3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
Transcript of 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 1/19
PROJECT WORK 1 PERENCANAAN JALAN BINJAI – MEDAN
SUMATERA UTARA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Project Work 1
Program Studi Perancangan Jalan dan Jembatan
Disusun oleh :
1. Firdania Syafitri (NIM. 4113010005)
2. Kriswinharsenn Caesar S (NIM. 4113010007)
3. Therio Surya Maeza P (NIM. 4113010011)
Dosen Pembimbing
Ir. Endang Khamdari, MT.
NIP. 195701281995122001
PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIKNEGERI JAKARTA 2015
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 2/19
95
BAB V
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
5.1 KRITERIA PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
1. Acuan
Perencanaan mengacu pada AASHTO (American Association of State
Highway and Transportation Officials) guide for design of pavement
structures 1993 (selanjutnya disebut AASHTO 1993).
2.
Nama Proyek
”PERENCANAAN JALAN BINJAI – MEDAN, SUMATERA UTARA”
3.
Umur Rencana
Dalam perencanaan jalan umur rencana divariabelkan sebagai hal yang
mempengaruhi kegunaan jalan sampai waktu tertentu. Perkiraan jumlah
kendaraan yang akan melalui jalan tersebut memberikan gambaran
mengenai kesesuaian antara permintaan dari lalu lintas yang akan melewati
jalan tersebut dengan prasarana yang disediakan. Untuk perencanaan ini
digunakan umur rencana 25 tahun.
4. Jenis Perkerasan
Dalam perencanaan pembangunan Jalan Arteri Primer, kami menggunakan
jenis perkerasan kaku atau rigid pavement . Hal ini berdasarkan beberapa
pertimbangan dalam menentukan jenis perkerasan kaku untuk jalan arteri
diantaranya :
Umur rencana dapat mencapai 15 – 40 tahun. Jika terjadi kerusakanmaka kerusakan tersebut cepat dan dalam waktu singkat.
Tingkat kekakuan cukup tinggi dibandingkan denagn perkerasan aspal,
yaitu 10 kali lipat (E beton = 40.000 Mpa, Easpal = 4.000 Mpa).
Pelat beton dengan flexural strength 45 kg/cm2 setebal 20 cm dapat
menampung sekitar 8 juta ESAL.
Tebal keseluruhan perkerasan jauh lebih tipis dari tebal keseluruhan
perkerasan flexible / aspal (>50%).
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 3/19
96
Sudah dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1985, khususnya jenis
tanpa tulangan dengan sambungan ( jointed unreinforced concrete
pavement ).
Biaya pada saat pemeliharaan relatif lebih murah diandingan dengan
perkerasan fleksibel.
5.2 TAHAPAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
Parameter Reliability
Tabel 5.1. Nilai Reliability yang mewakili
Berdasarkan Tabel 4.1 untuk nilai reliability (R) digunakan nilai yang
mewakili yaitu sebesar 90%.
Parameter Standard Normal Deviation
Berdasarkan Tabel 26 Nilai Standard Normal Deviation (ZR ), dengan nilai R =
90%, maka didapatkan nilai Standart Normal Deviation (ZR) sebesar -1.282.
Parameter Standard Deviation
Standard deviation untuk rigid pavement : So = 0,30 – 0,40. Maka digunakan
nilai tengah So = 0,35.
R (%) 75 80 85 90 95 99
Urban 85-99.9
Rural 80-99.9
Urban 80-99
Rural 75-95
Urban 80-95
Rural 75-95
85-95
90
Klasifikasi Jalan
Jalan Tol
Arteri
Kolektor
Interval R terpilih
R yang mewakili 90%
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 4/19
97
Parameter Serviceability
1. Initial serviceability : po = 4,5
2. Terminal serviceability index Jalur utama (major highways) : pt = 2,5
3. Total loss of serviceability : ∆ PSI = Po
– Pt = 2
Parameter CBR dan Modulus Reaksi Tanah
CBR Awal
Pada perencanaan jalan ini CBR rata-rata didapatakan 5,5 %.
Menurut Sulistiono, Djoko; Sulchan Arifin & Chomaedi; 2006
mengungkapkan bahwa nilai CBR > 6% dan nilai PI <10% memenuhi
persyaratan untuk tanah dasar jalan. Dalam pencapaian nilai tersebut maka
tanah harus dipadatkan dengan kadar air optimum. Semakin rendah nilai
CBR tanah, maka perecanaan tebal perkerasan akan semakin besar. Dan
sebaliknya, semakin tinggi nilai CBR, maka perencanaan tebal perkerasan
akan semakin kecil. Metode untuk meningkatkan nilai CBR tanah, yaitu :
- Stabilisasi oleh bahan pengikat
-
Memberikan energi pada tanah yang akan dipadatkan dengan cara
menekan, menumbuk dan menggetar
Pada Perencanaan Jalan Sempali Kota Medan, kami menggunakan
metode dengan cara memberikan bahan pengikat yaitu semen lalu
memberikan energi pada tanah yang akan dipadatkan melalui gaya tekan
menggunakan alat / mesin mekanik. Perencanaan Jalan Sempali Kota
Medan sepanjang 2,484 km menggunakan alat berat bernama ”Heavy
Tandem Vibratory” untuk memadatkan tanah hingga mendapatkan nilai
CBR > 6%. Tanah digilas sebanyak 3x setiap segmen . Kemudian, diuji
kembali besarnya nilai CBR tanah. Diambil 26 titik pengujian CBR dengan
jarak masing-masing adalah 95 meter sama seperti pengujian awal.
Sehingga didapatlah nilai CBR rata-rata sebesar 6,69%.
Nilai modulus reaksi tanah (k)
MR = 1500 x CBR
k = M, = x CBR, = x ,, = 517.090 pci
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 5/19
98
Flexural strength
Flexural strength (Sc’) = 45 kg/cm2 / 0,07031= 640,023 pci
Modulus elastisitas beton
Kuat tekan beton (f’c) = 350 kg/cm2 = 4977,950 pci
Modulus elastisitas beton = 57000 √ ′ = 4021613,489
pci
Parameter Drainage Coeficient (Cd)
Tabel 5.3. Nilai Cd yang mewakili
Berdasarkan Tabel 5.3. digunakan nilai tengah Cd yaitu sebesar 1,15.
Parameter Load transfer
Joint dengan dowel (J) = 2,5-3,1 (diambil dari AASHTO 1993 halaman
II-26), maka diambil nilai J = 2,55.
Faktor distribusi
Faktor distribusi arah (DD) = 0,5
Faktor distribusi lajur (DL) = 0,9
Cd 1.1 1.15 1.2
1.15 - 1.2
1.10-1.15
1.15
1.15Cd yang mewakili1.15
Good
Fair
Interval Cd terpilih
Drainage Coefficient
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 6/19
99
Parameter ESAL
Tabel 5.4. LHR tahun 2015 (tahun pertama jalan dibuka) Data Volume Lalu
Lintas
Dengan angka pertumbuhan lalu lintas rencana (i%) sebesar 3%, berikut
ditampilkan hasil perhitungan ESAL dari tahun 2015 sampai tahun 2040 pada
tabel 5.5.
Tabel 5.5. Perhitungan ESAL Kendaraan
Sedan, jeep, St Wagon 8763 0.0012 0.5 0.9 365 1727.1873
Pick Up 1768 0.2165 0.5 0.9 365 62870.301
Truk 2 as (L) 279 0.2458 0.5 0.9 365 11263.96935
Bus kecil 1392 0.2458 0.5 0.9 365 56198.7288
Bus Besar 176 1.0413 0.5 0.9 365 30101.9004
Truk 2 as (H) 126 2.9918 0.5 0.9 365 61916.7969
Truk 3 as 90 5.3443 0.5 0.9 365 79002.11475
W18 303080.9985
Wt 8143899.93
Kapasitas Jalan
Hari dalam
SetahunJENIS KENDARAAN LHR VDF DD DL
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 7/19
100
Perhitungan Tebal Perkerasan (D) Jalan Baru
Tabel 5.6. Parameter Perencanaan Tebal Pelat Beton
Untuk mendapatkan tebal perkerasan digunakan persamaan penentuantebal perkerasan kaku, yaitu :
25,0
75,0
75,0'
10
46,8
7
10
101810
:
42,1863,215
132,1log 32,022,4
)1(
10624,11
5,15,4log
06,0)1(log35,7log
k E D J
DC S p
D
PSI
DS Z W
c
d c
t o R
Kemudian, untuk mencari tebal perkerasan digunakan bantuan solver
pada software Microsoft Excel, hasil perhitungan diperlihatkan pada tabel 5.7.
PERENCANAAN TEBAL PELAT RIGID PAVEMENT- AASHTO 1993
Design ESAL (x 1000000) ESAL 8143899.930
CBR % 6.687692308
Modulus reaksi tanah dasar (k),pci 517.090
Eff, Modulus of subgrade reaction (k), pci 160
Kuat tekan beton (fc'), kg/cm2 350
Modulus elastisitas beton (Ec), psi 4021613
(Sc'), kg/cm2 45
(Sc'),psi 640.023
Load transfer coefficient J 2.500
Drainage coefficient Cd 1.150
Terminal serviceability pt 2.5
Initial serviceability po 4.5
Seviceability loss PSI 2
Reability (R) % 90
Standard normal deviation Zr -1.282
Standard deviation So 0.350
PARAMETER DESAIN NILAI
Flexural strength
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 8/19
101
Tabel 5.7. Perhitungan Tebal Perkerasan Dengan Solver
Persamaan penentuan tebal pelat (D)
Dilakukan perhitungan dengan menggunakan program software Microsoft
Excel. Nilai D ditentukan dengan cara trial and error , hingga hasil hitungan
saling mendekati. Maka didapatkan tebal beton sebesar 17.755 cm atau 6.990
inc. Untuk kemudahan pekerjaan saat dilapangan nanti, tebal pelat yang dipakai
sebesar 20 cm.
PERENCANAAN TEBAL PELAT RIGID PAVEMENT- AASHTO 1993
Design ESAL (x 1000000) ESAL 8143899.930
CBR % 6.687692308
Modulus reaksi tanah dasar (k),pci 517.090
Eff, Modulus of subgrade reaction (k), pci 160
Kuat tekan beton (fc'), kg/cm2 350
Modulus elastisitas beton (Ec), psi 4021613
(Sc'), kg/cm2 45
(Sc'),psi 640.023
Load transfer coefficient J 2.500
Drainage coefficient Cd 1.150
Terminal serviceability pt 2.5Initial serviceability po 4.5
Seviceability loss PSI 2
Reability (R) % 90
Standard normal deviation Zr -1.282
Standard deviation So 0.350
Tebal pelat rigid pavement (D), inc 6.990
(D), cm 17.755
(D), cm --> YANG DIPAKAI 20
(log10)W18 6.911
Rumus 6.911
PARAMETER DESAIN NILAI
Flexural strength
Tebal pelat beton
Check equation
25,0c
75,0
75,0d
'c
10t
46,8
7
10
10oR1810
k:E
42,18DJ63,215
132,1DCSlog p32,022,4
)1D(
10624,11
5,15,4
PSIlog
06,0)1D(log35,7SZWlog
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 9/19
102
5.3 PENULANGAN PERKERASAN KAKU
Gambar 5.1. Tampak atas potongan rencana jalan
Digunakan Penulangan = Perkerasan beton semen bersambung
dengan tulangan
Tebal pelat (h) = 20 cm
Koefisien gesekan antara pelat dengan lapisan pondasi dibawahnya (μ) = 0,9
fs (kuat tarik izin tulangan) = 240 N/mm²
Berat isi beton (M) = 2400 kg/m3
Gravitasi (g) = 9,81 m/s2
Dalam menentukan penulangan diambil salah satu bagian jalur yaitu jalur satu
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 10/19
103
Tulangan Memanjang
Gambar 5.2. Panjang antar sambungan memanjang jalur 1
=
. . . .ℎ
2 . =
0,9 15 2400 9,81 0,20
2 240= 132,435 ⁄
= 0,10% ℎ = 0,001 200 1000 = 200 ⁄
∅12 220 ,
= 1000220 3,14 12 12
4 = 513,8 ⁄
> 220 ⁄ ()
∅12 − 220
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 11/19
104
Tulangan Melintang
Gambar 5.3. Panjang antar sambungan melintang jalur 1
= . . . .ℎ2 . = 0,9 4,10 2400 9,81 0,202 240= 36,2 ⁄
= . . . .ℎ2 . = 0,9 3,60 2400 9,81 0,20
2 240= 31,8 ⁄
= . . . .ℎ2 . = 0,9 1,50 2400 9,81 0,20
2 240
= 13,24 ⁄
= 0,10% ℎ = 0,001 200 1000 = 200 ⁄
∅12 320 ,
= 1000320 3,14 12 12
4 = 353,25 ⁄
> 320 ⁄ ()
∅12 − 320
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 12/19
105
Gambar 5.4. Tampak atas penempatan tulangan Jalur 1
Gambar 5.5. Potongan A-A
Gambar 5.6. Detail A
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 13/19
106
Gambar 5.7. Detail tulangan
5.4 Sambungan
Gambar 5.8. Pengaruh sambungan pada perkerasan akibat beban
Dalam menentukan penulangan diambil salah satu bagian jalur yaitu
jalur satu.
Dowel
Tabel 5.8. Ukuran dan jarak batang dowel (ruji) yang diperlukan
Sumber : AASHTO1993
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 14/19
107
Dari hasil perhitungan tebal perkerasan didapat tebal pelat yaitu 20
cm atau 8 inci sehingga dari tabel di atas di dapat diameter dowel yaitu 1
inci atau 25 mm dengan panjang dowel 18 inci atau 450 mm dan jarak antar
dowel yaitu 12 inci atau 300 cm.
Gambar 5.9. Sambungan Muai dan Susut
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 15/19
108
Tiebars
Gambar 5.10. Grafik jarak maksimum tiebars
Gambar 5.11. Penentuan jarak dari tepi terdekat
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 16/19
109
Dari gambar diatas, maka diambil jarak sambungan dari tepi
terdekat. Sehingga dapat ditentukan jarak maksimum tiebars dengan melihat
gambar 5.9 (tebal pelat 20 cm atau 200 mm).
Tabel 5.9. Diameter dan jarak maksimum tie bar
Nomor
SambunganJarak (m)
Jarak Maksimum Tie Bar (cm)
∅ ∅
1 4,1 90,8 120
2 1,5 120 120
Digunakan tulangan dengan diameter 16 mm, maka di dapatkan
jarak maksimum tie bar 120 cm dan panjang tie bar yaitu 765 mm.
Gambar 5.12. Detail tie bar
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 17/19
110
Geometrik Sambungan
Gambar 5.13. Geometrik Sambungan
Gambar 5.14. Geometrik Sambungan Tikungan I
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 18/19
111
Gambar 5.15. Geometrik Sambungan Tikungan II
Gambar 5.16. Geometrik Sambungan Tikungan III
Jumlah dowel dan tie bar
Panjang jalan = 2,484 km = 2484 m
Panjang 1 segmen = 15 m
Jumlah tie bar 1 segmen = Lajur 1 – 2 = 13 buah
Lajur 2 – bahu luar = 13 buah +
Total tie bar 1 segmen = 26 buah
7/21/2019 3 PJJ - Kelompok 4 (Perencanaan Jalan Binjai - Medan, Sumatera Utara).pdf
http://slidepdf.com/reader/full/3-pjj-kelompok-4-perencanaan-jalan-binjai-medan-sumatera-utarapdf 19/19
Jumlah dowel 1 segmen = Lajur 1 + bahu dalam = 14 buah
Lajur 2 = 12 buah
Bahu Luar = 5 buah +
Total dowel 1 segmen = 31 buah
Jumlah tie bar total = 1
= 26 ℎ
= 4306 ℎ
Jumlah dowel total = 1 + 1
= 31 ℎ + 31 ℎ
= 5134 ℎ