151 5. ANALISA HASIL PENELITIAN 5.1. Deskripsi Responden ...
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Deskriptif Profil ... · 4.1. Analisa Deskriptif Analisis...
Transcript of 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Deskriptif Profil ... · 4.1. Analisa Deskriptif Analisis...
29 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk menggunakan karakteristik responden dan
jawaban responden terhadap pertanyaan pertanyaan dalam kuesioner untuk masing
masing variabel.
4.1.1 Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak muda di Surabaya yang
pernah melihat iklan Luwak White Koffie Lee Min Ho dan menyukai kopi putih.
Berikut akan dijelaskan profil responden yang meliputi usia dan rata rata
pengeluaran per bulan yang diuraikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Usia Responden
Usia Frekuensi Presentase (%)
16 – 20 21 21%
21 – 26 64 64%
27 – 30 14 14%
>30 1 1%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berusia 16 hingga 20
tahun sebanyak 21 orang (21%). Lalu responden yang berusia 21 hingga 26 tahun
sebanyak 64 orang (64%), sedangkan responden yang berusia 27 hingga 30 tahun
sebanyak 14 orang (14%) dan responden yang berusia lebih dari 30 tahun sebanyak
1 orang (1%).
Dari hasil yang sudah didapat, responden yang berumur dibawah 31 tahun
mendominasi jawaban pada penelitian ini, dimana dikategorikan sebagai anak
muda dan ini sesuai dengan apa yang diinginkan didalam penelitian ini.
30 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Daerah Tempat Tinggal Responden
Daerah Tempat
Tinggal Frekuensi Presentase (%)
Surabaya Selatan 31 31%
Surabaya Timur 27 27%
Surabaya Barat 29 29%
Surabaya Utara 13 13%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa masing-masing responden yang
tinggal di wilayah Surabaya sudah berpartisipasi dalam penelitian ini. Perolehan
dari data tersebut sudah sesuai dengan tujuan dari penelitian yang ditujukan untuk
wilayah seluruh Surabaya.
Tabel 4.3 Screening kuesioner
Screening Keterangan Frekuensi Persentase
(%)
Apakah Anda pecinta kopi, kopi
putih, dan pernah meliihat iklan
Luwak White Koffie Lee Min
Ho?
Ya 100 100%
Tidak 0 0%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa seluruh responden dengan
persentase 100% pernah melihat iklan Luwak White Koffie Lee Min Ho dan
menyukai kopi putih, dengan demikian responden memnuhi syarat untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan kuesioner.
31 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 Screening Kuesioner Konsumsi
Screenning
Berapa kali anda mengkonsumsi
kopi putih dalam 1 bulan?
Frekuensi Persentase (%)
1 – 5 kali 25 25%
6 – 10 kali 20 20%
11 – 15 kali 36 36%
16 – 20 kali 17 17%
>20 kali 2 2%
Total 100%
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa seluruh responden dengan
persentase 100% pernah meminum kopi putih dalam setiap 1 bulan, dengan
demikian responden memenuhi syarat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
kuesioner.
4.2. Deskriptif Variabel Penelitian
Deskriptif variabel merupakan penjelasan deskriptif yang menyangkut
tentang varibel dengan dimensi-dimensi didalamnya, yakni celebrity endorsement
(attractiveness, meaning transfer, credibility, dan product match-up), brand
image (attribute dan Manfaat), dan repurchase intention.
Tabel 4.5 Descriptive Statistics
N Minim
um
Maxi
mum
Mean Std.
Deviation
X1.1 100 1 5 4,05 0,712
X1.2 100 1 5 4,23 0,646
X2.1 100 1 5 3,57 0,765
X2.2 100 1 5 3,78 0,687
X3.1 100 1 5 4,47 0,655
X3.2 100 1 5 3,79 0,739
32 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Descriptive Statistics (lanjutan)
X4.1 100 1 5 3,73 0,661
X4.2 100 1 5 3,66 0,696
Y1.1 100 1 5 3,80 0,693
Y1.2 100 1 5 4,00 0,616
Y2.1 100 1 5 4,00 0,735
Y2.2 100 1 5 3,66 0,738
Z1 100 1 5 3,92 0,891
Z2 100 1 5 3,63 0,808
4.2.1. Deskriptif Variabel Celebrity Endorsement
Tabel 4.6 Analisa Deskriptif Dimensi Attractiveness
Indikator Mean Std.Dev
Lee Min Ho adalah selebriti yang mempunyai
gaya hidup yang trendy. (X1.1)
4,05 0,712
Lee Min Ho adalah selebriti yang mempunyai
penampilan yang menarik. (X1.2)
4,23 0,646
Dimensi attractiveness pada variabel Celebrity Endorsement ini ingin
menunjukkan bahwa selebriti dilihat pada aspek fisik, gaya hidup, dan
kepribadiannya.
Pada tabel 4.6 dapat dijelaskan pada pernyataan X1.1 yang memiliki nilai mean
sebesar 4,05 dengan nilai simpang (standard deviasi) 0,712, artinya secara umum
seluruh responden setuju bahwa Lee Min Ho adalah selebriti yang mempunyai gaya
hidup yang trendy. Selebriti dengan gaya hidup yang trendy dapat mempengaruhi
seseorang terobsesi untuk menjadi atau meniru gaya hidup selebriti tersebut.
Dari pernyataan X1.2 memiliki nilai mean sebesar 4,23 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0,646, artinya pada umumnya seluruh responden setuju bahwa Lee
Min Ho adalah selebriti yang mempunyai penampilan yang menarik. Dapat
disimpulkan bahwa penampilan selebriti yang menarik dapat menjadi daya tarik
bagi setiap orang untuk melihat dan dapat menjadi pusat perhatian.
33 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7 Analisa Deskriptif Dimensi Meaning Transfer
Indikator Mean Std.Dev
Lee Min Ho sebagai endorser dapat menjawab
kebutuhan konsumen. (X2.1)
3,57 0,765
Kharisma yang dimiliki Lee Min Ho membuat
konsumen memahami makna dari iklan Luwak
White Koffie. (X2.2)
3,78 0,687
Dimensi meaning transfer pada variabel celebrity endorsement dapat membuat
seseorang mengaitkan makna dari sebuah merek melalui seorang selebriti dalam
menyampaikan informasi sebuah iklan. Pernyataan X2.1 memiliki nilai mean
sebesar 3,57 dengan standar deviasi sebesar 0,765, dapat diartikan bahwa seluruh
responden mengarah pada jawaban setuju bahwa Lee Min Ho sebagai endorser
dapat menjawab kebutuhan konsumen dalam iklan Luwak White Koffie. Dapat
disimpulkan bahwa Lee Min Ho dapat menyampaikan pesan tentang kualitas dari
produk Luwak White Koffie yang dibawakannya dengan baik sehingga dapat
mengedukasikannya kepada konsumen.
Dari pernyataan X2.2 memiliki nilai mean 3,78 dengan standar deviasi
sebesar 0,687, dapat diartikan bahwa seluruh responden mengarah pada jawaban
setuju bahwa kharisma yang dimiliki Lee Min Ho membuat konsumen memahami
makna dari iklan Luwak White Koffie. Suatu pesan iklan dapat disampaikan oleh
selebriti yang mempunyai kharisma sehingga konsumen dapat menangkap maksud
dan pesan dari iklan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kharisma yang dimiliki Lee
Min Ho dapat membuat iklan Luwak White Koffie menjadi lebih di mengerti
maknanya oleh masyarakat dengan melihat selebriti tersebut.
Tabel 4.8 Analisa Deskriptif Dimensi Credibility
Indikator Mean Std.Dev
Lee Min Ho memiliki citra yang positif. (X3.1) 4,47 0,655
34 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8 Analisa Deskriptif Dimensi Credibility (lanjutan)
Konsumen percaya terhadap kualitas Luwak
White Koffie setelah melihat Lee Min Ho
mengkonsumsinya. (X3.2)
3,79 0,739
Dimensi credibility pada variabel celebrity endorsement dapat membuat
sebuah iklan menjadi lebih efektif dengan adanya persepsi dan kepercayaan yang
dimiliki oleh seseorang terhadap endorser. Pada pernyataan X3.1 memiliki nilai
mean sebesar 4,47 dengan standar deviasi sebesar 0,655 , dapat diartikan seluruh
responden setuju bahwa selebriti Lee Min Ho memiliki citra yang positif. Sebuah
citra yang positif dari seorang selebriti dapat membuat orang lain lebih percaya
sehingga selebriti tersebut dapat menarik konsumen dalam sebuah iklan yang
dibawakannya. Dapat disimpulkan bahwa Lee Min Ho memiliki citra yang positif
di banyak masyarakat yang dapat membuat selebriti ini menjadi lebih dipercaya,
sehingga dengan menjadikannya selebriti endorser dalam iklan Luwak White
Koffie dapat membuat orang-orang mempercayai kualitas dari produk Luwak
White Koffie.
Pernyataan X3.2 memiliki nilai mean sebesar 3,79 dengan standar deviasi
sebesar 0,739, artinya seluruh responden mengarah pada jawaban setuju bahwa
kualitas Luwak White Koffie terpercaya keika melihat Lee Min Ho
mengkonsumsinya. Iklan yang menggunakan selebriti papan atas dapat membuat
orang lain tertarik untuk melihat dan melakukan apa yang dilakukan oleh selebriti
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa Lee Min Ho dapat memberikan dampak kepada
masyarakat karena kepopulerannya yang tinggi di dunia, sehingga masyarakat
menjadi lebih percaya dengan apa yang dilakukannya.
Tabel 4.9 Analisa Deskriptif Dimensi Product Match-up
Indikator Mean Std.Dev
Lee Min Ho memiliki keselarasan dengan
kebiasaan meminum kopi. (X4.1)
3,73 0,661
Luwak White Koffie cocok dengan kepribadian
Lee Min Ho. (X4.2)
3,66 0,696
35 Universitas Kristen Petra
Dimensi product match-up pada variabel Celebrity Endorsement mengaitkan
kecocokan dari karakteristik dan kepribadian selebriti terhadap merek yang
dibawakannya. Pada tabel 4.9 dapat dijelaskan pada pernyataan X4.1 yang memiliki
mean 3,73 dengan standar deviasi 0,661 menunjukan seluruh responden mengarah
pada jawaban setuju bahwa Lee Min Ho memiliki keselarasan dengan kebiasaan
meminum kopi. Iklan yang menarik adalah iklan yang menggunakan selebriti yang
selaras dengan produk yang dibawakannya. Dapat disimpulkan bahwa Lee Min Ho
memiliki keselarasan dengan produk Luwak White Koffie yang ditujukan untuk
anak muda yang trendy.
Pada pernyataan X4.2 yang memiliki mean 3,66 dengan standar deviasi 0.696
menunjukan seluruh responden mengarah pada jawaban setuju bahwa Luwak White
Koffie cocok dengan kepribadian Lee Min Ho. Kecocokan antara selebriti dan
produk sangat berpengaruh dalam sebuah iklan, jika terjadi kecocokan diantaranya
dapat membuat iklan semakin menarik bagi konsumen. Dapat disimpulkan bahwa
kepribadian yang terdapat pada Lee Min Ho cocok dengan produk Luwak White
Koffie, hal ini dapat dilihat dari kegiatan selebriti Lee Min Ho dalam bermain film
dan sebelum bermain film, sehingga membuat iklan Luwak White Koffie menjadi
lebih menarik.
4.2.2. Deskriptif Variabel Brand Image
Tabel 4.10 Analisa Deskriptif Dimensi Attribute
Indikator Mean Std.Dev
Kemasan produk Luwak White Koffie menjadi
lebih menarik dengan adanya gambar Lee Min
Ho. (Y1.1)
3,80 0,693
Luwak White Koffie semakin dikenal responden
setelah kemunculan Lee Min Ho dalam iklannya.
(Y1.2)
4,00 0,616
36 Universitas Kristen Petra
Dimensi attribute pada variabel brand image adalah ciri-ciri atau berbagai
aspek dari merek dan Pada tabel 4.10 dapat dijelaskan pada pernyataan Y1.1 dengan
nilai mean sebesar 3,80 dan standar deviasi sebesar 0,693, yang artinya seluruh
responden mengarah pada jawaban setuju bahwa kemasan pada Luwak White
Koffie menjadi lebih menarik dengan adanya gambar Lee Min Ho. Dapat
disimpulkan bahwa konsumen lebih tertarik dengan adanya gambar Lee Min Ho
dalam kemasan Luwak White Koffie, dan strategi ini dapat meningkatkan citra
merek Luwak White Koffie menjadi lebih baik.
Pernyataan Y1.2 memiliki mean 4,00 dan standar deviasi sebesar 0,616, yang
dapat diartikan seluruh responden setuju bahwa Luwak White Koffie semakin
dikenal responden setelah kemunculan Lee Min Ho dalam iklannya. Dapat
disimpulkan bahwa seorang selebriti yang terkenal dapat membuat sebuah merek
menjadi lebih dikenal di masyarakat. Dalam hal ini Lee Min Ho mampu
memperkenalkan merek Luwak White Koffie lebih luas kepada konsumen yang
belum mengenalnya, dengan daya tarik yang Lee Min Ho miliki dapat membuat
konsumen menjadi penasaran dengan merek tersebut dan ingin mengenalnya lebih
jauh lagi.
Tabel 4.11 Analisa Deskriptif Dimensi Manfaat
Indikator Mean Std.Dev
Luwak White Koffie membuat konsumen
menjadi lebih percaya diri saat
mengkonsumsinya. (Y2.1)
4,00 0,735
Luwak White Koffie dapat membuat Anda
semakin trendy seperti Lee Min Ho. (Y2.2)
3,66 0,738
37 Universitas Kristen Petra
Dimensi manfaat pada variabel brand image dapat menghasilkan sebuah
pengalaman, pengaruh simbolis, dan fungsional, ketika melihat sebuah iklan. Pada
pernyataan Y2.1 dengan nilai mean sebesar 4,00 dan standar deviasi sebesar 0,735,
artinya seluruh responden setuju bahwa Luwak White Koffie dapat membuat
konsumen menjadi lebih percaya diri saat mengkonsumsinya. Dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan Lee Min Ho sebagai endorser dapat membuat
konsumen menjadi lebih percaya diri ketika mengkonsumsinya dan dapat membuat
citra dari Luwak White Koffie menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan penggunaan
selebriti yang tepat dengan target dari Luwak White Koffie, yaitu anak muda yang
ingin terlihat lebih trendy.
Pertanyaan Y2.2 dengan nilai mean sebesar 3,66 dan standar deviasi 0,738,
artinya seluruh responden mengarah pada jawaban setuju bahwa Luwak White
Koffie dapat membuat kita lebih trendy seperti Lee Min Ho. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan menggunakan Lee Min Ho sebagai endorser dalam iklan
Luwak White Koffie dan gaya hidupnya yang trendy dapat mengedukasi konsumen
bahwa meminum Luwak White Koffie juga dapat menjadikan gaya hidup yang
lebih trendy seperti Lee Min Ho.
4.2.3. Deskriptif Variabel Repurchase Intention
Tabel 4.12 Analisa Deskriptif Variabel Repurchase Intention
Indikator Mean Std.Dev
Saya memiliki suatu keinginan untuk mencoba
Luwak White Koffie karena iklan Lee Min Ho.
(Z1)
3,92 0,891
Saya ingin mengkonsumsi kembali Luwak White
Koffie karena kualitas produk dan selebriti yang
baik. (Z2)
3,63 0,808
Pada tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa pada penyataan Z1 yang memiliki nilai
mean 3,92 dengan standar deviasi sebesar 0,891, artinya seluruh responden
38 Universitas Kristen Petra
mengarahsetuju bahwa mereka berkeinginan untuk mencoba Luwak White Koffie
karena iklan Lee Min Ho, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Lee Min Ho
sebagai endorser mempunyai pengaruh yang besar pada konsumen untuk membeli
dan mencoba produk Luwak White Koffie lagi.
Pernyataan Z2 memiliki nilai mean sebesar 3,63 dengan standar deviasi 0.808,
yang artinya seluruh responden setuju bahwa mereka berkeinginan untuk
mengkonsumsi Luwak White Koffie kualitas produk dan selebriti yang baik. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa dengan memakai selebriti endorser Lee Min Ho dalam
iklan Luwak White Koffie sangat cocok dengan kualitas produk yang baik dan
dapat membuat konsumen ingin mengkonsumsinya kembali.
4.3. Model Path Analysis (PLS)
Gambar 4.1 Hasil Estimasi Model Struktural
4.4. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
4.4.1. Internal Consistency Reliability
39 Universitas Kristen Petra
Pada pengolahan data di tahap pengukuran internal consistency reliability,
tiap variabel akan diukur nilai cronbach alfa dan composite reliability yang
didapat. Variabel akan dianggap reliable jika memiliki nilai >0,70 untuk
Cronbach alpha dan composite reliability. Tahap ini bertujuan untuk melihat
seberapa konsisten tiap-tiap indikator pada variabel yang ada.
Tabel 4.13 Cronbach Alpha
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Celebrity Endorsement 0,877 Reliable
Brand Image 0,804 Reliable
Repurchase Intention 0,820 Reliable
Pada tabel 4.13 dapat dijelaskan variable celebrity endorsement, citra merek,
dan minat beli memiliki nilai cronbach alfa diatas 0,70 sehingga dapat disimpulkan
bahwa keseluruhan variabel memiliki level internal consistency reliability yang
tinggi.
Tabel 4.14 Composite Reliability
Variabel Composite Reliability Keterangan
Celebrity Endorsement 0,902 Reliable
Brand Image 0,871 Reliable
Repurchase Intention 0,917 Reliable
Pada tabel 4.14 dapat dijelaskan variabel celebrity endorsement, citra merek,
dan minat beli memiliki nilai composite reliability diatas 0,70 sehingga dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan variabel memiliki level internal consistency
reliability yang tinggi, maka dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya.
4.4.2. Convergent Validity
Pada tahap convergent validity dapat diketahui validitas suatu latent variabel.
Pengukuran berdasarkan nilai loading faktor (>0,70) , communality(>0,50) atau
40 Universitas Kristen Petra
AVE (>0,50) maka akan dikatakan valid atau memiliki convergent validity yang
layak digunakan pada tahap validitas selanjutnya.
Table 4.15 Average Varian Extracted
Variabel AVE Keterangan
Celebrity Endorsement 0,536 Valid
Brand Image 0,630 Valid
Repurchase Intention 0,847 Valid
Pada tabel 4.15 dapat dijelaskan tiap-tiap variabel memiliki nilai AVE atau
communality diatas 0,50 sehingga tiap variabel dikatakan valid atau memiliki
convergent validity layak digunakan untuk proses selanjutnya.
4.4.3. Discriminant Validity
Pada tahap discriminant validity dapat diketahui variabel tersebut layak atau
tidak layak dilajutkan ke tahap selanjutnya. Pengukuran berdasarkan nilai cross
loading dimana harus lebih dari >0,70. Juga outer loading dari indikator a harus
lebih besar dari saat menghitung variabel latent a daripada indikator variabel latent
a menghitung latent variabel b.
Tabel 4.16 Cross Loading
Indikator Celebrity
Endorsement Brand Image
Repurchase
Intention
X1.1 0,747 0,594 0,414
X1.2 0,721 0,586 0,526
X2.1 0,737 0,644 0,481
X2.2 0,744 0,680 0,615
X3.1 0,711 0,562 0,508
X3.2 0,736 0,630 0,393
X4.1 0,754 0,573 0,393
X4.2 0,704 0,514 0,362
Y1.1 0,594 0,725 0,442
Y1.2 0,563 0,771 0,540
Y2.1 0,733 0,829 0,609
41 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.16 Cross Loading (lanjutan)
Y2.2 0,701 0,843 0,708
Z1 0,676 0,682 0,925
Z2 0,498 0,670 0,916
Pada tabel 4.16 dapat dijelaskan bahwa tiap tiap indikator di setiap variabel
memiliki nilai diatas 0,70 yang dapat dikatakan keseluruhan variabel memiliki nilai
yang layak untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Tabel 4.17 Discriminant Validity Fornell-Larcker Criterion
Pada tabel 4.17 dapat dijelaskan bahwa hasil akar pangkat dua nilai AVE pada
tiap variabel dan dibandingkan dengan angka pada setiap latent variabel lain yang
berhubungan, artinya bahwa variabel tersebut layak. Dapat dilihat pada tabel 4.16
dijelaskan akar AVE pada variabel celebrity endorsement 0,732 kurang bisa
menjelaskan variabel dari korelasi celebrity endorsement dengan brand image
0,822, namun lebih besar dari repurchase intention 0,641, sehingga variabel
celebrity endorsement dikatakan valid.
Pada variabel citra merek akar AVE 0,794 kurang bisa menjelaskan variabel
dari korelasi brand image dengan celebrity endorsement 0,822, namun lebih besar
dari repurchase intention 0,735 sehingga variabel brand image dikatakan valid.
Pada variabel minat beli nilai akar AVE 0,921 dimana juga lebih besar dari
korelasi minat beli dengan variabel celebrity endorsement 0,641 dan brand image
0,735 sehingga dikatakan valid dan bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
4.5. Evaluasi Model Pengukuran (Inner Model)
Celebrity
Endorsement Brand Image
Repurchase
Intention
Celebrity
Endorsement 0,732
Brand Image 0,822 0,794
Repurchase
Intention
0,641 0,735 0,921
42 Universitas Kristen Petra
4.5.1. Path Coefficient
Evaluasi path coefficient digunakan untuk menunjukkan kuat lemahnya
pengaruh variabel independent kepada variabel dependent. Jika angka mendekati 1,
maka pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent dinyatakan kuat
berpengaruh.
Tabel 4.18 Path Coefficient
Variabel Path Coefficient
Celebrity Endorsement – Brand Image 0,822
Brand Image – Repurchase Intention 0,642
Celebrity Endorsement – Repurchase Intention 0,113
Diketahui bahwa variabel brand image merupakan variabel intervening yang
memperkuat hubungan antara celebrity endorsement sebagai variabel independent
dan repurchase intention sebagai variabel dependent.
Dari tabel 4.18 dapat dijelaskan bahwa nilai path coefficient terbesar
ditunjukkan dari pengaruh celebrity endorsement terhadap brand image sebesar
0,822. Kemudian hubungan antara brand image terhadap repurchase intention
sebesar 0,642 dan hubungan antara celebrity endorsement terhadap repurchase
intention sebesar 0,113
4.5.2. Coefficient of Determinant (R2)
Sedangkan coefficient determinant digunakan untuk mengukur seberapa
banyak variabel endogen dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pengukuran ini
didasarkan pada nilai R2 . Apabila nilai R2 berada diantara 0,25 – 0,50, maka
dinyatakan lemah, jika nilai R2 berada diantara 0,50 – 0,75 dikatakan sedang , jika
>0,75 maka dinyatakan substansial
Tabel 4.19 Coefficient of Determinant (R2)
Variabel R2
Celebrity Endorsement -
Brand Image 0,676
Repurchase Intention 0,544
43 Universitas Kristen Petra
Dapat diketahui dari tabel 4.19 nilai R2 untuk celebrity endorsement yang
mempengaruhi brand image sebesar 0,676 atau 67,6%, yang dapat diartikan bahwa
brand image dipengaruhi oleh kreatifitas iklan sebesar 67,6% dan 32,4% lainnya
dipengaruhi oleh factor factor lain diluar variabel. Kemudian pada variabel minat
beli yang dipengaruhi oleh celebrity endorsement dan citra merek memiliki nilai R2
sebesar 0,544 atau 54,4%, yang dapat diartikan repurchase intention dipengaruhi
oleh celebrity endorsement dan citra merek sebesar 54,4% dan 45,6% lainnya
dipengaruhi oleh fakotr factor diluar variabel.
Kemudian penilaian goodness of fit (GOF) pada PLS diketahui dari nilai Q2 .
nilai Q2 memiliki nilai yang sama dengan Q-square pada analisis regresi dimana
dapat dikatakan semakin tinggi nilai Q-square maka model menunjukan predictive
relevance yang baik (> 0). Nilai Q2 sebagai berikut :
Q2 = 1 – [(1-R12)(1-R2
2)]
= 1 – [(1- 0,676)(1- 0,544)]
= 1 – [(0,324)(0,456)]
= 0,852256 (85,22%)
Dari hasil perhitungan diketahui nilai Q2 sebesar 0,852256 yang dapat
diartikan besarnya keragaman dari data penelitian 85,22% dan 14,78% dijelaskan
oleh factor factor lain diluar variabel.
4.6. Uji Hipotesis
Pada uji hipotesis dilakukan dengan nilai T-statistic, dimana nilai T-statistic
diperoleh dari prosedur bootstrapping. Nilai T-statistic dengan level signifikansi
5% menjelaskan bahwa inner model akan signifikan jika nilai T-statistic lebih besar
dari 1,96. berikut struktur model hasiL; estimasi bootstrapping.
Tabel 4.20 Path Coefficient (Mean, STDEV, Tvalues)
inner weight
Original
sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standar
Erorr
(STERR)
T Statistic
(O/STERR)
Celebrity
Endorsement –
Brand Image
0,822 0,818 0,045 0,045 17.137
44 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.20 Path Coefficient (Mean, STDEV, Tvalues) (lanjutan)
Celebrity
Endorsement –
Repurchase
Intention
0,113 0,103 0,143 0,143 787
Brand Image –
Repurchase
Intention
0,642 0,641 0,131 0,131 4.901
Pada tabel 4.20 dapat diartikan bahwa nilai original sample (O) adalah nilai
path coefficient yang menunjukkan kekuatan pengaruh dari satu latent variabel ke
satu latent variabel lainnya. Kemudian, nilai pada kolom sample mean (M)
menunjukkan nilai tengah dari path coefficient. Sedangkan standar deviation
(STDEV) dan standard error (STERR) menunjukkan nilai simpang dan eror pada
sampel mean. Nilai T-statistic digunakan untuk melihat nilai T-hitung yang akan
digunakan untuk pengujian hipotesis. Pengaruh kausal antar variabel independen
terhadap variabel dependen akan memiliki hipotesis yang signifikan jika T-statictic
lebih dari 1,96.
Pengaruh dari celebrity endorsement terhadap brand image adalah sebesar
0,822 dengan T-statistic 17.137. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
celebrity endorsement memberikan pengaruh yang signifikan terhadap brand
image. Sedangkan pengaruh dari brand image terhadap repurchase intention
memiliki nilai sebesar 0,642 dengan T-statistic 4.901. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa citra merek memberi pengaruh yang siginifikan terhadap Minat
beli.
Pengaruh dari celebrity endorsement terhadap repurchase intention memiliki
nilai sebesar 0,113 dengan T-statistic sebesar 787. Dapat disimpulkan bahwa
celebrity endorsement memberikan pengaruh yang signifikan terhadap repurchase
intention.
4.7. Pembahasan
4.7.1. Celebrity Endorsement terhadap Brand Image
45 Universitas Kristen Petra
Hasil peneltiian ini menunjukkan bahwa celebrity endorsement memberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand image. Dapat ditunjukkan
melalui nilai T-statistic yang lebih besar dari 1,96 yakni 17.137 dan path coefficient
sebesar 0,822 atau 82,2%. Hasil dari path coefficient memiliki nilai yang positif
atau mendekati angka 1 yang artinya hubungan kedua variabel kuat berpengaruh.
Hasil pengaruh celebrity endorsement terhadap citra merek ini juga ditunjukkan
dalam penelitian (Technologies, 2012) dimana brand image secara signifikan
bahwa brand image dipengaruhi oleh celebrity endorsement. Pengaruh hubungan
celebrity endorsement terhadap brand image memiliki nilai siginifikan yang paling
tinggi diantara hubungan variabel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa celebrity
endorsement sangat mempengaruhi brand image.
4.7.2. Brand Image terhadap Repurchase Intention
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand image memberikan pengaruh
yang positif dan siginifikan terhadap repurchase intention. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai T-statistic yang lebih besar dari 1,96 yakni 4.901 dan path coefficient sebesar
0,642 atau 64,2%. Hasil dari path coefficient memiliki nilai yang positif atau
mendekati angka 1 yang artinya hubungan kedua variabel memiliki pengaruh. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (N. Lin, 2007) yang menyatakan
bahwa ada pengaruh siginifikan antara brand image terhadap repurchase intention.
Hubungan brand image terhadap repurchase intention konsumen mempunyai
pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan celebrity endorsement terhadap
minat beli secara langsung, dengan demikian repurchase intention dipengaruhi
lebih besar melalui hubungan celebriy endorsement terhadap brand image dan
brand image terhadap repurchase intention.
4.7.3. Celebrity Endorsement terhadap Repurchase Intention
Hasil penelitian menunjukkan bahwa celebrity endorsement kurang memberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap repurchase intention. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai T-statistic yang lebih besar dari 1,96 sebesar 787 dan path
coefficient 0,113. Hasil dari path coefficient memiliki nilai yang positif yang
46 Universitas Kristen Petra
artinya hubungan kedua variabel memiliki pengaruh yang kecil tetapi signifikan.
Hal ini membuktikan celebrity endorsement masih memiliki pengaruh terhadap
repurchase intention konsumen dimana didalam penelitian (Ahmed et al., 2012)
juga menyatakan ada pengaruh signifikan selebriti terhadap minat beli ulang
konsumen. Hubungan celebrity endorsement terhadap minat beli memiliki
pengaruh sehingga repurchase intention juga dapat dipengaruhi secara langsung
oleh variabel celebrity endorsement.