43-52-Jurnal-Heny-Ekawati
-
Upload
afnan-mukhtar-syauqi -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati
SURYA 43 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
PERBEDAAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN AROMATHERAPY TERHADAP
PENURUNAN NYERI MENSTRUASI (DISMENORE) PADA
SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGBINANGUN
Sulis Rohmawati* Heny Ekawati**
…………......……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….
Salah satu tanda peralihan masa anak menjadi dewasa adalah adanya menstruasi pada remaja putri.
Menstruasi sering kali menimbulkan ketidaknyamanan pada remaja putri, terutama akibat nyeri
menstruasi (disminore) yang ditimbulkan.
Tujuan penelitian ini adalah perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap
penurunan nyeri menstruasi (dismenore).
Desain penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan One-Group Pra test-post test
Design. Populasi Seluruh remaja putri kelas XI yang mengalami disminore di SMA N 1
Karangbinangun Lamongan sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012. Teknik
sampling Simple Random Sampling. Sample sebanyak 67 siswi SMA N 1 Karangbinangun
Lamongan pada bulan Februari-Maret Tahun 2012, dengan 34 responden diberikan kompres hangat
dan 33 responden diberikan aromatherapy. Instrumen penelitian thermometer air, lembar observasi
dan lembar skala nyeri. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Test dengan
tingkat kemaknaan =0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan P=0,000 dimana P<0,05, sehingga H1 diterima, artinya terdapat
perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi
(dismenore) pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun.
Rekomendasi dari penelitian ini maka penting bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dan sebagai salah satu cara alternatif non farmakologis untuk mengurangi
dismenore
Kata kunci: Kompres hangat, aromatherapy, penurunan nyeri dismenore
PENDAHULUAN. …… . … … .
Masa transisi atau peralihan dari masa
anak menuju masa dewasa meliputi
perubahan penampilan fisik dan karakteristik
fisiologis yang sangat besar, masa ini disebut
sebagai masa remaja. Perubahan yang
tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana
tubuh berkembang pesat sehingga mencapai
bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula
dengan berkembangnya kapasitas reproduksi
menuju kematangan seksual (Hendriati
Agustin, 2006). Hal ini ditandai dengan
menarce yaitu menstruasi pertama yang
merupakan tanda permulaan pemasakan
seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun (Siti
Rahayu Haditono, 2002). Pada sebagian
besar anak perempuan, menstruasi tidak
regular, tidak dapat diprediksi, tidak nyeri
dan tidak mengandung telur. Setelah satu
tahun atau lebih, berkembang suatu irama
hipofisis hipotalamus, dan ovarium
memproduksi estrogen siklik yang adekuat
untuk mematangkan ovum (Bobak, 2004).
Permasalahan kesehatan reproduksi
remaja saat ini masih menjadi masalah yang
perlu mendapat perhatian. Kesehatan
reproduksi remaja tidak hanya masalah
seksual saja tetapi juga menyangkut segala
aspek tentang reproduksinya, terutama untuk
remaja putri yang nantinya menjadi seorang
wanita yang bertanggung jawab terhadap
keturunannya. Pemahaman tentang
menstruasi sangat diperlukan untuk dapat
mendorong remaja yang mengalami
gangguan menstruasi agar mengetahui dan
mengambil sikap yang terbaik mengenai
permasalahan reproduksi yang mereka alami
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 44 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
(Widyaningsih, 2007). Banyak wanita yang
mengalami ketidaknyamanan pada awitan
menstruasi salah satunya yaitu disminore,
tetapi tingkat ketidaknyamanan disminore
jauh lebih tinggi, dengan nyeri yang sering
kali dirasakan di punggung bawah menjalar
kebawah hingga kebagian atas tungkai
(Andrew, Gilly, 2009). Dismenore
merupakan nyeri hebat menjelang atau
selama menstruasi sehingga memaksa
penderita untuk beristirahat dan
meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya
sehari-hari untuk beberapa jam atau hari.
Bersamaan dengan rasa nyeri dapat juga
dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala,
diare dan sebagainya (Hanifa Wiknjosastro,
2005).
Dari total wanita usia subur di Indonesia
angka kejadian disminore sebesar 64,25%
(Haru Riyanto,2008). Di Surabaya
didapatkan 1,07-1,31% dari jumlah penderita
disminore yang datang ke bagian kebidanan
(Haru Riyanto,2008). Berdasarakan hasil
survey awal yang dilakukan peneliti tanggal
15 Desember 2011 di SMA Negeri 1
Karangbinangun dari 11 siswi yang sudah
mentruasi selama bulan desember terdapat 7
siswi (64%) yang mengalami disminore, 3
siswi (27%) mengalami sakit kepala dan 1
siswi (9%) mengalami mual muntah.
Menurut Potter, Patricia A. (2005)
disminore pada remaja dipengaruhi oleh
beberapa hal antara lain : Usia, kebudayaan,
makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman
terdahulu, gaya koping, keluarga dan
dukungan sosial.
Usia merupakan variabel penting yang
mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-
anak dan lansia. Hubungan perkembangan,
yang ditemukan diantara kelompok usia ini
dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak
dan lansia bereaksi terhadap nyeri.
Kebudayaan berkaitan dengan
keyakinan dan nilai-nilai budaya
mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang
diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka.
Makna nyeri berpengaruh dengan
derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan.
Individu akan mempersepsikan nyeri dengan
cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut
memberikan kesan ancaman, suatu
kehilangan, hukuman, dan tantangan.
Perhatian individu pada nyeri
mempengaruhi persepsi nyeri. Hal ini
merupakan salah satu konsep yang
diterapkan di berbagai terapi untuk
menghilangkan nyeri, seperti relaksasi,
distraksi, teknik imajinasi terbimbing (guided
imagery), dan masase. Fokus perhatian dan
konsentrasi klien pada stimulus yang lain
akan menempatkan nyeri pada kesadaran
yang perifer sehingga toleransi nyeri individu
meningkat. Upaya pengalihan nyeri
menyebabkan respon terhadap nyeri
menurun.
Ansietas sering kali meningkatkan
persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan suatu perasaan ansietas.
Individu yang memiliki emosional yang sehat
biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri
tingkat sedang hingga berat dari pada
individu yang memiliki emosional yang
kurang stabil. nyeri yang tidak kunjung
hilang sering kali menyebabkan psikosis dan
gangguan kepribadian.
Keletihan juga mempengaruhi nyeri.
Persepsi nyeri akan meningkat jika individu
keletihan. Rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan
menurunkan kemampuan koping. Nyeri
sering berkurang setelah individu mengalami
suatu periode tidur yang lelap dibandingkan
pada saat kelelahan.
Pengalaman terhadap nyeri yang
dialami individu akan menyebabkan
timbulnya rasa takut individu tersebut
terhadap peristiwa menyakitkan yang akan
diakibatkan oleh nyeri tersebut. Individu
dengan pengalaman nyeri akan mengalami
ketakutan terhadap peningkatan nyeri dan
pengobatannya yang tidak adekuat. Pasien
yang tidak pernah mengalami nyeri yang
nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut
menjadi lebih parah.
Gaya koping mempengaruhi individu
tersebut untuk mengatasi nyeri. Klien sering
kali menemukan berbagai cara untuk
mengembangkan koping terhadap efek fisik
dan psikologis Nyeri. Memahami sumber-
sumber koping klien selama nyeri terdiri dari
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 45 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
farmakologi dan non farmakologi. Adapun
non farmakologi seperti berkomunikasi,
latihan fisik, makan coklat, atau menyanyi
dapat digunakan dalam upaya mendukung
dan mengurangi nyeri sampai tingkat
tertentu. Sedangkan terapi farmakologi dapat
berupa terapi hormonal, obat analgesik,
terapi dengan obat non steroid anti
prostaglandin.
Dukungan keluarga dan dukungan
sosial atau orang terdekat dapat
mempengaruhi nyeri seseorang. Kehadiran
keluarga yang dicintai atau teman bisa
mengurangi rasa nyeri pasien, namun ada
juga yang lebih suka menyendiri ketika
merasakan nyeri. Kehadiran orang-orang
terdekat merupakan tempat klien
menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri.
Individu yang mengalami nyeri sering kali
bergantung pada anggota keluarga atau
teman dekat untuk memperoleh dukungan,
bantuan, atau perlindungan. Walaupun nyeri
tetap dirasakan, kehadiran orang yang
dicintai akan mengurangi kesepian dan
ketakutan. Kehadiran orang tua sangat
penting bagi anak-anak yang sedang
mengalami nyeri.
Dampak dari disminore tersebut
muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman
ringan dan letih yang bersamaan dengan rasa
nyeri juga dijumpai rasa mual, muntah, sakit
kepala, diare dan sebagainya. Sehingga
memaksa wanita yang mengalami disminore
untuk istirahat dan meninggalkan
aktivitasnya atau cara hidupnya untuk
beberapa jam atau hari (Hanifa
Winkjosastro,2005). Remaja yang
mengalami dismenore pada saat menstruasi
banyak yang tidak masuk sekolah dan
meninggalkan kelas saat pelajaran
berlangsung selain itu remaja juga
prestasinya kurang begitu baik disekolah
dibandingkan remaja yang tidak terkena
dismenore (Hacker N and Moore G, 2001).
Sedangkan dalam menangani nyeri
menstruasi ada beberapa metode
nonfarmakologis yang cukup efektif
dilakukan dalam mengurangi nyeri
menstruasi (dismenorea) dapat dilakukan
dengan cara metode relaksasi yaitu kompres
hangat dan aromatherapy. Kompres hangat
merupakan suatu prosedur menggunakan
kain / handuk yang telah di celupkan pada air
hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh
tertentu. Sedangkan aroma terapi merupakan
salah satu metode nonfarmakologis yang
digunakan untuk meningkatkan kesehatan
fisik dan psikologis. Aroma terapi dapat
membantu mengurangi kecemasan, stress,
ketakutan, mual, muntah dan rasa nyeri
(Martin, 1996). Terapi aroma mempunyai
efek positif karena diketahui bahwa aroma
yang segar, harum merangsang sensori,
reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi
organ yang lainnya sehingga dapat
menimbulkan efek kuat terhadap emosi.
Respon bau yang dihasilkan akan
merangsang kerja sel neurokimia otak.
Sebagai contoh, bau yang menyenangkan
akan menstimulasi talamus untuk
mengeluarkan enkafelin yang berfungsi
sebagai penghilang rasa sakit alami dan
menghasilkan perasaan tenang. Bau seperti
melati,kenanga dan lavender dapat
merangsang kerja endofrin pada kelenjar
ptituari dan menghasilkan efek afrodisiak.
Kelenjar ptituari juga melepaskan agen kimia
ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur
fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal.
(Jeannie, 2009)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang perbedaan pemberian kompres hangat
dan aromateraphy terhadap penurunan nyeri
menstruasi (disminore).
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah pra-
eksperimental dengan jenis rancangan yang
digunakan adalah one-group pra-post test
design. Populasi penelitian iniSeluruh remaja
putri kelas XI yang mengalami disminore di
SMA N 1 Karangbinangun Lamongan
sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret
Tahun 2012, sedangkan sampel penelitian
adalah Sebagian remaja putri remaja putri
kelas XI yang mengalami disminore di SMA
N 1 Karangbinangun Lamongan sebanyak 67
siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012.
Pengumpulan data penelitian menggunakan
thermometer air, lembar observasi dan
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 46 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
lembar skala nyeri. Analisis penelitian
menggunakan uji wilcoxon signed rank test.
HASIL .PENELITIAN …
1. Data Umum
1) Distrubusi Responden
Karakteristik responden berdasarkan
umur memperoleh hasil yang digambarkan
pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Umur Pada Siswi Kelas XI SMA
Negeri I Karangbinangun.
No Jenis
kelamin
Frekuensi %
1.
2.
Laki laki
Perempuan
14
18
43,75
45,25
Jumlah 32 100,0
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
bahwa dari 32 responden sebagian besar
berjenis kelamin permpuan yaitu sebanyak
18 responden atau 45,25%, sedangakan laki –
laki sebanyak 14 pasien atau 43,75%.
2. Data Khusus
Tabel 2 Tingkat Nyeri Disminore Remaja
Putri Sebelum Diberikan Kompres
Hangat
No. Tingkat
nyeri
Jumlah Prosentase
1 Tidak nyeri 0 0 %
2 Nyeri
ringan
5 14,70 %
3 Nyeri
sedang
23 67,65 %
4 Nyeri berat 6 17,65 %
5 Nyeri
sangat berat
0 0 %
Total 34 100 %
Berdasarkan tabel 2 diatas
menunjukkan sebagian besar atau (67,65 %)
responden mengalami nyeri sedang dan tidak
satupun atau (0 %) responden yang tidak
nyeri dan mengalami nyeri sangat berat.
Tabel 3 Distribusi Tingkat nyeri Disminore
Remaja Putri Sebelum Diberikan
Aromatherapy
No Tingkat nyeri Juml Prosentase
1 Tidak nyeri 0 0 %
2 Nyeri ringan 12 36,36 %
3 Nyeri sedang 20 60,61 %
4 Nyeri berat 1 3,03 %
5 Nyeri sangat
berat
0 0 %
Total 33 100 %
Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan
lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden
mengalami nyeri sedang dan tidak satupun
atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan
mengalami nyeri sangat berat.
Tabel 4 Distribusi Tingkat nyeri disminore
remaja putri setelah diberikan
kompres hangat
No Tingkat
nyeri
Jumlah Prosentase
1 Tidak nyeri 2 5,9 %
2 Nyeri
ringan
19 55,9 %
3 Nyeri
sedang
12 35,3 %
4 Nyeri berat 1 2,9%
5 Nyeri
sangat berat
0 0 %
Total 34 100 %
Berdasarkan table 4 diatas
menunjukkan lebih dari sebagian atau
(55,9 %) responden mengalami nyeri ringan
dan tidak satupun atau (0 %) responden yang
mengalami nyeri sangat berat.
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 47 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
Tabel 5 Distribusi Tingkat nyeri disminore
remaja putri setelah diberikan
aromatherapy
No Tingkat
nyeri
Jumlah Prosentase
1 Tidak nyeri 3 9,1 %
2 Nyeri
ringan
23 69,7 %
3 Nyeri
sedang
7 21,2 %
4 Nyeri berat 0 0 %
5 Nyeri
sangat berat
0 0 %
Total 33 100 %
Berdasarkan Tabel 5 diatas
menunjukkan sebagian besar atau (69,7 %)
responden mengalami nyeri ringan dan tidak
satupun atau (0 %) responden yang
mengalami nyeri berat dan nyeri sangat berat.
Tabel 6 Perbedaan pemberian kompres
hangat dan aromatherapy terhadap
penurunan nyeri menstruasi
(disminore)
No Jenis
Perlakuan
Penurunan
Nyeri
Juml
ah
Prosent
ase
1. Kompres
Hangat Terjadi
penurunan
Tidak
terjadi
Penurunan
Total
21
13
33
61,7 %
38,3%
100%
2 Aroma
terapi Terjadi
penurunan
Tidak
terjadi
penurunan
Total
17
16
33
51,5%
48,5%
100%
Berdasarkan hasil analisis dengan
bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji
Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p
= 0,000 dengan α = 0,05 dimana p<0,05
maka secara statistik H1 diterima, yang
berarti bahwa ada perbedaan pemberian
kompres hangat dan aromatherapy terhadap
penurunan nyeri menstruasi (disminore) pada
siswi kelas XI SMA Negeri 1
Karangbinangun Lamongan pada bulan
Februari - April 2012. Didalam uji tersebut
dapat dilihat bahwa terdapat 21 responden
yang mengalami penurunan nyeri setelah
diberikan kompres hangat dan terdapat 17
responden yang mengalami penurunan nyeri
setelah diberikan aromaterapi.
PEMBAHASAN .… .…
1. Tingkat Nyeri Dismenorea sebelum
diberikan Kompres Hangat
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
sebagian besar atau (67,65 %) responden
mengalami nyeri sedang dan tidak satupun
atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan
mengalami nyeri sangat berat.
Respon nyeri pada setiap orang
berbeda-beda yang dipengaruhi banyak
faktor. Salah satu faktor dominan yang
mempengaruhi respon nyeri adalah usia
individu. Usia berhubungan erat dengan
tingkat kematangan berfikir seseorang.
Semakin bertambahnya umur, tingkatan
pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki
seseorang juga semakin bertambah. Hal ini
sesuai dengan teori Potter, Patricia A. (2005),
yang menyatakan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi nyeri seseorang,dimana salah
satunya adalah faktor usia. Usia merupakan
variabel penting yang mempengaruhi nyeri,
khususnya pada anak-anak dan lansia.
Perbedaan perkembangan, yang ditemukan
diantara kelompok usia ini dapat
mempengaruhi bagaimana anak dan lansia
bereaksi terhadap nyeri. Berdasarkan tabel
4.1 yang menunjukkan lebih dari sebagian
responden berumur 17 tahun yaitu sebanyak
35 orang (52%) dan kurang dari sebagian
yang berumur 16 tahun yaitu sebanyak 32
orang (48%).
Selain umur memang masih banyak
faktor lain yang mampu mempengaruhi
tingkat nyeri seseorang khususnya bagi siswi
SMA, salah satunya yaitu perhatian, ansietas,
dan dukungan keluarga. Perhatian remaja
putri atau siswi SMA terhadap nyerinya
mungkin kurang karena banyaknya kegiatan
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 48 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
dan tugas yang diberikan di sekolahnya
sehingga sebagian besar responden
mengalami nyeri sedang, hal ini sesuai
dengan teori Potter (2005) yang menyatakan
Tingkat nyeri seseorang klien memfokuskan
perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi
persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,
sedangkan upaya pengalihan (distraksi)
dihubungkan dengan respon nyeri yang
menurun (Gil, 1990).
2. Tingkat Nyeri Dismenorea sebelum
diberikan aromatherapy
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden
mengalami nyeri sedang dan tidak satupun
atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan
mengalami nyeri sangat berat.
Semua orang mempunyai respon
yang berbeda dalam mengartikan tingkat
nyeri. Mengkaji intensitas nyeri sangat
penting walaupun bersifat subyektif.
Seseorang yang sedang merasa nyeri
khususnya nyeri yang hebat, ingin nyeri yang
dirasakannya segera hilang, tujuan
keseluruhan dalam pengobatan nyeri yaitu
mengurangi nyeri sebesar-besarnya dengan
kemungkinan efek samping paling kecil.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Potter (2005) yaitu hubungan antara nyeri
dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas
sering kali meningkatkan persepsi nyeri,
tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu
perasaan ansietas. Individu, yang sehat secara
emosional biasanya lebih mampu
mentoleransi nyeri sedang hingga berat dari
pada individu yang memiliki emosional yang
kurang stabil. Satu lagi yaitu dukungan yang
diberikan oleh keluarga, dimana dukungan
dari keluarga mampu memberikan
ketenangan pada seseorang sehingga mampu
mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan,
pendapat ini juga sesuai dengan teori Potter
(2005) yang menyatakan ndividu yang
mengalami nyeri sering kali bergantung pada
anggota keluarga atau teman dekat untuk
memperoleh dukungan, bantuan, atau
perlindungan. Walaupun nyeri tetap
dirasakan, kehadiran orang yang dicintai
akan mengurangi kesepian dan ketakutan.
Kehadiran orang tua sangat penting bagi
anak-anak yang sedang mengalami nyeri.
3. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri
setelah diberikan Kompres Hangat
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
lebih dari sebagian atau (55,9 %) responden
mengalami nyeri ringan dan tidak satupun
atau (0 %) responden yang mengalami nyeri
sangat berat.
Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk menurunkan tingkat nyeri seseorang.
Diantaranya dengan dilakukan intervensi
pemberian kompres hangat. Seseorang yang
diberikan terapi kompres hangat pada daerah
abdomen saat mengalami nyeri menstruasi
(dismenorea) akan meningkatkan relaksasi
otot-otot dan mengurangi nyeri akibat
spasme atau kekakuan serta memberikan rasa
hangat. Demikian juga panas dapat
menyebabkan pembuluh darah meningkatkan
aliran darah kebagian tubuh yang mengalami
perubahan fungsi, selain itu juga panas dapat
mengurangi ketegangan otot menjadi
relaksasi
Menurut Patricia A, (2005), relaksasi
merupakan memberikan individu kontrol diri
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
stress fisik dan emosi pada nyeri. Klien dapat
mengubah persepsi kognitif dan motivasi-
afektif dengan melakukan relaksai dan teknik
imajinasi. Relaksasi merupakan kebebasan
mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
4. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri
setelah diberikan Aromaterapi
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
lebih dari sebagian atau (51,5 %) responden
mengalami penurunan nyeri dan kurang dari
sebagian atau (48,5 %) responden tidak
mengalami penurunan nyeri
Ada beberapa cara untuk menurunkan
tingkat nyeri seseorang. Diantaranya dengan
pemberian aromaterapi. Tingkat nyeri bisa
berkurang dengan diberikannya aromaterapi.
Aromaterapi bias mengurangi rasa sakit,
meredahkan ketegangan dan kejang. Setelah
diberikan aromaterapi sebagian besar
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 49 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
responden mengalami nyeri ringan. Cara
kerja bahan aromatherapy yaitu melalui
system sirkulasi tubuh dan system penciuman.
Organ penciuman merupakan indera perasa
dalam berbagai reseptor saraf yang
berhubungan langsung dan merupakan
saluran langsung ke otak. Bau marupakan
suatu molekul yang mudah menguap, apabila
masuk ke rongga hidung melalui pernafasan
akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses
penciuman. Melalui penghirupan sebagian
molekul akan masuk ke paru. Molekul
aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa
pada saluran pernafasan, baik pada bronkus
atau pada cabang halusnya (bronchiole) dan
terjadi pertukaran gas didalam alveoli,
molekut tersebut akan diangkut oleh system
sirkulasi darah di dalam paru. Pernafasan
yang dalam akan meningkatkan jumlah
bahan aromatic yang ada ke dalam tubuh.
Respon bau yang dihasilkan akan
merangsang kerja sel neurokimia otak
(Guyton & Hall, 2007).
Teknik relaksasi memberikan individu
control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.
Teknik relaksasi dapat digunakan saat
individu dalam keadaan sakit atau sehat
(Varney, Helen. 2006). Menurut teori Gilbert
& Harmon (2003), Aromatherapy merupakan
minyak essensial yang menentukan kontraksi
uterus, mendorong kontraksi rahim,
mengurangi rasa sakit, meredahkan
keteganggan dan kejang, mengurangi rasa
takut dan kecemasan, dan meningkatkan
perasaan kesejahteraan.
5. Perbedaan Pemberian Kompres
Hangat Dan Aromatherapy Terhadap
Penurunan Nyeri Menstruasi
(Disminore) Pada Siswi Kelas XI SMA
Negeri 1 Karangbinangun
Berdasarkan hasil analisis dengan
bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji
Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p
= 0,000 dengan α = 0,05 dimana p<0,05
maka secara statistik H1 diterima, yang
berarti bahwa ada perbedaan pemberian
kompres hangat dan aromatherapy terhadap
penurunan nyeri menstruasi (disminore) pada
siswi kelas XI SMA Negeri 1
Karangbinangun Lamongan pada bulan
Februari - April 2012. Didalam uji tersebut
dapat dilihat bahwa setelah diberikan
kompres hangat terdapat 21 responden yang
mengalami penurunan nyeri dan setelah
diberikan aromaterapi terdapat 17 responden
yang mengalami penurunan nyeri.
Kompres hangat dan aromateraphy
merupakan cara untuk menurunkan nyeri
dismenorea dengan cara kerja yang berbeda.
Kompres hangat memberikan kehangatan
yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah sehingga aliran darah menjadi lancar
sedangkan aromateraphy merangsang
relaksasi dengan bau yang dihirup oleh
seseorang. Panas dari kompres yang langsung
pada daerah yang sakit lebih cepat
menurunkan rasa nyeri sedangkan aroma
yang dihirup melalui proses pernafasan yang
kemudian baru merangsang kinerja otak dan
juga dipengaruhi oleh dalamnya pernafasan.
Sehingga responden banyak yang mengalami
penurunan nyeri dismenorea karena
pemberian kompres hangat.
Sedangkan menurut Guyton & Hall
(2007) Cara kerja bahan aromatherapy yaitu
melalui system sirkulasi tubuh dan system
penciuman. Bau marupakan suatu molekul
yang mudah menguap, apabila masuk ke
rongga hidung melalui pernafasan akan
diterjemahkan oleh otak sebagai proses
penciuman. Melalui penghirupan sebagian
molekul akan masuk ke paru. Molekul
aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa
pada saluran pernafasan, baik pada bronkus
atau pada cabang halusnya (bronchiole) dan
terjadi pertukaran gas didalam alveoli,
molekut tersebut akan diangkut oleh system
sirkulasi darah di dalam paru. Pernafasan
yang dalam akan meningkatkan jumlah
bahan aromatic yang ada ke dalam tubuh.
PENUTUP
Kesimpulan
1) Sebagian besar responden mengalami
nyeri sedang sebelum diberikan kompres
hangat
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 50 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
2) Lebih dari sebagian responden mengalami
nyeri sedang sebelum diberikan dan
aromateraphy.
3) Lebih dari sebagian responden mengalami
nyeri ringan setelah diberikan kompres
hangat
4) Lebih dari sebagian responden mengalami
nyeri ringan setelah diberikan
aromateraphy.
5) Terdapat perbedaan yang signifikan
antara pemberian terapi kompres hangat
dengan aromateraphy yaitu lebih banyak
responden yang mengalami penurunan
nyeri dismenore setelah diberikan terapi
kompres hangat daripada dengan
aromateraphy.
Saran
1) Bagi Akademis
Hasil penelitian memberikan masukan
ilmu pengetahuan khususnya dalam hal
pemberian kompres hangat dan aromatherapy
terhadap penurunan nyeri menstruasi
(dismenore), sebagai sarana pembanding bagi
dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya
informasi tentang penanganan dismenore.
2) Bagi Pemerintah
Hasil penelitian dapat menjadi bahan
masukan dalam meningkatkan program
kesehatan reproduksi, sebagai masukan yang
dapat dipergunakan untuk meningkatkan
status kesehatan, khususnya dalam
mengurangi tingkat nyeri dismenore.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, W. 2001. Minyak Essensial
Aromatherapy.
www.minyakherbal.com di Update
pada 25 November 2011
pukul :18.45 WIB
Andrew, Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Andriana, E. 2007. Melahirkan Tanpa Rasa
Sakit. Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Populer
Benson, Ralph C. (2008). Buku Saku Obstetri
dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Blamey E. 2008. An Investigation into the
Use of Aromatherapy in
Intrapartum Midwife Practice. The
Journal of Alternatife and
Complementary Mediceine. di
Update pada 21 November 2011
pukul: 14.45 WIB
Bobak. (2004). Buku ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta: EGC
Buckle, J. 2003. Clinical Aromatherapy,
Essensial Oils in Practice. Second
E Dition :Churchill Livingstone
New York
Budiarto Eko. 2002. Biostatistika untuk
Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC.
Danim, Sudarwan. (2002). Metodologi
Penelitian Kebidanan. Jakarta :
EGC
Danim, Sudarwan. 2002. Metode Penelitian
untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta:
Bumi Aksara
Departemen of Health. 2007. pain
managemen Aromatherapy section.
http://www.kemh.health.wa.gov.au
./development/manual/section/4/82
72.pdf di Update pada 25
November 2011 pukul : 19.00 WIB
Gil. (1990). Dampak Disminore (2002).
http//www. disminore. blogspot.
com. Diakses tanggal 10 Desember
2011 pukul : 13.00 WIB
Gilbert & Harmon, (2003). Manual of High
Risk Pregnancy And Delivery.
California
Hadibroto, I & Alam, S. 2006. Seluk-beluk
pengobatan alternatif dan
kontenporer. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer
Hendriati, Agustin. (2006). Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT
Rafika Aditama
Hacker N and Moore (2001). Essensial
Obstetri dan Ginekologi . Edisi
Dua. Jakarta: Hipokrates
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 51 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
Hanifa Winkjosastro. (2002). Ilmu
Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Hanifa Winkjosastro. (2005). Ilmu
Kandungan. Jakarta: YBP-SP
Harunriyanto, 2008. Angka kejadian
Dismenore. online
www.makalah.co.id, diakses
tanggal 21 November 2011 pukul :
15.00
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika
Hidayat, A.Aziz Alimul. (2007). Riset
Keperawatan Dan Teknik
Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, Musrifatul. (2008). Ketrampilan
Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
Hutasoit, A. 2002. Aromatherapy untuk
Pemula. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Jeannie, M. 2009. Aromatherapy.
www.minyakherbal.com di Update
pada 25 November 2011 pukul :
18.45 WIB
Long Barbara C, (1989). Perawatan Medikal
Bedah. Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjadjaran:
Bandung
Mackinnon, K. 2004. Aromatherapy : Art or
Science.
www.highlightaromatherapytoday.
com di Update pada 25 November
2011 pukul : 20.00 WIB
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta
Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta :
Media Aesculapius
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2005, Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan
Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Martin,(2007). Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta: EGC
Musrifatul, A.Aziz Alimul. (2006).
Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
Ninik dwi A. (2005). Disminore Alias Nyeri
Haid. http//www. nex klaten.
blogspot. com diakses tanggal 2
Desember 2011 pukul : 13.00
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Pangkalan ide. (2008). Dark Chocolate.
Jakarta : Elex Media
Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan.
Jakarta : EGC
Poter patresia A alih bahasa renata
komalasari (2006) buku ajar
fundamental keperawatan konsep,
proses dan praktik. Jakarta EGC
Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi :
Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC
Simkin, P. 2007. Kehamilan, Melahirkan &
Bayi: Panduan Lengkap. Jakarta:
Arcan.
Siti Rahayu Haditono. (2002). Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta :
UGM Press
Smeltzer , Suzanne c.dan Bare, Brenda
G.2008. Buku ajar keperawatan
medical bedah EGC Jakarta
Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun
SURYA 52 Vol.01, No.XVII, Maret 2014
Soekidjo, Notoadmojo. (2005). Metode
Penelitian Kesehatan. Jakrta:
Renika Cipta.
Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Steven, P. J. M. et. All., Alih bahasa
J.A.Toma Sowa. 2000. Ilmu
Keperawatan. Jakarta : EGC
Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta : EGC
Widyaningsih, 2007, Kesehatan Reproduksi
dan Kehidupan Generasi Muda,
Tersedia dalam : (http://www.
kesehatan reproduksi.com) diakses
27 November 2011 pukul : 15.15