2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding
Transcript of 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding
5 Universitas Kristen Petra
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding)
Wedding is “a marriage ceremony and any celebrations such as a meal
or a party which follow it; wedding cake / dress / invitation / present / reception”
yang berarti adalah sebuah upacara penggabungan atau perkawinan yang disusul
dengan sebuah perayaan baik pesta maupun makan bersama: kue pernikahan /
baju / kartu undangan / hadiah / penyambutan (Cambridge Dictionary).
2.1.1 Pengertian Pernikahan Barat
Sejarah pernikahan ala western ini terjadi pada abad ke-13 ketika itu, Sri
Paus III menerapkan suatu masa tunggu antara pertunangan dan pernikahan serta
cincin sebagai jaminan pertunangan. Masyarakat Italia pada abad pertengahan
percaya bahwa berlian diciptakan di dalam nyala api cinta, karena itu berlian
dijadikan sebagai pilihan cincin kawin yang romantis.
“Mengikat sebuah simpul” adalah ungkapan dari zaman Roma, ketika
pengantin wanita mengenakan korset untuk melindungi kesuciannya. Korset itu
dihubungkan pada suatu simpul dan mempelai pria akan mendapatkan sebuah
kegembiraan untuk melepas ikatan simpul pada korset tadi. Banyak orang percaya
bahwa gaun pengantin berwarna putih dipopulerkan oleh Anne of Brittany pada
tahun 1499, dan ada juga yang mengatakan bahwa Ratu Victoria adalah orang
pertama yang menikah dengan gaun berwarna putih pada tahun 1840-an.
Pengantin wanita cukup dengan mengenakan pakaian terbaik mereka sebelumnya,
namun pada saat ini, memakai gaun pengantin berwarna putih melambangkan
sebagai simbol kegembiraan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Pengapit yang
mengenakan pakaian berwarna putih dilambangkan jalan murni menuju
kebahagiaan, sedangkan bunga mawar di sepanjang jalan pengantin diperkirakan
untuk memimpin mereka kepada masa-masa depan yang manis dan makmur.
Negara yang mengikuti tradisi cara pernikahan ini merupakan negara
Eropa, Amerika, serta negara lainnya yang terletak di wilayah bagian barat dunia
sehingga diberi sebutan “western” style oleh seluruh dunia. Mayoritas dari negara
Eropa, Amerika, dan negara di wilayah bagian barat lainnya, pada umumnya
6 Universitas Kristen Petra
sebelum atau sesudah perjamuan, toast akan dilakukan dengan mengharapkan
agar kedua mempelai akan berbicara dan mengucapkan terima kasih kepada para
tamu undangan yang datang ke acara pernikahan mereka. Setelah mengucapkan
speeches kedua mempelai memulai dengan dansa pertama mereka (first dance)
yang biasanya disebut dengan bridal waltz. Setelah kedua mempelai berdansa,
biasanya mempelai pria “menyerahkan” mempelai wanita kepada ayah dari
mempelai wanita untuk berdansa bersama dengan putrinya. Bersamaan dengan
bridal waltz, para tamu diundang pula untuk berdansa bersama. Setelah pesta
selesai, kedua mempelai akan meninggalkan para undangan dengan mengendarai
mobil yang telah didekorasi. Trend yang dilakukan saat ini adalah memutar video
klip pada saat perjamuan makan malam mereka. Video klip yang diputar biasanya
cerita tentang awal pertemuan mereka. Selain terdapat video klip, terdapat foto-
foto yang diputar dan dilatar belakangi dengan musik yang lembut.
Wedding cake ditampilkan hingga akhir acara. Biasanya di tengah-tengah
kedua mempelai berdansa, kedua mempelai memotong kue pengantin dan mereka
saling menyuap kue pengantin tersebut. Setelahnya, kue pengantin tersebut
dipotong dan kemudian dibagikan untuk para undangan (Daniels 47).
2.1.2 Tradisi Gaun Pengantin
Sepanjang sejarah, wanita mencoba untuk membuat pakaian pernikahan
yang spesial yang disesuaikan dengan perayaannya dengan maksud untuk
membuat pengantin wanita terlihat lebih cantik. Pada tingkat teratas, putri-putri
kerajaan selalu mencoba menjadi putri yang paling menarik dan cantik pada hari
pernikahannya. Pada jaman Medieval, sangat penting bagi pengantin wanita untuk
terlihat menarik guna menunjukkan penghargaan bagi negaranya. Pada masa itu,
mereka biasanya menggunakan material seperti sutra, satin, kain-kain yang diberi
emas dan perak. Warna yang digunakan ada bermacam-macam antara lain merah,
ungu, hitam. Umumnya pakaian yang digunakan dijahit dengan batu-batu
berharga seperti berlian, ruby, saphir, jamrud, dan mutiara sehingga pengantin
wanita terlihat berkilau dan bercahaya dibawah sinar matahari. Tentu saja gaun
yang dijahit menggunakan batu berharga ini sangat tebal dan berat.
7 Universitas Kristen Petra
Gaun pengantin sendiri pada mulanya memiliki bermacam-macam warna.
Gaun pengantin yang berwarna putih atau gading biasanya digunakan untuk
pengantin tradisional, namun, ternyata tidak selamanya demikian. Pada tahun
1800-an pengantin biasanya menggunakan warna-warna seperti biru, merah muda,
hijau, coklat tua, bahkan hitam lebih banyak dipakai daripada putih dan gading.
Putih atau variasi dari putih menjadi pilihan favorit dan melambangkan
kemurnian dan kesucian wanita, namun, bukan yang praktis dalam
penggunaannya dan tidak selalu menjadi pilihan favorit. Biru digunakan
pengantin wanita pada tahun 1870 dimana gaunnya bisa dilihat di Museum
London dengan asosiasi perawan Mary merupakan simbol kesucian yang lain
yang juga melambangkan keabadian cinta. Pengantin wanita yang menggunakan
warna biru percaya calon suami mereka akan jujur kepada mereka, walaupun gaun
yang digunakan bukan biru, mereka menggunakan warna biru untuk hal yang lain.
Ini merupakan tradisi lain yang masih bertahan hingga saat ini. Warna merah
muda merupakan warna yang terkenal lainnya dengan pertimbangan yang paling
cocok untuk sebuah May Wedding. Hijau merupakan warna yang kurang terkenal
karena dipercaya membawa kesialan, sedangkan warna coklat dipercaya membuat
pengantin tidak berhasil dengan kehidupan di kota. Warna kuning yang cerah
merupakan variasi yang terkenal bahkan sempat menjadi trend di abad ke 18
(Sejarah Pakaian Pengantin, par. 4).
2.1.3 Upacara Pernikahan di Surabaya Ala Western
Dalam acara resepsi pernikahan jaman sekarang di Kota Surabaya ini kini
mengikuti trend Eropa. Seperti pada contohnya mempelai jalan bersamaan
menuju ke pelaminan, pakaian wedding dress berwarna putih serta untuk
mempelai pria menggunakan jas. Terdapat pula acara klimaks yaitu wedding kiss
yang dulunya dilaksanakan bersamaan dengan acara potong tart kini lebih di
ekspos. Sesuai dengan perkembangan zaman modern, muncul ide-ide yang
brilliant sehingga memudahkan calon pengantin untuk merencanakan acara
pernikahannya. Dengan adanya Event Organizer contohnya, ide ini diambil dari
masyarakat Negara Amerika yang biasanya menggunakan jasa Wedding Planner.
8 Universitas Kristen Petra
Wedding Planner atau Event Organizer sendiri bertugas untuk mengatur
jadwal-jadwal bagi si calon pengantin untuk bertemu dengan vendor-vendor yang
lain, susunan acara prosesi dan resepsi pernikahan. bila perlu, Wedding Planner/
Event Organizer dapat membantu mewakili calon pengantin seperti pada
contohnya, memilih kartu undangan, souvenir, dan sebagainya. Berikut
merupakan jadwal acara prosesi dan resepsi pengantin yang biasanya dilakukan di
Kota Surabaya.
a. Prosesi Liauw Tiaa
Prosesi pengantin yang biasanya dilakukan di Kota Surabaya ini
menggunakan adat tradisional Cina yang sudah dimodifikasi. Konon katanya, 1
minggu sebelum hari “H” kedua calon pengantin tidak diijinkan untuk bertemu.
Dikarenakan menurut kepercayaan apabila kedua calon pengantin bertemu maka
dikhawatirkan dapat terjadi malapetaka di dalam kehidupan rumah tangganya.
Sedangkan, pada malam hari sebelum hari “H” berlangsung. Mempelai wanita
akan mempelai wanita untuk mempelai wanita yang sebentar lagi akan keluar
rumah dan tinggal bersama calon suaminya. Di dalam pesta ini, biasanya
mempelai wanita akan mengundang saudara-saudara, keluarga serta teman-
teman/relasi untuk acara makan-makan di rumahnya. Pada malam ini, calon
mempelai boleh digoda sepuas-puasnya oleh teman-teman putrinya. Malam ini
juga sering dipergunakan untuk kaum muda pria melihat-lihat calonnya (mencari
pacar).
(Bagi yang beragama Budha)
b. Upacara Sembahyang Tuhan Cio Tao
Di pagi hari ada upacara hari pernikahan, diadakan Cio Tao. Namun, ada
kalanya upacara ini diadakan pada tengah malam menjelang pernikahan. Upacara
Cio Tao ini terdiri dari:
Penghormatan kepada Tuhan
Penghormatan kepada alam
Penghormatan kepada leluhur
Penghormatan kepada orang tua
Penghormatan kepada kedua mempelai
9 Universitas Kristen Petra
Meja sembahyang berwarna merah 3 tingkat. Di bawahnya diberi 7
macam buah, antara lain srikaya, lambang kekayaan. Di bawah meja harus ada
jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang melambangkan alam nan
makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis tengah 2 meter dan di
atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan, sumpit, dan lain - lain yang semua
itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang umur, dan setia. Kedua mempelai
memakai pakaian upacara kebesaran Cina yang disebut baju “Pao”. Mereka
menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan kepada yang
dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta bersujud. Upacara ini
sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.
c. Prosesi Lempar Beras Kuning dan Payung Merah
Pada hari “H” sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, calon
pengantin akan melakukan prosesi lempar beras kuning dan payung merah.
Prosesi ini dilakukan bertujuan untuk mengusir bala-bala yang mengganggu
kehidupan rumah tangga calon pengantin di akan datang. Menurut kepercayaan
adat Cina, mempelai pria yang datang jam serta waktu harus ditentukan dengan
hongsui nya. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, mempelai pria akan
menjemput mempelai wanita di rumahnya. Ketika akan memasuki rumah
mempelai wanita, mempelai pria akan memakai payung merah dan salah seorang
yang paling tua diantara keluarga mempelai wanita (biasanya oma dari mempelai
wanita) akan melemparkan beras kuning ke arah mempelai pria. Gunanya adalah
mengusir bala-bala yang melekat di tubuh mempelai pria yang dipercaya merusak
kehidupan rumah tangga pengantin. Pada waktu prosesi ini berlangsung, kedua
orang tua dari mempelai wanita tidak boleh melihat mempelai pria sama sekali
dari prosesi lempar beras kuning dan payung merah hingga prosesi temu manten
selesai. Dikarenakan menurut adat Cina, dikhawatirkan mempelai pria akan
“jiong” yang berarti “tidak cocok” dengan orang tua mempelai wanita setelah
menikah nanti. Kedua orang tua dari pihak mempelai wanita dapat diijinkan
bertemu dengan kedua mempelai setelah prosesi temu manten selesai.
d. Prosesi Pemasangan Jas dan Tutup Slayer
Untuk mempelai pria, prosesi ini dilakukan di rumah di dalam kamar
mempelai pria. Yaitu kedua orang tua dari mempelai pria memasangkan jas
10 Universitas Kristen Petra
kepada mempelai pria, sarung tangan, dan korsase. Yang memiliki arti, kedua
orang tua dari pihak mempelai pria menyiapkan anaknya (mempelai pria) untuk
memiliki kehidupan yang baru. Sedangkan untuk mempelai wanita, prosesi ini
dilakukan di rumah di dalam kamar mempelai wanita. Yaitu kedua orang tua dari
mempelai wanita menutup slayer (kerudung pengantin) mempelai wanita. Yang
memiliki arti, kedua orang tua dari mempelai wanita menyiapkan anaknya
(mempelai wanita) untuk keluar dari rumah dan akan segera menikah.
e. Prosesi Temu Manten
Zaman dahulu adat tradisional Cina mengatakan bahwa yang boleh
melihat wajah mempelai wanita hanyalah mempelai pria saja. Pembukaan tutup
slayer pada jaman dahulu dilakukan ketika kedua mempelai masuk ke dalam
kamar pengantin. Konon katanya, apabila slayer mempelai wanita terbuka secara
tidak sengaja (tertiup angin/jatuh) sebelum acara pernikahan, maka dikhawatirkan
akan terjadi malapetaka dalam kehidupan rumah tangganya. Seiring dengan
perjalanan waktu, adat tradisional ini telah dimodifikasi menjadi lebih sederhana.
Tercampur dengan budaya Eropa yang bebas dan suka mengekspos, maka
pengantin kini dapat dilihat oleh siapa saja.
Setelah prosesi tutup slayer selesai, orang tua dari mempelai wanita harus
“sembunyi” di tempat lain sehingga tidak akan bertemu dengan mempelai pria.
Prosesi temu manten adalah prosesi dimana mempelai pria bertemu dengan
mempelai wanita saja. Mempelai pria akan mengetuk kamar dari mempelai wanita
kemudian dibantu oleh keluarga wanita untuk membalik tubuhnya dan berjalan
mundur, hal yang sama juga dilakukan dengan mempelai wanita. Setelah
punggung mereka bersentuhan, maka kedua mempelai diijinkan untuk saling
berbalik dan melihat satu sama lain. Mempelai pria kemudian membuka slayer
dari mempelai wanita. Arti dari prosesi ini adalah mempelai pria haruslah orang
luar pertama yang melihat wajah istrinya. Sehingga menurut adat Cina diharapkan
pernikahan mereka akan langgeng selamanya. Setelah membuka slayer mempelai
wanita, mempelai pria akan mencium kening mempelai dan prosesi temu manten
telah selesai. Setelah prosesi ini selesai, biasanya pengantin melakukan
pemberkatan nikah (untuk masyarakat yang beragama Kristen atau Katolik) atau
acara foto pengantin.
11 Universitas Kristen Petra
f. Prosesi Cin Ciu
Pada sore hari menjelang acara resepsi pernikahan, kedua mempelai
melakukan prosesi cin ciu. Cin Ciu memiliki arti dari bahasa mandarin yaitu kata
cin yang artinya emas dan ciu yang artinya adalah arak. Pada prosesi ini kedua
mempelai menghormati keluarga dekat yang lebih tua atau yang sudah menikah
dengan memberikan minuman arak/wine yang kemudian seiring dengan
perkembangan jaman kini diganti oleh teh atau minuman soda. Setelah kedua
mempelai memberikan minuman tersebut, keluarga dari kedua mempelai (yang
diwakili oleh 1 pasang kepala keluarga) memberikan angpao atau perhiasan
sebagai balasannya. Setelah acara cin ciu selesai, dilanjutkan dengan masuknya
kedua mempelai ke resepsi.
2.1.4 Resepsi Acara Pernikahan Di Surabaya Ala Western
Resepsi pernikahan ini biasanya dilaksanakan setelah upacara pernikahan
selesai. Kedua mempelai menunggu di suatu ruangan yang telah disediakan
sambil menunggu acara masuknya kedua mempelai ke pelaminan. Berikut
merupakan jadwal acara pernikahan ala western yang biasanya dilakukan di Kota
Surabaya.
a. Acara kedua mempelai menuju ke pelaminan
Pada malam hari H setelah para tamu undangan memasuki ruangan, kedua
mempelai akan memasuki ruangan pesta. Diawali dengan masuknya kedua orang
tua dari mempelai pria (secara berpasangan) kemudian orang tua dari mempelai
wanita (secara berpasangan) menuju ke pelaminan. Setelah itu, MC akan
memanggil kedua mempelai menuju ke pelaminan. Terdapat kepercayaan pula
bahwa ketika kedua mempelai berjalan menuju pelaminan, mempelai wanita harus
di sebelah kanan (dari arah depan pelaminan) mempelai pria. Karena apabila
sampai terbalik, dikhawatirkan akan terjadi malapetaka di dalam kehidupan rumah
tangganya.
b. Acara Pyramid Toast
Acara toast ini dilakukan oleh kedua mempelai, yaitu menuangkan
champaigne/wine ke dalam pyramid toast (gelas toast yang disusun 6/8 susun
sehingga membentuk sebuah pyramid) yang telah disiapkan sebelumnya. Arti dari
12 Universitas Kristen Petra
pyramid toast ini adalah kedua mempelai akan membangun kehidupan rumah
tangga yang bahagia, memiliki banyak keturunan, serta sampai tua bersama
selamanya. Dalam menuang champaigne/wine juga harus diperhatikan. Gelas
toast tidak boleh sampai jatuh/pecah karena dipercaya apabila sampai
terjatuh/pecah maka akan terjadi sesuatu di dalam kehidupan rumah tangga
pengantin di masa yang akan datang.
c. Acara Food Parade
Acara ini biasanya dilakukan di restoran/hotel, yaitu para pelayan restoran/hotel
akan membentuk suatu formasi dengan membawa hidangan pembuka ke
panggung dan setelah berjalan sesuai formasi, pelayan tersebut menghidangkan ke
para undangan.
d. Acara Bebas
Dimana di dalam acara ini berlangsung, para pendukung acara siap tampil untuk
memeriahkan pesta. Biasanya terdapat acara sumbangan suara, nyanyian, tarian,
showtime artist, pesulap, illusionist, dan lain - lain. Semua pendukung acara yang
akan tampil sebelumnya telah di request oleh kedua mempelai menurut budget
yang telah disediakan.
e. Acara Potongan Tart
Pemotongan kue tart dilakukan oleh kedua mempelai secara bersamaan.
Setelahnya, kedua mempelai akan saling suap dan kemudian kedua mempelai
akan menyuapkan kue pengantin ke kedua orang tua dari mempelai pria serta
wanita. Apabila masih memiliki oma, kedua mempelai juga akan menyuapkan kue
tersebut ke oma mereka.
f. Acara Wedding Kiss
Di beberapa waktu yang lalu, acara wedding kiss ini dilakukan di samping kue tart
setelah acara pemotongan tart selesai, namun, seiring perkembangan jaman yang
semakin modern, mengikuti trend Eropa acara wedding kiss ini kini di ekspos.
Biasanya di dalam acara ini pengantin akan melakukan wedding dance pada
awalnya dan pada akhir dari lagu tersebut, pengantin akan melakukan wedding
kiss.
13 Universitas Kristen Petra
g. Acara lempar bunga handbouquet
Di akhir acara resepsi ini, mempelai wanita akan melemparkan handbouquet
bunga miliknya. Para relasi/saudara dari kedua pihak mempelai berhak untuk
mengambilnya. Cara prosesi ini adalah para wanita akan berbalik ke belakang
(sehingga mempelai tidak dapat melihat para wanita tersebut) dan melemparkan
bunga handbouquet tersebut dipercaya akan menjadi pengantin yang selanjutnya
akan menikah dan akan berbahagia selamanya.
2.2 Pengertian Jasa Pernikahan
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pernikahan akan berusaha
memberikan pelayanan kepada konsumennya dengan cara menyediakan segala
macam keperluan yang dibutuhkan oleh calon pengantin maupun keluarganya
agar memudahkan calon pengantin dalam melaksanakan hari pernikahan mereka.
Dengan demikian dapat disimpulkan definisi dari jasa pernikahan adalah:
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa dimana tugas utamanya adalah
membantu calon pengantin dalam merancangkan maupun melaksanakan
pernikahannya dengan lebih mudah. Dengan demikian bisnis layanan pernikahan
atau wedding service tidah hanya berdiri sebagai jasa tunggal yang dapat berdiri
sendiri, namun terdiri dari berbagai macam layanan yang saling mendukung dan
saling melengkapi satu sama lain.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa ini merupakan bisnis jasa yang
sifatnya kompleks karena di dalamnya terdapat berbagai macam jenis jasa yang
ditawarkan. Jasa-jasa tersebut saling mendukung dan saling melengkapi antara
jasa yang satu dengan jasa yang lain. Hal ini disebabkan karena kebutuhan calon
pengantin dan keluarganya sangat banyak dan kompleks dalam mempersiapkan
hari pernikahannya. Jenis jasa yang merupakan core produk dari wedding service
adalah:
a. Tata Rias
Rias pengantin merupakan proses dimana wedding service membuat pengantin
pria maupun pengantin wanita agar tampil beda dari hari-hari biasanya sehingga
saat hari pernikahan berlangsung kedua mempelai akan tampil istimewa. Pada
14 Universitas Kristen Petra
proses ini wedding service harus mampu membaca mode apa yang sedang
digemari oleh masyarakat dan menyesuaikannya dengan kepribadian pengantin.
Tata rias yang umumnya diberikan oleh wedding service adalah:
Tata rias pengantin wanita
Tata rias pengantin pria
Tata rias pengapit wanita
Tata rias pengapit pria
Tata rias malam widodaren
Tata rias keluarga pengantin
Pembetulan tata rias
Test tata rias
b. Kostum Pengantin dan Aksesoris Perlengkapannya
Kostum pengantin yang disediakan akan lebih menarik jika kostum-kostum yang
disediakan oleh wedding service dengan mode busana yang sedang trend karena
pengantin akan tampil lebih percaya diri. Wedding service juga harus
menyediakan aksesoris perlengkapannya karena hal ini akan menjadi daya tarik
sendiri bagi konsumen.
c. Perawatan
Perawatan sangat diperlukan oleh pengantin sebelum melangsungkan hari
pernikahannya dengan tujuan untuk menyempurnakan apa yang menjadi
kekurangan dan agar dapat tampil beda dengan hari-hari biasanya.
Jenis perawatan yang disediakan oleh wedding service adalah:
Perawatan wajah di mana merupakan suatu proses memperindah kulit wajah
dengan jangka waktu satu bulan sebelum pernikahan atau sesuai permintaan
klien agar wajah tampak lebih indah.
Perawatan tubuh dimana merupakan suatu proses membentuk bentuk tubuh
agar kelihatan lebih indah dan proporsional, misalnya dengan program
pelangsingan, pembentukkan kaki, dan sebagainya. Perawatan tubuh
diberikan tiga bulan sebelum hari pernikahan atau sesuai dengan permintaan
klien.
15 Universitas Kristen Petra
d. Dekorasi
Untuk lebih menyemarakkan suasana perkawinan, maka lingkungan yang
berhubungan dengan pengantin harus dibuat seindah mungkin. Dalam rangka
mewujudkan keindahan tersebut maka diperlukan dekorasi yang baik pula.
Dekorasi yang disediakan oleh wedding service pada umumnya adalah:
Dekorasi bunga tangan
Dekorasi kamar pengantin
Dekorasi panggung dan tempat pelaminan
Dekorasi tempat atau gedung
Dekorasi mobil
Dekorasi kue pengantin
e. Entertainment
Entertainment atau hiburan meliputi:
Master of ceremony
Band / penyanyi
Penari latar
Wedding Consultant
Wedding Consultant merupakan jasa yang tidak terlihat hasilnya secara langsung
karena hanya dapat dirasakan hasilnya. Di sini konsultan berperan aktif dalam
memberikan informasi-informasi serta nasihat-nasihat yang diperlukan oleh calon
pengantin dalam memasuki hidup baru. Jasa layanan ini lebih menekankan aspek
psikologis dari calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.
2.2.1 Event Organizer
Event berasal dari bahasa Inggris yang bila diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia mempuyai arti peristiwa atau kejadian. Sedangkan Organizer
memiliki arti dalam Bahasa Indonesia organisator. Organisator memiliki peran
mengatur informasi, kegiatan, proyek, dan obyek konkrit dengan cara yang
kohesif dan efisien. Seorang organisator biasanya dikenal karena kemamnpuannya
untuk menyusun secara sistematis, mengelompokkan dan mengatur apa yang ada
di hadapannya dengan cara yang teratur dan logis (Deskripsi, 2005).
16 Universitas Kristen Petra
Untuk menyiapkan sebuah acara (event), dibutuhkan serangkaian tahapan.
Mulai dari perencanaan, persiapan, pendanaan, sampai prosedur teknis kegiatan
itu sendiri dari awal sampai akhir.
Sebelum menggelar sebuah acara, untuk tingkat kelurahan saja misalnya,
pastinya akan dibentuk semacam panitia. Panitia ini adalah sebuah tim yang
terdiri sekelompok orang dengan pembagian tugas masing-masing agar seluruh
rangkaian acara atau kegiatan itu bisa terselenggara. Sukses tidaknya acara itu,
tergantung penuh pada kesiapan, koordinasi dan kinerja panitia.
Kebutuhan sebuah penggorganisasian yang matang dalam mempersiapkan
dan menggelar sebuah acara ini menjadi peluang dalam bisnis jasa. Bukanlah hal
baru jika di banyak kota, khususnya kota besar, sudah muncul dan berkembang
beberapa jasa “panitia” yang bisa mengorganisir berbagai macam acara dan
kegiatan. Perusahaan yang menawarkan jasa seperti ini dikenal sebagai “Event
Organizer”.
Dengan ini Event Organizer adalah jasa penyelenggara kegiatan,
merupakan usaha yang dilakukan untuk mempermudah perwujudan ide atau
rencana menggelar sebuah event. Event ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti
penyelenggaraan pameran, pameran konvensi. (Event Organizer, 54)
Organizer mempunyai ruang lingkup kerja yang luas, sesuai jenis event
yang ada dan perkembangannya. Kebanyakan dari kita masih mengganggap
bahwa organizer hanya untuk pentas musik saja. Padahal organizer adalah
sekelompok orang yang terdiri dari tim pelaksana, tim pekerja, tim produksi, dan
tim manajemen yang melakukan tugas operasional suatu program acara atau
melakukan pengorganisasian untuk mewujudkan suatu program acara (Suseno 13-
14).
2.2.2 Wedding Organizer
Wedding organizer adalah suatu jasa khusus yang secara pribadi
membantu calon pengantin dan keluarga dalam perencanaan dan supervisi
pelaksanaan rangkaian acara pesta pernikahan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Setiap pengantin adalah unik dan berbeda, sehingga tidak semua
17 Universitas Kristen Petra
pasangan pengantin memerlukan jasa wedding organizer. Berikut ini beberapa
alasan kapan saat yang tepat membutuhkan bantuan jasa tersebut:
a. Waktu yang sangat berharga
Calon pengantin atau keluarga sibuk terikat dengan aktivitas pekerjaan yang
tinggi sehingga sulit meyisakan waktu yang cukup untuk menyiapkan sendiri
segala perencanaan dan perlekengkapan acara pesta pernikahan.
b. Efisiensi waktu dan tenaga
Pada pesta pernikahan banyak hal yang harus diselesaikan, sehingga dibutuhkan
waktu dan tenaga yang cukup untuk menyelesaikan. Salah satu cara dengan
memanfaatkan semua infromasi mengenai pernikahan yang disediakan oleh
seorang wedding organizer, sehingga dapat mengehmat waktu dan tenaga.
c. Penampilan yang sempurna
Pesta pernikahan akan menjadi kenangan seumur hidup. Kesiapan fisik dan
mental yang sempurna adalah kunci dari segalanya. Kerjasama yang terpadu
antara pasangan pengantin, keluarga, dan sebuah tim yang profesional akan
membantu mewujudkannya.
2.3 Pengertian Ruang Perancangan
2.3.1 Retail
Kata retail berasal dari Bahasa Inggris yang berarti penjual eceran. Pada
perkembangannya, retail sendiri memiliki arti penjual barang-barang, biasanya
dalam jumlah sedikit (kecil atau eceran) kepada masyarakat umum dan tidak
untuk dijual kembali. Suatu usaha dapat dikatakan sebuah retail, jika telah
memiliki beberapa buah outlet yang menjual barang-barang yang sama pada saat
yang sama dengan nama yang sama pula.
Salah satu tugas utama retail adalah memperlihatkan perubahan gaya
hidup, kebutuhan dan selera konsumen. Dalam menghadapi persaingannya, retail
yang baik harus memiliki barang yang diinginkan konsumen, menawarkan
pelayanan terbaik, serta memiliki desain toko yang mampu menarik perhatian
konsumen. Secara umum, retail terbagi menjadi 2, yaitu specialty stores dan
general merchandise stores. Specialty stores menawarkan penjualan satu jenis
barang dengan jenis barang lain yang masih bersangkutan, seperti toko pakaian,
18 Universitas Kristen Petra
toko bunga, toko perlengkapan rumah tangga, toko sepatu, optik, apotek, toko
bangunan, dan lain-lain. Sedangkan general merchandise stores memiliki variasi
dalam produk jualnya seperti department store (Ferguson 94).
Sebuah toko seharusnya memiliki klasifikasi (Mun 15) antara lain:
Khusus menjual jenis barang yang istimewa
Khusus untuk golongan usia tertentu
Membidik pada volume penjualan
Berkenaan dengan penjualan yang eksklusif
Merupakan cabang dari berbagai grup
Tempat menjual yang bebas
Metode penjualan dalam retail dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Personal service
Merupakan metode tradisional, dimana pembeli dilayani oleh seorang asisten
penjual yang biasanya berada di belakang meja counter. Dimana pada akhir
pembelian asisten penjual menerima pembayaran dan membawanya ke bagian
kasir dan menyerahkan tanda lunas barang tersebut.
b. Self selection
Metode penjualan dimana pembeli dapat memegang, memilih, serta
membandingkan kemudian membawanya ke kasir untuk dibayar dan dibungkus.
c. Self service
Metode penjualan dimana pembeli dapat berkeliling di dalam toko, mengambil
barang yang dikehendakinya dan dengan usaha sendiri pula membawanya ke
kasir untuk dibayar dan dibungkus. Dengan demikian, pembeli melayani dirinya
sendiri (Beddington 86).
Ada beberapa macam penataan layout untuk retail :
a. Straight plan, merupakan tipe yang paling ekonomis dan bisa diadaptasikan
pada jenis apapun barang yang dijual,mulai dari toko obat, toko sepatu dan
lainnya.
19 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.1 Layout straight plan
Sumber: Barr (1990, p.47)
b. Pathway plan, biasanya digunakan pada retail yang ukuran besar, lebih dari
5000 m2 dan terletak pada lantai yang sama. Merupakan gabungan dari
variasi bentuk display cocok untuk para pembeli yang efisien tidak suka
berlama-lama di retail.
Gambar 2.2 Layout pathway plan
Sumber: Barr (1990, p.47)
c. Diagonal plan, untuk self-services stores, diagonal plan paling optimal.
Letak kasir terletak pada bagian tengah ruangan
Gambar 2.3 Layout diagonal plan
Sumber: Barr (1990, p.47)
d. Curved plan, untuk boutique, salon dan beberapa macam tipe toko lain yang
mengedepankan high-end merchanide, tipe ini bisa menghasilkan kesan
20 Universitas Kristen Petra
mengundang, suasana yang khusus untuk pembeli. Tema retail ini
menekankan pada dinding dan plafon serta sudut dinding
Gambar 2.4 Layout curved plan
Sumber: Barr (1990, p.47)
e. Varied plan, untuk produk yang membutuhkan banyak tempat buat stok
barang, contohnya sepatu dan baju jadi bagian bawah lemari bisa dijadikan
tempat menyimpan box-box sepatu agar lebih fungsional.
Gambar 2.5 Layout varied plan
Sumber: Barr (1990, p.47)
f. Geometric plan, tipe denah ini sangat baik untuk yang membutuhkan fasilitas
fitting room.
21 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.6 Layout geometric plan
Sumber: Barr (1990, p.47)
2.3.2 Jenis-Jenis Retail
a. Store Image
Pengertian dari image suatu store adalah dengan membandingkan store
dengan perfilman. Pengunjung mengunjungi suatu store atau menonton suatu film
mempunyai harapan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin didapatkan. Jika
sebuah film misteri, penonton akan merasakan ketakutan, jika menonton suatu
film romantis, penonton akan merasakan keromantisan jatuh cinta. Jika alur suatu
cerita film berubah, maka genre film tersebut pastinya akan berubah. Sama halnya
dengan sebuah store. Sebuah store itu sendiri mengirimkan suatu pesan pada
pengunjung dalam bentuk visualisasi, ketika pengunjung memasuki sebuah store,
pengunjung akan tertarik mendapatkan isyarat visual dari kualitas store tersebut,
dari segi material, pencahayaan, tampilan perlengkapan store, teknik manajemen,
dan sebagainya.
Dari sebuah store dapat menciptakan suatu suasana yang berbeda dari
store lainnya, dapat menciptakan kesan lucu atau serius, aktif atau pasif,
menggairahkan atau memperlembutkan suasana sebuah store. Sebuah store dapat
memberikan efek visualisasi yang membangkitkan semangat atau menciptakan
kebingungan bagi pengunjungnya, haruslah ada banyak pendukung info untuk
menjelaskan suatu produk sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses
atau menemukan produk yang dicari. Pengunjung yang berusia tua mengharapkan
sirkulasi yang mudah, tidak ada perubahan level, service yang lebih, dan praktis.
Rancangan ruang store yang terlalu kecil hendaknya dirancang untuk
menciptakan visualisasi store yang terkesan luas. Hal itu akan memberikan
22 Universitas Kristen Petra
tampilan store yang nyaman dan aman untuk pengunjung dengan suasana yang
tidak menyesakkan. Banyaknya bukaan-bukaan dan penyusunan display produk
yang rendah mendukung store terlihat lebih luas dengan memberikan efek
transparan (Green 1-14).
b. Spatial Organization
Retail store mempunyai 3 elemen area dalam desainnya, yaitu:
Display Areas
Display area merupakan pusat dari retail store. Display area sebagai tempat
untuk mempresentasikan produk yang ditawarkan kepada pengunjung, maka dari
itu haruslah didukung pencahayaan yang baik agar pengunjung dapat memilih
produk dengan nyaman. Sebuah display area mempunyai 2 elemen, yaitu:
presentasi produk dan evaluasi produk. Produk termahal dan terbaru haruslah
berada di lokasi yang menonjol di dalam store, agar menjadi pusat perhatian
pengunjung.
Service Areas
Service area biasanya didesain untuk memaksimalkan tingkat efisien,
kelancaran/keberlangsungan, dan mengoptimalkan tempat peralatan. Pada
umumnya service area berlokasi di belakang store atau di belakang area
penjualan untuk menjaga area privasi store dan staff, karena lokasi ini tidak
menginginkan atau mengijinkan para pengunjung untuk masuk ke service area,
selain itu untuk tetap menjaga tingkat keamanan. 3 general stores area:
Gambar 2.7 General stores area
23 Universitas Kristen Petra
(pict. A cash counter may be located in one of three general store areas)
(The Retail Store: Design and Construction)
Sumber: Green (2000, p.85)
Circulation Areas
Sirkulasi haruslah praktis dan logical agar tidak membuat para pengunjung
merasa kebingungan ataupun kerumitan bersikulasi, selain itu juga untuk
menunjang store untuk mempresentasikan produknya pada pengunjung dengan
nyaman (Green 15-34).
c.Product Display
Teknik display untuk mempresentasikan produk haruslah cermat. Produk
yang unik biasanya harus ditampilkan pada display tersendiri untuk
meningkatkan individualitas. Penyusunan produk menyesuaikan kategori dari
produk, dapat disusun sesuai dengan warna yang sama atau tipe yang sama
ataupun kombinasi dari keduanya. Pengaturan penyusunan menurut perbedaan
ukuran, bahan, pembuatan, warna, dan style membuat lebih efektif untuk
mempresentasikan produk.
Gambar 2.8 Horizontal display fixtures
Sumber: Green (2000, p.86)
24 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.9 Vertical display fixtures
Sumber: Green (2000, p.86)
Display horisontal: ukuran area display berkaitan erat dengan kegiatan
dan peralatan yang dibutuhkan dalam display tersebut, seperti
pembungkusan/pengepakan barang, pusat informasi dengan telefon ataupun
mesin fax, komputer, untuk meja pembayaran, monitor keamanan, dan
sebagainya. Display horisontal biasanya untuk area yang menjadi pusat store,
seperti: meja kasir, meja monitor keamanan, dan sebagainya.
Display vertikal: display vertikal sangat menguntungkan, karena
penyusunan rak-rak secara vertikal mampu menampung cukup banyak produk-
produk store dan juga dapat dipresentaikan dengan nyaman dan jelas kepada
pengunjung tanpa menghalangi pemandangan seluruh interior store. Bagian atas
display vertikal stock product. Untuk tampilan vertikal pada dinding
mempresentasikan produk store secara full-height yang mengandung rak-rak
gantung, ambalan, atau storage yang lebih rendah daripada rak gantung atau
ambalan. Tirple-height rak kadang-kadang digunakan pada price-oriented store,
sehingga akses sirkulasi menuju rak atas harus disediakan. Batang bawah harus 3
inci maju dari batang atas, dan dilanjutkan dengan pencahayaan soffit harus
ditempatkan sekitar 6 inci di depan tepi produk yang lebih rendah untuk
menerangi kedua rak secara merata.
25 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.10 Display vertikal
(pict. The ligthing of double-hang-rod fixtures must provide even illumination for
product display and evaluation)
Sumber: Green (2000, p.86)
Material Tampilan Display
Material yang digunakan untuk display harus terkontruksi dengan baik
dan benar untuk mejaga keamanan. Hampir semua material dapat diaplikasikan
sebagai display, sebut saja seperti: kaca, kayu, plastik, laminasi metal adalah
material yang umum digunakan karena bahan tersebut relatif mudah untuk
dikonstruksikan dan diolah menjadi berbagai bentukan untuk display. Material
seperti marmer, granit, besi cor, glass block, concrete block, metal, bata, dan tile
telah digunakan dengan berbagai tingkat keberhasilan. Terkadang desainer
merancang dengan kekontrasan antara material tampilan permukaan yang kasar
dengan permukaan yang halus. Untuk produk yang mempunyai permukaan yang
halus tidak dapat dipresentasikan di display dengan material yang mempunyai
permukaan kasar tanpa meniggalkan resiko kerusakan pada produk. Desainer
mempunyai kebebasan berekspresi untuk desain suatu display, tetapi desainer
haruslah berpikir dengan cermat dan teliti bagaimana menyajikan produk pada
display dengan baik agar membuat target market tertarik melihat produk tersebut.
Pada umumnya, material kayu dengan laminasi veneers seperti, partikel
board, multipleks, atau plywood lebih murah. Kayu yang solid seperti oak,
26 Universitas Kristen Petra
walnut, teak, dan sebagainya, untuk diaplikasi sebagai display mempunyai
konstruksi yang sama dengan material marmer. Hasil dari Architectural
Woodwork Institute (AWI), kualitas kabinet mempunyai 3 klasifikasi, yaitu:
premium, custom, economy grade. Premium dan custom grade menggunakan
material dan konstruksi kualitas tinggi dibandingkan dengan economy grade.
Laminasi plastik dan metal menjadi finishing yang populer untuk rak
display, dikarenakan kuat, keras, tahan lama, dan permukaannya mudah
dibersihkan, laminasi tersebut juga tersedia banyak pilihan warna dan tektur.
Display berlaminasi kayu memberikan kesan hangat, mewah, tahan lama. Kisaran
harga laminasi kayu sama dengan laminasi-finishing plastik, sehingga pilihan
untuk menggunakan salah satu material antara bahan kayu dan plastik atau
kombinasi keduanya memberikan estetika dan daya tahan yang lama (Green 42-
62).
Gambar 2.11 Gucci flagship store 5th Avenue, New York
Sumber: Artica, 2011
27 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.12 Sam Edelman Pop-Up Shop!
Sumber: Artica, 2012
Gambar 2.13 Carlo Pazolini Piazza Cordusio by Giorgio Borruso Design, Milan
Sumber: Artica, 2011
d. Storefront
Tampak depan bagian retail store mempunyai beberapa fungsi. Yang
pertama menjadi simbol pada produk dan filosofi store tersebut. Yang kedua
bagian depan store berfungsi untuk menangkap ketertarikan pengunjung melalui
persepsi. Yang ketiga memberikan transisi fisik dari luar untuk memasuki interior
store. Bagian depan store merupakan penghubung kontak antara pengunjung
dengan penjual. Oleh karena itu, konsep dari store harus benar-benar kuat dan
konsep tersebut direalisasikan dengan desain bagian depan store. Bagian depan
28 Universitas Kristen Petra
store merupakan bagian penyambutan pengunjung, merupakan kesan dari store
tersebut untuk mencoba menarik pengunjung, mulai dari harga produk, service,
kualitas produk, pelayanan, dan tipe pengunjung. Bagian depan menjadi pusat
perhatian pengunjung, ketika pengunjung tertarik pada bagian depan store,
pengunjung akan mencoba memasuki store, melihat produk, memilih produk, dan
membeli produk dengan meninggalkan kesan kepuasan dari pelayanan penjualan,
sehingga kesan yang baik pada store sudah melekat dan tidak menutup
kemungkinan kembalinya pengunjung tersebut dan semakin bertambah banyak
pengunjung yang berkunjung. Bagian desain depan store harus menarik semua
pembeli. Desain yang baik adalah desain yang beraktrasi dengan konsep dan jati
diri store itu sendiri, desain dengan dukungan kombinasi material, pencahayaan,
signs, dan display produk, sehingga desainer dan penjual bisa menarik
pengunjung seperti magnet dari bagian depan store dengan mudah dan terbuka.
Gambar 2.14 Storefront
Sumber: Artica, 2011
29 Universitas Kristen Petra
Storefront Design
Transparan: evaluasi desain bagian depan store dapat memulai dari area
terbuka sepenuhnya yang mengandung fisik dan visual. Open storefront tidak
mempunyai elemen fisik sebagai pembatas store seperti di jalan ataupun di dalam
mall akan memberikan efek sederhana dan praktis, tetapi jika direalisasikan di
jalanan, tidak dapat dipungkiri kenyamanan pengunjung akan terganggu karena
lingkungan di luar. Open storefront adalah kemudahan terbesar untuk mencari
kebutuhan di dalam store, tetapi mempunyai sedikitnya kesempatan untuk
menyatakan citra store atau menampilkan berbagai elemen store kepada
pengunjung. Close storefront akan lebih sulit untuk menarik pengunjung kasual,
tetapi close storefront merupakan pilihan yang terbaik untuk menyatakan citra
store dan menampilkan berbagai elemen store kepada pengunjung. Open
storefront mempunyai tingkat populer yang rendah, selain itu open storefront
mempunyai masalah tingkat keamaanan yang tinggi.
Gambar 2.15 Main elements of storefront design
Sumber: Green (2000, p.90)
30 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.16 Open storefront
Sumber: Artica, 2014
Gambar 2.17 Close storefront
Sumber: Artica, 2014
31 Universitas Kristen Petra
Storefront Elements
Display elements: berguna untuk mempresentasikan produk terbaik dan
terbaru dari store untuk dipamerkan kepada pembeli. Produk dipajang pada
display bagian depan jendela store dengan teknik built-in. Teknik pencahayaan
pada display bagian depan merupakan kunci untuk mendukung menerangi
produk yang penting di store, sebagai tanda dan pendukung kesan kuatnya
produk tersebut. Desainer sering menempatkan teknik pencahayaan berintensitas
yang tinggi di lantai etalase yang bertujuan untuk meminimalkan window store
agar pengunjung tidak sekedar melintas di depan windows store tanpa
memasukinya. Teknik pencahayaan tidak seharusnya jatuh mengenai kaca etalase
sehingga menimbulkan kesilauan dan akan menjadi penghalang antara
pengunjung dan store. Storefront harus memiliki teknik pencahayaan dengan
sistem yang fleksibel dari plafon storefront.
Transitional Store: transisi store atau pintu utama store mendukung
identitas store tersebut, membuat pengunjung untuk mengingat dan mengenali
transitional store. Transitional haruslah meninggalkan kesan dan sense dalam
benak pengunjung. Transisi store dapat diciptakan dengan perbedaan halus dari
luar store ke dalam area store, seperti pola lantai, dinding, plafon, dan material
store. Transisi merupakan poin untuk menarik atau mengundang target untuk
masuk ke dalam store.
Gambar 2.18 Typical storefront transitional elements
Sumber: Green (2000, p.95)
32 Universitas Kristen Petra
Identification elements: elemen identifikasi store harus membuat
pengunjung mengenali dan mengingatnya. Identifikasi yang paling umum adalah
tanda seperti nama dan logo store.
Finishing material: kualitas material yang awet, tahan lama adalah kunci
diinginkan dari material untuk store. Material yang sesuai seperti metal, kayu
solid, kaca, tile, bata, batu, dan tidak menutup kemungkinan plastic sheet,
exposed gypsumboard, atau plastic laminate di partikel board. Plastic sheet,
exposed gypsumboard, atau softwood dapat digunakan pada area store menjadi
kontak visual untuk background sign. Material metal, tile, batu telah sering
diaplikasikan untuk sebagai dasar storefront (Green 68-87).
e. Window Display
Window display merupakan sarana promosi serta sarana untuk
menunjukkan identitas retail kepada khalayak. Penataan window display yang
kreatif merupakan salah satu cara untuk menarik minat pengunjung masuk ke
dalam retail.
Benda-benda yang dipajang akan terus berganti sesuai dengan produk-produk
terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan, namun kuncinya tetap satu, yaitu
fokus terhadap produk yang akan dipajang. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menata window display adalah:
Window display harus sederhana. Peletakkan berbagai macam barang
sekaligus tidak diperbolehkan.
Window display harus selalu tampak bersih.
Mengganti display secara berkala agar selalu nampak fresh.
Pencahayaan yang terang adalah hal yang krusial, baik pada malam hari
ataupun siang hari. Track lights yang dapat digerakkan akan bekerja lebih
baik untuk menerangi display ataupun signs.
Penggunaan bentukan dan warna yang diulang dapat digunakan untuk
menarik perhatian pengunjung.
Mengelompokkan tiga atau lima buah display ke dalam satu grup. Jumlah
yang ganjil jauh lebih menarik minat pengunjung untuk melihat.
33 Universitas Kristen Petra
Benda yang memiliki perbedaan massa dan kedalaman akan menarik mata
untuk terus-menerus melihat. Sebuah piramid atau segitiga merupakan salah
satu contoh.
Sesuatu yang bergerak digunakan untuk menarik mata pengunjung.
Menggunakan pencahayaan dengan warna yang terang.
Penggunaan tema yang sama pada window display dengan display lainnya
yang terletak dalam retail.
(Camilletti, Denise Schroeder & Kim Scolum)
f. Ruang Pamer (Showroom)
Ruang pamer dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu ruang pamer untuk
pabrik, penyalur, industri nasional, dan galeri seni. Semua itu juga dipengaruhi
dari jenis perusahaan yang ada (Mun 87).
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam merencanakan tata letak
(layout) pada ruang pamer:
Calon pembeli diusahakan agar mengunjungi atau melewati seluruh bagian
ruang pamer.
Pada bagian display yang paling belakang atau di pojok dibutuhkan
pencahayaan khusus dengan tingkat penerangan yang lebih tinggi untuk dapat
menarik perhatian pengunjung.
Barang-barang yang di display atau dijual harus diklasifikasikan menurut
jenisnya, sehingga akan lebih jelas dalam penempatannya.
Barang-barang yang dianggap mahal atau penting sebaiknya diletakkan dekat
dengan kasir, karena barang-barang tersebut harus terus diawasi.
Dalam menata produk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Barr 109), yaitu:
Menganalisa karakteristik barang dagangan sebelum menatanya dalam rak
display.
Produk yang di display pada akhirnya menjadi pusat perhatian pembeli,
karena ini perhatikan lingkungan toko sebelum men-display produk.
Membuat alternatif display produk
Membuat tingkat display secara geometris dan sigurat.
34 Universitas Kristen Petra
Sistem display disebut sefleksibel mungkin untuk menghindari penataan yang
diluar jangkauan mata pengunjung
2.3.3 Macam – Macam Retail
a. Gift Shop / Toko
Berdasarkan etimologinya, kata ‘toko’ atau dalam Bahasa Inggris disebut
‘shop’ berasal dari kata ‘scoppa’ (1297) yang berarti gudang atau tempat untuk
berdagang. Sedangkan pada tahun 1688, diartikan sebagai tempat yang
memamerkan barang untuk dijual. Kata ‘shop’ muncul pada tahun 1860.
Sebuah toko dapat diartikan sebagai tempat bertemunya antara penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli barang. (Poerwadarminta, p.
385) Selain itu, toko juga diartikan sebagai sebuah gedung yang ditempati oleh
grosir atau pedagang dimana barang-barang disimpan untuk dijual secara partai
atau eceran (Mun 56).
Peranan interior sebuah toko memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
tercapainya target penjualan. Sebuah toko dengan penataan interior yang baik dan
sesuai dengan karakter yang diinginkan mampu menarik pengunjung untuk
datang dan membeli produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, ada beberapa
unsur yang harus diperhatikan dalam mendesain interior sebuah toko, yaitu:
Mampu menetapkan, membangun suasana atau ambience dan menyesuaikan
dengan produk yang ditampilkan.
Fleksibel dan mampu beradaptasi pada fluktuasi trend pada periode waktu
yang berbeda.
Mempunyai sirkulasi yang memudahkan pengunjung dan sistem pelayanan.
Mampu mendramatisasi setiap produk yang ditampilkan untuk memberikan
persepsi yang baik pada pengunjung.
Mendukung eksebisi produk secara bebas
Mampu menyesuaikan dengan target konsumen yang berbeda-beda, dalam
artian konsumen yang terencana (sudah mempunyai rencana untuk membeli
produk tertentu) dan konsumen yang tidak terencana.
35 Universitas Kristen Petra
b. Toko Perhiasan
Pelayanan pada toko perhiasan bersifat pribadi, umumnya letak antara
orang yang dilayani dengan yang melayani berseberangan dengan counter atau
meja display. Agar pelayanan yang ada terlihat berkelas, haruslah memiliki
karyawan yang duduk di area counter dimana para pelanggan duduk dan
perhiasan-perhiasan yang ada diletakkan dan dipamerkan di atas meja. Pelayanan
yang ada juga dapat dilakukan dalam suatu ruang khusus.
Untuk desain interior ruangan harus ditekankan pada pikiran-pikiran yang
ada dalam poin-poin berikut:
Tingkat kemewahan dan pengalaman dalam soal-soal duniawi harus
berhubungan dengan kualitas perhiasan
Latar belakang dinding umumnya dibuat sederhana dan terang sehingga tidak
bentrok dengan produk yang dijual
Toko perhiasan eksklusif dapat menggunakan tata ruang dengan “island
showcase” (tata ruang yang menempatkan perhiasan di dalam lemari kaca
sesuai kelompokknya) dimana para pelanggan akan tertarik untuk berjalan
berkeliling dan ke area khusus dimana pelanggan duduk dan memeriksa
barang yang dibawakan oleh karyawan pada klien.
Latar belakang counter yang berhubungan dengan perhiasan biasanya
menggunakan kain beludru, warna yang digunakan umumnya adalah warna biru
gelap atau hijau yang digunakan untuk perhiasan dari emas putih, platinum, dan
berlian. Sedangkan warna merah tua untuk perhiasan dari emass kuning dan juga
tembaga. Dan latar belakangnya hanya menggunakan pencahayaan dengan warna
abu-abu terang.
Pada area counter, bagian atas dan depan umumnya terbuat dari kaca
dengan akses pada bagian belakang. Pada counter sebaiknya terdapat laci-laci
dan papan yang dapat dipindahkan keluar dari dalam bagian dan dapat
dipindahkan untuk dipajang sebagaimana permintaan klien. Counter kaca dapat
dialasi kain beludru pada bagian alasnya, dengan maksud untuk menonjolkan
produk yang dijual. Tipe yang paling populer memiliki 2 bagian, bagian atas
memiliki pintu geser kaca dengan kunci pengaman, dimana bagian yang lebih
rendah adalah benda padat dengan laci atau pintu geser dan digunakan untuk
36 Universitas Kristen Petra
menempatkan produk-produk tambahan seperti tempat perhiasan, kotak
pembungkus, dan lain-lain (Mun 40-42).
c. Kafe
Kafe adalah restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan
dan minuman, kafe biasanya digunakan orang untuk rileks. Kafe adalah restoran
murah yang menyediakan makanan yang mudah dimasak atau dihidangkan
kembali. Ruang makan dalam cafe/restoran seharusnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Lawson 58):
Penataan layout dipengaruhi sistem makanan. Sistem service makanan
mempengaruhi sirkulasi, dan material yang dipakai. (Durocher 108)
1,2 – 1,4 m2 per orang dilayani oleh pelayan.
0,83 m2 per orang, makanan yang disajikan terbatas, dirancang menurut pola
yang ada.
Peletakan suatu kelompok meja makan sebaiknya dibuat dekat dengan tiang
kolong, jika berada di tengah ruangan.
Pintu masuk dapat bersilangan dengan jalur pelayanan.
Tempat duduk pelayan tidak terletak pada tempat yang mengganggu
pengunjung
Untuk dapat makan dengan nyaman, seseorang membutuhkan meja
dengan lebar rata-rata 60 cm dengan ketinggian 75 cm. Meja bundar 8 dan 6 siku
dengan diameter 90 – 120 cm sangat ideal bagi 4 orang dan mampu menampung 1
atau 2 orang lagi dengan jarak antara meja makan dengan dinding > 75 cm, karena
satu kursi saja membutuhkan 50 cm untuk ruang gerak, pengaturan ruangan antara
meja dengan dinding dijaga sebagai jalan kecil, jarak ini seharusnya sebesar > 100
cm. Meja bundar membutuhkan ruang gerak yang lebih banyak dengan perbedaan
sampai dengan 50 cm.
Peletakkan kasir dalam cafe yaitu terletak dekat dengan bar atau pintu keluar
karena letaknya mudah dijangkau oleh pelayan, sehingga mudah dalam
pencapaiannya.
Cara menyajikan makanan pada cafe ada beberapa macam (Chiara 58), yaitu:
37 Universitas Kristen Petra
Self service
Dimana pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri. Pengunjung
datang kemudian mengambil makanan daan minuman yang mereka inginkan
kemudian menuju ke kasir dan membayar makanan mereka lalu duduk di tempat
yang disediakan. Cara ini terkesan familiar dan bersahabat.
Waiter or waiters service to tables
Pengunjung datang dan duduk pada kursi yang disediakan kemudian pramusaji
akan melayani mereka dan mengantar menu dan makanan hingga membayar ke
kasir, sehingga orang tidak perluu beranjak dari kursinya. Cara ini kesannya
formal.
Counter service
Dimana terdapat area khusus yang terdapat display makanan yang sudah ada,
biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat dan servis yang tidak formal.
Automatic vending
Menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukkan koin lalu dari mesin
keluar makanan yang dipilihnya.
d. Bridal
Ruang bridal terdiri dari beberapa ruang antara lain:
Ruang perawatan rambut, dimana ruangan ini menyediakan fasilitas yang
memenuhi segala kebutuhan perawatan rambut
Area display gaun, dimana area ini menyediakan segala jenis gaun dan jas
pengantin yang bisa di beli ataupun disewa. Baik didesain secara custom
maupun di desain oleh merancang.
Adanya ruang pas dan permak, dimana ruangan ini berguna untuk mencoba
gaun pengantin, dan menyediakan fasilitas permak gaun.
38 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.19 Ukuran standar ruang potong rambut bridal
Sumber: Panero (2003, 212)
Gambar 2.20 Ukuran standar ruang antrian bridal
Sumber: Panero (2003, 212)
2.4 Pusat Informasi
Area informasi adalah tempat dimana seseorang mendapatkan berita
informasi dengan tepat, jelas, dan benar. Ada 2 jenis pengunjung yang datang ke
pusat informasi, berdasarkan cara memperoleh informasi, yaitu pengunjung yang
aktif mencari informasi dan pengunjung pasif.
a. Pengunjung yang aktif mencari informasi
Pengunjung yang aktif mencari informasi adalah pengunjung yang aktif bertanya
dan menggali lebih dalam mengenai informasi. Pengunjung seperti ini
memerlukan tempat untuk bertanya atau berkonsultasi.
b. Pengunjung pasif
Pengunjung pasif adalah pengunjung yang cukup puas dengan hanya menerima
informasi dari pihak pengelola. Pengunjung pasif umumnya memanfaatkan
fasilitas ruang pamer yang ada pada pusat informasi.
Persyaratan yang harus dipenuhi ruang pamer antara lain:
Penampilan display harus menarik dan mudah dilihat tanpa kesulitan.
Pengaturan letak touch screen komputer harus diletakkan, dengan sirkulasi
yang tepat sehingga tidak mengganggu pengunjung lain yang ingin
memperoleh informasi.
Pencahayaan yang cukup.
Pengghawaan yang baik dan nyaman.
Penempatan objek yang dipamerkan bagi pengunjung pasif dapat dibagi
berdasarkan benda yang dipamerkan, yaitu:
39 Universitas Kristen Petra
Terletak di showcase
Freestanding di atas lantai atau di kolom
Pada dinding
Sudut pandang manusia tanpa menggerakkan kepala adalah 40 derajat dalam
bentuk corong.
Pengaturan sirkulasi merupakan hal yang sangat penting dalam membuat
sebuah pusat informasi. Pengaturan sirkulasi yag baik akan membuat pengunjung
merasa nyaman dalam mendapatkan informasi dengan mudah. Ada 4 macam
pengaturan sirkulasi (Tutt 288):
a. Sequential Circulation (Linier)
Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan objek pamer
diperkenalkan satu per satu menurut urutan ruang pamer yang berbentuk ulir
maupun memutar hingga kembali menuju pintu masuk ruang pamer
Gambar 2.21 Sequential circulation
Sumber: Tutt( 1979, 288)
b. Random Circulation
Sirkulasi yang memungkinkan pengunjung untuk memilih sendiri arah jalannya.
Penataan sirkulasi semacam ini dapat dibentuk tanpa adanya batasan-batasan
dinding pemisah ruang.
40 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.22 Random circulation
Sumber: Tutt (1979, 288)
c. Radial Circulation
Pada sirkulasi ini pengunjung tidak diarahkan untuk menuju arah tertentu,
sehingga dapat dengan bebas mendatangi informasi yang diinginkan.
d. Linier Bercabang
Sirkulasi pengunjung tidak terganggu, dengan pembagian koleksi yang jelas dan
pengunjung bebas melihat benda yang dipamerkan
2.4.1 Ruang Konsultasi
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat bertemunya calon pengantin dan
owner dari setiap vendor, membicarakan tentang penjelasan informasi apa saja
tentang kebutuhan dan bagaimana tahap-tahap pelaksanaan pernikahan. Owner
akan memberikan beberapa alternatif info-info yang ingin digunakan.
41 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.23 Ukuran standar kantor pribadi
Sumber: Panero (2003, 172-173)
2.5 Signage
Dalam setiap ruang publik selalu ada signage. Menurut Trulove, tanda
(sign), label, penunjuk arah, dan bentuk-bentuk pada lingkungan dapat
menunjukan arah, mengidentifikasi obyek, memberikan peringatan, menjelaskan,
dan lain-lain. Hal ini juga dipengaruhi kemampuan masyarakat yang melihat dan
menginterpretasikannya. Untuk menciptakan simbol-simbol, desainer perlu
memiliki informasi lengkap mengenainya supaya tidak terjadi salah interpretasi
dan dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif. Untuk menunjukkan area yang
berbeda tersebut diperlukan tanda atau signage. Signage dapat berupa tulisan atau
gambar.
Signage dan graphic akan menciptakan suatu identitas, menghidupkan
arsitektur, mengatur lingkungan dan perilaku, serta mengarahkan orang pada
kebiasaan yang baik. Signage yang baik tidak hanya dari segi estetikanya, namun
juga mampu menyampaikan informasi secara jelas dan tidak membingungkan
bagi semua kalangan. Ruang yang mampu mengundang semua orang tidak
42 Universitas Kristen Petra
terbatas pada budaya, umur, dan keadaan. Jika masyarakat semakin mudah dalam
mengenali dan mengingat, artinya signage dan ruang tersebut berhasil.
Gambar merupakan bahasa visual yang digunakan untuk menarik
perhatian. Menurut Rivers, gambar juga dapat menginformasikan dan
mengkomunikasikan, dengan caranya tersendiri kepada masyarakat. Desainer
menggunakan gambar untuk menciptakan ketertarikan, agar masyarakat berpikir
apa makna dari gambar tersebut dan apa tujuannya. Gambar memiliki kekuatan
yang besar, baik untuk menyampaikan pesan dengan unsur candaan atau topik
yang serius.
2.6 Pencahaayan
Menurut J. Pamudji Suptandar, pencahayaan dibagi menjadi pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan memiliki arti sangat penting
dalam sebuah interior ruang yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
pencahayaan. Dua peran cahaya bagi arsitektur dan interior adalah:
a. Pertama, secara fungsional untuk mengenali bangunan. Pada malam hari,
kehadiran lampu akan membantu indra penglihatan kita untuk
mengidentifikasi benda-benda. Tanpa cahaya, keunikan suatu arsitektur
bangunan, unsur dekoratif pada elemen fasad, detail, tekstur, ornamen, dan
warna bangunan akan hilang atau tidak tampak.
b. Kedua, cahaya dapat meningkatkan kualitas estetika bangunan dan ruang.
Detail dan elemen arsitektur serta ruang yang spesifik bisa ditonjolkan
dengan jenis pencahayaan tertentu sehingga objek tersebut menjadi dominan
dan lebih indah. Cahaya lampu dapat menciptakan nuansa dan karakter ruang
yang diinginkan. Efek cahaya juga bisa menimbulkan kesan ruang paling
luas, atau memberi kesan tertentu yang berpengaruh pada jiwa penghuninya.
Secara fungsional, pencahayaan dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. General lighting atau penerangan merata, adalah penerangan yang mutlak
harus ada untuk menerangi seluruh ruang. Fungsi penerangan ini adalah
untuk membantu kita melihat dengan jelas dan melakukan aktivitas.
b. Task lighting (pencahayaan setempat), untuk mendukung kegiatan tertentu
yang butuh cahaya lebih terang seperti membaca atau menulis.
43 Universitas Kristen Petra
c. Decorative / accent lighitng, yang merupakan penerangan tambahan yang
lebih berperan dalam estetika.
Penggunaan ketiga jenis pencahayaan ini bisa dikombinasikan dalam satu ruang
atau dapat digunakan masing-masing sesuai kebutuhan ruang. Pencahayaan
mempunyai 3 aspek utama, yaitu fungsi, estetika, dan kesehatan. Pembagian
pencahayaan yang tepat dapat memberikan efek-efek eksklusif, nyaman, dan
menarik (Mun 122).
2.7 Penghawaan
Kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi temperatur rata-rata 23°C.
Pencapaian kondisi kenyamanan ini tergantung dari banyaknya bukaan jendela,
jenis kegiatan, cara berpakaian, banyaknya radiasi penyinaran matahari, kondisi
lingkungan, jumlah manusia, dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat
dicapai dengan banyaknya bukaan jendela atau menggunakan sistem penghawaan
seperti AC dan kipas angin.
Untuk mengatur kesejukkan udara dalam ruangan, digunakan air
conditioning / AC adapun unsur-unsur udara diatur dengan AC yaitu kecepatan
aliran udara, penggantian dan pembersihan udara, pengaturan suhu, kelembaban
dan pendistribusian aliran udara pada tingkat atau kondisi yang diinginkan secara
teratur dan konstan. Penentuan kondisi udara yang nyaman dan sejuk dalam
interior memiliki acuan sebagai berikut:
Temperatur radiasi rata-rata konstan
Kecepatan aliran udara yang diinginkan
Kebersihan udara dari polusi
Partikel udara yang menimbulkan bau
Kualitas ventilasi
Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar
Temperatur bola kering dan basah di udara
Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan
Pertimbangan estetis dari bentuk AC itu sendiri.
Ada beberapa jenis AC menurut peletakkannya :
Mounted type : ditanam dalam dinding atau dalam plafon
44 Universitas Kristen Petra
Ceiling type : ditanam atau dipasang di atas langit-langit
Costum type : ditanam di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus
Wall mounted type : ditanam di dalam dinding
Jenis AC central ini yaitu jenis AC yang memiliki pengontrolan dan Pengendalian
yang dilakukan dari satu tempat saja (Suptandar 275).
2.8 Akustik
Pengurangan kebisingan pada bangunan publik seperti kantor di kawasan
industri, dapat dimanipulasi dengan menperdengarkan musik-musik yang
mengalun lembut melalui “sound system” tertentu. Penggunaan musik ini akan
memberikan kenyamanan secara psikologis dan emosional, serta dapat
mengurangi suasana dan keadaan yang monoton. Akustik juga merupakan unsur
penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik. Pengaruh akustik dapat
menimbulkan efek-efek psikis dan emosional dalam ruang. Desain yang optimal
bagi sound system yang baik untuk mencapai kesan kesatuan (unity gain).
Untuk ruang showroom dan ruang tunggu menggunakan speaker yang
memutar musik sehingga memberikan suasana rileks. Speaker yang digunakan
adalah speaker indoor (box speaker / highclass and wall speaker). Untuk ruangan
yang menggunakan speaker, materialnya menggunakan bahan yang dapat
menyerap bunyi seperti karpet, kayu, gypsum akustik, dan sebagainya (Suptandar
275).
2.9 Warna
Menurut John F. Pile, warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi
penampilan visual suatu ruang. Warna juga dapat mengkamuflasekan sesuatu,
misalnya ruangan yang sempit dapat terlihat lebih luas dan sesuatu yang
mempunyai proporsi kurang bagus menjadi bagus.
Menurut F. Wilkening, efek warna sangat menentukan bagi suatu ruang
dan perabot. Penempatan warna yang baik dan tepat menuntut pengenalan kesan
yang ditimbulkan warna.
“Setiap warna memberi kesan tersendiri. Guna memperoleh kombinasi warna
yang harmonis, maka perbandingan antara warna-warna yang membawa
45 Universitas Kristen Petra
ketegangan harus dirangkum objek pengikat. Tanpa kontras yang memadai,
segalanya akan berkesan buram. Bila unsur pengikat tidak ada, komposisi warna
itu terasa terlalu sarat”.
Menurut John Omsbe Simonds, warna dapat membantu segi visualisasi dan
kesan psikologi untuk penampilan karakteristik suatu ruang, sehingga
menimbulkan respon emosi yang diinginkan, antara lain:
Istirahat : lembut, putih, abu-abu, biru, hijau
Keriangan : tenang, hangat, riang, dan ringan
Gerakan : warna berpindah, seperti krem-oranye
Kesenangan : tenang, hangat
Kemesraan : lunak
Warna juga mempunyai kekuatan untuk memiliki keindahan dengan memberi
pengalaman keindahan. Hal ini berhubungan dengan harmonisasi dimana kita
jumpai efek yang menyenangkan oleh paduan dua warna atau lebih.
Pengaruh warna pada rasa keindahan ini disebut sebagai fungsi estetis dari warna.
Berikut ini adalah beberapa warna yang dapat dijadikan paduan warna untuk
penataan interior modern:
Pemilihan warna light, seperti warna natural-beige, krem, putih, hitam
Modern-masculine, seperti biru muda soft, biru tosca tua, hitam
Natural-intimate, seperti coklat muda, krem, soft hijau muda
Warna dapat mempengaruhi psikologis manusia. Dalam hal ini, yang
dipengaruhi adalah emosi manusia (Halse 45). Penggunaan warna dalam ruang
juga menentukan kesan yang ditimbulkan oleh ruangan tersebut.
Tabel 2.1 Efek Warna
Warna Jarak Efek Suhu Efek Psikis
Biru Jauh Sejuk Menyejukkan
Hijau Jauh Tersejuk netral Menyejukkan
Merah Dekat Panas terhangat Menyolok
Kuning Dekat Terhangat Menyolok
Hitam/Merah tua Dekat Panas Aristrokat
Keemasan Cerah Netral Aristrokat
Sumber: Suptandar (1997, 70)
46 Universitas Kristen Petra
Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna utama: merah, hijau,
kuning, dan biru. Setiap warna mempunyai karakter atau sifat yang berbeda-beda.
Bahkan sejak dahulu, warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia.
2.10 Elemen Interior
2.10.1 Lantai
Menurut Mangunwijaya, lantai merupakan tempat berpijak manusia dan
merupakan media gerak manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam
perancangan interior, fungsi lantai sangat penting karena selain menutupi ruang
bagian bawah, juga berfungsi sebagai pendukung beban yang datang dari benda
seperti perabot dan manusia yang ada beserta sirkulasinya. Karena itu lantai selalu
dituntut untuk mampu memikul beban yang ditumpangkan padanya.
Lantai pada bangunan publik sebaiknya secara langsung maupun tidak
langsung dapat menjadi petunjuk arah bagi pemakaiannya. Selain itu material
yang digunakan sebaiknya memiliki koefisien gesek yang cukup tinggi sehingga
tidak membuat orang mudah tergelincir. Salah satu syarat material penutup lantai
haruslah kuat menahan beban dan mudah dalam hal perawatannya. Pada ruangan
yang besar ataupun memanjang, penutup lantai biasa dibuat bervariasi dengan
perbedaan warna, material-material, atau tekstur yang berbeda. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengurangi kesan monoton.
Penutup lantai dapat memberikan kesan ketika digunakan dalam sebuah ruangan
berikut ini bermacam penutup lantai dengan karakteristiknya yang ditimbulkan
(Barr 66-69).
Parket : mempunyai pola alamiah
Marmer : biji keramik yang diolah dengan semen, mahal maupun tahan
lama cocok untuk jalan sirkulasi
Granit : tipis, tahan lama, namun penampilan menarik, cocok untuk area
sirkulasi yang padat
Keramik : pilihan warna banyak, natural
Karpet : murah, tahan lama, pilihan warna banyak, lunak
Vinil : permukaannya bertekstur, pilihan warna banyak, perawatan
mudah, pemasangan cukup di lem, cocok untuk area sirkulasi tinggi.
47 Universitas Kristen Petra
2.10.2 Dinding
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukkan ruang, baik
sebagai unsur penyekat atau pembagi dinding ataupun sebagai unsur dekorasi.
Dalam perkembangannya, dinding juga merupakan elemen penahan struktur dari
bangunan selain kolom, karena itu dinding harus direncanakan sebaik mungkin
terhadap eksteriornya, sebagian akibat langsung dari interior yang digubah.
Sedangkan menurut Francis D.K. Ching dalam buku Arsitektur bentuk dan
susunanya, dinding merupakan unsur vertikal dari suatu ruangan yang dapat
menjadi penyangga bidang lantai suatu bangunan. Unsur tersebut mengendalikan
kontinuitas visual serta kontinuitas ruang, antara ruang dalam dan ruang luarnya.
Dinding juga merupakan alat bantu dalam penyaringan aliran udara, cahaya,
suara, dan lain sebagainya yang melalui ruang-ruang dalam suatu bangunan.
Untuk membagi ruangan pada suatu toko digunakan 3 macam dinding (Barr 71),
yaitu:
Dinding permanen : dinding yang memiliki struktur atau kolom
Partisi yang berdiri dari lantai sampai plafon dapat berfungsi untuk membagi
area-area servis dan area privat dan membentuk ruang privat.
Partisi freestanding dapat berfungsi untuk membagi dan memisahkan 2 ruang
tanpa membatasi view (pandangan) penunjang serta mudah dipindahkan.
2.10.3 Plafon
Plafon merupakan unsur penting dalam pembentukkan ruang. Selain
sebagai pelindung dari cuaca dan memberi efek bentuk bangunan seutuhnya,
plafon juga mencerminkan karakter dari suatu bangunan atau suatu ruang. Fungsi
lainnya adalah sebagai penutup perlengkapan “engineering” dan sistem utilitas
lainnnya.
“Aktivitas yang terjadi pada suatu ruang akan menentukan fungsi ruang tersebut,
selanjutnya fungsi ruangan tersebut akan menentukan bentuk plafon serta
material-material lain yang digunakan” (Suptandar 27).
Menurut penggunaan material, plafon dibagi menjadi 3 jenis (Barr 71), yaitu:
Accountical ceiling berfungsi sebagai isolator suara dan mengurangi tingkat
kebisingan suara.
48 Universitas Kristen Petra
Lominous ceiling berfungsi untuk memendarkan cahaya dan memberi efek
cahaya khusus pada ruangan.
Baffle ceiling berfungsi meredam suara dan memberikan suasana tertentu
pada ruangan
2.11 Gaya Desain Scandinavian
Scandinavia berarti negara-negara Eropa Utara : Denmark, Swedia, dan
Norwegia. Desain dari sana digambarkan oleh banyak orang sebagai desain yang
cukup minimalis, dengan garis-garis yang sederhana. Istilah "desain Skandinavia"
berasal dari sebuah acara desain di Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 1954-
1957. Mempromosikan "cara hidup orang Skandinavia," yang dipamerkan
berbagai karya oleh desainer Nordic dan membuat menciptakan kesan dengan
nuansa yang: cantik, sederhana, desain yang bersih, terinspirasi oleh alam dan
iklim utara.
Musim dingin yang panjang dan sedikitnya sinar matahari menginspirasi
desainer Skandinavia untuk membuat desain yang terang, lingkungan praktis.
Gaya Skandinavia tidak hanya menggunakan kayu dengan bentuk melengkung
dalam berbagai nuansa pola dan bentuk putih dan terinspirasi dari alam. Sentuhan
warna telah menjadi bagian besar dari interior Nordic untuk jangka waktu yang
panjang.
Skandinavia modern dimulai pada tahun 1930 sampai sekarang. Hal ini
lahir dari prinsip-prinsip dasar modernisme yang menyatu dengan bahan-bahan
tradisional dan dapat memiliki tampilan desain interior kontemporer. IKEA adalah
bukti adanya gaya ini.
Pada akhir pertengahan abad 20 melihat kesatuan dari desain Scandinavian
yang berkembang karena ideal yang demokratis dan menggunakan material baru
seperti pressed wood, plastik, lapisan aluminium, pressed steel, dan produksi
masal dengan nilai produksi yang rendah. Desain Scandinavia memanfaatkan
kemunculan teknologi-teknologi dan material-material di bagian utara Negara
Eropa. Jawaban dari produksi produk Scandinavian yang terlihat halus dengan
finishing pinggiran dan sudut lengkung. Penggunaan warna Scandinavian
umumnya terdiri dari putih, off whites, soft dove grey dan warna-warna yang