(14) Dosa Melupakan Ayat Al-Quran [Sani] PDF
-
Upload
unity40iptiq -
Category
Documents
-
view
72 -
download
6
Transcript of (14) Dosa Melupakan Ayat Al-Quran [Sani] PDF
“Dosa Mengetahui
Ayat atau Surah
al-Quran Kemudian
Melupakannya”
OLEH
MUH. SANI ABDUL MALIK
(NPM: 10.31.0272)
HADIS keempat belas
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 122 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagian pakar ilmu hadits menyatakan bahwa takhrij hanya merupakan suatu usaha
untuk mempertemukan suatu matan hadits dengan sanadnya yang sampai kepada
Rasulullah dalam berbagai sumber asli. Namun menurut Mahmud Tahhan, selain
menunjukkan materi hadist pada berbagai sumber pokok, dalam takhrij juga dilakukan
penjelasan tentang kualifikasi beberapa perawi pada transmisi hadits tersebut sesuai
keperluan1.
Seiring begitu banyaknya informasi hadits yang merebak di kalangan masyarakat,
maka takhrij hadits merupakan salah satu cabang ilmu hadits yang begitu urgent,
mengingat sifat ilmu takhrij bagi para pelajar sebagai ilmu dharuri (primer) untuk dikuasai
dan diamalkan dalam verifikasi berbagai hadits tersebut. Tidak terkecuali dengan pelajar
hadits pada masa kini, karena dengan melalui takhrijlah dapat ditemukan ragam hadis
dengan muatannya yang terdapat dalam berbagai buku sumber yang ditulis oleh para ahli
pada masa-masa awal Islam.
Dalam perihal keutamaan al-Qur`an, banyak tersebar di kalangan umat Islam
terutama para pelajar dan penghafal al-Qur`an- informasi hadits ataupun makna hadits
yang mensugesti untuk selalu berinteraksi dengannya. Salah satunya adalah hadits yang
menyatakan ‘dosa bagi orang yang menghafal al-Qur`an kemudian melupakannya’. Namun
sayangnya, dari sekian banyak hadits tersebut hanya sejumlah kecil yang berkualitas
shahih.
Berbeda dengan penelusuran dan penelitian pada abad kedua sampai abad keenam
atau pada masa para Imam dan Huffadz hadits, pada masa modern ini kita hampir tidak
menemukan hadits yang belum diketahui oleh para ahli hadits tersebut, atau dengan kata
lain kita dapat katakana bahwa pada saat ini tidak ada satu pun hadits yang belum ditakhrij.
Maka dari itu, sebagai pelajar hadits pada masa modern ini, peneliti mencoba menulusuri
sebuah hadits dengan metode dan tujuan yang selaras dengan masa kini.
1 Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, “Pengantar Ilmu Takhrij”, makalah disampaikan pada mata kuliah Takhrij Hadits, (Ciputat, 2011), hal. 1.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 123 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
B. PERMASALAHAN
Di kalangan para penghafal al-Qur`an banyak informasi yang dikatakan merupakan
hadits menyatakan dosa bagi orang yang melupakan atau lupa dengan hafalan al-Qur`an.
Salah satu redaksi muatan hadits tersebut adalah yang diterjemahkan sebagai berikut:
“Tiada dosa yang lebih besar daripada melupakan al-Qur`an, “Telah diperlihatkan kepadaku
semua pahala amalan umatku hingga kotoran yang dikeluarkannya dari masjid. Aku juga telah
ditunjukkan dosa-dosa umatku, maka tidak aku lihat dosa yang lebih besar dari orang yang
mengetahui ayat atau surat al-Qur`an kemudian melupakannya”.
Dari pemaparan redaksi hadits dan hubungannya dengan urgensinya sebagai
argumentasi suatu tuntunan bagi umat Islam, timbul beberapa permasalahan, diantaranya:
1. Siapakah yang meriwayatkan hadits tersebut?
2. Bagaimanakah skema transmisi periwayatan hadits tersebut?
3. Bagaimana kualitas para perawi hadits tersebut?
4. Apa hipotesa hukum hadits dari penelitian salah satu jalur transmisi?
5. Bagaimana hubungan kandungan hadits tersebut dengan berbagai hadits lain?
C. METODE DAN SITEMATIKA
Dalam penelusuran sumber dan asal-usul hadits tersebut, peneliti mengunakan
pendekatan dan metode sebagai berikut:
1. Pendekatan redaksional dan tema dengan bertumpu pada methode mu’jami
(alfazhi), fihrisi, dan istiqra`i maudhu’i (Manual).
2. Pendekatan deskripsional dengan metode istiqra’i isnadi wa matni (analisis
transmisi dan analisis materi, isi atau muatan dengan media Digital).
Sedangkan dalam penelitian biografi, keadaan, dan kedudukan para perawi, peneliti
menggunakan metode:
1. Penelusuran biografi para rawi pada suatu runtutan transmisi dengan manual
maupun digital.
2. Penulusuran berbagai pendapat pakar ilmu hadits tentang para rawi pada
transmisi tersebut.
Adapun sistematika penulisan, laporan penelitian ini terdiri dari: Bab I merupakan
Pendahuluan, meliputi; Latar Belakang, Permasalahan, Metode dan Sistematika. Bab II
Penelusuran, terdiri dari; Hasil Penelusuran Manual, Hasil Penelusuran Digital, dan
Perbandingan Matan Hadits. Bab III Penelitian Transmisi Hadits, meliputi; Perbandingan
dan Skema Transmisi Periwayatan, Biografi Perawi, Penilaian Ulama Terhadap Perawi,
Ringkasan. Bab IV Penutup terdiri dari Pendapat Para Ahli dan kesimpulan dari penelitian
kualifikasi transmisi hadits.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 124 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
BAB II
PENELUSURAN
A. HASIL PENELUSURAN MANUAL
Dalam menelusuri hadits dengan pendekatan redaksional metode mu’jami (alfazhi),
maka diperlukan penerjemahan kembali ujung (tharf) redaksi pada matan kedalam bahasa
aslinya (Arab). Hingga kemudian dapat ditelusuri sesuai penertiban abjad dalam mu’jam.
Dalam proses ini dilakukan penerjemahan ujung kalimat dari terjemahan hadits
sebagai berikut:
Bahasa Indonesia Bahasa Arab
“Telah diperlihatkan kepadaku semua
amalan umatku” عرضت علي أجور أمتي
Ketika ditelusuri dalam al-Mu’jam al Mufahrasy, ditemukan hasil yang
menunjukkan bahwa redaksi tersebut terdapat pada hadits yang tercantum dalam2;
٩١، ثواب القرآن، ت ٩١، كتاب الصالة، د
Selanjutnya diteruskan dengan proses penelusuran dengan metode fihrisi dan
istiqra`i maudhu’i , dengan menelusuri hadits pada kitab-kitab yang tertera di mu’jam
secara meneliti daftar isi dan tema-tema yang berkaitan dengan keutaman al-Qur`an.
Adapun hasil penelusurannya adalah sebagai berikut:
الترمذي، كتاب فضائل القرآنسنن : ث نا ع اب بن الحكم الوراق الب غدادي حد ث نا عبد الوه بد المجيد بن عبد العزيز عن ابن جريج عن المطلب بن حد
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عرضت علي أجور أمتي حتى القذاة يخرجها حنطب عن أنس بن مالك قال هاالمسجد وعرضت علي ذنوب أمتي ف لم أر ذن با أعظم من سورة من القرآن أو آية أوتيه الرجل من 3.ا رجل ثم نسي
سنن أبو داود، كتاب الصالة : رنا اب بن عبد الحكم الخزاز أخب ث نا عبد الوه عبد المجيد بن عبد العزيز بن أبي رواد عن ابن جريج عن المطلب حد
تى قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عرضت علي أجور أمتي ح بن عبد الله بن حنطب عن أنس بن مالك قال ة من القرآن أو آية أوتي ها القذاة يخرجها الرجل من المسجد وعرضت علي ذنوب أمتي ف لم أر ذن با أعظم من سور
ها 4.رجل ثم نسي
2 Dr. A, J. Wersinck, Al-Mu’jam al-Mufahrasy, Juz IV, hal. 181.
3 Sunan at-Tirmidzi, Kitab Fadhāil al-Qur`an, Bab 19, No. 2916 , (Kairo: Dār al-Hadīts, 2005) , Juz V, hal. 25.
4 Sunan Abu Dawud, Kitab Shalat, Bab Fī Kans al-Masjid, No. 461, (Kairo: Dār al-Hadīts, 1999) , Juz I, hal. 230.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 125 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
B. HASIL PENELUSURAN DIGITAL
Setelah ditemukan redaksi hadits dengan metode mu’jami (alfazhi), kemudian
dilanjutkan penelusuran redaksional dengan penggalan redaksi khusus pada matan dalam
mutūn al-Hadīts, al-Maktabah as-Syāmilah, penggalan redaksi khusus yang diambil
adalah kata ( نسيهاث م ).
Maka muncul hasil penelusuran menerangkan bahwa hadist tersebut terdapat pada
berbagai sumber. Karena sumber yang dipakai hanya yang berupa kitab induk saja, yakni
kiteb yang menampilkan transmisi perawi secara lengkap, maka hasil penelusurannya
adalah sebagai berikut:
٩٥١ ص/ ٩١ ج) - الترمذى سنن( ث نا اب عبد حد ث نا الب غدادي الوراق الحكم بن الوه بن المطلب عن جريج ابن عن العزيز عبد بن المجيد عبد حد
يخرجها القذاة حتى أمتي أجور علي عرضت وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال مالك بن أنس عن حنطب ها ثم رجل أوتيها آية أو القرآن من سورة من أعظم ذن با أر ف لم أمتي ذنوب علي وعرضت المسجد من الرجل .نسي
٥١ ص/ ٢ ج) - داود أبى سنن( ث نا اب عبد حد ب عن جريج ابن عن رواد أبي بن العزيز عبد بن المجيد عبد أخب رنا الخزاز الحكم عبد بن الوه المطل
حتى أمتي أجور علي عرضت وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال مالك بن أنس عن حنطب بن الله عبد بن أوتي ها آية أو القرآن من سورة من أعظم ذن با أر ف لم أمتي ذنوب علي وعرضت المسجد من الرجل يخرجها القذاة
ها ثم رجل نسي
٢٧٩ ص/ ٢ ج) - خزيمة ابن صحيح( ب بن المطلب عن جريح ابن عن رواد أبي بن المجيد عبد نا الحكم بن الوهاب عبد نا بكر أبو نا طاهر أبو نا حنط
من لرجل يخرجها القذاة حتى أمتي أجور على عرضت سلم و عليه اهلل صلى اهلل رسول قال: قال مالك بن أنس عن .نسيها ثم رجل أوتيها آية أو القرآن سورة من أعظم هو ذنبا أر فلم أمتي ذنوب على وعرضت المسجد
٤٤١ ص/ ٢ ج) - الكبرى البيهقي سنن( عبد بن المجيد عبد ثنا الحكم عبد بن الوهاب عبد ثنا داود أبو أنبأ بكر بن محمد أنبأ الفقيه محمد بن الحسين أنبأ
اهلل صلى اهلل رسول قال قال مالك بن أنس عن حنطب بن اهلل عبد بن المطلب عن جريج بن عن رواد أبي بن العزيز أر فلم أمتي ذنوب علي وعرضت المسجد من الرجل يخرجها القذاة حتى أمتي أجور على عرضت: سلم و عليه
بن الوهاب عبد عن خزيمة بن إسحاق بن محمد ورواه نسيها ثم رجل أوتيها وآية القرآن من سورة من أعظم ذنبا .الوراق الحكم
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 126 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
(٣٣١ ص/ ٩ ج) - الطبراني - الصغير المعجم أبي بن العزيز عبد بن المجيد عبد حدثنا اآلدمي يزيد بن محمد حدثنا األصبهاني الوزير بن إسحاق بن علي حدثنا
ت: سلم و عليه اهلل صلى اهلل رسول قال قال عنه اهلل رضي مالك بن أنس عن الزهري عن جريج بن عن رواد عرض سورة أو آية من أعظم ذنبا أر فلم أمتي ذنوب علي وعرضت المسجد من الرجل يخرجها القذاة حتى أمتي أجور علي
نسيها ثم رجل أوتيها
C. PERBANDINGAN MATAN
Adapun dalam perbandingan matan, seluruh jalur periwayatan tidak ada perbedaan.
Yakni semua Imam meriwayatkan dengan matan:
م ن أعظ م ذن ب ا أر ف ل م أمت ي ذن وب عل ي وعرض ت المس جد م ن الرج ل يخرجه ا الق ذاة حت ى أمت ي أج ور عل ي عرض ت
.نسي ها ثم رجل أوتي ها آية أو القرآن من سورة
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 127 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
BAB III
PENELITIAN TRANSMISI HADIS
A. PERBANDINGAN DAN SKEMA TRANSMISI PERIWAYATAN
اب عبد - الترمذ الب غدادي الوراق الحكم بن الوه العزيز عبد بن المجيد عبد - جريج ابن - حنطب بن المطلب - مالك بن أنس - داود أبى الخزاز الحكم عبد بن - اب عبد الوه رواد أبي بن العزيز عبد بن المجيد عبد - جريج ابن - حنطب بن الله عبد بن المطلب - مالك بن أنس –
-البيهقي - محمد بن الحسين بكر بن محمد - داود أبو - اب عبد الحكم عبد بن الوه - العزيز عبد بن المجيد عبد - جريج ابن الله عبد بن المطلب - – مالك بن أنس
خزيمة ابن طاهر أبو - بكر أبو - الحكم بن الوهاب عبد - رواد أبي بن المجيد عبد - جريح ابن - حنطب بن المطلب - مالك بن أنس - الطبراني -األصبهاني الوزير بن إسحاق بن علي -اآلدمي يزيد بن محمد -رواد أبي بن العزيز عبد بن المجيد عبد -جريج بن -الزهري -مالك بن أنس
وسلم عليه اهلل ىصل اهلل رسول
مالك بن أنس
اهلل عبد بن المطلب
جريج ابن
الحكم دببن ع الوهاب عبد
العزيز عبد نب المجيد عبد
أبى داود الترمذى
بكر بن محمد
الفقيه محمد بن الحسين
البيهقي
بكر أبو
طاهر أبو
ابن خزيمة
حدثنا
أنبأنا/ أخبرنا
عن
اآلدمي يزيد بن محمد
الوزير بن إسحاق بن علي األصبهاني
الطبراني
الزهري
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 128 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
B. Biografi Perawi
Adapun para perawi yang diteliti ialah para perawi yang terdapat pada transmisi
riwayat at-Tirmidzi. Mereka itu adalah:
1. Anas bin Malik
Nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin an-Nadhar bin Dhamdham bin Zaid
bin Haral bin Jundab bin ‘Amir bin Ghanm bin ‘Adi bin an-Najjar al-Anshari, nama
panggilannya Abu Hamzah al-Madini.5 Ia adalah sahabat, perawi tingkat pertama yang
kemudian tinggal di Basharah dan wafat tahun 92 H/93 H pada umur 103.
Kedekatannya dengan Rasulullah karena ia berkhidmat kepada Rasulullah sejak
pertama kalinya beliau hijrah ke Madinah pada tahun 1H hingga sepuluh tahun, sesuai
dengan anjuran ibunya. Menurut az-Zuhri, Anas bin Malik pernah bertutur: “Ketika
Rasulullah datang ke Madinah aku berumur 10 tahun, sedangkan ketika beliau wafat
umurku 20 tahun.”
Ja’far bin Sulaiman meriwayatkan dari Tsabit dari Anas bin Malik, semasa aku
kecil, Ummu Sulaim (ibunya) membawanya kepada Rasulullah dengan kemudian
berkata: “Wahai Rasulullah, ini si kecil Anas, do’akanlah ia.” Kemudian Rasulullah pun
berdoa: “Ya Allah perbanyaklah hartanya dan anaknya, dan masukkanlah ia ke surga.”6
Dan aku (Anas) mengharapkan yang ketiga itu dari pada dua yang lain.
Selain dari Rasulullah, ia juga meriwayatkan hadits dari para sahabat, diantaranya;
Abu Bakar, Umar, Utsman, ‘Abdullah bib Rawahah, Fatimah, Tsabit bin Qais,
‘Abdurrahman bin ‘Auf, ibnu Mas’ud, dan para sahabat lain yang jumlahnya sampai 30
orang lebih.
Adapun para perawi yang menjadi murid dan meriwayatkan hadits dari Anas bin
Malik jumlahnya begitu banyak yang kemudian periwayatannya sampai pada al-
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa`i, dan Ibnu Majah. Namun dari
sekian banyak daftar murid Anas bin Malik, tidak terdapat nama al-Muththalib bin
Hanthab.7
5 Ahmad bin Hajar al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, (Bairut: Dar Ihya at-Turats al-‘Arabi, 1993), Juz I, hal. 237-238; Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, (Bairut: ar-Risalah, 1998), Juz I, hal. 289. 6 Menurut ibnu Hajar ada redaksi lain yang diriwayatkan oleh Hamad bin Zaid dengan tambahan:
“…panjangkanlah umurnya dan ampuni dosanya”. Lihat catatan kaki pada Tahdzib at-Tahdzib, hal. 238. 7 Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz I, hal. 290. Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib,Juz I, hal. 237-238.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 129 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
2. Al-Muththalib bin Hanthab
Ialah al-Muththalib bin Abdullah bin al-Muththalib bin Hanthab bin al-Harits bin
‘Ubaid bin ‘Umar bin Makhzum al-Makhzumi. Pendapat lain mengatakan dengan
menghapus nama al-Muthathalib yang kedua.8 Ia merupakan perawi tingkat 4, yaitu
tingkat setelah pertengahan tabiin.
Ia meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Musa al-Asy’ari, Zaid bin Tsabit, Aisyah,
Ummu Salamah, Abu Hurairah, Abu Rafi’, ibn Abbas, ibn Umar, ibn Amr bin al-Ash,
Anas bin Malik, Jabir, dan para sahabat yang lain.
Adapun para perawi yang meriwatkan darinya, diantaranya adalah; Anaknya al-
Hakam, Khalid bin Rabah, Zuhair bin Muhammad at-Tamimi, Abdul Malik bin Juraij,
dll. Periwayatannya sampai pada al-Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa`I, dan
ibn Majah.
3. Ibnu Juraij
Ia adalah Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij al-Qurasyi al-Umawi, biasa
dipanggil Abu Walid dan Abu Khalid al-Makki. Ia wafat pada tanggal 10 Dzulhijjah
tahun 150 H pada umur 70 tahun, dan merupakan perawi tingkat 6, yakni mereka yang
sezaman dengan tabiin junior.
Ia meriwayatkan hadits dari para tabiin yang diantaranya; bapaknya Abdul Aziz,
Aban bin Shalih al-Bashri, Isma’il bin Umayah al-Qurasyi, al-Muththalib bin Hanthab,
dll. Periwayatannya sampai kepada al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-
Nasa`i, dan ibn Majah.9
Selain dari jalur al-Muththalib bin Hanthab, dalam periwayatan hadits ini dari Anas
bin Malik, ia mempunyai jalur lain dari az-Zuhri.
Dalam daftar murid-muridnya terdapat nama Abdul Majid bin Abdul Aziz bin
Ruwad. Yang konon katanya ia merupakan orang yang paling tahu dengan hadits yang
diriwayatkan oleh ibnu Juraij.
4. Abdul Majid bin Abdul Aziz
Ia mempunyai nama lengkap Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Abu Rawwad al-
Azdi. Biasa dipanggil Abdul Hamid al-Makki. Merupakan perawi tingkat 9, yakni atba’
tabiin junior yang wafat pada tahun 206 H.10
8 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz V, hal. 459; Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz VII, hal. 131-132.
9 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz III, hal. 501-502; Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz IV, hal. 559-560.
10 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz III, hal. 488.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 130 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
Meriwayatkan hadits dari bapaknya Abdul Aziz bin Abu Rawwad, Aiman bin
Nabil, ibn Juraij, dll. Sedangkan yang meriwayatkan darinya diantaranya, asy-Syafi’i,
Ahmad dan terdapat pula dalam daftar nama murid-muridnya Abdul Wahhab bin Abdul
Hakam yang periwayatannya diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, selain itu
haditsnya juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, an-Nasa`I, dan ibnu Majah.
5. Abdul Wahhab bin Abdul Hakam
Nama lengkapnya adalah Abdul Wahhab bin Abdul Hakam bin Nafi’ al-Waraq,
biasa dipanggil dengan Abu al-Hasan al-Waraq al-Baghdadi, an-Nasa`I dan Ahmad
memanggilnya dengan sebutan Ibnu al-Hakam. Ia merupakan perawi tingkat 11, yaitu
generasi pertengahan para pengambil hadits dari tabi’ tabiin. wafat pada tahun 250 H.11
Abdul Wahhab bin Abdul Hakam meriwayatkan hadits dari Hajaj bin Muhammad
al-Mashishi, Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Rawwad, Muadz bin Muzdz al-Anbari,
Yahya bin Sa’id al-Umawi, Yahya bin Salim at-Thaifi, dan Yazid bin Harun. Riwayat
tersebut sampai kepada para Imam, yakni Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa`i.
6. At-Tirmidzi
Ialah Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin adh-Dhahak as-Sulami al-Bughi
at-Tirmidzi. Lahir pada tahun 209 H Merupakan perawi tingkat 12, yaitu generasi
pengambil hadits dari atba’ tabiin junior yang wafat pada tahun 279 H.12
Dalam daftar guru-guru at-Tirmidzi terdapat nama Abdul Wahhab bin Abdul
Hakam yang menjadi perawi yang meriwayatkan hadits ini padanya.
C. PENILAIAN ULAMA TERHADAP PERAWI
1. Anas bin Malik
Abu Hurairah berkata: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang shalatnya
menyerupai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam kecuali ibnu ‘Ummi Sulaim (Anas
bin Malik)”.13
Begitu pula Menurut Anas bin Sirin, Anas bin Malik merupakan orang
yang terbaik shalatnya, ketika safar dan hadhar.14
Sebagaimana kesepakatan para ulama
bahwa para sahabat semuanya ‘adil,15
maka Anas bin Malik dapat dijamin
kredibilitasnya karena ia merupakan salah seorang sahabat yang paling dekat dengan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
11 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz III, hal. 529. Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal,Juz V hal. 17. 12 Sunan at-Tirmidzi, Juz I, hal. 62. 13 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz I, hal. 238 14
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz I, hal. 293. 15
Abdurrahman bin Abu Bakar as-Suyuthi, Tadrib ar-Rawi, (Riyad: Maktabah Riyad Hadits,___), Juz II, hal. 214.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 131 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
2. Al-Muththalib bin Hanthab
Menurut Ya’qub bin Sufyan, ad-Daruqutni, ibn Hibban al-Muththalib ialah tsiqah.
Sebagaimana Ibn Abu Hatim berkata: Abu Zar’ah ditanya tentang kualitas al-
Muththalib, kemudian beliau menjawab, ia merupakan orang yang tsiqah. Ibn Hajar
berkata bahwa ia merupakan perawi yang terpercaya (shaduq), namun banyak
menyamarkan identitas (tadlis) dan meriwayatkan hadits secara mursal. 16
Menurut al-Mizzi, dalam periwayatan at-Tirmidzi dan Abu Dawud terdapat hadits
yang diriwayatkan al-Muththalib dari Anas bin Malik, yang dalam hal ini diriwayatkan
oleh muridnya Abdul Malik bin Juraij. Namun at-Tirmidzi dan Ali bin al-Madini
mengingkari bahwa al-Muththalib pernah mendengar hadits dari Anas bin Malik.17
Muhammad bin Sa’d menilai bahwa al-Muththalib bin Hanthab banyak
meriwayatkan hadits, namun haditsnya tidak dijadikan hujjah karena ia banyak
meriwayatkan hadits dengan mursal.18
3. Ibnu Juraij
Menurut ibnu Hajar, ibnu Juraij adalah tsiqah, faqīh, fādhil. Bahkan Ahmad bin
Hanbal berkata bahwa ibnu Juraij merupakan seorang perawi yang tsabat, shahih al-
Hadits, ia tidak pernah meriwayatkan hadits kecuali dengan ketekunan.19
Ibn Hibban
pun memasukkannya pada golongan ats-Tsiqat.20
Sedangkan pendapat Yahya bin Sa’id, ibnu Juraij merupakan orang terpercaya
(Shaduk), jika ia meriwayatkan dengan redaksi tahdits (حدثني) maka itu adalah sima’ ,
jika dengan ikhbar ( أخبرنا أخبرني/ ), maka itu adalah qira`ah, namun jika dengan redaksi
qaul (قال), maka anggap saja angin berlalu.21
Ibn Hajar menilai bahwa ibn Juraij meriwayatkan hadits secara mursal, melakukan
tadlīs (menyamarkan identitas) dan merupakan perawi mudallis stadium 3.22
Menurut
Yahya bin Ma’in, ia tidak mempunyai periwayatan apapun dari az-Zuhri. 23
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Quraisy bin Anas, ibn Juraij berkata, “Aku tidak
mendengar sesuatu pun dari az-Zuhri, tetapi aku diberi salah satu bagian yang kemudian
16 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz V, hal. 459- 460; Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz VII, hal. 132. 17 At-Tirmidzi, 2916; Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz VII, hal. 132. 18 Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz VII, hal. 132. 19 Riwayat Abu Thalib dalam al-Jarh wa Ta’dil; Catatan kaki pada Tahdzib al-Kamal, Juz IV, hal. 561. 20 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz III, hal. 503. 21
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal, Juz IV, hal. 562. 22
Ahmad bin Hajar al-‘Asqalani, Thabaqat al-Mudallisin, (Jordan: Maktabah al-Manar,___), hal. 41. 23
Riwayat Utsman bin Sa’id ad-Darimi; Tahdzib al-Kamal, Juz IV, hal. 561.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 132 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
aku tulis dan aku ijazahkan kepadanya”. Bahkan ad-Daruqutni dalam hal ini berkata,
“Hati-hatilah dengan tadlīsnya ibnu Juraij karena ia buruk dalam tadlīs, ia tidak
mentadlis kecuali pada apa yang ia dengar dari perawi majruh”. 24
Sehingga dengan
kata lain dapat dipastikan bahwa apa yang ia riwayatkan dengan tadlīs, itu merupakan
riwayat yang ia dengar dari perawi majruh.
4. Abdul Majid bin Abdul Aziz
Menurut Yahya bin Ma’in dan Ahmad bin Hanbal, Abdul Majid bin Abdul Aziz
adalah perawi yang tsiqah. Selain itu, ia juga merupakan perawi yang paling tahu dan
paling tsabat dalam periwayatan ibnu Juraij. Ibnu Hajar menilai bahwa ia merupakan
orang yang terpercaya (shaduk) namun tersalah dalam periwayatannya.
Abu Hatim berkata, “ia bukanlah perawi yang kuat.” Ibn Abi Maryam menyatakan
bahwa ia merupakan perawi yang meriwayatkan dari orang-orang lemah. Menurut
al-Bukhari, Abdul Majid bin Abdul Aziz meriwayatkan dengan irja`, atau
meriwayatkan hadits yang bercorak ideologi kaum murji`ah. Ad-Daruqutni berpendapat
bahwa hadits Abdul Majid tidak menjadi hujjah, namun ia tetap dianggap (yu’tabar
bih). Bahkan menurut ibnu Hibban ia adalah perawi matruk, karena ia merupakan
perawi yang membolak-balikan hadits, meriwayatkan hadits-hadits munkar dari para
perawi masyhur.25
5. Abdul Wahab bin Abdul Hakam
An-Nasa`i, ad-Daruqutni, ibn Hibban, dan ibnu Hajar Abdul Wahab bin Abdul
Hakam merupakan perawi tsiqah. Bahkan adz-Dzahabi menilainya sebagai orang
tsiqah, shalih, dan punya kemampuan yang besar. Selain itu menurut Abu bakar al-
Khatib, ia adalah orang tsiqah, shalih, wara’, dan zahid.26
6. At-Tirmidzi
Al-Idrisi menilai at-Tirmidzi sebagai salah satu Imam yang diikuti dalam ilmu
hadits, ia menulis kitab al-Jami’, at-Tawarikh, al-‘Ilal dengan ketelitian. Menurut
adz-Dzahabi ia merupakan al-Hafidz. Al-Mizzi juga menilainya sebagai al-Hafidz dan
merupakan salah satu Huffadz yang Allah menjadikannya manfaat bagi kaum
muslimin.27
24 Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz III, hal. 503. 25
Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz III, hal. 488. 26
Ibn Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, Juz III, hal. 529; Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal,Juz V hal. 17. 27
Sunan at-Tirmidzi, Juz I, hal. 67-68.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 133 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
D. RINGKASAN
NO NAMA WAFAT SELISIH KET Hasil
1 Rasulullah 11 H
2 Anas bin Malik 93 H 82 th Bertemu Tersambung
3 Al-Muththalib bin Hanthab - - - -
4 Ibnu Juraij 150 H - - -
5 Abdul Majid bin Abdul Aziz 206 H 56 th Mungkin bertemu Tersambung
6 Abdul Wahab bin Abdul Hakam 250 H 44 th Mungkin bertemu Tersambung
7 At-Tirmidzi 279 H 29 th Mungkin bertemu Tersambung
NO NAMA MURID GURU Hasil
1 Rasulullah Anas bin Malik
2 Anas bin Malik - Rasulullah Tersambung
3 Al-Muththalib Ibnu Juraij Anas bin Malik Terputus
4 Ibnu Juraij Abdul Majid Al-Muththalib Tersambung
5 Abdul Majid Abdul Wahab Ibnu Juraij Tersambung
6 Abdul Wahab At-Tirmidzi Abdul Majid Tersambung
7 At-Tirmidzi - Abdul Wahab Tersambung
NO NAMA Tingkat JARH TA’DIL Hasil
1 Anas bin Malik 1 - Semua Sahabat
Adil Pasti diterima
2 Al-Muththalib 4 Mursil, Mudallis,
tidak menjadi hujjah Tsiqah, Shaduk Tidak diterima
3 Ibnu Juraij 6 Mursil, Mudallis Tsiqah, Faqih Tidak diterima
4 Abdul Majid 9
Murji`ah, tidak
menjadi hujjah,
bukan perawi yang
kuat.
Tsiqah,Tsabat,
Shaduk
Tidak diterima,
Dianggap
5 Abdul Wahab 11 - Tsiqah, Shalih,
Wara’ Diterima
6 At-Tirmidzi 12 - Al-Imam, Al-Hafidz Diterima
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 134 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
BAB IV
PENUTUP
A. PENDAPAT PARA AHLI
Adapun pendapat para ulama ahli hadits dalam periwayatan hadits ini diantaranya
adalah:
1. At-Tirmidzi berpendapat bahwa hadits ini gharib.
2. Al-Bukhari tidak mengetahui hadits ini dan menganggapnya gharib. Ia tidak
mengetahui bahwa al-Muthalib bin Hanthab pernah mendengar hadits dari sahabat
kecuali hanya satu periwayatan saja.28
3. Ad-Darimi menyatakan bahwa al-Muththalib tidak mendengar hadits dari sahabat
satupun.
4. Al-Qurtubi menilai hadits ini sebagai hadits gharib tsabit.
5. Al-Albani menilai bahwa transmisi hadits ini dhaif karena al-Muththalib dan ibn
Juraij mudallis dan ia telah meriwayatkan hadits ini dengan ‘an’anah. Maka
pastinya, hadits ini mempunyai cacat pada dua tempat; pertama, keterputusan
periwayatan diantara ibn Juraij dan al-Muththalib; kedua, keterputusan diantara al-
Muththalib dan Anas bin Malik.29
B. KESIMPULAN
Dari penelitian singkat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kualitas transmisi
pada periwayatan at-Tirmidzi dalam hadits ini adalah Dha’if, Mardud (lemah, tidak
diterima) karena beberapa sebab, diantaranya:
1. Terdapat perawi yang kredibilitasnya diragukan dan tidak diterima periwayatannya,
yakni:
a. Al-Muththalib bin Hanthab adalah perawi yang majruh karena ia merupakan
perawi mursil dan mudallis dan dapat dipastikan bahwa ia tidak meriwayatkan
hadits ini langsung dari Anas bin Malik karena ia bukan termasuk salah satu
murid Anas bin Malik dan periwayatannya dari Anas bin Malik telah diingkari
oleh Ali al-Madini dan at-Tirmidzi.
b. Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij (ibn Juraij) adalah perawi majruh karena
merupakan perawi mursil dan mudallis stadium 3, yakni perawi yang
28
Sunan at-Tirmidzi, Juz V, hal. 25. 29
Muhammad Nashiruddin al-Albani, Dha’if Abu Dawud, (Kuwait: Muassasah Ghuras, 1423H), Juz I, hal. 164.
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 135 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
menyamarkan periwayatan dari para perawi lemah dengan menggantinya dengan
para perawi yang kuat.
c. Abdul Majid bin Abdul Aziz adalah perawi majruh karena ia berideologi murji`ah
dan ia merupakan perawi matruk yang sering membolak-balikan hadits munkar
menjadi masyhur.
2. Terdapat keterputusan samar (saqt khafi) pada transmisi hadits tersebut yang
disebabkan oleh penyamaran identitas perawi (tadlis) oleh beberapa perawi yang
meriwayatkan hadits ini dengan redaksi ‘an’anah.
Demikianlah laporan penelitian ini ditulis dengan sekemampuan peneliti. Semoga
dapat diambil manfaat darinya walaupun disajikan dengan begitu singkat dan jauh dari
kesempurnaan. Peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik membangun yang kiranya
dapat menyempurnakan penelitian ini. Memang tiada yang pernah bisa sempurna karena
kesempurnaan seutuhnya milik Allah ‘Azza wa Jalla, wa huwa ‘alam bis sawab…
Sabtu, 12 Rabiul Awwal 1433
5 Februari 2012
Peneliti
Moh. Sani Abdul Malik
NPM: 10.31.0272
Oleh : Muh. Sani Abdul Malik (Mahasiswa PTIQ Jakarta) | 136 تخريج الحديث
Dosa Orang yang Mengetahui Ayat atau Surah al-Quran kemudian Melupakannya
Daftar Pustaka
Abu Dawud, Sulaimān bin al-Asy’ats as-Sajastani, Sunan Abī Dāud, (Dār al-Hadīts:
Kairo 1999)
At-Tirmidzi, Muhammad bin ‘Isa bin Saurah, Sunan At-Tirmidzi, (Kairo: Dār al-
Hadīts 2005)
Ibn Hajar, Ahmad bin Hajar al-‘Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, (Bairut: Dar Ihya at-
Turats al-‘Arabi, 1993)
Al-Mizzi, Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf, Tahdzib al-Kamal, (Bairut: ar-Risalah,
1998)
As-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar, Tadrib ar-Rawi, (Riyad: Maktabah Riyad
Hadits,___)
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Dha’if Abu Dawud, (Kuwait: Muassasah Ghuras,
1423H)
Wersinck, Dr. A, J., Al-Mu’jam al-Mufahrasy li Alfadz al-Hadits.
‘Ubaydi, Ahmad Hasbillah, “Pengantar Ilmu Takhrij”, makalah disampaikan pada
mata kuliah Takhrij Hadits, (Ciputat, 2011)