70729112 Proposal Usaha Budidaya Belut Super
-
Upload
setiowagiyanto -
Category
Documents
-
view
183 -
download
11
description
Transcript of 70729112 Proposal Usaha Budidaya Belut Super
PROPOSAL USAHA BUDIDAYA BELUT SUPER (EXPORT QUALITY
BAB I PENDAHULUAN
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor. Jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.
Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.
Pada awalnya, belut sawah dikenal sebagai hama pada tanaman padi di sawah. Sedangkan belut tambak, dikenal pula sebagai hama pada lahan tambak karena memakan udang atau bibit - bibit ikan yang dikembangbiakan di tambak. Namun seiring berjalnnya waktu, hingga saat ini belut telah menjadi primadona andalan ekspor yang tak kalah unggul dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Disamping rasanya yang lezat ternyata belut banyak mengandung protein dan bahkan di negara - negara seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan, dimana belut diyakini sebagai sumber makanan berprotein tinggi yang dapat membangkitkan stamina tubuh. Disamping negara - negara tersebut, ternyata sekarang permintaan belut dari Indonesia juga mulai diminati di negara Amerika serikat, Australia dan Singapura, Selandia baru, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Inggris dan Denmark.
Untuk menunjang pemenuhan kebutuhan protenin permintaan pasar belut sangat besar baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini merupakan sebuah
kesempatan emas bagi kita untuk mengembangkan usaha budidaya belut. Dengan kemauan keras, ketekunan, keuletan, kedisiplinan serta inovasi untuk meningkatkan kualitas hasil budidaya kesuksesan akan diraih dalam bisnis ini.
Dengan latar belakang tersebut kami berkeyakinan untuk menjalankan usaha pembudidayaan dan pengekspor belut segar. Usaha akan didirikan di kecamatan Wedung Kabupaten Demak, karena memiliki ketersediaan lahan dan tenaga kerja yang memadai dan relatif murah. Untuk pembahasan teknis lebih lengkap akan kami ulas pada bab pembahasan.
BAB II PEMBAHASAN
A. ASPEK PEMASARAN
1. Prospek Budidaya Belut
Di negara Jepang, Amerika serikat, Australia, Singapura, Selandia baru, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Inggris, Denmark , belut di konsumsi sebagai menu tambahan dalam setiap hidangan. Bagi masyarakat yang ada di negara - negara tersebut , belut merupakan masakan papan atas yang hanya bisa dijumpai di restoran mewah dan hotel berbintang. Jadi disini sudah jelas pangsa pasar kosumen belut yang masih terbuka sangat luas , dapat dipastikan juga akan semakin meningkat jumlah negara yang ingin mengimpor belut dari Indonesia.
Belut yang dipesan oleh negara - negara tersebut adalah belut segar (fresh eels ), belut beku ( frozen eels ) dan belut asap ( smoked eels ). Permintaan belut segar dan hidup pada tahun ini di sejumlah negara - negara Asia sebanyak 60 ton per hari, akan tetapi pada saat ini hanya dapat terpenuhi sebanyak 5 ton saja per harinya. Sedangkan untuk negara - negara di kawasan benua Eropa , permintaan belut asap ( smoked eels ) sebanyak 2 - 4 ton per hari. Ini semua belum termasuk permintaan belut untuk konsumen lokal yang ada di kota besar seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Malang.
Oleh karena pasar yang begitu prospektif dan cerah, maka budi daya belut sangatlah menjajikan. Sedangkan untuk pasar dalam negeri, pada umumnya belut yang banyak dijual berasal dari tangkapan alam dan baru sedikit yang membudidayakannya.
Dari gambaran tersebut prospek bisnis budidaya belut sangat bagus hal ini dapat dilihat dari adanya market space yang sangat besar dimana banyak permintaan belut di negara- negara Eropa maupun Asia yang belum terpenuhi.
2. Gambaran Umum Pasar
Gambaran umum pasar dari budidaya belut super ini yaitu :
Segmen Pasar : Pasar ikan ekspor
Target Pasar : Pasar ikan di Asia
Positioning : Pembudidaya dan pengekspor belut berkualitas super
3. Permintaan Pasar
Permintaan ekspor belut dari beberapa negara tujuan dapat dilihat ditabel di bawah ini :
(*) dikutip dari sumber – sumber di trubus online,
4. Strategi Pemasaran Usaha
a. Product
Produk yang kita tawarkan kepada konsumen harus menarik dan memiliki mutu atau kualitas yang baik, dalam hal ini produk yang kita jual adalah belut segar (fresh eels). Untuk menjaga kualitas produk kita memiliki standard dalam pemilihan belut yang akan diekspor. Belut kualitas ekspor dipilih berbobot 200-250 g/ekor dan panjang 40-60 cm. Syarat lain: kulit mulus dan lincah bergerak. Belut kemudian dikemas dalam kantong plastik berdiameter 50 cm, lalu diberi 2 liter air. Satu kantong plastik berisi 20 kg. Setelah diberi oksigen, kantong itu diikat dan dimasukkan ke dalam dus ukuran 70 cm x 70 cm x 60 cm untuk keesokan hari diangkut ke bandara.
b. Price
Belut segar yang kami produksi kami jual dengan harga US$4,5 atau setara
Rp40.950 per kg, harga itu jauh lebih tinggi dari harga di pasar lokal, Rp9.000-
Rp12.000 per kg. Dalam penetapan harga kami cenderung mengikuti harga pasar
belut eksport. Dalam penatapan harga belut eksport, produsen atau penjual
cenderung memiliki kekuatan dalam penentuan harga dibandingkan dengan
pembali. Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan yang belum tercover oleh
para pengekspor belut, hal ini dapat dilihat berdasarkan pengalaman eksportir
belut yang telah berjalan, banyaknya permintaan yang terus mengalir dari
berbagai negara, Singapura minta dipasok 1 ton/hari, Hongkong 5-10 ton/pekan,
dan Korea 3 ton/hari, Beberapa negara Uni Eropa seperti Belanda dan Belgia juga
menanti pasokan masing-masing 23 ton dan 20 ton per tahun. Ceruk pasar belut
dunia yang belum terisi sekitar 69.000 ton per tahun.
c. Place
Dalam mendistribusikan produk sampai ke tangan konsumen, kita menggunkan
strategi distribusi tidak langsung atau melalui pedagang besar. Produk kita kirim
ke para Pedagang besar ikan di Jepang, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan.
Kami cenderung lebih fokus untuk mengerjakan pasar belut di Asia karena
letaknya yang lebih terjangkau dari pada merambah pasar Eropa.
d. Promotion
B. ASPEK TEKNIS DAN OPERASIONAL
1. Kolam Belut
Dalam membudidayakan belut dibutuhkan kolam dalam membudidayakan belut
kami memilih menggunakan kolam terpal. Kolam Terpal adalah kolam yang
dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal, Kolam Terpal dapat
mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam gali maupun kolam semen, biaya
yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan dengan kita membuat kolam gali
atau kolam semen. Pembuatan Kolam Terpal dapat dilakukan di pekarangan
ataupun di halaman rumah, lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa
lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang
produktif.
Keuntungan lain dari Kolam Terpal adalah :
- Terhindar dari pemangsaan ikan liar apabila kita memelihara ikan konsumsi.
- Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.
- Ikan yang dihasilkan lebih berkualitas, ikan terlihat tampak bersih dan seragam.
Terpal Sudah Berbentuk Kotak (tidak ada jahitan/tidak akan bocor) kekuatan bisa
mencapai lebih dari 5 tahun. Gambar kolam terpal dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
2. Bibit Belut
Kualitas bibit menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan budi
daya belut. Hingga saat ini terdapat dua sumber bibit untuk budi daya, yaitu bibit
yang berasal dari alam (bibit hasil tangkapan) dan bibit hasil budi daya. Keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diseleksi sehingga menghasilkan
bibit sesuai standar budi daya belut.
a. Bibit Hasil Tangkapan Alam
Aspek paling penting saat menggunakan bibit hasil tangkapan alam untuk
dibesarkan adalah mengetahui dengan pasti teknik penangkapan bibit yang
digunakan. Pasalnya, teknik penangkapan bibit yang dianggap aman bagi bibit
adalah penangkapan secara alami menggunakan perangkap berupa posong yang
diberi umpan.
Sementara itu, bibit yang ditangkap dengan cara disetrum listrik akan mengalami
kerusakan syaraf sehingga pertumbuhannya terganggu (“kuntet”). Sayangnya,
tanda-tanda fisik belut yang disetrum tidak langsung terlihat saat masih bibit.
Tandanya baru terlihat sekitar 10 hari kemudian, berupa titik atau garis putih di
kulit yang lama-kelamaan memerah. Bibit hasil tangkapan alam harus dikarantina
terlebih dahulu sebelum ditebar ke dalam kolam. Tujuannya, untuk membersihkan
tubuhnya dan menghilangkan risiko bibit membawa penyakit.
b. Bibit Hasil Budidaya
Dibandingkan dengan bibit hasil tangkapan alam, yang paling baik memang
menggunakan bibit hasil budi daya. Kelebihannya, kualitas lebih terjamin dan
terbebas dari risiko pertumbuhan bibit mengalami gangguan (terhambat atau
kuntet). Selain itu, bibit hasil budi daya ukurannya relatif seragam dibandingkan
dengan bibit yang ditangkap dari alam. Kelebihan lainnya, bibit hasil budi daya
relatif tidak perlu melalui proses karantina karena lebih kecil kemungkinannya
membawa bibit penyakit. Hal ini berbeda dengan bibit hasil tangkapan alam yang
tercampur dengan belut lainnya saat proses penampungan sehingga bibit perlu
dikarantina terlebih dahulu sebelum ditebar atau dibudidayakan.
Dengan demikian, langkah-langkah penting yang akan kita lakukan adalah sebagai
berikut :
1. Pilih bibit yang berwarna cokelat atau kekuningan dan berumur sekitar 2 bulan. Bibit
berwarna hitam atau gelap pertumbuhannya kurang baik. Dalam 1 kg sebaiknya berisi
80—93 ekor bibit. Jika dalam satu kg berisi lebih dari 100 ekor bibit, dikhawatirkan
kepadatan kolam saat pemeliharaan menjadi terlalu tinggi.
2. Sebaiknya membeli bibit di tempat yang bisa dipercaya. Kami memiliki referensi
penjual bibit yang berkualitas untuk membedakan bibit hasil tangkapan menggunakan
posong dengan yang disetrum listrik yaitu di daerah gubug.
3. Secara fisik, pastikan bibit yang ditebar dalam kolam tidak memiliki luka, tubuhnya
normal, terlihat segar, dan benar-benar sehat tidak ada tanda terkena jamur atau
penyakit lain agar pertumbuhannya optimal. Pasalnya, bibit yang sakit berpeluang
menjadi sumber penyebar penyakit pada belut lain dalam kolam.
3. Tata Cara Perawatan.
Setelah proses karantina/adaptasi dilakukan dengan benar, masukan bibit kekolam
pembesaran dan kemudian lakukan perawatan. Cara melakukan penebaran bibit
belut ke kolam pembesaran, sama seperti jika kita menebar bibit-bibit ikan
lainnya.
a. Pakan Belut
Dalam budidaya belut di air bersih yang kami terapkan pemberian pakan bisa
dilakukan dalam sehari semalam 3 kali (pagi,siang dan sore). Pemberian pakan
bisa dilakukan 3 kali dalam sehari semalam kalau kita sudah memenuhi unsur
kenyamanan bagi belut itu sendiri. Sedangkan faktor kenyamanan terdiri faktor
internal dan eksternal :
1. Faktor internal.
Media harus tersedia yaitu. Substrat paralon, atau genteng, roster, eceng
gondok maupun kiambang.
Faktor Oksigen. sangat berpengaruh besar terhadap reaksi dan nafsu
makan, sekaligus kelangsungan hidup. Khusus Untuk budidaya air bersih,
faktor oksigen sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup dan daya nafsu makan belut). Air menjadi syarat
utama kolam pemeliharaan belut, karena itu lubang sirkulasi air dan
lubang pembuangan kelebihan air menjadi syarat utama. Air harus terus
mengalir dari sumber air agar oksigen terlarut tetap terjaga
persediaannya. Jika air yang masuk terlalu deras, belut akan terganggu dan
stress, untuk itu usahakan air yang masuk/mengalir kedalam kolam cukup
dengan debit yang kecil supaya belut tidak terganggu.
2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal adalah suasana Gelap dan tenang. Gelap berarti tempat
harus ditutup dengan terpal hitam atau coklat, tidak boleh warna terang
atau tembus cahaya, Tenang berarti tidak boleh ada aktifitas lain di
lingkungan budidaya
Pakan, pemberian pakan bisa di lakukan dalam sehari semalam 3 kali bisa
berjalan apabila Faktor eksternal dan internal terpenuhi.
Untuk menjaga nafsu makan belut supaya selalu tetap setabil dapat diberikan jamu
empon-empon, bahan-bahan bakunya seperti temulawak (curcuma xanthorhiza),
kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val), kencur (Kaempferia
galanga L) dan temu ireng (Curcuma aeroginosa) .
b. Air Pemeliharaan
Lendir yang dikeluarkan belut memang menjadi salah satu mekanisme untuk
menjaga agar tubuhnya tetap licin sehingga dapat membantu gerak belut dan
menjadi sarana melepaskan diri dari musuh-musuhnya. Namun, dalam
pemeliharaannya, lendir belut yang terus menerus dikeluarkan dalam jumlah yang
banyak akan membahayakan belut itu sendiri, dari hasil penelitian
mengemukakan, jika dalam air yang di gunakan untuk budidaya belut sudah
terlalu banyak mengandung lendir yang dikeluarkan oleh belut itu sendiri maka
air harus segera diganti, jika air tidak segera diganti maka air tersebut bisa
meracuni belut itu sendiri sehingga bisa mengakibatkan kematian pada belut.
Lendir yang sudah banyak di keluarkan juga akan sangat mempengaruhi kualitas
air, terutama akan meningkatkan derajat keasaman/pH air. untuk itu, kualitas air
menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Walau tidak ada persyaratan khusus,
tetapi idealnya air yang digunakan sebagai media pembesaran belut harus jernih,
memiliki suhu antara 25-28 derajat C, Tidak mengandung bahan kimia yang
berbahaya, serta kendungan pH-nya tidak lebih dari 7.
c. Jadwal pemberian pakan belut
Pakan mulai dinerikan setelah benih belut masuk ke kolam pembesaran 3 hari, yaitu
diberikan pada hari ke-4 dengan jumlah pemberian pakan sebagai berikut :
Hari Ke ProsentasiJumlah per hari
(U/ 40 Kg benih )Total
04-33 5 % 2 Kg 60 Kg
34-47 7,5 % 3 Kg 42 Kg
48-61 10 % 4 Kg 56 Kg
62-75 12,5 % 5 Kg 70 Kg
76-89 15 % 6 Kg 84 Kg
90-96 17,5 % 7 Kg 49 Kg
97-103 20 % 8 Kg 56 Kg
104-110 22,5 % 9 Kg 63 Kg
111-117 25 % 10 Kg 70 Kg
118-124 27,5 % 11 Kg 77 Kg
125-131 30 % 12 Kg 84 Kg
132-138 32,5 % 13 Kg 91 Kg
139-145 35 % 14 Kg 98 Kg
146-152 37,5 % 15 Kg 105 Kg
153-159 37,5 % 15 Kg 105 Kg
160-166 37,5 % 15 Kg 105 Kg
167-173 37,5 % 15 Kg 105 Kg
174-180 37,5 % 15 Kg 105 Kg
Total 1.425 Kg
Table 2. jadwal pemberian pakan belut
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Budidaya belut merupakan peluang usaha yang besar, karena jumlah permintaan
konsumen yang begitu besar. Usaha ini termasuk usaha yang mudah, namun kita
tidak boleh meremehkan usaha ini karena butuh keuletan, ketekunan, kesabaran
dan ketelitian untuk mengembangkan usaha budidaya belut tersebut. Banyak
pengusaha belut yang mengalami kegagalan, dan biasanya ini dikaranaka oleh
pemilihan bibit yang tidak baik dan media yang digunakan tidak terlalu
diperhatikan.
2. Saran
Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun
mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan
predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat. Setelah
belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara
panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar
daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang
dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-
7 bulan.
Perlakukan pasca panen pun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan
dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang
baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.