3. KONSEP DESAIN 3.1. Tinjauan tentang Gambar 3.1.1 ... · 3.1.1. Tinjauan tentang Unsur Gambar...
Transcript of 3. KONSEP DESAIN 3.1. Tinjauan tentang Gambar 3.1.1 ... · 3.1.1. Tinjauan tentang Unsur Gambar...
Universitas Kristen Petra
71
3. KONSEP DESAIN
3.1. Tinjauan tentang Gambar
3.1.1. Tinjauan tentang Unsur Gambar
3.1.1.1. Garis (Line)
Garis merupakan unsur dasar komposisi dan memiliki peranan penting
karena dapat dipergunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk dan observasi visual
atau pengungkapan secara subjektif akan gagasan, membangkitkan berbagai
pengalaman, pikiran/ paham dan intuisis (Mendelowitz & Wakeham 64).
Garis yang sederhana menggambarkan menggambarkan hubungan dua
titik secara lurus, membagi ruang, jika diperluas, garis akan menjadi sesuatu yang
memiliki panjang dan lebar, kedudukan, dan arah. Menurut Rathbun dan Hayes,
garis merupakan tapal batas tetapi tidak sebagaimana garis yang nyata dalam alam
(Mudjiono & Irawan, par.5).
Garis dibedakan menjadi:
a. Garis Kontur
Garis yang melukiskan bagian tepi dari suatu bentuk sehingga
memisahkan setiap volume atau area yang ada disekitarnya. Garis
kontur yang sederhana umumnya tidak bervariasi dari segi ketebalan,
tidak diperkuat dengan gradasi gelap terang ataupun bayangan.
Sedangkan garis kontur yang ekspresif akan mengajak mata pengamat
untuk menerima garis tersebut sebagai sebuah bentuk karena dibentuk
dengan variasi tebal tipis garis serta memiliki detail.
b. Garis Kaligrafi atau Penulisan Indah
Garis kaligrafi terjadi jika keindahan dari garis yang ditampilkan
menjadi aspek utama bagi keindahan gambar. Garis ini menunjukan
masing-masing kualitas pribadi dari penggambarnya karena garis ini
bersifat ekspresif. Garis kaligrafi menggunakan kekuatan tebal tipis
untuk mengekspresikan bentuk, tepi yang berpotongan, terang dan
gelap, misalnya garis yang membentuk objek digambarkan dengan
ringan dan tipis kembali.
Universitas Kristen Petra
72
Gambar 3.1. Contoh Garis
Sumber : Mudjiono & Bambang (2007)
Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap
pembentukan suatu objek sehingga garis selain dikenal dengan goresan atau
coretan, juga menjadi batas suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah
terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk
lurus, lengkung, gelombang, zig-zag, dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh
tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan, serta bidang dasar
tempat garis digoreskan.
3.1.1.2. Kualitas Terang Gelap (Value)
Setiap benda di alam ini memiliki value/tonalitas warna, value disebut
pula tone, nada atau nuansa. Kita mengontrol cahaya dengan value, dan kita
mengubah cahaya menjadi warna-warna dengan menggunakan pigmen. Value
adalah dimensi mengenai terang gelap atau tua muda warna, yang dikenal dengan
brightness atau keterangan warna, value merupakan nilai gelap terang untuk
memperoleh kedalaman karena pengaruh cahaya (Sadjiman 42).
Value dapat pula disebut suatu gejala cahaya yang menyebabkan
perbedaan pancaran warna suatu objek. Value adalah alat untuk mengukur derajat
keterangan suatu warna yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna. Bila
garis mendeskripsikan bentuk objek maka value akan memperjelas dan
memperkaya garis sehingga membentuk kesan 3 dimensi menjadi lebih hidup,
tempat dan hubungan antar bentuk dapat ditentukan, membentuk pola untuk dapat
menggambarkan tekstur objek serta mendapatkan kesan dramatis.
Universitas Kristen Petra
73
Gambar 3.1. Contoh Value
Sumber : http:// aprillins.com/
3.1.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape and Space)
Menurut Mudjiono dan Bambang dalam buku Ajar Nirmana, ruang
(space) yaitu beberapa bidang yang sisi-sisinya bersinggungan sehingga
membentuk bidang positif. Susunan ruang bisa berdekatan, bertumpukan,
transparan, berkaitan, bersinggungan,dan beranyaman. Ruang juga bisa dibedakan
menjadi dua yaitu ruang positif(ruang yang padat/berisi) dan ruang negatif (ruang
yang bersifat kosong). Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk
lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek
estetika desain (“Desain Grafis” par.3).
Pengertian bentuk (shape) menurut Leksikon Grafika adalah macam rupa
atau wujud sesuatu, seperti bundar elips, bulat segi empat,dan sebagainya. Pada
proses perancangan bentuk-bentuk menempati posisi yang tidak kalah penting
dibanding elemen-elemen lainnya, mengingat bentuk-bentuk geometris biasa
merupakan simbol yang membawa nilai emosional tertentu. Shape yang terjadi
dapat dibagi menjadi dua:
Universitas Kristen Petra
74
a. Shape yang menyerupai wujud alam (figur)
b. Shape yang sama sekali tidak menyerupai wujud alam (nonfigur)
Kedua jenis shape tersebut terjadi menurut kemampuan penciptanya
dalam mengolah objek. Di dalam pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud
sesuai dengan selera maupun latar belakang penciptanya. Perubahan wujud dapat
dibagi menjadi:
a. Stilisasi
Merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan
dengan cara menggayakan objek dan/atau benda yang digambar, yaitu
dengan cara menggayakan setiap kontur pada objek atau benda
tersebut.
b. Distorsi
Merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda
atau objek yang digambar, misalnya pada penggambaran di mana
semua shape dibuat menjadi serbakecil.
c. Transformasi
Merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter dengan cara memindahkan wujud atau figur dari satu objek
ke objek yang lain (objek yang digambar).
d. Deformasi
Merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi
karakter dengan cara mengubah bentuk objek dengan cara
menggambarkan sebagian dari objek tersebut yang dianggap
mewakili, atau dengan cara mengambil unsur tertentu yang mewakili
karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki. Perubahan
bentuk semacam ini banyak dijumpai pada seni lukis modern (Kartika,
41).
3.1.1.4. Pola (Pattern)
Pola merupakan bentuk dekoratif yang bersifat datar dan tidak memiliki
gradasi gelap terang sehingga menyerupai siluet dan meminimalkan volume
Universitas Kristen Petra
75
objek. Pola juga menggunakan suatu bentuk, garis, tekstur dan terang gelap.
Konsep dari pola sama dengan grid, dapat membantu menyelesaikan masalah
pada desain, pattern juga sebuah solusi untuk mengulang masalah desain (Jeni,
par.1).
Apabila pola bersifat dekoratif maka hanya bertujuan untuk memperindah
seperti pola dekoratif pada tekstil. Pola dapat diaplikasikan dalam bentuk
pengulangan atau repetisi pada suatu bentuk atau desain.
Gambar 3.2. Contoh Pattern
Sumber : http://kjri-melbourne.org/
3.1.1.5. Tekstur (Texture)
Menurut Sadjiman, indera peraba manusia memiliki fungsi yaitu untuk
mengenali bentuk ada atau benda-benda di lingkungan sekitar. Setiap benda pasti
mempunyai tekstur tersendiri, umumnya tekstur berhubungan dengan permukaan
yang kasar-halus, kasar-licin, keras-lunak, bermotif, semua termasuk tekstur
tergantung bagaimana cara untuk melihat dan meraba.
Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indera peraba
(ujung jari tangan). Bersifat nyata, jika dilihat tampak kasar, dirabapun juga kasar.
Tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat panca indera penglihatan, tekstur
Universitas Kristen Petra
76
lihat ini bersifat semu, dapat tertipu oleh mata, tekstur yang terlihat kasar apabila
diraba terasa halus, yang halus terasa kasar. Dengan demikian secara sederhana
tekstur dapat dikelompokkan dalam tekstur kasar nyata dan tekstur kasar semu,
Tekstur nyata (tekstur kasar nyata) memiliki peran yang sangat penting dalam
bidang seni rupa, antara lain :
a. Sangat berguna untuk memperoleh keindahan, karena dengan
permukaan yang kasar akan lebih mudah untuk memperoleh
keselarasan/harmoni.
b. Dapat berfungsi sebagai dominasi atau daya tarik untuk memperoleh
keindahan
c. Berguna untuk memperoleh keindahan berpadu dengan kekuatan
d. Berguna untuk tujuan keindahan yang mengikuti fungsi
Menurut Mudjiono and B. Irawan dalam buku Ajar Nirmana, tekstur dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Tekstur Nyata : Suatu permukaan apabila dilihat nilainya sama
dengan apabila diraba (halus-kasarnya).
b. Tekstur Semu : Suatu permukaan apabila dilihat tidak sama dengan
nilai rabanya
Gambar 3.3. Contoh Tekstur Nyata dan Semu
Sumber : http://sxc.hu/
3.1.1.6. Warna (Color)
Menurut buku Ajar Nirmana, warna adalah salah satu unsur seni rupa
Universitas Kristen Petra
77
yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Maka dari itu warna
memiliki kekuatan kesan secara universal. Mulai dari kebutuhan visual sampai
dengan kebutuhan manusia yang lainnya selalu berhubungan dengan warna.
Warna cahaya ditemukan pada abad XVII oleh Isaac Newton yaitu warna sinar
yang dipantulkan kesebuah prisma, dari pembiasan tersebut menghasilkan sinar
pelangi sebagai gambar berikut :
Gambar 3.4. Spektrum Warna
Sumber : http:// eefiltersusa.com
Secara objektif atau fisik, warna adalah sifat cahaya yang dipancarkan, dan
dapat dibentuk oleh panjang gelombang. Dalam proses pencampuran warna yang
diterapkan dalam peralatan atau perangkat input maupun output , dikenal ada dua
macam cara yaitu additive dan subtractive. Warna additive adalah pencampuran
warna primer cahaya yang terdiri dari RGB (red,green,blue) dimana pencampuran
ketiga warna primer dengan jumlah yang sama akan menghasilkan warna putih.
Kombinasi antara dua warna primer tersebut akan menghasilkan warna sekunder.
Warna sekunder tersebut yaitu: cyan (gabungan warna green dan blue), magenta
(gabungan warna red dan blue),dan yellow (gabungan warna red dan green).
Universitas Kristen Petra
78
Gambar 3.5. Warna Additive
Sumber : http://tentangdesaingrafis.blogspot.com/
Sedangkan warna subtractive adalah warna sekunder dari warna additive,
namun secara material warna subtractive berbeda dengan warna addtive. Warna
additive dibentuk dibentuk dari cahaya, sedangkan warna subtractive dibentuk
dari pigment warna yang bersifat transparan. Tinta cetak adalah contoh dari
pencampuran warna subtractive. Warna subtractive terdiri atas cyan, magenta,dan
yellow. Secar teori pencampuran ketiga warna subtractive akan menghasilkan
warna hitam, tetapi kenyataan dilapangan bisa berwarna coklat tua (karena
keterbatasan pigment dari tinta cetak), oleh sebab itu ditambahkan warna hitam
(black dinyatakan dengan simbol K berasal dari kata Key) untuk menambah
kepekatannnya (Dameria 16&17).
Gambar 3.6. Warna Subtractive
Sumber : http://tentangdesaingrafis.blogspot.com/
Universitas Kristen Petra
79
a. Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna
Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini
menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna,
yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral.
• Warna Primer
Warna-warna dasar terdiri dari merah, kuning,dan biru. Warna-warna
lainnya merupakan kombinasi dari ketiga warna tersebut. Warna-warna
dasar tersebut dikenal dengan istilah warna primer yaitu warna-warna
yang tidak dapat dicapai oleh pencampuran warna-warna lain.
Gambar 3.7. Warna Primer
Sumber : http://tentangdesaingrafis.blogspot.com/
• Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan hasil pencampuran warna-warna primer
dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran
warna merah dengan kuning , hijau adalah campuran biru dan kuning,dan
ungu adalah campuran merah dan biru.
Gambar 3.8. Warna Sekunder
Sumber : http://tentangdesaingrafis.blogspot.com/
• Warna Tersier
Warna tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah
satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari
pencampuran warna kuning dan jingga, hijau kekuningan didapat dari
Universitas Kristen Petra
80
pencampuran warna kuning dan hijau.
Gambar 3.9. Warna Tersier
Sumber : http://tentangdesaingrafis.blogspot.com/
• Warna Netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam
proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-
warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju
hitam.
Gambar 3.10. Warna Netral
Sumber : http://tentangdesaingrafis.blogspot.com/
b. Klasifikasi Warna pada Gambar /Ilustrasi
• Warna Monochrome
Warna yang menambahkan atau mengurangi intensitas dari satu warna
saja. Gambar yang hanya memiliki satu warna saja, warna dan
kedalamnnya tergambarkan pada kualitas warna terang maupun gelap.
Gambar Monochrome tidak merepresentasikan kenyataan atau realitas
yang ada, namun mengidentifikasikan sebuah keseimbangan antara cahaya
dan juga gelap dari sebuah objek, bukan warna-warni objek yang
sesungguhnya maupun gradasi objek dari berbagai warna tersebut. Gambar
Monochrome memberikan kesan volume dari sebuah warna, memberikan
kesan kelonggaran dan kebebasan bagi pengamatnya untuk memiliki
imajinasi tentang objek gambar serta partisipasi di dalam memahami objek
(“Monokrom” par.1).
Universitas Kristen Petra
81
• Warna Polichrome/ Optical color
Warna yang menggunakan banyak kandungan warna yang dicampurkan,
tidak semata-mata menambah intensitas dan kuat lemahnya seperti halnya
monochromatic. Polichrome membuat objek lebih realis dan ekspresif
sebab pencampuran warna didasarkan pada warna-warna yang
sesungguhnya dilihat (“Monokrom” par.3).
c. Klasifikasi Warna Berdasarkan Sensasinya
Sensasi warna berhubungan dengan indera penglihatan yaitu mata karena
sifatnya visual. Cahaya merangsang retina mata yang menyebabkan sensasi
warna. Penggunaan warna yang tepat dapat membantu menghidupkan suasana
atau memberi sensasi dalam suatu gambar ilustrasi (“Sejarah Warna” par.6).
d. Klasifikasi Warna Berdasarkan Karakterisitiknya
Berdasarkan karakteristik warna, warna terbagi menjadi dua kelompok
besar yaitu :
• Warna positif atau aktif : Kuning, merah, kuning kemerahan (orange)
dan merah kekuningan. Warna-warna ini memberikan kesan sifat dan
karakter yang aktif.
• Warna Negatif atau pasif : biru, biru kemerahan, merah kebiruan.
Warna-warna ini mengidentifikasikan kegelisahan, kepatuhan,
kegairahan, pemikiran yang lemah lembut.
e. Klasifikasi Warna Berdasarkan Kualitasnya :
• Hue : Yaitu mengacu pada warna-warna tersebut dalam lingkaran warna,
misalnya merah, biru, kuning, hijau, dan sebagainya. Hue merupakan
kualitas yang membedakan warna yang satu dengan warna yang lainnya
atau keunikan masing-masing warna.
• Intensitas/ Chroma : Menunjukkan kekuatan dan kelemahan warna yang
diukur dengan banyak sedikitnya pigmen warna. Desain yang ditimbulkan
Universitas Kristen Petra
82
merupakan perbedaan banyak sedikitnya pigmen atau keluasan obyek
dalam warna yang sama (Mudjiono and B.Irawan 23). Dalam pengertian
lain, intensitas adalah hubungan kemurnian warna untuk menunjuk
kekuatan warna. Hal ini akan menghasilkan cerah tidaknya suatu warna.
Misalnya menambah warna kuning pada merah suram bisa mengubah
menjadi jingga yang keras. Namun pemberian pigmen putih seringkali
mematikan intensitas, karena membuatnya pucat menjadi warna-warna
pastel (Elemen Seni Rupa, par.34).
• Warna pastel adalah warna pudar yang berada di sisi dalam/ dekat dengan
pusat lingkaran roda warna, serta mengandung banyak elemen putih.
Beberapa warna pastel apapun relatif mudah untuk saling dipadukan (Roda
Warna for Dummies, par.15).
Gambar 3.11. Contoh Warna Pastel
Sumber : A Book Of Colors
• Value/ Lightness : Nilai warna yang diukur dengan jenjang gelap dan
terang, melalui kandungan warna putih atau hitam. Nilai dari sebuah warna
tergantung dari cerah dan redupnya, bukan diukur melalui luas dan
kekuatannya (Mudjiono and B.Irawan 23).
f. Klasifikasi Warna dari Maknanya.
Warna seperti juga kata-kata memiliki makna-makna tertentu. Warna-
warna yang dilihat oleh mata masuk kedalam jiwa manusia seperti suara yang
terdengar oleh telinga. Oleh karena itu terjadi sebuah standar warna yang
diklasifikasikan berdasarkan makna-makna simbolik dan persepsi individu
terhadap warna, maka dapat ditemukan makna-makna yang lebih mendalam,
antara lain :
- Merah
Universitas Kristen Petra
83
Merah Positif : Hidup, cerah, pemimpin, gairah,
kuat. Merah Negatif : Panas, bahaya, emosi yang meledak, agresif, brutal.
Dalam lingkaran warna, merah adalah warna paling panas dan memiliki
gelombang warna paling panjang sehingga warna inilah yang paling cepat
tertangkap mata (Dameria 44).
- Kuning
Kuning Positif : Segar, cepat, jujur, adil, tajam, cerdas. Kuning Negatif :
Sinis, kritis, murah/ tidak ekslusif. Sebagai salah satu warna primer,
kuning adalah warna dengan efek yang kuat, sehingga secara psikologis
warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal yang membutuhkan
motivasi dan mood. (Dameria 34).
- Biru
Biru Positif : Kebenaran, kontemplatif, damai, intelegensi, meditatif. Biru
Negatif : Emosional, egosentris, racun. Warna biru adalah warna yang
dapat memberikan inspirasi. Biru juga memberikan ketenangan dan pilihan
paling tepat untuk area yang membutuhkan konsentrasi atau suasana
meditasi. Warna tersebut selalumengasosiasikan terhadap air dan sesuatu
yang bersifat dingin. (Dameria 30).
- Oranye
Universitas Kristen Petra
84
Oranye Positif : Muda, kreatif, keakraban, dinamis, persahabatan. Oranye
Negatif : Dominan, arogan.Dalam lingkaran warna, oranye berada di
tengah-tengah antara warna warna merah dan kuning. Oranye merupakan
warna paling hangat karena memiliki energi dua warna: merah yang panas
dan kuning yang hangat lembut. Warna ini menebarkan energi,
menghangatkan hati, sekaligus memancarkan keceriaan (Dameria 42).
- Hijau
Hijau Positif : Sensitif, stabil, formal, toleran, harmonis,keberuntungan.
Hijau Negatif : Pahit. Warna hijau adalah warna yang langsung
mengasosiasikan pada pemandangan alam. Hijau pepohonan yang teduh,
segarnya rumput, sawah adalah sebagian besar imajinasi yang pada
umumnya tercipta saat mengingat warna tersebut. (Dameria 32).
- Ungu
Ungu Positif : Artistik, personal, mistis, spiritual. Ungu Negatif : Angkuh,
sombong, diktator. Ungu memiliki banyak arti dari kesan sederhana
sampai agung tergantung banyaknya sebagai latar belakang yang
digunakan. Dalam lingkaran warna, ungu merupakan kombinasi dua warna
dengan karakter berseberangan; merah yang berani, dinamis, dominan dan
panas dengan biru yang tenang, statis, dan dingin (Dameria 38).
- Coklat
Universitas Kristen Petra
85
Warna coklat dihubungkan dengan kesederhanaan yang abadi. Coklat juga
merupakan salah satu warna netral sehingga warna ini dapat dengan
mudah diterapkan untuk seluruh ruangan, terutama melalui material kayu
dan material alami lainnya (Dameria 46).
- Putih
Putih Positif : Jujur, bersih, polos, higienis. Putih Negatif : Monoton, kaku.
Putih adalah warna yang melambangkan kesucian. Karena itulah warna
putih sering digunakan untuk acara bersifat sakral seperti pernikahan, atau
acara ibadah keagamaan. Warna putih cenderung seperti tanpa warna,
sehingga warna yang berada di atas putih menjadi warna yang menonjol
karena putih berperan sebagai latar belakangnya (Dameria 50).
- Hitam
Hitam Positif : Kuat, kreativitas, magis, idealis, fokus. Hitam Negatif :
Terlalu kuat, superior, merusak, menekan.Hitam dapat menggambarkan
keheningan, kematangan berpikir, dan kedalaman akal yang menghasilkan
karya, terutama karya-karya yang bernilai seni. Hitam juga sangat
digemari sekaligus menampilkan kesan elegan dan mewah. (Dameria 36).
- Abu-abu
Warna abu-abu merupakan warna netral yang dilihat sebagai warna
“aman” dan sopan. Warna netral tidak bersifat dominan dan apabila
dipadukan dengan warna lain, warna netral akan menjadi warna latar
belakang. Warna cocok dipadukan dengan warna apapun, khususnya
Universitas Kristen Petra
86
dengan warna yang lebih kuat (Dameria 48).
3.1.2. Tinjauan Unsur Komposisi
3.1.2.1. Penataan Layout
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan
kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga
disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan
elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat
memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan (Haris, par.1).
Didalam penataan layout, hal lain yang harus diperhatikan adalah
a. Komposisi secara umum (Vertikal-Horizontal)
Secara umum, komposisi dibedakan menjadi dua, yaitu secara vertikal dan
horizontal. Namun subjek dari gambar tersebut yang umumnya menentukan
bentuk dari bidang yang dikehendaki, misalnya utnuk penggambaran
pemandangan alam/ landscape, maka umumnya bidang berbentuk datar dan
memanjang atau horizontal sedangkan pada lukisan potret maka bidang
yang paling sesuai adalah vertikal atau persegi panjang yang berada dalam
posisi tegak. Hal ini disebabkan gambar potret yang berdiri membutuhkan
persegi panjang yang tegak dan tinggi, sedangkan beberapa pemandangan
alam/ landscape yang lebar dapat menjadi semakin dramatis pada bidang
yang lebar. Format tersebut belum tentu menjanjikan tampilan yang
menarik. Pada situasi tertentu, dimana elemen garis vertikal sangat dominan,
gambar yang diambil dalam format potrait atau vertikal cenderung lebih
baik. Elemen garis horizontal dapat memberikan kesan luas dan lebar.
Sedangkan elemen garis vertikal memberikan kesan tinggi dan gagah. Oleh
karena itu, format horizontal sering digunakan pada foto pemandangan,
sedangkan format vertikal digunakan pada foto potret (Prakoso, par.2).
Universitas Kristen Petra
87
Gambar 3.12. Contoh Komposisi pada sebuah Foto
Sumber :http:// ard1z.wordpress.com/
b. Perkembangan komposisi
Komposisi kemudian berkembang, tidak hanya melalui horizontal atau
vertikal saja. Komposisi tersebut banyak yang dilanggar untuk
mendapatkan bentuk yang lebih menarik. Komposisi yang beraneka ragam
terjadi sejak ditemukannya kamera sehingga orang mulai berani untuk
melakukan manipulasi komposisi. Hal ini dapat dilakukan dengan
permainan grid atau garis bantu sehingga objek dapat berada pada tempat
yang unik dan menarik namun tetap seimbang sehingga sekarang banyak
dijumpai penggambaran objek yang terpotong , tersudut ke bagian kiri atau
kanan dan sebagainya. Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap
permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid
systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan
sebuah komposisi visual. Melalui sistem grid seorang perancang grafis
dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam
melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan
utama dari penggunaan grid sistem dalam desain grafis adalah untuk
menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara
estetik. Umumnya pengaturan komposisi tersebut tetap
Universitas Kristen Petra
88
menggunakan elemen-elemen tersebut untuk menjaga keseimbangan
gambar seperti bayangan, subjek pembantu, latar belakang, pewarnaan,
gradasi dan sebagainya.
c. Warna dalam komposisi
Kuat lemahnya warna juga sangat berpengaruh di dalam komposisi yang
menarik. Warna-warna netral serta area yang bertekstur datar cenderung
mengurangi berat dari sebuah komposisi. Sebuah area bidang yang sangat
luas dapat diseimbangkan dengan area yang sempit dengan menggunakan
warna yang berintensitas kuat dan kontras tinggi. Misalnya background
yang gelap dan polos mempunyai efek mengonsentrasikan perhatian secara
frontal pada wajah atau objek yang dilukis. Kesan komposisi seperti ini
bersifat formal dan tradisional.
Warna background tidak selalu disajikan secara polos, yaitu dapat
diberikan detil namun proporsinya tidak boleh melebihi figur utama
sehingga pusat perhatian masih tertuju pada subjek utama. Penggambaran
background yang detil dapat dilakukan untuk menggambarkan kondisi
atau suasana yang ada disekitar objek. Namun demikian untuk tidak
menimbulkan kesan yang terlalu berat, umumnya diberikan ruang negatif
(warna pucat/ saturasi rendah) pada gambar.
3.1.2.2. Tinjauan Teori Perspektif Sederhana
Perspektif adalah hukum yang memperdiksi dan menjelaskan tentang
ragam dan cara bagaimana suatu objek yang tampak semakin berkurang atau
tampak semakin kecil ukurannya saat objek tersebut berada pada jarak jauh dari
pengamat (Raynes 18). Basis dari semua perspektif adalah titik terang dari semua
garis paralel pada horizon. Horizon adalah garis batas dimana mata kita melihat
terjauh atau kaki langit atau tepi langit. Hukum Perspektif yaitu semua garis
paralel/ sejajar yang tampak akan menuju pada suatu titik yang sama. Aspek
penting lainnya yaitu objek-objek yang berjarak sama tampak semakin mengecil
hingga mendekati horizon. Jarak antar objek yang berjarak sama tersebut
dilakukan secara konstan.
Pengamatan yang dilakukan terhadap objek yang salah satu atau
Universitas Kristen Petra
89
beberapa sisinya berbentuk datar dan lurus pada posisi tertentu yang
menyebabkan titik lenyapnya berada pada dua sisi (2 titik lenyap), maka salah
satu titik lenyap berada pada pengamatan sedangkan sisi kedua akan menuju jauh
pada titik lainnya pada horizon, bahkan diluar dari bidang gambar, seperti
penggambaran perspektif sebuah meja dan kursi. Lingkaran yang berada pada
perspektif akan disebut dengan elips.
Penggambaran perspektif tiga titik lenyap adalah sama dengan
penggambaran perspektif dua titik lenyap, namun penggambarannya
menggunakan perspektif mata burung atau tampak atas dari obyek, maupun
perspektif mata kodok atau tampak bawah dari obyek.
Gambar 3.13. Contoh Gambar Perspektif
Sumber : http://artkendiniyire.deviantart.com/
3.1.2.3. Tinjauan Teori Tata Cahaya
Pencahayaan di dalam gambar berkaitan dengan aspek kualitas terang
gelap (value) karena aspek cahaya menentukan kualitas gradasi suatu objek.
Dengan tekanan gelap terang maka dapat dicapai bentuk 3 dimensi. Elemen-
Universitas Kristen Petra
90
elemen dari cahaya yang menentukan gradasi yaitu :
a. Highlights (cahaya maksimum) atau bagian dari objek yang
memiliki warna paling terang atau paling ringan dibandingkan
dengan yang lainnya dan biasanya muncul pada permukaan yang
paling halus dan mengkilap. Hilights berupa bintik sinar yang kuat
dan mengena pada bagian puncak dari permukaan yang menghadap
ke arah sumber cahaya.
b. Lights (cahaya) and Shadow (bayangan) merupakan kualitas gelap
terang .
c. Core of the shadows (pusat bayangan) yaitu area dimana konsentrasi
bayangan yang paling gelap, posisinya parallel dengan sumber
cahaya, pusat bayangan tidak menerima penerangan.
d. Reflected light (pantulan cahaya) yaitu area dimana cahaya
dipantulkan kembali dari permukaan yang tidak seberapa jauh,
berfungsi sebagai pengisi dan membuat objek lebih jelas bentuknya.
e. Cast shadow (Pantulan bayangan) yaitu bayangan yang terjadi dari
objek pada bidang yang berdekatan, biasanya lebih gelap daripada
pusat bayangan (Mendelowitz 79-80).
3.1.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi
Ilustrasi pada jaman sekarang dibedakan dari lukisan akibat timbulnya
berbagai pergerakan seni yang semakin lama semakin modern. Dengan banyaknya
desainer dan seniman yang menggunakan teknik ilustrasi ke dalam karya-karya
mereka yang bergaya Pop dan Postmodern maka ilustrasi menjadi bentuk seni
yang sifatnya kontemporer. Namun yang membuahkan perbedaan adalah pada
pergeseran fungsinya seiring dengan kemajuan jaman. Seni lukis lebih diarahkan
pada perasaan pribadi pelukisnya, bersifat independen dan tidak bergantung pada
kepuasan orang lain. Berlawanan dengan hal tersebut, ilustrasi kini sekarang
diciptakan untuk tujuan komersil dan reproduksi sehingga gambar dibuat untuk
menyenangkan hati klien atau orang lain bahkan dibatasi oleh tenggat waktu
pembuatan dan dikepalai oleh Art Director. Ilustrasi juga dituntut untuk dapat
dipahami oleh banyak orang yang melihatnya dan seringkali dihubungkan atau
Universitas Kristen Petra
91
digabungkan dengan teks (artikel, cerita, koran, dan sebagainya).
Hal tersebut menyebabkan ilustrasi umumnya diartikan sebagai
bahasa visual yang dapat dihasilkan melalui berbagai media baik fotografi,
bentuk-bentuk huruf, diagram,dan sebagainya (tidak terbatas oleh gambar
manual). Gambar ilustrasi merupakan suatu cara untuk dapat menggambarkan
sesuatu, namun dipergunakan dalam bentuk lukisan maupun gambar sehingga
gambar ilustrasi diartikan sebagai bentuk gambar atau lukisan yang
mengkomunikasikan ide, gagasan, cerita, pendapat dan juga perasaan.
3.1.3.1. Tinjauan Ilustrasi Berdasarkan Bidang Kajian
a. Ilustrasi Editorial antara lain :
Ilustrasi buku, yaitu berfungsi untuk menguraikan teks sehingga antara
illustrasi dan teks saling bergantung dan mendukung. Ilustrasi ini
dijumpai pada novel-novel, buku bacaan anak-anak dan orang dewasa,
buku olahraga , kartun dan karikatur politik,dan sebagainya. Selain untuk
memperjelas cerita atau penyampaian pesan ilustrasi juga dapat
digunakan sebagai jaket atau sampul buku yang berguna untuk menarik
perhatian konsumen.
Gambar 3.14. Contoh Ilustrasi Editorial
Sumber : http:// rekayorek.files.wordpress.com/
b. Ilustrasi periklanan merupakan ilustrasi yang diujukan bagi fungsi
promosi dan pemasaran. Ilustrasi periklanan meliputi ilustrasi fashion
Universitas Kristen Petra
92
(Ilustrasi fashion dapat meliputi foto atau gambar, memiliki tujuan
sebagai bentuk laporan dan berita seputar fashion maupun
mempromosikan dan menjual produk-produk fashion, ilustrasi produk
(berfungsi untuk menggambarkan produk apapun yang diproduksi dan
ditawarkan kepada konsumen serta bertujuan untuk menggambarkan
produk semenarik mungkin),dan ilustrasi pariwisata (ilustrasi yang
umumnya menggambarkan pemandangan alam, arsitektur, dan figure-
figur tertentu didaerah yang dipromosikan).
Gambar 3.15. Salah Satu Contoh Ilustrasi Periklanan Fashion
Sumber : http:// creaturecomforts.typepad.com/
c. Ilustrasi medis, ilustrasi ini berkaitan dengan kedokteran yang
menggambarkan berbagai macam dalam bidang kedokteran seperti
penggambaran anatomi tubuh, bakteri jamur, dan
Universitas Kristen Petra
93
sebagainya. Sehingga seorang ilustrator dituntut memiliki kemampuan
untuk memvisualkan.
Gambar.3.16.Contoh Gambar Ilustrasi Medis
Sumber : http:// sehatuntuksemua.files.wordpress.com/
d. Ilustrasi Ilmiah. Ilustrasi ini bertujuan menggambarkan material-
material tertentu yang membutuhkan ketepatan, kejelasan dan kerapian
dan sebagainya.
3.1.3.2. Tinjauan Ilustrasi Berdasarkan Fungsinya.
Berdasarkan sifat dan fungsinya ilustrasi dapat dibedakan menjadi :
a. Gambar Ilustrasi yang bertujuan untuk menjelaskan gambar yang
dilihat, baik berupa sketsa kasar yang berupa garis-garis yang
cepat maupun gambar yang detail. Contoh : sketsa cepat atau
bahkan photo realism (mirip foto arena detail yang akurat).
b. Gambar ilustrasi yang memvisualkan apa yang diimajinasikan,
yaitu menggambarkan objek atau keadaan yang tidak ada dalam
kenyataan. Visualisasinya dapat berupa penggambaran yang
mewakili sesuatu bahkan dalam bentuk abstrak. Contoh : Gaya
Surrealism (Salvador Dali) yang memberikan penggambaran
seperti fantasi dan mimpi.
c. Gambar Ilustrasi yang memvisualisasikan ide dan konsep,
misalnya dalam bentuk simbolisasi. Gambar ilustrasi yang tidak
sekedar mempermasalahkan teknik dan kemampuan namun
Universitas Kristen Petra
94
menuntut kedalaman isi yang digambarkan. Tipe penggambaran
ini menghadirkan sudut pandang, perasaan dan emosi, interpretasi
dan ekspresi orang yang menggambarnya (ekspresionisme).
d. Gambar ilustrasi yang berfungsi untuk menghias atau fungsi
dekoratif yang mengisi komposisi atau bidang yang ada sehingga
memberikan daya tarik besar dan memenuhi kepuasan estetis
pengamatnya.
e. Gambar ilustrasi yang berfungsi menjelaskan atau sebagai
jembatan di dalam pemahaman terhadap bahasa verbal. Biasanya
ilustrasi dan verbalisasi berdampingan, saling mendukung serta
mengarahkan pembaca sesuai dengan keinginan penulis. Ilustrasi
dapat memperluas cerita dan mempermudah pemahaman atas s
esuatu yang abstrak .
3.1.3.3. Tinjauan Ilustrasi Berdasarkan Alat
Sarana ataupun alat yang dipergunakan antara lain :
a. Perlengkapan sketsa yang meliputi pensil 2B, HB, H, 2H, 3H,
charcoal/ pensil arang , ballpoint dan penghapus pensil.
b. Perlengkapan warna. Pewarnaan meggunakan berbagai macam
sarana, mulai dari pensil warna, crayon, cat air, cat minyak, akrilik,
pastel dan sebagainya.
c. Kertas yang digunakan untuk peralatan seperti pensil warna, cat
air, pastel, crayon dan kanvas (untuk cat minyak) dengan berbagai
macam ukuran.
d. Kuas, macam-macam kuas antara lain: Kuas berujung bulat dan
berujung datar dengan ukuran yang beragam. Pada kuas berujung
bulat,apabila dalam keadaan basah, ujungnya meruncing dan dapat
menciptakan detil dengan baik serta mampu menampung cukup
banyak air sekaligus cat. Sedangkan cat berujung datar tidak dapat
menhan banyak air dan lebih cocok untuk menciptakan efek
semburan cat (spatter).
e. Palet dan air. Palet dipergunakan untuk menghasilkan campuran
Universitas Kristen Petra
95
cat yang dikehendaki, sedangkan air berfungsi untuk menambah
dan mengurangi kepekatan campuran cat tersebut.
3.1.3.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi Berdasarkan Teknik.
Teknik ilustrasi dibedakan menjadi :
a. Fotografi merupakan teknik ilustrasi yang dipergunakan sejak
ditemukannya kamera tahun 1665. Fotografi digunakan sebagai
saran untuk mengabadikan peristiwa penting tanpa memperhatikan
unsur estetisnya, disebut juga fotografi dokumentasi. Sedangkan
yang dimaksudkan dengan ilustrasi fotografi yaitu jenis fotografi
yang sangat memperhatikan aspek estetis sehingga menjadi media
ekspresi keindahan dan seni baru. Jenis fotografi ini disebut
fotografi piktoral. Teknik fotografi ini menjadi semakin meluas
sejak ditemukannya percetakan sehingga para seniman mulai
tergeser oleh fotografi.
b. Manual merupakan teknik gambar yang dihasilkan lewat
ketrampilan tangan tanpa dibantu oleh mesin. Penggunaan teknik
ini menyebabkan kekhasan dan keunikan karya masing-masing
seniman atau illustrator yang terungkap dari gaya goresan sang
seniman. Oleh Karena itu maka teknik manual dinilai lebih estetis
dari segala sisi dibandingkan dengan teknik digital.
c. Digital merupakan teknik gambar ilustrasi yang berbasis teknologi.
Dengan penggunaan teknik digital, maka teknik manual mulai
tergeser disebabkan oleh efisiensi serta segala sesuatu yang serba
terkontrol. Kelebihan komputerisasi antara lain terdapat pada
pengkoreksian dan adanya system layer yang memudahkan para
artis untuk menggambar. Selain itu teknik digital juga tidak
memerlukan berbagai perlatan gambar bahkan medianya seperti
kertas atau kanfas, cat palet, dan sebagainya. Cukup dengan adanya
software dengan segala kecanggihannya untuk menciptakan efek-
efek yang terkadang sulit dibuat secara manual.
d. Kubisme sintetik, kolase/ collage/Photomontage. Collage berarti
Universitas Kristen Petra
96
menempel yaitu teknik yang menggunakan tempelan kertas, kain
gambar, atau bermacam-macam benda lain yang ditempelkan pada
suatu permukaan dan menjadi kesatuan. Gaya gambar ini pertama
kali diperkenalkan oleh aliran kubisme. Sedangkan photomontage
hampir sama dengan kolase, hanya saja menggunakan fotografi.
Photomontage banyak dipergunakan pada gaya surrealism, punk,
pop art dan Dadaism.
3.1.3.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi Berdasarkan Goresan
a. Arsir merupakan teknik yang menggambarkan bentuk dari objek
dengan mengisi daerah yang terkena bayangan sehingga volume
benda dapat dideskripsikan. Teknik arsir dapat dibedakan menjadi :
• Arsiran garis lurus, antara lain : garis-garis parallel
(hatching) yaitu goresan garis dengan pola sejajar, garis-garis
berpotongan (cross hatches) yaitu pola garis yang memotong
garis-garis yang sejajar, garis-garis bervarias (scribbing) yaitu
garis-garis yang bersifat acak ke segala arah, dpaat menambah
corak, warna, volume dan bentuk.
• Arsiran mengikuti bentuk/ lengkungan antara lain : garis-
garis kontur (contour hatching) yaitu berupa garis-garis
lengkung yang mengikuti perubahan bentuk objek baik bentuk
lingkar maupun perspektifnya, serta garis-garis kontur yang
saling memotong (cross contour hatching) yang
mendeskripsikan volume dan detail-detail benda.
b. Dry Brush merupakan teknik pembuatan gambar dengan
menggunakan sapuan cat dan kuas setengah kering / semi dry atau
tanpa campuran air, dilakukan dengan cara menyapukan kuas di atas
permukaan kertas yang kasar untuk menghasilkan efek pecah-pecah
atau tidak rata, hal ini mendapatkan tekstur gambar.
c. Blocking, atau disebut juga pengecatan plakat. Bentuk cat plakat
Universitas Kristen Petra
97
yang terkenal yaitu cat poster. Penemuan cat poster plakat pada masa
modern, memunculkan gaya gambar yang mengaplikasikan teknik
ini, disebut plakatstil. Pewarnaan plakat ini biasanya datar, sedikit
tanpa gradasi dan umumnya minim ornament karena bertujuan untuk
memusatkan perhatian pada objek utama yang sederhana.
d. Pointilism atau Texture merupakan teknik menggambar dengan
memanfaatkan kualitas permukaan suatu bidang, baik kasar maupun
halus, keras dan lembut, dan sebagainya. Teknik ini bersifat
ekspresif, representasional dan inovatif karena ditentukan oleh
material, teknik serta kreatifitas seniman atau ilustratornya. Bentuk
pola tekstur yang terkenal yaitu gaya pointillism oleh Georges
Seurat.
3.1.3.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi Berdasarkan Gaya Gambar
Pada tinjauan gambar berdasarkan gaya maka gaya itu sendiri adalah
suatu ragam hias atau model visualisai karya visual atau grafis yang merujuk pada
suatu pola atau gaya tertentu sesuai dengan perkembangan kehidupan masyrakat.
Dari hal tersebut muncullah beberapa macam gaya desain seperti:
a. Victorian (1820-1900), timbul sebagai reaksi menolak kehadiran mesin.
Muncul gerakan Romantic yang berdasarkan pada perasaan serta kemuliaan dari
hak individu mengungkapkan pikiran dalam karya. Filsuf Hegel mengatakan
bahwa seni dapat sembuhkan keresahan manusia akibat tekanan alam atau
lingkungannya.
Ciri Visual :
• Inspirasi Jaman Gothic
• Bentuk Gemuk menyenangkan mata
• Ornamen menjadi simbol kenyamanan
• Iklan cetak diisi oleh ornamen
• Ilustrasi digambar secara kasar
• Lebih menitikberatkan pada berita verbal daripada bahasa gambar
• Typeface fat face dan egyptian sering dipakai
b. Art & Craft (1850-1900), gerakan yang berusaha menghidupkan kembali
Universitas Kristen Petra
98
ketrampilan tangan manusia dalam seni dan kriya sebagai penolakan industri yang
menggunakan mesin. William Morris & John Ruskin (Inggris, 1888). Mendirikan
bengkel untuk memproduksi logam, furniture, tekstil, barang cetakan dengan gaya
Gothic dan Oriental yang menghasilkan barang indah, mengutamakan kepuasan
seniman dalam berkarya serta harga terjangkau. Namun kenyataannya yang
menjangkau hanyalah kaum kaya di Inggris saja.
c. Art Nouveau (1880-1915), berarti “seni baru”. Art Nouveau adalah aliran seni
yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan (flora) yang meliuk-liuk. Masih
merupakan reaksi terhadap industrialisasi dan gaya mesin yang dianggap
menghilangkan sifat manusiawi dalam produksi barang kebutuhan manusia,
sehingga seringkali malah tampil berlebihan dan menekankan sifat emosional.
Gaya Art Nouveau mula-mula sebagai karya seni populer yang dapat dinikmati
orang kebanyakan, namun kenyataannya lebih banyak diterapkan pada seni dan
barang untuk konsumsi orang kaya. Gaya Art Nouveau juga mendapat pengaruh
dari seni rupa Jepang. Hal ini tampak pada lukisan Gunung Fuji oleh Katsushika
Hokusai (1760-1849).
Ciri visual :
• Tipografi dekoratif,
• Desain dengan irama bergelombang
• Informal
• Bentuk yang mengambang
• Keindahan garis lengkung
• Naturalis dan menampilkan motif flora
• Simbolis
• Feminin dan sensual
Glasgow Style (Inggris), didirikan Charles Rennie Mackintosh (Scottish
Art Nouveau Designer, 18681921), Margaret MacDonald (British Designer 1864-
1933), Frances Macdonald dan George Walton. Mereka murid William Moris
namun karyanya tidak diakui sebagai karya Art and Craft karena tidak
mementingkan keahlian dan ketrampilan tangan yang tinggi. Mackintosh
dianggap sebagai desainer Art Nouveau Eropa. Glasgow Style merupakan
gabungan dari Seni Celtic dan Jepang yang kemudian menjadi pengaruh seni
Universitas Kristen Petra
99
modern di Benua Eropa.
d. Early Modern (1890-1940), muncul untuk mengatasi kesenjangan seni dan
industri, desain lebih fungsional, menimbulkan simbolisme dan beralih ke
rasionalisme. Deutscher Werkbund (Jerman) – Behren, mendukung industrialisasi
yang mendukung serikat kerja. Sebagai penanda berakhirnya jaman Art Nouveau.
Lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan kerja profesional melalui jalinan
keselarasan antara logika rasional, seni, industri, dan keterampilan.
e. Expressionisme, secara harafiah, “Ekspresionisme” berarti binatang buas.
Kata “Ekspresionisme” sendiri berasal dari kata “Ekspresi”. Gaya ini dimulai pada
tahun 1900-1906 saat Van Gogh dengan cara menggunakan warna-warni yang
berani, Gaugin dengan distorsi orang besar dan gemuk, dan Paul Cezanne dengan
kebebasan pada karyanya. Namun pelopor gaya ini yang sebenarnya adalah
Edvard Munch (1863-1944) dari Norwegia dengan karyanya, yang berjudul “The
Scream”. Berasal dari kata ekspresi/spontan, dimulai 1900-1906 ketika Van Gogh
dengan warna-warni yang berani, Gaugin dengan distorsi orang besar dan gemuk
dan Paul Cezanne dengan kebebasan pada karyanya.
f. Modernism (1908-1940), fungsionalis, Rasional, Objektif, ‘Form Follow
Function’, ‘Less is More’ Estetika Mesin, Kesederhanaan bentuk, anti Ornamen.
Futurism yaitu aliran seni di Italia yang didirikan oleh Filippo Marinetti. Gerakan
ini diinspirasi dari kehidupan yang berubah karena penemuan mesin yang
menghasilkan unsur gerak dan kecepatan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
manusia di awal abad ke-20. Tipografi dalam futurisme berkembang menjadi
media ekspresi dalam desain, bukan makna tapi juga bentuknya divisualkan
dengan puisi yang memakai bentuk-bentuk tipografi sebagai ungkapan perasaan
yang mendukung karya puisi tersebut.
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari
penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak). Pada
tahun 1909 berkembang aliran Kubisme Analitis yang mengembangkan konsep
dimensi keempat dalam seni lukis. Dimensi keempat dimengerti sebagai adanya
konsep ruang sekaligus waktu dalam lukisan. Pada setiap sudut lukisan terlihat
obyek yang dipecah-pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan
Kubisme Sintetis, pelukisannya disusun dengan bidang yang berlainan warna
Universitas Kristen Petra
100
yang saling tumpang dan tembus. Tokoh yang terkemuka diantaranya Pablo
Picasso (1881-1993) dan George Braque (1882-1963). Karya yang terkenal adalah
Les Demoidelles dan Guemica.
Constructism (Rusia, 1914-1920) oleh Tatlin, Lissitzyky, Rodchenko.
Tokohnya El Lissitzky yang mengatakan konstruktivisme adalah pelopor Avant-
Garde seni di Rusia. Seni harus dinikmati semua kelas secara merata.
Konstruktivisme adalah seni resmi untuk pemerintahan Bolshevik di Rusia.
Berkembang tahun 1914-1920, merupakan pengaruh Kubisme yang berkembang
di Rusia. Estetika konstruktivisme berkaitan dengan bentuk/bidang geometris
kinetik sebagai cerminan jaman modern yang dikuasai mesin. Awalnya hanya
mengeksplorasi bentuk geometris saja, namun karena pesan menjadi kurang
efektif dan efisien maka dipakailah sosok dan figur manusia. Sehingga dikenal
dengan istilah Sosial Realisme. Konstruktivisme menjadi seni propaganda
komunis Soviet sarat dengan muatan-muatan kampanye pemerintahan baru pasca
Revolusi Bolshevik. Konstruktivisme yang lahir dan terpengaruh oleh
ekspresionisme ini kemudian berkembang lagi menjadi Produktivisme yang lebih
memvisualkan daya guna pada masyarakat/sosial dibandingkan menjadi alat
propaganda kepentingan pemerintah Soviet. Konstruktivisme banyak
mempengaruhi desain gratis ketika seniman-seniman aliran ini mengajar di
sekolah Bauhaus Republik Weimar (sekarang Jerman), El Lissitzky banyak
bereksperimen dengan fotogram (memotret tanpa kamera, namun dengan kertas
foto dan cahaya di kamar gelap).
Abstrak yaitu seni yang menampilkan unsur garis, bentuk, dan warna yang
tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Salah satu perintis seni
abstrak adalah Kadinsky, Modrian, dan lain-lain. Seni abstrak pada dasarnya
berusaha memurnikan karya seni dan hanya mengandung unsur bahasa rupa murni
yaitu garis dan warna.
Kemudian ada gaya Dada (Swiss, 1916) oleh Heardfield. Gaya Dada adalah
sebuah gerakan kebudayaan yang bermula di neutral Zurich. Swiss selama Perang
Dunia I. Aliran ini dipakai sebagai sikap protes terhadap perang dunia pertama
yang membuat manusia menderita. Mereka katakan bencana perang disebabkan
Universitas Kristen Petra
101
oleh sikap pengagungan berlebih terhadap logika dan rasionalisme. Sebagai wujud
dari protesnya itu, mereka menolak semua hukum-hukum keindahan, yang
didalamnya termasuk bentuk dan warna. Oleh karena itulah, dada dikatakan
sebagai aliran seni anti estetis dan anti art. Aliran seni anti estetis dan anti art yang
berkembang di Swiss, cenderung absurd dan nihilis Ciri-ciri utama gaya
Dadaisme adalah paduan berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu
dengan menambah unsur rupa yang tak lazim sebagai protes kepada keadaan
disekitarnya; seperti lukisan reproduksi lukisan ‘Monalisa’ karya Leonardo da
Vinci namun diberi kumis.
Lalu muncul gaya De Stijl (Belanda, 1917-1931), nama majalah seni Belanda,
tokohnya Piet Mlondrian, Theo Van Doesburg J.J.P. Oud, dan Rob Van Hoff. Ciri
De Stijl adalah tidak representasional, tidak ilustratif ataupun naratif.
Menggunakan bentuk-bentuk geometris, dengan konstruksi yang sangat teknis.
Merupakan perkembangan dari aliran Konstruktivism.
Neo Plastisisisme adalah bagian dari De Stijl yang menekankan kelenturan
bidang dengan memanfaatkan garis vertikal-horizontal dan warna biru-merah-
kuning-hitam-putih. Karyanya yang terkenal adalah Composition With Red,
Yellow, Blue and Black Composition (1921). Setahun setelah gerakan tersebut
Gerit Rietvield menciptakan sebuah kursi yang diadopsi dari lukisan Piet
Mondrian yang kemudian menjadi karya penting pada sejarah desain modern. De
Stijl mencapai puncaknya pada tahun 1924 yang ditandai oleh karya Schorder
House di Utrech yang menyajikan karya desain modern melalui ungkapan garis,
bidang, warna dalam aneka perabotan berbentuk geometri.
Bauhaus (Jerman, 1919)-Walter Gropius, Moholy Nagy, Bayer & Schmidt
Berdiri 1919 di Weimar (Jerman), berasal dari Bauen (to build) dan haus (House).
Oleh Walter Gropius. Gropius, Otto Dix, Max Beckman tadinya bergabung dalam
gerakan German Werbund yang mendukung perang sebagai solusi unjuk kekuatan
Jerman. Namun setelah itu mereka menerbitkan petisi anti-perang yang
menyatakan bahwa kaum intelektual harus melakukan perpindahan dari peran,
fisik menuju pertempuran budaya. Gropius kemudian mereformasikan sistem
German Werkbund menjadi sistem pendidikan yang disebut ‘Staatliches Bauhaus-
Weimar’. Bauhaus adalah sistem sekolah yang menggabungkan seni terapan,
Universitas Kristen Petra
102
yakni arsitektur, seni desain, kriya sebagai satu kesatuan bersama teknologi
dengan tujuan menghasilkan karya rancangan yang dapat menjawab permasalahan
sosial dan budaya industri modern. Konsepnya adalah industrialisasi hanya dapat
diterima melalui kemampuan seni dan ide yang cemerlang. Bauhaus adalah upaya
membangun Jerman akibat perang dengan meningkatkan mutu desain di era
industri dengan harga yang murah. Bauhaus dibubarkan oleh Hitler (1933) karena
terlalu universal dan kurang nasionalis serta dituduh komunis Bolshevik. Para
desainer beremigrasi ke Amerika antara lain Lazlo Moholy-Nahy yang
menciptakan New typography. Para desainer eks-Bauhaus mencoba mendirikan
kembali Bauhaus di Amerika, namun tidak bertahan lama. Jasa Bauhaus yang
terbesar bagi dunia adalah: Menciptakan metode pendidikan seni rupa, desain,
kriya dan arsitektur yang terpadu, dan memberi bentuk yang jelas mengenai apa
dan bagaimana desain modern (yang kemudian terkenal dengan Internasional
Style).
Surealism adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan
secara verbal, tertulis, maupun visual. Karya seni lukis beraliran surealism banyak
mengetengahkan penggambaran dunia mimpi, dunia khayal, dunia yang tak
mungkin, dunia mistis, horor, atau dunia yang absurd. Beberapa contoh penting
adalah Chirico, Salvador Dali, max Ernst, Jean Arp, Joan Aliro, dan Marc
Chagall.
The New Typography oleh Lissitzky, Moholy Nagi, Renner, Tschichold,
Sutnar, Zwart. Tokohnya adalah Lazlo Moholy Nagy yang membuat eksplorasi
typography pada karyanya, sebab typography adalah alat komunikasi yang kuat
dari bentuknya. Untuk itu kejelasan dan kemudahan dalam membaca itu sangat
penting. Tokoh yang lain adalah Jan Tschichold yang terkenal dengan buku
tentang dasar-dasar desain typography. Beberapa pemikiran yang diaplikasikan
pada karyanya adalah: susunan huruf asimetris, variasi ukuran dan ketebalan pada
stroke, dengan susunan desain vertikal/ horizontal. Pada awalnya aplikasi
International Style mendapat kritik tajam dari desainer Amerika yang
menggunakan gaya tradisional yang lebih ‘lentur’. International Style, gaya ini
seringkali memanfaatkan teknik fotomontage yang dikembangkan El Lissitzky.
Sehingga berkesan nyata, menggunakan huruf sanserif, dan italic membuat kesan
Universitas Kristen Petra
103
modern sesuai standar khas International Style.
g. Art Deco (Perancis, 1924-1937) oleh Paul Poitret, Emile Jacques Ruhlman.
Berasal dari Paris Exposition des Art Decoratifs et Industries 1925 di Perancis.
Art Deco tidak dianggap sebagai aliran, namun hanya gaya atau kecenderungan
dalam desain. Kehebatan mesin, transportasi, pesawat terbang, kapal, industri
otomotif menjadi inspirasi gaya ini. Art Deco dipengaruhi oleh Kubisme dan
Fauvisme serta gaya Mesir dan Indian Aztec.
Gaya ini banyak diaplikasikan pada desain grafis, arsitektur, produk industri,
furnitur. Jika kaum modernisme ‘ngotot’ pada fungsionalisme dan formalisme,
maka Art Deco tampil mewah, dan selera kelas atas. Art Deco banyak
menggunakan bahan-bahan mahal, dan sedikit ornamen hias. Ornamen yang
digunakan lebih beraturan dan menggunakan garis-garis lurus atau persegi
(rectilinear). Art Deco adalah kecenderungan murni gaya tanpa ideologi apapun.
Di Perancis, perkembangan Art Deco dipengaruhi oleh dunia mode. Art Deco
banyak menggunakan gradasi warna yang halus, efek kilau atau lengkungan
logam. Art Deco tak selalu berhubungan dengan kemewahan. namun
menggunakan bahan sederhana untuk menampilkan kesan mewah. Art Deco
untuk arsitektur di Amerika justru dipakai untuk menekan biaya produksi. Di
Amerika disebut ‘Gaya Odeon’, sebab banyak diaplikasikan pada gedung bioskop
jaringan Odeon di Amerika. Art Deco di Jerman mengasimilasikan gaya Bauhaus
dengan bentuk-bentuk ekspresif, dan digunakan untuk menampilkan kesan
futuristik.
h. Late Modern ada Swiss International Style-Bill, Lohse, Neuhurg, Vivaretti.
Gaya ini disebut juga gaya Swiss, karena berkembang dari sana hingga Jerman
seusai PD II. Gaya ini sanat kuat pengaruhnya bahkan hingga kini Gaya
Typography International ini sering dikaitkan dengan Konstruktivisme, De Stijl,
Bauhaus, dan New Typography. Ciri gaya ini adalah letak yang asimetris, sistem
grid yang berdasarkan psikologi persepsi, harmonisasi penyusunan huruf, san serif
(Helvetica dan Futura) disusun justify, kolom teks yang sempit untuk melegakan
mata, mengutamakan foto bukan gambar sebagai konsep lebih faktual. Pemecahan
masalah desain mengacu pada objektivitas, keilmuan dan universal.
Dari gaya swiss muncul gaya Pop Art (Inggris, 1954), muncul karena protes
Universitas Kristen Petra
104
terhadap International Style dan Fungsionalisme yang menggugat desain yang
punya nilai estetik selamanya sementara barang yang diproduksi memakai
pendekatan relatif. Menurut mereka estetika barang konsumtif harus bertingkat
dari budaya populer. Kata populer berasal dari Yunani yang artinya “populis’”
(rakyat). Aliran ini mendukung media massa yang populer seperti koran, iklan,
televisi, komik, supermarket. Pop Art marak di Amerika dan Inggris dengan
tokohnya Andy Warhol, Roy Lichenstein, Jasper John, Claes Oldenberg, George
Segal dan di Inggris David Hockney. Teknik reproduksi Pop Art menghalalkan
penggandaan secara manual (silk-screen) ataupun mekanis (fotokopi). Di Jepang,
Pop Art dipakai dalam poster pementasan kelompok teater bawah tanah
Kashimaki Oshen (1966) dengan menggunakan visualisasi yang campur aduk
antara ragam tradisional dan gaya komik, sebagai pemberontakan terhadap
estetika modern yang ‘rapi dan bersih’. Pop Art juga sering disebut sebagai
popular culture yang disebut ‘budaya rendah’ karena lebih mengedepankan
hiburan, komersial dan selera masyarakat awam yang tak perlu intelektual tinggi.
Hal ini berlawanan dengan konsep high culture yang kelas atas. Berintelektual
tinggi dan berpemikiran idealis.
Revivalism (Amerika), di Amerika desain Pop Art dipakai sebagai upaya
mengangkat lagi unsur-unsur tradisional Amerika atau idiom-idiom dalam koran
dan komik, seperti pemakaian teknik warna blok datar, outline pada komik, dan
foto montage. Yang berkaitan dengan seni tradisional adalah: tipe huruf, ornamen
tradisional, dan mengangkat kembali Art Deco, Art Nouveau. Gaya ini disebut
Revivalism.
Psychedelia adalah dampak Pop Art yaitu maraknya memakai poster sebagai
media ekspresi dari gerakan protes (hak asasi, lingkungan hidup, anti perang
vietnam, cinta damai, pembela hak wanita). Karena media poster dan aplikasinya
yang seperti itu mereka masyarakat awam memberi stigma media ini dengan anti
kemapanan, musik rock, obat-obat psikotropika, lalu muncullah gaya yang disebut
Psychadelic Art. Gaya Psychadelic ini sering dikaitkan dengan gaya poster seperti
orang kecanduan obat. Para pedesainnya otodidak dan klien mereka adalah group
rock dan promotortari. Tarian dan musik bersuara keras menggunakan teknik
pencahayaan berkilau dan warna-warni yang dipantulkan/disiramkan ke seluruh
Universitas Kristen Petra
105
panggung dan penyanyinya. Ciri khas poster Pop Art Psychadelic ini adalah:
• Warna-warna terang, cerah dan kombinasi warna-warna
komplementernya (hijau, merah, ungu dengan oranye)
• Menggunakan garis lengkung dan lentur yang membuat gambar
menjadi tidak realis dan tidak jelas.
• Typography dibuat melengkung-lengkung berirama hingga sulit
terbaca
• Foto dibuat high contrast atau menggunakan warna komplementer
Optic Art yaitu hasil karya seni rupa ini banyak memerlukan pemikiran
rasional dalam berkarya, tapi hasil karyanya menunjukkan bentuk karya seni yang
ekspresif. Tokohnya adalah Victor Vasarely yang lahir di Hongaria dan hidup di
Paris. Penekanan pada permainan ilusi optik dari mata pengamat.
i. Post Modern, lebih merupakan protes dan penonjolan ekspresi individu, sejak
sebelum PD I sampai setelah Vietnam (1960-an). Ketidakpercayaan pada
modernisme kemudian menyatu dengan perkembangan teknologi informasi yang
makin pesat, sehingga muncullah wacana majemuk, global village. Pada desain
gratis menghasilkan eforia dan kegegap-gempitan kemajuan teknologi repro-
grafika-digital.
Estetika postmodern disamping munculnya kembali penghargaan pada nilai-
nilai manusiawi, kemampuan teknologi, sentuhan ekspresif dalam desain dan
kriya. Hilangnya batas seni dan kehidupan, banyak karya seni ditampilkan di
ruang-ruang publik, trotoar, tembok jalan, eksperimental seni, seni kejadian,
konsepsi, instalasi, dan lain-lain. Hilangnya batas seni budaya tinggi dan budaya
pop. Karya seni yang baik tidak harus digaleri dan dengan kurasi yang ketat tapi
dapat dihasilkan seniman jalanan. Tradisional yang otodidak. Maka muncul istilah
“Kitsch” yang dianggap tanpa nilai estetika hanya tujuannya tampil menarik
berdasarkan kriteria umum yang paling rendah.
Seni model kitsch muncul didalam karya grafiti, ekspresif dan tak diketahui
siapa yang menggambar. Bahkan upaya menggambar diam-diam juga bagian dari
proses kesenian mereka. Pada desain grafis anti art ini berkembang Gaya Punk.
Metafora dan makna alternatif kalau pada karya modernisme cenderung dibuat
agar bermakna tunggal, maka dalam postmodern muncul kembali pengkajian
Universitas Kristen Petra
106
semiotika untuk ‘menafsirkan’ seni agar mengakomodir nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam desain grafis, postmodern erat kaitannya dengan kecenderungan
musik, teknologi komputer dan elektronika. New Wave, masih menggunakan
unsur/teknik desain Swiss modern. Lalu Punk (Inggris), muncul pertama kali di
Inggris, karya-karyanya cenderung memberontak untuk menciptakan kejutan.
Menggunakan gaya kolase dari gambar-gambar yang telah terpakai, robekan
kolase sering membawa kesan berani dan kasar walau tetap ada yang
menggunakan komputer. Tokohnya adalah Jamie Reid, Nevile Brody, David
Carson, Gert Dumbar, dan studio Grapus. Bedanya dengan Punk, New Wave
masih mementingkan unsur keterbacaan disamping estetis dan teknik komputer.
Berkembang di Amerika dan Eropa dengan tiadanya perbedaan mendasar pada
karya-karyanya. Tokohnya Wolfgang Weingart, Odermatt dan Tissi di Eropa,
sedang di Amerika ada Greiman.
Bio Design sekitar tahun 1980, Ligi Colani seorang perancang kelahiran Italia
mengembangkan konsep Bio Design dan diaplikasikan pada berbagai desain,
seperti mobil, pesawat terbang, kamera, pakaian, dan sejumlah peralatan rumah
tangga. Bio Design yang dikembangkan memiliki kecenderungan merupakan
peniruan karakter rupa binatang tumbuhan atau segala sesuatu yang ada di alam.
Desain postmodern terutama dipelopori oleh desainer yang tergabung dalam
studio Alchimia di Italia denean tokohnya Alessandro Mendini. Alchimia
menggunakan banyak keterampilan tangan dan warna serta bentuk dekoratif
ataupun simbol-simbol masa lalu dalam desainnya. Sejumlah pengamat
menilainya sebagai bentuk radikalisme para perancang Italia yang jenuh dengan
gaya modern.
Memphis (1980), Ettore Sottsass Jr. desainer Alchimia memisahkan diri dan
membentuk kelompok desain memphis dengan aplikasi di furniture, perlengkapan
lampu, dan keramik. Tokoh yang lain adalah Michele De Lucchi, Andrea Branzi,
Arata Isozaki, Shiro Kuramata, serta Michael Graves. Gaya ini menerapkan
bahasa estetik ‘baru’ yang mengangkat warna pastel, hiasan, dan kenaifan bentuk
pada karya desain. Beda dengan Alchimia. Memphis untuk komersial, Alchimia
orientasinya eksperimen. Memphis tak ada simbol masa lalu, Alchimia
menggunakan simbol historis.
Universitas Kristen Petra
107
Green Design / Eco Design (1960), muncul kepedulian masyarakat dunia
terhadap pelestarian lingkungan dan bertambahnya kekhawatiran akan semakin
rusaknya bumi oleh pencemaran. Sejumlah perancang mencoba mencari
pemecahan melalui karya-karya desain. Di tahun 1970, berkembang penggunaan
material alternatif yang ramah lingkungan untuk berbagai desain, seperti bahan
alam atau bahan hasil daur ulang. Pada periode tahun yang sama, sejak dunia
mengalami krisis energi, berkembang pula karya-karya desain yang hemat energi
seperti solar energy atau bio energy. Sejak diadakan konferensi dunia tentang
pemanasan global di Rio de Janeino, Brazil tahun 1990, para perancang terdorong
untuk semakin giat membuat bentuk alternatif dimana desainnya memiliki nilai
yang tinggi namun juga ramah lingkungan.
j. Digital Era / Neo Expressionism merupakan kepanjangan dari postmodern. Era
ini diusung oleh Cranbook Academy of Art Michigan sebagai dekonstruksi yang
secara konseptual diartikan sebagai meniadakan dan mengingkari tatanan.
Sementara secara visual diaplikasi praktis oleh majalah Emigre, Fuse, dan Ray
Gun. Majalah Emigre, adalah sebagai laboratorium Macintosh Computer dengan
tendensi aplikasi mengekspose tipografi.Majalah Fuse, yang dikomandoi Neville
Brody dan John Wozencroft mengembangkan ‘new estetika’ dengan mengolah
dan melakukan eksperimen pada font (tipografi digital).
Huruf diolah sehingga menjadi tema tentang politik, sex, dan pornografi.
Huruf menjadi medium yang menyuarakan ekspresi dibanding dengan fungsinya.
Majalah Ray Gun, yang diusung David Carson, berlatar belakang musik alternatif
tahun 1990-an, serta menentang segala bentuk pengkodean dan struktur baku
sebelumnya. Ray Gun mengikuti Emigre yang mengeksploitasi software dari
sistem Machintosh dengan antara lain mengolah leading negatif overlapping layer,
komposisi halaman yang absurd, yang kemudian digilai serta jadi simbol kultur
anak muda.
• Fontism, munculnya program Fontografer yang memudahkan orang
mendesain huruf secara digital. Munculnya kecenderungan
mengekspresikan dengan huruf tanpa peduli struktur tradisi,
sehingga muncul jenis huruf yang aneh, unlegible dan custom type.
• Controlled Chaos, salah satu ciri postmodern dalam desain grafis
Universitas Kristen Petra
108
adalah kacau, rusuh, dan membingungkan, tapi menjadi terstruktur
karena melalui komputer yang didalamnya menggunakan program
yang terstruktur berbasis matematis, serta selalu diupdate.
• Rave (Keriaan) adalah memadukan Neo-Psychadelic, Japanimation,
dan image video game dengan sentuhan techno yang memadukan
musik serta grafis. Yang mengusung gaya ini adalah group musik,
tari, dan club-club santai after hours. Aplikasinya dalam bentuk
poster, kartupos, undangan dan brosur yang kemudian jadi souvenir
event tersebut.
• Kinetics (Motion Tipografi Kontemporer) dengan ditemukannya
Web sebagai new media maka komputer dipakai sebagai alat bantu
untuk memvisualkan efek-efek gerak tersebut.
• New Simplicity (Neo-Modern) merupakan gaya yang “berlawanan”
dengan gaya dekonstruksi. Cirinya meminimalisasi layer bidang teks
dan gambar pada desain sehingga visualisasi tampak polos dan
sederhana. Bedanya dengan gaya Swiss International terletak pada
konsep personalitas (subjektititasnya). Memakai warna pastel,
sederhana bentuk, miskin ornamen tapi sangat memikat. Bentuk
sederhana dipakai untuk memudahkan produksi pencetakan dan
kecepatan navigasi pada internet.
3.2. Konsep Kreatif Perancangan Buku
Untuk mewujudkan perancangan buku mengenai batik encim dan supaya
bermanfaat bagi target audience, maka upaya untuk menjawab perancangan
terhadap permasalahan, dibuat suatu konsep yang meliputi khalayak sasaran,
tujuan serta strategi sehingga dapat menjangkau dan memberikan informasi
mengenai proses etnis dan budaya mengenai batik encim tersebut.
3.2.1. Khalayak Sasaran
Agar mencapai sasaran yang tepat, maka ditetapkan dahulu karakter dari
target audience atau khalayak sasarannya. Berikut ini merupakan penjelasan
mengenai khalayak sasaran yang di tinjau dari segi geografis, demografis,
Universitas Kristen Petra
109
psikografis dan behavioral.
a. Geografis
Secara geografis, target market dari buku batik encim ini adalah orang
dewasa yang pada umumnya berdomisili di daerah perkotaan di
Indonesia, khususnya di wilayah Surabaya.
b. Demografis
Khalayak sasaran dari perancangan buku ini adalah
Jenis kelamin : Pria dan Wanita
Usia : 25 tahun keatas
Pendidikan : Mahasiswa D3,S1,S2
Strata ekonomi sosial : Menengah – Atas
Profesi : tidak spesifik, tetapi lebih diutamakan profesi
yang bersinggungan dengan bidang seni dan
budaya
Sasaran perancangan buku kerajinan batik encim ini adalah para pria dan
wantia dengan usia 25 tahun keatas karena di usia itulah seseorang dianggap
sudah mulai dapat berpikir matang, mandiri, serta mampu menentukan keputusan
sendiri.
Untuk profesi, buku ini ditujukan untuk siapa saja tidak terspesifikasi
secara khusus karena memang diciptakan agar dapat dinikmati oleh semua profesi.
Tetapi buku ini lebih diutamakan untuk mereka yang bersinggungan di bidang
seni, dan budaya, seperti penggemar batik, pecinta seni, fashion designer,
kolektor, dan sebagainya karena diharapkan mereka dapat lebih meneruskan
pengetahuan tentang nilai-nilai etnis dan budaya yang terkandung dalam seni
kerajinan batik tulis terutama batik encim. Buku ini lebih difokuskan untuk
mereka dengan strata ekonomi sosial menengah ke atas, bukan kewajiban untuk
strata tersebut memiliki buku ini melainkan lebih kepada mereka yang benar-
benar memiliki ketertarikan secara historis terhadap salah satu warisan budaya
bangsa ini yang harus dilestarikan.
c. Psikologis
Universitas Kristen Petra
110
Ditinjau dari segi psikografis, sasaran perancangan buku ini adalah
mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, suka menambah pengetahuan
dan wawasan, menghargai dan menyukai segala hal tentang seni dan budaya,dan
menyadari pentingnya nilai-nilai kultural demi melestarikan seni dan budaya
bangsa Indonesia.
d. Behavioristik
Ditinjau dari segi behavioral, perancangan buku ini ditujukan kepada
pria dan wanita baik yang masih melajang maupun sudah menikah yang memiliki
ketertarikan dalam hal seni dan budaya. Mereka cenderung suka membaca dan
seseorang yang tergabung dalam sebuah komunitas serta memiliki kegemaran
mengoleksi batik-batik di Indonesia khususnya batik peranakan atau batik encim.
Selain beberapa kriteria di atas, buku ini juga ditujukan bagi mereka
yang tertarik tentang seni dan budaya yang mempengaruhi terciptanya sebuah
batik encim ini namun melihat realita yang ada seperti keterbatasan informasi
yang bisa didapat dari pengrajin batik encim sendiri, lokasi workshop dan
sebagainya. Diharapkan dengan adanya buku ini dapat menjembatani hal tersebut.
Selain itu, buku ini juga ditujukan kepada mereka yang menganggap bahwa
kerajinan batik encim adalah salah satu seni kerajinan yang memiliki nilai historis,
etnis dan budaya sehingga patut untuk dilestarikan.
3.2.2. Tujuan Kreatif
Tujuan kreatif dari perancangan ini adalah menghasilkan buku yang berisi
informasi mengenai batik encim untuk menjembatani keterbatasan informasi
mengenai proses etnis dan nilai-nilai sejarah yang berpengaruh pada batik
tersebut. Dengan adanya perancangan buku ini, diharapkan dapat menjadi sebuah
media untuk memenuhi keingintahuan orang-orang mengenai batik peranakan ini,
memperluas wawasan mereka akan kerajinan ini dan melestarikan kebudayaan
yang dimiliki oleh negara ini.
Universitas Kristen Petra
111
3.2.3. Strategi Kreatif
Dalam perancangan buku mengenai batik encim ini, dipilihnya medium
buku, dengan pertimbangan bahwa buku sebagai salah satu sarana komunikasi
yang dapat digunakan oleh khalayak sasaran juga tidak menutup kemungkinan
unutk berbagai kalangan masyarakat untuk menyampaikan informasi yang
meliputi pesan verbal dan visual dalam jangka waktu yang panjang. Buku
memudahkan penggunanya untuk mengakses informasi secara berulang-ulang
serta dapat dibaca ketika diperlukan. Selain itu perancangan buku ini tidak
memiliki periode terbit yang berkala seperti majalah dan tabloid sehingga para
pembaca tidak perlu khawatir untuk ketinggalan informasi bahkan untuk membeli
edisi berikutnya.
Buku ini akan menginformasikan sejarah (nilai hostoris) masuknya budaya
asing dan bercampur dengan budaya asli bangsa ini dan mengulas beberapa karya
pengrajin yang terkenal pada jamannya dan sampai saat ini serta mengulas filosofi
makna yang tertuang dalam batik encim. Buku ini akan didesain menyesuaikan
karakter batik encim yang dinamis sehingga terinspirasi oleh gaya desain yang
memberikan kesan simple dan modern.
3.3. Konsep Rancangan Buku
3.3.1. Judul Rancangan Buku
Judul rancangan buku ini adalah “ Batik Encim”. Batik Encim ini diambil
dari nama batik itu sendiri, dimana nama batik encim sendiri itu menyiratkan
makna dari sejarah serta etnis yang berbaur (peranakan) seperti dari pemakai,
pengrajin serta motif yang tertuang secara keseluruhan pada batik itu sendiri.
3.3.1.1. Judul Utama Buku
Sejarah Akulturasi Warisan Budaya yang Adiluhung. Yang berarti
menginformasikan perjalanan etnis yang berbaur, sejarah yang berbaur antara
bangsa asing seperti Belanda, Cina dan Jepang dengan bangsa Indonesia yang
tertuang pada warisan budaya yang tinggi mutunya (adiluhung).
Universitas Kristen Petra
112
3.3.1.2. Sub-Sub Judul Buku
Bab 1: Awal Mulanya Batik
Bab 2: Pekalongan Sentra Batik
Bab 3: Batik Encim
Bab 4: Etnis Yang Berbaur
Pemilihan judul ditiap sub-sub bab disesuaikan dengan apa yang terjadi
dalam informasi pada setiap babnya.
3.3.2. Tema Rancangan
Perancangan buku ini akan menyajikan infromasi mengenai proses sejarah,
etnis dan pengaruh-pengaruh budaya asing yang bercampur dengan budaya
bangsa ini terhadap kerajinan batik itu sendiri dan menjadikannya sebagai salah
satu aset budaya bangsa Indonesia. Dan kerajinan yang bersifat tradisional ini
masih diproduksi oleh beberapa pengrajin peranakan yang cukup terkenal sampai
saat ini.
3.3.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari perancangan buku ini adalah menghasilkan suatu
buku yang dapat memenuhi tujuan perancangannya dari segi fungsional yaitu
memperkenalkan keberagaman etnis dan budaya yang tertuang pada batik encim
supaya khalayak sasaran tersebut dapat mengenal lebih jauh terhadap batik Encim
dan dengan harapan seni kerajinan ini dapat dilestarikan sebagai salah satu
warisan budaya bangsa Indonesia yang adiluhung.
3.3.4. Bentuk Penyajian dan Variasi Tampilan
Bentuk penyajian dari perancangan buku ini yaitu dengan terinspirasinya
desain yang akan ditampilkan akan simple dan rapi. Menggunakan teknik
pewarnaan yang juga terinspirasi oleh beberapa karakter batik encim yang
berwarna-warni dan dinamis.
Universitas Kristen Petra
113
3.3.5. Jumlah Seri
Perancangan pada buku ini akan disusun dan dihasilkan dalam 1 (satu)
seri.
3.3.6. Ukuran dan Jumlah Halaman
Perancangan buku ini akan dibuat dengan arah vertikal dan memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
Dimensi tertutup : 28 x 20 cm
Dimensi terbuka : 28x 40 cm
Diperkirakan jumlah halaman pada perancangan buku kurang lebih 98
halaman.
3.3.7. Sinopsis
Sebuah buku yang menginformasikan tentang perjalanan sejarah yang
meliputi pengaruh budaya-budaya bangsa asing seperti Belanda, Cina, Jepang dan
pengaruh jaman modern yang membentuk karakter sebuh batik tulis tradisional
yang diproduksi oleh pengrajin yang berasal dari kaum peranakan. Meskipun
diakhir tahun 1980-an batik ini sudah tidak dikonsumsi lagi oleh wanita peranakan
untuk pakaian sehari-hari tetapi masih ada beberapa pecinta seni berburu batik ini.
Pengaruh budaya asing cukup memberikan nilai sejarah dan etnis bagi batik
encim ini. Makna dan filosofi dari budaya mereka berbaur dengan budaya bangsa
Indonesia. Menghasilkan karya-karya yang indah dan produksi batik ini masih
dikerjakan oleh beberapa generasi keturunan pengrajin yang dahulu begitu
terkenal. Perjuangan mereka ditengah-tengah jaman modern ini begitu luar biasa,
mereka masih mempertahankan keahlian mereka dalam menorehkan motif-motif
yang bermakna pada kain batik tersebut meskipun waktu yang diperlukan untuk
memproduksi batik tersebut cukup lama pengaruh jaman modern ini.
Berkurangnya tenaga pengrajin yang membantu proses produksi merupakan
hambatan bagi batik encim saat ini. Tetapi dengan adanya komunitas dan warga
masyrakat yang mencintai dan menghargai seni, berharap batik encim ini tidak
akan punah dan menjadikan batik encim ini sebagai salah satu aset warisan
budaya bangsa yang adiluhung.
Universitas Kristen Petra
114
3.4. Konsep Karakter Dalam Buku
Karakter yang terdapat dalam buku berupa ornamen kupu, ornamen yang
diambil dari motif yang dominan pada batik encim yaitu simbol kupu-kupu yang
melambangkan keindahan dan divariasikan pada setiap layout dalam buku untuk
memberikan kesan dinamis karena terinspirasi oleh karya batik encim itu sendiri.
Gambar 3.18. Ornamen yang terdapat dalam buku
3.5. Konsep Dasar Gaya Desain
Buku ini terinspirasi pada gaya desain simplicity. Tujuannya adalah untuk
memaksimalkan penggunaan ilustrasi dan pesan yang tertuang nantinya. Serta
pada perancangan buku ini layout yang akan menggunakan grid layout seperti
manuscript grid dan column grid, yang akan menampilkan kesan simple, rapi,
modern dan memudahkan pembaca memahami maksud dari pesan yang akan
disampaikan sesuai dengan tujuan perancangan buku ini.
3.6. Konsep Warna
Konsep pemilihan warna didalam buku ini akan disesuaikan dengan
karakter batik encim (warna-warni) namun juga memperhatikan perkembangan
jaman yakni modern. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi kesan hidup dan
dinamis dengan harapan dapat mendukung penyampaian materi mengenai batik
encim tersebut.
3.7. Teknik Pengerjaan
Teknik pengerjaan dalam perancangan buku ini, buku akan dibuat sesuai
dengan konsep perancangan yang meliputi gaya desain dan layout yang telah
ditentukan lalu buku melewati proses cetak, dijilid hardcover dan menggunakan
teknink binding (jahit) serta buku ini akan dikemas dengan slipcase yang di
Universitas Kristen Petra
115
hotprint pada Judul bukunya ‘Batik encim’.
3.8. Konsep Font
Pada perancangan buku ini tidak akan menggunakan terlalu banyak
macam jenis font. Tetapi akan disesuaikan dengan karakter dari batik encim
sendiri yang dinamis.
3.8.1. Font Judul
Untuk font pada judul menggunakan jenis Philoshoper. Jenis Sans serif ini
memiliki garis yang tegas dan di beberapa ujungnya ada variasi untuk
menonjolkan kesan tradisional, dinamis dan simple modern.
3.8.2. Font Nama Pengarang
Pada nama font pengarang akan menggunakan jenis font yang sama
dengan Judul yaitu Philoshoper. Jenis Sans serif ini memiliki garis yang
Universitas Kristen Petra
116
tegas dan di beberapa ujungnya ada variasi untuk menonjolkan kesan tradisional,
dinamis dan simple modern, hanya dibedakan berdarakan ukuran font dan warna
pada karya buku.
3.8.3. Font Teks Narasi
Pada teks narasi akan mengggunakan font Aida Serif Oblique Medium
jenis sans serif yang memberikan kesan ringan menampilkan kesan dinamis .
Universitas Kristen Petra
117
3.8.4. Font Dekoratif
Font yang akan digunakan sebagai alternatif dalam teks seperti jenis font
Albermarle Demo dan Flash Genocide akan digunakan untuk penjelasan judul
utama serta sub judul dalam setiap bab.
Universitas Kristen Petra
118
3.9. Budgeting
Tabel 3.1 Tabel Biaya Pembuatan Pin
Jenis Media
Keterangan
Jumlah Pin 100 Biji Diameter 4.4 cm dan 5.8 cm Packaging plastik Kertas Art paper
Gramatur 110 gsm Digital Print Teknik Cetak
Finishing Laminasi doff Teknik Jilid -‐
Biaya
Satu biji pin Rp 5.500 X 200biji Rp. 1.100.000 Kemasan plastik Rp 70 x 200 biji Rp. 14.000
Pin,
TOTAL Rp. 1.114.000
Universitas Kristen Petra
119
Tabel 3.2 Tabel Biaya Pembuatan X-Banner
Tabel 3.3 Tabel Biaya Pembuatan Tas dan Tempat Bolpen
Jenis Media
Keterangan
Jumlah 20 Biji Dimens 60x160 cm Bahan x-‐banner indoor
Digital Print Teknik Cetak Finishing -‐
Biaya
Harga Cetak Rp 125.000x 20biji Rp. 2.500.000 Kemasan plastik -‐ -‐
X-‐banner
TOTAL Rp. 2.500.000
Jenis Media
Keterangan
Jumlah Tas 100 biji, Tempat Bolpen 100 biji Bahan Baju dan Tempat Bolpens( kain canvas
75 meter) -‐
Bordir + Jahit Teknik Cetak Finishing -‐ Teknik Jilid -‐
Biaya
Ongkos Bordir Tas dan Tempat Bolpen
Rp 10.000x 200biji Rp. 2.000.000
Ongkos Jahit Rp 10.000x 200biji Rp. 2.000.000 Kain 10.000x 75meter Rp. 750.000
Tas, Tempat Bolpen
TOTAL Rp 4.750.000
Universitas Kristen Petra
120
Tabel 3.4 Tabel Biaya Pembuatan Catalog, Pembatas Buku, Sticky Notes, Bolpen dan Postcard
Tabel 3.5 Biaya Pembuatan Buku
Jenis Media Keterangan
Jumlah Cetak 500 buah
Dimensi terbuka
40x 28 cm
Dimensi tertutup
20 x 28 cm
Kertas Gardapath -‐ Paperina
Gramatur 135 gsm
Teknik Cetak Offset separasi 4 warna bolak-‐balik
Finishing Buku + Slipcase
Laminasi Doff (Hanya untuk cover) + Hot Print ( Hanya untuk Slipcase)
Sampul Luar Keseluruhan
Laminasi Doff (Hanya untuk cover)
Buku
Teknik Jilid Hardcover + jilid jahit +lem
Jenis Media
Keterangan
Jumlah 100 lembar Dimensi terbuka Brosur(A3), pembatas buku (7x14cm),
Sticky notes (4,8x5 cm), Label bolpen (1,5x8cm), Postcard (10x15cm)
Dimensi tertutup -‐ Kertas Art paper
Gramatur 190 gsm Offset separasi 4/1 warna Teknik Cetak
Finishing Laminasi Doff Teknik Jilid -‐
Biaya
Film Rp 10.000x 150biji Rp. 1.500.000 Kertas + Laminasi Rp.2500 x 150 biji Rp. 375.000
Catalog, Pembatas Buku, Sticky notes, Label Bolpen, Postcard
Sticky notes+ bolpen Rp. 500x200 biji Rp. 100.000 TOTAL Rp. 1.975.000
Universitas Kristen Petra
121
Biaya
Film Rp 70 x 21 x 34 x 100 Rp. 4.998.000
Kertas Isi 15 rim x Rp. 2.500.000 Cover 1 rim x Rp. 2.500.000
Rp. 40.000.000
Ongkos Cetak Isi 2 x 8 x 700000 Cover 2 x 1 x 700000
Rp. 12.600.000
Laminasi cover +Slip case + Jilid hard cover
38 x 24 x 0.22 x 5500 ex 64 x 24 x 0.22 x 5500 ex 500 x 5250 ex
Rp. 5.703.240
Total Rp 63.301.240
Tabel 3.6 Biaya Pembuatan Mini Banner
Jenis Media Keterangan Jumlah 20 Biji
Dimensi 29x43 cm
Bahan Art Paper
Digital Print Teknik Cetak Finishing -‐
Biaya
Satu biji pin Rp 35.000x 20biji Rp. 700.000
Kemasan plastik -‐ -‐
Mini Banner
TOTAL Rp. 700.000