6. Bab III-golek
-
Upload
rizal-undityo-r -
Category
Documents
-
view
152 -
download
0
Transcript of 6. Bab III-golek
BAB IIIDESKRIPSI DAERAH STUDI
3.1. UmumObjek studi ini adalah Jaringan Irigasi Golek Kiri yang merupakan daerah
irigasi kabupaten sehingga pengelolaan pusat ada pada Dinas Pengairan Kabupaten
Malang. Tetapi untuk pengelolaan di lapangan diserahkan kepada Unit Pelayanan
Teknis Daerah Malang (UPTD Malang). Daerah Irigasi Golek mempunyai luas baku
sawah total 411 Ha yang terbagi atas dua jaringan irigasi yaitu Jaringan Irigasi Golek
kanan dan Golek kiri. Jaringan Irigasi Golek kanan mempunyai luas baku sawah petak
tersier 117 Ha sedangkan luas baku sawah petak tersier pada Jaringan Irigasi Golek kiri
sebesar 294 Ha. Selain itu Jaringan Irigasi Golek Kanan/Kiri mempunyai type Jaringan
B. Type Jaringan B ialah suatu Jaringan Irigasi yang sumber airnya terkait dengan
Jaringan Irigasi lain yang berada dalam satu Balai atau Jaringan Irigasi yang luas
layanannya lebih dari satu Kecamatan dan berada dalam satu Balai.(Sumber : Jaringan
Irigasi Lintas Dinas O & P). Untuk system operasinya jaringan irigasi golek
menggunakan sistem rotasi.
3.2.Kondisi Daerah Irigasi3.2.1. Kondisi Geografis
Jaringan Irigasi Golek Kiri terletak di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Desa Pakisaji berada 11 km arah selatan dari Kota Malang dan hanya 7 km sebelum
kota Kepanjen. Jaringan Irigasi Golek Kiri ini mengairi sawah di 3 desa yaitu, desa
Karang Duren, desa Sutojayan dan desa Wonokerso.
Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur dimana
Kepanjen adalah ibukotanya. Kabupaten Malang merupakan Kabupaten yang terluas ke
dua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa
pegunungan. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya
Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat
mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur. Luas wilayahnya 3.348 km²
atau sama dengan 334.800 ha dan jumlah penduduknya 2.346.710 (terbesar kedua
setelah Kotamadya Surabaya).
Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara
dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat
banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa
Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura. Hutan jati
banyak terdapat di bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan kapur. Adapun
batas-batas wilayah Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto
Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang
Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Secara astronomi terletak pada 112,06 o -112,07 o Bujur Timur dan 7,06 o - 8,02o
Lintang Selatan. Iklimnya sedang dengan temperatur rata-rata 24,13o C, dan kondisi
geografis disekitarnya dilingkungi oleh gunung berapi dengan gugusan pegunungan
yang indah. Dalam bulan Juli-Agustus dan Nopember pada siang hari temperatur rata-
rata 32,2oC. Curah hujan rata-rata tiap tahun 1.833 mili-meter, dan kelembaban udara
rata-rata 72%. Dengan dikelilingi gunung-gunung : Gunung Arjuno di sebelah Utara,
Gunung Semeru di sebelah Timur, Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat,
Gunung Kelud di sebelah Selatan. (Sumber : Wikipedia Indonesia)
3.2.2. Peta Lokasi Studi
Gambar 3.1. Peta Kecamatan Pakisaji
3.2.3 Kondisi Topografi dan GeologiJaringan Irigasi Golek Kiri, merupakan bagian dari DAS Sukun. Secara
fisiologis kawasan ini merupakan daerah yang relatif datar dengan kemiringan 0-2%.
Secara umum kondisi geologi Jaringan Irigasi Golek Kiri identik dengan
kondisi geologi DPS Sukun yaitu daerah alluvium.
3.2.4. Kondisi FisiografiKondisi lahan di Kabupaten Malang bagian utara relatif subur, sementara di
sebelah selatan relatif kurang subur. Masyarakat Kabupaten Malang umumnya bertani,
terutama yang tinggal di wilayah pedesaan sebagian lainnya telah berkembang sebagai
masyarakat industry. Pada lokasi studi ini, kebanyakan masyarakatnya bermata
pencahariaan sebagai petani, peternak dan berwirausaha.
3.2.5. Kondisi Hidrologi dan KlimatologiKeadaan hidrologi pada suatu jaringan irigasi memegang peranan penting untuk
perhitungan kebutuhan air untuk tanaman dan debit yang dibutuhkan. Keadaan cuaca
adalah salah satu syarat penting bagi pengelolaan pertanian dan juga merupakan
penentu keberhasilan pertumbuhan tanaman hingga tanaman siap dipanen.
Gambar 3.2. Kebutuhan Air
Data hidrologi yang digunakan dalam studi ini adalah data curah hujan harian
selama 10 tahun terakhir yaitu tahun 2001-2010, yang tercatat pada Stasiun Pengukur
Hujan Sukun, Stasiun Pengukur Hujan Wagir dan Stasiun Pengukur Hujan Kepanjen.
Faktor Iklim Faktor Tanaman
Suhu UdaraKelembaban udaraKecepatan angin
Kecerahan MatahariCurah Hujan
Jenis TanamanVarietas TanamanUmur Tanaman
Curah Hujan
Dihitung dengan rumus
Dirancang dengan pola tanam tertentu
kebutuhan air( ET = K. ETo )
Didapat ETo k didapat
Seperti pada umumnya iklim di Indonesia, iklim daerah Pakisaji dan sekitarnya
dibagi menjadi 2 musim yaitu hujan dan kemarau.
- Musim hujan : November s.d. Februari
- Musim kemarau I : Maret s.d. Juni
- Musim kemarau II : Juli s.d. Oktober
Data klimatologi yang digunakan dalam studi ini adalah data klimatologi BMG
Karangploso selama 1 tahun (Januari-Desember).
Daerah Pakisaji memiliki fluktuasi suhu rata-rata relatif rendah yaitu 23,9º C,
mengingat letaknya yang berada di dataran tingi dengan elevasi berkisar antara 600-
1200 m diatas permukaan laut dan mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini
menyebabkan sawah dapat bergantung banyak terhadap hujan, terutama saat musim
kemarau.
3.3. Sumber Air IrigasiSumber air yang dipakai untuk mengairi areal irigasi ini berasal dari wilayah
pengaliran Kali Sukun yang termasuk dalam wilayah Sungai Brantas Bawah. Untuk
mendistribusikan air itu dibangun bangunan-bangunan sadap di sekunder dan tersier
untuk mengalirkan air menuju ke petak-petak tersier. Keadaan ini mengharuskan
adanya sistem koordinasi penyediaan air, agar pemberian dan pembagian air ke setiap
jaringan irigasi yang satu dengan jaringan irigasi yang lainnya dapat adil dan merata,
terutama pada saat musim kemarau dimana debit air mengalami penurunan.
Hak dan wewenang penguasaan atas air, tetap pada pemerintah yaitu Dinas
Pengairan Kabupaten Malang. Wewenang ini perlu ditindak lanjuti dengan tugas-tugas
pengamatan, pengawasan dan pengendalian air pada jaringan irigasi yang ada, serta
melakukan tugas-tugas pembinaan di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
3.4. Bangunan dan Jaringan IrigasiJaringan irigasi pada suatu Daerah Irigasi berfungsi untuk sarana aliran air guna
memenuhi kebutuhan air irigasi, sedangkan untuk mengatur air baik secara langsung
maupun tidak langsung adalah berada pada jaringan irigasi utama. Sedangkan bangunan
dan saluran irigasi yang memberikan air secara tak langsung adalah yang berada pada
jaringan tingkat tersier.
3.4.1. Bangunan UtamaBangunan Utama dapat didefinisikan sebagai semua bangunan yang
direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokan air ke dalam
saluran irigasi agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi. Pada studi ini bangunan
utama yang digunakan adalah Bendung Golek, yang merupakan termasuk dalam jenis
bendung tetap. Bagian-bagian dari bangunan utama yang terdapat di Daerah Irigasi
Golek adalah pintu pembilas, pintu pengambilan, pintu pembuang, alat ukur, dan
bangunan bagi. Pengambilan pada bangunan ini digunakan untuk dialirkan pada petak-
petak tersier yang melalui saluran pembawa dan bangunan bagi.
3.4.2. Bangunan BagiBangunan bagi adalah bangunan yang dilengkapi dengan pintu-pintu yang
mengatur dan mengukur air yang mengalir ke berbagai saluran.
Terdapat dua fungsi dari bangunan bagi yaitu sebagai bangunan pengatur dan
bangunan sadap. Air yang mengalir ke berbagai saluran disadap dengan bangunan
sadap berpintu. Bangunan pengatur diperlukan untuk menjaga adanya perubahan-
perubahan muka air di saluran.
Bangunan bagi yang terdapat pada Jaringan Irigasi Golek Kiri meliputi dua
bangunan bagi. Bangunan bagi yang terdapat pada jaringan-jaringan irigasi di daerah
irigasi Golek cukup baik, dan diharapkan dapat terjaga fungsi muka air ataupun debit
yang diinginkan yang dapat dialirkan pada bangunan-bangunan berikutnya.
3.4.3. SaluranSaluran merupakan suatu sarana untuk membawa dan membuang air irigasi agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Saluran yang terdapat pada Jaringan Irigasi Golek
Kiri berfungsi sebagai saluran pembawa yaitu untuk membawa air dari sumbernya
(sungai) sampai air tersebut dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Untuk mengatur
jalannya air menuju petak tersier di bangun bangunan-bangunan pengairan.
Saluran pembuang berfungsi untuk membuang air yang berlebihan pada lahan
pertanian, maupun air sisa yang digunakan untuk lahan tersebut. Saluran pembuang ini
sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup tanaman karena sangat berpengaruh
terhadap keasaman lahan pertanian tersebut. Kondisi dari saluran pada Jaringan Irigasi
Golek Kiri cukup baik, pada Jaringan Irigasi Golek Kiri ini saluran semua diberi
perkuatan, saluran terdiri dari pasangan batu kali untuk tanggul kanan kirinya dengan
dasar saluran alami dari tanah. Sedangkan untuk saluran tersier di petak-petak sawah
menggunakan saluran alami dari tanah.
Keadaan Saluran pada Jaringan Irigasi Golek Kiri yang melewati tiga desa di
Kecamatan Pakisaji yaitu desa Karang Duren, desa Sutojayan, desa Wonokerso.
Diperkirakan bahwa kehilangan air akibat rembesan disaluran irigasi berkisar antara 1/3
– 1/2 dari volume air yang ada di saluran. Sehingga kebutuhan akan pelapisan saluran
sangat diperlukan, hal ini untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kehilangan
akibat rembesan. Sebagian besar rumah penduduk menghadap saluran tersebut, dan
pada umumnya warga membuang limbah rumah tangga serta melakukan kegiatan
seperti mandi, buang air, serta mencuci di saluran tersebut. Bertitik tolak dari keadaan
tersebut maka diperlukan suatu sistem pemeliharaan yang sinergi dan sistematis.
Usaha-usaha untuk melengkapi Jaringan Irigasi Golek Kiri telah dilaksanakan, baik dari
dana pemerintah maupun dari dana swadaya dari para petani yang memanfaatkan air
tersebut.
3.5. Sistem Eksploitasi dan Pemeliharaan3.5.1. Sistem Eksploitasi
Eksplotasi jaringan irigasi dilaksanakan oleh Juru Pengairan dibantu oleh
Penjaga Pintu Air (PPA) serta pekerja atau pekarya yang bekerja sama dengan para
petani yang berada di petak sawah.
Untuk membagi air secara merata, maka sistem pemberian air di Daerah Irigasi
Golek didasarkan pada besarnya Faktor Polowijo Relatif (FPR). Penetapan besarnya
harga FPR tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman di samping memperhatikan
jenis tanaman yang ada. Pada musim penghujan pembagian air ke petak-petak tersier
tidak menjadi masalah. Namun pada musim kemarau pembagian air ini menjadi hal
yang agak rumit sehingga terpaksa diberlakukan penggiliran air yang diatur oleh
masing-masing petani.
3.5.2. Sistem PemeliharaanSalah satu penunjang dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama dalam
rangka peningkatan produksi pangan, maka perlu untuk memelihara bangunan irigasi
yang sudah ada. Pemeliharaan bangunan-bangunan tersebut biasanya dilakukan secara
berkala dengan menggunakan tenaga kerja yang ada serta anggota HIPPA. Dengan
pemeliharaan jaringan irigasi secara gotong-royong, akan timbul rasa saling memiliki di
antara petani terhadap bangunan dan saluran yang ada.
Dengan tertibnya pemeliharaan bangunan irigasi secara kontinyu, maka
hambatan-hambatan dalam hal pemberian air untuk petak-petak sawah tidak mengalami
kesulitan. Oleh karena itu partisipasi HIPPA dalam pemeliharaan jaringan irigasi sangat
diperlukan terutama guna memperkecil biaya pemeliharaan.
3.6. Struktur Organisasi
Setelah mendapat gambaran mengenai pekerjaan yang akan dihadapi nanti,
maka selanjutnya perlu diadakan pengkoordinasian personil-personil yang nantinya
akan terlibat sekaligus wewenang dan tanggung jawabnya. Pengkoordinasian itu dapat
berupa struktur organisasi kerja.
Dimana dengan adanya struktur organisasi diharapkan pelaksanaan pekerjaan
akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Selain itu juga diharapkan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan mutu yang
diharapkan.
3.6.1. Maksud dan TujuanPengawasan bukan hanya ditujukan untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan
di lapangan saja, akan tetapi lebih luas dan mencakup unsure-unsur teknis dan
administrasi dalam pelaksanaan perjanjian pekerjaan.
Pengawasan terhadap pekerjaan suatu proyek dimaksudkan untuk:
1. Mengusahakan pengendalian pelaksanaan dan rancangan pekerjaan termasuk
pengelolaan sumber daya operasional di lapangan agar pelaksanaan pekerjaan
proyek dapat berjalan dengan lancar, sehingga efisiensi schedule pelaksanaan yang
diharapkan dapat tercapai.
2. Menjaga agar syarat-syarat yang telah ditentukan dipenuhi oleh pihak pelaksana
proyek / pemborong sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang tercantum dalam
spesifikasi teknik dan dokumen kontrak. Termasuk apabila diperlukan perubahan
gambar desain (penyesuaian lapangan), sepanjang tidak menyangkut perubahan
biaya nilai kontrak.
3. Menyesuaikan hasil perencanaan dengan metode pelaksanaan termasuk alternatfnya
sesuai dengan kondisi di lapangan.
4. Memberikan arahan dan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan apabila terjadi
hambatan baik teknis maupun non teknis.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan plengsengan pada tebing saluran
pembuang dan bangunan pengontrol diperlukan suatu pengawasan yang terus menerus
dan intensif, dengan tujuan agar dapat:
1. Memperlancar pelaksanaan pekerjaan milik pemerintah khususnya proyek irigasi
Jawa Timur ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya sesuai dengan time
schedule yang telah direncanakan.
2. Membina kerja sama yang baik dengan pejabat daerah dan masyarakat setempat.
3. Membina dan mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai positif
sebagai hasil dari pelaksanaan proyek.
3.6.2. Struktur Organisasi DinasYang dimaksud organisasi dinas di sini adalah organisasi pengawas dari pihak
pemerintah yang terdiri dari:
3.6.2.1. Dinas atau Pengawas UtamaPengawas utama dalam proyek irigasi Jawa Timur dijabat oleh koordinator
wilayah pengairan daerah masing-masing atau pejabat yang ditunjuk dan berfungsi
sebagai penata penyelenggaraan pelaksanaan tugas pengawasan atau pengendalian
pelaksanaan kegiatan proyek serta membina tata laksana pengelolaan sumber daya
operasional dan membina personilkontraktor.
Tugas dan kewajiban pengawas utama adalah :
1. Membina dan menata pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan
wilayahnya, sehubungan dengan adanya proyek.
2. Pengendalian pelaksanaan dan rancangan kerja.
3. Peninjauan ke lapangan guna memantau kegiatan di lapangan berkaitan dengan
mutu pelaksanaan.
4. Menyelenggarakan rapat bulanan guna memonitor hasil pelalsanaan serta
mendiskusikan permasalahan yang timbul yang bersifat teknis maupun non teknis.
5. Membuat laporan kepada ketua direksi tentang kejadian yang ditemui dalam
pelaksanaan yang bersifat khusus.
6. Melakukan pemeriksaan dalam rangka penyerahan pekerjaan.
7. Menyelenggarakan pembuatan laporan akhir pelaksanaan pekerjaan untuk masing-
masing pekerjaan.
Selain tugas dan Kewajiban yang tersebut di atas pengawas utama juga
berwenang memberikan petunjuk perubahan rencana kerja secara detail untuk efisiensi
jadwal pelaksanaan (time schedule), mengesahkan laporan kemajuan pekerjaan yang
dituangkan dan form L3 (Laporan setengah bulanan). Pengawas utama bertanggung
jawab atas keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, perubahan prsonil bawahannya dan
bertanggungjawab terhadap ketua direksi.
3.7.2.2. Dinas / Pengawas DaerahPengawas daerah atau dinas daerah pada proyek irigasi Jawa Timur di jabat oleh
staf Proyek Irigasi Jawa Timur atau staf coordinator wilayah maupun cabang dinas
pengairan daerah.
Pada jabatan ini berfungsi untuk membantu pengawas utama sebagai pelaksana
harian dalam menjalankan tugas pengawasan serta pelaksanaan harian dalam
mengendalikan dan menguasai sumber daya operasional di lapangan. Disini dinas yang
terkait adalah Dinas Pengairan Kabupaten Malang.
Tugas dan kewajiban pengawas / dinas daerah antara lain:
1. Mempersiapkan pelaksanaan berdasarkan pengarahan pengawas utama atau
coordinator wilayah, pengawas daerah bersama-bersama pengawas lapangan , site
Engineer, kepala ranting dinas pengairan dan juri mengadakan kontak dengan
muspika, pamong desa dan pemuka masyarakat.
2. Membuat urusan pengeringan (bila ada).
3. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengukuran.
4. Mendiskusikan program realisasi pekerjaan per setengah bulanan secara detail.
5. Mengadakan pengukuran dan perhitungan MC0% dan MC%.
6. Mengendalikan pencapaian target kualitas dan kuantitas per setengah bulanan serta
mengevaluasi hasil pelaksanaan per setengah bulanan, guna mencapai tertib
administrasi lapangan dan mekanisme pelaporan seperi tercantum dalam L1, L2,
dan L3.
7. Mengecek kembali terhadap persetujuan tertulis yang dibuat pengawas lapangan
seperti tercantum dalam form check list sesuai wewenang pemberi ijin.
8. Wajib menginformasikan ke Asisten bila terdapat perbedaan antara gambar dan
situasi di lapangan (L4).
9. Memverifikasi as built drawing.
10. Menyiapkan data teknis sebagai bahan pembuatan berita acara pemeriksaan
pekerjaan. Serta membuat data-data perubahan luas pembebasan lahan yang
diperlukan dalam pekerjaan.
11. Membuat dan menyampaikan laporan tentang masalah-masalah yang menyangkut
pihak ketiga yang bisa menyebabkan terganggunya penyelesaian proyek, sehingga
akan menimbulkan rasa kurang simpati dari masyarakat dengan adanya pelaksanaan
proyek tersebut.
12. Membuat laporan akhir tentang jalannya pekerjaan tersebut
Pengawas / dinas daerah mempunyai beberapa wewenang, antara lain :
1. Mengusulkan pergantian personil pelaksana maupun personil bawahannya, jika
dipandang perlu. Serta memberikan persetujuan tertulis (check form list) guna
dimulainya pekerjaan. Jika dipandang adanya pnyimpangan dari syarat-syarat
teknis, pengawas daerah berwenang menghentikan dan membongkar hasil
pelaksanaan pekerjaan guna pembinaan dan pencapaian target maksimal hasil
pembangunan.
2. Menolak opname pekerjaan yang akan dilaporkan pada form L2 dan L3
Pengawas daerah bertangungjawab terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang
ditinjau dari sudut kualitas dan kuantitas. Serta membina tertib lingkungan yang
menyangkut keterampilan bawahannya dan bertanggung jawab atas segala tugas
dan wewenang bawahannya. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas daerah
bertanggung jawab terhadap ketua direksi melalui pengawas utama.
Struktur organisasi Dinas Pengairan Kabupaten Malang dalam bentuk flowchart
dapat dilihat pada Gambar 3.3.
3.6.2.3.Pengawas / Dinas Lapangan
Pengawas lapangan ini pada proyek pengembangan dan konservasi sumber air
Daerah Irigasi Golek berfungsi membantu tugas pengendalian dalam pengelolaan
pekejaan yang dilaksanakan oleh kontaktor di setiap paket pekerjaan. Disini dinas yang
terkait adalah Unit Pelayanan Teknis Daerah Malang.
Adapun tugas dan kewajiban pengawas lapangan antara lain:
1. Bersama-sama dengan pelaksana mempersiapkan keperluan sarana administrasi
lapangan.
2. Membantu pengawas daerah dalam melaksankan tugas pengendalian dalam
pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana.
3. Bersama-sama dengan site engineer, Pelaksana, Pembantu Pelaksana dan
kontraktor mempelajari dan mendalami gambar kerja dan syarat-syarat teknis yang
dilanjutkan dengan orientasi lapangan.
4. Memantapkan rancangan-rancangan yang telah dibuat oleh site engineer dengan
menjabarkan menjadi rancangan dan rencana kerja yang lebih mendetail dan terarah
dalam bentuk rancangan 10 harian.
5. Bersama-sama dengan pelaksana memantapkan rancangan kerja yang dibuat
oleh site engineer dan telah disetujui oleh ketua direksi dengan menjabarkan
rancangan dan rencana kerja.
6. Mengawasi pengukuran yang diselenggarakan oleh pelaksana dan memeriksa
hasil ukurannya.
7. Bersama-sama dengan pelaksana melaksanakan perhitungan volume paket
pekerjaan pada keadaan 0% (MC 0%) dan pada keadaan 100% (MC 100%).
8. Memberikan petunjuk-petunjuk pertimbangan pada pelaksana dalam
mempersiapkan gambar-gambar kerja.
9. Memberikan pengarahan-pengarahan kepada pelaksana dan pembantu
pelaksana kontraktor agar realisasi dan pengecekan ulang terhadap ijin sementara
yang telah diberikan oleh pengawas untuk memulai pekerjaan.
10. Bersama-sama dengan pelaksana membuat laporan hasil kemajuan pekerjaan
dan kondisi pelaksanaan setiap setengah bulanan dengan mengisi form L2 dan L3.
11. Memberikan ijin pekerjaan untuk memulai pekerjaan / bagian pekerjaan.
12. Memberikan masukan kepada pengawas daerah yang berguna untuk lebih
meningkatkan kesempurnaan hasil pekerjaan.
13. Memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam hal kesepakatan dan kebenaran
pengambilan foto-foto 0%,5%,100% dan foto pendukung lainnya.
14. Menyelenggarakan pertemuan harian dengan pelaksana alam rangka
pengendalian pelaksanaan.
15. Mengadakan pemeriksaan kuantitas dan kualitas pekerjaan dalam rangka
pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
16. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan pengawas atasannya.
Struktur organisasi Unit Pelayanan Terpadu Daerah Malang dalam bentuk
flowchart dapat dilihat pada Gambar 3.4.