pemakaian rutin.
Type Mixing time
(seconds)
Working time
(minutes)
Setting time
(minutes)
Fast set 45 1,2 – 1,5 1,5 - 30
Regular set 60 1 – 2 3 - 4,5
Tabel 3. Sifat tipe fast set dan regular set dari bahan cetak alginat (M.S.
Koudi dan Sanjayagouda B. Patil, 2007, hal. 33)
Setting reaksi alginat secara sederhana dapat dituliskan sebagai berikut.
Alginat (larut dalam air) + kalsium sulfat kalsium alginat (tidak larut)
Alginat dapat berupa kalium atau natrium. Alginat bereaksi cepat dengan kalsium
sulfat menjadi kalsium alginat. Produksi kalsium alginat ini sangat cepat sehingga
tidak cukup waktu kerja, maka ditambah garam yang larut dalam air, misalnya
trinatrium fosfat (Na3PO4) untuk memperpanjang waktu kerja. Reaksi yang terjadi
bila sejumlah kalsium sulfat, kalium alginat, dan trinatrium fosfat dicampur dan
sebagian atau seluruhnya dilarutkan dalam air dengan proporsi yang tepat, yaitu
sebagai berikut.
2Na3PO4 + 3CaSO4 Ca3 (PO4) 2 + 3Na2SO4
Bila pasokan trinatrium fosfat menipis, ion kalsium mulai bereaksi dengan kalium
alginat, membentuk kalsium alginat. Setelah itu, mulailah terjadi inisial setting
time, yang diikuti dengan final setting time dan peningkatan viskositas material
secara cepat.
K2nAlg + nCaSO4 nK2SO4 + CanAlg
7
Garam yang ditambahkan sebagai penghambat yaitu trisodium fosfat, Na/K fosfat,
K oksalat atau K karbonat. Pada umumnya, rata – rata 16 gram bubuk dicampur
dengan 38 mL air, proses gelasi akan terjadi antara 3 – 4 menit pada suhu ruang.
Setting time dari alginat harus cukup bagi dokter gigi untuk mencampur material,
memindahkan pada sendok cetak, dan mencetakkannya pada mulut pasien.
(Philips, 2003, hal. 241)
Dalam praktikum ini digunakan alginate dengan tipe regular set type.
Faktor – faktor yang mempengaruhi setting time alginate :
1. Rasio W/P
Seperti reaksi kimia pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih
cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar
mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel –
partikelnya tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang konsentrasinya rendah.
Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan
dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Hal itulah yang menyebabkan:
- Semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time.
- Semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time.
(Philips, 2003, hal. 242)
Perbedaan rasio W/P selain berdampak pada waktu setting, juga
mempengaruhi karakteristik dari alginat itu sendiri. Rasio W/P yang rendah
meningkatkan kekuatan, ketahanan sobek, konsistensi, dan menurunkan
fleksibilitas. Sebaliknya, rasio W/P yang tinggi menurunkan kekuatan,
ketahanan sobek, konsistensi, dan menurunkan fleksibilitas. (M.S. Koudi dan
Sanjayagouda B. Patil, 2007, hal. 33)
Pada praktikum ini, tidak dilakukan percobaan untuk menguji
pengaruh perbedaan rasio W/P terhadap setting time alginate, sehingga
digunakan rasio W/P yang sama di setiap percobaan yakni sesuai aturan
pabrik, yaitu 7-8 gram bubuk alginat untuk 19 mL air.
8
2. Temperatur air
Menaikkan temperatur akan mengakibatkan energi gerak atau energi
kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin
besar. Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial
suatu zat. Zat – zat yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan
sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat – zat tersebut
tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal
ini akan memperbesar energi potensial sehingga ketika bertumbukan akan
menghasilkan reaksi. Hal inilah yang menyebabkan:
- Semakin tinggi suhu air, semakin cepat setting-nya.
- Semakin rendah suhu air, semakin lambat waktu setting-nya.
(John F. McCabe and Angus Wall, 2008, hal. 159)
Gambar 8. Pengaruh kenaikan suhu terhadap setting time alginat tiap
kenaikan 10oC (Philips, 2003, hal. 242)
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa teori yang disebutkan di atas
adalah benar. Hal ini dibuktikan dari hasil percobaan pada tabel 1 nomor 1, 3,
dan 5. Pada nomor 1, digunakan air dingin pada suhu 16,1oC sebagai medium
pendispersi, nomor 3 digunakan air biasa dengan suhu 29,5oC, sedangkan pada
9
nomor 5 digunakan air panas dengan suhu 33,4oC. Dengan rasio w/p yang
sama yaitu 7,86 gr pada masing-masing percobaan didapatkan hasil bahwa
semakin tinggi suhu air, maka semakin cepat pula waktu setting-nya.
3. Cara pengadukan.
Pengadukan merupakan salah satu faktor yang mempercepat terjadinya
reaksi kimia. Hal itu dikarenakan pengadukan memperbesar peluang
terjadinya tumbukan antar partikel. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin
besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu
menghasilkan reaksi juga semakin besar.
- Semakin cepat pengadukan, yaitu semakin banyak jumlah pengadukan
dalam satu menit, maka semakin cepat waktu setting-nya.
- Semakin lambat pengadukan, yaitu semakin sedikit jumlah pengadukan
dalam satu menit, maka semakin lama waktu setting-nya.
(John F. McCabe and Angus Wall, 2008)
Faktor cara pengadukan inilah yang diperkirakan menjadi
penyebabkan adanya perbedaan antara teori dan hasil praktikum. Pada
percobaan nomor 1 , 5 dan 6 tidak sesuai dengan teori temperatur air yakni
“Semakin tinggi suhu air, maka akan semakin cepat waktu setting-nya.”
Ketikdaksesuaian itu kemungkinan disebabkan oleh faktor situasional, yaitu
cara pengadukan yang berbeda. Pada tabel 1 nomor 6, seharusnya waktu
setting-nya lebih cepat daripada tabel 1 nomor 5. Hal itu mungkin terjadi,
karena pada praktikum ini digunakan operator ( pengaduk ) yang berbeda di
setiap percobaan sehingga jumlah pengadukan tiap menit, pada tabel 1 nomor
5 lebih banyak dibandingkan dengan tabel 1 nomor 6.. Akibatnya, tumbukan
antar partikel yang menghasilkan terjadinya reaksi, lebih banyak pada nomor 5
sehingga setting time-nya lebih cepat.
10
Faktor kesalahan manusia dalam melakukan percobaan (human error) juga
diduga menjadi salah satu penyebab ketidak sesuaian hasil praktikum dengan teori
sebelumnya. Saat menentuan initial setting dan final setting, penggunaan interval
waktu 5 detik dalam menyentuhkan ujung alat uji akrilik ke permukaan adonan
alginat diperkirakan tidak dapat mencatat secara akurat ketepatan setting time.
Ketika adonan alginat telah mencapai initial setting, ujung alat uji akrilik belum
disentuhkan ke permukaan adonan sehingga tidak diketahui bahwa sebenarnya
adonan tersebut telah mencapai initial setting. Hal inilah yang membuat
perbedaan antara waktu initial setting yang sebenarnya dengan waktu yang
tercatat. Hal yang sama juga terjadi saat menentukan waktu final setting.
Contoh human error lainnya, adalah besar tekanan yang diberikan pada
saat ujung alat uji akrilik menyentuh permukaan adonan pada saat final setting.
Hal ini disebabkan karena pengujian dilakukan oleh orang yang berbeda sehingga
tekanan yang diberikan juga berbeda. Ketika adonan sudah memasuki tahap final
setting ujung alat uji tidak akan memberikan bekas tekanan di permukaan adonan,
namun jika tekanan yang diberikan terlalu besar, maka pada saat final setting pun
masih tetap tampak bekas ujung alat uji akrilik. Hal itu yang menyebabkan
perbedaan waktu final setting yang sebenarnya dengan waktu final setting yang
kami catat.
6. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi setting time alginat. Faktor utamanya adalah variasi
temperatur air yang digunakan sebagai medium pendispersi alginat. Semakin
tinggi suhu airnya, maka semakin cepat waktu setting-nya. Sebaliknya, semakin
rendah suhu air, maka semakin lambat waktu setting-nya. Selain itu, faktor yang
mempengaruhi adalah kecepatan pengadukan. Semakin banyak jumlah
pengadukan dalam 1 menit, maka setting time-nya semakin cepat. Hal ini
disebabkan karena pengadukan memperbesar peluang terjadinya tumbukan efektif
antar partikel, yang menghasilkan terjadinya reaksi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth 2003, Phillips’ Science of Dental Material 11th
ed, St. Louis:
Saunders Elsevier Ltd.
Koudi, MS and Sanjayagouda B. Patil 2007, Dental Materials: Prep Manual for
Undergraduates, Kundli: Elsevier
Nandini, V. Vidyashree, etc 2007, „Alginate impressions: A Practical
Perspective‟, Journal of Conservative Dentistry. Retrieved March 15, 2012,
from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2813082/
McCabe, JF and Angus WG Walls 2008, Applied Dental Materials 9th
ed.,
Victoria: Blackwell, Inc.