4. RANCANGAN DAN EVALUASI 4.1. Sistem Penjadwalan Perawat ... · − Setiap perawat akan mendapat...
Transcript of 4. RANCANGAN DAN EVALUASI 4.1. Sistem Penjadwalan Perawat ... · − Setiap perawat akan mendapat...
25 Universitas Kristen Petra
4. RANCANGAN DAN EVALUASI
4.1. Sistem Penjadwalan Perawat Pavillium 11
4.1.1. Gambaran Umum Keperawatan Pavillium 11
Pavillium 11 merupakan bagian penyakit bedah/dalam dengan kapasitas 39
pasien. Jumlah perawat yang ada adalah sebanyak 29 orang termasuk seorang kepala
ruang dan 2 orang wakil kepala ruang. Sedangkan jumlah pembantu perawat (POS)
yang ada sebanyak 16 orang. Jenjang keperawatan di Rumah Sakit Katolik St.
Vincentius A. Paulo adalah sebagai berikut:
− Senior, jika telah bekerja di atas 5 tahun.
− Medior, jika telah bekerja antara 3-5 tahun.
− Yunior, jika telah bekerja 1-2 tahun.
Data nama perawat beserta jenjang keperawatannya diambil selama 15 periode
penjadwalan (01 Agustus 2004-13 November 2004) seperti terdapat pada Lampiran
1. Yunior rotasi adalah perawat berjenjang yunior yang masih baru dan mengalami
rotasi dari Pavillium satu ke Pavillium lain setiap tiga bulanan.
Untuk memudahkan dalam pembagian tugas, perawat dan pembantu perawat
Pavillium 11 dikelompokkan ke dalam 2 team, yaitu team A dan team B. Team A
bertanggung jawab untuk menangani pasien koridor sebelah kiri (kamar nomer 81,
82, 83, 87, dan 88), dan team B menangani pasien koridor sebelah kanan (kamar
nomer 84, 85, dan 86). Jumlah perawat tiap jenjang pada team A sama dengan
jumlah perawat tiap jenjang pada team B. Rotasi perawat dari team A ke team B atau
sebaliknya dilakukan setiap 3 bulan sekali, namun tidak terdapat aturan khusus
mengenai rotasi tersebut. Perawat yang akan dirotasikan ditentukan oleh kepala
ruang dengan memperhatikan jumlah perawat team A tiap jenjang sama dengan
jumlah perawat team B tiap jenjang.
Jadwal dinas perawat dibuat secara mingguan, yang dikeluarkan setiap hari
Sabtu untuk periode Minggu hingga Sabtu. Dinas perawat tersebut terdiri dari tiga
shift, yaitu:
− Shift pagi = 07.00-14.00
26
Universitas Kristen Petra
− Shift sore = 14.00-21.00
− Shift malam = 21.00-07.00
Selama ini, penjadwalan perawat dilakukan secara manual oleh kepala ruang
atau wakil kepala ruang Pavillium 11. Selain harus memepertimbangkan
permohonan jadwal dinas dan libur perawat pada hari tertentu, penjadwalan perawat
juga harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan perawat tiap jenjang. Kebutuhan
perawat adalah 1 : 4 dengan jumlah pasien yang ada. Di bawah ini adalah tabel total
kebutuhan perawat Pavillium 11 (team A dan team B) untuk setiap jenjang (termasuk
kepala dan wakil kepala ruang).
Tabel 4.1. Total Kebutuhan Perawat Tiap Jenjang
Jenjang Perawat SHIFT
Senior Medior Yunior TOTAL
Pagi 6 2 2 10 Sore 3 2 4 9
Malam 1 0 2 3
4.1.2. Peraturan Penjadwalan Perawat Pavilium 11
Penjadwalan perawat Pavilium 11 dilakukan secara periodik (per minggu)
oleh kepala ruang atau wakil kepala ruang. Adapun aturan penjadwalan yang ada
adalah:
− Setiap perawat berhak mendapat satu hari libur mingguan dalam satu periode
penjadwalan.
− Setiap perawat akan mendapat jadwal shift malam dua hari berturut-turut setiap
dua minggu sekali.
− Setiap shift malam selalu diikuti dengan libur dinas malam pada hari berikutnya.
− Permohonan jadwal dinas atau libur dilakukan sebelum jadwal keluar, yaitu
dengan menuliskannya pada buku permohonan dinas dan libur Pavillium 11.
27
Universitas Kristen Petra
4.2. Penyusunan Algoritma Penjadwalan Perawat
Karena masalah penjadwalan perawat di Rumah Sakit Katolik St.
Vincentius A. Paulo sangat kompleks, maka perlu dilakukan modifikasi terhadap
Bayesian Optimization Algorithm. Adapun flow chart algoritma penjadwalan perawat
terlampir pada Lampiran 2, Lampiran 3, dan Lampiran 4.
Dalam penjadwalan perawat ini, penjadwalan team A dan team B dilakukan
secara terpisah. Sedangkan kepala ruang dan wakil kepala ruang tidak ikut
dijadwalkan dalam penjadwalan ini dengan pertimbangan pola shift mereka yang
terlalu sederhana. Kepala ruang selalu mendapat jadwal shift pagi, sedangkan kedua
wakil kepala ruang selalu mendapat jadwal shift pagi atau shift siang dalam setiap
periode penjadwalan (satu minggu). Software penjadwalan perawat yang dipakai
menggunakan SQL Server sebagai tempat penyimpanan database.
4.2.1. Macam Pola Shift
Semua kemungkinan pola shift yang dapat terjadi dalam penjadwalan
dibangkitkan dengan menggunakan software penjadwalan yang ada sesuai dengan
peraturan penjadwalan Pavillium 11. Pola shift yang ditemukan adalah sebanyak
3.471 pola shift, seperti terlihat pada Lampiran 5.
Penentuan macam pola shift ini berbeda dengan penentuan pola shift dalam
jurnal “A Bayesian Optimization Algorithm for the Nurse Scheduling Problem”, yang
hanya menggunakan 411 macam pola shift hasil dari penjadwalan masa lalu selama
52 minggu. Pembangkitan semua pola yang mungkin ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa data masa lalu yang ada (1 tahun) dirasa tidak mampu mewakili
populasi pola shift yang ada. Hasil pengumpulan data penjadwalan masa lalu selama
satu tahun hanya ditemukan 473 pola shift. Sebagai catatan, dalam jurnal hanya ada
dua shift yaitu shift pagi dan malam, sedangkan pada penjadwalan Pavillium 11 ada 3
shift, yaitu shift pagi, sore, dan malam.
4.2.2. Model Jaringan Bayesian
Jaringan Bayesian yang terbentuk untuk masalah penjadwalan perawat
Pavillium 11 ini terdiri dari 45.123 nodes, dimana jumlah perawat yang ada adalah
13 orang dan pola shift sebanyak 3.471. Khusus untuk periode 24 Oktober-30
28
Universitas Kristen Petra
Oktober 2004 dan 31 Oktober-06 November 2004, jumlah perawat yang dijadwalkan
adalah 14 orang untuk setiap team.
N11
N21 N22
N12
N32N31
... ......
...
...
...
N2,3471
N1,3471
N12,3471
N3,3471
...
...
...N12,2N12,1
N13,3471N13,2N13,1 Gambar 4.1. Gambar Jaringan Bayesian Penjadwalan Perawat Pavillium 11
4.2.3. Pembangunan Model Penjadwalan
Beberapa notasi yang digunakan untuk pembangunan model penjadwalan
perawat ini sesuai dengan landasan teori, dengan nilai-nilai sebagai berikut:
i = 1 … 13 indeks perawat;
j = 1 … 3.471 indeks pola shift;
k = 1 … 21 indeks pagi, sore, dan malam (1 … 7 adalah pagi, 8 … 14 adalah sore,
dan 15 … 21 adalah malam);
s = 1 … 3 indeks jenjang perawat (1 adalah senior, 2 adalah medior, dan 3 adalah
yunior).
Untuk beberapa parameter seperti: jka , ksR , dan ksd ditambahkan shift sore untuk
disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Sedangkan ijp = preference cost diganti
29
Universitas Kristen Petra
menjadi preference value karena pada penjadwalan ini tidak membahas aspek biaya.
Kebijakan upah untuk tiap perawat berdasarkan masa kerja dan jenjang keperawatan,
sehingga tidak ada perbedaan upah shift pagi dan sore dengan shift malam.
Dalam penyusunan algoritma penjadwalan perawat ini menggunakan
parameter tetap, yaitu:
− Bobot penalti untuk setiap shift yang tidak terpenuhi (uncovered shifts): demandw =
200;
− Untuk ‘k-Cheapest’ rule, k =1;
− Untuk ‘Contribution’ rule: sw = {8, 2, 1}; pw = 1;
− Ukuran populasi: 999.
4.3. Bobot Preferensi Perawat
4.3.1. Penyebaran Kuesioner
Untuk mengetahui preferensi perawat terhadap shift tertentu, maka
dilakukan pengambilan data melalui penyebaran kuesioner kepada 26 orang perawat
yang sedang bertugas di Pavillium 11. Setiap perawat diminta untuk memberikan
skala penilaian (pembobotan) terhadap jadwal yang tersedia dengan nilai 1 jika
sangat menyukai jadwal tersebut, nilai 2 jika cukup menyukai jadwal tersebut, nilai 3
jika tidak menyukai jadwal tersebut, dan nilai 4 jika sangat tidak menyukai jadwal
tersebut. Bentuk kuesioner yang disebarkan dapat dilihat pada Lampiran 6,
sedangkan hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Untuk perawat yang sudah tidak bertugas atau dipindahtugaskan selama
proses penyebaran kuesioner, maka diberi bobot preferensi dua (cukup menyukai)
untuk setiap jadwal dinas dan libur.
4.3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Sebelum melakukan pengolahan lebih lanjut terhadap hasil kuesioner yang
telah disebarkan, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menjamin
kualitas hasil kuesioner tersebut. Dari 26 responden dengan 28 butir pertanyaan
sesuai dengan kuesioner pada Lampiran 6, telah diperoleh hasil penelitian atas
validitas dan reliabilitas mengenai preferensi perawat atas jadwal yang diinginkan.
Hasil output software SPSS 10.0 diringkas pada Tabel 4.2. Untuk mengetahui apakah
30
Universitas Kristen Petra
butir pertanyaan valid atau tidak adalah dengan membandingkan nilai corrected
item-total correlation (r hasil) dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk d.f.: (26 – 2) =
24 dengan α: 0,05 adalah sebesar 0,2598. Dapat dilihat bahwa nilai corrected item-
total correlation (r hasil) pada Tabel 4.2 lebih besar daripada r tabel sehingga dapat
dikatakan bahwa data tersebut valid.
Untuk pengujian reliabilitas, dapat dilihat bahwa nilai alpha preferensi
perawat adalah sebesar 0,9102, lebih besar daripada nilai r tabel (0,2598) sehingga
dapat dikatakan bahwa data tersebut bersifat reliable.
Tabel 4.2. Validitas dan Reliabilitas Preferensi Perawat
Preferansi Jadwal
Corrected Item-Total Correlation
r tabel (d.f. 24; 0,05) Keterangan
1 0,4482 0,2598 valid 2 0,3201 0,2598 valid 3 0,3529 0,2598 valid 4 0,5608 0,2598 valid 5 0,2992 0,2598 valid 6 0,3170 0,2598 valid 7 0,4771 0,2598 valid 8 0,3750 0,2598 valid 9 0,4739 0,2598 valid
10 0,4053 0,2598 valid 11 0,5800 0,2598 valid 12 0,7939 0,2598 valid 13 0,6365 0,2598 valid 14 0,3579 0,2598 valid 15 0,5160 0,2598 valid 16 0,4015 0,2598 valid 17 0,4903 0,2598 valid 18 0,5710 0,2598 valid 19 0,6384 0,2598 valid 20 0,7147 0,2598 valid 21 0,4827 0,2598 valid 22 0,3252 0,2598 valid 23 0,6933 0,2598 valid 24 0,5569 0,2598 valid 25 0,5321 0,2598 valid 26 0,7337 0,2598 valid 27 0,7549 0,2598 valid 28 0,2921 0,2598 valid
Alpha = 0,9102 Sumber: Lampiran 8
31
Universitas Kristen Petra
4.4. Penjadwalan Real
Data penjadwalan real yang digunakan adalah selama 15 minggu (01
Agustus-13 November 2004) seperti terlihat pada Lampiran 9-Lampiran 23. Dalam
penyusunan penjadwalan real, kepala ruang maupun wakil kepala ruang harus
memperhatikan kebutuhan perawat tiap jenjang dan permohonan jadwal dinas atau
libur selama periode penjadwalan tersebut. Data permohonan jadwal dinas dan libur
dapat dilihat pada Lampiran 24-Lampiran 38. Jadwal yang diarsir menunjukkan
bahwa permohonan jadwal dinas atau libur tersebut tidak terpenuhi pada jadwal real.
4.5. Perhitungan Fitness Function Jadwal Real
Perhitungan fitness function jadwal real mencakup dua hal, yaitu
perhitungan preferensi perawat dan perhitungan penalti uncovered shifts sesuai
dengan Rumus (2.5) pada halaman 17.
4.5.1. Perhitungan Preferensi Perawat
Perhitungan preferensi perawat dilakukan dengan mencocokkan hasil jadwal
real dengan data preferensi perawat yang diperoleh dari hasil kuesioner. Jika perawat
tertentu mengajukan permohonan dinas atau libur pada hari tertentu, maka
perhitungan preferensi mengalami sedikit perubahan, yaitu menjadi 0 jika
permohonan dinas atau libur tersebut terpenuhi. Hasil perhitungan preferensi perawat
dapat dilihat pada Lampiran 39-Lampiran 53.
4.5.2. Perhitungan Penalti Uncovered Shifts
Penalti uncovered shifts diberikan jika terdapat kebutuhan (demand) perawat
berjenjang s yang tidak terpenuhi. Yang perlu diperhatikan di sini bahwa perawat
dengan jenjang yang lebih tinggi dapat menggantikan perawat dengan jenjang di
bawahnya, namun tidak sebaliknya. Penggantian perawat dengan jenjang lebih
rendah akan dikenai penalti. Penalti ( demandw ) yang digunakan dalam penjadwalan ini
adalah sebesar 200. Hasil perhitungan penalti uncovered shifts dapat dilihat pada
Lampiran 54.
Perhitungan fitness function dilakukan dengan menjumlahkan preferensi
perawat dan penalti uncovered shifts seperti pada Lampiran 55.
32
Universitas Kristen Petra
4.6. Penjadwalan Usulan
Dalam penyusunan jadwal usulan diperlukan beberapa data input, yaitu
sebagai berikut:
a. Data perawat.
Data perawat meliputi nama perawat, preferensi perawat, dan lokasi tugas
perawat (team A/team B).
b. Data kebutuhan perawat.
Data kebutuhan perawat untuk setiap jenjang dibuat fleksibel sehingga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
c. Data permohonan jadwal dinas dan libur.
Setiap permohonan jadwal dinas dan libur akan diberi bobot sesuai dengan
tingkat kepentingannya, yaitu:
− 0: Jika permohonan jadwal dinas dan libur tersebut sangat mendesak (harus
terpenuhi).
− 1: Jika permohonan jadwal dinas dan libur tersebut sangat penting.
− 2: Jika permohonan jadwal dinas dan libur tersebut penting.
− 3: Jika permohonan jadwal dinas dan libur tersebut kurang penting.
Skala yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan permohonan
jadwal dinas dan libur merupakan skala jenis ordinal yang berarti: 0 memiliki
tingkat kepentingan yang lebih tinggi daripada 1, 1 lebih tinggi daripada 2, dan 2
lebih tinggi daripada 3. Bobot permohonan jadwal dinas dan libur yang
digunakan pada jadwal usulan disesuaikan dengan pemenuhan permohonan
jadwal dinas dan libur tersebut pada jadwal real, yaitu diberi bobot 0 jika
permohonan jadwal dinas dan libur tersebut terpenuhi pada jadwal real.
d. Data status jadwal periode sebelumnya.
Data status jadwal diperlukan karena adanya peraturan shift malam yang muncul
dua hari secara berurut-turut setiap dua mingguan. Penyusunan jadwal usulan
disesuaikan dengan status jadwal real periode sebelumnya, yaitu:
− 0: Jika perawat i tidak dinas malam pada minggu sebelumnya.
− 1: Jika perawat i mendapatkan dinas malam pada minggu sebelumnya selain
Hari Jumat dan Sabtu.
33
Universitas Kristen Petra
− 2: Jika perawat i mendapat dinas malam Hari Sabtu pada minggu
sebelumnya.
− 3: Jika perawat i mendapat jadwal dinas malam Hari Jumat dan Sabtu pada
minggu sebelumnya.
Yang perlu diperhatikan dalam proses peng-input-an data adalah data
permohonan jadwal dinas harus sesuai dengan status jadwal yang ada. Jika ada
permohonan jadwal dinas yang tidak sesuai dengan status jadwal, maka program
tidak dapat dijalankan.
Setiap satu kali proses modifikasi Bayesian Optimization Algorithm selesai
dijalankan (sebelum proses membuang permohonan jadwal dinas/libur dengan
prioritas terendah), program akan menampilkan message dialog yang menunjukkan
nilai fitness function terkecil dari proses tersebut dan memberikan pilihan kepada
user untuk melanjutkan program atau tidak. Apabila user merasa fitness function
tersebut sudah cukup baik, maka user dapat menghentikan program tersebut dengan
meng-klik tombol No, dan melihat jadwal pada menu yang ada. Namun apabila
fitness function yang tersedia dirasa kurang mencukupi, maka user dapat melanjutkan
program tersebut dengan meng-klik tombol Yes. Program akan membuang prioritas
permohonan jadwal dinas/libur terendah (permohonan jadwal dinas/libur terendah
diabaikan) hingga diperoleh jadwal yang baru. Hal ini terus berulang hingga prioritas
permohonan jadwal dinas/libur yang tersisa adalah 0. Pada saat tersebut, software
akan menampilkan nilai fitness function, preferensi perawat, dan penalti kebutuhan
perawat yang ada. Jika user masih tetap belum puas dengan jadwal yang ada, maka
dapat mengulangi proses penjadwalan dari awal. User harus meng-input-kan kembali
data status jadwal periode sebelumnya karena program secara otomatis menyimpan
status terakhir jadwal yang terbentuk.
Penjadwalan usulan berikut merupakan hasil simulasi program penjadwalan
perawat yang dibuat dengan menggunakan SQL Server. Penjadwalan yang dibuat
adalah selama 15 minggu untuk dibandingkan dengan jadwal real.
34
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 01 Agustus-07 Agustus 2004
35
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 08 Agustus-14 Agustus 2004
36
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 15 Agustus-21 Agustus 2004
37
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 22 Agustus-28 Agustus 2004
38
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.6. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 29 Agustus-04 September 2004
39
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.7. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 05 September-11 September 2004
40
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.8. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 12 September-18 September 2004
41
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.9. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 19 September-25 September 2004
42
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.10. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 26 September-02 Oktober 2004
43
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 03 Oktober-09 Oktober 2004
44
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.12. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 10 Oktober-16 Oktober 2004
45
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.13. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 17 Oktober-23 Oktober 2004
46
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.14. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 24 Oktober-30 Oktober 2004
47
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.15. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 31 Oktober-06 November 2004
48
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.16. Hasil Penjadwalan Usulan Periode 07 November-13 November 2004
49
Universitas Kristen Petra
4.7. Perhitungan Fitness Function Jadwal Usulan
Perhitungan fitness function jadwal usulan dilakukan oleh software
penjadwalan ini dan hasilnya ditampilkan setelah penghentian program. Hasil
perhitungan fitness function terlampir pada Lampiran 56.
4.8. Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk membandingkan hasil jadwal
real dengan jadwal usulan adalah dengan menggunakan analisa komparatif mean dua
sampel berpasangan (paired samples t test). Analisa komparatif mean yang dilakukan
meliputi: fitness function, preferensi perawat, dan penalti uncovered shifts antara
jadwal real dan jadwal usulan. Data fitness function jadwal real dan usulan dapat
dilihat pada Lampiran 57, data preferensi jadwal real dan usulan pada Lampiran 58,
dan data penalti uncovered shifts jadwal real dan usulan pada Lampiran 59.
4.8.1. Analisa Komparatif Mean Fitness Function Jadwal Real dan Jadwal Usulan
Pengujian komparatif mean antara fitness function jadwal real dan jadwal
usulan menggunakan pengujian satu arah paired samples t test. Hipotesa yang
digunakan adalah:
0H = rata-rata fitness function jadwal real dan jadwal usulan adalah sama.
1H = rata-rata fitness function jadwal usulan lebih kecil daripada jadwal real.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 10.0 yang
terlampir pada Lampiran 60, dapat dilihat bahwa rata-rata fitness function jadwal real
sebesar 3.268,67 dan jadwal usulan sebesar 1.903,73. Untuk mengetahui apakah rata-
rata fitness function jadwal usulan lebih kecil secara signifikan bila dibandingkan
dengan jadwal real, maka dapat dilakukan pengujian dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai t tabel. Berdasarkan pengujian satu arah dengan α = 0,05 dan d.f.
= 14 diperoleh nilai t tabel adalah sebesar 1,761. Nilai t hitung yang diperoleh adalah
sebesar 8,117 (lebih besar daripada nilai t tabel) maka 0H ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa rata-rata fitness function jadwal usulan lebih kecil daripada
jadwal real.
50
Universitas Kristen Petra
4.8.2. Analisa Komparatif Mean Preferensi Perawat Jadwal Real dan Jadwal Usulan
Pengujian komparatif mean antara preferensi perawat jadwal real dengan
jadwal usulan menggunakan pengujian satu arah paired samples t test. Hipotesa yang
digunakan adalah:
0H = rata-rata preferensi perawat jadwal real dan jadwal usulan adalah sama.
1H = rata-rata preferensi perawat jadwal usulan lebih kecil daripada jadwal real.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 10.0 yang
terlampir pada Lampiran 61, dapat dilihat bahwa rata-rata preferensi perawat jadwal
real sebesar 268,67 dan jadwal usulan sebesar 250,40. Untuk mengetahui apakah
rata-rata preferensi perawat jadwal usulan lebih kecil secara signifikan bila
dibandingkan dengan jadwal real, maka dapat dilakukan pengujian dengan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Berdasarkan pengujian satu arah
dengan α = 0,05 dan d.f. = 14 diperoleh nilai t tabel adalah sebesar 1,761. Nilai t
hitung yang diperoleh adalah sebesar 10,407 (lebih besar daripada nilai t tabel) maka
0H ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata preferensi perawat jadwal usulan
lebih kecil daripada jadwal real.
4.8.3. Analisa Komparatif Mean Penalti Uncovered Shifts Jadwal Real dan Jadwal
Usulan
Pengujian komparatif mean antara penalti uncovered shifts jadwal real dan
jadwal usulan menggunakan pengujian satu arah paired samples t test. Hipotesa yang
digunakan adalah:
0H = rata-rata penalti uncovered shifts jadwal real dan jadwal usulan adalah sama.
1H = rata-rata penalti uncovered shifts jadwal usulan lebih kecil daripada jadwal real.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 10.0 yang
terlampir pada Lampiran 62, dapat dilihat bahwa rata-rata penalti uncovered shifts
jadwal real sebesar 3.000,00 dan jadwal usulan sebesar 1.653,33. Untuk mengetahui
apakah rata-rata penalti uncovered shifts jadwal usulan lebih kecil secara signifikan
bila dibandingkan dengan jadwal real, maka dapat dilakukan pengujian dengan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Berdasarkan pengujian satu arah
dengan α = 0,05 dan d.f. = 14 diperoleh nilai t tabel adalah sebesar 1,761. Nilai t
51
Universitas Kristen Petra
hitung yang diperoleh adalah sebesar 7,995 (lebih besar daripada nilai t tabel) maka
0H ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata penalti uncovered shifts jadwal
usulan lebih kecil daripada jadwal real.
4.9. Perbandingan Jadwal Real dengan Jadwal Usulan
Dengan memperhatikan aspek-aspek penjadwalan yang penting, maka
perbandingan antara penjadwalan real dan penjadwalan usulan adalah sebagai
berikut:
4.9.1. Coverage
Ditinjau dari aspek coverage, jadwal real maupun jadwal usulan masih
belum dapat memenuhi dengan baik, namun dalam pemenuhan kebutuhan perawat
tiap jenjang yang ada, jadwal usulan lebih baik daripada jadwal real. Hal ini dapat
dilihat dari hasil uji paired samples t test penalti uncovered shifts antara jadwal real
dan jadwal usulan yang menunjukkan bahwa rata-rata penalti uncovered shifts jadwal
usulan (1.653,33) lebih kecil secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata
penalti uncovered shifts jadwal real (3.000,00).
Jika dilihat dari pemenuhan total kebutuhan perawat per hari tanpa
memperhatikan kebutuhan perawat tiap jenjang yang ada, baik jadwal real maupun
jadwal usulan belum dapat memenuhi dengan baik. Jumlah uncovered shifts jadwal
real dan jadwal usulan tanpa memperhatikan kebutuhan perawat tiap jenjang dapat
dilihat pada tabel berikut.
52
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3. Total Uncovered Shifts Jadwal Real dan Jadwal Usulan
Tanpa Memperhatikan Kebutuhan Perawat Tiap Jenjang
Jadwal Real Jadwal Usulan 1 01 Agustus-07 Agustus 2004 1 32 08 Agustus-14 Agustus 2004 3 63 15 Agustus-21 Agustus 2004 11 94 22 Agustus-28 Agustus 2004 4 65 29 Agustus-04 September 2004 3 36 05 September-11 September 2004 5 77 12 September-18 September 2004 9 118 19 September-25 September 2004 6 79 26 September-02 Oktober 2004 5 810 03 Oktober-09 Oktober 2004 4 611 10 Oktober-16 Oktober 2004 4 912 17 Oktober-23 Oktober 2004 11 1213 24 Oktober-30 Oktober 2004 1 414 31 Oktober-06 November 2004 2 515 07 November-13 November 2004 15 14
Jumlah 84 110Rata-rata 5.6 7.33
No Periode Total Uncovered Shift
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata total uncovered shifts jadwal
real lebih kecil daripada jadwal usulan, yang berarti bahwa jadwal real mampu
memenuhi kebutuhan perawat lebih baik daripada jadwal usulan. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa hal. Pertama, pembangkitan populasi awal pada jadwal usulan
dilakukan secara acak, sehingga tidak menjamin bahwa pola shift yang terpilih
mampu memenuhi total kebutuhan yang ada. Kedua, cover rule yang digunakan pada
penjadwalan usulan tidak memperhatikan berapa banyak perawat yang masih
dibutuhkan pada shift tertentu. Cover rule pada jadwal usulan hanya menghitung
jumlah total shift yang belum terpenuhi (uncovered shifts) dan akan terpenuhi jika
perawat itu bekerja pada pola shift tersebut. Meskipun shift tertentu membutuhkan
perawat lebih banyak namun memiliki nilai cover yang lebih rendah, maka akan
tetap diabaikan. Jika hal ini terus terjadi pada perawat berikutnya, maka dapat terjadi
kekurangan perawat pada shift tersebut.
Permohonan dinas yang terlalu banyak dapat pula mempengaruhi jumlah
pemenuhan kebutuhan perawat. Hal ini didukung dengan pemilihan perawat yang
dilakukan secara acak tiap jenjang. Jika perawat terakhir yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan perawat pada shift tertentu ternyata mengajukan permohonan
53
Universitas Kristen Petra
libur pada shift tersebut, maka pastilah terjadi kekurangan perawat (undercover).
Oleh karena itu, agar pemenuhan kebutuhan perawat dapat lebih baik, hendaknya
pihak rumah sakit memberikan prioritas terhadap permohonan jadwal dinas dan libur
yang ada sehingga kebutuhan yang benar-benar mendesaklah yang akan diberi
prioritas 0 (wajib dipenuhi).
Tabel 4.4. Uncovered Shifts Perawat Tiap Jenjang Jadwal Real dan Jadwal Usulan
S M Y Total S M Y Total1 01 Agustus-07 Agustus 2004 4 4 1 9 0 3 0 32 08 Agustus-14 Agustus 2004 3 6 1 10 1 2 3 63 15 Agustus-21 Agustus 2004 8 4 8 20 4 2 4 104 22 Agustus-28 Agustus 2004 2 4 2 8 2 4 1 75 29 Agustus-04 September 2004 7 2 2 11 2 2 1 56 05 September-11 September 2004 3 6 3 12 2 4 1 77 12 September-18 September 2004 9 12 4 25 6 6 0 128 19 September-25 September 2004 11 4 2 17 3 2 2 79 26 September-02 Oktober 2004 7 7 1 15 3 6 0 9
10 03 Oktober-09 Oktober 2004 9 4 1 14 3 1 2 611 10 Oktober-16 Oktober 2004 3 9 2 14 7 3 1 1112 17 Oktober-23 Oktober 2004 14 3 2 19 7 5 1 1313 24 Oktober-30 Oktober 2004 1 10 0 11 4 2 1 714 31 Oktober-06 November 2004 7 7 1 15 6 1 0 715 07 November-13 November 2004 9 6 10 25 4 7 3 14
Jumlah 97 88 40 225 54 50 20 124Rata-rata 6.47 5.87 2.67 15 3.6 3.33 1.33 8.27
Keterangan:S = SeniorM = MediorY = Yunior
No Periode Jadwal Real Jadwal Usulan
Dari tabel di atas tampak bahwa uncovered shifts paling banyak terjadi pada
perawat berjenjang senior baik pada jadwal real maupun pada jadwal usulan. Pada
jadwal real, rata-rata uncovered shifts perawat berjenjang senior adalah 7 orang, dan
pada penjadwalan usulan, rata-rata uncovered shifts perawat berjenjang senior adalah
4 orang. Hal ini dapat terjadi karena terbatasnya jumlah perawat senior yang ada.
Perawat berjenjang senior dapat menggantikan kebutuhan perawat dengan jenjang
yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Oleh karena itu jumlah perawat
berjenjang senior diharapkan lebih banyak daripada jenjang di bawahnya agar tidak
terjadi uncovered shifts perawat berjenjang senior. Pada kasus ini, jumlah perawat
54
Universitas Kristen Petra
berjenjang senior adalah sebanyak 6 orang, medior sebanyak 2 orang, dan yunior
sebanyak 5 orang (untuk satu team).
Urutan kedua uncovered shifts terjadi pada perawat berjenjang medior.
Rata-rata uncovered shifts perawat berjenjang medior hampir mendekati rata-rata
uncovered shifts perawat berjenjang senior, yaitu sebanyak 6 orang pada jadwal real,
dan 4 orang pada jadwal usulan. Kekurangan perawat berjenjang medior dapat terjadi
karena terbatasnya jumlah perawat berjenjang medior ataupun perawat berjenjang
senior. Sedangkan rata-rata uncovered shifts perawat berjenjang yunior paling sedikit
dibandingkan dengan jenjang di atasnya, yaitu sebanyak 3 orang pada jadwal real,
dan 2 orang pada jadwal usulan. Kekurangan perawat berjenjang yunior dapat terjadi
karena terbatasnya perawat yang bertugas akibat banyak perawat yang mengajukan
permohonan jadwal dinas atau libur pada periode tersebut.
Total uncovered shifts tanpa memperhatikan kebutuhan perawat tiap jenjang
pada Tabel 4.3 lebih banyak atau sama dengan total uncovered shifts perawat tiap
jenjang pada Tabel 4.4. Sebagai contoh pada periode 01 Agustus-07 Agustus 2004,
total uncovered shifts jadwal real tanpa memperhatikan kebutuhan perawat tiap
jenjang adalah 1 orang, dan total uncovered shifts perawat tiap jenjang adalah 9
orang (senior 4 orang, medior 4 orang, dan yunior 1 orang). Hal ini menunjukkan
bahwa pada jadwal real, kebutuhan perawat berjenjang senior sebanyak 4 orang dan
kebutuhan perawat berjenjang medior sebanyak 4 orang digantikan oleh jenjang di
bawahnya. Sedangkan kekurangan perawat berjenjang yunior sebanyak 1 orang
merupakan kekurangan yang terjadi karena perawat yang dibutuhkan tidak tersedia.
Untuk periode yang sama pada jadwal usulan, total uncovered shifts tanpa
memperhatikan kebutuhan perawat tiap jenjang adalah 3 orang, dan total uncovered
shifts perawat tiap jenjang adalah 3 orang, yaitu terjadi pada perawat medior. Jumlah
yang sama antara total uncovered shifts tanpa memperhatikan kebutuhan perawat tiap
jenjang dengan total uncovered shifts perawat tiap jenjang menunjukkan bahwa
kekurangan perawat pada periode tersebut terjadi karena tidak tersedianya perawat
yang dibutuhkan, bukan karena adanya kebutuhan perawat berjenjang tinggi yang
digantikan dengan jenjang di bawahnya. Dalam kasus ini, kekurangan terjadi pada
perawat berjenjang medior, yaitu sebanyak 3 orang.
55
Universitas Kristen Petra
Overcover (kelebihan) juga menjadi masalah baik pada jadwal real maupun
jadwal usulan. Pada jadwal real, overcover terjadi pada shift pagi dan sore,
sedangkan pada jadwal usulan, overcover dapat terjadi pada shift pagi, sore, maupun
malam. Overcover dapat terjadi karena kebijakan rumah sakit yang tidak meliburkan
perawatnya meskipun jumlah perawat yang ada berlebihan. Untuk jadwal real,
overcover dapat dilihat pada jadwal periode 01 Agustus-07 Agustus 2004, yaitu shift
pagi pada Hari Senin, Kamis, Jumat, dan Sabtu untuk team A, dan Hari Senin untuk
team B. Pada jadwal usulan untuk periode yang sama, overcover shifts pagi terjadi
pada Hari Senin dan Rabu untuk team A, Hari Minggu untuk team B, overcover
shifts sore terjadi pada Hari Jumat untuk team A, Hari Senin dan Rabu untuk team B,
dan overcover shifts malam terjadi pada Hari Sabtu.
Untuk pemenuhan shift malam, jadwal real lebih baik daripada jadwal
usulan. Pada jadwal real, kebutuhan perawat shift malam selalu terpenuhi (3
perawat), sedangkan pada jadwal usulan, ada beberapa hari dalam satu periode
penjadwalan yang tidak terpenuhi (2 atau 1 perawat). Undercover dan overcover
shifts malam pada jadwal usulan dapat terjadi karena pola jadwal shift malam yang
tidak independen, yaitu shift malam berlangsung dua hari berturut-turut dan diikuti
libur dinas malam pada hari berikutnya.
4.9.2. Quality
Bila dilihat dari aspek kualitas, penjadwalan usulan memiliki kualitas yang
lebih baik daripada penjadwalan real karena penjadwalan usulan mampu memenuhi
preferensi perawat lebih baik dibandingkan dengan jadwal real. Hal ini dapat dilihat
dari hasil uji paired samples t test preferensi perawat yang menunjukkan bahwa rata-
rata preferensi perawat jadwal usulan (250,40) lebih kecil secara signifikan bila
dibandingkan dengan rata-rata preferensi perawat jadwal real (268,67).
Pada penjadwalan usulan, perawat dijadwalkan dengan memperhatikan
permohonan jadwal dinas atau libur dan bobot preferensi terhadap jadwal dinas yang
mereka sukai. Sedangkan pada jadwal real hanya memperhatikan permohonan dinas
atau libur, tanpa memperhatikan bobot preferensi masing-masing perawat terhadap
jadwal dinas yang ada.
56
Universitas Kristen Petra
4.9.3. Stability
Ditinjau dari aspek stabilitas, baik jadwal real maupun jadwal usulan
memiliki aspek stabilitas yang baik karena jadwal yang dihasilkan mampu memenuhi
pola rotasi dan kebijaksanaan libur yang ada. Pada jadwal usulan rotasi perawat dari
team A ke team B dapat dilakukan dengan mengganti lokasi perawat tersebut.
Sedangkan permohonan libur diberi prioritas sesuai dengan tingkat kepentingannya
sehingga permohonan libur yang memiliki prioritas tinggi yang diutamakan.
4.9.4. Flexibility
Dilihat dari aspek fleksibilitas, kedua jadwal real maupun jadwal usulan
memiliki fleksibilitas yang cukup baik karena keduanya memperhatikan permohonan
jadwal dinas atau libur yang ada. Namun untuk perubahan yang bersifat sangat
mendadak, seperti: ada perawat yang tiba-tiba sakit sehingga berhalangan hadir,
maka baik jadwal real maupun jadwal usulan tidak dapat memenuhinya. Hal ini
merupakan sifat dari penjadwalan mingguan dimana penjadwalan dilakukan untuk
suatu periode tertentu (satu minggu).
4.9.5. Fairness
Bila dilihat dari aspek fairness, jadwal usulan memiliki tingkat keadilan
(fairness) yang lebih tinggi daripada jadwal real karena pembuatan jadwal usulan
tidak dipengaruhi faktor kedekatan pembuat jadwal dengan perawat. Pemilihan
perawat untuk memenuhi kebutuhan yang ada pada jadwal usulan dilakukan secara
acak (random).
Secara garis besar, perbandingan jadwal real dengan jadwal usulan dapat
dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
57
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5. Perbandingan Jadwal Real dengan Jadwal Usulan Aspek Jadwal Real Jadwal Usulan
Coverage- pemenuhan kebutuhan perawat tiap jenjang x √- pemenuhan total kebutuhan perawat √ x- overcover ● ●- pemenuhan shift malam √ xQuality- preferensi perawat x √Stability- pola rotasi dan libur ● ●Flexibility- permohonan jadwal dinas dan libur ● ●- perubahan yang sangat mendadak ● ●Fairness- keadilan bagi perawat x √Keterangan: √ = lebih baik x = lebih jelek ● = sama