12 - AGONIS DAN ANTAGONIS.ppt
-
Upload
merry-rosmalita -
Category
Documents
-
view
1.048 -
download
196
Transcript of 12 - AGONIS DAN ANTAGONIS.ppt
PENDAHULUANSenyawa agonis adalah senyawa yang
dapat menghasilkan respon biologis tertentu serupa senyawa endogen
Senyawa antagonis adalah senyawa yang dapat menetralisir atau menghilangkan respon biologis senyawa agonis
Senyawa antagonis mempunyai dasar struktur yang mirip dengan senyawa agonis
2
Guna pengetahuan agonis dan antagonis :
1. Merancang kombinasi obat,2. Pembuatan komposisi obat, 3. Merancang senyawa antagonis
terhadap senyawa agonis endogen4. Mengetahui dan mengantisipasi
bahaya interaksi obat4
PENGGOLONGAN SENYAWA ANTAGONIS BERDASARKAN FASA KERJA OBAT
1. Antagonis farmasetikPenyebab : OTT, ketidaksesuaian
(incompatibility) antar obat kombinasi, dan ketidaksesuaian kimia/fisika
Akibatnya :a.Jumlah senyawa aktif yang
dilepaskan menurunb.Kecepatan pelepasan senyawa aktif
menurun5
2. Antagonis farmakokinetikMenyebabkan ketersediaan hayati
obat menurun, sehingga menurunnya kadar obat dalam darah dan jaringan.
disebabkan :a. Menurunnya absorpsi obatb. Meningkatnya ekskresi obatc. Menurunnya proses bioaktivasid. Meningkatnya proses bioinaktivasie. Menurunnya senyawa aktif karena
interaksi obat
6
3. Antagonis farmakodinamikAntagonis pada tingkat jaringan atau plasma dan reseptor,Mempengaruhi interaksi obat – reseptor sehingga menurunkan respon biologis obat
7
KOMBINASI OBATYang dimaksud kombinasi obat adalah :1. Campuran dua atau lebih obat dalam
satu formulasi2. Penggunaan dua obat dalam formulasi
yang berbeda dan diminum bersamaan3. Penggunaan obat yang diminum pada
waktu yang berbeda tapi bersama-sama dalam darah
Akibat kombinasi obat : peningkatan atau penurunan efek obat
8
DESENSITISASI (pencegahan aksi obat): senyawa antagonis diberikan sehingga reseptor tidak sensitif terhadap senyawa agonis
EFEK KURATIF: senyawa agonis kemudian diberikan senyawa antagonis untuk menghilangkan efek senyawa agonis atau efek sampingnya
Penurunan efek obat kadang diinginkan, kadang tidak diinginkan ( incompatible )
9
Kombinasi obat dapat meningkatkan efek obat :1. Efek potensiasi : pada fasa
farmasetik dan farmakokinetika. Menghambat bioinaktivasib. Menurunkan ekskresic. Meningkatkan bioaktivasi
2. Efek sinergisme : pada fasa farmakodinamik
10
Kombinasi obat yang rasional :1. Mempunyai efek potensiasi : dosis
masing2 lebih rendah, efek terapetik sama, efek samping lebih kecil
2. Kombinasi obat kausal dan simtomatis
3. Mencegah resistensi4. Penyebab infeksi belum diketahui,
pasien butuh penanganan segera5. Mekanisme kerja obat yang berbeda6. Infeksi ganda7. Lebih murah dan lebih nyaman8. Efek samping obat berbeda9. Mengurangi efek samping obat
11
Kombinasi obat yang tidak rasional :1. Salah satu obat menimbulkan efek
potensiasi yang berlebihan2. Incompatible ( tidak tercampurkan, OTT )3. Meningkatkan resistensi pada antelmintik
Kerugian kombinasi obat :1. Tidak ada fleksibilitas dosis2. Dapat mempengaruhi diagnosa3. Toksisitas salah satu obat mempengaruhi
dosis terapi obat lain4. Efek toksik dianggap toksisitas salah satu
obat5. Terjadi reaksi kimia selama penyimpanan6. Jarang diperlukan kombinasi obat untuk
penyakit fungsi organ
12
ANTAGONIS PADA FASA FARMAKOKINETIK
Umumnya berupa antagonis kimia atau netralisasi
Dasar antagonis kimia : Interaksi obat-reseptor sesudah absorpsi
Senyawa antagonis berinteraksi dengan senyawa agonis sehingga interaksi senyawa agonis-reseptor menurun akibatnya aktivitas menurun
13
Agonis + Reseptor ----- (AR) ----- Respon Biologis
+Antagonis kimia
produk tidak aktif
contoh : antikoagulan heparin (bersifat asam) berinteraksi dgn
protamin (bersifat basa), menjadi senyawa tidak aktif
14
ANTAGONIS PADA FASA FARMAKODINAMIK
Antagonis farmakodinamik terjadi pada interaksi obat-reseptor
Antagonis berperan pada proses biokimia penting atau melakukan pemblokan pada reseptor spesifik
Interaksi dapat bersifat :ReversibelKompetitifIrreversibel
15
Antagonis pada fasa farmakodinamik dibagi atas :
1. Antagonis kompetitif2. Antagonis non kompetitif3. Kombinasi antagonis
kompetitif dan non kompetitif4. Antagonis fungsional dan
fisiologik5. Antagonis irreversibel6. Antagonis tipe kompleks
16
Antagonis kompetitifAgonis + Reseptor ----- (AR) ------ Respon Biologis
IAntagonis Kompetitif
cont : antihistamin dan histamin kolinergik dan antikolinergik
17
Antagonis non Kompetitif1. Pengurangan afinitas2. Pengurangan aktivitas intrinsik3. Menghalangi transmisi imfuls4. Berinteraksi dengan makromolekul
(membran, sel atau jaringan ) yg sama dengan agonis
A + R -------- (AR) -------- Respon Biologis
18
Pengurangan afinitasobat dan antagonis bekerja pada sel yang sama tetapi tempat yg berbeda, interaksi antagonis menyebabkan perubahan bentuk konformasi reseptor sehingga dapat menurunkan afinitas agonis, akibatnya respon biologisnyapun menurun.
Pengurangan aktivitas intrinsikantagonis bekerja pada sel yang berbeda dengan agonis.contoh : spasmolitik (papaverin) dgn
spasmogen (histamin, asetilkolin, serotonin)
19
Menghalangi transmisi impulssenyawa agonis pad sel berbeda, menyebabkan penghalangan transmisi impuls senyawa agonis.cont : striknin (perangsang SSP) dgn
prokain (anestesi)Berinteraksi dgn makromolekul
berinteraksi dgn makromolekul yg sama dgn agonis yg merupakan bagian dari reseptor-efektor, sehingga penurunan respon biologis.cont : striknin dgn kurare
20
Antagonis fungsional, fisologisAntagonis fungsional : dua senyawa agonis
mempunyai efek berlawanan, bekerja pada satu sel atau sistem yang sama tapi pada tempat yg berbedacontoh : histamin dan isaoprenalin bekerja pada
otot polos jaringan bronki
Antagonis fisiologis :dua senyawa agonis mempunyai efek berlawanan, bekerja pada organ atau jaringan yg berbeda sehingga dihasilkan efek Resultantecontoh :norefineprin efek vasokontriksi + B-
adrenergik vasodilatasi.21
Antagonis IreversibelTipe antagonis dgn karakteristik masa kerja
panjang, pengikatan obat selektif, tempat reseptor hanya untuk satu tipe agonis.contoh : senyawa pemblok a-adrenergik
(dibenzilin) dpt memblok reseptor a-adrenergik dgn mengikat reseptor melalui ikatan kovalen.
Antagonis tipe komplekscara kerjanya sangat kompleks
Cont : baktreriostatik, bakterisid.22
HUBUNGAN STRUKTUR KIMIA SENYAWA AGONIS DAN ANTAGONIS KOMPETITIF
Senyawa agonis dan antagonis mempunyai afinitas ( daya tarik ) yang sama pada reseptor yang sama.
Aktivitas intrinsiknya berbeda. Tipe senyawa agonis dan antagonis
kompetitif :1. Metabolit dan antimetabolit2. Agonis dan pemblok selektif3. Agonis dan antagonis irreversibel selektif
23
1. Metabolit dan antimetabolit
Antimetabolit merupakan antagonis kompetitif untuk menggantikan senyawa metabolit
Senyawa agonis dan antagonis tipe metabolit dan antimetabolit mempunyai struktur yang mirip atau bioisosterik parsial
Contoh : urasil dgn 5-fluorourasil ; feniletilamin dgn amfetamin )
Stabilisasi gugus yang mudah diserang (gugus vulnerabel) sehingga tidak mudah diserang oleh enzim yang menguraikan obat tersebut sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang
24
2. Antagonis dan pemblok selektif
Histamin merupakan senyawa yang ada di dalam tubuh yang dianggap senyawa agonis.
Antihistamin merupakan senyawa antagonis yang dapat memblok secara selektif reseptor histaminergik
Begitu juga untuk senyawa kolonergik, adrenergik ( lihat gambar 67 hal 227 )
Senyawa antagonis kompetitif multipoten adalah senyawa antagonis kompetitif yang dapat menduduki lebih dari 1 macam reseptor sehingga menghasilkan efek yang beragam
contohnya prometazin yang berefek antihistamin, antikolinergik dan pemblok α-adrenergik
25
3. Agonis dan antagonis ireversibel selektif
Senyawa yang mengandung gugus pengalkil atau pengasil mempunyai afinitas yang besar terhadap gugus nukleofilik ( OH, SH, NH2 ) yang ada pada semua makromolekul jaringan biologis dan membentuk ikatan kovalen yang ireversibel.
Senyawa pemblok ireversibel harus mempunyai selektifitas tertentu
26