2011-1-00494-mn 3
-
Upload
siti-aminah-az-zuhriyah -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
Transcript of 2011-1-00494-mn 3
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana
penelitian deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan nilai-nilai variabel yang diteliti,
sedangkan penelitian asosiatif untuk mengetahui hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependent. Dengan unit analisis berupa karyawan PT.
Promatcon Tepatguna, serta menggunakan time horizon berupa cross sectional yakni
dimana informasi dikumpulkan hanya pada satu saat tertentu.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian Desain Penelitian
Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon
T-1 Asosiatif Individu Cross Sectional
T-2 Asosiatif individu Cross Sectional
Sumber: Peneliti
Keterangan:
• T-1: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi dan lingkungan kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara individual
maupun simultan.
• T-2: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi, lingkungan kerja, dan
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara
individual maupun simultan.
31
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep
Variabel
Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Model
Skala
Pengukur
an
Motivasi Keinginan
untuk
mencapai
suatu tujuan
kerja dengan
mengarahkan
segala
kemampuan
yang dimiliki
(Robbins,
2003, p216)
Kebutuhan
akan
prestasi
- Orientasi tinggi
- Umpan balik
- Tanggung jawab
Interval Skala
Likert
Kebutuhan
akan
kekuasaan
- Berpengaruh
terhadap
lingkungan
- Kompetitif
- Prestise (gengsi)
Kebutuhan
akan
berafiliasi
- Hubungan
kooperatif
- Persahabatan
- Pemahaman
timbal balik
Lingkunga
n kerja
Segala
sesuatu yang
berada di
sekitar
karyawan
yang dapat
Fisik - Penerangan
- Temperatur
- Kelembaban
- Sirkulasi udara
- Kebisingan
- Getaran mekanis
Interval Skala
Likert
32
mempengaru
hi karyawan
baik secara
langsung
maupun tidak
langsung.
(Sedarmayan
ti, 2001, p21)
- Bau-bauan
- Tata warna
- Dekorasi
- Musik
- Keamanan
Non-fisik - Hubungan
dengan atasan
atau bawahan
- Hubungan
dengan rekan
kerja
Kepuasan
Kerja
Rasa puas
yang
dirasakan
karyawan
karena
kebutuhan
yang
terpenuhi
(Siagian,
2002, p107)
Faktor
Motivator
(Satisfier)
- Tanggung jawab
- Kemajuan
- Pencapaian
- Pengakuan
- Pekerjaan itu
sendiri
Interval Skala
Likert
Faktor
Hygiene
(Dissatisfie
r)
- Kebijakan
perusahaan
- Penyeliaan
- Gaji
- Hubungan antar
pribadi
- Kondisi kerja
33
Kinerja
Karyawan
Apa yang
dilakukan
atau tidak
dilakukan
oleh
karyawan
(Mathis-
Jackson,
2006, p114)
Kemampua
n
- Bakat
- Minat
- Faktor
kepribadian
Interval Skala
Likert
Usaha - Motivasi
- Etika kerja
- Kehadiran
- Rancangan
tugas
Dukungan - Pelatihan dan
pengembangan
- Peralatan dan
teknologi
- Standar kinerja
- Manajemen dan
rekan kerja
Sumber: Peneliti
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini akan menggunakan data primer yang diperoleh dari
pembagian kuesioner kepada karyawan PT. Promatcon Tepatguna.
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tujuan Data Jenis Data Sumber Data
T-1 Karyawan PT. Promatcon Tepatguna Kuantitatif Primer-Kuesioner
T-2 Karyawan PT. Promatcon Tepatguna Kuantitatif Primer-Kuesioner
Sumber: Peneliti
34
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui pembagian
kuesioner serta wawancara dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data primer
dan informasi terkait dengan masalah penelitian.
Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui studi pustaka baik
melalui text book, media internet dan jurnal untuk memperoleh data sekunder dan
landasan teori.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber
data dan dapat mewakili seluruh populasi. Arikunto (2004, p120) mengemukakan
bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi dalam penelitian ini
kurang dari 100, maka sampel yang akan digunakan adalah sebesar jumlah populasi
yakni 66 responden.
3.6 Metode Analisis
Dalam penelitian ini analisis diawali dengan pengumpulan dan pengolahan data
yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan skala likert, yang kemudian diuji
validitas dan reliabilitas serta normalitasnya. Kemudian hasil pengolah data tersebut
dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian, dengan menggunakan
analisis korelasi pearson dan path analysis. Pengolahan data menggunakan program
SPSS versi 16.0.
35
Tabel 3.4 Metode Analisis Data
Tujuan Penelitian Metode Analisis
Jenis Penelitian Teknik Analisis
T-1 Asosiatif Korelasi Pearson dan Path Analysis
T-2 Asosiatif Korelasi Pearson dan Path Analysis
Sumber: Peneliti
3.6.1 Skala Likert
Menurut Sugiyono (2008, p132), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang
akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Data yang diperoleh dari skala Likert tersebut adalah
berupa data interval.
Setiap jawaban memiliki nilai (skor) masing-masing sesuai dengan pengukuran
skala likert, sebagai berikut:
Tabel 3.5 Bobot dan Kategori Pengukuran Data
Keterangan Nilai (Skor)
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (KS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Riduwan dan Kuncoro
36
3.6.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan
dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan dan Kuncoro (2004, p109-110)
menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan
atau kesasihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.
Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara
bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap
butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk
menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.
Dimana:
r hitung = Koefisien korelasi
∑ = Jumlah skor item
∑ = Jumlah skor total
n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
Dimana:
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
∑ – ∑ . ∑
. ∑ ∑ ² . . ∑ ∑ ²
√²
37
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n – 2)
Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya
t hitung < t tabel berarti tidak valid
3.6.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan
atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas
instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan
adalah Alpha.
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:
Langkah 1 : menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Dimana:
Si = Varians skor tiap-tiap item
∑Xi² = Jumlah kuadrat item Xi
(∑Xi)² = Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 2 : kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
Dimana:
∑Si = Jumlah varians semua item
= ∑ ² ∑ ²
∑ = + + …….
38
S1, S2, S3…n = Varians item ke-1,2,3……n
Langkah 3 : menghitung Varians total dengan rumus:
Dimana:
Si = Varians total
∑Xt² = Jumlah kuadrat X total
(∑Xt)² = Jumlah X total dikuadratkan
N = Jumlah responden
Langkah 4 : masukkan nilai Alpha dengan rumus:
Dimana:
r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus
Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:
(Riduwan 2004, p115-116)
Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh
karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus
Spearman Brown yakni:
= ∑ ² ∑ ²
= . 1 ∑
∑ – ∑ . ∑
. ∑ ² ∑ ² . . ∑ ² ∑ ²
39
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan
distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajad kebebasan (dk=n-2).
Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan rtabel. Adapun kaidah
keputusan:
Jika r11 > rtabel berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel.
3.6.4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk penelitian yang melakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t atau uji F yang menuntut suatu asumsi yang harus diuji,
yaitu populasi data harus berdistribusi normal dimana apabila jumlah sampel
diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas ini semakin kecil pengaruhnya.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan alat uji KOLMOGOROV-
SMIRNOV, serta gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS.
Menurut Singgih Santoso (2007, p154) dalam menjelaskan output test of
normality, terdapat pedoman pengambilan keputusan:
• Nilai Sig Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka distribusi adalah normal.
• Nilai Sig Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal
Selain itu pada gambar Q-Q Plot terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas.
Garis itu berasal dari nilai z. Jika berdistribusi data normal, maka data akan tersebar di
sekeliling garis.
.
40
3.6.5 Analisis Korelasi
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (eksogen) dengan variabel
terikat (endogen) digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah
(PPM) Pearson Product Moment, dengan rumus:
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-
1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya
tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r
akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y
dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah
kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan
variabel Y. Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus:
∑ – ∑ . ∑
. ∑ ² ∑ ² . . ∑ ² ∑ ²
KP = r ² x 100%
41
Dimana:
KP = Nilai koefisien diterminan
r = Nilai koefisien korelasi
Hipotesis:
Ho: Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
Ha: Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
Dasar Pengambilan Keputusan:
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.6.6 Path Analysis
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) model path analysis digunakan untuk
menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
variabel terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan
sebab akibat atau “a set of hypothesized causal asymetric relation among the
variables”.
Adapun manfaat dari path analysis adalah:
1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti;
2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan
prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif;
3. Faktor diterminan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan
42
untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y);
4. Pengujian model, menggunakan theory triming, baik untuk uji reliabilitas (uji
keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.
Asumsi-asumsi dalam path analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2-3)
adalah sebagai berikut:
1. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier,
adaptif dan bersifat normal;
2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang
berbalik;
3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau ratio;
4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel;
5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan
reliable) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung;
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan
teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau
diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu
menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.
Adapun langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
Struktur: Y=
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan
rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.
43
Hipotesis: naik turunya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan
oleh variabel eksogen (X dan X ).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.
Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:
Persamaan regresi ganda: +
Keterangan
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang
distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah
diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata =
0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized
path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan
memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang
diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).
Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan
oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standardized
Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana
mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel
endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengna koefisien korelasi r
sederhana.
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
Ha: = ……. = 0
Ho: = ……. = 0
a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan Tabel F
11
44
Keterangan:
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen
=
Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
F hitung ≤ F tabel, terima Ho artinya tidak signifikan.
Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05
Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus:
F tabel = , atau ,
Cara mencari F tabel : nilai atau v₁ disebut nilai pembilang
nilai 1 atau v₂ disebut nilai penyebut.
b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya signifikan.
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ha: > 0
Ho: = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan
rumus (Schumacker & Lomax, 1996:44. Kusnendi, 2005:12)
45
Keterangan:
Statistik se x₁ diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi
setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai
probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya signifikan.
5. Meringkas dan menyimpulkan.
Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringkasan dari hasil
penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan, kemudian baru diambil
keputusan penelitian. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Sunarto (2007), arti
harga Beta akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi Beta sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Jalur Nilai Beta
;
46
Interval Koefisien Jalur Tingkat Kontribusi
0,05 Lemah
0,10-0,29 Sedang
> 0,30 Kuat
Sumber: Riduwan dan Sunarto
3.7 Rancangan Uji Hipotesis
Dasar pengambilan keputusan
Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat presisi
( ) = 5% atau 0,05
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Untuk T-1
• Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
Ho: Motivasi (X₁) dan lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara simultan
dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y)
Ha: Motivasi (X₁) dan lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara simultan dan
signifikan terhadap kepuasan kerja (Y)
• Pengujian secara individual antara motivasi (X₁) dengan kepuasan kerja (Y)
Hipotesis:
Ho: Motivasi (X₁) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja
(Y)
Ha: Motivasi (X₁) berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y)
47
• Pengujian secara individual antara lingkungan kerja (X₂) dengan kepuasan
kerja (Y)
Hipotesis:
Ho: Lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
kepuasan kerja (Y)
Ha: Lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan
kerja (Y)
Untuk T-2
• Pengujian secara keseluruhan
Hipotesis:
Ho: Motivasi (X₁), lingkungan kerja (X₂), dan kepuasan kerja (Y) tidak
berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Z)
Ha: Motivasi (X₁), lingkungan kerja (X₂), dan kepuasan kerja (Y) berkontribusi
secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Z)
• Pengujian secara individual antara motivasi (X₁) dengan kinerja karyawan (Z)
Hipotesis:
Ho: Motivasi (X₁) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja
karyawan (Z)
Ha: Motivasi (X₁) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z)
• Pengujian secara individual antara lingkungan kerja (X₂) dengan kinerja
karyawan (Z)
Hipotesis:
Ho: Lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja
karyawan (Z)
48
Ha: Lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja
karyawan (Z)
• Pengujian secara individual antara kepuasan kerja (Y) dengan kinerja karyawan
(Z)
Hipotesis:
Ho: Kepuasan kerja (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja
karyawan (Z)
Ha: Kepuasan kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja
karyawan (Z)
3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah data primer yang diperoleh
dari hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT Promatcon Tepatguna diolah
menggunakan SPSS 16 dengan teknik analisis jalur, kemudian akan diperoleh hasil
data-data mengenai hubungan antar tiap variabel motivasi, lingkungan kerja, kepuasan
kerja, dan kinerja karyawan. Apabila terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel motivasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan, serta
pengaruh yang postif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Promatcon
Tepatguna. Maka selanjutnya variabel-variabel tersebut perlu terus dipantau serta
ditingkatkan oleh pihak perusahaan, supaya kinerja karyawan dapat terus meningkat
baik, dan memberikan hasil yang baik bagi kemajuan perusahaan.