6. Bab III-golek

20
BAB III DESKRIPSI DAERAH STUDI 3.1. Umum Objek studi ini adalah Jaringan Irigasi Golek Kiri yang merupakan daerah irigasi kabupaten sehingga pengelolaan pusat ada pada Dinas Pengairan Kabupaten Malang. Tetapi untuk pengelolaan di lapangan diserahkan kepada Unit Pelayanan Teknis Daerah Malang (UPTD Malang). Daerah Irigasi Golek mempunyai luas baku sawah total 411 Ha yang terbagi atas dua jaringan irigasi yaitu Jaringan Irigasi Golek kanan dan Golek kiri. Jaringan Irigasi Golek kanan mempunyai luas baku sawah petak tersier 117 Ha sedangkan luas baku sawah petak tersier pada Jaringan Irigasi Golek kiri sebesar 294 Ha. Selain itu Jaringan Irigasi Golek Kanan/Kiri mempunyai type Jaringan B. Type Jaringan B ialah suatu Jaringan Irigasi yang sumber airnya terkait dengan Jaringan Irigasi lain yang berada dalam satu Balai atau Jaringan Irigasi yang luas layanannya lebih dari satu Kecamatan dan berada dalam satu Balai. (Sumber : Jaringan Irigasi Lintas Dinas O & P). Untuk system operasinya jaringan irigasi golek menggunakan sistem rotasi. 3.2.Kondisi Daerah Irigasi 3.2.1. Kondisi Geografis Jaringan Irigasi Golek Kiri terletak di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Desa Pakisaji berada 11 km arah selatan dari Kota Malang dan hanya 7 km sebelum kota Kepanjen. Jaringan Irigasi Golek Kiri ini mengairi sawah

Transcript of 6. Bab III-golek

Page 1: 6. Bab III-golek

BAB IIIDESKRIPSI DAERAH STUDI

3.1. UmumObjek studi ini adalah Jaringan Irigasi Golek Kiri yang merupakan daerah

irigasi kabupaten sehingga pengelolaan pusat ada pada Dinas Pengairan Kabupaten

Malang. Tetapi untuk pengelolaan di lapangan diserahkan kepada Unit Pelayanan

Teknis Daerah Malang (UPTD Malang). Daerah Irigasi Golek mempunyai luas baku

sawah total 411 Ha yang terbagi atas dua jaringan irigasi yaitu Jaringan Irigasi Golek

kanan dan Golek kiri. Jaringan Irigasi Golek kanan mempunyai luas baku sawah petak

tersier 117 Ha sedangkan luas baku sawah petak tersier pada Jaringan Irigasi Golek kiri

sebesar 294 Ha. Selain itu Jaringan Irigasi Golek Kanan/Kiri mempunyai type Jaringan

B. Type Jaringan B ialah suatu Jaringan Irigasi yang sumber airnya terkait dengan

Jaringan Irigasi lain yang berada dalam satu Balai atau Jaringan Irigasi yang luas

layanannya lebih dari satu Kecamatan dan berada dalam satu Balai.(Sumber : Jaringan

Irigasi Lintas Dinas O & P). Untuk system operasinya jaringan irigasi golek

menggunakan sistem rotasi.

3.2.Kondisi Daerah Irigasi3.2.1. Kondisi Geografis

Jaringan Irigasi Golek Kiri terletak di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Desa Pakisaji berada 11 km arah selatan dari Kota Malang dan hanya 7 km sebelum

kota Kepanjen. Jaringan Irigasi Golek Kiri ini mengairi sawah di 3 desa yaitu, desa

Karang Duren, desa Sutojayan dan desa Wonokerso.

Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur dimana

Kepanjen adalah ibukotanya. Kabupaten Malang merupakan Kabupaten yang terluas ke

dua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa

pegunungan. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya

Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat

mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur. Luas wilayahnya 3.348 km²

atau sama dengan 334.800 ha dan jumlah penduduknya 2.346.710 (terbesar kedua

setelah Kotamadya Surabaya).

Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara

dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat

banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa

Page 2: 6. Bab III-golek

Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura. Hutan jati

banyak terdapat di bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan kapur. Adapun

batas-batas wilayah Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto

Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang

Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Secara astronomi terletak pada 112,06 o -112,07 o Bujur Timur dan 7,06 o - 8,02o

Lintang Selatan. Iklimnya sedang dengan temperatur rata-rata 24,13o C, dan kondisi

geografis disekitarnya dilingkungi oleh gunung berapi dengan gugusan pegunungan

yang indah. Dalam bulan Juli-Agustus dan Nopember pada siang hari temperatur rata-

rata 32,2oC. Curah hujan rata-rata tiap tahun 1.833 mili-meter, dan kelembaban udara

rata-rata 72%. Dengan dikelilingi gunung-gunung : Gunung Arjuno di sebelah Utara,

Gunung Semeru di sebelah Timur, Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat,

Gunung Kelud di sebelah Selatan. (Sumber : Wikipedia Indonesia)

3.2.2. Peta Lokasi Studi

Gambar 3.1. Peta Kecamatan Pakisaji

Page 3: 6. Bab III-golek

3.2.3 Kondisi Topografi dan GeologiJaringan Irigasi Golek Kiri, merupakan bagian dari DAS Sukun. Secara

fisiologis kawasan ini merupakan daerah yang relatif datar dengan kemiringan 0-2%.

Secara umum kondisi geologi Jaringan Irigasi Golek Kiri identik dengan

kondisi geologi DPS Sukun yaitu daerah alluvium.

3.2.4. Kondisi FisiografiKondisi lahan di Kabupaten Malang bagian utara relatif subur, sementara di

sebelah selatan relatif kurang subur. Masyarakat Kabupaten Malang umumnya bertani,

terutama yang tinggal di wilayah pedesaan sebagian lainnya telah berkembang sebagai

masyarakat industry. Pada lokasi studi ini, kebanyakan masyarakatnya bermata

pencahariaan sebagai petani, peternak dan berwirausaha.

3.2.5. Kondisi Hidrologi dan KlimatologiKeadaan hidrologi pada suatu jaringan irigasi memegang peranan penting untuk

perhitungan kebutuhan air untuk tanaman dan debit yang dibutuhkan. Keadaan cuaca

adalah salah satu syarat penting bagi pengelolaan pertanian dan juga merupakan

penentu keberhasilan pertumbuhan tanaman hingga tanaman siap dipanen.

Gambar 3.2. Kebutuhan Air

Data hidrologi yang digunakan dalam studi ini adalah data curah hujan harian

selama 10 tahun terakhir yaitu tahun 2001-2010, yang tercatat pada Stasiun Pengukur

Hujan Sukun, Stasiun Pengukur Hujan Wagir dan Stasiun Pengukur Hujan Kepanjen.

Faktor Iklim Faktor Tanaman

Suhu UdaraKelembaban udaraKecepatan angin

Kecerahan MatahariCurah Hujan

Jenis TanamanVarietas TanamanUmur Tanaman

Curah Hujan

Dihitung dengan rumus

Dirancang dengan pola tanam tertentu

kebutuhan air( ET = K. ETo )

Didapat ETo k didapat

Page 4: 6. Bab III-golek

Seperti pada umumnya iklim di Indonesia, iklim daerah Pakisaji dan sekitarnya

dibagi menjadi 2 musim yaitu hujan dan kemarau.

- Musim hujan : November s.d. Februari

- Musim kemarau I : Maret s.d. Juni

- Musim kemarau II : Juli s.d. Oktober

Data klimatologi yang digunakan dalam studi ini adalah data klimatologi BMG

Karangploso selama 1 tahun (Januari-Desember).

Daerah Pakisaji memiliki fluktuasi suhu rata-rata relatif rendah yaitu 23,9º C,

mengingat letaknya yang berada di dataran tingi dengan elevasi berkisar antara 600-

1200 m diatas permukaan laut dan mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini

menyebabkan sawah dapat bergantung banyak terhadap hujan, terutama saat musim

kemarau.

3.3. Sumber Air IrigasiSumber air yang dipakai untuk mengairi areal irigasi ini berasal dari wilayah

pengaliran Kali Sukun yang termasuk dalam wilayah Sungai Brantas Bawah. Untuk

mendistribusikan air itu dibangun bangunan-bangunan sadap di sekunder dan tersier

untuk mengalirkan air menuju ke petak-petak tersier. Keadaan ini mengharuskan

adanya sistem koordinasi penyediaan air, agar pemberian dan pembagian air ke setiap

jaringan irigasi yang satu dengan jaringan irigasi yang lainnya dapat adil dan merata,

terutama pada saat musim kemarau dimana debit air mengalami penurunan.

Hak dan wewenang penguasaan atas air, tetap pada pemerintah yaitu Dinas

Pengairan Kabupaten Malang. Wewenang ini perlu ditindak lanjuti dengan tugas-tugas

pengamatan, pengawasan dan pengendalian air pada jaringan irigasi yang ada, serta

melakukan tugas-tugas pembinaan di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

3.4. Bangunan dan Jaringan IrigasiJaringan irigasi pada suatu Daerah Irigasi berfungsi untuk sarana aliran air guna

memenuhi kebutuhan air irigasi, sedangkan untuk mengatur air baik secara langsung

maupun tidak langsung adalah berada pada jaringan irigasi utama. Sedangkan bangunan

dan saluran irigasi yang memberikan air secara tak langsung adalah yang berada pada

jaringan tingkat tersier.

3.4.1. Bangunan UtamaBangunan Utama dapat didefinisikan sebagai semua bangunan yang

direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokan air ke dalam

Page 5: 6. Bab III-golek

saluran irigasi agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi. Pada studi ini bangunan

utama yang digunakan adalah Bendung Golek, yang merupakan termasuk dalam jenis

bendung tetap. Bagian-bagian dari bangunan utama yang terdapat di Daerah Irigasi

Golek adalah pintu pembilas, pintu pengambilan, pintu pembuang, alat ukur, dan

bangunan bagi. Pengambilan pada bangunan ini digunakan untuk dialirkan pada petak-

petak tersier yang melalui saluran pembawa dan bangunan bagi.

3.4.2. Bangunan BagiBangunan bagi adalah bangunan yang dilengkapi dengan pintu-pintu yang

mengatur dan mengukur air yang mengalir ke berbagai saluran.

Terdapat dua fungsi dari bangunan bagi yaitu sebagai bangunan pengatur dan

bangunan sadap. Air yang mengalir ke berbagai saluran disadap dengan bangunan

sadap berpintu. Bangunan pengatur diperlukan untuk menjaga adanya perubahan-

perubahan muka air di saluran.

Bangunan bagi yang terdapat pada Jaringan Irigasi Golek Kiri meliputi dua

bangunan bagi. Bangunan bagi yang terdapat pada jaringan-jaringan irigasi di daerah

irigasi Golek cukup baik, dan diharapkan dapat terjaga fungsi muka air ataupun debit

yang diinginkan yang dapat dialirkan pada bangunan-bangunan berikutnya.

3.4.3. SaluranSaluran merupakan suatu sarana untuk membawa dan membuang air irigasi agar

tanaman dapat tumbuh dengan baik. Saluran yang terdapat pada Jaringan Irigasi Golek

Kiri berfungsi sebagai saluran pembawa yaitu untuk membawa air dari sumbernya

(sungai) sampai air tersebut dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Untuk mengatur

jalannya air menuju petak tersier di bangun bangunan-bangunan pengairan.

Saluran pembuang berfungsi untuk membuang air yang berlebihan pada lahan

pertanian, maupun air sisa yang digunakan untuk lahan tersebut. Saluran pembuang ini

sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup tanaman karena sangat berpengaruh

terhadap keasaman lahan pertanian tersebut. Kondisi dari saluran pada Jaringan Irigasi

Golek Kiri cukup baik, pada Jaringan Irigasi Golek Kiri ini saluran semua diberi

perkuatan, saluran terdiri dari pasangan batu kali untuk tanggul kanan kirinya dengan

dasar saluran alami dari tanah. Sedangkan untuk saluran tersier di petak-petak sawah

menggunakan saluran alami dari tanah.

Keadaan Saluran pada Jaringan Irigasi Golek Kiri yang melewati tiga desa di

Kecamatan Pakisaji yaitu desa Karang Duren, desa Sutojayan, desa Wonokerso.

Diperkirakan bahwa kehilangan air akibat rembesan disaluran irigasi berkisar antara 1/3

Page 6: 6. Bab III-golek

– 1/2 dari volume air yang ada di saluran. Sehingga kebutuhan akan pelapisan saluran

sangat diperlukan, hal ini untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kehilangan

akibat rembesan. Sebagian besar rumah penduduk menghadap saluran tersebut, dan

pada umumnya warga membuang limbah rumah tangga serta melakukan kegiatan

seperti mandi, buang air, serta mencuci di saluran tersebut. Bertitik tolak dari keadaan

tersebut maka diperlukan suatu sistem pemeliharaan yang sinergi dan sistematis.

Usaha-usaha untuk melengkapi Jaringan Irigasi Golek Kiri telah dilaksanakan, baik dari

dana pemerintah maupun dari dana swadaya dari para petani yang memanfaatkan air

tersebut.

3.5. Sistem Eksploitasi dan Pemeliharaan3.5.1. Sistem Eksploitasi

Eksplotasi jaringan irigasi dilaksanakan oleh Juru Pengairan dibantu oleh

Penjaga Pintu Air (PPA) serta pekerja atau pekarya yang bekerja sama dengan para

petani yang berada di petak sawah.

Untuk membagi air secara merata, maka sistem pemberian air di Daerah Irigasi

Golek didasarkan pada besarnya Faktor Polowijo Relatif (FPR). Penetapan besarnya

harga FPR tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman di samping memperhatikan

jenis tanaman yang ada. Pada musim penghujan pembagian air ke petak-petak tersier

tidak menjadi masalah. Namun pada musim kemarau pembagian air ini menjadi hal

yang agak rumit sehingga terpaksa diberlakukan penggiliran air yang diatur oleh

masing-masing petani.

3.5.2. Sistem PemeliharaanSalah satu penunjang dalam pemenuhan kebutuhan pangan terutama dalam

rangka peningkatan produksi pangan, maka perlu untuk memelihara bangunan irigasi

yang sudah ada. Pemeliharaan bangunan-bangunan tersebut biasanya dilakukan secara

berkala dengan menggunakan tenaga kerja yang ada serta anggota HIPPA. Dengan

pemeliharaan jaringan irigasi secara gotong-royong, akan timbul rasa saling memiliki di

antara petani terhadap bangunan dan saluran yang ada.

Dengan tertibnya pemeliharaan bangunan irigasi secara kontinyu, maka

hambatan-hambatan dalam hal pemberian air untuk petak-petak sawah tidak mengalami

kesulitan. Oleh karena itu partisipasi HIPPA dalam pemeliharaan jaringan irigasi sangat

diperlukan terutama guna memperkecil biaya pemeliharaan.

3.6. Struktur Organisasi

Page 7: 6. Bab III-golek

Setelah mendapat gambaran mengenai pekerjaan yang akan dihadapi nanti,

maka selanjutnya perlu diadakan pengkoordinasian personil-personil yang nantinya

akan terlibat sekaligus wewenang dan tanggung jawabnya. Pengkoordinasian itu dapat

berupa struktur organisasi kerja.

Dimana dengan adanya struktur organisasi diharapkan pelaksanaan pekerjaan

akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Selain itu juga diharapkan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan mutu yang

diharapkan.

3.6.1. Maksud dan TujuanPengawasan bukan hanya ditujukan untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan

di lapangan saja, akan tetapi lebih luas dan mencakup unsure-unsur teknis dan

administrasi dalam pelaksanaan perjanjian pekerjaan.

Pengawasan terhadap pekerjaan suatu proyek dimaksudkan untuk:

1. Mengusahakan pengendalian pelaksanaan dan rancangan pekerjaan termasuk

pengelolaan sumber daya operasional di lapangan agar pelaksanaan pekerjaan

proyek dapat berjalan dengan lancar, sehingga efisiensi schedule pelaksanaan yang

diharapkan dapat tercapai.

2. Menjaga agar syarat-syarat yang telah ditentukan dipenuhi oleh pihak pelaksana

proyek / pemborong sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang tercantum dalam

spesifikasi teknik dan dokumen kontrak. Termasuk apabila diperlukan perubahan

gambar desain (penyesuaian lapangan), sepanjang tidak menyangkut perubahan

biaya nilai kontrak.

3. Menyesuaikan hasil perencanaan dengan metode pelaksanaan termasuk alternatfnya

sesuai dengan kondisi di lapangan.

4. Memberikan arahan dan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan apabila terjadi

hambatan baik teknis maupun non teknis.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan plengsengan pada tebing saluran

pembuang dan bangunan pengontrol diperlukan suatu pengawasan yang terus menerus

dan intensif, dengan tujuan agar dapat:

1. Memperlancar pelaksanaan pekerjaan milik pemerintah khususnya proyek irigasi

Jawa Timur ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya sesuai dengan time

schedule yang telah direncanakan.

2. Membina kerja sama yang baik dengan pejabat daerah dan masyarakat setempat.

Page 8: 6. Bab III-golek

3. Membina dan mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai positif

sebagai hasil dari pelaksanaan proyek.

3.6.2. Struktur Organisasi DinasYang dimaksud organisasi dinas di sini adalah organisasi pengawas dari pihak

pemerintah yang terdiri dari:

3.6.2.1. Dinas atau Pengawas UtamaPengawas utama dalam proyek irigasi Jawa Timur dijabat oleh koordinator

wilayah pengairan daerah masing-masing atau pejabat yang ditunjuk dan berfungsi

sebagai penata penyelenggaraan pelaksanaan tugas pengawasan atau pengendalian

pelaksanaan kegiatan proyek serta membina tata laksana pengelolaan sumber daya

operasional dan membina personilkontraktor.

Tugas dan kewajiban pengawas utama adalah :

1. Membina dan menata pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan

wilayahnya, sehubungan dengan adanya proyek.

2. Pengendalian pelaksanaan dan rancangan kerja.

3. Peninjauan ke lapangan guna memantau kegiatan di lapangan berkaitan dengan

mutu pelaksanaan.

4. Menyelenggarakan rapat bulanan guna memonitor hasil pelalsanaan serta

mendiskusikan permasalahan yang timbul yang bersifat teknis maupun non teknis.

5. Membuat laporan kepada ketua direksi tentang kejadian yang ditemui dalam

pelaksanaan yang bersifat khusus.

6. Melakukan pemeriksaan dalam rangka penyerahan pekerjaan.

7. Menyelenggarakan pembuatan laporan akhir pelaksanaan pekerjaan untuk masing-

masing pekerjaan.

Selain tugas dan Kewajiban yang tersebut di atas pengawas utama juga

berwenang memberikan petunjuk perubahan rencana kerja secara detail untuk efisiensi

jadwal pelaksanaan (time schedule), mengesahkan laporan kemajuan pekerjaan yang

dituangkan dan form L3 (Laporan setengah bulanan). Pengawas utama bertanggung

jawab atas keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, perubahan prsonil bawahannya dan

bertanggungjawab terhadap ketua direksi.

3.7.2.2. Dinas / Pengawas DaerahPengawas daerah atau dinas daerah pada proyek irigasi Jawa Timur di jabat oleh

staf Proyek Irigasi Jawa Timur atau staf coordinator wilayah maupun cabang dinas

pengairan daerah.

Page 9: 6. Bab III-golek

Pada jabatan ini berfungsi untuk membantu pengawas utama sebagai pelaksana

harian dalam menjalankan tugas pengawasan serta pelaksanaan harian dalam

mengendalikan dan menguasai sumber daya operasional di lapangan. Disini dinas yang

terkait adalah Dinas Pengairan Kabupaten Malang.

Tugas dan kewajiban pengawas / dinas daerah antara lain:

1. Mempersiapkan pelaksanaan berdasarkan pengarahan pengawas utama atau

coordinator wilayah, pengawas daerah bersama-bersama pengawas lapangan , site

Engineer, kepala ranting dinas pengairan dan juri mengadakan kontak dengan

muspika, pamong desa dan pemuka masyarakat.

2. Membuat urusan pengeringan (bila ada).

3. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengukuran.

4. Mendiskusikan program realisasi pekerjaan per setengah bulanan secara detail.

5. Mengadakan pengukuran dan perhitungan MC0% dan MC%.

6. Mengendalikan pencapaian target kualitas dan kuantitas per setengah bulanan serta

mengevaluasi hasil pelaksanaan per setengah bulanan, guna mencapai tertib

administrasi lapangan dan mekanisme pelaporan seperi tercantum dalam L1, L2,

dan L3.

7. Mengecek kembali terhadap persetujuan tertulis yang dibuat pengawas lapangan

seperti tercantum dalam form check list sesuai wewenang pemberi ijin.

8. Wajib menginformasikan ke Asisten bila terdapat perbedaan antara gambar dan

situasi di lapangan (L4).

9. Memverifikasi as built drawing.

10. Menyiapkan data teknis sebagai bahan pembuatan berita acara pemeriksaan

pekerjaan. Serta membuat data-data perubahan luas pembebasan lahan yang

diperlukan dalam pekerjaan.

11. Membuat dan menyampaikan laporan tentang masalah-masalah yang menyangkut

pihak ketiga yang bisa menyebabkan terganggunya penyelesaian proyek, sehingga

akan menimbulkan rasa kurang simpati dari masyarakat dengan adanya pelaksanaan

proyek tersebut.

12. Membuat laporan akhir tentang jalannya pekerjaan tersebut

Pengawas / dinas daerah mempunyai beberapa wewenang, antara lain :

1. Mengusulkan pergantian personil pelaksana maupun personil bawahannya, jika

dipandang perlu. Serta memberikan persetujuan tertulis (check form list) guna

dimulainya pekerjaan. Jika dipandang adanya pnyimpangan dari syarat-syarat

Page 10: 6. Bab III-golek

teknis, pengawas daerah berwenang menghentikan dan membongkar hasil

pelaksanaan pekerjaan guna pembinaan dan pencapaian target maksimal hasil

pembangunan.

2. Menolak opname pekerjaan yang akan dilaporkan pada form L2 dan L3

Pengawas daerah bertangungjawab terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang

ditinjau dari sudut kualitas dan kuantitas. Serta membina tertib lingkungan yang

menyangkut keterampilan bawahannya dan bertanggung jawab atas segala tugas

dan wewenang bawahannya. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas daerah

bertanggung jawab terhadap ketua direksi melalui pengawas utama.

Struktur organisasi Dinas Pengairan Kabupaten Malang dalam bentuk flowchart

dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Page 11: 6. Bab III-golek
Page 12: 6. Bab III-golek

3.6.2.3.Pengawas / Dinas Lapangan

Pengawas lapangan ini pada proyek pengembangan dan konservasi sumber air

Daerah Irigasi Golek berfungsi membantu tugas pengendalian dalam pengelolaan

pekejaan yang dilaksanakan oleh kontaktor di setiap paket pekerjaan. Disini dinas yang

terkait adalah Unit Pelayanan Teknis Daerah Malang.

Adapun tugas dan kewajiban pengawas lapangan antara lain:

1. Bersama-sama dengan pelaksana mempersiapkan keperluan sarana administrasi

lapangan.

2. Membantu pengawas daerah dalam melaksankan tugas pengendalian dalam

pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana.

3. Bersama-sama dengan site engineer, Pelaksana, Pembantu Pelaksana dan

kontraktor mempelajari dan mendalami gambar kerja dan syarat-syarat teknis yang

dilanjutkan dengan orientasi lapangan.

4. Memantapkan rancangan-rancangan yang telah dibuat oleh site engineer dengan

menjabarkan menjadi rancangan dan rencana kerja yang lebih mendetail dan terarah

dalam bentuk rancangan 10 harian.

5. Bersama-sama dengan pelaksana memantapkan rancangan kerja yang dibuat

oleh site engineer dan telah disetujui oleh ketua direksi dengan menjabarkan

rancangan dan rencana kerja.

6. Mengawasi pengukuran yang diselenggarakan oleh pelaksana dan memeriksa

hasil ukurannya.

7. Bersama-sama dengan pelaksana melaksanakan perhitungan volume paket

pekerjaan pada keadaan 0% (MC 0%) dan pada keadaan 100% (MC 100%).

8. Memberikan petunjuk-petunjuk pertimbangan pada pelaksana dalam

mempersiapkan gambar-gambar kerja.

9. Memberikan pengarahan-pengarahan kepada pelaksana dan pembantu

pelaksana kontraktor agar realisasi dan pengecekan ulang terhadap ijin sementara

yang telah diberikan oleh pengawas untuk memulai pekerjaan.

10. Bersama-sama dengan pelaksana membuat laporan hasil kemajuan pekerjaan

dan kondisi pelaksanaan setiap setengah bulanan dengan mengisi form L2 dan L3.

11. Memberikan ijin pekerjaan untuk memulai pekerjaan / bagian pekerjaan.

12. Memberikan masukan kepada pengawas daerah yang berguna untuk lebih

meningkatkan kesempurnaan hasil pekerjaan.

Page 13: 6. Bab III-golek

13. Memberikan petunjuk kepada pelaksana dalam hal kesepakatan dan kebenaran

pengambilan foto-foto 0%,5%,100% dan foto pendukung lainnya.

14. Menyelenggarakan pertemuan harian dengan pelaksana alam rangka

pengendalian pelaksanaan.

15. Mengadakan pemeriksaan kuantitas dan kualitas pekerjaan dalam rangka

pengendalian pelaksanaan pekerjaan.

16. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan pengawas atasannya.

Struktur organisasi Unit Pelayanan Terpadu Daerah Malang dalam bentuk

flowchart dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Page 14: 6. Bab III-golek