76288208-Milling

71
C. MACAM-MACAM FRIS 1. Mesin fris tangan Mesin ini adalah yang paling sederhana dari mesin fris.Mesin ini dioperasikan dengan tangan, mungkin memiliki kontruksi tiang dan lutut atau meja yang dipasangkan pada landasan tetap .Digunakan dalam produksi untuk operasi fris ringan atau sederhana misalnya memotong alur pasak pendek dan membuat celah,benda kerja dihantarkan kepada pemotong berputar oleh gerakan tangan dari tuas oleh hantaran ulir tangan. 2. Mesin Fris datar Mesin ini memiliki kontruksi lebih kuat dibandingkan dengan fris tangan dan dilengkapi dengan mekanisme hantaran daya untuk mengendalikan gerakan meja. Mesin ini mempunyai 3 jenis gerakan yaitu longitudinal, vertikal, dan horizontal. Mesin jenis landasan tetap hanya mempunyai gerakan meja longitudinal, namun mempunyai perlengkapan untuk penyetelan melintang dan vertikal pada spindel yang memegang arbor pemotong fris. 3. Mesin Fris Universal Mesin ini dikontruksi untuk pekerjaanyang teliti ,dasarnya hampir mirip dengan mesi-mesin fris

description

mesin milling

Transcript of 76288208-Milling

Page 1: 76288208-Milling

C. MACAM-MACAM FRIS

1. Mesin fris tangan

Mesin ini adalah yang paling sederhana dari mesin fris.Mesin ini

dioperasikan dengan tangan, mungkin memiliki kontruksi tiang dan lutut atau

meja yang dipasangkan pada landasan tetap .Digunakan dalam produksi untuk

operasi fris ringan atau sederhana misalnya memotong alur pasak pendek dan

membuat celah,benda kerja dihantarkan kepada pemotong berputar oleh

gerakan tangan dari tuas oleh hantaran ulir tangan.

2. Mesin Fris datar

Mesin ini memiliki kontruksi lebih kuat dibandingkan dengan fris

tangan dan dilengkapi dengan mekanisme hantaran daya untuk mengendalikan

gerakan meja. Mesin ini mempunyai 3 jenis gerakan yaitu longitudinal,

vertikal, dan horizontal. Mesin jenis landasan tetap hanya mempunyai gerakan

meja longitudinal, namun mempunyai perlengkapan untuk penyetelan

melintang dan vertikal pada spindel yang memegang arbor pemotong fris.

3. Mesin Fris Universal

Mesin ini dikontruksi untuk pekerjaanyang teliti ,dasarnya hampir

mirip dengan mesi-mesin fris datar,Perbedaannya adalah bahwa meja kerjanya

dilengkapi dengan gerakan kemparyang memungkinkan meja untuk berputar

secara horizontal yang dilengkapi sebuah indeks atau kepala pembagi yang

terketak di ujung meja,Sifat ini memungkinkan untuk memotong spiral.Mesin

ini dimodifikasi dengan cara melengkapinya dengan tambahan fris

vertikal,tambahan meja bundar,panggem,tambahan pemutar celah ,dan

perlengkapan tambahan yang lain untuk menambah kegunaannya

Page 2: 76288208-Milling

4. Mesin Fris Vertikal atau tegak

Kedudukan mesin ini vertikal terhadap spindel pemotong gerakan

mejanya,sama seperti jenis datar ,pemotongnya hanya bergerak berputar

namun kepala spindel dapatberputar sebagai kemungkinan penyetelan

spindel .Secara vertikal beberapa mesin fris dilengkapi alat putar tamhan

(meja putar). Penggunaan mesin mencakup penggurdian, pengeboran, peluasan

lubang. Penjarakan tempat dari lubang karena penyetelan mikrometer dari

media pemotong sepi dan pemcorakan.

Page 3: 76288208-Milling

5. Mesin Fris jenis Penyerut.

Mesin ini mirip dengan pengerut, benda kerjanya dibawah pada meja

panjang. Yang hanya dapat mempunyai gerakan longitudinal, kemudian

dihantarkan terhadap pemotong tetap pada kecepatan yang sesuai. Mesin ini

mempunyai ciri utama yang membedakannya dengan pengerut yaitu gerakan

hantaran meja variabel dan pemotong tetap. Spindel pemotong bergerak

melintang dan vertikal. Mesin ini dirancang untuk memfris benda yang besar

yang memerlukan pelepasan stok berat dan untuk duplikat. Teliti dari bentuk

keliling dan profil, pekerjaan pada pengerut dapat dilakukan pada mesin ini.

Page 4: 76288208-Milling

6. Mesin Fris dari jenis bangku tetap

Mesin ini adalah mesin produksi dari kontruksi yang kasar.

Bangkunya adalah benda cor yang kaku dan berat serta penyangga sebuah

meja kerja yang hanya memiliki gerakan longitudinal. Pembaginya menurut

banyaknya kepala spindel, tunggal (simpleks), ganda (dipleks), dan triple

(tripleks). Mesin ini mampu mengambil pemotong fris berat, dapat dilengkapi

oleh kendali otomatis.

Page 5: 76288208-Milling

7. Mesin Pusat Permesinan

Pusat permesinan adalah mesin KN yang dirancang untuk produksi

benda kecil sampai menengah, mesin ini tidak hanya dapat melakukan

pemfrisan, melainkan dapat juga menggurdi, mengebor, meluaskan lubang,

menyetop dan membentuk keliling kesemuanya dalam sebuah penyetelan

tunggal meskipun mesin ini mampu melaksanakan berbagai tugas namun

berbeda sifat. Merupakan tambahan tergantung pada harganya. Mesin ini

menggunakan kendali numeris yang memberikan penghematan tergantung

pada fungsi pendukung dan perlengkapan tambahannya. Untuk

memaksimumkan semua penghematan praktis dari teknik pemproduksian yang

mampu untuk berbagai tugas, maka asebanyak mungkin suku cadang harus

dimesin sepenuhnya dengan satu penyetelan tanpa perpindahan beberapa

mesin. Prestasi pemotongan mesin adalah 115 cm3/menit untuk basa dan 230

cm3/menit untuk bercor. Toleransi pengeboran 0,0005 mm pemberian

kedudukan 0,003 dan kedalaman sampai 0,003. Karena operasi jamak dicapai

dengan penyetelan tunggal.

Page 6: 76288208-Milling
Page 7: 76288208-Milling

8. Mesin Fris khusus

Mesin Fris meja putar

Mesin ini merupakan penyesuaian dari mesin fris vertikal

untuk penggunaannya oleh yang alat dikhususkan. Mesin ini

menggunakan 2 spindel vertikal yang masing-masing dilengkapi oleh

sebuah pemotong, operasinya kontiniu dan terdapat waktu yang luas bagi

operator untuk menaikkan dan menurunkan muatan mesin selama

pemfrisan, meskipun mesin ini tergolong cepat namun terbatas pada

pemfrisan dan permukaan datar saja.

Mesin Fris Planet

Mesin digunkakan untuk memfris luar maupun dalam dari

permukaan dan ulir pendek bendfa kerja dipegang stasioner dan semu

gerakan yang diperlukan untuk memotong dilakukan oleh pemotong fris

penggunaan khusu dari mesin ini termasuk pemfrisan ulir dalam dan luar

pada segala jenis permukaan tirus, permukaan bantalan, lubang ujung dari

gandar belakang serta ujung cangkang dan bom.

Mesin Profil

Berbagai mesin seperti mmesin duplikator, pembenaam cetakan,

pemprofil dan pantograf telah dikembangkan untuk memotong cetakan.

Page 8: 76288208-Milling

Mengukir dan membentuk plofil. Sebagian besar adalah penyesuaian dari

mesin fris vertikal, meskipun diantaranya beroperasi dengan spindel dalam

kedudukan horisontal, kendali tang dari pahat pada mesin profil dan

pantograf yang pahatnya dipandu oleh operator adalah memuaskan untuk

jenis kerja tertentu, namun tidak otomatis dalam produksi yang mencakup

pelepsan banyak logam.

Mesin Duplikat

Produksi dari cetakan bentuk besar untuk spakbor, atap planel dari

mobil adalah suatu penggunaan yang penting dari mesin duplikator. Mesin

ini memproduksi sebuah suku cadang dari model tanpa pengecilan atau

pembesaran ukuran. Dikenal sebagaai mesin copy, model atau pola yang

digunakan dalam pembuatan duplikat adalah kayu keras, plaster paris atau

bahan yang lain yang mudah dikerjakan, operator hanya memandu pencari

jejak yang mengendalikan pahat.

Page 9: 76288208-Milling

Mesin Ukir Pantograf

Mesin ini mendapatkan namanya dari sambungan pantograf yang

digunakan untuk reproduksi dari sebuah pola pada skal yang diperkecil

atau diperbesar. Dengan menukar pengaturan sambungan dari pantograf.

Maka setiap gambar atau desain dapat diperbesar atau diperkecil

ukurannya menurut perbandingan yang diperlukan. Mesin dari desain

umum yang sama juga digunakan untuk mengukir barak perak dalam

pengerjaan cetak logam ringan. Mesin ini dilengkapi dengan mekanisme

pantograf sehingga dapat diperoleh peningkatan atau pengurangan ukuran.

Operasi pengendalian mesin melalui tekanan ringan dari jari kepada jarum

sayat pencari jejak. Setiap gerakannya dari jarum pencari jejak ditirukan

tepat sama kepada benda kerja.

Page 10: 76288208-Milling

D. ALAT PERLENGKAPAN MESIN FRIS

1. Arbor (poros tempat cutter/pahat fris)

Arbor adalah tempat memasang atau memegang pisau fris pada setiap

mesin sepanjang arbor dibuat alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat

yang sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahat fris, arbor juga

dinamakan poror fris yaitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat

kedudukan pisau fris dan ditempatkan pada sumbu mesin, bentuk alat ini bulat

panjang dan sepasang badannya diberi alur spie (pasak), bagian ujungnya

berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir, poros ini dilengkapi dengan cincin

(ring penekan) disebut collar.

Page 11: 76288208-Milling

2. Cutter (pisau fris)

Pisau ini mempunyai bermacam-macam bentuk disesuaikan dengan

bentuk dan kegunaannya sehingga pahat pun dibedakan, misalnya pisau fris

roda gigi digunakan khusus untuk memfris alur-alur roda gigi, pisau fris jari

yakni pisau kecil dan ramping bertangkai kecil dipasang pada ujungnya pada

mesin fris vertical, pisau fris mantel dimana sisi-sisi pemotongan hanya

terdapat pada mantelnya (keliling) saja pisau mantel ini pula hampir serupa

dengan pisau fris kepala, pisau fris sudut dimana sisi-sisi pemotongnya

membentuk sudut lebih kecil dari 90, pisau fris cekung dan cekung untuk

membuat alur setengah bulat (menonjol dan berbentuk alur), dan pisau fris

gergaji untuk membuat alur-alur pada benda kerja.

Macam-macam pisau fris sebagai berikut:

Page 12: 76288208-Milling

3. Kepala Lepas

Pekerjaan yang akan dikerjakan pada mesin fris dapat diikat dengan

cekam dengan jalan mengklem pada alur meja dengan menggunakan baut-baut

berkepala segi empat, sedangkan untuk memfris alur pasak, roda gigi lurus,

alur segi banyak beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua senter. Salah

satu antaranya pada kepala lepas.

Page 13: 76288208-Milling

4. Kepala pembagi

Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang

dalam lubang dalam spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada

kepala lepas, untuk menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan

kepala lepas. Untuk membuat roda-roda gigi, segi banyak beraturan, ataupun

alur-alur poros digunakan kepala pembagi, kebanyakan roda cacing yang

terdapat pada kepala pembagi bergigi 40 dan poros cacing berulir tunggal

sehingga untuk memutar ataupun putaran benda kerja memerlukan engkol

diputar 40 kali. Kepala pembagi berfungsi untuk membuat pembagian

mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi malam sekali

pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yakni : pembagian langsung,

pembagian sederhana, pembagian sudut, dan pembagian diferensial.

Page 14: 76288208-Milling

5. Meja Putar

Untuk mesin fris/vertical digunakan meja putas sebagai kepala

pembaginya, dalam alat ini dibuat alur t untuk menambatkan/menjepit benda

benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan baut jepet. Meja putar keliling

dapat dikokohkan di atas meja penambat mesin dengan bantuan baut penjepit.

Page 15: 76288208-Milling

6. Ragum/Tanggem Penjepit

Ragun digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan

bentuk benda kerja berbeda-beda maka adapula bermcam-mcam ragum.

Ragum datar dipakai untuk pekerjaan ringan, ragum pelat dipakai untuk

Page 16: 76288208-Milling

pekerjaan berat pada mesin besar, ragum busur pada alas ragum terdapat skal

indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat distel dalam arah horizontal

sebesar sudut tertentu, ragum universal sudt rahangnya dapat distel dalam arah

horizontal dan vertikal sebesar sudut tertentu.

Penjepitan benda kerja sembarang dapat diadakan dengan

menggunakan berbagai macam variasi sisesuaikan dengan bentuk benda

kerjanya.

I. Klem datar dengan ganjalan yang harus disediakan

II. Klem datar dengan ganja pasangan yang dapat distel

III. Klem bengkok tanpa ganjal

IV. Klem datar tanpa ganjal, pemotongan dapat lebih dekat pada klem

bila dibandingkan dengan klem III

V. Sampai dengan VIII, klem jari atau klem pena, kelm 8 dapat

dipakai tanpa ganjal.

IX. Klem jari dengan celah pemotongan yang dapat lebih dekat pada klem.

Page 17: 76288208-Milling

X. Klem U sangat mudah memasangnya dalam baut.

XI. Sampai XIV klem yang tingginya dapat diatur sendiri.

7. Kepala Indeks

Tiga jenis pengindeksaan yaitu :

1. Pengindeksan sederhana yaitu dicapai dengan memutar handel sejumlah

putaran untuk memutar benda kerja sebesar yang dinginkan, sedangkan

plat indeks dipegang dalam kedudukan tetap. Dengan perbandingan 40 – 1

maka satu putaran dari engkol akan memutar benda kerja 1/40 dari putaran.

Sehingga dalam memotong roda gigi dalam putaran roda gigi engkolnya

harus dikunci pada plat dengan pena indeks dan dapat dilakukan satu

pemotongan. Setelah pemotongan gagangnya harus diputar satu putaran

dan pemotongan berikutnya dilakukan dan seterusnya.

2. Pengindeksan langsung yaitu dicapai dengan menggunakan plat indeks

yang dipasangkan kepada spindel benda kerja. Plat ini mempunyai 24

pembagian dan dihubungkan oleh sebuah pena plunyer pada kepala. Kalau

pengindeksan dilakukan dalam derajat dengan menggunakan 40 – 1 kepala

indeks, maka setiap putaran dari gagang mewakili 360/40 atau 90.

3. Pengindeksan differensial digunakan kalau benda kerja diputar sebanyak

yang tidak dapat diperoleh dengan pengindeksan sederhana. Untuk

keadaan semacam itu maka plat indeks dilepas kuncinya dan dihubungkan

kepada rangkaian roda gigi yang menerima gerakannya dari spindel roda

gigi cacing.

E. Jenis Dari Pemotong Fris

1. Pemotong fris biasa. Pemotong biasa adalah sebuah pemotong berbentuk

piringan yang hanya memiliki gigi pada kelilingnya. Giginya dapat lurus, atau

heliks kalau lebarnya lebih dari 15 mm. Pemotong heliks lebar yang digunakan

Page 18: 76288208-Milling

untuk pekerjaan meratakan yang berat mungkin memiliki takik pada giginya

untuk mematahkan serpihan dan memudahkan pengeluarannya.

2. Pemotong fris samping. Pemotong ini mirip dengan pemotong datar kecuali

bahwa giginya di samping. Kalau dua pemotong beroperasi bersama, setiap

pemotong adalah datar pada satu sisi dan memiliki gigi pada sisi yang lain.

Pemotong fris samping mungkin bergigi lurus, heliks atau sigsag.

3. Pemotong gergaji pembelah logam. Pemotong ini mirip dengan pemotong fris

datar atau samping kecuali bahwa pembuatannya sangat tipis, biasanya 5 mm

atau kurang. Pemotongan datar dari jenis ini diberi pengaman dengan

menggerinda sisinya untuk menghasilkan ruang bebas bagi pemotongnya.

4. Pemotong fris sudut. Semua pemotong bentuk sudut termasuk dalam

kelompok ini. Mereka dibuat menjadi pemotong sudut tunggal maupun sudut

ganda. Pemotong sudut tunggal ini mempunyai satu permukaan kerucut,

sedangkan pemotong sudut ganda bergigi pada dua permukaan kerucut.

Pemotong sudut digunakan untuk memotong roda, tanggem galur pada

pemotong fris, dan pelebar lubang.

5. Pemotong fris bentuk. Gigi pada pemotong ini diberikan suatu bentuk khusus.

Termasuk di dalamnya adalah pemotong cekung dan cembung, pemotong roda

gigi, pemotong galur, pemotong pembalut sudut., dan sebagainya.

6. Pemotong fris ujung. Pemotong ini mempunyai poros integral untuk

menggerakkan dan mempunyai gigi keliling dan ujungnya. Galurnya dapat

lurus ataupun heliks. Pemotong besar yang disebut fris cengkang mempunyai

bagian pemotong terpisah yang dipegangkan pada arbor batang, seperti terlihat

dalam gambar. Karena mahalnya baja kecepatan tinggi, maka konstruksi ini

menghasilkan banyak penghematan dalam biaya bahan. Fris ujung digunakan

untuk proyeksi permukaan, membujur-sangkarkan ujung, memotong celah

dalam pekerjaan pencerukan misalnya pembuatan cetakan.

7. Pemotong celah. T. Pemotong jenis ini menyerupai pemotong datar kecil atau

fris samping yang memiliki poros integral lurus atau tirus untuk

Page 19: 76288208-Milling

menggerakkan. Penggunaannya untuk memfris celah – T. Bentuk yang khusus

adalah pempotong dudukan bulat bagi pasak Woorduff.

8. Pemotong gigi sisipan. Dengan meningkatnya ukuran pemotong, adalah

ekonomis untuk menyisipkan gigi yang terbuat dari bahan mahal ke dalam baja

yang lebih murah. Gigi pada pemotong semacam ini dapat diganti kalau aus

atau patah.

Page 20: 76288208-Milling

Cara memfris benda yaitu :

Setiap pengerjaan benda kerja mata pisau memakan benda kerja hanya pada waktu

berputar dan harus mendapatkan pendinginan. Karena itu tekanan tidak seberat pada

pahat bubut dan sisi potongnya akan memotong dengan konstan. Pada pengerjaan

yang sederhana sumbu pahat yang pararel dengan permukaan benda kerja pisau fris

tidak hanya memotong dengan gigi-gigi pada sekelilingnya tetapi juga bagian muka

pisau fris.

1. Cara menfris benda persegi yaitu : dengan menggunakan pisau spiral atau

pisau heliks dimana pisau ini berputar sambil memakan benda kerja yang

ditempatkan pada pencekam dengan kerja dari pisau tersebut memutar sambil

meratakan semua permukaan yang akan membentuk permukaan yang rata.

Setelah itu benda kerja diputar dengan sudut 900, untuk mengerjakan

permukaan berikutnya. Dan pekerjaan ini dilakukan sebanyak 4 kali agar

membentuk persegi.

2. Cara menfris benda bersudut yaitu : benda persegi yang telah dikerjakan pada

proses pertama disayat salah satu sudutnya dengan menggunakan pisau sudut

atau dengan menggunakan pisau ujung spiral dimana pisau fris tersebut

dipasang serong sesuai sudut yang dikehendaki. Kemudian pisau tersebut

berputar menyayat sudut benda kerja.

3. Cara memfris benda beralur yaitu : dengan menggunakan pisau muka dimana

pisau dipasang tepat pada tengah-tengah benda kerja yang akan dialur atau

dengan menggunakan pisau ujung spiral yang dipasang lurus dengan benda

kerja. Kemudian pisau itu memakan sedikit demi sedikit benda kerja agar

benda tersebut berbentuk alur.

4. Cara memfris benda beralur T yaitu : setelah benda kerja dialur, untuk

membuat alur T maka dilakukan lagi pekerjaan selanjutnya yaitu dengan

menggunakan fris alur T dimana benda kerja tidak bergerak tetapi pisau fris

tersebut berputar sambil bergerak secara horisontal dan memakan benda kerja

sesuai dengan ukuran mata pisau fris.

Page 21: 76288208-Milling
Page 22: 76288208-Milling

BAB III

PRAKTIKUM DAN PERMESINAN

III.1. Peralatan Yang Digunakan

1. Kepala indeks perfungsi untuk prngatuaran pembagian penyayatan benda

kerja

2. Kunci ragum yakni membuka dan mengunci pencekam yang menjepit benda

kerja

3. Jangka sorong, untuk mengukur dimensi behnda kerja

4. Gergaji besi, untuk memotong benda kerja sesuai dengan ukuran yang

diinginkan.

III. 2. Bahan Yang Digunakan

Bahan yang digunakan pada mesin bubut yakni Besi Cor berbentuk silinder

dengan diameter 25 mm dan panjang 100 mm. Ф 25 mm

100 mm

III. 3. Metode Praktikum

- Benda kerja dijepit pada ragum

- Memfungsikanmesin yang mencakup bagian kontrol yang

terdiri dari :

- Tombol yang memfungsikan hantaran meja

- Tombol yang memfungsikan gigi pemotong dan bagian-

bagian yang mengeluarkan fluida.

- Kepala pembagi diputar 900

Page 23: 76288208-Milling

- Mengatur benda kerja agar bedan kerja berada sedikit di

bawah gigi pemotong dengan menunjukkan pada pengatur hantaran meja

kerja diposisikan pada angka nol.

- Alur untuk pengerjaan kasar lalu potong sesuai kedalaman

yang telah ditentukan.

- Alur untuk pengerjaan halus untuk hasil yang lebih baik.

Page 24: 76288208-Milling

BAB IV

ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

IV.1. Analisa Data

A. Bentuk Awal Benda Kerja

Ф 25 mm

100 mm

B. Pengerjaan I

C. Pengerjaan II

35

D. Pengerjaan III

100 mm

4

45

4

4

Page 25: 76288208-Milling

E. Bentuk Akhir Benda Kerja

Page 26: 76288208-Milling

IV.3. Tabel hasil Perhitungan

Pekerjaan Kasar

No. V

(mm/dtk)

P

(mm)

R

(mm3/mnt)

St

(mm)

T

(menit)

X

(menit)

t

(menit)

V’

(m/mnt)

δm

(mnt)

Fz

(N)

1. 288,25 750 1951,5 54,64 0,35 7 0,245 0,204 0,136 1,8x105

2. 138,4 2173,46 2481,45 54,64 0,256 7 1,61 0,098 0,136 4,26x105

3. 197,82 742,86 3374,8 54,64 0,53 7 3,71 0,14 0,136 8,7x104

Pekerjaan Halus

No. V

(mm/dtk)

P

(mm)

R

(mm3/mnt)

St

(mm)

T

(menit)

X

(menit)

t

(menit)

V’

(m/mnt)

δm

(mnt)

Fz

(N)

1. 288,25 83,33 108,4 53,58 3,15 2 6,3 0,204 0,096 1,8x105

2. 138,4 265,3 151,45 53,58 2,061 2 3,76 0,098 0,096 4,26x105

3. 197,82 92,86 421,85 53,58 4,12 2 8,24 0,14 0,096 8,7x104

Page 27: 76288208-Milling

BAB V

PEMBAHASAN

V.1. Pembahasan Umum

Up Milling dan Down Milling

Up milling adalah benda kerja yang disayat atau di pasang bergerak

dari bawah ke atas dengan arah hantaran yang berlawanan arah dengan putaran

pahat.

a. Keuntungan:

- Benda kerja yang dihasilkan halus

- Gergaji akan memotong bagian yang bersih jadi giginya lebih awet

b. Kerugian :

- Pada pemotongannya tekanan pada benda kerja besar

- Hanya mampu memproduksi dalam skala kecil

- Permukaan bahan tidak bersih sehingga kualitasnya tidak bagus

Sedangkan,

Down milling adalah benda yang dapat disayat atau dipotong bergerak

dari atas ke bawah (turun) dengan arah hantaran kerja searah dengan putaran

pahat.

a. Keuntungan:

- Gigi pemotong pada proses pemotongan cenderung menekan jadi benda

tidak mungkin bergerak.

- Memproduksi dalam skala besar

- Pekerjaan menjadi efisien

b. Kerugian :

- Pada pengoperasian tekanan pemotongan kecil

- Permukaan bahan halus bersih sehingga memerlukan kerja tambahan.

Page 28: 76288208-Milling

Kerugian dari up milling adalah sebelum gigi terbenam kedalam benda kerja ia

pertama-tama muncul dengan gesekan kuat. Sepanjang lintasan pendek dan

menyeret bahan kerja yang terdesak. Baru setelah tekanan pendesakan

meningkat, ia terpaksa membenam kedalam benda kerja. Peluncuran itu

mengakibatkan panas geskan yang tinggi dan mempercepat pengumpulan

penyayat. Sebanding dengan meningkatnya tebal serpih, meningkat pula

tekanan sayat yang pada saat keluarnya lagi gigi, tiba-tiba turun menjadi nol

hentalan ini berulang pada setiap gigi, menyebabkan gemertakan dan ketidak

rataan bidang garapan.

Keuntungan dari down milling yaitu pengambilan serpih dimulai pada sisi yang

tebal maka tidak terjadi luncuran atau gesekan. Penyayat peraut lama tetap

tajam. Terutama pada penggunaan peraut yang giginya berbentuk sekrup

diperoleh bidang garapan yang licin.

Dari segi kecepatan produksi dowm milling lebih cepat berproduksi dari pada

up milling karena proses pemakanan dari besar ke kecil sedangkan up milling

proses pemakanannya tetap yaitu tipis.

Teknik pembuatan roda gigi

Teknik pembuatan roda gigi dapat dilakukan dengan pengindeksan

langsung yaitu dengan menggunakan plat indeks yang dipasangkan pada

spindel benda kerja, kalau pengindeksan dilakukan dengan derajat maka

digunakan 40 : 1 kepala indeks maka setiap putaran dari gagang mewakili

360/40 atau 90. Jika dilakukan dengan lingkaran 27 jarak maka gerakan dari 3

jarak oleh gagang akan menggerakkan benda kerja 10. Apabila pengindeksan

langsung tidak dapat dilakukan maka kita menggunakan pengindeksan

differensial. Cara pengindeksan differensial yaitu 40 dibagi jumlah gigi yang

akan dibuat dan dikalikan dengan kepala pembagi. Misalkan kita akan

membuat gigi 17 maka :

Page 29: 76288208-Milling

40/17 = 2 . 6/17 artinya 2 kali putaran engkol ditambah dengan 6 jarak pada

lubang 17.

Pembuatan roda gigi dengan cara pembagian.

Perautan dilakukan menurut proses perautan bentuk dengan peraut

yang berbentuk cakram dengan berbubut relief yang bentuknya sesuai dengan

laekuk gigi dalam keadaan benda kerja diam. Kemudian pembagian dilanjutkan

menurut suatu cara pembagian setelah satu pembagian gigi. Setelah ini

dilakukan pembuatan lekuk gigi berikutnya didalam proses perautan

selanjutnya dan sebagainya.

Bentuk lekuk gigi bergantung pada penggigian (penggigian evolven)

kepada modul dan kepala angka gigi sehingga untuk ini diperlukan banyak

sekali peraut bentuk. Supaya tidak harus mengadakan terlalu banyak peraut,

maka peraut dengan modul yang sama untuk serangkaian angka gigi

digabungkan menjadi satu perangkat. Penyimpangan akan semakin kecil jika

suatu perangkat mengandung lebih banyak peraut.

Proses peraut disini sama dengan bentuk profil tepat pada roda gigi

yang angka giginya paling kecil. Bagi gigi lainnya pada perangkat yang sama

penyimpangan profil yang kecil dibiarkan, karena kesalahan kecil itu akan

tersingkirkan tidak lama setelah awal pengoperasian akibat penyusutan.

Kebundaran badan roda harus diuji ketepatannya sebelum perautan

poros silindris dengan baut dan mur lebih cocok untuk dijadikan poros ujian

daripada poros yang mengerucut. Atas dasar pertimbangan, sering kali

dirangkaian beberapa badan roda secara berhimpitan supaya hanya diperlukan

satu kali pengawalan dan satu kali pelimpahan untuk beberapa roda. Peraut

modul cakram harus distel setepat-tepatnya pada tengah badan roda supaya

dihasilkan bidang sisi gigi yang simetris.

Page 30: 76288208-Milling

BAB IV

PEMBAHASAN

A.1. Pembahasan umum

Pengaruh hantaran meja terhadap benda kerja.

Pengaruh hantaran terhadap hasil benda kerja ditentukan oleh 2 jenis hantaran

yaitu hantaran kasar dan hantaran halus,pada hantaran kasar permukaan hasil

pemotongannya kasar sehingga menurunkan mutu dari hasil produksi sebab

hantaran mejanya cepat ,sehingga menyisakan sedikit yang tidak

tersayat ,sedangkan pada hantaran halus hasil pemotongannya halus dan teliti

sebab hantaran mejanya lambat sehingga memungkinkan menyayat seluruh

bagian yang akan disayat.

Teknik perawatan pada mesin fris

a. Perawatan secara berkala artinya perawatan dilakukan secara rutin yaitu

misalnya penggantian oli untuk pelumas mesin,dan pengasahan pisau fris

tersebut dilakukan sebulan sekali.

b. Perawatan secara harian maksudnya perawatan dilakukan setiap hari

mungkin hanya digunakan untuk produksi kecil, misalnya membersihkan

bagian – bagian mesin dari sisa logam, apabila mesin jarang dipakai

usahakan dilakukan pembersihan pada debu-debu yang melengket pada

mesin-mesin atau perkakas.

c. Perawatan mingguan, perawatan tersebut dilakukan pada mesin fris yang

bekerja setiap hari dalam suatu produksi besar, maka perawatannya

dilakukan seminggu sekali, misalnya alat-alat mesin yang panas perlu

didinginkan, membersihkan sisa –sisa logam pada mesin, memberikan

pelumasan pada mesin-mesin yang mengalami gerakan pada waktu

beroperasi agar mesin tetap awet dan tidak mengalami gangguan

(kemacetan) pada saat mesin dijalankan.

Page 31: 76288208-Milling

Yang harus diperhatikan dalam pengerjaan

Yang harus diperhatikan dalam pengerjaan antara lain;

* Pemilihan hantaran

Yang harus diperhatikan yaitu pada saat dua kali sebelum pengerjaan

beakhir,dimana disini digunakan hantaran kecil (yang sudah berpasangan

dengan hanatran besar) yang dimaksudkan untuk penghalusan bentuk

pemukaan benda kerja yang dikerja.

* Kedalaman pemakanan

Kiata harus menghitung pemakanan akhir yaitu menghindari kesalahan

ukuran yang dibuat.

* Fluida pendingin

Yaitu untuk pengawetan mata pisau dan mengurangi panas yang terjadi

pada benda kerja,yang diakibatkan oleh pergesekan antara benda kerja dengan

pisau fris.

* Menjaga hantaran otomatis gerak melintang

Dalam pengerjaan, bila kita menggunakan kepala indeks dan gerak

meja lintang otomatis, yang harus diperhatikan yaitu menjaga pahat agar tidak

mengenai kepala indeks, yang berhubungan juga dengan pemasangan benda

kerja dimana batas pengerjaan diusahakan tidak terlalu dekat dengan pencekam

karena dapat menyebabkan patahnya mata pisau jika terjadi sentuhan. Bila

mata pahat sudah sampai pada batas pengerjaan maka otomatisnya harus

dinetralkan, menjaga kesalahan dimensi benda.

Page 32: 76288208-Milling

Aturan kerja umum pada pengasahan kembali pemfris:

a. Peraut harus sering dan pada waktu diasah sesuai dengan waktu

tahan yang telah ditentukan. Penyayat yang sangat aus memakan

biaya perbaikan sangat tinggi.

b. Pengawasan kebundaran getaran secara teliti sangat perlu karena

pada pemfris yang memukul hanya sedikit gigi yang menyayat yang

tentunya akan segera menjadi tumpul. Pemfris harus duduk erat pada

sebuah sumbu jika sedang diasah bundar.

c. Peraut yang sangat tumpul pertama-tama harus diasah bundar

sebelum pengasahan tajam.

d. Sudut sayat yang benar tidak boleh berubah pada pengasahan.

e. Sebelum pengasahan lempengan asahan digarap dulu dengan intan

kerja.

f. Pemilihan bentuk dan kekerasan lempengan asahan harus dilakukan

sesuai petunjuk dari pembuat.

g. Pada penyayat hanya boleh timbul suhu asah yang rendah supaya

tidak terjadi retakan akibat asahan. Penyayat yang diasah kering

hanya boleh menjadi suam-suam. Pada pengasahan basah

pendinginan harus diselaraskan sedemikian rupa sehingga pemanasan

penyayat dapat dicegah. Karena itu sebaiknya lempengan asahan

hanya ditekankan sedikit saja. Sering kali pengasahan ringan lebih

baik daripada pengasahan kuat.

h. Gosok bidang yang telah diasah dengan sebuah batu minyak.

i. Pembersihan dari debu harus dilakukan secukupnya.

Page 33: 76288208-Milling

V.2. Pembahasan Khusus

* Kecepatan Pelepasan Logam (R)

R = d . W . f

Dimana : R = kecepatan iris (mm/dtk)

d = kedalaman pemakanan (mm)

W = lebar pemotongan (mm)

f = hantaran benda kerja

Berdasarkan rumus diatas, hubungan dengan hantara, dimana bila

gerakan meja lambat maka pemakana sedikit demi sedikit. Artinya butuh

waktu yang lama untuk penyelesaian. Lebar pemakanan sangat jelas, bahwa

semakin lebar pemotongan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan.

Sedangkan kedalaman pemakanan pada hantaran yang sama, jika kedalama

pemakanan besar maka waktu nya minim .

* Jarak pemotongan (St = L + d (D –d) + 6)

Yang berpengaruh utama adalah panjang pengerjaan pada benda kerja.

Dimana semakin panjang pengerjaan jarak pemotongan akan semakin besar,

dengan diameter pemotong yang sama.

* Waktu Pemotongan Tiap Hantaran

T = St / f

Dimana : T = waktu pemotongan tiap hantaran

St = jarak pemotongan

f = hantaran benda kerja

Bila kita meninjau data yang sesui dengan rumus maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa waktu pemotongan pada tiap hantaran berbeda antara

hantaran yang besar dengan hantaran yang kecil. Bila kita menggunakan

hantaran besar, hasil pemakanannya kasar dan waktunya sangat sedikit bila

dibandingkan dengan penggubnaan hantaran kecil yang pemakanannya sedikit

demi sedikit. Juga dipengaruhi oleh jarak pemotongan dimana semakin besar

jarak pemotongan maka semakain lama pengerjaan.

Page 34: 76288208-Milling

IV.3. Tabel hasil Perhitungan

Pekerjaan Kasar

No. V

(mm/dtk)

P

(mm)

R

(mm3/mnt)

St

(mm)

T

(menit)

X

(menit)

t

(menit)

V’

(m/mnt)

δm

(mnt)

Fz

(N)

1. 439,6 1521,42 1419 51,45 0,2415 3,1 0,74865 0,14 0,0912 3,864x105

2. 439,6 1521,42 1419 51,45 0,2415 3,1 0,74865 0,14 0,0912 3,864x105

3. 439,6 1521,42 2232,35 51,45 02415 11 0,7995 0,14 0,0912 8792

4. 439,6 1521,42 2232,35 51,45 02415 11 0,7995 0,14 0,0912 8792

Pekerjaan Halus

No. V

(mm/dtk)

P

(mm)

R

(mm3/mnt)

St

(mm)

T

(menit)

X

(menit)

t

(menit)

V’

(m/mnt)

δm

(mnt)

Fz

(N)

1. 439,6 185,714 91 49,86 1,9788 2 3,8357 0,14 0,0645 3,864x105

2. 439,6 185,714 91 49,86 1,9788 2 3,8357 0,14 0,0645 3,864x105

3. 439,6 185,714 142,35 49,86 1,9788 2 1,066 0,14 0,0645 8792

4. 439,6 185,714 142,35 49,86 1,9788 2 1,066 0,14 0,0645 8792

Page 35: 76288208-Milling

BAB V

PEMBAHASAN

V.1. Pembahasan Umum

1. jenis pengerjaan pada mesin fris

a. Memfris benda persegi

dengan menggunakan pisau fris spiral atau pisau heliks dimana

berputar sambil memakan benda kerja yang ditempatkan pada pencekan

dengan kerja dari pisau memutar sambil meratakan semua permukaan yang

membentuk permukaan yang rata. Setelah itu benda kerja diputar dengan

sudut 90 sderajat unuk mengerjakan permukaan berikutnya dan pengerjaan

ini dilakukan sebanyak 4 kali agar membentuk persegi.

b. Memfris benda bersudut

Yaitu persegi yang telah dikerjakan pada proses pertama disayat salah

satu sudutnya dengan menggunakan pisau sudut atau dengan menggunakan

pisau ujung spiral dimana pisau spiral tersebut dipasang serong sesui sudut

yang dikehendaki.

c. Memfris benda beralur

Dengan menggunakan pisau muka dimana pisau dipasang tepat pada

tengah-tengah benda kerja yang akan dialur atau dengan menggunakan pisau

ujung spiral yang dipasang lurus demgan benda kerja, kemudian pisau itu

memakan sedikit demi sedikit benda kerja agar benda tersebut berbentuk alur.

2. Pengaruh puitaran pahat terhadap hasil benda kerja

Menurut pendapat saya putaran pahat tidak terlalu berpengaruh

terhadap hasil benda kerja, pengaruhnya hanyalah benda kerja akan lebih

cepat selesai jika digunakan putaran yang cepat , begitupun sebaliknya.

Sedangkan dari segi halus atau kasarnya hasil benda kerja tidak dipengaruhi

putaran pahat sebab halus atau kasarnya benda kerja dipengaruhi oleh

hantaran benda kerja.

Page 36: 76288208-Milling

3. Cacat produksi dan pencegahannya :

Cacat produksi dapat disebabkan oleh :

a.Kesalahan pemotongan

Kesalahan pemotongan yang dimaksud disini yaitu hasil pemotongan

melebihi atau kurang dari panjang yang diinginkan, hal tersebut dapat

disebabkan karena penandaan yang kurang jelas sehingga batas pemotongan

tidak diketahui ndengan pasti. Sedangkan cara pencegahannya yaitu

memperjelas tanda pada benda kerja yang akan disayat.

b. Kedakaman yang tidak sesuai

Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan operator dalam menyetel meja

kerja. Cara pencegahannya yaitu menambah keterampilan operator dengan

jalan memperbanyak latihan.

Hal tersebut dapat juga disebabkan kelalaian operator, sedangkan

pencegahannya yaitu meningkatkan ketelitian saat mengoperasikan mesin

fris.

c. Fluida pendingin tidak tepat mengenai benda kerja yang disayat.

Hal ini dapat menyebabkan kasarnya permukaan benda kerja. Hal ini

terjadi karena penempatan atau penyetelan posisi aliran fluida kurang tepat.

Jadi pencegahannya yaitu mengarahkan aliran fluida pendingin tepat pada

permukaan benda kerja yang disayat oleh pahat.

d. Pemilihan hantaran terlalu besar

Pemilihan hantaran yang terlalu besar dapat menyebabkan kasarnya

permukaan benda kerja yang disayat. Hal ini disebabkan karena tidak semua

permukaan terkena sayatan pahat sehingga hasilnya juga agak bergelombang.

Pencegahannya tentunya dengan mengurangi hantaran meja agar permukaan

benda kerja semua terkena sayatan pahat.

Page 37: 76288208-Milling

V.2. Pembahasan Khusus

1. Kecepatan iris (V)

Kecepatan ini sangat bergantung pada kecepatan putaran dan diameter

pemotong. Jika kecepatan putaran semakin tinggi dan diameter pemotong

juga semakin besar maka kecepatan potong juga akan semakin tinggi.

Alasannya adalah pahat akan menyayat saat dia berputar dan semakin cepat

putarannya maka semakin cepat pula kecepatan irisnya. Dan jika semakin

besar diameter pemotong maka akan semakin luas permukaan benda kerja

yang tersayat oleh pahat tersebut, dan jika semakin besar permukaan benda

kerja yang tersayat oleh pahat maka kecvepatan iris juga semakin

bertambah. Dengan kata lain kecepatan putaran dan besar diameter

pemotong berbanding lurus dengan kecepatan iris.

2. Langkah (P)

Langkah tentunya sangat dipengaruhi oleh hantaran benda kerja.

Semakin besar hantaran kerja maka semakin banyak pula langkah,

alasannya yaitu setiap langkah terdiri dari beberapa hantaran.

Sedangkan kecepatan putaran dan jumlah gigi pisau pemotong

berbanding terbalik dengan langkah. Semakin besar kecepatan putaran dan

jumlah gigi maka semakin sedikit langkah.

3. Kecepatan pelepasan logam (R)

Besar kecepatan pelepasan logam tergantung pada kedalaman

pemakanan dan lebar pemakanan serta kecepatan hantaran benda kerja. Jika

kedalaman pemakanan, lebar pemakanan, dan kecepatan hantaran semakin

besar maka semakin cepat pula pelepasan logam. Alasannya yaitu jika

semakin dalam dan semakin lebar pemakanan maka akan semakin banyak

pula logam yang terlepas, jika semakin banyak bagian logam yang terlepas

maka akan lebih cepat pula proses pelepasan logam. Dan jika hantaran

semakin cepat maka semakin singkat pula waktu yang digunakan untuk

menyayat permukaan benda kerja, dan jika semakin singkat waktu

Page 38: 76288208-Milling

penyayatan maka akan semakin cepat pula pelepasan benda kerja. Dengan

kata lain kedalaman pemakanan, lebar pemakanan serta kecepatan hantaran

berbanding lurus dengan kecepatan pelepasan logam.

Page 39: 76288208-Milling

Berdasarkan rumus tersebut kecepatan pelepasan logam bebanding lurus

dengan kedalaman pemakanan , lebar pemotongan, dan hantaran benda kerja

artinya kedalaman pemakanan, lebar pemotongan dan hantaran benda kerja

semakin besar maka maka akan semakin besar kecepatan pelepasan logam

begitupun sebaliknya.

* Waktu Pemotongan Tiap Hantaran

T = St / f

Dimana : T = waktu pemotongan tiap hantaran

St = jarak pemotongan

f = hantaran benda kerja

Berdasarkan rumus tersebut waktu pemotongan tiap hantaran berbanding

lurus dengan jarak pemotongan dan berbanding terbalik dengan hantaran

benda kerja. Artinya jika jarak pemotongan semakin besar sedangkan

hantaran benda kerja tetap maka semakin besar pula waktu pemotongan tiap

hantaran dan apabila hantaran benda kerja semakin besar sedangkan jarak

pemotongan tetap maka waktu pemotongan tiap hantaran semakin kecil.

* Jumlah Pemotongan

hx = --- dDimana : x = jumlah pemotongan

h = kedalaman pemotongan (mm)

d = kedalaman pemakanan

Berdasarkan rumus tersebut kita dapat mengetahui bahwa jumlah pemotongan

berbanding lurus dengan kedalaman pemotongan dan berbanding terbalik

dengan kedalaman pemakanan. Sehingga jumlah pemotongan akan bertambah

banyak jika kedalaman pemotongan diperbesar sedangkan kedalaman

pemotongan tetap. Demikian pula sebaliknya jumlah pemotongan akan

bertambah banyak jika kedalaman pemotongan di kurangi sedangkan

kedalaman pemakanan tetap

Page 40: 76288208-Milling

BAB V

PEMBAHASAN

V.1. Pembahasan Umum

1. Proses-proses pengerjaan pada mesin fris

a. Persiapan alat.Sebelum melakukan pemfrisan terlebih dahulu

menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pemfrisan ,misalnya kepala

indeks yang akan digunakan untuk pengaturan pembagian penyayat

benda kerja,kunci ragum yaitu membuka dan mengunci pencekam yang

menjepit benda kerja,serta menyiapkam pula alat bantu misalnya jangka

sorong yang akan digunakan untuk mengukur dimensi benda

kerja,gergaji untuk memotong benda sesuai dengan ukuran yang

diinginkan .Menyiapkan pula benda kerja yang akan difris.

b. Langkah pemfrisan. Setelah menyiapkan peralatan tibalah saatnya untuk

pengoperasian mesin fris, pertama-tama benda kerja dijepit pada ragum

sesuai dengan aturan, kemudian pengoperasian mesin yang mencakup

bagian kontrol yang terdiri dari tombol yang memiliki fungsi masing-

masing,menentukan kepala pembagi,alur pengerjaan kasar dan

pengerjaan halus.

c. Hasil akhir dari benda kerja(Finishing), Hasil yang didapatkan sesuai

dengan proses yang dilakukan.benda kerja dibersihkan dari bekas

sayatan yang melekat.

2. Perawatan pada mesin fris

a. Perawatan secara berkala artinya perawatan dilakukan secara rutin yaitu

misalnya penggantian oli untuk pelumas mesin,dan pengasahan pisau fris

tersebut dilakukan sebulan sekali.

b. Perawatan secara harian maksudnya perawatan dilakukan setiap hari

mungkin hanya digunakan untuk produksi kecil, misalnya membersihkan

Page 41: 76288208-Milling

bagian – bagian mesin dari sisa logam, apabila mesin jarang dipakai

usahakan dilakukan pembersihan pada debu-debu yang melengket pada

mesin-mesin atau perkakas.

c. Perawatan mingguan, perawatan tersebut dilakukan pada mesin fris yang

bekerja setiap hari dalam suatu produksi besar, maka perawatannya

dilakukan seminggu sekali, misalnya alat-alat mesin yang panas perlu

didinginkan, membersihkan sisa –sisa logam pada mesin, memberikan

pelumasan pada mesin-mesin yang mengalami gerakan pada waktu

beroperasi agar mesin tetap awet dan tidak mengalami gangguan

(kemacetan) pada saat mesin dijalankan.

3. Bagian pisau dan fungsinya

1. Mata potong fungsinya untuk memotong benda kerja

2. Sudut garuk fungsinya untuk meningkatkan efisiensi pemotongan

3. Sudut ruang bebas fungsinya untuk menghilangkan kecenderungan dari

gigi untuk menggesek benda.

4. Ruang bebas sekunder fungsinya dibuat agar lebar tepi tetap dalam batas

yang cukup.

5. Sudut pemotong Fungsinya digunakan dalam pemferisan kecepatan

tinggi.

Page 42: 76288208-Milling

V.2 Pembahasan khusus

1. P =

P Panjang langkah berbanding lurus dengan hantaran benda kerja,dan

berbanding terbalik dengan putaran mesin n dan z jumlah gigi pisau ,artinya

semakin besar nilai f semakin panjang pula langkah, dan semakin cepat

putaran mesin semakin pendek langkah.

2. St =L+ d (D-d)+6 f

St jarak potong bebanding lurus dengan panjang pengerjaan t.

Semakin panjang benda yang dikerja, semakin besar panjang pemotongan.

Selain itu jarak potong juga dipengaruhi oleh kedalaman pemakanan d ,dan

berbanding lurus dengan jarak potong.

3. T = St f

Bedasarkan rumus tersebut waktu pemotongan tiap hantaran

berbanding lurus dengan jarak pemotongan dan berbandin terbalik dengan

hantaran benda kerja.Artinya jika jarak pemotongan semakin besar,

sedangkan hantaran benda kerja tetap,maka semakin besar pula waktu

pemotongan tiap hantaran dan apabila hantaran benda kerja semakin besar

sedangkan jarak pemotongan tetap maka waktu pemotongan tiap hantaran

semakin kecil.

Page 43: 76288208-Milling

BAB V

PEMBAHASAN

V.1. Pembahasan Umum

* Pengaruh hantaran

Nilai hantaran sangat berpengaruh dalam :

1. Menentukan kecepatan iris

2. menentukan langkah pemotongan

3. menetukan kecepatan pelepasan logam

4. menentukan waktu tiap hantaran

5. menentukan waktu pemotongan total

6. menentukan kecepatan dorong

7. menentukan ketebalan total rata-rata

Sehingga nilai hantaran akan berpengaruh dalam menentukan lama atau

tidaknya suatu pekerjaan serta kasar atau halusnya pekerjaan pengerjaan benda

kerja.

* Teknik pembuatan roda gigi kerucut pada mesin fris

Berbagai pekerjaan dapat dilakukan oleh mesin fris termasuk

pekerjaan membuat roda gigi kerucut. Membuat roda gigi kerucut dengan

menggunakan mesin vertikal dengan pemotong fris roda gigi. Pertama-tama

benda kerja dibentuk kerucut dengan menggunakan mesin kerucut setelah

benda telah terbentuk kerucut benda kerja tersebut dijepit kepada kepala

pembagi atau kepala indeks, dapat kita lakukan dengan cara pengindeksan

langsung. Dengan 10 derajat yaitu dengan pemutaran engkol sebanyak 2

putaran setiap, pembuatan gigi atau gear. Setiap selesai satu putaran benda

kerja maka kedalaman pemotongan ditambah. Ulangi terus samapai kedalaman

gigi yang diperlukan apabila telah mencapai kedalaman yang diinginkan ulangi

sampai tiga kali kedalaman yang sama atau ketinggian meja yang

sama

Page 44: 76288208-Milling

* Penyebab cacatnya hasil produksi dan pencegahannya.

Cacatnya hasil produksi dipengaruhi oleh :

1. Toleransi atau jarak antara pemotong fris dengan benda kerja

setelah pemotongan sangat dekat sehingga gram-gramnya tidak

jatuh.

2. Tidak adanya atau tidak bekerjanya fluida pendingin.

3. Lepasnya pengunci indeks.

* Pencegahannya dengan cara :

1. Fluida pendingin harus bekerja untuk mendinginkan benda kerja

dan mendorong gram-gram sampai jatuh.

2. Kunci indeks harus dpasang kuat-kuat.

Page 45: 76288208-Milling

V.2. Pembahasan Khusus

1. Kecepatan Iris

V = . D . n / 60 (mm/detik)

V adalah kecepatan iris dengan satuan mm/detik dengan V berbanding

lurus dengan D. Dimana D adalah diameter pemotong ini artinya jika D

bertambah besar maka nilai V akan bertambah besar pula, tetapi nilai n

putaran mesin semakin kecil karena inti atau poros dengan tepi pemotong

semakin jauh.

2. Kecepatan Pelepasan Logam

R = d . W . f

Yaitu pelepasan kecepatan logam dapat dihitung dengan mengalihkan

kedalaman pemakanan, lebar pemakanan dan kecepatan putaran/menit.

3. Waktu Pemotongan Tiap Hantaran

T = St / f

Artinya T (waktu pemotongan tiap hantaran) dapat dihitung dengan cara

membagi antara jarak pemotongan (St) dengan hantaran benda kerja (f).

4. Jumlah Pemotongan

hx = --- d

Artinya x (jumlah pemotongan) dapat dihitung dengan membagi

kedalaman pemotongan dengan kedalaman pemakanan.

Page 46: 76288208-Milling

BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

a. Proses pengerjaan mesin fris mencakup persiapan alat,pengoperasian

alat,dan hasil akhir benda kerja.

b. Perawatan mesin fris yaitu perawatan secara berkala,mingguan dan harian

c. Bagian – bagian pisau fris antara lain : mata potong, sudut garuk, sudut

ruang bebas, ruang bebas sekunder, sudut pemotong,

d. T (panjang langkah) merupakan hasil bagian antara hantaran benda kerja

dengan putaran gigi dan jumlah gigi.

e. Jarak potong merupakan panjang pengerjaan yang dipengaruhi oleh

kedalaman pemakanan.

f. Waktu pemotongan merupakan jarak potong per hantaran benda.

Page 47: 76288208-Milling

BAB V

PEMBAHASAN

V.1. Pembahasan Umum

* Pengaruh hantaran terhadap hasil benda kerja

Pengaruh hantaran terhadap hasil benda kerja ditentukan oleh 2

jenis hantaran yaitu hantaran kasar dan hantaran halus,pada hantaran

kasar permukaan hasil pemotongannya kasar sehingga menurunkan

mutu dari hasil produksi sebab hantaran mejanya cepat ,sehingga

menyisakan sedikit yang tidak tersayat ,sedangkan pada hantaran halus

hasil pemotongannya halus dan teliti sebab hantaran mejanya lambat

sehingga memungkinkan menyayat seluruh bagian yang akan disayat.

* Penyebab cacatnya hasil produksi

Penyebab cacatnya hasil produksi antara lain :

1. Kesalahan pengukuran akan menyebabkan kesalahan bentuk

produksi yang diinginkan .

2. Pemakanan kedalaman yang berlebihan sehingga menyebabkan

cacatnya hasil produksi

3. Hantaran kasar yang dilakukan terus menerus sehingga hasil

produksi kasar dan kurang teliti

4. Bagian yang telah disayat terjepit oleh pencekam hal tersebut

dapat dicegah dengan cara

a. ada hantaran kasar pekerjaan finisingnya dilakukan dengan

hantaran halus secara berulang-ulang tetapi untuk efisien

waktu dapat diolakukan sebanyak 3 kali dengan kedalaman

yang sama.

b. ada pemakanan kedalaman yang berlebihan pekerja atau

pengguna mesin fris harus teliti dalam malakukan

pengukuran.

Page 48: 76288208-Milling

c. apabila ingin menjepit benda yang telah disayat benda tersebut

dilapisi sebelum dicekam.

* Teknik pembuatan roda gigi kerucut pada mesin fris

Berbagai pekerjaan dapat dilakukan oleh mesin fris termasuk

pekerjaan membuat roda gigi .Benda kerja dibentuk kerucut dengan

menggunakan mesin bubut ,setelah benda berbentuk kerucut benda

tersebut dipindahkan kemesin fris horizontal dengan menggunakan

pemotong fris roda gigi ,benda tersebut dijepit pada kepala lepas dan

pencekam. Misalanya kita akan membuat roda gigi kerucut dengan

jumlah gigi 17. Kita dapat melakukannya dengan cara pengindeksan

difrensial yaitu dengan cara membagi jumlah roda gigi cacing dengan

jumlah gigi yang akan dibuat yaitu 40 /17 sehingga kita mendapatkan

hasil 2 6/17 yaitu artinya sebanyak 2 kali perputaran engkol ditambah

dengan 6 jarak pada lubang 17 setiap selesai membuat satu gigi.

Ulangi terus pemutaran sampai pada kedalaman gigi yang diinginkan,

apabila telah sampai pada pekerjaan finising ulangi sampai 3kali pada

penghantaran halus dengan kedalan yangsama agar permukaan hasil

produksi halus.

Page 49: 76288208-Milling

BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

1. Mesin fris mempunyai 2 jenis hantaran yaitu hantaran kasar dengan

hantaran halus yang dapata mempengaruhi hasil produksi.

2. Cacatnya hasil produksi dapat disebabkan oleh beberapa hal :

a. Hantaran kasar yang digunakan secara terus menerus.

b. Pemakanan kedalaman yang berlebihan

c. Kurang telitinya dalam pengukuran

d. Terjepitnya bagian yang telah disayat oleh pencekam dan

sebagainya.

3. Pada mesin fris roda gigi dapat dibuat dengan cara pengindeksan

sederhana, pengindeksan langsung, dan opengindeksan differensial

sesuai dengan jumlah gigi yang akan dibuat.

4. Kecepatan iris akan bertambah cepat apabila diameter pemotong dan

nilai putaran mesin semakin besar.

5. Kecepatan pelepasan logam berbanding lurus dengan kedalaman

pemakanan, lebar pemotongan dan hantaran benda kerja.

6. Jika jarak pemotongan semakin besar sedangkan hantaran benda kerja

tetap maka semakin besar pula waktu pemotongan tiap hantaran benda

kerja.

7. Jumlah pemotongan akan bertambah banyak jika kedalaman

pemotongan diperbesar sedangkan kedalaman pemotongannya tetap.

VI.2. Saran

1. Agar mesin-mesin, khususnya mesin-mesin fris yang mengalami kerusakan

agar segera diperbaiki.

2. Agar asisten lebih menekankan pada cara pengoperasian.