2 · Web viewPada tahun 1985 sebesar 0,8 juta orang atau 23,1% angkatan kerja berada di daerah...
Transcript of 2 · Web viewPada tahun 1985 sebesar 0,8 juta orang atau 23,1% angkatan kerja berada di daerah...
2. DAERAH TINGKAT I SUMATERA UTARA
2. DAERAH TINGKAT I SUMATERA UTARA
I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara meli-
puti areal seluas 70,8 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di
wilayah Sumatera Utara meliputi areal persawahan sekitar
518.119 ha atau 7,3%, areal perkebunan negara dan swasta se-
kitar 1.132.870 ha atau 16,0%, areal tegalan, kebun, ladang
dan huma sekitar 676.963 ha atau 9,6%, areal tanah yang di-
tumbuhi kayu-kayuan sekitar 371.057 ha atau 5,2%, areal kehu-
tanan sekitar 3.526.000 ha atau 49,9% dan areal pemukiman dan
budi daya lainnya sekitar 853.601 ha atau 12,0% dari seluruh
luas wilayah.
Secara administratif Daerah Tingkat I Sumatera Utara
terdiri dari 11 kabupaten/Daerah Tingkat II dan 6 kotamadya/
Daerah Tingkat II. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut melipu-
ti 2 kota administratif, yaitu Kisaran dan Padang Sidempuan,
206 buah kecamatan dan 5.660 buah desa dan kelurahan. Dalam
periode Repelita IV telah terjadi pemekaran wilayah adminis-
tratif yang meliputi tambahan 4 kecamatan dan 12 desa.
55
Pada tahun 1988 penduduk Propinsi Sumatera Utara diper-
kirakan mencapai 10.115:862 jiwa. Kepadatannya rata-rata pada
tahun 1988 adalah 143 jiwa per km2 (kepadatan rata-rata pen-
duduk Indonesia pada tahun yang sama besarnya 91 jiwa per
km2). Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang terpa-
dat dengan rata-rata kepadatan penduduk 257 jiwa per km2, se-
dangkan Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan kabupaten dengan
kepadatan penduduk terendah, yaitu 52 jiwa per km2. Pada ta-
hun 1985 penduduk propinsi Sumatera Utara yang tinggal di da-
erah perkotaan meliputi 29,6% dan pada tahun 1988 diperkira-
kan meningkat menjadi 31,6%.
Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun keatas)
di propinsi Sumatera Utara berjumlah 6.598.364 orang (70%).
Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja seba-
nyak 3.463.363 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjum-
lah 3.394.159 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi ang-
katan kerja adalah 52,5%. Menurut tingkat pendidikannya ang-
katan kerja yang ada terbagi dalam: 46,2% tidak dan belum
pernah tamat Sekolah Dasar (SD), 30,3% tamat SD, 13,7% tamat
Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP), 8,9% tamat Sekolah
Menengah Tingkat Atas (SMTA), 0,9% tamat Perguruan Tinggi
atau yang setingkat. Pada tahun 1985 angkatan kerja yang be-
kerja di sektor pertanian 53,9%, di sektor industri 3,9%, di
sektor pertambangan 0,4%, di sektor bangunan 2,3%, di sektor
perdagangan, hotel dan restoran 9,6%, di sektor angkutan dan
komunikasi 2,8% dan di sektor-sektor yang lain 27,1%. Angka-
angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang
peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja, di-
ikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor
industri.
56
Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi da-
erah di luar minyak dan gas bumi propinsi Sumatera Utara
rata-rata 6,2% per tahun. Dalam periode tersebut sektor per-
tanian tumbuh dengan laju pertumbuhan per tahun rata-rata
8,4%, pertambangan dan penggalian 2,4%, industri 7,5%, per-
dagangan, hotel dan restoran 3,3%, pengangkutan dan komuni-
kasi 5,4%, dan sektor-sektor yang lain 6,4%. Pada tahun 1986
sektor pertanian telah memberikan sumbangan terbesar kepada
PDRB, yaitu 34,6%, dan sektor industri memberikan sumbangan
terbesar kedua, yaitu 15,0%.
Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah menca-
pai tingkat penyediaan 145,8 kg produksi beras per kapita per
tahun. Kegiatan perkebunan antara lain menghasilkan kelapa,
kopi, tembakau, cengkeh, kelapa sawit, karet dan nilam. Di
samping itu daerah Sumatera Utara juga memproduksi hasil hu-
tan ikutan, terutama rotan dan kemiri, yang semuanya merupa-
kan komoditi perdagangan yang cukup berarti.
Prasarana pengairan pada akhir Repelita IV dapat meng-
airi areal sawah seluas 252.725 ha. Beberapa daerah persawah-
an yang ada terutama di wilayah-wilayah Selatan dan Tengah
propinsi Sumatera Utara, pada umumnya merupakan sawah tadah
hujan.
Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai
kemajuan yang berarti. Seluruh ibu kota kecamatan di Sumatera
Utara telah dapat dihubungi melalui jalan darat. Pada tahun
1986 seluruh jaringan jalan panjangnya 17.019 km yang melipu-
ti 804 km jalan nasional, 2.644 km jalan propinsi dan 11.687
km jalan kabupaten dan 1.884 jalan kotamadya. Keadaan jalan
nasional pada umumnya sudah memadai, demikian pula jalan pro-
pinsi, tetapi sekitar 50,1% jalan kabupaten masih dalam kon-
57
disi rusak dan rusak berat. Hubungan antara propinsi Sumatera
Utara daratan dengan pulau Nias dan pulau-pulau lainnya telah
mencapai kemajuan yang berarti.
Pelabuhan Belawan telah dapat melayani kapal-kapal pe-
layaran samudera. Di samping itu pelabuhan Sibolga di pantai
Barat dan Gunung Sitoli di pulau Nias serta pelabuhan-pelabuh-
an Labuhan Bilik, Tanjung Tiram, Tanjung Balai, Kuala Tanjung
dan Teluk Nibung dapat melayani kapal-kapal pelayaran lokal
dan perintis.
Pelabuhan Udara Polonia di Medan telah dapat didarati
oleh pesawat jenis Boeing-747 dengan kapasitas muatan penuh.
Selain itu pelabuhan udara Naha di pulau Nias, Pinangsori di
Sibolga dan Sibisa di Parapat, serta beberapa pelabuhan udara
yang dibangun oleh perusahaan perkebunan seperti Torgamba,
Gunung Pamela dan Aek Godang, masing-masing dapat didarati
oleh pesawat jenis F-27 dengan kapasitas muatan terbatas.
Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-
jangkau hampir seluruh desa melalui 19 Kantor Pos Besar, 170
Kantor Pos Pembantu, 43 fasilitas Pos Keliling Kota dan 194
fasilitas Pos Keliling Desa. Fasilitas sentral telepon otomat
di daerah Sumatera Utara berkapasitas 45.767 Satuan Sambungan
yang terdiri dari 40.238 sambungan induk dan 5.529 buah sam-
bungan cabang.
Di bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan
penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk berusia di
atas 10 tahun yang buta huruf mencapai 8,6 per 1.000 penduduk
pada tahun 1985 dan berhasil menaikkan persentase anak umur 7
- 12 tahun yang masuk sekolah dari 95,4% pada akhir Repelita
III menjadi 99,6% pada akhir Repelita IV.
Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah
58
cukup merata. Setiap desa rata-rata telah memiliki 2 buah
lembaga pendidikan dasar, SD atau Madrasah Ibtidaiyah. Di se-
luruh propinsi telah terdapat 9.049 SD, 1.527 SMTP, 926 SMTA,
2 Perguruan Tinggi Negeri dan 7 Perguruan Tinggi Swasta. Pe-
ningkatan fasilitas pendidikan tersebutlah yang antara lain
memberikan dukungan kepada peningkatan persentase anak yang
masuk sekolah.
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 34,1
bayi per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka ke-
matian kasar mencapai 8,2 orang per 1.000 penduduk (rata-rata
nasional 7,9) dan angka kematian bayi mencapai 60,9 bayi per
1.000 kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,04). Harapan
hidup rata-rata mencapai umur 62,1 tahun (rata-rata nasional
62,8 tahun).
2. Masalah-masalah
Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah
menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun
masih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan ma-
salah pembangunan propinsi Sumatera Utara yang cukup besar.
Sampai saat ini masih dihadapi masalah adanya kelebihan tena-
ga kerja yang besar dengan bidang keahlian dan mutu yang be-
lum memadai.
Pada tahun 1985 sebesar 0,8 juta orang atau 23,1% ang-
katan kerja berada di daerah perkotaan, selebihnya yaitu 2,7
juta orang atau 76,9% berada di pedesaan. Persebaran ini te-
lah menimbulkan permasalahan yang cukup besar, antara lain
mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota-kota dan mening-
katnya perambahan kawasan-kawasan bukan budi daya di hulu
59
daerah aliran sungai. Dalam pada itu tingkat pengangguran
terbuka, meskipun dalam angka persentase tampak kecil, jum-
lahnya cukup besar. Pada tahun 1985 diperkirakan jumlah pe-
ngangguran terbuka ada 69,2 ribu orang atau 2,0%.
Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang
sudah banyak mengalami kemajuan masih perlu ditingkatkan
untuk mengimbangi peningkatan arus barang dan orang yang
cukup tinggi sebagai akibat meningkatnya kegiatan-kegiatan
perdagangan di dalam daerah, perdagangan antar daerah serta
kegiatan-kegiatan ekspor dan pariwisata. Beberapa daerah,
antara lain di sekitar Pulau Nias, beberapa kecamatan di ka-
bupaten Tapanuli Selatan dan kabupaten Tapanuli Utara, jang-
kauan prasarana dan sarana perhubungannya masih sangat perlu
ditingkatkan. Keadaan sebagian ruas-ruas jalan yang menghu-
bungkan kota-kota dengan daerah sekitarnya, terutama ruas-
ruas jalan desa dan ruas-ruas jalan ke daerah tujuan wisata
masih perlu ditingkatkan, seperti di pulau Samosir, Brastagi
dan Bahorok.
Pelayanan perhubungan laut, kecuali di pelabuhan Bela-
wan yang sudah cukup baik, masih perlu ditingkatkan melalui
peningkatan prasarana dan sarana pendukungnya, seperti derma-
ga, gudang dan fasilitas keselamatan pelayaran.
Pelayanan perhubungan udara melalui bandar udara Polo-
nia juga masih perlu ditingkatkan terutama mengenai fasilitas
pelayanan pelabuhan udaranya. Dalam pada itu lokasi bandar
udara tersebut kurang mendukung peningkatan operasinya lebih
lanjut, karena terlalu dekat dengan pemukiman kota yang dapat
membahayakan keselamatan penerbangan dan keselamatan penduduk
di sekitarnya.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan juga masih memer-
60
lukan peningkatan dalam sarana dan prasarana pendukungnya,
seperti sarana dan prasarana perhubungan, akomodasi, teleko-
munikasi serta tenaga pemandu wisata. Sementara itu pembinaan
obyek pariwisata masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan.
Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, per-
pustakaan, buku dan guru, baik di tingkat SD, SMTP, SMTA mau-
pun di Perguruan Tinggi, masih perlu ditingkatkan untuk meng-
hadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan
untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi dan pembe-
rantasan penyakit menular, penambahan puskesmas dan puskesmas
keliling dan fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis dan
paramedis.
Masalah lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan
peran serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial la-
innya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Demikian pula
perkoperasian masih perlu didorong agar makin mandiri dan
dapat lebih berperan dalam pembangunan daerah, terutama di
pedesaan.
Penataan ruang dan pertanahan di Sumatera Utara masih
menghadapi berbagai masalah yang membatasi kemampuan pemerin-
tah daerah dalam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengen-
dalian penggunaan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber
daya alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan
kawasan-kawasan tertentu, terutama yang diperlukan untuk men-
dukung pengembangan industri dan pariwisata, masih belum ter-
sedia sebagaimana mestinya. Mekanisme pengendalian penggunaan
ruang, termasuk daerah perkotaan, masih belum mantap.
61
II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di daerah Sumatera Utara merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi
pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata
dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan peman-
tapan perwujudan Wawasan Nusantara. Sesuai dengan prioritas
pembangunan dalam Repelita V, pembangunan daerah Sumatera
Utara diarahkan pada peningkatan perkembangan sektor perta-
nian dan sektor industri disertai peningkatan penguasaan dan
kualitas teknologi, sehingga dapat memberikan sumbangan yang
optimal kepada pertumbuhan produksi daerah, peningkatan mutu
produksi, ekspor dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di
daerah tersebut. Di samping itu pembangunan sektor sosial,
kependudukan dan ekonomi lainnya yang secara keseluruhan di-
lakukan secara terpadu dalam rangka pembangunan wilayah, juga
diarahkan kepada peningkatan kualitas, pertumbuhan dan peme-
rataan yang optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha,
dan peningkatan pendapatan nyata, kesejahteraan sosial serta
taraf hidup seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah Sumatera Utara yang cukup
tinggi selama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama
melalui peningkatan produksi dan pengembangan teknologi di
sektor pertanian dan industri serta peningkatan penyediaan
jasa yang secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan
kesempatan kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan
pembangunan yang telah ditempuh selama Repelita IV akan di-
lanjutkan dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecer-
dasan dan kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di
daerah Sumatera Utara serta antara daerah Sumatera Utara dan
62
daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat diwujudkan.
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah Sumatera Utara yang akan dikembangkan dalam Repelita V
pada pokoknya sebagai berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas
akan dilanjutkan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan
para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan
industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan eks-
por. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara
industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha
pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agro-
industri, akan terus didorong. Iklim berusaha yang lebih men-
dorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan di-
usahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan kemu-
dahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan promosi
untuk merangsang pihak swasta agar bersedia melakukan inves-
tasi di daerah Sumatera Utara.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di
bidang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana
dan sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi
dalam bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan,
penyempurnaan sistem informasi pasar dan sistem angkutan akan
dilanjutkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikutsertakan dan
mendorong prakarsa pengusaha-pengusaha swasta.
Dalam rangka memperluas lapangan kerja juga akan diusa-
hakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah diterapkan
pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping
63
itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam
agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar dapat makin
mandiri dan dapat lebih berperan dalam pembangunan di daerah.
Sejalan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat
mendorong lembaga swadaya masyarakat agar dapat meningkatkan
partisipasinya dalam pembangunan daerah.
Kegiatan pariwisata, terutama di pulau Samosir dan Tanah
Karo, selama Repelita V akan terus ditingkatkan agar dapat
berkembang dan mampu menyerap wisatawan lebih banyak. Untuk
itu berbagai fasilitas akomodasi, pengangkutan dan telekomu-
nikasi dari dan ke lokasi daerah wisata tersebut akan terus
dikembangkan dan ditingkatkan.
Upaya untuk peningkatan pendidikan dan kesehatan masya-
rakat Sumatera Utara akan dilanjutkan. Sejalan dengan itu pe-
ningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas pela-
yanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun
di bidang sosial lainnya, akan diusahakan agar mampu menjang-
kau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan keteram-
pilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiatan pela-
tihan dan peningkatan pendidikan formal. Kegiatan-kegiatan
ini akan diarahkan agar sebagian dari peningkatan jumlah te-
naga kerja yang berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan
akan lebih mampu bertani dengan cara-cara yang lebih maju dan
agar sebagian dari mereka akan lebih mudah memperoleh peker-
jaan di luar sektor pertanian.
Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana
pertanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada,
kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana terse-
but akan ditingkatkan. Dalam hubungan ini partisipasi masyara-
64
kat akan disalurkan antara lain melalui pembayaran iuran pe-
makaian air irigasi dan gerakan gotong royong.
Selanjutnya dalam rangka lebih memeratakan pembangunan,
perhatian khusus akan diberikan kepada daerah yang relatif
tertinggal, daerah kritis dan daerah padat penduduk. Sejalan
dengan itu pembangunan masyarakat desa akan terus ditingkat-
kan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilanjutkan pula secara
terencana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan pen-
duduk dan kepentingan mereka agar dapat menjamin lingkungan
yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pemba-
ngunan yang serasi antara desa dan kota maka diharapkan arus
urbanisasi dapat dikendalikan.
Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseimba-
ngan kepadatan penduduk di Sumatera Utara akan ditempuh bebe-
rapa langkah kebijaksanaan seperti peningkatan program ke-
luarga berencana dan langkah-langkah yang mendorong perpin-
dahan penduduk dari desa-desa padat penduduk ke desa-desa
kurang penduduk. Sejalan dengan itu akan dilaksanakan pengem-
bangan daerah berpotensi yang terisolasi, terutama yang ber-
lokasi di daerah pantai Barat Selatan.
Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap
pertambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian
dapat mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengem-
bangan kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu
mengurangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Se-
mentara itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertum-
buhan sektor informal di kota akan ditingkatkan.
Untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan akan dilakukan pula langkah-langkah
65
pendayagunaan aparatur. Hal ini antara lain meliputi upaya pe-
ningkatan pendapatan asli daerah, melalui penggalian dan pe-
ngerahan potensi sumber pendapatan baru sepanjang tidak ber-
tentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak menghambat
perkembangan dunia usaha. Dalam hubungan ini diusahakan pe-
nyempurnaan mekanisme perpajakan dan retribusi daerah, pening-
katan kemampuan aparat pemerintah daerah di dalam memungut
pajak dan retribusi daerah, dan peningkatan hasil pemungutan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Bersamaan dengan itu usaha-
usaha untuk mendorong agar swasta lebih berpartisipasi dalam
membiayai kegiatan pembangunan di daerah akan ditingkatkan
pula. Di samping itu akan dilanjutkan pula program pendidikan
dan pelatihan pegawai, penyempurnaan sistem informasi, komu-
nikasi, kerjasama, pemantapan koordinasi, dan penyederhanaan
prosedural. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat lebih
memantapkan usaha untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata,
dinamis dan bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik
berat pada Daerah Tingkat II.
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata
Ruang di daerah Sumatera Utara akan ditingkatkan agar peme-
rintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang
dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan per-
tanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata
Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang
dapat diselesaikan secara lebih terarah.
Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam
Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak dan
gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya 5,4% per
tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhitungkan cukup memadai
untuk mendukung peningkatan pendapatan per kapita dan pencip-
66
taan lapangan kerja yang dapat menyerap tambahan angkatan
kerja yang terjadi di daerah itu selama lima tahun yang akan
datang. Sedangkan laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai
per tahun diperkirakan masing-masing sebagai berikut. Sektor
pertanian dan industri masing-masing rata-rata akan tumbuh
4,4% dan 10,4% per tahun. Sedangkan pertumbuhan sektor per-
tambangan 5,1%, sektor bangunan 5,3%, sektor perdagangan
5,9%, sektor pengangkutan dan komunikasi 4,5% serta sektor
lain-lain 4,4%.
Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk diharapkan
akan turun menjadi rata-rata 2,0% per tahun, sehingga pada
tahun 1993 penduduk daerah Sumatera Utara diperkirakan akan
berjumlah 11,2 juta jiwa. Untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk tersebut akan diusahakan penurunan tingkat kelahiran
kasar dari 34,1 bayi per 1.000 penduduk pada akhir Repelita
IV menjadi 30,7 pada akhir Repelita V, dan angka kematian
kasar dari 8,2 orang per 1.000 penduduk pada akhir Repelita
IV menjadi 7,6 pada akhir Repelita V. Sejalan dengan upaya
tersebut akan diusahakan pula peningkatan kesejahteraan ma-
syarakat agar angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
menurun dari 60,9 orang pada akhir Repelita IV menjadi 53,0
orang pada akhir Repelita V. Bersamaan dengan itu harapan
hidup rata-rata diharapkan naik dari 62,1 tahun pada akhir
Repelita IV menjadi 63,9 tahun pada akhir Repelita V.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan
diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran
antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD
ditingkatkan dari 99,6% pada akhir Repelita IV menjadi 99,8%
pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD yang
dapat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 81,2% pada akhir
67
Repelita IV menjadi 95,4% pada akhir Repelita V, lulusan SMTP
yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat dari 82,3%
pada akhir Repelita IV menjadi 84,1% pada akhir Repelita V.
Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan pe-
ningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusahakan melalui
peningkatan dalam penyediaan prasarana pendidikan, penyediaan
buku-buku dan penataran guru-guru.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diuraikan di atas di-
perkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja
yang terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata
meningkat dengan 3,3% per tahun, atau diperkirakan akan ber-
jumlah 4,8 juta jiwa pada akhir Repelita V.
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang daerah akan dilan-
jutkan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa ka-
wasan. Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana bagi
upaya pemanfaatan ruang dan sumber daya secara optimal yang
menjamin percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah,
pemanfaatan keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih
terpenuhinya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berke-
lanjutan.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan rakyat Sumatera Utara akan pangan,
meningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu memantapkan
swasembada pangan, meningkatkan penyediaan bahan baku untuk
industri dan mendorong ekspor produksi pertanian. Hal ter-
sebut akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, di-
68
versifikasi, rehabilitasi dan extensifikasi. Peningkatan pro-
duksi tanaman pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi
tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Untuk
menunjang usaha-usaha peningkatan produksi tanaman pangan
akan ditingkatkan pengadaan benih padi, palawija dan horti-
kultura melalui balai-balai benih dan penangkar benih yang
diusahakan oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu untuk
memperoleh benih yang baik dan tahan hama akan diketatkan
pengawasan mutu dan sertifikasi benih. Untuk mengatasi ke-
mungkinan timbulnya jenis hama pengganggu, akan ditingkatkan
kegiatan untuk mengatasinya melalui pengembangan sistem pe-
ngendalian hama terpadu.
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan
petani palawija akan dilakukan melalui pengembangan Unit-unit
Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi
tepat guna. Di samping itu di daerah ini pemanfaatan pupuk
kandang, kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak
yang akan dikembangkan di daerah Sumatera Utara adalah
unggas, sapi, kerbau, ternak perah, babi, kambing dan domba.
Di samping itu pembinaan balai-balai penelitian ternak akan
terus dikembangkan melalui investasi swasta dan swadaya ma-
syarakat agar menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul.
Untuk itu inseminasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan
produksi ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan peng-
amanan ternak dan pembibitan ternak dan hijauan makan ternak.
Di samping itu akan diusahakan untuk mengurangi tingkat ke-
matian ternak dan mencegah berjangkitnya penyakit serta per-
kembangannya dengan mengembangkan pusat-pusat pelayanan kese-
hatan hewan dan penyelidikan penyakit hewan serta mengembang-
69
kan penyediaan prasarana kesehatan ternak. Dalam rangka me-
ningkatkan kemampuan dan keterampilan petani ternak penyuluh-
an akan makin ditingkatkan baik kualitas maupun frekuensinya
yang akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan kepada
para kontak tani.
Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah
pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk membantu
perkembangan usaha penangkapan di laut akan ditingkatkan
fungsi dari 17 buah Pangkalan Pendaratan Ikan dan 2 buah pe-
labuhan perikanan yang telah dibangun. Di samping itu akan
ditingkatkan pelaksanaan operasional pelabuhan perikanan dan
pangkalan pendaratan ikan, saluran tambak, dan Balai Benih
ikan.
Produksi perkebunan baik produksi perkebunan rakyat
maupun perkebunan besar akan ditingkatkan. Komoditi yang akan
dikembangkan antara lain adalah tebu (TRI), tembakau, kakao,
teh dan cengkeh yang diusahakan di kabupaten-kabupaten Nias
Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Labuhan Batu, Asahan,
Langkat dan Simalungun, yang seluruhnya meliputi areal seluas
74.413 ha. Di samping itu melalui perkebunan inti rakyat
(NES/PIR) akan ditingkatkan produksi komoditi kelapa sawit
dan karet. Selanjutnya akan dilaksanakan rehabilitasi dan
peremajaan tanaman kelapa dan karet yang akan dilaksanakan
melalui Program Rehabilitasi dan Peremajaan Tanaman Ekspor
(PRPTE). Usaha-usaha pengembangan perkebunan juga akan dila-
kukan di kabupaten-kabupaten tersebut.
Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan
pengukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu dilaksanakan
inventarisasi hutan produksi yang terdiri dari hutan yang
dapat dikonversikan dan khusus bukan kayu. Selanjutnya dila-
70
kukan pengadaan peta dasar, rehabilitasi hutan rusak di wi-
layah HPH dan pembangunan hutan tanaman industri.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian akan di-
tingkatkan kemampuan jaringan pengairan yang ada. Bersamaan
dengan itu akan dilaksanakan operasi dan pemeliharaan seluruh
jaringan irigasi yang ada. Atas beberapa bagian jaringan
pengairan akan diadakan pemeliharaan berat dan rehabilitasi.
Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi meli-
puti luas 183.000 ha di kabupaten Simalungun. Dalam Repelita
V akan diprioritaskan pembangunan jaringan irigasi baru ber-
ukuran kecil dan sedang, antara lain di kabupaten Langkat dan
Tapanuli Selatan yang seluruhnya akan meliputi 43.000 ha.
Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-dae-
rah yang sumber air permukaannya relatif terbatas. Usaha per-
luasan areal pertanian juga akan dikembangkan dengan memanfa-
atkan lahan rawa pasang surut dan bukan pasang surut. Pelak-
sanaan program pengembangan daerah rawa dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan peningkatan tambak dan pembangunan tambak
serta kegiatan transmigrasi di Rawa Percut, Sicanggang. Demi-
kian pula akan dilakukan pengamanan wilayah perkotaan Medan
dari bencana banjir serta dilanjutkan pemeliharaan dan peng-
amanan sungai Bahbolon.
Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha-
bilitasi dan pemeliharaan, peningkatan serta pembangunan jalan
dan jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama
ini belum terjangkau. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan
jembatan akan dilaksanakan antara lain atas ruas-ruas jalan
Batas Aceh (Kuala Simpang) - Tanjungpura, Binjai - Medan -
Kabanjahe, Seribudolok - Pematang Siantar, Sibahuan – Ujung
Batu - Gunung Sitoli - Labusa, Miga - Lalowau - Teluk Dalam,
71
Padang Sidempuan - Jembatan Merah, Medan - Binjai, Merek
Sumbul - Lubuk Pakam - Tanah Abang, Seribudolok - Pematang
Siantar, Aek Godang - Sibuhuan - Ujung Batu. Selanjutnya akan
dilakukan penggantian dan pembangunan jembatan dan gorong-
gorong sebanyak sekitar 110 buah antara lain Aek Batang Gadis,
Aek Muara Sabah, Aek Sialapayung, Lau Lalang, Lau Perbulan,
Lau Buluh Pancur, Sei Bilah, Sei Kualuh, Sei Kundur, Idang
Medio dan Idang Mezana. Pembangunan jalan dan jembatan baru
akan dilaksanakan terutama di kota besar guna menampung per-
tumbuhan lalu lintas kota dan untuk pemekaran kota. Di samping
itu juga akan dilakukan di daerah-daerah pemukiman transmi-
grasi, daerah pertanian dan daerah perkebunan.
Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya,
akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas,
penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan
pagar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kenda-
raan bermuatan serta pengadaan bus kota dan terminal angkutan
penumpang antar kota di Medan.
Peningkatan angkutan sungai, danau dan penyeberangan
dilakukan dengan merehabilitasi dan meningkatkan dermaga dan
terminal penyeberangan antara Sibolga dan Gunung Sitoli dan
menambah rambu-rambu untuk keselamatan pelayaran.
Peningkatan angkutan kereta api dilaksanakan dengan me-
lanjutkan rehabilitasi dan peningkatan jalan kereta api, jem-
batan kereta api, rehabilitasi kereta penumpang dan terutama
rehabilitasi gerbong barang dalam rangka pelayanan pengang-
kutan hasil-hasil dari sektor perkebunan yang semakin mening-
kat.
Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan pada kegi-
atan pemeliharaan dan rehabilitasi, peningkatan dan pengem-
72
bangan fasilitas pelabuhan. Selain itu akan ditingkatkan pe-
labuhan peti kemas di Belawan Sumatera Utara. Kegiatan
pengerukan rutin alur pelayaran akan dilaksanakan untuk pela-
buhan Belawan. Selain itu rehabilitasi dan pembangunan ber-
bagai fasilitas keselamatan pelayaran akan dilanjutkan, ter-
utama pembangunan dan rehabilitasi menara suar, rambu suar,
peralatan telekomunikasi dan radio pantai. Armada pelayaran
rakyat pengoperasiannya akan ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara pengembangan fasilitas Ban-
dar udara akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dalam
rangka pengoperasian berbagai jenis pesawat penerbangan ko-
mersial. Fasilitas Bandar udara Polonia akan ditingkatkan
hingga dapat didarati oleh pesawat udara sejenis B-747 dengan
kapasitas penuh. Sedangkan pelabuhan udara Gunung Sitoli,
Silangit/Danau Toba, Padang Sidempuan dan Tebing Tinggi Deli
akan ditingkatkan untuk dapat didarati oleh jenis pesawat
Cassa-212 dengan kapasitas penuh. Sehubungan dengan itu alat
bantu navigasi dan fasilitas keselamatan penerbangan lainnya
juga akan ditingkatkan kemampuannya.
Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan
mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tam-
bahan di kecamatan dan Kantor Pos Induk di kabupaten. Di
samping itu akan dilaksanakan pengadaan bis surat, kendaraan
bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Keliling
Desa, jaringan sambungan telepon, telex, telegrap dan faksi-
mile. Demikian pula pembangunan telekomunikasi pedesaan akan
diperluas.
Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan
pembangunan obyek wisata dengan potensi wisata keindahan alam
dan budaya di Danau Toba dan Brastagi. Selain itu akan diman-
73
tapkan upaya promosi wisata nasional ke luar negeri dan dalam
negeri.
Di bidang industri akan dilanjutkan pengembangan indus-
tri dengan orientasi ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat. Demikian pula usaha pengembangan industri-industri
pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, seperti industri
pengolahan kelapa sawit, kelapa, karet, tembakau, coklat dan
industri pengolahan minyak atsiri akan ditingkatkan. Di
samping itu akan terus ditingkatkan berbagai industri dari
kelompok aneka industri, seperti industri pengolahan kayu,
pengolahan rotan dan industri untuk mengolah hasil tambang
bahan logam.
Untuk memperbaiki mutu produksi industri maka bimbingan
dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkat-
an kemampuan berproduksi dengan penggunaan teknologi tepat
guna dan peningkatan kemampuan manajemen pemasaran.
Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkat-
an effisiensi penyaluran barang dan jasa. Lagi pula akan di-
lanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para pro-
dusen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di daerah
Sumatera Utara.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Beberapa kegiatan penyelidikan
umum untuk penambangan emas dan eksplorasi mineral industri
yang telah dilaksanakan akan tetap dilanjutkan. Demikian pula
penyelidikan mengenai batu bara yang diketahui potensinya
cukup besar didaerah ini. Di samping itu beberapa jenis hasil
tambang terutama hasil galian sederhana yang saat ini berada
dalam tahap awal eksploitasi terus didorong untuk dapat di-
74
manfaatkan sebaik-baiknya. Bimbingan dan pembinaan pengusaha-
an bahan-bahan galian golongan C akan dilanjutkan.
Di bidang energi akan dilakukan peningkatan serta per-
luasan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sumber energi
utama, yaitu minyak bumi, panas bumi, gas bumi dan tenaga
air. Di samping itu akan dilanjutkan usaha penelitian pema-
saran dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi gas
alam di Medan dan pengembangan lapangan-lapangan baru dan
Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak
dan gas bumi.
Penyediaan tenaga listrik akan terus ditingkatkan, me-
lalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga listrik,
baik untuk kebutuhan pengembangan industri maupun konsumsi
rumah tangga. Di samping itu sesuai dengan perkiraan kebutuh-
an tenaga listrik, baik untuk kebutuhan pengembangan industri
maupun konsumsi rumah tangga. Di samping itu sesuai dengan
kebutuhan tenaga listrik di daerah Sumatera Utara, akan dila-
kukan langkah-langkah untuk mempersiapkan pembangunan pusat-
pusat pembangkit tenaga listrik, seperti PLTA Renun Peusangan
dengan kapasitas 80 MW, PLTGU Medan dengan kapasitas 100 MW,
PLTU Belawan 3 & 4 dengan kapasitas 130 MW dan PLTG Medan de-
ngan kapasitas 100 MW. Di samping itu akan dilaksanakan pe-
ningkatan jaringan transmisi sepanjang 598 Km dan gardu induk
PLN sebanyak 17 buah dengan kapasitas 460 MVA, peningkatan
sarana distribusi sebanyak 7.309 gardu distribusi untuk
568.600 pelanggan serta pengembangan tenaga listrik untuk
daerah pedesaan di 1.373 desa untuk memenuhi kebutuhan 88.191
pelanggan baru.
Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal serta
untuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam
75
modal maka akan dilaksanakan penyederhanaan sistem perizinan
serta peraturan-peraturan daerah yang lain. Demikian pula akan
disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan penyebarluasan
data dan informasi penanaman modal, profil proyek penanaman
modal, profil potensi daerah serta informasi pasar. Usaha
untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih efi-
sien akan ditempuh antara lain dengan meningkatkan koordinasi
dalam pelaksanaan pengendalian oleh instansi-instansi terkait.
Dalam bidang perkoperasian upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana dan usaha akan dilanjutkan agar ko-
perasi dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang
mandiri. Dalam pelaksanaan upaya itu tetap akan diprioritas-
kan pada koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa (KUD),
yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peter-
nakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan
rakyat, industri kecil, perkreditan atau simpan pinjam, ke-
listrikan desa, jasa angkutan pedesaan. Di samping itu juga
akan diprioritaskan koperasi-koperasi primer yang melaksana-
kan usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis komoditi
ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan.
Lain dari pada itu mutu dan intensitas kemampuan penge-
lola koperasi dan anggotanya juga akan ditingkatkan. Untuk
itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metode, materi
dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan pelatihan kete-
rampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan ko-
perasi. Selanjutnya juga akan diusahakan pemberian bantuan
tenaga manajemen yang terdidik atau terlatih kepada KUD yang
dianggap masih memerlukan. Untuk menciptakan iklim yang men-
dukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, kegiatan-
kegiatan penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilan-
jutkan dan ditingkatkan.
76
Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan
kerja, terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk daerah
minus dan relatif tertinggal, akan dilaksanakan kegiatan Pro-
gram Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ini ditujukan pada
kegiatan pembangunan yang berorientasi pada perluasan lapang-
an kerja sebesar mungkin dan dengan demikian mendorong pe-
ningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Di samping itu dalam
usaha mengatasi masalah melimpahnya angkatan kerja usia muda
terdidik akan disebarkan dan ditugaskan tenaga kerja sukarela
terdidik sebagai konsultan koperasi, pemandu wirausaha dan
tenaga teknis di sektor-sektor pembangunan. Kegiatan penya-
luran dan penyebaran tenaga kerja melalui mekanisme Antar
Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
terus didorong dan ditingkatkan.
Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui
Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling yang ada di
daerah Sumatera Utara akan diarahkan agar mampu mendukung ke-
giatan-kegiatan pembangunan desa dan pengembangan industri,
khususnya dalam rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.
Dalam rangka membuka dan mengembangkan daerah produksi
dan daerah pertanian baru, maka pembangunan daerah transmi-
grasi di daerah Sumatera Utara akan dilanjutkan dan diting-
katkan, terutama untuk transmigrasi swakarsa. Selama Repelita
V di daerah Sumatera Utara diperkirakan akan dibuka 8.900 ha
bagi penempatan sekitar 18.800 KK transmigran. Jumlah ini di-
tempatkan di daerah persawahan beririgasi dan daerah pasang
surut, dalam rangka pengembangan usaha tani terpadu, 8.800 KK
dikaitkan dengan pengembangan perkebunan, 4.000 KK pola kehu-
tanan, 4.000 KK untuk menunjang usaha perikanan, dan 2.000 KK
dengan pola jasa lainnya. Di samping itu dalam Repelita V
77
akan dilanjutkan dan ditingkatkan pembinaan transmigran yang
sudah ada di tempat pemukiman agar dapat mandiri.
Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, akan
ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lain-
nya untuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Di samping itu
akan ditingkatkan pula pengadaan buku-buku pelajaran dan buku
bacaan. Pada tingkat SD akan diteruskan usaha rehabilitasi
gedung SD agar tetap layak digunakan sebagai tempat berlang-
sungnya proses belajar mengajar. Selanjutnya dalam rangka me-
mantapkan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar akan
dibangun gedung SMTP dan SMTA, penambahan ruang kelas baru,
pembangunan ruang laboratorium dan perpustakaan serta rehabi-
litasi bangunan. Khusus di daerah-daerah pemukiman transmi-
grasi yang telah dihuni, akan dibangun gedung SD baru, dan
gedung SMTP baru di tempat-tempat yang telah memerlukan. Di
samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan Sekolah
Menengah Kejuruan Pertama (SMKTP) dengan tambahan ruang pe-
nunjangnya, seperti ruang praktek dan perpustakaan. Daya tam-
pung pada beberapa Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas
(SMTKA) yang ada baik Negeri maupun Swasta akan ditingkatkan.
Di samping itu juga akan dilakukan peningkatan pemeliharaan
gedung-gedung SMTA yang ada.
Dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat akan di-
laksanakan. Antara lain akan dilanjutkan penyelenggaraan ke-
lompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan dengan pendi-
dikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Paket B sebagai
usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan wajib belajar
tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang, penyelenggaraan
Kejar Usaha.
Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain
78
usaha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya,
pembinaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan, pembi-
naan kesenian serta pembinaan tradisi, peninggalan sejarah
dan permuseuman. Sementara itu akan lebih digairahkan kegiat-
an pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah. Antara
lain akan dilakukan pemugaran terhadap Istana Maimun, Mesjid
Raya Medan dan Candi Portila. Dalam pada itu juga akan dikem-
bangkan pelayanan informasi kebudayaan dengan melibatkan
peran serta masyarakat melalui kegiatan-kegiatan temukarya,
sayembara, dan pameran di bidang kebudayaan.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas di daerah Sumatera Utara akan dibangun 32
Puskesmas, 432 Puskesmas Pembantu, 12 Puskesmas Perawatan dan
disediakan sarana untuk 105 Puskesmas Keliling. Untuk mening-
katkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehat-
an, akan digalakkan upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demi-
kian diharapkan akan lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu (Pos-
yandu) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat daerah Su-
matera Utara dengan dukungan teknis dari petugas Puskesmas.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan akan di-
laksanakan melalui semua RSU yang ada termasuk RSU kelas D.
Dalam pada itu RSU Sidikalang dan RSU Sibolga akan ditingkat-
kan kelasnya dari D menjadi C. Di samping peningkatan kelas
RS akan dilanjutkan penyelesaian RSUP Medan. Sementara itu
pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
akan dilaksanakan melalui jalur institusi dan upaya kesehatan
masyarakat yang meliputi imunisasi, penanggulangan penyakit
diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), malaria,
rabies, frambusia, demam berdarah, tb paru, pengamanan kese-
79
hatan transmigran dan penyakit lain yang menimbulkan wabah
atau kejadian luar biasa serta melalui peningkatan pengamatan
kejadian penyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi
akan ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan
sumber pangan yang tersedia dan menaikkan mutu makanan dalam
memenuhi kebutuhan gizi secara aman. Di samping itu akan di-
upayakan peningkatan pencegahan penanggulangan kekurangan
kalori dan protein, kekurangan vitamin A dan anemia gizi,
melalui kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) di
seluruh Sumatera Utara. Sistem kewaspadaan pangan dan gizi
(SKPG) akan dikembangkan.
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalah-
gunaan obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya
akan diintensifkan kegiatan pengawasan bahan-bahan tersebut.
Untuk itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan
makanan yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distri-
busi dan pengadaan obat-obatan di unit pelayanan kesehatan
akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, alat
dan perbekalan kesehatan bagi Kabupaten dan Kotamadya yang
belum memilikinya. Sementara itu dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan rakyat bagi daerah pemukiman pedesaan yang
rawan air bersih dan rawan penyakit menular akan dilanjutkan
peningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman.
Dalam rangka menunjang program kesehatan secara kese-
luruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan ini akan dilakukan dengan
jalan menyebarluaskan informasi kesehatan, mengembangkan
potensi swadaya masyarakat dan mengembangkan metode penyuluh-
an kesehatan yang makin efektif.
80
Dalam bidang kesejahteraan sosial, kegiatan pembinaan
dan pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain
melalui penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan para Pe-
kerja Sosial Masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam
bidang perumahan dan lingkungan, serta pembinaan organisasi
sosial dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-
laksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim
piatu, penyantunan para lanjut usia dan jompo, penyantunan
dan pengentasan penyandang cacat, pengentasan anak nakal dan
korban penyalahgunaan narkotika serta fakir miskin.
Pembinaan generasi muda dalam wadah Karang Taruna akan
dilaksanakan dengan upaya meningkatkan peran serta Karang
Taruna dalam berbagai bidang pembangunan di pedesaan.
Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk
menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan
timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah pela-
yanan sosial lainnya.
Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk sebanyak
1.237,1 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta
KB Baru. Di samping itu akan dilakukan pembinaan kepada pe-
serta KB Aktif sebanyak 1.117,6 ribu pasangan agar tetap
ber-KB.
Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-
bangunan kota dan pembangunan desa, maka akan diusahakan pe-
ningkatan pembangunan pedesaan. Di samping itu akan diusaha-
kan pula agar mobilitas penduduk pedesaan meningkat, sehingga
apabila diperlukan setiap hari dapat bepergian ke kota secara
ulang-alik dengan lancar. Dengan demikian penduduk di pedesa-
81
an tidak mudah terdorong untuk pindah ke kota. Di samping itu
akan diusahakan pula pengembangan kota-kota kecil sebagai
suatu sarana untuk memperkecil hasrat penduduk agar tidak
berkeinginan pindah ke kota-kota besar.
Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan
hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan, antara lain di
Medan, Pematang Siantar, Binjai, Kisaran, Tebing Tinggi,
Sibolga, Padang Sidempuan, Tanjung Balai/T. Kuala, Pangkalan
Brandan, Kaban Jahe, Rantau Prapat, Brastagi dan Tanjung Pura.
Diperkirakan selama Repelita V di daerah Sumatera Utara akan
diperbaiki lingkungan pemukiman seluas sekitar 2.000 ha. Ke-
giatan pemugaran perumahan desa yang meliputi perbaikan mutu
rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan terus di-
lanjutkan dengan 1.550 unit. Dalam pelaksanaannya perhatian
khusus diberikan pada desa-desa kritis, terbelakang, miskin
dan nelayan dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuhan bagi
desa-desa lain di sekitarnya.
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Kapasitas
prasarana yang ada ditingkatkan dengan merehabilitasi insta-
lasi, mengurangi kebocoran dan membangun instalasi baru. Pro-
gram ini akan dilaksanakan di kota-kota Medan, Pematang
Siantar, Binjai, Kisaran, Tebing Tinggi, Sibolga, Padang Si-
dempuan, Tanjung Balai dan Pangkalan Brandan. Usaha-usaha di
bidang penyehatan lingkungan pemukiman akan terus pula di-
tingkatkan dan sasarannya adalah kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan penanganan air limbah, drainase, dan persampahan.
Dalam program ini juga termasuk usaha-usaha untuk menyediakan
air bersih bagi penduduk pedesaan, baik dengan sistem perpi-
82
paan maupun non perpipaan. Usaha-usaha ini akan dilaksanakan
di kota Pematang Siantar, Binjai, Medan, Tebing Tinggi, Si-
bolga, Tanjung Balai, Kisaran, Lubuk Pakam dan Rantau Prapat.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repeli-
ta V akan dilaksanakan, antara lain, penyediaan bantuan pemba-
ngunan dan rehabilitasi tempat peribadatan, penyediaan kitab
suci dan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan Balai
Nikah dan Penasehatan Perkawinan, serta pembangunan atau re-
habilitasi atau perluasan Balai Sidang Pengadilan Agama,
kantor-kantor Urusan Agama tingkat kecamatan, kabupaten,
kotamadya dan wilayah.
Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat
khusus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama, yang
meliputi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsana-
wiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendi-
dikan Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disem-
purnakan prasarana dan sarananya. Di samping itu akan dise-
diakan juga bantuan bagi perguruan agama swasta.
Dalam pada itu dalam rangka pengembangan perguruan
tinggi agama akan dilanjutkan pembangunan atau rehabilitasi
atau perluasan fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah
pada IAIN Sumatera Utara, dan penyediaan bantuan bagi pergu-
ruan tinggi agama swasta.
Pembangunan di bidang hukum tetap dilanjutkan dengan
berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun-
jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya
dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan
hukum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memper-
83
oleh peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabi-
litasi sejumlah gedung kantor Kejaksaan dan Cabang Kejaksaan
Negeri di Kabupaten Belawan, Kabupaten Tapanuli Tengah dan
Kabupaten Langkat, kantor Imigrasi di Polonia, Asrama Karan-
tina Imigrasi di Medan, Pengadilan Negeri di Kabupaten Tapa-
nuli Tengah serta perluasan sejumlah gedung kantor Kejaksaan
Negeri, Pengadilan Negeri dan Kantor Imigrasi. Selanjutnya
sebagai upaya penunjangan tugas-tugas pemasyarakatan, diusa-
hakan rehabilitasi sejumlah Lembaga Pemasyarakatan, Rumah
Tahanan Negara atau Cabang Rumah Tahanan Negara dan Balai
Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.
Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
berbagai pola penyuluhan hukum yang ada, akan terus dilaksa-
nakan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk me-
wujudkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan per-
lindungan hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan kon-
sultasi hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan
tetap dilanjutkan.
Program-program sektoral yang ada di daerah ditunjang
dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan yang diterima daerah Su-
matera Utara meliputi program-program berikut.
Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan penggu-
naannya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
(O&P) jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan ke-
giatan-kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Peme-
rintah Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Peng-
gantian Jembatan digunakan untuk menangani peningkatan jalan
dan penggantian jembatannya agar seimbang dengan meningkatnya
arus lalu lintas dan muatan.
84
Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten
dan kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.
Program Peningkatan Jalan Kabupaten dan Kotamadya di-
gunakan Untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka meme-
nuhi kebutuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat.
Program pembinaan pendidikan dasar digunakan terutama untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan
dasar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan
untuk membiayai pembangunan sekolah dasar baru di daerah
transmigrasi, PIR dan pemukiman baru. Program Pelayanan Kese-
hatan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeli-
haraan sarana kesehatan yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten,
Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu serta untuk
membiayai penyediaan obat-obatan. Program Rehabilitasi Hutan
dan Tanah Kritis disediakan untuk membantu Daerah Tingkat II
yang menghadapi masalah tanah kritis, untuk membiayai penyu-
luhan dan percontohan mengenai pengembangan pelestarian
dengan konservasi dan pencegahan perluasan daerah kritis
serta kegiatan lain dalam menjaga kelestarian sumber daya
alam.
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai ke-
giatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan
swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)
dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah per-
batasan dan daerah padat penduduk.
Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan me-
lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan
konservasi, rehabilitasi sungai dan pengendalian serta pe-
nanggulangan bencana alam dan pengembangan di DAS Asahan,
85
Barumun, Wampu, dan Sei Ular. Di samping itu di semua DAS
tersebut juga akan dilaksanakan upaya untuk membina kemampuan
masyarakat untuk meningkatkan peran sertanya secara swadaya
dalam penyelamatan hutan, tanah dan air.
Usaha pelestarian kemampuan sumber daya alam dan ling-
kungan hidup dan peningkatan fungsinya serta pengendalian
kerusakannya juga akan dilaksanakan dengan mengembangkan pola
tata ruang yang dinamis.
Dalam rangka pengembangan meteorologi dan geofisika
akan dibangun 1 buah stasiun meteorologi dan akan ditingkat-
kan 3 buah stasiun meteorologi. Di samping itu akan dilaksa-
nakan pula peningkatan 3 buah stasiun geofisika.
Pelaksanaan program rehabilitasi tanah kritis akan di-
lakukan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan di 2 DAS
terpenting yang meliputi areal lahan kering dan lahan kritis
dengan sasaran fisik seluas 203.000 ha penghijauan dan
135.000 ha reboisasi. Di samping itu akan dilakukan konservasi
atas tanah usaha tani yang mempunyai kemiringan di atas 40%.
Selanjutnya dilaksanakan rehabilitasi lahan kritis dalam pola
terpadu di DAS, juga pemukiman kembali peladang sebanyak
15.000 KK.
Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-
giatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah akan di-
lanjutkan dan disusun secara lebih dipadukan dengan berbagai
program terkait. Kegiatan yang akan dilaksanakan di antaranya
mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang Daerah Ting-
kat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II serta pe-
nyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan beserta Rencana
Detail di kawasan-kawasan yang dirasa strategis atau kritis
seperti kawasan pariwisata Danau Toba.
86
Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-
bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers serta pemanfaatan mekanisme Bakohumas. Semen-
tara itu untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran
radio dan televisi ditingkatkan lagi kerja sama lintas sek-
toral dalam menyusun substansi isi acara-acara siaran. Dalam
rangka peningkatan mutu dan jangkauan siaran Radio, Televisi
dan Film dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar
radio dan televisi yang ada.
Dalam Repelita V dalam Sektor Ilmu Pengetahuan, Tekno-
logi dan Penelitian akan dilanjutkan kegiatan inventarisasi
dan evaluasi sumberdaya lahan serta pengembangan Sistem In-
formasi Geografi yang diperlukan untuk mendukung perencanaan
pembangunan di daerah Sumatera Utara berdasarkan kemampuan
sumber dayanya.
87
TABEL
WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
PROPINSI SUMATERA UTARA
DAERAH TINGKAT IILuas
WilayahJumlah
KepadatanJumlahDesa
Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km21985 1988 1985 1988
(Km2) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Kotamadya:
Medan 261,70 11 114 1.714.531 1.876.412 6.552 7.170Pematang Siantar 11,85 6 29 202.361 213.894 17.076 18.049Tanjung Balai 1,98 2 4 45.454 48.409 23.014 24.510Binjai 19,75 5 19 145.299 155.151 7.357 7.855Tebingtinggi 30,61 3 17 100.646 107.344 3.288 3.506
Sibolga 10,86 3 11 69.784 75.386 6.424 6.940
Kabupaten:
Deli Serdang 6.010,18 33 841 1.426.622 1.542.338 237 257Langkat 6.106,96 15 219 759.827 816.482 124 134
K a r o 2.099,51 10 274 233.340 247.562 111 118
Simalungun 4.098,30 17 226 741.270 782.208 181 191
Asahan 4.567,38 17 220 863.573 924.462 189 202
Labuhan Ratu 6.739,97 12 193 661.792 720.287 98 107Tapanuli Utara 13.237,01 27 891 689.843 724.356 52 55Tapanuli Tengah 2.271,35 4 180 180.044 191.466 79 84
Tapanuli Selatan 16.435,66 20 1.608 806.388 855.616 49 52N i a s 5.484,81 13 657 511.911 545.984 93 100
D a i r i 3.399,12 8 157 269.451 288.505 79 85
Jumlah 70.787,00 206 5.660 9.422.137 10.115.862 133 143
88
89