100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

11
Anatomi dan Fisiologi Sistem Lakrimalis Apparatus Lakrimalis Sistem lakrimalis mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan drainase air mata, apparatus lakrimalis terdiri dari 2 bagian (Vaughan, 2004): 1) Komponen sekresi, yang terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai unsur pembentuk cairan air mata, yang disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata. 2) Komponen ekskresi, yang mengalirkan sekret ke dalam hidung, terdiri dari kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis. Gambar 1: Apparatus Lakrimalis (Sumber: Netter’s Atlas of Human Anatomy)

description

anatomi

Transcript of 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

Page 1: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

Anatomi dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

Apparatus Lakrimalis

Sistem lakrimalis mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan drainase

air mata, apparatus lakrimalis terdiri dari 2 bagian (Vaughan, 2004):

1) Komponen sekresi, yang terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai unsur

pembentuk cairan air mata, yang disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata.

2) Komponen ekskresi, yang mengalirkan sekret ke dalam hidung, terdiri dari kanalikuli,

sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis.

Gambar 1: Apparatus Lakrimalis (Sumber: Netter’s Atlas of Human Anatomy)

Page 2: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

Gambar 2: Apparatus Lakrimalis (Sumber: Netter’s Atlas of Human Anatomy)

Sistem Sekresi Air Mata

1. Kelenjar Lakrimalis

Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimal yang terletak di fossa glandulae

lakrimalis di kuadran temporal atas orbita. Duktus kelenjar ini mempunyai panjang berkisar 6-12

mm, berjalan pendek menyamping di bawah konjungtiva (Vaughan, 2004).

Kelenjar yang berbentuk kenari ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator menjadi

(Khurana AK, et al, 2007):

a) Lobus orbita yang berbentuk kenari dan lebih besar, terletak di dalam fossa glandulae

lakrimalis di segmen temporal atas anterior orbita yang dipisahkan dari bagian palpebra

oleh kornu lateralis muskulus levator palpebrae. Untuk mencapai bagian kelenjar ini

dengan pembedahan, harus diiris kulit, muskulus orbikularis okuli, dan septum orbita.

b) Lobus palpebra yang lebih muara ke forniks temporal superior. Bagian palpebra yang lebih

kecil terletak tepat di atas segmen temporal forniks konjungtiva superior. Duktus

sekretorius lakrimal, yang bermuara pada sekitar 10 lubang kecil, yang menghubungkan

bagian orbita dan bagian palpebra kelenjar lakrimal dengan forniks konjungtiva superior.

Pengangkatan bagian palpebra kelenjar akan memutus semua saluran penghubung dan

mencegah seluruh kelenjar bersekresi. Lobus palpebra kadang-kadang dapat dilihat

Page 3: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

dengan membalikkan palpebra superior.

Persarafan kelenjar-utama datang dari nucleus lakrimalis di pons melalui nervus

intermedius dan menempuh suatu jaras rumit cabang maxillaris nervus trigeminus. Denervasi

adalah konsekuensi yang sering terjadi pada neuroma akustik dan tumor-tumor lain di sudut

cerebellopontin (Khurana AK, et al, 2007).

2. Kelenjar Lakrimal Aksesorius

Meskipun hanya sepersepuluh dari massa kelenjar utama, kelenjar lakrimal aksesorius

mempunyai peranan penting. Struktur kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan kelenjar

utama, tetapi tidak memiliki ductulus. Kelenjar - kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva, ter-

utama di forniks superior Sel-sel goblet uniseluler, yang juga tersebar di konjungtiva, mensekresi

glikoprotein dalam bentuk musin. Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di tepian

palpebra memberi lipid pada air mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang

juga ikut membentuk film air mata (Khurana AK, et al, 2007).

Sekresi kelenjar lakrimal dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata

mengalir berlimpah melewati tepian palpebra (epifora). Kelenjar lakrimal aksesorius dikenal

sebagai “pensekresi dasar". Sekret yang dihasilkan normalnya cukup untuk memelihara

kesehatan kornea. Hilangnya sel goblet berakibat mengeringnya kornea meskipun banyak air

mata dari kelenjar lakrimal (Vaughan, 2004).

Sistem Ekskresi Air Mata

Sistem ekskresi terdiri atas punctum, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus

nasolakrimalis (Vaughan, 2004).

1. Punctum Lakrimalis

Ukuran punctum lakrimalis dengan diameter 0,3 mm terletak di sebelah medial bagian

superior dan inferior dari kelopak mata. Punctum relatif avaskular dari jaringan

sekitarnya, selain itu warna pucat dari punctum ini sangat membantu jika ditemukan

adanya sumbatan. Punctum lakrimalis biasanya tidak terlihat kecuali jika kelopak mata

dibalik sedikit. Jarak superior dan inferior punctum 0,5 mm, sedangkan jarak masing-

masing ke kantus medial kira-kira 6,5 mm dan 6,0 mm. Air mata dari kantus medial

masuk ke punctum lalu masuk ke canalis lakrimalis.

Page 4: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

2. Kanalikuli Lakrimalis

Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat kecil, bernama

puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral

lakrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan naik,

dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke

bawah menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian

hampir horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan

disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan

membentuk sejenis sfingter.

3. Sakus Lakrimalis (Kantung Lakrimal)

Merupakan ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam

cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus frontalis

maksila. Bentuk sakus lakrimalis oval dan ukuran panjangnya sekitar 12-15 mm; bagian

ujungnya membulat, bagian bawahnya berlanjut menjadi duktus nasolakrimal.

4. Duktus Naso Lakrimalis

Kanal membranosa, panjangnya sekitar 18 mm, yang memanjang dari bagian bawah

lacrimal sac menuju meatus inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu

orifisium, dengan katup yang tidak sempurna, plica lakrimalis (Hasneri), dibentuk oleh

lipatan membran mukosa. Duktus nasolakrimal terdapat pada kanal osseus, yang

terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan konka nasal inferior.

Setiap kali berkedip, palpebra menutup seperti ritsleting, mulai dari lateral,

menyebarkan air mata secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke dalam sistem

ekskresi pada aspek medial palpebra. Pada kondisi normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan

yang kira-kira sesuai dengan kecepatan penguapannya. Dengan demikian, hanya sedikit yang

sampai ke sistem ekskresi. Bila sudah memenuhi sakus konjungtivalis, air mata akan

memasuki puncta sebagian karena sedotan kapiler. Dengan menutup mata, bagian khusus

orbicularis pratarsal yang mengelilingi ampula akan mengencang untuk mencegahnya keluar.

Bersamaan dengan itu, palpebra ditarik ke arah crista lakrimalis posterior, dan traksi fascia yang

mengelilingi sakus lakrimalis berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan

negatif di dalam sakus. Kerja pompa dinamik ini menarik air mata ke dalarn sakus, vang kemudian

berjalan melalui duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan, ke

Page 5: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

dalam meatus inferior hidung. Lipatan-lipatan serupa katup milik epitel pelapis sakus cenderung

menghambat aliran balik udara dan air mata. Yang paling berkembang di antara lipatan ini adalah

“katup” Hasner di ujung distal duktus nasolakrimalis. Struktur ini penting karena bila tidak

berlubang pada bayi, menjadi penyebab obstruksi kongenital dan dakriosistitis menahun (Vaughan,

2004).

Gambar 3: Anatomi Sistem Drainase Lakrimal (Sumber: Kanski Clinical Ophthalmology)

Page 6: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

Gambar 4: Fisiologi Sistem Drainase Lakrimal (Sumber: Kanski Clinical Ophthalmology)

Air Mata

Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7-10 um Yang menutupi epitel kornea dan

konjungtiva. Fungsi lapisan ultra-tipis ini adalah (Vaughan, 2004):

1) Membuat kornea menjadi permukaan optik yang licin dengan meniadakan ketidakter-

aturan minimal di permukaan epitel

2) Membasahi dan melindungi permukaan epitel kornea dan konjungtiva yang lembut

3) Menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan pembilasan mekanik dan efek

antimikroba

4) Menyediakan kornea berbagai substansi nutrien yang diperlukan.

Lapisan-Lapisan Film Air Mata

Film air mata terdiri atas tiga lapisan (Vaughan, 2004):

1. Lapisan superfisial adalah film lipid monomolekular yang berasal dari kelenjar meibom.

Diduga lapisan ini menghambat penguapan dan tnembentuk sawar kedap-air saat palpebra

ditutup.

2. Lapisan akueosa tengah yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimal mayor clan minor;

mengandung substansi larut-air (garam dan protein).

3. Lapisan musinosa dalam terdiri atas glikoprotein dan melapisi sel-sel epitel kornea dan

konjungtiva. Membran sel epitel terdiri atas lipoprotein dan karenanya relatif hidrofobik.

Permukaan yang demikian tidak dapat dibasahi dengan larutan berair saja. Musin diadsorpsi

sebagian pada membran sel epitel kornea dan oleh mikrovili ditambatkan pada sel-sel epitel

Page 7: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

permukaan. Ini menghasilkan permukaan hidrofilik baru bagi lapisan akuosa untuk menyebar

secara merata ke bagian yang dibasahinya dengan cara menurunkan tegangan permukaan.

Gambar 5: Tiga Lapisan Film Air Mata yang Melapisi Lapisan Epitel Superfisial di Kornea

(Sumber: Vaughan’s General Ophthalmology)

Page 8: 100146068 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Lakrimalis

Komposisi Air Mata

Volume air mata normal diperkirakan 7 ± 2 µL di setiap mata. Albumin mencakup 60%

dari protein total air rnata; sisanya globulin dan lisozim yang berjumlah sama banyak. Terdapat

imunoglohulin IgA, IgG, dan IgE. Yang paling banyak adalah IgA, yang berbeda dari IgA serum

karena bukan berasal dari transudat serum saja; IgA juga di produksi sel-sel plasma di dalam

kelenjar lakrimal. Pada keadaan alergi tertentu, seperti konjungtivitis vernal, kosentrasi IgE

dalam cairan air mata meningkat. Lisozim air mata menvusun 21-25% protein total, bekerja secara

sinergis dengan gamma globulin dan faktor anti bakteri non-lisozim lain, membentuk mekanisme

pertahanan penting terhadap infeksi. Enzim air mata lain juga bisa berperan dalam diagnosis

berbagai kondisi klinis tertentu, misalnya, hexoseaminidase untuk diagnosis penyakit Tay-Sachs

(Vaughan, 2004).

K+, Na+, dan CI- terdapat dalam kadar yang lebih tinggi di air mata daripada di plasma. Air

mata juga mengandung sedikit glukosa (5 mg/dL) dan urea (0,04mg/dL). Perubahan kadar dalam

darah sebanding dengan perubahan kadar glukosa dan urea dalam air mata. pH rata-rata air mata

adalah 7,35, meskipun ada variasi normal yang besar (5,20-8,35). Dalam keadaan normal, air

mata bersifat isotonik. Osmolalitas film air mata bervariasi dari 295 sampai 309 mosm/L

(Vaughan, 2004).