13. Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Kala 2-
Click here to load reader
Transcript of 13. Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Kala 2-
MATA KULIAH
WAKTU
DOSEN
TOPIK
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan
Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara
Mengatasinya
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 1
Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang mendeteksi adanya komplikasi dan penyulit persalinan
kala II dan cara mengatasinya
2. Menjelaskan tentang temuan keadaan normal dan abnormal
3. Menjelaskan tentang bahu macet, letak muka, letak sungsang
1. Departemen Kesehatan RI. Asuhan Persalinan Normal. 2007
2. Benett, V.R Myles textbook for midwives 12th edition. United Kingdom :
Churchill Livingstone, 1996
3. Farrer, Helen.Perawatan maternitas, Jakarta: EGC;1999
4. Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC; 1998.
5. Mochtar R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1
Edisi 2, Jakarta : EGC; 1998.
6. Moore, Hacker. Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates; 2001
7. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002
8. Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum, WHO-JHPIEGO; 2003
9. Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,
Jakarta : JNPKKR; 2001
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
SUB TOPIK
1. Temuan keadaan normal dan abnormal
2. Bahu macet, letak muka, letak sungsang, letak
lintang
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
REFERENSI
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 2
Malposisi merupakan posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-ubun
kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu Malpresentasi adalah semua presentasi
lain dari janin selain presentasi vertex Janin dalam keadaan malpresentasi dan
malposisi sering menyebabkan partus lama/partus macet. Serta berbagai penyulit
persalinan kala III yang akan dibahas di hand out ini.
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Nadi
Tekanan
Darah
Pernapfasan
Kondisi
keseluruhan
Urin
Tanda atau gejala syok:
nadi cepat, lemah (110 x
/menit atau lebih)
tekanan darah rendah
(sistolik kurang dari 90
mmHg)
pucat pasi
berkeringat atau dingin,
kulit lembab
nafas cepat (lebih dari 30
x/menit)
cemas, bingung atau tidak
sadar
produksi urin sedikit
(kurang dari 30 cc/jam)
1. Baringkan miring ke kiri.
2. Naikkan kedua kaki untuk
meningkatkan aliran darah
ke jantung.
3. Pasang infus menggunakan
jarum diameter besar
(ukuran 16 atau 18) dan
berikan RL atau NS.
Infuskan 1 L dalam 15
sampai 20 menit; jika
mungkin infuskan 2 L dalam
waktu satu jam pertama,
kemudian turunkan ke 125
cc/jam.
4. Segera rujuk ke fasilitas
yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat
darurat obstetri dan bayi
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
TEMUAN KEADAAN NORMAL DAN ABNORMAL
PENDAHULUAN
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 3
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
baru lahir.
5. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Nadi
Urin
Tanda atau gejala dehidrasi:
perubahan nadi (100
x/menit atau lebih)
urin pekat
produksi urin sedikit
(kurang dari 30 cc/jam)
1. Anjurkan untuk minum.
2. Nilai ulang setiap 30 menit
(menurut pedoman di
partograf). Jika kondisinya
tidak membaik dalam waktu
satu jam, pasang infus
menggunakan jarum
diameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan RL
atau NS 125 cc/jam.
3. Segera rujuk ke fasilitas
yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat
darurat obstetri dan bayi
baru lahir.
4. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Nadi
Suhu
Cairan
vagina
Kondisi
secara umum
Tanda atau gejala infeksi:
nadi cepat (110 x/menit atau
lebih)
suhu lebih dari 38 ºC
menggigil
air ketuban atau cairan
vagina yang berbau
1. Baringkan miring ke kiri.
2. Pasang infus menggunakan
jarum diameter besar
(ukuran 16 atau 18) dan
berikan RL atau NS 125
cc/jam.
3. Berikan ampisilin 2 gr atau
amoksisillin 2 gr per oral.
4. Segera rujuk ke fasilitas
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 4
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
yang memiliki kemampuan
penatalaksaaan gawat
darurat obstetri dan bayi
baru lahir.
5. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Tekanan
darah
Urin
Keluhan
subyektif
Kesadaran
Kejang
Tanda atau gejala pre-
eklampsia ringan:
tekanan darah diastolik 90–
110 mm Hg
proteinuria hingga 2+
1. Nilai ulang tekanan darah
setiap 15 menit (saat di
antara kontraksi atau
meneran).
2. Jika tekanan darah 110 mm
Hg atau lebih, pasang infus
menggunakan jarum
diameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan RL
atau NS 125 cc/jam.
3. Baringkan miring ke kiri.
4. Lihat penatalaksanaan
preeklampsia berat.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 5
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Tanda atau gejala preeklampsia
berat atau eklampsia:
tekanan darah diastolik 110
mm Hg atau lebih
tekanan darah diastolik 90
mm Hg atau lebih dengan
kejang
nyeri kepala
ganguan penglihatan
kejang (eklampsia)
1. Baringkan miring ke kiri.
2. Pasang infus dengan
menggunakan jarum
diameter besar (ukuran 16
atau 18) dan berikan RL
atau NS 125 cc/jam.
3. Berikan dosis awal 4 gr
MgSO4 20% IV selama 20
menit.
4. Berikan MgSO4 50%, 10 gr
(5 gr IM pada masing-
masing bokong).
5. Segera rujuk ke fasilitas
yang memiliki kemampuan
gawatdaruratan obstetri dan
bayi baru lahir.
6. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 6
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Kontraksi Tanda-tanda inersia uteri:
Kurang dari 3 kontraksi
dalam waktu 10 menit, lama
kontraksi kurang dari 40
detik
1. Anjurkan untuk mengubah
posisi dan berjalan-jalan.
2. Anjurkan untuk minum.
3. Pecahkan ketuban jika
selaput ketuban masih utuh
(gunakan setengah Kocher
DTT).
4. Stimulasi puting susu.
5. Anjurkan ibu untuk
mengosongkan kandung
kemihnya.
6. Jika bayi tidak lahir setelah
2 jam meneran
(primigravida) atau 1 jam
(multigravida), segera rujuk
ke fasilitas yang memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
gawatdarurat obstetri dan
bayi baru lahir.
7. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 7
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Denyut Jantung
Janin
Tanda gawat janin:
DJJ kurang dari 120 atau
lebih dari 160 x/menit,
mulai waspada tanda awal
gawat janin
DJJ kurang dari 100 atau
lebih dari 180 x/menit
1. Baringkan miring ke kiri,
anjurkan ibu untuk menarik
nafas panjang perlahan-
lahan dan berhenti meneran.
2. Nilai ulang DJJ setelah 5
menit:
a.Jika DJJ normal, minta ibu
kembali meneran dan pantau
DJJ setelah setiap kontraksi.
Pastikan ibu tidak berbaring
terlentang dan tidak
menahan nafasnya saat
meneran.
b. Jika DJJ
abnormal, rujuk ibu ke
fasilitas yang memiliki
kemampuan
penatalaksanaan
gawatdarurat obstetri dan
bayi baru lahir
c. dampingi ibu ke tempat
rujukan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 8
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Penurunan
Kepala Bayi
Kepala bayi tidak turun 1. Anjurkan untuk meneran
sambil jongkok atau berdiri.
2. Jika bayi tidak lahir setelah
2 jam meneran
(primigravida) atau 1 jam
meneran (multigravida), ibu
dibaringkan miring ke kiri.
3. Rujuk ke fasilitas yang
memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat
darurat obstetri dan bayi
baru lahir.
4. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Lahirnya Bahu Tanda-tanda distosia bahu:
Kepala bayi tidak
melakukan putaran paksi
luar.
Kepala bayi keluar
kemudian tertarik kembali
ke dalam vagina (kepala
‘kura-kura)
Bahu bayi tidak lahir
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 9
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Cairan Ketuban Tanda-tanda cairan ketuban
bercampur mekonium:
Cairan ketuban berwarna
hijau (mengandung
mekonium)
1. Nilai DJJ:
a.Jika DJJ normal, minta ibu
kembali meneran dan pantau
DJJ setelah setiap kontraksi.
Pastikan ibu tidak berbaring
terlentang dan tidak
menahan nafasnya saat
meneran.
b. Jika DJJ tidak normal,
tangani sebagai gawat janin
(lihat di atas).
2. segera setelah kepala bayi
lahir, hisap mulut bayi lalu
kemudian hidungnya
dengan penghisap lendir
DeLee DTT atau steril atau
bola karet penghisap yang
baru dan bersih sebelum
bahu dilahirkan.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 10
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Tali Pusat Tanda-tanda tali pusat
menumbung:
Tali pusat teraba atau
terlihat saat periksa dalam
1. Nilai DJJ, jika ada:
Segera rujuk ke fasilitas
yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan gawat
darurat obstetri dan bayi
baru lahir.
Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Baringkan miring ke kiri
dengan pinggul agak naik.
Dengan memakai sarung
tangan DTT atau steril, satu
tangan tetap di dalam vagina
untuk mengangkat kepala
bayi agar tidak menekan tali
pusat dan letakkan tangan
yang lain di abdomen untuk
menahan bayi pada
posisinya (keluarga dapat
membantu melakukannya).
ATAU
Minta ibu berlutut dengan
bokong lebih tinggi dari
kepalanya. Dengan
mengenakan sarung tangan
DTT atau steril, satu tangan
tetap di dalam vagina untuk
mengangkat kepala bayi dari
tali pusat.
2. Jika DJJ tidak ada
Beritahukan ibu dan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 11
PenilaianTemuan dari Penilaian dan
Pemeriksaan
Rencana Asuhan atau
Perawatan
Tanda-tanda lilitan tali pusat:
Tali pusat melilit leher bayi
1. Jika tali pusat melilit
longgar di leher bayi,
lepaskan melewati kepala
bayi.
2. Jika tali pusat melilit erat di
leher bayi, lakukan
penjepitan tali pusat dengan
klem di dua tempat
kemudian potong
diantaranya, kemudian
lahirkan bayi dengan segera.
Untuk
kehamilan
kembar tak
terdeteksi
Kehamilan kembar tak
terdeteksi
1. Nilai DJJ.
2. Jika bayi kedua dengan
presentasi kepala dan kepala
segera turun, biarkan
kelahiran berlangsung
seperti bayi pertama.
3. Jika kondisi-kondisi tersebut
tidak terpenuhi, baringkan
ibu miring ke kiri.
4. Segera rujuk ibu ke fasilitas
yang memiliki kemampuan
penatalaksanaan
gawatdarurat obstetri dan
bayi baru lahir
5. Dampingi ibu ke tempat
rujukan.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 12
KOMPLIKASI DAN PENYULIT KALA II
A. Konsep Dasar Kelainan Presentasi dan Posisi
Malposisi merupakan posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-ubun
kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu
Malpresentasi adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi vertex
Janin dalam keadaan malpresentasi dan malposisi sering menyebabkan partus
lama/partus macet.
1. PRESENTASI MUKA
a. Pengertian
1. Presentasi Muka adalah keadaan di mana kepala dalam kedudukan defleksi
maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan
bagian terendah menghadap ke bawah. (Ilmu Kebidanan)
2. Pada presentasi muka, kepala berada dalam posisi hiperekstensi sehingga
oksiput menempel pada punggung bayi dan dagu (mentum) menjadi bagian
terbawah janin. Muka janin dapat tampil sebagai dagu (mentum) anterior atau
posterior, relatif terhadap simfisis pubis. (Duff, Obstetri Williams)
3. Presentasi muka yaitu keadaan dimana kepala mengalami hiperfleksi
sehingga oksiput bersentuhan dengan punggung bayi dan mentum merupakan
denominator. (Bhal et al, Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran)
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 13
Gambar 1 Gambar 2
b. Etiologi
Penyebab presentasi muka sangat banyak dan pada umumnya berasala dari faktor
apapun yang menyebabkan ekstensi atau menghalangi fleksi kepala.
Panggul sempit
Bayi besar
Anensefalus
Lilitan tali pusat di leher
Pembesaran leher yang mencolok
Faktor Presdiposisinya adalah pada wanita multipara dan perut gantung. Keadaan
tersebut menyebabkan punggung bayi merosot ke depan ke arah lateral,
seringkali pada arah yang sama dengan oksiput, sehingga menambah ekstensi
vertebra servikalis dan torakalis.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 14
c. Diagnosa
1. Dalam kehamilan
Letak muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam kehamilan jika:
Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung dan antara belakang
kepala dan punggung teraba sudut yang runcing (sudut fabre); tonjolan
kepala ini juga bertentangan dengan pihak bagian-bagian kecil.
Bunyi jantung anak terdengar pada pihak bagian-bagian kecil.
Atas penemuan tersebut dianjurkan untuk dibuat foto rontgen
2. Dalam persalinan
Dengan pemeriksaan dalam pada pembukaan yang cukup besar teraba: orbita,
tulang pipi, mulut dan dagu. Karena muka agak lunak harus dibedakan dari
bokong.
d. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan luar (Palapasi Abdomen)
Tonjolan kepala sepihak dengan bokong
Ditemukan sudut fabre
BJJ sepihak dengan bagian kecil
2. Pemeriksaan dalam
Teraba pinggir orbita, hidung, tulang pipi, mulut dan dagu
Gambar 3
e. Penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 15
Posisi dagu anterior
Jika pembukaan lengkap
- Biarkan persalinan spontan
- Jika kemajuan lambat, percepat dengan oksitosin
- Jika kepala tidak turun dengan baik , lakukan ekstraksi forceps
Jika pembukaan tidak lengkap
- Akselerasi dengan oksitosin
- Periksa kemajuan persalinan secara presentasi verteks
Gambar 4
Posisi dagu posterior
Jika pembukaan serviks lengkap, lahirkan dengan cara seksio sesarea
Jika pembukaan serviks tidak lengkap, nilai penurunan, rotasi, dan kemajuan
persalinan. Jika macet, lakukan seksio sesarea
Jika janin mati, lakukan kariotomi atau seksio sesarea
Gambar 5
Kala I : observasi sampai pembukaan lengkap
Kala II : setelah dipimpin meneran
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 16
Bila dagu di depan : persalinan spontan (ekstraksi forsep)
Bila dagu di belakang : seksio sesarea
2.PERSALINAN LETAK SUNGSANG
a. Definisi
1) Kejadian letak sungsang berkisar antara 2-3%
bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun kejadian kecil, tetap mempunyai
penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20-30%( Sarwono
Prawirohardjo,2002).
2) Persalinan kepala pada letak sungsang tidak
mempunyai mekanisme “Maulage” karena susunan tulang dasar kepala yang
rapat dan padat, sehingga hanya mempunytai waktu 8 menit, setelah badan bayi
lahir. Keterbatasan waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme
maulage dapat menimbulkan kematian bayi yang besar (Manuaba,1998).
b. Bentuk-Bentuk Letak Sungsang
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak sungsang
sebagai berikut :
A. Letak Bokong Murni
1. Teraba bokong
2. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
3. Kedua kaki bertindak sebagai spalk
B. Letak Bokong Kaki Sempurna
1. Teraba bokong
2. Kedua kaki berada di samping bokong
C. Letak Bokong Tak Sempurna
1. Teraba bokong
2. Disamping bokong teraba satu kaki
D. Letak Kaki
1. Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
2. Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah
c. Etiologi
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 17
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang
berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra,
myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada
pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan
presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa
sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala.. Implantasi
plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya
presentasi bokong.
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang panggul
3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke
posisi kepala
2. Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hedrosefalus atau anesefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidroamnion atau aligohidromion
5) Prematuritas
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 18
3. Mekanisme persalinan letak sungsang fisiologis
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung sebagai berikut :
a) Persalinan bokong
b) Persalinan bahu
c) Persalinan kepala
bokong masuk pintu atas panggul dapat melintang atau miring mengikuti
jalan lahir dan melakukan putaran paksi dalam sehingga trochanter depan berada
di bawah simfisis. Dengan trochanter depan sebagai hipomoklion akan lahir
trochanter belakang dan selanjutnya seluruh bokong lahir untuk melakukan
putaran paksi dalam sehingga bahu depan berada dibawah simfisis. Dengan bahu
depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan
belakang diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat
melintang atau miring, serta melakukan putaran paksi dalam sehingga suboksiput
berada di bawah simfisis. Suboksiput menjadi hipomuklion, berturut-turut akan
lahir dagu, mulut, hidung, muka dan kepala seluruhnya.
Persalinan kepala mempunyai waktu terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong
lahir. Melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan /kematian bayi
4. Diagnosa kedudukan
1. Pemeriksaan abdominal
a. Letaknya adalah memanjang.
a. Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa seperti
kepala. Dicurigai bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha
teregama di atas tulang-tulang dibawahnya, memberikan gambaran keras
menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan diagnostic.
b. Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-
bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang.
c. Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila
kepala ada di bawah tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat dari
paha bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan (Balloffablle) dari
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 19
pada bokong uteri teraba terasa massa yang dapat dipantulkan harus
dicurigai presentasi bokong.
d. Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan
2. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas umbilicus dan
pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum Antorior)
denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadrat kanan atas perut ibu
kadang-kadang denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus
3. Pemeriksaan vaginal
1) Bagian terendah teraba tinggi
2) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan
garis-garis sutura dan fantenella. Hasil pemeriksaan negatif ini
menunjukkan adanya mal presentasi.
3) Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan
tuber ichiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan
dengan muka.
4) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum
tertarik ke bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan
dngan kepala oleh karena tulang yang keras.
5) Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter
gitochanterika ada pada diameter obligua kanan.
4. Pemeriksaan Sinar X
Sinar X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula
kelainan-kelainan seperti hydrocephalus.
5. Konsep Penatalaksanaan Letak Sungsang
Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.
Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan :
Berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi
menjadi :
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 20
1. Persalinan Pervaginam
a. Spontaneous breech (Bracht)
b. Partial breech extraction : Manual and assisted breech delivery
c. Total breech extraction
2. Persalinan per abdominal : Seksio Sesaria
Pada Persalinan secara Bracht ada 3 tahap :
1. Fase Lambat (Bokong lahir sampai umbilikus / scapula anterior),
2. Fase Cepat (Dari umbilikus sampai mulut / hidung)
3. Fase Lambat (Dari mulut / hidung sampai seluruh kepala)
Prosedur Persalinan Bayi Sungsang
Langkah klinik
1.Persetujuan tindakan medik
2.Persiapan Pasien :
a) Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b) Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan daerah
perenium dengan antiseptic
Instrumen :
a) Perangkat untuk persalinan
b) Perangkat untuk resusitasi bayi
c) Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d) Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e) Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f) Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g) Alat-alat infus
h) Povidon Iodin 10%
i) Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
3.Persiapan Penolong
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 21
a) Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan,
masker dan kaca mata pelindung
b) Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air
mengalir
c) Keringkan tangan dengan handuk DTT
d) Pakai sarung tangan DTT / steril
e) Memasang duk (kain penutup)
4.Tindakan Pertolongan Partus Sungsang
a) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban
dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
b) Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c) Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan
episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.
d) Melahirkan bayi :
I. Cara Bracht
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua
ibu jari
penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang
daerah panggul).
2) Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
3) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
4) Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior
tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior
yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan)
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
5) Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
6) Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.
II. Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan Bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 22
Prosedur :
1) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan
dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
2) Tali pusat dikendorkan.
3) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan
dan tarik ke atas
a. Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan
atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di
belakang.
b. Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah
kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada
di belakang.
4) Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu
belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan
belakang bayi.
5) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan
bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
III. Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara
Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
1) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki
dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra
lateral dari letak bahu depan.
2) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama
untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
IV. Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di
belakang kepala / nuchal arm)
1) Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan
kedua tangan.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 23
2) Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke
arah penunjuk jari tangan yang muchal.
3) Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau
ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan
secara Klasik atau Muller.
V. Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi.
Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1) Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong,
pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan
fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,tangan
yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi
pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar
dari vagina sampai batas lutut.
2) Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu
jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan
jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai
pangkal paha lahir.
3) Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan
kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan
jari lain di depan paha.
4) Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan
lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama
dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua
trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
5) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka
yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk
melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus
cunam ke bawah.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 24
6) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller
atau Lovset.
VI. Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar
panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang
mengharuskan bayi segera dilahirkan.
1) Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin,
dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian
depan. Dengan jari ini lipat paha atau krista iliaka dikait dan ditarik
curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan
penolong yang lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik
curam ke bawah.
2) Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah
simfisis, maka jari telujuk penolong yang lain mengkait lipatan paha
ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
3) Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau
Lovset.
Cara Melahirkan Kepala Bayi
Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan
Bracht kepala belum lahir).
1) Letakkan badan bayi di atas tangan kiri
sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda (Untuk penolong
kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).
2) Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari
di maksila.
3) Tangan kanan memegang atau mencekam
bahu tengkuk bayi
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 25
4) Minta seorang asisten menekan fundus
uteri.
5) Bersama dengan adanya his, asisten
menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke
bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan
untuk menekan dagu atau mulut..
1. Tanda dan gejala dehidrasi, kecuali:
a. perubahan nadi (100 x/menit atau lebih)
b. urin pekat
c. bibir segar
d. produksi urin sedikit (kurang dari 30 cc/jam)
Jawab B
2. Tanda-tanda cairan ketuban bercampur mekonium, yaitu:
a. Kepala bayi tidak melakukan putar paksi luar
b. bahu bayi tidak lahir
c. Cairan ketuban berwarna hijau
d. Kepala bayi keluar kemudian tertarik kembali ke dalam vagina
Jawab C
3. keadaan di mana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal, sehingga
oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah
menghadap ke bawah, merupakan:
a. presentasi muka
b. presentasi dahi
c. letak sungsang
d. letak lintang
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
EVALUASI
Mendeteksi Adanya Komplikasi Dan Penyulit Persalinan Kala II Dan Cara Mengatasinya 26
jawab A
4. Keadaan dimana bokong bayi berada di bagian terbawah jalan lahir,
yaitu:
a. presentasi muka
b. presentasi dahi
c. letak sungsang
d. letak lintang
jawab D
5. Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan tuber
ichiadicum terletak pada satu garis, merupakan:
a. presentasi muka
b. presentasi dahi
c. letak sungsang
d. letak lintang
jawab C
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin