Kebutuhan Neurotik Tokoh Utama dalam Novel Calabai Karya ...
169354977-Neurotik-1
-
Upload
tomyhardianto -
Category
Documents
-
view
13 -
download
2
Transcript of 169354977-Neurotik-1
Manajemen Kasus
LAPORAN STATUS PSIKIATRI
GANGGUAN JIWA NEUROTIK
Oleh :
Tommy Hardianto
09711251
Pembimbing :
dr. Hj. Anisa Renang, M.Sc., Sp.Kj
Pendidikan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
FK UII/ RSJD dr.RM Soedjarwadi Klaten
2013
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ds Hargomulyo Gedang Sari
Berobat di Poli Jiwa RSJD Dr. RM Soedjarwadi pada tanggal 21 Desember
2013
Autoanamnesis
A. Keluhan Utama
Susah Tidur
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
Dialami sejak ± 1 tahun yang lalu, dimana pasien sulit memulai tidur dan
bila tertidur sering terbangun pada malam hari. Saat bangun pagi ia merasa
lemas. Pasien juga mengeluh sering merasa pusing, leher terasa tegang,
punggung dan lengan sering kesemutan serta mudah lelah. Selain itu pasien
menjadi mudah emosi walaupun untuk hak-hal kecil yang tidak disukai,
jantung berdebar-debar dan keringat dingin saat sholat atau saat mendengar
sirene ambulans, pasien membayangkan bagaimana dirinya bila meninggal.
Kadang-kadang ia merasa ketakutan ketika bila ditinggal sendiri yang
penyebabnya tidak diketahui. Setiap gejala ini muncul, ia selalu berteriak
memanggil orang-orang di rumahnya tau memanggil suaminya dan setelah
suaminya datang, pasien merasa tenang kembali.
Awalnya pada tahun 2012, anak pertamanya meninggal saat melahirkan. 6
bulan kemudian ibunya juga meninggal karena sakit. Pada tahun yang sama
usaha toko sembako yang dirintis oleh ia dan suaminya mengalami
kebangkrutan. Sejak saat itu pasien merasa tidak bersemangat, dimana ia
merasa mudah lelah, nafsu makan berkurang, serta merasa malas untuk
melakukan kegiatan diluar rumah.
Akhirnya, untuk mengurangi keluhan tersebut pasien menyibukkan diri
dengan membantu suaminya membuka usaha baru. Pada tahun 2013 usaha
bengkel mulai ia rintis bersama suaminya. Keluhan yang dulunya dirasakan
mulai berkurang, tetapi pasien merasa terganggu dengan keluhan yang
dialaminya sekarang.
C. Anamnesis Sistem
Sistem cerebrospinal : pusing (-), demam (-), tengkuk kaku (-), tremor (-),
merasa berputar (-), berkunang-kunang (-)
Sistem kardiovaskuler : berdebar-debar (+), nyeri dada (-)
Sistem respirasi : sesak napas (-), batuk (-), pilek (-)
Sistem digesti : nafsu makan menurun, nyeri ulu hati (-), mual (-),
sebah (-), kembung (+)
Sistem urogenital : buang air kecil normal
Sistem integumentum : pucat (-), berkeringat dingin (-) terutama di telapak
tangan dan kaki, kesemutan (-)
Sistem muskuloskeletal : pegal (+), lemas (+)
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
Penyalahgunaan NAPZA (-)
E. Kebiasaan dan Lingkungan
ADL cukup, hubungan sosial (+), marah-marah (-)
F. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat prenatal dan perinatal :
Pasien lahir di klaten pada tanggal 23 Juli 1983
Lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh dukun. Sewaktu hamil,
ibu pasien dalam keadaan sehat. Riwayat ibu menggunakan obat-
obatan, rokok dan meminum alcohol tidak ada. Pasien
mendapatkan ASI sampai berumur 1 tahun
Riwayat masa kanak awal (3-4 tahun) :
Pertumbuhan dan perkembangan baik sama seperti anak
sebayanya. Tidak ada riwayat kejang dan trauma.
Riwayat masa kanak pertengahan (4-11 tahun) :
Pada usia 6 tahun pasien bersekolah di SD, prestasi cukup baik.
Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun) :
Setelah tamat SD, pasien tidak melanjutkan sekolah karena
masalah biaya. Pasien terkenal ramah dan memiliki pergaulan yang
baik. Pasien membantu orangtua menjaga adik-adiknya.
Riwayat masa dewasa ;
Riwayat pernikahan :
Pasien sudah, memiliki satu suami dan empat orang anak
(♀,♀,♀,♀). Anak pertama telah menikah dan memiliki 2 anak dan
pada tahun 2012 meninggal dunia saat melahirkan anak ke-2 nya.
Anak kedua telah menikah dan memilki 2 anak dan tinggal di
Jakarta bersama suaminya
Riwayat pekerjaan :
Pasien pernah memiliki usaha toko sembako tetapi bangkrut pada
tahun 2012. Saat ini ia bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan
kadang-kadang membantu usaha suaminya di bengkel yang mulai
dirintis pada tahun 2013
Riwayat Kehidupan Keluarga
- Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara (♀,♂,♂)
- Hubungan dengan keluarganya baik
Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama suami, dua orang anaknya serta 1 orang
cucu di rumah milik sendiri.
Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien ingin kembali seperti dahulu. Tidak mudah takut, cemas dan
kadang mudah berdebar-debar. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
pengobatan.
G. Genogram
Status Psikiatri
A. Deskripsi Umum
Penampilan : tampak seorang perempuan, perawakan sedang, wajah sesuai
umur, kulit putih agak pucat, mengenakan blus berwarna merah marun,
celana kain warna hitam, memakai jilbab berwarna merah marun-krem,
memakai perhiasan berupa cincin, gelang dan jam tangan. Pasien memakai
sandal berhak 3 cm, tas sampingan kulit warna hitam, penampilan rapi,
perawatan diri baik.
Kesadaran : baik
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : saat wawancara pasien tenang
Pembicaraann : spontan, lancer, intonasi sedang
Sikap Terhadap Pemeriksa : kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Mood : Cemas
2. Afek : Cemas
3. Keserasian : appropriate
C. Fungsi Intelektual
Orientasi :
1. Orang : baik, pasien dapat menyebutkan nama anak dan istrinya.
2. Tempat : baik, pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit
jiwa
3. Waktu : baik, pasien dapat menyebutkan hari pemeriksaan
4. Situasi : baik, pasien dapat mengatakan situasi saat pemeriksaan
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
E. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : derealistik (-), depersonalisasi (-), autistik (-)
2. Isi pikir : waham curiga (-)
3. Progresi pikir : koheren
F. Perhatian
Dapat ditarik dapat dicantum
G. Hubungan Jiwa
Dapat dilakukan komunikasi
H. Insight
Sadar bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan (derajat VI)
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
Pemeriksaan Fisik
1. Status Internus
SP : SS/GC/CM, BB : 53 kg
T : 130/80, mmHg, N : 91 x/menit, P : 22 x/menit, S : 36,50C
2. Pemeriksaan fisis dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan
Resume
Seorang wanita, umur 45 tahun dating ke Poli Jiwa dengan keluhan Dialami
sejak ± 1 tahun yang lalu, pasien sulit memulai tidur dan bila tertidur sering
terbangun pada malam hari. Saat bangun pagi pasien merasa lemas. Ia juga
mengeluh sering merasa pusing, leher terasa tegang, punggung dan lengan sering
kesemutan serta mudah lelah Selain itu pasien menjadi mudah emosi walaupun
untuk hak-hal kecil yang tidak disukai, jantung berdebar-debar dan keringat
dingin saat sholat atau saat mendengar sirene ambulans, pasien membayangkan
bagaimana dirinya bila meninggal. Ia merasa ketakutan ketika bila ditinggal
sendiri yang penyebabnya tidak diketahu. Setiap merasa gelisah, ia selalu
berteriak memanggil orang-orang di rumahnya atau suaminya dan setelah
suaminya datang, pasien merasa tenang kembali. Pada tahun 2012, anak
pertamanya meninggal saat melahirkan. 6 bulan kemudian ibunya juga meninggal
karena sakit. Pada tahun yang sama usaha toko sembako mengalami
kebangkrutan. Sejak saat itu pasien merasa tidak bersemangat. Pasien merasa
mudah lelah, nafsu makan berkurang, serta merasa malas untuk melakukan
kegiatan diluar rumah.
Dari pemeriksaan status mental, tampak seorang perempuan, perawakan
sedang, wajah sesuai umur, kulit putih agak pucat, penampilan kesan rapi,
perawatan diri baik. Kesadaran baik. Aktivitas psikomotor tenang. Verbalisasi
spontan, lancar, intonasi sedang. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood
cemas, afek cemas, empati dapat dirabarasakan, keserasian : serasi. Fungsi
intelektual baik. Gangguan persepsi tidak ada. Arus pikiran relevan dan koheren.
Gangguan isi pikir tidak ada. Pengendalian impuls baik. Tilikan (insight) derajat 6
dan dapat dipercaya
Diagnosis Banding
F. 41.1. Gangguan anxietas menyeluruh
F. 41.2. Gangguan campuran anxietas dan depresi
F. 43.2. Gangguan penyesuaian
Diagnosis Multiaksial
A. Aksis I
Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental ditemukan gejala klinis
yang bermakna berupa keluhan susah tidur, sering merasa cemas, jantung
berdebar-debar dan sering merasa takut bila ditinggal sendirian. Hal ini
menimbulkan distress bagi pasien dan lingkungannya, serta menimbulkan
hendaya di bidang sosial dan pekerjaan, sehingga dapat dikategorikan mengalami
gangguan jiwa.
Dari pemeriksaan fisis neurologis, tidak ditemukan adanya kelainan yang
bermakna, sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan.
Dari pemeriksaan status mental, tidak ditemukan adanya hendaya berat
dalam menilai realita, sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa non psikotik.
Dari autoanamnesa dan pemeriksaan status mental, didapatkan gejala-gejala
anxietas seperti susah tidur, leher tegang, pusing, jantung berdebar-debar, keringat
dingin, mood cemas, afek cemas. Keluhan dirasakan sejak ±1 tahun yang lalu,
namun tidak dirasakan sepanjang hari (terus-menerus). Selain itu didapatkan
adanya gejala depresi berupa perasaan tidak bersemangat, nafsu makan menurun,
cepat lelah. Dengan adanya gejala anxietas dan depresi tersebut dimana gejala-
gejala tersebut tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri, maka berdasarkan PPDGJ-III, kasus ini dapat
digolongkan sebagai Gangguan campuran anxietas dan depresi (F42.1)
B. Aksis II
Ciri kepribadian tidak khas
C. Aksis III
Tidak ada diagnosis
D. Aksis IV
Faktor stressor : Pasien kehilangan 2 orang yang disayanginya dalam waktu
yang berdekatan dan kebangkrutan usahanya.
E. Aksis V
GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabiliats ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik)
I. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik : diduga adanya ketidakseimbangan neurotransmitter
seperti pada GABA dan serotonin pada pasien ini sehingga dibutuhkan
adanya farmakoterapi.
B. Psikologik : ditemukan adanya gangguan campuran cemas dan depresi
sehingga pasien ini memerlukan psikoterapi
C. Sosiologik : ditemukan adanya hendaya sosial dan pekerjaan, sehingga
pasien memerlukan sosioterapi
II. PROGNOSIS
a) Faktor penghambat :
Usia pasien yang tergolong tua
Onset perjalanan gangguan jiwa yang berlangsung kronil
Tingkat pendidikan yang rendah
b) Faktor pendukung :
Ada keinginan dari dalam diri pasien untuk sembuh
Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
Stressor psikososial jelas
Faktor dukungan dari keluarga baik,
Prognosis : Dubia
III. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan PPDGJ-III, untuk mendiagnosis Gangguan Campuran
Anxietas dan Depresi (F41.2) :
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala
otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping
rasa cemas atau kekhawatiran yang berlebihan.
Apabila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan,
maka harus dipertimbangkan kategori anxietas lainnya atau gangguan
anxietas fobik.
Apabila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena suatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis, maka gangguan depresi harus diutamakan.
Apabila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas,
maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan Penyesuaian.
Pada pasien ini diberikan terapi berupa Alprazolam 0,5 mg 3x ½ .
Dosis anjuran Alprazolam ialah 3x0,25-0,5 mg per hari, maka dosis harian
yang diberikan sesuai dengan dosis anjuran. Adapun dengan pemberian
Alprazolam, disertai dengan psikoterapi dan sosioterapi, diharapkan dapat
memperbaiki keseimbangan neurotransmitter GABA (Gamma Amino
Butyric Acid) dan meredakan gejala anxietas pasien sehingga pasien dapat
beraktivitas kembali sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam
masyarakat. Sedangkan untuk anti-depresan yang digunakan adalah
golongan Selective Seroronin Reuptake Inhibitor (SSRI) karena efek sedasi,
otonomik dan hipotensi sangat minimal. Untuk golongan SSRI diberikan
dosis tunggal pada pagi hari setelah sarapan pagi. Dosis yang diberikan pada
pasien ini adalah 20 mg 1-0-0.
IV. RENCANA TERAPI
A. Farmakoterapi
Alprazolam 0,5 mg 3x ½
Fluoxetin 20 mg 1-0-0
B. Psikoterapi
Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati serta perasaannya sehingga pasien merasa lega
Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
tentang penyakitnya, cara mengatasinya, sehingga membantu pasien
dalam menghadapi penyakitnya
C. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya sehingga
dapat menerima dan menciptakan lingkungan yang baik untuk membantu proses
penyembuhan pasien
Pembimbing
dr. Hj. Anisa Renang , M,Sc., Sp.Kj