4

9
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI “PEMBUATAN NATA DE COCO” OLEH KELOMPOK 2: LABORATORIUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2014 PEMBUATAN NATA DE COCO 1

description

bbb

Transcript of 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PEMBUATAN NATA DE COCO

OLEH KELOMPOK 2:

LABORATORIUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2014

PEMBUATAN NATA DE COCO

TUJUAN:

Memahami cara pembuatan Nata de Coco

LANDASAN TEORI

Nata De Coco merupakan komponen yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitasAcetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian di sebut nata de coco.

Acetobacter xylinumdapat tumbuh pada pH 3,5 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteriAcetobacter xylinum pada suhu 28 31 C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.

Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan oksigen.

Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolik yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak disbanding jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter xylinumdapat tumbuh pada pH 3,5 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteriAcetobacter xylinum pada suhu 28 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.

ALAT DAN BAHAN

Kompor

Panci untuk merebus media (air kelapa)

Gelas ukur besar

Pengaduk

Saringan air kelapa/ayakan tepung

Wadah untuk fermentasi

Kain putih/kertas koran untuk penutup

Tali pengikat

Timbangan

Air kelapa murni

Air kelapa sebanyak 1 liter, nantinya di fermentasi dengan mikroba Acetobacter xylinum

Gula sebanyak 100 gram

ZA 5 gram

Asam cuka/asam asetat, asam nitrat, serta bibit nata de coco 3,5 ml

CARA KERJA

1. Pembuatan nata de coco

Pertama-tama saring air kelapa yang sudah disiapkan kemudian masukkan ke dalam panci ukuran 2 liter lalu masukkan gula pasir sebanyak 100 gram, ZA 1,5 gram dan cuka sebanyak 3,5 ml dan di masak hingga mendidih

Setelah mendidih masukkan air kelapa yang dalam keadaan mendidih ke dalam baki plastik yang sudah bersih dan steril

Tutup baki tersebut dengan kertas koran yang sebelumnya sudah di jemur pada sinar panas matahari

Tutuplah baki-baki tersebut dengan rapat sampai menjadi dingin sehingga kemudian nanti di beri bibit nata de coco. Selanjutnya hasil pembibit an tersebut ditutup kembali.

Baki yang di pakai sebagai media pembibitan tersebut tidak boleh tergoyang dan hasil pembibitan boleh di buka setelah baki pembibitan di biarkan selama 1 minggu

2. Cara memanen nata de coco

Nata yang telah terbentuk, diambil dan di buang bagian yang rusak jika ada, lalu di bersihkan dengan air (dibilas) dan rendam dengan air bersih selama 1 hari

Keesokan harinya, air bekas merendam tersebut diganti dengan air bersih dan rendam lagi selama 1 hari

Setelah itu nata de coco dicuci bersih dan dipotong dengan bentuk kubus dan rebus hingga mendidih

Air rebusan nata de coco yang pertama dibuang dan selanjutnya direbus kembali dengan mencampurkan 1 sendok asam sitrat

Setelah selesai merebus, nata de coco siap dapat di makan langsung atau diolah lagi menjadi resep minuman segar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil pengamatan Nata de Coco selama 1 minggu

No

Hari/Tangal

Keadaan Nata de Coco

Tekstur

Warna

Ketebalan

1.

Sabtu, 18 Oktober 2014

Cair

Putih krem

-

2.

Minggu, 19 Oktober 2014

Cair

Putih krem

-

3.

Senin, 20 Oktober 2014

Cair

Putih krem

-

4.

Selasa, 21 Oktober 2014

Lapisan tipis di permukaan cairan

Putih krem

0.3 cm

5.

Rabu, 22 Oktober 2014

Lapisan tipis di permukaan cairan

Putih krem

0.3 cm

6.

Kamis, 23 Oktober 2014

Lapisan tipis di permukaan cairan

Putih krem

0.4 cm

Tabel 2. Hasil pengamatan dari pembuatan Nata de coco pada hari ke 7

Cairan Awal (ml)

Tekstur

Warna

Tebal lapisan (cm)

Sisa Cairan (ml)

1000 ml

Lapisan tipis di permukaan cairan

Putih krem

0.4 cm

-

Pembahasan

Kondisi Nata

Keterangan

Hari 1

Kondisi nata masih dalam keadaan cair dan belum terbentuk lapisan apapun

Belum ada perubahan warna, tekstur dan bau

Hari 2

Kondisi nata masih dalam keadaan cair dan belum terbentuk lapisan apapun

Belum ada perubahan warna, tekstur dan bau

Hari 3

Sudah ada perubahan yaitu mulai ada terbentuk lapisan semacam tegangan permukaan cairan

Warna sedikir krem, masih cair dan timbul bau asam kurang sedap.

Hari 4

Terbentuk gumpalan-gumpalan kecil di atas permukaan cairan beserta lapisannya, bau tak sedap.

Terbentuk lapisan setebal 0.3 cm di permukaan cairan nata

Hari 5

Lapisan yang melapisi membentuk lapisan yang semakin kaku di permukaan, sisanya masih berbentuk cairan dan berbau tak sedap

Tebal masih sama 0,3 cm

Hari 6

warnanya semakin pekat, baunya juga semakin tidak sedap, hal ini membuktikan bahwa nata pada air kelapa tidak berhasil. Hal itu disebabkan oleh adanya bakteri yang tumbuh atau kondisi yang tidak memungkinkan untuk bakteriAcetobacter xylinumuntuk hidup

Tebal lapisan 0.4 cm

Pada pengamatan hari ke-1 sampai hari ke-6 belum terbentuk lapisan yang belum bisa diukur ketebalannya. Hanya ada beberapa perubahan yang terjadi sebagaimana yang di cantumkan dalam tabel pembahsan di atas. Pada tujuh hari berikutnya, lapisan nata yang terbentuk setebal 1 cm di permukaan cairan nata. Pada 7 hari kedua ini lah baru terbentuk lapisan serat-serat nata. Hal ini di sebabkan oleh suhu yang tidak optimal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Selain itu sewaktu pembuatan nata de coco tersebut para praktikan banyak berbicara sehingga memungkinkan dalam pembuatan nata de coco tersebut terkontaminasi oleh bakteri yang lain. Sehingga dari situlah pembuatan nata de coco tersebut tidak berhasil, alat yang kurang sempurna dalam sterilisasi.

KESIMPULAN

Nata de coco adalah serat hasil perkembang biakan bakteri Acetobacter xylinum yang berbahan dasar air kelapa dengan tambahan cuka makan sebagai penurun pH.

Nata akan tumbuh baik dan menghasilkan produk jika dalam pembuatannya terjaga sterilitasnya, kondisi air kelapa, kadar bahan yang di gunakan dan faktor lingkungan seperti suhu.

DAFTAR PUSTAKA

Mian, Putri.2013. Laporan Praktikum Mikrobiologi. Laporan Praktikum, Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu: Bengkulu(diakses tanggal 22/11/2014 pukul 14.00)

LAMPIRAN

Gambar: Nata de coco yang terbentuk pada media

Gambar: Nata de coco yang sudah di panen dan siap di konsumsi

4