4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Gambaran Umum ......35 Universitas Kristen Petra 4.1.2....
Transcript of 4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Gambaran Umum ......35 Universitas Kristen Petra 4.1.2....
33 Universitas Kristen Petra
4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1. Gambaran Umum
Pengujian data penelitian yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 13 dan program Eviews versi 6. Proses pengelompokan data
dan hasil pengujian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
4.1.1. Gambaran dan Pengelompokan Sampel
Sampel penelitian secara keseluruhan berjumlah 116 perusahaan, yang
merupakan hasil pemilihan dari perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan
sumber daya alam yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan .
Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Penentuan Sampel
Syarat Sampel Jumlah
Perusahaan
Terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009 293
Jumlah laporan tahunan perusahaan periode 2007-2009 yang
tidak tersedia
(174)
Perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi CSR dalam
laporan tahunan
(0)
Jumlah perusahaan mengalami delisting selama 61 hari pada
periode pengumuman laporan tahunan
(1)
Jumlah perusahan yang harga sahamnya tidak lengkap (2)
Jumlah Sampel 116
Pada tabel 4.2 dapat dilihat nama perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini.
34 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Daftar Sampel Perusahaan
Nama Perusahaan Kode Industri 2007 2008 2009
Astra Agro Lestari Tbk AALI
Agroindustri
√ √ √
Bisi Internasional Tbk BISI √ √ √
PP London Sumatera Tbk LSIP √ √ √
Multibreeder Adiwama Ind Tbk MBAI √ √ √
Sampoerna Agro Tbk SGRO √ √ √
SMART Tbk SMAR √ √ √
Bakrie Sumatera Plantations UNSP √ √ √
Central Proteinaprima Tbk CPRO X √ √
Gozco Plantation Tbk GZCO X √ √
BW Plantation Tbk BWPT X X √
Bumi Resources Tbk BUMI
Pertambangan
√ √ √
Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG √ √ √
Tambang Baru Bara Bukit Asam Tbk PTBA √ √ √
Energi Mega Persada Tbk ENRG √ √ √
Medco Energi Internasional Tbk MEDC √ √ √
Aneka Tambang Tbk ANTM √ √ √
International Nickel Indonesia Tbk INCO √ √ √
Adaro Energy Tbk ADRO X √ √
Bayan Resources Tbk BYAN X √ √
Elnusa Tbk ELSA X √ √
Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS √ √ √
Holcim Indonesia Tbk SMCB
Kimia
Dasar
√ √ √
Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP √ √ √
Semen Gresik Tbk SMGR √ √ √
Asahimas Flat Glass Tbk AMFG √ √ √
Citra Tubindo Tbk CTBN √ √ √
Lionmesh Prima Tbk LMSH √ √ √
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI √ √ √
Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC √ √ √
Dynaplast Tbk DYNA √ √ √
Fajar Surya Wisesa Tbk FASW √ √ √
Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN √ √ √
Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS √ √ √
Merck Tbk MERK √ √ √
Kimia Farma Tbk KAEF √ √ √
Kalbe Farma Tbk KLBF √ √ √
Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA √ √ √
Indofarma Tbk INAF √ √ √
Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA √ √ √
Polysindo Eka Perkasa Tbk / POLY √ √ √
Asia Pasific Fibers Tbk
Sierad Produce Tbk SIPD √ √ √
Jumlah Sampel 35 40 41
35 Universitas Kristen Petra
4.1.2. Cumulative Abnormal Return (CAR)
Dalam penelitian ini, besarnya abnormal return dihitung dengan
menggunakan rumus 2.1. Data-data yang digunakan dalam perhitungan abnormal
return adalah data tanggal publikasi laporan tahunan, harga pasar saham untuk
serta jumlah saham beredar. Langkah-langkah menghitung abnormal return untuk
masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tanggal publikasi laporan tahunan perusahaan tahun 2007-2009.
2. Menentukan periode peristiwa yaitu 30 hari sebelum dan setelah publikasi
laporan tahunan
3. Menentukan expected return masing-masing perusahaan selama periode tahun
2008-2010. Perhitungan expected return dengan menggunakan market
adjusted model yaitu menggunaka indeks harga saham harian untuk setiap
sektor industri. Hal ini dilakukan dengan cara:
Menentukan bobot market capitalization perusahaan dengan cara
membagi market capitalization perusahaan dengan market
capitalization keseluruhan perusahaan pada sektor yang sama. Market
capitalization dihitung dengan mengalikan harga saham dengan
jumlah saham yang beredar pada saat itu.
Menentukan return perusahaan dengan memasukan nilai yang
diperlukan ke dalam rumus (2.2)
Menentukan indeks harga saham harian setiap sektor industri dengan
mengalikan bobot market capitalization dengan return perusahaan.
4. Menentukan actual return masing-masing perusahaan selama periode tahun
2008-2010 dengan menggunakan rumus (2.2)
5. Menentukan abnormal return masing-masing perusahaan dilakukan dengan
mengurangkan nilai actual return pada hari ke-t dan expected return pada hari
ke-t yang didapatkan dari hasil perhitungan sebelumnya.
6. Menjumlahkan abnormal return yang didapatkan selama 61 hari tersebut.
Contoh dari langkah-langkah perhitungan PBV dapat dilihat dalam
Lampiran 4.
36 Universitas Kristen Petra
4.1.3. Corporate Social Responsibility Indeks (CSRI)
Dalam penelitian ini, data yang digunakan dalam menghitung CSRI
masing-masing perusahaan adalah laporan tahunan perusahaan 2007-2009.
Langkah-langkah dalam menghitung CSRI adalah sebagai berikut:
1. Menentukan total skor yang diperoleh masing-masing perusahaan dengan cara
setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan,
dan nilai 0 jika tidak diungkapkan berdasarkan lampiran 2.
2. Setelah itu, perhitungan CSRI dilakukan dengan cara membagi total skor yang
diperoleh masing-masing perusahaan dengan jumlah item yang terdapat dalam
lampiran 2 sehingga CSRI masing-masing perusahaan merupakan persentase
dari total skor item pengungkapan.
4.1.4. Return on Equity (ROE ) Ratio
Dalam penelitian ini, data-data yang digunakan dalam menghitung ROE
masing-masing perusahaan adalah data total ekuitas dan laba bersih pada tahun
2007-2009. Langkah-langkah dalam menghitung ROE adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai laba bersih perusahaan i pada tahun t berdasarkan laporan
keuangan perusahaan tahun t.
2. Menentukan nilai total ekuitas perusahaan i pada tahun t berdasarkan laporan
keuangan perusahaan tahun t.
3. Setelah data-data di atas diketahui nilainya, selanjutnya melakukan
perhitungan ROE dilakukan dengan cara:
Membagi nilai laba bersih perusahaan i tahun t dengan total ekuitas
perusahaan i tahun t untuk mendapatkan nilai ROE perusahaan i pada
tahun t.
Contoh dari langkah-langkah perhitungan ROE dapat dilihat dalam
Lampiran 5.
37 Universitas Kristen Petra
4.1.5. Price to Book Value (PBV) Ratio
Dalam penelitian ini, data-data yang digunakan dalam menghitung PBV
masing masing perusahaan adalah data harga per lembar saham, data jumlah
saham beredar pada tahun 2007-2009, data nilai buku total ekuitas. Langkah-
langkah dalam menghitung PBV adalah sebagai berikut:
1. Menentukan harga per lembar saham perusahaan i pada tanggal 31 Desember
tahun t.
2. Menentukan jumlah saham beredar perusahaan i pada tanggal 31 Desember
tahun t-1 berdasarkan laporan keuangan tahun t.
3. Menentukan nilai buku total ekuitas pada tahun t berdasarkan laporan
keuangan perusahaan i tahun t, yang merupakan nilai book value of equity
tahun t.
4. Setelah data-data di atas diketahui nilainya, perhitungan PBV dilakukan
dengan cara:
Mengalikan harga saham perusahaan i pada tanggal 31 Desember
tahun t dengan jumlah saham beredar perusahaan i pada tanggal 31
Desember tahun t untuk mendapatkan nilai market value of equity.
Membagi nilai market value of equity perusahaan i tahun t dengan
book value of equity perusahaan i tahun t untuk mendapatkan nilai
PBV perusahaan i tahun t.
Contoh dari langkah-langkah perhitungan PBV dapat dilihat dalam
Lampiran 6.
4.1.6. Hasil Statistik Deskriptif
Atas seluruh data di atas, dilakukan pengujian statistik deskriptif, yang
menunjukan hasil sebagai berikut:
38 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3. Hasil Statistik Deskriptif
(Sumber Data: Hasil Output SPSS)
Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah data masing-masing
variabel yang diuji adalah sebanyak 116, sesuai dengan jumlah sampel perusahaan
dan jumlah tahun yang diteliti. Atas data tersebut, dapat dibuat grafik tren masing-
masing variabel terikat, variabel bebas, dan variabel kontrol.
Gambar 4.1. Tingkat Pergerakan Variabel Dependen (CAR)
Gambar 4.1 menunjukan tren yang dialami variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu cummulative abnormal return (CAR). CAR menunjukan tren
yang mengalami peningkatan pada tahun 2008-2010. Terlihat bahwa pada tahun
2008-2009 CAR mengalami peningkatan namun pada tahun 2010 mengalami
sedikit penurunan karena 75% perusahaan memiliki CAR yang lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya. CAR pada tahun 2008, menunjukan reaksi
Descriptive Statistics
116 -1.32 3.78 .3189 .65237
116 .1333 .6222 .418769 .1094038
116 -99.3200 84.6000 16.051897 21.4013681
116 -.3300 11.7400 2.828534 2.8221713
116
CAR
CSRI
ROE
PBV
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
2008 2009 2010
CAR
CAR
Tren CAR
39 Universitas Kristen Petra
investor untuk laporan tahunan 2007, Perusahaan PT Tambang Batu Bara Tbk
merupakan perusahaan yang paling mendapat respon pasar positif. Hal ini terlihat
dari CAR yang dihasilkan oleh perusahaan ini merupakan yang tertinggi.
Sedangkan, perusahaan yang mendapat respon pasar negatif yaitu ditunjukan
dengan CAR yang negatif adalah PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. Pada tahun
2009, perusahaan yang memperlihatkan CAR tertinggi adalah PT Energi Mega
Perkasa, sedangkan CAR terendah adalah PT Citra Tubindo. Pada tahun 2010,
CAR tertinggi diperoleh dari perusahaan PT Bayan Resources Tbk, sedangkan
yang terendah diperoleh dari perusahaan PT Bisi Internasional Tbk. Telihat bahwa
perusahaan-perusahaan dari sektor pertambangan (mining) yang paling banyak
mendapatkan respon positif dari investor. Hal ini ditunjukan dari CAR tertinggi
dari tahun 2008-2010, berasal dari sektor pertambangan.
Gambar 4.2. Tingkat Pergerakan Variabel CSRI terhadap CAR
Dari Gambar 4.2. menunjukan kecenderungan tren yang positif dari
CSRI perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam yang mengalami
kenaikan sejak tahun 2007 hingga tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan semakin memberi perhatian pada aktivitas CSR dan
mengungkapkannya dalam laporan tahunannya. CSRI tertinggi pada tahun 2007
adalah perusahaan Medco Energi Tbk. Kemudian pada tahun 2008, sebagian besar
perusahaan mengalami peningkatan, perusahaan yang mengalami peningkatan
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
2007 2008 2009 2010
(%)
CSRI
CAR
CSRI
Tren CSRI
40 Universitas Kristen Petra
signifikan diantaranya adalah PT Citra Tubindo Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan
PT Unggul Indah Tbk. Pada tahun 2009, CSRI juga mengalami peningkatan
namun tidak sesignifikan tahun sebelumnya karena terdapat beberapa mengalami
penurunan CSRI dibandikan dengan tahun sebelumnya diantaranya adalah
Indotambang Raya Megah Tbk, Medco Energi Tbk, dan Tambang Batu Bara
Bukit Asam Tbk.
Pada analisa tren ini, CSRI memiliki hubungan yang positif dengan CAR
Bila dibandingkan dengan pergerakan dari CAR, CSRI yang cenderung
meningkat setiap periodenya sama halnya dengan CAR yang memiliki tren
meningkat pada periode tersebut.
Gambar 4.3. Tingkat Pergerakan Variabel ROE terhadap CAR
Gambar 4.3. di atas menunjukan bahwa selama periode 2007 hingga
2009, return on equity (ROE) dari perusahaan yang berhubungan dengan sumber
daya alam mengalami tren yang cukup stabil. Rata-rata ROE setiap tahun adalah
sebesar 15,94% pada tahun 2007, 15,34% pada tahun 2008, dan 14,14% pada
tahun 2009. Hal ini menunjukan pada tahun 2008, ROE perusahaan cenderung
stabil apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun pada tahun
2008, terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan ROE
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun sebagian besar perusahaan-
perusahaan mengalami kenaikan ROE. Dimana kenaikan paling signifikan terjadi
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
2007 2008 2009 2010
(%)
ROE
CAR
ROE
Tren ROE
41 Universitas Kristen Petra
pada perusahaan Medco Energi Internasional Tbk (Dari 1.27% menjadi 38.22%).
Pada tahun 2009, perusahaan mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. Perusahaan yang memiliki rata-rata ROE terendah dari tahun 2007-
2009 adalah PT Multibreeder Adiwarma Indonesia Tbk. Sedangkan perusahaan
yang memiliki ROE tertinggi dari tahun 2007-2009 adalah PT Tambang Batu
Bara Bukit Asam Tbk.
Bila dihubungkan dengan pergerakan CAR, pergerakan ROE ini ini tidak
dapat ditentukan. Dimana ROE cenderung stabil setiap tahunnya sedangkan CAR
memiliki tren yang mengalami peningkatan.
Gambar 4.4. Tingkat Pergerakan Variabel PBV terhadap CAR
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa rata-rata PBV dari tahun 2007-
2009 berturut-turut adalah 3,82 kali, 1,69 kali, dan 2,61 kali. Perusahan yang
mengalami rata-rata pertumbuhan tertinggi selama periode tersebut adalah PT
Perusahaan Gas Negara Tbk. Sedangkan, perusahaan yang memiliki rata-rata
pertumbuhan terendah selama periode tersebut adalah PT Asia Pasific Fibers Tbk.
Secara keseluruhan, pertumbuhan perusahaan mengalami tren yang negatif.
Penurunan yang signifikan (sebesar -62,1%) terjadi pada tahun 2008 yang
dipengaruhi oleh rata-rata perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya
alam terkena dampak dari krisis global yang mengakibatkan nilai pasar dari
perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam ini
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
2007 2008 2009 2010
PBV
CAR
PBV
Tren PBV
42 Universitas Kristen Petra
mengalami penurunan drastis. Namun pada tahun 2009, persepsi pasar sudah
cenderung membaik dan meningkatkan PBV perusahaan. Hubungan PBV dan
CAR menunjukan hubungan yang negatif. Hal ini ditunjukan oleh tren yang
dialami kedua variabel tersebut yang berlawanan arah.
Hasil analisa tren ini menunjukan kondisi yang dialami masing-masing
variabel selama periode penelitian sebelum dilakukan uji statistika dan hubungan
antara masing-masing variabel dengan CAR. Tetapi hasil analisa tren ini belum
valid bila tidak dibuktikan terlebih dahulu melalui hasil uji statistika untuk
mengukur signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen dan kontrol
tersebut dengan variabel dependen penelitian ini.
4.1.7. Analisis Regresi
Untuk memastikan bahwa data layak digunakan, maka perlu dilakukan 4
uji asumsi klasik terlebih dahulu, yaitu: uji autokorelasi, multikolinearitas,
heterokedastisitas, dan normalitas. Confidence interval dalam penelitian ini adalah
95% (α = 5%). Variabel dependen adalah abnormal return, variabel independen
adalah CSRI, dan variabel kontrol adalah ROE dan PBV. Hasil output atas
pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik-Autokorelasi
(Sumber Data: Hasil Output SPSS)
Pengujian yang pertama adalah pengujian asumsi klasik autokorelasi.
Pada tabel 4.4 angka Durbin-Watson adalah 1,653. Angka ini memenuhi kriteria
DW terletak antara 2 dan -2. Dengan demikian dapat disimpulkan koefisien
autokorelasi sama dengan nol, yang berarti tidak terjadi autokorelasi.
Model Summaryb
.322a .104 .080 .62579 1.613
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), PBV, CSRI, ROEa.
Dependent Variable: CARb.
43 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Asumsi Klasik-Multikolinearitas (a)
(Sumber Data: Hasil Output SPSS)
Pengujian yang kedua adalah pengujian asumsi klasik multikolinearitas.
Dari hasil pengujian (lihat tabel 4.5) menunjukan bahwa tidak terdapat data
dengan nilai VIF di atas 10, dan tolerance value dibawah 0,1.
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Asumsi Klasik- Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.655222 Prob. F(3,112) 0.5813
Obs*R-squared 2.000755 Prob. Chi-Square(3) 0.5723
Scaled explained SS 15.86715 Prob. Chi-Square(3) 0.0012
(Sumber Data: Hasil Output EViews)
Uji heterokedastisitas Uji heterokedastisitas menggunakan uji White.
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa probabilitas dari Obs*R-squared adalah 0.5723
(melebihi 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heterokedastisitas pada data.
Coefficientsa
.945 1.058
.778 1.286
.812 1.231
CSRI
ROE
PBV
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: CARa.
44 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Asumsi Klasik- Normalitas
(Sumber Data: Hasil Output SPSS)
Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Hasil
pengujian yang dilakukan dengan SPPS pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test (Tabel 4.6) dapat dilihat bahwa significance lebih besar dari 0.05. dengan
demikian, berdasarkan hasil pengujiain normalitas, terbukti bahwa data
berdistribusi normal.
4.1.8. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 13 adalah
sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi
Tabel 4.8. Nilai R, R Square, SEE untuk Pengujian Hipotesis
(Sumber Data: Hasil Output SPSS)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
116
.0000000
.61757439
.105
.105
-.083
1.134
.152
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov -Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized
Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
Model Summaryb
.322a .104 .080 .62579
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), PBV, CSRI, ROEa.
Dependent Variable: CARb.
45 Universitas Kristen Petra
Analisis output SPSS untuk pengujian hipotesis pada tabel 4.8 adalah
sebagai berikut:
Angka R sebesar 0,322 menunjukan bahwa korelasi atau hubungan antara
abnormal return dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility
adalah tidak kuat.
Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0,104. hal ini berarti10,4%
variasi dari abnormal return dapat dijelaskan oleh variabel Corporate Social
Responsibility Index (CSRI), Return on Equity (ROE), dan Price to book ratio
(PBV). Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Standart Error of Estimate (SEE) adalah 0,626. Semakin kecil SEE maka
model regresi semakin tepat dalam memprediksi abnormal return.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F/ F test)
Tabel 4.9. Uji F dan Signifikansi untuk Pengujian Hipotesis
(Sumber Data: Hasil Output SPSS)
Dari hasil uji ANOVA atau F test dalam tabel 4.8 di atas, besarnya F
hitung adalah 4,325 dengan tingkat signifikansi 0,006. Oleh karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel abnormal return. Variabel CSRI, ROE,dan PBV bila diuji
secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap abnormal return.
ANOVAb
5.082 3 1.694 4.325 .006a
43.861 112 .392
48.942 115
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PBV, CSRI, ROEa.
Dependent Variable: CARb.
46 Universitas Kristen Petra
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t/ t Test)
Tabel 4.10. Konstanta, Koefisien Regresi, T Test, dan Signifikansi
(Sumber Data: Hasil Output SPSS)
Tabel 4.10 menunjukan hasil uji T. Melihat nilai masing-masing variabel,
hanya variabel CSRI dam ROE tidak melebihi 0,05. Hal ini berarti CSRI dan
ROE yang mempengaruhi abnormal return. Sedangkan variabel PBV tidak
memiliki pengaruh terhadap abnormal return.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa β0 adalah 0,096, hal ini berarti
apabila nilai dari faktor CSRI, ROE, dan PBV pada objek penelitian sama dengan
nol, maka besarnya abnormal return adalah sebesar 0,096.
4.2. Analisa dan Pembahasan
4.2.1. Temuan dan Interpretasi
Pengujian dilakukan terhadap 116 perusahaan sampel pada tahun 2007 -
2009 untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pengungkapan informasi CSR
terhadap abnormal return pada perusahaan yang berhubungan dengan sumber
daya alam.
Hasil uji F menunjukkan tingkat signifikansi 0,006 (lebih rendah dari
0.05), berarti Variabel CSRI, ROE, dan PBV secara bersama-sama memiliki
pengaruh signifikan terhadap abnormal return.
Coefficientsa
.096 .160 .596 .553
.898 .385 .205 2.336 .021
-.009 .003 -.309 -3.285 .001
-.003 .021 -.015 -.156 .876
(Constant)
CSRI
ROE
PBV
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: CARa.
47 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11. Summary uji T
Variabel Koefisien Signifikansi Keputusan
CSRI 0.89 0.021 H1 diterima
ROE -0.009 0.001 H2 ditolak
PBV -0.003 0.876 H3 ditolak
(Sumber Data: Tabel 4.10)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa hasil pengujian hipotesis adalah
Hipotesis pertama (H1) diterima yang berarti terdapat pengaruh positif yang
signifikan dari pengungkapan informasi CSR terhadap abnormal return.
Hipotesis kedua (H2) ditolak namun terdapat pengaruh negatif yang signifikan
dari ROE terhadap abnormal return.
Hipotesis ketiga (H3) ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari PBV terhadap abnormal return.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui signifikansi pengaruh
informasi CSR terhadap abnormal return, hasil penelitian membuktikan bahwa
informasi CSR memiliki pengaruh signifikan terhadap abnormal return.
48 Universitas Kristen Petra
4.2.2. Pengaruh Pengungkapan Informasi CSR dalam Laporan Tahunan
terhadap Abnormal Return
Hasil penelitian untuk hipotesis pertama menunjukan bahwa
pengungkapan informasi CSR berpengaruh signifikan terhadap abnormal return,
sehingga H1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian yang
dilakukan Kato dan Nuzula (2010) terhadap perusahaan-perusahaan di Jepang dan
Nurdin dan Cahyandito (2006) terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia
dimana informasi CSR yang diungkapkan perusahaan direspon baik oleh investor
yang ditunjukan dengan adanya abnormal return. Pengungkapan CSR yang
dilakukan perusahaan memiliki kandungan informasi, sehingga investor akan
bereaksi pada pengumuman itu. Pengungkapan aktivitas perusahaan yang
berkaitan dengan CSR dapat mengirimkan signal positif kepada stakeholders dan
pasar mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang bahwa perusahaan
memberikan guarantee atas keberlangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan
datang. Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa investor di Indonesia sudah
mulai menggunakan informasi pengungkapan CSR dalam melakukan keputusan
investasi. Hal ini menunjukan bahwa pasar modal Indonesia sedang mengarah
atau mengikuti trend global, dimana tema-tema CSR sudah menjadi salah satu
sumber pengambilan keputusan investasi bagi investor.
4.2.3. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Abnormal Return
Hasil penelitian untuk hipotesis kedua menujukan bahwa ROE
berpengaruh terhadap abnormal return. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Mulyono (2008) dimana pengaruh ROE terhadap
abnormal return dalam penelitian ini adalah signifikan negatif.
Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan perbedaan
periode penelitian, jumlah sampel, karakteristik sampel yang diteliti. Kondisi
perekonomian Indonesia yang juga terkena imbas dari krisis global pada periode
tahun pengamatan reaksi investor pada tahun 2008-2010. Melihat kondisi pada
awal tahun 2008, dimana krisis ekonomi global melanda, tingginya tingkat inflasi
global yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global sehingga akan
mempengaruhi permintaan terhadap energi. Dengan semakin tingginya tingkat
49 Universitas Kristen Petra
inflasi menyebabkan kemampuan perusahaan untuk membeli bahan baku energy
seperti batubara, minyak bumi, kelapa sawit, akan berkurang. Dengan
berkurangnya permintaan terhadap bahan baku energi ini, penjualan perusahaan-
perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam ini akan terpengaruh.
Banyak perusahaan yang mengalami penurunan laba bersih yang sehingga
menyebabkan ROE menurun.
Meskipun ROE yang menunjukan kemampuan perusahaaan untuk
menghasilkan laba bersih mengalami penurunan, ternyata investor tetap mau
melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Lev (1989) dalam Sayekti dan
Ludovicus (2007) mengatakan bahwa informasi mengenai laba digunakan oleh
investor, tetapi kegunaan informasi laba tersebut bagi investor sangat terbatas
sehingga investor juga mempertimbangkan informasi lainnya. Semakin tinggi
pengungkapan suatu perusahaan, semakin kecil tingkat ketergantungan investor
pada informasi laba perusahaan. Investor menilai bahwa meskipun laba saat ini
mengalami penurunan namun kebutuhan akan komoditas sumber daya alam tetap
diperlukan oleh siapapun sehingga meprediksikan laba dan return yang akan
datang akan membaik. Apalagi sejak krisis ekonomi global pertumbuhan ekonomi
Indonesia justru mengalami peningkatan. Hal ini membuat banyak investor asing
yang beramai-ramai menaruh uang di Indonesia (Dampak krisis keuangan pada
Indonesia tidak terlalu besar, 2008, Desember). Kepemilikan asing di Indonesia
mencapai 60% pada tahun 2008 (Bank Indonesia). Selain itu, investor-investor di
Indonesia cenderung tidak panik terhadap kondisi yang sedang terjadi. Jadi,
meskipun ROE perusahaan menurun, informasi ini cenderung membuat investor
untuk tetap bereaksi positif yang ditunjukan dengan abnormal return.
4.2.4. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Abnormal Return
Hasil penelitian untuk hipotesis ketiga menujukan bahwa tidak terdapat
pengaruh positif yang signifikan dari PBV terhadap abnormal return. Hasil
penelitian ini, konsisten dengan penelitian dari Sayekti dan Ludovicus (2007).
Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Dahlia dan Veronica
(2008) yang menunjukan bahwa PBV berpengaruh positif terhadap abnormal
return. Hal ini diperkirakan karena penilaian investor terhadap perusahaan yang
50 Universitas Kristen Petra
memiliki PBV yang tinggi pun belum tentu akan memberikan cash return pada
investor, terutama dividen. Sesuai dengan penjelasan Fransisca (2008),
perusahaan yang bertumbuh umumnya akan cenderung menahan laba untuk
investasi dibandingkan memberikan return berupa dividen bagi investor. Dengan
demikian, meskipun perusahaan memiliki PBV yang tinggi, investor tidak
memandang kemungkinan untuk mendapatkan dividen akan semakin meningkat,
sehingga investor tidak menggunakan informasi PBV dalam melakukan keputusan
investasinya.