86999810 Studi Pemetaan Potensi Tambak Garam Di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur...
-
Upload
muhamad-guru-adiluhung -
Category
Documents
-
view
144 -
download
11
Transcript of 86999810 Studi Pemetaan Potensi Tambak Garam Di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur...
STUDI PEMETAAN POTENSI TAMBAK GARAM DI
KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR
PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Oleh :
WAHYU TRI ANGGARA
NIM. 0810810030
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2011
PRAKTEK KERJA LAPANG
STUDI PEMETAAN POTENSI TAMBAK GARAM DI KECAMATANKRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO
JAWA TIMUR
OlehWAHYU TRI ANGGARA
NIM.0810810030
telah dipertahankan didepan penguji pada tanggaldan dinyatakan telah memenuhi syarat
Tanggal :.......................
Menyetujui
Dosen Penguji, Dosen Pembimbing,
Ir. Muhammad Musa, MS Ir. Mulyanto, MSNIP. 19570507 198602 1 002 NIP. 19600317 198602 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Dr. Ir. Happy Nursyam, MSNIP. 19600322 198601 1 001
i
RINGKASAN
WAHYU TRI ANGGARA. Praktek Kerja Lapang tentang Studi Pemetaan PotensiTambak Garam di Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.(Dibawah bimbingan Ir. MULYANTO, M.Si)
Tambak garam merupakan bagian dari sumberdaya pantai di wilayahpesisir, dimana tambak ini mengambil air dari laut dan melalui proses yang adaakan menghasilkan garam – garam pasir. Produksi garam tidak mampu mencukupipasaran Indonesia yang menyebabkan Indonesia melakukan impor garam.Menyikapi kejadian tersebut maka perlu dilakukan perbaikan pada sistem tambakgaram yang ada di Indonesia, di awali dari pendataan tambak garam yang nantinyadata tersebut akan diolah untuk dijadikan peta potensi tambak garam yang didalamnya terdapat lokasi tambak yang kondisi tambak tersebut.
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang untuk mengetahui kondisi (sarana danprasarana), kualitas air Tambak Garam, mengetahui sistem manajemen parapetambak, dan pembuatan peta potensi tambak garam di Kecamatan Kraksaan.Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada bulan April 2011di empat desa(Kebonangung, Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus).
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang adalah metodedeskriptif, yaitu penilitian yang bermaksud untuk membuat penggambaran(deskripsi) mengenai situasi atau kejadian – kejadian, dengan teknik pengambilandata primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan padatambak garam secara langsung dan pengukuran kualitas air, sedangkan datasekunder berupa data yang diperoleh dari wawancara terhadap pihak yangbersangkutan (pemilik dan pekerja) dari tambak garam.
Data dari tambak menunjukan adanya permasalahan yang terjadi di tambakgaram yang ada di empat desa tersebut. Masalah yang di hadapi Asembagusadalah kepelikan lahan, Kalibuntu adalah abrasi dan penjualan, Kalibuntu adalahakses jalan, Kebonagung tidak memiliki masalah yang serius.
Hasil penghitungan kualitas air yang di dapatkan. Nilai pH antara 7.26 - 7.05,salinitas antara 10 - 20ppt, TSS berkisar antara 15 - 19ppm, Na berkisar antara3076.5 - 6153mg/l, Cl berkisar antara 5529 - 11058mg/l, Mg berkisar antara 370.5 -741mg/l, SO4 berkisar antara 0.765 - 1.53mg/l. Hasil pengukuran kualitas garam,yaitu: Na 17,79 ± 0,11 %, Mg 1,17 ± 0,01 %, Cl 61,4 ± 0,23 %, SO4 0,7309 ±0,0013 %.
Hasil dari pemetaan akan menggambarkan peta dengan warna yangberbeda – beda sesuai dengan prioritasnya/. Warna hijau prioritas 1, kuningprioritas 2, merah prioritas 3. Prioritas adalah di dasarkan dari dari saranaprasarana, hasil produksi tambak, konflik sosial dan kelembagaan yang ada ditambak tersebut. Dari keempat desa yang menjadi lokasi Praktek Kerja Lapang adadua desa yang memiliki tambak garam yang berpotensi yaitu Kebonagung danSidopekso, tetapi yang paling unggul adalah Kebonagung.
Peta potensi tambak garam akan membantu pihak – pihak yangmembutuhkan informasi tentang tambak garam, baik dari luas, sarana dan prasanayang dimiliki tambak garam. Semua data tersaji dalam bentuk peta sehinggapembaca dimudahkan dalam memahami.
Saran dari Praktek Kerja Lapang ini apabila ada penelitian lanjutandiusahakan dilakukan pada musim kemarau/musim garam, agar mengetahui secaralangsung proses produksi garam.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia – Nya penulis dapat menyajikan Laporan Praktek Kerja Lapang yang
berjudul Studi Pemetaan Potensi Tambak Garam di Kecamatan KraksaanKabupaten Probolinggo Jawa Timur. Di dalam tulisan ini, disajiakan pokok –
pokok bahasan yang meliputi kondisi tambak garam, kondisi masyarakat, kualitas
air pada tambak garam, dan pemetaan tambak garam.
Ucapan terima kasih penulis haturkan pada semua yang membantu
terlaksananya Praktek Kerja Lapang, penulis haturkan kepada:
1. Allah SWT, Tuhan pencipta alam yang membuat kita bisa hidup dan sehat
sampai saat ini.
2. Orang tua, ibu dan bapak yang telah merawatku dan memberi nasehat yang
membuatku bisa bertahan sampai saat ini. Kedua kakakku yang selalu
memberi semangat.
3. Bapak Ir. Mulyanto, MS. Berkat bimbingan dan bantuannya PKL saya
berjalan dengan lancar.
4. Bapak Muhammad Musa, MS. Selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan pada PKL saya.
5. Bapak Abu Bakar Sambah yang telah membimbing saya dalam proses
pemetaan yang saya lakukan.
6. Bapak Bambang. Ketua KTT Sido-Agung yang telah membantu pelaksanaan
PKL dan tempat menginap bagi saya.
7. Teman – teman yang telah memberikan saran dan semangat sampai saya
bisa menyelesaikan PKL ini.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki
penulis, mengharapakan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Malang, 17 November 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................... 4
1.4 Kegunaan .............................................................................................. 5
1.5 Tempat dan Waktu ................................................................................ 6
2. MATERI DAN METODE2.1 Materi Penelitian ................................................................................... 7
2.2 Metode Praktek Kerja Lapang ............................................................... 7
2.3 Teknik Pengambilan Data .....................................................................7
2.3.1 Data Primer .................................................................................. 82.3.2 Data Sekunder ..............................................................................8
2.4 Teknik Pengukuran Kualitas Air ............................................................ 9
2.4.1 Derajat Keasaman (pH) ................................................................ 92.4.2 Salinitas ........................................................................................ 92.4.3 TSS (Total Suspended Solid) ....................................................... 92.4.4 Analisis Kandungan Na .............................................................. 102.4.5 Analisis Kandungan Mg .............................................................. 112.4.6 Analisis Kandungan Cl ................................................................ 112.4.7 Analisis Kandungan SO4
2- ........................................................... 11
2.5 Proses Pemetaan ................................................................................ 12
2.5.1 Registrasi Peta ........................................................................... 122.5.2 Digitasi Peta ............................................................................... 132.5.3 Pemasukan Data Atribut ............................................................. 132.5.4 Pemasukan Data GPS ................................................................ 132.5.6 Penyajian Peta ........................................................................... 14
iv
3. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................16
3.1 Deskripsi Umum Daerah PKL ............................................................. 16
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan ....................................19
3.2.1 Kondisi Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan ........................ 20
3.2.2 Sistem Manajemen Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan .....24
3.3 Data Kualitas Air Tambak Dan Proses Pembuatan Garam
di Kraksaan ......................................................................................... 28
3.3.1 Data Kualitas Air Tambak ........................................................... 283.3.2 Data Kualitas Garam ..................................................................343.3.3 Proses Pembuatan Garam ......................................................... 35
3.4 Kegiatan Pemetaan ............................................................................. 36
3.4.1 Registrasi Peta ........................................................................... 363.4.2 Digitasi Peta ............................................................................... 373.4.3 Pemasukan Data Atribut ............................................................. 373.4.4 Pemasukan Data GPS ................................................................ 383.4.5 Penyajian Peta ........................................................................... 39
4. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................53
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 53
4.2 Saran .................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 55
LAMPIRAN .....................................................................................................57
v
DAFTAR TABEL
Tabel ............................................................................................... Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ..........................................6
2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan ........................................... 16
3. Pekerjaan Masyarakat Kraksaaan ....................................................... 17
4. Inventaris KTT Sido-Agung .................................................................25
5. Air Tambak Garam di Kraksaan .......................................................... 28
6. Data Kualitas Garam ........................................................................... 34
7. Data Petambak Garam Desa Kebonagung ......................................... 46
8. Data Petambak Garam Desa Sidopekso ............................................. 50
9. Data Petambak Garam Desa Kalibuntu ............................................... 51
10. Data Petambak Garam Desa Asembagus ........................................... 52
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar ............................................................................................... Halaman
1. Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan ................................ 17
2. Grafik Mata Pencaharian Penduduk Kraksaan ....................................18
3. Tambak Garam di Kraksaan ................................................................ 18
4. Kincir dan Pompa air ........................................................................... 21
5. Gudang Pada Tambak Garam ............................................................ 22
6. Saluran Air Tambak Garam .................................................................23
7. Grafik Nilai pH ..................................................................................... 28
8. Grafik Nilai Salinitas ............................................................................ 29
9. Grafik Nilai Total Suspended Solid (TSS) ............................................ 30
10. Grafik Nilai Natrium ............................................................................. 31
11. Grafik Nilai Klorida .............................................................................. 31
12. Grafik Nilai Magnesium .......................................................................32
13. Grafik Nilai Sulfat ................................................................................ 33
14. GPS (Global Positioning System) ........................................................ 39
15. Peta potensi tambak garam Desa Asembagus ....................................42
16. Peta Potensi Tambak Garam Desa Kalibuntu .....................................43
17. Peta Potensi Tambak Garam Desa Sidopekso Dan Kebonagung .......44
18. Peta Kraksaan dari citra googlearth .................................................... 45
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1. Foto Kegiatan Praktek Kerja Lapang ................................................... 57
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut: kearah darat
wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang
masih dipengaruhi sifat – sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan
pembesaran air asin, sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran
air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran. Wilayah pesisir dapat berfungsi sebagai
zona penyangga dan merupakan habitat bagi berbagai jenis biota, tempat
pemijahan, pembesaran, mencari makan dan tempat berlindung bagi berbagai
jenis biota laut dan pantai. Wilayah pesisir memiliki perubahan sifat ekologis yang
tinggi dan pada skala yang sempit akan dijumpai kondisi ekologi yang berbeda
(Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002).
Dalam keseharian kita tak pernah lepas dari makanan, dan di dalam
makanan itu pasti terdapat garam. Garam adalah salah satu dari bahan
masakan, dimana garam hampir selalu digunakan dalam proses pembuatan
masakan. Proses pembuatan garam yang sederhana adalah menguapkan air
laut sehingga mineral – mineral yang ada di dalamnya mengendap. Hanya saja
mineral – mineral yang kurang diinginkan sedapat mungkin hanya sedikit yang
dikandung oleh garam yang diproduksi. Lahan pembuatan garam dibuat berpetak
– petak secara bertingkat dimana setiap tingkatan semakin mengarah ke darat,
sehingga dengan gaya gravitasi air laut dapat mengalir ke darat kapan saja
dikehendaki (Purbani, 2011).
Lahan tambak garam ini merupakan bagian dari sumberdaya pantai di wilayah
pesisir yang belum dikelola secara maksimal, hal ini terlihat pada umumnya
2
lahan tambak garam merupakan daerah dengan tingkat pendapatan masyarakat
pengelolanya khususnya petani penggarap relatif masih sangat rendah
dibandingkan dengan masyarakat lainnya di wilayah pesisir seperti nelayan
(Mintarso, 2007).
Data dari Kementrian Kelautan dan Perikanan menyatakan kalau produksi
garam masih belum bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri, hal ini disebabkan
dari jumlah tambak garam total 34 ribu ha, hanya separo yang berproduksi.
Padahal untuk mencukupi kebutuhan garam di dalam negeri, dibutuhkan lahan
tambak seluas 50 ha. Pemerintah daerah diminta memulai program revitalisasi
tambak garam. Kementrian Kelautan dan Perikanan meminta pemda (bupati
sampai camat) memberikan rekomendasi revitalisasi tambak. Mempersiapkan
anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan sebagian dari APBN-P sebesar
10 miliar rupiah bagi daerah yang ingin mengembangkan tambaknya, kata
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Jakarta (Bataviase, 2011).
Pemetaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terpadu yang mencakup
pengumpulan, pengolahan dan visualisasi dari data spasial (keruangan). Data
spasial umumnya didefinisikan sebagai data keruangan yang terkait dengan
permukaan bumi (termasuk dasar laut) serta obyek, fenomena dan proses yang
berada, terjadi atau berlangsung di atasnya. Produk suatu proses pemetaan
adalah suatu informasi spasial yang dapat divisualisasikan dalam bentuk atlas
(kertas maupun elektronis), peta (kertas maupun dijital), basis data dijital maupun
Sistem Informasi Geografis (SIG) (Abidin, 2007).
Tambak garam yang ada dengan jumlah yang banyak perlu ada data lokasi
dan kondisi yang mampu mewakili tambak tersebut. Data tersebut diperlukan
supaya orang awam yang ingin mengetahui lokasi tambak garam menjadi lebih
mudah dalam mencarinya. Peta merupakan solusi dalam hal tersebut, dimana
dengan peta kita bisa mengetahui letak sebuah tempat yang kita cari.
3
Pemetaan merupakan proses yang penting dalam mengolah hasil
pengindraan. Dimana setelah mendapatkan hasil dari citra satelit maka langkah
selajuntnya adalah pembuatan peta. Dalam membuat peta zonasi, peta ini
penting. Peta bisa membantu dalam mengetahui tentang kondisi wilayah yang
ada dan tergolong dalam apa, bisa tergolong dalam zona pemukiman, sawah,
tambak, dan lain – lain. Peta juga digunakan dalam landasan pengaturan
manajemen pengelolaan sumberdaya pesisir, menyediakan data dan informasi
menyangkut penggunaan lahan di wilayah pesisir dan laut, memantapkan sistem
data base untuk pengelolaan kawasan pesisir dan laut bagi keperluan
pemerintah daerah dan pusat serta investor swasta, memantapkan batas
kawasan pesisir dan laut berdasarkan ekosistem untuk berbagai tipe seperti
ekosistem tambak, ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang dan
ekosistem padang lamun (Marewo, 2009).
SIG atau GIS (Geographical information system) adalah suatu bentuk system
informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan
peta sebagai antar muka. SIG mempresentasikan data dan informasi tertentu
sesuai dengan letak geografisnya dan relasi yang didefinisikan. SIG juga sebagai
alat untuk mengolah pemetaan lahan dan menganalisis segala kejadian yang
ada di muka bumi secara terkomputerisasi, kemudian mengintegrasikannya
kedalam operasi basis data dan analisis statistik serta memadukannya dengan
analisis geografis secara unik melalui pemetaan atau menggunakan peta (Aziz
dan Pujiono, 2006).
1.2 Perumusan Masalah
Tambak garam sudah ada di Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu. Baru
pada tahun ini pemerintah khususnya KKP (Kementrian Kelautan Perikanan)
menangani tambak garam, yang sebelumnya tidak jelas berada di bawah
4
pengawasan siapa. Hal ini karena garam merupakan hasil laut, yang menjadi
tupoksi dinas namun masuk bidang non konsumsi. Karena tidak dimakan
langsung tetapi melalui perlakuan khusus untuk diolah menjadi garam. Dari sini
akan dibuat pendataan tentang tambak garam yang meliputi luas tambak,
kepemilikan, kondisi tambak maupun sosial ekonomi masyarakat petambak
garam, proses produksi, dan kualitas air.
Mengingat tentang perlu mengetahui data lengkap tentang tambak garam,
yang selanjutnya akan dibuat menjadi peta tambak garam. Apabila sudah
memiliki data tentang tambak garam maka apabila kelak ada pihak lain yang
ingin mengetahui lokasi dan hal – hal lain tentang tambak garam akan lebih
mudah karena sudah ada peta tentang tambak garam. Indonesia memiliki
beberapa daerah yang memproduksi garam. Probolinggo adalah salah satu
kabupaten yang memiliki tambak garam yang bisa dikatakan luas. Salah satu
kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang memiliki tambak garam adalah
Kraksaan. Kabupaten Probolinggo memiliki tambak garam yang luas, sehingga
perlu dilakukan pendataan tentang tambak garam yang ada di Kecamatan
Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.
Berdasarkan pernyataan di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil
adalah:
1. Bagaimana kondisi tambak garam yang ada di Kecamatan Kraksaan?
2. Bagaimana peta lokasi tambak garam di Kecamatan Kraksaan?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh pada bangku perkuliahan dan memberikan
pengetahuan dan pengalaman pekerjaan lapang dalam bidang perikanan kepada
mahasiswa.
5
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang agar mahasiswa mendapatkan
pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kerja lapang secara langsung. Serta
secara khusus adalah :
1. Mengetahui kondisi (sarana dan prasarana) Tambak Garam di
Kecamatan Kraksaan.
2. Mengetahui kualitas air tambak garam di Kecamatan Kraksaan.
3. Mengetahui sistem manajemen para petambak garam di Kecamatan
Kraksaan.
4. Pembuatan peta potensi tambak garam di Kecamatan Kraksaan.
1.4 Kegunaan
Kegunaan dari Praktek Kerja Lapang ini di antaranya:
a. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan serta mengetahui potensi -
potensi sumberdaya perikanan, khususnya tambak garam serta
pencitraannya dalam bentuk peta.
b. Manajemen Sumberdaya Perairan
Memberikan informasi keilmuan mengenai pemetaan perikanan tambak
garam serta potensi yang ada pada tambak garam. Diharapkan dapat
memberikan data yang dapat dijadikan arsip.
c. Pemerintah
Memberikan informasi tentang kondisi tambak garam yang ada di
kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, data yang didapatkan dapat
dijadikan informasi untuk melakukan pengelolaan potensi – potensi
sumberdaya perikanan yang berkelanjutan.
6
1.5 Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Kecamatan Kraksaan, kabupaten
Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, pada bulan April – Juli 2011.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
No. Kegiatan April Mei Juni Juli
Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Survey
3.Pengumpulan
data
4.Penyusunan
laporan
7
II. MATERI DAN METODE
2.1 Materi Praktek Kerja Lapang
Materi dalam praktek kerja lapang yaitu pemetaan tambak garam di
Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo menggunakan Peta Rupa Bumi
Indonesia Kecamatan Kraksaan 1:25.000, GPS (Global Positioning System), citra
satelit Googlearth, Arc View GIS 3.2, pengukuran kualitas air (pH, salinitas, total
suspenend solid, Na, Cl, Mg, SO42-).
2.2 Metode Praktek Kerja Lapang
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode
deskriptif, yaitu penilitian yang bermaksud untuk membuat penggambaran
(deskripsi) mengenai situasi atau kejadian – kejadian. Dalam metode ini
pengambilan data dilakukan tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan
penyusunan data, tetapi juga meliputi analisis dan pembahasan dari data
tersebut. Metode ini bertujuan untuk membuat penggambaran secara sistematis,
nyata dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah
tertentu (Suryabrata, 1994).
2.3 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data praktek kerja lapang ini akan dilakukan dengan mengambil
dua macam data yaitu data primer dan data sekunder.
Dalam praktek kerja lapang, kegiatan diawali dengan survey ke tempat yang
akan dijadikan lokasi praktek kerja lapang. Selanjutnya persiapan alat yang akan
dibawa dan pengumpulan data sekunder yaitu digitasi peta yang di dapatkan dari
citra googlearth.
8
2.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber – sumber primer, yakni
sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 1997).
Pengumpulan data pada praktek kerja lapang ini kegiatan observasi yang
meliputi pengamatan keadaan lapang tentang luas tambak, kincir, pompa air,
jumlah garam yang di produksi, akses jalan, sarana dan prasarana, semua hal
tersebut didapatkan langsung dari sumbernya. Mendapatkan data tentang
pengorganisasian dan kelembagaan yang ada di tambak garam didapat dari
wawancara langsung dari sumbernya. Penghitungan kualitas air (pH, salinitas,
total suspenend solid, Na, Cl, Mg, SO42-) secara langsung. Pengolahan data –
data yang akan dibuat sebagai bagian peta potensi tambak garam diperoleh dari
sumbernya secara langsung. Perolehan data tersebut di lakukan dengan
melakukan wawancara pada pihak terkait seperti, pekerja tambak, pemilik
tambak, anggota kelompok tambak garam, ketua kelompok tambak garam,
kelapa desa dan lain - lain.
2.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang luar dan penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu
sesungguhnya adalah data yang asli diperoleh dari perpustakaan atau dari
laporan – laporan peneliti terdahulu. Data sekunder juga data tersedia
(Surakhmad, 1998). Data – data yang terkait dengan sarana dan prasarana
seperti luas tambak, kualitas garam, dan lain – lain. Data mengenai tambak
garam juga didapatkan dari data yang dimiliki oleh kantor desa dan data dari
kelompok – kelompok. Kelembagaan keikut sertaan dalam suatu kelompok bisa
didapatkan dari data dari kelompok – kelompok. Data yang menunjang proses
9
pemetaan di dapatkan dari pustaka dan citra googlearth, yang sangat membatu
dalam proses pembuatan peta.
2.4 Teknik Pengukuran Kualitas Air2.4.1 Derajat Keasaman (pH) (Suprapto, 2011)
Prosedur analisis derajat keasaman (pH) adalah sebagai berikut:
1) Melakukan kalibrasi pH meter dengan menggunakan larutan buffer atau
aquades.
2) Memasukkan pH meter ke dalam air sampel selama 2 menit
3) Menekan tombol “HOLD” pada pH meter untuk menghentikan angka yang
muncul pada pH meter.
2.4.2 Salinitas (Kordi dan Andi, 2007)
Prosedur analisis salinitas pada perairan di lokasi penelitian adalah sebagai
berikut:
1) Angkat penutup kaca prisma, letakkan 1-2 tetes air yang akan diukur (air
tambak, air laut, dll), kemudian tutup kembali dengan hati-hati agar jangan
sampai terjadi gelembung udara di permukaan kaca prisma
2) Lihatlah melaui kaca pengintai, dan akan terlihat pada lensa nilai salinitas
dari air yang sedang diukur
3) Bersihkan permukaan prisma setelah selesai digunakan
2.4.3 TSS (Total Suspended Solid) (Darwin, 2011)
Prosedur analisis TSS (Total Suspended Solid) sebagai berikut:
1) Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Basahi saringan dengan
sedikit air suling.
2) Aduk contoh uji dengan pengaduk 9omogeny untuk memperoleh contoh
uji yang lebih 9omogeny.
10
3) Pipet contoh uji dengan volume tertentu, pada waktu contoh diaduk
dengan pengaduk magnetic
4) Cuci kertas saring atau saringan dengan 3 x 10 mL air suling, biarkan
kering sempurna, dan lanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3
menit agar diperoleh penyaringan sempurna. Contoh uji dengan padatan
terlarut yang tinggi memerlukan pencucian tambahan.
5) Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring dan
pindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Jika
digunakan cawan Gooch pindahkan cawan dari rangkaian alatnya.
6) Keringkan dalam oven setidaknya selama 1 jam pada suhu 103 °C
sampai dengan 105 °C, dinginkan dalam desikator untuk
menyeimbangkan suhu dan timbang.
7) Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator dan lakukan
penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan
berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih
kecil dari 0,5 mg.
2.4.4 Analisis Kandungan Na (Darwin, 2011)
Metode analisis sampel cair (air sampel) adalah sebagai berikut :
1) Ambil contoh air 100cc, masukkan ke dalam gelas kimia 250cc.
2) Tambahkan larutan Aquareglia sebanyak 10cc,
3) Panaskan hingga mendidih selama 5 menit, kemudian dinginkan.
4) Masukkan ke dalam labur ukur 100cc, tambahkan aquades sampai tanda
batas.
5) Baca dengan AAS dan catat absorbansinya dengan memakai lampu Na
(katode Na).
11
2.4.5 Analisis Kandungan Mg (Darwin, 2011)
Metode analisis sampel cair (air sampel) adalah sebagai berikut :
1) Ambil contoh air 100cc, masukkan ke dalam gelas kimia 250cc.
2) Tambahkan larutan Aquareglia sebanyak 10cc,
3) Panaskan hingga mendidih selama 5 menit, kemudian dinginkan.
4) Masukkan ke dalam labur ukur 100cc, tambahkan aquades sampai tanda
batas.
5) Baca dengan AAS dan catat absorbansinya dengan memakai lampu Mg
(katode Mg).
2.4.6 Analisis Kandungan Cl (Darwin, 2011)
Metode analisis sampel cair (air sampel) adalah sebagai berikut :
1) Ambil contoh 25cc, masukkan ke dalam tabung erlenmeyer 250cc.
2) Tambahkan 2cc indikator kromat 1%, kemudian kocok.
3) Titrasi dengan larutan AgNO3 hingga terbentuk endapan merah bata,
kemudian catat volume AgNO3.
Rumus : = ( )2.4.7 Analisis Kandungan SO4
2- (Darwin, 2011)
Metode analisis sampel cair (air sampel) adalah sebagai berikut :
1) Ambil contoh air 8cc, masukkan dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 2cc HCl 2N, kocok, kemudian tambahkan 0,2gr BaCl2 padat,
kocok hingga larut.
3) Baca dengan spektromik -20, catat absorbensinya.
Standart:
10ppm → 0,07A 20ppm → 0,16A 30ppm → 0,26A
40ppm → 0,35A (dibuat dari NaSO4)
12
2. 5 Proses Pemetaan
Proses pemetaan terdiri dari beberapa tahap, dimana tahap – tahap yang
akan dilakukan adalah registrasi peta, digitasi peta, pemasukan data atribut,
pemasukan data GPS, dan penyajian peta. Semua data yang kita peroleh akan
diolah sesuai langkah – langkah sebagai di atas. Peta akan terbentuk setelah
semua tahap telah kita selesaikan dan akan menghasilkan peta potensi tambak
garam kecamatan Kraksaan.
2.5.1 Registrasi Peta (inigis, 2011)
Langkah – langkah dalam proses digitasi peta:
1) Buka ArcView maka akan muncul tool box, pilih as a blank project.
2) Aktifkan extentions Image Analysis, ini dilakukan untuk menganalisis
koordinat lintang dan bujur.
3) Pilih peta yang akan di registrasikan, pada bagian Data Source Types
gunakan Image Analysis Data Source.
4) Cari titik koordinat peta tersebut. Titik koordinat biasanya berada dalam
bentuk proyeksi geografik dan UTM.
5) Pilih Align Tool yang berada pada Bar menu. Align Tool berfungsi untuk
meregistrasi koordinat.
6) Tempatkan pointer tepat pada titik koordinat, klik kiri kemudian klik kanan
(sehingga kedua tombol mouse terklik keduanya) pilih Enter To Coordinat,
sehingga akan muncul box baru yang mengharuskan kita untuk mengisi
koordinat Bujur dan Lintang.
7) Lakukan hal yang sama untuk titik acuan selanjutnya.
8) Setelah selesai meregistrasi titik selanjutnya kemudian simpan.
13
2.5.2 Digitasi Peta (inigis, 2011)
Langkah – langkah dalam digitasi peta:
1) Dari menu bar View pilihlah New Theme.
2) Pilih feature type-nya adalah polygon.
3) Simpan theme yang akan dibuat.
4) Klik Start Editing untuk memulai menggambar.
5) Dari tool bar pilih draw rectangle dan pilih polygon.
6) Setelah setalah selesai klik Stop Editing.
7) Ulangi pada semua tambak garam.
2.5.3 Pemasukan Data Atribut (inigis, 2011)
Langkah – langkah dalam pemasukan data atribut:
1) Aktifkan theme yang akan dilengkapi atributnya.
2) Pilih tool bar Open Theme Table.
3) Tambahkan kolom baru yaitu kolom nama, status, luas, jenis tanah,
sarana produksi, dll
4) Klik menu Table dan pilih Start Editing.
5) Pilih menu Edit, lalu Add Field sehingga muncul kotak dialog
6) Isi tabel dengan data yang didapat dari wawancara.
7) Setelah selesai klik Stop Editing untuk mengakhiri pengisian tabel.
2.5.4 Pemasukan Data GPS (inigis, 2011)
Langkah – langkah dalam pemasukan data GPS:
1) Data dari GPS yang utama adalah koordinat (X,Y) dan data Identity (Idnt),
konversikan data tersebut dalam bentuk .DBF, baik secara digital atau
entry secara manual (misalnya dengan Excel).
14
2) Dalam membuat tabel dengan menggunakan EXCEL dan akan
disimpan/konversi dalam .DBF, usahakan tidak ada sel yang digabung
(merge) atau sel yang dipotong (split).
3) Simpanlah file tersebut dalam format .DBF.
4) Aktifkan ArcView.
5) Saat ArcView menampilkan PROJECT. Aktifkan Document TABLES, dan
tekan ADD.
6) Browse directory, sub-directory dan carilah (.DBF) yang berisi minimal
sepasang koordinat dan akan dibuka. Kalau sudah ketemu, bukalah
(open).
7) Kalau file .DBF tersebut sudah terbuka dan tampil sebagaimana mirip
tampilan di EXCEL. Tutuplah.
8) Kembali ke PROJECT, dan aktifkan Document VIEWS. Lanjutkan dengan
CLICK > NEW.
9) Pada Document VIEWS, tekanlah menu TOOLS VIEWS dan pilih VIEW >
ADD EVENT THEME.
10) Pilihlah nama file .DBF yang akan dikonversikan/dipetakan;
11) Sesuaikan nama FIELD sebagai koordinat X (Bujur) dan pasangannya, Y
(Lintang). Tekan OK.
12) Untuk mengkonversi THEME (.DBF) menjadi THEME (Shapefile), aktifkan
THEME yang akan dikonversi, kemudian CLICK > THEME > CONVERT
TO SHAPEFILE.
2.5.6 Penyajian Peta (inigis, 2011)
Langkah – langkah dalam penyajian peta:
1) Aktifkan view yang berisi theme tambakgaram.shp
2) Klik dua kali pada theme tambakgaram.shp sehingga akan muncul
15
3) Ganti isian kotak Legend type dengan Graduated Color.
4) Isikan pada kotak Classification Field dengan Id sehingga akan muncul
beberapa baris dan tiga kolom isian yaitu symbol, value dan label.
5) Ganti isi label dengan nama kecamatan yang sesuai dengan Id seperti.
6) Ganti kombinasi warna ganti kotak Color Ramps dengan warna yang
diinginkan.
7) Untuk melihat efeknya klik apply dan simpan legend dengan namatambakgaram.avl
16
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Umum Daerah PKL
Kecamatan Kraksaan terletak pada Kabupaten Probolinggo Jawa Timur
dengan luas 37.798 km2. Berada pada posisi 112'50' - 113'30' Bujur Timur (BT)
dan 7'40' - 8'10' Lintang Selatan (LS). Adapun batas – batas dari Kecamatan
Kraksaan adalah utara: Selat Madura, selatan: Kecamata Besuk, timur:
Kecamatan Krejengan, barat: Kecamatan Pajarakan. Kraksaan memiliki dua
sungai besar yaitu Sungai Rondoningo di sebelah barat dan Sungai Kertosono di
tengah – tengah kota. Desa – desa yang ada di Kraksaan: Rondokuning,
Kregenan, Bulu, Asembagus, Kalibuntu, Sidopekso, Kebonagung, Sumberlele,
Tamansari, Kandangjati Wetan, Alassumur Lor, Alassumur Kulon, Asembakor,
Rangkang. Ada empat Desa yang memiliki tambak garam yang luas yaitu:
Asembagus, Kalibuntu, Sidopekso, dan Kebunagung.
Kecamatan Kraksaan berdasarkan Badan Pusat Statistik seluas 37,798 km2
dengan jumlah penduduk keseluruhan 68.869 jiwa. Perbandingan jumlah Laki
dengan perempuan laki 33.990 jiwa (49%) dan perempuan 34.879 jiwa (51%).
Penduduk Kecamatan Krasakan sudah mendapat pendidikan yang memadai.
Tingkat pendidikan masyarakat yang sudah maju terlihat dari sudah adanya
tempat – tempat belajar dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas,
ditambah lagi di Kraksaan juga terdapat Pondok Pesantren. Sebagian besar
masyarakat berpendidikan tamat Sekolah Dasar dengan jumlah 20.294 jiwa.
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
No Pendidikan Jumlah Persen1 Tamat Sekolah Dasar (TSD) 20294 48%2 Tidak Tamat Sekolah Dasar (TTSD) 6860 12%3 Tamat Sekolah Menengah Pertama (TSMP) 10490 19%4 Tamat Sekolah Menengah Atas (TSMA) 7984 15%5 Tamat Perguruan Tinggi (TPT) 2180 4%6 Tidak Sekolah (TS) 5712 11%
17
Gambar 1. Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
Profesi yang digeluti masyarakat Kecamatan Krasakan bermacam – macam,
mulai dari buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, buruh industri, usaha
industri rumah tangga, jasa angkut, jasa, pensiunan, buruh bangunan, pedagang,
TNI/POLRi, dan lain – lain. TNI/POLRI adalah jenis perkerjaan yang paling
sedikit digeluti oleh masyarakat, sedang profesi yang banyak di geluti adalah
buruh tani sebesar 8.202 jiwa. Penyebabnya adalah masih banyaknya lahan
pertanian di Kraksaan. Berikut adalah data pekerjaan masyarakat Kraksaan.
Tabel 3. Pekerjaan Masyarakat Kraksaaan
No Pekerjaan Jumlah Persen1 Buruh tani 8202 19%2 PNS 2603 6%3 Petani 3656 9%4 Buruh industri 2208 5%5 Usaha industry rumah tangga 793 2%6 Jasa angkut 1307 3%7 Jasa 606 1%8 Pensiunan 754 2%9 Buruh bangunan 1034 2%10 Pedagang 4522 11%11 TNI/POLRI 139 0%12 Lain – lain 17451 40%
10490, 19%
17
Gambar 1. Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
Profesi yang digeluti masyarakat Kecamatan Krasakan bermacam – macam,
mulai dari buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, buruh industri, usaha
industri rumah tangga, jasa angkut, jasa, pensiunan, buruh bangunan, pedagang,
TNI/POLRi, dan lain – lain. TNI/POLRI adalah jenis perkerjaan yang paling
sedikit digeluti oleh masyarakat, sedang profesi yang banyak di geluti adalah
buruh tani sebesar 8.202 jiwa. Penyebabnya adalah masih banyaknya lahan
pertanian di Kraksaan. Berikut adalah data pekerjaan masyarakat Kraksaan.
Tabel 3. Pekerjaan Masyarakat Kraksaaan
No Pekerjaan Jumlah Persen1 Buruh tani 8202 19%2 PNS 2603 6%3 Petani 3656 9%4 Buruh industri 2208 5%5 Usaha industry rumah tangga 793 2%6 Jasa angkut 1307 3%7 Jasa 606 1%8 Pensiunan 754 2%9 Buruh bangunan 1034 2%10 Pedagang 4522 11%11 TNI/POLRI 139 0%12 Lain – lain 17451 40%
5712, 11%
6860, 13%
20294, 38%
10490, 19%
7984, 15%
2180, 4%
TS TTSD TSD TSMP TSMA TPT
17
Gambar 1. Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kraksaan
Profesi yang digeluti masyarakat Kecamatan Krasakan bermacam – macam,
mulai dari buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, buruh industri, usaha
industri rumah tangga, jasa angkut, jasa, pensiunan, buruh bangunan, pedagang,
TNI/POLRi, dan lain – lain. TNI/POLRI adalah jenis perkerjaan yang paling
sedikit digeluti oleh masyarakat, sedang profesi yang banyak di geluti adalah
buruh tani sebesar 8.202 jiwa. Penyebabnya adalah masih banyaknya lahan
pertanian di Kraksaan. Berikut adalah data pekerjaan masyarakat Kraksaan.
Tabel 3. Pekerjaan Masyarakat Kraksaaan
No Pekerjaan Jumlah Persen1 Buruh tani 8202 19%2 PNS 2603 6%3 Petani 3656 9%4 Buruh industri 2208 5%5 Usaha industry rumah tangga 793 2%6 Jasa angkut 1307 3%7 Jasa 606 1%8 Pensiunan 754 2%9 Buruh bangunan 1034 2%10 Pedagang 4522 11%11 TNI/POLRI 139 0%12 Lain – lain 17451 40%
18
Gambar 2. Grafik Mata Pencaharian Penduduk Kraksaan
Perekonomian sudah termasuk maju karena sudah banyak terdapat toko,
warung dan pasar. Dimana di Kraksaan memiliki koperasi 24 unit, BRI 7 unit,
BPR 4 unit dan KUD 1 unit, dan tiga pasar. Pasar ini juga banyak menjual barang
hasil dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Pada Desa Kalibuntu terdapat
pelabuhan kecil dimana disana banyak terdapat kapal – kapal penangkap ikan.
Pada Desa Kebonagung dan Sidopekso merupakan desa yang dikenal sebagai
penghasil garam. Dikarenakan disana terdapat banyak tambak garam.
Perekonomian juga ditunjang dengan sudah banyaknya koperasi dan bank, baik
bank naisonal atau bank daerah dalam membantu permodalan bagi masyarakat
yang ingin membuka suatu usaha.
Fasilitas yang ada di Kraksaan sudah memadai, seperti jalan juga sudah
baik, dimana banyak jalan yang sudah diaspal walaupun kondisinya tidak terlalu
bagus tetapi sudah layak untuk sarana trasportasi. Rumah – rumah sudah
mendapatkan aliran listrik dan mendapat air yang layak, baik yang didapat dari
PDAM atau melakukan pengeboran sendiri. Hal tersebut akan bisa membantu
dalam menunjang kebutuhan masyarakat di Kecamatan Kraksaan.
606, 1%
754, 2%
1034, 2%
TNI/ POLRI
Pedagang
Jasa
18
Gambar 2. Grafik Mata Pencaharian Penduduk Kraksaan
Perekonomian sudah termasuk maju karena sudah banyak terdapat toko,
warung dan pasar. Dimana di Kraksaan memiliki koperasi 24 unit, BRI 7 unit,
BPR 4 unit dan KUD 1 unit, dan tiga pasar. Pasar ini juga banyak menjual barang
hasil dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Pada Desa Kalibuntu terdapat
pelabuhan kecil dimana disana banyak terdapat kapal – kapal penangkap ikan.
Pada Desa Kebonagung dan Sidopekso merupakan desa yang dikenal sebagai
penghasil garam. Dikarenakan disana terdapat banyak tambak garam.
Perekonomian juga ditunjang dengan sudah banyaknya koperasi dan bank, baik
bank naisonal atau bank daerah dalam membantu permodalan bagi masyarakat
yang ingin membuka suatu usaha.
Fasilitas yang ada di Kraksaan sudah memadai, seperti jalan juga sudah
baik, dimana banyak jalan yang sudah diaspal walaupun kondisinya tidak terlalu
bagus tetapi sudah layak untuk sarana trasportasi. Rumah – rumah sudah
mendapatkan aliran listrik dan mendapat air yang layak, baik yang didapat dari
PDAM atau melakukan pengeboran sendiri. Hal tersebut akan bisa membantu
dalam menunjang kebutuhan masyarakat di Kecamatan Kraksaan.
139, 0% 2603, 6%3656, 9%
8202, 19%
4522, 11%2208, 5%
793, 2%1307, 3%
606, 1%
754, 2%
1034, 2%
17451, 40%
PNS Petani Buruh Tani
Buruh Industri Ush. Inds RT Jasa Angkutan
Pensiunan Buruh Bangunan Lainnya
18
Gambar 2. Grafik Mata Pencaharian Penduduk Kraksaan
Perekonomian sudah termasuk maju karena sudah banyak terdapat toko,
warung dan pasar. Dimana di Kraksaan memiliki koperasi 24 unit, BRI 7 unit,
BPR 4 unit dan KUD 1 unit, dan tiga pasar. Pasar ini juga banyak menjual barang
hasil dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Pada Desa Kalibuntu terdapat
pelabuhan kecil dimana disana banyak terdapat kapal – kapal penangkap ikan.
Pada Desa Kebonagung dan Sidopekso merupakan desa yang dikenal sebagai
penghasil garam. Dikarenakan disana terdapat banyak tambak garam.
Perekonomian juga ditunjang dengan sudah banyaknya koperasi dan bank, baik
bank naisonal atau bank daerah dalam membantu permodalan bagi masyarakat
yang ingin membuka suatu usaha.
Fasilitas yang ada di Kraksaan sudah memadai, seperti jalan juga sudah
baik, dimana banyak jalan yang sudah diaspal walaupun kondisinya tidak terlalu
bagus tetapi sudah layak untuk sarana trasportasi. Rumah – rumah sudah
mendapatkan aliran listrik dan mendapat air yang layak, baik yang didapat dari
PDAM atau melakukan pengeboran sendiri. Hal tersebut akan bisa membantu
dalam menunjang kebutuhan masyarakat di Kecamatan Kraksaan.
Buruh Tani
Jasa Angkutan
Lainnya
19
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kraksaan termasuk salah satu wilyah penghasil garam yang sudah terkenal
di Kabupaten Probolinggo. Desa yang memiliki tambak garam yang cukup luas
adalah Desa Sidopekso dan Kebonagung, desa ini sudah hampir sepuluh tahun
memproduksi garam yang hasilnya untuk memenuhi pasar garam di wilayah
probolinggo dan sekitarnya.
Gambar 3. Tambak Garam di Kraksaan
Tambak garam di Kraksaan sebagian besar luasnya kurang dari 1ha namun
ada sebagian yang memiliki luas lebih dari 1ha. Sistem pengelolaan juga
beragam, ada yang di kelola langsung oleh pemilik lahan, ada yang disewakan,
ada yang mempekerjakan orang untuk mengelola tambak garam tersebut. Sama
dengan tambak garam pada umumnya di Kraksaan para petambak garam akan
melakukan proses produksi garam pada musim kemarau, dan ketika musim
penghujan mereka mengisi tambak mereka dengan ikan bandeng untuk mengisi
kekosongan tambak selama musim kemarau.
Tambak garam di sini rata – rata memiliki empat meja garam dan satu tandon
air. Adanya rasa kekeluargaan yang erat antara petambak garam menjadikan
dua tandon air untuk 2 petak garam hal ini terjadi di Desa Sidopekso dan Desa
Kebonagung. Bukan halnya masalah tendon air, dalam masalah penggarapan
19
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kraksaan termasuk salah satu wilyah penghasil garam yang sudah terkenal
di Kabupaten Probolinggo. Desa yang memiliki tambak garam yang cukup luas
adalah Desa Sidopekso dan Kebonagung, desa ini sudah hampir sepuluh tahun
memproduksi garam yang hasilnya untuk memenuhi pasar garam di wilayah
probolinggo dan sekitarnya.
Gambar 3. Tambak Garam di Kraksaan
Tambak garam di Kraksaan sebagian besar luasnya kurang dari 1ha namun
ada sebagian yang memiliki luas lebih dari 1ha. Sistem pengelolaan juga
beragam, ada yang di kelola langsung oleh pemilik lahan, ada yang disewakan,
ada yang mempekerjakan orang untuk mengelola tambak garam tersebut. Sama
dengan tambak garam pada umumnya di Kraksaan para petambak garam akan
melakukan proses produksi garam pada musim kemarau, dan ketika musim
penghujan mereka mengisi tambak mereka dengan ikan bandeng untuk mengisi
kekosongan tambak selama musim kemarau.
Tambak garam di sini rata – rata memiliki empat meja garam dan satu tandon
air. Adanya rasa kekeluargaan yang erat antara petambak garam menjadikan
dua tandon air untuk 2 petak garam hal ini terjadi di Desa Sidopekso dan Desa
Kebonagung. Bukan halnya masalah tendon air, dalam masalah penggarapan
19
3.2 Profil Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kraksaan termasuk salah satu wilyah penghasil garam yang sudah terkenal
di Kabupaten Probolinggo. Desa yang memiliki tambak garam yang cukup luas
adalah Desa Sidopekso dan Kebonagung, desa ini sudah hampir sepuluh tahun
memproduksi garam yang hasilnya untuk memenuhi pasar garam di wilayah
probolinggo dan sekitarnya.
Gambar 3. Tambak Garam di Kraksaan
Tambak garam di Kraksaan sebagian besar luasnya kurang dari 1ha namun
ada sebagian yang memiliki luas lebih dari 1ha. Sistem pengelolaan juga
beragam, ada yang di kelola langsung oleh pemilik lahan, ada yang disewakan,
ada yang mempekerjakan orang untuk mengelola tambak garam tersebut. Sama
dengan tambak garam pada umumnya di Kraksaan para petambak garam akan
melakukan proses produksi garam pada musim kemarau, dan ketika musim
penghujan mereka mengisi tambak mereka dengan ikan bandeng untuk mengisi
kekosongan tambak selama musim kemarau.
Tambak garam di sini rata – rata memiliki empat meja garam dan satu tandon
air. Adanya rasa kekeluargaan yang erat antara petambak garam menjadikan
dua tandon air untuk 2 petak garam hal ini terjadi di Desa Sidopekso dan Desa
Kebonagung. Bukan halnya masalah tendon air, dalam masalah penggarapan
20
lahan meraka juga saling tolong menolong, seperti peminjaman mesin pompa
pada petambak yang tidak memiliki pompa. Hal ini dilakukan ketika kondisi alam
tidak ada angin atau angin tidak kencang, maka dibutuhkan pompa.
Sampai saat ini ada lebih dari 100 petambak garam yang ada di Kraksaan.
Ironis memang dengan banyaknya petambak garam di Kraksaan tapi daerah ini
masih mendatangkan garam dari luar. Memang untuk memenuhi garam di
pasaran lokal sempat kesulitan hal ini dikarenakan pada tahun 2010 cuaca
sangat tidak mendukung proses produksi garam. Musim hujan yang terus
menerus dan musim kemarau yang tak kunjung datang membuat produksi garam
pada Kraksaan adalah 0%. Lebih ironis lagi pemerintah daerah tidak memiliki
data akurat tentang tambak garam yang ada di Kraksaan, mereka hanya
mengetahui saja desa – desa yang memiliki tambak garam tanpa ada data
secara tertulis, siapa saja pemiliki tambak garam, berapa luas, dan bagaimana
kondisi tambak garam yang ada disana.
Kondisi air yang ada di tambak garam Kraksaan tidak sebaik bila
dibandingkan dengan tambak garam yang ada ditempat lain seperti Madura.
Kondisi air yang berbeda mengingat penampungan air di Kraksaan tidak
langsung mengambil air dari laut, tetapi dari sungai – sungai kecil yang dibuat
warga untuk mengalirkan air laut dan dari penyusupan air laut yang masuk
kebagian daratan. Tandon akan mengeluarkan air asin yang berasal dari
penyusupan air laut.
3.2.1 Kondisi Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Kondisi tambak garam di Kraksaan yang akan dibahas meliputi empat desa
antara lain Asembagus, Kalibuntu, Sidopekso, dan Kebunagung. Konsidi meliputi
sarana dan prasarana yang ada pada tambak garam yang meliputi, luas tambak,
saluran air, kepemilikan, dan lain – lain.
21
Luas tambak garam pada Sidopekso 13.57 ha yang terdiri dari 22 petak,
Kebonagung memiliki tambak garam 47.603 ha, Kalibuntu memiliki tambak
garam 27.860 ha, Asembagus memiliki tambak garam 31.530 ha. Kondisi yang
hampir sama dengan tambak Kraksaan, setiap tambak garam rata – rata memiliki
3 meja garam dan jumlah garam yang dihasilkan kurang lebih 183 ton pada
Sidopekso, Kebonagung 185 ton, Kalibuntu 110 ton, Asembagus 126 ton.
Besarnya jumlah garam yang dihasilkan, dengan perhitungan satu tahun dalam
asumsi musim kemarau adalah 6 bulan, setiap bulan dapat panen tiga kali.
Gambar 4. Kincir dan Pompa air
Petambak garam di Kraksaan hampir semua memiliki sarana dan prasarana
produksi yang sudah memadai, seperti kincir, gudang, mesin pompa, saluran air,
ember, sekop, sepatu, pengais dan perata. Pada Sidopekso dan Asembagus
hampis semua menggunakan kincir dan pompa, dimana pengunaan pompa
hanya digunakan ketika kondisi angin tidak kencang. Hal tersebut mengingat
bahwa ketika penggunaan pompa maka akan menambah biaya produksi yaitu
untuk membeli bahan bakar untuk pompa. Pada desa Kebonagung dan
Kalibuntu hanya sebagian saja yang memiliki pompa, tetapi tidak jarang terjadi
saling pinjam pompa antar petambak.
Gudang adalah sarana petambak untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
menyimpan garam yang sudah dipanen sembari menunggu pengepul/pedagang
datang untuk membeli garam mereka. Ketersedian gudang sendiri juga tidak
21
Luas tambak garam pada Sidopekso 13.57 ha yang terdiri dari 22 petak,
Kebonagung memiliki tambak garam 47.603 ha, Kalibuntu memiliki tambak
garam 27.860 ha, Asembagus memiliki tambak garam 31.530 ha. Kondisi yang
hampir sama dengan tambak Kraksaan, setiap tambak garam rata – rata memiliki
3 meja garam dan jumlah garam yang dihasilkan kurang lebih 183 ton pada
Sidopekso, Kebonagung 185 ton, Kalibuntu 110 ton, Asembagus 126 ton.
Besarnya jumlah garam yang dihasilkan, dengan perhitungan satu tahun dalam
asumsi musim kemarau adalah 6 bulan, setiap bulan dapat panen tiga kali.
Gambar 4. Kincir dan Pompa air
Petambak garam di Kraksaan hampir semua memiliki sarana dan prasarana
produksi yang sudah memadai, seperti kincir, gudang, mesin pompa, saluran air,
ember, sekop, sepatu, pengais dan perata. Pada Sidopekso dan Asembagus
hampis semua menggunakan kincir dan pompa, dimana pengunaan pompa
hanya digunakan ketika kondisi angin tidak kencang. Hal tersebut mengingat
bahwa ketika penggunaan pompa maka akan menambah biaya produksi yaitu
untuk membeli bahan bakar untuk pompa. Pada desa Kebonagung dan
Kalibuntu hanya sebagian saja yang memiliki pompa, tetapi tidak jarang terjadi
saling pinjam pompa antar petambak.
Gudang adalah sarana petambak untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
menyimpan garam yang sudah dipanen sembari menunggu pengepul/pedagang
datang untuk membeli garam mereka. Ketersedian gudang sendiri juga tidak
21
Luas tambak garam pada Sidopekso 13.57 ha yang terdiri dari 22 petak,
Kebonagung memiliki tambak garam 47.603 ha, Kalibuntu memiliki tambak
garam 27.860 ha, Asembagus memiliki tambak garam 31.530 ha. Kondisi yang
hampir sama dengan tambak Kraksaan, setiap tambak garam rata – rata memiliki
3 meja garam dan jumlah garam yang dihasilkan kurang lebih 183 ton pada
Sidopekso, Kebonagung 185 ton, Kalibuntu 110 ton, Asembagus 126 ton.
Besarnya jumlah garam yang dihasilkan, dengan perhitungan satu tahun dalam
asumsi musim kemarau adalah 6 bulan, setiap bulan dapat panen tiga kali.
Gambar 4. Kincir dan Pompa air
Petambak garam di Kraksaan hampir semua memiliki sarana dan prasarana
produksi yang sudah memadai, seperti kincir, gudang, mesin pompa, saluran air,
ember, sekop, sepatu, pengais dan perata. Pada Sidopekso dan Asembagus
hampis semua menggunakan kincir dan pompa, dimana pengunaan pompa
hanya digunakan ketika kondisi angin tidak kencang. Hal tersebut mengingat
bahwa ketika penggunaan pompa maka akan menambah biaya produksi yaitu
untuk membeli bahan bakar untuk pompa. Pada desa Kebonagung dan
Kalibuntu hanya sebagian saja yang memiliki pompa, tetapi tidak jarang terjadi
saling pinjam pompa antar petambak.
Gudang adalah sarana petambak untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam
menyimpan garam yang sudah dipanen sembari menunggu pengepul/pedagang
datang untuk membeli garam mereka. Ketersedian gudang sendiri juga tidak
22
setiap pemilik tambak memiliki. Desa Sidopekso dan Kebonagung hampir semua
memiliki gudang. Sebagian dari mereka yang berada pada satu tandon air akan
memiliki gudang yang sama. Ada juga yang menggunakan sistem dimana
gudang tersebut adalah milik dari pengepul/pedagang, hal ini terjadi karena
dalam pembutan gudang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pedagang
tersebut tidak menyewa gudangnya tetapi hanya meminjamkannya atas dasar
adanya kerjasama diantara mereka.
Gambar 5. Gudang Pada Tambak Garam
Saluran air pada tambak garam di Sidopekso memiliki ukuran yang beragam
mengingat lokasi tambak mereka yang berbeda, rata – rata sepanjang 15 m,
lebar 1,5 meter dan kedalam 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 20 meter dan Kebonagung memiliki ukuran panjang 30 – 200 m, lebar 4 –
7 meter dan kedalam 2 – 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 5 – 20 meter.
Biaya perawatan saluran air di Sidopekso dan Kebonagung dilaksanakan
secara individu apabila kerusakan pada saluran air milik sendiri dengan
membayar tenaga kerja Rp.20.000 – 30.000/orang atau Rp.200.000/5 orang.
22
setiap pemilik tambak memiliki. Desa Sidopekso dan Kebonagung hampir semua
memiliki gudang. Sebagian dari mereka yang berada pada satu tandon air akan
memiliki gudang yang sama. Ada juga yang menggunakan sistem dimana
gudang tersebut adalah milik dari pengepul/pedagang, hal ini terjadi karena
dalam pembutan gudang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pedagang
tersebut tidak menyewa gudangnya tetapi hanya meminjamkannya atas dasar
adanya kerjasama diantara mereka.
Gambar 5. Gudang Pada Tambak Garam
Saluran air pada tambak garam di Sidopekso memiliki ukuran yang beragam
mengingat lokasi tambak mereka yang berbeda, rata – rata sepanjang 15 m,
lebar 1,5 meter dan kedalam 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 20 meter dan Kebonagung memiliki ukuran panjang 30 – 200 m, lebar 4 –
7 meter dan kedalam 2 – 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 5 – 20 meter.
Biaya perawatan saluran air di Sidopekso dan Kebonagung dilaksanakan
secara individu apabila kerusakan pada saluran air milik sendiri dengan
membayar tenaga kerja Rp.20.000 – 30.000/orang atau Rp.200.000/5 orang.
22
setiap pemilik tambak memiliki. Desa Sidopekso dan Kebonagung hampir semua
memiliki gudang. Sebagian dari mereka yang berada pada satu tandon air akan
memiliki gudang yang sama. Ada juga yang menggunakan sistem dimana
gudang tersebut adalah milik dari pengepul/pedagang, hal ini terjadi karena
dalam pembutan gudang juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pedagang
tersebut tidak menyewa gudangnya tetapi hanya meminjamkannya atas dasar
adanya kerjasama diantara mereka.
Gambar 5. Gudang Pada Tambak Garam
Saluran air pada tambak garam di Sidopekso memiliki ukuran yang beragam
mengingat lokasi tambak mereka yang berbeda, rata – rata sepanjang 15 m,
lebar 1,5 meter dan kedalam 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 20 meter dan Kebonagung memiliki ukuran panjang 30 – 200 m, lebar 4 –
7 meter dan kedalam 2 – 3 meter. Jarak rata – rata muara sungai ke tambak
sejauh 5 – 20 meter.
Biaya perawatan saluran air di Sidopekso dan Kebonagung dilaksanakan
secara individu apabila kerusakan pada saluran air milik sendiri dengan
membayar tenaga kerja Rp.20.000 – 30.000/orang atau Rp.200.000/5 orang.
23
Gambar 6. Saluran Air Tambak Garam
Ketinggian meja garam di Sidopekso dengan dasar saluran beragam dari 0.5
– 2 meter, Ketinggian meja garam dengan dasar saluran beragam dari 1 – 2
meter. sedangkan pada Kebonagung Dalam satu siklus pembuatan garam rata-
rata selama 15 hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 2 kali per
petak. Kebonagung dalam satu siklus pembuatan garam rata – rata selama 15
hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 3 kali per petak. Produksi
garam yang dilakukan antara bulan April hingga Desember.
Permasalahan petambak garam di Asembagus kebanyakan adalah penyewa
atau penggarap karena pemilik tambak sebenarnya kebanyakan adalah dari luar
Asembagus. Berbeda dengan Kalibuntu, masyarakat Kalibuntu kurang tertarik
dengan tambak garam, kondisi tambak di Kalibuntu kurang baik, dikarenakan
tambak atau dinding tambak sering mengalami abrasi ketika air laut pasang.
Abrasi menyebabkan biaya produksi meningkat karena digunakan untuk
perbaikan kondisi tambak. Hal terlihat dengan adanya tambak garam yang
ditimbun/digusur untuk dijadikan pemukiman. Hal ini mengingat pada Kalibuntu
terdapat sebuah pelabuhan kecil, sehingga masyarakat lebih memilih untuk
menjadi nelayan.
23
Gambar 6. Saluran Air Tambak Garam
Ketinggian meja garam di Sidopekso dengan dasar saluran beragam dari 0.5
– 2 meter, Ketinggian meja garam dengan dasar saluran beragam dari 1 – 2
meter. sedangkan pada Kebonagung Dalam satu siklus pembuatan garam rata-
rata selama 15 hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 2 kali per
petak. Kebonagung dalam satu siklus pembuatan garam rata – rata selama 15
hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 3 kali per petak. Produksi
garam yang dilakukan antara bulan April hingga Desember.
Permasalahan petambak garam di Asembagus kebanyakan adalah penyewa
atau penggarap karena pemilik tambak sebenarnya kebanyakan adalah dari luar
Asembagus. Berbeda dengan Kalibuntu, masyarakat Kalibuntu kurang tertarik
dengan tambak garam, kondisi tambak di Kalibuntu kurang baik, dikarenakan
tambak atau dinding tambak sering mengalami abrasi ketika air laut pasang.
Abrasi menyebabkan biaya produksi meningkat karena digunakan untuk
perbaikan kondisi tambak. Hal terlihat dengan adanya tambak garam yang
ditimbun/digusur untuk dijadikan pemukiman. Hal ini mengingat pada Kalibuntu
terdapat sebuah pelabuhan kecil, sehingga masyarakat lebih memilih untuk
menjadi nelayan.
23
Gambar 6. Saluran Air Tambak Garam
Ketinggian meja garam di Sidopekso dengan dasar saluran beragam dari 0.5
– 2 meter, Ketinggian meja garam dengan dasar saluran beragam dari 1 – 2
meter. sedangkan pada Kebonagung Dalam satu siklus pembuatan garam rata-
rata selama 15 hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 2 kali per
petak. Kebonagung dalam satu siklus pembuatan garam rata – rata selama 15
hari/bulan. Siklus usaha dalam satu bulan sebanyak 3 kali per petak. Produksi
garam yang dilakukan antara bulan April hingga Desember.
Permasalahan petambak garam di Asembagus kebanyakan adalah penyewa
atau penggarap karena pemilik tambak sebenarnya kebanyakan adalah dari luar
Asembagus. Berbeda dengan Kalibuntu, masyarakat Kalibuntu kurang tertarik
dengan tambak garam, kondisi tambak di Kalibuntu kurang baik, dikarenakan
tambak atau dinding tambak sering mengalami abrasi ketika air laut pasang.
Abrasi menyebabkan biaya produksi meningkat karena digunakan untuk
perbaikan kondisi tambak. Hal terlihat dengan adanya tambak garam yang
ditimbun/digusur untuk dijadikan pemukiman. Hal ini mengingat pada Kalibuntu
terdapat sebuah pelabuhan kecil, sehingga masyarakat lebih memilih untuk
menjadi nelayan.
24
Permasalah yang muncul pada petambak garam di Sidopekso, dimana
mereka harus mengangkut garam mereka dari gudang menuju para pengepul.
Akses jalan dari gudang menuju truck tengkulah hanya bisa di akses dengan
sepeda atau jalan kaki (dipikul) membuat pembengkakan biaya produksi.
Mengingat upah buruh angkut sebesar Rp.20.000/ton. Disinilah para petambak
meminta bantuan pemerintah untuk memperbaiki fasilitas jalan.
3.2.2 Sistem Manajemen Tambak Garam di Kecamatan Kraksaan
Petambak garam memiliki cara dalam menjalankan tambak garamnya, baik
terkait antara permodalan, penjualan, kerjasama, dan lain – lain. Seperti yang
terjadi di Sidopekso dan Kebonagung, atas dasar kesamaan profesi dan sering
terjadinya interaksi antar petambak. Sidopekso dan Kebonagung mereka
membuat suatu “Kelompok Tani Tambak Sido-Agung. Bersama tokoh penggagas
KTT Sido-Agung antara lain Bapak Bambang Taufik, Bapak Junari, Bapak
Bunawi, Bapak Mattrawi dan Almarhum Bunyamin. Awalnya hanya
beranggotakan 40 orang, seiring dengan perkembangannya sekarang mencapai
91 orang. Anggota petambak garam di Sidopekso yang masuk dalam “Kelompok
Tani Tambak Sido-Agung” antara lain Bapak Misnari, Bapak Djunali, Bapak
Mattrawi, Bapak Syamsuri, Bapak Abdul Gani, dan masih banyak lagi. Anggota
dari KTT Sido-Agung yang berada di desa Kebonagung antara lain Bapak
Bambang, Bapak Sahidin, Bapak Ismail, Bapak Bunawi, Bapak Misjito, Bapak
Sukir, Bapak Atmo, Bapak Harwadi, dan masih banyak lagi.
KTT Sido-Agung dalam mengembangkan usaha perikanan, khususnya
tambak garam dengan mendirikan pra koperasi yang nantinya diharapkan
menjadi koperasi. Meskipun demikian dalam pelaksanaan manajemen
organisasinya berjalan masing – masing. Tujuan koperasi ini didirikan adalah
melaksanakan kegiatan simpan pinjam sehingga apabila terdapat anggota yang
25
membutuhkan modal dapat terpenuhi secara mudah dengan bunga yang ringan,
selain itu koperasi sebagai wadah/penampung hasil produksi garam dengan
harga yang tidak merugikan petambak serta sebagai pemasar garam.
KTT Sido-Agung tidak hanya bergerak pada bidang penggaraman, akan
tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dari anggotanya. Struktur Kelompok Tani
Tambak Sido-Agung, meliputi ketua, bendahara, sekretaris, koordinator
pemasaran, koordinator budidaya air tawar, koordinator budidaya air payau,
koordinator budidaya air laut, koordinator budidaya garam dan anggota. Mulai
tahun berdiri hingga sekarang KTT Sido-Agung mempunyai inventaris yang
dapat digunakan oleh anggotanya maupun bukan, meliputi :
Table 4. Inventaris KTT Sido-Agung
No Jenis Inventaris Jumlah Kondisi1 Genset 1000 watt 1 unit Baik2 Mesin pompa 2 dim dan selang 1 unit Baik3 Keranjang panen 30 buah Baik
4 Tong air 2 buah Baik2 buah Rusak
5 Keranjang Budidaya Kepiting Soka 40 unit Baik6 Ban Pelampung 6 unit Baik7 Gerobak Dorong 4 unit Baik8 Blender Pakan 4 unit Baik9 Jaring Panen 300 meter Baik10 Timbangan Duduk 1 unit Baik11 Tabung Oksigen dan alat selam 1 unit Baik
Petambak garam di Asembagus dan Kalibuntu tidak memiliki sebuah
kelompok seperti yang dimiliki oleh Sidopekso dan Kebonagung. Beberapa
Petambak garam di Kalibuntu adalah Bapak Trusni, Bapak Juari, Bapak Ali
mukti, Bapak Apong, dan masih banyak lagi. Total dari pengamatan ada lima
belas petambak garam di Kalibuntu. Pemilik lahan di Kalibuntu biaya menggarap
sendiri lahannya dan hanya beberapa yang mencari orang sebagai pekerja di
tambaknya. Pekerja tambak di Kalibuntu juga tidak bekerja secara keseluruhan
karena pemilik juga ikut bekerja di dalamnya. Dari hal ini sering muncul
permasalahan antara pekerja dan pemilik lahan yang biasanya disebabkan oleh
26
pembagian upah yang belum rata. Hal inilah yang menyebabkan kenapa di
Kalibuntu pemilik sendiri yang menggarap lahannya untuk menghindari terjadinya
konflik antar pekerja dan pemilik.
Modal usaha produksi garam di Sidopekso beragam, ada yang berasal dari
modal sendiri dan dari modal pinjaman. Dari modal pinjaman tersebut ada yang
berasal dari orang, bank, dan pedagang. Sebagai contohnya modal usaha yang
berasal dari pedagang adalah Bapak Djunali. Beliau memperoleh dari para
pedagang garam. Hubungan antara petambak dengan pedagang garam adalah
setiap produksi garam harus dijual kepada pedagang tersebut dengan harga
yang menentukan adalah pedagang, pengembalian uang sesuai dengan
kemampuan petambak, dan sebelum semua pinjaman dikembalikan maka
potongan harga masih diberlakukan oleh pedagang. Modal usaha untuk kegiatan
operasional tambak garam tidak pernah mengajukan kepada Bank karena tidak
mempunyai jaminan, persyaratan terlalu banyak dan takut tidak dipercaya Bank.
Modal usaha produksi garam di Kebonagung beragam, ada yang berasal dari
modal sendiri dan dari modal pinjaman. Dari modal pinjam tersebut ada yang
berasal dari orang, bank, dan pedagang. Sebagai contohnya modal usaha yang
berasal dari bank adalah Bapak Bambang Taufik dalam menjalankan usaha
tambak garam mendapatkan pinjaman yang berasal dari Bank. Bapak Bambang
Taufik tidak pernah mencoba untuk melakukan pinjaman kepada Pedagang
dengan alasan bahwa bunga Bank lebih rendah dari pedagang. Cara
pengembaliannya secara mengangsur setiap bulannya. Peminjaman yang
pernah diajukan kepada bank antara Rp.5.000.000,- hingga Rp.30.000.000,-.
Ada juga petambak di Kebonagung yang menggunakan modal dari pedagang,
seperti Bapak Sahidin dengan sistem setiap produksi garam harus dijual kepada
pedagang tersebut dengan harga yang menentukan adalah pedagang,
pengembalian uang sesuai dengan kemampuan petambak, sebelum semua
27
pinjaman dikembalikan maka potongan harga masih diberlakukan oleh
pedagang.
Petambak garam Kalibuntu masih mengalami problematika tentang penjualan
garam dan tak jarang sering terjadi konflik dengan para tengkulak/pedagang.
Biasanya masalah harga yang menyebabkan konflik tersebut, sering tidak
menemui kesepakatan harga antar pedagang dan petambak. Petambak garam
di Kalibuntu tidak sedikit yang menjual langsung garam mereka ke pasar tanpa
melewati pengepul/tengkulak, hal ini dilakukan karena sering terjadi hubungan
tidak harmonis antara petambak dan pengepul. Permasalahan penjualan hasil
garam yang terjadi di Kalibuntu juga disebabkan karena tidak adanya koperasi
untuk menampung hasil penjualan mereka dan lebih memilih untuk menjualnya
langsung ke pasar.
Petambak garam Sidopekso dan Kebonagung sebagian besar menggunakan
orang lain untuk mengelola tambak garam mereka. Tenaga kerja yang ada pada
usaha tambak garam ini adalah tenaga kerja laki-laki yang kegiatannya terdiri
dari persiapan produksi, pengatur saluran air, pengais, perata, pemanen dan
buruh angkut. Kebiasan pada Sidopekso upah tenaga persiapan produksi,
pengais, perata, dan pemanen adalah pekerja yang sama mulai dari awal hingga
akhir dengan sistem bagi hasil (2:1), pemilik mendapatkan 2 bagian sedangkan
penggarap 1 bagian. Berbeda dengan kebiasaan di Kebonagung pemilik
mendapatkan 2/3 bagian sedangkan penggarap 1/3 bagian. Upah buruh angkut
sebesar Rp. 15.000/ton - 20.000/ton.
28
3.3 Data Kualitas Air Tambak Dan Proses Pembuatan Garam di Kraksaan3.3.1 Data Kualitas Air Tambak
Tabel 5. Kualitas Air Tambak Garam di Kraksaan
DESA PH SALINITAS TSS(ppm)
Na(mg/l)
CL(mg/l)
Mg(mg/l)
SO4(mg/l)
Kebonagung 7.26 10 15 3076.50 5529.00 370.50 0.765Sidopekso 7.05 20 19 6153.00 11058.00 741.00 1.530Kalibuntu 7.05 20 19 6153.00 11058.00 741.00 1.530Asembagus 7.05 20 19 6153.00 11058.00 741.00 1.530
a. Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan,
didefinisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara
matematis dinyatakan sebagai pH = log 1/H+, dimana H+ adalah banyaknya ion
hidrogen dalam mol per liter larutan (Barus, 2004). Berikut adalah grafik nilai pH
di keempat desa:
Gambar 7. Grafik Nilai pH
pH tandon air di tambak garam Desa Kebonagung adalah 7.26 dan Desa
Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus adalah 7.05. Kordi dan Tancung (2007),
menyatakan pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Hal ini terjadi karena banyaknya bahan
organik yang membusuk (Mintarjo at al, 1984) akibat proses dekomposisi.
7.26
7.05 7.05 7.05
6.96.95
77.05
7.17.15
7.27.25
7.3
Kebonagung Sidopekso Kalibuntu Asembagus
pH
29
b. Salinitas
Salinitas adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan.
Menurut Effendi (2003) salinitas merupakan gambaran tentang padatan total
didalam air setelah semua karbonat di konversi menjadi oksida semua bromida
dan iodida digantikan oleh Clorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Dari data nilai salinitas, berikut adalah grafik nilai salinitas di keempat desa:
Gambar 8. Grafik Nilai Salinitas
Salinitas atau kadar garam pada perairan mendapatkan nilai 10 ppt di
Kebonagung dan 20 ppt di Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus. Kecilnya nilai
salinitas yang di dapatkan karena saat pengambilan sample tersebut pada
musim hujan, jadi air tandon yang berasal dari air laut itu bercampur dengan air
sungai dan air hujan sehingga mendapatkan nilai salinitas di bawah 30 ppt.
Menurut Effendi (2003) pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi
oleh masukan air tawar dari sungai.
c. Total Suspended Solid (TSS)
Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan –
bahan tersuspensi (diameter > 1 µm) yang terdapat pada saringan millingpore
dengan diameter pori 0.45 µm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta
10
20 20 20
0
5
10
15
20
25
Kebonagung Sidopekso Kalibuntu Asembagus
SALINITAS
30
jasad – jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi
tanah yang terbawa ke badan air (Effendi, 2003). Berikut adalah grafik Nilai TSS
di keempat desa:
Gambar 9. Grafik Nilai Total Suspended Solid (TSS)
Nilai TSS yang didapatkan pada tandon tambak garam di Kebonagung
adalah 15 ppm dan 19 ppm pada Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus. Menurut
Effendi (2003) Bahan – bahan tersuspensi yang terlarut pada perairan alami tidak
bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan, terurama TSS, dapat meningkatkan
nilai kekeruhan, yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari
ke kolam air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis diperairan.
d. Natrium (Na)
Natrium (Na) adalah salah satu unsur alkali utama yang ditemukan di
perairan dan merupakan kation penting yang mempengaruhi kesetimbangan
keseluruhan kation di perairan. Hampir semua senyawa natrium mudah larut
dalam air dan bersifat sangat reaktif.
Hampir semua perairan alami mengandung natrium, dengan kadar yang
bervariasi antara 1 mg/liter hingga ribuan mg/liter. Cole (1988) dalam Effendi
(2003), mengatakan satu liter air laut mengandung sekitar 30 g NaCl yang terdiri
15
19 19 19
0
5
10
15
20
Kebonagung Sidopekso Kalibuntu Asembagus
Total Suspended Solid (TSS)
31
dari atas ± 11 g natrium. Nilai Natrium yang diperoleh adalah 3076.50 mg/liter
dan 6153.00 mg/liter. Nilai Na di Kebonagung adalah 3076.50 mg/liter dan nilai
Natrium di Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus adalah 6153.00 mg/liter. Berikut
adalah grafik nilai Natrium di keempat desa:
Gambar 10. Grafik Nilai Natrium
e. Klorida (Cl)
Klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Ion klorida adalah salah
satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih
banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk
senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan kalium klorida (CaCl2).
Gambar 11. Grafik Nilai Klorida
3076.5
6153 6153 6153
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Kebonagung Sidopekso Kalibuntu Asembagus
Natrium (Na)
5529
11058 11058 11058
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Kebonagung Sidopekso Kalibuntu Asembagus
Klorida (Cl)
32
Hasil pengamatan yang dilakukan, Kebonagung mendapatkan nilai klorida
sebesar 5529 mg/liter dan Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus sebesar 11058
mg/liter. Menurut Rump dan Krist (1992) dalam Effendi (2003) kadar klorida 250
mg/liter dapat mengakibatkan air menjadi asin, sedangakan menurut McNeely et
al., (1979) dalam Effendi (2003) air laut mengandung klorida sekitar 19.300
mg/liter dan brine mengandung klorida hingga 200.000 mg/liter. Klorida tidak
bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan
osmotic sel.
f. Magnesium
Magnesium (Mg) adalah logam alkali tanah yang cukup berlimpah pada
perairan alami. Garam – garam magnesium bersifat mudah larut dan cenderung
bertahan sebagai larutan (Effendi, 2003). Magnesium bersifat tidak toksik,
bahkan, bahkan menguntungkan bagi fungsi hati dan sistem saraf. Berikut
adalah grafik nilai magnesium di keempat desa:
Gambar 12. Grafik Nilai Magnesium
Hasil perhitungan yang di lakuakan mendapatkan nilai Magnesium di
Kebonagung sebesar 370.50 mg/liter dan Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus
sebesar 741.00 mg/liter. Kadar magnesium pada perairan alami bervariasi antara
370.5
741 741 741
0100200300400500600700800
Kebonagung Sidopekso Kalibuntu Asembagus
Magnesium (Mg)
33
1 – 100 mg/liter: pada perairan laut mencapai 1000 mg/liter; sedangkan pada
brine mencapai 57.000 mg/liter (McNeely et al., 1979; Peavy et al., 1985).
g. Sulfat
Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk sulfat (SO42-), yang
merupakan bentuk sulfur utama di perairan dan tanah (Rao, 1992). Ion sulfat
yang bersifat larut dan merupakan bentuk oksidasi utama sulfur adalah salah
satu anion utama diperairan, menepati urutan kedua setelah bikarbonat (Effendi,
2003). Sulfur yang berikatan dengan hydrogen membentuk asam sulfat dan
sulfat yang berikatan dengan logam alkali merupakan bentuk sulfur yang paling
banyak ditemukan di danau dan sungai (Cole, 1988).
Gambar 13. Grafik Nilai Sulfat
Dari perhitungan di dapatkan nilai sulfat (SO42-) di Kebonagung sebesar
0,765 mg/liter dan Sidopekso, Kalibuntu, Asembagus sebesar 1,530 mg/l. kadar
sulfat di perairan tawar alami berkisar antara 2 – 80 mg/liter. Kadar sulfat yang
melebihi 500 mg/liter dapat mengakibatkan terjadinya ganguan pada sistem
pencernaan. Kadar sulfat pada perairan yang melewati batuan gypsum dapat
mncapai 1000 mg/liter (Rump dan Krist, 1992).
0.765
1.53 1.53 1.53
00.20.40.60.8
11.21.41.61.8
Kebonagung Sidopekso Kalibuntu Asembagus
Sulfat (SO42-)
34
3.3.2 Data Kualitas Garam
Tabel 6. Data Kualitas Garam
Parameter
Hasil Analisa Metode Analisis
Kadar Satuan Pereaksi Metode
Na 17,79±0,11 % HNO3 AAS
Mg 1,17±0,01 % HNO3 AAS
Cl 61,4±0,23 % AgNO3 Argentometri
SO4 0,7309±0,0013 % HCl-BaCl2 Spektrofotometri
Data dari hasil pengukuran kualitas garam yang ada di Kraksaan seperti
tertulis di atas. Dari data di atas dan perbandingan dari ketetapan dari
pemerintah yang menjelaskan sebagai berikut.
Garam rakyat dikelompokan 3 jenis, yaitu:
1) K – 1 yaitu kwalitas terbaik yang memenuhi syarat untuk bahan industry
maupun untuk konsumsi.
Dengan komposisi sebagai berikut:
NaCl : 97.46 %
CaCl2 : 0.723 %
CaSO4 : 0.409 %
MgSO4 : 0.04 %
H20 : 0.63 %
Impurities: 0.65 %
2) K – 2 yaitu kualitas dibawah K – 1, garam jenis ini harus dikurangi kadar
berbagai zat agar memenuhi standart sebagai bahan baku industry.
Secara fisik garam K – 2 berwarna agak kecoklatan dan agak lembab.
3) K – 3 merupakan garam kualitas terendah, tampilan fisik yang coklat
dan bercampur lumpur.
35
Data yang diperoleh dan dibandingkan dengan ketetapan pemerintah,
menunjukan bahwa garam yang dihasilkan dari Kraksaan adalah garam dengan
kualitas tidak nomer satu. Petambak garam di kraksaan juga mengakui bahwa
garam yang mereka hasilkan adalah garam kualitas dua atau tiga. Dimana dari
pernyataan petambak garam kualitas dua sebagian besar di dapatkan dari
Kebonagung dan sebagian Sidopekso. Garam kualitas tiga ditemukan di
Kalibuntu dan Asembagus.
Garam yang dihasilkan di Kraksaan tidak sama seperti garam yang bisa kita
temukan di pasaran. Garam dari Kraksaan tidak berwarna seputih itu, warnanya
cenderung kecoklatan. Dari hasil tersebut sesuai dengan tetapan dari pemerintah
yang menunjukan bahwa garam yang berwarna agak kecoklatan adalah garam
kualitas dua dan tiga, sesuai dengan pernyataan dari petambak garam di
Kraksaan.
3.3.3 Proses Pembuatan Garam
Proses pembuatan/produksi garam, meliputi:
1) Pengeringan Lahan: awal bulan April dilakukan pengeringan lahan
pemenihan dan pengeringan lahan kristalisasi.
2) Pengolahan Air Peminian: dimasukan air laut ke peminian, dimasukan air
laut ke lahan kristalisasi, diatur air di lahan peminian, dikeluarkan air
muda ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan selama seminggu.
3) Pengolahan Air dan Tanah: Air muda dipekatkan dengan cara
pengolahan air muda yang dipindahkan dari tempat peminihan I dan II
hingga menjadi air tua yang siap dikristalisasikan.
4) Proses Kristalisasi: dipelihara meja garam dan diratakan permukaan
dasar garam.
36
5) Proses Panen: rata – rata umur kristal garam 10 hari secara rutin dengan
ketebalan sekitar 5 cm.
3.4 Kegiatan Pemetaan3.4.1 Registrasi Peta
Registrasi peta merupakan langkah awal dalam pemasukan data di ArcView.
Sebelum proses digitasi, peta harus diregistrasi dulu untuk menyamakan
koordinat peta hasil scan dengan koordinat bumi sebenarnya. Proses ini biasa
disebut koreksi geometric. Di ArcView ada beberapa cara untuk meregistrasi
peta, seperti memanfaatkan Extensions Register and Transform tool dan Image
Analysis.
Ketika menggunakan Image Analysis, disini proses kerjanya adalah mencari
titik koordinat peta yang berada pada sudut perpotongan garis dalam bentuk
proyeksi geografik dan UTM (Universal Transverse Mercator). UTM (Universal
Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk
global dimana bumi dibagi menjadi 6 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6
derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda
dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM
menggunakan satuan unit meter. Setiap zona memiliki panjang x sebesar
500.000 meter dan panjang y sebesar 10.000.000 meter (GIS Indonesia, 2011).
Disini akan dibuat empat titik koordinat, usahakan dalam pembuat koordinat
mendapatkan RMS (Root Mean Square) error terkecil. RMS Error merupakan
hitungan sederhana untuk mengetahui error dari suatu data. Dengan hitungan ini
dapat diketehaui rata – rata bias atau kesalah. Setelah semua proses selasai
berarti peta telah terdaftar atau terregistrasi.
37
3.5.2 Digitasi Peta
Digitasi adalah proses untuk mengubah informasi grafis yang tersedia dalam
kertas ke format digital. Cara yang paling umum digunakan untuk memasukkan
data dari media kertas ke digital adalah dengan menggunakan alat digitizer dan
scanner. Alat digitizer mengubah ke format digital langsung ke bentuk vektor
sedangkan scanner dalam bentuk raster (Samba dan Fuad, 2008).
Pada proses digitasi ini peta yang ada akan kita tambah dengan atribut atau
menggambar lokasi tambak garam yang ada di Kraksaan. Semua tambak yang
ada akan terdigitasi bersarkan petak tambak garam yang terdiri dari meja garam
dan tandon air. Saat proses pemetaan langsung berdampingan dengan warga
yang biasa terjun dalam tambak garam, hal ini di lakukan agar tidak ada kesalah
dalam proses digitasi.
3.5.3 Pemasukan Data Atribut
Data atribut atau data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai
dari data grafis yang diterangkan. Data ini biasanya berbentuk tabel terdiri dari
kolom dan baris. Kolom menyatakan jenis data (field), sedangkan baris adalah
detail datanya (record). Secara umum ada 4 tipe data tabular, yaitu karakter,
numerik, tanggal, dan logika. Theme menyajikan sekumpulan obyek nyata
sebagai feature peta yang berhubungan dengan atribut. Feature dapat berupa
titik (points), garis (lines) maupun polygon. Contoh feature yang berupa titik
adalah sekolah, pos polisi, rumah sakit. Untuk feature garis antara lain adalah
jalan raya, jalan tol, sungai. Sedangkan sawah, danau, lahan parkir, wilayah
administrasi pemerintahan merupakan sebuah fiture polygon (Inigis, 2011).
Proses pemasukan data atribut dimana dari digitasi yang telah dibuat akan
ditambahkan data di dalamnya. Dalam proses pemetaan ini kolom – kolom tabel
yang akan di buat antara lain: desa, nama, status, kelompok, luas, tanah,
38
produksi, irigasi, saprodi (sarana produksi), tekprod (teknologi produksi), kw
(kwalitas) garam, dan data kualitas air. Keterangan setiap kolom berbeda sesuai
dengan data. Desa nantinya akan berisi nama dari desa tersebut. Nama akan
terisi dengan nama orang yang berwenang pada tambak. Status adalah status
dari nama tersebut, apakah dia sebagai pemilik, penyewa, atau penggarap.
Produksi di sini dihitung dengan asumsi per satu musim garam (musim
kemarau), dimana banyaknya garam yang dihasilkan tiap meja di kali banyaknya
meja, dikali berapa kali panen tiap bulan, dikali 6 karena dibuat asumsi musim
garam adalah enam bulan. Kolom irigasi cukup diisi dengan baik atau buruk
kondisi irigasi tambak tersebut. Saprodi disini adalah kondisi tambak, apakah
sudah baik atau perlu perbaikan sedikit atau perlu banyak perbaikan. Tekprod
diisi dengan teknologi apa saja yang ada dalam tambak tersebut, seperti: kincir,
pompa, senggot, dll. Kw garam diisi dengan kualitas garam yang dihasilkan di
tambak tersebut, apakah 1, 2, atau 3. Kualitas air nanti akan terbagi lagi menjadi
pH, salinitas, TSS, Na, Cl, Mg, SO4. Dalam pengisian kolom kecuali kualitas air,
langsung diiisi ketika kita melakukan wawancara dengan warga.
3.3.4 Pemasukan Data GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga – dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan
cuaca, bagi banyak orang secara simultan. GPS dapat memberikan informasi
posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai
dengan puluhan meter. Pada pengukuran GPS, setiap titik memiliki empat
parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h
39
dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di
satelit dengan jam di receiver GPS (geodesy, 2011).
Proses pemasukan data GPS dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
bisa dengan mendownload langsung dari GPS menggunakan softwere khusus
diantaranya adalah DNRGarming dll atau input dengan cara diketik pada
Microsoft Excel. Proses yang saya lakukan adalah dengan input pada Microsoft
Excel. Apabila menggunakan input pada Microsoft Excel maka yang perlu diingat
adalah sumbu X adalah titik Longitudinal (garis bujur) dan sumbu Y adalah titik
Latitude (Garis Lintang) dan save dalam format .dbf.
Gambar 14. GPS (Global Positioning System)
3.3.5 Penyajian Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara
yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital
yang tampil di layar computer (As-syakur, 2011). Kartografi merupakan bagian
dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat
dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta.
(Sukwardjono, et al. 1997).
39
dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di
satelit dengan jam di receiver GPS (geodesy, 2011).
Proses pemasukan data GPS dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
bisa dengan mendownload langsung dari GPS menggunakan softwere khusus
diantaranya adalah DNRGarming dll atau input dengan cara diketik pada
Microsoft Excel. Proses yang saya lakukan adalah dengan input pada Microsoft
Excel. Apabila menggunakan input pada Microsoft Excel maka yang perlu diingat
adalah sumbu X adalah titik Longitudinal (garis bujur) dan sumbu Y adalah titik
Latitude (Garis Lintang) dan save dalam format .dbf.
Gambar 14. GPS (Global Positioning System)
3.3.5 Penyajian Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara
yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital
yang tampil di layar computer (As-syakur, 2011). Kartografi merupakan bagian
dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat
dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta.
(Sukwardjono, et al. 1997).
39
dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di
satelit dengan jam di receiver GPS (geodesy, 2011).
Proses pemasukan data GPS dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
bisa dengan mendownload langsung dari GPS menggunakan softwere khusus
diantaranya adalah DNRGarming dll atau input dengan cara diketik pada
Microsoft Excel. Proses yang saya lakukan adalah dengan input pada Microsoft
Excel. Apabila menggunakan input pada Microsoft Excel maka yang perlu diingat
adalah sumbu X adalah titik Longitudinal (garis bujur) dan sumbu Y adalah titik
Latitude (Garis Lintang) dan save dalam format .dbf.
Gambar 14. GPS (Global Positioning System)
3.3.5 Penyajian Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara
yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital
yang tampil di layar computer (As-syakur, 2011). Kartografi merupakan bagian
dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat
dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta.
(Sukwardjono, et al. 1997).
40
Komponen – komponen pada peta antara lain:
1) Isi peta. Menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan
disampaikan kepada pengguna peta.
2) Judul peta. Harus mencerminkan isi peta.
3) Skala peta dan Simbol Arah. Skala peta sangat penting untuk melihat
tingkat ketelitian dan kedetailan objek. Simbol arah dicantumkan untuk
orientasi peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta.
4) Legenda atau Keterangan. Agar pembaca peta dapat memahami isi peta,
seluruh bagian peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.
5) Inzet dan Index peta. Inzet peta merupakan peta yang diperbersar dari
bagian belahan bumi. Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak
peta, menunjukan letak peta tersebut dengan peta yang lain di sekitarnya.
6) Grid. Untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak
lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas
lembar peta.
7) Sumber/Keterangan Riwayat Peta. Sumber ditekankan pada pemberian
identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan, sistem proyeksi peta,
penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal/tahun pengambilan data dan
tanggal pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya.
Peta potensi tambak garam akan menghasilkan peta dengan warna yang
berbeda, dari warna hijau, kuning, merah. Setiap warna memiliki arti yang
berbeda, warna hijau adalah tambak dengan prioritas 1, kuning prioritas 2, dan
merah prioritas 3. Prioritas tambak garam yang ada ditinjau dari sarana
prasarana, hasil produksi tambak, konflik sosial dan kelembagaan yang ada di
tambak tersebut. Sarana dan prasarana yang di maksud mulai dari kincir, pompa,
gudang, akses jalan, irigasi, alat panen, alat persiapan lahan dan lain – lain. Hasil
produksi semakin banyak maka akan menempatkannya pada prioritas satu.
41
Konflik yang terjadi antar petambak akan menyebabkan tambak tersebut
berprioritas rendah. Ketersediaan lembaga diatara petambak akan menambakan
poin yang akan menjadikan tambak tersebut masuk dalam prioritas satu.
Berikut adalah Gambar peta potensi tambak garam yang ada di Kecamatan
Kraksaan Kabupaten Probolinggo: (halaman selanjutnya)
42
1) Peta potensi tambak garam Desa Asembagus
Gambar 15. Peta potensi tambak garam Desa Asembagus
43
2) Peta potensi tambak garam Desa Kalibuntu
Gambar 16. Peta Potensi Tambak Garam Desa Kalibuntu
44
3) Peta potensi tambak garam Desa Sidopekso dan Kebonagung
Gambar 17. Peta Potensi Tambak Garam Desa Sidopekso Dan Kebonagung
45
Gambar 18. Peta Kraksaan dari citra googlearth
46
Tabel 7. Data Petambak Garam Desa Kebonagung
NO NAMA STATUS KELOMPOK LUAS(HA) TANAH PRODUKSI IRIGASI SAPRODI TEK.
PRODKW
GRM
1 Nasidah AinulHasanah Milik Sidoagung 1.024 lempung
hitam 200 baikperlu
perbaikansedikit
mesinpompa,kincir
3
2 Ismail Milik Sidoagung 0.505 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
3 Arif Misnudin Sewa Sidoagung 0.488 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
4 MohammadTamin Milik Sidoagung 0.446 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
kincirangin 3
5 Bujamin Sewa Sidoagung 0.510 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
6 Muksin Sewa Sidoagung 0.499 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
7 Sahla Sewa Sidoagung 0.570 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
8 Mursidiyono Sewa Sidoagung 0.604 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
9 Suparman Sewa Sidoagung 0.710 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
10 Mastuki Sewa Sidoagung 0.730 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
11 Misyar Sewa Sidoagung 0.811 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
12 Samsul Arif Milik Sidoagung 0.979 lempunghitam 200 baik baik kincir
angin 3
13 Mustari Sewa Sidoagung 0.431 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
14 Dahlan Sewa Sidoagung 0.409 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
15 Musni Sewa Sidoagung 0.596 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
16 Sanito Milik Sidoagung 0.714 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
17 Syamsul Arifin Milik Sidoagung 0.476 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
18 Mistojo Sewa Sidoagung 0.427 lempunghitam 170 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
47
19 Sholehuddin Sewa Sidoagung 0.367 lempunghitam 170 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
20 Kholifah Milik Sidoagung 0.366 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
21 Misdar Sewa Sidoagung 0.959 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
22 Cung Riadi Sewa Sidoagung 0.447 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
23 Asmari Sewa Sidoagung 0.438 lempunghitam 170 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
24 Sukris Sewa Sidoagung 0.378 lempunghitam 170 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
25 Nilam Sewa Sidoagung 0.548 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
26 Sumarto Milik Sidoagung 0.912 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
27 Mulyadi Sewa Sidoagung 1.070 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
28 Siti Newa Sewa Sidoagung 0.541 lempunghitam 180 baik baik kincir
angin 3
29 Bunawi Sewa Sidoagung 0.508 lempunghitam 180 baik baik kincir
angin 3
30 Rahmatullah Milik Sidoagung 1.050 lempunghitam 200 baik baik kincir
angin 3
31 Abdullah Sewa Sidoagung 0.756 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
32 Mutarah Sewa Sidoagung 1.060 lempunghitam 200 baik baik kincir
angin 3
33 Heri Wahyudi Sewa Sidoagung 0.996 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
34 MuhammadNofel Sewa Sidoagung 0.675 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
kincirangin 3
35 Amir Sewa Sidoagung 0.491 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa 3
36 Asan Sewa Sidoagung 0.425 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
37 MiftachusSaidin Milik Sidoagung 0.379 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
kincirangin 3
38 Suwarti Milik Sidoagung 0.419 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
39 Miswi Sewa Sidoagung 0.540 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
48
40 Murti Saudah Milik Sidoagung 0.692 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
41 Hamzah Sewa Sidoagung 0.729 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
42 Syamsudin Milik Sidoagung 0.757 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
43 Aswar Sewa Sidoagung 0.927 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa 3
44 MuhammadSaleh Sewa Sidoagung 0.517 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
kincirangin 3
45 Sadriman Sewa Sidoagung 0.570 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
46 Moh. Taufiq Sewa Sidoagung 0.621 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
47 Aminah Milik Sidoagung 0.436 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
48 Samu'i Sewa Sidoagung 0.444 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
49 MuhammadYasin Roni Sewa Sidoagung 0.442 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
kincirangin 3
50 Sabarrudin Milik Sidoagung 0.671 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
51 Jamaudin Sewa Sidoagung 0.870 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
52 Hamdani Sewa Sidoagung 1.241 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
53 Suman Sewa Sidoagung 0.912 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
54 Syaiful Bahri Sewa Sidoagung 0.413 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
55 Mudai Sewa Sidoagung 0.410 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
56 Dulgani Sewa Sidoagung 0.334 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
57 Alimudin Sewa Sidoagung 0.237 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
58 Atnamo Sewa Sidoagung 0.352 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
49
59 Abdul BahriFauzi Sewa Sidoagung 0.978 lempung
hitam 200 baikperlu
perbaikansedikit
kincirangin 3
60 Ahmad Sewa Sidoagung 0.525 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
61 Malekurrahman Sewa Sidoagung 0.505 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
62 Sanuri Sewa Sidoagung 0.594 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
63 Saiful Bahri Milik Sidoagung 1.026 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
64 Abd Syukur Sewa Sidoagung 1.079 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa 3
65 Misdar Sewa Sidoagung 1.083 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa 3
66 Zainul Sewa Sidoagung 0.606 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
67 Djupri Sewa Sidoagung 0.561 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
68 Sadra'i Sewa Sidoagung 0.388 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
69 Nasution Sewa Sidoagung 1.476 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
70 Sadikun Sewa Sidoagung 0.321 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
71 Marwiyanto Sewa Sidoagung 0.436 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
72 Abdul Hedi Sewa Sidoagung 1.247 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
73 Bu'at Sewa Sidoagung 0.949 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
50
Tabel 8. Data Petambak Garam Desa Sidopekso
NO NAMA STATUS KELOMPOK LUAS(HA)
TANAH PRODUKSI IRIGASI SAPRODI TEK.PROD
KWGRM
1 ArifMisnudin Sewa Sidoagung 0.488 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
mesinpompa,kincir
3
2 MohammadTamin Milik Sidoagung 0.446 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
kincirangin 3
3 Sumarto Milik Sidoagung 0.912 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
4 Mulyadi Sewa Sidoagung 1.070 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
5 Sanawi Sewa Sidoagung 0.525 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
kincirangin 3
6 Djunari Milik Sidoagung 0.559 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
7 Supari Sewa Sidoagung 0.362 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
8 Supardi A Sewa Sidoagung 0.573 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
9 Supardi B Sewa Sidoagung 0.639 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
10 SamsulArifin Sewa Sidoagung 0.690 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
mesinpompa,kincir
3
11 Moh.Sugianto Milik Sidoagung 0.821 lempung
hitam 180 baikperlu
perbaikansedikit
mesinpompa,kincir
3
12 Sumrati Sewa Sidoagung 0.690 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
13 Ali Mukti Milik Sidoagung 0.520 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
14 Samsuri Sewa Sidoagung 0.555 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
15 Jumali Sewa Sidoagung 0.567 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
16 Nasuha Milik Sidoagung 0.195 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
17 Mattuni Sewa Sidoagung 0.688 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
18 Matrawi Sewa Sidoagung 0.635 lempunghitam 200 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
51
19 Sapik'udin Sewa Sidoagung 0.671 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
20 Sirat Sewa Sidoagung 0.862 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
21 Safi'i Sewa Sidoagung 0.866 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
22 Alimudin Sewa Sidoagung 0.237 lempunghitam 180 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
Tabel 9. Data Petambak Garam Desa Kalibuntu
NO NAMA STATUS LUAS HA TANAH PRODUKSI IRIGASI SAPRODI TEK. PROD KWGRM
1 trusni Milik 3.560 lempungcoklat 150 baik cukup kincir angin 3
2 trusni Milik 2.340 lempungcoklat 150 baik cukup kincir angin 3
3 juari Milik 0.150 lempungcoklat 60 baik cukup kincir angin 3
4 ali mukti Milik 0.510 lempungcoklat 70 baik cukup kincir angin 3
5 ali mukti Milik 0.820 lempungcoklat 70 baik cukup kincir angin 3
6 h.musa Milik 1.460 lempungcoklat 80 baik cukup kincir angin 3
7 apong Milik 1.510 lempungcoklat 80 baik cukup kincir angin 3
8 h.hasyim Milik 2.270 lempungcoklat 100 baik cukup kincir angin 3
9 abdurahman Milik 3.310 lempungcoklat 200 baik cukup kincir angin 3
10 supar Milik 0.780 lempungcoklat 80 baik
perluperbaikan
sedikitkincir angin 3
11 maksum Milik 1.330 lempungcoklat 80 baik
perluperbaikan
sedikitkincir angin 3
12 kuari Milik 1.650 lempungcoklat 80 baik cukup kincir angin 3
13 h.buyamin Milik 2.110 lempungcoklat 150 baik cukup kincir angin 3
14 wasit Milik 0.680 lempungcoklat 80 baik
perluperbaikan
sedikitkincir angin 3
15 hadi Milik 1.740 lempungcoklat 200 baik cukup kincir angin 3
16 mansur Milik 1.350 lempungcoklat 100 baik cukup kincir angin 3
17 dul Milik 2.290 lempungcoklat 150 baik cukup kincir angin 3
52
Tabel 10. Petambak Garam Desa Asembagus
No NAMA STATUS LUAS HA TANAH PRODUKSI IRIGASI SAPRODI TEK. PROD KWGRM
1 suryadi penggarap 0.480 lempungcoklat 80 Baik cukup
mesinpompa,kincir
3
2 pak din penggarap 1.430 lempungcoklat 100 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
3 kadir penggarap 2.790 lempungcoklat 100 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
4 sanirah penggarap 0.920 lempungcoklat 80 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
5 kadir penggarap 1.120 lempungcoklat 100 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
6 sumadi penggarap 1.630 lempungcoklat 100 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
7 supandi penggarap 2.840 lempungcoklat 150 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
8 marsyam penggarap 1.470 lempungcoklat 100 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
9 endin penggarap 1.670 lempungcoklat 100 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
10 kadir Milik 3.870 lempungcoklat 200 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
11 suryadi Milik 3.180 lempungcoklat 200 baik
perluperbaikan
sedikit
mesinpompa,kincir
3
12 h.samasu Milik 5.290 lempungcoklat 200 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
13 jepri Milik 2.170 lempungcoklat 100 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
14 h.tomo Milik 2.670 lempungcoklat 150 baik cukup
mesinpompa,kincir
3
53
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Tambak garam yang baik memiliki sarana dan prasarana produksi
seperti: kincir angin, mesin pompa, gudang, saluran air, akses jalan
menuju tambak yang baik, ember, keranjang, sekrop, capil, selang,
pengais dan perata. Dan desa yang memiliki tambak garam yang baik
adalah Kebonagung.
Desa Kebonagung dan Sidopekso tergabung dalam Kelompok Tani
Tambak Sido-Agung. Hal ini yang menunjang kemajuan tambak garam
yang ada di dua desa tersebut. Pada desa Kalibuntu dan Asembagus
tidak memiliki kelompok. Problem yang sering muncul pada Kalibuntu
adalah sering terjadinya konflik antra petambak dan pendagang garam
karena tidak menemukan kesepakatan harga. Masalah yang muncul di
sidopekso adalah akses jalan yang kurang baik.
Nilai kualitas air yang di dapatkan. Nilai pH antara 7.26 - 7.05, salinitas
antara 10 - 20ppt, TSS berkisar antara 15 - 19ppm, Na berkisar antara
3076.5 - 6153mg/l, Cl berkisar antara 5529 - 11058mg/l, Mg berkisar
antara 370.5 - 741mg/l, SO4 berkisar antara 0.765 - 1.53mg/l
Hasil pemetaan tambak garam antara lain: registrasi peta, digitasi peta,
pemasukan data atribut, pemasukan data gps, dan penyajian peta.
Prioritas tambak dari nomer satu, dua, dan tiga adalah di dasarkan dari
dari sarana prasarana, hasil produksi tambak, konflik sosial dan
kelembagaan yang ada di tambak tersebut.
54
4.2 SARAN
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang, saran yang dapat diambil sebagai
berikut:
Apabila ada penelitian lanjutan diusahakan dilakukan pada musim
kemarau/musim garam, agar mengetahui secara langsung proses
produksi garam.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanuddin Z., 2007. Dinas Pemetaan Jawa Barat Perlu Dibentuk.http://geodesy.gd.itb.ac.id. Diakses tanggal 2 April 2011.
As-syakur, 2011. Peta. http://mbojo.wordpress.com, diakses 21 September 2011.
Amirin, M.T. 1997. Menyusun Rencana Penelitian. Raja Grafindo PersadaJakarta.
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan.Program Studi Biologi USU FMIPA. Medan
Bataviase, 2011. Revitalisasi Tambak Garam Segera. http://bataviase.co.id.Diakses tanggal 2 April 2011.
Cole, G.A. 1988. Textbook of limnologi. Third edition. Waveland Press Inc.,Illinois, USA.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003. Tinjauan AspekPenataan Ruang Dalam Pengelolaan Wilayah Laut dan Pesisir. Seminarumum Dies Natalis ITS ke – 43. Surabaya
Effendi, S. 2003. Telaah Kualitas Air. Rineka Cipta: Jakarta
geodesy, 2011. GPS (Global Positioning System). http://geodesy.gd.itb.ac.id.diakses 21 September 2011
GIS Indonesia, 2011. Registrasi Peta. http://gis-indonesia.blogspot.com. diakses21 September 2011.
Inigis, 2011. Proses Pembuatan Peta. http:// www.inigis.com. Diakses tanggal 19September 2011.
Kordi K. Dan Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air pada Kolam Budidaya.Rineka Cipta: Jakarta.
Krist, H. and H.H, Rump. 1992. Laboratory Manual for the Examination of Water,Waste Water, and Soil. Second Edition. VCH Verslagsgesellschaft mbH,Weiheim, Germany.
Marewo, FAHRI, 2009. STUDI PEMETAAN WILAYAH PESISIR.http://coastguardmove.blogspot.com. Diakses tanggal 2 April 2011.
McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dwyer, L. 1979. Water Quality Source Book,A Guide to Water Quality Parameter. Inland Water Directorate, WaterQuality Branch, Ottawa, Canada.
Mintardjo, K, Sunaryanto,A, Utaminingsih, dan Hermiyaningsih. 1984.Persyaratan Tanah dan Air dalam Pedoman Budidaya Tambak. DirektoratJenderal Perikan Budidaya. Departemen Perikanan. Balai Budidaya AiPayau Jepara.
56
Mintarso, Yunus, 2007. Evaluasi Pengaturan Waktu Peningkatan Salinitas PadaKualitas Produksi Kista Artemia. Universitas Diponegoro Semarang.
Perdana, Aji, 2011. Pengelolaan Informasi Geospasial Berbasis GIS OpenSource. Bogor.
Probolinggokab, 2011. Geografis. http://www.probolinggokab.go.id. Diaksestanggal 2 April 2011.
Purbani, Dini, 2011. Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Trisakti Geology.84: 1 – 17.
Rao, C.S. 1992. Environmental Pollution Control Engineering. Wiley EasternLimited, New Delhi.
Samba dan Fuad, 2008. Pelatihan Dasar Sistem Informasi Geografis. FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang
Surakhmad, W.1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. TorsitoPress. Bandung. 139 hal.
.
57
Lampiran 1. Foto Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Akses jalan di antara tambak di Desa Sidopekso
Pengambilan sampel air di tambak
57
Lampiran 1. Foto Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Akses jalan di antara tambak di Desa Sidopekso
Pengambilan sampel air di tambak
57
Lampiran 1. Foto Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Akses jalan di antara tambak di Desa Sidopekso
Pengambilan sampel air di tambak
58
Tracking GPS untuk tambak yang baru ada
Proses Pemetaan tambak garam dan wawancara
58
Tracking GPS untuk tambak yang baru ada
Proses Pemetaan tambak garam dan wawancara
58
Tracking GPS untuk tambak yang baru ada
Proses Pemetaan tambak garam dan wawancara
59
Proses pengukuran kualitas air di Laboratorim IIP
Foto bersama ketua KTT Sido-Agung Bapak Bambang (tengah)
59
Proses pengukuran kualitas air di Laboratorim IIP
Foto bersama ketua KTT Sido-Agung Bapak Bambang (tengah)
59
Proses pengukuran kualitas air di Laboratorim IIP
Foto bersama ketua KTT Sido-Agung Bapak Bambang (tengah)