25’54’’ sampai 32’43’’ Bujur Timur serta diantara 1 31’05 ......Keluarga Berencana dan...
Transcript of 25’54’’ sampai 32’43’’ Bujur Timur serta diantara 1 31’05 ......Keluarga Berencana dan...
1
Kabupaten kutai barat dengan ibukota sendawar merupakan pemekaran dari
wilayah kabupaten kutai kartanegara yang telah ditetapkan berdasarkan uu nomor 47 tahun
1999. Dengan luas sekitar 31.628,70 km2 atau kurang lebih 15 persen dari luas Provinsi
Kalimantan Timur. Secara geografis Kabupaten Kutai Barat terletak antara 115o25’54’’ sampai
dengan 116 o32’43’’ Bujur Timur serta diantara 1 o31’05’’ Lintang Utara dan 1 o09’33’’ Lintang
Selatan.
Namun pada tahun 2013 terjadi pemekaran yang menyebabkan luas wilayah,
jumlah kecamatan dan jumlah kampung berubah. Berdasarkan uu no. 2 tahun 2013 Kabupaten
Kutai Barat dimekarkan menjadi Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu. Luas
Wilayah Kabupaten Kutai Barat yang terdiri dari 16 kecamatan yaitu 20.381,59 km2 dan
kabupaten mahakam ulu dengan 5 kecamatan 15.315 KM2. Adapun wilayah berbatasan dengan
Kabupaten Kutai Barat adalah Kabupaten Mahakam Ulu di sebelah utara, Kabupaten Kutai
Kartanegara di sebelah timur, Kabupaten Paser Penajam Utara disebelah selatan dan untuk
sebelah barat dengan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Kabupaten terbagi menjadi 16 kecamatan dan 194 kampung. Kekenam belas
kecamatan tersebut adalah kecamatan bongan, kecamatan jempang, kecamatan
penyinggahan, kecamatan muara pahu, kecamatan muara lawa, kecamatan damai, kecamatan
barong tongkok, kecamatan melak, kecamatan long iram, kecamatan bentian besar, kecamatan
linggang bigung, kecamatan nyuatan, kecamatan siluq ngurai, kecamatan manor bulatn,
kecamatan sekolaq darat dan kecamatan tering.
Daerah kabupaten kutai barat didominasi topografi bergelombang, dari kemiringan
landai sampai curam dengan ketinggian berkisar antara 0 – 1500 meter diatas permukaan laut
dengan kemiringan antara 0 – 60 persen. Daerah dataran rendah pada umumnya dijumpai
dikawasan danau dan kawasan danau dan kawasan sepanjang sungai (DAS). Sedangkan daerah
perbukitan dan pegunungan memiliki ketinggian rata rata lebih dari 1.000 meter di atas
permukaan laut dengan kemiringan 30 persen terdapat di bagian barat laut yang berbatasan
langsung dengan wilayah Malaysia.
2
Tabel 1.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kutai Barat 2016
Kecamatan Luas
(Km2)
Presentase (%)
Bongan 2.305,31 11,31
Jempang 744,47 3,65
Penyinggahan 192,08 0,94
Muara Pahu 1.110,64 5,45
Muara Lawa 436,54 2,14
Damai 2.025,53 9,94
Barong Tongkok 430,58 2,11
Melak 179,11 0,88
Long Iram 1.657,95 8,13
Bentian Besar 1.287,86 6,32
Linggang Bigung 5.718,07 28,06
Siluq Ngurai 1.629,10 7,99
Nyuatan 1.312,62 6,44
Sekolaq Darat 48,94 0,24
M. Manaar Bulatn 960,57 4,71
Tering 342,22 1,68
Kutai Barat 20.381,59 100,00
Sumber : Badan Perencanaan Dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kutai Barat
3
Berdasarkanjargon "Buanglah Sampah di Tempatnya"? Jargon kebersihan ini
semakin populer dari tahun ke tahun berlalu. Dimanakah tempatnya? Bila surveinya diadakan
di masyarakat, maka tentu saja akan banyak yang menjawab TPS dan TPA. Dari Sisi Pengelolaan
sampah Perkotaan ( pengelolaan sampah perkotaan ) tentu Penyanyi Hal Yang
menggembirakan bahwa 'masyarakat mengetahui alur Pengolahan Sampah Adalah Dari
sumbernya (rumah tangga, kantor, Tempat publik, dsb) Ke TPS Dan Berakhir di TPA.
Singkatan TPS dan TPA muncul dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33
Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah dan beberapa peraturan menteri
lingkungan hidup dan menteri pekerjaan umum yang merupakan peraturan pelaksana dari
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. TPS adalah singkatan
dari Tempat Penampungan Sementara itu adalah tempat sebelum sampah diangkut ketempat
pendauran ulang, pengolahan, dan / atau tempat pengolahan sampah terpadu.
Sementara TPA adalah singkatan dari Tempat Pemrosesan Akhir adalah tempat untuk
memroses dan memulihkan sampah ke media. Mempersepsikan TPS dan TPA sebagaiTempat
Pembuangan Sampah mengandung bahaya dalam hal pengelolaan sampah kota yang dikelola:
Wargakota mengumpulkan semua jenis sampah yang dihasilkannya ke TPS. Hal ini akan
berakibat pada meningkatnya volume sampah dan beban kerja petugas pengangkut sampah,
dikeluarkan pada kota yang memiliki personil, alat angkut dan biaya operasional sampah yang
terbatas.
Tabel 2.1 VolumeSampahPengangkutandanPersampahan 2017 s/d 2019
NO TAHUN
JUMLAH VOLUME SAMPAH (KG) TOTAL
VOLUME SAMPAH
(KG)
BULAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
1 2017 105.970 481.230 565.540 528.410 488.850 581.090 533.620 644.840 436.140 562.370 562.330 544.810 5.999.200
2 2018 551.470 557.810 717.790 639.210 689.125 677.350 758.510 707.420 656.720 847.660 796.560 799.790 8.399.415
3 2019 1.196.470 899.700 958.250 854.470 927.220 813.800 - - - - - - 5.649.910*
Sumber : DinasPerumahan, KawasanPermukiman Dan PertanahanKutai Barat * Tahun 2019 AngkaSementara (Januari – Juni)
4
Tabel. 2.2. Statistik Deskriptif
Descriptives
Tahun Statistic Std. Error
perKG
2017
Mean 502933.33 39242.954
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 416560.17
Upper Bound 589306.49
5% Trimmed Mean 517103.15
Median 539215.00
Variance 18480112933.33
3
Std. Deviation 135941.579
Minimum 105970
Maximum 644840
Range 538870
Interquartile Range 81613
Skewness -2.551 .637
Kurtosis 7.658 1.232
2018
Mean 699951.25 26594.502
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 641417.15
Upper Bound 758485.35
5% Trimmed Mean 699994.17
Median 698272.50
Variance 8487210273.295
Std. Deviation 92126.056
Minimum 551470
Maximum 847660
Range 296190
Interquartile Range 143460
Skewness -.159 .637
Kurtosis -.564 1.232
2019
Mean 941651.67 55112.852
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 799979.57
Upper Bound 1083323.76
5% Trimmed Mean 934597.96
Median 913460.00
Variance 18224558936.66
7
Std. Deviation 134998.366
Minimum 813800
Maximum 1196470
Range 382670
Interquartile Range 173503
Skewness 1.673 .845
Kurtosis 3.328 1.741
5
Gambar 1. grafik Volume SampahPengangkutandanPersampahan 2017 s/d 2019
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat volume sampah pada tahun 2019 meningkat
disbanding tahun sebelumnya. Rata-rata sampah 2017 ialah 502933 ton kemudiantahun 2018
rata-rata sebanyak 699951 ton dan terakhir tahun 2019 rata-rata sebanyak 941651 ton.
Tabel 2.4. PresentasePenangananSamapahTahun 2017 s/d 2019
NO URAIAN 2017 2018 2019
JANUARI - DESEMBER JANUARI - DESEMBER JANUARI - JUNI
1 Jumlah TPS (Unit) 1 1 1
2 Volume Produksi Sampah (TON) 7.393 10.035 6.962
3 Volume Sampah Yang Ditangani (TON) 5.999 8.399 5.649
Presentase (%) 81% 83% 81%
Sumber : Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kutai Barat
Tabel 2.3. TempatPembuanganSampah (TPS) per-Kecamatan 2017 s/d 2019
NO URAIAN 2017 2018 2019
JANUARI - DESEMBER JANUARI - DESEMBER JANUARI - JUNI
1 Jumlah TPS (Unit) - 15 56
2 Jumlah DayaTampung TPS (mᶟ) - 158,81 444
3 JumlahKecamatan 4 4 4
Sumber : DinasPerumahan, KawasanPermukiman Dan PertanahanKutai Barat
6
Pemerintah Indonesia telah mengajukan kebijakan peraturan perlindungan perempuan
dan anak sebagai prioritas nasional. Peraturan dimaksud untuk mengatasi kekerasan terhadap
perempuan (KTP) di Indonesia. Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Pemberantasan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan. SPM merupakan instrumen penting untuk memastikan penghormatan dan
pemenuhan hak-hak perempuan korban kekerasan. Standar tersebut adalah ukuran standar
pelayanan minimum kepada perempuan korban kekerasan, terutama di bidang pengaduan dan
laporan, kesehatan, bantuan dan penegakan hukum, rehabilitasi sosial, pemulangan dan
reintegrasi sosial. Keputusan Menteri tersebut mengamanatkan pembentukkan Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT) di tingkat provinsi dan kabupaten serta unit ini terdiri dari pemerintah
dan masyarakat sipil.
Tabel 3.1 Jumlah laporan pengaduan Perempuan & Anak Korban Kekerasan
NO URAIAN 2017 2018 SATUAN
1 Laporan Pengaduan Perempuan Korban Kekerasan**
1 8 org
Laporan Pengaduan Perempuan Korban Kekerasan Ditindak Lanjuti 1 8 org
Laporan Pengaduan Perempuan Korban Kekerasan Belum Ditindak Lanjuti - - org
2 Laporan Pengaduan Anak Korban Kekerasan** 6 12 org
Laporan Pengaduan Anak Korban Kekerasan Ditindak Lanjuti 6 12 org
Laporan Pengaduan Anak Korban Kekerasan Belum Ditindak Lanjuti - - org
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kutai Barat
7
Berdasarkan tabel 3.1 Jumlah laporan pengaduan Perempuan & Anak Korban
Kekerasan dapat dilihat Laporan Pengaduan Perempuan dan anak korban kekerasan yang ada
di Kabupaten Kutai Barat seluruhnya dapat ditindak lanjuti oleh Pemerintah.
Tabel 3.2. Jumlah Laporan Kepala Keluarga Perempuan
URAIAN 2017 2018 SATUAN
Jumlah Kepala Keluarga Perempuan 2.771 5.582 KK
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kutai Barat
Jumlah akseptor KB untuk menekan laju pertumbuhan penduduk salah satu caranya
adalah melalui program KB. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dicanangkan untuk
mengetahui tingkat Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap KB. Besarnya angka
partisipasi KB (akseptor) menunjukkan adanya pengendalian jumlah penduduk. Rasio akseptor
KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1 (satu) tahun per 1000 pasangan usia subur pada
tahun yang sama.Besarnya angka partisipasi KB (akseptor) menunjukkan adanya pengendalian
jumlah penduduk. Dari tabel diatas dapat dilihat tahun 2017 Jumlah Akseptor yang digunakan
sebanyak 13.067 PUS dan Kepala Keluarga sebanyak 29.042, kemudian tahun 2018 jumlah
akseptor sebanya 8.639 PUS dan Kepala Keluarga sebayak 36,44 KK.
Rata-rata jumlah kepala keluarga perempuan salah satu indicator keberhasilan
keluarga berencana pada tahun 2017 sebanyak 2771 Kepala Keluarga dan tahun 2018
berjumlah 5582 Kepala Keluarga.
Tabel 3.4. Jumlah Akseptor Dan Keluarga
URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018 SATUAN
Jumlah Akseptor 17.252 13.067 8.639 PUS
Jumlah Keluarga 32.438 29.042 36.14 KK
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk,Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kutai Barat
8
Pasar merupakan wadah bagi kegiatan masyarakat dalam melakukan perdagangan
yang bertujuan sebagai pondasi dasar perekonomian suatu wilayah. Akan tetapi pertumbuhan
pasar modern dan sektor digital yang dikelola oleh sektor privat telah mereduksi eksistensi dari
pasar tradisional. Pasar tradisional menjadi wadah bagi petani/nelayan dalam menjual hasil
bumi secara langsung dan biasanya dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta,
BUMN dan BUMD.
Beberapa data pasar yang terdapat di Kutai Barat :
Tabel 4.1. Daftar Nama Pasar Modern Dan Pertokoan
NO NAMA PASAR MODERN &
PERTOKOAN KECAMATAN JENIS
1 B’ ANGEL Barong Tongkok Swalayan
2 UNDI PORE Barong Tongkok Swalayan
3 VISI JAYA Barong Tongkok Mini Market
4 VISI JAYA (2) Barong Tongkok Mini Market
5 DUTA MART Barong Tongkok Mini Market
6 BENING JAYA 999 Barong Tongkok Mini Market
7 SYIFA SAHABAT Melak Mini Market
8 IWAN Melak Mini Market
9 ABADI JAYA Bongan Mini Market
Sumber : Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Barat
9
Tabel 4.2. Jumlah Pasar Kutai Barat Tahun 2017 S/D 2019
NO URAIAN 2017 2018 201
9 SATUAN
1 Jumlah dikelola Pemerintah 67 59 61 Unit
Jumlah Bangunan Permanen 35 30 30 Unit
Jumlah Bangunan Semi
Permanen 9 9 8 Unit
Jumlah Tanpa Banguna/Tenda 23 20 23 Unit
2 Jumlah dikelola Swasta 24 24 20 Unit
Jumlah Bangunan Permanen 8 8 5 Unit
Jumlah Bangunan Semi
Permanen 6 6 5 Unit
Jumlah Tanpa Banguna/Tenda 10 10 10 Unit
3 Jumlah dikelola Masyarakat 0 0 0 Unit
Jumlah Bangunan Permanen 0 0 0 Unit
Jumlah Bangunan Semi
Permanen 0 0 0 Unit
Jumlah Tanpa Banguna/Tenda 0 0 0 Unit
Sumber : Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Barat
berdasarkan data diatas dapat dilihat jumlah pasar rakyat Kabupaten Kutai Barat
dari tiap tahunnya. Jumlah yang dikelola pemerintah pada tahun 2017 sebanyak 67 bangunan,
2018 59 bangunan dan 2019 sebanyak 61 bangunan. Kemudian yang dikelola oleh pihak swasta
dari 2017 hingga 2018 sebanyak 24unit bangunan, pada tahun 2019 hanya berjumlah 20
bangunan.
10
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk
mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya
tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Ketahanan pangan
merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai
pangan penting akibat berbagai faktor seperti kekeringan, gangguan perkapalan,
kelangkaan bahan bakar, ketidakstabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya. Ketersediaan
pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar.
Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk
mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam
memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara proporsional. (Sumber:
Wikipedia/Ketahanan Pangan)
Tabel 5.1. Presentase Ketersediaan Pangan Di Kutai Barat Tahun 2017 s/d 2019
URAIAN 2017 2018 2019
Jumlah Ketersediaan Pangan Utama Pertahun (Kg)
7.455.000 6.329.000 2.985.580
Jumlah Penduduk (jiwa) 147.000 162.000 162.000
Ketersediaan Pangan Utama 50,714% 39,019% 18,406%*
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Barat *Tahun 2019 Angka Sementara (Januari – Juni)
Rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama (beras) di Kabupaten Kutai Barat pada
tahun 2017 50,714%, pada tahun 2018 sebesar 39,019%, dan pada tahun 2019 sebesar
18,406%.
11
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut.
Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga
pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk mengetahui
seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari
persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Latar belakang pendidikan sangat
berkorelasi positif dengan kualitas pendidikan bersamaan dengan faktor lain yang
mempengaruhi. Dapat dilihat dari hasil penelitian berikut :
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)
Definisi : APM adalah perbandingan antara siswa usia sekolah tertentu pada jenjang
pendidikan dengan penduduk usia yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase.
Rumus :
APMj = (Siswa us j : Penduduk us j) x 100
Kriteria : Makin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah yg bersekolah sesuai usia
resmi di jenjang pendidikan tertentu. Nilai idealnya 100%.
Kegunaan : Untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada jenjang yang
sesuai.
Angka Partisipasi Murni (APM) yang merupakan proporsi penduduk pada kelompok umur
jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur
tersebut. Dimana sejak tahun 2007 pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C)
turut diperhitungkan.
APMSD/MI 2017 = (16.725 : 19.761) x 100 = 84,64%
APMSD/MI 2018 = (18.251 : 20.200) x 100 = 90,35%
APMSMP/MTs 2017 = (7.797 : 10.044) x 100 = 77,63%
APMSMP/MTs 2018 = (7.729 : 10.074) x 100 = 76,72%
12
APM SD/MI pada tahun 2017 meningkat ke tahun 2018 dapat dilihat pada tahun 2017
banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada jenjang yang sesuai sebanyak 84,64% dan
ditahun 2018 sebanyak 90,35%. Dan proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang
pendidikan SMP/MTs yang bersekolah pada jenjang yang sesuai pada tahun 2017 sebanyak
77,63% dan menurun ditahun 2018 menjadi 76,72%.
Tabel tersebut menunjukan jumlah angka yang melanjutkan pendidikan ke setiap jenjangnya
dari 2017 hingga 2018 rata-rata 100% yang berarti tidak ada anak yang putus sekolah.
Jumlah ketersediaan gedung sekolah SD/MI di Kutai Barat pada tahun 2017
sebanyak 215 gedung dan bertambah ditahun 2018 menjadi 217 gedung. Kemudian gedung
sekolah SMP/MTs di Kutai Barat dari tahun 2017 hingga 2018 sama berjumlah 68 gedung
Tabel 6.1. perkembangan angka partisipasi murni (APM) di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2017 s/d 2018
NO JENJANG PENDIDIKAN 2017 2018 SATUAN
1 Jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah dijenjang pendidikan Jenjang pendidikan SD/MI
16,725 18,251 Orang
Orang jumlah penduduk kelompok 7-12 tahun 19,761 20,200 Orang
APM SD/MI 84,64 90,35 Persen
2 Jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang bersekolah dijenjang pendidikan Jenjang pendidikan SMP/MTS
7,797 7,729 Orang
Orang jumlah penduduk kelompok 13-15 tahun 10,044 10,074 Orang
APM SMP/MTS 77,63 76,72 Persen
Sumber : Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Kutai Barat
Tabel 6.2. Data Jumlah Angka Melanjutkan Pendidikan
JENJANG PENDIDIKAN 2017 2018 SATUAN
SD/MI ke SMP/MTS 100 100 %
SMP/MTS ke SMA/SMK/MA 100 100 %
Sumber : Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Kutai Barat
13
sekolah. Dengan jumlah penduduk usia 7 hingga 12 tahun pada tahun 2017 sebanyak 19.761
orang, dan pada tahun 2018 sebanyak 20.200 orang. Untuk jumlah penduduk kelompok usia 13
hingga 15 tahun pada tahun 2017 sebanyak 10.044 orang dan meningkat di tahun 2018
sebanyak 10.074 orang.
Tabel 6.3. Ketersediaan Sekolah Dan Penduduk Usia Sekolah Di Kabupaten Kutai Barat
NO JENJANG PENDIDIKAN 2017 2018 SATUAN
1 SD/MI 215 217
Jumlah Gedung Sekolah 215 217 Gedung
Jumlah penduduk kelompok 7-12 tahun
19,761 20,200 Orang
2 SMP/MTS 68 68
Jumlah Gedung Sekolah 68 68 Gedung
Jumlah penduduk kelompok 7-12 tahun
10,044 10,074 Orang
Sumber : Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Kutai Barat
Tabel 6.4. Jumlah Guru dan Murid Kabupaten Kutai Barat
NO JENJANG PENDIDIKAN 2016/2017 2017/2018 2018/2019 SATUAN
1 SD/MI
Jumlah Guru 2.334 2.321 2.080 Orang
Jumlah Murid 19.784 20.856 21.096 Orang
2 SMP/MTS
Jumlah Guru 753 741 722 Orang
Jumlah Murid 8.665 9.351 9.157 Orang
Sumber : Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Kutai Barat
Guru merupakan sosok yang memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran pendidikan di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal, dan
membentuk kepribadian siswa guna menyapkan dan mengembangkan sumber daya manusia.
Jumlah guru dan murid di Kabupaten Kutai Barat dapat dilihat dari grafik tersebut,
jumlah guru SD/MI yang tertinggi pada tahun 2016/2017 sebanyak 2334 orang guru, kemudian
murid SD/MI yang paling banyak pada tahun 2018/2019 dengan total 21.096 orang siswa.
Jumlah guru SMP/MTs pada tahun 2018/2019 menurun menjadi 722 orang guru, dan pada
tahun tersebut total murid sebanyak 9.157 orang siswa/i.
14
Gambar 2. Grafik Jumlah Guru dan Murid Kabupaten Kutai Barat
Tabel 6.5. Jumlah Angka Putus Sekolah Dan Angka Kelulusan
NO JENJANG PENDIDIKAN 2017 2018 SATUAN
1 Angka Putus Sekolah (%) - -
Angka Kelulusan SD/MI (siswa) 3.226 3.051 Siswa
2 Angka Putus Sekolah (%) - -
Angka Kelulusan SMP/MTS (siswa) 2.922 2.954 Siswa
Sumber : Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Kutai Barat
Hasil analisis tidak terdapat angkat putus sekolah dan jumlah angka melanjutkan
pendidikan dari jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTs kemudian melanjutkan pendidikan ke
SMA/MA/SMK dari tahun 2017 hingga 2018 sebanyak 100%.
Gambar 3. Grafik Jumlah Angka Putus Sekolah Dan Angka Kelulusan
15
Grafik tersebut menunjukan angka kelulusan pada tahun 2017 SD/MI
sangat tinggi sebanyak 3.226 orang siswa, dan pada tahun 2018 sebanyak 3.051
siswa. Kemudian bagi sekolah SMP/MTs pada tahun 2017 sebanyak 2.922 siswa lalu
peningkatan terjadi pada tahun 2018 kelulusan mencapai 2.954 orang siswa/i di
Kabupaten Kutai Barat. Kesimpulan dari keseluruhan analisis, dapat dilihat baiknya
mutu pendidikan di Kabupaten Kutai Barat yang memperoleh 100% anak-anak dalam
melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang selanjutnya hingga selesai dan lulus
dengan baik.
16
Keberadaan perpustakaan di suatu daerahberhubungan erat dengan peradaban dan
budaya manusia. Kondisi perpustakaan menunjukkan tingkat kemajuan masyarakat di
sekitarnya. Perpustakaan umum memiliki peran dan posisi yang unik dalam masyarakat sebagai
tempat untuk membaca, pembelajaran, penyediaan buku dan informasi (Train, 2003; Ashcroft,
Farrow, danWatts, 2007). Perpustakaan umum merupakan pintu gerbang pengetahuan dan
tempat bagi masyarakat untuk mengekspresikan kreativitas, tempat hiburan dan akses gratis
ke layanan informasi (Rosenfeldt, 2006).
Perpustakaan umum di Kabupaten Kutai Barat merupakan salah satu perangkat
pemerintah yang bertanggung jawab kepada Bupati Kutai Barat dan pemerintah dinas terkait
bertugas menyediakan layanan informasi, rekreasi, pendidikan, dan preservasi dalam rangka
mencerdaskan kehidupan masyarakat. Dari bersumber Dinas Arsip dan Perpustakaan Kutai
Barat dihasilkan berbagai output yang menjadi indikator pengukuran kinerja perpustakaan
seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7.1. Data Statistik Keperpustakaan Di Kabupaten Kutai Barat
NO URAIAN 2017 2018 SATUAN
1. Jumlah Perpustakaan Umum 1 1 Perpustakaan
2. Jumlah Perpustakaan Kelurahan 3 3 Perpustakaan
3. Jumlah Perpustakaan Kampung 42 42 Perpustakaan
4. Jumlah kunjungan ke Perpustakaan selama 1 th
3.825 2.240 Orang
5. Jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani
58.809 58.809 Penduduk/Orang
Dalam 4 Kecamatan
6. Jumlah koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah
28.977 29.276 Eksemplar
7. Jumlah koleksi jumlah buku yang tersedia di Perpustakaan
8.232 8.39 Buku
Sumber : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Barat
17
Perpustakaan umum dari tahun 2017 hingga 2018 sebanyak 1 perpustakaan,
dimana jumlah perpustakaan kelurahan sebanyak 3 perpustakaan dan perpustakaan kampung
sebanyak 42 perpustakaan. Jumlah keseluruhan pengunjung perpustakaan dalam tahun 2017
sebanyak 3.825 orang dan 2018 berjumlah 2.240 orang pengunjung. Kemudian jumlah koleksi
buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah pada tahun 2017 sebanyak 28.922 eksemplar dan
2018 berjumlah 29.276 eksemplar, dimana jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
sebanyak 8.232 buku ditahun 2017 dan 8.390 di tahun 2018.
Gambar 4. Grafik Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Tabel 7.2. Jumlah Pengunjung Perpustakaan
NO TAHUN
JUMLAH PENGUNJUNG (Orang) TOTAL
JUMLAH (Orang)
BULAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
1 2017 368 514 431 417 441 326 156 230 241 339 229 133 3.825
2 2018 274 312 186 306 175 50 127 173 174 234 109 120 2.240
Sumber : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Barat
18
Dari grafik diatas jumlah pengunjung perpustakaan terbanyak pada tahun 2017di
bulan Februari sebanyak 514 pengunjung dan yang paling sedikit pada bulan Desember yang
hanya sebanyak 133 pengunjung. Kemudian dapat dilihat peminat pengunjung ke
perpustakaan pada tahun 2018 lebih sedikit dibanding 2017, total pengunjung yang banyak
terdapat pada bulan Februari juga berjumlah 312 pengunjung dan yang paling sedikit bulan
Juni hanya 50 pengunjung.
Perpustakaan umum mempunyaiperan penting dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan menyediakan pelayanan yang murah sebagai sarana pembelajaran sepanjang
hayat bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan etnis, agama, dan strata sosial.
Sebagai sebuah organisasi, perpustakaan berada dilingkungan yang kompleks dan selalu
berubah seiring perkembangan zaman. Maka perlunya perbanyakan berbagai jenis koleksi buku
di setiap tahunnya agar membantu perkembangan minat masyarakat untuk mengunjungi
perpustakaan.
Tabel 7.3. Jumlah judul dan koleksi buku di perpustakaan tahun 2009 s/d 2018
TAHUN JUMLAH
JUDUL BUKU KOLEKSI BUKU
2009 741 2.964
2010 1.951 5.853
2011 98 967
2012 111 333
2013 3.900 15.600
2014 - -
2015 334 988
2016 962 2.032
2017 135 240
2018 159 299
TOTAL 8.391 29.276
Sumber : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Barat
19
Gambar 5. Grafik Jumlah Judul Dan Koleksi Buku Di Perpustakaan
Berdasarkan grafik diatas jumlah koleksi buku pada Perpustakaan yang berada di
Kutai Barat dari tahun 2009 hingga 2018 sebanyak 29.276 buah dan judul buku sebanyak 8.391
buah buku.
Tabel 7.5. Daftar Nama Kampung Yang Memiliki Perpustakaan Kampung
KAMPUNG/KELURAHAN KECAMATAN
Kelurahan Simpang Raya Barong Tongkok
Kelurahan Barong Tongkok Barong Tongkok
Kampung Ngenyan Asa Barong Tongkok
Kampung Balok Asa Barong Tongkok
Kampung Gemuhan Asa Barong Tongkok
Kampung Geleo Asa Barong Tongkok
Kampung Mencimai Barong Tongkok
Kampung Pepas Eheng Barong Tongkok
Kamoung Engkuni Pasek Barong Tongkok
Kampung Geleo Baru Barong Tongkok
Kampung Benung Barong Tongkok
Kampung Juaq Asa Barong Tongkok
Kampung Rejo Basuki Barong Tongkok
Kampung Ombau Asa Barong Tongkok
Kampung Sendawar Barong Tongkok
Kampung Linggang Melapeh Linggang Bigung
Kampung Linggang Bigung Linggang Bigung
Kampung Linggang Mapan Linggang Bigung
Kampung Tering Lama Tering
Kampung Tering Baru Tering
Kampung Sekolaq Muliaq Sekolaq Darat
Kampung Sekolaq Joleq Sekolaq Darat
KAMPUNG/KELURAHAN KECAMATAN
Kampung Sekolaq Oday Sekolaq Darat
Kampung Empas Sekolaq Darat
Kelurahan Melak Ulu Melak
Kampung Penawai Bongan
Kampung Muara Kedang Bongan
Kampung Jambuk Bongan
Kampung Jambuk Makmur Bongan
Kampung Muara Tae Jempang
Kampung Tanjung Isuy Jempang
Kampung Pentat Jempang
Kampung Dempar Nyuatan
Kampung Terajuk Nyuatan
Kampung Damai Kota Damai
Kampung Jengan Danum Damai
Kampung Besiq Damai
Kampung Bermai Damai
Kampung Muhur Siluq Ngurai
Kampung Muara Baroh Muara Pahu
Kampung Penyinggahan Ulu Penyinggahan
Kampung Muara Lawa Muara Lawa
Kampung Lambing Muara Lawa
Kampung Dilang Puti Bentan Besar
Sumber : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Barat
20
Rendahnya respon dan perhatian masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan, hal
ini disebabkan berbagai hal antaralain : masyarakat tidak mengetahui lokasi perpustakaan,
kegunaan perpustakaan, menyebarkan informasi letak-letak lokasi perpustakaan, serta
bagaimana cara menjadi anggota perpustakaan, maka berdasarkan data diatas dapat
membantu menunjukan lokasi perpustakaan yang berada di Lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Kutai Barat.
21
Pembangunan seKtor ketenagakerjaan di Kabupaten Kutai Barat menunjukan
perkembangan yang relative bagus. Dapat dilhiat pada tabel tesebut dimana jumlah penduduk
yang bekerja menurut sector pada tahun 2016 hingga 2019 di Kabupaten Kutai Barat. Hal ini
tidak terlepas dari peran seluruh lapangan usaha dalam penerapan tenaga kerja, dimana
lapangan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja paling tinggi adalah pertanian dan jasa-
jasa yaitu sebesar 89,04% jiwa.
Tabel 8.1. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor
SEKTOR 2016 2017 2018 2019 JUMLAH %
Pertanian 21 42 38.157 20.783 59.003 42.95
Pertambangan 66 582 11.429 180 12.257 8.92
Industri Pengolahan 0 0 16 14 30 0.02
Listrik Gas & Air Bersih
0 0 11 25 36 0.03
Konstruksi 0 0 197 19 216 0.16
Perdagangan 3 8 408 1182 1601 1.16
Hotel & Restoran 0 0 0 0 0 0
Pengangkutan 0 0 677 186 863 0.63
Komunikasi 0 0 0 1 1 0.01
Keuangan 0 8 26 26 60 0.04
Jasa-Jasa 0 156 560 62.607 63.323 46.09
Jumlah 90 796 51.481 85.023 137.390 100
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat
Apabila dilihat pertumbuhan per lapangan usaha, dimana lapangan usaha
pertambangan terjadi penurunan yang drastis dari 11429 jiwa(2018) menjadi 180 jiwa (2019),
hal ini dikarenakan pada tahun 2019 terdapat penurunan signifikan harga batu bara sebagai
basis perekonomian Kabupaten Kutai Barat.
22
Jumlah angkatan kerja berdasarkan golongan umur yang bekerja, pada umur 25
hingga 39 tahun memiliki persentase penduduk bekerja paling tinggi yaitu mencapai 86,03%,
sedangkan di umur 15 hingga 19 tahun memiliki persentase penduudk bekerja paling rendah
yaitu 0% yang berarti tidak ada sama sekali pekerja diumur tersebut. Hal ini menandakan pada
golongan umur 15 hingga 24 tahun terdapat 46,51% yang masih mencari pekerjaan
dikarenakan usia tersebut mayoritas dipenuhi oleh penduduk yang baru menyelesaikan
pendidikan dan masuk ke dalam dunia pekerjaan.
Tabel 8.2. Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan golongan Umur
Golongan Umur
(Tahun)
Angkatan Kerja Jumlah
Persentase (%)
Bekerja Mencari
Kerja Bekerja
Mencari Kerja
15-19 0 410 410 0 14.46
20-24 21 909 930 7.72 32.05
25-29 46 709 755 16.91 25
30-34 112 394 506 41.18 13.89
35-39 76 264 340 27.94 9.31
40-44 17 150 167 6.25 5.29
JUMLAH 272 2836 3108 100 100
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat
23
Pemerintah Daerah sangat memperhatikan peningkatan kapasitas para pemuda-
pemudi untuk mendapatkan pencapaian terbaik di Bidang Olahraga. Sarana olahraga adalah
gedung olahraga, ruang serbaguna, lapangan dan kolam renang yang digunakan sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan olahraga. Sarana olahraga adalah alat yang digunakan untuk
mempraktekan setiap cabang olahraga guna mencapai ketrampilan tertentu atau prestasi.
Sarana prasarana olahraga adalah suatu alat dan bangunan yang dirancang sesuai dengan
persyaratan tertentu yang digunakan sebagai alat bantu dan tempat melaksanakan kegiatan
olahraga.
Berbagai bangunan gedung yang representatif disiapkan untuk masyarakat umum
dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam bidang olahraga, seperti halnya lapangan-
lapangan tempat berolahraga telah disediakan. Berikut beberapa data yang diperoleh :
Tabel 9.1. Data Sarana Dan Prasarana Olah Raga Kabupaten Kutai Barat 2018
Lapangan Sepak Bola
Bola Volly
Tenis Bulu Tangkis
Tenis Meja
dll
Sekolah(SD/SMP/SMA) 202 268 0 1 0 10
Kampung (Per-Kecamatan) 83 133 2 70 22 18
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat
Gambar 6. Grafik Data Sarana Dan Prasarana Olah Raga Kabupaten Kutai Barat 2018
24
Tempat berolahraga yang tersedia di sekolah-sekolah Kabupaten Kutai Barat paling
banyak cabang olahraga Volly berjumlah 268 lapangan, dan yang tidak ada samasekali yaitu
lapangan tenis. Kemudian hampir disetiap Kampung di Kutai Barat terdapat Lapangan Olahraga
dan yang paling banyak lapangan volly juga berjumlah 133 lapangan. Dan juga Kabupaten Kutai
Barat memiliki bebereapa Sanggar Senam yang dinauingi oleh Persani Kutai Barat dan di
dukung oleh KONI Kutai Barat, dengan meningkatnya sarana olahraga ini diharapkan dapat
memacu masyarakat berolahraga dalam kegiatan olaharga yang digemari. Sebagai bentuk
dukungan pemerintah Kutai Barat beserta Persani dan KONI terhadap tingginya minat
masyarakat dalam berolahraga, maka sejak tahun 2019 telah menyediakan senam bersama
diruang publik di Alun-alun ITHO dapat digunakan masyarakat secara bebas dan bertanggung
jawab.
Tabel 9.2. Jumlah Pemuda Usia 16-29 tahun 2017 s.d 2019 Kabupaten Kutai Barat
Uraian Jumlah Pemuda Usia 16-29 Tahun
2017 2018 2019 Satuan
Laki-laki 18.253 19.711 18.364 Jiwa
Perempuan 17.126 18.444 17.248 Jiwa
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Barat
Jumlah pemuda usia 16 hingga 29 tahun baik laki-laki maupun perempuan tidak
mengalami peningkatan yang signifikan disetiap tahunnya, dimana untuk pemuda berjenis
kelamin laki-laki dari tahun 2017 hingga 2019 tetap sebanyak 52% jiwa dan pemuda berjenis
kelamin perempuan sebesar 48% jiwa.
25
Jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan
kelengkapannya yang digunakan dalam melakukan aktivitas telekomunikasi. Jaringan
telekomunikasi merupakan bagian dari kegiatan penyelenggaraan telekomunikasi yang telah
diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam Undang-
Undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999. Jaringan telekomunikasi saat ini menjadi
sebuah hal yang mendasar terhadap perekonomian Indonesia, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan pesat nya yang terus berkembang sejak abad 20 hingga saat ini. Hal ini dapat
menjadi indikator bagi perkembangan ekonomi maupun sosial yang ada, dan telekomunikasi
dapat dijangkau baik secara lokal maupun global. Dengan cara ini, hal ini dapat menunjang
perkembangan telekomunikasi di wilayah Kabupaten Kutai Barat.
Semua jaringan telekomunikasi saat ini mengalami perkembangan yang cukup
signifikan karena semua jaringan ini pastinya ditangani dengan peralatan yang berteknologi
tinggi dan fasilitas ini biasanya tersedia di tiap perusahaan yang bergerak di bidang jaringan
telekomunikasi. Perlu diketahui Blank Spot atau Titik Kosong, yaitu daerah yang tidak
mendapat sinyal atau tidak ter-cover oleh BTS (Base Transceiver Station). Ini merupakan hal
yang sering membuat operator seluler menerima keluhan tidak berfungsinya ponsel atau tidak
mendapat sinyal di beberapa tempat/daerah tertentu. Kemudian Cell adalah Area Cakupan
(Coverage Area) dari Radio Base Station, daerah layanan ini dibagi-bagi menjadi daerah yang
kecil-kecil yang disebut cellular, yang sifatnya pelanggan mampu bergerak secara bebas di
dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan.
26
Tabel 10.1. Sebaran Jaringan Telekomunikasi Di Kabupaten Kutai Barat
KECAMATAN BLANKSPOT LEMAH COVERAGE JUMLAH
DESA
Barong Tongkok 10 4 7 21
Bentian Besar 3 5 1 9
Jempang 1 6 5 12
Melak 1 3 2 6
Manaar Bulatn 5 8 2 15
Linggang Bigung 4 3 4 11
Sekolaq Darat 1 2 4 7
Tering 7 3 3 13
Bongan 9 2 5 16
Damai 6 3 7 16
Long Iram 5 4 2 11
Muara Lawa 3 2 3 8
Muara Pahu 0 6 6 12
Nyuatan 7 1 2 10
Penyinggahan 3 0 3 6
Siluq Ngurai 5 7 4 16
JUMLAH 70 59 60
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Barat
Tabel 10.2. Jumlah Tower Setiap Provider di Kabupaten Kutai Barat
Kecamatan Provider
Telkomsel Indosat XL Protelindo dll
Barong Tongkok 8 1 1 7 3
Melak 4 1 1 1 2
Linggang Bigung 4 1 1 0 1
Sekolaq Darat 2 1 0 0 0
Damai 1 2 0 1 1
Muara Lawa 2 0 0 1 2
Siluq Ngurai 2 0 0 0 0
Jempang 3 0 2 0 0
Muara Pahu 2 0 1 0 1
Bongan 2 2 0 0 0
Nyuatan 2 0 0 0 0
Manaar Bulatn 2 0 0 0 0
Tering 1 0 0 0 0
Penyinggahan 1 0 0 0 0
Bentian 1 0 0 0 0
Long Iram 0 2 0 0 0
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Barat
27
Dapat dilihat area blankspot tertinggi di Barong Tongkok sebanyak 10 area dari 21
Desa yang ada di sekitar kecamatan tersebut, dan area tidak terdapat blankspot ialah Muara
Pahu. Kemudian telekomuniaksi coverage tertinggi ialah dari Kecamatan Barong Tongkok dan
Damai, masing-masing berjumlah 7 area. Provider yang paling banyak digunakan sebagai
jaringan rata-rata ialah PT.Telkomsel dan beberapa PT. Indosat.
28
Sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki potesial untuk dikembangkan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Pembangunan dan tempat-tempat objek wisata
terus dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Kutai Barat, guna meningkatkan jumlah sarana
prasarana Perkembangan Kebudayaan secara lengkap dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 11.1 Jumlah Tempat Wisata di Kabupaten Kutai Barat
No Uraian 2017 2018 2019 satuan
1 Wisata Alam 62 62 62 tempat
2 Wisata Budaya 14 14 14 tempat
3 Wisata Situs Bersejarah 4 4 4 tempat
4 Wisata Sejarah 11 11 11 tempat
5 Wisata Kuliner - - - -
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Barat
Kedatangan wisatawan pada suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) telah memberikan
kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk setempat.Seperti halnya dengan sektor
lainnya, pariwisata juga berpengaruh terhadap perekonomian di suatu daerah atau negara
tujuan wisata.
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi
sektor-sektor produktivitas lainnya Kabupaten Kutai Barat yang memiliki daya tarik wisata dan
merupakan kota tujuan wisata yang lumayan diminati oleh wisatawan, dilihat dari jumlah
29
kunjungan wisatawan yang semakin naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh
dari dinas pariwisata Kabupaten Kutai Barat, tercatat dari tahun 2017-2019 wisatawan baik
domestik maupun mancanegara yang berkunjung berjumlah 105.815 jiwa.
Tabel 11.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Kutai Barat
No Uraian 2017 2018 2019*
1 Wisatawan domestik 28.584 32.205 44.129
2 Wisatawan mancanegara 390 279 228
Jumlah 28.974 324.834 44.357
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Barat
Gambar 7. Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Kutai Barat
Tabel 11.3. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Kutai
Barat
Uraian 2017 2018 2019
Wisatawan Dosmetik 98.65% 99.14% 99.49%
Wisatawan Mancanegara 1.35% 0.86% 0.51%
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Barat
30
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu
sektor yang seharusnya dikembangkan serta dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah.
Sektor pariwisata telah memberikan dampak yang besar bagi kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat Kutai Barat. Masih kurangnya pengunjung ke tempat objek wisata yang ada maka
perlunya keterlibatan seluruh masyarakat Kutai Barat untuk gencar meperkenalkan keragaman
tempat wisata yang ada di sekitar.
31
Penduduk Kabupaten Kutai Barat dari tahun ke tahun mengalami penurunan
kemudian kenaikan yang signifikan baik karena pertumbuhan penduduk alami
(kelahiran/kematian) maupun efek dari perpindahan penduduk dari daerah lain yang keluar
dari lingkup Kutai Barat. Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Barat berdasarkan data dari dinas
capil, mengalami penurunan dari tahun 2016 ke 2018 sebanyak 1,88% dimana pada 2016
sebanyak 171.486 jiwa menjadi 162.200 jiwa pada tahun 2018.
Tabel 12.1. Jumlah Kepemilikan Surat dan Kartu di Kabupaten Kutai Barat tahun 2016 s,d 2018
Uraian 2016 2017 2018
Kepemilikan KTP-el 7.291 91.705 108.399
Kepemilikan KK 47.134 47.108 52.848
Kepemilikan Akta Kelahiran 4.011 14.041 72.897
Kepemilikan Akta Nikah 882 620 6.006
Kepemilikan Akta Perceraian 0 23 110
Kepemilikan Akta Kematian 386 538 175
Jumlah Penduduk 171.486 160.000 162.200
Persentase (%) 34.74% 32.41% 32.85%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kutai Barat
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan Kartu Tanda Penduduk cukup
tinggi dan, Kepemilikan Kartu Keluargapun menunjukan angka yang meningkat begitu juga Akta
Kelahiran dan Kepemilikan Akta Nikah.
32
Kesehatan adalah salah satu unsur utama dalam setiap kehidupan seseorang karena
sangat menunjang dalam aktivitas setiap manusia. Pembangunan kesehatan dalam kehidupan
berbangsa sangat besar nilai investasinya terutama terhadap sumber daya manusia. Aspek
pelayanan publik bidang kesehatan dewasa ini masih mengalami berbagai masalah terutama
dalam menyediakan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang memadai, termasuk
fasilitas Rumah Sakit. Rumah sakit memiliki fungsi yang bergeser dari tahun ke tahun dari yang
sebelumnya berfungsi sosial menjadi fasilitas sosio-ekonomik. Masyarakat sekarang mulai
dapat menerima sistem nilai baru tersebut, bahwa rumah sakit, sekalipun berfungsi utama
mengatasi penderitaan manusia yang mengalami musibah sakit, rumah sakit harus dapat
menghasilkan surplus dari “usahanya”, dengan tujuan agar dapat menghidupi diri sendiri dan
dapat berkembang serta memberi pelayanan yang semakin baik. Walaupun demikian RS harus
tetap bisa memberikan pelayanan yang prima kepada semua lapisan masyarakat tanpa
memandang status sosial.
Tabel 12.1. Jumlah Rumah Sakit Di Kabupaten Kutai Barat
URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018 SATUAN
Jumlah Rumah Sakit Umum (Pemerintah)
- - - - -
Jumlah Rumah Sakit Jiwa/Paru dan Penyakit Khusus lainnya Milik Pemerintah
- - - - -
Jumlah Rumah Sakit AD/AL/AU/POLRI
- - - - -
Jumlah Rumah Sakit Pemerintah
1 1 1 1 1
Jumlah Seluruh Rumah Sakit
1 1 1 1 1
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
33
Perbandingan populasi penduduk di Indonesia dengan jumlah kamar rumah sakit dan tenaga
medis yang tersedia tidak sebanding. Situasinya saat ini di Indonesia, perbandingan keadaan
dengan terbatasnya teknologi rumah sakit yang tersedia untuk merawat pasien
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, jumlah rumah sakit daerah di Kabupaten Kutai Barat
dari tahun 2014 hingga 2018 hanya satu. Berikut uraian data jumlah profesi kesehatan yang
ada di Kutai Barat dari tahun 2014 hingga 2018.
Gambar 8. Grafik Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Kutai Barat
Dapat dilihat dari grafik jumlah dokter umum dari tahun 2014 sebanyak 53 dokter
dan bertambah menjadi 54 dokter pada tahun 2015, kemudian pada tahun 2016 hingga 2018
jumlah dokter menurun sehingga hanya terdapat 40 dokter umum. Dapat dilihat dokter
Tabel 12.2. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Kutai Barat
URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018 SATUAN
Jumlah Dokter 53 54 48 43 40 orang
Jumlah Dokter Spesialis
6 8 10 12 13 orang
Jumlah Tenaga Kebidanan
183 185 184 201 243 orang
Jumlah Tenaga Keperawatan
474 444 447 432 444 orang
Jumlah Tenaga Farmasi
43 36 42 35 51 orang
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
34
spesialis dari 2014 hingga 2018 meningkat jumlahnya dari 6 orang dokter hingga mencapai 13
dokter spesialis.
Bidan pada tahun 2014 berjumlah 183 dan meningkat pada tahun 2015 sebanyak
185, kemudian berkurang menjadi 184 bidan, dan meningkat drastis pada 2018 menjadi
sebanyak 243 orang bidan. Perawat dan Apoteker juga dapat dilihat jumlah pekerja meningkat
dan menurun. Profesi Perawat pada tahun 2014 sangat tinggi sebanyak 474, dan sangat rendah
pada tahun 2017 sebanyak 432 perawat. Kemudian apoteker di Kutai Barat juga sangat banyak
pada tahun 2014 berjumlah 43 apoteker, menurun pada tahun 2014 dengan jumlah 36
apoteker saja, lalu profesi apoteker terbanyak pada tahun 2018 yaitu 51 orang.
Tabel 12.3. Rasio Posyandu Dan Balita Kabupaten Kutai Barat
No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan
1. Jumlah Posyandu 239 239 240 242 244
2. Jumlah Balita 19065 18959 1902 1911 19188
3. Posyandu Lansia 89
4. Jumlah Lansia 4577 8856 4311 18293 12548 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
Tabel 12.4. Jumlah Puskesmas, Klinik Dan Pustu
No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Satuan
1. Jumlah Puskesmas 239 239 240 242 244
2. Jumlah Klinik 19065 18959 1902 1911 19188
3. Jumlah Pustu 89
Sumber Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
35
Gambar 9. Grafik Jumlah posyandu dan jumlah posyandu lansia Di Kabupaten Kutai Barat
Kesimpulan dari grafik diatas jumlah posyandu untuk balita dari tahun 2014 239
posyandu meningkat sebanyak 244 posyandu di Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2018,
dimana jumlah rata-rata balita pada disetiap tahunnya kisaran 19 balita. Kemudian posyandu
untuk lansia belum terdapat data pada tahun 2014 hingga 2017, ditahun 2018 jumlah
posyandu lansia sebanyak 89 posyandu, dimana jumlah lansia begitu banyak pada tahun 2017
berjunlah 18.293 orang, dan yang paling sedikit pada tahun 2016 dengan jumlah 4.311 orang
lansia.
Kebutuhan akan layanan rumah sakit yang bermutu semakin meningkat seiring dengan
semakin membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan masyarakat. Dalam beberapa
tahun terakhir, industri rumah sakit Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup
berarti dengan diterbitkannya berbagai peraturan dan perundang-undangan yang bertujuan
untuk mendorong investasi dan menciptakan kondisi bisnis dan jasa rumah sakit yang lebih
dalam setiap daerah.
36
Gambar 8. Grafik kelangsungan hidup bayi
Peningkatan infrastruktur dan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, diharapkan
dapat menciptakan sumber daya manusia di Indonesia yang lebih berkualitas dan dapat
membantu pembangunan ekonomi negara serta dapat meningkatkan usia harapan hidup.
Tabel 12.5. angka kelangsungan hidup bayi
URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018 SATUAN
Jumlah Balita 0 – 5 Tahun 14.065 18.959 19.020 19.110 19.188 Balita
Jumlah Seluruh Balita Kurang Gizi - - - - - orang
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
Tahun
Jumlah Kematian Bayi Usia
Dibawah 1 Tahun (Orang)
Jumlah Kelahiran Hidup (Orang)
AKB PER 1000 KH (%)
2014 7 2830 2,47/1000 KH
2015 64 2721 23,52/1000 KH
2016 55 2474 22,23/1000 KH
2017 40 2649 15,10/1000 KH
2018 37 2736 13,52/1000 KH
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
37
Dalam percepatan penyediaan layanan kesehatan yang memadai, dimana dari grafik diatas
dapat dilihat jumlah angka kelangsungan hidup bayi. Pada tahun 2015 jumlah kematian bayi
dibawah 1 tahun tertinggi sebanyak 64 bayi, dan jumlah kelahiran tertinggi pada tahun 2014
sebanyak 2830 bayi, kemudian jumlah balita tertinggi pada tahun 2018 sebanyak 1988 balita
dari usia 0 hingga 5 tahun. Terdapat juga data seluruh balita kurang gizi pada tahun 2018
sebanyak 274 balita.