4.1. Hasil Penelitian - UKSW
Transcript of 4.1. Hasil Penelitian - UKSW
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih
asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM
Salatiga, karena belum pernah dilakukan oleh guru pengajar. Hasil observasi awal
yang dilakukan, peneliti telah berhasil mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran kewirausahaan yang ada di kelas XI 6 Program Keahlian Multi
Media. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran
Kewirausahaan pokok bahasan Menganalisis Peluang Usaha kelas XI 6 Program
Keahlian Multi Media Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen BM
Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan
keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Kewirausahaan,
pokok bahasan Analisis Peluang Usaha dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation di Kelas XI 6 Program Keahlian
Multi Media, semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen BM Salatiga.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang secara
bersiklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan
tindakan (acting), pengamatan/ observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Hasil penelitian ini meliputi keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Hasil dari
keaktifan siswa diperoleh dari pengamatan / observasi yang dinilai dengan
33
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil belajar dibagi menjadi dua
yaitu nilai ulangan harian sebelum diadakan tindakan dan hasil tes (kuis) setelah
tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes
pada pokok bahasan menganalisis peluang usaha setelah dilakukan pembelajaran
dengan Group Investigasion. Selain itu terdapat hasil pengamatan aktivitas siswa
dalam menerima pelajaran, pengamatan aktivitas guru dan tanggapan siswa
terhadap proses pembalajaran Group Investigasion. Pada setiap siklus,
pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilakukan selama dua jam pelajaran dan pertemuan kedua dilakukan selama dua
jam pelajaran. Setiap satu jam pelajaran adalah empat puluh lima menit. Setelah
mengadakan penelitian dengan menggunakan metode Group Investigation pada
pokok bahasan Menganalisis Peluang Usaha peneleliti memperoleh data sebagai
berikut :
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Peneliti merencanakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I
pada Rabu tanggal 2 November 2011 dan 9 November 2011. Peneliti
memandang Group Investigation sebagai model pembelajaran yang tepat untuk
melakukan perbaikan pada mata pelajaran kewirausahaan kelas XI 6 Program
keahlian Multi Media SMK Kristen BM Salatiga. Sub pokok bahasan yang
diteliti adalah menganalisis peluang usaha. Tahap penyusunan rancangan
tindakan yang akan diberikan sebagai berikut:
34
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (lampiran 1) tentang
materi yang diajarkan sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation.
2. Menyusun kelompok berdasarkan Group Investigation ( lampiran 2).
3. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi yang meliputi:
lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari
jumlah siswa yang membawa buku paket, buku catatan dan
perlengkapan tulis (lampiran 3).
lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation. Lembar pengamatan dibuat untuk
mengetahui sejauhmana interaksi siswa selama proses pembelajaran
(lampiran 5).
lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui
aktivitas guru selama menggunakan metode pembalajaran kooperatif
tipe Group Investigation (lampiran 6).
4. Membuat dan menyiapkan kartu identitas kelompok.
5. Menyiapkan kisi-kisi wawancara (lampiran 7).
6. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa (lampiran 8).
7. Mempersiapkan soal kerja kelompok dan soal kuis tiap siklus.
35
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Perbaikan Pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
2 november 2011 dan 9 November 2011. Peneliti melaksanakan skenario
pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Pertemuan
pertama hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru
melakukan presensi kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa, memberi
apersepsi, motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Metode kooperatif
Group Investigation ini baru pertama kali diterapkan oleh guru sehingga lebih
berkonsentrasi pada kegiatan inti. Guru tidak sepenuhnya menyampaikan
tujuan pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran Group Investigation dan dilanjutkan dengan masuk ke materi
pelajaran tentang menganalisis peluang usaha. Guru berusaha mengajak tanya
jawab dengan siswa supaya aktif dalam pembelajaran.
Kemudian masuk dalam kegiatan inti yaitu guru membagi siswa ke
dalam kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru (lampiran 2).
Sebelum membagi kelompok, guru menjelaskan langkah-langkah pengerjaan
lembar kerja kelompok mulai dari tugas masing masing anggota kelompok, ,
nama kelompok dan tujuan dari kelompok. Setelah siswa bergabung dengan
kelompok masing-masing, guru membagi lembar kerja kelompok (lampiran 9)
dan kartu identitas kelompok. Guru berfungsi sebagai fasilitator untuk siswa
didalam bekerja bersama kelompoknya masing-masing. Setelah selesai
melakukan diskusi dan menyelesaikan permasalahan, siswa mempresentasikan
hasil kerja kelompok dan bersama-sama dengan guru membahas jawaban.
36
Sedangkan kelompok lain menanggapi hasil presentasi tersebut. Kegiatan akhir
setelah presentasi, guru memberikan kesimpulan dan pemberitahuan untuk
materi selanjutnya.
Pertemuan kedua guru memberikan apersepsi, motivasi, tujuan
pembelajaran, menyampaikan kembali langkah-langkah pembelajaran Group
Investigation. Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan materi
selanjutnya tentang resiko usaha kaitannya dengan peluang usaha. Setelah guru
menyampaikan materi kemudian menjelaskan langkah-langkah lembar kerja
kelompok dan membangun semangat kelompok. Guru membagi kelompok,
membagi lembar kerja kelompok (lampiran 9) dan ide Kemudian dilanjutkan
dengan pembagian lembar kuis individu (lampiran 11). Setelah kuis selesai
guru memberikan sesi tanya jawab tentang permasalahan yang didapat selama
kuis individu. Untuk pengumuman hasil tes dan perkembangan skor individu ,
penilaian kelompok (lampiran) dan rangking / penghargaan dilakukan dengan
meminta jam pelajaran guru lain pada hari berikutnya.
Tiap kelompok diberi penilaian kelompok. Lembar ini dimaksudkan
agar siswa dapat melihat hasil kerja individu yang disumbangkan dalam tiap
kelompok. Lembar hasil kuis pertama juga dibagikan supaya siswa dapat
melihat secara langsung hasil kerjanya.
c. Pengamatan (Observing)
Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu dengan menggunakan
37
lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan
menggunakan pembelajaran metode Group Investigation pada siklus I diperoleh
hasil sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam menerima
pelajaran
Hasil penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran dapat dilihat
(lampiran ) pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 89,33
% siswa telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 10,67 % belum siap
menerima materi pelajaran dikarenakan lima siswa yang tidak membawa buku
paket dan tiga siswa tidak membawaperlengkapan alat tulis.
Pertemuan kedua dapat dilihat bahwa sebesar 97,33 % siswa telah siap
menerima materi pelajaran. Sedangkan yang belum siap menerima materi
pelajaran yaitu sebesar 2,67 % dikarenakan terdapat dua orang siswa tidak
membawa perlengkapan alat tulis berupa bolpoin. Untuk itu upaya yang
dilakukan adalah memberi pengertian pada siswa mengenai pentingnya alat
tulis yang mendukung untuk penugasan dan keerhasilan siswa untuk
menyelasaikan tugas terlulis yang diberikan oleh guru.
b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation
Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar
38
siswa pada siklus I (lampiran 16) sebesar 76,8 %. Siklus I Keaktifan siswa
menunjukkan nilai empat atau kategori baik. Pada saat kuis individu berjalan
dengan baik. Saat sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang dialami selama
kuis, siswa mau mengungkapkan kesulitannya. Walaupun ada beberapa
siswa yang belum berani saat mengungkapkan kesulitannya.
c. Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu sebesar 36,00 %,
kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 96,00 % (lampiran
21). Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan sebanyak 16 siswa dan
setelah tindakan pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 24 siswa.
Siswa yang belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan
guru selama proses pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru memberi
motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menanyakan
pada siswa mengenai sistem pencatatan persediaan. Namun pada kegiatan awal
ini guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kurang memotivasi
siswa sehingga masih banyak siswa yang pasif, cenderung diam dan suasana
kelas masih belum terkondisi dengan baik.
39
Guru membimbing siswa dan mengorganisasikan kegiatan dalam
kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Namun guru belum
sepenuhnya dapat menciptakan suasana tenang dan aktif karena hanya
beberapa siswa saja yang terlihat aktif dalam diskusi, sementara yang lainnya
hanya diam saja dan masih banyak yang mengobrol. Kegiatan guru memberi
arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja siswa
sudah baik, guru juga sudah secara bersama memantau secara langsung pada
setiap kelompok, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang tidak bekerja sama
dalam kegiatan kelompok.
Pertemuan kedua, guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali
pengetahuan awal, guru menanyakan pada siswa mengenai analisis resiko
usaha. Penyampaian tujuan pembelajaran sudah tersampaikan. Kemudian guru
membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas dan berdiskusi. Suasana tenang dan aktif sudah baik
daripada pertemuan pertama. Terlihat beberapa siswa sudah terlihat aktif dalam
diskusi. Guru memberi arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan.
Guru juga sudah secara maksimal memantau secara langsung pada setiap
kelompok. Namun upaya guru untuk membuat siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran perlu ditingkatkan. Selanjutnya, guru memberikan penguatan
sebelum kuis dimulai. Kemudian guru membagi lembar kuis individu. Saat kuis
berlangsung guru mengawasi jalannya proses kuis individu. Saat pertengahan
kuis ada empat siswa yang berbeda bangku yang masih bekerja sama,
40
kemudian guru menegur siswa tersebut. Setelah kuis guru memberikan sesi
tanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi siswa selama mengerjakan kuis.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya
dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah baik yaitu sebesar 78,4 %
(lampiran 18). Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali
untuk mencapai hasil yang memuaskan.
3) Wawancara siswa tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada siswa setelah
mengikuti pelajaran kewirausahaan dengan metode koopertif Group
Investigation mereka menjawab senang. Selain dari hasil wawancara peneliti
juga mendengar pernyataan dari enam siswa bahwa dengan metode kooperatif
Group Investigation mereka lebih memahami materi, dapat berdiskusi dengan
teman dan tidak jenuh (lampiran 20).
d. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam
penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa menunjukkan
nilai sebesar 76,8 %. Namun peningkatan aktivitas tersebut belum bersama atau
belum menunjukan indikator keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan-
perbaikan yang mengarah supaya mencapai hasil yang lebih bersama.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong dengan
menunjukkan nilai sebesar 78,4 %. Guru sudah melakukan aktifitasnya dengan
41
sebaik mungkin untuk dalam pembelajaran. Namun demikian guru sudah
melaksanakan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dengan baik. Tujuan pembelajaran pada siklus I tidak dijelaskan
guru karena guru memfokuskan pembelajaran pada langkah-langkah pembelajaran
dengan metode kooperatif Group Investigation yang belum pernah digunakan
sebelumnya.
Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal-
hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam
penelitian sebagai berikut :
1. Keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan nilai baik. Hasil tersebut
masih dibawah kriteria keberhasilan proses. Sehingga pada siklus II
perlu ditingkatkan terutama pada kerjasama siswa sertamenerima
siswa lain sebagai teman dalam bekerja.
2. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar 96,00 %.
Hasil tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan belajar, namun
demikian diharapkan pada siklus II akan mengalami peningkatan lagi.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus II pada hari Rabu tanggal 16 November 2011 dan 23
November 2011 dikelas XI 6 program Keahlian Multi Media SMK Kristen
BM Salatiga. Perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I dan
42
memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat di refleksi siklus I.
Persiapan perbaikannya diantaranya sebagai berikut:
1. Penyampaian tujuan pembelajaran
Upaya perbaikan pada tujuan pembelajaran ini yaitu guru sebagai
pengajar supaya mempersiapkan skenario pembelajaran secara maksimal. Jadi
kegiatan awal, inti dan akhir dapat berjalan dengan baik.
2. Hasil belajar
Upaya perbaikan hasil belajar yaitu guru memberikan pengarahan
supaya semua siswa lebih berkonsentrasi dan menyimak semua arahan dari
guru agar proses pembelajaran berjalan efektif dan siswa dapat menguasai
materi yang diajarkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pertemuan pertama guru melaksanakan pembelajaran dengan langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu guru
menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti materi pelajaran, kemudian
siswa menyiapkan buku materi yang akan digunakan sebagai pendukung
pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan apersepsi, motivasi,
penyampaian tujuan pembelajaran, mengulang kembali langkah-langkah
pembelajaran Group Investigation. Pertemuan pertama siklus II ini siswa
terlihat lebiah percaya diri dalam mengikuti pembelajaran, terlihat melalui
aktifitas siswa pada saat bekerja sama dalam kelompoknya masing masing.
Kemudian guru mengkomunikasikan topik pembelajaran serta kegiatan yang
43
berkaitan dengan pembelajaran yang berkaitan dengan peluang usaha yang
dikaitkan dengan resiko usaha. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
meminta siswa untuk untuk berbaur sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Siklus II ini, siswa lebih disiplin
karena sudah memahami metode pembelajaran koopertif tipe Group
Investigation, dan telah siap dengan materi yang akan diberikan. Langkah
berikutnya adalah guru memberikan tugas untuk dibahas oleh kelompok.
Setelah selesai hasil kerja kelompok dibahas bersama-sama. Kemudian guru
dan siswa menyimpulkan materi yang dibahas. Selanjutnya pemberitahuan
siswa untuk materi pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua juga sudah berjalan dengan baik seperti pada
pertemuan pertama. Guru mengecek kesiapan siswa memberikan apersepsi,
motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran, mengulang kembali langkah-
langkah pembelajaran Group Investigation. Pertemuan ini sudah lebih siap
dibandingkan pertemuan yang pertama. Dalam melaksanakan pembelajaran
guru mengkomunikasikan topik pembelajaran serta kegiatan yang berkaitan
dengan pembelajaran yang berkaitan dengan menganalisis peluang usaha
kaitannya dengan resiko usaha. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
meminta siswa untuk untuk berbaur sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian mengerjakan lembar kerja
kelompok (lampiran 24). Setelah selesai diskusi guru menjelaskan kegiatan
selanjutnya yaitu evalusi yang akan dilakukan melalui kuis individu dan
diharapkan hasilanya akan lebih baik dari kuis pertama.
44
Kuis kedua berjalan dengan baik. Selama kuis guru mengawasi jalannya
kuis. Setelah kuis selesai, guru mengajak tanya jawab dengan siswa mengenai
kesulitan selama mengerjakan kuis.
Untuk pengumuman hasil tes dan perkembangan individual (lampiran
36), penilaian kelompok (lampiran 20) dan rangking / penghargaan (lampiran
37) diadakan dengan mengambil jam pelajaran Kewirausahaan pada
pertemuan selanjutnya. Tiap kelompok diberi lembar skor kemajuan
kelompok. Lembar ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat hasil kerja
individu yang disumbangkan dalam tiap kelompok. Lembar hasil kuis kedua
juga dibagikan supaya siswa dapat melihat secara langsung hasil kerjanya.
c. Pengamatan (Observing)
Pada penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran
metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil
pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode Group Investigation
pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam menerima materi
pelajaran.
Hasil penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran dapat dilihat
(lampiran 14) pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar
98,67 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Pertemuan pertama
masih ada siswa yang belum siap menerima materi pelajaran ini disebabkan
45
terdapat satu siswa yang tidak membawa buku paket dengan alasan
bukunya hilang dan pada pertemuan kedua siswa sudah siap semua untuk
menerima pelajaran. Pertemuan kedua semua siswa sudah siap menerima
pelajaran. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II ini
dibandingkan siklus I.
b. Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation
Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa (lampiran 15)
dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation telah
mencapai 90,40 % sedangkan yang kurang aktif tinggal 9,60 % karena
takut dan minder dalam menjawab pertanyaan maupun dalam
mengemukakan pendapat. Siklus II Keaktifan siswa menunjukkan nilai
lima atau sangat baik.
c. Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa dari sebelum diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu 36,00 % menjadi
100 % pada siklus II (lampiran 32). Ketuntasan hasil belajar siswa
sebanyak 9 siswa sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan
tindakan pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 25 siswa.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan
guru selama proses pembelajaran. Siklus II pertemuan pertama guru memberi
motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menanyakan
46
pada siswa mengenai menganalisis peluang usaha. Namun pada kegiatan awal
ini guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran. guru dalam pemberian
motivasi sudah baik.
Kemudian guru membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan dalam
kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Guru memberi arahan dan
bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja siswa sudah baik,
guru juga sudah secara bersama memantau secara langsung pada setiap
kelompok, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang tidak bekerja sama dalam
kegiatan kelompok.
Pertemuan kedua guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali
pengetahuan awal, guru menanyakan pada siswa mengenai analisis resiko
usaha. Dalam memberi motivasi siswa, guru sudah lebih baik dari pertemuan
pertama. Penyampaian tujuan pembelajaran sudah tersampaikan. Guru
membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas dan berdiskusi, suasana tenang dan aktif sudah cukup baik
daripada pertemuan pertama. Terlihat beberapa siswa sudah terlihat aktif dalam
diskusi. Sementara yang lainnya masih ada yang berbicara dengan teman satu
kelompok. Guru memberi arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan.
Guru juga sudah secara bersama memantau secara langsung pada setiap
kelompok. Namun upaya guru untuk membuat siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran perlu ditingkatkan.
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru (lampiran) dalam pembelajaran
pada siklus kedua sudah baik yaitu sebesar 92,00 %.
47
3) Wawancara siswa mengenai pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation.
Hasil wawancara siswa pada siklus II (lampiran 35) menunjukkan
bahwa semua siswa menjawab senang dengan pembelajaran Group
Investigation. Dua puluh empat siswa memberi komentar lebih mudah
memahami materi, satu siswa memberi komentar dapat berdiskusi dan
bertukar ide dengan teman dan tiga siswa memberi komentar tidak mengantuk
dan tidak bosan. Selain itu, semua siswa menjawab setuju apabila dalam
pembelajaran selanjutnya menggunakan metode kooperatif tipe Group
Investigation.
4) Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan metode pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation.
Hasil angket tanggapan siswa yang didapat (lampiran) semua siswa
menyatakan suka dengan pembelajaran kooperatif Group Investigation.
Mereka merasa lebih memahami materi yang diajarkan dan merasa tidak
jenuh. Semua siswa juga menyatakan hasil belajar mereka dapat lebih baik
karena dapat bertukar ide dengan teman dan termotivasi untuk belajar.
d. Refleksi (Reflecting)
Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa sudah
menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 90,40 %. Sementara aktivitas guru juga
menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 92,00 %. Baik aktivitas siswa
48
maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan hasil
perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukan
tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus II mengalami
peningkatan dengan menunjukkan nilai sangat baik. Hasil ini berarti
2. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 100 %. Hasil
tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau
sama dengan 80 %.
4.3. Rangkuman
Tabel 4.3 Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan
Kelas XI.6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen Salatiga
Tahapan Diskripsi
Sebelum tindakan Proses belajar mengajar di kelas XI Program Keahlian Multi
Media SMK Kristen Salatiga mata pelajaran kewirausahaan,
pokok bahasan Analisis Peluang Usaha menggunakan model
pembelajaran konvensional ceramah. Hal ini yang
menyebabkan selama pembelajaran beberapa siswa terlihat
tidak konsentrasi mendengarkan penjelasan dari guru, siswa
sering mengobrol dengan teman sebangku dan bermain
handphone selama pelajaran. Pembelajaran seperti ini juga
menyebabkan rata-rata hasil belajar siswa 63,08 dan
ketuntasan belajar sebesar 36,00%.
49
Siklus I
Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah
dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat
pada proses pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan
program keahlian Multi Media kelas XI.6 semester 1 di
SMK Kristen Salatiga sebelum tindakan kelas dilakukan.
Tindakan untuk memecahkan masalah yang dianggap tepat
oleh peneliti yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
Kooperatif dengan menggunakan tipe Group Investigasi.
Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tiap siklus
peneliti melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Hasil observasi yang dilakukan pada Pertemuan pertama
kegiatan belajar mengajar kegiatan awal guru belum
menyampaikan tujuan pembelajaran secara lengkap. Model
pembelajaran Group Investigation belum pernah dikenalkan
pada siswa sehingga guru di SMK Kristen Salatiga lebih
berkonsentrasi pada kegiatan inti.
Pertemuan kedua guru sudah melaksanakan proses belajar
mengajar sesuai dengan RPP.
50
Pengamatan Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran
model Group Investigation pada siklus I memperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a. Observasi Tentang Kesiapan Belajar Siswa Dalam
Menerima Pelajaran.
Pada siklus I dapat dilihat bahwa sebesar 97,33%
siswa siap menerima materi pelajaran. Sedangkan
2,67 % belum siap menerima materi pelajaran
disebabkan dua siswa yang tidak membawa
perlengkapan alat tulis yaitu berupa bolpoin.
b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam
Proses Pembelajaran Group Investigation.
Hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus I
sebesar 76,80%.
c. Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI.6 program
keahlian Multi Media di SMK Kristen Salatiga
sebelum diterapkannya model pembelajaran Group
Investigation yaitu sebesar 36,00%, kemudian pada
siklus I mengalami peningkatan menjadi 96,00%.
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.
51
Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk
mengetahui kegiatan guru mata pelajaran
Kewirausahaan di SMK Kristen Salatiga selama proses
pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap aktivitas
guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran
pada siklus pertama sudah baik yaitu sebesar 78,40 %.
Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus
awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data
bahwa aktivitas siswa kelas XI.6 program keahlian Multi
Media SMK Kristen Salatiga menunjukkan nilai sebesar
76,8%. Hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan
yang sudah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil
observasi kinerja guru pada siklus I menunjukkan nilai
sebesar 78,40%. Tujuan pembelajaran belum disampaikan
oleh guru pada pertemuan pertama siklus I. Hal ini
disebabkan karena guru lebih fokus pada inti pembelajaran.
Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I hasil
belajar siswa yaitu sebesar 96,00%.
Siklus II
Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan persiapan
seperti siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I
yang dilihat di refleksi siklus I.
Pelaksanaan Pada tahap ini guru melaksanakan perbaikan tindakan
52
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
Group Investigation yang telah disusun dalam bentuk RPP.
Pengamatan Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran
model Group Investigation, pada siklus II diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
a Observasi tentang kesiapan belajar siswa dalam
menerima materi pelajaran.
Hasil penelitian kesiapan siswa kelas XI.6 program
keahlian Multi Media SMK Kristen Salatiga dalam
menerima pelajaran dapat dilihat pada siklus II
pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar
100% siswa telah siap menerima materi pelajaran.
Hal ini dapat dilihat melalui semua siswa membawa
buku paket alat tulis dan lain sebagainya.
b Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses
pembelajaran Group Investigation.
Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa
kelas XI.6 Pogram Keahlian Multi Media SMK
Kristen Salatiga dalam pembelajaran Group
Investigation telah mencapai 90,40%.
c Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum
53
diterapkannya model pembelajaran Group
Investigation yaitu sebesar 36,00%, kemudian pada
siklus II meningkat menjadi 100%..
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat
dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus II
sudah baik yaitu sebesar 92,00%.
Refleksi Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa kelas
XI.6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen Salatiga
sudah menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 100%.
Sementara aktivitas guru mata pelajaran menunjukkan
adanya peningkatan yaitu sebesar 92,00%. Baik aktivitas
siswa maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan
proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus
II aktivitas peserta didik sudah menunjukan tercapainya
tujuan dalam penelitian yaitu hasil ketuntasan belajar siswa
pada siklus II sebesar 100%..Hasil tersebut sudah mencapai
kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan
80 %.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil perolehan data pada mata pelajaran kewirausahaan
diketahui bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar dari sebelum perbaikan
54
dengan rata-rata kelas 63,08. Pada saat perbaikan siklus I rata-rata kelas
meningkat menjadi 87,88 dan perbaikan pembelajaran pada siklus II menjadi
94,92. Sehingga perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II ini, dan tidak perlu
diadakan perbaikan pada siklus III
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama
penelitian berdasarkan nilai atau hasil perbaikan pembelajaran, pengamatan
selama proses perbaikan pembelajaran pada siklus I maupun siklus II
berlangsung. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian
dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap-tiap siklusnya. Proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik
antara guru dan siswa.
“Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran proses pembelajaran. “17 Guru harus dapat menentukan metode-metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran, yang disesuaikan dengan dengan karakteristik materi yang akan
disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Proses pembelajaran dapat dikatakan maksimal apabila terdapat keaktifan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar
siswa yang tinggi sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas.
Tujuan pembelajaran akan tercapai bila guru telah berhasil dalam
mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui setelah diadakan
17 http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatif-
tipe_01.htm
55
evaluasi dengan seperangkat item soal. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar
mengajar, dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dapat diketahui melalui hasil belajar
siswa. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan observasi
awal untuk mengidentifikasikan permasalahan. Guru juga mempersiapkan rencana
pelaksanan pembelajaran (RPP), identitas kelompok, lembar observasi guru dan
siswa, lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, dan lembar kuis individu.
Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil pokok
bahasan menganalisis peluang usaha. Materi pembelajaran ini mengenai sistem
peluang usaha, dan resiko usaha kaitannya dengan peluang usaha. Materi terdiri
dalam beberapa pokok bahasan. Kemuudian materi tersebut dibagi ke dalam
enam bagian yang masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima orang.
Tiap kelomppok memilih sub pokok bahasan materi yang berbeda dengan
kelompok lain. Setelah itu mereka berdiskusi untuk memperoleh hasil yang akan
dipresentasikan di depan kelas dan akan ditanggapi oleh kelompok lain secara
bergantian.
Hasil observasi awal yang menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar
belum maksimal, penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat dan hasil
belajar yang belum sesuai dengan target. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation pada siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen
Salatiga. Selama pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada materi analisis peluang
56
usaha dari siklus satu ke siklus berikutnya terjadi perubahan dalam proses
pembelajaran ke arah perbaikan.
Perubahan ini dilihat dari hasil peningkatan keaktifan siswa dan hasil
belajar siswa. Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan.
Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 76,8 %. Hasil proses belajar siswa pada
keaktifan siswa menunjukkan nilai empat atau kategori baik. Hasil aktivitas siswa
siklus II sebesar 90,40 %. Hasil proses belajar siswa pada keaktifan siswa
menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan sebelum tindakan kelas dilaksanakan. Sebelum tindakan
kelas dilaksanakan banyak siswa pasif, bermain handphone dan mengobrol. Siklus
I, siswa sudah mulai aktif mengikuti pelajaran walaupun belum maksimal.
Pertemuan pertama, kelompok dua, tiga, lima dan enam sudah mulai bisa
menerima rekan kerja, walaupun masih terlihat empat siswa yang masih kurang
bisa menerima rekan kerjanya. Terlihat mereka saling berdiskusi dan sudah dapat
membagi tugas saat mengerjakan. Mereka membagi tugas sesuai dengan jumlah
soal mengenai analisis peluang usaha dan kemudian dicocokan bersama dengan
kelompok. Jawaban yang berbeda didiskusikan bersama sehingga mendapatkan
jawaban yang sama dalam tiap kelompok.. Hasil diskusi siswa, nilai tertinggi
dicapai oleh kelompok satu dan enam dengan nilai 100. Kelompok satu dan lima
memperoleh nilai 87,5, kelompok empat memperoleh nilai 75, kelompok tiga
memperoleh nilai 50. Pertemuan kedua, semua kelompok sudah mulai bisa
57
menerima rekan kerjanya walaupun masih ada siswa yang masih kurang bisa
menerima rekan kerjanya, karena rekannya pemalas dan sulit diajak bekerjasama.
Pembagian tugas juga sudah mulai bisa dilakukan tiap kelompok. Mereka
membagi tugas sesuai dengan jumlah soal mengenai metode penilaian persediaan
berdasarkan harga perolehan. Hasil diskusi siswa, kelompok satu sampai enam
memperoleh nilai 100.
Siklus II, tiap kelompok sudah ada peningkatan dalam berkelompok dan
berdiskusi. Pertemuan pertama, tiap kelompok sudah bisa membagi tugas dengan
baik walaupun masih ada siswa yang kurang antusias untuk diajak bekerjasama.
Hasil diskusi siswa untuk kelompok satu, tiga, empat, dan lima memperoleh nilai
100. Kelompok dua dan enam mendapat nilai 83 karena mereka kurang teliti
dalam mengerjakan soal pada penyebab resiko usaha dan cara menghadapi
kekhawatiran yang muncul pada peluang usaha. Pertemuan kedua, kerjasama
menjadi lebih baik lagi namun ada dua siswa yang kurang bisa diajak bekerja
sama yaitu siswa pada kelompok tiga dan enam karena mereka pemalas. Hasil
diskusi siswa menunjukkan nilai yang sangat baik untuk semua kelompok
memperoleh nilai 100.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa
terhadap materi atau konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang telah
dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan
75 %. Hal ini berarti, dengan diterapkannya metode kooperati tipe Group
58
Investigation toleransi, keterampilan sosial, motivasi dan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan.
Guru dalam menyampaikan materi juga mengalami kenaikan dibanding
dari sebelum diterapkannya metode pembelajaran Group Investigation. Guru
berusaha memberi motivasi kepada siswa dan mencoba mengkondisikan kelas
dengan baik, sehingga tercipta suasana belajar dengan baik. Guru dalam kegiatan
belajar mengajar membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan dalam
kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Sedangkan dalam lembar
kerja siswa, guru memberikan arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegitan
belajar mengajar.
Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 78,4 % dan pada siklus II
sebesar 92,00 %. Dari data tersebut menunjukkan adanya kenaikan kinerja guru
secara dinamis dari siklus I dan siklus II. Guru berusaha memperbaiki
kekurangan-kekurangannya dalam proses pembelajaran, dari cara memberi
penyampaian tujuan pembelajaran, keaktifan dalam berkelompok. Hasil observasi
terhadap kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation dari satu siklus ke siklus-siklus berikutnya, menunjukkan
bahwa kinerja guru sudah baik. Siklus I, guru sudah melaksanakan seluruh
langkah–langkah pembelajaran yang telah disusun, namun belum secara maksimal
karena masih ada beberapa langkah yang belum dilakukan secara baik. Pada
siklus II, kinerja guru semakin baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan sudah
dilakukanya langkah–langkah pembelajaran secara maksimal.
59
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation dapat memaksimalkan proses pembelajaran yang berdampak
pada peningkatan hasil belajar siswa secara kognitif dan keaktifan belajar siswa.
Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari
keberhasilan penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya indikator dalam
penelitian ini disebabkan masih terdapat permasalahan yang dihadapi pada siklus I
yaitu
1. Tujuan pembelajaran yang belum disampaikan secara keseluruhan.
2. Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada siswa yang belum
paham mengenai metode pembelajaran yang digunakan.
3. Siswa dan guru mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran
karena komunikasi yang kurang baik.
4. Kurangnya persiapan yang dilakukan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
5. Siswa masih belum terbuka antara satu dengan yang lain untuk
melakukan kerjasama dalam kelompoknya
Namun hal ini dapat diatasi dengan baik karena adanya kerja sama yang
cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga pembelajaran tetap dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Kemudian pelaksanaan pada siklus II guru berusaha
untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari kesalahan yang terjadi dari siklus I.
Upaya-upaya yang telah dilakukan guru pada kegiatan siklus II untuk lebih
mengbersamakan lagi proses pembelajaran yaitu:
60
1. Mempersiapkan serta merencanakan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan sebaik mungkin.
2. Guru memberikan bimbingan serta arahan dan penguatan pada siswa,
agar siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran.
3. Guru member kesempatan siswa untuk lebih mengungkapkan kesulitan
yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
4. Memberikan pengarahan kepada siswa akan pentingnya kerjasama
dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas.
Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation pada pokok bahasan menganalisis peluang
usaha merupakan suatu pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran yang
mendorong siswa dalam bentuk kerjasama kelompok. Pembelajaran yang
dilakukan guru dengan sedemikian rupa diharapkan dapat membawa perubahan
kearah yang lebih baik.
Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan
aktivitas siswa serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga
pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara
maksimal. Penggunaan metode kooperatif tipe Group Investigation dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran
Kewirausahaan, pokok bahasan Menganalisis Peluang Usaha Kelas XI 6 Program
Keahlian Multi Media, semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen BM
Salatiga.