20141229 majalah detik_161

187
TRAVEL UMRAH BODONG EDISI 161 | 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 PUASA IMPOR BERAS DIMULAI TRAVEL UMRAH BODONG TANGAN SAKTI FUAD

Transcript of 20141229 majalah detik_161

  • TRAVEL

    UMRAH BODONG

    EDISI 161 | 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    PUASA IMPOR BERAS DIMULAI

    TRAVEL

    UMRAH BODONG

    TANGAN SAKTI

    FUAD

  • DAFTAR ISI

    Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifai, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.

    Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: [email protected] Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769

    Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran: [email protected] Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: [email protected] detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.

    EDISI 161 29 DES 2014 - 4 JAN 2015

    SPORT

    @majalah_detik majalah detik

    n BUKAN BLUSUKAN BIASA

    n KARENA TERGIUR TRAVEL BODONG

    n SENYUM PUN BISA DIREKONSTRUKSI

    n MENGHAPUS PREMIUM, MEMBANGUN KILANG BARU

    n MUNIR, EMIR, DAN LOMPATAN SUKSES GARUDA

    n BIN PERKUAT INSPEKTORAT AWASI PNS

    n LABA MENGGIURKAN MONEY CHANGER

    n EKSPERIMEN BUKU KULINER ALA LAKSMI

    n BERDAMAI DENGAN KAMERAD CASTROn BAGAIMANA MESSI JADI AL-BAGHDADI

    INTERNASIONAL

    CRIME STORY

    HUKUM

    GAYA HIDUP

    KOLOM

    BUKU

    INTERVIEW

    RUMAH

    PAMERAN

    SENI HIBURAN / FILM

    BISNIS

    KATALOG

    EKONOMI

    n ALAM DAN TRADISI ALA KAMPUNG NAGAn YUK, NGETEH CANTIK!

    n (BELUM) DAMAI NATAL DI TIONGKOK

    LENSA

    n CHARLES MICHEL | MERRY RIANA | ELVIRA

    NASIONAL

    n MENYELEKSI CALON PENJAGA KONSTITUSI

    n FILM PEKAN INIn AGENDA

    n FOTO TERPOPULER 2014

    Cover: Ilustrasi: Kiagus Auliansyah

    n SIR ALEX DARI CEK

    n KAMPUNG TEGUH OSTENRIK DI TENGAH KOTA

    n KEMBALI KE CAT AIR

    n AKHIR PELARIAN SI RAJA TEGA

    n PUASA IMPOR BERAS DIMULAI

    n PADDINGTON MASUK KOTA

    FOKUSMEMBORGOL TANGAN SAKTI PAK KANJENGKABARNYA, FUAD AMIN ITU ORANG SAKTI, YANG MEGANG TANGANNYA BAKAL BUNTUNG.

    n MENGEMBALIKAN KEJAYAAN NUSA TENGGARAn SWASEMBADA LEMBU TAK KUNJUNG DATANG

    n DIMODALI RENTENIR, OMZET RATUSAN JUTA

    n BESAR KEBUTUHAN DARIPADA PANEN

  • Situs berbagi foto Instagram mengunggah jutaan foto saban hari. Angka itu akan terus naik seiring dengan bertambahnya pengguna aktif Instagram, yang mencapai 300 juta oranglebih banyak dari Twitter. Berikut ini 10 dari 30 foto paling populer Instagram sepanjang 2014 versi Reuters.

    LENSA

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR

    FOTO TERPOPULER 2014

  • Kombinasi foto rumah-rumah di Venesia, Italia, yang berwarna pastel cerah, Senin (25/8). (Tony Gentile/REUTERS)

    LENSA

  • Jam Big Ben dibersihkan pada Selasa (19/8) | Gadis kecil di tembok Berlin, Minggu (9/11) | Bayi gorila di Kebun Binatang Sydney, Jumat (31/10) | Balon udara dengan latar Super Moon di California Minggu (5/10). (Toby Melville, Fabrizio Bensch, David Gray, Mike Blake/REUTERS)

    LENSA

  • Rumah kuno berbalut pohon merambat yang memerah karena musim gugur terlihat seperti dalam dongeng anak kecil. Foto ini dijepret di North Wales, Inggris, Selasa (23/9). (Rebecca Naden/REUTERS)

    LENSA

  • Bayi monyet jenis Hamadryas baboon berebut susu di Kebun Binatang Hangzhou, Tiongkok, Rabu (17/9). (China Daily/ REUTERS)

    LENSA

  • Kiri: Festival Catalonia yang diikuti ribuan orang di Spanyol, Minggu (5/10). (Albert Gea/REUTERS)Kanan: Ratusan perempuan terlibat dalam Festival Catrina di Kota Meksiko, Sabtu (1/11). Catrina merupakan karakter hantu yang populer sejak satu abad lampau di Meksiko. (Tomas Bravo/REUTERS)

    LENSA

  • Penjual kendi air di pasar Bangalore, India, Kamis (9/10). Warna-warni tempayan tersebut cukup menyita perhatian mata. (Abhishek N. Chinnappa/REUTERS)

    LENSA

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    MENYELEKSI CALON PENJAGA KONSTITUSI

    LIMA DARI 15 CALON HAKIM KONSTITUSI LOLOS SELEKSI KE TAHAPAN BERIKUTNYA. TANPA HAMDAN ZOELVA.

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    KETUA Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi Saldi Isra tiba-tiba ber-anjak dari kursinya. Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Padang, itu malah meninggalkan ruangan saat salah satu calon, Profesor Dr Yuliandri, menda-pat giliran untuk diwawancarai Pansel.

    Saya enggak ikut wawancara Pak Yuliandri karena dia bekas dekan saya, kata Saldi, sem-bari keluar dari ruangan seleksi, di gedung Se-kretariat Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Desember lalu. Sesi

    wawancara untuk Yuliandri kemudian dipimpin oleh Sekretaris Pansel, Refly Harun. Biar enam orang (anggota Pansel) itu yang memutuskan, ujarnya.

    Pansel yang dibentuk Presiden Joko Widodo pada 10 Desember 2014 itu berisi tujuh orang ahli. Selain diketuai Saldi dengan Refly sebagai sekretaris, Pansel beranggotakan lima orang: Harjono, Todung Mulya Lubis, Maruarar Sia-haan, Widodo Ekatjahjana, serta Satya Arinan-to.

    Panitia seleksi itu dibentuk untuk menyaring

    Suasana sidang di Mahkamah Konstitusi

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    calon hakim konstitusi dari unsur pemerintah, yang akan menggantikan Ham-dan Zoel va, yang akan habis masa jabatannya pada 7 Janu-ari 2015. Hamdan, yang kini menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi, memang berasal dari unsur pemerintah.

    Nah, dengan alasan tak ingin mempengaruhi inde-pendensi Pansel, Saldi keluar dari ruangan dan tak ikut

    menilai bekas atasannya tersebut. Tapi toh, Yu-liandri, guru besar Fakultas Hukum Universitas Andalas lolos dalam wawancara.

    Selain Yuliandri, ada empat calon lain yang lolos seleksi tahap pertama itu. Mereka adalah Dr I Dewa Gede Palguna (pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali), Dr Imam Anshori Saleh (komisioner Komisi Yudisial), Dr Aidul Fitriaciada (dosen Universitas Muham-madiyah Surakarta), serta Dr Indra Perwira (dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjar-

    an, Bandung).Kelima nama itu disaring dari 15 calon yang

    menjalani wawancara tahap I pada Senin dan Selasa pekan lalu. Pendaftaran calon hakim MK yang dibuka sehari setelah Pansel dibentukdan ditutup sepekan kemudianitu sebenarnya menerima 18 nama, baik yang mendaftarkan diri maupun didaftarkan oleh pihak lain. Tapi, belakangan, tinggal 15 nama karena dua orang mengundurkan diri, menolak dicalonkan, dan satu nama tidak lolos syarat administrasi.

    Hamdan Zoelva termasuk dalam 15 nama itu. Ketua MK petahana tersebut tidak mendaftar, melainkan didaftarkan oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat untuk ikut seleksi. Na-mun Hamdan menolak ikut tes, dengan alasan pernah menjalani seleksi serupa pada 2010. Hamdan menilai hasil seleksi terdahulu, dan re-kam jejaknya selama menjadi hakim konstitusi, sudah cukup menjadi bahan penilaian.

    Pansel menghormati keputusan Hamdan mundur dari proses seleksi. Namun hal itu disayangkan oleh Pansel. Pilihan kami jadi semakin sedikit, tutur Saldi.

    Saldi Isra dan Refly Harun

    ARI SAPUTRA/DETIKCOM

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Sebab, Pansel berkomitmen untuk memberi-kan perlakuan yang sama terhadap semua ca-lon hakim. Karena itu, jika Hamdan tak meng-ikuti proses seleksi, Pansel tak bisa menilainya. Dengan kata lain, mantan politikus Partai Bulan Bintang itu dicoret dari daftar nama kandidat. Pansel tak bisa menilai Hamdan hanya dari re-kam jejaknya selama ini, termasuk seleksi yang pernah diikutinya beberapa tahun lalu.

    Pansel sudah berkomitmen, semua calon harus mengikuti tahapan seleksi, ucap Saldi.

    Sedangkan mengenai apakah nama Hamdan tetap akan direkomendasikan kepada Presiden Jokowi atau tidak, Menteri-Sekretaris Negara Pratikno menyerahkan sepenuhnya hal itu ke-pada Pansel. Itu terserah Pansel, kata Pratikno secara terpisah.

    Lima nama yang lolos wawancara tahap I, menurut Refly Harun, merupakan hasil penilai-an obyektif yang dilakukan Pansel. Kelima calon itulah yang mendapatkan dukungan terbanyak dari anggota Pansel. Setidaknya, masing-ma-sing mendapat dukungan minimal dari enam anggota.

    Jadi, misalnya ada calon yang saya nilai lolos tapi, setelah dilakukan crosscheck (ke anggota pansel lain), tidak didukung, ya tidak bisa dipaksakan. Mereka yang lolos benar-benar didukung anggota Pansel, ujar Refly saat dite-mui majalah detik, Selasa pekan lalu.

    Namun Pansel tidak memberi urutan mana yang terbaik dari kelima orang itu. Sebab, ma-sih ada seleksi berikutnya yang harus dijalani.

    Presiden Jokowi dan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva

    AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Setelah wawancara tahap I untuk menggali kapasitas dan kapabilitas, calon menjalani tes wawancara tahap II pada 30-31 Desember. Di sini, integritas kandidat akan didalami. Integri-tas ini soal fakta, tuturnya.

    Nah, bicara soal fakta integritas itulah, Pan-sel kemudian mengirimkan kelima nama calon yang lolos tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis

    Transaksi Keuangan untuk ditelusuri rekam jejak dan transaksi keuangannya.

    Pansel sebenarnya sudah mengirim nama ke KPK dan PPATK saat calon masih berjumlah 15 orang. Namun, setelah jumlahnya mengerucut, Pansel meminta kedua lembaga itu berfokus pada lima nama tersebut. Toh, tidak ada guna-nya juga kita men-suspect nama-nama yang tidak lolos, kan? ucap Refly.

    Adapun KPK, hingga Kamis pekan lalu belum selesai melacak transaksi keuangan kelima nama tersebut. Menurut juru bicara KPK, Jo-han Budi, pihaknya hanya membantu Pansel melacak transaksi keuangan kelima nama calon hakim MK yang diajukan. Komisi antikorupsi itu tidak dalam posisi memberikan rekomendasi siapa yang harus dipilih.

    Jadi yang dilakukan KPK hanya melakukan tracking. Hasilnya akan disampaikan. Selebih-nya (siapa yang akan dipilih) tergantung Pan-sel, kata Johan.

    Selain ke KPK dan PPATK, Pansel menyurati instansi-instansi tempat para calon bekerja un-tuk mengetahui kinerjanya di tempat tersebut.

    Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi membawa daftar nama calon hakim MK ke KPK, Kamis (18/12).

    MOKSA/DETIKCOM

    NASIONAL

  • NASIONAL

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Masukan dari masyarakat juga diharapkan un-tuk menilai rekam jejak kandidat. Pansel bah-kan masih menanti masukan tersebut hingga 5 Januari 2015 pukul 12.00 WIB, sebelum nama-nama yang lolos seleksi tahap berikutnya di-ajukan kepada Presiden pada hari yang sama.

    Pansel akan menentukan 2 atau 3 nama dari kelima orang tersebut yang dianggap paling

    berintegritas, kapabel, dan independen. Dua atau tiga nama itu akan diajukan kepada Presi-den Jokowi untuk kemudian dipilih satu orang penjaga konstitusi yang akan dilantik pada 7 Januari 2015, saat masa jabatan Hamdan Zoelva selesai.

    Anggota Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan MK, Erwin Natosmal Oemar, mengatakan seleksi cara ini sebenarnya bukan hal baru karena pernah dilakukan pada era Presiden Su-silo Bambang Yudhoyono saat Dewan Pertim-bangan Presiden yang dipimpin Adnan Buyung Nasution melakukan seleksi serupa. Bedanya, seleksi di era Jokowi ini memberi peluang lebih luas kepada publik untuk bertanya kepada tiap kandidat secara terbuka.

    Cara tersebut dinilainya sebagai sebuah me-tode yang baik dalam seleksi hakim konstitusi selama ini. Ini metode yang baik dibanding seleksi hakim konstitusi dari (unsur) MA mau-pun DPR, ujarnya. Siapa yang akan menjadi penjaga konstitusi berikutnya kini dinanti. n

    ADITYA MARDIASTUTI, NUR KHAFIFAH | DIM

    Gedung Mahkamah Konstitusi menanti hakim baru.

    ARI SAPUTRA/DETIKCOM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

  • NASIONAL

    NAIK SEPEDA MOTOR MENJADI GAYA BLUSUKAN WAKIL GUBERNUR JAKARTA DJAROT SAIFUL HIDAYAT. DINILAI LEBIH KOMUNIKATIF

    KETIMBANG AHOK. MEMULUSKAN JALAN UNTUK 2017?

    BUKANBLUSUKAN BIASA

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    NASIONAL

    LIMA unit sepeda motor Suzuki Shogun Axelo kini menjadi andalan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Dengan sepeda motor berkapasitas mesin 125 cc itu, mantan Bupati Blitar tersebut blusukan ke pelosok-pelosok Jakarta. Sepeda motor itu tiba di Balai Kota DKI pada Selasa pagi, 23 Desember lalu. Hanya beberapa jam setelah sepeda motor tiba, Djarot pun beraksi.

    Berbekal jaket dan helm hitam, Djarot tancap gas mengen-darai sepeda motor bebek bernomor polisi B-6058-PXQ itu, yang telah disiapkan stafnya di halaman. Awalnya, Djarot ingin mengendarai sendiri sepeda motornya. Namun, baru sampai di gerbang Balai Kota, seorang petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengambil alih kemudi.

    Yang paling utama, biar lebih dekat dengan masyarakat, kata Djarot saat ditanya wartawan ke mana tujuan blusukan-nya.

    Esok harinya, Djarot kembali blusukan. Saat itu tujuan-nya adalah sejumlah gereja di Jakarta. Ia berniat mengecek persiapan pengamanan ibadat Natal. Sementara itu, sang gubernur, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, cuti untuk merayakan Natal di kampung halamannya di Belitung Timur.

    Djarot mengatakan sebenarnya sebuah mobil dinas Lexus sudah disiapkan untuknya. Tapi kader Partai Demokrasi In-donesia Perjuangan itu enggan menggunakan mobil berjenis

    NASIONAL

    Djarot Saiful Hidayat saat hendak blusukan menggunakan sepeda motor.

    MULYA NURBILKIS /DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    NASIONAL

    sport utility vehicle tersebut. Alasannya terlalu besar dan biaya perawatannya mahal.

    Aku enggak mau pakai. Kalau bisa dilelang, ya dilelanglah, dijual saja. Buat apa mobil ma-hal-mahal, biaya perawatan mahal, ujar Djarot saat ditemui di Balai Kota.

    Untuk menunjang kegiatannya, Djarot memilih menggunakan Toyota Kijang Innova

    warna hitam. Namun, untuk aktivitas rutin, ia mengatakan akan lebih banyak menggunakan sepeda motor. Apalagi jika hendak menyam-bangi kampung-kampung di Ibu Kota, ia lebih sreg naik sepeda motor karena dianggapnya efisien.

    Bukan untuk gaya-gayaan, tapi buat efi-siensi. Motor itu lebih gesit. Saya pikir cukup amanlah. Saya nyoba naik motor, ternyata juga masih ahli, kok, tuturnya sambil tertawa.

    Blusukan ala Djarot kadang dilakukan sampai tengah malam. Seperti yang dilakukannya Senin pekan lalu. Ia datang ke Jalan Tambak, Manggarai, Jakarta Selatan, pada pukul 22.00 WIB untuk memantau Pintu Air Manggarai, yang sangat vital untuk memantau banjir. Da-lam blusukan malam hari itu, Djarot baru naik mobil. Alasannya, kalau naik sepeda motor malam-malam, khawatir masuk angin.

    Soal aksi blusukan-nya itu, Djarot mengata-kan memang bakal lebih banyak di lapangan ketimbang di kantor, walaupun terkadang Ahok juga terjun langsung ke lapangan.

    Saya sudah hitam, jadi lebih pas dan lebih

    NASIONAL

    Djarot saat mengecek Pintu Air Mangggarai, Jakarta Selatan.

    MULYA NURBILKIS /DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    NASIONAL

    bebas. Apalagi saya relatif belum dikenal. Kalau Ahok (blusukan), malah terganggu karena dia sudah terkenal, tuturnya seraya berkelakar.

    Namun blusukan Djarot rupanya bukan tugas biasa. Selentingan kabar yang beredar di kalangan internal PDI Perjuanganpartai tempat Djarot bernaungia mendapat tugas

    khusus dari sang ketua umum, Megawati So-ekarnoputri. Tugas khusus itu adalah blusukan untuk merebut hati warga Jakarta. Sebab, ada kemungkinan ia bakal diusung menjadi calon gubernur di pilkada 2017.

    Setting-nya ke situ (pilkada DKI Jakarta). Sebab, Ahok kan sulit maju lagi. Dia enggak

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Djarot Saiful Hidayat dalam rapat pembekalan calon anggota DPRD dari partainya di Jakarta, Agustus lalu.

    YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    NASIONAL

    punya partai dan dari (kelompok) minoritas, ucap sumber majalah detik yang merupakan salah satu pengurus di Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan.

    Lantas bagaimana dengan nasib Ahok jika Djarot maju sebagai calon gubernur? Sumber

    itu hanya mengatakan mungkin Ahok akan ditampung Presiden Joko Widodo di kabi-

    net.Namun Djarot buru-buru membantah

    kabar itu. Menurut dia, blusukan yang dilakukan merupakan didikan partai berlambang banteng tersebut agar para pemimpin mencintai rakyatnya.

    Makanya lurah, camat, dan wali kota juga akan melakukan hal yang sama. Jadi bukan aku saja. Ini kota luas. Gubernur dan wakilnya punya kaki-kaki yang kuat yang diwakili ca-

    mat dan lurah, katanya. Bantahan serupa dilontarkan

    beberapa politikus partai itu. Pe-laksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

    mengatakan blusukan sudah menjadi karakter Djarot. Soal langkah untuk mengusung Djarot pada pilkada 2017, menurut Hasto, masih jauh dari bayangan.

    Jalan masih panjang. Yang melantik dia kan Ahok. Jadi Djarot hanya menjalankan perintah saja (blusukan), ujarnya.

    Senada, politikus PDI Perjuangan yang lain, Eva Kusuma Sundari, bilang partainya belum memikirkan soal pilkada DKI 2017. Sebab, tugas penting Djarot saat ini adalah bekerja demi rakyat. Adapun soal kemungkinan Ahok tak bisa maju di pilkada karena tak punya partai, Eva justru menganggap peluang Ahok semakin besar karena dia bisa mendapat dorongan dari mana saja.

    Atau minta KTA (kartu tanda anggota) dari PDIP. Itu bisa dilihat satu tahun sebelum pemi-lihan. Dia juga bisa menjadi calon independen, tutur Eva.

    Sementara itu, saat dimintai konfirmasi soal ini, Ahok hanya menanggapinya dengan san-tai. Enggak apa-apa. Biar dia (Djarot) tambah gede (populer), saya tambah kecil, he-he-he,

    Pelaksana Tugas Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    NASIONAL

    jawab Ahok.Djarot memang baru hitungan hari menjabat

    wakil gubernur. Ia dilantik pada 17 Desember lalu. Namun gebrakannya melalui blusukan su-

    dah mendapat apresiasi, termasuk dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    DKI Jakarta Muhammad Taufik, yang selama ini berseberangan dengan

    Ahok.Menurut dia, meski kinerja

    Djarot belum bisa dinilai, yang menjadi pembedanya dengan Ahok, Djarot langsung mene-mui DPRD setelah dilantik. Dia lebih komunikatif dibanding

    Ahok, ucap Taufik kepada ma-jalah detik.Bagi pengamat politik Yunarto

    Wijaya, sejak awal menjabat Wakil Gu-bernur Jakarta, karakter Ahok memang

    lebih suka di belakang meja. Ini berfungsi untuk menjalankan roda birokrasi.

    Saat dia di belakang meja, Jokowi (saat menjadi Gubernur DKI) di luar melihat kondisi lapangan, menjadi pola yang terus terjadi. Dia bisa menjaga itu dan dilihat Ahok merasa lebih nyaman, kata pria yang akrab disapa Toto itu.

    Toto juga menilai aksi blusukan Djarot alami. Alasan itu pulalah yang membuat Ahok menja-tuhkan pilihan pada Djarot untuk jadi wakilnya. Ahok pun tidak khawatir bakal tersaingi oleh Djarot.

    Ahok sengaja memilih Djarot karena ber-pengalaman. Dan buktinya, dengan Ahok di belakang meja, birokrasi jadi berubah jadi lebih baik. Kinerja PNS membaik. Orang-orang yang memiliki kinerja buruk disingkirkan, ujarnya.

    Dengan kata lain, menurut pandangan Toto, blusukan Djarot di Jakarta sebaiknya tidak di-maknai sebagai upaya memuluskan jalannya menjadi orang nomor satu di Jakarta, melain-kan untuk mensinergikan kinerja Ahok setelah ditinggal Jokowi ke Istana. n JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN G.

    MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Yunarto Wijaya

    ARI SAPUTRA/DETIKCOM

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    DO

    K. LB

    H

    HUKUM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    PULUHAN ORANG YANG HENDAK BERUMRAH DI PEKANBARU MENJADI KORBAN DUGAAN PENIPUAN SEBUAH BIRO PERJALANAN. SUDAH KERAP TERJADI DI RIAU.

    KARENA TERGIUR TRAVEL BODONG

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    SUSIYAH hampir putus asa bolak-balik ke kantor Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, untuk mena-nyakan kasus penipuan yang diduga dilakukan PT S terhadapnya. Padahal kasus itu sudah dilaporkan pada 24 Maret 2014 ke polisi. Wanita 41 tahun itu juga telah menerima surat tanda terima laporan bernomor SPTL/353/III/2014/Riau/SPKT Polresta.

    Ibu dua anak warga Jalan Pala, Desa Pala, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, itu

    berharap pemilik PT S, perusahaan biro perja-lanan umrah yang diduga menipunya beserta dua sepupunya, ditangkap. Namun, sudah lebih dari enam bulan, dan 2014 pun segera berakhir, kasus itu tak kunjung terungkap.

    Pada awal 2014, Susiyah mendaftar untuk berangkat umrah. Dia mengajak kakak sepu-punya, Soewono, warga Pekanbaru, dan Mis-tingah, warga Bogor, Jawa Barat, untuk sama-sama berkunjung ke Tanah Suci Mekah.

    Sebelum dia memilih perusahaan travel yang

    Jemaah umrah sedang menunggu untuk melanjutkan penerbangan di pelataran Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (24/12).

    MUHAMMAD IQBAL/ANTARAFOTO

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    akan memberangkatkannya, keluarga besar sebenarnya sudah mewanti-wantinya berhati-hati agar tak tertipu. Namun seorang tetangga Susiyah yang bekerja di PT S de ngan kantor di Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, membuatnya merasa aman untuk memilih biro tersebut.

    Bersama dua sepupunya, Susiyah tanpa ragu menyetor uang ke PT S senilai Rp 68 juta. Tak ada firasat apa pun, karena akhir Januari 2014

    mereka dikumpulkan bersama jemaah lain untuk melaksanakan manasik haji di area eks MTQ Nasional, Jalan Sudirman, Pekanbaru.

    Setelah manasik haji, pihak PT S bahkan me-lakukan pengukuran baju seragam untuk calon jemaah. Perusahaan itu juga membagikan tas pakaian dan tas sandang seragam. Jemaah pun dijanjikan akan diberangkatkan umrah pada 26 Februari 2014.

    Karena keberangkatan sudah di depan mata, layaknya tradisi umat Islam pada umumnya, Susiyah dan dua sepupunya melaksanakan syukuran walimatul safar dengan mengundang sanak saudara dan tetangga. Dan, pada hari keberangkatan, sang suami, Ridwan, 45 tahun, mengantar Susiyah ke Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Selain Susiyah, jemaah lain sudah berkumpul di sana.

    Namun, empat jam berlalu, tak ada satu pun pihak PT S yang datang untuk mengurusi keberangkatan mereka. Kecurigaan mereka memuncak ketika panggilan ke nomor telepon seluler pemilik biro perjalanan tak sekali pun direspons. Sebagian jemaah pun panik, terma-

    Bukti pengiriman paspor Susiyah dengan alamat di Tangerang Selatan.

    CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    suk Susiyah.Setelah memastikan keberangkatan mereka

    batal hari itu, Susiyah pulang dengan perasaan malu. Bahkan ia sempat mengurung diri di rumah selama sebulan. Pemilik PT S sempat

    menghubungi jemaah, termasuk Susiyah, dan dijanjikan akan diberangkatkan

    pada 6 Maret 2014. Tapi janji tinggal janji, pemilik agen travel

    menghilang begitu saja hingga kini.

    Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah menjadi kor-ban penipuan, Susiyah juga turut dipersalahkan oleh dua

    sepupunya. Hubungan me-reka menjadi renggang. Me-

    reka bahkan meminta Susiyah mengembalikan uang yang telah

    disetorkan.Saya terpaksa mencicil utang kepada

    keluarga. Padahal mereka tahu, kami sama-sama tertipu, kata Susiyah saat ditemui bebe-rapa waktu lalu.

    Setelah melapor ke polisi, ia jadi tahu ternyata ada salah satu orang tua seorang polisi di Pekan-baru yang juga menjadi korban penipuan PT S. Tapi anehnya, dia mendapat pengembalian uang.

    Uang yang saya bayarkan ternyata dipu-tarkan pihak agen travel lagi untuk mengem-balikan dana umrah jemaah lain. Ini terungkap karena penyidik yang memeriksa saya, orang tuanya nyaris menjadi korban penipuan travel yang sama, ujar Susiyah.

    Awal November 2014, tim Polres Kota Pekan-baru sebenarnya sudah dikirim untuk melacak keberadaan pemilik agen perjalanan umrah PT S, yang dikelola sepasang suami-istri. Tim ini melacak dugaan mereka berada di Jakarta atau Bandung.

    Namun tim kami tidak berhasil. Seminggu di Jakarta dan Bandung, pasangan suami-istri ini tidak ketemu juga, tutur Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Pekanbaru Komi-saris Hariwiyawan Harun.

    Polisi juga belum menetapkan pasangan itu sebagai tersangka, meskipun dari alat bukti yang ada hal itu sudah bisa dilakukan. Kami masih

    Uang yang saya bayarkan ternyata diputarkan pihak

    agen travel lagi untuk mengembalikan dana

    umrah jemaah lain.

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Susiyah saat melaporkan dugaan penipuan yang dialaminya ke polisi.

    CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM

    butuh keterangan saksi korban lain. Kalau sudah lengkap, baru kami keluarkan DPO, begitu alasan Hariwiyawan.

    Menurut dia, dalam kasus ini, bukan hanya Susiyah yang menjadi korban, tapi ada puluhan korban lain, termasuk pihak maskapai pener-bangan. Kami serius mengungkap kasus ini,

    ujarnya.Meski menghilang, sang pemilik agen travel

    masih mengirimkan pesan singkat pada 26 Ok-tober 2014. Dalam SMS-nya, ia mengucapkan selamat tahun baru Islam. Ia juga mengajak Susiyah saling mendoakan dan saling berpra-sangka baik.

    Semua urusan yang tertunda segera Allah mudahkan, Bu di tahun baru 1436 H, salam, begitu antara lain bunyi pesan tersebut.

    Paspor Susiyah juga sudah dikembalikan PT S pada 8 Juli 2014 melalui jasa pengiriman surat dengan alamat pengirim dari kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, atas nama Wisnu.

    Menanggapi kasus ini, Ketua Association of the Indonesian Tour & Travel Agencies (Asita) Riau, Ibnu Masud, menyatakan kasus penipuan umrah dan haji di Riau sudah banyak terjadi. Jika dihitung, sudah miliaran rupiah dana warga yang dikeruk oleh biro-biro perjalanan bodong.

    Biasanya agen perjalanan bodong ini akan menawarkan paket umrah dan haji yang lebih

  • HUKUM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    murah ketimbang agen travel lain. Se-lisihnya bisa sampai Rp 5 juta, sehingga membuat banyak orang tergiur.

    Di Riau, hanya ada tiga travel umrah dan haji plus yang resmi, walau seka-rang banyak. Tapi yang resmi terdaftar di Kementerian Agama hanya tiga, ucapnya.

    Memang ada kasus penipuan yang diselesaikan lewat jalur damai. Tapi banyak pula yang tak terungkap. Ini, kata dia, membuat warga enggan berurus-an dengan polisi. Sebab, selama ini tak satu pun kasus penipuan umrah dan haji bisa tuntas secara hukum.

    Padahal sudah ada perjanjian Kapolri dan

    Menteri Agama dalam menangani kasus penipuan umrah ini. Kedua belah pihak akan saling membantu untuk mengungkap. Tapi, di Riau, kita belum pernah dengar ada travel yang sampai diseret ke meja hijau, ujar Ibnu.

    Ia pun meminta masyarakat tak lagi tergiur janji muluk agen perjalanan. Jika ingin berang-kat umrah atau haji plus, terlebih dulu min-talah bukti bahwa agen perjalanan tersebut terdaftar di Kementerian Agama. Jika perusa-haan itu tak bisa menunjukkannya, sebaiknya dihindari.

    Kebanyakan travel di daerah muncul deng-an PT sendiri, lalu menggandeng perusahaan travel di Jakarta. Ini yang banyak terjadi, tutur Ibnu. Jika terjadi penipuan, pihak agen travel yang ada di Jakarta itu akan dengan mudahnya berkelit.

    Kini Asita Riau berharap polisi serius meng-ungkap kasus penipuan umrah dan haji ini. Harapan yang sama dilontarkan Susiyah, dan mungkin puluhan, bahkan ratusan, korban lain-nya. CHAIDIR ANWAR TANJUNG (PEKANBARU) | M. RIZAL

    Korban saat menunjukkan bukti laporan polisi. Hingga kini kasus tersebut belum terungkap.

    CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    ILU

    STR

    ASI:

    EDI W

    AHYO

    NO

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    CRIME STORY

    SEORANG GEMBONG PERAMPOK, AKRADINATA ALIAS EDI PALEMBANG, TEWAS DITEMBAK POLISI. DIKENAL BENGIS SAAT MENJALANKAN AKSINYA.

    AKHIR PELARIANSI RAJA TEGA

    BAGIAN I

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    D OR, dor, dor! Rentetan letusan senjata mengejutkan warga Kam-pung Sawah Balong, RT 06 RW 04, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yang sebagian masih terlelap. Saat itu, 1 Desember 2014, waktu baru menunjukkan pukul 04.00 WIB.

    Hanya beberapa warga yang memberanikan diri keluar dari rumah, menyaksikan 22 orang yang berkerumun di depan rumah kontrakan milik Makmun, 50 tahun di pagi buta itu.

    Sebagian besar menenteng senjata api, se-perti pistol dan senjata laras panjang. Ketika letusan senjata berhenti, mereka bersorak kegirangan. Beberapa melakukan tos-tosan, memberi selamat satu sama lain. Puluhan pria berbadan tegap yang menenteng sen-jata itu ternyata polisi berpakaian preman. Warga pun baru berani mendekat.

    Mereka baru menembak mati seorang gembong perampok dalam penggerebekan menjelang azan subuh berkumandang itu. Makmun, pemilik rumah, dan dua penghuni kontrakan, yakni Aroh, 35 tahun, dan Ha-limah, 27 tahun, juga tak menyangka salah satu tetangga mereka, Budiman Suman atau yang disapa Padang, menyembunyikan Akradinata alias Edi Palembang, gembong perampok yang dikenal bengis saat beraksi.

    Dia diburu dan dikejar sudah lama, apes-nya di sini, begitu kata bapak-bapak polisi, kata Aroh saat ditemui majalah detik bebe-

    Komplotan Dedi Irawan saat rilis kasus di Markas Polrestabes Semarang awal Oktober lalu.

    ANGLING ADHITYA/DETIKCOM

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    rapa waktu lalu.Adapun Makmun, yang sejak pukul 23.00

    WIB sudah diberi tahu polisi akan ada peng-gerebekan, melihat Edi tersungkur di kamar mandi kontrakan yang dihuni Budiman itu. Edi sempat berupaya kabur dengan naik ke plafon, tapi peluru polisi lebih dulu meng-hentikan langkahnya. Sedangkan Budiman, warga Padang, dan satu kawannya yang lain, Farhan Wijaya asal Lampung, diringkus polisi.

    Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan Kepo-lisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Ar-sya Khadafi mengatakan penggerebekan itu dilakukan pihaknya bersama tim dari Satuan Reserse Kriminal Polda Riau yang berjumlah 12 orang. Kami tim taktis (dari Polda Metro) berjumlah 10 orang, hanya mem-back-up dari belakang, ujar Arsya secara terpisah.

    Tim Arsya sudah lama berkoordinasi deng-an kepolisian Riau soal keberadaan Edi yang terdeteksi di Kembangan. Edi diburu karena sederet kasus perampokan dan menembak mati seorang anggota Kepolisian Sektor Se-napelan, Riau, Ajun Inspektur Dua Hariyanto

    Bahari, yang akan menangkapnya pada 9 November lalu.

    Aksi Edi menembak mati polisi itu sempat menggegerkan warga Pekanbaru. Upaya penangkapan dilakukan anggota Polsek Se-napelan setelah mengendus keberadaan Edi masuk ke Pekanbaru. Pria berusia 38 tahun itu telah masuk daftar pencarian orang oleh Polda Jambi karena kabur dari ruang tahanan Kepolisian Resor Batanghari.

    Kehadirannya di Pekanbaru telah dipantau tim Buru Sergap Polsek Senapelan. Sore hari, 9 November, itu, Edi, yang menumpang mo-bil Toyota Avanza berwarna hitam, tengah berada di seputaran Kecamatan Senapelan. Mobil yang ditumpangi enam orang terma-suk Edi itu berhenti di Jalan Kulim, simpang Jalan Kuras, Kecamatan Senapelan.

    Edi turun dari mobil itu untuk berbelanja baju di sebuah rumah-toko. Aipda Bahari, yang menguntit Edi, mengejar ke dalam ruko tersebut. Tahu dirinya dikejar, Edi ambil lang-kah seribu lewat pintu belakang ruko. Bandit itu sempat jatuh tersandung tali pembatas kandang ayam di belakang ruko. Pistol yang

    Dia diburu dan dikejar sudah lama, apesnya di sini.

    Edi "Palembang"

    ISTIMEWA

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    ia bawa sempat terlepas dari genggaman. Namun ia berhasil naik ke atas kandang, lalu melompati pagar tembok.

    Setelah melompati tembok, Edi tak lang-sung kabur. Dia malah bersembunyi di balik kerumunan pohon pisang di belakang ruko. Ia sengaja menunggu Aipda Bahari yang me-

    ngejarnya. Bahari melakukan hal yang sama, naik ke atas kandang ayam dan melompati tembok.

    Tapi... dor! Suara letusan senjata menggema. Bahari, yang posisinya masih di atas tembok, ditembak Edi di bagian dada. Tak sanggup melompati tembok karena luka tembaknya,

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    korban akhirnya turun dan kembali ke ruko. Di depan pintu ruko, Bahari tersungkur dan tewas. Setelah menembak petugas, Edi me-larikan diri. Sementara itu, dua dari lima rek-annya di mobil Avanza diamankan.

    Malamnya, anggota Brigade Mobil Polda Riau diterjunkan untuk memburu Edi. Ber-bagai penjuru dan gang di kawasan itu di-jaga ketat. Penyisiran dilakukan hingga hari berganti. Tapi nihil, Edi tak ditemukan. Ia bak belut yang licin untuk ditangkap. Sejak itu, Polda Riau menyebar foto Edi sebagai buron mereka.

    Dua rekan Edi yang ditangkap awalnya tidak mengakui keterlibatan mereka dalam perampokan. Tapi belakangan keduanya mengaku diajak Edi menggarong setelah penjahat kambuhan itu lolos dari ruang ta-hahan Polres Batanghari.

    Di Pekanbaru, Edi rupanya sudah menyasar sebuah rumah di Jalan Riau Ujung. Pemilik rumah itu juga mempunyai mobil Toyota Fortuner, yang konon di dalamnya dilengkapi brankas uang. Informasi itu diperoleh Edi dari mata-matanya yang ditebar di Pekanbaru.

    Ini tujuan Edi lari dari Jambi ke Pekanba-ru. Sebelum dia beraksi, anggota kami me-nyergapnya di toko pakaian tersebut, tapi anggota tewas dia tembak, tutur Kepala Sa-tuan Reskrim Polresta Pekanbaru, Komisaris

    Makmun, pemilik kontrakan yang dihuni kawanan Edi.

    Halimah, salah satu penghuni kontrakan, saksi mata penggerebekan Edi "Palembang".

    ADITYA MARDIASTUTI/DETIKCOM

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Hariwiyawan.Sejak membunuh petugas, Edi menghilang

    tanpa jejak. Namun polisi tak menyerah dan terus memburunya. Edi sempat terendus pu-lang kampung ke tanah Minang, lalu segera bergeser ke Jambi. Ia juga pernah terdeteksi

    di Kabupaten Sarolangun, Jalan Lintas Timur, ketika sedang makan di sebuah warung. Tapi, saat digerebek, Edi melawan. Kontak senjata terjadi. Ia pun lari ke kawasan hutan. Lagi-lagi sang garong lolos.

    Selama diburu polisi, Edi hidup berpindah-

  • CRIME STORY

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    pindah dari satu provinsi ke provinsi lain, termasuk ke Ibu Kota. Saat digerebek di Kembangan, Jakarta Barat, seperti biasa Edi melawan dengan pistolnya. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, polisi langsung menembak mati Edi. Berakhir sudah pelarian

    sang gembong perampok tersebut.Selain mengamankan dua rekannya, Budi-

    man dan Farhan, dari tempat persembunyi-an Edi di Kembangan, polisi mengamankan sepucuk pistol rakitan jenis revolver dengan enam peluru, lima unit telepon seluler, dan dua buah dompet.

    Dari keterangan dua rekannya yang ter-tangkap di Pekanbaru pula diketahui bahwa Edilah yang merampok sebuah perusahaan di kawasan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Riau, suatu malam pada April 2014. Saat itu, Edi menggasak brankas perusahaan yang tidak diketahui pasti berapa jumlah uangnya.

    Edi juga membunuh seorang anggota satuan pengamanan yang tengah berjaga. Bukan dengan pistol, melainkan de ngan cara dibenturkan kepalanya ke tembok hingga pe-tugas satpam itu tewas. Dari pengakuan itu, polisi tahu tipikal Edi setiap kali beraksi. Tak mengherankan jika ia mendapat julukan si raja tega. Nekat, dan tega membunuh deng-an bengis siapa pun yang menghalangi.

    ADITYA MARDIASTUTI, CHAIDIR TANJUNG (PEKANBARU) | M. RIZAL

    Istri Aipda Hariyanto Bahari memegang foto mendiang suaminya.

    CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEWINTERVIEW

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    MENTERI PAN & REFORMASI BIROKRASI YUDDY CHRISNANDI:

    BIN PERKUATINSPEKTORAT

    AWASI PNS

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    K EMENTERIAN Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggan-deng Badan Intelijen Negara (BIN) untuk me-mantau perilaku aparat sipil. Hal itu, menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, semata untuk kedisiplinan aparatur, bukan untuk menakut-nakuti aparat birokrasi. Ia menjamin pelibatan BIN itu tak akan tumpang-tindih de-ngan peran inspektorat jenderal kementerian ataupun dinas-dinas di daerah.

    BIN kan salah satu unsur yang menjaga pemerintahan, unsur lainnya adalah inspekto-rat. Semua nantinya akan bekerja sama, kata Yuddy dalam perbincangan dengan majalah detik di ruang kerjanya, Senin, 15 Desember lalu.

    Ia menegaskan pihaknya juga akan merevi-talisasi peran irjen, yang selama ini terkesan lebih sebagai tukang stempel menteri, guber-nur, atau wali kota/bupati. Salah satu caranya

    adalah menyampaikan tembusan hasil peng-awasannya kepada Kementerian PAN sebagai pihak yang memimpin reformasi birokrasi.

    Untuk mengawasi PNS, Anda bekerja sama dengan BIN, apakah tidak berlebihan?

    BIN kan instrumen negara yang salah satu tugasnya memberikan informasi kepada pemerintah, lalu menciptakan suasana dan kondisi yang stabil untuk berlangsungnya pro-gram-program nasional sesuai yang direncana-kan pemerintah. Jadi sudah menjadi kewajiban BIN, baik diminta maupun tidak, menyampai-kan berbagai macam informasi tentang kon-disi sosial-politik yang terkait dengan penye-lenggaraan pemerintahan, termasuk informasi para pelaksana penyelenggara pemerintahan.

    Tapi UU Intelijen Negara menyebutkan tugas BIN adalah mengantisipasi ancam-an terhadap keamanan dan ketahanan

    "MAU DIAWASI OLEH CIA, KGB, ATAU MOSSAD SEKALIPUN TIDAK ADA YANG PERLU DITAKUTKAN. APALAGI CUMA DIAWASI OLEH BIN."

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    nasional.Itu kan formalnya. Tapi, yang namanya in-

    telijen negara, dia berkewajiban memberikan informasi apa pun kepada negara. Represen-tasi negara dan pemerintah itu pimpinan ter-tingginya adalah presiden yang dibantu para menteri. Jadi apa salahnya?

    Mengapa tidak memaksimalkan inspek-torat?

    Inspektorat juga. Jadi semua. Semua yang namanya aparatur negara itu kita fungsikan untuk mengawasi dan mendukung penyeleng-garaan pemerintahan. Hanya, secara khusus, intelijen ini memiliki spesifikasi tersendiri, kepi-awaiannya mendapatkan informasi dan mene-ruskan informasi itu secara tepat dan akurat. Spesialisasinya di situ dan, untuk mendukung kelancaran tugas-tugas pemerintahan serta penyelenggaraan negara, kita membutuhkan informasi yang cepat dan akurat.

    Ada indikasi PNS akan menghambat program?

    Tidak, tidak. Memblok kebijakan tidak. PNS kita ini patriot-patriot negara yang memiliki loyalitas, ketaatan terhadap kebijakan-kebi-jakan pemerintah. Kami tidak khawatir dan curiga sedikit pun. Yang kami lakukan adalah memastikan bahwa penyelenggaraan kegiatan pemerintahan berjalan sebagaimana seharus-

    Video

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    nya, lancar.

    Tidak khawatir muncul kesan dari PNS bahwa mereka diawasi secara berlebihan?

    Kalau semua memang niatnya bekerja deng-an sebaik-baiknya untuk bangsa dan negara, tidak memiliki agenda-agenda untuk meng-untungkan diri sendiri dan pribadi, betul-betul bekerja memanfaatkan uang rakyat demi kepentingan rakyat, mau diawasi oleh CIA, KGB, atau Mossad sekalipun tidak ada yang perlu ditakutkan. Apalagi cuma diawasi oleh BIN. Jadi ini sesuatu yang biasa-biasa saja, ha-nya kita artikulasikan kembali, mengingatkan aparatur negara, ini lo kita punya mitra yang namanya BIN.

    Informasi apa saja yang ingin didapat dari BIN?

    Untuk memastikan bahwa peraturan-per-aturan yang terkait dengan aparatur sipil ne-gara dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Itu saja. Disiplin dan tanggung jawab itu adalah modal kerja pembangunan. Setiap informasi

    MY TRANS

    Kalau niatnya tidak benar, Anda kan takut diawasi istri. Kalau memang niatnya dari rumah untuk bekerja, bukan untuk selingkuh, mengapa takut?

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    Menemui Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, Selasa (16/12.)

    HUMAS KEMENPAN RB

    itu akan berpengaruh dalam pengambilan ke-bijakan dan keputusan. Seperti kita tahu akan hujan, pasti kita sedia payung.

    Informasi itu akan menjadi yang utama?BIN kan salah satu unsur yang menjaga pe-

    merintahan, unsur lainnya adalah inspektorat. Semua nantinya akan bekerja sama.

    Wah, pengawasannya jadi dobel. Bagus dong semakin banyak yang meng-

    awasi.

    Kesannya kondisi darurat.Biasa-biasa saja.... Kalau niatnya tidak benar,

    Anda kan takut diawasi istri. Kalau memang niatnya dari rumah untuk bekerja, bukan untuk selingkuh, mengapa takut?

    Rencana penguatan inspektorat? Sedang didalami karena, pandangan ma-

    syarakat selama ini dan tentu juga pandangan

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    saya, inspektorat yang ada, terutama di pe-merintahan daerah itu, tidak lebih dari tukang stempel. Di banyak tempat, inspektorat selalu orang yang dekat dengan bupati, wali kota, atau gubernur sehingga independensinya diragukan. Padahal dia harusnya memeriksa efisiensi, meluruskan perilaku para pejabat, akhirnya dia tidak berfungsi. Akhirnya rapor-nya baik semua. Padahal masyarakat melihat pemerintahan ini kok enggak beres, tapi kok nilainya selalu beres. Akhirnya kepercayaan masyarakat kepada inspektorat kan selalu menurun. Kita ingin kembali kan kewibawaan-nya. Kita ingin kembalikan kepercayaan ma-syarakat.

    Caranya?Kami sedang mengkaji bagaimana merevita-

    lisasi inspektorat ini sehingga punya indepen-densi dan kewibawaan terhadap kepala daerah yang mengangkatnya. Nantinya inspektorat memiliki kewajiban lapor institusi vertikalnya, tapi tembusannya kepada Menteri PAN. Kena-pa kita ikut diberi tembusan? Karena leading

    INTERVIEW

    Di banyak tempat, inspektorat ini selalu orang yang dekat dengan bupati, wali kota, atau gubernur sehingga independensinya diragukan.

    DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    sector reformasi birokrasi. Agenda reformasi ini untuk mengubah mindset. Memang harus ada mental revolution dan caranya melakukan perubahan fundamental itu dengan memicu. Harus ada pengawasan, instruksi, peraturan, dan tindakan yang tegas agar semua aparatur sipil negara melaksanakan tugas dengan se-baik-baiknya.

    Kalau soal pembubaran komisi-komisi negara?

    (Penghapusan) sepuluh lembaga yang (keputusan pembubarannya) ditandatangani Presiden (Joko Widodo) sebetulnya sudah di-usulkan dari tahun 2011 kepada Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). Tapi entah bagaimana

    Bersama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad seusai penandatanganan dokumen komitmen pencegahan korupsi November lalu.

    HUMAS KEMENPAN RB

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    prosesnya belum ditandatangani. Karena itu merupakan kajian yang sangat komprehensif, nah Pak Jokowi melihat mengapa kita harus mengkaji lagi. Otomatis bubar lembaga itu.

    Berapa banyak lagi komisi yang akan dibubarkan?

    Masih 60 atau 70 lagi. Pemerintahan seka-rang melanjutkan telaah. Kami dari Kemente-rian PAN tidak hanya di atas kertas bagaimana struktur organisasinya, data kepegawaiannya, kinerjanya. Tapi kami akan proaktif melihat langsung, kantornya di mana, apa yang diker-jakan. Misalnya saya tiba-tiba datang ke LIPI, datang ke BMKG, nanti akan saya lihat satu per satu sehingga, secara telaah dengan ob-servasi langsung, harus match. Jangan sampai salah assessment, salah menilai. Di atas kertas, kita katakan masih layak, tapi di kantornya semrawut tidak ada orang.

    Pegawainya dikemanakan?Tentu kita berkewajiban menyalurkan pe-

    gawai-pegawai ini ke tempat yang lain sesuai MEGIZA/CNNINDONESIA

    Pembubaran 10 komisi negara itu sebetulnya sudah diusulkan dari tahun 2011, tapi entah bagaimana belum ditandatangani presiden.

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    dengan bidang masing-masing. Kan banyak tempat juga yang kekurangan pegawai. Itu bisa kita manfaatkan.

    Imbauan Anda agar rapat-rapat tidak di hotel dikeluhkan pemilik hotel?

    Tidak apa-apa minta peninjauan. Sudah ditinjau.

    Hasilnya?

    Sebagaimana disampaikan Bapak Presiden pada saat penyerahan DIPA, kan sudah cukup jelas bagi semua menteri. Presiden mengata-kan sudah saatnya kita melakukan efisiensi, stop pemborosan nasional. Jangan lagi ada rapat-rapat di luar kantor. Apa masih kurang jelas?

    Kenapa Anda tidak melarang iklan-iklan layanan kementerian atau dinas?

    Bersama anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka, dan para bidan dari sejumlah daerah, November lalu.

    DOK. ISTIMEWA

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    INTERVIEW

    Meninjau lokasi banjir di Bale Endah, Bandung didampingi Gubernur Jawa Barat Ahd Heryawan dan Wakil Bupapti Bandung Deden R Rumaji, 20 Desember.

    Dok. Humas Kemen PAN RB

    Pokoknya jangan boros. Terjemahkanlah masing-masing. Jangan buang-buang anggaran yang tidak perlu. Kalau menganggap perlu, ya silakan. Di mana urgensinya. Tapi, kalau boros, kita tanya kenapa uang rakyat dibelanjakan untuk hal yang tidak diperlukan.

    Seberapa valid data yang menyebutkan kebijakan itu bisa menghemat hingga 20 persen....

    Bukan 20 persen lagi, (tetapi) 40 persen. Ada simulasinya. Saya kasih tahu. Seperti listrik saja di ruangan ini saya mati kan, AC juga saya ma-tiin, dan hanya boleh 24 derajat. Dengan itu, beban listrik stabil dan relatif menurun. Kalau bisa diturunkan 1 kWh setiap derajat itu, coba kalikan berapa instalasi AC dalam satu bulan? Bisa ratusan ribu atau jutaan, itu satu kantor. Kalau 10 kantor, ribuan kantor di Indonesia? Di kantor Kementerian PAN saja biasanya lis-trik Rp 24 juta satu bulan bisa kita turunkan sampai jadi Rp 18 juta. Itu penghematan baru dari listrik. Belum perjalanan dinas menteri kalau pergi 15 orang yang ikut. Saya sekarang pergi hanya 5 orang, semua di kelas ekonomi. Kalau ada 34 menteri, 77 pimpinan lembaga nonkementerian, 500-an kabupaten/kota, 34 provinsi, bayangkan berapa penghematannya? Bukan miliar lagi, triliun rupiah.

    PASTI LIBERTI MAPPAPA

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    BIODATA

    NAMA: Dr Yuddy Chrisnandi TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Bandung, 29 Mei 1968 ISTRI: Velly Elvira, SHANAK: Ayesha Fatma Nandira

    PENDIDIKAN: 1980: SD Negeri Panitran III Cirebon 1983: SMP Negeri I Cirebon 1986: SMA Negeri I Cirebon 1991: Jurusan Manajemen Fakultas Eko-

    nomi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung

    1997: Fakultas Pascasarjana Ilmu Eko-nomi Universitas Indonesia (UI)

    2004: Program Doktor Ilmu Politik Uni-versitas Indonesia (UI)

    PERJALANAN KARIER: 2011: Komisaris Utama PT Time Line

    Visual 2011: Komisaris PT Anugerah Bumi Cire-

    bon 2010: Founder The FIRST (Future of

    Indonesia Research Studies), konsultan

    bisnis dan politik 2005: Dosen PPS-Studi Ilmu Politik FISIP,

    Universitas Indonesia 2001-2002: Staf Khusus Wakil Presiden

    RI Bidang Politik/Keamanan 1999-2001: Penasihat Ahli Kapolri Bidang

    Politik dan Kepemudaan 2004-2009: Anggota Komisi I DPR dari

    Partai Golkar 1997-1999: MPR dari Partai Golkar

    PENGALAMAN ORGANISASI: 2010-2015: Ketua Bidang Pemenangan

    Pemilu/Bappilu DPP Partai Hanura 2011-2016: Ketua Dewan Penasihat Gen-

    tra Sunda 2005-2010: Ketua Ormas DPP MKGR 2004-2009: Ketua Departemen Organi-

    sasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP Partai Golkar

    KARYA TULIS: 1999: KPP HAM Bukan Pengadilan HAM,

    Yayasan Kebangsaan Bersatu

    2005: Reformasi TNI: Perspektif Baru Hu-bungan Sipil-Militer di Indonesia, LP3ES

    2007: Kesaksian Para Jenderal, LP3ES

    2007: Post Soeharto Ci-vil-Military

    Relations in Indonesia,

    Rajaratnam School of International

    Studies Singa-pore

    2008: Beyond Parlemen: Dari Po-litik Kampus hingga Suksesi Kepemimpin-an Nasional, Trans-wacana

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    KOLOM

    OLEH: PRI AGUNG RAKHMANTO

    BIODATA

    Nama: Pri Agung Rakhmanto

    Pendidikan: Jurusan Teknik Perminyak-

    an ITB Jurusan Ekonomi ITB Colorado School of Mines,

    Amerika Serikat

    SETELAH bekerja sekitar satu bulan, Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin ekonom Faisal Basri menyampaikan rekomendasi perta-manya, yakni menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis ben-sin RON 88 atau Premium oleh PT Pertamina (persero). Sebaliknya, tim tersebut merekomendasikan agar Pertamina melakukan importasi bensin RON 92 atau sejenis Pertamax. Tim memberi tenggat lima bulan ke depan bagi Pertamina untuk melakukan proses transisi.

    Tentu rekomendasi itu idealnya sudah melalui serangkaian analisis dari diskusi dan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan. Saya pribadi menilai rekomendasi yang disampaikan itu bagus, hanya belum matang. Kenapa?

    Saya belum bisa melihat dengan jelas apa sebetulnya yang ingin dicapai dari rekomendasi tersebut. Dampak makronya terhadap subsidi BBM yang selama ini

    REKOMENDASI UNTUK MENGHENTIKAN IMPOR PREMIUM SULIT DIPENUHI KARENA KILANG PERTAMINA DIDESAIN HANYA UNTUK PRODUKSI PREMIUM, BUKAN PERTAMAX.

    MENGHAPUS PREMIUM,MEMBANGUN KILANG BARU

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    KOLOM

    terjadi seperti apa? Apakah dengan menghentikan atau menghapus Premium oto-matis harga BBM kita akan lebih rendah atau bagaimana? Bila Premium dihapus, apakah lantas akan sepenuhnya membeli RON 92? Apakah Tim sudah mengko-munikasikannya secara mendetail dengan Pertamina? Bila sudah, mestinya Tim memahami kondisi riil di lapangan seperti apa. Kenapa?

    Karena, prasyarat mendasar untuk mengimplementasikan rekomendasi tersebut di lapangan dalam waktu singkat tidaklah mungkin. Faktanya, kilang minyak yang dimiliki Pertamina saat ini hanya mampu mengolah Premium kurang dari 1 juta kiloliter per tahun. Sedangkan kebutuhan terhadap Premium mencapai 30 juta kiloliter per tahun. Jadi, untuk hal mendasar ini saja, rekomendasi untuk meng-hentikan impor Premium itu sepertinya sulit dipenuhi karena kilang kita didesain hanya untuk produksi Premium, bukan Pertamax.

    Wacana penghapusan Premium sebetulnya pernah mencuat pada 2011. Waktu itu Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang melontarkannya karena dianggap bisa mengurangi beban subsidi di APBN. Tapi, setelah dibahas di DPR, wacana itu tak dilanjutkan karena kondisi riil seperti yang telah disebutkan di atas.

    Memang benar pada 10 Desember lalu, di bawah komando Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama Pertamina, ditandatangani nota kesepahaman program pengem-bangan kilang minyak dengan tiga perusahaan asing. Mereka adalah Saudi Aramco (Arab Saudi), Sinopec (Tiongkok), dan JX Nippon Oil & Energy (Jepang). Melalui program pengembangan kilang dengan nilai investasi US$ 25 miliar itu, kapasitas kilang ditingkatkan, dari 820 ribu barel per hari menjadi 1,6 juta barel per hari.

    Kelima kilang Pertamina yang masuk dalam program itu adalah kilang Cilacap, Jawa Tengah; Dumai, Riau; Balongan, Jawa Barat; Plaju, Sumatera Selatan; dan Ba-

    Universiteit Twente, Belanda

    Jabatan:Direktur Eksekutif ReforMiner

    Institute, sejak 2012

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    KOLOM

    likpapan, Kalimantan Timur. Direksi Pertamina memperkirakan program pengem-bangan kilang itu baru selesai dalam tempo 4-5 tahun.

    Selain meng-upgrade, membangun kilang untuk memproduksi BBM bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Ini jika kita bersungguh-sungguh memikirkan keta-hanan energi nasional. Sudah lebih dari satu dekade pembangunan kilang hanya menjadi wacana dari waktu ke waktu.

    Dari proyeksi konsumsi hingga tahun 2015, kita membutuhkan setidaknya dua kilang baru masing-masing dengan kapasitas 300 ribu barel per hari. Lima tahun berikutnya, 2020, kita memerlukan lagi tambahan tiga kilang baru dengan kapasitas kurang-lebih sama.

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    KOLOM

    Jika berkomitmen menjaga ketahanan (energi) nasional, pemerintah harus segera merealisasi pembangunan kilang baru dan berhenti berwacana. Pemerintah dapat memilih sikap progresif: membangun dengan dana yang disisihkan dari pengurang-an anggaran subsidi BBM dan kemudian menugasi Pertamina melaksanakan. Atau memilih moderat: pemerintah sekadar memberikan penjaminan, insentif fiskal dan nonfiskal kepada investor yang saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan Pertamina. Jika terus berlama-lama tidak memilih, berarti pemerintah tidak sung-guh-sungguh memikirkan ketahanan energi nasional. Artinya, membiarkan devisa negara terus tergerus. Ini jelas kontraproduktif.

    Kita harus mencontoh negara lain di Asia-Pasifik, seperti Cina, India, Thailand, dan Vietnam, yang menyadari betul urgensi pembangunan kilang baru untuk me-menuhi kebutuhan BBM negaranya. Mereka berlomba menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal untuk mendorong pembangunan kilang. Keringanan pajak, pembe-basan bea masuk impor, pembebasan atau pengurangan biaya sewa lahan, hingga kemudahan birokrasi diberikan untuk mempercepat pembangunan kilang. n

    Disarikan berdasarkan wawancara pada Selasa, 22 Desember 2014.

    MAJALAH DETIK 22 - 28 DESEMBER 2014

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    MEMBORGOL TANGAN SAKTI PAK KANJENG

    KABARNYA, FUAD AMIN ITU ORANG SAKTI, YANG MEGANG TANGANNYA BAKAL BUNTUNG.

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Tap untuk melihat Video HENING menyergap dini hari itu. Sebuah rumah mewah di Bangkal-an, Madura, Jawa Timur, digerebek penyidik Komisi Pemberantasan Ko-

    rupsi. Berkali-kali pintu diketuk, jawaban tidak kunjung datang.

    Salah satu penyidik lantas meraih daun pintu, tapi rumah di Jalan Saksak, Kelurahan Kraton, Bangkalan, itu terkunci. Tidak mau buang wak-tu, petugas KPK itu pun membuka paksa pintu rumah tersebut. Braak!

    Begitu pintu bisa dibuka pada Selasa, 2 De-sember 2014, itu, empat penyidik KPK langsung berhadapan dengan Fuad Amin Imron, si pemi-lik rumah.

    Fuad, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan dari Fraksi Partai Gerindra, membuat keempat petugas komisi antirasuah itu sejenak ragu-ragu. Mereka sempat menda-pat cerita tentang kesaktian Fuad.

    Semua (penyidik) sempat diam. Saling tung-gu siapa yang akan gerak duluan. Kabarnya, dia (Fuad) orang sakti, yang megang tangannya bakal buntung, ujar sumber majalah detik.

    Penangkapan Fuad berjalan dramatis. Be-berapa warga berkerumun di luar rumah. Ke-polisian Resor Bangkalan menerjunkan sekitar 30 personel untuk melakukan pengamanan. Mereka terdiri atas satu peleton Sabhara, satu unit Intel, dan satu unit Reserse Kriminal.

    Kepala Polres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Polisi Soe listyono mengaku dihubungi penyidik KPK, Novel Baswedan, sebelum penangkap-an. Namun, ia sedang berada di Semarang. Koordinasi pengamanan lantas dilakukan oleh

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Wakil Kepala Polres Bangkalan Komisaris Polisi Yanuar.

    Ternyata penangkapan berjalan lancar. Tidak terjadi hal-hal aneh ataupun mistis dalam pe-nangkapan pria yang dijuluki Pak Kanjeng itu seperti kisah-kisah yang beredar di Bangkalan.

    Dari Pak Fuad tidak ada perlawanan apa

    pun, dia menyadari. Kemudian ada beberapa tas yang kita tidak tahu isinya, itu yang dibawa oleh KPK, ujar Soelistyono.

    Aparat Polres Bangkalan berjaga di luar pagar rumah. KPK hanya mengizinkan Kepala Satuan Reskrim dan Kepala Satuan Intel turut menyaksikan penangkapan yang dilanjutkan dengan penggeledahan tersebut.

    Penyidik KPK kaget ketika memasuki kamar tidur Fuad. Mantan Bupati Bangkalan itu mem-biarkan tumpukan uang berserak di dalam kamar. Bergepok-gepok uang pecahan seratus ribuan diletakkan di berbagai tempat, termasuk di tempat tidur.

    Penangkapan Fuad merupakan kelanjutan dari penggerebekan praktek suap di Jakarta. KPK menangkap ajudan Fuad, Rauf, dan Direk-tur PT Media Karya Sentosa (MKS) Antonius Bambang Djatmiko ketika melakukan serah-terima uang di gedung AKA, Jalan Bangka I Nomor 2, Jakarta.

    Uang sebesar Rp 700 juta sudah diletakkan di dalam mobil Fuad. Pengantar uang itu ang-gota TNI Kopral Satu Darmono. Ia ditangkap

    FOKUS

    Penggeledahan rumah Fuad Amin di Jalan Kupang Jaya, Surabaya, Jawa Timur.

    SURYANTO/ANTARA

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    tidak berapa lama kemudian di Energy Building, kawasan Sudirman Center Business District, Jakarta. Ketiganya merujuk nama Fuad sebagai penerima suap.

    Uang Rp 700 juta itu diduga sebagai pelicin agar PT MKS tetap menjadi perusahaan pem-beli gas hasil eksplorasi di Blok Madura Barat. Eksplorasi di blok ini dikendalikan anak peru-sahaan Pertamina, PT Perusahaan Hulu Energi West Madura Offshore (PHE-WMO).

    Pada 2007, PT MKS meneken kontrak per-janjian jual-beli gas dengan PT Pertamina EP. PT MKS mendapat jatah alokasi pembelian gas sebesar 40 BBTU dengan pertimbangan memasok gas ke pembangkit listrik tenaga gas di Gili Timur, Bangkalan, sebesar 8 BBTU.

    Perjanjian tersebut mensyaratkan PT MKS membangun jaringan pipa bagi kebutuhan gas PLTG di Gili Timur. Selama ini tidak ada jaring-an pipa gas untuk PLTG tersebut. Karena itu, perusahaan ini lantas merangkul perusahaan daerah Kabupaten Bangkalan, PD Sumber Daya, untuk mengelola pembangunan jaringan pipa.

    Namun pembangunan jaringan pipa ini tidak pernah bergerak. Sumber majalah detik di KPK menyebutkan PT MKS justru menjual gas untuk kebutuhan PLTG Gresik dan Pertamina untuk gas rumah tangga.

    Adapun hasil eksplorasi WMO, sekitar 80 persen adalah gas bahan bakar PLTG, 14 persen untuk gas rumah tangga, dan sisanya dalam bentuk lain.

    Keberadaan PT MKS turut menjadi sorotan khusus KPK. Sumber di KPK menyebutkan se-toran dana kepada Fuad sudah berjalan cukup lama. Ia menyebut nilai nominal Rp 1,5 miliar sampai Rp 1,7 miliar per bulan.

    Nah, itulah, duitnya malah ke Fuad sejak dia jadi bupati, ungkap sumber majalah detik.

    Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengakui perkembangan penyidikan cukup signifikan setelah melakukan penggeledahan di beberapa rumah Fuad. KPK sudah menyiapkan sangkaan berlapis terhadap Fuad.

    Operasi tangkap tangan baru dapat menjerat Fuad selaku Ketua DPRD Bangkalan dengan Pasal 12 Huruf A, Pasal 12 Huruf B, Pasal 5 Ayat

    FOKUS

    Kapolres Bangkalan Soelistyono

    BAHTIAR RIVAI/DETIKCOM

    Pak Fuad tidak ada perlawanan apa pun, dia menyadari. Kemudian ada beberapa tas yang kita tidak tahu isinya, itu yang dibawa oleh KPK.

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    2 atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantas-an Tindak Pidana Korupsi.

    Selasa, 23 Desember 2014, KPK mengeluar-kan surat perintah penyidikan baru untuk men-jerat Fuad sebagai Bupati Bangkalan. Bambang mengakui petunjuk dugaan korupsi semasa Fuad menjadi bupati sudah cukup kuat.

    Sekarang sedang dalam kajian untuk meli-hat lebih lanjut apakah kasus ini bisa juga di-kembangkan menjadi tindak pidana pencucian uang, tutur Bambang kepada majalah detik.

    Skema kasus ini melibatkan empat pihak, yakni Fuad, BUMD, anak perusahaan Perta-

    mina, dan PT MKS. Namun pintu masuk yang dipakai KPK adalah penyuapan. Karena itu, KPK tetap akan mendalami dugaan pencucian uang untuk menelusuri aliran uang, baik di lingkup internal keluarga Fuad maupun pihak terlibat.

    Adik kandung Fuad, Abdul Latif Amin, enggan berkomentar banyak. Wakil Ketua DPRD Bangkal-an ini memilih tidak berkomentar banyak sambil menunggu perkembangan di KPK.

    Sekarang tunggu prosesnya saja di KPK seperti apa, kami ikuti, ujarnya.

    Pengacara PT MKS, Edward Lontoh, me-ngatakan perusahaannya tidak terkait dengan perbuatan Direktur PT MKS Antonius Bambang Djatmiko. Hubungan perusahaan dalam pembe-lian gas merupakan business to business. PT MKS mendapatkan kontrak pembelian gas Pertamina sejak 2007.

    Kerja sama dengan PD Sumber Daya di-lakukan sejak 2007 atas anjuran BP Migas (sekarang SKK Migas). Kerja sama ini dilakukan untuk mempersiapkan pembangunan jaringan pipa PLTG di Gili Timur. Namun proses pemba-ngunan PLTG harus melalui perjanjian dengan

    Bambang Widjojanto saat gelar barang bukti di gedung KPK, Jakarta 2/12/2014.

    LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    PLN.Berdasarkan pertemuan terakhir dengan PLN,

    mereka justru tidak menyarankan pembangun-an jaringan pipa bawah laut karena risiko bocor terkena jangkar kapal, membutuhkan biaya tinggi, dan sudah adanya Jembatan Suramadu.

    Jadi PLN memutuskan, gasnya dijual saja ke pembangkit listrik Gresik. Lalu, melalui inter-

    koneksi Jawa-Bali, melalui Suramadu, dikirim langsung listrik ke Madura, ujarnya.

    Edward enggan berkomentar mengenai sta-tus hukum Antonius. Ia merupakan pengacara korporasi, bukan individu. Namun ia mengakui KPK telah menyegel beberapa ruangan di kan-tor PT MKS, termasuk ruangan Antonius.

    ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN | ARYO BHAWONO

    FOKUS

    Anjungan migas (ilustrasi)

    ANTARA

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    YASIN Maserly tidak sedikit pun merasa gembira ketika seorang polisi dari Kepolisi-an Daerah Jawa Timur ber-tandang ke rumahnya, Jalan Jokotole Nomor 79, Socah, Bangkalan, Madura.

    Padahal polisi tersebut hendak menin-daklanjuti laporan penyerobotan tanah yang diserahkan Yasin beberapa pekan sebelumnya.

    Saya bilang ke Krimsus (Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Timur)-

    nya, halah, pakai datang ke sini, nanti kalau sudah tahu uang Bupati Fuad, pada masuk angin semuanya. Kutu, saya bilang, ujarnya mengenang.

    Tanah Yasin terkena proyek pem-bangunan akses jalan ke Jembatan

    JEJAK HITAM BUPATI FUAD

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    Suramadu pada 2012. Saat itu Peme-rintah Kabupaten Bangkalan sedang gencar membebaskan tanah untuk pembangunan jalan akses Jembatan Suramadu. Namun tanah yang diuruk untuk proyek melebihi ketentuan perjanjian.

    Lahan garapan Yasin yang dimanfaatkan untuk ber-tani turut kena urukan tanah buat jalan. Karena itulah Yasin mengadu ke polisi.

    Kekhawatiran Yasin ter-bukti. Laporan penyerobotan tanah itu tidak jelas tindak lanjut-nya. Polda Jawa Timur hanya meme-riksa saksi-saksi tanpa menindaklanjuti ataupun memberi konfirmasi kepada-nya.

    Proyek pembangunan jalan akses Su-ramadu di desanya menuai banyak ma-

    salah. Bukan hanya Yasin yang dirugikan. Warga lain, Hajah Hamzah, melaporkan dugaan penyerobotan yang sama ke Komisi Pemberantasan Korupsi setelah

    Fuad dicokok pada 2 Desember 2014.Hamzah menceritakan, tanahnya tiba-ti-ba saja diuruk. Ia tak dapat bertindak ba-nyak karena pengerjaan proyek dikawal

  • FOKUS

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    preman.Kasus Yasin dan Hamzah hanya sege-

    lintir jejak hitam Fuad. Pengasuh Pondok Pesantren Ibnu Cholil, Imam Buchori Cholil, mengaku melaporkan masalah serupa pada 2009. Saat itu, Pemerintah Kabupaten Bangkalan menggandeng PT Misi untuk membebaskan lahan akses Pelabuhan Socah. Mereka menguruk tanah lebih luas dari perjanjian.

    Imam melampirkan bukti penyu-apan sebesar Rp 5 miliar agar Fuad melindungi perusahaan itu. Laporan tersebut sudah disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi, tapi belum ada tindak lanjutnya.

    Imam sebenarnya masih memiliki hu-bungan keluarga dengan Fuad. Namun ia merasa gerah terhadap perilaku sau-daranya itu. Perilaku Fuad memainkan

    anggaran sudah tidak bisa ditoleransi lagi di mata Imam.

    Kan sebenarnya penyimpangan APBD sangat kasatmata. Pembangunan Pasar Bangkalan dan mal, itu anggarannya fantastis. Kemudian ada lagi stadion dan taman rekreasi tempat mancing. Yang terakhir pembudidayaan lele, itu sampai menelan Rp 9 miliar, ujarnya.

    Bukan hanya urusan APBD, perilaku Fuad tidak kurang jahatnya dalam selek-si pegawai negeri. Ia dituding menarik biaya untuk setiap seleksi dan jabatan. Sumber majalah detik menyebutkan biaya untuk jabatan pegawai honorer saja mencapai Rp 50-100 juta.

    Pembayaran untuk masuk pegawai negeri ini dilakukan dengan sistem jaringan yang melibatkan klebun (ke-pala desa) sampai pejabat dinas terkait.

    Dokumen yang didapatkan majalah detik menyebutkan beberapa nama pegawai negeri harus menyerahkan setoran dalam beberapa tahap.

    Jadi ada uang muka. Setelah dite-rima (jadi pegawai negeri), nanti dilu-nasi. Penagihnya, ya, orang-orangnya itu sampai bendahara dinas, sumber tersebut mengungkapkan.

    Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengaku laporan kejahatan Fuad ke KPK cukup banyak. Hanya, laporan tersebut tidak disertai bukti kuat. Satu-satunya yang dapat ditindaklanjuti KPK adalah kasus dugaan suap gas Bangkalan.

    Kasus gas juga berawal dari laporan masyarakat, kami tindak lanjuti dan da-pat. Jadi semua kami telaah dan diikuti mana yang kuat lebih dulu, tuturnya.

    ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI | ARYO BHAWONO

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUSFOKUS

    FUAD AMIN MENDAPAT JULUKAN KANJENG DAN DIANGGAP SEBAGAI TUHAN KEDUA DI BANGKALAN.

    DINASTI TUHAN KEDUA DI BANGKALAN

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    MAD, bagaimana kalau aku mencalonkan diri menjadi bupati? perta-nyaan Fuad Amin Imron itu masih melekat dalam ingatan Ahmad Ali Ridho.

    Saat itu akhir 2002. Sebentar lagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan, Madura, Jawa Timur, bakal menggelar pemilihan bu-pati. Pada tahun itu pemilihan kepala daerah memang masih dilakukan oleh DPRD karena pilkada langsung baru diberlakukan pada 2005.

    Fuad, yang saat itu menjadi anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 1999-2004, berencana mencalonkan diri menjadi bupati. Ia punya modal besar sebagai cucu ulama legendaris di Bangkalan, Muhammad Kholil, yang bergelar syaikhona atau guru kami.

    Kiai Kholil seangkatan dengan KH Hasyim Asyari, kakek mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid. Bahkan ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia itu. Sebagai ulama besar, hingga kini setiap hari makam Kiai Kholil selalu ramai oleh peziarah.

    Makmun Ibnu Fuad alias Ra Momon (kiri)

    ROIS JAJELI/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    Fuad adalah sesepuh di Bani (trah) Kholil. Meski keponakan, Ridho tidak segan menyata-kan ketidaksetujuannya atas pencalonan Fuad. Ia khawatir tidak akan ada yang berani meng-awasi Fuad. Terus siapa kalau bukan aku? ta-nya balik Fuad seperti ditirukan Ridho kepada majalah detik.

    Fuad yakin hanya dia yang mampu meng-akhiri dominasi bupati sebelumnya, Muham-mad Fatah, yang amat berkuasa di Bangkalan saat itu. Di antara Bani Kholil ini kan kamu tahu yang paling kaya aku, kata Fuad lagi. Rid-ho pun tidak punya pendapat lagi dan lantas masuk tim sukses Fuad.

    Ridho ditugasi memastikan dukungan PKB dan para kiai di Bangkalan kepada Fuad. Sete-lah dukungan beres, masalah muncul. Panitia pendaftaran dari PKB mendapati ijazah sekolah menengah atas Fuad palsu. Namun Fuad justru marah-marah dan mengatakan hal itu merupa-kan urusan partai.

    Ijazah palsu Fuad sampai menjadi bahan pergunjingan di PKB pusat. Wakil Ketua Umum Dewan Tanfiz PKB, yang juga politikus asal

    Madura, Mahfud Md., turun tangan dan mena-nyakan langsung kepada Fuad. Namun Fuad menjawab ketus. Seandainya ijazah saya asli, saya nyalon gubernur.

    Entah permainan apa yang terjadi saat itu, Ridho mengatakan, PKB tetap mencalonkan Fuad, yang menjabat Wakil Ketua Dewan Pim-pinan Wilayah PKB Jawa Timur. PKB telanjur mendeklarasikan Fuad. Fuad, yang juga didu-kung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menang mutlak atas rivalnya, Sulaiman dan Sunarto. Berpasangan dengan Muhammad Dong, ia meraup 42 dari 45 suara anggota DPRD Bangkalan.

    Namun masalah ijazah palsu masih mem-buntuti Fuad. Kasus itu dilaporkan ke Markas Besar Polri. Menteri Dalam Negeri Hari Sa-barno menunda pelantikan Fuad dan meng-angkat penjabat sementara bupati. Suasana di Bangkalan tegang selama dua bulan. Para san-tri pendukung Fuad beberapa kali menggelar demo menuntut Fuad segera dilantik.

    Kasus ijazah palsu itu menguap di kepolisian. Fuad tak tergoyahkan saat menjabat Bupati

    Keponakan Fuad Ali Imron, Ahmad Ali Ridho

    BAHTIAR/DETIKCOM

    FOKUSFOKUS

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    Bangkalan selama lima tahun, bahkan terpilih lagi untuk periode kedua. Peneliti dari Univer-sitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Abdur Rozaki, mengatakan Fuad adalah Bupati Bangkalan pertama yang berasal dari kalangan blater.Blater adalah istilah Madura untuk orang se-

    tempat yang berani melakukan carok alias duel maut menggunakan senjata tajam. Para blater merupakan sosok yang kuat, baik secara magis maupun fisik, karena punya ilmu bela diri dan kekebalan. Kalau di Banten namanya jawara, kata Abdur kepada majalah detik.

    Meski berasal dari lingkungan pesantren,

    ujar Abdur, Fuad juga besar di komunitas blater, yang umumnya identik dengan dunia krimina-litas di Madura. Fuad pun mendapat julukan Kiai Blater. Dia (Fuad) sering duel, kata Abdur. Selain itu, Fuad seorang pengelana.

    Kelihaian bermain di dua basis masyarakat, blater dan pesantren, menurut Abdur, melang-gengkan kekuasaan Fuad. Mayoritas kepala desa (klebun) di Bangkalan yang menjadi tangan kanan Fuad adalah blater itu. Supaya loyal, para klebun itu disuruh membuat perusahaan lalu diberi proyek.

    Direktur Madura Corruption Watch (MCW) Syukur menambahkan, agar pengaruhnya di desa-desa aman, Fuad mempertahankan jabat-an para klebun itu. Klebun yang masa tugasnya berakhir diangkat menjadi penjabat sementara dan status baru itu diperpanjang terus oleh Fuad melalui surat keputusan bupati.

    SK itu pun tidak diberikan secara gratis. Fuad dituding memungut uang Rp 10-40 juta. Me-reka harus bayar untuk memperpanjang SK, kata Syukur kepada majalah detik. Saat ini, menurut Syukur, ada sekitar 200 klebun yang

    FOKUS

    Rumah Fuad Amin di Bangkalan

    ISFARI HIKMAT/MAJALAH DETIK

    FOKUSFOKUS

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    berstatus penjabat semen-tara. Ada kepala desa yang sampai 30 tahun.

    Karena berbagai pe-nyimpangan yang terjadi di Bangkalan melibatkan kle-bun, klebun itu juga menjadi alat untuk meredamnya. Pembungkaman itu sering kali dilakukan melalui jalur kekerasan. Baru-baru ini, se-orang aktivis MCW menjadi korban pembacokan saat mengawasi penyimpangan pembagian beras untuk ma-

    syarakat miskin di tingkat desa.Klebun juga dimanfaatkan untuk mendulang

    suara. Mereka yang menolak diancam dicabut SK-nya. Karena itu, tidak aneh jika pada 2008 Fuad kembali memenangi pemilihan Bupati Bangkalan, yang pada saat itu dilakukan se-cara langsung. Fuad mengalahkan pasangan Muhammad Dong-Abdul Razak dan Hamid Nawawi-Hosyan Muhammad. Perolehan sua-

    ranya mencapai 70 persen.Kalangan birokrasi yang lebih tinggi juga tun-

    duk dan patuh terhadap Fuad. Saking takutnya dicopot, mereka, yang umumnya kepala dinas, akan mengangkat panggilan telepon dari Fuad meski sedang melakukan salat. Fuad bisa me-mindahkan mereka jika tidak menuruti keingin-annya. Realitasnya, ada yang menganggap ia sebagai Tuhan kedua, ujar keponakan Fuad, Imam Bukhori Kholil, kepada majalah detik.

    Memenangi dua kali pemilihan bupati, Fuad mulai membangun dinasti politik. Ia memasuk-kan anggota Bani Kholil ke dalam pemerintah-an. Syafik Rofii, pasangannya saat pemilihan Bupati Bangkalan 2008, tidak lain adalah se-pupunya. Syafik adalah anak Nyari Arkia, adik kandung Kiai Amin, ayah Fuad.

    Namun politik itu juga memunculkan benih-benih perpecahan dalam keluarga Bani Kholil. Sebagian keturunan Syaikhona Kholil rupanya tidak senang terhadap kepemimpinan Fuad yang otoriter dan korup. Mereka umumnya yang muda-muda, seperti Ahmad dan Imam Bukhori Kholil. "Harus ada kekuatan penyeim-

    Imam Bukhori Kholil, keponakan Fuad Amin

    MYTRANS

    FOKUS

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    bang," terang Bukhori.Bukhori hendak maju dalam pilkada Bang-

    kalan pada 2008. Ia disebut-sebut sebagai penantang kuat Fuad. Fuad pun berusaha me-ngeremnya. Konon, ia memberi uang hingga Rp 10 miliar. Bukhori mengakui ada bujukan dari Fuad. Ada lobi dari beliau, katanya.

    Upaya yang sama terjadi pada pemilihan bupati pada 2013, yang dimenangi oleh anak Fuad sendiri, Makmun Ibnu Fuad. Bukhori menawarkan agar Ra Momonpanggilan

    Makmunmenjadi calon wakilnya. Namun Fuad sama-sama ngotot. Ini uang, lebih baik saya kasih kamu, kamu urus pesantren, kata Fuad.

    Karena potensi perolehan suara Bukhori be-sar, Fuad mencari cara lain untuk menghambat pencalonan keponakannya tersebut. Ia meng-ancam Fraksi Partai Keadilan Sejahtera agar keluar dari koalisi pendukung Bukhori. Dan be-nar, mundurnya PKS membuat syarat pendaf-taran Bukhori tidak mencukupi. Orang KPUD

    Baliho Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad

    BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    orangnya Fuad semua, kata Abdur menuding.Kemenangan Ra Momon membuat dinasti

    Fuad di Bangkalan semakin kokoh. Wakilnya adalah Mondir Rofii, adik kandung Syafik. Kabarnya, Fuad sempat hendak mencalonkan istri keduanya, Siti Masnuri, tapi ia takut tidak dapat mengendalikannya. Ra Momon menjadi bupati termuda dengan usia 26 tahun. Meme-

    cahkan rekor Muri.Fuad sejak 2009 pindah ke Partai Gerindra

    karena PKB dilanda konflik. Ia berhasil menjadi anggota DPRD Bangkalan. Bahkan ia kini du-duk sebagai ketua lembaga legislatif itu. Fuad dilantik oleh anaknya sendiri.

    Di DPRD Bangkalan, Fuad meloloskan adik kandungnya, Abdul Latif Amin, sebagai anggo-ta Dewan. Ada pula nama Bir Ali, yang masih kerabatnya. Fuad juga memasukkan orang-orangnya ke DPR RI di Senayan. Dua di antara-nya Farid Alfauzi dan Nuzar Zuhro.

    Fuad pun mendapatkan gelar baru di ma-syarakat Madura setelah berhasil mewaris-kan takhta bupati kepada anaknya, yakni Kanjeng. Namun keluarga Bani Kholil yang berada di pihak Fuad membantah anggap-an bahwa Pak Kanjeng sudah membangun kekuasaan di Bangkalan yang hegemonik itu.

    Kalau yang kontra ya ngomong apa sesuka mereka. Beda dengan yang pro, ujar adik Fuad, Abdul Latif Amin kepada majalah detik.

    ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN | IRWAN NUGROHO

    Pondok Pesantren Ibnu Cholil milik keluarga Fuad Amin

    BAHTIAR RIFAI /DETIKCOM

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

  • FOKUS

    HARTA Fuad Amin Imron melesat setelah sepuluh tahun menjabat Bupati Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Fuad pertama kali

    menyatakan kekayaannya senilai Rp 1,7 miliar pada 2002 semasa masih men-jadi anggota DPR.

    Setelah periode pertama

    menjadi bupati, Fuad meng-umumkan hartanya naik jadi Rp 6,3 miliar dan belum melaporkan lagi setelah lengser pada 2013. Namun,

    jika aset yang disita KPK dan dilaporkan pegiat antiko-rupsi benar miliknya, bukan tak mungkin total hartanya menyentuh Rp 100 miliar.

    BUKAN MAIN

    27 AGUSTUS 2002

    Rp 1.367.747

    Harta:

    Harta:

    Kendaraan:

    Rp 1.730.189.747

    Rp 6.374.867.166

    Rp 4,7 miliar

    Rp 315.000.000

    1.081 m2

    40.890 m2

    Tanah

    Tanah

    Rumah

    Rumah

    413 m2

    1.013 m2

    Rp 1.528.822

    Rp 3.204.934.000

    (tiga lokasi di Jakarta Timur dan Surabaya)

    (sembilan lokasi di Jakarta, Surabaya, dan Bangkalan)

    Rp 200.000.000

    Giro setara kasMobil Opel Blazer

    2 MEI 2008

    2014

    (Kia Pregio, Toyota Kijang Krista, Toyota Yaris)

    Harta bergerak:

    Giro setara kas:

    14Uang tunai disita KPK: rumah dan tanahJakarta, Surabaya, Gresik, serta Bangkalan

    1 restoran Rumah Makan Suramadu di Bangkalan Khayangan Residence di Bangkalan

    2 SPBU

    cincin permata

    5 unit mobil Toyota Vellfire, Toyota Camry, Toyota Kijang Innova, Suzuki Swift, dan Honda CR-V

    di Malang dan Bangkalan

    Rp 55.000.000

    Rp 2.799.933.166

    1 apartemen sewa Avanee Residence

    di Bali (42 kamar sekitar

    Rp 15 miliar)

    1 Gedung AKA di Jakarta Selatan (sekitar Rp 40 miliar)

    1 perumahan

    7

    HARTA FUAD AMIN

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    SUMBER: KPK, MADURA CORRUPTION WATCH | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUSFOKUS

    HARTA TITIPAN DI ISTRI MUDA

    DIDUGA MASIH BANYAK HARTA FUAD AMIN YANG TERSEBAR DI BANYAK KOTA YANG BELUM TERENDUS KPK. DITITIPKAN DI ISTRI-ISTRI MUDA,

    YANG DIKLAIM FUAD BERJUMLAH RATUSAN.

    MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    RUMAH dua lantai bercat krem itu terlihat menjulang. Tidak ada ba-ngunan lain di sekitarnya yang sama tinggi dan seluas rumah itu. Pagar seng setinggi hampir 2 meter mengelilingi rumah itu sehingga lantai satunya sama sekali tidak terlihat.

    Rumah di Jalan Saksak, Kelurahan Kraton, Bang-kalan, Madura, Jawa Timur, itu dibangun pada 2010. Namun hingga kini alias empat tahun kemudian, pagarnya tidak pernah kelar. Ternyata, di balik pa-gar yang kini penuh karat itu ada kolam renang dan parkir basement. Rumah itu juga dilengkapi koneksi Internet via Wi-Fi. Rumah-

    nya itu yang termewah di Bangkalan, kata sumber majalah detik di Komisi Pemberan-tasan Korupsi.

    Pemiliknya, Fuad Amin Imron, adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan

    periode 2014-2019. Sebelumnya, ia dua kali menjabat Bupati Bangkalan sejak 2003 hingga 2013.

    Fuad, yang sakit ginjal, tinggal di rumah itu bersama istri mudanya, Siti Masnuri. Imasbegitu sapaan perempuan itudinikahi Fuad pada awal 2000-an.

    Sebelum menikah dengan Fuad, Imas beker-ja di Mal Kuningan City. Jadi, selepas SMA, dia kerja sebagai SPG pakaian dalam wanita. Nama tokonya saya lupa, kata Taufik, kerabat Imas, saat ditemui majalah detik di rumah keluarga besarnya di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur.

    Keduanya dijodohkan oleh keluarga besar Imas. Ayah Imas, Haji Rojali (almarhum), me-rupakan pengurus Masjid Al-Abror di Cipinang Cempedak, sehingga dianggap sebagai tokoh agama setempat.

    Sedangkan Fuad cukup dikenal di Cipinang Cempedak karena rajin menyumbang buat musala dan masjid setempat. Semua orang kenal Haji Fuad dari Madura, buyut dia Kiai Kholil, pendiri NU, kata Encu, tetangga Fuad.

    Fuad tinggal di Cipinang Cempedak sejak awal 1990-an. Rumah dua lantai dengan pagar

    Fuad Amin dan Masnuri, istri kedua

    ROIS/DETIK SURABAYA

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    menjulang hampir 3 meter milik Fuad berada di Jalan Cipinang Cempedak IV.

    Dulu rumah itu berfungsi ganda sebagai kantor PT Amonda, yang mengurusi umrah dan penyaluran TKI ke Arab Saudi. Ketua RT 07, Sanusi, mengatakan perusahaan itu tidak aktif lagi sejak pemiliknya jadi anggota DPR.

    Sementara itu, ketua RT di kompleks Imas tinggal, Helmy, menyatakan Fuad menitipkan rumah-rumahnya kepada keluarga istri muda-nya. Fuad, kata Helmy, menitipkan rumahnya di Bandung kepada Taufik. Sedangkan sang mertua, Rokiah, diberi rumah di Jalan Cipinang Cempedak II, tidak jauh dari Rumah Polonia, yang jadi markas tim sukses Prabowo-Hatta.

    Sepengetahuan Helmy, selain di Cipinang Cempedak dan Bandung, Fuad punya rumah di daerah Cawang dan Condet, Jakarta Timur. Masih banyak sebenarnya, tapi saya heran kenapa yang lain enggak diperiksa, ujarnya.

    Rumah-rumah Fuad di Cipinang Cempedak memang digeledah KPK setelah ia ditahan ka-rena diduga menerima uang sogokan dari PT Media Karya Sentosa (MKS). Saat melakukan penangkapan di rumah berpagar seng di Bang-kalan, penyelidik KPK mendapati uang berse-rakan di kamar Fuad, ada juga yang disembu-nyikan di balik lukisan.

    Total ada Rp 4 miliar yang ditemukan KPK di rumah itu. Saking banyaknya uang itu, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto berseloroh, butuh tujuh hari buat menghitungnya.

    Rumah Fuad di Cipinang Cempedak, Jakarta

    IBAD DUROHMAN/MAJALAH DETIK

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    Menurut Bambang, Fuad diduga menerima suap saat jadi Ketua DPRD Bangkalan periode 2014-2019. Juga saat masih jadi Bupati Bangkal-an pada 2006.

    Semenjak menjadi Bupati Bangkalan, jumlah harta Fuad memang melonjak. Saat masih jadi anggota DPR RI pada 2002, Fuad menyatakan kekayaannya cuma Rp 1,7 miliar, yang terdiri atas tiga rumah di Jakarta dan Surabaya serta sebuah mobil Opel Blazer.

    Fuad kembali melaporkan kekayaannya

    menjelang masuk periode kedua memimpin Kabupaten Bangkalan. Pada 2008 itu, harta Fuad bertambah jadi Rp 6,3 miliar.

    Kenaikan itu berasal dari tambahan 3,9 hek-tare lahan di Bangkalan. Anehnya, tanah-tanah itu disebut dibeli pada 1980-an, tapi tidak dilaporkan oleh Fuad saat menyusun Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara pada 2002.

    Madura Corruption Watch (MCW) menca-tat, tanah di Bangkalan itu rata-rata berada di

    FOKUS

    Salah satu properti aset Fuad Amin di Bangkalan, Madura

    ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    dekat Jembatan Suramadu. Menurut peneliti Madura dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Abdur Rozaki, pada era Orde Baru, para kiai menolak pembangun-an Jembatan Suramadu, sehingga proyeknya mandek.

    Namun, memasuki reformasi, proyek Sura-madu berjalan dan ketika itu para kiai dan kelu-arganya seperti Fuad, yang berbalik dominan,

    dengan mudah menguasai aset di dekatnya. Fuad mampu memanfaatkan struktur kesem-patan politik ini, kata Abdur.

    Menurut MCW, Fuad memborong tanah strategis di sekitar jalan akses menuju Jembatan Suramadu, termasuk Rumah Makan Suramadu, SPBU, dan perumahan Khayangan Residence.

    Perumahan Khayangan ini pernah disinggahi Syahrini dan setiap Ahad terlihat berolahraga bareng Fuad di sana. Artis itu dulu setiap ming-gu sering ke sana, katanya dia dapat rumah di sana, kata Syaifullah, warga Bangkalan yang tinggal dekat kompleks itu.

    Manajer Syahrini, Rendy, mengatakan keda-tangan Syahrini ke perumahan tersebut adalah dalam rangka survei. Syahrini diajak investasi properti oleh sebuah perusahaan asal Suraba-ya. Namun, investasi itu batal. Ia menegaskan Syahrini tidak kenal Fuad Amin. Juga tidak pu-nya urusan bisnis dengan Fuad Amin, ujarnya kepada majalah detik.

    Penelusuran MCW juga menemukan Fuad diduga pemilik Avanee Residence di Bali. Ava-nee adalah apartemen sewa dengan pelayanan 24 jam bertarif Rp 300 ribu per malam atau

    Aset yang diduga milik Fuad Amin

    ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    bisa juga disewa per bulan seharga Rp 2,5 juta.Avanee Residence terdiri atas 42 kamar yang

    berada di 3,5 lantai. Bangunan seluas 800 me-ter persegi ini berdiri di atas tanah sekitar 900 meter persegi. Sebuah situs penjualan properti menjual bangunan apartemen ini seharga Rp 15 miliar.

    Bangunan jumbo lainnya yang diduga milik Fuad adalah Gedung AKA di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, yang nilainya tidak kurang dari Rp 40 miliar. Di gedung inilah adik Imas, Abdul Rauf, ditangkap saat menerima uang Rp 700 juta, yang diduga suap dari PT MKS buat Fuad.

    Aset itu sudah melampaui pendapatan dari dua kali menjabat bupati, kata Direktur MCW, Syukur. Kami mendesak agar semua itu disita

    KPK.Politikus Bangkalan yang juga rival

    Fuad, Imam Bukhori Cholil, membi-sikkan, banyak aset yang disembu-nyikan sejak KPK mulai memburu Fuad. Ia mencontohkan ada 17 mobil yang diboyong ke Desa Langkap dan dijaga preman yang terkenal garang.

    Bambang Widjojanto menyatakan pihaknya sudah mulai memblokir dan menyita aset Fuad. Selain rumah, KPK sudah mengambil lima mo-bil Fuad, di antaranya Toyota Vellfire perak dan Toyota Camry hitam.

    Dalam catatan KPK, Fuad punya puluhan ba-ngunan, tanah, serta mobil di Jakarta, Surabaya, Bali, dan Bangkalan. Juga ada kemungkinan ada di daerah-daerah lainnya, kata Bambang.

    Informasi soal aset-aset itu didapat setelah KPK menggeledah rumah Fuad. Ketua RT 04 di Perumahan Kupang Jaya V, Sukardi, mengata-kan KPK membawa banyak dokumen setelah menggeledah rumah Fuad di wilayahnya.

    Menurut Sukardi, Fuad punya empat rumah di Kelurahan Sonokwijenan, Sukomanunggal, Surabaya, yang dijadikan satu. Fuad membeli dua unit di Perumahan Kupang Jaya V dan dua rumah tepat di belakangnya, Perumahan Kupang Jaya IV.

    Mengambil posisi di sudut jalan, rumah berpagar hijau itu, menurut Sukardi, luasnya mencapai 1.200 meter persegi. Begitu dibeli, Sukardi mengingat, rumah itu langsung disatu-kan dan kini warga sekitar menaksir bangunan

    Syukur

    ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    itu bisa laku Rp 15-20 miliar.Sukardi mengatakan setiap pagi Fuad berpa-

    kaian rapi layaknya akan berangkat ke kantor. Warga Kupang Jaya tahu Fuad pernah jadi anggota DPR dan bupati, tapi menduga ia kaya karena bisnis umrah yang dimilikinya.

    Di kompleks ini, Fuad dikenal ringan dom-pet. Dul Hadi, petugas keamanan kompleks Kupang Jaya, salah satu yang sering merasa-kannya. Kalau pas keliling dan lewat rumah Pak Fuad, kami biasanya diberi Rp 50 ribu, kata Dul.

    Namun tetangga seperti Sukardi baru tahu

    betapa kayanya Fuad setelah diminta mene-mani penyelidik KPK menggeledah rumah itu. Saat memeriksa kamar utama, mereka mene-mukan banyak buku rekening bank atas nama yang berbeda-beda.

    Setelah itu, penyelidik KPK membongkar kayu di bawah tangga rumah. Ternyata di balik-nya ada brankas yang, setelah dibuka, terdapat kotak berisi tujuh cincin bertatah permata.

    Rumah itu, kata Sukardi, ditempati Fuad dan istrinya. Menurut tetangga sekitar, yang ting-gal di situ istri kedua Fuad, ujarnya. Orang-nya cantik, tidak berjilbab, dan kalau pagi-pagi

    Rumah Fuad Amin di Jalan Kupang Jaya, Surabaya

    IMAM WAHYUDIANTO/DETIK SURABAYA

  • MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015

    FOKUS

    sering jalan-jalan sendiri keliling kompleks.Mantan anggota tim sukses Fuad, Kiai Ah-

    mad Ridho, mengatakan tidak mengherankan jika istri m