8. BAB III Melanoma Maligna
-
Upload
dessyana-paulus -
Category
Documents
-
view
66 -
download
9
description
Transcript of 8. BAB III Melanoma Maligna
BAB IV
MELANOMA MALIGNA
A. Definisi
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit
(sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel
subkutan).Melanoma merupakan jenis kanker kulit yang paling mematikan dan
menyebabkan sekitar 2% dari seluruh kematian karena kanker. (Brunner & Suddarth,
2002: 1891)
Melanoma maligna adalah salah satu kanker kulit terganas, yang berasal dari sel-sel
penghasil pigmen di kulit. (Kompasiana, 09 Mei 2010).
Melanoma adalah suatu tumor agresif sel-sel penghasil melanin di dasar epidermis.
(Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin, Edisi 3 Revisi, 2007. EGC).
Jadi, Melanoma maligna atau biasa juga disebut sebagai melanoma adalah
keganasan yang terjadi pada melanosit, sel penghasil melaninyang terletak di kulit,
ditemukan pada mata, telinga, membrane mukosa oral, saluran pencernaan dan kelamin.
B. Etiologi
Etiologi tidak diketahui, tetapi sinar ultraviolet paling dicurigai sebagai penyebab
melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang berkulit putih/cerah,
bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada
kulitnya. Orang-orang ini mensintesis melanin lebih lambat.
Faktor Risiko :
1. Tahi lalat (Nevus)
2. Faktor Keluarga
3. Pajanan Terhadap Radiasi Sinar UV yang Berlebihan
4. Usia
5. Riwayat Terkena Melanoma
6. Corak kulit kuning langsat, mata biru, rambut pirang / merah
7. Bekerja diluar ruangan
8. Lansia dengan kulit rusak karena matahari
9. Riwayat tindakan sinar-x terjadi kordis kulit
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 1
10. Pemajanan pada agens kimia tertentu (arsenik, nitrat, tar dan ter, minyak dan
parafin)
11. Jaringan parut luka bakar, kerusakan kulit pada area osteomielitis kronis, lubang
fistula
12. Terapi imunosupresi jangka panjang
13. Kerentanan genetik
14. Infeksi terhadap patogen.
C. Klasifikasi
Secara Klinis, melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:
1. Superficial Spreading Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu sekitar
70% dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi pada semua umur
namun lebih sering pada usia 30-50 tahun, sering pada wanita dibanding pria dan
merupakan penyebab kematian akibat kanker tertinggi pada dewasa muda.
Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian
pigmentasi dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu, batasnya
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 2
tidak tegas, dan terdapat area inflamasi pada lesi.Area di sekitar lesi dapat menjadi
gatal.Kadang-kadang pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi imun seseorang
untuk menghancurkannya.Tipe ini berkembang sangat cepat.Diameter pada
umumnya lebih dari 6mm. Lokasi pada wanita di tungkai bawah, sedangkan laki-
laki di badan dan leher.
Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis
didapatkan melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri – sendiri atau
berkelompok, pada umumnya sel – sel tersebut tidak tampak pleomorfik. Pada
dermisterlihat sarang – sarang tumor yang padat dan dengan melanosit berbentuk
epiteloid yang besar serta berkromatin yang atipik, di dalam sel – sel tersebut
terdapat butir – butir kromatin, kadang – kadang dapat di temukan melanosit
berbentuk kumparan dan sel – sel radang.
2. Nodular Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang paling agresif.Pertumbuhannya sangat cepat
dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan.Sebanyak 15%-30% kasus
melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma merupakan nodular melanoma.Dapat
terjadi pada semua umur, namun lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke
atas.Tempat predileksinya adalah tungkai dan tubuh.
Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau biru hingga
kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau
polopoid dan aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan
trauma minor, timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau tidak
berpigmen.Fase perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan sulit di
identifikasi dengan deteksi ABCDE.
Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan melanosit
berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat ditemukan pada daerah
dermo – epidermal. Gambaran dermis terlihat sel – sel melanoma menginvasi ke
lapisan retikuler dermis, pembuluh darah dan subcutis.
3. Lentigo Maligna Melanoma
Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna
melanoma.Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia
pertengahan dan lebih tua, khususnya pada wajah, leher dan lengan. Melanoma tipe
ini pada tahap dini terdiagnosa sebagai bercak akibat umur atau terpapar
matahari.Karena mudah sekali terjadi salah diagnosa maka tipe ini dapat tidak
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 3
terdeteksi selama bertahun-tahun dan cukup berbahaya.Pertumbuhan tipe ini sangat
lambat yaitu sekitar 5-20 tahun.
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-
tahun.Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi coklat tua
sampai hitam atau timbul nodul yang biru kehitaman.Pada permukaan dijumpai
bercak-bercak warna gelap (warna biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi nodul
biru kehitaman invasive agak hiperkeratonik.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane basalis,
berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik.Sel – sel yang di jumpai berbentuk
kumparan.Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang
mengandung melanin.
4. Acral Lentigineous Melanoma
Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-72%
dari kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka prognosisnya
buruk.Sering disebut sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini terdapat pada
daerah yang sukar untuk dilihat atau sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak
tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari tangan, atau dibawah kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau pita
longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki bentukan yang sama
dengan benign junctional melanotic nevus. Pigmen akan berkembang dari arah
proksimal menuju ke arah laterla kuku yang disebut sebagai tanda Hutchinson,
sebuah tanda yang khusus untuk melanoma akral. Pada permukaan timbul papul,
nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi
tidak mengandung pigmen.
Gambaran yang paling khas
paling baik di lihat pada daerah
macula berpigmen.Tampak adanya
gambaran proliferasi melanosit
atipikal sepanjang lapisan basal.
Klasifikasi menurut kedalaman
(ketebalan) Tumor menurut
Breslow:
1. Golongan I: Kedalaman
(ketebalan) tumor <0,76 mm
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 4
2. Golongan II: Kedalaman (ketebalan) tumor 0,76-1,5 mm
3. Golongan III: Kedalaman (ketebalan) tumor >1,5 mm
Klasifikasi yang lain yaitu klasifikasi tingkat invasi menurut Clark :
1. Tingkat I : sel melanoma terletak di atas membrane basalis epidermis(melanoma
in situ/ intra epidermal)
2. Tingkat II:invasi sel melanoma samapi dengan lapisan papilaris dermis (dermis
superfisial), tetapi tidak mengisi papila dermis.
3. Tingkat III:Sel melanoma mengisi papila dermis dan meluas sampai taut dermis
papiler dan retikuler.
4. Tingkat IV: Invasi sel melanoma sampai dengan lapisan retikularis dermis.
5. Tingkat V:Invasi sel melanoma sampai dengan jaringan subkutan
Sedangkan National Comprehensive Cancer Network menggunakan klasifikasi
yang merupakan variasi dari sistem TNM.
1. Stage 0: melanoma in situ,yang berarti hanya melibatkan lapisan epidermis dan
belum menyebar ke dermis. Dalam klasifikasi menurut Clark tingkat I.
2. Stage 1: melanoma memiliki ketebalan kurang dari 1 mm atau sekitar 1/25 inch.
Dalam klasifikasi Clark, sesuai dengan tingkat II atau III.
3. Stage 2 : melanoma memiliki ketebalan antara 1-4 mm atau menurut klasifikasi
Clark sesuai dengan tingkat IV dengan ketebalan berapapun. Tingkat ini masih
terlokalisasi di kulit dan belum ditemukan penyebaran pada kelenjar limfe atau
organ lain yang jauh.
4. Stage 3 : melanoma sangat tebal,
lebih dari 4 mm, atau jika dalam
klasifikasi Clark, sesuai dengan
tingkat V dan atau nodul
melanoma ditemukan dalam 2 cm
dari tumor utama. Atau melanoma
telah menyebar ke kelenjar limfe
terdekat, tapi masih belum ada
penyebaran jauh.
5. Stage IV: melanoma telah
menyebar luas disamping ke regio sekitarnya, seperti ke paru-paru, hati, otak,dll.
D.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 5
E. Manifestasi Klinis
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 6
Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah
perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk menjadi
tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan horizontal
dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak. Pendarahan
menandakan proses sudah sangat lanjut.
1. Asymmetry : Jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap-tiap bagian tidak sesuai.
2. Border : Batasnya tidak tegas atau kabur.
3. Color : Ciri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid melainkan campuran
yang terdiri dari coklat kekuningan, coklat dan hitam, juga bisa tampak merah, biru
atau putih.
4. Diameter : Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 6 mm, ketika dilakukan
pemeriksaan mereka bisa lebih kecil dari seharusnya. Sehingga harus diperhatikan
perubahan tahi lalat dibanding yang lainnya atau berubah menjadi gatal atau
berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6 mm.
5. Evolving : Setiap perubahan
dalam ukuran, bentuk,
warna, tingginya atau cirri-
ciri lain atau ada gejala baru
seperti mudah berdarah,
gatal dan berkrusta harus
dicurigai keganasan.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 7
Tanda dan gejala sesuai klasifikasi
melanoma maligna ialah :
1. Melanoma Dengan Penyebaran Superfisial
Terjadi pada setiap
bagian tubuh dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.Biasanya jenis
melanoma ini mengenai orang yang berusia pertengahan dan paling sering terjadi
pada batang tubuh serta ektrimitas`bawah.
Lesi cenderung sirkuler dengan bagian luar tidak teratur. Tepi lesi bias datar atau
menonjol dan dapat diraba. Tipe melanoma ini dapat dijumpai dengan kombinasi
berbagai macam warna : coklat kekuningan, coklat tua dan hitam yang bercampur
dengan warna kelabu, hitam kebiruan atau putih. Kadang-kadang terdapat warna
bunga mawar pada daerah yang kecil dalam lesi.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 8
2. Melanoma Lentigo-Maligna
Merupakan lesi berpigmen yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang
terbuka, khususnya permukaan dorsal tangan, kepala, dan leher pada orang berusia
lanjut.Kerap kali lesi sudah terdapat selama bertahun-tahun sebelum diperiksa oleh
dokter.Mula-mula melanoma ini terlihat sebagai lesi yang datar, berwarna coklat
kekuningan dan kadang-kadang mengalami perubahan serta warna serta ukuran.
3. Melanoma Noduler
Yaitu tipe melanoma paling sering kedua, merupakan nodul yang berbentuk
sferis dan menyerupai blueberry dengan permukaan yang relative licin serta
berwarna biru-hitam yang seragam.Melanoma ini bisa berbentuk kubah dengan
permukaan yang licin. Bayangan warna yang lain seperti merah, kelabu atau ungu
bisa terdapat. Kadang-kadang melanoma noduler tampak sebagai plak yang
berbentuk ireguler.Pasien mungkin menjelaskan kelainan ini sebagai bullae berisi
darah yang tidak mau hilang. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam
lapisan dermis di dekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki
prognosis yang lebih buruk.
4. Melanoma Akral-Lentiginosa
Merupakan bentuk melanoma yang
terdapat di daerah yang tidak terlalu
terpajan sinar matahari dan tidak
terdapat folikel rambut.Jenis melanoma
ini ditemukan pada telapak tangan,
telapak kaki, dasar kuku dan membrane
mukosa orang yang berkulit gelap. Melanoma akral-lentiginosa tampak sebagai
macula berpigmen yang ireguler dan kemudian menjadi nodul.Jenis ini bisa menjadi
invasive secara dini.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 9
F. Komplikasi
Melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang ganas dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya seperti kanker limfa.
G. Pemeriksaan Penunjang
Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan menentukan
keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma dapat metastase
pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-macam tes.
Tes laboratorium termasuk seperti dibawah ini:
1. Tes Fungsi Liver :untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada
liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT mempengaruhi
liver.
2. Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas
hematologi
3. Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang
abnormal).
Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:
1. Biopsi Lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma.
Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih
komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan jika
terduga melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat
keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.
2. CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya
metastasis dari hati lebih akurat.
3. X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana rangsangan
paru-paru menjadi metastasis.
4. Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat menentukan
nyeri tulang.
5. CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika klien
sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
6. Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk
mengidentifikasi metastasis.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 10
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor.Eksisi dengan menyertakan fasia
profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening
regional pada tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.
Jenis-jenis pembedahan :
a. Pembedahan Mikroskopik Moh
Cara pembedahan adalah dengan mengangkat selapis demi selapis lapisan
kulit. Lapisan yang pertama diangkat mencakup semua jaringan tumor yang
terlihat jelas dan sedikit bagian tepi jaringan yang normal, kemudian
dibekudinginkan dan dianalisa apakah semua tumor sudah terangkat, jika belum
kemudian a lapisan dibawahnya diangkat.
Keuntungan:
- evaluasi histopatologi pada tepi irisan mendekati 100% dibandingkan dengan
teknik seksi vertikal tradisional
- dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua
fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.
- Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan
ataumeminimalkan jaringan yang hilang.
Kerugian:
- memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.
- Biayanya mahal.
b. Bedah Elektro
Merupakan tehnik penghancuran jaringan tumor dengan menggunakan energi
listrik. Arus listrik diubah menjadi energi panas yang disalurkan melalui
elektroda. Sebelumnya didahului dengan kuretase bagian permukaan memakai
alat kuret. Berguna untuk lesi yang kecil.
c. Bedah Beku
Menghancurkan tumor dengan deep freezing. Alat jarum ditusukkan kedal kulit,
kemudian Nitrogen cair di arahkan ke pusat tumor sampai mencapai suhu -40-60
derajat. Jaringan tumor dibekudinginkan, dibiarkan melunajk dan
dibekudinginkan kembali. Lokasi yang menjalani bedah beku akan melunak
secara alami dan sembuh dalam waktu 4-6 minggu.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 11
Keuntungan :
- tekniknya cepat.
- peralatan yang dibutuhkan sederhana.
- tidak mempengruhi syaraf pembuluh darah besar, tulang rawan, dan system
- saluran air mata.
Kerugian
- rasa nyeri dan edema.
- dapat terjadi hipopigmentasi.
2. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk
pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar
sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di
kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator ( mesin jantung paru).
3. Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga
berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti vaksin
bcg kadang menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak
mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan pentingnya
pengawasan berkala karena walaupun di temukan pada derajat satu, kemungkinan
kambuh cukup besar.
4. Kemoterapi
Kemoterapi tumor yang secara aktif melawan antigen spesifik pada melanoma
maligna digunakan pada pasien tertentu.
5. Bioterapi
Rekombinan interleukin-2 dosis tinggitelah digunakan sebagai terapi metastasis
dengan keberhasilan yang cukup baik. BCG (Bacil Calmette Guerin) menyebabkan
regresi tumor jika diberikan secara intralesi.
6. Radioterapi.
Sinaran tenaga tinggi digunakan untuk merusakkan sel-sel kanker dan
menghentikanpertumbuhan.
Keuntungan :
- bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode
pembedahan.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 12
- bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan dilakukan
anestesi umum.
Kerugian:
- memerlukan peralatan yang mahal
- memerlukan kunjungan yang berulang kali.
- memberikan efek samping yang signifikan.
7. Kuretase dan elektrodesikasi.
Cara ini biasanya digunakan untuk membuang pertumbuhan sel kanker. Kanker
diambil dengan kurette, satu alat yang berbentuk sudu tajam dan seterusnya
dialirkan arus elektrik dari suatu mesin khas untuk mengawal pendarahan dan
membunuh sel kanker yang tinggal di sekitar bagian itu.
Keuntungan :
- Teknik sederhana
- Meninggalkan luka yang teratur dan kering.
Kerugian :
- Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.
- tidak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jaringan yang
adekuat.
I. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Melanoma Maligna
1. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif1. Klien mengatakan nyeri pada daerah
punggung dengan kulit yang sudah kehitaman.
2. Klien mengatakan memiliki hobi berjemur di pantai.
3. Klien mengatakan saat ini ia berusia 35 tahun
1. Klien tampak meringis kesakitan2. Klien berkulit putih3. Kulit daerah punggung tampak
kehitaman4. Prognosis penyakit belum bermetastase
2. Data Tambahan
Data Subjektif Data Objektif1. Klien mengeluh sudah lama mengalami
nyeri2. Klien kurang mengetahui akibat dari
sering berjemur di bawah sinar matahari
1. Kemungkinan adanya lesi yang datar atau menonjol
2. Perilaku berjaga-jaga
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 13
3. Anlisa Data
Data Masalah EtiologiDS : Klien mengatakan nyeri pada daerah punggung dengan kulit yang sudah kehitaman.
DO: 1. Klien tampak meringis
kesakitan2. Klien tampak melindungi
bagian tubuh yang sakit3. Klien tampak gelisah
Nyeri Kerusakan saraf perifer
DS :1. Klien mengatakan
memiliki hobi berjemur di pantai.
DO:1. Klien tampak berkulit
putih2. Kulit daerah punggung
tampak kehitaman3. Kulit Klien tampak
mengalami perubahan pigmentasi
Kerusakan integritas kulit
Kerusakan lapisan kulit
DS:1. Klien kurang mengetahui
akibat dari sering berjemur di bawah sinar matahari
DO: 1. Kurangnya informasi
yang didapat klien2. Kulit daerah punggung
tampak kehitaman
Kurang pengetahuanKurang terpajannya
informasi
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan saraf perifer
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan lapisan kulit
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya informasi
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 14
5. Intervensi
a. Diagnose keperawatan : Nyeri berhubungan dengan kerusakan saraf perifer
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan nyeri
berkurang, Kriteria hasil : klien tampak tenang, postur tubuh rileks
Intervensi
Mandiri
1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi,/karakter dan intensitas (skala 0-10)
R : perubahan lokasi/karakter/intensitas nyeri dapat mengindikasikan
terjadinya komplikasi
2) Pertahankan lingkungan nyaman
R : klien merasa rileks
3) Libatkan pasien dalam penentuan jadwal aktivitas, pengobatan, pemberian
obat
R : meningkatkan rasa control pasien dan kekuatan mekanisme koping
4) Jelaskan prosedur/berikan informasi seiring dengan tepat
R : dukungan empati dapat membantu menghilangkan nyeri/meningkatkan
rileksasi
5) Dorong penggunaan teknik manajemen stress
R : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi
Kolaborasi
Berikan analgesic sesuai indikasi
R : mengurangi nyeri
b. Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
kerusakan lapisan kulit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan
integritas kulit membaik secara optimal
Kriteria Hasil : Pertumbuhan jaringan membaik
Intervensi :
Mandiri
1) Kaji karakteristik keruskan jaringan kulit
R : mencegah terjadinya komplikasi
2) Tinggikan area graft bila mungkin/tepat. Pertahankan posisi yang diinginkan
dan imobilisasi area bila diindikasikan
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 15
R : menurunkan pembengkakan/membatasi resiko pemisahan graft. Gerakan
jaringan di bawah graft dapat mengubah posisi yang mempengaruhi
penyembuhan optimal.
3) Pengawasan kulit (NIC) :Ajarkan anggota keluarga tentang tanda kerusakan
kulit
Kolaborasi
1) Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral, kalori,
dan vitamin
2) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik
Rasional : pemberian antibiotik untuk mengurangi infeksi
c. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang
terpajan
Tujuan : dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan klien paham
dengan kondisi, prognosis, dan pengobatan
Kriteria Hasil : klien melakukan perubahan pola hidup tertentu dan partisipasi
dalam pengobatan
Intervensi
1) Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang
R : memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi
2) Dorong kesinambungan program latihan dan jadwalkan periode istirahat
R : mempertahankan mobilitas, menurunkan komplikasi, dan mencegah
kelelahan
3) Tekankan pentingnya melanjutkan pemasukan diet tinggi protein
kalori/protein
R : nutrisi optimal meningkatkan regenerasi jaringan dan penyembuhan
umum kesehatan
4) Kaji ulang pengobatan, termasuk tujuan, dosis, rute, dan efek samping yang
diharapkan/dapat dilaporkan
R : pengulangan memungkinkan kesempatan untuk bertanya dan
meyakinkan pemahaman yang akurat.
5) Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medic
R : deteksi dini terjadinya komplikasi, dapat mencegah berlanjut lebih
serius/situasi mengancam hidup.
Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 16