2377-6187-1-PB_2

7
29 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) dan Sehat pada Lansia Volume 4, Nomor 1 Versi online: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA LANSIA Relationship Knowledge With Behavior And Healthy Living In Elderly Nungky Kustantya 1 & Mochamad Saiful Anwar 2 1&2 Perawat Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang E-mail : [email protected] ABSTRAK Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Perilaku pada lansia tentunya didahului ketika mereka mengenal dan memahami bahkan dapat mengaplikasikan suatu objek tertentu. Pengetahuan memegang peran penting untuk mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Menggunakan metode cross sectional dan tehnik Penelitian yang digunakan adalah simple random sampling. Hampir seluruhnya 55 responden (91,7%) memiliki pengetahuan cukup dan 46 responden (76,6%) lansia memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia. Diharapkan bagi petugas kesehatan meningkatkan pemberian informasi dan pengetahuan tentang permasalahan kesehatan kepada lansia khususnya dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, PHBS, lansia ABSTRACT Knowledge is the result of the idea , and it happens after people perform sensing on a particular object. Behavior in elderly certainly preceded when they know and understand can even apply a certain object. Knowledge plays an important role to change a person ‘s behavior toward better. Using cross sectional method and research techniques used are simple random sampling. Nearly all 55 respondents ( 91.7 % ) have sufficient knowledge and 46 respondents ( 76.6 % ) elderly have a clean and healthy lifestyle. There is a relationship between the level of knowledge of the behavior of a clean and healthy life in the elderly. It is expected to improve the health workers providing information and knowledge about health issues for the elderly , especially in the application of clean and healthy lifestyle Keywords : Knowledge, behavior and healthy living in elderly pengetahuan kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, serta penyebaran informasi yang kurang merata pada lansia satu dengan yang lain menyebabkan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia juga tidak secara merata didapatkan oleh para lansia. Menurut Maryam, Ekasari & Rosidawati (2008), menjelaskan bahwa keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari LATAR BELAKANG Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoadmodjo, 2003). Perilaku pada lansia tentunya didahului ketika mereka mengenal dan memahami bahkan dapat mengaplikasikan suatu objek tertentu. Dalam hal ini pengetahuan memegang peran penting untuk mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Terbentuknya suatu perilaku baru pada lansia dimulai pada domain

description

kmnklnklnl

Transcript of 2377-6187-1-PB_2

  • 29Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) dan Sehat pada Lansia

    Volume 4, Nomor 1 Versi online:

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIHDAN SEHAT (PHBS) PADA LANSIA

    Relationship Knowledge With Behavior And Healthy Living In Elderly

    Nungky Kustantya1 & Mochamad Saiful Anwar2

    1&2Perawat Rumah Sakit Saiful Anwar MalangJl. Jaksa Agung Suprapto No. 2 MalangE-mail : [email protected]

    ABSTRAK

    Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadapsuatu obyek tertentu. Perilaku pada lansia tentunya didahului ketika mereka mengenal dan memahami bahkandapat mengaplikasikan suatu objek tertentu. Pengetahuan memegang peran penting untuk mengubah perilakuseseorang ke arah yang lebih baik. Menggunakan metode cross sectional dan tehnik Penelitian yangdigunakan adalah simple random sampling. Hampir seluruhnya 55 responden (91,7%) memiliki pengetahuancukup dan 46 responden (76,6%) lansia memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Terdapat hubungan antaratingkat pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia. Diharapkan bagi petugas kesehatanmeningkatkan pemberian informasi dan pengetahuan tentang permasalahan kesehatan kepada lansiakhususnya dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

    Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, PHBS, lansia

    ABSTRACT

    Knowledge is the result of the idea , and it happens after people perform sensing on a particularobject. Behavior in elderly certainly preceded when they know and understand can even apply a certainobject. Knowledge plays an important role to change a person s behavior toward better. Using crosssectional method and research techniques used are simple random sampling. Nearly all 55 respondents( 91.7 % ) have sufficient knowledge and 46 respondents ( 76.6 % ) elderly have a clean and healthylifestyle. There is a relationship between the level of knowledge of the behavior of a clean and healthy lifein the elderly. It is expected to improve the health workers providing information and knowledge abouthealth issues for the elderly , especially in the application of clean and healthy lifestyle

    Keywords : Knowledge, behavior and healthy living in elderly

    pengetahuan kognitif, dalam arti subjek tahuterlebih dahulu terhadap stimulus yang berupamateri atau objek diluarnya. Dengan latarbelakang pendidikan yang berbeda, sertapenyebaran informasi yang kurang meratapada lansia satu dengan yang lainmenyebabkan pengetahuan tentang perilakuhidup bersih dan sehat pada lansia juga tidaksecara merata didapatkan oleh para lansia.

    Menurut Maryam, Ekasari &Rosidawati (2008), menjelaskan bahwakeberadaan usia lanjut ditandai dengan umurharapan hidup yang semakin meningkat dari

    LATAR BELAKANG

    Pengetahuan adalah hasil dari tahu, danitu terjadi setelah orang melakukanpenginderaan terhadap suatu obyek tertentu(Notoadmodjo, 2003). Perilaku pada lansiatentunya didahului ketika mereka mengenaldan memahami bahkan dapatmengaplikasikan suatu objek tertentu. Dalamhal ini pengetahuan memegang peran pentinguntuk mengubah perilaku seseorang ke arahyang lebih baik. Terbentuknya suatu perilakubaru pada lansia dimulai pada domain

  • 30 Januari 2013: 29 - 35

    Nungky Kustantya1 & Mochamad Saiful Anwar2 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

    tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkanupaya pemeliharaan serta peningkatankesehatan dalam rangka mencapai masa tuayang sehat, bahagia, berdaya guna, danproduktif. Upaya lain yang harus diperhatikanadalah melatih dan memberikan intervensiuntuk mengurangi keluhan yang muncul padaproses menua(de Jong, Chin A Paw, de Graaf,& van Staveren, 2000; Fries et al., 2000;Kaptoge et al., 2007; Rydwik, Lammes,Frndin, & Akner, 2008).

    Proses menjadi tua ditandai denganadanya kemunduran biologis yang terlihatsebagai gejala- gejala kemunduran fisik, halini dapat dilihat dari beberapa perubahan : (1)perubahan penampilan pada bagian wajah,tangan, dan kulit, (2) perubahan bagian dalamtubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut :limpa, hati, (3) perubahan panca indra :penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,dan (4) perubahan motorik antara lainberkurangnya kekuatan, kecepatan danbelajar keterampilan baru (Mitchell, Haan,Steinberg, & Visser, 2003; Schroll Bjrnsbo,Ferry, de Groot, & Schlienger, 2002; Tipton,2001).

    Usia lanjut dapat dikatakan usia emas,karena tidak semua orang dapat mencapaiusia tersebut, maka orang yang berusia lanjutmemerlukan tindakan preventif maupunpromotif agar dapat menikmati masa tua yangberguna dan bahagia (Maryam, Ekasari &Rosidawati, 2008). Salah satu diantaranyaadalah dengan menerapkan perilaku hidupbersih dan sehat pada lansia sebagai wujudoperasional promosi kesehatan untukmengajak, mendorong kemandirianmasyarakat berperilaku hidup bersih dansehat (Maryam, Ekasari & Rosidawati,2008(Pedersen, Rothenberg, & Maria, 2002).menurut Departemen Kesehatan R.I tahun2003 meliputi antara lain : (1) perkuatketakwaan kepada Tuhan YME, (2) peliharakebersihan diri dan lingkungan, (3) periksakankesehatan secara berkala , (4) makanhidangan menurut pola makan seimbang, (5)jaga dan tingkatkan aktivitas fisik dan

    kebugaran jasmani, (6) kembangkankegemaran/ hobi sesuai dengan kemampuan,dan (7) hindari resiko terjadinya cidera(Lin& Lee, 2005).

    Berdasarkan studi pendahuluan yangdilakukan oleh peneliti di Dusun Prangas DesaKlepu Kecamatan Sumbermanjing WetanKabupaten Malang di dapatkan hasil bahwasebesar 36,7% lansia merokok; 37,7% tidakmempunyai kamar mandi di rumah; 25,64%mengatakan t idak punya hobi ataukegemaran untuk mengisi waktu luang, dansebesar 0,017% mengatakan membuangsampah tidak selalu pada tempatnya.Sedangkan data angka kesakitan pada lansia,yaitu penderita asma sebesar 10%; asam urat10%; penyakit kulit atau panu sebesar 30%;hipertensi sebesar 40%; diabetes mellitussebesar 10%; dan lain- lain (batuk, flu, dandiare) sebesar 10%. Selain itu, berdasarkanketerangan yang didapat dari kepala desasetempat yang mengatakan bahwa di daerahtersebut belum pernah dilakukan penelitiantentang kesehatan sebelumnya khususnyapada lansia.

    Pentingnya pengambilan judul yangdimaksud agar dengan adanya programpenelitian tersebut diharapkan lansia yang adadi dusun Prangas bisa mengetahui, memahamiserta dapat mengaplikasikan perilaku hidupbersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mempertahankan perilakusehat yang telah diaplikasikan. Berdasarkanlatar belakang dan fenomena di atas makapeneliti tertarik untuk melakukan penelitiandengan judul Hubungan TingkatPengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersihdan Sehat pada Lansia.

    METODE

    Desain penelitian ini adalah Desain StudiKorelasi. Penelitian korelasional mengkajihubungan antara variabel. Desain studikorelasi ini menggunakan metode crosssectional yaitu suatu penelitian dimanavariabel- variabel yang termasuk faktor risiko

  • 31Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) dan Sehat pada Lansia

    Volume 4, Nomor 1 Versi online:

    dan variabel- variabel yang termasuk efekdiobservasi sekaligus pada waktu yang sama.(Notoadmodjo, 2005). Tehnik Penelitian yangdigunakan adalah simple random sampling.Instrumen yang digunakan dalam penelitianini adalah teknik kuesioner dan lembarobservasi. Angket/ kuesioner adalahpernyataan tertulis yang digunakan untukmemperoleh informasi dari responden, dalamarti laporan tentang pribadi atau hal-hal yangia ketahui (Arikunto, 2002). Pengolahan datayang digunakan untuk data tingkatpengetahuan lansia adalah dengan carapemberian skor dan penilaian dimana setiapjawaban dari setiap pertanyaan diberi bobotjawaban benar skor 1 dan salah skor 0. Hasiljawaban responden yang telah diberipembobotan, kemudian dikalikan 100%(Arikunto, 2002). Analisa data perilaku hidupbersih dan sehat pada lansia yaitu denganmenggunakan lembar observasi. Biladilakukan maka nilainya 1 dan jika tidakdilakukan nilainya 0. Analisa data hubungantingkat pengetahuan dan perilakumenggunakan uji spearman rank.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian yang disajikan adalahpengetahuan dan perilaku lansia. Variabel

    yang di ukur akan dianalisa denganmenggunakan uji spearman rank.

    Gambar 1. Diagram Distribusi RespondenBerdasarkan Pengetahuan Lansiadi Dusun Prangas Desa KlepuKec. Sumbermanjing Wetan Kab.Malang

    Gambar 2. Diagram Distribusi RespondenBerdasarkan Perilaku di DusunPrangas Desa Klepu Kec.Sumbermanjing Wetan Kab. Malang

    Tabel 1.Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Perilaku di Dusun Prangas Desa KlepuKec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang

    Pengetahuan Perilaku

    Total Sesuai Tidak Sesuai

    Baik 0 (0 %) 0 (0 %) 0 (0 %)

    Cukup 44 (73,3 %) 11 (18,3 %) 55 (91,7 %)

    Kurang 2 (3,3 %) 3 (5 %) 5 (8,3 %)

    Total 46 (76,7 %) 14 (23,3 %) 60 (100 %)

    Hasil perhitungan uji statistiknonparametrik spearman pada programaplikasi SPSS for Windows dengan tingkatsignifikansi = 0,05 didapatkan nilai value0,044 < dari 0,05 maka berarti Ho ditolak atauH1 diterima sehingga dapat disimpulkan adahubungan tingkat pengetahuan dengan

    perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia diDusun Prangas Desa Klepu KecamatanSumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.

    Berdasarkan hasil penelitian di DusunPrangas Desa Klepu Kec. SumbermanjingWetan Kab. Malang diketahui bahwasebagian besar 55 responden (91,7%)

  • 32 Januari 2013: 29 - 35

    Nungky Kustantya1 & Mochamad Saiful Anwar2 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

    memiliki pengetahuan cukup. Berdasarkanhasil penelitian tersebut dapat disimpulkanbahwa sebagian besar mendapatkaninformasi tentang kesehatan yang cukup baikdari petugas kesehatan setempat, terbuktidengan jawaban mereka yang tersaji dalaminstrument penelitian

    Kemudian sebagian kecil lansia yaitusebesar 8,3% memiliki pengetahuan kurang.Hal tersebut seperti yang diungkapkanNursalam (2003), bahwa faktor- faktor yangmempengaruhi pengetahuan antara lain yaitupendidikan, usia, penyuluhan, pengalaman,dan media massa. Berdasarkan informasiyang peneliti dapatkan dari petugas kesehatansetempat bahwa informasi tentang kesehatanyang didapat lansia berasal dari posyandulansia dan dari bidan desa setempat. Tetapikenyataan yang ada tidak semua lansia datangke posyandu lansia secara rutin atau jarangdatang ke posyandu lansia, sehingga informasiyang didapat menjadi kurang maksimal.

    Menurut (Notoatmojo 2003)pengetahuan adalah hasil dari tahu dan initerjadi setelah orang melakukan penginderaanterhadap suatu obyek tertentu. Penginderaanterjadi melalui panca indra manusia yakniindra penglihatan, pendengaran., penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuanmanusia diperoleh melalui mata dantelinga(Angel-Lpez-Rey, Romero-Cano,Tbar-Morales, Mora-Garca, & Fernndez-Rodrguez, 2008).

    Hasil penelitian didapatkan sebagianbesar responden mempunyai kepribadianmandiri. Dalam hal ini menurut peneliti jikadilihat dari segi umur yang sebagian besarberumur 60-69 th yang tergolong dalam usialanjut awal para responden masih mempunyaidaya ingat yang bagus. Dengan semakinbertambahnya umur para lansia membuatsemakin matang pengalamannya untukmemperoleh informasi tentang kesehatan bagidirinya. Hal ini seperti apa yang disampaikanoleh Nursalam (2003) Usia adalah umurindividu yang terhitung mulai saat dilahirkansampai saat berulang tahun. Semakin

    bertambahnya umur, tingkat kematangan dankekuatan seseorang akan lebih matang dalamberpikir.

    Berdasarkan penelitian yang telahdilakukan di Dusun Prangas Desa KlepuKec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malangmenunjukkan bahwa sebagian besar lansiamemiliki perilaku hidup bersih dan sehat yangsesuai yaitu sebanyak 46 responden (76,6%).Hasil penelitian bahwa sebagian besar paralansia memiliki perilaku hidup bersih yangsesuai. Menurut peneliti hal ini terjadi karenalansia sadar seiring dengan bertambahnyausia lansia akan mengalami kemunduranbiologis yang terlihat sebagai gejala- gejalakemunduran fisik sehingga membuat lansiamempunyai dan menerapkan perilaku hidupbersih dan sehat yang sesuai dengan harapanlansia dapat mencegah timbulnya penyakitpada dirinya. Hal ini seperti yang disampaikanoleh Maryam (2008) perilaku sehat adalahpengetahuan, sikap dan tindakan proaktifuntuk memelihara dan mencegah risikoterjadinya penyakit, melindungi diri dariancaman penyakit, serta berperan aktif dalamgerakan kesehatan masyarakat (Lee, Ko, &Lee, 2006) .Sebagian kecil responden, yaitusebesar 23% atau 16 responden memilikiperilaku hidup bersih dan sehat yang tidaksesuai. Hal tersebut karena sebuah perilakuberkaitan dengan sebuah kebiasaan yangsudah menjadi bagian dari perilaku sehari-hari. Dan tentunya untuk merubah sebuahkebiasaan tersebut diperlukan waktu yangtidak singkat.

    Menurut Azwar (2008), mengatakanbahwa perilaku memiliki hubungan denganfungsi karakteristik individu dan lingkungan.Faktor lingkungan memiliki kekuatan besardalam menentukan perilaku, bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripadakarakteristik individu. Faktor lain yangberpengaruh adalah peran dari petugaskesehatan untuk merubah perilaku seseorang(Baker, 2000; Downes, 2008; Huang, Chen,Yu, Chen, & Lin, 2002; Pinar, Celik, &Bahcecik, 2009)

  • 33Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) dan Sehat pada Lansia

    Volume 4, Nomor 1 Versi online:

    Berdasarkan uji statistik nonparametrikspearman dengan tingkat signifikansi = 0,05didapatkan nilai value 0,044 < dari 0,05maka berarti Ho ditolak atau H1 diterimasehingga dapat disimpulkan ada hubunganantara tingkat pengetahuan dengan perilakuhidup bersih dan sehat pada lansia di DusunPrangas Desa Klepu KecamatanSumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.

    Melihat dari hasil penelitian bahwaresponden sebagian besar lansia yangmempunyai pengetahuan cukup 44 responden(73,3%) mempunyai perilaku yang sesuaidengan hidup bersih dan sehat. Menurutpeneliti dengan pengetahuan yang cukup yangdimiliki para lansia dapat meningkatkanmotivasi dalam diri lansia untuk mempunyaiperilaku yang sesuai dengan hidup bersih dansehat. Selain itu pengetahuan berperan dalammembangun kesadaran diri lansia sehinggadapat memberikan semangat dalam merubahperilaku hidup lansia sesuai dengan hidupbersih dan sehat. Sedangkan 11 respondenyang mempunyai pengetahuan cukup (18,3%)mempunyai perilaku yang tidak sesuai denganperilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini bisadikarenakan karena kurangnya motivasi.Sebagian besar lansia yang mempunyaipengetahuan kurang sebanyak 2 responden(3,3%) mempunyai perilaku yang sesuaidengan perilaku hidup bersih dan sehat, dansebanyak 3 responden (8,3%) mempunyaiperilaku yang tidak sesuai dengan perilakuhidup bersih dan sehat. Dari hasil tersebutterlihat 3,3% responden yang mempunyaipengetahuan kurang memiliki perilaku yangsesuai dengan perilaku hidup bersih dan sehat,hal tersebut tampak bahwa perilaku tidakselalu ditentukan oleh pengetahuan tetapidalam perilaku juga terdapat unsur minat yaitusuatu fungsi jiwa untuk dapat mencapaisesuatu, serta unsur sikap. Pengetahuanmerupakan domain yang sangat penting untukterbentuknya tindakan seseorang atauperilaku. Apabila pengetahuan itu mempunyaisasaran yang tertentu, mempunyai metodeatau pendekatan untuk mengkaji objek

    tersebut sehingga memperoleh hasil yangdapat disusun secara sistematis dan diakuisecara universal, maka terbentuklah displinilmu. ( Notoadmodjo, 2003).

    Terbentuknya suatu perilaku baru, padalansia dimulai pada domain pengetahuankognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahuluterhadap stimulus yang berupa materi atauobjek diluarnya. Sehingga menimbulkanpengetahuan baru pada subjek tersebut, danselanjutnya menimbulkan respons batin dalambentuk perilaku si subjek terhadap objek yangdiketahui itu. Akhirnya rangsangan yakniobjek yang telah diketahui dan disadarisepenuhnya tersebut akan menimbulkanrespons lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan(action) terhadap atau sehubungan denganstimulus atau objek tadi. Namun demikian,didalam kenyataan stimulus yang diterimaoleh subjek dapat langsung menimbulkantindakan. Artinya seorang dapat bertindakatau berperilaku baru dengan mengetahuiterlebih dahulu terhadap makna stimulus yangditerimanya. (Notoatmojo, 2003).

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa hampir seluruhnya 55responden (91,7%) memiliki pengetahuancukup dan 46 responden (76,6%) lansiamemiliki perilaku hidup bersih dan sehat.Terdapat hubungan antara tingkatpengetahuan dengan perilaku hidup bersih dansehat pada lansia di Dusun Prangas DesaKlepu Kecamatan Sumbermanjing WetanKabupaten Malang. Diharapkan bagi petugaskesehatan meningkatkan pemberian informasidan pengetahuan tentang permasalahankesehatan kepada lansia khususnya dalampenerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Angel-Lpez-Rey, E., Romero-Cano, M.,Tbar-Morales, J. P., Mora-Garca, C.,& Fernndez-Rodrguez, O. (2008).[Knowledge and attitudes of the

  • 34 Januari 2013: 29 - 35

    Nungky Kustantya1 & Mochamad Saiful Anwar2 JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

    population about the living wills].Enfermera Clnica, 18(3), 115-119.

    Arikunto, Suharsimi. 2002. ProsedurPenelitian Pendekatan Praktek, EdisiRevisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

    Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori DanPengukurannya. Yogyakarta. Pustaka

    Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan danPerilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

    Baker, M. E. (2000). Knowledge andattitudes of health care social workersregarding advance directives. SocialWork In Health Care, 32(2), 61-74.

    de Jong, N., Chin A Paw, M. J., de Graaf, C.,& van Staveren, W. A. (2000). Effectof dietary supplements and physicalexercise on sensory perception, appetite,dietary intake and body weight in frailelderly subjects. The British JournalOf Nutrition, 83(6), 605-613.

    Downes, L. (2008). Motivators and barriersof a Healthy Lifestyle Scale:development and psychometriccharacteristics. Journal Of NursingMeasurement, 16(1), 3-15.

    Fries, B. E., Morris, J. N., Skarupski, K. A.,Blaum, C. S., Galecki, A., Bookstein, F.,& Ribbe, M. (2000). Accelerateddysfunction among the very oldest-oldin nursing homes. The Journals OfGerontology. Series A, BiologicalSciences And Medical Sciences,55(6), M336-M341.

    Huang, L.-H., Chen, S.-W., Yu, Y.-P., Chen,P.-R., & Lin, Y.-C. (2002). Theeffectiveness of health promotioneducation programs for communityelder ly. The Journal Of NursingResearch: JNR, 10(4), 261-270.

    Kaptoge, S., Jakes, R. W., Dalzell, N.,Wareham, N., Khaw, K. T., Loveridge,N., . . . Reeve, J. (2007). Effects ofphysical activity on evolution of proximalfemur structure in a younger elderlypopulation. Bone, 40(2), 506-515.

    Lee, T. W., Ko, I. S., & Lee, K. J. (2006).Health promotion behaviors and qualityof life among community-dwellingelderly in Korea: a cross-sectional

    survey. International Journal OfNursing Studies, 43(3), 293-300.

    Lin, W., & Lee, Y.-W. (2005). Nutritionknowledge, a ttitudes and dietaryrestriction behaviour of Taiwaneseelder ly. Asia Pacific Journal OfClinical Nutrition, 14(3), 221-229.

    Mitchell, D., Haan, M. N., Steinberg, F. M.,& Visser, M. (2003). Body compositionin the elderly: the influence of nutritionalfactors and physical activity. TheJournal Of Nutrition, Health &Aging, 7(3), 130-139.

    Mariyam S, MF Ekasari, Rosidawati. (2008).Mengenal usia Lanjut danPerawatannya. Penerbit: SalembaMedika, Jakarta.

    Notoadmodjo, S. 2005. MetodologiPenelitian Kesehatan Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta.

    Nursalam. 2003. Konsep dan PenerapanMetodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta: SalembaMedika Cipta.

    Pedersen, A. N., Rothenberg, E., & Maria,A. (2002). Health behaviors in elderlypeople. A 5-year follow-up of 75-year-old people living in three Nordiclocalities. Smoking, physical activity,alcohol consumption, and healthy eating,and attitudes to their importance. AgingClinical And Experimental Research,14(3 Suppl), 75-82.

    Pinar, R., Celik, R., & Bahcecik, N. (2009).Reliability and construct validity of theHealth-Promoting Lifestyle Profile II inan adult Turkish population. NursingResearch, 58(3), 184-193. doi: 10.1097/NNR.0b013e31819a8248

    Rydwik, E., Lammes, E., Frndin, K., &Akner, G. (2008). Effects of a physicaland nutritional intervention program forfrail elderly people over age 75. Arandomized controlled pilot treatmenttrial. Aging Clinical And ExperimentalResearch, 20(2), 159-170.

    Schroll Bjrnsbo, K., Ferry, M., de Groot, C.P. G. M., & Schlienger, J. L. (2002).Changes in physical performance in

  • 35Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) dan Sehat pada Lansia

    Volume 4, Nomor 1 Versi online:

    elderly Europeans. SENECA 1993 -1999. The Journal Of Nutrit ion,Health & Aging, 6(1), 9-14.

    Tipton, K. D. (2001). Muscle proteinmetabolism in the elderly: influence ofexercise and nutrition. CanadianJournal Of Applied Physiology =Revue Canadienne De PhysiologieApplique, 26(6), 588-606.