26-45-2-PB

11
Vol. 6 No.2 EBISNIS, Juni 2013 44 DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK MENENTUKAN KELUARGA MISKIN MENGGUNAKAN FUZZY QUERY DATABASE MODEL TAHANI AHMAD ZAINUDIN Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer Jl. Majapahit 605 & 304 Semarang Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Berbagai program dari bantuan Pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan memang telah banyak, tetapi berbagai bantuan yang sampai di tangan rakyat tidak sesuai dengan yang diharapkan serta banyaknya parameter/indikator kemiskinan mengakibatkan kurang efektifnya program penanganan kemiskinan. Hal ini juga menjadi masalah bagi Pemerintah berkaitan dengan penentuan keluarga miskin yang belum optimal yaitu banyak terjadi komplain dari pihak masyarakat karena keputusan dari pemerintah yang menangani masalah penentuan keluarga miskin. Hasil analisa terhadap data keluarga miskin setelah verifikasi ulang yang dilakukan Dinas Sosial menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kesalahan penentuan keluarga miskin antara lain akibat kesalahan pada saat proses pendataan, dan perhitungan pada saat pendataan. Subjek penelitian ini adalah membuat program aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan penentuan keluarga miskin di desa Tuntang menggunakan fuzzy query pada database model tahani yang didasarkan pada beberapa parameter, yaitu: pendapatan rata-rata anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, kondisi rumah, nilai barang selain tanah, utilitas rumah tangga, akses pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan, jumlah anak tingkat tolong menolong, tingkat kesulitan untuk membeli beras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Fuzzy Query Database model Tahani dapat digunakan untuk penetuan keluarga Miskin. Kata Kunci: Penentuan Keluarga Miskin, Decision Support System, Fuzzy Query database Model Tahani A. PENDAHULUAN Berbagai program dari bantuan Pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan memang telah banyak, tetapi berbagai bantuan yang sampai di tangan rakyat tidak sesuai dengan yang diharapkan serta banyaknya parameter/indikator kemiskinan mengakibatkan kurang efektifnya program penanganan kemiskinan. Hal ini juga menjadi masalah bagi Pemerintah berkaitan dengan penentuan keluarga miskin yang belum optimal yaitu banyak terjadi komplain dari pihak masyarakat karena keputusan dari pemerintah yang menangani masalah penentuan keluarga miskin dalam pemberian bantuan kemiskinan masih belum sesuai dengan realita yang ada. Hasil analisa terhadap data keluarga miskin setelah verifikasi ulang yang dilakukan Dinas Sosial menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kesalahan penentuan keluarga miskin antara lain akibat kesalahan pada saat proses pendataan, dan perhitungan pada saat pendataan. Pengelolaan data kemiskinan yang belum terakumulasi menggunakan database secara optimal juga menyebabkan kesulitan dalam pemrosesan data. Sistem database yang ada sampai sekarang ini, hanya mampu menangani data yang bersifat pasti (crips). Begitu pula pada query yang menggunakan bahasa Structure Query Languange (SQL), definisi yang diberikan hanya mampu menangani kondisi yang sifatnya juga pasti. Sedangkan dalam

description

bn

Transcript of 26-45-2-PB

  • Vol. 6 No.2 EBISNIS, Juni 2013

    44

    DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK MENENTUKAN KELUARGA MISKIN

    MENGGUNAKAN FUZZY QUERY DATABASE MODEL TAHANI

    AHMAD ZAINUDIN

    Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer

    Jl. Majapahit 605 & 304

    Semarang Indonesia

    E-mail : [email protected]

    Abstrak

    Berbagai program dari bantuan Pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan memang telah banyak, tetapi

    berbagai bantuan yang sampai di tangan rakyat tidak sesuai dengan yang diharapkan serta banyaknya parameter/indikator

    kemiskinan mengakibatkan kurang efektifnya program penanganan kemiskinan. Hal ini juga menjadi masalah bagi

    Pemerintah berkaitan dengan penentuan keluarga miskin yang belum optimal yaitu banyak terjadi komplain dari pihak

    masyarakat karena keputusan dari pemerintah yang menangani masalah penentuan keluarga miskin. Hasil analisa terhadap

    data keluarga miskin setelah verifikasi ulang yang dilakukan Dinas Sosial menunjukkan bahwa penyebab terjadinya

    kesalahan penentuan keluarga miskin antara lain akibat kesalahan pada saat proses pendataan, dan perhitungan pada saat

    pendataan.

    Subjek penelitian ini adalah membuat program aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan penentuan keluarga miskin di desa Tuntang menggunakan fuzzy query pada database model tahani yang didasarkan pada beberapa parameter,

    yaitu: pendapatan rata-rata anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, kondisi rumah, nilai barang selain tanah, utilitas

    rumah tangga, akses pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan, jumlah anak tingkat tolong menolong, tingkat kesulitan untuk

    membeli beras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Fuzzy Query Database model Tahani dapat digunakan untuk

    penetuan keluarga Miskin.

    Kata Kunci: Penentuan Keluarga Miskin, Decision Support System, Fuzzy Query database Model Tahani

    A. PENDAHULUAN Berbagai program dari bantuan Pemerintah

    dalam upaya penanggulangan kemiskinan

    memang telah banyak, tetapi berbagai bantuan yang sampai di tangan rakyat tidak sesuai

    dengan yang diharapkan serta banyaknya

    parameter/indikator kemiskinan mengakibatkan kurang efektifnya program penanganan

    kemiskinan. Hal ini juga menjadi masalah bagi

    Pemerintah berkaitan dengan penentuan

    keluarga miskin yang belum optimal yaitu banyak terjadi komplain dari pihak masyarakat

    karena keputusan dari pemerintah yang

    menangani masalah penentuan keluarga miskin dalam pemberian bantuan kemiskinan masih

    belum sesuai dengan realita yang ada. Hasil

    analisa terhadap data keluarga miskin setelah verifikasi ulang yang dilakukan Dinas Sosial

    menunjukkan bahwa penyebab terjadinya

    kesalahan penentuan keluarga miskin antara lain akibat kesalahan pada saat proses pendataan, dan

    perhitungan pada saat pendataan.

    Pengelolaan data kemiskinan yang belum

    terakumulasi menggunakan database secara optimal juga menyebabkan kesulitan dalam

    pemrosesan data. Sistem database yang ada

    sampai sekarang ini, hanya mampu menangani data yang bersifat pasti (crips). Begitu pula pada

    query yang menggunakan bahasa Structure

    Query Languange (SQL), definisi yang

    diberikan hanya mampu menangani kondisi yang sifatnya juga pasti. Sedangkan dalam

  • Decision Support System untuk Menentukan Keluarga Miskin Menggunakan Fuzzy Query Database Model Tahani

    (Ahmad Zainudin)

    45

    kondisi nyata kehidupan sehari-hari, seringkali

    seseorang harus berhadapan dengan kondisi yang memiliki nilai yang samar, tidak pasti, atau

    ambigu. Pada kondisi yang samar berarti tidak

    terdapat suatu kondisi dimana terjadi ketidakjelasan dari beberapa alternatif yang

    harus diterima. Bahasa Structure Query

    Languange (SQL) tidak mampu memenuhi

    kebutuhan untuk seleksi data berdasarkan ekspresi linguistik dan derajat kebenaran (Gupta,

    2011). Dalam prakteknya, sistem informasi

    didasarkan pada koleksi data yang sangat besar biasanya disimpan dalam database relasional.

    Berdasarkan kriteria-kriteria yang ada

    nantinya aplikasi akan menganalisa data dengan menggunakan logika fuzzy. Dengan

    memanfaatkan logika Fuzzy, manipulasi data

    dapat diantisipasi dalam basis data yang

    mengandung ketidakpastian, baik dari sisi data maupun query-nya. Fuzzy Query tidak hanya

    sebagai alat query, akan tetapi dapat

    meningkatkan makna query dan dapat menampilkan informasi lebih dari hasil query

    tersebut (Hudec, 2009).

    Seiring kemajuan dunia teknologi informasi,

    yang meliputi perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak, ternyata membawa dampak

    yang multi kompleks dalam berbagai segi

    kehidupan manusia, salah satu diantaranya adalah munculnya model pengambilan

    keputusan yang dikenal dengan Decision

    Support System (DSS), dengan DSS para pengambil keputusan dalam menentukan

    kebijakannya dapat merekomendasikan dalam

    menentukan warga miskin sehingga berhak

    menerima bantuan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

    dalam penetuan keluarga miskin pada penelitian

    sebelumnya menggunakan parameter data pasti (crisp), dan masih terdapat beberapa faktor

    terkait yang dapat mempengaruhi dalam

    menentukan keluarga miskin, sehingga diperlukan pengukuran terhadap parameter yang

    terkait.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk

    membangun sistem rekomendasi otomatis untuk membantu dalam menentukan keluarga miskin

    sesuai dengan parameter yang sudah ditentukan

    dan menggunakan Fuzzy Database model Tahani.

    B. DASAR TEORI 1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan

    Konsep sistem pendukung keputusan

    diperkenalkan pertama kali oleh Michael S.

    Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System

    (Sprague,1982). SPK dirancang untuk

    mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi

    masalah, memilih data yang relevan, dan

    menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan,

    sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.

    Pengembanag DSS berawal pada akhir

    tahun 1960-an dengan adanya pengguna komputer secara time-sharing (berdasarkan

    pembagian waktu). Pada mulanya seseorang

    dapatberinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi.

    Time-sharingmembuka peluang baru dalam

    penggunaan komputer.Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony

    Gorry dan Michael S. ScottMorton yang

    keduanya profesor MIT, bersama-sama

    menulis artikel dalam jurnal yangberjudul A Framework for Management Information System mereka merasakanperlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi komputer terhadap pembuatankeputusan

    manajemen.

    Gorry dan Scott Morton mendasarkan

    kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurutSimon dan tingkat manajemen dari

    Robert N. Anthony. Anthony menggunakan

    istilahStrategic palnning, managemen control dan operational control

    (perencanaan strategis,control manajemen,

    dan control manajemen).

    Usaha berikutnya dalam mendefinisikan

    konsep DSS dilakuikan oleh Steven L.

    Alter.Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan

    padawaktu itu, studi tersebut memberikan

    pengetahuan dalam mengidentifikasi enam

    jenisDSS, yaitu :

  • Vol. 6 No.2 EBISNIS, Juni 2013

    46

    a. Retrive information element (memanggil eleman informasi)

    b. Analyze entries files (menganali semua file)

    c. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)

    d. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)

    e. Propose decision (menawarkan keputusan ) f. Make decisions (membuat keputusan)

    Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :

    a. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah

    semi terstruktur. b. Mendukung keputusan manajer, dan

    bukannya mengubah atau

    menggantikeputusan tersebut. c. Meningkatkan efektivitas menajer dalam

    pembuatan keputusan, dan

    bukannyapeningkatan efisiensi Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip

    dasar dari konsep DSS, yaitu struktur

    masalah,dukungan keputusan, dan efektivitas

    keputusan. DSS sebagai sebuah sistem yang

    memberikan dukungan kepada seorang

    manajer, ataukepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai tim

    pemecahmasalah, dalam memecahkan masalah

    semi terstrukitur dengan memberikan informasiatau saran mengenai keputusan

    tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh

    laporanberkala, laporan khusus, maupun output

    dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan

    saran dalam tingkat yang bervariasi

    2. Pengertian Fuzzy Logic Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Prof. Lotfi

    Zadeh pada tahun 1965. Merupakan metode

    yang mempunyai kemampuan untuk memproses variabel yang bersifat kabur atau

    yang tidak dapat dideskripsikan secara

    eksak/pasti seperti misalnya tinggi, lambat, bising. Dalam fuzzy logic variabel yang

    bersifat kabur tersebut direpresentasikan

    sebagai sebuah himpunan yang anggotanya

    adalah suatu nilai crisp dan derajat

    keanggotaannya (membershipfunction) dalam himpunan tersebut (DinKeSos, 2009).

    Proses-proses dalam fuzzylogic adalah

    fuzzifikasi, penalaran (reasoning), dan defuzzifikasi:

    a. Fuzzifikasi: merupakan proses untuk mendapatkan derajat keanggotaan dari

    sebuah nilai numerik masukan (crisp) b. Penalaran: proses untuk mendapatkan aksi

    keluaran dari suatu kondisi input dengan

    mengikuti aturan-aturan (IF-THEN Rules) yang telah ditetapkan yang disebut sebagai

    inference/reasoning.

    c. Defuzzifikasi: proses untuk merubah hasil penalaran yang berupa derajat keanggotaan keluaran menjadi variabel numerik

    kembali.

    Fuzzy Logic (Logika Fuzzy) atau biasa juga disebut dengan Logika Samar merupakan

    suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu

    ruang input ke dalam suatu ruang output didasari oleh konsep himpunan fuzzy.

    Gambar 3.Pemetaan input-outpu

    Gambar 1. Konsep himpunan fuzzy

    Diantarainput dan output terdapat

    blackbox. Di dalam blackbox terdapat proses yang tidak diketahui, bisa didekati dengan

    pendekatan sistem linear, ekonometri,

    interpolasi, sistem pakar atau logika fuzzy, dan lain-lain. Namun, seperti yang diungkapkan

    Lotfi Zadeh: Dalam hampir setiap kasus, cara fuzzy lebih cepat dan lebih murah.

    Logika fuzzy sebagai komponen utama pembangun softcomputing, terbukti telah

    memiliki kinerja yang sangat baik untuk

    menyelesaikan masalah-masalah yang mengandung ketidakpastian. Implementasinya

    luas, baik di bidang engineering, psikologi,

    social, dan juga bidang ekonomi.

    Input 1

    Input 2 Black Box

    Output

  • Decision Support System untuk Menentukan Keluarga Miskin Menggunakan Fuzzy Query Database Model Tahani

    (Ahmad Zainudin)

    47

    3. Alasan menggunakan logika fuzzy Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy:

    a. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan

    mudah dimengerti.

    b. Logika fuzzy sangat fleksibel. c. Logika fuzzy punya toleransi terhadap data

    yang tidak tepat.

    d. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non linier yang sangat kompleks.

    e. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman

    para pakar secara langsung tanpa harus

    melalui proses pelatihan. f. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan

    teknik-teknik kendali secara konvensional.

    g. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

    4. Himpunan fuzzy Tahun 1965, Profesor L.A. Zadeh

    memperkenalkan teori himpunan fuzzy, yang

    secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa

    tidak hanya teori probabilitas saja yang dapat merepresentasikan ketidakpastian. Teori

    himpunan fuzzy adalah merupakan perluasan

    dari teori logika Boolean yang menyatakan tingkat angka 1 atau 0 atau pernyataan benar

    atau salah, sedang pada teori logika fuzzy

    terdapat tingkat nilai, yaitu : a. Satu (1), yang berarti bahwa suatu item

    menjadi anggota dalam suatu himpunan,

    atau

    b. Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu

    himpunan.

    C. METODOLOGI

    Penelitian yang dilaksanakan adalah jenis

    penelitian eksperimen, yaitu melakukan pengujian

    tingkat akurasi Fuzzy Query dalam menentukan keluarga miskin di Desa Tuntang kecamatan

    Tuntang Kabupaten Semarang.

    Metode Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder:

    a. Data primer adalah berupa data yang diperoleh dari data BPS kecamatan Tuntang. Data primer ini meliputi informasi mengenai pendapatan

    anggota keluarga, jumlah anggota keluarga,

    Kondisi rumah, Nilai barang selain tanah,

    perlengkapan Utilitas Rumah, akses pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan, jumlah anak

    tingkat tolong menolong, tingkat kesulitan

    untuk membeli beras. b. Data sekunder adalah data yang bersifat

    pendukung data dalam menentukan keluarga

    Miskin di kecamatan Tuntang, yang diperoleh secara tidak langsung bersumber dari

    dokumentasi, literatur, buku, jurnal dan

    informasi lainnnya yang ada hubungannya

    dengan masalah yang diteliti.

    Pengolahan Data Awal

    Data diperoleh dari BPS kecamatan Tuntang, berdasarkan data warga yang di desa Tuntang tahun

    2012 ada 1434 kepala keluarga dan data yang

    digunakan sebagai sampling sebanyak 20% yaitu 287 kepala keluarga. Untuk mendekati angka

    tersebut maka penulis mengambil data warga yang

    di RW.02 Dusun Gading yang jumlah kepala

    keluarganya berjumlah 288 kepala keluarga.

  • Vol. 6 No.2 EBISNIS, Juni 2013

    48

    Tabel 1. Parameter Keluarga Miskin

    No Aspek Parameter Bobot Jawab

    1 Pendapatan

    dan Asset

    1. Pendapatan rata-rata anggota keluarga setiap bulan kurang dari Rp. 150.000,-

    2. Keluarga tidak memiliki barang selain tanah yang bernilai lebih dari Rp. 500.000,-

    3. Jenis alat penerangan yang digunakan bukan listrik atau listrik tetapi bukan milik sendiri.

    13

    7

    5

    Ya/Tidak

    Ya/Tidak

    Ya/Tidak

    2 Pangan 1. Keluarga tidak mampu memberi makan Anggota keluarga 3 kali setiap hari.

    2. Keluarga tidak mampu membeli dan menyediakan lauk daging/telur/ayam atau susu 1 kali dalam

    semingu

    12

    8

    Ya/Tidak

    Ya/Tidak

    3 Sandang Keluarga hanya bisa membelikan pakaian baru bagi

    Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun.

    5 Ya/Tidak

    4 Papan 1. Jenis bahan lantai bidang terluas dari tempat tinggal berupa tanah/bambu/kayu kualitas rendah.

    2. Jenis bahan dinding bidang terluas dari tempat

    tinggal berupa bambu kayu / bahan lain

    berkualitas rendah / tembok tanpa plester atau

    diplester kualitas rendah.

    6

    4

    Ya/Tidak

    Ya/Tidak

    5 Kesehatan 1. Keluarga tidak mampu mengobatkan anggota

    keluarga yang sakit.

    2. Sumber air minum yang digunakan berasal dari

    sumber air tidak terlindung.

    3. Kebiasaan membuang air besar di sungai/MCK

    Umum/ Milik tetangga.

    10

    5

    5

    Ya/Tidak

    Ya/Tidak

    Ya/Tidak

    6 Pendidikan Pendidikan Kepala Keluarga maksimal hanya lulus

    SD.

    10 Ya/Tidak

    7 Sosial Keluarga tidak mengikuti aktifitas kegiatan lingkungan sama sekali.

    10 Ya/Tidak

    TOTOL BOBOT 100

    Berdasarkan parameter kemiskinan dan

    hasil survei data kemiskinan yang telah

    dilakukan maka bobot nilai yang diperoleh dikelompokkan sebagai berikut :

    a. Tidak Miskin (TM) = 30;

    b. Hampir Miskin (HM) = 45; c. Miskin (M) = 50;

    d. Fakir Miskin (FM) = 75;

    Metode Pengukuran

    Akurasi penerapan Fuzzy Query dalam

    menentukan pelabelan keluarga miskin di desa

    Tuntang kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan cara:

    a. Hasil penentuan keluarga miskin menggunakan Fuzzy Query akan dibandingkan dengan hasil penentuan

    keluarga miskin yang telah dilakukan oleh

    BPS secara manual.

    b. Jika hasil yang ditentukan oleh BPS sama dengan hasil menggunakan Fuzzy Query,

    maka Fuzzy Query dinyatakan Akurat.

    c. Jika hasil yang ditentukan oleh BPS tidak sama dengan hasil menggunakan Fuzzy

    menggunakan Fuzzy Query, maka Fuzzy

    Query dinyatakan Tidak Akurat. d. Selanjutnya dihitung persentase tingkat

    akurasi Fuzzy Query dengan:

    % Akurasi = (Jumlah Data Akurat/Total

    Sampel)*100

    D. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pengujian sistem merupakan tahapan

    penting dalam rekayasa perangkat lunak karena

  • Decision Support System untuk Menentukan Keluarga Miskin Menggunakan Fuzzy Query Database Model Tahani

    (Ahmad Zainudin)

    49

    dengan adanya pengujian dapat diketahui

    kesalahan yang mungkin terjadi sebelum sistem digunakan oleh user. Tahap pengujian yang

    dilakukan terdiri dari pengujian internal dan

    pengujian external. Pada tahap pengujian internal menggunakan teknik pengujian white

    box dan black box, dan pengujian external yaitu

    kepada calon konsumen pemilihan property. Parameter untuk fuzzification input dan output

    adalah sebagai berikut :

    1. Pendapatan setiap bulan, mempunyai nilai

    linguistik (rendah, sedang, tinggi)

    2. Jumlah anggota keluarga, mempunyai nilai

    linguistik (sedikit, sedang, banyak)

    3. Kondisi Rumah mempunyai nilai dengan

    linguistik (jelek, sedang, Baik )

    4. Memiliki nilai barang selain tanah dan

    tanah, mempunyai nilai dengan linguistik

    (rendah, sedang, tinggi)

    5. Apakah rumahtangga anda memiliki

    Kelengkapan Utilitas Rumah yaitu Air

    Bersih, MCK, Listrik, mempunyai nilai

    linguistik (sedikit, sedang, banyak)

    6. Apakah rumahtangga anda selulu

    mendapatkan pelayanan kesehatan ketika

    ada anggota rumahtangga ada yang sakit,

    mempunyai nilai linguistik (tidak

    mendapat, kadang-kadang, ya selalu dapat)

    7. Tingkat Pendidikan tertinggi dari anggota

    keluarga termasuk kepala keluarga,

    mempunyai nilai linguistik (rendah,

    sedang, tinggi)

    8. Apakah ada anak usia sekolah dirumah

    anda yang bersekolah (anak yang dibiayai

    oleh rumah tangga anda), mempunyai nilai

    linguistik (sedikit, sedang, banyak)

    9. Bagaimana tingkat tolong menolong (baik

    sumbangan tenaga maupun uang) antar

    masyarakat di kampung ini? mempunyai

    nilai linguistik (rendah, sedang, tinggi)

    10. Apakah tingkat kesulitan rumahtangga

    untuk membeli beras, mempunyai nilai

    linguistik (sulit, sedang dan mudah)

    Proses Fuzzifikasi secara lebih detail dapat

    diuraikan sebagai berikut :

    Pendapatan per bulan

    Tabel 2. Nilai linguistik Pendapatan Perbulan

    Nilai Linguistik Interval (Rp)

    Rendah X 750.000,-

    Sedang 750.000,- < X 1.500.000,-

    Tinggi X> 1.500.000,-

    Gambar 2. Fungsi Keanggotaann Pendapatan perbulan

    Rendah Sedang Tinggi

    1500000 0

    1

    750000 1 125000

    [x]

  • Vol. 6 No.2 EBISNIS, Juni 2013

    50

    Ekspresi untuk fungsi keanggotaan fuzzy Pendapatan perbulan

    1 ; x 750000

    Rendah [x] = 1125000 1125000 750000

    ; 750000 < x < 1125000

    0 ; x 1125000

    0 ; x 750000 atau x 1500000

    Sedang [x] = 7500001125000 750000

    ; 750000 < x 1125000

    1500000 1500000 1125000

    ; 1125000< x < 1500000

    0 ; x 1125000 Tinggi [x] = 1125000

    1500000 1125000 ; 1125000 < x < 1500000

    1 ; x 1500000

    Tabel 3. Tabel perhitungan Derajat Penghasilan dan Jml Anggota Keluarga

    No No_KTP Derajat Kenggotaan Penghasilan

    Derajat Keanggotaan Anggota Keluarga

    Rendah Sedang Tinggi Sedikit Sedang Banyak

    1 3322060403470001 0,00 0,00 1,00 0,00 1,00 0,00

    2 3322062507800003 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00

    3 3322060606500001 1,00 0,00 0,00 0,50 0,50 0,00

    4 3322061005650001 1,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00

    5 3322060901610001 1,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00

    6 3322060706660001 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00

    7 3322062312670001 0,07 0,93 0,00 0,00 1,00 0,00

    8 3322062811700001 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 1,00

    9 3322061809720001 1,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00

    10 3322061411740001 0,00 0,00 1,00 0,50 0,50 0,00

    ... ................. ....... ....... ....... ....... ....... .......

    288 3322063112310001 1,00 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00

    Tabel 4. Tabel bandingan Fakir Miskin sebelum dan sesudah menggunakan fuzzy database

    No Domain Himpunan Sebelum Sesudah

    1 Fakir Miskin 53 58

    2 Miskin 73 73

    3 Hampir Miskin 80 83

    4 Tidak Miskin 82 74

  • Decision Support System untuk Menentukan Keluarga Miskin Menggunakan Fuzzy Query Database

    Model Tahani

    (Ahmad Zainudin)

    51

    Dari data di atas diperoleh hasil pengujian menggunakan t-test sampel

    berpasangan (paired sample) sebagai berikut :

    Tabel 5. Hasil t-test

    Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai mean dari

    data sebelum (Pre-Test) dan sesudah (Post-Test)

    menggunakan fuzzy query adalah 72, dan

    korelasi antara dua variabel adalah sebesar 0,911

    dengan sig sebesar 0,089. Hal ini menunjukkan

    bahwa korelasi antara duanya adalah kuat dan

    signifikan.

    Tabel 6. Hasil t-test

    Nilai t hitung adalah sebesar 0 dengan sig 1,00.

    Karena sig > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

    aplikasi DSS untuk menentukan Keluarga Miskin

    menggunakan fuzzy database model tahani dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam penentuan

    Keluarga miskin.

    Apabila tabel hasil sebelum dan sesudah

    menggunakan fuzzy query digambarkan menjadi grafik, akan tampak seperti pada gambar berikut

    ini :

  • Vol. 6 No.2 EBISNIS, Juni 2013

    52

    Gambar 3. Grafik Pre-Test dan Post-Test

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Fakir Miskin Miskin Hampir Miskin

    Tidak Miskin

    Pre-Test

    Post-Test

  • Decision Support System untuk Menentukan Keluarga Miskin Menggunakan Fuzzy Query Database Model Tahani

    (Ahmad Zainudin)

    53

    E. KESIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Dari hasil penelitian yang dilakukan mulai

    dari tahap awal hingga pengujian dapat menghasilkan analisa dan informasi yang akurat

    sehingga penerapan sistem pendukung

    keputusan untuk menentukan Keluarga Miskin menggunakan fuzzy query model Tahani dapat

    digunakan sebagai rekomendasi dalam

    penentuan Keluarga miskin.

    Saran

    Berdasarkan hasil penelitian, penerapan

    sistem ini dapat membawa efek positif dalam proses penentuan seleksi Keluarga Miskin,

    namun terdapat beberapa hal yang perlu penulis

    sarankan bagi pengembangan sistem ini antara lain:

    1. Perlu menambahkan lebih banyak sampel data sehingga kehandalan sistem yang digunakan lebih teruji.

    2. Penentuan Keluarga Miskin dengan model algoritma yang lain perlu juga diterapkan

    untuk menambah kehandalan sistem diwaktu yang akan datang.

    F. DAFTAR PUSTAKA

    BPS, Profil Kemiskinan Di Indonesia Maret

    2010, No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010

    Sajogyo, 1980. Garis Kemiskinan dan

    Kebutuhan Minimum Pangan. LPSP-

    IPB. Bogor. DinKeSos, 2009, Laporan Data KeluargaMiskin,

    DinasKementrianSososial. Gupta, P. (Oktober,2011). Fuzzy Querying In

    Traditional Database. International Journal

    of Artificial Intelligence and Knowledge Discovery Vol.1, Issue 4

    Hudec, M. (Desember, 2009). An Approach to

    Fuzzy Database Querying, Analysis and

    Realisation. ComSIS Vol. 6, No. 2

    Irma Irandha P.W.2008, Analisa Keluarga

    Miskin dengan metode Fuzzy C-Means

    Clustering. Politeknik Elektro Negeri

    Surabaya. Hari Purnomo Sri Kusumadewi, Aplikasi Logika

    Fuzzy. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

    Miroslav Hudec, "An Approach to Fuzzy Database

    Querying, Analysis anad Realisation," Comsis, vol. VI, no. 2, pp. 127 - 140,

    December 2009.

    Turban, E., dkk., 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems. Yogyakarta: Andi

    Kusumadewi, S., dkk. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy

    untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta:

    Graha Ilmu Klir GJ, Bo Y. 1995. Fuzzy Sets and Fuzzy Logic:

    Theory and Applications. New York:

    Prentice Hall, Englewood Cliffs. 1995. Amalia, L., Fananie, Z.B. dan Utama, D.N. 2010.

    Model fuzzy Tahani untuk pemodelan sistem

    pendukung keputusan. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi,

    Yogyakarta

    Akhmad Fauzi Hasibuan. 2010. Penggunaan Fuzzy

    Database Dalam Rekomendasi Pembelian Perumahan Berbasis Sistem Pendukung

    Keputusan. Departemen Matematika

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

    Dewi Novia Nursa. 2010. Implementasi Pangkalan

    Data Fuzzy model Tahani Pada

    Perekomendasian Pembelian Mobil. Skripsi Program Studi S1 Ilmu Komputer

    Departemen Ilmu Komputer Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

    Kusumadewi, S. 2007. Sistem Fuzzy Untuk

    Klasifikasi Indikator Kesehatan Daerah. Seminar TEKNOIN 2007.

    Drs. Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa

    Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern

    English Press, 1991, hal. 986. Bupati, 2009, Rencana Aksi Daerah Penanggulangan

    Kemiskinan Dan Pengangguran, Keputusan

    Bupati Kabupaten Semarang Nomor 464/KEP/2009, Kabupaten Semarang.

    Ginanjar Kartasasmita, Strategi Nasional

    Penanggulangan Kemiskinan dalam PJP II Melalui Inpres Desa Tertinggal, 1994,

    5Sundani, D. 2008. Perangkat Lunak SPSS

    Sebagai Alat Untuk Analisa Hubungan

    Kinerja Dosen Dengan Keberhasilan Belajar. Jurnal Informatika Komputer. No 3.

    Volume 13.

    Nikravesh, M. & Azvine, B. (2002). Fuzzy Queries, Search, And Decision Support System. Soft

    Computing Vol. 6, pp. 37339

  • Vol. 6 No.2 EBISNIS, Juni 2013

    54

    Rini, F. (Mei, 2008). Klasifikasi Kelulusan

    Mahasiswa STIMIK NURDIN HAMZAH Menggunakan Fuzzy Database, Jurnal

    MEDIA SISFO Vol. 2, No. 2, pp. 13-21

    Miroslav Hudec, "An Approach to Fuzzy Database Querying, Analysis anad Realisation,"

    Comsis, vol. VI, no. 2, pp. 127 - 140,

    December 2009.

    Julius Hermawan, Membangun Decision Support System. ogyakarta: Andi, 2005.