52-120-1-PB-libre

13
8 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011 ISSN 0215-9511 GAYA BAHASA KUMPULAN PUISI “LAUTAN JILBAB” KARYA EMHA AINUN NADJIB Oleh : Dra. Indiyah Prana Amertawengrum, M.Hum. Dra. Indiyah Prana Amertawengrum, M.Hum : adalah .................... PENDAHULUAN Sebagai karya seni, puisi memang menarik untuk dibicarakan, baik dari segi bahasa, struktur, maupun dari segi fungsinya. Puisi merupakan karya seni yang memiliki fungsi estetik, yang menyebabkan karya tersebut bernilai estetik. Puisi, sebagaimana cerita fiksi, juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai karya kebahasaan, keindahan atau nilai seninya pasti terletak dalam penyusunan bahasanya atau pengolahan bahasanya. Namun demikian, nilai puisi juga ditentukan oleh bobotnya (Pradopo, 1990;5). Hal itu menunjukkan adanya peranan bahasa yang sangat penting dalam proses penciptaan puisi. Dalam proses penciptaan suatu karya, dalam hal ini puisi, seorang penyair akan menyeleksi dan memilih penggunaan bahasa sehingga apa yang menjadi pikiran dan ide- idenya yang tertuang dalam bentuk puisi memiliki nilai estetik yang tinggi. Penyeleksian dan pemakaian bahasa oleh penyair akan berperan pula dalam penentuan gaya bahasa masing-masing penyair. Setiap penyair memiliki kekhasannya dalam penggunaan bahasa. Seperti yang dikemukakan oleh Turner (1977:26), bahwa gaya dapat dikaitkan secara langsung dengan latar belakang sosial atau keadaan dalam pemakaian bahasa. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila penyair menggunakan gaya yang khas. Gaya merupakan ekpresi kepribadian pengarang (Hough, 1972:3). Gaya bahasa merupakan sarana sastra yang turut menyumbangkan nilai-nilai estetik karya sastra, bahkan seringkali nilai seninya ditentukan oleh gaya bahasanya (Pradopo, 1991:3). Selain itu, kepuitisan dapat juga dicapai lewat gaya bahasa, sebagaimana dikemukakan Pradopo (1990:13), bahwa kepuitisan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk visual, dengan bunyi, dengan pemilihan kata, gaya bahasa, sarana retorika, dan sebagainya. Mengingat pentingnya peranan gaya bahasa, maka pemakaiannya dalam puisi perlu dipahami. Pada kesempatan ini akan dipahami penggunaan gaya bahasa puisi-puisi Emha Ainun nadjib yang termuat dalam kumpulan puisinya yang berjudul “Lautan Jilbab”. Pemahaman terhadap penggunaan gaya bahasa dalam puisi Emha Ainun nadjib tersebut dilakukan melalui pengkajian stilistika yang deskriptif, yaitu mendekati style sebagai keseluruhan daya ungkapan psikis yang terkandung dalam suatu bahasa. PENYAIR DAN GAYA BAHASA Susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang tumbuh atau yang hidup dalam hati penulis, dan yang sengaja ataupun yang tidak disengaja menimbulkan suatu perasaan yang tertentu dalam hati pembaca, oleh Slametmuljana (t.t : 20) disebut gaya bahasa. Gaya bahasa inilah yang memberikan jiwa, menghidupkan, dan menggerakkan kalimat.

description

52-120-1-PB-libre

Transcript of 52-120-1-PB-libre

  • 8 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    GAYA BAHASA KUMPULAN PUISI LAUTAN JILBABKARYA EMHA AINUN NADJIB

    Oleh : Dra. Indiyah Prana Amertawengrum, M.Hum.

    Dra. Indiyah Prana Amertawengrum, M.Hum : adalah ....................

    PENDAHULUANSebagai karya seni, puisi memang menarik

    untuk dibicarakan, baik dari segi bahasa, struktur,maupun dari segi fungsinya. Puisi merupakan karyaseni yang memiliki fungsi estetik, yang menyebabkankarya tersebut bernilai estetik.

    Puisi, sebagaimana cerita fiksi, jugamenggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagaikarya kebahasaan, keindahan atau nilai seninya pastiterletak dalam penyusunan bahasanya ataupengolahan bahasanya. Namun demikian, nilai puisijuga ditentukan oleh bobotnya (Pradopo, 1990;5). Halitu menunjukkan adanya peranan bahasa yang sangatpenting dalam proses penciptaan puisi. Dalam prosespenciptaan suatu karya, dalam hal ini puisi, seorangpenyair akan menyeleksi dan memilih penggunaanbahasa sehingga apa yang menjadi pikiran dan ide-idenya yang tertuang dalam bentuk puisi memilikinilai estetik yang tinggi.

    Penyeleksian dan pemakaian bahasa olehpenyair akan berperan pula dalam penentuan gayabahasa masing-masing penyair. Setiap penyairmemiliki kekhasannya dalam penggunaan bahasa.Seperti yang dikemukakan oleh Turner (1977:26),bahwa gaya dapat dikaitkan secara langsung denganlatar belakang sosial atau keadaan dalam pemakaianbahasa. Dengan demikian, tidak mengherankanapabila penyair menggunakan gaya yang khas. Gayamerupakan ekpresi kepribadian pengarang (Hough,1972:3).

    Gaya bahasa merupakan sarana sastra yangturut menyumbangkan nilai-nilai estetik karya sastra,bahkan seringkali nilai seninya ditentukan oleh gayabahasanya (Pradopo, 1991:3). Selain itu, kepuitisandapat juga dicapai lewat gaya bahasa, sebagaimanadikemukakan Pradopo (1990:13), bahwa kepuitisandapat dicapai dengan bermacam-macam cara,misalnya dengan bentuk visual, dengan bunyi, denganpemilihan kata, gaya bahasa, sarana retorika, dansebagainya.

    Mengingat pentingnya peranan gaya bahasa,maka pemakaiannya dalam puisi perlu dipahami. Padakesempatan ini akan dipahami penggunaan gayabahasa puisi-puisi Emha Ainun nadjib yang termuatdalam kumpulan puisinya yang berjudul LautanJilbab.

    Pemahaman terhadap penggunaan gaya bahasadalam puisi Emha Ainun nadjib tersebut dilakukanmelalui pengkajian stilistika yang deskriptif, yaitumendekati style sebagai keseluruhan daya ungkapanpsikis yang terkandung dalam suatu bahasa.

    PENYAIR DAN GAYA BAHASASusunan perkataan yang terjadi karena

    perasaan yang tumbuh atau yang hidup dalam hatipenulis, dan yang sengaja ataupun yang tidakdisengaja menimbulkan suatu perasaan yang tertentudalam hati pembaca, oleh Slametmuljana (t.t : 20)disebut gaya bahasa. Gaya bahasa inilah yangmemberikan jiwa, menghidupkan, dan menggerakkankalimat.

  • 9Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

    Penggunaan unsur-unsur kebahasaan dalamkarya sastra dimaksudkan untuk mendapatkan ataumenciptakan efek estetik tetentu. Seidler (Junus,1989:9) mengemukakan bahwa gaya adalah suatu efekemosi tertentu dalam karya sastra yang dicapai melaluipenggunaan bahasa.

    Gaya bahasa sebagai salah satu unsur struktursuatu karya sastra, memiliki keterkaitan yang eratdengan unsur-unsur karya sastra lainnya, yang secarakoheren mendukung makna. Oleh karena keterkaitanantara unsur yang satu dengan yang lain dalamstruktur karya sastra, maka makna karya sastratersebut ditentukan oleh hubungan antara unsur-unsurnya (Hawkess, 1978:187).

    Dikemukakan oleh Pradopo (1990:120-121)bahwa karya sastra itu merupakan struktur yangbermakna, mengingat bahwa karya sastra merupakansistem tanda yang mempunyai makna yangmenggunakan bahasa. Adapun bahasa itu sendirimerupakan sistem tanda yang mempunyai artinyaberdasarkan konvensi tertentu. Hal itu menunjukkanbahwa bahasa yang digunakan oleh pengarang(penyair) tidak terlepas dari konvensi. Sebagaimanadikemukakan oleh Pradopo (1990:5), bahwa puisimempunyai konvensi-konvensi tertentu yang khusussesuai dengan kodratnya sebagai puisi, yaitukodratnya sebagai karya kebahasaan yang fungsiestetikanya dominan. Mengenai penggunaan bahasa,Aminuddin (1990:2/1/069) mengatakan bahwabagaimanapun juga penggunaan bahasa dalam karyasastra (puisi) masih bertumpu pada sistem bahasa daribahasa yang digunakan penuturnya. Kekhasanmaupun penyimpangan muncul sebagai akibat dariupaya penuturannya untuk memperoleh nilaikeindahan tertentu sesuai dengan pengembangankonvensi sastra yang dikreasikannya. Dalammembentuk sistem dan makna dalam sastranya (puisi),

    maka sastrawan (penyair) juga harusmempertimbangkan konvensi bahasanya. Bila tidak,maka karya sastra tersebut tidak dapat dimengerti dandipahami oleh pembaca karena berada di luarperjanjian yang telah disepakati secara konvensional(Pradopo, 1990:122-123).

    GAYA BAHASA KUMPULAN PUISI LAUTANJILBAB.

    Sebelum dikemukakan lebih lanjut mengenaianalisis gaya bahasa puisi-puisi Emha dalamkumpulan puisi Lautan Jilbab, maka terlebih dahuluakan dikemukakan pengamatan sekilas mengenaikumpulan puisi tersebut.

    Lautan Jilbab, merupakan salah satukumpulan puisi karya Emha Ainun Nadjib. Buku initerdiri atas 33 judul puisi, yakni ; Tersungkur;Putih,Putih,Putih; Kapak Ibrahim Hamba;Penyangga Arsy; Bersemangat Laut, BerjiwaTelaga; Berwudlu Air Murni; Tak Terpalsukan;Orang-orang Yang Mengusir; Mata AirKesejahteraan; Aku Ruh Tunggal; Berperan di Bumi;Imanmu Batu; Badan hanya Alatku; Bahsa KambingHitam; Cahaya Aurat; Merawat rahasia; SurahCahaya; Di Awang-Uwung; Sujud Keberanian;Terompet Melengking-lengking; Menjelma Burung;Komedi Kebingungan; Tumbangnya Pepohonan;Yang Memiliki Sebidang Tanah; Pencuri Tanah Liat;Saham Tuhan; Mulut Kami Ditampar; KeretaKeadilan; Negara dan Setan; Hal Wanita Telanjang;satu-satunya Negeri; Seorang Gadis; Seekor Anjing;dan Maka Inilah Jilbab.

    Sesuai dengan judul bukunya, puisi-puisi yangtermuat di dalamnya sarat dengan aspek keagamaan,baik mengenai akidah, muamalah, ibadah, akhlak,maupun risalah.

  • 10 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

    Dilihat dari segi pemakaian bunyi, nampakbahwa penyair tidak begitu mementingkan ataumenonjokan bunyi, tetapi lebih menekankan pada isiyang terkandung dalam puisi.

    Kata-kata yang dipilih dan dituangkan ke dalampuisi, pada umumya adalah perbendaharaan kata yangbisa digunakan sehari-hari. Untuk mendapatkankeintensifan dan kedalaman makna puisi, penyairmenampilkan kosa kata bahasa Arab maupun bahasaJawa. Meskipun pada umumnya kosa kata yangdipakai adalah kosa kata sehari-hari, akan tetapi untukmemahami makna yang terkandung di dalamnya tidakcukup hanya mengerti apa yang tersurat saja, misalnyauntuk pemahaman puisi yang berjudul Tersungkur,Berwudlu Air Murni, Tak Terpalsukan, Aku RuhTunggal, dan Badan Hanya Alatku.

    Dilihat dari tipografinya, puisi-puisi yang adatidak menunjukkan penggunaan tipografi yangistimewa, dalam arti tipografi yang digunakan tidakmenyimpang dari konvensi. Dari 33 judul puisi, 25di antaranya menggunakan pembagian bait.

    Puisi-puisi yang berjudul KomediKebingungan, Tumbangnya Pepohonan, Yangmemiliki Sebidang Tanah, Pencuri Tanah Liat,saham Tuhan, Mulut Kami Ditampar, KeretaKeabadian, Negara dan Setan, hal wanitaTelanjang, dan Satu-satunya Negeri, seakan-akanmerupakan satu rangkaian, tetapi memiliki masalahsendiri-sendiri. Puisi-puisi tersebut menunjukkanadanya Tanya jawab antara orang yang belajar ilmudengan mursyidnya.

    Aspek BunyiAspek bunyi dalam puisi memegang peranan

    yang penting. Bunyi dalam puisi digunakan untukmendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Selainsebagai hiasan dalam puisi, juga untuk memperdalamucapan, menimbulkan rasa, dan menimbulkanbayangan angan yang jelas, dan sebagainya (Pradopo,1990:22).

    Dalam puisi-puisinya, penyair menggunakankombinasi bunyi-bunyi, baik vokal maupun konsonan.Misalnya terlihat dalam puisi berikut.

    TERSUNGKURKalau dulu dan kelak kita samaUntuk apa bikin jarak yang mayaKalau engkaulah asal-usul hambaKenapa harus menantimu sampai gilaAnak-anak duka deritaTak sabar dikungkung rahasiaDendam rindu tak terkiraDiri pecah menjadi beribu muka(baik ke 4 dan ke 5)

    Pemakaian kombinasi bunyi vokal a,u danbunyi konsonan k,d,t,b,m, dan g, yang terdapat dalambait-bait puisi di atas melukiskan suatu keadaan atauperasaan yang undah, sedih.

    Adapun pemakaian kombinasi bunyi vocal adengan konsonan m, n, b, s, dan t pada bait puisiberikut apa yang dilakukan tidak ada gunanya, sia-sia.

  • 11Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

    KAPAK IBRAHIM HAMBA***Hamba menanam sampahDi Kota-kota peradabanHamba Menanam sampahTanpa tahu hamba menanam sampah

    Adapun kombinasi bunyi-bunyi yang munculdalam puisi berikut ini terasa ekspresif untukmengungkapkan rasa yang berat dan besar.

    BERSEMANGAT LAUT, BERJIWA TELAGABeribu jilbabBeribu sungai raksasaMembelah belantaraMenerobos sejarah

    Beribu JilbabBeribu sungai raksasaBerjanji memuaraMelaut

    Beribu JilbabBeribu dari ibu gelap sejarahDari Mutiara yang isembunyikanDari suara yang dibungkam

    Beribu jilbabTak terbilang jilbabBersemangat lautBerjiwa telaga

    Pemakaian kombinasi bunyi vokal a, u, dengankonsunan b, d, l, t, r dan m pada puisi di atas, selainterasa ekspresif untuk menuangkan rasa yang berat,juga menimbulkan suasana yang penuh gelora danpunuh semangat dari beribu jilbab.

    Pemakaian aspek bunyi yang berupa kombinasidalam puisi-puisi Emha lainnya yang terdapat dalamLautan Jilbab, digunakan untuk mendukung maknapuisi serta menimbulkan empati pembaca lewatsuasana yang ditimbulkannya.

    Selain kombinasi bunyi seperti yang telahdikemukakan di muka, nampak pula pemakaianaliterasi maupun asonansidi dalam puisi puisi Emha,misalnya:

    MERAWAT RAHASIA..Adapun Lelaki, sampai habis usiaHanya bisa berkata ; Betapa indah wanitaMaka bantulah ia merawat rahaiaYang hanya boleh dikuakkan oleh istrinya.

    BADAN HANYA ALATKU.Aku hati rohaniAku hati nuraniAku hati robbaniAku hati sanubari

  • 12 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

    IMANMU BATU..Hidup Makan batuEjarah membangun batuPeradapan menyanyikan batuImanmu batuTidurmu permata batu....

    Pemakaian asonansi dalam puisi-puisi tersebutdimaksudkan untuk memberikan penekanan dankeindahan.

    Pemilihan KataDalam puisi-puisinya, penyair menampilkan

    sejulah kosa kata bahasa Arab, seperti nampak padakutipan berikut.

    Telaga HaudlAl Kautsar tercintaKita peluk Muhammad tapa sisaDi air bening telagaMarifat segala-galanya. (Berwudlu Air Murni)Di masyarakat yang telah dewasaWanita yang memakai jilbabKarena aqidah surah cahayaDi beri ruang untuk mementaskan hak asasinya.Dan wanita yang memakai jilbabKarena kapok oleh keburaman masa silamnyaDilindungi dan disantuniDalam semangat husnul khotimah

    Adapun mereka yang belum memakai jilbabTak dikutuk atau dihardikMelainkan dicintaiDengan kearifan dan mauidhah hasanah

    (Surah Cahaya)Selain sejumlah kosa kata Arab seperti terlihat

    dalam puisi-puisi tersebut di muka, ditemukan pulakata-kata lain, misalnya : Astaghafirullahal adhim,muthmainah, arsy furqan istiqomah, syagafa,kullujasad, nurullah, dzatullah, sifatullah, ismullah,robbaniyah ruhaniyah, ammarah, lawwamah, ma-ullah, jabber qahhar, hayya alal falah, dansebagainya. Kosa kata tersebut merupakan kosa katayang sering digunakan dalam agama Islam.Pemakaian kata-kata tersebut dimaksudkan untukmemperkuat intensitas dan kedalaman makna.

    Kata aqidah menunjukkan suatu keyakinanyang mendalam. Intensitas maknanya akan lain bilahal itu diungkapkan dengan kata kepercayaan ataupercaya kepada. Kata husnul khotimah mengandungrasa suatu kesempurnaan yang sangat baik, yang tidaksemua manusia memilikinya. Dengan demikian, katatersebut tidak akan tepat arti dan nilai rasanya dalampengungkapan perasaan penyair bila kata tersebutdiganti dengan kata memperoleh kesempurnaan yangbaik. Kata muidah hasanah mengandung maknasuatu wejangan yang sangat baik dan bermanfaat,sehingga apabila kata tersebut diganti dengan katanasehat maka makna yang ditimbulkannya tidakmengena.

    Kata Al Kautsar yang dimaksud penyair di siniadalah nama sebuah sungai sebelum menjelang kesurga, disanalah umat Muhammad akan minumbersama Nabi seketika akan meneruskan perjalananke surga ( Hamka, 1988:279). Hal ini sesuai dengan

  • 13Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

    makna yang terkandung dalam puisi tersebut dan tidakada kata lain yang dapat digunakan untukmenggantikannya. Munculnya kata marifat pada pusidi muka, lebih memperdalam dan memperjelas maknayang terkandung dalam puisi. Marifat merupakanpengetahuan tentang hakikat Tuhan. Manusia yangsampai ke surga bersama Nabi Muhammad akanmemperoleh marifat, yang merupakan segala-galanyayang didambakan manusia. Oleh karena itu,penghilangan atau penggantian kata marifat dengankata lain akan mengurangi, bahkan dapatmengaburkan maknanya.

    Selain kosa kata bahasa Arab, dijumpai pulakosa kata bahasa Jawa, seperti nampak dalam contohberikut ini.

    Dan wanita yang memakai jilbabKarena kapok oleh keraman masa silamnya (Surah Cahaya)Para malaikat ALLAH yang jumlahnya takterhitung, berseliweran melintas-lintas ke berjutaarah di seputar bumi..Para malaikat ALLAh seolah bergemeremengbersahut-sahutan di antara mereka (Maka Inilah Jilbab)Di awing-uwung, seolah dua malaikat, duduktermangu di kursi hampa, sambil menyandarkankepalanya di segumpal satelit. (Di Awang-Uwung)

    Pemakaian kosa kata bahasa Jawa selain yangtelah disebutkan di atas, adalah mandeg, lelemut,sumpeg, dikeloni, a lot, pundak, tergodok, dan goblok.Digunakan kosa kata Jawa tersebut untukmendapatkan simpati pembaca dan menimbulkansuasana tertentu.

    Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwapemilihan kata yang dilakukan penyair untukmengekpresikan perasaannya yang tertuang dalampuisi, nampak dilakukan dengan cermat. Hal itunampak pada ketepatan penggunaan kata tersebutdalam mencapai nilai estetik dan dalam mendukungmakna puisi.

    Bahasa KiasanBahasa kiasan merupakan bahasa yang

    mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinyadisimpangkan dari biasanya, maksudnya untukmendapatkan kesegaran dan kekuatan ekpresi.Adapun caranya yaitu dengan memanfaatkanpembandingan, pertentangan, atau pertautan hal yangsatu dengan hal yang lain, yang maknanya sudahdikenal oleh pembaca (Sudjiman, 1984: 11).

    MetaforaMetafora dipandang sebagai perumpamaan

    tetapi tanpa menyebut dasar perbandingan (Hartokodan Rahmanto, 1986:85). Dalam kumpulan puisiLautan Jilbab, pemakaian metafora nampak palingmenonjol yakni 109 buah metafora dari seluruh judulpuisi yang ada. Beberapa contoh metafora nampakdalam kutipan berikut.1. Atau tatkala cintanya menetes ke jiwa yang

    sendiri (Tersungkur)2. o, beribu jilbab !

    o, lautan !Berarak ke cakrawala (Penyangga Arsy)

    3. Kuman apa yang kalian sandang (PenyanggaArsy)

    4. Lahir Ibu gelap sejarah (Bersemangat Laut,Berjiwa Telaga)

  • 14 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

    5. Membasuh kepalsuanDengan Kesejatian (Berwudlu Air Murni)

    6. Hamba menanam sampah (Kapak IbrahimHamba)

    7. Orang-orang yang diusirTumbuh di rumah orang-orang yang mengusir

    (Orang-Orang Yang Menusir)8. Lihatlah lender peradapan (Berperan di Bumi)

    Tulang-belulang sejarah9. Anjuran adalah makhuk yang memiliki hak untuk

    diungkapkan.(hal wanita Telanjang)10. Ruang dan waktu membeku

    Beribu wanita berjilbab terbang ke angkasa(Sujud Keberanian)

    11. Hidup ialah mendaki pundak orang-orang lainHari depan ialah menyuap, disuap, menyuapdisuap.Kalau matahari terbit, kami sarapan janjiKalau matahari mengufuk, kami dikeloni janji (Maka Inilah Jilbab)

    Cinta ALLAH terhadap makhluk disamakandengan air yang menetes ke dalam jiwa yang terasing,menampilkan citra visual sehingga gambaranperasaan yang ditampilkan menjadi lebih jelas.

    Metafora beribu jilbab dan lautan, yangberarak, menyamakan beribu jilbab dan lautan denganawan yang senantiasa bergerak, berarak-arak. Hal inimemperjelas makna bahwa pemakai jilbab jugabergerak menuju ke arah iman yang lebih tinggi.

    Kuman yang terdapat dalam kutipan ketigadisamakan dengan pakaian yang dikenakan manusia.Kata kuman memperjelas makna terhadap sesuatuyang kotor dan berbahaya yang melekat pada dirimanusia.

    Metafora pada kutipan keempat, Ibu GelapSejarah, menyamakan sejarah dengan manusia yangmemiliki Ibu dan terlahir dari ibu. Hal ini memperjelasmakna bahwasanya kejadian saat ini merupakan hasilrangkaian kejadian masa lalu yang suram.

    Membasuh kepalsuan dengan kesejatian,menyamakan kepalsuan dengan benda yang dapatdibasuh, serta menyamakan kesejatian air yangdigunakan untuk membasuh, sehingga kepalsuan yangmelekat dapat terhapus dengan kesejatian.

    Metafora hamba menanam sampah, disamakandengan tanaman yang dapat ditanam dan memberikanmanfaat bagi yang menanam. Dengan adanyapemakaian metafora, maka makna yang terkandungdalam kalimat tersebut menjadi kuat, yaknimenunjukkan suatu kesia-siaan yang dilakukanmanusia.

    Orang-orang yang diusir tumbuh di rumahorang-orang yang mengusir, menyamakan orang yangdiusir dengan tanaman yang tumbuh ditempat yangtidak diharapkan oleh orang-orang yang tidakmenyukai tanaman tersebut. Metafora inimenampilkan citraan visual sehingga gambaranmunculnya sesuatu yang tidak diharapkan tetapi tidakbisa dicegah yang ditampilkan penyair menjadi lebihjelas.

    Peradaban sebagai suatu bagian dari kehidupanmanusia yang sifatnya abstrak disamakan denganbenda kongkrit yang karena sudah terlalu lama dansangat kotor, memiliki lender. Adapun sejarahdisamakan dengan kerangka yang tinggal tulangbelulang, tidak memiliki arti. Melalui metafora ini,intensitas makna yang ingin dicapai oleh penyairmenjadi kuat.

  • 15Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

    Anjuran adalah makhluk yang memiliki hakuntuk diungkapkan, menyamakan anjuran dengansuatu mahkluk yang perlu dikenal orang lain. Hal itumenunjukkan betapa pentingnya anjuran sehinggamahkluk lain perlu mengetahuinya, tak hanyadisembunyikan atau dipendam sebagai suatu yang takberharga.

    Ruang dan waktu membeku, menunjukkanbahwa metafora tersebut menyamakan ruang danwaktu dengan es yang dapat membeku. Metaforaberibu wanita berjilbab terbang ke angkasa,menyamakan wanita berjilbab dengan burung-burungyang terbang. Hal ini menunjukkan betapamengagungkan wanita tersebut sehingga ruang danwaktu seakan membeku menyaksikannya.

    Metafora hidup adalah mendaki pundak oranglain, menyamakan hidup dengan kerja pendakian,sementara pundak orang lain disamakan dengan bukitatau gunung yang dapat didaki oleh manusia,sedangkan hari depan disamakan dengan suatu kerjamenyuap, disuap. Sementara itu, janji disamakandengan nasi untuk sarapan pagi, juga disamakandengan mahkluk yang dapat melakukan tindakmengeloni, membuat orang terlena sehingga pulas,tidak memiliki kesaradaran terhadap suatu hal.

    Penggunaan metafora dalam puisi-puisi Emhayang terdapat dalam kumpulan puisi Lautan Jilbabmampu menunjukkan gambaran yang jelas danmenciptakan kedalaman makna yang inginditampilkan penyairnya.

    PersonifikasiPersonifikasi merupakan gaya bahasa kiasan

    yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang bernyawa seolah-olah memiliki sifatkemanusiaan (Keraf, 1988:140). Penggunaanpersonifikasi dalam Lautan Jilbab terlihat cukup

    banyak karena sebagian besar puisi-puisi yangterkandung dalam Lautan Jilbab menunjukkanadanya pemakaian personifikasi. Namun demikian,sebagai contoh hanya akan dikemukakan beberapapemakaian personifikasi, sebagaimana berikut ini.

    1) Angkasa senyapBelantara pepohonan rebah ke bumiDan gunung dan laut dan sungaiMengulang-ulang sujud seribu kaliDan mereka bernyanyi :. (Tersungkur)

    2) Segala amal baik menjadi kereta kencanaMembawanya ke surga yang orang takmemahaminyaSegala kebusukan perilaku mejadi raksasaMeludahi muka-muka merekaMeremas sukma mereka dalam kebenciandan murka

    (Terompet Melengking-lengking)3)

    Beribu-ribu burung melayang di waktuMengitari nasibmuMeminta pertanggungjawabanmuMenagih janjimu.

    (Menjelma Burung)

    Pemakaian personifikasi pada kutipan pertamamemberi gambaran secara nyata, visual, atas apa yangdilakukan burung-burung dengan sujud berulang danbernyanyi bagaimana layaknya manusia.

    Personifikasi pada kutipan dua inginmenunjukkan gambaran situasi dan keadaan hasilperbuatan dan tingkah laku manusia semasa hidupnya,

  • 16 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    yakni dengan cara menyamakan amal baik denganmanusia yang bisa membawa sesuatu danmenyamakan kebusukan perilaku dengan manusiayang bisa meludah dan meremas. Penyamaan amalbaik dan kebusukan perilaku dengan manusiamenimbulkan citraan visual, sehingga amal baik yangmembawa manusia pada derajat paling tinggi, yaknimemperoleh kebahagiaan hidup di surga. Sementaraitu, kebusukan perilaku akan berubah menjadi sesuatuyang menakutkan yang akan menghancurkan danmelumat manusia dengan penuh kebencian.

    Penggunaan personifikasi pada kutipan tigamenyamakan burung-burung dengan manusia yangmampu meminta pertanggungjawaban dan menagihjanji. Pemakaian personifikasi selain menimbulkancitraan gerak, juga memberi gambaran tentangperilaku burung yang siap memintapertanggungjawaban atas segala perilaku manusia,baik keingkaran maupun kejujuran.

    Dengan melihat pemakaian personifikasi daribeberapa contoh di muka, nampak bahwapersonifikasi yang ditampilkan oleh penyairberkaiatan erat dengan makna yang ingindiungkapkannya melalui puisi yang terkumpul dalamLautan Jilbab, yakni kesadaran manusia atas derajatkemanusiaannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

    Perbandingan (Simile)Perbandingan (simile) adalah bahasa kiasan

    yang menyatakan suatu hal dengan hal lain denganmenggunakan kata-kata pembanding. Pemakaianperbandingan (simile) dalam keseluruhan puisi yangterdapat dalam Lautan Jilbab sejumlah 9 buah.Berikut ini dikemukakan beberapa contohpenggunaan simile dalam puisi-puisi tersebut.

    1) Meratap bagai bayiTerkapar bagai si tua rentaDi Padang Mahsyar (Putih, Putih, Putih)

    2) Wanita yang memakai jilbab karena arusbudayaDitemani untuk menemukan kesejatiannyaDisirami sebagai bunga kehidupanYang mewakili keharuman Penciptanya (Surah Cahaya)

    Kutipan satu mengumpamakan manusiabagaikan bayi yang meratap, mengeluh, dan menangistak henti-henti, serta bagaikan orang tua yang telahrenta, tidak berdaya dalam suatu penantian yangpanjang dan menyiksa menjelang hari perhitungan,hari yang merupakan suatu saat segala amal perbuatanmanusia dihitung oleh Tuhan.

    Kutipan kedua menyamakan wanita yangberjilbab dengan bunga kehidupan yang akansenantiasa disirami untuk menemukan kesejatian. Halini menunjukkan bahwa wanita yang berjilbab diberirahmat oleh Tuhan, senantiasa disirami agarsenantiasa membawa kebajikan dalam kehidupan.

    MetonimiaSelain metafora, personifikasi, dan simile,

    dalam puisi Emha dari kumpulan puisi LautanJilbab, banyak pula dijumpai metonimia. Metonimiasering disebut kiasan pengganti nama. Penggunaanmetonimia antara lain sebagai berikut.1) Dan mereka bernyanyi :

    Kekasih, Ya Kekasih !Kalau mula dan akhir kita satuKenapa harus begini lama berburu ! (Tersungkur)

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

  • 17Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    2) Siapa ingin tak menyapa tak disapaTinggalah di bilik yangtertutup pintunyaSebab begitu pintu dibukaOrang berhak mengetuk dan memasukinya

    (Merawat Rahasia)Kekasih untuk menggantikan Tuhan, sedang di

    bilik untuk menggantikan busana yang menutup aurat,sehingga apabila wanita menonjolkan auratnya makaberarti ia memberi hak kepada lelaki siapa saja untukmenyapanya.

    Pemakaian metonimia memberikan gambaranyang lebih hidup serta mampu menimbulkan imaji-imaji yang nyata.

    Sarana RetorikaAdapun sarana retorika merupakan sarana

    kepuitisan yang berupa muslihat pikiran (Altenberndvia Pradopo, 1990 : 22). Berikut ini akan dikemukakansarana retorika yang terdapat dalam kumpulan puisiLautan Jilbab.

    RepetisiRepitisi adalah perulangan bunyi, suku kata,

    kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untukmemberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai(Keraf, 1988 : 127). Dalam puisi-puisi Emha terdapatbeberapa macam repetisi seperti yang dikemukakanberikut ini.

    AnaforaAnafora merupakan repetisi yang berwujud

    perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimatberikutnya. Berikut contoh pemakaian anafora :

    Seluruh matahariSeluruh planet dan satelitSeluruh partikel dan kehampaanMenahan nafasAllah ya AllahDari bumi gegap gempitaDari mata kosong umat manusiadari wajahmabuk peradabannyaDari ketidakmenentuan langkah kakinya

    (Merawat Rahasia)Epistrofa

    Epistrofa adalah repetisi yang berwujudpengulangan kata atau frasa pada akhir baris ataukalimat berurutan. Berikut contoh epistrofa :

    IMANMU BATUMereka berkata : kau tak mengertiSudah pasti kau tak mengertiKarena sudah lamaPergi dari diri sendiriHidup makan batuPeradaban menyanyikan batuImanmu batuKetika bangun buka matamuTak melihatku di kandunganmuTak melihat aku ruh tunggalmu.

    2.5.1.3. SimplokeSimploke merupakan repetisi pada awal dan

    akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.Misalnya :

    Dimana kapak Ibrahim hambaDimana tongkat Musa hamba

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

  • 18 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    Dimana wajah Yusuf hambaDimana dzikir Zakaria hambaDimana hilang Isa hambaDimana cahaya Muhammad hamba

    (Kapak Ibrahim Hamba)

    Dari beberapa macam repetisi, yakni epistrofa,anafora, dan simploke, yang paling banyak ditemukanadalah anafora. Penggunaan bermacam-macamrepetisi dalam puisi-puisi Emha mampu memberikanpenekanan yang menimbulkan efek puitis sehinggamakna yang ingin ditampilkan menjadi jelas.

    HiperbolaHiperbola adalah semacam gaya bahasa yang

    mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,dengan membesar-besarkan sesuatu hal (Keraf, 1988: 135). Misalnya :1) Kenapa harus menantiMu sampai gila

    (Tersungkur).2) Kobaran api sembilanbelas matahari

    (Tersungkur).3) Mendengar panggilan ituDengan telingamu ilmu seratus abad : (Putih, Putih,

    Putih).4) Menjadi permadani agung

    Yang lebarnya seribu kali alam semesta(Menjelma Burung)

    Kutipan satu menunjukkan betapa tersiksanyamenanti waktu untuk dapat menyatu dengan Tuhan,sehingga penantian itu membuatnya gila.

    Hiperbola pada kutipan kedua menunjukkanbetapa panasnya kobaran api sehingga dikatakanbahwa panas kobaran api sama dengan panasnyasembilan belas matahari.

    Mendengar dengan telinga ilmu seratus abadmerupakan suatu ungkapan yang berlebihan. Hal inidigunakan untuk menunjukkan ketajaman telinga ataupendengaran terhadap sesuatu ilmu. Dengandemikian, kedalaman makna yang diungkapkan dapatterwakili.

    Hiperbola pada kutipan 4 menunjukkan betapalebarnya permadani yang merupakan hasil kejujuranmanusia atas kata yang diucapkannya. Permadaniyang diumpamakan sebagai dasar bagi kebahagiaanhidup. Pemakaian hiperbola tersebut menimbulkanefek puitis.

    Penggunaan hiperbola dalam seluruh puisi yangterkumpul dalam Lautan Jilbab sejumlah 31 buah.Penggunaan hiperbola dalam puisi-puisi tersebutmampu memberikan nilai estetik tersendiri bagi puisi,selain itu juga mampu mengungkapkan kedalamanmakna yang ingin ditampilkan penyair.

    ParalelismeParalelisme adalah semacam gaya bahasa yang

    berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaiankata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yangsama dalam bentuk gramatikal yang sama (Keraf,1988 : 126). Penggunaan paralelisme ini banyak jugadijumpai dalam puisi-puisi Emha. Berikut ini akandikemukakan beberapa contoh paralelisme, antaralain :1) Di mana engkau hendak dipenjarakan

    Kalau dipenjaralah tempatmu dilahirkanKe mana engkau akan dikucilkanKalau persemayammu di wilayah pengucilanOrang-orang yang diusirTumbuh di rumah orang-orang yang mengusirOrang-orang yang diusirMemenuhi rumah orang-orang yang mengusir

    (Orang-orang Yang Mengusir)

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

  • 19Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    2) .........Kalau mula dan akhir kata satuKenapa harus begini lama berburu !Kalau dulu dan kelak kita samaUntuk apa bikin jarak yang mayaKalaulah Engkaulah asal-usul hambaKenapa harus menantiMu sampai gila (Tersungkur)

    Paralelisme yang dipergunakan dalam puisiEmha untuk memperkuat gagasan tentang ketiadaantempat bagi orang-orang tertentu, orang-orang yangmengusir. Pada kutipan 2, penggunaan paralelismeuntuk memperkuat gagasan bahwasanya pada muladan akhirnya manusia akan bersatu dengan Tuhan.Selain itu, paralelisme tersebut juga dimaksudkanuntuk memperkuat emosi.

    ParadoksParadoks adalah semacam gaya bahasa yang

    mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Dapat juga paradoks berarti semuahal yang menarik perhatian karena kebenarannya(Keraf, 1988 : 136). Adapun penggunaan paradoksdalam puisi-puisi Emha, antara lain nampak dalamcontoh berikut.1) Para penyair pahlawan berkembang menjadi

    pengemis.2) Tungku api kekuasaan yang halus, lembut dan

    kejam.3) Wahai ! Sunyi telah memulai bicara.

    (Maka Inilah Jilbab)Penggunaan paradoks dalam puisi-pusi tersebut

    dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca danmemberikan kekuatan dalam pengungkapan idepenyair.

    Pertanyaan RetorisPertanyaan Retoris adalah semacam pertanyaan

    yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengantujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam danpenekanan yang wajar, dan sama sekali tidakmenghendaki adanya suatu jawaban (Keraf, 1988 :134). Misalnya :1) Kuman apa yang kalian sandang

    Dari tangan sejarah ?Dari abad yang tak kenal diri sendiri ? (Penyangga Arsy)

    2) Kalau seorang petinju menerima bayaran satuMilyar rupiah sesudah beberapa rondePertarungan, berapakah hak Tuhan ?

    Allah telah menanamkan saham lebih dariSembilan puluh prosen. Ia ciptakan tubuhPerkasa dan otak cemerlang petinju itu, yang takSeujung kukupun bisa diciptakan sendiri oleh siPetinju. Maka berapakah yang harus ia bayarkanKepada Tuhan dari uang itu ?

    (Saham Tuhan)Pertanyaan retoris banyak digunakan dalam

    puisi-puisi yang terdapat dalam Lautan Jilbab. Apayang dikemukakan di muka hanya beberapa contohsaja. Penggunaan pertanyaan retoris tersebut mampumenimbulkan rasa tertarik terhadap apa yangdikandung dalam pertanyaan tersebut. Selain itu,pemakaian pertanyaan retoris menyebabkan maknayang terkandung dalam puisi lebih mantap sehinggacara mengungkapkan gagasan menjadi lebih efektif.

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......

  • 20 Magistra No. 78 Th. XXIII Desember 2011ISSN 0215-9511

    KESIMPULANPengkajian gaya bahasa ternyata memiliki

    peranan yang penting dalam upaya memahami maknapuisi-puisi Emha Ainun Nadjib yang terdapat dalamkumpulan puisi Lautan Jilbab. Hal itu dikarenakangaya bahasa mampu memberikan nilai estetis, yangpada akhirnya memberikan bobot bagi puisi-puisitersebut.

    Bahasa yang digunakan oleh penyair, baik yangmenyangkut aspek bunyi, aspek pemilihan kata,bahasa kiaan, maupun sarana retorika, yangmerupakan suatu sistem tanda tidak menimbulkankesulitan bagi pembaca dalam upaya memahamimakna cerita sehingga terjadi suatu komunikasi antarapuisi dan pembaca. Namun demikian, dalam rangkapemahaman makna diperlukan bekal pengetahuanakan arti dan makna yang tersirat di balik kata-kataArab khususnya.

    Deskripsi tentang penggunaan gaya bahasasebagaimana yang telah diuraikan dalam pembahasan,menunjukkan bahwa selain penggunaan bahasa kiasanyang menonjol, penggunaan sarana retorika punbanyak dijumpai dalam puisi-puisi Emha. Hal itusangat mendukung dan memperjelas isi atau gagasanyang diungkapkan Emha secara keseluruhan, yaknitentang kebenaran dari Tuhan dan juga tentangperjalanan hamba-hamba Tuhan, manusia dalammencapai kebenaran.

    Dari uraian-uraian yang telah dikemukakandalam pembahasan, dapat diketahui ciri-cirikepuitisan Emha secara umum, yakni pemakaianbahasa kiasan, sarana retorika, serta pemakaian kosakata Arab dalam mendukung makna yang religius,yang terdapat dalam puisi-puisinya. Dengan demikian,kesan dan pesan keagamaan yang muncul menjadilebih sarat dan menimbulkan simpati bagi pembacasehingga bobot puisi dan nilai estetiknya terpenuhi.

    DAFTAR PUSTAKAAminuddin, 1990 Gaya Bahasa dan Pengembangan

    Model Pengajiannya dalam Puitika, No. 02/I/90. FPBS IKIP Malang. Malang.

    Hamka, 1988 Tafsir Al Azhar. Jakarta : PustakaPnjimas.

    Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu diDunia Sastra. Yogyakarta : Kanisius.

    Hawkess, Tarence 1978. Structuralism and Semiotics.London Methuen dan Co LTD.

    Hough, Graham, 1972 Style and Stylistics. London :Routledge dan Kegan Paul.

    Junus, Umar, 1989 Stilistika Suatu Pengantar. KualaLumpur : Dewan Bahasa dan PustakaKementerian Pendidikan Malaysia.

    Keraf, Gorys, 1988 Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

    Nadjib, Emha Ainun. 1991 Lautan Jilbab. Yogyakarta: SIPRES.

    Pradopo, Rachmat Djoko. 1990 Pemahaman Puisidan Sajak Chairil Anwar dalam Narasi, No 1Th. I 1990. Yogyakarta : Lembaga KebudayaanYayasan Wirakarsa.

    , 1990. Pengkajian Puisi.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

    , 1991. Penelitian Gaya BahasaSastra. Makalah Seminar bahasa dan SastraIndonesia XIII Se Jateng dan DIY, Purwokerto.

    Slamet Muljana dan Simorangkir Simandjutak. TtRagam Bahasa Indonesia. Jakarta : J.B. Wolters.

    Sudjiman, Panuti (Ed). 1984 Kamus Istilah Sastra.Jakarta : Gramedia.

    Turner, G.W. 1977 Stylistic. New Zealand : PenguinBooks

    Gaya Bahasa Kumpulan Puisi Lautan Jilbab Karya ......