3. Bab v Metodologi
-
Upload
agus-taruna -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of 3. Bab v Metodologi
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
1/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-11
5.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
Metoda yang diadaptasi dalam studi AMDAL berkaitan dengan Iangkah-Iangkah
pencandraan dan eksplanasi rona lingkungan hidup awaI, identifikasi dampak,
prediksi dampak, evaluasi dampak, beserta prosedur penilaian danpengawasannya. Pengumpulan dan analisis data yang berupa parameter-
parameter dari berbagai komponen Iingkungan perlu untuk:
1. Menelaah, mengamati dan mengukur serta mencatat rona lingkungan hidupawal yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari
kegiatan proyek,
2. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen rencana kegiatan yangdiprakirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup
sekitamya,3. Memprakirakan kualitas lingkungan hidup akibat kegiatan proyek.
bedasarkan perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan hidup
awal.
Dalam penyusunan AMDAL secara umum lokasi-Iokasi pengambilan data ditetapkan
berdasar wilayah studi yaitu pada lokasi tapak proyek rencana pembangunan
AMDAL Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih dan beberapa lokasi
disekitar tapak proyek yang diprakirakan akan terkena sebaran dampak. Dengan
cara ini kondisi atau rona lingkungan hidup awal pada lokasi-lokasi cal on penerimadampak dapat tcrukur/teramati, sehingga nantinya besaran dampak di wilayah
studi dapat diprakirakan.
Komponen lingkungan hidup yang ditelaah dikelompokkan dalam empat komponen
kegiatan, yaitu:
1. Komponen Geofisik-Kimia,2. Komponen Biologi,3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya,
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
2/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-12
4. Komponen Kesehatan Masyarakat.Masing-masing komponen lingkungan hidup tersebut terdiri dari beberapa
subkomponen dan parameter lingkungan hidup.
Data primer dapat dikumpulkan dari hasil wawancara, survat, observasi,
pengukuran in situ dan pengambilan sampel di lokasi yang telab ditetapkan
berdasarkan lokasi tapak proyek dan radius arab sebaran dampak sesuai dengan
batas wilayah studio Sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil studi pustaka.
Data-data komponen fisik-kimia dan biologi yang telah terkumpul selanjutnya di
analisa dengan cara dibandingkan dengan baku mutu lingkungan dan kriteria teknis
masing-masing komponen lingkungan. Sedangkan analisa data komponen
lingkungan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan masyarakat dilakukan secarakuantitatif dan kualitatif.
Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur dan dicatat.
beserta metode pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut.
a. Komponen Fisik-Kimia1) Iklim
Data iklim yang dapat dikumpulkan meliputi curah hujan dan dari
hari hujan, suhu kelembaban udara, radiasi matahari serta arah dan
kecapatan angin, berupa data historis yang tercatat selama 5 tahun
terakhir.
2) Kualitas Udara dan KebisinganParameter kualitas udara yang akan diukur adalah kandungan gas-gas
di udara yang meliputi S02; CO; CO2; O3; NO2 serta debu dan bising.
Lokasi pengamatan mempertimbangkan keterwakilan daerah yang
diduga akan terkena dan tidak terkena dampak dengan
memperhatikan arah dan kecepatan angin. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka pengukuran kualitas udara dapat
dilakukan pada
Lokasi rencana pembangunan kegiatan Lokasi permukiman di sekitar rencana kegiatanData kualitas udara terukur akan digunakan sebagai dasar untuk
memprakirakan perubahan dan dampak terhadap kualitas udara.
Metode pengumpulan dan analsis data kualitas udara adalah sebagai
berikut:
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
3/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-13
No Parameter Metode Analisis Peralatan
1 Debu Gravimetri Hi. Vol Sampler,canister
2 NOx Grietz Salzmann Spektrofotometer
3 SO2 Pararrosaniline Spektrofotometer
4 CO NDIR NDIR Anayzer
5Pb Gravimetrik, Ekstraktif,
PengabuanHi-Vol, AAS
6Hc Flame Ionization Gas
Chromatograph
7Kebisingan Sound Level
Meter
Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Keputusan Menteri Megara
Lingkungan Hidup Nomor: Kep-48/MENLH/XI/1996 tentang Baku Mutu Kebisingan
3) Kualitas AirParameter kualitas air yang dianalisa meliputi sifat fisik, kimia, dan
bakteriologi. Pemilihan parameter yang dianalisis akan ditentukan
oleh karakteristik kegiatan pasca konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi.
Data kualitas air terukur akan digunakan sebagai dasar untuk
memprakirakan perubahan dan dampak terhadap kualitas air.
Metode pengumpulan dan analsis data kualitas air adalah sebagaiberikut
No Parameter Unit Alat/Metode Keterangan
A FISIKA
1 Temperatur oC Pemuaian,Thermometer In-situ
2 TSS Mg/l Gravimetrik Lab Induk
3 TDS Mg/l Gravimetrik Lab Induk
B KIMIA
1 pH - pH- meter In
2 DO Mg/l DO Meter, Modifikasi Winkler In
3 BOD5 Mg/l Modifikasi Winkler Lab Induk
4 COD Mg/l Titrimetrik Lab Induk5 Klorida (Cl) Mg/l AAS Lab Induk
6 Fluorida (F) Mg/l AAS Lab Induk
7 Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab Induk
8 Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab Induk
9 Amoniakbebas
Mg/l Metode Nessler Lab Induk
10 Sulfida Mg/l Titrimetrik/Spectrofotometrik Lab Induk
11 Sulfat (SO4) Mg/l Gravimetrik/Spectrofotometrik Lab Induk
12 Minyak /lemak
Mg/l Pemuaian,Thermometer
13 Natrium (Na) Mg/l Ekstraksi Lab Induk
14 Arsen (As) Mg/l AAS Lab Induk
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
4/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-14
No Parameter Unit Alat/Metode Keterangan
15 Barium (Ba) Mg/l AAS Lab Induk
16 Besi (Fe) Mg/l AAS Lab Induk
17 Mangan (Mn) Mg/l AAS Lab Induk
18 Tembaga (Cu) Mg/l AAS Lab Induk
19 Timbal (Pb) Mg/l AAS Lab Induk20 Seng (Zn) Mg/l AAS Lab Induk
21 Krom Total Mg/l AAS Lab Induk
22 Detergen Mg/l Gravimetri, SpektrofotometriInframerah
Lab Induk
23 Fenol Mg/l Spektrofotometri Lab Induk
24 Senyawa aktifbirumetilen
Mg/l Spektrofotometri Lab Induk
25 Posfat Mg/l Lab Induk
C BAKTERIOLOGI
1 Total koliform JPT/100
ml
Botol steril model tabung
ganda, inkubator2 Koliform tinja JPT/100
mlBotol steril model tabungganda, inkubator
Lab Induk
Sumber :Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 tahun 2003 tentang Metoda Analisa Kualitas
Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
4) HidrologiSedangkan kualitas air sungai dan sumur penduduk dapat dilakukan
dengan cara pengambilan sample dilapangan untuk selanjutnya
dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Kualitas air yang akan
diambil dilapangan diperoleh dari air sumur yang ada didekat stasiun
pengamatan dan air sungai seperti pada lokasi :
a. Air sumur; di sekitar lokasi proyek
b. Air Sungai ; di sekitar lokasi proyek
Dampak kegiatan terhadap hidrologi diukur menggunakan parameter
debit.
5) LahanAspek fisik lahan yang dapat dianalisis adalah kelerengan, erosi,
aspek sifat fisik (bulk density, permeabilitas tanah, porsitas tanah,
struktur tanah, tekstut), dan kesuburan tanah (N-Total (%), bahan
organik (%), P2O5, K2O (me %) C/N rasio, pH, KTK).
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
5/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-15
6) Biota DaratInformasi mengenai flora, data satwa, dapat diperoleh melalui
inventarisasi vegetaso di lapangan baik secara langsung, wawancara,
data dari instansi terkait. Pengumpulan data primer dapat dilakukan
melalui metode pengamatan langsung pada kawasan di sekitar lokasi
pembangunan Rumah Sakit.
7) Biota AirPengumpulan data plankton dan benthos, dapat dilakukan melalui
pengambilan sample air dengan alat net plankton dari lingkungan
perairan sungai. Data yang terkumpul kemudian dianalisis di
laboratorium untuk mengetahui keberadaan jenis-jenis plankton dan
benthos sebagai indikator kesuburan perairan. Sedangkan analisis
populasinya dilakukan dengan cara menghitung besarnya indeks
kelimpahan dan keanekaragaman.
8) TransportasiAspek tranportasi yang dianalisis adalah volume transportasi dan
aspek keselamatan dan kenyamanan transportasi.
9) Sosial Ekonomi BudayaData yang diperlukan dapat dikumpulkan dari data sekunder yang
berasal dari monografi kalurahan, kecamatan yang termasuk ke
dalam wilayah administrasi tapak proyek. Sedangkan untuk data
penduduk yang terdapat pada wilayah tapak proyek yang terkena
dampak pembangunan dilakukan dari hasil wawancara melalui
kuesioner yang telah dipersiapkan.
10) Sarana dan prasaranaInventarisasi sarana dan prasarana umum yang akan terkena
pembebasan lahan pada tapak proyek dapat dilakukan dengan cara
mendata bangunan - bangunan rumah penduduk, tiang listrik, tiang
telpon, jaringan PAM, fasilitas ibadah, pendidikan dan lainnya yang
ada di sekitar lokasi jalan penghubung yang akan dibangun.
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
6/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-16
Sarana dan prasarana umum diluar tapak proyek dianlisasa guna
mencari keterkaitan antara perubahan yang terjadi pada tapak
proyek dengan perkiraan perubahan diluar tapak proyek.
Metoda Analisis data
a) Tingkat Kebisingan ekivalen (Leq )
Tingkat kebisingan ekuivalen (Leq ) dihitung sebagai berikut :
Dengan 1 adalah fraksi waktu teI:jadinya tingkat kebisingan pada interval waktu
pengukuran tertentu. Liadalah nilai tengah tingkat kebisingan pada interval waktu
pengukuran tertentu (dBA).
b). Tingkat kebisingan siang (Ls)
Tingkat kebisingan siang merupakan tingkat kebisingan ekuivalen yang dipergunakan
untuk menyatakan tingkat kebisingan pada interval waktu siang (06.00-22.00),
dihitung sebagai berikut :
c). Tingkat kebisingan malam (LM )
Tingkat kebisingan malam merupakan tingkat kebisingan ekuivalen yang
dipergunakan untuk menyatakan tingkat kebisingan pada interval waktu malam
(22.00 -06.00) dihitung sebagai berikut
d). Tingkat kebisingan siang-malam (LSM)
Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan sudah melampaui baku tingkat
kebisingan, perlu dicari nilai LSM yang dihitung sebagai berikut :
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
7/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-17
Sementara untuk mengetahui tingkat kebisingan dari kegiatan demobilisasi peralatandan material dilakukan dengan tinjauan pustaka (kompilasi data sekunder).
Setelah dilakukan perhitungan selanjutnya Analisis data kebisingan lingkungan
dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan Baku Tingkat
Kebisingan Lingkungan menurut Kep-48/MENLH/11/1996 seperti tersaji pada tabel
berikut.
Tabel 5.10.
Baku Tingkat Kebisingan Kawasan
Peruntukan Kawasan Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan(dBA)
A. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pennukiman2. Perdagangan dan Jasa3. Perkantoran dan Perdagangan4. Ruang Terbuka Hijau5. Industri + Portable com resor6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum7. Rekreasi8. Khusus
Bandar Udara * Stasiun Kereta Api * Pelabuhan Laut cagar Budaya
55
70
65
50
70, 85
60
70
70
60
B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah sakit atau sejenisnya2. Sekolah atau sejenisnya3. Tempat ibadah atau sejenisnya
55
55
55
Sumber: Kep-48/MENLH/11/1996Keterangan:
*) disesuaikan dengan Ketenluan Menteri Perhubungan
5.1.1.9. Getaran
1) Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yaitu percepatan getar dan
kecepatan getar.
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
8/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-18
2) Lokasi Pengambilan Data Tingkat Getaran
Lokasi pengambilan data sekunder tingkat getaran adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Bina Marga serta penelitian sejenis.
3) Metoda Pengumpulan Data
Besamya tingkat getaran dapat diukur dengan menggunakan Vibration analycer dan
Acceleromeler. Parameter getaran yang diamati yaitu kccepatan (v) dan percepatan (a)
dengan probe yang di pasang pada bangunan terdekat dengan sumber getaran.
4) Metoda Analisa Data
Data percepatan dan kecepatan yang diperoleh dari pengukuran digunakan untuk
menghitung besarnya slmpangan (A) dan frekuensi (f). berdasarkan persamaan berikut.
Keterangan :
a : Percepatan
v : Kecepatan
f : Frekuensi.
Berdasarkan Kep-49/MENLH/11/1996, dampak getaran ada 2 yaitu : dampak getaran
untuk kenyamanan dan kesehatan, serta dampak getaran mekanik untuk srtuktur dan
bangunan. Oampak getaran kesehatan dan kenyamanan diukur simpang getaran (dalam
satuan mikron) pada frekuensi 4 Hz, 5 Hz, 6.3 Hz, 8Hz, 10Hz, 12.5 Hz, 16 Hz, 20 Hz, 25
Hz, 31.5 Hz, 40 Hz, 50 Hz dan 63 Hz yang kemudian dipaparkan pada grafik dan dianalisa
untuk mendapatkan kriteria dampak. Untuk dampak getaran mekanik yang diukur
adalah kecepatan getaran (dalam satuan mm/det) pada frekuensi 4 Hz,S Hz, 6.3 Hz. 8Hz,
10 Hz, 12.5 Hz, 16 Hz, 20 Hz, 25 Hz, 31.5 Hz, 40 Hz dan 50 Hz yang kemudian dipaparkan
pada grafik dan dianalisis untuk mendapatkan kategori dampak.
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
9/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-19
Tabel 5.11.
Baku Tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan kesehatan
Gambar 5.1. Grafik Baku Tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan kesehatan
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
10/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-110
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
11/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-111
Tabel 5.12.
Baku Tingkat Getaran Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
12/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-112
Gambar 5.2. Grafik Baku Tingkat Getman Mekanik Berdasarkan Dampak Kerusakan
5.1.1.10. Transportasi
1) Jenis Data Yang Dikumpulkan
Untuk kajian kemacetan lalu lintas data yang dikumpulkan adalah volume dankomposisi kendaraan. baik di bagian ruas jalan yang diperkirakan akan menjadi
perlintasan. maupun di persilangan di sekitar rencana perlintasan. kondisi fisik .ialan
yaitu jumlah jalur dan lajur. lebar lajur serta lebar bahu jalan. serta kondisi hamhatan
samping di sepanjang ruas jalan yang ditinjau.
Untuk kajian kemsakan jalan jenis data yang dikumpulkan adalah jumlah ataupersentase dan jenis serta intensitas kerusakan fisik jalan.
2) Lokasi Pengumpulan Data
Lokasi pengumpulan data lulu lintas dilakukan pada jalan raya yang dilewati rencana
jalur yaitu :
TabeI 5.13. Lokasi Pengumpulan Data Lalu Lintas (Traffic Counting)
3) Metoda Pengumpulan Data
a) Kemacetan Lalu-Lintas Volume Kendaraan
Data primer diperoleh seeara langsung di lapangan dengan surval lalu-lintas di
jalan raya sekitar reneana lokasi perlintasan. Untuk mengetahui kondisi lalu
lintas. dilakukan pengamatan dan peneaeahan secara langsung (traffic counting)
dengan alat counter, dengan interval waktu selama 15 menit. Pengukuran
dilakukan selama 1 hari 1 malam mulai pukul 06.00 -18.00 WIB dan 18.00-06.00
WIB.
Data yang dikumpulkan bempa jumlah dan jenis kendaraan yang diklasifikasikan
seperti pada tabel berikut.
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
13/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-113
TabeI 5.14
Klasifikasi Jenis Kendaraan
Kondisi fisik jalan serta geometrik jalan diperolah dengan cara pengukuranlangsung. yaitu mengukur variabel : jumlah jalur dan lajur, lebar lajur lebar bahu,median serta gambar sketsa jalan yang disurvai. Selain itu, untuk keperluan
penghitungan kapasitas jalan juga perlu dilakukan pengamatan terhadap
intensitas aktivitas di sisi kiri dan kanan jalan (untuk mengetahui besamya
hambatan samping) dan probabilitas arah pergerakan kendaraan (apabila jalan
tersebut merupakan jalan dua arah).
b) Kerusakan Jalan MetodePengumpulan data kerusakan jalan adalah metode observasi/pengamatan Iangsung
kondisi fisik jalan, atau berdasarkan data sekunder dari Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten pada wilayah studi.
Tabel 5.15
Jenis Dampak dan Metoda Pengumpulan Data Rona Transportasi
No Dampak Sumber Data Metoda pengumpulan
1. Kemacetan lalu Iintas Primer Traffic counting, (pencacahan volume
kendaraan) dan pengukuran.Variabel lain yang diukur :
1. Jumlah dan jenis kendaraan yang lewat
2. lumlah jalur dan lajur
3. Lebar lajur
4. Lebar bahu
5. Median jalan
2. Kerusakan jalan Primer Pengamatan dan dokumentasi secara
langsung di lapangan. Variabel yang
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
14/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-114
diamati: jenis dan intensitas kerusakan
fisik jalan
4) Metoda Analisa Data
a) Kemaeetan Lalu Lintas
Data yang dinalisis adalah data volume lalu lintas dan variabel fisik jalan untuk
menentukan lalu lintas harian rata-rata (LHR) dan kapasitas jalan. Data tersebut
kemudian dipergunakan untuk menentukan derajat kejenuhan jalan. Analisis yang
digunakan mengacu pada Standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997).
Kapasitas ruas jalan perkotaan :
C = Co. FCw. FCsp. FCsf.FCcs
dengan:
C = kapasitas jalan (smp/jam)
Co = kapasitas dasar
FCw = Faktor kesesuaian lebar jalan
FCsp= Faktor kesesuaian pemisah arah pergerakan
FCsf = Faktor kesesuaian hambatan samping
FCes= Faktor kesesuaian urutan kota
C = Co. FCw. FCsp. FCsf
dengan:
C = kapasitas jalan (smp/jam)
Co = kapasitas dasar
FCw = Faktor kesesuaian lebar jalan
FCsp= Faktor kesesuaian pemisah arah pergerakanFCsf = Faktor kesesuaian hambatan samping
Analisa Derajat Kejenuhan atau Tingkat Pelayanan ruas jalan, dapat dihitung dari
perbandingan antara volume kendaraan (V) yang Iewat dengan kapasitas (C) ruas
jalan. Dari hasil perhitungan kapasitas dapat diidentifikasi derajat kejenuhan (DS=
degree of saturation) yang terjadi yaitu perbandingan antara volume arus lalu lintas
kendaraan yang lewat dengan kapasitas ruas jalan. Derajat kejenuhan merupakan
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
15/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-115
salah satu indikator untuk melihat tingkat kinerja arus jalan pada kondisi sebelum ada
proyek. selama masa konstruksi dan masa operasional.
DS =Q/C
Q = Volume lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
Kriteria pelayanan jalan herdasarkan nilai V/C disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.16.
Kriteria Pelayanan Jalan
Tingkat
Pelayanan
Karakteristik Batas Lingkup V/C
A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi,
pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan0,00-0,20
B Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi
oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki
kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan
0,20- 0,44
C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
dikendalikan. Pengemudi mulai dibatasi dalam
memilih kecepatan
0,45-0,74
D Arus mendekati tidak stabil kecepatan masih
dikendalikan, V/C masih ditolerir
0,75-0,84
E Volume Ialu lintas mendekati berada pada kapasitas
arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti 0,85-1,00
F
Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah,
volume dibawah kapasitas, antrian panjang dan
terjadi hambatan-hambatan yang besar
>1.00
b) Kerusakan Jalan
Analisis data kemsakan jalan dilakukan dengan metoda deskriptif kualitatif
berdasarkan kondisi jalan eksisting, danlatau dengan menentukan nitai indeks
Pavement Condition Index (PCI). yang mempakan indeks komposit dari seluruh
jenis kerusakan jalan yang ada, berikut intensitasnya. Data yang diperlukan untuk
analisis deskriptif ataupun dengan nilai indeks PCI meliputi data jenis,
jumIah/persentase dan intensitas kerusakan jalan. Hasil analisis akan digunakan
untuk mendeskripsikan kondisi rona kerusakan fisik jalan.
5.1.1.11. Jalur Pipa Gas
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
16/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-116
1) Jenis Data Yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan adalah jumlah jalur plpa yang berpotongan
dengan rencana jalur kereta batubara, elevasi dan topografi wilayah. rencana
elevasi rencana jalur kereta api, kedalaman jalur pipa gas dari pennukaan
tanah. citra satelit yang mencakup wilayah studi.
2) Lokasi Pengumpulan Data
Lokasi rencana perpotongan jalur pipa gas dengan jalur kereta api khusus
batubara di wilayah Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim.
3) Metode Pengumpulan dan Analisa Data
Metode pengumpulan data adalah observasi lapangan pada lokasi rencana
perpotongan jalur pipa gas dengan jalur kereta api khusus batubara, serta
dilakukan pemetaan dengan menggunakan citra satelit. Analisa data dilakukan
dengan cara deskriptif.
5.1.2. BIOLOGI
5.1.2.1. Flora Darat dan Fauna Darat
1) Jenis Data Yang Dikumpulkan
Untuk flora dan fauna data yang dikumpulkan adalah data sekunder yaitu
melalui data Potensi Desa dan telaah pustaka, sedangkan data primer didapat
melalui pengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan metode
inventarisasi, pencacahan, produktivitas dan analisis vegetasi.
2) Lokasi Pengumpulan Data
Lokasi pengamatan adalah meliputi:
Komunitas tegalan, kebun, perkebunan dan persawahan . Komunitas pekarangan.
Parameter flora dan fauna yang ditelaah adalah keanekaragaman jenis dan
keberadaan. Lokasi pengamatan fauna dilakukan sesuai dengan pengamatan
flora. Dasar pertimbangan penentuan lokasi pengambilan sampel hayati adalah
pada daerah yang akan terkena aktivitas proyek langsung maupun tidak
langsung. Pengambilan contoh flora dan fauna terestrial akan dilakukan
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
17/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-117
berdasarkan jumlah lokasi yang ada dan interaksinya dengan aktivitas kegiatan
proyek.
3) Metoda Pengumpulan dan Analisa Data Fauna
Metode pengumpulan data fauna
a) Metoda inventarisasi
Metoda inventarisasi ditujukan untuk mencatat semua jenis fauna yang
terdapat di daerah wilayah studio Tata kerjanya adalah dengan melakukan
penjelajahan ke berbagai tempat yang diperkirakan potensial terdapat populasi
jenis-jenis tertentu. Dari penjelajahan ini dapal dicatat jenis hewan-hewan yang
ditemui.
b) Metoda Wawancara
Metoda wawancara dimaksudkan untuk mencatat jenis-jenis fauna yang ada di
daerah peneUtian. yaitu yang tidak dapat dicatat Jangsung pada saat
inventarisasi. Wawancara dilakukan terhadap responden dari berbagai
golongan masyarakat yang mempunyai pengetahuan cukup luas terhadap
keadaan fauna di daerah wilayah studio Diharapkan dengan adanya wawancara
sernua .lenlS fauna yang ada di daerah wilayah studi dapat dicatat secara
lengkap.
Metode analisis data fauna:
a) Frekuensi menunjukkan kehadiran suatu jenis hewan/fauna di dalam lokasipengamatan yang dibuat atau titik pengamatan. Semakin seringnya dicatat
suatu jenis hewan telientu menunjukkan bahwa jenis hewan tersebut nilai
frekuensinya tinggi atau penyebarannya tinggi.
b) Inventarisasi fauna yang dilindungi undang-undang Data hasil pengamatanfauna dibikin tabulasikan dan dikelompokan berdasarkan satwa yang
dilindungi undang-undang dan yang hidup bebas atau tidak dilindungiundang-undang.
4) Metoda Pengumpulan dan Analisa Data Flora
Metode pengumpulan data:
a) Penghitungan total (pencacahan) dilakukan untuk menentukan kepadatanpopulasi pada komunitas perkebunan. Dengan mengukur jarak tanaman
ditentukan jumlah individu masing-masing komoditas per hektar.
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
18/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-118
b) Hasil panen (yield) untuk komunitas persawahan (padi) dan tegalan(singkong). Perhitungan hasil panen pada masing-masing komuditas
berdasarkan wawaneara dengan petani dan data sekunder dari potensi
desa, keeamatan dan kabupaten dalam angka, atau dinas pertanian.
c) Analisis vegetasiUntuk mempelajari komunitas tumbuhan (flora) telah dikembangkan
beberapa metoda pembuatan atau penarikan euplikan. Pembuatan
cuplikan untuk mempelajari kondisi dan sifat komunitas dan populasi
dilakukan dengan membuat petak ukur (10 X 10m) sebagai suatu unit
euplikan untuk pohon dan petak ukuran (5 X 5 m) untuk anak pohon, pada
lahan pekarangan dan kebun penduduk. Pohon-pohon tumbuhan berkayu
dengan batang tunggal (trunk) dengan ketinggian lebih tinggi dari 8 meter,anak pohon/sapihan atau sapling (diameter batang 2,5-10 cm) > 1.5 meter
tingginya. Penempatan plot seeara random berdasarkan habitat tempat
tumbuh seseragam mungkin. sehingga dengan hanya membuat satu unit
cuplikan akan dapal diperoleh infonnasi yang cukup representatif.
Metode analisis data flora:
a) Pencacahan merupakan perhitungan absolut ditentukan berdasarkan jaraktanam pada masing-masing komuditas (karet atau sawit), sehingga dapat
diketahui jumlah pohon per hektar.
b) Produksi atall hasil panen (vield)Jumlah yang di pungut pada waktu panen bagi kepentingan manusia. Data
didapatkan dari data sekunder dan hasil wawaneara dengan petani.
Sehingga dapat diketahui hasil panen per hektar.
c) Analisis VegetasiPengambilan cuplikan atau sampel flora (tumbuhan) bertujuan llntuk
mengetahui tipe vegetasi atau struktur vegetasi dari kumunitas pada
daerah studio struktur vegetasi dapat diketahui dengan menghitungbeberapa variabel (Colinvoux dikutifoleh Fandeli, 1992) sebagai berikut:
Kerapatan (densitas) (K) =
Kerapatan (densitas) Relatif (KR) =
x 100%
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
19/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-119
Kerapatan (Frekuensi) (F) =
/
Kerapatan (Frekuensi) Relatif (FR) =
x 100%
Indek Nilai Penting (INP) = KR + FR
Summed Dominance Ratio (SDR) = Nilai Penting (INP)/2
SDR digunakan untuk menetukan jenis yang dominan atau paling
melimpah/menonjol sebagai ciri atau tipe vegetasi di daerah studi.
5.1.2.2. Plankton
1) Jenis Data Yang DikumpulkanData yang dikumpulkan berupa jumlah jenis (spesies) plankton dan kelimpahan
individu masing-masing spesies plankton per liter.
2) Lokasi Pengambilan Sampel/Pengumpulan DataSampling dilakukan di sungai yang dilewati jalur. dimana sungai terse but mengalir
sepanjang tahun (tidak mengalami kering pada musim kemarau), yaitu sebagai
berikut :
3) Metoda Pengambilan dan Analisa SampelData plankton termasuk data primer dengan metode pemekatan dengan
penyaringan. Pengambilan sam pel plankton dilakukan dengan penyaringan air
sungai menggunakan plankton net No. 25, kemudian air yang tersaring dimasukkan
botol dan ditambahkan formalin 4% sebagai bahan pengawet. Identifikasi Plankton
dilakukan di laboratorium sampai tingkat genus dengan menggunakan buku aeuan
Davis (1965) dan APHA (1981). Perhitungan kelimpahan plankton memakai fumllS
konversi Lackey Drop, Micro-transect Counting dari APHA (1992) :
N = T/L x P/p x V/vx 1/w
N = JumlahpIanklon per Iiter
T = Luas gelas penutup, (mm2
)
P = Jumlahplankton terarah
L = Luas lapang pandang (mm2
)
P = Jumlah lapang pandang yang diamati
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
20/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-120
V = Volume sampel yang diamati (ml)
v = Volume sampel di bawah gelas penutup (mI)
w = Volume air yang disaring (ml).
4) Metoda Analisa DataDari data identitikasl dan kelimpahan Plankton maka dilakukan perhitungan Indeks
keanekaragaman Plankton dengan memakai rumus Shannon-Wienner
(Odum,1993) yaitu :
=
H = nilai indeks keanekaragaman jenis
Pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke i
N = jumlah total individu.
Kriteria kualitas lingkungan perairan dapat dikelompokan berdasarkan nilai indek
keanekaragaman jenis plankton menurut Mason (1981) seperti disajikan pada tabel
berikut ini.
TabeI5.18.
Kriteria Kualitas Lingkungan Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Plankton Menurut
Mason (1981)
3.1.2.3. Benthos
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
21/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-121
1) Jenis Data Yang DikumpulkanData yang dikumpulkan berupa Jems (spesies) Benthos dan kelimpahan individu
masing-masing spesies benthos per meter persegi.
2) Lokasi Pengambilan Sampel/Pengumpulan DataLokasi pengambilan sampel Benthos dilakukan pada substrat dasar sungat yang
dilewati jalur, dimana sungai tersebut mengalir sepanjang tahun (tidak mengalami
kering pada musim kemarau), yaitu sebagai berikut :
3) Metoda Pengambilan dan Analisa SampelPengambilan sampel Benthos dilakukan dengan menyaring lumpur dasar sungai
yang diambil dengan Eckman Dredge. Saringan yang digunakan berdiameter 1 mm.
Benthos yang telah tersaring dan dipisahkan dari lumpur lalu dimasukkan dalam
botol sampel ditambahkan formalin 4% dan rose bengal. ldentifikasi Benthos
dilakukan di laboratorium dengan acuan APHA (l981) dan Juffing (l956). Perhitungan
kemelimpahan benthos dihitung berdasakan rumus dari Welch (1948) dan Michael
(1994) sebagai berikut:
10.000Keterangan
N = rata-rata jumlah individu per meter persegi
a = jumlah individu yang terhitung
O= luas bukaan Eckman grab (cm2)
S= jumlah sampel setiap stasiun pengamatan
4) Metoda Analisa DataDari data identifikasi dan kelimpahan benthos maka dilakukan perhitungan Indeks
keanekaragaman benthos dengan rumus Shannon-Wienner yaitu :
Piln
=
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
22/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-122
H = Nilai indeks keanekaragaman jenis
Pi= ni/N
ni = jumlah individu jenis ke i
N = jumlah total individu.
Kriteria kualitas lingkungan perairan dapat dikelompokan berdasarkan nilai indek
keanekaragaman jenis plankton dan benthos menurut Lee, el. at. dikutip
Sastrawijaya (2000) seperti disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.20.
Kriteria Kualitas Lingkungan Berdasarkan Indeks Keanekaragaman BenthosMenurut Lee, et. al. Dikutip Sastrawijaya (2000)
Nilai Indeks Keanekaragaman
Plankton
Kategori Kondisi Perairan
H 2,0 Sangat Tinggi Tidak tercemar
1,6 < H < 2,0 Tinggi Tercemar Ringan
1 < H < 6 Sedang Tercemar Sedang
H1 Rendah Berat
5.1.3. SOSIAL EKONOMI BUDAYA
Metoda pengumpulan dan analisis data aspek sosial-ekonomi-budaya akan
dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Kepala BAPEDAL No.299/1996 tentang
Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL. Untuk
memprakirakan dampak kegiatan terhadap komponen sosekbud diperlukan
pengumpulan data primer dan data sekunder. Data sosial ekonomi dan budaya yang
akan dikumpulkan antara lain adalah :
1) Jenis Data Yang Dikumpulkan
Demografi yang meliputi struktur penduduk menurut kelompok umur. jeniskelamin. mata pencaharian, pendidikan dan agama. tingkat kepadatan
penduduL pertumbuhan penduduk (kelahiran. kematian, migrasi sirkuler/
komuter dan permanen), tenaga kerja dan tingkat partisipasinya serta
pengangguran).
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
23/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-123
Ekonomi yang meliputi ekonomi rumah tangga (tingkat pendapatan dan polanafkah ganda), sumber daya alam (pola pemilikan dan penguasaan sumber
daya alam, pola pemanfaatan sumber daya alam, pola penggunaan lahan, nilai
tanah dan sumber daya alam lainnya, sumber daya alam milik umum).
Budaya yang meliputi ad at istiadat, nilailnorma budaya, proses sosial(kerjasama, persaingan dan konflik), akulturasi, asimilasi dan integrasi dan
kohesi sosial), pranataikelembagaan sosial dibidang ekonomL pendidikan,
agama, sosial dan keluarga, warisan budaya (situs purbakala, eagar budaya),
pelapisan masyarakat, jalan desa, kelompok masyarakat yang terpisah akibat
reneanajalur, kepemimpinan (formal dan informal), persepsi masyarakat,
adaptasi ekologis, pertahanan dan keamanan.
2) Lokasi dan Metode Pengumpulan Data
Lokasi pengambilan sampel dan pengumpulan data pmner meliputi wilayahyang langsung terkena dampak di 8 Kabupaten yaitu meliputi desalkelurahan
yang dilewati reneana jalur kereta api khusus batubara yaitu sebanyak 79
desa, diutamakan pada wilayah desa dengan permukiman dekat reneana
jalur, dengan responden sebanyak 248 responden, sehingga responden tiap
desa yang terkena dampak, diambil sejumlah sekitar 5 responden.
Desa yang akan dijadikan contoh (sampel) dalam studi ini adalah desa yangterpilih dan juga wilayah keeamatan yang terpilih.
a) Masyarakatnya berdekatan dengan lokasi kegiatan dan akan menerimadampak positif maupun negatif secara langsung.
b) Banyak penduduk dari desa lokasi ini yang diduga akan terlibat dalanlkegiatan konstruksi dan operasi.
Penarikan contoh responden akan dilakukan dengan eara random sampling.Jumlah responden yang akan diambil dilakukan seeara non proforsional.
Artinya contoh responden tidak berdasarkan prosentase jumlah penduduk di
desaldusun yang bersangkutan tetapi ditetapkan seeara purposif. Dipilih
sebagai responden adalah seseorang yang berkedudukan sebagai kepala
keluarga. Langkah-Iangkah yang dilakukan adalah:
a) Menginventarisasi (menstrata) populasi sasaran berdasarkan Jenispekerjaan.
b) Memilih responden secara acak (random).
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
24/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-124
3) Metoda Analisa Data
Untuk menganalisa data dari lapangan dilakukan langkah-langkah editing, koding
dan membuat tabulasi (tabulasi frekuensi) dan jika diperlukan guna melihat
hubungan variahel yang satu dengan variable lainnya dibuat tabulasi silang. Data
akan dianalisis secara kuantitatif, terutama untuk aspek demografi dan social-
ekonomi dan secara kualitatif untuk aspek social budaya. Beberapa
rumus/formula yang akan digunakan dalam anal isis data antara lain adalah :
a. Kepadatan Penduduk (D)
2
b. Pendapatan
Dimana:
I = Income
R = Revenue (penerimaan)
C= Cost (Biaya)
c. Ratio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) 4 6+559
Dimana:
DR = Ratio Beban Tanggungan (%)
P0-14 = Jumlah Penduduk usia 0-14 tahun
P60+ = Jumlah Penduduk usia 60 tahun ke atas
P15-59 = Jumlah Penduduk usia 15-59 tahun
d. Sex Ratio (Ratio Jenis Kelamin)
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
25/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-125
e. Pertumbuhan PendudukAngka pertumbuhan penduduk dapat dihitung menurut persamaan berikut:
1 Dimana:
Pt = Jumlah Penduduk pada Tahun ke-1 (jiwa)
P0 = Jumlah Penduduk pada tahun ke-0 (jiwa)
r= Angka pertumbuhan penduduk
t = Lamanya waktu antara Po dan Pt (tahun)
f. Kenaikan Kepadatan PendudukKepadatan penduduk dihitung dari jumlah penduduk per luas daerah
(jiwa/km2
). Kepadatan penduduk dihitung dengan menggunakan rumus :
(1 )
dimana:
Dtp = kepadatan penduduk "tanpa proyek pada waktu tt
Po = jumlah penduduk pada waktu acuan to
rtp = laju tahunan pertumbuhan penduduk "tanpa proyek"t = periode waktu perhitungan, tt-to (tahun)
Ltot = Luas total daerah (km2).
Kepadatan penduduk dengan proyek dihitung dengan rumus
(1 )
Ddp = kepadatan penduduk "tanpa proyek pada waktu tt
Li = Luas lahan yang dipakai untuk kegiatan(km2)
g. Aksesisibilitas MasyarakatMenghitung jumlah kelompok masyarakat yang diperkirakan terpisah akibat
rencana pembangunan jalur kereta khusus batu bara.
h. Akulturasi dan Asimilasi BudayaPertemuan antara dua budaya yang berbeda akan dapat diukur dari hasil
observasi terhadap penerimaan budaya asing.
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
26/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-126
i. KetenagakerjaanUntuk menentukan besarnya komposisi jumlah tenaga kerja asing dengan
tenaga kerja lokal, dianalogikan dan mengacu pada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 02/MEN/III/2008 tentang Tata cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing, yaitu maksimal dengan perbandingan 1:5.
5.1.4. KESEHATAN MASYARAKAT
1) Jenis Data Yang Dikumpulkan
Data sekunder : fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, pola penyakitmasyarakat, sanitasi.
Data primer: pola penyakit masyarakaC sanitasi, perilaku masyarakat.2) Lokasi Pengambilan SampellData
Lokasi pengambilan sampelldata prImer kesehatan masyarakat sarna denganlokasi pengambilan sam pel sosekbud.
Lokasi pengambilan data sekunder Dinas Kesehatan, Kantor Kecamatan,Puskesmas.
3) Metoda Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan dan analisa data kesehatan masyarakat akan dilakukandengan mengacu pad a Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor: Kep-124/12/1997
tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan
AMDAL.
Data sekunder dikumpulkan dengan studi pustaka. Data primer dikumpulkan dengan observasi dan wawancara dengan panduan
kuesioner terhadap masyarakat yang diperkirakan terkena dampak sebagai
responden. Responden yang akan diteliti sama dengan responden sosial
ekonomi budaya.
Tabel 5.21. Metoda Pengumpulan Data Kesehatan Masyarakat
Komponen Jenis Data Sumber Data Metoda
Penderita ISPA Pola penyakit Fasilitas kesehatan Sanitasi
Masyarakat terkenadampak (responen)
Dinas Kesehatan Puskesmas Kecarnatan
Studi Pustaka,
Observasi/wawancara dan
kuesioner
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
27/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO
Belanja Jasa Konsultansi Penelitian-AMDALRumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Provinsi DKI Jakarta Hal v-127
MonografiDesa/Kelurahan
Sumher: Tim Penyusun AMDAL
4) Metoda Analisa Data
Metoda analisa data yang digunakan adalah tabulasi dan analisa kualitatif.
5.2 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Prakiraan dampak dimaksudkan untuk mengetahui prakiraan besaran dampak dan
tingkat kepentingan dampak dari masing-masing dampak penting hipotesis.
Besaran dampak dapat diketahui dengan menggunakan metode prakiraan formal
dan non formal. Sedangkan pentingnya dampak dapat diprakirakan dengan
menggunakan batasan kriteria dampak yang dibuat berdasarkan criteria
penentuan dampak penting yang mengacu ppada PP No. 27 tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
5.2.1.1. Metode Formal
1) Perubahan Kelerengan dan Longsoran
Untuk memprakirakan kestabilan lereng. digunakan Klasifikasi Geomekanik atau lebih
dikenal dengan Rock Mass Rating (RMR). Penggunaan metode klasifikasi Rock Mass
Rating (RMR) banyak dihubungkan dengan banyak metode antara lain yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu mengenai kestabilan lereng dengan Slope Mass Rating (SMR).
RMR ini memiliki parameter-parameter seperti kekuatan batuan, RQD, spasi rekahan,
kondisi rekahan dan air tanah.
1) Kuat Tekan Uniaxial Batuan Utuh pengujian dilakukan di lapangan insitu danlaboratorium untuk mengetahui kekuatan batuan. Pengujian di laboratoriumdilakukan dengan uji tekanan bebas, sedangkan dilapangan insitu dilakukan dengan
metode uniaxial compressive strength (UCS) dan simple mean test.
Metode Uniaxial Compressive Strength (UCS)Metode ues yaitu met ode dengan membandingkan kekuatan massa batuan di
lapangan menggunakan palu geologL tangan dan plsau yang kemudian
dibandingkan hasilnya dengan klasifikasi UCS berdasarkan pengalaman lapangan
dan pengujian laboratorium yang telah dilakukan peneliti terdahulu.
-
7/22/2019 3. Bab v Metodologi
28/28
KERANGKA ACUAN ANDAL
PT. RIPTA REKANINDO Hal v-128
Simple Mean TestMetode ini penggunaannya SaIna dengan metode ues yaitu dengan
membandingkan kekuatan massa batuan di lapangan menggunakan palu geologi
dan tangan yang kemudian dibandingkan hasilnya dengan klasifikasi berdasarkan
pengalaman lapangan dan pengujian laboratorium yang telah dilakukan peneliti
terdahulu yang disajikan dalam bentuk ketetapan Simple Mean Test.
5.3 METODE EVALUASI DAMPAK PENTING
Dalam evaluasi dampak besar dan penting, telaahan dilakukan untuk 2 (dua) hal,
yaitu: Telaahan holistik terhadap dampak besar dan penting, dan telaahan sebagai
dasar pengelolaan.
5.4 PENYUSUNAN RKL DAN UPL
Penyusunan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup didasarkan pada spesifikasi kegiatan pra konstruksi, konstruksi
dan pra konstruksi serta hasil analisis prakiraan dan evaluasi dampak penting.