Bangsa Arab Penindas Palestina (Debate: Israel versus Palestina)
5 bapa bangsa orang israel
-
Upload
diana-wattimanela -
Category
Spiritual
-
view
1.324 -
download
2
Transcript of 5 bapa bangsa orang israel
5 BAPA BANGSA ISRAEL
Tugas MandiriMata Kuliah : Pendidikan Agama
Dosen : Kosmas
Disusun Oleh :
Diana Puspitasari - 2012040042
KELAS : MALAM/SEMESTER I
D.III AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANGJalan Surya Kencana nomor 1, Pamulang
1
1. Bapa Abraham
Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim.
Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun
ketika Terah wafat pada usia 205 tahun). Lalu Terah membawa Abram, anaknya,
serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram,
anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi
ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Umur
Terah ada 205 tahun; lalu ia mati di Haran. Setelah itu, Abram dan istrinya Sarai,
Lot (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua pengikutnya,
kemudian pergi ke Kanaan. Abram berumur 75 tahun, ketika ia berangkat dari
Haran. TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya
bangsa yang besar. Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem,
dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya.
Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, ia pergi
dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, di mana ia membangun sebuah
mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN."
Di sini ia tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara
gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot. Abram mengusulkan pada Lot
bahwa mereka berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih
2
dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan, sementara
Abram, setelah menerima janji lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron,
dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN.
Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham
akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan
kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada
Abram. Ketika Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan
merendahkan Sarai. Sarai mengusirnya ke padang gurun. Hagar dijanjikan bahwa
keturunannya akan menjadi sangat banyak, "sehingga tidak dapat dihitung karena
banyaknya." Maka Hagar kembali dan anaknya Ismael adalah keturunan Abram
yang pertama. Dalam agama Islam, Ismael adalah pewaris Abram. Hagar dan
Ismael kemudian diusir dari Abram oleh Sarai selamanya.
Nama Abraham diberikan pada Abram (dan Sara pada Sarai) pada waktu yang
sama dengan perjanjian sunat (Kejadian 17). Sekarang Abraham dijanjikan bukan
saja keturunan yang banyak, melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal
dari Sara, dan juga bahwa negeri di mana ia tinggal akan menjadi milik
keturunannya. Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan berjanji
bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Perjanjian sunat (tidak
seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan
3
keturunannya memenuhi janji mereka, TUHAN akan menjadi Tuhan mereka dan
memberi mereka negeri tersebut.
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk
mengorbankan Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal
ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan.
Sebagai imbalan akan ketaatannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan
membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir
di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya."
Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan
belum menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang
tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar,
orang Het itu. Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua
ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.
Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. Perempuan itu
melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Yoksan
memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang
Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan
Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.
4
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-
anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian;
kemudian ia menyuruh mereka , meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke
sebelah timur, ke Tanah Timur.
Abraham mencapai umur 175 tahun lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah
putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum
leluhurnya. Dan putra-putranya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua
Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di
sebelah timur Mamre, yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah
terkubur Abraham dan Sara isterinya.
5
2. Bapa Ishak
Ishak (bahasa Ibrani: ִיְצָחק , Standar Yiẓḥaq "ia tertawa", adalah putra tunggal
Abraham dari istrinya Sara. Melalui keturunan Ishak inilah lahir bangsa Israel
yang kelak akan mewarisi tanah Kanaan dari Abraham.
Kelahiran Ishak sudah disampaikan oleh Tuhan sendiri ketika mendatangi kemah
Abraham dan Sara kira-kira setahun sebelumnya. Ishak lahir pada saat Abraham
berusia 100 tahun dan Sara 91 tahun.
Ishak adalah anak yang hendak dikorbankan oleh Abraham kepada Allah di Bukit
Moria sebagai bukti ketaatan Abraham kepada-Nya (Kejadian 22). Sesaat
sebelum Abraham hendak mengorbankan Ishak Allah memberikan Abraham
pengganti untuk Ishak yaitu seekor domba jantan untuk dijadikan sebagai kurban.
Tempat itu lalu dinamainya dengan Tuhan menyediakan.
Ketika berusia 40 tahun, Ishak menikah dengan Ribka, anak perempuan Betuel,
cucu Nahor, yang masih kerabat Abraham. Ribka ini dibawa dari Mesopotamia
oleh Eliezer, hamba setia ayah Ishak, Abraham (Kejadian 24).
Pada usia 60 tahun, dari Ribka, istrinya, Ishak mendapatkan dua orang anak
kembar, yaitu Esau dan Yakub yang wataknya sangat berlainan. Keturunan
mereka kemudian melahirkan dua bangsa, yaitu Edom dan Israel. Pada masa tua
Ishak, Yakub dengan bantuan Ribka, ibunya, berhasil memperdayai Ishak dan
mengambil alih hak kesulungan Esau (Kejadian 27).
6
Ketika Abraham meninggal sewaktu Ishak berusia 75 tahun, Ishak dan Ismael
menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang
Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre (Kejadian 25:9). Setelah
Abraham meninggal, Ishak tinggal di dekat sumur Lahai-Roi (Kejadian 25:11).
Ketika timbul kelaparan di negeri itu (ini bukan kelaparan yang pertama, yang
telah terjadi dalam zaman Abraham), Ishak sempat tinggal beberapa lamanya di
Gerar di negeri orang Filistin (Kejadian 26). Di sana Tuhan menampakkan diri
kepadanya dan menegaskan kembali janji yang diberikan-Nya kepada Abraham,
ayah Ishak:
"Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan
memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu
semua bangsa di bumi akan mendapat berkat"[8]
Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman
Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham
mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah
diberikan oleh ayahnya. Pada dua sumur pertama, bertengkarlah para gembala
Gerar dengan para gembala Ishak, sehingga Ishak menamai kedua sumur itu
berturut-turut "Esek" dan "Sitna". Pada sumur ketiga, tidak ada pertengkaran dan
Ishak menamai sumur itu "Rehobot".Kemudian Ishak pergi ke Bersyeba. Pada
malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:
7
"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau;
Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena
Abraham, hamba-Ku itu."
Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia
memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ. Di
sanalah Ishak kemudian mengadakan sumpah untuk tidak saling mengganggu
dengan Abimelekh, raja Filistin dari Gerar yang datang mendapatkannya,
bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya;
karena itu sumur itu disebut: "Bersyeba" ("syeba" berarti "sumpah", tetapi dapat
juga bermakna angka "tujuh")
Di hari tuanya Ishak tinggal di Mamre dekat Kiryat-Arba --itulah Hebron --
tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. Ishak meninggal dalam
usia 180 tahun dan dikuburkan oleh putra-putranya, Esau dan Yakub bersama
leluhurnya, di Gua Makhpela sama dengan tempat penguburan Abraham seperti
yang dijelaskan dalam Alkitab sebagai berikut:
...di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah
timur Mamre.
8
3. Bapa Yakub
Yakub (bahasa Ibrani: ֹקב ַיֲע , Standar Ya’aqov, kemudian namanya diganti menjadi
Israel (bahasa Ibrani: ִיְשָרֵאל , Standar Yisra’el adalah kakek moyang ke-3 bangsa
Israel. Anak dari Ishak dan Ribka; cucu dari Abraham dan Sara. Abang
kembarnya bernama Esau. Ia memainkan peranan penting dalam sejumlah
kejadian di dalam Kitab Kejadian dan anak-anaknya menjadi leluhur ke-12 suku
Israel.
Nama Yakub biasa disebut bersama-sama dengan Ishak, ayahnya, dan Abraham,
kakeknya. Ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa dalam semak belukar
yang terbakar di tanah Midian, Allah mengatakan: "Beginilah kaukatakan kepada
orang Israel: YAHWEH (tetragramaton YHWH, YEHUWA), Allah nenek
moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku
kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-
temurun."
Setelah semakin besar, Yakub dan Esau memperlihatkan pribadi yang bertolak
belakang pula. Yakub lebih suka tinggal di kemah bersama orangtuanya,
sementara Esau lebih suka berburu. Yakub menjadi anak kesayangan ibunya,
Ribka, sementara Esau disayangi ayahnya, Ishak.
Pada suatu hari, ketika Esau pulang berburu dan merasa sangat lelah dan lapar, ia
mencium bau masakan yang sangat lezat yang dimasak oleh Yakub. Ia ingin
mencicipi sedikit saja masakan itu, namun Yakub menolaknya. "Juallah dulu
9
kepadaku hak kesulungan-mu," kata Yakub. Tanpa berpikir panjang, Esau
menyetujuinya, bahkan dengan sumpah.
Ketika Ishak semakin lanjut usianya, Yakub yang merasa belum yakin akan hak
kesulungan yang telah dicurinya itu, kembali berulah dengan pertolongan ibunya.
Ia mencuri berkat kesulungan Ishak dengan menyamar sebagai Esau. Akibatnya,
Esau murka dan berniat membunuh Yakub. Karena itu Yakub melarikan diri ke
rumah pamannya, Laban, di Padang-Aram, Mesopotamia.
Di rumah Laban kini giliran Yakub yang ditipu (Kejadian 29:1-30). Yakub jatuh
cinta kepada anak perempuan Laban, Rahel. Untuk mendapatkan Rahel, Laban
menyuruh Yakub bekerja selama 7 tahun. Namun setelah masa 7 tahun itu lewat,
Laban, dengan tipu muslihatnya, justru memberikan Lea, kakak Rahel, untuk
dinikahi Yakub. Karena lebih cinta kepada Rahel, Yakub setuju untuk bekerja 7
tahun lagi.
Setelah mendapatkan keturunan dari Lea dan Rahel, khususnya setelah Yusuf
lahir, Yakub berniat kembali ke kampung halamannya. Sebelum itu, Laban
berjanji membayar Yakub untuk pekerjaannya. Yakub "hanya" meminta
kambing-domba yang hitam, berbintik-bintik, dan belang-belang sebagai upahnya
Sementara Laban bebas mengambil semua kambing-domba yang putih.
Pengalamannya sebagai penggembala telah mengajar Yakub tentang hukum
keturunan (yang kelak dikenal sebagai hukum Mendel). Dengan demikian Yakub
10
mendapatkan ternak yang bagus-bagus, sementara Laban mendapatkan yang
kurang bagus.
Kembali ke kampung halamannya melahirkan rasa gundah dalam diri Yakub
karena ia yakin bahwa Esau masih tetap ingin membunuhnya. Dalam
kegelisahannya, pada suatu malam Yakub bertemu dan bergelut dengan orang
asing hingga fajar tiba (Kejadian 32:22-33). Yakub tidak melepaskan orang itu
sebelum ia memberkatinya. Ternyata orang yang bergelut dengan Yakub itu
adalah Allah sendiri. Allah kemudian mengganti nama Yakub menjadi Israel yang
artinya "yang bergumul melawan Allah dan manusia", dan memberkatinya.
Ketika bertemu dengan Esau, Yakub merendahkan dirinya dan menunjukkan
penyesalannya kepada Esau, serta memberikan banyak persembahan untuknya.
Hati Esau melunak, dan ia berdamai dengan adik kembarnya (Kejadian 33:1-20).
Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan paling sedikit 1 anak perempuan, yang
disebutkan namanya di Alkitab.
Dari Lea Yakub mendapatkan 6 putra: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar,
Zebulon dan paling sedikit 1 putri: Dina. Dari Rahel ia mendapatkan 2 putra:
Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, ia mendapatkan 2
putra: Dan dan Naftali, dan dari Zilpa, budak perempuan Lea, ia mendapatkan
Gad dan Asyer.
11
Yakub meninggal di Mesir pada usia 147 tahun, setelah ia dan anak-anaknya
pindah ke sana untuk bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri
itu, ketika Kanaan mengalami bencana kelaparan. Namun ia dikuburkan bersama
nenek moyangnya di dalam gua Makhpela, Hebron, di tanah Kanaan.
12
4. Bapa Yusuf
Yusuf adalah nama yang berasal dari bahasa Ibrani, dan tercatat dalam Perjanjian
Lama, sebagai ,יוֵסף Ibrani standar Yosef, nama ini dapat diterjemahkan dari
bahasa Ibrani sehingga berarti "Tuhan akan menambahkan".
Berdasarkan perhitungan waktu usia Yusuf dan Yakub sewaktu di Mesir, dapat
dihitung bahwa Yakub berusia usia 91 tahun ketika Yusuf lahir, Israel ( Yakub )
lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya
yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah
bagi dia.
Sejak kecil Yusuf dapat menafsirkan mimpi. Ia menceritakan 2 mimpinya,
dimana dua-duanya menggambarkan saudara-saudaranya, bahkan ayah dan ibu-
ibunya akan bersujud menyembahnya, hal itu menyebabkan saudara-saudaranya
dari ibu-ibu lain menjadi iri hati dan benci kepada Yusuf.
Ketika berusia 17 tahun, Yusuf disuruh Yakub mencari saudara-saudaranya yang
menggembalakan domba di kota lain. Ketika itulah Yusuf ditangkap oleh saudara-
saudaranya dan hendak dibunuh. Ruben, kakak sulung, mencegah, sehingga
mereka akhirnya hanya membuang Yusuf ke dalam sumur kering. Ruben berniat
diam-diam ingin melepaskan Yusuf. Sewaktu Ruben tidak berada di dekat sana,
atas usulan Yehuda saudara-saudara yang lain menjual Yusuf kepada pedagang
13
Midian dan Ismael yang lewat di situ dalam perjalanan ke Mesir. Di Mesir, Yusuf
dijual menjadi budak pegawai istana, Potifar. Di sana dia bekerja sangat baik,
sehingga dipercayai penuh oleh majikannya. Namun, karena Yusuf tidak mau
menerima rayuan istri Potifar untuk tidur bersamanya, istri Potifar memfitnah
Yusuf hendak menganiayanya. Akibatnya Yusuf dimasukkan ke dalam penjara.
Di dalam penjara, Yusuf berkelakuan sangat baik, sehingga dipercayai penuh oleh
kepala penjara untuk mengurus narapidana yang lain. Ketika Yusuf berusia kira-
kira 28 tahun, Firaun Mesir menahan kepala juru minuman dan kepala juru roti
dalam rumah kepala pengawal raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung,
dengan tuduhan melakukan kesalahan berat. Kepala pengawal raja menempatkan
Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah
mereka ditahan beberapa waktu lamanya. Pada suatu kali bermimpilah mereka
keduanya--baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam
penjara itu--masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi
masing-masing itu ada artinya sendiri. Ketika pada waktu pagi Yusuf datang
kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. Lalu ia bertanya
kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia
dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?" Jawab
mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat
mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang
menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku”. Setelah
14
diceritakan, Yusuf memberitahu arti mimpi itu, dimana dalam 3 hari Firaun akan
mengembalikan kepala juru minuman ke dalam pangkat yang dahulu dan
melayani Firaun kembali, sedangkan dalam 3 hari yang sama kepala juru roti akan
dihukum mati, digantung pada sebuah tiang. Terjadilah pada hari ketiga, hari
kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya.
Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah
para pegawainya: kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya,
sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun; tetapi kepala juru roti itu
digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.
Dua tahun kemudian, Firaun bermimpi sampai dua kali dengan mimpi yang
berbeda. Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil
semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya
kepada mereka, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya
kepadanya. Juru minuman teringat kepada Yusuf (disebutnya "seorang muda
Ibrani, hamba kepala pengawal istana") dan menyampaikan kemampuannya
menafsirkan mimpi kepada Firaun. Yusuf lalu dibawa ke hadapan Firaun. Mimpi
yang terdiri dari dua bagian itu seluruhnya dicatat dua kali, kemungkinan yang
pertama itu disampaikan kepada Yusuf terlebih dahulu, baik oleh juru minuman
maupun pembawa berita ke penjara, sebelum Yusuf mendengar langsung untuk
kedua kalinya dari Firaun sendiri, Demikianlah kedua mimpi Firaun:
15
1. Firaun berdiri di tepi sungai Nil. Tampaklah dari sungai Nil itu
keluar tujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu
memakan rumput yang di tepi sungai itu. Kemudian tampaklah juga tujuh
ekor lembu yang lain, yang keluar dari dalam sungai Nil itu, buruk bangunnya
dan kurus badannya, lalu berdiri di samping lembu-lembu yang tadi, di tepi
sungai itu. Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu
memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu
terjagalah Firaun.
2. Setelah itu tertidur pulalah Firaun dan bermimpi kedua kalinya:
Tampak timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik.
Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan
layu oleh angin timur. Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas
dan berisi tadi. Lalu terjagalah Firaun. Agaknya ia bermimpi!
Setelah Firaun menyuruh memanggil Yusuf, segeralah ia dikeluarkan dari
tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun.
Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorangpun tidak ada
yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan
mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya." Yusuf menyahut Firaun:
"Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan
kesejahteraan kepada tuanku Firaun ." Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:
16
1. "Dalam mimpiku itu, aku berdiri di tepi sungai Nil; lalu tampaklah dari sungai
Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang gemuk badannya dan indah bentuknya,
dan makan rumput yang di tepi sungai itu. Tetapi kemudian tampaklah juga
keluar tujuh ekor lembu yang lain, kulit pemalut tulang, sangat buruk
bangunnya dan kurus badannya; tidak pernah kulihat yang seburuk itu di
seluruh tanah Mesir. Lembu yang kurus dan buruk itu memakan ketujuh ekor
lembu gemuk yang mula-mula. Lembu-lembu ini masuk ke dalam perutnya,
tetapi walaupun telah masuk ke dalam perutnya, tidaklah kelihatan sedikitpun
tandanya: bangunnya tetap sama buruknya seperti semula. Lalu terjagalah
aku.
2. Selanjutnya dalam mimpiku itu kulihat timbul dari satu tangkai tujuh bulir
gandum yang berisi dan baik. Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh
bulir yang kering, kurus dan layu oleh angin timur. Bulir yang kurus itu
memakan ketujuh bulir yang baik tadi. Telah kuceritakan hal ini kepada
semua ahli, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat menerangkannya
kepadaku."
Lalu kata Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah telah
memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. Ketujuh
ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bulir gandum yang baik itu
ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama. Ketujuh ekor lembu yang kurus dan
buruk, yang keluar kemudian, maksudnya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir
17
gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun
kelaparan. Inilah maksud perkataanku, ketika aku berkata kepada tuanku Firaun:
Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.
Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir.
Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala
kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini.
Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas kelimpahan di negeri ini karena
kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kelaparan itu. Sampai dua kali mimpi itu
diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan
segera melakukannya. Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang
berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir.
Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas
negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil
tanah Mesir. Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun
baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di
kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. Demikianlah segala bahan
makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang
akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."
Firaun melihat kebijaksanaan Yusuf, lalu menjadikannya Perdana Menteri, orang
nomor dua seluruh Mesir. Ketika itu Yusuf berusia 30 tahun. Kepada Yusuf diberikan
Asnat, putri imam agung di Potifera (atau On) menjadi isterinya, yang kemudian
melahirkan dua putra: Manasye dan Efraim. Yusuf mengatur penyimpanan makanan,
18
sehingga ketika kekurangan yang hebat terjadi di seluruh Timur Tengah, di Mesir ada
kelimpahan makanan, sampai orang-orang dari negara lain ikut membeli.
Yakub menyuruh 10 saudara Yusuf untuk ke Mesir membeli makanan. Hanya
Benyamin yang tidak ikut. Yusuf mengenali saudara-saudaranya, tetapi mereka tidak
mengenali Yusuf. Yusuf menyuruh menahan mereka 3 hari dengan tuduhan mata-
mata. Untuk membuktikan kebenaran informasi mereka, Yusuf meminta agar mereka
membawa adik bungsu, Benyamin, menghadap Yusuf. Sementara mereka pulang,
Simeon ditahan di Mesir. Begitu hebatnya bencana kekurangan itu, sehingga anak-
anak Yakub mau tidak mau harus kembali membeli makanan lagi di Mesir. Terpaksa
mereka membawa Benyamin yang tadinya tidak ingin dilepaskan oleh Yakub.
Yehuda menjamin dengan nyawa keluarganya. Setiba di Mesir, mereka semua dijamu
dengan baik oleh Yusuf, didudukkan sesuai urutan kelahiran dan kepada Benyamin
diberikan makanan paling banyak. Pada waktu pulang, Yusuf menyuruh anak
buahnya menyelipkan piala peraknya ke kantong makanan Benyamin. Kemudian,
setelah mereka berangkat, tentara Yusuf mengejar dan karena piala itu ditemukan
pada Benyamin, maka Benyamin ditahan, sedangkan yang lain disuruh meneruskan
perjalanan pulang. Namun, mereka semua tidak mau dan ikut kembali menghadap
Yusuf dengan Benyamin. Yusuf tidak tahan lagi, dan ia memperkenalkan diri kepada
saudara-saudaranya, sambil menangis keras.
Ketika Firaun mendengar bahwa saudara-saudara Yusuf datang, ia meminta agar
mereka semua, dan juga Yakub, ayah mereka, untuk pindah ke Mesir dan memberi
hadiah tanah yang paling bagus untuk didiami. Mendengar kabar Yusuf masih hidup,
19
Yakub memutuskan pindah ke Mesir bersama seluruh anggota keluarganya, 75 orang
Mereka tinggal di tanah Gosyen, di delta sungai Nil, yang sangat subur dan bagus
untuk menggembalakan domba.
Yusuf meninggal pada usia 110 tahun di Mesir, tetapi sebelum meninggal meminta
saudara-saudara dan keluarganya untuk bersumpah agar tulang-tulangnya dikuburkan
di tanah Kanaan.
20
5. Bapa Daud
Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel
16). Ayahnya bernama Isai, putra bungsu dari 8 bersaudara. Masa remajanya
dilewatinya sebagai seorang gembala.(1 Samuel 17 ) Suatu kali, ketika sedang
menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal
makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-
tentara Filistin.
Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar
Tuhannya dihujat oleh tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga untuk
maju berperang melawan Goliat, salah seorang anggota pasukan Filistin yang
terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi-jadi amarahnya ketika
tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang berani maju menjawab
tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau bertempur dengan hanya
menggunakan umban dan beberapa butir batu. Goliat mati terkena lemparan
umban dan Daud menjadi pahlawan Israel.
Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini
membangkitkan rasa iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama.
Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya
menjadi raja Israel yang kedua. Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul
boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk bermain kecapi di
istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menikahi Mikhal, anak
perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah sahabat karib Daud.
21
Daud pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di
atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali
ternyata Batsyeba adalah istri Uria orang Het, seorang perwira Daud sendiri.
Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan
ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan
melalui nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2
Samuel 12:1-25).
Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang
kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai
sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat
tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud,
memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat marah. Dua
tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak buahnya
membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia
mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33).
Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam
pemberontakan ini Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel
18:1-18).
Di hari tuanya, Adonia, putranya yang keempat mengangkat diri menjadi raja
tanpa sepengetahuan Daud. Saat diberitahu, Daud segera memerintahkan untuk
mengurapi Salomo sebagai raja. Setelah Daud wafat, Salomo menghukum mati
Adonia.
22