4. ANALISA DATA 4.1 Pendahuluan · 2013. 3. 11. · Dalam pengontrolan kualitas beton sebelum...
Transcript of 4. ANALISA DATA 4.1 Pendahuluan · 2013. 3. 11. · Dalam pengontrolan kualitas beton sebelum...
19 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DATA
4.1 Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan kepada 30 kontraktor bersertifikat ISO 9000 yang
terdaftar dalam Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, dan kepada 10 supplier
readymix yang terdaftar pada yellow pages. Namun pada pelaksanaannya terdapat
beberapa kendala, antara lain: tidak dapat dihubungi dan adanya responden yang
tidak berkenan memberikan jawaban. Oleh karena itu, kami berhasil mengambil
data responden sebanyak 22 kontraktor dan 8 supplier readymix.
Proses penyebaran kuisioner dilakukan mulai pertengahan bulan Mei
hingga awal bulan Juni. Untuk mendapatkan data kuisioner, peneliti datang ke
lokasi untuk bertemu langsung dengan responden dan untuk meninjau lapangan.
Beberapa responden mengisi kuisioner melalui fax dan email. Daftar responden
yang berhasil diteliti dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.2 Analisa Data Kuisioner
Analisa data kuisioner dilakukan dengan mencari nilai mean dari setiap
tindakan penanganan yang ditanyakan dalam kuisioner. Data terlebih dahulu
dikelompokkan menurut kategori responden (kontraktor atau supplier readymix),
kemudian dianalisa dalam dua bagian.
4.2.1 Kontraktor
4.2.1.1 Bagian 1: Data Responden
Responden kategori kontraktor yang mengisi kuisioner dalam penelitian
ini dianalisa berdasarkan jabatan dan lama bekerja. Mayoritas responden adalah
manajer proyek sebanyak 45%, 14% site enggineer, 14% pelaksana lapangan,
14% direktur, 5% Quality Manager, 4% manajer lapangan, dan 4% pengawas
lapangan (Gambar 4.1).
Gambar 4.1. Jabatan Responden Kategori Kontraktor
Gambar 4.2 menunjukkan mayoritas responden (59%) memiliki
pengalaman kerja lebih dari
1 tahun. Dari data ini dapat diketahui bahwa responden yang mengisi data
kuisioner pada penelitian ini merupakan responden
mengetahui kondisi di lapangan.
Gambar 4.2. Pengalaman Bekerja Responden Kategori Kontraktor
4.2.1.2 Bagian 2: Tingkat Penanganan Sisa Material
Berdasarkan data kuisioner yang ada, didapatkan nilai
masing usaha penanganan yang dilak
menunjukkan bahwa responden
sedangkan nilai 5 menunjukkan bahwa responden
tersebut.
Pelaksana
Lapangan
Direktur
14%
20 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1. Jabatan Responden Kategori Kontraktor
4.2 menunjukkan mayoritas responden (59%) memiliki
pengalaman kerja lebih dari 10 tahun, dan tidak ada yang baru bekerja kurang dari
1 tahun. Dari data ini dapat diketahui bahwa responden yang mengisi data
kuisioner pada penelitian ini merupakan responden yang kompeten dan
mengetahui kondisi di lapangan.
Gambar 4.2. Pengalaman Bekerja Responden Kategori Kontraktor
Tingkat Penanganan Sisa Material Ready-Mixed Concrete
Berdasarkan data kuisioner yang ada, didapatkan nilai mean untuk
masing usaha penanganan yang dilakukan oleh kontraktor (Gambar 4.3
menunjukkan bahwa responden ’tidak pernah’ melakukan usaha tersebut,
menunjukkan bahwa responden ’selalu’ melakukan usaha
Manajer
Proyek
45%
Manajer
Lapangan
4%
Pengawas
Lapangan
4%
Pelaksana
Lapangan
14%
Direktur
14%
Quality
Manager
5%
Site
Engineer
14%
23%
18%59%
>1-5 TH >5-10 TH >10 TH
Universitas Kristen Petra
4.2 menunjukkan mayoritas responden (59%) memiliki
10 tahun, dan tidak ada yang baru bekerja kurang dari
1 tahun. Dari data ini dapat diketahui bahwa responden yang mengisi data
yang kompeten dan
Gambar 4.2. Pengalaman Bekerja Responden Kategori Kontraktor
Mixed Concrete
untuk masing-
ukan oleh kontraktor (Gambar 4.3). Nilai 1
aha tersebut,
melakukan usaha
21 Universitas Kristen Petra
Universitas Kristen Petra
22 Universitas Kristen Petra
Dari Gambar 4.3 di atas, dilakukan rating pada Tabel 4.1 sehingga dapat
diketahui usaha penanganan sisa material ready-mixed concrete yang sering
dilakukan (memiliki nilai mean lebih dari 4).
Tabel 4.1. Hasil Rating Nilai Mean Pada Kontraktor
Urutan J.Beton Tahapan Tindakan Penanganan Mean
1 CAIR REDUCE
Melakukan kontrol terhadap kualitas beton
sebelum pengecoran
4.71
2 CAIR REDUCE Membuat jadwal pengiriman beton readymix
4.62
3 CAIR REDUCE
Melakukan kontrol terhadap jadwal
pengiriman beton readymix
4.62
4 CAIR REDUCE
Membuat shop drawing agar tidak terjadi
kesalahan volume beton
4.48
5 CAIR REDUCE Memilih supplier readymix yang kompeten
4.38
6 CAIR REDUCE
Memperhatikan cuaca untuk persiapan bila
hujan saat pengecoran
4.19
7 CAIR REDUCE
Melakukan kontrol terhadap kuantitas beton
sebelum pengecoran
4.05
8 CAIR REDUCE
Melakukan estimasi sisa volume beton
readymix yang akan terjadi
3.90
9 CAIR REDUCE Survey jalan akses truk mixer ke proyek
3.62
10 CAIR REDUCE
Merencanakan metode pengecoran untuk
meminimalkan sisa beton
3.52
11 CAIR REUSE
Memanfaatkan sisa beton cair untuk tutup
saluran air, kanstein, dll.
3.14
12 CAIR REDUCE
Menyiapkan bahan additive untuk
mengantisipasi bila terjadi delay
3.00
13 PADAT RECYCLE
Melakukan proses daur ulang menjadi bahan
urugan, agregat baru, dll
2.62
14 PADAT REUSE Menggunakan sisa beton untuk fungsi lain
2.29
15 CAIR RECYCLE
Memisahkan agregat sisa ready-mixed
concrete untuk digunakan lagi
2.05
16 CAIR REUSE
Menyumbangkan sisa volume beton ke
penduduk di sekitar proyek
2.00
17 PADAT RECYCLE
Menyediakan tempat untuk material beton
yang akan didaur ulang
1.86
18 PADAT REUSE Memberikan sisa beton kepada pihak lain
1.62
19 PADAT SALVAGE Membuang sisa beton ke TPA
1.62
20 PADAT RECYCLE Membuat jadwal daur ulang
1.48
Berdasarkan rating tersebut, usaha penanganan sisa material ready-mixed
concrete yang sering dilakukan oleh kontraktor adalah:
� Melakukan kontrol terhadap kualitas beton sebelum pengecoran
Usaha ini adalah usaha yang paling sering dilakukan oleh kontraktor.
Pengontrolan kualitas beton dilakukan dengan cara menguji nilai
yang dipesan sebelum pengecoran
uji (Gambar 4.5) untuk dilakukan tes
Slump test berguna untuk mengantisipasi adanya
spesifikasi (wrong use waste
Gambar 4.4.
Dalam pengontrolan kualitas beton sebelum pengecoran, kontraktor han
melihat dari nilai slump
beberapa hari setelah pengecoran dilakukan.
yang dikirim ke proyek apabila nilai
yang dipesan.
Gambar 4.5. Pengambilan benda uji untuk uji kuat tekan beton
23 Universitas Kristen Petra
Melakukan kontrol terhadap kualitas beton sebelum pengecoran
Usaha ini adalah usaha yang paling sering dilakukan oleh kontraktor.
Pengontrolan kualitas beton dilakukan dengan cara menguji nilai slump
yang dipesan sebelum pengecoran (Gambar 4.4) dan mengambil beberapa benda
untuk dilakukan tes kuat tekan beton di laboratorium beton.
berguna untuk mengantisipasi adanya waste akibat
wrong use waste).
Gambar 4.4. Slump test sebelum pengecoran
Dalam pengontrolan kualitas beton sebelum pengecoran, kontraktor han
slump saja. Hasil tes kuat tekan beton baru bisa didapatkan
beberapa hari setelah pengecoran dilakukan. Kontraktor dapat menolak beton
yang dikirim ke proyek apabila nilai slump-nya tidak sesuai batas toleransi
. Pengambilan benda uji untuk uji kuat tekan beton
Universitas Kristen Petra
Usaha ini adalah usaha yang paling sering dilakukan oleh kontraktor.
slump beton
dan mengambil beberapa benda
kuat tekan beton di laboratorium beton.
akibat kesalahan
Dalam pengontrolan kualitas beton sebelum pengecoran, kontraktor hanya
saja. Hasil tes kuat tekan beton baru bisa didapatkan
dapat menolak beton
nya tidak sesuai batas toleransi slump
. Pengambilan benda uji untuk uji kuat tekan beton
� Membuat jadwal pengiriman beton
Bagi kontraktor, jadwal pengiriman beton
penting dan perlu dikoordinasikan dengan pihak
proses pengecoran. Dari jadwal pengecoran yang ada pada
melihat kondisi proyek, kontraktor dapat membuat jadwal pengiriman beton
readymix untuk menjaga kelancaran proses pengecoran. Pembuatan jadwal
pengiriman beton readymix
transport & delivery waste
� Mengontrol jadwal pengiriman beton
Berdasarkan nilai
konstruksi sering melakukan kontrol jadwal pengiriman beton
terhadap jadwal yang telah dibuat menjadi suatu hal yang penting
Apabila tidak dilakukan kontrol secara aktual di lapangan, maka dapat terjadi
beberapa masalah seperti beton yang melebihi masa
kedatangan beton, atau timbulnya antrian truk
Hal ini terkait dengan dinamisnya keadaan lapangan yang dapat
dipengaruhi oleh cuaca, kerusakan alat penunjang, kegagalan bekisting,
kecelakaan kerja, dan lain sebagainya.
mengontrol jadwal pengiriman beton
menjaga kelancaran proses pengecoran di proyek
Gambar 4.6.
24 Universitas Kristen Petra
Membuat jadwal pengiriman beton readymix
Bagi kontraktor, jadwal pengiriman beton readymix merupakan hal yang
penting dan perlu dikoordinasikan dengan pihak supplier di batching plant
proses pengecoran. Dari jadwal pengecoran yang ada pada work schedule
melihat kondisi proyek, kontraktor dapat membuat jadwal pengiriman beton
untuk menjaga kelancaran proses pengecoran. Pembuatan jadwal
readymix merupakan usaha untuk meminimalkan adanya
transport & delivery waste.
ontrol jadwal pengiriman beton readymix
Berdasarkan nilai Mean yang diperoleh pada Tabel 4.1, kontraktor proyek
elakukan kontrol jadwal pengiriman beton readymix
terhadap jadwal yang telah dibuat menjadi suatu hal yang penting bagi kontaktor
Apabila tidak dilakukan kontrol secara aktual di lapangan, maka dapat terjadi
beberapa masalah seperti beton yang melebihi masa setting karena keterlambatan
n beton, atau timbulnya antrian truk mixer di proyek.
Hal ini terkait dengan dinamisnya keadaan lapangan yang dapat
dipengaruhi oleh cuaca, kerusakan alat penunjang, kegagalan bekisting,
kecelakaan kerja, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kontraktor p
mengontrol jadwal pengiriman beton readymix ke proyek konstruksi
menjaga kelancaran proses pengecoran di proyek (Gambar 4.6).
. Pengiriman truk mixer ke proyek sesuai jadwal
Universitas Kristen Petra
merupakan hal yang
batching plant selama
schedule dan
melihat kondisi proyek, kontraktor dapat membuat jadwal pengiriman beton
untuk menjaga kelancaran proses pengecoran. Pembuatan jadwal
akan usaha untuk meminimalkan adanya
, kontraktor proyek
readymix. Kontrol
bagi kontaktor.
Apabila tidak dilakukan kontrol secara aktual di lapangan, maka dapat terjadi
keterlambatan
Hal ini terkait dengan dinamisnya keadaan lapangan yang dapat
dipengaruhi oleh cuaca, kerusakan alat penunjang, kegagalan bekisting,
Oleh karena itu, kontraktor perlu
ke proyek konstruksi untuk
25 Universitas Kristen Petra
� Membuat shop drawing agar tidak terjadi kesalahan volume beton
Kontraktor membuat shop drawing yang jelas untuk mengantisipasi
adanya kesalahan volume beton. Shop drawing merupakan gambar kerja yang
dibuat oleh kontraktor untuk digunakan sebagai pedoman oleh pekerja di lapangan.
Dalam kaitannya dengan minimalisasi waste concrete, pembuatan shop
drawing yang jelas meminimalkan adanya kesalahan pembuatan ukuran bekisting.
Kesalahan pembuatan bekisting dapat menyebabkan adanya perubahan volume
beton (wrong specified waste) dan permintaan pengerjaan ulang oleh owner
karena tidak sesuai spesifikasi (fixing waste).
� Memilih supplier readymix yang kompeten
Mutu beton merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengecoran. Untuk meminimalkan terjadinya waste akibat kegagalan mutu beton
(wrong use waste), kontraktor mengambil kebijakan untuk memesan beton
readymix dari supplier readymix yang kompeten. Karena mutu beton baru dapat
diketahui beberapa hari setelah proses pengecoran dilakukan, maka kegagalan
mutu beton baru dapat diketahui setelah beton mengeras. Bila upaya untuk
memperbaiki mutu beton harus membongkar dan melakukan pengecoran ulang,
maka akan terjadi demolition waste yang disebabkan oleh wrong use waste .
� Memperhatikan cuaca untuk persiapan bila hujan saat pengecoran
Dengan memperhatikan cuaca terhadap kemungkinan terjadinya hujan
atau angin kencang pada saat pengecoran dan selama waktu curing, diharapkan
kontraktor dapat mempersiapkan perlengkapan penunjang seperti terpal dan
penahan angin untuk melindungi beton yang akan dicor atau sedang dalam masa
curing. Gambar 4.7 dapat dilihat penggunaan terpal yang telah disiapkan sebelum
pengecoran dapat melindungi beton segar dari campuran air hujan yang dapat
mempengaruhi mutu beton.
Gambar 4.
� Melakukan kontrol terhadap kuantitas beton sebelum pengecoran
Kontrol terhadap kuantitas beton yan dilakukan oleh kontraktor sebelum
pengecoran tidak dapat dilakukan secara akurat. Dalam proses pengontrolan ini,
kontraktor hanya memperkirakan volume beton yang ada di dalam truk mixer
berdasarkan kapasitas molen truk
terendam ready-mixed concrete.
penanganan sisa ready-
namun tidak termasuk usaha yang sering dilakukan:
� Melakukan estimasi s
Dalam hal ini, kontraktor memesan beton sesuai perhitungan volume pada
gambar dikurangi 10m
menghitung kekurangannya dan melakukan pemesanan beton lagi se
kekurangan tersebut. Hal ini dapat mencegah adanya sisa
pada proyek konstruksi.
� Survey jalan akses truk
Sebagai kontraktor proyek konstruksi, kontraktor melakukan survey jalan
akses truk mixer ke proyek
akses yang dimiliki cukup aman
lama perjalanan truk mixer
mengalami kesulitan seper
beton yang ada di dalam
26 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.7. Persiapan terpal sebelum pengecoran
Melakukan kontrol terhadap kuantitas beton sebelum pengecoran
Kontrol terhadap kuantitas beton yan dilakukan oleh kontraktor sebelum
pengecoran tidak dapat dilakukan secara akurat. Dalam proses pengontrolan ini,
kontraktor hanya memperkirakan volume beton yang ada di dalam truk mixer
berdasarkan kapasitas molen truk dan berdasarkan jumlah blade yang tidak
mixed concrete. Berikut ini adalah contoh-contoh usaha
-mixed concrete yang dilakukan oleh beberapa responden
namun tidak termasuk usaha yang sering dilakukan:
Melakukan estimasi sisa volume beton volume readymix yang akan terjadi
Dalam hal ini, kontraktor memesan beton sesuai perhitungan volume pada
gambar dikurangi 10m3. Pada saat pengecoran hampir selesai, kontraktor
menghitung kekurangannya dan melakukan pemesanan beton lagi se
kekurangan tersebut. Hal ini dapat mencegah adanya sisa ready-mixed concrete
pada proyek konstruksi.
Survey jalan akses truk mixer ke proyek
Sebagai kontraktor proyek konstruksi, kontraktor melakukan survey jalan
ke proyek. Tujuannya adalah untuk dapat memastikan bahwa
akses yang dimiliki cukup aman untuk dilewati, serta dapat melakukan estimasi
mixer dari batching plant ke lokasi proyek. Bila truk
mengalami kesulitan seperti terjebak di jalan yang lunak dalam waktu yang lama,
beton yang ada di dalam mixer tersebut dapat mengeras di dalam drum mixer
Universitas Kristen Petra
Kontrol terhadap kuantitas beton yan dilakukan oleh kontraktor sebelum
pengecoran tidak dapat dilakukan secara akurat. Dalam proses pengontrolan ini,
kontraktor hanya memperkirakan volume beton yang ada di dalam truk mixer
yang tidak
ntoh usaha
yang dilakukan oleh beberapa responden
yang akan terjadi
Dalam hal ini, kontraktor memesan beton sesuai perhitungan volume pada
. Pada saat pengecoran hampir selesai, kontraktor
menghitung kekurangannya dan melakukan pemesanan beton lagi sesuai
mixed concrete
Sebagai kontraktor proyek konstruksi, kontraktor melakukan survey jalan
memastikan bahwa
melakukan estimasi
Bila truk mixer
g lunak dalam waktu yang lama,
mixer.
27 Universitas Kristen Petra
� Merencanakan metode pengecoran untuk meminimalkan sisa beton
Pada proses transportasi ready-mixed concrete secara konvensional, beton
cair ditransportasikan dari truk mixer ke lokasi pengecoran dengan menggunakan
timba yang disalurkan dari satu orang ke orang lainnya. Sisa beton yang jatuh
tercecer pun cukup banyak. Dengan menggunakan sarana concrete pump (Gambar
4.8), sisa ready-mixed concrete yang terjadi akibat jatuh tercecer akan berkurang.
Gambar 4.8. Penggunaan concrete pump untuk minimalkan sisa
Cara lain yang dilakukan untuk meminimalkan sisa beton adalah
penggunaan terpal antara truk mixer dan concrete pump untuk menyelamatkan
sisa beton yang tercecer (Gambar 4.9). Penyaluran ready-mixed concrete yang
dituangkan dari truk mixer ke concrete pump seringkali mengakibatkan adanya
sisa beton yang tercecer. Setelah selesai pengecoran, concrete pump akan
membersihkan sisa-sisa beton yang tertinggal di dalam selang dengan cara
memompa ke bagian belakang concrete pump dan kemudian dibuang di lantai.
Sisa ready-mixed concrete ini jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi
sampah bagi proyek konstruksi. Dengan menggunakan terpal antara truk mixer
dan concrete pump, sisa ready-mixed concrete tersebut tidak mengotori lokasi
proyek, serta dapat dipergunakan untuk fungsi lain yang lebih berguna.
Gambar 4.9. Upaya untuk menyelamatkan sisa beton yang tercec
� Memanfaatkan sisa beton cair untuk tutup saluran air, kanstein, dll.
Untuk menampung sisa
pengecoran, kontraktor dapat mempersiapkan bekisting
saluran air, kanstein, dan lain
konstruksi dengan memanfaatkan sisa
pada Gambar 4.10. Apabila kontraktor tidak memerlukan hasilnya, kontraktor
dapat menjualnya ke pihak lain.
Gambar 4.
� Penggunaan sisa beton untuk
Sisa beton readymix
konstruksi untuk dijadikan perkerasan jalan yang baik pada proyek konstruksi
(Gambar 4.11).
28 Universitas Kristen Petra
. Upaya untuk menyelamatkan sisa beton yang tercec
Memanfaatkan sisa beton cair untuk tutup saluran air, kanstein, dll.
Untuk menampung sisa ready-mixed concrete yang terjadi pada saat
pengecoran, kontraktor dapat mempersiapkan bekisting untuk membuat
saluran air, kanstein, dan lain-lain. Pembuatan kanstein pada proyek
konstruksi dengan memanfaatkan sisa ready-mixed concrete dapat dilihat
. Apabila kontraktor tidak memerlukan hasilnya, kontraktor
dapat menjualnya ke pihak lain.
Gambar 4.10. Penggunaan sisa untuk kanstein
Penggunaan sisa beton untuk fungsi lain
readymix yang ada dikumpulkan dan dirapikan oleh pekerja
konstruksi untuk dijadikan perkerasan jalan yang baik pada proyek konstruksi
Universitas Kristen Petra
. Upaya untuk menyelamatkan sisa beton yang tercecer
Memanfaatkan sisa beton cair untuk tutup saluran air, kanstein, dll.
yang terjadi pada saat
untuk membuat tutup
. Pembuatan kanstein pada proyek
dapat dilihat
. Apabila kontraktor tidak memerlukan hasilnya, kontraktor
yang ada dikumpulkan dan dirapikan oleh pekerja
konstruksi untuk dijadikan perkerasan jalan yang baik pada proyek konstruksi
29 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11. Penggunaan sisa beton untuk pekerjaan jalan
� Penyediaan tempat untuk material beton yang akan didaur ulang
Sisa beton yang masih tertinggal dalam drum truk mixer selalu dibuang.
Setelah selesai pengecoran, driver truk mixer selalu mencuci bagian dalam drum
truk mixer dengan menyemprotkan air, memutar drum, dan mengeluarkan isinya.
Agar hasil pencucian tersebut tidak mengotori proyek dan dapat didaur ulang,
maka dibuatkan sebuah kolam pencucian untuk membuang hasil pencucian
(Gambar 4.12).
Gambar 4.12. Penyediaan kolam cuci mixer
4.2.2 Supplier Readymix
4.2.2.1 Bagian 1: Data Responden
Responden kategori Supplier Readymix yang mengisi kuisioner dalam
penelitian ini dapat dianalisa berdasarkan jabatan dan lama bekerja. Mayoritas
responden adalah kepala plant dan kepala laboratorium (masing-masing 25%),
13% quality manager, 13
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.
separuh dari responden (5
tahun, dan tidak ada yang baru
diketahui bahwa responden yang mengisi data kuisioner pada penelitian ini
merupakan responden yang kompeten dan mengetahui kondisi di lapangan.
Gambar 4.13. Jabatan Responden Kategori
Gambar 4.14. Pengalaman Bekerja Responden Kategori
4.2.2.2 Bagian 2: Tingkat Penanganan Sisa Material
Berdasarkan data kuisioner yang ada, didapatkan nilai
masing usaha penanganan yang dilakukan oleh
Nilai 1 menunjukkan bahwa responden
sedangkan 5 menunjukkan bahwa responden
Kepala Lab
25%
30 Universitas Kristen Petra
13% marketing, 12% manajer lapangan, dan 12%
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.13. Gambar 4.14 menunjukkan bahwa
responden (50%) memiliki pengalaman kerja antara 5 sampai
da yang baru bekerja kurang dari 1 tahun. Dari data ini dapat
diketahui bahwa responden yang mengisi data kuisioner pada penelitian ini
merupakan responden yang kompeten dan mengetahui kondisi di lapangan.
. Jabatan Responden Kategori Supplier Readymix
Pengalaman Bekerja Responden Kategori Supplier Readymix
Tingkat Penanganan Sisa Material Ready-Mixed Concrete
Berdasarkan data kuisioner yang ada, didapatkan nilai mean untuk masing
masing usaha penanganan yang dilakukan oleh supplier readymix (Gambar 4.
Nilai 1 menunjukkan bahwa responden ’tidak pernah’ melakukan usaha tersebut,
sedangkan 5 menunjukkan bahwa responden ’selalu’ melakukan usaha tersebut.
Pengawas
Lapangan
12%Direktur
12%
Kepala
Plant
25%
Quality
Manager
13%
Kepala Lab
25%
Marketing
13%
25%
50%
25%
>1-5 TH >5-10 TH >10 TH
Universitas Kristen Petra
% direktur.
menunjukkan bahwa
antara 5 sampai 10
bekerja kurang dari 1 tahun. Dari data ini dapat
diketahui bahwa responden yang mengisi data kuisioner pada penelitian ini
merupakan responden yang kompeten dan mengetahui kondisi di lapangan.
Supplier Readymix
Supplier Readymix
Mixed Concrete
untuk masing-
(Gambar 4.15).
melakukan usaha tersebut,
tersebut.
31 Universitas Kristen Petra
Universitas Kristen Petra
32 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2. Hasil Rating Nilai Mean Pada Supplier Readymix
Urutan J.Beton STEP Tindakan Penanganan Mean
1 CAIR REDUCE
Melakukan kontrol terhadap kuantitas beton yang
akan dikirim 5.00
2 CAIR REDUCE
Melakukan kontrol terhadap jadwal pengiriman
beton readymix 5.00
3 CAIR REDUCE
Melakukan konfirmasi ulang pada kontraktor
tentang spesifikasi beton yang dipesan 4.88
4 CAIR REDUCE
Melakukan kontrol terhadap kualitas beton yang
akan dikirim 4.88
5 CAIR REDUCE
Melayani pemesanan dalam kapasitas besar
maupun kecil 4.75
6 CAIR REDUCE Survey jalan akses truk mixer ke proyek 4.25
7 CAIR REDUCE
Menyiapkan bahan additive untuk mengantisipasi
bila terjadi delay 3.75
8 PADAT SALVAGE Membuang sisa beton di Plant 3.13
9 CAIR REDUCE
Melakukan estimasi sisa volume wet concrete
yang akan terjadi 3.00
10 PADAT REUSE Menggunakan sisa beton untuk fungsi lain 2.88
11 PADAT RECYCE
Melakukan proses daur ulang menjadi bahan
urugan, agregat baru, dll 2.50
12 CAIR REUSE
Memanfaatkan sisa beton cair untuk tutup saluran
air, kanstein, dll. 2.25
13 PADAT RECYCE
Menyediakan tempat untuk material beton yang
akan didaur ulang 2.00
14 PADAT SALVAGE Membuang sisa beton di Lokasi Proyek 1.88
15 PADAT REUSE Memberikan sisa beton kepada pihak lain 1.75
16 PADAT RECYCE Membuat jadwal daur ulang 1.63
17 CAIR REUSE
Menyumbangkan sisa volume beton ke penduduk
di sekitar proyek 1.50
18 CAIR REUSE
Mencampurkan sisa volume beton ke campuran
beton yang baru 1.25
19 PADAT SALVAGE Membuang sisa beton ke TPA 1.13
20 CAIR RECYCLE
Memisahkan agregat sisa ready-mixed concrete
untuk digunakan lagi 1.00
Dari Gambar 4.15, dilakukan rating seperti pada Tabel 4.2 sehingga dapat
diketahui usaha penanganan sisa material ready-mixed concrete yang sering
dilakukan (memiliki nilai Mean lebih dari 4). Usaha penanganan sisa material
ready-mixed concrete yang sering dilakukan oleh supplier readymix adalah:
� Melakukan kontrol terhadap kuantitas beton yang akan dikirim
Supplier readymix selalu melakukan kontrol terhadap kuantitas (volume)
beton yang akan dikirim. Tujuan dilakukannya hal ini adalah untuk menjamin
bahwa volume yang dikirimkan ke proyek telah sesuai dengan pesanan. Dengan
demikian, supplier readymix
volume pembuatan di plant
Cara yang dilakukan oleh
beton adalah dengan menimbang berat truk
(sebelum diisi beton), dan menimbang
beton (Gambar 4.16). Dengan menggunakan data berat jenis bahan yang
digunakan dalam campuran beton,
berapa volume beton yang ada dalam
Gambar
� Melakukan kontrol terhadap jadwal pengiriman beton
Sama halnya dengan kontraktor,
bahwa jadwal pengiriman beton
dikoordinasikan dengan pihak kontraktor di lokasi proyek selama proses
pengecoran. Hal ini berguna bagi
& delivery waste berupa beton
Supplier akan mengalami kerugian apabila beton
mixer. Bila terjadi demikian,
dilakukan pembongkaran t
4.17). Biaya untuk membongkar isi
dibandingkan dengan harga beton itu sendiri
akan timbul juga demolition waste
33 Universitas Kristen Petra
supplier readymix meminimalkan terjadinya waste akibat kelebihan
plant (uneconomic use of plant waste).
Cara yang dilakukan oleh supplier readymix untuk mengontrol kuantitas
beton adalah dengan menimbang berat truk mixer dalam keadaan kosong
(sebelum diisi beton), dan menimbang berat truk mixer dalam keadaan telah terisi
). Dengan menggunakan data berat jenis bahan yang
digunakan dalam campuran beton, supplier readymix dapat mengidentifikasi
berapa volume beton yang ada dalam mixer tersebut.
Gambar 4.16.Truk mixer setelah diisi beton
Melakukan kontrol terhadap jadwal pengiriman beton readymix
Sama halnya dengan kontraktor, supplier readymix juga menganggap
bahwa jadwal pengiriman beton readymix merupakan hal yang penting dan perlu
n pihak kontraktor di lokasi proyek selama proses
pengecoran. Hal ini berguna bagi supplier untuk meminimalkan adanya
berupa beton yang mengeras di dalam drum mixer.
akan mengalami kerugian apabila beton mengeras di dalam
Bila terjadi demikian, drum truk mixer akan dilepas dari truk dan akan
dilakukan pembongkaran terhadap beton yang mengeras di dalamnya (Gambar
Biaya untuk membongkar isi mixer yang telah mengeras cukup besar bila
dibandingkan dengan harga beton itu sendiri. Bila sampai terjadi demikian, maka
demolition waste pada batching plant.
Universitas Kristen Petra
akibat kelebihan
untuk mengontrol kuantitas
dalam keadaan kosong
dalam keadaan telah terisi
). Dengan menggunakan data berat jenis bahan yang
dapat mengidentifikasi
juga menganggap
merupakan hal yang penting dan perlu
n pihak kontraktor di lokasi proyek selama proses
untuk meminimalkan adanya transport
di dalam drum
akan dilepas dari truk dan akan
di dalamnya (Gambar
cukup besar bila
ila sampai terjadi demikian, maka
Gambar 4.17.
� Melakukan konfirmasi ulang
Konfirmasi ulang tentang spesifikasi
menghindari kesalahan komunikasi pada saat pemesanan dalam segi spesifikasi
beton yang dipesan. Bila terjadi kesalahan spesifikasi dan beton telah terlanjur
dicampurkan, maka campuran beton tersebut tidak akan diterima oleh kontraktor
dan pada akhirnya dapat timbul
� Melakukan kontrol terhadap kualitas beton yang akan dikirim
Untuk melakukan menjaga kualitas beton yang akan dikirim agar tetap
baik, supplier readymix
masing-masing agregat penyusun beton dengan komposisi yang akurat sesuai
dengan komposisi pada
kontrol terhadap kualitas beton yang akan dikirim
mengambil beberapa sa
tekan beton (Gambar 4.19
Gambar 4.18. Pencampuran
34 Universitas Kristen Petra
. Drum Mixer Dilepas Untuk Membongkar Isinya
Melakukan konfirmasi ulang pada kontraktor tentang spesifikasi beton
onfirmasi ulang tentang spesifikasi beton yang dipesan bertujuan untuk
menghindari kesalahan komunikasi pada saat pemesanan dalam segi spesifikasi
beton yang dipesan. Bila terjadi kesalahan spesifikasi dan beton telah terlanjur
dicampurkan, maka campuran beton tersebut tidak akan diterima oleh kontraktor
ada akhirnya dapat timbul wrong use waste.
Melakukan kontrol terhadap kualitas beton yang akan dikirim
Untuk melakukan menjaga kualitas beton yang akan dikirim agar tetap
supplier readymix memperhatikan kualitas mix design serta mencampurkan
masing agregat penyusun beton dengan komposisi yang akurat sesuai
dengan komposisi pada mix design (Gambar 4.18). Usaha untuk melakukan
kualitas beton yang akan dikirim dilakukan dengan cara
mengambil beberapa sample beton sebelum dikirim ke proyek untuk diuji kuat
19).
Pencampuran material otomatis sesuai mix design
Universitas Kristen Petra
Untuk Membongkar Isinya
beton
bertujuan untuk
menghindari kesalahan komunikasi pada saat pemesanan dalam segi spesifikasi
beton yang dipesan. Bila terjadi kesalahan spesifikasi dan beton telah terlanjur
dicampurkan, maka campuran beton tersebut tidak akan diterima oleh kontraktor
Untuk melakukan menjaga kualitas beton yang akan dikirim agar tetap
serta mencampurkan
masing agregat penyusun beton dengan komposisi yang akurat sesuai
). Usaha untuk melakukan
dilakukan dengan cara
mple beton sebelum dikirim ke proyek untuk diuji kuat
mix design
35 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.19. Pengambilan sample beton untuk diuji di plant
� Melayani pemesanan dalam kapasitas besar maupun kecil
Pemesanan ready-mixed concrete dalam volume kecil tetap dilayani guna
meminimalkan waste akibat kelebihan volume. Pemesan dapat memesan volume
beton sesuai dengan volume yang dibutuhkan. Supplier readymix juga melayani
pemesanan kurang dari 3m3, namun pemesan harus menambah biaya transportasi.
Jika pesanan lebih dari 3m3, pemesan tidak perlu menambah biaya transportasi.
� Survey jalan akses truk mixer ke proyek
Sebagai pemilik truk mixer, supplier readymix sering kali memastikan
jalan akses truk mixer ke proyek (Gambar 4.6). Tujuannya adalah untuk dapat
melakukan estimasi lama perjalanan truk mixer dari batching plant ke lokasi
proyek. Umumnya, survey dilakukan untuk proyek yang baru ditangani oleh
supplier, atau yang berada di lokasi yang belum pasti bisa dilewati oleh truk mixer.
Berikut ini adalah contoh-contoh usaha penanganan sisa ready-mixed
concrete yang dilakukan oleh beberapa responden namun tidak termasuk usaha
yang sering dilakukan:
� Mempersiapkan bahan additive untuk antisipasi delay
Supplier readymix terkadang mempersiapkan bahan additive yang bersifat
memperlama waktu setting. Kegunaannya adalah untuk mencegah terjadinya
beton yang setting di dalam mixer apabila terjadi delay pada proyek.
� Membuang sisa beton di plant
36 Universitas Kristen Petra
Supplier readymix terkadang membuang sisa beton baik sisa volume
maupun sisa hasil pencucian di tanah kosong yang tersedia di plant (Gambar
4.20). Sisa beton tersebut dibiarkan mengeras dan akan dihancurkan jika telah
dianggap cukup banyak untuk dijadikan bahan urugan dengan cara dihancurkan
terlebih dahulu.
Gambar 4.20. Sisa beton cair yang dibuang di lokasi plant
� Mempergunakan sisa beton cair untuk fungsi lain
Bila sisa volume ready-mixed concrete yang ada tidak boleh dibuang di
lokasi proyek, maka sisa tersebut dibawa ke batching plant untuk dituangkan
dalam bekisting dimensi 1mx1mx1m untuk dijadikan kubus-kubus beton yang
digunakan sebagai pemisah agregat di batching plant (Gambar 4.21).
Gambar 4.21. Sisa beton cair dicetak 1mx1mx1m
� Memberikan sisa beton padat kepada pihak lain
37 Universitas Kristen Petra
Sisa beton padat yang berupa benda uji, baik silinder maupun kubus, dapat
menjadi alternatif bahan pondasi suatu bangunan pengganti batu kali (Gambar
4.22). Biasanya pihak supplier readymix menjual benda uji yang masih baik (tidak
pecah) seharga Rp.150,- kepada kontraktor perumahan sederhana yang
membutuhkannya.
Gambar 4.22. Benda uji untuk pondasi Gambar 4.23. Penggunaan benda uji
untuk aestetic landscape stone
� Mempergunakan sisa beton padat untuk fungsi lain
Sisa beton padat yang berupa benda uji, baik silinder maupun kubus, dapat
dijadikan sebagai batu hiasan pertamanan (aestetic landscape stone). Dapat dilihat
pada Gambar 4.23, sisa benda uji silinder ditata dengan baik sebagai pembatas
taman yang menarik.
4.2.3 Perbandingan Mean
Bila dibandingkan nilai mean antara tindakan penanganan yang dilakukan
oleh kontraktor (Gambar 4.24 a) dan oleh supplier readymix (Gambar 4.24 b),
dapat disimpulkan bahwa :
� Supplier readymix lebih sering (mean= 4,44) melakukan Reduce pada sisa
beton cair daripada kontraktor.
� Supplier readymix lebih sering melakukan Reuse (mean= 2,31) , Recycle
(mean= 2,04), dan Salvage (mean= 2,04) pada sisa beton padat daripada
kontraktor.
38 Universitas Kristen Petra
� Kontraktor lebih sering melakukan Reuse (mean= 2,57) dan Recycle (mean=
2,05) pada sisa beton cair daripada supplier readymix.
� Supplier readymix dan kontraktor sama-sama tidak pernah (mean= 1)
melakukan Reduce dan Salvage pada sisa beton cair.
Gambar 4.24 a. Grafik Perbandingan Penanganan Sisa Beton Cair & Padat Pada
Kontraktor
Gambar 4.24 b. Grafik Perbandingan Penanganan Sisa Beton Cair & Padat Pada
Supplier Readymix
1,62
1,98
1,95
1
1
2,05
2,57
4,10
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
SALVAGE
RECYCLE
REUSE
REDUCE
CAIR
PADAT
Tidak Pernah Jarang Terkadang Sering Selalu
2,04
2,04
2,31
1
1
1,00
1,67
4,44
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
SALVAGE
RECYCLE
REUSE
REDUCE
CAIR
PADAT
Tidak Pernah Jarang Terkadang Sering Selalu