7 IE2006 Magang di PT. Indosat Tbk di Divisi Product Management yang banyak menangani kegiatan...
Transcript of 7 IE2006 Magang di PT. Indosat Tbk di Divisi Product Management yang banyak menangani kegiatan...
r-----7f!!j/111%1IEPERPUSTAKAAN UTAMA
UIIII SYAHID JAKARTA
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi kasus pada Restauran Bakmi Langgara Cab. Persallabatan, Rawamangun)
Oleh
Idawati
NIM : 203081001830Ditfrima
darj : 0',
Tgi. : .J.6.:::..9..L:::..!?fl ",,,J
No.lndul< : .Q.!~ ..::.9..L::...l:i~.i\.."u,;.klasifikasi : uji•• '
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
VERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1.110 unnno
ANALISIS PENGARUH PEI<SEPSI DAN MOTIVASI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Kasus Rcstauran Bakmi Langgara Cab. Pcrsahabatan, Rawamangun)
SkTipsi
Diajukan Kcpacla Fakultas Ekonol11i clan Ilmu Sosial
Untuk Mel11enuhi Persyaratan Meraih Gelar Saljana Ekonomi
Oleh
IdawatiNIM : 203081001830
Di Bawab Bimbingan
Pel11bil11bing I
- ~Prof. Dr. Ahmad Rodo;ij,~M
NIP: 150317955
Pembimbing II
HClyanto, SE., M.SiNIP: 131 569931
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI DAN MonvASI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Kasus Restauran Bakmi Langgam Cab. Persahabatan, Rawamangun)
Skripsi
Dii\jukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
IdawatiNIM : 203081001830
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
/)~(, -~~
Prof. Dr. Ahmad Rotorfi', MMNIP: 150317955
Penguji Ahli
Pembimbing II
Hervanto. SE., lVI.SiNIP: 131 569931
Prof. Dr. Abdul Hamid, MSNIP: 131474891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGEIU SYAIUF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Senin <l'anggal 3 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukanUjian Komprehensif atas nama Idawati NIM : 203081001873 denganjudul skripsi"ANAL/SIS PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIAN" (Studi Kasus Restauran Bakmi Langgara Cab.Persahabatal1, Rawamangun). Memperhatikal1 penampilan 'l1ahasiswa tersebutselama ujian berlangsung, maim skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satusyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekol1omi pada Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 l'vlaret 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
?rPI'of. Dr, Ahmad Rodoni, MM
Ketua
~"F~Hemi Ali H~~E., ~ ~Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MSPenguji Ahli
Nama
Jenis Kelamin
Tempat, Tanggal Lahir
Agama
Alamat
Telepon
Pendidikan Formal
DAFTAR RIWAYAT I-IIDUP
Idawati
Perempuan
Tangerang, 09 September 1984
Islam
.lIn. Duren I Rt 003/02 No. 39 Kel. Pedurenan
Karang Tengah Tangerang 15159
+6285691 173 544
1991 - 1997
1997 - 2000
2000 - 2003
2003 - 2008
Pcngalanlan
SD Negeri Sudimara 11 Ciledug Tangerang
SMP PGRl2 Ciledug Tangerang
SMU Negeri 3 Tangerang
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2006 Magang di PT. Indosat Tbk di Divisi Product Management yang
banyak menangani kegiatan keljasama antara Content Provider di
bidang seluler selama dua bulan dari tanggal 04 September 2006
sampai dengan 03 November 2006.
Jakarta, April 2008
Penulis
AbstractBy:
Idawati
Research title "Analysis The Influence of Perseption and Motivationtoward Purchasing Decision" (Study case Restaurant Bakmi Langgara branch ofPersahabatan, Rawamangun). Graduate Program (S-1) Major in Managementconcentration Marketing and Enterpreunership Faculty of Economic and Socialscience SyarifHidayatullah State Islamic University, Jakarta. 2008 M /1429 H
The aim of this research are to analyze the influences of Perseption andA10tivation tQ}jlard Purchasing Decision. This research uses non probabilitysampling by convenience sampling method. The data is obtained by spreading theanquette for 100 responden / custumer Restaurant Bakmi Langgara. The mainvariable in this research are Perception (Xl), Motivation(X2), and PurchasingDecision(Y). The method is analysis double Linear regresion.
The result of the research show that Perseption and Motivatio hassignijicant iJ,fluence to Purchasing Decision simultanc ously and partially aremeans rejected Ho and accepted Ha.
To based on the coefjicient of determination, can be infer that peseptionand Motivation toward Purchasing Decision is 0,349, therefore is 65,1 it"sinfluenced by other factor that unknown and not include in this regressionanalysis.
Keywords: Perseption, motivation and Purchasing Decision.
Abstrak
Oleh:Idawati
Judul skripsi "Analisis Pengaruh Persepsi dan Motivasi TerhadapKeputusan Pembelian" (studi kasus pada Restauran Bakmi Langgara Cab.Persahabatan, Rawamangun). Strata Satu (S-I) Jurusan Manajemen konsentrasiPemasaran dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UniversitasIslam SyarifBidayatullah, Jakarta. 2008 M/ 1429 B.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi danmotivasi terhadap kepuhlsan pembelian. Penelitian 1111 menggunakannonprobability sampling melalui metode convenience sampling. Data diperolehdengan eara penyebaran angket kepada 100 responden/konsumen RestauranBakmi Langgara. Variabel utama dalam penelitian ini adalah Persepsi (XI),Motivasi (X2), dan Keputusan Pembelian (Y). Metode yang digunakan analisisregresi linier berganda.
Basil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi dan motivasiberpengaruh terhadap keputusan pembelian baik seera simultan dan seem'a pm'sial,artinya menolak Bo dan menerima Ba.
Berdasarkan koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa persepsidan motivasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 0.349sedangkan sisanya 65.1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui dantidak termasuk dalmn analisis regresi ini.
Kata Kunei : Persepsi, Motivasi, dan Keputusan Pembelian.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,
Alhamdulillah. Tiada kata yang pantas diucapkan selain puja dan puji
syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "Analisis pengaruh
persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian (Studi kasus pada Restauran
Bakmi Langgara Cab. Persahabatan Rawamangun) ". Tak lupa juga Shalawat
serta Salam yang senantiasa tercurah kepada pemimpin para nabi yailu Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang
setia, Amien
Adapun hal yang sangat mustahil, penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan tanpa perhatian orang-orang disekeliling penulis, orang yang
memberikan kepercayaan dan dukungan. Dengan segala bantuan dan bimbingan
berbagai pihak aldlimya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
I. lbunda Rupatinah dan Ayahanda H.Sugiri tercinta yang telal1 merawat aku
dari kecil sampai besar, terima kasih atas kesabararmya, kasih sayang dan
bimbingannya, dukungan moril dan materil serta do'anya yang tak pemah
berhenti, Kakalaku tercinta, serta ponalcanku yang paling lucu, nakal tapi
aku menyayanginya D'Iqbal/i'i dan saudara2ku tercinta semuanya
terutama yang paling cantik mba' Ris
2. Bapak. Prof. Dr. Almlad Rodoni, MM, selaku pembimbing I dan Bapak
Heryanto, SE., M.Si selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu
penulis, memberikan bimbingan, pengarahan, saran, nasihat, petunjuk,
motivasi dan dorongannya dengan penuh kesabaran meluangkan waktunya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan serta memberikan ilmu yang
berharga dan pengalaman yang tak terlupakan.
3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. dan Herny Ali HT, SE., MM. selaku tim
penguji ujian komprehensif, atas segala ilmu dan kesabaran saat ujian
4. Bapak Dr. Faisal Baelroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi elan
llmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hielayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Ir Wahyu Saieli, M.Sc. selahl Diljen Komisaris Restauran
Bakmi Langgara elan Bakmi Tebet, terimasih karena telah l11el11berikan ijin
penulis untuk riset eliperusahaannya elan l11emberikan ilmunya elalal11
memperoleh elata - elata elan keterangan yang elibutuhkan.
6. Seluruh Dosen elan Asisten Dosen beserta Staff Karyawan bagian
akaelemik, keuangan, elan perpustakaan Fakultas Ekonomi elan llmu Sosial
terima kasih atas ilmu yang eliberikan untuk penulis selama kuliah.
7. Untuk Sahabat - sahabat Terbaikku yang selalu setia menel11aniku saat eli
bangku kuliah elan teman - teman sepeljuangan angkatan 2003,
terimakasih atas elukungan elan sel11angatnya semua...
8. Untuk Sahabat2 SMA ku elan Teman2 Rumah ku serta mas2 elan abang2
ku, makasih buat dukungannya, kalian telah memberikan warna yang
indah dan keceriaan untuk hidupku, akll seneng & bangga bangct bisa jadi
bagian dari kalian semua, thanks' for all..kalian teman-tel11anku yang
paling baik, dan A'Andy makasih buat semua support, bantuan dan waktu
yang selahl ada buat ngedengerin semua keluh kesahku yang gak ada
habisnya, A telah memberikan warna, kecerian, cinta dan semangat tuk
non hingga non bisa kuat dalam menghadapi masalah ...
9. Semua teman mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial yang
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung..makasih..
10. Pihak - pihak lain yang telah membantu, tetapi tielak disebutkan satu
persatu, penulis haturkan terimakasih atas kebersamaan dan keljasamanya
selama ini ..
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
scmpurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna
penyempurnaan skripsi ini.
SCl110ga skripsi ini dapat l11cl11bcrikan l11anfaat bagi pCl11baca pada
ul11ul11nya dan pcnulis pada khususnya. SCl110ga Allah SWT l11cl11balas budi baik
SCl11ua pihak yang tclah l11cl11bantu danl11cl11bil11bing pcnulis selal11a ini. Al11icn..
Jakarta, April 2008
Pcnulis
DAFTARISI
Lembar Pengesahan .
Daftar Riwayat Hidnp................................................................................. iv
Abstraet v
Abstrak vi
Kata pengantar vii
Daftar lsi x
Daftar Tabel................................................................................................. xiii
Daftar Gambar xvi
Daftar Lampiran xvii
BAB I Pendahnlnan
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Pernmnsan Masalah............................................................ 9
C. Tnjnan dan Manfaat Penelitian 9
BAB II Tinjanan Pnstaka
A. Definisi Pemasaran 11
B. Konsep Pemasaran 14
C. Definisi Riset Pemasaran 15
D. Definisi Manjemen Pemasaran........................................... 17
E. Definisi Bam'an l)emasarall................................................ 18
F. Rnang Linglmp Pemasarall Jasa 21
G. Pelanggan 28
H. Persepsi................................................................................. 30
I. Motivasi 44
J. Kepntnsan Pembelian.......................................................... 54
K. Penelitian Terdahnln........................................................... 74
L. Kerangka Pemildran KOllseptnal....................................... 75
M. Pernmnsan Hipotesis........................................................... 77
BAB III Metodologi Penelitian
A. Rnang Lingknp Penelitian 78
B. Metode Penentuan Sampel 78
C. Metode Pengumpulan Data 79
D. Metode Analisis.................................................................... 80
1. Analisis Deskriptif........................................................... 81
2. Analisis Kuantitatif.......................................................... 82
a. Uj i Validitas 82
b. Uji Reliabilitas........................................................... 83
c. Analisis Regresi Linier Berganda 84
d. Uji ASllmsi Klasik Regresi Linier Berganda 86
E. Operasional Variabel Penelitiau 89
BAB IV Penemuan dau Pembahasan
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 92
1. Sejarah Singkat Berdirinya 92
2. Struktur Organisasi Bakmi Langgara 95
B. Analisis dan Pembahasan 96
I. Uji Validitas dan Reliabilitas........................................... 96
C. HasH Kuesioner Variabel Persepsi..................................... 98
D. HasH Kuesioner Variabel Motivasi.................................... 106
E. HasH Kuesioner Variabel Keputusau Pembelian.............. 115
F. Uji Asumsi Klasik Regresi Liner Bergandla 123
1. Uji Normalitas 123
2. Uji MlIltikolinearitas 123
3. Uji Heterokedastisitas...................................................... 124
4. Uji Alltokorelasi 125
G. Vji Regresi Linier Berganda............................................... 126
1. Koefisien Determinasi (R)............................................... 126
2. Persamaan Regresi Linier Berganda................................ 127
3. Uji F hitLing 128
4. Uji T hitung 129
BAB V Kesimpulan dan Implikasi........................................................ 130A. Kesimpulan............................................................................ 130
B. Implikasi 131
Dafta.. Pustaka........................................................................... 133Lampiran.................................................................................... 135
DAFTARTABEL
81
90
97
98
104
101
102
103
104
102
99
100
100
HalamanKeterangan
4.9
4.10
4.11
4.8
4.7
4.4
4.5
4.6
4.3
Nomor
3.1 Skala Likert
3.2 Operasional Variabel Penelitian
4.1 Basil Try Out Kuesioner
4.2 Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Kemasan yang
Disajikan
Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai eiri Khas saat
Menyajikan
Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Bentuk Fisik
Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen meng(,nai Slogan
Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Barga yang
Ditawarkan
Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Kualitas
Produk/Pelayanannya
Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Warna Masakan
yang Ditampilkan
Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Bau/Aroma
Hasil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Rasa
Basil KlIesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai LetakiPosisi
Restauran
4.12 Basil Kuesioner tentang Persepsi Konsumen mengenai Fasilitas yang
Disediakan 105
4.13 Basil Kuesioner tentang Prodllk yang Dapat Menghilangkan Rasa Lapar 106
4.14 Hasil Kuesioner tentang Konsisten Prodllk dengan Harganya 107
4.15 Basil Kuesioner tentang Mersa Aman Makan Prodllk karena Bigienis 107
4.16 Basil KlIesioner tentang Mersa Malu jika Tidak Menyukai Bakmi
Langgara 108
4.17 Basil Kuesioner tentang Produk yang dapat Menghilangkan Stress 109
4.18 Basil Kuesioner tentang Menyukai Produknya sebagai Pribadi Modern 109
4.19 Basil Kuesioner tentang Menyukai Produk karena Makanan Balal 110
4.20 Basil Kuesioner tentang eita Rasa Produk yang Khas Membedakannya
dengan Produk Sejenis III
4.21 Basil Kuesioner tentang Infonnasi Tentang Produk yang Bermanfaat III
4.22 Basil Kuesioner tentang Keanekaragaman Menu Mel11perl11udah
Menentukan Pilihan 112
4.23 Basil Kuesioner tentang Senang Berkul11pul Bersal11a Orang Terdekat 113
4.24 Basil Kuesioner tentang Keinginan Mencoba Produk Baru 113
4.25 Basil Kuesioner tentang Respon atas Pengulangan Tingkah Laku 114
4.26 Hasil Kuesioner tentang Merek Terkenal 115
4.27 Basil Kuesioner tentang Penal11pilannya Menarik 116
4.28 Basil Kuesioner tentang Mereknya Mudah Diingat 116
4.29 Basil Kuesioner tentang Mel11punyai Kandungan Gizi yang Bennanfaat
BagiTubuh 117
4.30 Basil Kuesioner tentang Harganya yang Teljangkau 118
4.31 Hasil Kuesioner tentang Tertarik Dengan Prol11osi dalal11 Katalog Menu 118
4.32 Basil Kuesioner tentang Korban Iklan 119
4.33 Basil Kuesioner tentang Potongan Harga 120
4.34 Hasil Kuesioner tentang Mel11beli Produk Karena Pengaruh Tetangga,
Keluarga, Tel11en dan Kenalan 120
4.35 Basil Kuesioner tentang Kel11udahan Dalam Sistel11 Pel11bayaran 121
4.36 Basil Kuesioner tentang Pelayanan yang Dapat Mel11uaskan Konsul11en 122
4.37 Uji Multikolinearitas 123
4.38 Uji Autokorelasi 125
4.39 Koefisien Deterl11inasi 126
4.40 Persal11aan Regresi Unier Berganda 127
4.41 Uji F Hitung 128
4.42 Uji T Hitung 129
DAFTAR GAMBAR
NomoI' Keterangan Halaman
2.1 Proses Persepsi (Perseption) 31
2.2 Model Perilaku Konsumen 57
2.3 Faktar - faktor yang Mepengaruhi Peri1aku Konsumen 58
2.4 Hirarki Kebutuhan Maslow 63
2.5 Skema Pengambilan Keputusan Pembelian 68
2.6 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian 72
4.1 Struktur Organisasi Bakmi Langgara 95
4.2 Uji Narmalitas 123
4.3 Uj i Heterokedastisitas 124
NomoI'
1.
2.
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan
Kuesioner Untuk Konsumen Bakmi Langgara
Hasil Perhitungan SPSS Vel' 12.0 For Window
Halaman
BABI
PENDAHULUAN
A. LataI' Belakang Masalah
Saat ini perkembangan sektor jasa semakin meningkat, kontribusi
sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi tidak kalah dibandingkan dengan
sektor lainnya. Oleh karena itu tingkat kualitas sistem pelayanan industri jasa
harus selalu ditingkatkan karena merupakan keunggulan kompetitif. Cara yang
dapat ditempuh adalah dengan berusaha untuk mengetahui dan memahami
ekspektasi dan persepsi pelanggan terhadap sistem pelayanan yang diberikan.
Dengan demikian, pihak penyedia jasa dapat memperbaiki sistem
pelayanannya, dan berdasarkan pengetahuan tentang karakteristik pelanggan,
maka dapat diraneang dan dikembangkan sistem pelayanan yang lebih baik.
Salah satu industri jasa yang perkembangannya eukup besar adalah industri
restauran.
Ketika krisis melanda Indonesia 1997 sHam misalnya, eukup banyak
restauran baru yang bermuneulan. Apalagi ketika itu, banyak orang yang
menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Mereka lalu meneari
kesempatan usaha. Dan banyak di antaranya membuat usaha restauran. Alasan
mendirikan restauran itu sederhana saja, yakni masyarakat pasti butuh makan.
Selain itu, mendirikan usaha restauran tidak perIu manajemen yang rumit.
Industri restauran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun
banyak juga restauran yang gulung tikar. Sebab, hanya restauran yang dikelola
seCaI'a profesional bisa bertahan dan meraup untung. Sedangkan, restauran
yang tidak profesional dan efisien pasti haneur.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, bisnis restauran merupakan bisnis
ketiga terbesar. Sejumlah trend sosial dan ekonomi semakin memacu
perkembangan restauran, seperti semakin banyaknya wan ita yang bekerja, dan
perubahan gaya hidup. Trend sosial tersebut juga merambah ke negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Atribut kebersihan ruangan dan perabotan juga
memasuki tahap desain yang lebih detil karena kedua atribut ini juga memiliki
tingkat kepentingan yang tinggi dan mendukung atribut kualitas makanan.
Saat ini banyak investor yang bukan bidangnya telah membangun
restauran karena dianggap bisnis restauran sangat menjanj ikan. Tetapi perlu
dipelianyakan cara pengelolaannya benar atau tidak. Restauran dianggap maju
apabila konsumen merasakan kepuasan dan pelayanan yang baile Maka
dengan itu perlu selalu memotivasi dan mengajarkan kepada karyawannya
agar menganggap bahwa pekerja itu pelajaran.
Bisnis restauran merupakan pilihan yang tepat di tengah situasi
perekonomian dan perkembangan jumlah penduduk. Alasan mendasar bagi
pemilihan bisnis restauran adalah "orang perlu makan untuk hid up" sehingga
hal tersebut menjadikan alasan mengapa harus mengembangkan bisnis
restauran. Selain itu dengan membuka restauran beralii telah membuka
lapangan kerja baru bagi angkatan kClja, memanfaatkan produk pengrajin
dalam negeri, mengolah bahan baku lokal menjadi produk yang lezat, sehat,
nikmat, & bergizi bagi masyarakat.
Bisnis restauran dalam 10 tahun terakhir, berkembang pesal. Jumlah
pemainnya semakin banyak, namun tidak saling mematikan. Bahkan, usaha
restauran yang khusus menyajikan menu-menu khas seperti bakmi, juga
menjamur. Semua bisnis yang sukses memerlukan kerja keras. Termasuk
bisnis restauran. Namun sukses di bidang ini kelja kentS saja ternyata tidak
culmp. Dibutuhkan insting dan semangat pantang menyerah.
Bisnis restauran Bakmi adalah salah satu jenis usaha yang memiliki
pangsa pasar luas dan tidak akan pernah mati. Selama orang masih butuh
makanan. Maka bisnis restauran bakmi juga masih banyak dibutuhkan. Selain
prospek pasarnya yang luas, bisnis dibidang makanan (termasuk bakmi) juga
merupakan jenis usaha yang profitable karena memiliki potensi margin
keuntungan mencapai 100% dari modal bahan baku yang dikeluarkan. Jadi
memang tak salah jika DR.Ir.H.Wahyu Saidi, M.SC. seorang insinyur telmik
sipil sukses mengembangkan bisnis bakmi dengan brand Bakmi Tcbet dan
Baluni Langgara. Sekarang ini beliau sudah mempunyai 39 cabang restauran
Bakmi Langgara dan 62 cabang Bakmi Tebet di 18 kota diseluruh indonesia,
dengan total karyawan mencapai 700 orang, rencananya juga beliau akan
membuka cabang di Kucing dan Kuala Lumpur Malaysia, serta di Mekkah,
Arab Saudi.
Menyikapi perkembangan perekonomian dan situasi kompetisi bisnis yang
semakin keras, sehingga perlu kejelian tersendiri dalam memilih dan
menjalankan suatu bidang usaha untuk meminimalkan resiko kerugian dalam
berbisnis. Bisnis yang dipilih investor, pada umumnya merupakan bidang yang
telah dikuasai atau bidang yang disenangi. Bila bidang tersebut belum
dikuasai, jalan keluar terbaik adalah dengan cara berbisnis dengan
menggunakan dan mengaplikasikan sistem waralaba. Restauran Bakmi
Langgara merupakan salah saW waralaba yang telah terbukti sukses dan
menghasilkan keuntungan yang besar bagi investornya, sehingga perlu
dipeliimbangkan sebagai alternatif untuk memulai bisnis. Konsumen diberi
kebebasan memilih menu dan jenis makanan yang akan dipesan, makanan
diproses secara cepat dan disajikan langsung dari dapur. Makanan yang
disajikan merupakan menu khas Indonesia dengan 100% kandungan bahan
baku lokal dan kombinasi makanan (food combining ) yang sangat apik,
sehingga baik untuk kesehatan.
Dalam era globalisasi ini bidang pemasaran sangat diperlukan oleh suatu
perusahaan yang akan atau sudah mengeluarkan suatu produk. Oleh sebab itu
pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi keinginan dan
kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besar pasar
yang akan dilayani, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dilayani
oleh organisasi dan menentukan berbagai produk, jasa dan program yang tepat
untuk melayani pasar tersebut.
Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak bagi hidup matinya suatu
perusahaan. Dntuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya,
perusahaan memerlukan laba. Laba ini akan diperoleh jika perusahaan mampu
memasarkan atau menjual barang-barang yang ditawarkan. Dntuk mencapai
tujuan tersebut salah satu cara yang efektif dengan jalan memuaskan
konsul11ennya pada tingkat laba teltentu tanpa l11elupakan tanggung jawab
sosialnya sesuai dengan konsep pemasaran.
Pel11asaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsul11en dan
mengkombinasikan dengan data pasar sepelti : lokasi, konsumen, jUl11lah
kebutuhan dan selera (taste) l11ereka. Upaya mengidntifikasikan konsul11en
adalah upaya untuk l11el11ahami perilaku konsul11en. Dalal11 banyak hal, upaya
untuk memahal11i l11erupakan suatu pekerjaan yang jauh lebih sulit. Dalam
l11engenal konsul11en perlu l11empelajari perilaku konsul11en sebagai
perwujudan dari seluruh aktifitas jiwa manusia itu sendiri. Menurut Drs. A.A.
Anwar Prabu Mangkunegara (1988) bal1Wa:
"Dalal11 menganalisa perilaku konsumen akan lebih l11endalam dan
berhasil apabila dapat mel11ahami aspek psikologis seca!'a keseluruhan,
kekuatan faktor sosial budaya dan prinsip-prinsip ekonl11i serta strategi
pemasaran."
Kemal11puan dalam menganalisa perilaku konsumen berarti keberhasilan
dalal11 menyelami jiwa konsumen dalam mel11enuhi kebutuhannya. Tujuan
perusahaan ialah untuk memperoleh profit akan tetapi cara l11encapai tujuan
l11encakup seluruh kegiatan bauran pel11asaran (marketing mix) dengan 4P
yaitu product, price, promotion and place.
Pada dasarnya setiap orang bertindak sesuai dengan persepsi l11ereka
terhadap suatu hal, setiap individu melakukan aksi dan reaksi berdasarkan
persepsinya bukan pada objek nyata. Persepsi konsul11en sangat penting bagi
pemasar dari pada pengetahuan mereka mengenai objek nyata,
Setiap orang adalah konsumen. Bagaimana macam persepsi turut
mempengaruhi konsumen dalam tindakannya, buktinya c1apat dilihat pada
kebiasaan bcrbelanja, bagaimana memanfaatkan waktu luang dan sebagainya.
Karena setiap konsumen dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan
berdasarkan apa yang mereka persepsi dari kenyataan, maim sangat penting
bagi pemasar memahami seluruh gagasan mengenai pcrsepsi clan konsep yang
berhubungan c1cngan pcrscpsi schingga dapat mcncntukan apa yang
mcmpcngaruhi konsumcn untuk mcmbeli suatu produk. (Schiffman: 1987)
Pcrsepsi memegang peranan penting pula dalam pemasaran. Pasar dimiliki
mcreka yang pandai bcrmain dengan persepsi. Pemasaran merupakan ajang
pertempuran persepsi, bukan pertcmpuran produk. Dalam pcmasaran, pcrsepsi
dianggap lebih penting dad pada kenyataan. Perilaku manusia biasanya lebih
c1ikuasai kepercayaan terhaclap scsuatu yang dianggap bcnar dari pada apa
yang sesungguhnya benar. Akibatnya, seseoarang c1apat c1ikelabui oleh
gagasan dan harapan. Orang kemuclian hanya berharap melihat apa yang
mcrcka ingin saksikan.
Hasilnya perscpsi seseorang dengan orang lain bisa berbeda - beda. Apa
yang diketahui scscorang mencerminkan apa yang dipelajarinya di masa lalu,
keadaan pikirannya saat ini, serta apa yang sebenarnya ada pada kenyataan di
luar dirinya. Hal tersebut, sedikit-banyak dapat menerangkan mengapa produk
yang berharga sama, berkualitas sama, bisa dipersepsikan berbecla.
Suatu produk dengan kualitas, model dan feature sama serta harga hampir
sama, kinerjanya bisa berbeda di pasar. Karena persepsi suatu produk itu di
benak konsumen tidak sama (Wibowo dkk 1996 : 3)
Pada saat ini banyak perusahaan yang bersaing untuk merebut perhatian
konsumen. Perusahaan - perusahaan tersebut berusaha untuk mencapai
keinginan dan kebutuhn konsumennya. Perkembangan inilah yang sangat
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Pada tingkat persaingan produk yang sangat kompetitif,
konsumen melakukan pembelian yang sangat selektif terhadap produk dengan
melihat pada mutu, harga maupun merek. Oleh karena itu perusahaan harus
biasa menyesuaikan produknya dengan apa yang diinginkan dan yang menjadi
selera konsumen. Pembelian produk yang dilakukan konsumen tidak lepas dari
pengaruh faktor-faktor lingkungan, perkembangan teknologi, dan persaingan
antar perusahaan yang dapat sekaligus mempengaruhi persepsi konsumen.
Keberhasilan suatu perusahaan untuk memenangkan parsaingan sangat
ditentukan oleh hubungan baik yang dipupuk dan dibina dengan para
konsumen untuk memberikan kepuasan kepada mereka dalam memenuhi
kebutuhannya. Kepuasan konsumen merupakan sumbel' informasi yang paling
efektif bagi keputusan pembelian konsumen lainnya. Dengan demikian berarti
pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan beserta staf dalam
memasarkan produk yang membawa kepuasan kepada kotlsumen.
Proses pengambilan keputusan dipacu oleh keinginan dan kebutuhan yang
merupakan kekuatan utama yang memotivasi seseorang untuk melakukan
sesuatu tindakan pemilihan oleh konsumen yang kemudian diikuti dengan
proses pengambilan keputusan membeli suatu produk. Ini tidak hanya
didasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan semata,
namun lebih terdorong oleh usaha untuk memperoleh kepuasan tertentu dari
barang atan jasa yang dipilihnya. Konsumen yang merasa puas terhadap suatu
produk akan terus melakukan pembelian secm'a berulang - ulang. Motivasi
pembclian seseorang terdorong oleh faktor rasional dan faktor emosional. Di
dasarkan pada kenyataan - kenyataan seperti yang ditunjukkan para pembeli
sedangkan faktor emosional merupakan tolok ukur yang dilihat dari terkaitan
perasaan terhadap suatu barang atau dalam arti lain berapa fanatisme terhadap
suatu barang tertentu namun seberapa besar pengaruh persepsi dan motivasi
terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis teltarik untuk melakukan
penelitian yang terkait dengan faktor persepsi, dan motivasi terhadap
keputusan pembelian.
Dengan demikian penulis tertarik untuk memusatkan skripsi ini dalam
masalah konsumen. Atas dasar itulah penulis mengambil judul "Allalisis
Pellgaruh Persepsi dall Motivasi Terhadap J(eplltusau Pembeliall" (Stlldi
kasus pada Restauran Bakmi Langgara Cab. Persahabatan Rawamallgun).
B. Pernmnsan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh persepsi dan motivasi terhadap keplltllsan pembelian
di Restauran Bakmi Langgara?
2. Faktor independent apa yang dominan mempengarllhi keplltusan
pembelian di Restauran Bakmi Langgara?
C. Tnjuau dau Manfaat
1. TlIjuan Penelitian
Berdasarkan rulllllsan masalah diatas maka tlljllan penelitian ini
adalah:
a. Untuk menganalisis pengarllh persepsi dan l110tivasi terhadap
keplltusan pembelian di Restauran Bakmi Langgara.
b. Untuk menganalisis variabel yang paling dOl11inan dalam
mempengaruhi keputusan pembelian di Restauran Bakmi Langgara.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tlljuan penelitian diatas maim penditian ini diharapkan
bermanfaat :
a. Bagi Penulis,
Merllpakan sarana dan tambahan lIntuk memperluas pengetahuan dan
wawasan dalam penerapan ilmu yang didapatkan selama kuliah,
khllsusnya di bidang pel11asaran serta dapat mengamati seCaI'a
sebagai seorangIangsung peIaksanaan persepsi dan motivasi
konsumen.
b. Bagi Perusahaan,
Penelitian ini diharapkan menjadi suatu informasi yang bermanfaat di
daIam mengetahui persepsi dan motivasi terhadap keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan juga penelitian
diharapkan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan usahanya
dalam melakukan penyempurnaan maupun inovasi baru dalam upaya
peningkatan motivasi konsumen, serta selahl memperoIeh persepsi
yang baik dari pihak konsumen sasaran dan dapat membantu untuk
pengambilan keputusan.
e. Bagi Universitas dan Mahasiswa,
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi studi Iiteratur
untuk penelitian lebih lanjut bagi pihak yang berkepentingan yang
ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama.
d. Praktisi Pendidikan,
Semoga penulisan ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi pelaku
pendidikan yang ingin meIakukan penelitian lebih lanjut dan juga
meningkatkan kepedulian terhadap dunia pendidikan.
e. Pembaea Umum,
Semoga karya ini bermanfaat bagi yang membaeanya.
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melaksanakan penelitian, akan menggunakan kajian sebagai
landasan dalam pembahasan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori yang
dipergunakan sebagai acuan akan dijelaskan atau cliuraikan di bawah ini.
A. Dcfinisi Pcmasaran
Perusahaan pada umumnya menginginkan produk yang dihasilkan dapat
clitawarkan dan diterima pelanggan, usaha - usaha yang dilakukan perusahaan
dalam l11emenuhi kebutuhan pelanggan erat kaitannya clengan tingkat kepuasan
pelanggan. Untuk dapat l11elaksanakan kegiatan l11enawarkan barang atau jasa
setiap perusahaan akan melaksanakan kegiatan pemasaran.
Pel11asaran l11el11punyai peranan yang sangat penting clalam l11asyarakat,
karena peranan pel11asaran mencakup berbagai aspek kehidupan, tennasuk
bidang ekonol11i dan sosial karena penggwlaml pemasaran menyangkut
l11asalah mengalirl11ya procluk lain dari produsen ke konsumen, maim
perusahaan harus memikirkml bagaimana produk tersebut diterima oleh
l11asyarakat supaya kelangsungan hiclup perusahaan akan semakin teljamin.
Untuk clapat mengetahui lebih Im1jut lagi tentang pel11asaran para ahli telah
merumuskan pengertiml pemasaran. Beberapa pengertian menurut para ahli
tersebut antm'a lain aclalah sebagai berikut :
Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Susanto (2000 : 11),
mendefinisikan pel11asaran sebagai berilmt : " Pemasaran aclalah suatu proses
sosial dan manajerial dalam individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu
yang bernilai satu sama lain".
Menurut Payne (2000 : 27), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut :
"Pemasaran adalah suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi
dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan
menyalurkan sumber - sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial ".
Sedangkan menurut Lamb, Hair McDaniel (2001 : 6), adalah sebagai
berikut : " Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan
konsep harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi".
Kotler, Ang, Leong dan Tan (2000 : 7 ), mendefinisikan : Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang dimana individu dan kelompok
l11endapatkan apa yang l11ereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (product of value)
dengan orang atau kelompok lain.
Semua konsep dasar yang dikel11ukakan Kotler, Ang, Leong, Tan (2000 :
7) di atas adalah hal - hal yang l11engakibatkan teljadinya pemasaran dan
bersandar pada konsep inti, yaitu :
I. Kebutuhan (need) adalah ketidakberadaan beberapa keputusan dasar.
2. Keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik.
3. Permintaan (demands) adalah keinginan akan produk yang spesifik selta
didukung oleh daya beli.
4. Produk (products) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk mendapatkan perhatian, memiliki dan dikonsumsi guna
memenuhi kebutuhan manusia.
5. Nilai (values) adalah perkiraan konsumen akan keseluruhan pertukaran
adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari
seseorang dan menawarkan sesuatu sebagai produk dalam memuaskan
kebutuhannya.
6. Kepuasan
7. Imbalanya
8. Transaksi adalah perdagangan nilai - nilai antara dua belah pihak atau
lebih
9. Hubungan
10. Pasar (markets) terdiri dari pelanggan - pelanggan potensial yang sama
sama mempunyai kebutuhan dan keinginan yang ingin dan mampu terlibat
dalam pertukaran
II. Pemasaran adalah proses sosial dan mengenal dengan mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
cara menciptakan , menawarkan, mempertahankan produk dan nilai
dengan kelompok lainnya.
12. Pemasar adalah orang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau
menawarkan yang menilai sebagai imbalannya.
Bel'dasal'kan konsep - konsep diatas penulis menyimpulkan bahwa konsep
yang paling mendasal' dari pemasaran adalah adanya keinginan dan kebutuhan
manusia. Sebelum bal'ang atau jasa diproduksi terIebih dahulu melakukan
penelitian tel'hadap pasar sehingga dapat mengetahui apa yang diinginkan
pasar, kemudian barulah produsen memutuskan untuk memproduksi barang
atau jasa yang dibutuhkan tadi dan memasal'kan produk tersebut ke pasal'
sasaran.
Dal'i pengertian pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha
untuk meningkatkan usahanya dengan tujuan dengan l11empel'oleh keuntungan
atau lata dan dengan memenuhi kebutuhan pelanggan.
B. Konsep Pemasamn.
Konsep Pemasaran l11erupakan suatu falsafah bisnis yang berorientasi
kepada pemuasan kebutuhan. Konsep ini l11enunjukkan bahwa perusahaan
harus l11engarahkan pemasarannya kepada kebutuhan konsumen. Untuk
mencapai sasaran ini dibutuhkan adanya usaha-usaha yang melibatkan
semua. Fungsi perusahaan, yaitu keuangan, personaIia, produksi, dan
pemasaran itu sendil'i. Agar dapat menghasilkan produk yang dapat
memuaskan pembeli, perusahaan harus selalu mengikuti perubahan
perubahan yang teljadi pada lingkungannya. Karena pel'ubahan - perubahan
dalam Iingkungan dapat mendorong teljadinya perubahan dala persepsi dan
perilaku konsumen dalal11 l11elakukan pel11belian.
Menurut Basu Swasta, ada tiga unsur penting yang terdapat dalam konsep
pemasaran, yaitu :
1. Orientasi kepada konsumen.
Perusahaan yang ingin memperhatikan konsumennya harus dapat
menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani kemudian
ditetapkan ke1ompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan serta
menentukal1 produk dan bauran pemasarannya. SelaJ~utnya diadakan
pel1elitian terhadap konsumen serta menentukaJl dan melaksanakan strategi
yang paling bailc
2. Menyusun kegiatan pemasaran secaJ'a integral.
Kordinasi dan penyesuaian yang di1akukan lerhadap produk, harga,
distribusi dan promosi untuk menciptakan hubungan yang lmat dengan
konsumen. Hal ini berarti bahwa harga jual sesuai dengan saluran
distribusi, harga dan kualitasproduk.
3. Kepuasal1 konsumen.
Faktor yang akan menentukan apakah penjualan akan memperoleh 1aba
dalam jangka panjang tergantung dari baJlyak atan sedikitnya kepuasan
konsumen yang dapat terpenuhi. Melalui kepuasan ini maka di harapkan
produk akan terjual dengan sendirinya.
C. Definisi Riset Pemasaran
Menurut Umar (2003 : 6), mendefinisikaJl Riset Pemasaran sebagai berikut
"Riset Pemasaran adalah peranan yang besar dalam hal kemampuaJ1l1ya
untuk menyediakan informasi yang diperlukan manaJemen dalam
pengambilan keputusan pemasaran perusahaan. Pengertian riset pemasaran
sendiri menurut Umar adalah suatu kegiatan sistematik dan mempunyai tujuan
dalam hal pengidentifikasian masalah dan peluang, pengumpulan data,
pengolahan dan penganalisaan data, penyebaran informasi yang bermanfaat
untuk membantu manaJemen dalam rangka pengambilan keputusan
identifikasi dan solusi yang efektif dan efesien di bidang pemasaran
perusahaan
Lamb, Hair, dan Me Daniel (2001 : 323), mengemukakan riset pemasaran
adalah suatu proses pereneanaan, pengumpulan data dan analisis data yang
relevan untuk pengambilan keputusan pemasaran.
Berdasarkan definisi diatas jelas bahwa penelitian pemasaran merupakan
pene1itian yang sistematik, ia memiliki reneana - reneana dalam tiap tahapan
ketjanya l11emiliki metodologi yang jelas, didokul11entasikan dengan baik
direneanakan dengan baik dan menggunakan l11etode ilmiah.
Menurut Purwadi (2000 : 7), menjelasakan bahwa riset pemasaran dapat di
klasifikasikan l11enjadi 2 (dna), yaitu :
1. Riset identifikasi masalah
Merupakan riset yang hasi1nya tidak dil11aksudkan untuk digunakan segera
dalam mengatasi masalah akan tetapi lebih kepada untuk l11engidentifikasi
masalah yang kemudian hari almn diteliti lebih lanjnt nntuk dieari
solusinya.
2. Riset mengatasi masalah
Merupakan jenis riset yang dimaksudkan hasil risetnya untuk dijadikan
bahan dalam rangka pengambilan keputusan.
Riset pemasaran bukan satu - satunya sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan informasi dan sumber lainnya dital11bah pengalal11an
l11anajerial dan berbagai pertil11bangan analisa turut berperan dalal11
pengal11bilan keputusan final.
D. Definisi Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang sangat penting
karena l11aju atau mundumya perusahaan tergantung dari l11anajemen
pemasarannya. Agar l11ampu bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis saat ini
perusahaan periu l11enentukan manajemen yang tepat bagi pel11asarannya.
Manajemen pemasaran penting juga bagi para pelaku outlet.
AgaT mampu beliahan dalam ketatnya persaillgan bisnis saat ini,
perusahaan perlu menentukan manajemen yang tepat bagi pemasarannya.
Manajemen pemasaran penting juga bagi para pelaku bisnis restoran siap saji
seperti Restauran Bakmi Langgara.
Berikut ini ada beberapa pendapat yang l11engemukakan pengertian
manajemen pemasaran. Menurut Boyd, Walker dan Larreche (2000 : 18),
mengemukakan bahwa definisi manajemen pel11asaran sebagai berikut :
"Manajemen pemasaran ialah proses menganalisa, merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan program - program yang mencankup
pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan
gagasan yang diraneang untuk menerapkan dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran untuk meneapai tujuan perusahaan".
Definisi ini menyatakan bahwa manajemen pemasaran aclalah proses yang
meneakup barang, jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan tujuannya
adalah memberikan keuntungan kepada pihak - pihak yang terlibat
Seclangkan Kotler, Ang, Leong dan Tan (2000 : 76 ), menyatakan bahwa :
"Manajemen pemasaran adalah proses pereneanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penentuan harga, promosi, clistribusi barang atau jasa dan gagasan
untuk meneiptakan pertukaran clengan kelompok sasaran yang memenuhi
tujuan pelanggan dan organisasi.
E. Definisi Bauran Pemasaran
Dalam kegiatan pemasaran terdapat seperangkat variabel yang
menentukan keberhasilan dari kegiatan tersebut. Seperangkat variabel tersebut
dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix)
Definisi marketing mix menurut Lamb, Hair dan Me Daniel (2001 : 55)
adalah Bam·an pemasaran mengaeu pacla strategi produk, distribusi, promosi,
dan penentuan harga yang bersifat unik yang clieiptakan untuk menghasilkan
pertukaran yang saling menguntungkan.
Sedangkan menurut Hise (2002 : 14), adalah "Marketing mix merupakan
kombinasi clari kegiatan pemasaran yang dilakukan lIntuk memasarkan barang
clan jasa tertentu terutama periode tertelltll kepada pasar tertentll.
Dari kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa marketing
mix adalah kombinasi dari kegiatan pemasaran yang merupakan inti dari
sistem pemasaran yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan
saluran distribusi selama periode tertentu dan kepada pasar tertentu.
Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling
berhubungan dan masing - masing elemen di dalamnya saling mempengaruhi.
I. Product (produk)
Definisi produk menurut Lamb, Bair dan Mc Daniel (2001 : 414),
adalah : "Produk adalah segala sesuatu baik yang menguntungkan maupun
tidak menguntungkan yang diperoleh seseorang melalui pertukaran".
Berdasarkan pada pengertian produk ini diketahui bahwa bagian dari suatu
perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacturing atau bagaimana
membuat rancangan suatu produk mengenai bentuk, ukuran, dan lain
sebagainya yang telah ditentukan.
2. Price (Barga)
Barga merupakan satu - satunya unSUf marketing miX yang
menghasilkan profit penjualan. Sebelum membahas lebih jayh sebaiknya
dilihat dahulu definisi harga menurut Kotler dan Armstrong (2004 : 56),
adalah : Price is the amount ofmoney customers have to pay to abtain the
product". Artinya : "Barga adalah sejumlah uang yang di miliki pelanggan
untuk membayar untuk mendapatkan sebuah produk".
Diberbagai perusahaan perusahaan penetapan harga clitentukan seCal'a
beraneka ragain, pada perusahaan kecil penetapan harga biasanya
dilakukan oleh pucuk pimpinan perusahaan, sedangkan pada perusahaan
besar oleh perusahaan yang menangani sasaran produk. Namun demikian,
pucuk pimpinan perlu juga mengarahkan sasaran yang ingin dicapai dari
strategi harga tersebut. Pada perusahaan industri, penetapan harga
merupakan faktor utama. Untuk itu tidak mengherankan bila pada
perusahaan tersebut memiliki bagian khusus yang menangani penetapan
hargajual.
Dalam penetapan harga suatu barang merupakan pekeljaan yang rumit,
untuk mengatasi hal tersebut sering para pengusaha menetapkan harga jual
dengan menggunakan standar harga yang berlaku secara menyeluruh di
pasaran.
3. Place
Place atau istilah lain yang disebut dengan sasaran pendistribusian.
Alasan mengapa keputusan tentang jalur distribusi mempunyai arti penting
karena keputusan yang dial11bill11elibatkan perusahaan dalam suatu ikatan
yang panjang. Untuk itu pihak l11anajemen harus mel11ilih dengan seksama,
dengan memperhatikan lingkungan baik masa kini l11aupun masa
mendatang.
Berikut ini adalah definisi saluran distribusi menurut Griffin (2005
179) : "Place adalah proses memindahkan barang dan jasa dari perusahaan
ke tangan konsumen".
Dalam sistem saluran distribusi, secara garis besar di bedakan antara
saluran distribusi langsung (direct channel ofdistribution).
4. Promotion (Promosi)
Perusahaan dalam konsep Marketing yang modern tidak saJa
melakukan kegiatan penciptaan produk tertentu yang bermutu,
menetapkan harga yang menarik, dan mengusahakan agar barang dapat
diperoleh dengan mudah dan lancar oleh konsumen. Akan tetapi juga
harus merencanakan dan menyebarkan informasi tentang produk yang
akan dipasarkan, ketersediaan proeluk, ciri - ciri elan manfaat yang akan eli
dapat konsumen.
Strategi perusahaan dalam komunikasi tielak hanya terbatas paela
penyebaran informasi dikalangan para pelanggan saja melainkan juga
kepaela lingkungan usahanya.
Berikut ini elefinisi promosi menurut Simamora (2000 : 754),
menyatakan bahwa : "Promosi aelalah pengkomunikasian informasi antara
penjual elan pembeli potensial atau pihak - pihak lainnya elalam saluran
distribusi guna mempengaruhi sikap dan perilakunya".
F. Ruang Lingkup Pemasaran Jasa
Pekeljaan elisektor jasa tielak saJa mencakup personil yang bekerja eli
inelustry jasa hotel, bank elan lain sebagainya. Tetapi juga inelivielu yang
menyeeliakan jasa elalam industri yang eli elasarkan alas proeluk (pengacara
perusahaan, dokter perusahaan, instruktur, dan sebagainya). Inelustri ini benar
benar beragam.
1. Pengertian Pemasaran jasa
Tidak ada definisi secara luas tentang jasa yang digunakan oleh para
pemasar, kenyataalillya memang sulit diketahui tentang batas - batas yang
jelas antar organisasi atau unit usaha yang menjadi bagian dari penyaluran
barang dengall organisasi yang menawarkan jasa.
Berkembangnya jasa pada umumnya tidak disebabkan karena
bangunan pemasaran dalam industri j asa, melainkan karena makin
dewasanya ekonomi suatu negara dalalllllleningkatllya taraf hidup.
Pengertian jasa menurut Philip Kotler (2000) dallll buku Pemasaran
jasa kal'angan Fandy Tjiptono (2005 : 16) adalah sebagai berikut :
Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersi/at
intangible dan tidak menghasilkan kepemilikan.
Kita mengetahui bahwa yang disalurkan oleh para produsen bukan
benda - benda yallg berwujud saja tetapi juga jasa - jasa. Pemasaran jasa
tidak hanya membutuhkall pelllaSarail eksternal tradisional 4P, tetapi juga
pelllasaran lain, yaitu pelllasaran internal dan pemasaran interaktif.
Pemasaran eksternal lllenggalllbarkan kelja normal yang dilakukan
perusahaan untuk lllelllpersiapkan menentukall harga, lllendistribusikan
dan lllelllpromosikan jasa tersebut kepada konsumen. Pelllasaran internal
lllenggambarkan pekeljaan yang dilakukan oleh perusahaan utuk lllelatih
dan lllendorong pelallggan internaillya, yaitu karyaWail penghubung
pelanggan dan karyawan pendukullg pelayanan untuk bekerja sebagai
sebuah tim agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan menangani
hubungan pelanggan.
2. Karakteristik Jasa
Menurut Philip Kotler (2002) dalam dunia pemasaran jasa,
karakteristik jasa mempunyai 4 (empat) karakter utama yang sangat
mempengaruhi raneangan program pemasaran yaitu :
a. Tidak Berwujud
Jasa bersifat tidak berwujud tidak sepelti halnya produk fisik, jasa
tidak dapat didengar, diraba, atau dieium sebelum membeli produk
tersebut. Untuk mengurangi ketidakpastian maka konsumen akan
meneari tanda atau bukti dari mutu jasa. Mereka akan menilai dan
menyimpulkan mengenai mutu jasa dari tempat, orang peralatan, alat
komunikasi, simbol dan harga yang mereka lihat.
b. Tidak Terpisahkan
Umumnya jasa dihasilkan dan dikomunikasi seeara bersamaan,
tidak seperti barang fisik yang diproduksi yang kemudian
didistribusikan melalui berbagai maeam penjual yang kemudian
dikonsumsi oleh masyarakat. Lain halnya dengan jasa jika seseorang
memberikan pelayanan maim penyediaannya merupakan bagian dari
jasa itu, karena klien juga hadir pada saat jasa itu dilakukan. Interaksi
antara penyedia dan klien merupakan eiri khusus pemasaran jasa, baik
penyedia atau klien mempengaruhi hasil jasa.
c. Bervariasi
Jasa dapat berubah - ubah tergantung siapayang menyediakan,
untuk siapa jasa tersebut diberikan, kapan dan dimana jasa tersebut
diberikan. Walaupun telah diberlakukan sistem standar dalam
penyediaan jasa namun setiap unit jasa akan berbeda dari unit lailmya,
sepelii pada Mc Donald's mengupayakan bentuk pelayanan dan rasa
yang sama pasa setiap franchise restaurannya, tetapi sebenarnya sulit
untuk memperoleh tingkat output dan tingkat kualitas yang sruna pada
setiap unitnya. Dntuk itu, pemberian jasa akan berhati - hati terhadap
keragaman sepelii ini drul seringkali membicarakannya dengan yang
lain sebelum memlih penyedia jasa.
d. Mudah Lenyap
Artinya jasa tidak dapat disimpan. Setelah melakukan transaksi
maka selesai pula aktivitas jasa yang diberikan dan jasa yang
diberikan oleh penyedia hanya akan menjadi kenangan saja.
3. Macam - macam Jasa
Menurut DR. Buchari Alma dalam bukunya yang beljudul
Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (1992) bahwa jasa dapat
dikelompokan sebagai berikut :
a. Personalized service
Jasa ini sangat bersifat personal, yang ticlak dapat dipisahkan dari
orang yang menghasilkan jasa tersebut. Oleh sebab itu, pelayrulannya
harus ditangill1i sendiri oleh produsennya. Saluran Distribusinya
penumpang
aclalah sangat penclek, karena penjualan langsung aclalah yang paling
tepat.
b, Financial service (jasa keuangan), tercliri clari :
I) Banking service (banle)
2) Insurance service (asuransi)
3) Invesment securities (lembaga penanaman moclal)
c. Public utility ancl transportation service
Perusahaan public utility (kebutnhan masyarakat) mempunym
monopoli seCal'a alamiah, misalnya: perusahaan listrik, air minum,
para pemakai public utility tercliri clari konsumen lokal, perkantoran
clan perclagangan, inclustri, kota praJa, pemcla, scclangkall
transportation serVIce Gasa teranportasi meliputi
angkutan barang.
cl. Intertaimllent (hiburan)
Orang yang mempunyai usaha ini biasa memperoleh penclapatan
yang besar karena mereka biasa mempengaruhi masyarakat melalui
periklanan, metocle pemasaran yang clipakai aclalah sistem penyaluran
langsung climana karcis clijual cli loket - loket, walaupun acla karcis
yang clijual melalui perantara - perantara.
e. Hotel service (jasa hotel)
Jasa yang clapat clitawarkan oleh biclang perhotelan, yaitu :
I) Dalam biclang perhotelan
Jenis - jenis jasa yang clitawarkan, antara lain:
a) Fasilitas penyewaan atau penyediaan kamar
b) Fasilitas konferensi / ruang sidang, dan lain -lain
2) Dalam bidang rekreasi
Jenis - jenis jasa yang ditawarkrul, antara lain:
a) Menyediakan penjualan karcis ketempat - tempat rekreasi
b) Menyediakan buku petunjuk tentang objek - objek wisata, dan
lain -lain.
3) Dalal11 bidmg hiburan
Jenis - jenis jasa yang ditawarkm antru'a lain:
a) Menyedikan penjualan karcis ketel11pat - tel11pat hiburan
b) Menyedikan hiburan, band, penyanyi terkenal, dan lain = lain.
4. Kesenjangan yang Menyebabkan Gagalnya Pelayanan Jasa
Ada lima kesenjangan yang l11enyebabkan gagalnya pelayanan jasa,
antm'a lain adalah :
a. Kesenjangan pengharapan konsumen dengan persepsi l11anajel11en.
Manajemen selalu memahami dengan tepat apa yang diinginkan
konsul11en atau bagaimana konsumen menilai l11asing - l11asing
komponen jasa itu. Misalnya : tata usaha sebuah rumah sakit mungkin
mengira bahwa pasiennya l11enilai jasa rumah sakit lewat mutu
makanan, padahal pasien barangkali lebih memperhatikm cepat
tidaknya perawat l11emberikan tanggapan.
b. Persepsi manajemen dengan kesenjangan spesifikasi mutu jasa.
Adanya kesenjangan persepsi manajemen dengan spesitkasi mutu
jasa, manajemen telah menetapkan standar mutu atau barangkali
manajemen telah menetapkan standar mutu yang jelas tetapi tidak
realistis atau barangkali standar mutu ini realists dan jelas, tetapi
manajemen tidak memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan
peringkat mut seperti itu.
c. Kcsenjangan spesifikasi mutu jasa dengan pemberian jasa.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemberian jasa namun
semua faktor faktor tersebut kadang - kadang bertentangan dengan
dorongan menciptakan kepuasan konsumen, misalnya : kasir bank
mcngalami dua tekanan yang saling beltcntangan yaitu disuruh
bekelja cepat oleh departemen operasi dan disllruh bersikap ramah dan
sopan oleh departemen pemasal'an.
d. Kesenjangan penyel'ahan jasa dcngan komunikasi eksternal
Pengharapan konsumen dipengal'llhi akan janji yang diutamakan
oleh pemberi jasa melalui komunikasi. Bila terjadi kekelil'llan, maka
kekelil'llannya tel'letak pada pengharapan - pengharapan yang
diciptakan oleh komunikasi eksternal tadi.
e. Kesenjangan jasa yang dinikmati konsumen dengan jasa yang
diharapkan konsumen.
Kesenjangan ini timbul bila satu lebih dari kesenjangan
kesenjangan yang telah disebutkan tadi.
PERPUSTAKAAN UTAMAUIN SYAHID JAKARTA
G. l)clanggan
1. Pengertian pelanggan
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita (atau perusahaan
kita) untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu kita
akan memberikan pengaruh pada perfomasi kita (atau perusahaan kita).
(Vincent, 1997)
Membicarakan tentang pelanggan yang harus dipuaskan dalam suatu
sistem kualitas modern, perlu diidenfikasi jenis - jenis pelanggan. Pada
dasarnya dikenal tiga macam pelanggan, yaitu :
a. Pelanggan Internal
Merupakan orang yang berada di dalam perusahaan dan memiliki
pengaruh pada performasi pekerjaan atau perusahaan kita, bagian -
bagian pembelian operasional, pemasaran, pembayaran gaji,
rekruitmen, dan karyawan merupakan contoh dari pelanggan internal.
b. Pelanggan Antara
Merupakan mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara,
bukan sebagai pemakai akhir produk agen - agen peljalanan yang
memesan kamar hotel untuk pemakai akhir produk.
c. Pelanggan Eksternal
Merupakan pembeli atau pemakai akhir procluk yang sering disebut
sebagai pelanggan nyata, pelanggan eksternal merupakan orang yang
membayar untuk menggunakan produk yang clihasilkan.
I. Pengertian Pelayanan Terhadap Pelanggan
Dalam melakukan kegiatannya, perusahaan harus memandang sebuah
produk dalam kaitannya dengan kebutuhan yang dipuaskan tersebut.
Dimana kebutuhan yang dipuaskan oleh produk tersebut, serta keinginan
para konsumen tidalc hanya dipuaskan oleh barang - barang fisik tetapi
juga oleh jasa dan pelayanan. Yang dimaksud dengan pelayanan adalah
setiap aktivitas yang menyertai penjualan sebuall barang/jasa dimana
kegiatan ini ditujukan untuk memberikan kemudahan kepada pembeli dan
meningkatkan kepuasan dalam penggunaan barang/jasa tersebut, karena
fokus dari dinamika perbaikan kualitas terletak pada kepuasan pelanggan
dan calon pelanggan.
2. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Pengertian Kepuasan Pelanggan adalall
"Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya" (Kotler 1995 ).
Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinelja yang
dirasakan dengan harapan pelanggan dapat mengalami salah satu dari tiga
tinggat kepuasan yang umum apabila kinerja dibawah harapan pelanggan
kecewa, apabila kinerja sesuai harapan maka pelanggan puas, apabila
kinelja melebihi harapan maim pelanggan sangat puas, senang, atau
gembira.
Namun, bagaimana pembeli mel11bentuk harapan? Harapan l11ereka
dibentuk oleh pengalaman pembeli terdahulu, kOl11entar tel11an dan
kenalannya, serta janji dan inforl11asi pel11asar dan saingan, apabila
pemasar menaikan harapan pel11beli rterIalu tinggi pel11beli mungkin akan
kecewa
H. Pcrscpsi
Sebagaimana kita ketahui, bahwa konsumen dalam l11elakukan pel11ilihan
dan pembelian terhadap suatu produk selalu dipengaruhi oleh persepsi. Dalam
mel11persepsikan sesuatu tentunya akan ada sesuatu hal yang dapat
mempengaruhi kita, yang tentunya berada dihadapan kita dan dapat kita lihat
secm'a langsung ataupun tidak langsung l11elalui panca indra. Akan ada
perbedaan persepsi dari setiap pandapat yang kita tanyakan kepada orang lain
berkaitan dengan objek yang sama kita lihat atau kita rasakan bila bersal11a
orang lain. Oleh karena itu persepsi l11el11punyai sifat yang subyektif, baik dari
pengalaman atau objek yang langsung kita lihat. Dan perIu diperhatikan bahwa
persepsi secm'a substansial bisa sangat berbeda dengan realitas dan hanya
realitaslah yang l11ampu l11el11buktikml hal itu. Adapun pengcrtian persepsi
dalal11 kehidupan sehari-hari adalah suatu pandangan atau tanggapan yang
dipertimbangkan konsul11en terhadap sesuatu yang dilihat dan dirasakan. Tetapi
bagi para ahli, persepsi diartikan sebagai informasi.
Menurut Ferrell (1995 : 195), persepsi adalah sebagai berikut :
"Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian dan
penginterpretasikan masuk informasi untuk menghasilkan suatu makna. "
Sedangkan definisi lain mengenai persepsi menurut Philip Kotler dan Gary
Amstrong (200 1 : 214) adalah sebagai berikut :
"Persepsi adalah Sebagai suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur
dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran berarti
mengenai dunia.
Dari beberapa pengertian diatas pada clasarnya semuanya sama clan clapat
clisimpulkan bahwa persepsi merupakan tindakan konsumen untuk menerima
informasi yang ada dan berusaha untuk menyaring informasi tersebut menjacli
suatu tanggapan yang berarti baginya clan sebagai suatu proses yang
menyangkut 3 aspek yaitu : Seleksi, organisasi clan interpretasi. Seclangkan
yang climaksucl clengan stimulus yaitu input yang mempengaruhi inclra
manusia contohnya : Procluk, kemasan, merek, iklan clan sebagainya. Organ
manusia menerima sensory input yang clisebut sensory factors, yang kita kenai
dengan panca inclera. Untuk lebih jelasnya kita lihat pacla gambar bagan
bagaimana proses persepsi teljacli, climana stimuli ditangkap melalui inclera
(sensasi) clan kenuclian diproses oleh penerima stimuli (persepsi).
Gambar 2.1
Proses Persepsi (Perseption)
Scnsasi Pcmbcri Arti IStimnli~ Pcnglilmtan-Suam
1 I-Bau I Indra I Pt..'fhatian I Interpretasi I Tanggapan I- R",,. I Penerima I- Textm'c !Sumber: Sutisna (2003 :62) I Pcrsepsi I
Studi mengenai persepsi yang berkaitan dengan pemahaman dari apa yang
kita tambahkan atau kita kurangi dari input yang kita terima untuk
menghasilkan gambaran pribadi kita mengenai dunia. Dengan kata lain,
persepsi berkaitan dengan bagaimana kita melihat dunia di sekitar kita.
I. Stimuli Pemasaran dan Stimuli Lingkungan
Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual, atau komunikasi
verbal yang dapat mempengaruhi individu. Stimuli terdiri dari 2 bentuk :
a. Stimuli Pemasaran
Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang
didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen
komponennya (seperti kemasan, isi, ciri fisik) adalah stimuli utama
(Primary Stimulus). Komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi
konsumen adalah stimuli tambahan (Scandm)! Stmulus) yang
mempersentasikan produk seperti kata - kata, gambar dan symbol atau
melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga,
toko, tempat produk dijual dan pengaruh iklan.
Pemaparan yang konstan dari scandmy stimulus terhadap konsumen
akan sangat dibutuhkan untnk tetap ikut dalam persaingan pasar. Iklan
yang ditayangkan secm'a terus menerus bukan bertujuan untuk
memperoleh keuntungan secara langsung, melainkan untuk membujuk
agar konsumen bersedia untuk melakukan pembelian kembali. Oleh
karena itu penentu akhir pada tindakan konsllmen di masa mendatang
adalah pengalaman dengan menggunakan produk (Primaty Stimulus).
Persyaratan kunei yang diperlukan dalam komunikasi stimuli sekunder
pada konsumen adalah pengembangan konsep produk. Konsep produk
adalah himpunan manfaat produk yang dapat diarahkan pada
kebutuhan yang didefinisikan pada kelompok konsumen melalui
pesan, symbol, dan citra.
b. Stimuli Lingkungan (Sosia! dan Budaya)
Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk
mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunei yang
menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli itu
dipersepsikan :
I) Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi
Beberapa karakteristik iklan dan stimuli pemasaran lainnya akan
membuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti yang diharapkan
oleh pemasar. Karakteristik itu dibagi dalam dua kelompok yaitu
elemen indrawi (Cencory Element) dan elemen strukuran
(Struktural Element)
2) Karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi
Persepsi seseorang konsumen atas berbagai stimulus yang
diterimanya dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilikinya. Ada
lima karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi yaitu :
a) Membedakan stimulus
Hal yang penting bagi pemasar adalah mengetahui nagaimana
konsumen bisa mengetahui dan membedakan perbedaan antara
dua stimuli atau lebih. Apakah konsumen membedakan merek
berdasarkan rasa, warna, bau atau yang lainnya.
Pada kenyatammya banyak konsumen ym1g membedakan
merek berdasarkan rasa, tapi ada juga konsumen yang merasa
kesulitan membedakan merek berdasarkan rasa atau bau . maim
para pemasar sering menggunakan iklan sebagai cara agar
konsumen mmllpu membedakan merek.
b) Tingkat Ambang Batas
Kemampuan konsumen untuk mendekteksi perbedaan dalam
suara, cahaya, bau atau stimuli lainnya yang ditentukan oleh
tingkat ambang batasnya (Theshold Level). Ada dua jenis
tlll·eshold level yaitu absolute threshold dan differential
threshold level.
Absolute Threshold Level adalah jumlah rangsm1gan minimum
yang dapat didekteksy oleh chancl indrawi. (Solomaon 1996
dalam Nugroho 2005)
Sedangkan Differential Threshold Level adalah keman1puan
sistem indrawi untuk mendekteksi atau membedakan antara
dua stimuli.
c) Persepsi Bawah Sadar
Para pemasar selalu berusaha dan menekankan pada
penciptaan iklan atau pesan yang dideteksi atau bisa disadari
oleh konsumen. Artinya pm·a pemasar berusaha menciptakan
pesan diatas tingkat ambang batas kesadaran konsumen
(Consumer Level Therhold).
Para peneliti menemukan bahwa konsumen sebenarnya mampu
memberikan respon atas informasi atau pesan yang datang atas
informasi atau pesan yang datang pada bawah sadarnya.
Artinya pada saat konsumen dirangsfmg oleh iklan atau pesan
sebenernya konsumen tidalc menyadari akan keberadaan iklan
atau pesan tersebut.
d) Tingkat Adaptasi
Tingkat ambang batas ini merupakan salah satu konsep
yang berkaitan erat dengan ambang batas absolute, dimana
konsumen sudah merasa terbiasa dan tidak lagi mampu
memperhatikan stimulus, maka ketika itu pula absolute
threshold berubah. Tingkat adaptasi teljadi ketika konsumen
tiadak lagi memperhatiakn stimulus yang berulang - ulang.
e) Generalisasi Stimulus
Proses yang terjadi pada konsumen sebenarnya tidak hanya
membedakan antara satu stimulus dengan stimulus lainnya, tapi
konsumen juga berusaha menggeneralisasi stimulus. Konsumen
yang berusaha melihat kesamaan - kesamaan dari stimulus
yang diterima berati konsumen sedang melakukan generaJisasi.
Jadi generalisasi terjadi ketika konsumen meJihat dari dua
stimulus atau Jebih mempunyai kesamaan (mempunyai
hubungan yang dekat / Contiguity) dan saling l11el11pengaruhi
satu dengan yang lainnya.
2. Peran Ekspektasi Pada Persepsi
Selain inforl11asi yang tersil11pan dalam long term memory, apa yang
diharapkan konsul11en juga l11el11pengaruhi bagail11ana suatu stimulus
diinterpretasikan. Harapan atau expectation adalah keyakinan,
kepercayaan, individual sebeluml1ya, mengenai apa yang seharusya teljadi
pada situasi tertentu. Persepsi yang timbul disebabkan oleh ekspektasi
konsumen adalah jika merek ataulebel dirubah.
Pemahaman ekspektasi konsumen dapat mempunyai dampak yang penting
pada strategi harga. Secm'a umum hm'ga yang lebih tinggi kurang
mempunyai kemungkinan untuk dibeli oleh konsumen. Bagaimanapun
rentang haraga tertentu untuk suatu produk, konsumen mungkin
mempunyal bahwa ekpekstasi bahwa harga yang lebih mahal
mencerminkml kualitas yang lebih bailc
Berikut ini adalah kesimpulan dari fakta - fakta atas hubungan harga dan
kualitas, yaitu ketika harga digunakan sebagai dedikasi produk berkualitas:
a. Konsumen mempunyai beberapa keyakinan dan kepercayaan bahawa
dakam situasi tClientu harga menunjukan kualitas
b. Teljadi perbedaan kualitas yang dirasakan atau yang sebernya
diantara merek - merek yang ada
c. Kualitas actual sulit untuk dinilai melalui cara yang obyektif atau
melalui nama merek atau citra outlet
d. Perbedaan harga yang besar mempunyai dampak pada perbedaan
kualitas yang dirasakan dari pada perbedaan yang lebih kecil
e. Merek yang sudah sangat clikenal, harga dapat digunakan seCal'a
lebih baik sebagai indicator kualitas,
3. Inferensi Perseptual
Konsumen mengembangkan inferensi atau kesimpulan mengenai merek,
harga, outlet, dan perusahaan, Kesimpulan - kesimpulan itu merupakan
kepercayaan mengenai suatu objek dari asosiasi masa lalu,
Ada tiga model infcrensi yaitu :
a. Inferensi yang berclasarkan evaluasi (Evaluation Based)
Yaitu penilaian yang menimbulkan evaluasi positif atau negatif
secara konsisten pada suatu merek
b. Inferensi yang cliclasarkan pacla lemasan (Similarity Based)
Adalah kepercayaan atas suatu objek yang didasarkan pada kemasan
dengan objek yang lain, Konsumen mengembangkan inferensi
terhadap merek yang tidak diketahuinya clengan merek yang telah
dikenalnya,
c. Inferensi berdasarkan pada korelasional (Corelational Based)
Inferensi korasional ini didasarkan pada asosiasi dari hal yang umum
kepacla hal yang spesifik, Secal'a umum konsumen percaya bahwa
harga yang lebih mahal menunjukkan kualitas yang lebih bailc.
Ketika konsumen melakukan pembelian produk tertentu yang
harganya mahal, maIea pada saat itu konsumen akan mengambil
kesimpulan bahwa produk itu berkualitas.
4. Imlikasi Pemasaran dari Inferensi Perseptual
Pada umumnya dalam pembentukan citra terhadap merek, toko, dan
perusahaan didasarkan pada inferensi konsumen yang diperoleh dari
stimuli pemasaran dan lingkungan.
Citra adalaIl total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan
memproses informasi dari berbagai sumber setisp waktu. Sasaran penting
dari strategi pemasaran adalah untuk mempengaruhi persepsi terhadap
outlet atau perusahaan.
a. Citra Merek
Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek
dan dibentuk dari informasi dan pengalamml masa lalu terhadap merek
itu. (Kotler, 2000) mendefinisikan citra sebagai "jumlah dari gambaran
- gambaran, kesan - kesan dan keyakinan _. keyakinan yang dimiliki
oleh seseorang terhadap sutu objek". Citra terhadap merek
berhubungml dengan sileap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra positif terhadap suatu
merek lebih memungkinkan untuk melakukan pel11belian, oleh karena
itu kegunaan utmna dari iklan diantaranya adalah untuk l11el11bangun
citra positif terhadap merek. Manfaat lain yang didapat oleh
perusahaan adalah dapat l11engel11bmlgkan lini produk dengan
memanfaatkan citra positif yang telah berbentuk terhadap merek
produk lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
mempertahankan dan meningkatkan citra merck yang telah positif. Jika
suatu saat perusahaan akan mengubah merck produk yang telah lama
ada dan mempunyai citra yang positif maka perubahan itu harus
terlebih dahuku menilai inferensi konsumen atas perubahan yang akan
dilakukan.
b. Citra Toko / Outlet
Konsumen sering mengembangkan citra outlet didasarkan pada ildan,
kelengkapan outlet, pendapat teman dan kerabat serta pengalaman
berkunjung. Citra outlet yang ada dibenak konsumen akan
mempengaruhi citra merek
c. Citra Korporasi
Selain mengembangkan citra terhadap merek dan toko konsumen juga
memperlihatkan berbagai informasi mengenai perusahaan atau
korporasi, dan bagaimana pengalamannya atas penggunaan produk
yang dihasilkan oleh perusahaan. Ketika konsumen mempunyai
pengalaman yang baik atas pengalaman atas penggunaan berbagai
merck produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, maka
konsumen akan mempunyai citra yang positif atas perusahaan tersebut.
Pasa saat ini terbentuk apa yang disebut citra korporasi.
Tapi kita sering mendengar bahwa citra suatu perusahaan menjadi
buruk, jika itu benar dan mereflelesilean leine~ja kita yang jelek, itu
berarti kesalahan leita dalam mengelola perusahaan tersebut.
Mengapa ada masalah citra? Ini dikarenakan pada dasarnya ada dua
atau lebih alasan diantaranya yaitu :
1) Organisasi dikenal, tapi mempunyai citra yang bunilc
2) Organisasi tidak dikenal dengan baik, tapi mempunyai citra yang
tidak jelas atau citra didasarkan pada pengalaman yang telah lama
berlaku
Jika citra suatu perusahaan negatif mungkin salah satunya disebabkan
oleh pengaIaman buruk konsumen. Dalam hal demikian, terdapat
masalah yang berkanaan dengan kualitas teknis atau fungsional. Dalam
situasi demikian jika manajemen menggunakan biro iklan untuk
merencanakan kampanye iklan dan mcnyampaikan pesan seperti
perusahaan adalah berorientasi pada pelayanan, kcsadaran konsumen,
modern atau apaun isinya. hal itu akan menghasilkan bencana bagi
organisasi.
Citra adalah realitas, oleh karcna itu jika komunikasi pasar tidak eocok
maka dengan realitas, seCaI'a normal rcalitas akan mcnang.
Komunikasi yang tidak didasarkan pada rcalitas hanya akan
menciptakan harapan yang Icbih tinggi daripada kenyataan yang
dirasakan. Akibatnya ketidakpuasan akan muncul dan akhirnya
konsumen akan mempunyai perscpsi yang buruk terhadap citra
organisasi.
Jika masalah citra adalah hal yang nyata, maim hanya tindakan nyata
pula yang dapat menolong. Masalah - masalah nyata yang bcrkaitan
dengan kinelja organisasi yaitu kualitas teknis atau fungsional yang
sebenarnya menyebabkan masalah citra. Tindakan internal yang
memperbaiki kinelja organisasi dibutuhkan jika citra yang bunJ!( ingin
diperbaiki. Jika citra tidak diketahui berarti terdapat masalah
komunikasi.
Pada akhirnya citra akan menjadi baik ketika konsumen mempunyai
pengalaman yang cukup dengan realitas banI. Realitas baru yang
dimaksud adalah bahwa sebenarnya organisasi bekelja lebih efektif
dan mempunyai kinerja yang bailc
Konsumen menerima informasi - informasi secaJ'a selektif sehingga
mereka hanya memperhatikan daJl memilih informasi yang baik untuk
mengevaluasi suatu produk. Konsumen dapat muncul dengan persepsi yang
berbeda terhadap obyek rangsangan yang ada.
Menurut Philip Kotler ada 3 (tiga) faktor yang dapat mempengaruhi
persepsi seseorang konsumen, antara lain:
I. Perhatian Selektif
Pada zaman globalisasi ini dengan kemajuan teknologi yang menyajikan
berbagai informasi, seseorang akan dengan mudah memperoleh berbagai
ragam informasi. Tetapi tidak semua informasi yang diterima dapat diingat
oleh konsumen, karena kapasitas perhatian yang sangat terbatas. Oleh
sebab itu perusahaan maupun pemasar harus berusaha untuk dapat menarik
perhatian para konsumen.
2. Distorsi Selektif
Distorsi selektif, menjelaskan dimana seseorang cenderung untuk
mengolah infonnasi menjadi suatu pribadi, orang-orang sifatnya
menginterprestasikan informasi dengan cara yang akan mendukung
persepsi mereka dan bukan yang menantang persepsi mereka.
3. Ingatan Selektif
Konsumen akan selalu mengingat informasi yang masuk, yang
mendukung pendirian dan kepercayaallnya, biasanya ia akan melupakan
hal-hal yang buruk yang dimiliki produk tersebut.
Pemasar dalam mellentukan bagaimalla produk baru dibuat dan dipersepsi
baik oleh konsumell sebaiknya mempertimbangkall pengaruh - pengaruh
yang dapat mendistori persepsi sebagai berikut: (Prasetijo dan Ihalauw
2003 : 84-86)
I. Physical Appearance yaitu orang cellderung suka pada kualitas yang
mereka asosiasikall dengan orang -orang tertentu yang mirip dengan
mereka dalam hal - hal tertentu yang relavan (dipersepsi sebagai
orang yang mirip dia).
2. Stereotype yaitu gambaran yang selalu ada dalam benak seseorang
(stereotype) merupakan harapan orang tersebut akan terjadinya situasi
- situasi khusus atau munculllya orang - orang tertentu atau kejadiall
- kejadian tertentu dalanl suatu situasi. Hal ini penting dalanl
menentukan persepsi konsumen terhadap suatu stimulus.
3. Sumber - sumber yang dihormati biasanya member bobot persepsi
yang lebih.
4. Irrelevant Cues yaitu orang membeli sesuatu dengan atribut produk
yang sebetulnya bukan atribut produk inti.
5. First Impressions atau kesan peliama yaitu sesuatu yang sangat
berkesan, sulit untuk diubah dan bahkan cenderung selamanya.
Perkenalan produk adalah tahap sangat penting yang akan masuk
dalam persepsi konsumen, oleh karena itu harus didahului dengan
perancangan yang hati - hati. Bila kesan pertama ini positif, maIm
pemasar sudah memperoleh keuntungan besar dalam positioning dan
repositioning produk tersebut.
6. Jumping to Conclusions yaitu seringkali orang menyimpulkan,
terutama dalam hal performansi produk, sebelum melihat bukti - bukti
yang relavan.
7. Halo Effect, Halo E.ffect yaitu kesan umum (jelek maupun baik) yang
diberikan pada interpretasi stimuli yang tidak penad
Perusahaan juga sebaiknya meninggalkan alat ukur lama seperti
kesadaran (awareness), pengakuan (recognition), clan c1aya ingat (recall)
konsumen akan suatu produk dalam menilai efektif atau tidaknya suatu
pengembangan merek. Tingkat efektifitas itu harus dinilai dengan tolak
ukur yang lebih komprehensif seperti nilai - nilai merek yang c1itangkap
konsumen (customer perceived value), tingkat kepuasan konsumen
(customer satis/action), bagian dari anggaran konsumen yang dihabiskan
untuk membeli suatu produk (customer share of wallet), kemampuan
bertahap konsumen untuk menggunakan suatu produk (customer
retention), dan faktor lembaga konsumen (Kotler).
I. Motivasi
1. Definisi motivasi
Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda-bada oleh setiap orang,
sesuai tempat dan keadaan dari masing-masing orang itu. Salah satu
diantaranya penggunaan istilah dan konsep motivasi ini adalah untuk
menggambarkan hubungan antara harapan dengan tujuan.
Yang dimaksud dengan motivasi disini ialah berasal dari bahasa inggris
"Motive" yang berarti menggerakan atau memberi daya rangsangan,
sehingga seseorang yang diberi motivasi bergerak aktif sesuai dengan
1l1aksud yang menggerakan. Para ahli menge1l1ukakan pendapatnya
mengenai pengeliian 1l1otivasi sebagai berikut :
"Motivasi adalah Suatu pernyataan batin yang benvujud daya kekuatan,
untuk bertindak atau bergerak dan bahkan secw"a langsung atau melalui
saluran perilaku mengarah terhadap sasaran. Dengan perkataan lain
"motivasi" adalah pengertian umum dalam bentuk "dorongan" kebutuhan,
"keinginan" dan daya kekuatan lain yang ada kesamaannya".(Soewarno
Handayaningrat, 1986 )
Menurut Harold Koontz (1988) menge1l1ukakan definisi 1l1otivasi
sebagai berikut :
" Suatu keadaan di dalam diri seseorang finner states ang mendorong
mengaktifkan atau menggerakkan dan yang menggairahkan atau
menyalurkan perilaku kea rah tujuan".
Sedangkan menurut Hadari (2001 : 351), Motivasi berarti suatu kondisi
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang l11elakukan suatu perbuatan
atau kegiatan yang berlangsung secm'a sadar".
Menurut Indriyo Gitosudm'l11o (2001 : 76), timbulnya motivasi untuk
melakukan sesuatu tindakan oleh seseorang selalu dimulai dari adanya
perhatian seseorang tersebut terhadap sesuatu. Baru kenmdim1 ia akan
l11encoba untuk mengamatinya dengan seksmna. Setelah terjadi perhatian
dan kemudian sudah terjadi penganmtan maIm dalam benak orang tersebut
akan timbul tanggapan atau kesan-kesan dari seseorang terhadap apa yang
diamatinya itu. Dalam hal ini seolah - olah terjadi adanya gambar atau fakta
dari kejadian yang diamati dalam benak orang tersebut. Dari timbulnya
tanggapan tersebut maka kemudian orang tersebut akan membayang
bayangkannya, menghubungkan dengan pengalaman yang telah dimilikinya,
serta hal- hal lain yang telah dia ketahui, hal ini disebut imajinasi. Hasil dari
imajinasinya itu akan dicoba untuk dimasukkannya kedalam memori,
disamping melakukan ingatan maka segera dilakukan pemikiran serta
analisa dari kejadian itu dan sebagai tindale lanjut dari proses pemikiran itu
maIm timbullah dorongan untuk melakukan sesuatu tindakan dari seseorang
tersebut dalam hal ini disebut motivasi.
Motivasi merupakan "mengapa" daripada perilaku. Perilaku pada
dasarnya ditujukan untuk memuaskan motiftertentu. Motivasi menimbulkan
dan memelihara kegiatan dan menentukan arah umum daripada perilaku
seorang individu. Mengapa seseorang melakukan hal itu? Alasanya tidak
selalu harus jelas diketahui secara sadar oleh ingatan atau pikiran.
Dari beberapa pengertian yang penulis dapat, maim penulis mempunyai
pengertian tersendiri tentang motivasi. Motivasi adalah sesuatu hal atau
kejadian yang dialami oleh manusia, kemudian mendorong diri manusia
tersebut untuk melakukansegaala sesuatu yang ingin dicapai baik dalam
bentuk materi maupun non materi guna memuaskan kebutuhannya yang
bersifat tidak terbatas.
Motivasi mempunyai proses yang berawal dari kebutuhan yang tidak
terpuaskan. Kemudian dari kebutuhan yang tidak terpuaskan itu maka
mengarah kepada perilaku yang terarah untuk mencapai sasaran. Setelah
perilaku tersebut terarah untuk mencapai sasaran untuk pemuasan kebutuhan
maIm proses motivasi telah selesai.
Pada garis besarnya, jenis - jenis motivasi menurut Manullang dapat
digolongkan dalam tiga golongan yaitu :
I. Material incentive, yaitu segala daya perangsang yang dapat dinilai
dengan uang seperti gaji, tunjangan - tunjangan, bonus tahunan dan
lain- lain.
2. Semi material incentive, yaitu incentive yang tidak termasuk material
dan tidak termasuk non material pula.
3. Non material incentive, yaitu segala daya perangsang, yang tidak dapat
nilai dengan uang seperti penepatan yang tepat, latihan sistematik,
promosi yang obyektif, pekeljaan yang terjamin dan sejenisnya.
2. Teori Motivasi
Di bawah ini penulis akan mengemukakan teori - teori motivasi untuk
menentukan "apa" yang menjadi motivasi konsumen tersebut dalam
melakukan keputusan pembelian
Teori Motivasi terdiri dari dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrensik.
I. Motivasi Intrinsik
Motif intrinsik dalah dorongan atau keperluan atau keinginan yang
tidak perlu disertai perangsang dari luar (kamus besar bahasa
indonesia, 2005 : 756).
Sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2007 : 4), Motivasi intrinsk
adalah motif yang timbulnya tidak memerlukan rasangan dari InaI'
karena memeng telah ada dalam diri individu sendiri yaitu sesuai dan
sej alan dengan kebutuhannya.
Berikut ini beberapa teori motif yang termasuk dalam teori motivasi
intrinsik yaitu;
a. Ketetapan atau Konsistensi (Consistency)
Motif ini dimaksudkan untuk mempertahankan sebuah
pandangan dunia yang bertalian secara logis yang tcrorganisir.
Rasa percaya atau informasi yang kurang konsisten dengan
kenyataan menciptakan keteganagan (tension) dan kebutuhan
untuk menjelaskan sitnasi tersebut (Basu Swastha dan Handoko,
1997: 79).
Kecenderungan konsumen menerima hubungan yang positif
anatara harga dan kualitas merupakan hasil dari motif konsistensi.
Jika kualitas tidale tentu dan harga tinggi, konsumen dapat
beralasan bahwa harga tinggi disebabkan oleh biaya produksi
bertambah biaya bertambah dalam membuat produk. Maka
persepsi terhadap kualitas produk menjadi konsisten terhadap
persepsi harga.
b. Pengelompokan atau Kategorisasi (Categorization)
Motif ini untuk mengumpulkan infonnasi yang kompleks agar
menjadi teratur. Konsumen yang menghadapi lingkungan yang
kompleks, dorongan untuk mempermudah pengalamannya dengan
tindakan mengkategorikan pengalaman-pengalal11an tersebut. Hal
1111 teljadi jika konsmuen termotivasi untulc mel11persiapkan
mentalnya dalal11 l11engkategorikan pengalamannya dengan
mendapatkan kembali dari memorinya.
c. Otonol11i atau Kemandirian (Autonomy)
Motif ini l11erupakan intisari dari karekteristik individu dalal11
merealsasi diri melalui pel11bentukan yang terintegrasi dan identitas
yang otonom. Teori motif ini memberikan penekanan pada
perkembangan kebutuhan konsumen.
Otonomi mempakan pendekatan humanostik yang mengarah
pada apa yang memotivasi seseorang, karekteristik konsumen
dalam merealisasi diri melalui pembentukan yang terintegrasi dan
identitas autonom. Teori motivasi 1111 memberikan pada
perkembangan kebutuhan konsumen.
d. Teori Teleologis
Motif teologis konsumen konstan memperbandingkan
pikirannya atau menghendaki situasi berdasarkan persepsinya
dengan situasi yang ada sekarang mencoba, membuat situasi yang
nyata menjadi sesuatu yang mungkin untuk pikirannya. Bcrmacam-
macam aktifitas, seperti produk, pelayanan, dimonitor, konstan
oleh konsumen untuk menentukan apakah gap antar dorongan atau
kehendak dengan penerimaan situasi yang ada itu meningkat atau
berkurang.
e. Pengurangan Ketegangan (tension reduction)
Motif ini digunakan untuk mengurangi atau menghindari
tekenanan yang timbul bila kebutuhan tidak terpenuhi.
Ketegangan reduksi untuk memotivasi konsul11en l11el11peroleh
keseil11bangan. Suatu reduksi untk kepuasan dan ketegangan
l11erupakan sesuatu yang tidak l11enyenangkan. Konsul11en
dil110tivasi untuk l11ereduksi atau l11engurangi ketegangan yang
dihadapinya agar teljadi keseil11bangan pada dirinya.
f. Peliahanan Diri (ego-defense)
Banyak konsumen merasa bahwa situasi kehidupan yang
beragam dapat menimbulkan tantangan terhadap ego. Situasi ini
menciptakan rasa malu pada lingkungan sosial, tantangan terhadap
harga diri dan bentuk lain dari bahaya psikologi.
Motif mempertahankan diri merupakan dorongan untuk
melindungi self-image dirinya. Pada umumnya konsumen tidak
ingin diketahui kekurangan dirinya. Untuk menutupi kelemahan
dirinya, konsumen akan mempeliahankan dirinya.
g. Pernyataan (assertion)
Teori motif pernyataan merupakan teori motif konsumen dalam
berprestasi, kesuksesan, kekaguman dan kekuatan. Kebutuhan
untuk berprestasi dan kekuasaan merupakan motif assertion.
Produk dan pelayanan yang diperoleh mrupakan simbol kepuasan
keberhasilan dari motif assertion.
h. MotifPembentukan Identitas (identification)
Teori motif identifikasi merupakan motif untuk mendpatkan
kepuasan atas kepuasan pembelian sutau produk sehingga merasa
dirinya diterima oleh lingkungan dan merasa senang untuk
memainkan peran serta untuk merasa dibutuhkan oleh lingkungan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah dorongan atau keperluan atau keingianan
yang perlu disertai perangsang dari uar (Kamus Bahasa Indonesia,
2005 : 756).
Sedangkan menurt Hamzah 13. Uno ( 2007 : 4) Motivasi ekstrinsik
adalah motif yang timbul karena adanya pengaruh dari luar atau
lingkungan yang menimbulkan motivasi dalam diri untuk melakukan
suatu tindakan.
Berikut ini beberapa teori motif yang termasuk dalam teori
motivasi ekstrinsik, yaitu:
a. Sifat (Atribution)
Motif yang timbul umtuk mengerti dan menyimpulkan
penyebab berbagai kejadian dapat dipertimbangkan sebagai motif
sifat. Dalam hal ini difokuskan pada orientasi konsumen kearah
kejadian eksternal dalam lingkungan. Dorongan untuk
merencanakan apa sebab sesuatu terjadi, mengetahui sebab-sebab
kejadian penting dan mengerti dunia seseorang. Hal ini merupakan
karakteristik dari motif atribut.
b. Tujuan atau Sasaran (Objectification)
Konsumen yang dipengaruhi oleh motif ini akan menggunakan
penialaian objektif dan informasi eksternal sebagai pengganti
pemikiran internal untuk menarik kesimpulan mengenai nilai, sikap
dan kesukaan.
Banyak konsumen tidak dapat memahami dirinya dengan
merefleksikan dirinya sendiri. Untuk dapat mengamati perilaku
orang lain kita harus mengerti motif apa yang melatarbelakangi
perilaku konsumen yang menghendak mengembangkan suatu
pendapat terhadap sesuatu, pertama kali mereka mengulangi
tingkah lakunya dan kemudian atas dasar pengalal11an sebelumnya
mereka dapat bersikap terhadap sesuatu tertentu. Oleh karena itu,
sikap konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh tindakan
sebelumnya terhadap jenis dan merek barang tersebtlt.
c. Stimulasi
Beberapa konsumen memiliki kebutuhan untukstimulasi.
Secara alamiah mempunyai perasaan ingin tahu dan mencoba
sesuatu yang bam. Motif stimulasi membawa seseorang untuk
mencoba produk dan aktifitas-aktifitas yang berbeda.
Motif stimulasi diyakini belianggung jawab pada perilaku inovatif
di antm'a kOl1sumen. Konsumen dengan motif stimulasi til1ggi
memungkinkan low loyals. Hal ini menyebabkan konsumen
mencoba produk dan merek baru yang menghindar diri
penggunaan satu merek dalam jangka waktu yang lama. Oleh
karel1a itu, loyalitas mereka cukup sukar tmtuk lconsumen yang
mempunyai motif stimulasi tinggi.
memperkuat respon terhadap stimulus yang dapat bersifat positif
(hadiah) atau negatif (hukuman).
g. Teori Afiliasi
Teori motif merupakan motif konsumen yang menjadi dasar
untuk berhubungan sosial dngan orang lain dan untuk
berkelompok. Motif afiliasi merupakan clorongan atau kebutuhan
konsumen untuk mengadakan hubungan interfersonal dengan
orang lain.
1. Model atau Contoh (Modeling)
Motif modeling merupakan motif konsu11len untuk melakukan
tindakan yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang lain.
Misalnya, konsumen dalam 11lengadakan hubungan interspasi
personal meniru yang dilakukan oleh konsumen lain.
J. Keputusan Pembelian
I. Perilaku Konsumen
Memahami perilaku konsu11len merupakan tugas penting bagi seorang
pelaku bisnis berdasarkan konsep pemasaran. Pelaku bisnis harus
me11lahami variabel- variabel apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumen.
Dalam bahasa yang mudah dipahami perilaku konsumen dapat
diartikan sebagai ilmu untuk dipelajari "mengapa seseoarang membeli
barang tertentu dengan persepsi itu maka almn lebih mudah untuk
membangun strategi dengan mempengaruhi konsumen, suatu ketika
seorang pemasaran akan dapat mengetahui alasan orang l11embeli produk
tersebut""
Maka dengan itu muneul beberapa pengertian tentang perilaku
konsumen, Dharmasera dan Handoko (2000 : 10 ) mengemukakan bahwa
pengertian perilaku konsumen dapat diartikan sebagai berikut : "Perilaku
konsumen adalah kegiatan - kegiatan individu yang seem"a lmlgsung terlibat
dalam mendapatkan dan menggunakan barang - barang dan jasa termasuk
di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan - kegiatan tersebut.
Sedangkan Menurut Kotler dan Armstrong (2003 199)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembeli konsulllen
aldlir baik individuall11aupun rulllah tangga yang I11cmbeli barmlg atau jasa
untuk konsumsi pribadi"
Untuk dapat membuat bisnis ini diperlukan pengalal11an yang atraktif,
maim pengelola bisnis ini akan perlu berfikir dengan lllenggunakan dua
dimensi yang lllelibatkan konsumen untuk berpartisipasi seem"a pasif dan
aktif, kedumlya mengaitkan hubungan antara relasi lingkungan yang dapat
menyatukan dengan kepuasan"
Persoalan yang paling penting dml strategis sifatnya bagi seoarmlg
pelllasaran bisnis adalah harus lllampu lllenj awab pertanyaan berikut ini
"kepuasan apa yang akan kita tawarkan kepada konsumen ?
PERPUSTAKAAN UTAMAUIN SYAHID JAKARTA
Jawaban dari pertanyaan ini akan memberikan suatu cetak biru untuk
merumuskan bisnisnya seCat'a lebih fokus dan strategis,
Adapun yang bentuk pemasaran tetap harus mampu membaca sinyal
ekspektasi emosional konsumen atau perilaku konsumen yang dikehendaki
tanpa itu maka dampaknya akan minimal bagi para pebisnis,
2. Model Perilaku Konsumen
Komponen pusat dari model ini adalah pembuatan keputusan
konsumen yang terdiri atas proses merasakan dan mengevaluasi informasi
merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merek dapat
memenuhi kebutuhatl konsul11en dan pada akhirnya l11emutuskan l11erek
apa yatlg akatl dibeli.
Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen. Faktor
pertama adalah konsumen individual, artinya faktor - faktor internal pada
diri konsumen akan mempengmuhi pilihannya dalatll membeli suatu
produk. Faktor kedua yaitu lingkungan yatlg mempengaruhi konsumen,
Dalam kondisi ini, pengaruh sosial memiliki peran yang besar dalam
mempengaruhi keputusan penjualan.
Gambar2.2
Model Perilaku Konsumen
Tanggapankonsumen
n)
r+-------......Ig pp
Umpan balik bagi konsume(evaluasi pasca pembalian
Konsumen individuI
PembuatanPengaruh-pengaruh I
keputusan 1--'linQ:kunQ:an I konsumen
Penerapan dari perlakukonsumen padastrategi pemasaran
Urn an balik ba 1 emasa
Sumber : Sutisna (2001)
Faktor ketiga yaitu stimuli pemasaran atau strategi pemasaran. Dalam
faktor ini pemasar merupakan pengendali clalam mempengaruhi
konsumen. Dalam hal ini pemasar berusaha mempengaruhi konsumen
dengan menggunakan stimuli - stimuli pemasaran seperti promosi dan
iklan. Selanjutnya, pemasar mengevaluasi strategi pemasaran yang
dilakukan clengan melihat respon konsumen yang clapat digunakan untuk
memperbaiki strategi pemasarannya di masa yang akan dating.
3. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Para konsumen dalam membuat keputusan untuk membeli atau tidak
dalam sebuah tempat bagi lingkungan sekitar. Perilaku pembeli mereka
lingkungan yang berbeda, ini berarti konsumen yang berasal dari lapisan
masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian,
pendapat, kebutuhan, sikap, serta selera yang berbeda pula.
Agar perusahaan dapat menetapkan kebijakkan pemasarannya dengan
tepat, maim sebaiknya perusahaan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi perilaku konsumen pada umumnya. Ada 4 (empat)
faktor utama yang mempengaruhi perilaku yaitu: kebudayaan, sosial,
pribadi, dan psikologis.
Menurut Kotler dan Armstrong (2003:200) pembelian konsumen
sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
Sebagian besar dari faktor-faktor itu tidak dapat dikendalikan oleh
pemasar, namun mereka hanls mempeliimbangkannya.
GambaI' 2.3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
BudayaSosial
PribadiPsikoiogi
BudayaKeiompok acuan Umur dan tahap
siklus hidup Motivasi
Pekerjaan PersepsiPembelianSubBudaya Keluarga Situasi ekonomi f'embelanjaran
Gaya hidupKepercayaan
Kelas sosial Peran dan status Kepribadian dandan sikapkonsep diri L-_
Sumber : Kotler & Armstrong (2003 : 20 I)
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi
konsumen tersebut.
Hal ini dikarenakan perilaku seseorang banyak dipengaruhi oleh
kelompok-kelompok baik itu kelompok keanggotaan yaitu kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung pada perilaku seseorang dan
orang itu termasuk didalamnya. Sebaliknya kelompok acuan yaitu
yang memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada
sikap dan perilaku seseorang, dan kelompok aspirasional yaitu
kelompok yang ingin dimasuki seseorang.
Anggota keluarga memiliki pengaruh yang Imat terhadap perilaku
pembeli karena keluarga merupakan organisasi pcmbelian konsumen
yang paling penting didalam masyarakat. Karena itulah produsen
hendaknya mengamati pula peranan pengamh suami, istri, dan anak
anak dalam mempromosikan produknya.
Peran dan status juga mempunyai pengaruh karena peran terdiri
atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut
orang-orang disekitarnya dan setiap peran seseorang akan
mempengaruhi sejumlah perilaku pembeliannya. Tiap peran membawa
status yang menggambarkan penghargaan umum terhadap peran
tersebut oleh masyarakat. Orang terkadang memilih produk yang
menunjuldcan status mereka di masyarakat. Oleh karena itu produsen
dalam mempromosikan produknya harus mengacu pada peran dan
status para konsumen yang dibidiknya.
c. Faktor Pribadi
Merupakan pengaruh dari karakteristik pribadi pembeli sepelii
umur dan tahap sikIus hidup, pekeljaan, situasi ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri.
Sepanjang hidupnya orang akan mengubah barang dan jasa yang
dibelinya menyesuaikan dengan umur dan tahap sikIus hidupnya.
Masa-masa pergantian dari bayi, muda, dewasa dan tua akan
menentukan perilaku pembelian seseorang akan suatu produk.
Pekeljaan akan mempengaruhi barang dian jasa yang dibeli.
Produsen hendaknya mengidentifikasi keIompok-keIompok
berdasarkan pekerjaan yang memiliki millat diatas rata-rata akan
barang dan jasa yang dihasilkannya, atau bahkan bisa melakukan
spesialisasi produk berdasarkan jenis pekerjaan atau jabatan.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk.
Para produsen harus mengamati kondisi ekonomi untuk dapat
mengambil Iangkah-Iangkah dalam mendesain, memposisikan, dan
menetapkan strategi pemasaran.
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang tercermin pada
aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan pola
tindakan dan interaksi seseorang secara universal. Dalam kaitannya
dengan pemasaran produk, produsen yang bermaksucl untuk mencapai
keberhasilan target penjualan dapat menggunakan teknik pengukuran
gaya hidup yang dikenal dengan psikologis.
Kepribadian dan konsep diri seseorang memberikan pengaruh
dalam perilakll pembelinya, karena kepribadian mengacu pada
karakterisitik psikologis unik yang mengarah secara relatif pada
tanggapan yang konsisten dan abadi pada lingkllngan yang dimiliki
seseorang. Sedangkan konsep diri seseorang mencerminkan identitas
orang tersebut. Sehingga dalam rangka memahami perilakll konsumen,
prodllsen sebagai pemasar pertama kali harus memahami hubungan
antara konsep diri dan kepemilikan konsllmen.
d. Faktor Psikologi
Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologi lItama
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
Teori motivasi maslow menjelaskan mengapa seseorang terdorong
oleh kebutuhan tertentll pada saat-saat tertentu. Keblltllhan manllsia
tersllsun dalam sebllah hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang
kurang mendesak, yakni : keblltuhan psikologis, keamanan, sosial,
pengahargaan dan aktllalisasi diri.
Gambar2.4
Hirarki Kebutuhan Maslow
5. Kebuluhan aktualisasi diri
(pengembangan & realisasl diri)
4. Kebutuhan penghargaan
(harga diri, dikenal, slalus)
3. Kebuluhan sosial
(rasa kebersamaan, cinla)
2. Kebuluhan keamanan
(keamanan, perlindungan)
1. Kebuluhan fisiologis
(makanan, minuman, tempal tinggal)
Sumber : Kotler & Armstrong (2003 : 218)
Persepsi adalah sebuah proses menyeleksi, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang
berarti tentang dunia.
Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku seseorang
karena pengalaman, pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh
antara dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan dan penguatan.
Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapat keyakinan
dan sikap, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembelian.
Dengan sikap seseorang bisa mengevaluasi, perasaan, dan
kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak suka terhadap objek
atau ide.
Berdasarkan uraian diatas produsen bisa menggunakan pendekatan
faktor psikologis untuk mempengaruhi minat pembelian konsumen
I il!'B~~§f'_N UT_UIN SYAHIB JAKARTA
atau keputusan pembelian produk. Keputusan pembelian produk akan
terjadi dengan sendirinya apabila konsumen terdorong oleh
kebutuhannya untuk segera dipenuhi karena merupakan kebutuhan
primer tanpa perlu mencari informasi lebih lanjut.
Sekarang kita dapat menilai memahami jcnis kekuatan yang teljadi
pada perilaku konsumen. Pilihan konsumen adalah hasil hubungan
yang rumit antara faktor budaya, sosial, kepribadian, dan psikologi.
4. Perilaku Pembelian
Kotler dalam manajemen pemasaran (2002: 202-204) membedakan 4
jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan
pembeli dan tingkat perbedaan merek.
I) Perilaku pembelian yang rumit
Konsumen terlibat dalam pembelian yang rumit bila mereka sangat
terlibat dalam pembelian dan sadar akan perbedaan-perbedaan yang
besar di merek.
2) Perlaku pembelian pengurang ketidalmyamanan
Setelah pembelian konsumen mungkin akan mengalanli
ketidaknyamanan yang muncul setelah merasakan adanya hal-hal
yang tidak mengenakkan mengenai produk tersebut. KonslUllen akan
peka terhadap informasi yang membenarkan keputllsannya. Jadi
komunikasi pemasaran harus ditujllkan pada penyedia keyakinan dan
mereka yang membantu konsumen merasa puas dengan pilihan
mereka.
3) Perilaku pembelian karena kebiasaan
Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan
konsumen dan tidak adanya perbedaan-perbedaan yang signifikan.
Konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam sebagian besar
produk yang murah dan sering dibe1i.
4) Perilaku pembelian yang mencari variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang
rendah, namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu,
konsumen sering melakukan peralihan merek. Perpindahan merek
sering teljadi karena konsumen mencari kombinasi atau variasi dan
bukannya ketiakpuasan.
5. Proses pengambilan keputusan
Setelah mengetahui tentang faktor apa saja. yang mempengaruhi
perilaku onsumen dalam memutuskan produk apa yang akan dikonsumsi,
pemasar juga harus mengetahui tentang proses keputusan konsumen.
Dengan mengetahui secm'a umum tentang proses keputusan pembelian,
paling tidak pemasar lebih dapat menyesuaikan program pemasar yang
bagaimana yang akan diterapkan.
Proses keputusan pel11belian dapat diklasifikasikan l11enjadi lima
bagian. Adapun proses keputusan pembelian yang penulis kemukakan
disini adalah proses keputusan pel11belian l11enUfut Sutisna, yaitu sebagai
berikut:
a. Pengenalan Masalah / Kebutuhan dan Keinginan
Awal dari proses keputusan pembelian adalah kesadaran akan
konsumen akan adanya pemenuhan akan kebuiuhan dan keinginan
yang belum terpenuhi atau terpuaskan yang oleh Asael disebut need
arousal. Dari sini pemasar dapat mencari celah-celah dimana dia
mcmasarkan produknya atau bagaimana dia rnengatasi perbedaan
antara penawaran dan kepuasan pelanggan yang selama ini ada.
b. Pencarian lnformasi
Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan dan keinginan
yang harus dipcnuhi, maka ia akan mencari informasi yang berkenaan
dengan organisasi atau produk yang akan dikonsull1sinya.
c. Evaluasi Berbagai Alternatif
Sctelah informasi mengcnai organisasi atau produk yang
dibutuhkan sudah terkumpul, seorang konsumcn akan mcnyeleksi
seluruh infonnasi dan pcmbelajaran yang tclah ia dapatkan. Dalam hal
ini, konsumen dapat mempertimbangkan hal-hal seperti manfaat inti
produk dan atribut-atribut produk yang ditawarkan pcmasar.
d. Pilihan Atas Merek Produk Untuk Dibeli (Keputusan Pembelian)
Dalam tahap ini, konsumen sudah membentuk prcferensi mereka
atas merck dalam alternatif yang didapatkan. Disini, konsumen
cenderung akan meminimalisir resiko berdasarkan pada kualitas jasa
yang diterimanya sehingga apa yang didapatkan nantinya akan sesuai
dengan kebutuhan dan atau keinginan konsumen tersebut. Bagi
6. Model Pengambilan Keputusan pembelian Konsumen
Gambar2.5
Skema Pengambilaan Keputusan Pembel ian
-,,,,,,,,
._._._._._._._.-.-._._._.-.-
'-'_._._'-'-._._.-,-,-.-.-
Area psikologiI. Motivasi2. Persepsi3. Pembelajaran4. Sikap
Pengalaman I-._._._.-._._._._'-'-'-'-'-
....
Lingkungall social budaya; keluargasumber informasi, sumber nokomersial, kelas social, budaya dasub budaya
Usaha-usahapemasaranperusahaan
Sadar akankebutuhan
Mencari sebelummembeIi
Mengevaluasialternatif
,Prose~
Perilaku pasca I':"DJltU.."n _. _. _. _. _. _. _. _. _. _. _. _. _. _. _. _. _.,
"-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-1-'-'-'-'-'_.-
Pengambilan kepntnsan konsumen~'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'-'- -'-'-'-'-'-'-
Input
Gambar
Pengaruh eksternal~._._._._._._._._._.-._._._.-._._._._.-._._._._.-._._.-'-'-'---'-'-'-'---'-'-'---'---'$, .,
Ont put
PembelianI. Percobaan2. pembelian ulang
Evaluasi pasca beli
Sumber : Siti Fatonah (2007)
1. Input
a. Usaha - usaha pemasaran perusahaan : aktifitas - aktifitas
pemasaran merupakan usaha - usaha langsung untuk menjangkau,
menginformasikan dan membujuk konsumen agar nenbeli dan
menggunakan produk tertentu.
b. Pengaruh sosial budaya : lingkungan sosial budaya yang dimaksud
antara lain adalah kelurga, sumber informasi, sumber non
komersial, kelas sosial, budaya dan sub budaya.
2. Proses
Komponen proses memperhatikan bagaimana konsumen
membuat keputusan - keputusan. Untuk dapat mengerti proses, harus
dipahami beberapa konsep psikologi terkait. Arena psikologis adalah
pengaruh pengaruh internal yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan konsumen. Pengaruh - pengaruh internal
tersenut adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan
sileap. Proses pengambilan keputusan oleh seorang konsumen terdiri
dari tiga tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian pra beli dan
evaluasi terhadap alternatif.
Sadar akan kebutuhan adalah konsumen menyadari akan adanya
kebutuhannya ketika menghadapi masalah. Konsumen
mempersepsikan perbedaan antal'a keadaan yang diinginkan dan
situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan
proses keputusan.
Pencarian pra beli adalah pencanan pra beli dimulai ketika
konsumen mempersepSl suatu kebutuhan yang mungkin biasa
terpuaskandengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.
Konsumen berada pada tingkatan ini jika ia merasa memerlukan
informasi yang akan digunakaan sebagai c1asar menentukan pilihan
produk. Ada orang yang menjadikan pengalaman sebagai sumber
informasi. Banyak keputusan konsumen didasarkan pada kombinasi
antara pengalaman masa lalu (sumber internal) dengan informasi
pemasaran serta informasi non komersial (sumber eksternal).
Evaluasi terhadap alternatif ketika mengevaluasi alternatif
alternatif yang potensial, konsumen cenderung memperglmakan dua
tipe informasi, yaitu senarai merek yang mereka rencanakan untuk
digunakan dalam memilih dan kriteria yang akan digunakan untuk
mengevaluasi tiap - tiap merek.
3. Output
KOl11ponen output l11enunjukkan kepada dua l11acam kegiatan
pasca keputusan yang saling berhubungan erat, yaitu :
a. Perilaku beli : konsumen l11el11buat dua tipe pembelian yaitu
pel11belian coba dan pel11belian ulang.
b. Evaluasi pasca beli : komponen terpenting dari evaluasi pasca
beli adalah pengurangan ketidakpastian atau keragu - raguan
yang dirasakan oleh konsul11en terhadap seleksi yang dilakukan.
Analisis pasca beli yang dilakukan konsumen mungkin
I PERptlSTAKAAN "TAM.< I_ UI~ SYAHID JA~ptTA
tergantung pada kepentingan dari keputusan tentang produk dan
pengalaman yang diperoleh dalam menggunakan produk yang
bersangkutan. Bila produk itu sesuai harapan, ada kemungkinan
mereka beli lagi. Jika produk itu mengecewakan atau tidak bisa
memenuhi harapan, konsumen akan mencari alternatif lain yang
lebih sesuai. Tujuan dari kedua kegiatan tersebut adalah untuk
meningkatkatkan kepuasan konsumen melalui pembelian yang
dilakukan.
7. Tahap - tahap Proses Keputusan Pembelian
Proses keputusan konsumen bisa diklasifikasikan secm·a garis besar
kedalam tiga tahap utama, yakni prapembeli, konsumsi, dml evaluasi
purnabeli. Tahap prapembeli mencakup semua aktivitas konsumen yang
teljadi sebelum teljadinya transaksi pembelian dan pemakaiml jasa.
Tahap ini meliputi tiga proses, yakni identifikasi kebutuhan, pencarian
informasi, dan evaluasi alternatif. Tahap konsumsi merupakan tahap
proses keputusan konsumen, dimana konsumen membeli dml
menggunakan produk atau jasa. Sedangkan tahap evaluasi purna beli
merupakan tahap proses pembuatan keputusan konsumen seakan
konsumen menentukan apakah ia telah membuat keputusan pembelian
yang tepat.
Gambar2.6
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
TAHAP PRA-PEMBELIAN TAHAPKONSLJMSI
~-----~-------r " ,.----A.-----,
TAHAPEVALLJASI
PLJRNA BEllr~-_A~-~,
IdentifikasiKebutuhan
PencarianInformasi
EvaluasiAlternalif
PembHlian& Konsurnsi
Evaluasi PurnaPernbelian
Sumber : Fandy Tjiptono (2006 : 43)
a. Identifikasi Kebutuhan
Proses ini dimulai saat pel11beli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang
nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan oleh
adanya rangsangan internal l11aupun eksternal. Pada tahap ini orang
pemasaran hams l11eneliti konsul11en untuk l11enel11ukan jenis kebutuhan
atau l11asalah apa yang l11emunculkan mereka dan bagaimana kebutuhan
atau masalah tadi mengarahkan konsumen pada produk tertentu.
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya l11ungkin
mencari atau l11ungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika
dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada
dalam jangkauannya, mka mungkin konsumen akan langsung
membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu
kedalal11 ingatan atau l11engerjakan pencanan informasi yang
c. Evaluasi Alternatif
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek - merek
altwernative dalam suatu susunan pilihan. Konsul11en mengevaluasi
pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan
l11enyel11pitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
d. Pembelian dan Konsumsi
Pada tahap Evaluasi konsumen menyususn merek - merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian biasanya
konsumen akan melakukan pembelian dengan memilih merek yang
disukai. Tetapi ada dua faktor lain yang muncul diantara
kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasi yang
tidak terduga.
e. Evaluasi Purna Pembelian
Setelah pembelian terhadap suatu produk maka konsumen akan
merasa mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Konsumen mendasarkan harapal111ya pada inforl11asi yang mereka
terima tentang produk. Jika kenyataannya yang l11ereka dapat berbeda
dari yang diharapkan mka mereka merasa tidak puas bila produk
tersebut dapat mel11enuhi harapannya maim konsul11en akan merasa
puas.
K. Penelitian Terdahulu
Untuk memberikan gambaran dan kerangka berfikir dalam penelitian ini
maka perlu kiranya untuk membahas hasil- hasil penelitian terdahulu.
Abdul Muiz, (2007) melakukan penelitian dengan judul " Analisa
Persepsi konsumen Terhadap Toko Alfamart ulujami". Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor apa saj a yang mempengaruhi
perilaku pembelian terhadap Alfamart Drunnajah ulujami. Yang dijadikan
responden pada penelitian ini adalah konsumen Alfamart Ulujami yang
menggunakan kartu aku yang diterbitkan oleh Alfamart bagi para
konsumennya. Teknik pengambilan sempel yang digunakan sesuai dengan
karakteristik yang ada pada populasi. Teknik yang digunakan adalah
Judgement (Purposive) dengan jumlah responden sebanyak 50 orang
konsumen Alfamart. Dari hasil perhitungan berdasaIkan metode Index Value
Alfamart mendapatkan nilai, atau point yang bagus dari responden yaitu
sebanyak 65,5 angka ini merupakan angka yang eukup tinggi. Hal ini
dibuktikan dengan metode lain yaitu Semantic Differential Scale yang turut
menguatkannya dengan memetakan hasil penelitian responden. Faktor yang
menyebabkan konsumen mempunyai persepsi positif dan hal ini adalah faktor
yang juga mempengaruhi tingkat pembelian konsumen terhadap suatu produk
antara lain: (I) Pada atribut pembelian diskon, (2) Fasilitas Fisik, (3) Suasana
saat berbelanja di Alfamart.
L. Kerangka Pemikiran KOllseptnal
Bisnis restauran merupakan pilihan yang tepat di tengah sitnasi
perekonomian dan perkembangan jumlah pendnduk. Alasan mendasar bagi
pemilihan bisnis restauran adalah "orang perlu makan untuk hidup" sehingga
hal tersebut menjadikan alasan mengapa harus mengembangkan bisnis
restauran. Iak kecuali bisnis restauran makanan jenis bakmi.
Iingkat persaingan bisnis bakmi semakin ketat namun demikian, karena
prospek pasar yang luas dan tingkat keuntungannya yang cukup besar, maIm
banyak pengusaha yang beralih menekuni bisnis bakmi akibatnya pangsa pasar
yang tadinya luas menjadi "kue" yang diprebutkan banyak pengusaha
makanan.
Peta persaingan bisnis bakmi yang sangat kompetitif mendorong para
pengusaha bakmi ubtuk bertindak aktif, kreatif dan inovatif dalam
mengembangan usaha dan produknya. Karena hanya itulah yang bisa
dilakukan jika ingin bertahan dan berkembang ditengah-tengah prsaingan
bisnis bakmi yang semakin ketat.
Selain itu dengan membuka restauran bakmi bermti telah membuka
lapangan kelja baru bagi angkatan kelja, memanfaatkan produk pengrajin
dalam negeri, mengolah bahan baku lokal menjadi produk yang lezat, sehat,
nikl11at, & bergizi bagi l11asyarakat.
Bidang pel11asaran sangat diperlukan oleh suatu perusahaan yang akan atau
sudah mengeluarkml suatu produk seperti restauran Bakmi Langgara . Oleh
sebab itu pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi keinginan dan
kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besar pasar
yang akan dilayani, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dilayani
oleh organisasi dan menentukan berbagai produk, jasa dan program yang tepat
untuk melayani pasar tersebut.
Bisnis restauran dianggap maju apabila konsumen merasakan kepuasan
dan pelayanan yang baik. Maim dengan itu perlu selalu memotivasi dan
mengajarkan kepada karyawannya agar menganggap bahwa pekelja itu
pelajaran selia meningkatkan partisipasi mereka sehingga nantinya dapat
dirumuskan strategi pemasaran yang tepat.
Dalam penelitian ini ada beberapa [aktor yang mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan membeli (Y) di Restauran Bakmi Langgara
konsumen yaitu Persepsi (Xl), dan Motivasi (X2).
Berdasarkan uraian diatas maIm adapun kerangka pemikiran yang
digunakan penulis dalam merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut :
Restaurall r--Bakmi Langgara
Persepsi(XI)
~Keputusan membeli
(Y)
~Allalisis Regresi
berganda
~, ,
1Motivasi
(X2)
I
M. Perumusan Hipotesis
Berelasarkan lanelasan teori elan kerangka pemikiran yang telah elipaparkan
eli atas, maka elapat elisusun hipotesis penelitian sebagai berikut :
I. Ho : /31 = 0, tielak terelapat pengalUh yang signifikan antara persepsl
terhaelap keputusan pembelian eli restauran Bakmi Langgara.
Ha : /31 # 0, terelapat pengarnh yang signifikan antara persepsi terhaelap
keputusan pembelian eli restauran Bakmi Langgara.
2. Ho : /32 = 0, tielak terelapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
terhaelap keputusan pembelian eli restauran Bakmi Langgara.
Ha : /32 # 0, terelapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhaelap
keputusan pembelian eli restauran Bakmi Langgara.
3. Ho: /31. /32 = 0, tielak terelapat pengarnh yang signifikan antara persepsl
elan l110tivasi terhaelap keputusan pembelian eli restauran Bakmi Langgara.
Ha : /31, /32 # 0, terelapat pengarnh yang signifikan antara persepsi elan
l110tivasi terhaelap keputusan pembelian eli restauran Bakmi Langgara.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rllallg Iillgkllp pellelitiall
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi dan motivasi
terhadap keputusan pembelian di Restauran Bakmi Langgara. Penelitian ini
dilakukan terhadap 100 orang konsumen Restauran Bakl11i Langgara yang
dijadikan sebagai sal11pel penelitian dan dipilih seCaI'a acak yang dilakukan
pada bulan April 2008. Penelitian ini dilakukan dengan l11el11berikan kuesioncr
kepada konsumen yang pernah mel11beli di Restauran Bakl11i Langgara.
B. Metode Penentilan Sampel
I. Populasi, yaitu suatu wilayah gcneralisasi yang terdiri dari objek atau
subyek yang l11empunyai kualitasdan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh penelitian supaya dapat dipelajari dari pembelian di Restauran Bakmi
Langgara.
2. Sal11pel, adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dil11iliki oleh
populasi tersebut. Dan metode pengambilan sampel digunakan non
probability melalui cara rcliance on available subjects (convenience
sampling), yaitu unit sampel yang ditarik mudah dihubungi tidak
menyusahkan muah untuk mengukur dan bersifat kooperatif. Pada
dasarnya jika interviewer menganggap jika calon responden termasuk
objek penclitian tanpa memperhatikan segi hubungannya dengan
interviewer maka inteviewer bisa langsung memiliki calon responden
tersebut untuk dijadikan sebagai sampel.
Mengingat keterbatasan waktu, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan pertimbangan tertentu di lokasi Restauran Bakmi Langgara.
Dengan jumlah sampel yang digunakan 100 orang konsllmen, karena cllkliP
mewakili jumlah populasi dan tingkat kesalahan !cbill rendall ( Sllgiono)
melalui koesioner.
C. Metode Pengumpulan Data
Penlilis dalam mendapatkan data yang akllrat menggllnakan beberapa cara
yang diambil dari lokasi penelitian sesuai dengan pendapat Prof. Dr.
Soaharsimi Arikunto (2000 : 134 ) " Teknik pengelolaan data adalah cara
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengllmpulkan data".
Metode pengumplilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data primer dan data sekunder.
I. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
berdasarkan instrument kuisioner. Penelitian ini menggllnakan data primer
yang dikumpulkan langsung dari responden yaitu masyarakat (konsumen).
Penggunaan data dilakukan dengan menggunakan kuesiner, kuesioner
terdiri dari pertanyaan telilltup. Pertanyaan tertutup yaitll pertanyaan yang
tidak memberikan kebebasan menjawab kepada responden, karena
alternatifjawaban telah disediakan.
Data primer terdiri dari :
a. Wawancara
Pengmpulan data yang dilakukan secara langsung dari sumbernya
dengan melakukan tanya jawab dengan pihak yang berhubungan
langsung dan pihak yang berkepentingan memberikan data-data
mengenai pemasaran pada perusahaan bersangkl.lta.
b. Angket (Kuesioner)
Pengumpulan data dengan cara memberi seperallgkat pertanyaan
pertnyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.
c. Observasi (pengamatan)
Dengan mendatangi langsung badan atau instansi yang menjadi
objek penelitian yang terkait dellgan pengumpulan data lainnya.
2. Data Sekunder dari studi pustaka yaitu pengumpliiall data dengan cara
membaca dan mempelajari buku literatur dan teori diballgku kuliah serta
sumber lainnya yang relavan dengan penelitian ini, seperti jurnal yang
terkait dengan topic penelitian, surat kabar, majalah dan sumber tertulis
lainnya. Data pelengkap lainnya diperoleh dari lembaga - lembaga
penelitian dan internet.
D. Metode Analisis
Metode analisis yang akan digunakan kali ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif. Tujuannya adalah agar terdapat beberapa gambaran
(deskriptif), ataupun bayangan secara sistcmatis, actual, dan akurat mellgenai
fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang akan diteliti clan c1iselidiki
(Sugiono, 2006 : 112)
Pengukuran tingkat kepentingan atas unsur persepsi dan motivasi terhadap
keputusan pembelian dilakukan dengan menggunakan skala liker!. Instrument
pertanyaan ini akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampcl yang
c1iwakili oleh setiap nilai skor sepcrti yang tercantum c1ibawah ini :
Tabel3.1
Skala Likert
5
S88
4
- --,--------'
ctuju 8augat
Setuju
Sumber. Suglyono . 2006
8angat Tidak Tidak Ragu-Ragu 8
8etuju Setuju
STS TS R
1 2 3
Untuk memungkinkan para konsumen menjawab berbagai tingkatan c1ari
setiap pernyataan, maka digunakan skala liker! dimana mcngembangkan
prosedur peng-skalaan setiap pertanyaan mewakili setiap kontinum bipolar.
Pada ujung kiri (angka rendah) menggambarkan suatu jawaban negatif,
sedangkan qjung kanan (dengan skala besar) menggambarkan suatu jawaban
yang positif.
1. Vji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu maupun
mengukur apa yang ingin di ukur (Sevilla 1998 dalam Husain Umar 2003 :
176)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument dianggap valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan (Bilson Simamora, 2004 : 58). Valid berati instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
(Sugiono, 2006 : 267). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas konstruksi yaitu kerangka dari satu konsep, dengan
menghitung korelasi antar masing-masing dengan memakai rumus korelasi
product momet.
Pengujian validitas tiap butir pel1anyaan digunakan analisis item, yaitu
mengkorclasikan skor tiap butir dengan total yang merupakan jumlah tiap
butir dalam tabel telah ditunjukkan skor totalnya, yang merupakan skor tiap
butir. Oengan nilai r = 0,01 jika kurang dari 0,0 I maka pertanyaan
dinyatakan tidak valid.
Oalam hasH analisis item ini Masrun (1979), menyatakan bahwa "teknik
korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sckarang merupakan
teknik yang paling banyak digunakan". Selanjutnya dalam mcmberikan
interprestasi terhadap koefisien korelasi. Masrun menyatakan, "item yang
mempunyai korelasi positif dengan criteria (skor total) serta korelasi yang
tinggi, mcnunjukkan bahwa item ini mempunyai validitas yang tinggi pula.
tinggi, menunjukkan bahwa item ini mempunyai validitas yang tinggi pula.
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r =
positif (+)". Jadi kalau korelasi antar butir dengan skor total negatig (-)
maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Vji Reliabilitas
Instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2006 : 267).
Vntuk menghitung koefisien reliabilitas dapat e1igunakan dengan runms
Alpha Cronbach.
Mengikuti reabilitas aelalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
diulang dua kali atau lebih.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dalam dua cara
(Ghozali:2005), yaitu:
I) Repeat measures atau pengukuran ulang, cara ini dilakukan melalui
pertanyaan yang diberikan kepada seseorang yang sama pada waktu
yang berbeda, elan kemudian dilihat apakah jawabannya tetap
konsisten.
2) One shot atau pengukuran sekali sa)a, kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan.
Untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik dapat menggunakan
Cronbach Alpha (a.). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha minimum 0.7 (Nmmaly, 1978). Cara kedua di atas
akan digunakan dalam penelitian ini, karena dianggap lebih efektif
dan efisien dalam menggunakan waktu penelitian. Rumus Cronbach
Alpha sebagai berikut:
Bentuk rumus :
~c] [1-I (/ bJ
Kl (J2b
Dimana :
r" = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pelianyaan
a21 = Varians total
La'!, = Jumlah Varians butir
3. Analisis Regresi Linier berganda
Untuk meneapai tujuan penelitian, maIca data yang telah diperoleh
perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi
linier berganda (multiple regression analisis). Model ini digunakan karena
penulis ingin mengetahui tentang pengaruh variabel - variabel raneangan
persepsi (XI), motivasi (X2), terhadap keputusan pembelian (Y) pada
Restauran Bakmi Langgara.
Untuk menghitung Regresi Linier Berganda malca dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
a
Xl
X2
Subyek dalam variable dependen (Keputusan Pembelian)
Harga Y bila X = °(harga konstan)
Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan
angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen
yang didasarkan pacla variable inclependen, Bila b (+)
maka naik, dan bila b (-) maka teljadi penurunan,
Persepsi
Motivasi
Stanclar error
Kemudian uji hipotesis regresi linier bergancla secm'a pm'sial clan simultan
a. Yaitu clengan melihat nilai t hitllng atau F hitllng dan dibandingkan
clengan nilai t tabel atau F tabel. Jika nilai t hitlmg atau F hitllng lebih besar
dari nilai t tabel atau F tabel maim keputusannya adalah menolak
hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Dan
sebaliknya, jika nilai t hitlmg atau F bitung lebih kecil dari nilai t tabel atau
F tabel maim keputusmmya aclalah menerima hipotesis nol (Ho) dan
menolak hipotesis alternatif (Ha)
b. Yaitu dengan menggunakan nilai signifikannya (sig). jika nilai
signifikannya lebih kecil clari taraf signifikan yang clitentukml (0,05)
maim Ho ditolak clml menerima Ha. Tetapi jika signifikannya lebih
besar clari taraf signifikasi yang telah clitentukan maka Ho diterima
clan Ha clitolak.
4. Vji Asumsi Klasik Regresi Lillier Berganda
a. Nonnalitas
Uji normalitas perlu dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Syarat untuk mendapatkan
model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau
mendekati normal. Normalitas data dapat dilihal: dengan beberapa cara,
diantaranya dengan melihat kurva Normal P-plot. Suatu model
dikatakan berdistribusi normal jika model tersebut menghasilkan grafik
data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal (Santoso, 2001: 212).
b. Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan
linear antara variabel-variabelbebas (indenpenden) dalam model regresi.
Jika variabel bebas berkorelasi sempurna maka dapat disebut dengan
Multikolinieritas sempurna.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas model regresl:
adalah dengan melihat nilai tolerance dan varian inflation factor (VIF).
Model regresi yang bebas multikolinearitas nilai VIF berkisar pada
angka I hingga 10 dan mempunyai angka tolerance mendekati I.
(Alhusin, 2003 : 221). Uji ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
dalam mengestimasi kemampuan variabel independent sebagai
predictor variahel devenden. Pengujian multikolinearitas dengan cara
melihat nilai VIF regresi j ika nilai VIF variahel independent tersehut
mempunyai hubungan linier yang sangat kuat dengan variabel bebas
lain. Adapun untuk menghasilkan multikolinearitas dengan menghasilka
variabel bebas tersebut dari persamaan regresi (Sugardito, dkk, 2000 :
611 )
c. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas menunjukan bahwa varian tidak sama untuk
semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang teljadi tidak
random, tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan
besarnya satu atau lebih variabel.
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguj i apakah dalam model
regresi teljadi ketidaksamaan varian dari residual dan satu pengamatan
kepengamatan lainnya tetap maIm disebut homokedastisitas dan jika
berbedadisebut heterokedastisitas. Model ini regresi yang baik yang
homokedastisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya, heterokedastisitas ada
beberapa cara yaitu :
I. Melihat grafik plot antm'a nilai prediksi variabel terikt (ZPRED)
dengml residualnya (SREID). Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scattel1Jolt antara SRESlD dan ZPRED
dimaa sumbu Y adalah Yyang telah diprediksi dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi - Y sesungguhnya).
2. Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka, mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas secm'a titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu
heterokedastisitas.
d. Autokorelasi
y , maim tidak terjadi
Autokorelasi adalah hubungan yang teljadi antara anggota-anggota
dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu yang
berkaitan dengan tenggang waktu yang dapat diartikan bahwa, hubungan
korelasi dari masing-masing variabel waktu sekarang akan sama
keadaanya pada masa yang akan datang. Salah satu pengujian yang
digunakan untuk mengetahui autokorelasi adalah dengan uji Durbin
Watson.
Rumus Vji Durbin Watson adalah sebagai berikut :
d
Ho
Ha
I(e" -e,,_)
Ie 2n
: Tidak ada Autokorelasi
: Ada Autokorelasi
Cara lain untuk melihat teljadi atau tidaknya autokorelasi adalah
dengan melihat nilai Durbin Wetson terletak pada-2<d<2 hal ini
menerangkan bahwa tidak tetjadi autokorelasi (Singgih Santoso, 2000 :
126)
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dapat diidentifikasikan
menjadi 2 (dua) variable, variable independent (bebas) adalah persepsi dan
Motivasi, clan variable dependen (terikat) adalah Keputllsan pembelian.
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai
yang diterapkan dalam suatu penelitian. Variabel-variabel utama dalam
penelitian ini adalah:
1. Persepsi (XI). Menurut Nugroho J Styadi (2005) Persepsi cliklasifikasikan
menjadi dua sub variabel yakni; produk clan komponenya, serta stimuli
stimuli yang mempengaruhi persepsi.
2. Motivasi (X2). Anwar Prabu Mangkunegara (2002 : 13) clalam buku
perilaku konsumen menjelaskan motivasi adalah dorongan psikologis
clalam diri seseorang yang dimanifestasikan dalam tingkah laku incliviclu.
3. Keputusan pembelian (Y). Menurut Fancly Tjiptono (2006 : 43) Proses
keputusan konsumen bisa cliklasifikasikan secm'a garis besar kedalam tiga
tahap utama, yakni prapembelian, konsumsi, clan evaluasi purnabeli.
Tabel3.2
Operasional Variabel Penelitian
dan a.b.
f.
VariabclPenelitianPersepsi
(Xl)
Motivasi(X2)
Sub Variabell)enelitian
Produkkomponennya
Stimuli - stimuliyang mempengaruhiPersepsi
lntrinsik terdiri dariMotif pernyataan
Motif konsistenMotif teleologis
Motif ego
Motif mereduksiketegangan
lndikator Variabel
Kemasan yang disaj ikanCiri - ciri khas saat menyajikan
c. Fisikd. Slogane. Bargaf. Kualitas produkllayanan
----''---------1a. Warnab. Bau/aromac. Rasad. Letak/posisie. Promosi/iklan
Fasilitas
a. Produk yang dapat menghilangkanrasa lapar
b. Terbiasa datang ke outlet BakmiLanggara
c. Konsisten produk dengan harganyad. Merasa aman makan produk Bakmi
Langgara karena higienise. Merasa malu jika tidak menyukai
Bakmi Langgaraf. Produk yang dapat menghilangkan
stres
Ukm'an
Ordinal
Ordinal
OrdinalLanggara karena
g produk yang
lall
mbeliall
a produk bamangan tingkah laku
lsumsl
Langgara yang khasdengall produk
lenu mempennudahnul bersama oang
Ekstrinsik terdiri dariMotifsifat a. Menyukai Bakmi
makanan halalb. Cita Rasa Bakmi
membedakannyasejenis
Motifmanfaat c. Informasi tentanbermanfaat
Motif d. Keanekaragaman nreinforcement menentukan piliha,Motif afiliasi e. Scnang berkump
terdekatMotif stimulasi f. Keinginan mencobMotif Objektifitas g. Respon atas pengul
Keputusan Sebelum membeli a. Identifikasi kebutulPembelian b. Pencarian Informas
(Y) c. Evaluasi Alternatif
Saat membeli Pembelian dan kO!
Setelah membeli Evaluasi setelah pe
BABIV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sakilas Gambaran Umnm Objek Penelitian
1. Sejal'ah Singkat Berdirinya
Bakmi Langgara di dirikan oleh H Wahyu Saidi, (42 tahun) beliau
adalah insinyur lulusan ITB. H Wahyu Saidi lahir di Palembang 24
Oktober 1962 lulusan Teknik Sipil ITB (1987), S2 Teknik Inelustri ITB
(1991) dan Doktor Manajemen Penelielikan eli Universitas Negeri Jakmia
(2000).
Dr. Ir Wahyu Saieli. Msc, beliau memulai bisnis ini berawal elari
krisis moneter ketika perusahaan tempatnya beketja terpaksa "tielur",
elengan jabatan menajer tentulah sulit mencari pekeljaan eli perusahaan
lain untuk jabatan elml gaji yang setimpal. Ma.lca, pilihannya aelalah
bcrhenti dan mencoba berusaha sendiri. Mulailah beliau agrobisnis elengan
bcrtanam cabe, ternak ayam, pembesaran ikan, buka bimbingan belajar,
dan usaha makanan palembang.
Saat berusaha makanan palembang ini, pengalaman mengajarinya
bahwa makanan palembang aelalah makanan besar elan untuk orang
elewasa. Seharusnya yang eliusahakan aelalah makanan untuk semua umur
dan semua waktu. Disepanjang di Margonda, Depok, elitelusuri untuk
survei. Pilihan jatuh paela usaha mie ayam.
Ia peliama kali membuka "wanmg" bakmi ala GM itu di Menara
kadin, Jakarta pada januari 2002. Omsetnya pada hari peliama sebanyak
Rp 66.000. tak lama kemudian dibukanaya lagi satu warung dijalan
pemuda dengan omset hari pertama Rp 200.000, dua bulan kemudian
baru mencapai omset Rp 1.000.000. Setelah dirasa usaha ini sudah bisa
beljalan dipatenkanlah nama sendiri, yakni Bakmi Langgara dan Bakmi
Tebet pada tahun 2004.
Bakmi dipilih karena dianggap makanan cukup rmgan, bisa
menjadi cemilan. Kedai yang berada di Gelanggang Remaja,
Rawamangun menjadi kedai pertama. Kini Bakmi Langgara memiliki
cabang di hampir seluruh tempat di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi). Bahkan jangkauannya sudah meluas hingga ke
Cilegon, Bandung, dan Yogyakarta. Nama Bakmi Langgara dikenal juga
dengan nama Bakmi Tebet. Bakmi Langgara untuk kedai-kedai di Jakarta.
Bakmi Tebet, lebih banyak untuk cabang-cabang di luar kota.
Kini beliau sudah memiliki 39 cabang merek Langgara dan 62
cabang bakmi Tebet, di 18 kota diseluruh Indonesia. Total karyawan
mencapai 700 orang. Sebentar lagi akan membuka cabang di Kucing dan
Kuala Lumpu Malaysia, serta di Mekkah Arab Saudi.
Langgara berarti langgar, tempat orang berkumpul, Juga bisa
diartikan mampir pada saat lewat. Sementara Tebet, diambil dari sebuah
nama kawasan yang berkonotasi Jakarta, untuk menciptakan kesan bagi
orang yang berdomisili diluar Jakarta.
Meskipun namanya Bakmi Langgara, menu yang ditawarkan tidak
melulu bakmi. Banyak hidangan-hidangan selain bakmi yang tidak kalah
lezatnya, seperti nasi goreng, nasi cah jamur, kwetiau, cah kangkung, cap
cay, bihun. Bahkan pangsit, menjadi salah satu andalan menu di Bakmi
Langgara.
Barga yang ditawarkan pun cukup bersaing. Untuk menikmati
semangkuk bakmi ayam lezat dengan porsi memuaskan, pengunjung
hanya menggeluarkan uang dari Rp8.500 hingga Rp16.500. Olahan nasi,
seperti nasi ayam cah jamur, nasi daging ayam, nasi ayam cah cabe, nasi
cap cay, nasi sapi lada hitam, harganya berkisar Rp16.500 hingga
Rp18.500. Berbagai jenis goreng, dengan harga mulai dari Rp12.000
hingga Rp14.000. Serta menu lain dengan harga tennahal Rp23.000.
Keunggulan Balani Langgara terletak pada kekhasan racikan
bumbu-bumbu terpilih dan kelezatan pangsitnya. Bakmi dan bumbu pun
diproduksi sendiri. Ini tak lepas dari peran rebn bisnisnya,Wahyu. Wahyu
begitu ketat memilih bumbu.
2. Sruktur Organisasi Bakmi Langgara group Kantor Pusat
Gambar4.1
Man«jerMarsambas, S.Pd.I
Manajer Pembelian Kepala Akunting Kepala Marketing Kepala Distribusi Kepala ProduksiAde Zarkasih Ajat Sudrajat Witari Aryunani Kusnadi Syamsul
StafAkunting I 1 __~3!f_I:li~trj!'lI~~_1 I_~t~f p~()~lI~.si-1. Rinawati
I1. Gunawan 1. Harvanto
2. Endang Lestari I2. Syarifudin I I2. Fuadi I
Keterangan:
-- Garis Penghubung
Sumber : Manajemen Bakmi Langgara
95
B. Analisa dan Pembahasan
1. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Sebelum kuesioner diberikan kepada 100 responden, penulis
melakukan fly out (uji coba) atau pra survey 30 responden dengan
memberikan 39 butir pelianyaan untuk menguji Validitas serta Reliabilitas
dari seluruh pertanyaan tersebut.
Standarisasi kuesioner dilakukan setelah dilakukan tryout terhadap
30 responden. Kuesioner dibagi menjadi tiga variabel utama yaitu variabel
persepsi, variabel motivasi, dan variabel keputusan pembelian. Variabel
persepsi terbagi menjadi 2 sub variabel, yaitu produk dan komponennya
dan stimuli-stimuli yang mempengaruhi persepsi, yang memiliki 12
indikator! sub indikator. Pada variabel motivasi terdapat 2 sub variabel,
yakni intrinsik (motif pernyataan, motif konsisten, motif teleologis, motif
ego, motif mereduksi ketegangan) dan ekstrinsik (motif sifat, motif
manfaat, motif reinforcement, motif afiliasi, motif stimulasi, motif
objektifitas) yang memiliki 14 indikator! sub indikator. Dan pada variabel
keputusan pembelian terdapat 13 indikatorl sub indikator.
Tabel4.1
Hasil tryout Item Instrumen Pengaruh Persepsi dan Motivasi Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi kasus Restauran Bakmi Langgara)
No. Butir Pertanyaan Korelasi Item Cronbach's Alpha Keterangan
1 0.140 0.751 Valid2 0.434 0.734 Valid3 0.339 0.742 Valid4 0.048 0.754 Valid5 0.467 0.734 Valid6 0.455 0.737 Valid7 0.353 0.742 Valid8 0.473 0.736 Valid9 0.306 0.743 Valid10 0.201 0.748 Valid11 -0.072 0.760 Tidak Valid12 0.621 0.725 Valid13 0.160 0.749 Valid14 -0.129 0.763 Tidak Valid15 0.235 0.746 Valid16 0.390 0.739 Valid17 0.162 0.750 Valid18 0.155 0.750 Valid19 0.181 0.749 Valid20 0.144 0.750 Valid21 0.104 0.752 Valid22 0.259 0.745 Valid23 0.282 0.744 Valid24 0.292 0.744 Valid25 0.198 0.748 Valid26 0.340 0.742 Valid27 0.305 0.743 Valid28 0.062 0.753 Valid29 0.259 0.745 Valid30 0.252 0.745 Valid31 0.476 0.733 Valid32 0.571 0.731 Valid33 0.392 0.739 Valid34 0.178 0.749 Valid35 0.206 0.748 Valid36 -0.171 0.764 TidakValid37 0.309 0.742 Valid38 -0.244 0.767 Tidak Valid39 0.013 0.755 Valid
(Sumber: Out put SPSS, dlOlah 2008)
Dari hasil tryout pada tabel 4.2 diperoleh data yang menyatakan
terdapat 4 soal yang tidak valid atau tidak dapa.! digunakan karena nilai
korelasinya adalah negatif, yaitu pada soal nomor 11 dengan nilai korelasi
sebesar -0.072, soal nomor 14 dengan nilai korelasi -0.129, soal nomor 36
dengan nilai korelasi -0.171, soal nomor 38 dengan nilai korelasi -0.244.
Item pelianyaan yang valid penulis anggap sudah terstandarisasi kemudian
disebarkan kepada konsumen Restauran Bakmi Lallggara sebanyak 100
responden.
C. Hasil Kuesioner Variabel Persepsi
Ditampilkan hasil kuesioner persepsi untuk melihat frekuensi jawaban
dari 100 responden terhadap kedua belas pelianyaan persepsi yang dimulai
dari kemasan.
TabeI4.2.
"Persepsi konsumen mengenai kemasall yang disajikan"
Skala PClliiaian Frclmensi
Sangat Tidak SClUju 0
Tidak Setuju 14
Ragu-ragu 21
Sctuju 59
Sangat Sctuju 6
Total 100
Persentasc(%)
0,0
14.0
21,0
59,0
6,0
100,0
Sumber ; Data Pnmer
Dari tabel 4.2 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa kemasan yang disajikan Bakmi
Langgara sangat, 14 responden menyatakan tidak setuju, 21 responden
menyatakan ragu-ragu, 59 responden menyatakan setuju serta 6 responden
menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini sebagian besar responden
menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel4.3
"Persepsi konsumen mengenai ciri khas saat menyajikan"
Skala Penilaian Frekuensi Pcrsentasc(%)
Sangat Tidak Sctuju 2 2,0
Tidak Setuju 10 10,0
RaguMragu 14 14,0
Setuju 69 69,0
Sangat Setuju 5 5,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.3 terlihat ada dua responden y,mg menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan bahwa restaurant Bakmi Langgara mempunyai ciri yang
Id1as saat menyajikan, 10 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden
menyatakan ragu-ragu, 69 responden menyatakan setuju, selia 5 responden
menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini sebagian besar responden
menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.
\ PER~STA""AN IJTAMAUIN SYAHIO JAKARTA
---'
Tabel4.4
"Persepsi konsumen mengenai bentuk fisik"
Skala Penilaian Frelmcnsi Persentasc(%)
Sangat Tidak SCluju 0 0,0
Tidak Setuju 2 2,0
Ragu-ragu 16 16,0
Setuju 77 77,0
Sangat Sctuju 5 5,0
-Total 100 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.4 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden
menyatakan ragu -ragu, 77 responden menyatakan setuju selta 5 responden
menyatakan sangat setujlL Dari pernyataan ini sebagian besar responden
ll1enyatakan setuju bahwa bentuk fisik yang disajikan Bakll1i Langgara
ll1enggugah selera,
Tabel4,5
"Persepsi Konsumen mengenai slogan"
Skala Penilaian Fl'ckuensi Perscntase(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Setuju 16 16,0
Ragu-ragu 25 25,0
Setuju 70 70,0
Sangat Sctuju 7 7.0
Total 100 100,0
Sumbel' : Data Pruner
Dari tabel 4.5 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju dengan pernyataan pada slogan Bakmi Langgara, 16
responden menyatakan tidak setuju, 25 responden menyatakan ragu-ragu, 70
responden menyatakan setuju, serta 7 responden menyatakan sangat setuju.
Dari pernyataan ini sebagian besar responden menyatakan setuju dengan
pernyataan tersebut.
Tabel4.6
"Persepsi konsumen mengenai harga yang ditawarkan"
Skala Penilaian FrckuclIsi Persentasc(%)
Sangat Tidak Setuju I 1.0
Tidak Setuju 7 7,0
Ragu-ragu 23 23.0
Sctuju 56 56.0
Sangat Sctuju 3 3,0
Total 100 100.0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.6 terlihat ada satu responden yang Illenjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan bahwa harga yang ditawarkan oleh Bakllli Langgara
dapat dijangkau, 7 responden menyatakan tidak setuju, 23 responden
Illenyatakan ragu-ragu, 56 responden menyatakan setuju, serta 3 responden
Illenyatakan sangat setuju.
Tabel4.7
"Persepsi konsumen mengenai kualitas produk/pelayanannya"
Skala Penilaian Frekuensi
Sangat Tidak Setuju 0
Tidak Sctuju 8
RagtHagu 20
Setu]u 44
Sangat Sctujll 28
Total 100
Persentase(%)
0.0
8.0
20,0
44,0
28,0
100.0
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.7 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pemyataan tersebut, 8 responden menyatakan tidak
setuju, 20 responden menyatakan ragu-ragu, 44 responden menyatakan setuju,
serta 28 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini sebagian
besar responden menyatakan setuju bahwa kualitas produk/pelayanan yang
disajikan restaurant Bakmi Langgara dapat memuaskan.
Tabel4.8
"Persepsi konsumen mengenai wama masakan yang ditampilkan "
Sumber : Data Pruner
Skala Penilaian Frelmensi Persentase(%)
-Sangat Tidak Sctuju 0 0.0
Tidak Setuju 4 4,0
Ragu~ragu 12 12.0
Setuju 71 71,0
Sangat Setuju 13 13,0
Total 100 100,0
-
Pada tabel 4.8 dapat diketahui tidak ada satu pun responden yang
menyatakan sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 4 responden
menyatakan tidak setuju, 12 responden menyatakan ragu-ragu, 71 responden
menyatakan setuju dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Dari
pernyataan ini sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa warna
masakan yang ditampilkan oleh restaurant Bakmi Langgara sangat menggugah
selera.
Tabe14.9
"Persepsi konsumen mengenai aroma"
Simla Penilaian Frelwcllsi PCl'sentase(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
-Tidak Setuju 6 6.0
Ragu-ragu 23 23,0
Setuju 65 65,0
Sangat Sctuju 6 6,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pnmer
Pada tabel 4.9 dapat diketahui tidak ada satu pun responden yang
menyatakan angat tidal< setuju atas pernyataan tersebut, 6 responden
menyatakan tidak setuju, 23 responden menyatakan ragu-ragu, 65 responden
menyatakan setuju dan 6 responden menyatakan sangat setuju. Dari
pernyataan ini, sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa Bakmi
Langgara mempunyai ciri aroma khas tersendiri dalam menyajikannya.
Tabel4.10
"Persepsi konsul11en l11engenai rasa"
Skala Penilaian Frekuensi Pcrsentasc(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Setuju 8 8,0
Ragu-ragu 16 16,0
Setuju 59 59,0
Sangat Setuju 17 17,0
Total 100 100,0
SUl11ber : Data Pruner
Dari tabel 4.1 0 terlihat tidak ada satu pun responden yang l11enjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 8 responden l11enyatakan tidak
setuju, 16 responden l11enyatakan ragu-ragu, 59 respondenl11enyatakan setuju,
serta 17 responden l11enyatakan sangat setuju, Dari pernyataan ini sebagian
besar responden l11enyatakan setuju bahwa restauran Bakmi Langgara
memiliki cita rasa yang tinggi, enak dan beda dengan bakmi yang lainnya
Tabel4,11
"Persepsi konsumen l11engenai letak/posisi restauran "
Sll:ala Penilaian Frelmensi Perscntase(%)
Sangat Tidak Seluju 0 0,0
Tidak Sctuju 5 5,0
Ragu-ragu 13 13,0
Setuju 65 65,0
Sangat Setuju 17 17,0
Total 100 100,0
SUl11ber : Data Pmner
Dari tabel 4.11 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pemyataan tersebut, 5 responden menyatakan tidak
setuju, 13 responden menyatakan ragu-ragu, 65 responden menyatakan setuju,
serta 17 responden menyatakan sangat setuju. Dad pernyataan ini sebagian
besar responden menyatakan setuju bahwa Letaldposisi restauran Bakmi
Langgara sangat strategis.
Tabe14.l2
"Persepsi konsumen mengenai fasilitas yang disediakan"
Skala Pcnilaian Frekucllsi
Sangat Tidak Setuju I
Tidak Setuju 4
Ragu-ragu 15
Setuju 65
Sangat Sctuju 15
Total 100
PCl'sentasc(%)
1,0
4.0
15.0
65.0
15,0
100,0
Sumber : Data Pnmer
Dad tabel 4.12 terlihat ada satu responden yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan tersebut, 4 responden menyatakan tidak setuju, 15
responden menyatakan ragu-ragu, 65 responden menyatakan setuju, selia 15
responden menyatakan sangat setuju. Dad pernyataan ini sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa fasilitas yang disediakan restauran
Bakmi Langgara sangat membantu dalam kenyamanan.
D. HasH Kuesioner Val'iabel Motivasi
Ditampilkan hasil kuesioner Motivasi untuk melihat frekuensi jawaban
dari 100 responden terhadap ke 14 pertanyaan motivasi yang dimulai dari
produk Bakmi Langgara yang dapat menghilangbm rasa lapar sampai dengan
produk bakmi Langgara yang tidak akan mengecewakan konsumennya.
TabeI4.13
"Produk yang dapat menghilangkan rasa lapar"
SI\ala Penilaian Frekuensi Pcrsentasc(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Setuju 6 6.0
RaguMragu 16 16,0
Setuju 71 71.0
Sangat Setuju 7 7,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.13 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 6 responden l11enyatakan tidak
setuju, 16 responden l11enyatakan ragu-ragu, 71 responden menyatakan setuju,
serta 7 responden l11enyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini sebagian
besar responden l11enyatakan setuju bahwa Bakmi Langgara adalah makanan
yang dapat menghilangkan rasa lapar.
Tabel4.14
"Konsisten produk dengan harganya"
Skala Penilaian Frekucnsi PCl'scntasc(%)
Sangat Tidak Sctuju I 1,0
Tidak Setuju 15 15,0
Ragu-ragu 21 21,0
Setuju 58 58,0
Sangat Sctuju 5 5,0
Total 100 100,0
Sumbel' : Data Pnmer
Dari tabel 4.14 terJihat ada 1 responden yang ll1enjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan bahwa restauran Bakmi Langgara ll1ell1punyai kualitas
produk yang sesuai dengan harganya, 15 responden ll1enyatakan tidak setnju,
21 responden ll1enyatakan ragu-ragu, 58 responden menyatakan setuju, serta 5
responden menyatakan sangat setuju, Dari pernyataan ini sebagian besar
responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut
Tabel4,l5
"Merasa aman makan produk karena higienis"
Skala Pcnilaian Frckucnsi Pcrsclltase(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Setuju 7 7,0
Ragu-ragu 10 10,0
Setuju 58 58,0
Sangat Setuju 25 25,0
Total !OO 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.15 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 7 responden menyatakan tidak
setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 58 responden menyatakan setlljll
serta 25 responden menyatakan sangat setlljll. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setlqu dengan
pernyataan bahwa konsllmen merasa aman memekan produk Bakmi Langgara
karena higienis.
Tabe14.16
"Merasa malu jika tidak menYllkai Balani Langgara"
Skala Penilaian Frekuensi Perscntnse(%)
-Sangat Tidak Setuju 5 5.0
Tidak Setuju 18 18.0
RaglHugu 9 9.0
Setuju 55 55,0
-Sangat Sctuju 13 13.0
Total 100 100.0
Sllmber : Data PrImer
Dari tabel 4.16 terlihat ada 5 responden yang menjawab sangat tidak
setlljll atas pernyataan tersebllt, 18 responden menyatakan tidak setllju, 9
responden menyatakan ragu-ragll, 55 responden menyatakan setuju serta 13
responden l11enyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat disil11pulkan
bahwa sebagian besar responden l11enyatakan setuju dengan pernyataan bahwa
konslll11en merasa malu jika tidak l11enyukai Bakmi Langgara.
Tabe14.17
"Produk yang dapat menghilangkan stress"
Skala Penilaian Frekuensi Pcrscntasc(%)
Sangat Tidak Setuju 3 3.0
Tidak Setuju 20 20.0
Ragu-ragu 17 17.0
Setuju 51 51.0
Sangat Setuju 9 9,0
Total 100 100,0
Sumbel' : Data PrImer
Dari 'label 4.17 terlihat ada 3 responden yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan bahwa konsumen mendatangi outlet Bakmi Langgara
untuk mengurangi stress, 20 responden menyatakan tidak setuju, 17
responden menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju serta 9
responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan
tersebut.
Tabe14.18
"Menyukai produknya sebagai pribadi modern "
Skala Penilaian Fl'ckuensi Pcrsentase(%)
Sangat Tidak Setuju 5 5.0
Tidak Sctuju 21 21.0
Ragu-ragu 28 28,0
Setuju 44 44,0
Sangat Setuju 2 2,0
Total 100 100,0
~llITlhpl' • T1<::lt':l P ...l1...... "" ...
Dari tabel 4.18 terlihat ada 5 responden yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan tersebut, 21 responden menyatakan tidak setuju, 28
responden menyatakan ragu-ragu, 44 responden menyatakan setuju selia 2
responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa
menyukai Bakmi Langgara agar dipandang orang lain sebagai pribadi modern.
Tabe14.19
"Menyukai produk karena makanan halal"
Skala Pcnilaian Frckucnsi Perscntasc(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Setuju 8 8,0
Ragu-ragu 11 11,0
Seluju 69 69.0
Sangat Sctuju 12 12,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.19 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju, 8 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden
menyatakan ragu-ragu, 69 responden menyatakall setuju serta 12 responden
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa konsumen menyukai
Bakmi Langgara karena makanan hala1. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan
pernyataan tersebut. Yang ditunjukkan dengan besarnya responden yang
menjawab setuju yaitu 69 orang serta 12 responden yang menjawab sangat
setuju.
___0----·Tabel4.20
"Cita rasa produk yang khas membedakannya dengan produk sejenis"
Skala Pcnilaian Frckucnsi Pcrscntasc(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0.0
-Tidak Setuju 8 8,0
Ragu~ragu 20 20,0
Setllju 65 65,0
Sangat Setuj II 7 7,0
Total 100 100,0
Sumber : Data PrImer
Dari tabel 4,20 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 8 responden menyatakan tidak
setuju, 20 responden menyatakan ragu-ragu, 65 responden menyatakan setuju
serta 7 responden menyatakan sangat setl0u. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan
pernyataan bahwa cita rasa yang disajikan Bakmi Langgara mempunyai khas
yang membedakan dengan produk yang sejenis,
Tabe14.2l
"Informasi tentang produk yang bermanfaat"
Skala Pcnilaian Frckucnsi Pcrscntasc(%J)
Sangat Tidak Setuju 3 3,0
Tidak Setuju 6 6,0
Ragu-ragu 25 25,0
Setuju 62 62,0
-Sangat Setuju 7 7,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pruner
Dari tabel4.21 menunjukkan 3 responden yang menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan bahwa konsumen mendapatkan informasi bahwa
Bakmi Langgara disajikan cepat sehingga mengefisiensikan waktu, 6
responden menyatakan tidak setuju, 25 responden menyatakan ragu-ragu, 62
responden menyatakan setuju serta 7 responden menyatakan sangat setuju.
Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabe14.22
"Keanekaragaman menu mempermudah menentukan pilihan"
Skala Pcnilaian Frckuensi PCl'sentase(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0.0
Tidak Setuju 4 4,0
Ragu~ragu 18 18,0
Setuju 70 70,0
Sangat Setuju 8 8,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.22 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 4 responden menyatakan tidak
setuju, 18 responden menyatakan ragu-ragu, 70 responden menyatakan setuju
serta 8 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setluu dengan
pernyataan bahwa konsumen mendapatkan keanekaragaman menu
mempermudah dalammenentukan pilihan.
Tabe14.23
"Senang berkumpul bersama orang terdekat"
Skala Penilaian Frekucnsi Pcrscntasc(%)
-Sangat Tidak Setuju 0 0.0
Tidak Setuju 6 6.0
RaglHugu II 11,0
Setuju 72 72,0
Sangat Sctuju II 11,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pruner
Dari tabel 4.23 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 6 responden menyatakan tidak
setuju, 11 responden menyatakan ragu-ragu, 72 responden menyatakan setuju
serta 11 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan
pernyataan bahwa konsumen senang makan di Bakmi Langgara dengan
berkumpul berkumpul bersama keluarga, temen, atau pasangan.
Tabe14.24
"Keinginan mencoba produk bam"
81<ala Pcnilaian Frekucnsi
Sangat Tidak Setuju 0
Tidak Setlljll 4
Ragu-ragu 22
Sctuju 62
Sangat Setuju 12
Total 100
Persentase(%)
0,0
4,0
22,0--
62,0
12,0
100,0
Slffilber : Data Pnmer
Dari tabel 4.24 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 4 responden menyatakan tidak
setuju, 22 responden menyatakan ragu-ragu, 62 responden menyatakan setuju
serta 12 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan
pernyataan bahwa konsumen ingin mencoba setiap produk baru yang
ditawarkan Bakmi Langgara.
Tabe14.25
"Respon atas pengulangan tingkah laku"
Skala Pcnilaian Frekuensi Pcrsentase(%)
Snngat Tidak Setuju 0 0.0
Tidak Setuju 3 3,0
Ragu-ragu 29 29,0
Setuju 60 60,0
Sangat Sctuju 8 8,0
Total lOa 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.25 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju, 3 responden menjawab tidak setuju, 23 responden
menyatakan ragu-ragu, 70 responden menyatakan setuju, serta 7 responden
menyatakan sangat setuju, Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa setiap
produk Bakmi Langgara tidak akan mengecewakan konsumennya.
E. Hasi! Kuesioner Variabel Keputusan Pembelial1l
Ditampilkan hasil kuesioner keputusan pembelian untuk melihat
frekuensi jawaban dari 100 responden terhadap ketigabelas pertanyaan
keputusan pembelian yang dimulai dari konsumen memutuskan membeli
produk Balani Langgara karena mereknya sudah terkenal sampai dengan
pelayanan yang memuaskan yang menyebabkan konsumen akan melakukan
pembelian ulang di kemudian hari.
Tabe14.26
"Merek terkenal"
SI{ala Pcnilaian Frclmcnsi Persentasc(%)
Sailgat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Selllju 10 10.0
Ragu-ragu 16 16,0
Seluju 55 55,0
Sangat Setuju 19 19,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Prnner
Dari tabel 4.26 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa konsumen mel11utuskan l11el11beli
produk Bakl11i Langgara karena merelalya sudah terkenal, 10 responden
l11enyatakan tidak setuju, 16 responden l11enyatakan ragu-ragu, 55 responden
menyatakan setuju serta 19 responden l11enyatakan sangat setuju. Dari
pernyataan ini sebagian besar responden l11enyatakan setuju atas pernyataan
tersebut.
Tabel4.27
" Penampilamlya menarik"
Skala Penilaian Frckuensi Pcrsentase(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Setuju 8 8,0
Ragu-ragu 12 12,0
Sctuju 69 69,0
Sangat Sctuju II 11,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pl'1Iner
Dari tabel 4.27 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 8 responden menyatakan tidak
setuju, 12 responden menyatakan ragu-ragu, 69 responden menyatakan setuju
serta II responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besal' responden menyatakan setujn dengan
pernyataan bahwa konsumen memutuskan membeli Bakmi Langgara karena
penampilannya yang menarik.
Tabe14.28
" Mereknya mudah diingat"
Sk~,la Penilaian FrclUlcnsi PcrscntaseCYo)
Sangat Tidak Setuju I t,O
Tidak Setuju II 11,0
Ragu-ragu 10 10,0
Sctuju 46 46,0
Sangat Setuju 32 32,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pnmer
Dari tabel 4.28 memmjuldmn I responden yang menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan bahwa, II responden menyatakan tidak setuju, 10
responden menyatakan ragu-ragu, 46 responden menyatakan setuju serta 32
responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan
tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya responden yang menjawab
setuju yaitu 46 responden serta 32 responden yang menjawab sangat setuju.
Tabe14.29
" Mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh"
SI{ala Pcnilaian Frekucnsi Persentasc(%)
Sangat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Setuju 16 16,0
Ragu-ragu 19 19,0
Setuju 53 53,0
Sangat Setuju 12 12,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pruner
Dari table 4.29 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, 16 responden menyatakan tidak
setuju, 19 responden menyatakan ragu-ragu, 53 responden menyatakan setuju
serta 12 responden menyatakan sangat setuju. Dari pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan
pernyataan bahwa konsumen membeli produk Bakmi Langgara karena
kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
Tabel4.30
" Harganya yang terjangkau"
Skala Penilaian Frelmcnsi Persentase(% )
Sangat Tidak Setuju 3 3,0
Tidak Setuju 17 17,0
Ragu~ragu 11 11,0
Scluju 58 58,0
Sangat Sctuju 11 11,0
Total 100 100,0
Sumber ; Data Pruner
Dari tabel 4.30 menunjukkan 3 responclen yang menyatakan sangat ticlak
setuju clengan pernyataan bahwa konsumen memutuskan membeli procluk
Bakmi Langgara karena harganya teljangkau, 17 responclen menyatakan ticlak
setuju, II responclen menyatakan ragu-ragu, 58 responclen menyatakan setuju
serta II menyatakan sangat setuju, Dari pernyataan ini clapat clisimpulkan
bahwa sebagian besar responclen menyatakan setuju clengan pernyataan
tersebut.
Tabe14.31
" Tertarik clengan promosi clalam katalog menu"
Simla Pcnilaian Frekuensi PcrscntaSC(%I)
Sangat Tidak Setuju 1 1,0
Tidak Sctuju 2 2.0
Ragu~ragu 6 6,0
Setuju 58 58,0
Sangat Seluju 33 33,0
Total 100 100,0
Sllmh~r . n::lt::l Pnmf>.l'
Dari tabel 4.31 terlihat ada satu responden yang menjawab sangat tidak
setuju dengan pernyataan bahwa konsumen memutuskan membeli produk
Balani Langgara karena tertarik dengan promosi yang terdapat dalam catalog
menu, 2 responden l11enyatakan tidak setuju, 6 responden menyatakan ragu
ragu, 58 responden l11enyatakan setuju serta 33 responden l11enyatakan sangat
setuju. Dari pernyataan ini dapat disil11pulkan bahwa sebagian besar
responden l11enyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel4.32
"Korban iklan"
Skala Pellilaian Frekucnsi Pcrscntasc(%)
Sangat Tidak Setuju I 1.0
Tidak Setuju 14 14.0
Ragu-ragu 21 21.0
Setuju 54 54,0
Sangat Sctuju 10 10.0
Total 100 100,0
SUl11ber : Data Primer
Dari tabel 4.32 terlihat ada satu responden yang l11enjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan tersebut, 14 responden Inenyatakan tidak setuju, 21
responden menyatakan ragu-ragu, 54 responden menyatakan setuju serta 10
responden menyatakan sangat setuju. Dar! pernyataan ini dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden l11enyatakan setuju clengan pernyataan bahwa
konsul11en l11el11utuskan l11el11beli produk Bakl11i Langgara karena prol11osi
iklan.
Tabel4.33
"Potongan harga"
Skala Penilaian Frel<ucnsi Persentase«(Yo)
Sangal Tidak Setuju 3 3,0
Tidak Setuju 13 13,0
RaguRragu 12 12,0
Setuju 51 51,0
Sangat Setuju 21 21,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Pruner
Dari tabel 4.33 terlihat ada tiga responden yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan bahwa membeli produk. Bakmi Langgara karena
potongan harga, 13 responden menyatakan tidak setuju, 12 responden
menyatakan ragu-ragu, 51 responden menyatakan setuju serta 21 responden
menyatakan sangat setuju, Dari pernyataan ini sebagian besar responden
menyatakan setuju bahwa konsumen memutuskan membeli produk Bakmi
Langgara karena potongan harga,
Tabel4.34
"Membeli produk karena pengaruh tetangga, keluarga, teman dan kenalan"
Simla Penilaian Frelmcnsi Perscntase(%)
Sangat Tidak Setuju 2 2,0
Tidak Setuju 18 18,0
Ragu~ragu 10 10,0
Seruju 59 59,0
Sangat Setuju II 11,0
Total 100 100,0
------Dari tabel 4.34 terlihat bahwa 2 responden menjawab sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut, 18 responden menyatakan tidak setuju, 10
responden menyatakan ragu-ragu, 59 responden menyatakan set~ju selia 11
responden menyatakan sangat setuju.
Tabel4.35
" Kemudahan dalam sistem pembayaran "
Skala Penilaian Frckucnsi Persentase(%)
Sangat Tidak Setuju I 1,0
Tidak Setuju 8 8,0
Ragu-ragu 20 20,0
Setuju 64 64,0
Sangat Setuju 7 7,0
Total 100 100,0
Sumber : Data Prnner
Dari tabel 4.35 terlihat ada satu responden yang menjawab sangat tidak
setuju atas pernyataan bahwa konsumen memutuskan membeli produk Bakmi
Langgara karena memperoleh kemudahan dalam sistem pembayaran, 8
responden menyatakan tidak setuju, 20 responden menyatakan ragu-ragu, 64
responden menyatakan setuju serta 7 responden menyatakan sangat setuju.
Tabe14.36
"Pelayanan yang dapat memuaskan konsumen"
Skala Pcnilaian Frekucnsi Perscntasc(%)
Sallgat Tidak Setuju 0 0,0
Tidak Sctuju 9 9.0
Ragu-ragu 18 18,0
Sctuju 68 68,0
Sangat Sctuju 5 5,0
Total 100 100,0
Sumber ; Data PrImer
Dari tabel 4.36 terlihat tidak ada satu pun responden yang menjawab
sangat tidak setuju atas pernyataan bahwa mereka memutuskan membeli
Balani Langgara karena pelayanan yang memuaskan yang menyebabkan akan
melakukan pembelian ulang di kemudian hari, 9 responden menyatakan tidak
setuju, 18 responden menyatakan ragu-ragu, 68 responden menyatakan setuju
serta 5 responden menyatakan sangat setuju.
F. Uji Asumsi Klasik Rcgrcsi Linie," Bcrganda
a. Uji Normalitas
Gambar4.2
Normal PRP Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pombelian
'.0>-,--------------
0.0
0.'
oo+,---,--~.-----,---__.--_\0.0 0,2 OA 0,6 0,6 1,0
Obsorvod Cum Prob
Berdasarkan gambar 4.2 bempa grafik dapat dilihat bahwa titik-
titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka, model regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak
dipakai untuk mempredeksi persepsi dan motivasi terhadap keputusan
penjualan
b. Uji Multikolincaritas
Tabel4.37
Coefficients(a)
Collinearity~elati()Ds Statistics
Partia I TolerancIder I I Part e VIF
.317 .273 .229 .972 1.029
.545 .526 .499 .972 1.029
0-0
Model Unstandardized StandardizedCoefficients Coefficients t Si9,-_
I Std.B Error Beta Zer
1 (Constant) 3.590 5.769 .622 .535persepsi .322 .115 .232 2.793 .006motivasi .517 .085 .506 6.089 .000
a Dependent Vanable. pembellan
Penyimpangan aSUmSl klasik yang pertama adalah adanya
multikolinearitas dalam model regresi yang dihasilkan. Model regresi yang
bebas multikolinearitas menurut pandangan sugardito yaitu nilai VIF
(variance inflation factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak
kurang dari 0,1. dilihat dari tabel diatas maka dapat diketahui nilai VIF
sebesar 1.029 dan nilai Tolerance 0.972. Maim dapat clisimpulkan bahwa
moclel regresi terbebas dari Multikolinearita
c. Uji Heterokedastisitas
Gambar4.3
Scatterplot
Dependent Variable: pembelian
o
o
o
o
o 0 0
o
oo
o
~ ~ _1 0 1
Regression Standardized Predicted Value
Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak
teratur. Hal ini clapat dilihat pada plot yang terpencar clan tidak
membentuk pola teratur. Dengan hasil demikian, maim dapat clisimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala homokedastisitas atau persamaan regresi.
d. Uji Autokorelasi
Tabe14.38
Model Summary(b)
Durbin-[n- Watson
---r;i9. F,qe I df1 I df2 : Chanoe
0071 21 971 .000 1.733
an
6.
anAdjusted R Std. Error of
lei R ~uare Souare the Estimate Ch
R SquareChanoe F Ch
.591(a) .349 .336 4.44878 .349 2
a Predictors: (Constant), molivasl, persepslb Dependent Variable: pembelian
Uji Autokorelasi merupakan pengujian asumsi dala regresi dimaa
variable dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, artinya bahwa
nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan ni lai variabel itu
sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.
Menggunakan uji Watson (DW) yang menghasilkan nilai Durbin
Watson (dO dan nilai DW tabel (dl & du). Hipotesissnya adalah :
Ho : Tidak ada korelasi, jib Durbin Watson -2 sampai dengan 2
Ha : Ada autokorelasi positif atau negatif, jika DW <-2 maka terjadi
autokorelasi positif, dan jika DW >2 maim tidak terjadi autokorelasi
negative. Dari tabel diatas maim dapat disimpulkan bahwa model terebut
tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif dengan nilai yang
diperoleh dari Durbin Watson (DW) sebesar 1.733. dalam pesamaan
regresi model ini layak digunalcan karena kriteria pengujian Ho diterima
apabila nilai Durbin Watson diantara angka -2<d2, ( nilai Durbin Watson
hitung mendekati atau sekitar angka 2).
G. Vji Rcgrcsi Linicr Bcrganda
a. Kocfisicn Dctcrminasi (R2)
Tabel4.39
Model Summary(b)
Adjusted R Std. Error of Durbin-I R R Square Sauare the Estimate Chang<3 Statistics watson
R SquareF Cha~~-:J' df2
Sig. FChanDe ChanDe
.591(a) .349 .336 4.44878 .349 26.0071 21 97 .000 1.733
a Predictors. (Constant), motlvasl, persepsib Dependent Variable: pembelian
Dari tabel model summary diatas, terlihat bahwa koefisien korelasi
berganda antara persepsi (XI) clan motivasi (X2) aclalah sebesar 0.591.
Nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi aclalah sebesar 0.349.
ini menunjukkan bahwa variabel persepsi dan motivasi memiliki
hubungan yang seclang.
Dengan menggunakan persama311 regresi lebih clari satu variabel,
maka koefisien determinasi yang baik untuk digunakan dalam
menjelaskan pers31naan ini adalah koefisien determinasi (R Square) yang
disesuaikan yaitu sebesar 0.349 yang berarti seba.nyak 34.9 persen variasi
atau pembahan dalam keputus311 pembelian clapat clijebskan oleh
perubahan atau variasi pembahan clari persepsi dan motivasi, sedangk311
sisanya sebesar 65.1 persen oleh variabel lain dan tidak termasuk dalam
analisis regresi ini.
b. Persamaan Regresi Linier Berganda
Tabel4.40
Coefficients(a)
Collinearityrrelations Statisticsl parti~-r:; Toleranc
. I Part e VIF
1~29 .972 1.029, .526 .499 .972 1.029
der
645
CoUnstandardized Standardized
Jdei Coefficients Coefficients t Siq.Std.
B Error Beta Zero-or(Constant) 3.590 5.769 .622 .535persepsi .322 .115 .232 2.793 .006motivasi .517 .085 .506 6.089 .000 ,
a Dependent Vanable. pembelian
Basil perhitungan koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien
konstanta adalah sebesar 3.590 dengan t hitung sebesar 0.622. dan nilai
signifikansi sebesar 0.535. koefisien slope persepsi adalah sebesar 0.322
dengan nilai t hitung sebesar 2.793 dan ni/ai signifikansi sebesar 0.006.
dan koefisien slope motivasi sebesar 0,517 dengan nilai t hitung sebesar
6.089. dan nilai signifikansi sebesar 0.000.
Dengan hasil tersebut, maka persamaan regresinya adalah :
Y = 3.590 + 0.322 XI + 0.517 X2
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
XI = Persepsi
X2 = Motivasi
Dad persamaan tersebut dapat diartikan bahwa harga 3.590
merupakan nilai konstan menunjukkan bahwa j ika tidak ada factor-faktor
yang mempengaruhi seperti persepsi dan motivasi, maIm ni/ai keputusan
pembelian sebesar 3.590.
Variabel persepsi (XI) mempunyai pengaruh yang positif terhadap
keputusan pembelian, dengan koefisien regresi sebesar 0.322, yang
menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan sebesar I satuan variabel
persepsi maka dapat menyebabkan kenaikan nilai keputusan pembelian
sebesar 0.322.
Variabel motivasi (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap
keputusan pembelian, dengan koefisien regresi sebesar 0.517, yang artinya
apabila jika setiap adanya upaya penambahan s(:besar 1 satuan variabel
motivasi maim dapat meyebabkan kenaikan keputusan pembelian sebesar
0.517.
c. Uji F Hitung
Tabel4.41
ANOVA(b)
Sum ofModel Squares df Mean1 Regression 1029.450 2
Residual 1919.790 97Total 2949.240 99
uare F Sia.
1.725 26.007 .000(a)
1.792
a Predictors. (Constant), motlvasl, persepslb Dependent Variable: pembelian
Berdasarkan tabel 4.42 menunjukkan hasil koefisien regres!
berganda, diperoleh F hitung 26.007 sedangkan taraf signifikan
menunjukkan 0.000 < 0.05 dan F tabel 1.99 dengan derajat kebebasan 97,
maim dapat disimpulkan bahwa F hitung > F tabel ini berarti signifikan,
yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan antara persepsi dan motivasi
terhadap keputusan pembelian.
Berarti dapat dikatakan persepsi dan motivasi memberikan
pengaruh signifikan terhadap keputusan pembeliall
d. Vji T Hitung
Tabel4.42
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized Collinearity>del Coefficients Coefficients t Sia. Correlations Statistics--
Std. I Partia TolerancB Error Beta Zero-order I Part e VIF
(Constant) 3.590 5.769 .622 .535persepsi .322 .115 .232 2.793 .006 .317 .273 .229 .972 1.029motivasi .517 .085 .506 6.089 .000 .545 .526 .499 .972 1.029
a Dependent Variable: pembehan
Berdasarkan dari tabel coefficients diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Variabel Xl (persepsi) t hitung 2.793 < t tabel 1.99 Dan nilai
probabilitas dari variabel XI (persepsi) 0.006 < 0.05. hal ini berarti Ha
diterima, sehingga variabel persepsi adalah berpengaruh seCal'a signifikan
terhadap variabel Y (keputusan pembelian). Untuk variabel X2 (motivasi)
t hitung 6.089 > t tabel 1.99 dan nilai probabilitas dari variabel X2
(motivasi) 0.000 < 0.05. Maim hal ini berarti Ha diterima, sehingga
variabel motivasi adalah berpengaruh secm'a signifikan terhadap variabel
Y (keputusan pembelian).
Dari penjelasan diatas, maka motivasi memiliki pengaruh yang
dominan dibanding dengan persepsi kal'ena setiap konsumen yang datang
didasari oleh motivasi dan sebagian besar konsumen tidak memikirkan
persepsi terhadap perusahaan tersebut.
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASJI
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pel11bahasan pada bab sebeJul11nya, l11aka penulis
l11encoba l11enarik kesil11pulan sebagai berikut :
I. Berdasarkan hasil uji regresi ditel11ukan terdapat pengaruh yang signifikan
variabel persepsi dan motivasi terhadap keputusan pel11belian
2. Motivasi mel11iliki pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan
pel11belian karena setiap konsumen yang datang didasari oleh l110tivasi
dibanding kan oleh persepsi.
3. R Square adalah sebesar 0.349 dapat dikatakan 34.9 persen pengaruh
keputusan pel11belian dapat dijelaskan oJeh pengaruh persepsi dan
l11otivasi, sedangkan sisanya sebesar 65.1 persen dapat dipengaruhi oleh
variabellain.
B. lmplikasi
Berdasarkan kesil11pulan diatas, ternyata keputusan pembelian
konsul11en terhaclap Restauran Bakl11i Langgara Cab. Persahabatan,
Rawal11angun secm'a signifikan dipengaruhi oJeh faktor-faktor persepsi dan
l11otivasi. Namun yang lebih berperan kuat antara persepsi dan l110tivasi
adalah faktor l110tivasi yang l11el11pengaruhi keputusan pel11belian seclangkml
persepsi ticlak berpengaruh. Hal ini clapat dilihat dari hasil perhitungan data
yang telah diolah sebelumnya. Dari kesimpulan tersebut bahwa terdapat
pengaruh antm'a persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian pada
Restauran Bakmi Langgara, namun yang lebih Iwat berpengaruh antara
persepsi dan motivasi terhadap keputusml pembelian adalah motivasi
konsumen. Maim implikasi dari penelitian ini adalah perusahaan perlu
melakukan perubahan persepsi untuk mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen yaitu dengan eara memberikan pelayanan yang terbaik dan kualitas
produk yang baik pula sehingga alean tertmlam persepsi yang baik pacla
kOl1sumen. Apabila konsumen telah memiliki persepsi yang baik pada
restauran maim konsumen akan kembali untuk membeli produk restauran
tersebut. Persepsi konsumen dalMl memilih restauran di sebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya eita rasa, harga, lokasi tempat, kualitas pelayanan,
kenyamanan clan variasi menu. Bila sebuah perusahaan tidak dapat
memberikan clorongan kepacla konsumen untuk membeli produk tersebut,
maim kemungkinan konsumen akan memilih procluk dari perusahaan lain.
Sehingga elalam hal ini restauran harus memberikan image yang baik terhaelap
konsumen dan image itu eli bangun oleh falctor -falctor tersebut diatas. Apabila
image tersebut suelah terbentuk baik maim lconsumen pun tidak akan
berpinclah ke restauran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alhusain, Syahri, " Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSSjor Windows ", EdisiKedua, Graha ilmu, Yogyakarta, 2003.
Anwar Prabu Mangkunegara, "Prilaku Konsumen ", Cet I, Grafika Karya Utama,Jakarta, 2004.
Boyd, Walker, Larreche, "Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategisdengan Orientasi Global". Edisi Kedua, Jilid I Alih Bahasa ImamNurman, Editor Yanti Sumiharti, Erlangga, Jakarta, 2000.
Budi, PUlwadi, "Riset Pemasaran (Implementasi dan Bauran Pemasaran)" ,Grasindo, 2000.
Fatonah, Siti, "Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Produk PizzaHut", Skripsi FEIS UIN Jakarta, 2007.
Ferell, Pride, "Pemasaran: Teori dan Praktek Sehari - hari", Jilid I, Edisi keTujuh, Alih Bahasa" Drs. Daniel Wiraja, Penerbit Bina Rupa Aksara,Jakarta, 1995.
Ghozali, Imam, "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS", Edisi 3,Badan Penerbit Univ. Diponegoro, Semarang 2005.
Gotisudarmo Indrita, "Prinsip Dasar Manajemen ", BPFE, Yogyakarta, 2001.
Griffin, Ricky W, "Bisnis Internasional ", Edisi 4, Indeks, Jakarta 2005.
Handayaningrat, Soewamo, "Pengantar Studi Ilmu Administrasi", Jakarta, 1986.
Hamzah Uno B, "Teori Motivasi dan Pengukurannya", Penerbit Bumi Aksara,Jakmia,2007.
Hamid, Abdul, "Panduan Penulisan Skripsi", Cetakan I, Grafika karya Utama,Jakarta, 2005.
Hise, Richard, "Teori Pemasaran dan Sistem Harga " , Shinta Dharma, Bandung,2002,
-----------, "Kamus besar Bahasa Indonesia", DepaIiemen Pencliclikan Nasional,Balai Pustaka, Jakarta, 2005.
Koontz, Harold, "Manajemen ", Jakarta, 1988.
Kotler, Philip, "Manajemen Pemasaran", Eclisi Millenium, Jilid Kedua,Prenhallindo, Jakarta, 2002.
Kotler, Philip, Ang, Swee Hoon, Leong, Siew Meng, Tan, Chin Tiong,"Manajemen Pemasaran PrespektifAsia ", Ancli, Yogyakarta, 2000.
Kotler, Philip, dan A. 2007B Susanto, "Manajemen Pemasaran di Indonesia(Analisis Perencanaan Implementasi dan Pengendalian) ", Buku 1,Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong, "Prinsip-prinsip Pemasaran ", Erlangga,Jakarta, 2001.
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong" Dasar-dasar Pemasaran", Edisi 9, PT.Indeks, Jakarta, 2003.
Lamb, Hair dan Me Daniel, "Pemasaran ", Buku 1, Salemba Empat, Jakatia,2001.
Manullang, M, "Dasar - dasar man'!iemen jasa : Teori dan Praktik", PT. SalembaEmban Patria, Jakarta, 2001.
Muiz, Abdul, "Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Toko Alfamart Ulujami(Studi Kasus Pada Toko Alfamart Darunnajah Ulujami JakartaSelatan) ", Skripsi FEIS UIN Jakarta, 2007.
Nawawi H. Hadari, "Manqjemen Sumber Daya Manusia", Gajah MadaUniversity Press, Yogyakarta, 2001.
Nugroho, Arwinto P dkk, "Membedah Peta Persaingan Bisnis Bakmi ", EnnoMedia, Jakarta, 2008.
Payne, Adrian, "The Essence of Services Marketing (Pemasaran Jasa) ", Andi,Yogyakatta, 2000.
Prasetijo, Ristiyanti dan John lO.1. Ihalauw, "Perilaku Konsumen ", FakultasEkonomi Univ. Kristen Satya Waeana, Salatiga, 2003.
Saidi, Wahyu, "Seri Manajemen Pemasaran (Kepuasan Pelanggan, Perilakukonsumen) ", BritZ Publisher, Jakarta, 2006.
Santoso, Singgih, "SPSS Statistik Multivariant ", Elex Media Komplltindo,Jakarta, 2000.
Simamora, Bilson, "Panduan Riset Perilaku Konsumen ", Gramedia, Jakarta,2004.
Simamora, Henry, "Manajemen Pemasaran Internasional ", Jilid 2, SalembaEmpat, Jakatia, 2001.
Styadi, J Nugroho, "Perilaku Konsumen Konsep & Il11plikasi Untuk Strategi &Penelitian Pel11asaran ", Kalilana Press, Jakarta, :1005.
Sligiono, "Metodologi Penelitian Bisnis", CV. Alpabeta, Jakarta, 2006.
Sutisna, "Prilaku Konsul11en & Komunikasi Pel11asran". PT. Remaja RosdakaryaBandung, 2001.
Swastha, Basu, dan T Hani Handoko, "Analisa Perilaku Konsul11en ", Yogyakarta,BPFE,2001.
Tjiptono, Fandy "Manajemen Jasa ", Edisi 2 Cetakan 2, Andi, Yogyakarta,2001.
Tjiptono, Fandy, "Pemasaran Jasa", Edisi pertama, eet kedua, Bayu MediaPublishing, Malang, 2006.
Tjiptono, Fandy, "Strategi Pemasaran ", Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Umar,I-Iusain, "Riset Pemasaran dan Peri/alai Konsumen ", PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta, 2003.
Wibowo, Ari satriyo, Ventura Eli sawati dan Hermawan Kartajaya, "Bermaindengan persepsi : 36 kasus Pemasaran Asli Indonesia ", Gramedia,Jakarta, 1996.
www.google.com
www.yahoo.com
Lllmpirllll 2: ;KUESIONER PENELlTl,41'!.
Assalamua'laikum Wr. Wh.
Sehubungan dengan adanya penelitian tugas akhir program Sarjana Strata
I, saya Nama: Idawati, Nim : 2 03081001830, semester akhir Fakultas Ekonomi
dan llmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi : Analisis
Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian. Memohon
kesediaan kepada Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mel1gisi angket berikut inL Atas
perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamua'laikum Wr. Wb
Petulljuk Peugisillu
a. Setiap pernyatalln berikut ini terdiri dari lima pilihanjawaban, yaitu;
SS : Sangat Setuju diberi skor 5
S : Setuju diberi skar 4
R : Ragu-Ragu diberi skar 3
TS : Tidak Setuju dibed skar 2
STS : Sangat Tidak Setuju diberi skar I
b. Pilihan salah satu jawaban jika mel1urut BapaklIbu/Saudara/l yang paling
tepat dan bena!" dengan cara memberi tal1da silang (X) pada setiap butir
pernyataan.
Persepsi (Xl)
Fasilitas yang disediakan sangatmembantu dalam .1«:llJ':lIII<lIl<ll.l....
--'--' - ~ _. - . -- - •.. _ _- ---~-_._ ..--
Memiliki cita Rasa yang tinggi, enak dan
.. _~e_dll:_<1':l1glUJ ~~1<111iJ~Jil1:l1.Yll: ._~ __Letak/posisi Restoran sangat strategis
._ ...._--- - ._._.. - -
Prol11osi/iklan perusahaan dikenal dalambenak anda
Kualitas produk!pelayanan yang disajikan_<1~Eatlll~l~llJ~~~llIl_a!l<1~...
. Wama masakan yang ditampilkan sangatmenggugah selera anda
.. -rViel~~p{;~);at cil:i~ll"o~;akl~asiel:send-ii:i-8.
9.
7.
No SS S R TS STSI. Kemasan yang disajikan Bakmi Langgara
sangat menarik2. Apakah Bakmi Langgara mempunyai ciri
yang khas saat l11enyajikan
3. Apakah bentuk fisik dari yang disajikanBakmi Langgara menggugah selera anda
'~"'.' - --' ..
4. Bagaimana menurut anda mengenai slogan., Terbukti Lezat"
5. Menurut anda apakah Harga yangditmvarkan Bakl11i Langgara dapat
6.
Motivasi (X2)
NoIntrinsik
PertaJ~yaan 'SSSRTSSTS
L
2.
4,
.6,
:7,
Bakl11i Langgara adalah l11akanan yang'-'- .... <-
dapat l11enghilangkan rasa lapar
Terbiasa datang keoutlet BakmiLanggara ketika laparKualitas produk Bakmi Langgara sesuai denganharganya ..Merasa al11an makan l11el11akan produk Bakmi
· Tebet karenahigienis .. . ...i Merasa mallijika tidak menyukai Bakmi· Langgara
Mendatangi outlet Bakmi Langgara untuk;I~~_e~gl~t~~f)g.i _~tl'.e_s.s.,
Menyllkai Bakmi Langgara agar dipandangorang lain sebagai pribadi modernEkstdnsik
.... _._--_..'---'..!
lO,
lL
Menyukai Bakmi Langgara karena makananhalal
~ .. ~...__ .._.----- .. -- ~'-------"-----'---'--
Cita rasa Bakmi Langgara yang khas yang... ·.. 111el1\~eqa~aI1JlI:od_u~Ia_ng.sejelli.s __
Mendpatkan informasi bahwa Bakmi Langgaradisajikan cepat sehingga mengefisiensikan
: waktu: Mendapatkan keanegaraman menuJ l.ll~n1perlnlId~hdallll11.nl~11elltu~an. p.il ihall
Senang makan Bakmi Langgara denganberkul11pul bersal11a kcluarga, teman, atau
. _ E~lln.gan_....... ...._._ _ .......•....... _.__ .13, . Ingin l11encoba setiap produk bal'll Bakl11i Tebet
- ---~._._-_._----- --'" - -- _••_---,-,." .,'•.-.-.-.--- - .•- ...--.--.-,,--.••,.- .'--- -,---- --~ •. ,-.- .•- '-'--" -- _.'.'-' --f'---
14. . Setiap produk Bakmi Langgara tidak akan· mengecewakan konsumennya
9,
12,
R.
Keputusan Pembelian (Y)
_N-;IO__t-:-;-__--;-__--;-p_e;7r_ta_�1_y;-a~al1_;;:;__;__;_;_----r-S-S_+_-S-+R-lTS II Memutuskan mel11beli produk Bakmi Langgara
karena mereknya sudah terkenal
STS I
2.
4.
1-- 6.
8.
Memutuskan membcli Bakmi Langgara karena _-tl'~ ,
penampilan l11enarik ~
- 3. T!;;lcmutuskan mcmbeli Bakmi Langgara karena --+---i,f-----r-- II mereknya mudah diingat I [ [
Memutuskan membeli produk Bakmi Langgara ; I'
________;~~~~a kandungan gizi yang _~e_r_m_a:~_at_b~~ .. J _5. Memutuskan membeli produk Bakmi Langgara i ,
karena harganya terjangkau i I IMemutuskan membeli produk Bakl11i Langg-a-ra- '-- i ----l
I, Ikarena tertarik dengan promosi yang terdapat
I--:::--_+dalam katalog menu -~--r---~7. Memutuskan membeli produk Bakmi Langgara I I I
karena promosi iklan ['I I
Memutuskan mel11beli produk Bakmi Langgara ~'I Ikarena potongan harga I I
I 9. I iVlemutuskan membeli produk karena pengaruh -r I ll
Idari lingkungan keluarga. teman arau pasangan r' I I--- ------- ------ ;---- 1-...L----10. Memutuskan mcmbeli produk Balulli Langgara I
karena lokasi outlet stratcgis ....J [-II. Memutuskan mcmbeli produk Bakmi Langgara 1
1--+-1--+[---+-------1
Ikarena memperoleh kemudahan dalam sistem i Ipembayaran ! I
- 12. - MeJl1utuskan mcmbeli produk Bakmi Canggara ,-- ---i-----+-----J
I ! pesan-antar (dclil'C1J' scn'icc) _-+-_+-_+'--+----J! 13_ I Mcmutuskan mcmbcli produk Bakmi Langgara I
i karena pclayanan yang memuaskan yang I I i
I
lmenyebabkan akan mclakukan pcmbclian ulang 1J ,! I!
di kcmudiaan h_~lfi _ _ _ ,__~I'_ _Li__-'-- !
Normal p.p Plot of Regression Stsndardi"ed Residual
Dependent Variable: pembelia,n
1.0'-,-------------
06 {If''" !Pell.eM:J(.)
IIf4/0.2
0.0 .-0.0 0.2 OA 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Scaticrplot
Dependent Variable: pembelian
o
oo
o
o
c,
o o 00o 0 0 0
o % 0 Q)o~ 0
co 0° ;0 ct>c?} ~09;{~~oo 0 o 'dlcflS 00
O0 0 0 Q) 80
"'0 0o 0 0 0
o
o
o
o
o
o
o
o
2-30.,,---,---,---.---,----.--'
~ ~ 0 1
Regression Standardized Predicted Value