2. perbedaan gender
-
Upload
evinurleni -
Category
Documents
-
view
392 -
download
0
description
Transcript of 2. perbedaan gender
PERBEDAAN GENDER DAN
MASALAH KEADILAN
MATERI KULIAH
SEJARAH DAN TEORI GENDER
GANJIL 2013
PENGERTIAN GENDER
Konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan kultural. Misalnya perempuan itu dikenal cantik, lembut, emosional dan keibuan, sementara laki-laki kuat, rasional dan perkasa.
Namun pada tempat yang lainnya, ternyata sifat-sifat ini dapat dipertukarkan atau mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Sejarah pembedaan gender (Gender differences) melalui proses yang panjang; dibentuk, disosialisasikan, diperkuat dan dikonstruksikan secara sosial dan kultural, melalui keluarga, agama dan negara ~seolah-olah kemudian menjadi kodrat yang tidak dapat dirubah.
Gender tersosialisasikan secara evolusional, misalnya laki-laki harus kuat dan agresif, maka laki-laki dilatih dan termotivasi untuk melakukan sifat gender yang ditentukan masyarakat ini.
Sebaliknya, perempuan harus mendidik anak dan merawat kebersihan rumah dan sering dianggap sebagai kodrat, maka perempuan dilatih dan dimotivasi untuk melaksanakan sifat gender tersebut.
Sementara pada dasarnya, kodrat adalah sesuatu yang tidak dapat dipertukarkan dan bersifat biologis.
PERBEDAAN GENDER DAN KETIDAKADILAN
Perbedaan gender sesungguhnya bukan masalah, sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities).
Ketidakadilan gender merupakan sistem atau struktur, dimana laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem sosial dan budaya tersebut.
Misalnya persoalan emosional: konstruksi gender masyarakat, pada laki-laki dilarang menangis, perempuan dianggap lumrah menangis.
Atau contoh lain, konsep gender tentang pencari nafkah utama keluarga, maka laki-laki didorong untuk bekerja non-domestik,sementara karena tekanan ekonomi, perempuan didorong bekerja, plus tanggung jawab domestik = menghasilkan beban ganda (hanya pada perempuan).
Juga, isteri atau anak perempuan secara sosial berada dalam pengawasan laki-laki, sehingga sering terjadi KDRT yang dianggap lumrah oleh masyarakat, berkaitan dengan HAK MENDIDIK.
BEBERAPA ISU GENDER
GENDER DAN MARGINALISASI EKONOMI
Banyak studi gender menunjukkan terjadi marginalisasi (peminggiran) ekonomi masyarakat, juga menyebabkan peminggiran ekonomi terhadap perempuan.
Misalnya di Jawa, program swasembada pangan, mendorong penggantian sistem pertanian tradisional menjadi modern. Penggantian ani-ani menjadi traktor, menyebabkan banyak perempuan desa tidak mendapatkan perkerjaan di sawah.
GENDER DAN SUBORDINASI
Subordinasi adalah perendahan status dan kemampuan terhadap laki-laki dan perempuan karena konsep gender tertentu.
Misalnya anggapan bahwa perempuan emosional dan irrasional menyebabkan perempuan ditolak menjadi pemimpin karena kurang trampil.
Perempuan tidak perlu sekolah tinggi, karena toh akhirnya ke dapur juga, dampaknya jika suami ingin sekolah dengan keputusan sendiri, tetapi jika isteri ingin sekolah, harus dengan ijin suami.
GENDER DAN STREOTIF
Streotif ialah pelekatan atau pelabelan terhadap suatu kelompok sosial tertentu; yang dapat merugikan atau menimbulkan ketidakadilan bagi kelompok tersebut. Misalnya tentang streotif orang dayak sebagai orang primitif.
Streotif gender biasanya berupa pelekatan terhadap jenis kelamin tertentu. Misalnya perempuan bersolek untuk tujuan “memancing laki-laki” (lihat dalam iklan)
GENDER DAN KEKERASAN
Kekerasan (Violence) adalah serangan atau invasi terhadap fisik, psikologis maupun integritas pribadi seseorang.
Kekerasan itu bersumber dari ketidaksetaraan kekuatan dan kekuasaan dalam masyarakat, dalam hal ini adalah dalam relasi gender yang tidak setara.
Misalnya konsep perempuan sebagai wajib melayani suami, menyebabkan bisa terjadi kekerasan atau pemaksaan seksual pada para isteri.
Dampaknya, sering terjadi pemukulan terhadap anak dan isteri, dan kekerasan psikologis lainnya ialah perselingkuhan (Laporan KPP, 45% KDRT terjadi karena WIL, 30 % karena zat adiktif, 15 % karena temparamen).
Kekerasan gender lainnya adalah trafficking (perdagangan) anak dan perempuan, untuk kepentingan dunia hiburan dan bisnis seks komersil, baik yang terbuka maupun terselubung.
Misalnya (terselubung): pelecehan terhadap perempuan ditempat kerja, dengan ancaman pemecatan; seringkali juga lelucon jorok dan vulgar yang mengandung unsur pelecehan.
GENDER DAN BEBAN KERJA
Beban kerja ganda terjadi pada perempuan kaum miskin, yang harus mengurus rumah dan membantu mencukupi penghasilan keluarga.
Gambarannya, jika laki-laki mempersiapkan diri berangkat kerja sejak jam 6, maka perempuan akan bangun jam 4 untuk mempersiapkan kebutuhan selutuh keluarga. Jika suami pulang kerja, jam 2 dapat beristirahat, para isteri harus memasak dan dapat istirahat setelah jam 3.
Karena seringkali beban kerja ini dianggap sebagai kewajiban perempuan, acapkali bukan dianggap sebagai ketidakadilan terhadap perempuan.
Partisipasi laki-laki dalam penyelesaiaan kegiatan rumah tangga, minim diharapkan karena anggapan gender masyarakat.
Bagi kelas menengah ke atas, memperkerjaan asisiten (pembantu) RT dianggap solusi, tetapi sesungguhnya itu hanya memindahkan beban kerja dari perempuan satu ke perempuan lainnya.
S E L E S A I