109303994 Report of Samator Gas Kendal Semarang Indonesia
-
Upload
alimachfud-mfd-machfud -
Category
Documents
-
view
54 -
download
11
description
Transcript of 109303994 Report of Samator Gas Kendal Semarang Indonesia
LAPORAN PRAKTEK KERJA
UNIT PEMISAHAN UDARA PT. SAMATOR
GAS KENDAL - JAWA TENGAH
(Air Separation Unit PT. Samator Gas, Kendal Central Java )
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
pada Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Program Diploma Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Semarang
Disusun oleh :
AGUS SUPRIYANTO
NIM. L0C 008 008
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Agus Supriyanto
NIM : L0C 008 008
Program Studi : Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Fakultas : Teknik
Universitas : Diponegoro
Dosen Pembimbing : Ir. Hj. Wahyuningsih. M.Si
Judul Laporan Praktek Kerja
Bahasa Indonesia : Unit Pemisahan Udara
PT.Samator Gas, Kendal-Jawa Tengah
Bahasa Inggris : Air Separation Unit,
PT. Samator Gas, Kendal Central Java
Laporan Praktek Kerja ini telah diperiksa dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Semarang, Juli 2011
Dosen Pembimbing,
Ir. Hj. Wahyuningsih. M.Si
19540318 198603 2 001
INTISARI
PT. Samator, Kaliwungu, Kendal merupakan anak cabang dari Samator
Group yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. PT Samator adalah suatu
perusahaan yang memproduksi Oksigen, Nitrogen, dan Argon yang dibutuhkan
oleh industri. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT.
Indogas Raya Utama yang kemudian pada tahun 2004 diubah namanya menjadi
PT. Samator. Unit LONA (Liquid Oxygen, Nitrogen dan Argon) PT. Samator,
Kaliwungu, Kendal memproduksi oksigen, nitrogen dan argon dalam bentuk cair
dan gas. Produk tersebut diperoleh dengan bahan baku udara bebas yang
berasal dari sekitar pabrik. Dalam menjalankan produksi, PT. Samator,
Kaliwungu, Kendal sangat memperhatikan keselamatan kerja antara lain dengan
adanya kebijakan HSE (Health, Safety, and Environment).
Proses pembuatan oksigen, nitrogen dan argon ini terdiri dari tiga tahap.
Tahap pertama yaitu langkah persiapan bahan baku untuk menghilangkan
impuritas yang ada pada udara umpan serta mengatur kondisi (suhu dan
tekanan) udara umpan agar siap dipisahkan. Langkah kedua yaitu proses
pembentukan produk yang didasarkan pada operasi pemisahan secara difusi
dalam hal ini adalah distilasi bertingkat yang dijalankan pada suhu yang sangat
rendah. Proses ini merupakan proses cryogenik yaitu proses dengan suhu
operasi dibawah -100 0C. Langkah ketiga adalah pemurnian produk yang
dihasilkan.
Dalam memproduksi oksigen, nitrogen dan argon, Unit LONA PT.
Samator menggunakan pesawat produksi yang berada dibawah lisensi Teisan,
Jepang. Sedangkan utilitas yang digunakan berupa penyediaan air, listrik,
refrigerant dan udara tekan.
PT. Samator merupakan pabrik yang ramah lingkungan karena hampir
tidak mengeluarkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Untuk menjaga
kualitas dari produk yang dihasilkan, maka di PT. Samator terdapat bagian
Quality Control. Kapasitas produksi yang dihasilkan adalah untuk produk LOX
(Liquid Oksigen) 2000 Nm3/jam dengan kemurnian 99,6 %. LIN (Liquid Nitrogen)
1000 Nm3/jam dengan kemurnian 99,999 % sedang LAR (Liquid Argon ) 60
Nm3/jam dengan kemurnian 99,999 %.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di
Unit Pemisahan Udara PT. Samator Gas Cabang Kendal, Semarang Jawa
Tengah.
Laporan kerja praktek ini disusun dan diajukan sebagai syarat mata kuliah
untuk menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas
Diponegoro, Semarang.
Penyusun memperoleh kesempatan Kerja Praktek di PT. Samator Gas
Cabang Kendal, Semarang yang telah dilaksanakan pada tanggal 1-28 Februari
2011.
Tugas dan laporan kerja praktek ini terwujud atas bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Edy Supriyo, MT. selaku ketua Jurusan DIII Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
2. Ibu Ir.Hj. Wahyuningsih, M.Si. selaku dosen pembimbing Laporan Kerja
Praktek atas waktu dan bimbingannya.
3. Ibu Ir. Margaretha Tuti Susanti, MP. Dan Bapak M. Endy Yulianto, ST. MT.
selaku dosen wali kelas A 2008.
4. Bapak Ir. Muhammad Rifai selaku Manager Produksi Unit Pemisahan Udara
dan Hidrogen Plant PT. Samator Kendal sekaligus sebagai pembimbing
lapangan pada kerja praktek ini.
5. Bapak Zulfa selaku Supervisor Produksi Unit Pemisahan Udara dan
Hidrogen PT. Samator, Kaliwungu Kendal.
6. Bapak Anwar, ST selaku Supervisor Quality Control PT. Samator, Kaliwungu
Kendal.
7. Seluruh staff karyawan PT. Samator Kaliwungu Kendal yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
8. Teman-teman Bunga Sakura angkatan 2008 kelas A yang telah membantu
dan memberikan semangat dalam penyusunan laporan Praktek Kerja ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Kerja
Praktek ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa
penyusun harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi semua
pihak, khususnya mahasiswa Teknik Kimia.
Semarang, 8 Juli 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... .i
HALAMAN PENGESAHAN...........................ii
INTISARI .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik .................................................... .1
1.2 Gambaran Umum Pabrik ................................................................ .2
1.2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu ........................................... .2
1.2.2. Produk Unit Air Separation Plant Liquid Oksigen,
Nitrogen, Argon ......................................................................... .5
1.2.3 Unit-unit Dalam Pabrik...................................................................7
1.2.4 Organisasi Perusahaan ............................................................. 8
1.2.4.1 Struktur dan Job Diskripsi ...................................................... 8
1.2.4.2 Fasilitas Penunjang ............................................................... 12
1.2.4.3 Jumlah dan Pendidikan Karyawan ........................................ 13
1.2.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................................... 13
1.2.5 Lokasi Pabrik.............................................................................. 16
1.2.6 Sistem Pemasaran Hasil ............................................................ 17
1.2.7 Penambahan Limbah .................................................................... 18
1.3 Layout Pabrik ....................................................................................... 20
1.4 Layout Alat ........................................................................................... 21
1.4.1 Cold Box ........................................................................................ 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Baku Dan Bahan Pembantu ................................................. 24
2.1.1 Bahan Baku .............................................................................. 24
2.1.2 Bahan Pembantu ...................................................................... 28
2.2 Tinjauan Proses .............................................................................. 29
2.2.1 Proses Pemisahan Udara Secara Kriogenik
Untuk Produksi Gas dan Nitrogen Cair ...................................... 32
2.2.2 Proses Pemisahan Udara Secara Kriogenik
Untuk Produksi Gas dan Oksigen Cair ....................................... 33
2.2.3 Proses Pendinginan Dan Pencairan Udara ................................ 35
2.2.4 Proses Produksi Oksigen dan Nitrogen ...................................... 36
2.2.5 Jenis Jenis Kolom Distilasi Pada Pemisahan
Oksigen dan Nitrogen ................................................................. 38
2.2.5.1 Kolom Tunggal Linde ............................................................. 38
2.2.5.2 Kolom Ganda Linde ............................................................... 40
2.2.5.3 Packed Tower ........................................................................ 42
BAB III DESKRIPSI PROSES
3.1 Persiapan Bahan .............................................................................. 45
3.1.1 Bahan Baku ................................................................................ 45
3.1.2 Bahan Pembantu ........................................................................ 45
3.2 Tahapan Proses................................................................................ 47
3.2.1 Langkah Persiapan Bahan Baku .............................................. 47
3.2.1.1 Penekanan dan Pemurnian .................................................. 47
3.2.1.2 Pendinginan ......................................................................... 51
3.2.2 Langkah Pembentukan Produk ................................................. 52
3.2.3 Langkah Pemunian Produk Argon ............................................. 55
3.2.4 Pengisian Produk ke Storage Tank, Lorry Tank
Dan Tabung Produk .................................................................. 58
BAB IV SPESIFIKASI ALAT
4.1 Spesifikasi Alat................................................................................ 62
4.1.1 Unit Penyediaan Udara Umpan ............................................... 62
4.1.2 Unit Pendingin .......................................................................... 67
4.1.3 Unit Pemisahan Udara Umpan ................................................. 69
4.1.4 Unit Produksi Argon Murni........................................................ 76
4.2 Gambar dan Cara Kerja Pesawat Utama ......................................... 79
4.2.1 Unit Moleculer Sieve Adsorber (T-18 A/B) .................................. 79
4.2.2 High Pressure Column(K-50) ..................................................... 82
4.2.3 Lower Pressure Column(K-51) ................................................... 84
4.2.4 Air Exchanger ............................................................................ 87
BAB V NERACA MASSA DAN NERACA PANAS
5.1 Dasar Teori ........................................................................................ 92
5.1.1 Neraca Massa....................................................................................92
5.1.2 Neraca Panas....................................................................................94
5.2 Neraca Massa PT.Samator Kendal ................................................. 101
5.3 Neraca Panas PT.Samator Kendal....................................................109
BAB VI UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
6.1. Utilitas....................................................................................................118
6.1.1 Penyediaan Air..................................................................................118
6.1.1.1 Penyediaan Air Minum...............................................................119
6.1.1.2 Penyediaan Air Pendingin..........................................................120
6.1.1.3 Proses Pengolahan Air Pendingin .......................................... 122
6.1.2 Penyediaan Tenaga Listrik..............................................................127
6.1.3 Penyediaan Refrigerant ............................................................... 128
6.1.4 Penyediaan Udara Tekan...............................................................128
6.2 Pengolahan Limbah..............................................................................129
BAB VII LABORATORIUM
7.1. Analisa Bahan Baku ......................................................................... 131
7.2 Analisa Bahan Setengah Jadi .......................................................... 132
7.3. Analisa Produk ................................................................................. 134
BAB VIII PENUTUP
8.1. Kesimpulan ..................................................................................... 138
8.2. Saran ............................................................................................. 139
DAFTAR PUSTAKA 140
LAMPIRAN.141
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................ 10
Gambar 2. Struktur Organisasi Bagian Produksi ..................................... 11
Gambar 3. Lay Out Pabrik ...................................................................... 20
Gambar 4. Lay Out Alat Plant LONA ....................................................... 21
Gambar 5. Pemisahan Udara Kriogenik Untuk Produksi Nitrogen ........... 33
Gambar 6. Pemisahan Udara Kriogenik Untuk Produksi Oksigen ............ 35
Gambar 7. Sistem Linde Kolom Tunggal.....................................................39
Gambar 8. Sistem Linde Kolom Ganda.......................................................41
Gambar 9. Packed Tower.............................................................................43
Gambar 10. Diagram Alir Proses ..................................................................61
Gambar 11. Molecular Sieve Adsorber (T-18 A/B) .................................... 81
Gambar 12. High Pressure Column (K-50) ................................................ 83
Gambar 13. Low Pressure Column (K-51) ................................................. 86
Gambar 14. Air Exchanger ........................................................................ 88
Gambar 15. Blok Diagram Penyediaan Air Pendingin................................126
Gambar 16. Diagram Neraca Massa Over All.......................................167
Gambar 16. Diagram Neraca Panas Over All.......................................205
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Komponen Penyusun Udara ................................. ......2
Tabel 2.Kandungan Impuritas Dalam Udara Umpan ............................ ......3
Tabel 3. Sifat Fisik Komponen Udara ................................................... ......3
Tabel 4. Komposisi Gas Kering Dalam Udara...............................................24
Tabel 5. Neraca Massa Kompresor Udara.. ......................................... ......101
Tabel 6. Neraca Massa High Level Freon .................................................. 101
Tabel 7. Neraca Massa Moleculer Sieve .................................................... 102
Tabel 8. Neraca Massa High Pressure Column ......................................... 102
Tabel 9. Neraca Massa Low pressure Column........................................... 103
Tabel 10. Neraca Massa Argon Column .................................................... 104
Tabel 11. Neraca Massa Deoxo Tower ...................................................... 105
Tabel 12. Neraca Massa Pure Argon Column ............................................ 105
Tabel 13. Neraca Massa Total ................................................................... 106
Tabel 14. Neraca Panas Kompresor Udara ............................................... 109
Tabel 15. Neraca Panas Reactivation Exchanger ...................................... 119
Tabel 16. Neraca Panas After Cooler ........................................................ 110
Tabel 17. Neraca Panas High Level Freon ................................................ 110
Tabel 18. Neraca Panas Air Exchanger ..................................................... 111
Tabel 19. Neraca Panas Sub Cooler .......................................................... 112
Tabel 20. Neraca Panas High Pressure Column ........................................ 113
Tabel 21. Neraca Panas Low Pressure Column .......................................113
Tabel 22. Neraca Panas Argon Column .......................................................115
Tabel 23. Neraca Panas Pure Argon Column...............................................116
Tabel 24. Neraca Panas Total.......................................................................117
Tabel 25. Syarat Kualitas Baku Air................................................................119
Tabel 26. Syarat Baku Air Mutu Air Pendingin ........................................... 121
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Perhitungan Neraca Bahan Total ............................................... 141
Lampiran Perhitungan Neraca Panas Total ............................................... 168
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Didirikannya Pabrik
PT Samator didirikan oleh Bapak Arief Harsono pada tanggal 22 Juli 1975
dengan membangun pabrik acetylen di Surabaya sebagai awal bergerak dalam
bidang gas industri. Selain itu juga memproduksi karbondioksida (CO2) dan
nitrogen (N2) dan pada tahun 1984 mengalami perkembangan dengan
memproduksi oksigen (O2).
Pada tahun 1988 PT Samator mendirikan kelompok usaha SAMATOR
yang melakukan perluasan usaha baik dibidang gas industri, industri kimia,
industri sepatu, properti, kosmetik dan plastik, lembaga keuangan dan
perdagangan. Divisi gas industri SAMATOR Group yang telah berkembang
selama lebih dari 25 tahun saat ini merupakan salah satu produsen gas industri
yang terbesar di Indonesia yang memproduksi acetylen, oksigen cair dan gas,
nitrogen cair dan gas, argon cair dan gas, karbondioksida cair dan gas, dry ice,
hidrogen serta mixed gas. Industri ini berkembang ke Solo, Gresik, Padang,
Kalimantan, Semarang, dan Jakarta dibawah naungan SAMATOR Group dan di
daerah Semarang tepatnya di Kendal didirikan PT Indogas Raya Utama yang
memproduksi oksigen, nitrogen dan argon dalam bentuk cair dan gas atau Liquid
Oksigen, Nitrogen, dan Argon (LONA). PT Indogas Raya Utama didirikan pada
tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1992. Plant LONA PT Indogas
Raya Utama mendapat lisensi mesin dari Teisan TK, Jepang. Pada tahun 1995
didirikan plant hidrogen (H2) dan mulai dioperasikan pada 6 bulan berikutnya
dengan proses electrolytic dari Toronto, Canada. Pada tahun 2004 PT
Indogas Raya Utama diubah namanya menjadi PT Samator.
1.2 Gambaran Umum Pabrik
1.2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Bahan baku yang digunakan PT Samator untuk plant LONA adalah udara
bebas yang diambil dari udara sekitar pabrik, dengan spesifikasi bahan baku
sebagai berikut :
Wujud : gas
Kenampakan : tidak berwarna
Komposisi rata-rata penyusunnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi Komponen Penyusun Udara
Komponen % volume % berat
Nitrogen (N2) 78,11000 75,47000
Oksigen (O2) 20,92700 23,20000
Argon (Ar) 0,93000 1,28000
Karbondioksida (CO2) 0,03000 0,00046
Hidrogen (H2) 0,00010 0,00001
Neon (Ne) 0,00180 0,00120
Helium (He) 0,00050 0,00007
Kripton (Kr) 0,00010 0,00030
Xenon (Xe) 0,00001 0,00004
Impuritas 0,00049 0,04792
(Reff. Manual Instruction of Plant)
Batas maksimal impuritas untuk kelancaran proses produksi pada PT. Samator
Gas adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Kandungan Impuritas dalam Udara Umpan yang Berpengaruh pada
Proses Produksi
Impuritas Batas maksimal
Debu 1 mg / Nm3
H2O 2 ppm
CO2 2 ppm
(Reff. Manual Instruction of Plant)
Sifat-sifat fisis komponen udara dapat dilihat pada tabel 3 :
Tabel 3 Sifat-sifat Fisis Komponen Udara
Sifat fisis Udara O2 N2 Ar
BM 28,96 32 28,06 39,944
Densitas gas, kg/ m3 1,2928 1,4292 1,2505 1,7828
Volume jenis, m3 /kg 0,773 0,700 0,799 0,56
TD/cair, 0C -193 -182,97 -195,81 -185,9
Tc, 0C -140,7 -118,8 147,10 -122,4
Pc, atm 37,2 49,7 33,5 48,0
c, kg/m3 0,31 0,43 0,311 0,531
(Reff. Manual Instruction of Plant)
Sedangkan bahan pembantu yang digunakan di unit LONA antara lain :
a. Alumina gel
Alumina gel digunakan sebagai pengering gas. Macam-macam gas yang
dapat dikeringkan : Udara, argon, helium, hydrogen, metana, etana, propane,
asetilen, dan uap air.
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Wujud : padat
Bentuk : kristal porous
Surface area : 360 m2 / gr
Spesific heat : 0,24 Cal / gr0C
Bulk density : 50 lb / ft3
Reactivation temperatur : 300 600 0F
b. Molekular sieve
Merupakan zeolit buatan dengan pori-pori yang sangat kecil, digunakan
sebagai adsorber CO2 (menyerap CO2 agar tidak terbentuk dry ice di pipa
atau exchanger yang menyebabkan penyumbatan). Tipe molecular sieve
yang terdapat di pasaran antara lain : 3A (potassium), 4A (sodium), 8A/10X
(kalsium), serta 9A/13X (sodium), yang masing-masing memiliki fungsi serta
ukuran yang berbeda.
c. Gas Hidrogen
Gas Hidrogen ini digunakan sebagai pengikat Oksigen pada proses
pemurnian gas Argon.
(Sumber: Manual Instruction of Plant)
1.2.2 Produk unit Air Separation Plant Liquid Oksigen, Nitrogen, Argon
a. Gas Oksigen
Wujud : gas
Kenampakan : tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
Tekanan : 150 kg / cm2g
Kemurnian : 99,1 %
b. Oksigen Cair
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan : 4,8 kg / cm2g
Suhu : - 183 0C
Kemurnian : 99,6 %
Impuritas : Nitrogen dan argon 0,4 %
c. Gas Nitrogen
Wujud : gas
Kenampakan : tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan : 150 kg / cm2g
Standart : Ultra High Purity max 3 ppm O2, 3 ppm H2O
High Purity max 6 ppm O2, 5 ppm H2
Industrial grade max 10 ppm O2
d. Nitrogen cair
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan : 5,1 kg / cm2g
Suhu : -191 0C
Kemurnian : 99,999 %
Impuritas : oksigen 1 ppm
e. Argon cair
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan : 2,7 kg / cm2g
Suhu : -185 0C
Kemurnian : 99,999 %
Impuritas : oksigen 1 ppm dan nitrogen 1 ppm
f. Argon gas
Wujud : gas
Tekanan : 150 kg / cm2g
Standart : Ultra High Purity max 3 ppm O2, 3 ppm H2O
High Purity max 6 ppm O2, 5 ppm H2
Industrial grade max 10 ppm O2
1.2.3 Unit-unit dalam pabrik
Unit-unit yang ada di PT. Samator adalah
1. Unit LONA
Unit ini memproduksi liquid oksigen, nitrogen, dan argon dengan
menggunakan bahan baku dari udara atmosfir. Kapasitas produksi dari liquid
oksigen adalah 2000 Nm3/jam, liquid argon 60 Nm3/jam, serta liquid nitrogen
1000 Nm3/jam. Prinsip pemisahan udara berdasarkan adanya beda fase yang
disebabkan titik didihnya pada tekanan atmosfir.
2. Unit Utilitas
Adalah unit yang menyediakan bahan penunjang untuk kegiatan dan
operasi produksi yang meliputi :
a. Penyediaan air minum, air pendingin
b. Penyediaan listrik
c. Penyediaan refrigerant
d. Penyediaan gas untuk instrumen
3. Unit Laboratorium
Unit laboratorium bertujuan untuk mendapatkan hasil produksi yang
beragam, waktu yang seoptimal mungkin sehingga dapat menekan biaya
produksi, juga pada produksi ini dilakukan analisa proses produksi, hasil
produksi dan penunjang hasil produksi.
1.2.4 Organisasi Perusahaan
1.2.4.1 Struktur dan Job Diskripsi
Organisasi dan operasional PT Samator dalam usaha menata
manajemen perusahaan dan mengatur kebijakan diawasi dan dikendalikan
secara langsung oleh General Manager dan menggunakan sistem garis, dimana
pertanggungjawaban berjalan dari bawah ke atas dan kebijakan dari atas ke
bawah. Kebijakan dilaksanakan oleh General Manager yang dibantu oleh
beberapa manager bagian yaitu :
Manager Akuntansi / keuangan
Manager Umum / personalia
Manager Produksi
Manager Penjualan
Para manager melaksanakan tugasnya dengan membawahi para
supervisor. Supervisor ini bertugas mengkoordinir kerja para operator sesuai
dengan bidangnya masing-masing.
Dalam mempertanggungjawabkan bidang keuangan, manager keuangan
secara periodik menyampaikan laporan bulanan kepada direksi tentang neraca
bulanan, mutasi kas, bank bulanan, laporan penjualan serta laporan lain yang
diminta direksi.
Secara lengkap struktur organisasi PT Samator dapat dilihat pada
gambar 1 sedangkan struktur organisasi bagian produksi dapat dilihat pada
gambar 2. Tugas dan wewenang dari kepala cabang dan manager adalah :
1. Kepala Cabang (General Manager)
Memimpin aktivitas-aktivitas produksi, penjualan umum, personalia/
administrasi, akuntansi, termasuk didalamnya memberikan bimbingan,
mengkoordinasi dan melakukan pengawasan sesuai dengan kebijaksanaan
yang telah diterapkan.
2. Manager Akuntansi / keuangan
Membantu kepala cabang dalam mengatur, mencatat, mengawasi keuangan
perusahaan sekaligus membuat anggaran belanja perusahaan serta
mengadakan analisa dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran yang
telah ditetapkan.
Gambar 2
Struktur Organisasi Bagian Produksi PT Samator
(Sumber: Instruksi Kerja Yanaco PES 1000,2008)
3. Manajer Umum/ Personalia
Memikirkan, merumuskan, mengelola personalia dan rumah tangga serta
melaksanakan kebijakan dalam bidang pembelanjaan, pembiayaan, rencana
anggaran, pembukuan dan kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketetapan
direksi.
4. Manager Produksi
Membantu kepala cabang dalam memikirkan dan merumuskan dalam bidang
teknik atau produksi serta melaksanakan kebijakan tersebut.
5. Manager Penjualan
Membantu kepala cabang dalam memikirkan, merumuskan, menganalisa dan
melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dalam bidang penjualan hasil
produksi dan barang dagangan.
1.2.4.2 Fasilitas Penunjang
Selain memberikan gaji, PT. Samator juga memberikan fasilitas-fasilitas
untuk kesejahteraan karyawannya, yaitu :
1. Asuransi tenaga kerja
2. Seragam bagi karyawan
3. Koperasi karyawan
4. Pengobatan
5. Kantin makan karyawan
6. Tempat ibadah atau mushola
7. Tunjangan perkawinan
8. Tunjangan Hari Raya
9. Tunjangan hari tua
10. Tunjangan kematian
1.2.4.3 Jumlah dan Pendidikan Karyawan
Jumlah karyawan PT. Samator adalah 131 orang yang terdiri dari :
- Bagian Pemasaran : 46 orang
- Bagian Produksi : 41 orang
- Bagian Akuntansi dan keuangan : 15 orang
- Bagian Personalia dan Umum : 29 orang
Sedangkan untuk pembagian jam kerja karyawan PT. Samator terbagi
dalam dua bagian yaitu karyawan shift dan karyawan staff.
Karyawan shift dibagi menjadi tiga yaitu :
Shift A : jam 07.00 15.00 WIB
Shift B : jam 15.00 23.00 WIB
Shift C : jam 23.00 07.00 WIB
Pergantian shift dilakukan tiap 2 hari sekali dengan 2 kali hari libur.
Karyawan staff :
- Hari Senin Jumat : jam 08.00 16.00 WIB
- Hari Sabtu : Jam 08.00 14.00 WIB
- Hari Minggu : libur
1.2.4.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan
Lingkungan. Kebijakan PT Samator adalah seluruh kegiatan operasinya dengan
mengutamakan perlindungan terhadap lingkungan hidup dan keselamatan serta
kesehatan kerja karyawan, pelanggan dan masyarakat umum.
Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja dalam
hal ini di PT. Samator berdasarkan atas :
- PP No. 11 tahun 1979 pasal 36
- UU No. 1 tahun 1970 Bab III pasal 3 dan 4
Tujuan Keselamatan Kerja :
Menjamin tiap pekerja atas hak dan keselamatannya dalam melaksanakan
tugas untuk kesejahteraan hidupnya, meningkatkan hasil produksi.
Menjamin keselamatan orang yang ada di lokasi kerja
Menjamin agar sumber produksi dapat dipelihara dengan baik dan dapat
digunakan secara efisien.
Menjamin agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa
hambatan apapun.
Untuk mewujudkan hal tersebut, PT Samator memusatkan keselamatan
kerja sebagai berikut :
1. Perlindungan badan dan kepala
- coverall (pakaian kerja)
- topi pengaman
- kaos tangan
2. Perlindungan mata
Pelindung mata menggunakan lensa photocromics
3. Perlindungan kaki
Menggunakan sepatu boot laras tinggi
4. Perlindungan alat pendengaran
Penyumbat telinga
Selain hal tersebut diatas PT Samator menerapkan kebijakan Health,
Safety and Environment (HSE) yang menyatakan bahwa Samator Group taat dan
tunduk terhadap peraturan perundangan yang berkaitan dengan HSE dimanapun
Samator Group beroperasi.
Tujuan dari Samator Group yang berkenaan dengan penerapan kebijakan
HSE adalah sebagai berikut :
Memperbaiki kepedulian terhadap kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan dimanapun Samator Group beroperasi.
Mengurangi limbah, menghemat energi dan mencari peluang untuk
senantiasa memperbaikinya secara terus-menerus.
Beberapa hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan di atas adalah :
Membuat dan memelihara plant, equipment dan sistem kerja yang aman.
Membuat program untuk memastikan keselamatan kerja dan potensi bahaya
yang berkaitan dengan seluruh proses produksi yang terkendali.
Memelihara tempat kerja dalam kondisi yang aman tanpa adanya bahaya
terhadap kesehatan, keselamatan dan lingkungan.
Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai berkaitan dengan aspek
keselamatan dan kesehatan kepada karyawan dan pengunjung.
Selalu melakukan pembaharuan dan sosialisasi terhadap kebijakan HSE
yang terbaru.
Kebijakan kebersihan lingkungan (housekeeping) adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari kebijakan HSE dan senantiasa memastikan kebersihan
lingkungan yang baik untuk menghindari kecelakaan yang besar.
Bersihkan segala tumpahan, ceceran secepatnya sesuai dengan prosedur
yang berlaku untuk menghindari terjadinya potensi bahaya yang lebih besar
berkaitan dengan HSE. Selalu mematikan tutup (turn off) gas, air, listrik, pipa
gas dan bahan kimia apabila tidak dipergunakan.
Sistem penghargaan dan hukuman berkaitan dengan HSE tertulis dalam
peraturan perusahaan untuk memastikan bahwa kebijakan ini dilaksanakan
dengan baik.
1.2.5 Lokasi Pabrik
PT Samator berlokasi di Jalan Kaliwungu Kendal Km. 19 Desa Nolokerto,
Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Propinsi Jawa Tengah.
Dari segi geografis dan ekonomis, lokasi tersebut cukup strategis karena
ada beberapa faktor yang mendukung, yaitu :
a. Lokasi
Kendal memiliki potensi sangat besar untuk berkembang dalam bidang
industri karena letaknya dekat dengan Semarang yang merupakan pusat
industri dan perekonomian di Jawa Tengah, sehingga dalam kegiatannya
dibidang pemasaran produk, PT Samator tidak mengalami kesulitan.
b. Bahan Baku
Udara yang merupakan bahan baku utama PT Samator diperoleh dari sekitar
pabrik yang kondisinya masih bersih dan bebas dari polutan karena
berdekatan dengan kawasan hutan buatan yang asri.
c. Transportasi
Pabrik terletak di tepi jalan raya utama Semarang-Kendal (jalur pantura)
sehingga mudah untuk mendistribusikan produk dan mendatangkan bahan
pembantu.
d. Pemasaran
Adanya konsumen besar di sekitar PT Samator yang membutuhkan gas
industri seperti pabrik Polysindo, Tensindo, industri baja, bahan makanan,
karoseri, bengkel dan rumah sakit.
1.2.6 Sistem Pemasaran Hasil
Sistem pemasaran produksi PT Samator meliputi 2 cara,yaitu :
1. Distribusi secara langsung
Sistem ini menjual produk secara langsung kepada konsumen dengan
sasarannya adalah perusahaan besar. Contohnya adalah Polysindo sebagai
konsumen langsung dengan N2. Keuntungan dari sistem ini adalah harga
lebih murah dan supplay lebih terjamin untuk konsumen, sedangkan bagi
pabrik adalah mendapatkan pelanggan tetap.
2. Distribusi tak langsung
Cara yang dilakukan adalah dangan mendirikan depot-depot yang bertujuan
untuk menjamin kecepatan pengiriman dan pemantauan pemasaran dan unit
pengisian, bertujuan untuk menghemat biaya angkut, meningkatkan volume
pembotolan serta agar lebih dekat dengan daerah pemasaran.
1.2.7 Penanganan Limbah
a. Limbah Gas
Limbah gas ini berbentuk waste gas, namun waste gas ini tidak mengandung
senyawa yang membahayakan. Komponen utama dalam waste gas adalah
nitrogen. Waste gas yang terbentuk pada bagian puncak kolom destilasi
tekanan rendah ini dipanaskan dalam air exchanger (E-20) dan digunakan
untuk regenerasi dalam molecular sieve unit pada proses heating setelah
mengalami pemanasan sehingga temperaturnya mencapai 100 0C.
Selanjutnya waste gas ini digunakan untuk menguapkan H2O dan CO2 yang
terdapat pada molecular sieve tower. Sisa dari waste gas dibuang melalui
stack / silencer. Stack ini berupa cerobong yang didesain tinggi agar waste
gas yang banyak mengandung nitrogen ini tidak mengganggu lingkungan.
b. Limbah cair
- Limbah cair ini berasal dari air buangan dari unit pemurnian pada Plant
LONA. Air buangan ini tidak mengandung mineral sehingga disebut juga
air demin. Air demin ini didinginkan dengan udara atmosfer dan jika telah
mencapai suhu kamar maka air ini bisa langsung dipompakan ke unit
pembuatan gas hidrogen dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
gas hidrogen secara elektrolisa.
- Limbah cair dari blowdown cooling tower yang memiliki kandungan
mineral yang sama dengan air bawah tanah, sehingga bisa langsung
dibuang ke saluran pembuangan.
c. Limbah padat
Limbah padat rumah tangga seperti sisa aktifitas kantin (bahan organik)
dibuang ke tempat pembuangan umum.
1.3 Layout Pabrik
U
Skala 1:1000
Gambar 3
Layout Pabrik PT Samator Kendal
1.4 Layout Alat
Gambar 4
U
Skala 1:750
Layout Alat pada Plant LONA PT Samator Kendal
Keterangan gambar:
1. Air Filter (E-1) 11. Argon Dryer (E-33; E-34)
2. Air Kompresor (E-5; E-6; E-7) 12. Low Level Freon Cooler (E-
4)
3. Reactivation Exchanger (E-8)
13. Turbin Expansi (E-26)
4. After Cooler (E-3)
14. Cooling Tower (E-19; E-38;
5. High Level Freon Cooler (E-
E-39)
2) 15. Moleculer Sieve Unit (E-41;
E-40)
6. Water Separator (E-9)
16. Vaporizer (E-42; E-43; E-44;
7. Sunction Snubber (E-10; E-
E-45)
12; E-13)
17. Tangki Liquid Oksigen (E-31;
8. Air Cooler (E-20)
E-32)
9. Dust Filter (E-21)
18. Tangki Liquid Nitrogen (E-
10. Deoxo Tower (E-22) 27; E-30)
19. Tangki Liquid Argon (E-35;
E-36)
20. Cold Box
1.4.1 Cold Box
Cold box merupakan menara isolasi tertutup yang digunakan untuk
mepertahankan temperatur dingin. Untuk mempertahankan temperatur
tersebut pada dinding cold box diberi perlit. Perlit merupakan serbuk kaca
yg sangat lembut dan sangat ringan sebagai isolator untuk
mempertahankan suhu agar tetap terjaga. Cold box di PT Samator
memiliki ketinggian 35 meter yang berguna untuk menaruh alat alat
yang sangat reaktif terhadap panas, api, dan cahaya.
Alat alat yang berada pada cold box antara lain:
1. Air exchanger (E-20)
2. High Pressure Colomn (K-50)
3. Low Pressure Colomn (K-51)
4. Main Condensor (E-70)
5. Subcooler Rich Liquid (E-81)
6. Subcooler Reflux Nitrogen (E-82)
7. Subcooler Reflux Nitrogen Murni (E-83)
8. Subcooler Product Liquid Nitrogen (E-85)
9. Subcooler Product Liquid Oksigen (E-84)
10. Filter Liquid Oksigen (T-96)
11. Oksigen Separator (B-51)
12. Argon Colomn (K-55)
13. Argon Condensor (E-75)
14. Recycle Exchanger (E-32)
15. Argon Reboiler (E-66)
16. Pure Argon Colomn (K-56)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu
2.1.1 Bahan Baku
Bahan baku pada Unit Pemisahan Udara ini adalah udara bebas dari
lingkungan sekitar pabrik. Udara adalah campuran dari berbagai macam gas,
antara lain adalah Nitrogen, Oksigen, Argon dan berbagai macam gas lainnya
dalam jumlah kecil. Udara yang digunakan adalah udara yang telah dihilangkan
kandungan uap airnya atau disebut udara kering. Komponen-komponen gas
penyusun udara kering disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4. Komposisi gas kering dalam udara
Komponen Udara
No. % Volume
Kering
1. Nitrogen (N2) 78,0840000
2. Oksigen (O2) 20,9460000
3. Argon (Ar) 0,9340000
4. Hidrogen (H2) 0,0000500
5. Neon (Ne) 0,0019210
6. Helium (He) 0,0005239
7. Kripton (Kr) 0,0001139
8. Xenon (Xe) 0,0000087
9. Karbondioksida (CO2) 0,0200400
10. Debu dan kotoran 0,0133425
Jumlah 100,0000000
(George T.Austin,1996)
Udara kering ini memiliki berat molekul 28,97 gr/mol. Komponen
utama penyusun udara adalah gas Nitrogen dan Oksigen. Gas ini memiliki
kadar tertinggi dalam udara. Berikut ini adalah sifat-sifat komponen
penyusun udara :
a. Nitrogen
Sifat fisis :
Tidak berwarna dan berbau.
Berat molekul 28,0134 gr/mol.
Specific Gravity (21,11C ; 1 atm) 0,9669.
Pada kondisi STP (standar) :
- Densitas () gas : 1,2505 kg/m3
- Temperatur titik tripel : -210,002C
- Tekanan : 0,1253 bar
- Panas laten : 6,15 kcal/kg
Pada tekanan 1 atm :
- Titik didih : -195,003C
- Panas laten : 47,459 kcal/kg
- Densitas () cair : 808,607 kg/m3
- Densitas () gas : 4,475 kg/m3
(Wolfgang Gerhartz, 1991)
Pada kondisi kritis :
- Suhu kritis : -146,9C
- Tekanan kritis : 3,909 bar
- Densitas () : 314,03 kg/m3
Sifat kimia :
Merupakan gas inert.
Tidak mudah terbakar.
(Perry, 1984)
b. Oksigen
Sifat fisis :
Tidak berwarna dan berbau.
Tidak beracun.
Berat molekul 31,9988 gr/mol.
Specific Gravity (21,11C ; 1 atm) 1,1053.
Pada kondisi STP (standar) :
- Densitas () gas : 1,4289 kg/m3
- Temperatur titik tripel : -218,799C
- Tekanan : 0,00152 bar
- Panas laten : 3,322 kcal/kg
Pada tekanan 1 atm :
- Titik didih : -182,97C
- Panas laten : 50,879 kcal/kg
- Densitas () cair : 1141 kg/m3
- Densitas () gas : 4,475 kg/m3
(Wolfgang Gerhartz, 1991)
Pada kondisi kritis :
- Suhu kritis : -118,574C
- Tekanan kritis : 50,43 bar
- Densitas () : 436,1 kg/m3
Sifat kimia :
Merupakan gas yang tidak dapat terbakar dengan sendirinya.
Bersifat oksidator.
Mempercepat proses pembakaran.
Sedikit larut dalam air.
(Perry, 1984)
c. Argon
Sifat fisis :
Tidak berwarna dan berbau.
Berat molekul 39,948 gr/mol.
Specific Gravity (21,11C ; 1 atm) 1,395.
Pada kondisi STP (standar) :
- Densitas () gas : 1,7836 kg/m3
- Temperatur titik tripel : -189,37C
- Tekanan : 0,687 bar
- Panas laten : 7,03 kcal/kg
Pada tekanan 1 atm :
- Titik didih : -185,86C
- Panas laten : 38,409 kcal/kg
- Densitas () cair : 1392,8 kg/m3
- Densitas () gas : 5,853 kg/m3
(Wolfgang Gerhartz, 1991)
Pada kondisi kritis :
- Suhu kritis : -122,29C
- Tekanan kritis : 48,9 bar
- Densitas () : 537,7 kg/m3
Sifat kimia :
Merupakan gas inert.
Tidak mudah terbakar.
(Perry, 1984)
2.1.2 Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang digunakan adalah :
a. Molecular Sieve
Molecular Sieve (MS) digunakan sebagai filter pada udara proses.
Molecular Sieve ini ditempatkan didalam MS Adsorber. Molecular Sieve
terdiri dari berbagai macam komponen seperti Silicon Oxide, Sodium
Oxide, Aluminium Oxide (non fibrous) dan Magnesium Oxide. Molecular
Sieve ini berfungsi sebagai penyaring molekul air dan Karbon Dioksida.
Molecular Sieve memiliki pori-pori yang besar kecilnya dapat dibuat
sesuai dengan zat apa yang akan diserap. Molekul gas/udara yang lebih
besar dari pori-pori Molecular Sieve akan tertahan. Penyerapan tidak
hanya dengan pori-pori, tetapi juga dengan gaya tarik molekul. Molekul
polar dapat ditarik dengan mudah sehingga tidak dapat lolos. Sehingga
Molecular Sieve hanya dapat dilewati oleh molekul gas Oksigen,
Nitrogen dan Argon. Sedangkan air dan Karbon Dioksida yang memiliki
molekul yang lebih besar akan tertahan. Molecular Sieve ini tidak hanya
digunakan untuk menyerap air dan Karbon Dioksida tetapi juga
impuritas udara lainnya.
b. Alumina Gel (Al2O3)
Pada bagian dasar MS Adsorber terdapat lapisan tambahan Alumina
Gel. Alumina Gel ini berfungsi menyerap air yang masih dapat lolos dari
Molecular Sieve.
c. Minyak Pelumas
Pelumas yang digunakan adalah jenis ISO-46 dan ISO-36 dan Zerice S-
68. Pelumas ini digunakan pada mesin-mesin Air Compressor,
Expansion Turbine dan Recycle Compressor. Pelumas ini disirkulasikan
ke tiap mesin dengan bantuan pompa oli pada tiap mesin.
d. Gas Hidrogen
Gas Hidrogen ini digunakan sebagai pengikat Oksigen pada proses
pemurnian gas Argon.
(H.C. Van Ness,1984)
2.2 Tinjauan Proses
Gas Industri memiliki peran dan fungsi penting dalam dunia industri,
diantaranya digunakan sebagai bahan baku proses seperti oksigen,
nitrogen, argon dan gas-gas lainnya. Selain itu juga dibutuhkan di hampir
seluruh industri seperti pengerjaan logam, metalurgi, industri kimia dan
petrokimia, industri elektronik, kesehatan dan farmasi, industri makanan
dan minuman, pengolahan air, pengolahan limbah, agribisnis dan lain
sebagainya.
Nitrogen merupakan komponen penyusun udara terbesar. Gas ini
merupakan gas inert yang serba guna, contohnya digunakan untuk
mempertahankan rasa makanan kemasan karena dapat mencegah reaksi
kimia yang lain. Selain itu digunakan juga dalam industri sebagai bahan
baku atau sebagai gas inert untuk mencegah reaksi kimia. Beberapa gas
sangat berguna dalam kesehatan, contohnya seperti oksigen. Selain
berperan penting dalam kelangsungan hidup mahluk hidup, oksigen juga
banyak digunakan dalam industri baja dan logam. Selain itu argon yang
memiliki titik didih dan kelarutan yang hampir mirip dengan oksigen juga
banyak digunakan dalam industri. Gas yang sangat inert ini banyak
digunakan dalam industri elektronik sebagai pengisi bola lampu.
Di lain pihak dengan berkembangnya industri modern, timbul pula
suatu bidang baru dalam ilmu keteknikan, yaitu Kriogenika (Cryogenics)
yang berasal dari Yunani yang berarti membuat dingin. Istilah ini
mempunyai cakupan yang luas yang menyangkut pembuatan suhu yang
sangat dingin di bawah -1000C misal hidrogen cair (-2530C), helium cair (-
2690C).
Proses pembuatan oksigen, nitrogen dapat dibuat pada suhu rendah
yaitu dibawah -1000C maka disebut proses Cryogenik (Kriogenik). Proses
ini ditemukan oleh Carl von Linde pada tahun 1895 yang pada prinsipnya
adalah dengan memurnikan udara bebas. Udara bebas atau udara
atmosfer sebagai bahan baku harus dihilangkan pengotor-pengotornya
supaya tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Pengotor itu antara
lain debu, CO2, H2O dan hidrokarbon.
Cara menghilangkan pengotor-pengotor itu antara lain :
1. Cara mekanik, yaitu dengan menggunakan filter udara misalnya
bag filter dengan bahan polimer
2. Cara kimia, yaitu dengan melewatkan udara pada NaOH sehingga
CO2 terikat menjadi NaCO3.
3. Cara adsorbsi, yaitu menggunakan adsorber, missal
menggunakan alumina gel untuk menyerap uap air dan molecular
sieve untuk meyerap CO2.
Proses Pemisahan Udara secara Kriogenik terdiri dari tiga langkah, yaitu :
1. Purifikasi udara yang masuk untuk menghilangkan partikel-partikel
karbondioksida dan air.
2. Refrigerasi dan ekonomisasi dari nilai refrigerasi yang terkandung
pada aliran produk dan waste.
3. Pemisahan dengan proses destilasi.
Suhu kriogenik atau dingin lanjut (super cold) menyebabkan
terjadinya perubahan fundamental dalam sifat-sifat beban bahan tinggi.
Dalam bidang kimia, kriogenik terutama diterapkan pada pembuatan
nitrogen untuk produksi ammonia, di dalam metalurgi dengan penggunaan
oksigen dapat mempercepat (sebanyak 25 persen atau lebih), pembuatan
baja dalam tanur terbuka (open hearth), converter dan bahkan dalam
tanur tinggi dalam pembuatan besi corkasir. Suhu rendah Kriogenika,
sudah sejak lama diterapkan prinsip fundamental dan akhir-akhir ini
diterapkan dalam hal:
a. Kompresi uap dan likuidasi jika suhunya dibawah suhu kritis.
b. Pertukaran kalor di dalam penukar kalor seperti pipa ganda,
refrigerasi.
c. Pendinginan gas kompresi dengan memaksa gas itu melakukan
kerja di dalam mesin ekspansi atau turbin.
d. Pemisahan gas menurut perbedaan tekanan uap pada titik didih
campuran cair.
e. Penyingkiran kontaminan (pengotor) dengan adsorbsi,
pembekuan di permukaan, pembekuan diiringi filtrasi zat cair
Kriogenik dan mencucinya dengan zat cair yang semestinya.
( George T.Austin, 1996)
2.2.1 Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Gas dan
NitrogenCair
Udara dikompresi pada sebuah kompresor kemudian didinginkan dengan
air dan air dingin pada down steam cooler, untuk menghilangkan air dengan
kondensasi. Sesudah udara masuk condensate collector, lalu menuju zeolite
adsorber , dimana uap air, karbondioksida, dan pengotor lain dihilangkan.
Unit ini secara periodik mengalami pergantian adsorber menjadi regenerasi
atau sebaliknya. Dalam heat exchanger, udara didinginkan secara lawan arah
dengan produk gas nitrogen, gas residu dan sebagian dicairkan, kemudian
masuk ke kolom rektifikasi dengan tekanan operasi 6,12 10,2 kg/cm2 ( 5,9
9,8 atm ). Produk bawah oksigen cair didinginkan dengan gas hasil residu pada
subcooler dan umpan masuk menuju bagian low pressure dari kondensor pada
bagian atas kolom rektifikasi.
Residual gas meninggalkan kondensor, kemudian masuk dalam ekspansi .
Dengan kandungan 3 ppm O2 pervolume, produk nitrogen mengandung argon
(tergantung kandungan yang ada dalam udara umpan), hidrogen, dan karbon
monoksida.
Konsumsi energi dari pemisahan udara untuk memproduksi gas nitrogen
dari 0,15 Kwh/m3N2 (kapasitas 10.000 m3/jam) sampai 0,30 Kwh/m3 N2 (1500
m3/jam).
Diagram alir dari Pemisahan Udara secara Kriogenik ini diperlihatkan pada
gambar 5pemisahan udara ini cocok untuk memproduksi gas maupun nitrogen
cair dengan mollecular sieve untuk menghilangkan air dan karbon dioksida.
( Wolfgang Gerhartz, 1991)
Gambar 5.Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Nitrogen
(Wolfgang Gerhartz, 1991)
2.2.2 Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Gas dan
Oksigen Cair
Udara setelah difilter, kemudian dikompresi sekitar 612 714 kg/cm2
(592,45 691,19 atm), lalu didinginkan dan kontak langsung dengan water wash
tower dan masuk plate fin dari reverse heat exchanger, di mana akan didinginkan
lebih lanjut secara lawan arah untuk oksigen produk dan waste nitrogen.
Karbon dioksida dan uap air dihilangkan dari udara dengan kondensasi
pada heat exchanger ini. Beberapa menit, sebagian udara masuk dan waste
nitrogen direverse agar deposit pengotor dapat dibuang dari heat exchanger.
Keadaan plant dikonstruksi bersama unit adsorbsi mollecular sieve pada
tempat reversing heat exchanger. Sesudah karbon dioksida dan uap air
dihilangkan oleh mollecular sieve, kemudian didinginkan oleh waste gas yang
dingin dalam heat exchanger secara lawan arah.
Sebagian udara yang didinginkan dikembalikan melalui cold end dari heat
exchanger sebelum diekspansi pada 0,13 kg/cm2 (0,12 atm) dalam turbin,
kemudian masuk pada bagian atas low pressure coloumn rectifier .
Sebagian udara masuk bagian bawah high pressure coloumn pada
tekanan 0,51 60,612 kg/cm2 (0,49-58-67 atm) di mana disini akan dipisahkan
menjadi gas nitrogen pada puncak dan oksigen cair yang diperkaya (38% O2)
pada bottom.
Gas nitrogen dikondensasi oleh liquid nitrogen dalam kondensor reboiler .
Bagian dari liquid nitrogen ini dikembalikan sebagai refluk pada tower coloumn,
dan sebagian diekspansi masuk ke puncak kolom atas sebagai refluk liquid. Rich
liquid dari kolom bawah diekspansi sebagai umpan dalam kolom atas pada heat
exchanger untuk mengurangi sejumlah vaporasi liquid pada ekspansi.
Langkah untuk memproduksi gas ataupun oksigen cair ini diperlihatkan
pada gambar 6. Pada kolom atas umpan dipisahkan menjadi oksigen murni
(99,6%) pada bottom dan waste gas nitrogen dengan 1 2% oksigen pada
puncak. Adsorber terdiri dari silica gel untuk menghilangkan kandungan
hidrokarbon pada liquid oksigen di kondensor reboiler dan pada rich liquid juga
memastikan bahwa konsentrasi hidrokarbon yang berbahaya tidak terakumulasi
pada proses ini.
( Wolfgang Gerhartz, 1991)
Gambar 6. Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Oksigen
Keterangan gambar :
1. Water Wash Tower
2. Reserve Heat Exchanger
3. Turbin Ekspansi
4. Kolom Rektifikasi Ganda
5. Kondensor Reboiler
6. Heat Exchanger
7. Adsorber
8. Kompresor
9. Filter
(Wolfgang Gerhartz, 1991)
2.2.3 Proses Pendinginan dan Pencairan Udara
Pencairan dihasilkan apabila gas didinginkan pada temperatur
tertentu dan terjadi keseimbangan dua fase antara fase cair dan fase uap.
Pendinginan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Dengan perpindahan panas pada tekanan konstan.
Pada cara ini panas yang masuk temperaturnya lebih rendah
daripada gas yang akan didinginkan, dan biasanya digunakan
sebagai pendingin awal sebelum gas dicairkan dengan 2 metode
lainnya.
2. Dengan ekspansi dalam turbin dan kerja yang dihasilkan.
Ekspansi berlangsung dari tingkat keadaan campuran berkualitas
tinggi. Sedangkan bagi refrigerator sederhana, ekspansi
berlangsung dari satu tingkat keadaan cairan jenuh hingga ke
tingkat keadaan campuran berkualitas rendah.
3. Dengan proses Throttling atau Ekspansi Valve.
Ekspansi suatu campuran berkualitas rendah di dalam suatu katub
Throttling dapat menghasilkan penurunan temperatur, terlihat
bahwa proses ekspansi merupakan cara yang mudah untuk
mendapatkan fluida yang bertemperatur rendah.
(Sumber: H.C. Van Ness,1984)
2.2.4Proses Produksi Oksigen dan Nitrogen
Pada proses produksi oksigen dengan kemurnian tinggi digunakan
proses kriogenik dengan prinsip liquefaksi dan rektifikasi udara. Udara
yang sudah disaring, dikompresi sampai tekanan 520 KPa di dalam
kompresor sentrifugal dan kemudian didinginkan. Setelah air cair yang
terdapat di dalamnya dipisahkan, udara itu dimasukkan ke dalam penukar
kalor pembalik (reversing HE) dan didinginkan sampai mendekati titik
embunnya melalui pertukaran kalor dengan produk gas yang akan keluar.
Dengan mendinginkan udara tersebut, kelembaban yang ada pun
mengalami kondensasi dan mencair melalui dinding-dinding alur penukar
kalor tersebut. Pada suhu yang lebih rendah lagi, karbondioksida pun
membeku dan mencair pula melewati dinding-dinding alur penukar kalor
tersebut. Udara yang keluar dari penukar kalor pembalik (reversing HE)
adalah udara kering dan lebih dari 99% karbondioksidanya sudah keluar.
Untuk mengeluarkan sisa karbondioksida digunakan proses adsorbsi di
dalam adsorber. Udara bersih kemudian dialirkan menuju ke piring
terbawah kolom bawah suatu rektifikator kolom ganda.
Rektifikator kolom ganda tersebut terdiri dari 2 buah kolom destilasi
jenis piring, yang dihubungkan secara termal pada bagian tengah sebuah
penukar kalor yang berfungsi sebagai kondensor dalam kolom bawah dan
pendidih bagi kolom atas. Hal ini disebabkan karena nitrogen yang lebih
mudah menguap daripada oksigen. Pada pendidih kolom atas terdapat
suatu kolom oksigen cair yang mendidih dengan kemurnian tinggi.
Sedangkan pada kondensor kolom bawah, mengkondensasi nitrogen
yang hampir murni.
Nitrogen yang sudah terkondensasi, dibagi menjadi 2 pada waktu
keluar dari kondensor utama. Sebagian dikembalikan sebagai refluk di
kolom bawah dan sebagian lagi diarahkan ke kolom atas melalui pemanas
lanjut nitrogen, juga digunakan sebagai refluk.
Arus zat cair kaya oksigen yang keluar dari dasar kolom bawah dan
setelah didingin-lanjutkan dalam pemanas lanjut nitrogen, lalu dijadikan
arus umpan utama untuk kolom atas. Kedua arus zat cair yang masuk ke
kolom atas didingin-lanjutkan terlebih dahulu untuk mengurangi
pengkilatan (flashing) apabila zat tersebut masuk ke dalam kolom atas
yang bertekanan lebih rendah.
Produk oksigen keluar sebagai uap jenuh dari kondesor utama dan
produk nitrogen dengan kemurnian tinggi keluar sebagai uap jenuh dari
puncak kolom atas. Gas yang tersisa dikeluarkan sebagai arus limbah
nitrogen dengan kemurnian rendah dari kolom atas, beberapa piring di
bawah piring teratas. Arus oksigen dan arus nitrogen tersebut dipanas-
lanjutkan sampai 100 K dalam pemanas-lanjutnya masing-masing dan
diteruskan ke dalam penukar kalor pembalik untuk dipanaskan sampai
suhu kamar dengan pertukaran kalor dengan udara masuk.
( George T. Austin, 1996)
2.2.5Jenis- Jenis Kolom Distilasi Pada Pemisahan Oksigen dan Nitrogen
2.2.5.1Kolom Tunggal Linde
Sistem Linde kolom tunggal (gambar 7) mulai digunakan pada tahun 1902,
merupakan sistem pemisahan udara yang paling sederhana. Uap air dan
karbondioksida dihilangkan dari udara setelah dikompresi secara isothermal,
kemudian udara dilewatkan melalui precooling heat exchanger. Udara dari
precoling heat exchanger selanjutnya didinginkan lebih lanjut melalui bagian
bawah coil, yang berfungsi sebagai reboiler.
Pada proses selanjutnya, aliran udara diekspansikan dengan throttling
valve Joule Thompson sebelum dimasukkan ke dalam kolom. Jika diinginkan
gas oksigen sebagai produk akhir, maka udara masukan harus dikompresi
sampai tekanan 3 6 mpa. Jika produk akhir adalah oksigen cair, maka
diperlukan kompresi sampai tekanan 20 mpa. Permasalahan utama dari sistem
linde kolom tunggal ini adalah terlalu banyak oksigen yang hilang melaui sistem
aliran buangan nitrogen.
Gambar 7. Sistem Linde Kolom Tunggal
Keterangan gambar :
a. Kompresor d. Boiler
b. CO2 dan Water Removal e. Kolom Pemisah
c. Heat Exchanger f. Valve Joule Thompson
Umpan yang berupa udara ditekan oleh kompresor kemudian uap air dan
karbondioksida yang ada dalam udara dihilangkan. Udara lebih lanjut didinginkan
dalam heat exchanger (boiler d) yang diletakkan di bagian bawah kolom dan
kemudian diekspansikan melalui valve Joule Thompson. Pertukaran panas di
dalam boiler menghasilkan uap yang kemudian naik keatas kolom. Liquid yang
terbentuk masuk ke puncak kolom kemudian turun. Uap yang ada di puncak
kolom akan dikembalikan melalui heat exchanger, kemudian digunakan untuk
mendinginkan umpan masuk. Dengan menggunakan prinsip destilasi pada
sejumlah plate di kolom atas, maka liquid atau gas oksigen dapat dihasilkan.
(Wolfgang Gerhartz, 1988)
2.2.5.2 Kolom Ganda Linde
Sistem ini ditemukan pada tahun 1910, bertujuan untuk memecahkan
permasalahan kehilangan oksigen dalam aliran buangan nitrogen pada sistem
linde kolom tunggal. Pada sistem kolom ganda, ditempatkan 2 buah kolom yang
disusun saling bertumpuk. Kolom bawah biasanya dioperasikan pada tekanan
0,5 0,6 Mpa, sedangkan kolom atas dioperasikan pada tekanan 0,13 0,14
Mpa. Perbedaan tekanan dalam kolom ini menyebabkan adanya perbedaan
temperatur diantara 2 kolom yang memungkinkan pengoperasian kondensor
reboiler yang ditempatkan diantara kedua kolom tersebut.
Dengan pengaturan ini, uap nitrogen dari kolom bawah akan terkondensasi
pada temperatur -95 oC, sedangkan cairan oksigen di dalam kolom atas akan
menguap pada temperatur -90 oC. Kondensat nitrogen dari kolom bawah ini akan
dipakai sebagai refluk.
Sistem linde kolom ganda (gambar 8) bekerja seperti pada sistem linde
kolom tunggal, perbedaannya hanya terdapat pada adanya penambahan bagian
rektifikasi. Dalam sistem linde kolom ganda, udara masuk dari bagian tengah
kolom. Sebagian dari aliran produk nitrogen cair dari kolom bawah diekspansikan
ke kolom atas sebagai refluk, sedangkan udara cair dari reboiler kolom bawah
juga diekspansikan dengan throttling valve sebagai umpan ke bagian tengah
kolom atas.
Gambar 8. Sistem Linde Kolom Ganda
Keterangan gambar :
a. Kompresor
b. CO2 dan Water Removal
c. Heat Exchanger
d. Boiler
e. Kolom Pemisah
f. Valve Joule Thompson
g. Kondensor Reboiler
h. Sub Cooler
Aliran umpan yang masuk ke dalam kompresor (a) kandungan air dan
karbondioksida dihilangkan seperti pada kolom tunggal. Umpan melalui heat
exchanger kemudian menuju ke boiler yang terdapat di kolom bawah, dimana
aliran uap lebih lanjut akan didinginkan. Uap yang ada di kolom bawah adalah
hasil dari cairan yang ada di dalam boiler umpan. Umpan kemudian
diekspansikan melalui valve Joule Thompson, kemudian masuk pada tengah
kolom bawah dengan tekanan operasi 0,5 0,6 atm.
Sebagian liquid yang ada dalam boiler pada kolom bawah diekspansikan
melalui valve Joule Thompson, kemudian masuk ke bagian tengah kolom atas,
tekanan operasinya 0,13 0,14 atm. Komposisi liquid dalam boiler kira kira 36
39 % oksigen. Pada tekanan 0,51 atm, titik didih liquid oksigen murni pada 0,13
atm adalah 92,7 K. Oleh karena, liquid oksigen diatas kolom dapat digunakan
untuk mengkondensasi liquid oksigen di kolom bawah.
(Wolfgang Gerhartz, 1988)
2.2.5.3 Packed Tower
Packed Tower adalah alat pemisah berupa kolom yang bagian dalamnya
berisi tumpukan packing sebagai alat kontak baik yang tersusun beraturan
(regular packing) maupun yang tidak beraturan (random packing). Walaupun
harganya relatif lebih mahal, regular packing banyak disukai dibandingkan
dengan random packing, sebab regular packing memberikan kelebihan sebagai
berikut :
a. Pressure drop rendah
b. Effisiensi lebih tinggi
c. Kapasitas besar
141
Packed tower, lebih baik dan cocok digunakan sebagai alat pemisah jika :
a. Diameter kolom kurang dari 3 feet
b. Operasi dilakukan pada tekanan vacuum dengan pressure drop rendah.
c. Campuran yang akan dipisahkan bersifat korosif, cenderung mudah
membentuk buih dan cairan umpan tidak terdispersi padatan.
Gambar 9. Packed Tower
Sebagai alat kontak, packing harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Luas permukaan bidang kontak tiap satuan volume packing cukup
besar.
b. Tumpukan packing dalam kolom harus memberikan rongga yang cukup.
c. Permukaan packing mudah terbasahi
d. Tahan terhadap bahan yang bersifat korosif
e. Ringan, kuat dan tidak mudah pecah.
Perbedaan yang cukup mendasar antara Tray tower dan Packed tower
sebagai alat pemisah, setidaknya dilihat dari empat hal :
1. Alat kontak yang digunakan
a. Pada tray tower digunakan tray atau plate.
b. Pada packed tower digunakan packing (pall ring) atau bahan isian
sebagai alat kontak.
2. Arah aliran kontak fase
a. Pada tray tower, kontak fase terjadi karena arus silang (cross flow)
b. Pada packed tower, kontak fase terjadi karena arus lawan arah (counter
current)
3. Proses perpindahan massa
a. Pada tray tower, perpindahan massa terjadi disetiap tray di sepanjang
kolom.
b. Pada packed tower, perpindahan massa terjadi disetiap titik permukaan
bidang basah dari packing.
4. Kemungkinan terwujudnya kesetimbangan
a. Pada tray tower, kesetimbangan terjadi disetiap tray di sepanjang kolom.
b. Pada packed tower, kesetimbangan terjadi pada kolom packing.
(Brown, 1978)
BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1 Persiapan Bahan
3.1.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam PT Samator adalah udara bebas
yang didapat dari lingkungan pabrik. Bahan baku sebelum masuk ke proses
terlebih dahulu dilakukan penanganan pendahuluan, yaitu dengan dilakukan
filtrasi atau penyaringan menggunakan Filter udara.
3.1.2 Bahan Pembantu
1) Molecullar sieve
Merupakan zeolit buatan dengan pori-pori yang sangat kecil
digunakan sebagai adsorber CO2 (menyerap CO2 agar tidak terbentuk dry ice
di pipa atau exchanger yang menyebabkan penyumbatan). Molecular Sieve
terdiri dari berbagai macam komponen seperti Silicon Oxide, Sodium Oxide,
Aluminium Oxide (non fibrous) dan Magnesium Oxide. Tipe molecular sieve
yang terdapat di pasaran antara lain : 3A (potassium), 4A (sodium), 8A / 10 X
(kalsium), serta 9A / 13 X (sodium), yang masing-masing memiliki fungsi
serta ukuran yang berbeda. Molecular sieve yang digunakan adalah tipe 13 X
dengan diameter pori-pori 10 (1 nm), tipe struktur kristalnya body center
cubic dan warnanya beige.
Molecullar sieve sebelum digunakan biasanya disimpan dalam drum.
Pemasukan molecullar sieve dalam MS tower dilakukan hingga molecular
sieve hampir memenuhi MS tower, setelah penuh waste nitrogen dialirkan
masuk MS tower untuk membersihkan debu yang menempel pada molecullar
sieve.
2) Alumina Gel (Al2O3)
Alumina gel yang digunakan adalah actived alumina yang berbentuk
kristal berpori. Alumina Gel ini berfungsi menyerap air yang masih dapat lolos
dari Molecular Sieve. Macam-macam gas yang dapat dikeringkan : Udara,
argon, helium, hydrogen, metana, etana, propane, asetilen, dan uap air.
Alumina gel sebelum digunakan biasanya disimpan dalam drum yang
didalamnya dilapisi plastik.
3) Perlite
Perlite merupakan serbuk kaca yg sangat lembut dan sangat ringan
sebagai isolator untuk mempertahankan suhu agar tetap terjaga pada
coldbox dan Air Exchanger. Sebelum dipakai, perlite disimpan dalam karung
karung dan perlite harus dalam keadaan kering saat dipakai.
4) Minyak Pelumas atau oli
Pelumas yang digunakan adalah jenis ISO-46 dan ISO-36 dan Zerice
S-68. Pelumas ini digunakan pada Air Compressor, Expansion Turbine, dan
Recycle Compressor. Pelumas ini disirkulasikan ke tiap mesin dengan
bantuan pompa oli pada tiap mesin.
5) Gas Hidrogen
Gas Hidrogen ini digunakan sebagai pengikat Oksigen pada proses
pemurnian gas Argon. Kebutuhan gas hidrogen diperoleh dari unit lain di PT
Samator yaitu Unit Hidrogen. Proses pembuatan hidrogen di PT. Samator ini
digunakan proses cracking atau steam reforming . Bahan baku utama yang
digunakan adalah LNG (Liquified Natural Gas) dan demineralized water.
Salah satu keuntungan dari proses cracking atau steam reformer dari LNG
(Liquified Natural Gas) adalah pemanfaatan waste gas untuk pembuatan CO2
liquid.
3.2 Tahapan Proses
Secara garis besar pembentukan produk dalam pabrik Samator terdiri
dari tiga tahap, yaitu :
1. Langkah persiapan bahan baku
2. Langkah pembentukan produk
3. Langkah pemurnian produk argon
3.2.1 Langkah Persiapan Bahan Baku
Langkah persiapan bahan baku dilakukan dengan tujuan yaitu :
Memfilter partikel debu yang terbawa oleh udara umpan
Menyerap uap air, CO2 dan hidrokarbon pada udara umpan
Mendapatkan kondisi udara jenuh siap mencair yang akan digunakan
sebagai umpan di High Pressure Column (H