3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Datarepository.ub.ac.id/11777/4/BAB III.pdf ·...
Transcript of 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Datarepository.ub.ac.id/11777/4/BAB III.pdf ·...
34
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis datayang digunakan dalam penelitian iniadalah data kualitatif dan
data kuantitatif sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data primer dan data sekunder. Hal ini digunakan untuk memudahkan peneliti
mendapatkan jenis dan sumber data penelitian yang akan digunakan dalam
menyusun laporan. Berikut penjelasana mengenai jenis dan sumber data
penelitian yang digunakan yaitu sebagai berikut:
3.1.1 Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dan data kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Menurut Watson dalam Danim (2002), penelitian kuantitatif menggunakan
instrumen (alat pengumpul data) yang menghasilkan data numerikal (angka).
Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik untuk mereduksi dan
mengelompokkan data, menentukan hubungan serta mengidentifikasi perbedaan
antar kelompok data.
Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis marjin pemasaran, dan
tingkat kesejahteraan antar lembaga pemasaran.
2. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2005) penelitian kualitatif mengkaji perspektif patisipan
dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahai fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang
partisipan. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instumen
kunci.
35
Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti dilokasi
penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Sehingga dalam
pengolahan data yang menggunakan pendekatan kualitatif diantaranya terdiri dari
komponen pemasaran, analisis SCP (Structure, Conduct and Performance).
3.1.2 Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Misna (2015), data primer yaitu data yang diperoleh melalui
narasumber dengan cara melakukan tanya jawab langsung dan dipandu melalui
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan fokus penelitian yang telah
dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti.
Adapun data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dari
kegiatan observasi lapang, wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden
penelitian yang terdiri dari kelompok nelayan, instansi yang terlibat dan lembaga-
lembaga pemasaran lainnya.
2. Data Sekunder
Menurut Black dan Dean (1999) data sekunder merupakan data yang telah
tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak digunakan
sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sdemikian rupa sehingga siap
digunakan.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi dari penelitian
terdahulu, artikel ilmiah dan instansi atau lembaga yang terkait dalam proses
penelitian ini.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pendekatan SCP (Structure-Conduct-
Performance) untuk Menganalisis Sistem Pemasaran Ikan Laut di Wilayah Pesisir
36
Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur”
bertempat di wilayah pesisir di desa Kilensari, Situbondo dan dilaksanakan pada
bulan Februari 2018.
3.3 Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi (Sugiyono, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah 3 kelompok nelayan dengan jumlah
abk 15 orang per kelompok, 5 kelompok pedagang besar, pedagang pengepul,
pedagang kecil, konsumen dan yang terakhir instansi yang terkait seperti dinas
perikanan dan kelautan Kabupaten Situbondo, serta lembaga-lembaga lainnya
yang terlibat.
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Jumlah Responden Dalam Penelitian
Populasi Sampel (orang)
Metode Sampling
Jenis Jumlah (orang)
Nelayan 45 10 Gay dan Diehl (1992) Pedagang besar 5 5 Sampling jenuh Pedagang pengepul 5 5 Sampling jenuh Pedagang kecil 15 15 Sampling jenuh
Untuk penentuan sampel pedagang besar, pedagang pengepul dan
pedagang kecil metode sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut
Sugiyono (2001), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila
jumlah populasi relatif kecil. Sedangkan untuk penetuan sampel nelayan
digunakan metode sampling Gay dan Diehl. Menurut Gay dan Diehl (1992) bahwa
37
penelitian deskriptif dibutuhkan sampel paling sedikit 10% dari populasinya. Maka
populasi yang terdiri dari 45 anggota ABK dari 3 kelompok nelayan yang masing-
masing kelompok berjumlah 15 ABK maka dibutuhkan jumlah sampel minimal 5
untuk memenuhi 10%, namun dalam penelitian ini diambil 10 orang nelayan agar
lebih dari cukup.
3.4 Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan mempermudah peneliti. Instrumen yang digunakan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Angket (Questionnaire)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada target responden
penelitian yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan
permintaan pengguna. Tujuannya untuk mencari informasi yang lengkap
sesuai dengan target peneliti.
2. Daftar cek (checklist)
Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-
aspek yang akan diamati. Checklist dapat menjamin bahwa peneliti mencatat
tiap-tiap sekecil apapun yang dianggap penting.
3. Pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule)
Interview guide digunakan untuk mendapatkan informasi dengan melalui
serangkaian wawancara antara peneliti dan responden.
4. Peralatan penunjang lainnya, yaitu handphone, buku catatan, camera, dan
lain-lain.
38
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik
pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data
yang valid dan riliabel. Tidak semua teknik pengumpulan data (observasi,
wawancara, dokumentasi) dicantumkan jika sekiranya tidak dapat dilaksanakan.
Salain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik pengumpulan data itu
adalah setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus ada datanya.
Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif penggunaan
berbagai teknik sangat diperlukan. Jika satu teknik dipandang mencukupi, maka
teknik lain tidak perlu digunakan dan tidak efisien.
3.6.1 Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat) penelitian, pelaku, kegiatan pemasaran, objek, perbuatan, kejadian atau
peristiwa kegiatan yang berlangsung dari awal hingga akhir pelaksanaan. Alasan
peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku
atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu membantu
mengetahui kondisi lapang, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah
dan durasi, intensitas atau kekuatan responden, stimulus kontrol (kondisi dimana
perilaku muncul) dan kualitas perilaku.
Ratcliff, D (2001: 75) menyatakan beberapa bentuk observasi yang dapat
digunakan dalam penelitian yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur,
dan observasi kelompok tidak terstruktur. (1) observasi partisipasi (partisipant
observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana
39
observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden. (2)
observasi tidak terstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan
guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu
mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. (3)
observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok
terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
3.6.2 Wawancara
Menurut Johnson dan Christensen (2004) wawancara adalah metode
pengumpulan data atau alat pengumpul data yang menunjukkan peneliti sebagai
pewawancara mengajukan sejumlah pertanyaan pada partisipan sebagai subjek
yang diwawancarai. Mcleod (2003) wawancara adalah cara yang fleksibel untuk
mengumpulkan data penelitian yang rinci dan pribadi. Kehadiran wawancara
memungkinkan terus menerus pemantauan mengenai informasi yang
dikumpulkan dan peneliti memeriksa apa yang dikatakan oleh partisipan.
Proses wawancara dalam penelitian ini adalah memulai pembicaraan
dengan responden untuk mendapatkan informasi dan disela kegiatan observasi
berlangsung peneliti memberikan pertanyaan atau kuisioner kepada responden.
3.6.3 Dokumentasi
Metode penelitian selanjutnya menggunakan metode dokumen yang
diartikan sebagai suatu catatan tertulis atau gambar yang tersimpan tentang
sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dalam
berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia
adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol,
artefak, foto, sketsa, dan data lainnya yang tersimpan. Dokumen tak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam
40
memerikas keabsahan data, membuat interpretasi dan penarikan kesimpulan
(Djaelani, 2013).
Dokumentasi digunakan untuk memudahkan peneliti melihat kembali data
yang telah diambil dengan melalui gambar atau video sehingga mempermudah
dalam mengolah data yang dibutuhkan dalam proses penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai
macam jenis analisis data yang disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan dalam
mengolah dan menganalisis data penelitian. Diantaranya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Analisis SCP
Analisis penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) macam analisis, yaitu
terdiri dari struktur pasar, perilaku pasar dan penampilan pasar, analisis ini
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Analisis struktur pasar
Analisis struktur pasar secara kuantitatif yaitu dengan menghitung
konsentrasi rasio, pangsa pasar (market share) dan nilai indek Harfindhal.
Rumus konsentrasi rasio adalah:
Dimana:
Apabila ada satu pedagang yang memiliki nilai Kr minimal 95% maka pasar
tersebut dikatakan sebagai pasar monopsoni
Apabila ada empat pedagang memiliki nilai Kr minimal 80% maka pasar
tersebut dikatakan sebagai pasar oligopsoni konsentrasi tinggi
𝐾𝑟 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑒𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑥 100%
41
Apabila ada delapan pedagang memiliki nilai Kr minimal 80% maka pasar
tersebut dikatakan sebagai pasar oligopsoni konsentrasi sedang(Hay dan
Morris, 1991).
Rumus pangsa pasar (market share) untuk setiap lembaga pemasaran adalah:
Keterangan:
Msi = pangsa pasar pedagang i (%)
Si = penjualan pedagang i (Rp)
Stot = penjualan total seluruh pedagang (Rp)
Rumus indeks Harfindhal sebagai berikut:
Keterangan:
IHH = Indeks Hirscman Herfindahl
n = jumlah pedagang di suatu wilayah pasar produk
S1, S2,...Sn = pangsa pasar (penjualan) dari pedagang ke 1, 2,..., n
Dengan kriteria:
Jika IH = 1 maka pasar mengarah pada pasar monopsoni
Jika IH = 0 maka pasar mengarah pada pasar persaingan sempurna
Jika 0<IH<1 maka pasar mengarah pada pasar oligopsoni
b. Analisis perilaku pasar
Menurut Abidin et al. (2017), perilaku pasar merupakan tindakan atau cara
perusahaan atau pelaku pasar dalam menyesuaikan situasi pasar. Terdapat lima
dimensi tingkah laku di pasar, yaitu:
𝑀𝑠𝑖 = 𝑆𝑖
𝑆𝑡𝑜𝑡 𝑥 100%
IHH = (S1)2 + (S2)2 +...(Sn)2
42
- Metode atau prinsip yang digunakan pelaku pasar (perusahaan, sekelompok
perusahaan, pembeli atau sekelompok pembeli) dalam menentukan harga
dan tingkat output (volume produksi dan penjualan).
- Kebijakan penentuan harga dari perusahaan / produsen, atau sekelompok
perusahaan / produsen.
- Promosi penjualan dari perusahaan / produsen, atau sekelompok perusahaan
/ produsen.
- Alat, cara atau metode koordinasi dan saling penyesuaian dari harga, produk
dan promosi penjualan dalam persaingan di antara penjual.
- Ada atau tidak adanya taktik khusus atau tindakan predatory yang dapat
menjadi barriers to entry the market.
Market conduct merupakan cerminan dari market structure yang
selanjutnya mencerminkan tingkat efisiensi ekonomi di pasar. Terdapat beberapa
kriterian yang menunjukkan tingkat efisiensi ekonomi, yaitu:
a. Tingginya konsentrasi penjual di pasar untuk menciptakan persaingan yang
kompetitif.
b. Tendensi masing-masing perusahaan berlomba-lomba:
- Menjual pada tingkat harga yang lebih rendah daripada pesaingnya
- Menawarkan perbaikan produk untuk merangsang minat pembeli
- Bersaing dan menekankan pada kualitas dan jasa
- Melayani klaim produk secara benar
- Mempromosikan produk atas dasar keunggulan, kualitas dan fakta.
c. Tidak ada kerjasama secara hukum di antara perusahaan dalam harga dan
hal lain.
d. Adanya perbedaan atau variasi produk yang jelas dan perbedaan itu tidak
didasarkan pada perbedaan psikologis yang diciptakan melalui periklanan
semata.
43
Perilaku para pelaku pasar dapat tercermin dalam berbagai hal, baik pada
tujuan perusahaan, kebijakan harga, karakteristik dan pengembangan produk,
merger dan kolusi. Penjelasannya adalah:
a. Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan dapat dilihat dari karakter struktur industri, misalnya
besarn distribusi perusahaan. Asumsi neoklasik bahwa tujuan perusahaan
adalah mendapat keuntungan maksimal. Akan tetapi pada era sekarang
tujuan perusahaan bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan maksimal
melainkan juga mndapatkan pertumbuhan perusahaan, pendapatan
penjualan dan kepuasan manajerial.
b. Kebijakan harga
Kebijakan harga didasarkan pada strategi yang dilakukan oleh perusahaan
saingan lainnya yang lebih besar dalam struktur industri. Kebijakan harga
antara lain predator pricing, price leadership, dan price discrimination. Pada
pasar oligopoli kebijakan harga ini penting untuk menghindari perusak harga.
c. Karakteristik produk
Karakteristik produk memberikan nilai tambah untuk bersaing dengan produk
perusahaan yang dominan di pasar. Hal ini yang nantinya menentukan
strategi dari perusahaan pesaing lainnya seperti strategi promosi dan
pemasaran.
d. Pengembangan produk
Pengembangan produk dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasar
perusahaan. Konsumen memiliki perilaku bosan dengan produk yang tidak
berkembang dan akan mencari produk lain yang lebih inovatif. Inovasi atau
pengembangan produk harus dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan konsumen agar tidak pindah ke produk lain.
44
e. Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang bertujuan
untuk memperluas pangsa pasar atau pun untuk memperkuat posisi dalam
struktur pasar.
f. Kolusi
Kolusi dalam industri merupakan kerjasama antar perusahaan baik dalam hal
strategi harga maupun strategi lainnya yang bertujuan untuk menghalangi
perusahaan baru masuk ke dalam industri.
c. Analisis penampilan pasar
Pendekatan yang digunakan untuk analisis penampilan pasar
menggunakan marjin pemasaran, share harga ditingkat petani, share biaya dan
share keuntungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah berikut:
1) Marjin pemasaran
Berikut rumus marjin pemasaran yang akan digunakan dalam penelitian ini:
.................................(1)
Keterangan:
MP = marjin pemasaran
Pr = harga di tingkat konsumen
Pf = harga di tingkat petani
Kriteria:
Semakin rendah nilai marjin pemasaran maka pemasaran semakin efisien
Semakin tinggi nilai marjin pemasaran maka pemasaran semakin tidak efisien
Menurut Abidin et al. (2017), rumus persentase marjin pemasaran dapat
dilihat dibawah ini:
..................(2)
MP = Pr - Pf
%MP = Pr – Pf/ Pr x 100%
45
Keterangan:
MP = marjin pemasaran
Pr = harga di tingkat konsumen
Pf = harga di tingkat petani
2) Producer’s Share harga di tingkat petani
Berikut rumus Share harga di tingkat petani yang akan digunakan dalam penelitian
ini:
Keterangan:
SPf = share harga di tingkat petani
Pf = harga di tingkat petani
Pr = harga di tingkat konsumen akhir
Kriteria:
PS > %MP, maka dapat dikatakan bahwa pemasaran efisien
PS < %MP, maka dapat dikatakan bahwa pemasaran tidak efisien
3) Share biaya dan share keuntungan
Berikut rumus share biaya dan share keuntungan dapat dilihat dibawah berikut:
Keterangan:
Sbi = share biaya lembaga pemasaran ke-i
Ski = Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Bi = biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i
Ki = keuntungan lembaga pemasaran ke-i
𝑆𝑃𝑓 =𝑃𝑓
𝑃𝑟 𝑥 100%
Sbi = (Bi) / (Pr - Pf) x 100%
Ski = (Ki) / (Pr - Pf) x 100%
46
Pr = harga di tingkat konsumen (Rp/kg)
Pf = harga di tingkat petani (Rp/kg)
Kriteria:
Semakin tinggi marjin pemasaran maka semakin kecil bagian yang diterima
petani berarti penampilan pasar masih belum efisien
Tingginya marjin pemasaran belum tentu mencerminkan rendahnya efisiensi
pemasaran. Hal ini tergantung dari peningkatan kualitas produk (jasa
pemasaran) yang ditawarkan lembaga pemasaran terhadap konsumen akhir.
Ringkasan metode analisis, alat ukur dan kriteria efisiensi pemasaran pada
masing-masing komponen struktur pasar, perilaku dan penampilan pasar dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Metode Analisis SCP, Komponen dan Kriteria Efisiensi Pemasaran
Metode SCP Komponen Kriteria Pemasaran
Efisien Tidak Efisien
Struktur pasar a. Jumlah pembeli (pedagang)
b. Jumlah penjual (petani)
c. Kolusi antar pedagang
d. Konsentrasi pasar e. Kemudahan
memasuki pasar
Banyak Banyak Tidak ada Tidak terkonsentrasi Mudah
Sedikit Sedikit Ada Terkonsentrasi Sulit
Perilaku pasar a. Penentuan harga b. Pembentukan
harga c. Praktek tidak jujur
Berdasarkan standarisasi/ sesuai konsep harga Tidak ditentukan pedagang Tidak ada
Penampilan pasar
a. Teknologi
b. Producer’s share
Menggunakan Adil
Tidak Belum adil