1. Makalah Hipertensi
-
Upload
mukhlidahhanunsiregar -
Category
Documents
-
view
287 -
download
2
Transcript of 1. Makalah Hipertensi
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
1/78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
American Society of Hypertension (ASH) mendefinisikan hipertensi
sebagai suatu sindrom kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi
lain yang kompleks dan saling berhubungan, yang dapat menimbulkan berbagai
komplikasi, misalnya stroke, gagal ginjal, dan hipertrofi ventrikel kanan (Bustan
MN, 2007).
Menurut Lancet (2008) jumlah penderita hipertensi di dunia akan terus
meningkat. Di India, jumlah penderita hipertensi pada tahun 2002 mencapai 60,4
juta orang dan diperkirakan meningkat menjadi 107,3 juta orang di tahun 2025.
Di Cina diperkirakan meningkat dari 98,5 juta orang menjadi 151,7 juta orang,
di bagian Asia peningkatannya dari 38,4 juta orang menjadi 67,4 juta orang. Di
negara berkembang diperkirakan sekitar 80% pada tahun 2025. Prediksi ini
berdasarkan pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini.
Di Indonesia 15 juta orang mengalami hipertensi, tetapi hanya 4% yang
merupakan hipertensi terkontrol, 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya
tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk
menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor
risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (Armilawaty, 2007).
Apabila penyakit ini tidak terkontrol, maka akan menyerang organ target,
dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta
kebutaan. Data Riskesdas (2010) juga menyebutkan hipertensi sebagai penyebab
kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%
dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes, 2010).
B. Tujuan
Melalui makalah ini akan dibahas mengenai definisi hipertensi,
klasifikasi hipertensi, etiologi, pathogenesis, tanda dan gejala, faktor resiko,
komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaan penyakit hipertensi.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
2/78
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA HIPERTENSI
A.
Pengertian Hipertensi
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding arteri ketika
darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah merupakan
gaya yang diberikan darah pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini
bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan darah
pada arteri besar bervariasi menurut denyutan jantung. Tekanan inipaling
tinggi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika
ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik).27,41
Ketika jantung memompa darah melewati arteri, darah menekan
dinding pembuluh darah. Mereka yang menderita hipertensi mempunyai
tinggi tekanan darah yang tidak normal. Penyempitan pembuluh nadi atau
aterosklerosis merupakan gejala awal yang umum terjadi pada hipertensi.
Karena arteri-arteri terhalang lempengan kolesterol dalam aterosklerosis,
sirkulasi darah melewati pembuluh darah menjadi sulit. Ketika arteri-arteri
mengeras dan mengerut dalam aterosklerosis, darah memaksa melewati jalam
yang sempit itu, sebagai hasilnya tekanan darah menjadi tinggi.14,28-30,32
Tekanan darah digolongkan normal jika tekanan darah sistolik tidak
melampaui 140 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak melampaui 90
mmHg dalam keadaan istirahat, sedangkan hipertensi adalah tekanan darah
tinggi yang bersifat abnormal. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia,
sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Secara
umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan
darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik
(ditulis 140/90).27,29,30,32
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan
pada arteri. Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, dimana
tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
3/78
sehingga hipertensi ini berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik dan tekanan
diastolik. Standar hipertensi adalah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90
mmHg.30
Tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama
dengan 150-180 mmHg. Tekanan diastolik biasanya juga akan meningkat dan
tekanan diastolik yang tinggi misalnya 90-120 mmHg atau lebih, akan berbahaya
karena merupakan beban jantung.27
Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah
sama dengan atau lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
sistolik/diastolik 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).6
Menurut Jan A. Staessen, et.al., Seseorang dikatakan hipertensi
apabila tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmHg atau tekanan darah diatolik
(TDD) 90 mmHg. Beberapa tahun lalu WHO memberi batasan TDS 130 -
139 mmHg atau TDD 85 - 89 mmHg sebagai batasan normal tinggi. Dengan
makin banyaknya penelitian tentang komplikasi hipertensi terhadap
Kardiovaskuler dan Ginjal, maka ditetapkan batasan tekanan darah untuk
hipertensi semakin rendah. Vasum et.al. dalam penelitiannya bahwa tekanan
darah normal tinggi (prehipertensi) yaitu sistolik 130 s/d 139 mmHg, distolik 85
s/d 89 mmHg mempunyai risiko tinggi untuk kejadian kardiovaskuler
dibandingkan dengan kelompok tekanan darah optimal sistolik
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
4/78
otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan Gagal Ginjal,
Penyakit Pembuluh lain, Diabetes Mellitus dan lain-lain.2,3
Hipertensi dianggap sebagai faktor risiko utama stroke, dimana
stroke merupakan penyakit yang sulit disembuhkan dan mempunyai dampak
yang sangat luas terhadap kelangsungan hidup penderita dan keluarganya.
Hipertensi sistolik dan distolik terbukti berpengaruh pada stroke. Dikemukakan
bahwa penderita dengan tekanan diastolik di atas 95 mmHg mempunyai risiko
dua kali lebih besar untuk terjadinya infark otak dibanding dengan tekanan
diastolik kurang dari 80 mmHg, sedangkan kenaikan sistolik lebih dari 180
mmHg mempunyai risiko tiga kali terserang stroke iskemik dibandingkan
dengan dengan tekanan darah kurang 140 mmHg. Akan tetapi pada penderita
usia lebih 65 tahun risiko stroke hanya 1,5 kali daripada normotensi.5,8
Dalam penulisannya tekanan darah (misalnya 120/80 mmHg) didasarkan
pada dua fase dalam setiap denyut jantung, yaitu sistolik (nilai yang lebih tinggi
(120mmHg) yang menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan
diastolic (nilai yang lebih rendah (80mmHg) menunjukkan fase darah yang
kembali ke jantung.
B.
Klasifikasi
Hipertensi memerlukan pengobatan untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskuler dan ginjal, serta komplikasi hipertensi dengan
menurunkan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Terapi non farmakologi
dapat dimulai sebelum atau bersama-sama obat farmakologi.8
Tabel 2.1. Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Dari InternationalSociety of Hypertension (ISH) For Recently Updated WHO tahun 2003
Kategorik Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 Dan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
5/78
Selain data mengenai klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa, juga diperoleh
klasifikasi tekanan darah pada anak dan remaja, seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.2. Klasifikasi Hipertensi pada anak dan Remaja hingga Usia 17 tahun
Klasifikasi Tekanan darah
Normal < 90
Pre Hipertensi 90 persentil - 120/80 mmHg walaupun tekanan darah tidak berada
di antara 90 -95 persentil
Hipertensi Tingkat 1 95 persentil plus 5 mmHg
Hipertensi Tingkat 2 >99 persentil plus 5 mmHgSumber:National High Blood Pressure Education Program Working Group, 2005
Menurut Linda Brookes, The update WHO/ISH hypertension guideline,
yang merupakan divisi dari National Institute of Health di AS secara berkala
mengeluarkan laporan yang disebut Joint National Committee on Prevention,
Detectioan, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Laporan
terakhir diterbitkan pada bulan Mei 2003, memberikan resensi pembaharuan
kepada WHO/ISH tentang kriteria hipertensi yang dibagi dalam empat
kategori yaitu optimal, normal dan normal tinggi/prahipertensi, kemudian
hipertensi derajat I, hipertensi derajat II dan hipertensi derajad III.33
Prahipertensi, jika angka sistolik antara 130-139mmHg atau angka
diastolik antara 85-89 mmHg. Jika orang menderita prahipertensi maka risiko
untuk terkena hipertensi lebih besar. Misalnya orang yang masuk kategori
prahipertensi dengan tekanan darah130/85 mmHg-139/89 mmHg mempunyai
kemungkinan dua kali lipat untuk mendapat hipertensi dibandingkan dengan
yang mempunyai tekanan darah lebih rendah. Jika tekanan darah Anda masuk
dalam kategori prahipertensi, maka dianjurkan melakukan penyesuaian pola
hidup yang dirancang untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal.8,33
Hipertensi derajat I. Sebagian besar penderita hipertensi termasuk
dalam kelompok ini. Jika kita termasuk dalam kelompok ini maka perubahan
pola hidup merupakan pilihan pertama untuk penanganannya. Selain itu juga
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
6/78
dibutuhkan pengobatan untuk mengendalikan tekanan darah.13,33,34,35
Hipertensi derajat II dan derajat III. Mereka dalam kelompok ini
mempunyai risiko terbesar untuk terkena serangan jantung, stroke atau
masalah lain yang berhubungan dengan hipertensi. Pengobatan untuk setiap
orang dalam kelompok ini dianjurkan kombinasi dari dua jenis obat tertentu
dibarengi dengan perubahan pola hidup.13,33,34
Menurut Sunarta Ann dan peneliti lain, hipertensi menurut penyebabnya
dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer/Essensial. Artinya hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor yang diduga turut berperan
sebagai penyebab hipertensi primer seperti bertambahnya umur, stress
psikologis, dan hereditas/keturunan. Sekitar 90 % pasien hipertensi
diperkirakan termasuk dalam kategori ini (Wibowo,1999).
2. Hipertensi Sekunder. Artinya penyebab boleh dikatakan telah pasti yaitu
hipertensi yang diakibatkan oleh kerusakan suatu organ. Yang termasuk
hipertensi sekunder seperti : hipertensi jantung, hipertensi penyakit
ginjal, hipertensi penyakit jantung dan ginjal, hipertensi diabetes melitus, dan
hipertensi sekunder lain yang tidak spesifik.36Selain itu bisa dari kelainan
pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid atau penyakit kelenjr
adrenal, kejadian ini mencapai 10%. (Sheps, 2005).
Sedangkan menurut bentuknya, hipertensi terbagi dalam tiga bagian yaitu
1. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada
anak-anak dan dewasa muda.
2. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan
tekanan darah pada sistol dan diastol.
3. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan
sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan
pada usia lanjut. (Gunawan, 2001).
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
7/78
C.
Etiologi Hipertensi
Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan
denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka
peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat
menyebabkan hipertensi.
Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan
abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut
jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme.
Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh
penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi
(Astawan,2002)
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan
aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal.
Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik
akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
Peningkata preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik (
Amir,2002)
Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat
terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau
responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua
hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan
Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih kuat dan
dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong
darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan
dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan
diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri
mungkin mulai mengalami hipertrifi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
8/78
ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus mampu
memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tesebut.
Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga mulai tegang melebihi panjang
normalnya yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan
volume sekuncup.( Hayens, 2003 ).
D.
Pathogenesis Hipertensi
Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem
sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan
dukungan dari arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja tersebut
dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi
merupakan abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan
peningkatan curah jantung dan/atau ketahanan periferal.36
Excess Reduce Genetic Endotelium
sodium nephrone Stress alteration Obesity derivedintake number factors
Renal Decreased Sympathetic Renin - Cell Hypersodium filtration nervous angiotensin membrane insulinemia
retention surface overactivity excess alteration
Fluid Venous
volume constiction
Preload Contractability Functional Structural
constriction hypertrophy
BLOOD PRESURE = CARDIAC OUTPUT X PERIPHERAL RESISTANCEHypertension = Increased CO And/or and/or Increased PR
Autoregulation
Gambar 2.1. Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
9/78
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin,2001).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi
epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus
keadaan hipertensi ( Dekker, 1996 )
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat,
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
10/78
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Corwin,2001).
E.
Gejala dan Tanda Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler,
dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan
azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien
yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ).
Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang
mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-
tahun berupa:29
a.Nyeri kepala saat terjaga, kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan
darah intrakranium.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
c.
Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
d.Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi
komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang umumnya
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
11/78
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala,
keluaran darah dari hidung tiba-tiba, tengkuk terasa pegal (Wiryowidagdo, 2002)
telingaberdengung, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang37
.
F.
Diagnosis Hipertensi
Menurut Slamet Suyono, evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga
tujuan:6
a. Mengidentifikasi penyebab hipertensi.
b. Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskuler,
beratnya penyakit, serta respon terhadap pengobatan.
c. Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskuler yang lain atau
penyakit penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut menentukan
panduan pengobatan.
Data yang diperlukan untuk evaluasi tersebut diperoleh dengan cara
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
penunjang. Peninggian tekanan darah kadang sering merupakan satu-satunya
tanda klinis hipertensi sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah yang
akurat. Berbagai faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran seperti faktor
pasien, faktor alat dan tempat pengukuran.6
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama
menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti
penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler dan lainnya. Apakah
terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, gejala yang berkaitan dengan
penyakit hipertensi, perubahan aktifitas atau kebiasaan (sepert i merokok,
konsumsi makanan, riwayat dan faktor psikososial lingkungan keluarga,
pekerjaan, dan lain-lain).
Pemeriksaan fisik dilakukan melalui pengukuran tekanan darah dua kali
atau lebih dengan jarak dua menit, kemudian diperiksa ulang dengan
kontrolatera.37
Proses pengukuran ini harus memperhatikan kondisi pasien,
pemeriksa, dan alat ukurnya. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan dalam
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
12/78
menegakkan diagnosis hipertensi seseorang dari pemeriksaan laboratorium sampel
darah dan urin.
G.
Pengukuran Tekanan Darah
Menurut Roger Watson, tekanan darah diukur berdasarkan berat volume
air raksa yang harus ditanggungnya. Tingginya dinyatakan dalam millimeter.
Tekanan darah arteri yang normal adalah 110-120 mmHg (sistolik) dan 65-80
mmHg (diastolik). Alat pengukurtekanan darah disebut spignomanometer. Ada
beberapa jenis spignomanometer, tetapi yang paling umum terdiri dari sebuah
manset karet, yang dibalut dengan bahan yang difiksasi disekitarnya secara
merata tanpa menimbulkan konstriksi. Sebuah tangan kecil dihubungkan dengan
manset karet ini. Dengan alat ini, udara dapat dipompakan kedalamnya,
mengembangkan manset karet tersebut dan menekan akstremita dan pembuluh
darah yang ada didalamnya. Bantalan ini juga dihubungkan juga dengan
sebuah manometer yang mengandung air raksa sehingga tekanan udara
didalamnya dapat dibaca sesuai skala yang ada. 9,27
Untuk mengukur tekanan darah, manset karet difiksasi melingkari
lengan dan denyut pada pergelangan tangan diraba dengan satu tangan,
sementara tangan yang lain digunakan untuk mengembangkan manset sampai
suatu tekanan, dimana denyut arteri radialis tidak lagi teraba. Sebuah stetoskop
diletakkan diatas denyut arteri brakialis pada fosa kubiti dan tekanan pada
manset karet diturunkan perlahan dengan melonggarkan katupnya. Ketika
tekanan diturunkan, mula-mula tidak terdengar suara, namun ketika mencapai
tekanan darah sistolik terdengar suara ketukan (tapping sound) pada stetoskop
(Korotkoff fase I). Pada saat itu tinggi air raksa didalam namometer harus
dicatat. Ketika tekanan didalam manset diturunkan, suara semakin keras
sampai saat tekanan darah diastolik tercapai, karakter bunyi tersebut
berubah dan meredup (Korotkoff fase IV). Penurunan tekanan manset lebih
lanjut akan menyebabkan bunyi menghilang sama sekali (Korotkoff fase V).
Tekanan diastolik dicatat pada saat menghilangnya karakter bunyi tersebut.7,30,36
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
13/78
Menurut Lany Gunawan, dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:7
a. Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk
ataupun berbaring. Namun yang penting, lengan tangan harus dapat
diletakkan dengan santai.
b. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan
angka yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring meskipun
selisihnya relatif kecil.
c. Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang yang
bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling rendah. Tekanan darah
yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi
angka yang lebih tinggi. Di samping itu, juga tidak boleh merokok atau
minum kopi karena merokok atau minum kopi akan menyebabkan tekanan
darah sedikit naik.
d. Pada pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali
berturut-turut, dan pada detakan yang terdengar tegas pertama kali mulai
dihitung. Jika hasilnya berbeda maka nilai yang dipakai adalah nilai yang
terendah.
e.
Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang
mengembang harus melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga
dari panjang lengan atas.
f. Pemeriksa tidak diperkenankan untuk menanyakan tekanan darah biasanya
atau sebelumnya kepada pasien, karena dengan bertanya akan mengurangi
keakuratan pada saat pemeriksaan, dan
g. Pelaksanaan pengukuran tidak saat setelah pasien berkatifitas, lari, jalan jauh,
naik tangga. (Buku Panduan Keterampilan Dasar Praktik Klinik, 2012).
H.
Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
Menurut Arif Mansjoer, dkk., pemeriksaan penunjang meliputi
pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
14/78
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula arah puasa, kolesterol
total, kolesterol HDL). Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain,
seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH,
dan ekokardiografi.37
Pemerikasaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dipakai untuk
menilai fungsi ginjal. Kadar kretinin serum lebih berarti dibandingkan
dengan ureum sebagai indikator laju glomerolus (glomerolar filtration
rate) yang menunjukkan derajat fungsi ginjal, Pemeriksaan yang lebih tepat
adalah pemeriksaan klirens atau yang lebih popular disebut creatinin
clearance test (CTC). Pemeriksaan kalium dalam serum dapat membantu
menyingkirkan kemungkinan aldosteronisme primer pada pasien hipertensi.6,7,37
Menurut Slamet Suyono, pemeriksaan urinalisa diperlukan karena selain
dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit ginjal, juga karena
proteinuria ditemukan pada hampir separuh pasien. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan pada urin segar.6
I.
Faktor Risiko Hipertensi
Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas:
1.Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
a. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi.Hipertensi pada yang berusia
kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan
kematian prematur (Julianti, 2005).
Umur lebih dari 40 tahun mempunyai
risiko terkena hipertensi.5,8,37
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena
hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut
cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50% diatas umur
60 tahun.38
Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
15/78
tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya
meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan.32
Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat.
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar
bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur.
Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah
dan hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain
maka bisa memicu terjadinya hipertensi.30,32
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata
terdapat angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah
didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan
daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria
dan 13,7% wanita.5
Ahli lain mengatakan pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk
peningkatan darah sistolik.38 Faktor jenis kelamin (gender) ini tidak
terlepas dari beban kerja antara laki-laki dan perempuan serta pengruh
stress dari pekerjaan yang dilakoninya. Sedangkan menurut Arif
Mansjoer, dkk, pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh
yang sama untuk terjadinya hipertensi.37
Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang menderita
hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya
hormon estrogen pada wanita.8
c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi.38
Jika seorang dari
orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
16/78
memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi ( Astawan,2002). Riwayat
keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga
mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.38
Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung
meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat.Dari data statistik terbukti
bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi.9
Menurut Sheps, hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan.
Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang
hidup kita mempunyai 35% kemungkinan mendapatkannya pula. Jika
kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kitamendapatkan penyakit tersebut 60%.
34
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti
dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada
kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur).
Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer
(esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,
bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang
dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.40
2.
Faktor yang dapat diubah/dikontrol
a. Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.6 Selain
dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang
dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.41
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida
yang diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
17/78
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan
proses aterosklerosis dan hipertensi.38
Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya
tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain
dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat
kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam
beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap
nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas
epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena
tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang saja maka baik
tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg.
Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit
setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan
menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun
pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang
hari.
b. Konsumsi Asin/Garam
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada
mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap
hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan
darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan
garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik(sistem pendarahan)
yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping
ada faktor lain yang berpengaruh.42
Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang,
baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah
sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
18/78
natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya
hipertensi.34
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan
jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi
meningkat menjadi 15-20 % (Wiryowidagdo, 2004). Pengaruh asupan
terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma,
curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004).Garam mengandung 40%
sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah
meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan
tekanan darah (Sheps, 2000).
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam
3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah,
sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata
lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari
setara dengan 110 mmol natrium atau 2400mg/hari.36,38,42
Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan
antara asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu.
Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi
cairan yang meningkatkan volume darah.26
c. Konsumsi Lemak Jenuh
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya denganpeningkatan
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.34
Konsumsi lemak
jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan
kenaikan tekanan darah.26,34
Penurunan konsumsi lemak jenuh,
terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
19/78
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari
minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari
tanaman dapat menurunkan tekanan darah.26
d.
Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali
dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak
yang telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam
seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam,
secara kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri
dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh
(ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol,
asam lemak bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal
yang menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak sawit
mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak palmitat dan
54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut
omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara
minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya
adalah ALTJ.5,31
Penggunaan minyak goreng sebagai media penggorengan
bisa menjadi rusak karena minyak goreng tidak tahan terhadap panas.
Minyak goreng yang tinggi kandungan ALTJ-nya pun memiliki nilai
tambah hanya pada gorengan pertama saja, selebihnya minyak tersebut
menjadi rusak. Bahan makanan kaya omega-3 yang diketahui dapat
menurunkan kadar kolesterol darah, akan tidak berkasiat bila dipanaskan
dan diberi kesempatan untuk dingin kemudian dipakai untuk menggoreng
kembali, karena komposisi ikatan rangkapnya telah rusak.31
Minyak goreng terutama yang dipakai oleh pedagang goreng
gorengan pinggir jalan, dipakai berulang kali, tidak peduli apakah
warnanya sudah berubah menjadi coklat tua sampai kehitaman. Alasan
yang dikemukakan cukup sederhana yaitu demi mengirit biaya produksi.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
20/78
Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka yang tidak
menginginkan menderita hiperkolesterolemi dianjurkan untuk membatasi
penggunaan minyak goreng terutama jelantah karena akan
meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan yang dapat
menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya
penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain.31
e. Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol
berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi
belum diketahui secara pasti.6Orang-orang yang minum alkohol terlalu
sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari
pada individu yang tidak minum atau minum sedikit.26
Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus diwaspadai karena
survei menunjukkan bahwa 10% kasus hipertensi berkaitan dengan
konsumsi alkohol.31
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol
masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan
peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah
berperan dalam menaikkan tekanan darah.38 Diperkirakan konsumsi
alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua
kasus hipertensi.
Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman berakohol per hari
meningkatkan risiko mendapat hipertensi sebesar dua kali. Bagaimana
dan mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah belum diketahui
dengan jelas. Namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka
panjang, minum-minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung
dan organ-organ lain.18,34
f. Obesitas
Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks
massa tubuh > 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga
merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
21/78
merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan
sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi
dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan
perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis
meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Olah raga
ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi.
Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik
aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer
yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah
raga maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila
asupan garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan
bertambah.6,20
Obesitas berkaitan dengan kegemaran mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak
darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke
jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh
darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada
dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut
jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan
tubuh menahan natrium dan air.5,20,34
Menurut Alison Hull dalam penelitiannya menunjukkan adanya
hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat
diatas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat.
Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas
merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi. Dibuktikan juga
bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan timbulnya
hipertensi dikemudian hari.26
Pada penelitian lain dibuktikan bahwa
curah jantung dan volume darah sirkulasi pasien obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
22/78
berat badan normal dengan tekanan darah yang setara.6,20,26,34
Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak
remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami tekanan darah
tinggi (hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal
relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg.
Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi
orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah
terjadinya hipertensi.31
Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung
dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif
untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada
penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat badan
lebih.38
g. Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga
dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan
olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika
asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi.6,13,34
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi
karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak
aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih
tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap
kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin
besar tekanan yang dibebankan pada arteri.34,52
h.Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
23/78
Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah
menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada
binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata
membuat binatang tersebut menjadi hipertensi.43
Menurut Sarafindo (1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres
adalah suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan
lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan
yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis
dan sosial dari seseorang.44
Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik atau
lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan kita
untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa stres
bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres adalah respon
kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu.34
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung,
cemas, berdebar-debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat
merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan
memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh
berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau
penyakit maag.7,43
Menurut Slamet Suyono stres juga memiliki hubungan dengan
hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan
tekanan darah secara intermiten.7
Keadaan ini dimungkinkan karena
tekanan darah tinggi dapat merangsang kelenjar anak ginjal untuk
menghasilkan hormone adrenalin dan memicu jantung untuk berdenyut
lebih cepat dan kuat. Apabila stress berlangsung lama mengakibatkan
peninggian tekanan darah yang menetap.6
Walaupun hal ini belum terbukti
akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
24/78
dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
(Dunitz, 2001).
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu
dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa
mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun
akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum
dapat dipastikan.38,44
i. Penggunaan Estrogen
Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara
epidemiologi belum ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut
disebabkan karena estrogen dari dalam tubuh atau dari penggunaan
kontrasepsi hormonal estrogen.12MN Bustan menyatakan bahwa dengan
lamanya pemakaian kontrasepsi estrogen ( 12 tahun berturut-turut),
akan meningkatkan tekanan darah perempuan.8
Oleh karena hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai
faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas,
faktor mana yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak
dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu maka pencegahan hipertensi
yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat
menjadi sangat penting.
J. Komplikasi Hipertensi
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah
ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang
mengalami arterosklerosis lama-lama dapat melemah sehingga meningkatkan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
25/78
kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000).
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti,
orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu
bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau
lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan
diri secara mendadak (Santoso, 2006).
2. Infark Miokard (MI)
Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh
darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi
ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).
3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus,
darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan
dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran
glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid
plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik (Corwin, 2000).
4. Gagal Jantung
Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah
yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di
paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma.Cairan didalam paru paru
menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002).
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
26/78
5. Ensefalopati
Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang
intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron disekitarnya kolap dan
terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).
6. Kejang
Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang baru lahir dari ibu
yang mengalami preeklamsi dapat memiliki berat lahir rendah akibat dari
fungsi plasenta tidak adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan
asidosis jika ibu kejang selama atau sebelum proses persalinan berlangsung
(Elisabeth J.Corwin, 2009: 487-488)
K.
Penatalaksanaan Hipertensi
1.
Penatalaksanaan Non Farmakologis
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh
seorang yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi yang
terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan
dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup
merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam
keberhasilan penanganan hipertensi.38
Menurut beberapa ahli, pengobatan nonfarmakologis sama pentingnya
dengan pengobatan farmakologis, terutama pada pengobatan hipertensi
derajat I. Pada hipertensi derajat I, pengobatan secara nonfarmakologis
kadang-kadang dapat mengendalikan tekanan darah sehingga pengobatan
farmakologis tidak diperlukan atau pemberiannya dapat ditunda. Jika
obat anti hipertensi diperlukan, pengobatannonfarmakologis dapat dipakai
sebagai pelengkap untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.6
Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi beberapa hal:
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
27/78
a. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.
Menurut Corwin berhenti merokok penting untuk mengurangi
efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan
beban kerja jantung.
Selain itu pengurangan makanan berlemak dapat
menurunkan risiko aterosklerosis.29
Penderita hipertensi dianjurkan untuk
berhenti merokok dan mengurangi asupan alkohol. Dengan berhenti
merokok tekanan darah akan turun secara perlahan , disamping itu jika
masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak akan bekerja secar
optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat akan meningkat
(Santoso, 2001).
Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormone hormon
lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan
penumpukan natrium dan air. Minum-minuman yang beralkohol yang
berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar
kalsium.Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10
mmhg dan diastolik 7 mmhg.
Berdasarkan hasil penelitian eksperimental, berhenti merokok dan
mengurangi asupan alkohol dapat mengurangan sekitar 10 kg berat badan
berhubungan langsung dengan penurunan tekanan darah rata-rata 2-3
mmHg per kg berat badan.
b. Olahraga dan aktifitas fisik
Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas
fisik teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga
kebugaran tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang dan bersepeda
(olah raga isotonik) baik dilakukan untuk penderita hipertensi. Pada olah
raga isotonik mampu menyusutkan hormone noradrenalin dan hormone-
hormone lain penyebab naiknya tekanan darah. Hindari olah raga
Isometrik seperti angkat beban, karena justru dapat menaikkan tekanan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
28/78
darah ( Mayer,1980). Selain itu, olah raga dapat menurunkan tekanan
perifer, menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat badan
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga dianjurkan secara
teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat menurunkan
tekanan darah walaupun berat badan belum tentu turun.38
Yang perlu
diingatkan kepada kita adalah bahwa olahraga saja tidak dapat
digunakan sebagaipengobatan hipertensi.7,45
Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel
dalam tubuh,istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan waktu.
Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat lebih banyak dari pada
bekerja produktif samapai melebihi kepatuhan.Meluangkan waku istiraha
itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja
sehari hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang
melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk
mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan
hormon dan dalam tubuh ( Amir,2002).
Menurut Dede Kusmana, beberapa patokan berikut ini perlu
dipenuhi sebelum memutuskan berolahraga, antara lain: 45
1)
Penderita hipertensi sebaiknya dikontrol atau dikendalikan
tanpa atau dengan obat terlebih dahulu tekanan darahnya,
sehingga tekanan darah sistolik tidak melebihi 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik tidak melebihi 100 mmHg.
2)Alangkah tepat jika sebelum berolahraga terlebih dahulu mendapat
informasi mengenai penyebab hipertensi yang sedang diderita.
3)Sebelum melakukan latihan sebaiknya telah dilakukan uji latih
jantung dengan beban (treadmill/ergometer) agar dapat dinilai
reaksi tekanan darah serta perubahan aktifitas listrik jantung
(EKG), sekaligus menilai tingkat kapasitas fisik.
4)Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap
diteruskan sehingga dapat diketahui efektifitas obat terhadap kenaikan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
29/78
beban.
5)Latihan yang diberikan ditujukan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan tidak menambah peningkatan darah.
6)
Olahraga yang bersifat kompetisi tidak diperbolehkan.
7)Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan.
8)Secara teratur memeriksakan tekanan darah sebelum dan sesudah
latihan.
9)Salah satu dari olahraga hipertensi adalah timbulnya penurunan
tekanan darah sehingga olahraga dapat menjadi salah satu obat
hipertensi.
10) Pada umumnya penderita hipertensi mempunyai kecenderungan
ada kaitannya dengan beban emosi (stres). Oleh karena itu
disamping olahraga yang bersifat fisik dilakukan pula olahraga
pengendalian emosi, artinya berusaha mengatasi ketegangan
emosional yang ada.
11) Jika hasil latihan menunjukkan penurunan tekanan darah, maka
dosis/takaran obat yang sedang digunakan sebaiknya dilakukan
penyesuaian (pengurangan).
c. Perubahan pola makan
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien
hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur
tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan
mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat
macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
keadaan tekana darah , yakni : diet rendah garam , diet rendah kolestrol,
lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat
badan (Astawan,2002).
1)Mengurangi asupan garam (diet rendah garam)
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
30/78
asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk
menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit
jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan
hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi
makanan rendah sodium atau natrium (Na).Oleh karena itu yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah
garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat-
zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah
sodium dan natrium ( Gunawan, 2001).
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue,
baking powder,MSG( Mono Sodium Glutamat ), pengawet makanan
atau natrium benzoat (biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai,
jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung
natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan
penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
(Hayens, 2003).
Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam dan upaya
penurunan berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal
pengobatan hipertensi. Nasihatpengurangan asupan garam harus
memperhatikan kebiasaan makan pasien, dengan memperhitungkan
jenis makanan tertentu yang banyak mengandung garam.
Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak
menambahkan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam,
menghindari makanan yang sudah diasinkan, dan menggunakan
mentega yangbebas garam. Cara tersebut diatas akan sulit
dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat
dan akan mengurangi kebiasaan makanpasien secara drastis.7,31
Menurut Sheps, jika dokter atau ahli gizi menyarankan agar kita
mengurangi natrium demi menurunkan tekanan darah, maka ikutilah
saran itu. Bahkan sebelum disarankanpun sebaiknya kurangi
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
31/78
natrium, cobalah membatasi jumlah natrium yang kita konsumsi
setiap hari. Beberapa cara yang dapat dilakukan:34
Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses.
Pilihlah produk dengan natrium rendah.
Jangan menambah garam pada makanan saat memasak.
Jangan menambah garam saat di meja makan.
Batasi penggunaan saus-sausan
Bilaslah makanan dalam kaleng.
2)Diet rendah lemak jenuh
Diet ini merupakan diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di
dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida,
dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari-hari
dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika
dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh,
peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh
akan mengkonsumsi sekitar 25-50 % dari setiap makanan (Amir,
2002).
Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis
yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi
lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari
hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang
berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang
bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.26
3)Diet tinggi serat (memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan)
dan susu rendah lemak.
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat
terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar
banyak terdapat pada sayuran dan buah buahan, sedangkan serat
makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu kentang, beras,
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
32/78
singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah
penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat
kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama
kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi
mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo, 2005).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral
bermanfaat mengatasi hipertensi. Kalium dibuktikan erat kaitannya
dengan penurunan tekanan darah arteri dan mengurangi risiko
terjadinya stroke. Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium
bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi
sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral, seperti
seledri, kol, jamur (mengandung kalium), kacang-kacangan
(mengandung magnesium). Sedangkan susu dan produk susu
mengandung banyak kalsium.31,38
4)Rendah kalori (untuk yang berlebihan berat badan).
Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat
badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi
terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun
mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan
hal hal berikut :
Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau
500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per
minggu.
Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
d. Menghilangkan stres
Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress
berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang nersifat
sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
33/78
mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama
halnya seperti yang menetap (Amir,2002).
Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau
bahkan sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk
menghilangkan stres dengan merubah pola hidup dengan membuat
perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban
stres. Perubahan-perubahan itu ialah:34
1) Rencanakan semua dengan baik. Buatlah jadwal tertulis untuk
kegiatan setiap hari sehingga tidak akan terjadi bentrokan acara
atau kita terpaksa harus terburu-buru untuk tepat waktu memenuhi
suatu janji atau aktifitas.
2) Sederhanakan jadwal. Cobalah bekerja dengan lebih santai.
3) Bebaskan diri dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan.
4) Siapkan cadangan untuk keuangan
5) Berolahraga.
6) Makanlah yang benar.
7) Tidur yang cukup.
8) Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang
dilanda stres.
9) Sediakan waktu untuk keluar dari kegiatan rutin.
10) Binalah hubungan sosial yang baik.
11) Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan
perasaan kritis atau negat if terhadap diri sendiri.
12) Sediakan waktu untuk hal-hal yang memerlukan perhatian
khusus.
13)
Carilah humor.
14) Berserah diri pada Yang Maha Kuasa.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
34/78
Penanganan Hipertensi dimulai dengan penentuan klasifikasi pasien
berdasarkan nilai tekanan darah yang diperoleh pada saat pemeriksaan fisik.
Jika pasien dalam kategori pre-hipertensi, maka penanganan yang harus
diberikan adalah modifikasi gaya hidup yang meliputi penurunan berat badan,
diit berdasarkan aturan DASH, diet rendah garam, olahraga teratur, serta
pembatasan konsumsi alkohol. Kategori prehipertensi ini tidak memerlukan
penangan secara farmakologi, namun resiko menjadi hipertensinya cukup
tinggi maka dianjurkan melaksanakan pemeriksaan tekanan darah secara
berkala dua minggu sekali.
Tabel 2.3. Modifikasi gaya hidup untuk penderita Hipertensi*)
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan TDS (skala)
Menurunkan BB Memelihara BB normal (IMT 18.5-24.9)
5-20 mmHg/10kg BB
Pola Diit berdasar
DASH
Konsumsi makanan kaya dengna buah,
sayur, produk makanan rendah lemak,dengana kadar lemak total dan saturasi
yg rendah
8-14 mmHg
Diit rendah
Natrium
Menurunkan intake garam 2-8mmHg,
tidak lebih dari 100mmol/hari (2.4 grNa/ 6 gr garam)
2-8 mmHg
Olahraga Aerobik teratur (30-45 mnt/hari) 4-9 mmHg
Pembatasnkonsumsi alkohol
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
35/78
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
36/78
sebagai obat dasar yang ditambah dengnan obat antihipertensi dari kelas
lainnya. Ketentuan ini akan berbeda jika seseorang mengalami hipertensi
namun dengan penyakit penyerta. Dimana penanganannya disesuaikan dengna
penyakit penyertanya.
Modifikasi gaya hidup yang sehat bagi semua pasien merupakan cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan
dalam penanganannya. Modifikasi ini dapat menurunkan berat badan pada
pasien yang obesitas. Berdasarkan DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension), diit yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan
kalsium, rendah natrium, olah raga, dan mengurangi konsumsi
alcohol.modifikasi ini selain menurunkan resiko terhadap tekanan darah tinggi
dapat pula mempertinggi khasiat obat antihipertensi, dan menurunkan resiko
penyakit kardiovaskuler. Contohnya pada pemberian 1600mg nattrium
memiliki efek yang sama dengna pemberian pengobatan tunggal. Kombinasi
dua atau lebih modifikasi gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik.
2.Penatalaksanaan Farmakologis
Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama
hipertensi primer alah dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan
obat antihipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian
tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi
klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor risiko lain.
Terapi dengan
pemberian obat antihipertensi terbukti dapat menurunkan sistole dan
mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau lebih.35
Menurut Arif Mansjoer, penatalaksanaan dengan obat antihipertensi
bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian
ditingkatkan secara titrasi sesuai umur dan kebutuhan. Terapi yang optimal
harus efektif selama 24 jam dan lebih disukai dalam dosis tunggal karena
kepatuhan lebih baik, lebih murah dan dapat mengontrol hipertensi
terus menerus dan lancar, dan melindungi pasien terhadap risiko dari
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
37/78
kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat peningkatan
tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang terdapat pula obat
yang berisi kombinasi dosis rendah 2 obat dari golongan yang berbeda.
Kombinasi ini terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi
efek samping. Setelah diputuskan untuk memakai obat antihipertensi dan
bila tidak terdapat indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan
diuretik atau beta bloker. Jika respon tidak baik dengan dosis penuh,
dilanjutkan sesuai dengan algoritma. Diuretik biasanya menjadi tambahan
karena dapat meningkatkan efek obat yang lain. Jika tambahan obat yang
kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah 1
tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui penurunan
dosis secara perlahan dan progresif.37
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
38/78
BAB III
MENU PADA HIPERTENSI
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untukmenghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah
serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau
infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).
3.
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang)
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
kulit ayam).
6.
Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
DAFTAR BAHAN PANGAN :
1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum,
cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.
2. Sayuran: Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun
singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya. Sayurbuah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, dan
sebagainya. Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.
3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu,
semangka, melon, sawo, mangga.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
39/78
4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan.
5. Unggas, ikan, putih telur.
6. Daging merah, kuning telur.
7.
Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.
8. Gula, garam.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium
yang dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan Namun
pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin
(pre eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam
dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan).
Contoh menu pada seorang penderita hipertensi laki-laki umur 55 tahun, TB =
175 cm, BB = 80 kg, Tekanan darah = 160/100 mHg dengan aktivitas ringan.
.
IMT =
() =
.. = 26,13 (gemuk)
BB ideal = (175-100) 10% (175-100) = 67,5 kg
Penurunan BB menjadi 75 kg masih dalam batas > 10%.
Jadi kebutuhan energi dari laki-laki tersebut diatas adalah :
BMR = (11,6 x 75) + 879 = 870+ 879 = 1749AKG = 1,56 x 1749 = 2728 Kkal.
Karena kegemukan, sehingga total kalori diturunkan menjadi 2500 Kkal.
Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2500 = 1625 kkal = 406,25 gram (60-65%)
Kebutuhan protein : 20% x 2500 = 500 kkal = 100 gram (15-25%)
Kebutuhan lemak : 15% x 2500 = 375 kkal = 41,66 gram (10-15%)
Suplementasi anti oksidan salah satu solusinya, walaupun masih
memerlukan penelitian lebih lanjut, namun saat ini banyak sekali suplemen yang
dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai tenaga medis harus berhati-hati
memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis.
1. Vitamin dan penurunan homosistein :Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan
riboflavin merupakan ko-faktor enzim yang essential untuk metabolisme homosis
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
40/78
tein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein
dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat
yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar
vitamin yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis,
walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar
vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi.
Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.
2. Kacang kedelai dan isoflavon : Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu
isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada
tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa
mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi
protein kedelai (20 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita dengan
kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan
kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik dari
kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh penderita hipertensi
sebagai sumber protein nabati.
3. Tempe : Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi
kaping rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah
direbus. Ada berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang
terbuat dari kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh
miselium kaping sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan
keping biji kedelai berwarna kuning pucat, diantara miselium. Fermentasi kaping
menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi
tempe lebih baik dari kacang kedelai.
Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi,
diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi,
terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan
kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta
mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
41/78
Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau
ditambahkan pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari
hewan biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari
tumbuhtumbuhan. Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya
berupa ikatan, yaitu :
a) Natrium Chlorida atau garam dapur
b) Mono-Natrium Glutamat atau vetsin
c) Natrium Bikarbonat atau soda kue
d) Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah
e) Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging
seperti Corned beef.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain :
Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu
Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur
margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair
dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan
memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang
air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.
Diet untuk penderita hipertensi biasanya disebut dengan diet rendah
garam. Garam yang dimaksud adalah garam natrium yang terdapat di dalam garam
dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin
(monosodium glutamat). Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler
tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta
berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Makanan sehari-hari umumnya
mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi
normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah
yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gr
per hari (ekuivalen dengan 2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan,
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
42/78
terutama dalam bentuk NaCl, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan
tubuh, sehingga menyebabkan oedema atau asites dan/atau hipertensi.
Tujuan dari diet rendah garam adalah membantu menghilangkan
penumpukan garam dan air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi. Diet ini harus cukup mengandung energi, protein, mineral
dan vitamin. Pemberian natrium disesuaikan dengan berat tidaknya penumpukan
garam atau air dan/atau hipertensi.
Berikut ini adalah daftar bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan:
BahanMakanan
Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumberkarbohidrat
Beras, kentang, singkong, terigu,tapioka, hunkwe, gula, makaroni,
mi, bihun, roti, biskuit, kue keringyang dimasak tanpa garam dapur
dan/atau baking powder dan soda.
Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasakdengan garam dapur dan/atau baking
powder dan soda.
Sumberprotein
hewani
Telur maksimal 1 btr/hari, dagingsapi, ayam dan ikan maksimal
100 gr/hari
Otak, ginjal, lidah, sardin, daging, ikan,susu, dan telur yang diolah dengan garam
dapur seperti: daging asap, ham, bacon,
dendeng, abon, keju, ikan asin, ikankaleng, korned, ebi, udang kering, telurasin, telur pindang.
Sumber
proteinnabati
Tempe, tahu, kacang tanah,
kacang hijau, kacang kedele,kacang merah, dan kacang-
kacangan lain yang dimasak
tanpa garam dapur
Selai kacang, keju kacang tanah dan
semua kacang-kacangan yang dimasakdengan garam dapur, baking powder, dan
soda.
Sayuran Semua sayuran segar dan sayuranyang diawet tanpa garam dapur
dan natrium benzoat.
Sayuran yang dimasak dan diawetkandengan garam dapur dan ikatan natrium
lain seperti: sayur dalam kaleng, sawiasin, asinan dan acar.
Buah-buahan Semua buah-buahan segar danbuah yang diawet tanpa garamdapur dan natrium benzoat.
Buah-buahan yang dimasak dandiawetkan dengan garam dapur dan ikatannatrium lain seperti: buah dalam kaleng,
asinan buah, manisan buah.
Lemak Minyak goreng, mentega, danmargarin tanpa garam.
Margarin dan mentega biasa.
Minuman Teh, Minuman kaleng, kopi
Bumbu Semua bumbu yang tidakmengandung garam dapur dan
ikatan natrium yang lain
Garam dapur (untuk hipertensi berat),baking powder, soda kue, vetsin, kecap,
terasi, maggi, tomato ketchup, petis, dantauco.
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
43/78
CONTOH JADWAL MENU UNTUK 10 HARI PADA PENDERITA
HIPERTENSI
Hari
Waktu
Pagi/jam07.00
Jam 10.00 Siang /jam 12.00 Jam 16.00 Malam /jam20.00
1 Nasi goreng
sayur
Sari buah
segar
Nasi, bening
ketimun
Buah pepaya Nasi, laksa
serabut ayam,
2 Mi Hokian Ketimus
nangka
Nasi, sayur
bobor, bakwantahu
Jus mentimun Nasi, tumis
tahu,kentang
3 Nasi gorengkunyit
Singkongmanis
Nasi, sayur ricarodoh
Mix fruitjuice
Nasi, tempekukus cabai
hijau.
4 Nasi, tempe
pesmol
Talam ubi Nasi, kangkung
bumbu kare,bergedel jagung
Jus blimbing Nasi, kukus telur
bumbu semur
5 Orak arik
bening soun
Talam
nangka
Nasi,tumis ikan
tongkol
Sari seledri
campur
Nasi, tumis
buncis wortelbintik
6 Macaronibumbu
merah
Kue tapioca Nasi, asem-asemkangkung, tempe
goring
Timun serut Nasi, oseng tahutomat
7 Mi rebus
taoge
Buah apel Nasi, gadon
daging kukus
Sup buah
serut
Nasi, Tahu telur
saus asam manis
8 Kwetiausayur sambal
rujak
Lemangmanis pisang
Nasi, beningbayam, tempe
mendoan
Sari buahtropika
Nasi. Telurceplok air acar
kuning
9 Nasi ciprat,tahu
Awuk manis Nasi, daunsingkong bumbu
iris
Jus papayakayu manis
Nasi, tempemasak wijen
10 Nasi hijauharum,
tempe
Kue bugis isikacang
Nasi,kacangpanjang bumbu
kuning,apel
Pisang bakarsaus manis
Nasi, tahu bumbumerah
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
44/78
NASI GORENG SAYUR
Bahan :
Nasi 100 g
Sawi potong 8 btg
Cabai rawit 3 buah iris tipis
Daun kucai 10 batang iris 1 cm
Minyak untuk menumis 1sdm
Merica bubuk secukupnya
Bumbu halus:
Bawang merah 5 siung
Bawang putih 2 siung
Cabai merah 2 buah
Garam bila perlu
Bahan Pelengkap: Bawang goreng
Acar mentimun wortel
Cara membuat:
1. Tumis bumbu halis hingga harum. Tambahkan merica, aduk rata
2. Tuangkan sawi yang telah dipotong, aduk hingga bumbu tercampur rata
3. Masukkan nasi, aduk hingga bumbu tercampur masak hingga nasi berasap,
tanda nasi goring sudah cukup matang
4. Masukkan cabai rawit dan daun kucai, aduk masak hingga daun kucai layu.
Angkat sajikan dengan pelengkap
Nilai energy dan zat gizi
Energy : 316,9 kkal
Protein : 15,2g
Lemak : 9,3g
Karbohidrat : 44,5g
Natrium : 41,7mg
Kalium : 802,6mg
Kalisium : 54,8mg
Magnesium : 52,2mg
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
45/78
TEMPE KUKUS CABAI HIJAU
Bahan :
Tempe 1 potong (50g) kukus hingga matang
Minya untuk menumis 1 sdt
Bumbu :
Bawang merah 3 siung iris halus
Bawang putih 2 siung iris halus
Cabai hijau 5 buah ulek kasar
Tomat hijau 1 bh, potong 4 bagian
Lengkuas 1 cm memarkan
Daun salam 1 lembar
Air panas secukupnya
Garam bila diperlukan (secukupnya/1/2 sdt)
Cara Membuat :
1. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai wangi
2. Tambahkan daun salam, lengkuas, cabai hijau,tomat
3. Aduk sampai cabai dan tomat layu
4. Masukkan temped an sedikit air
5. Biarkan sesaat sampai bumbu meresap
Nilai energi dan zat gizi:
Energy : 147,4kkal
Protein : 9,9 g
Lemak : 7.0 g
Karbodrat : 13,8 g Natrium : 7,5 mg
Kalium : 294,6mg
Kalsium : 49.0 mg
Magnesium : 40,5 mg
SAYUR RICA RODOH
Bahan :
Kacang panjang 5 btg (50 g) potong 2 cm
Jagung muda 1 bh sisir
Daun kemangi 1 gengem
Tomat hijau 1 bh belah 2
Baun bawang btg potong 2 cm
Serai btg, memarkan
Daun jeruk purut 1 lbr
Garam dan gula pasir secukupnya
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
46/78
Minyak untuk menumis sdt
Air 500 cc
Bumbu halus:
Cabai rawit 3 bh
Cabai merah 2 bh Jahe sdt
Cara membuat :
1. Tumis bumbu halus, serai, dan daun jeruk sampai layu tuangi 500 cc air
2. Masukkan jagung,kacang panjang sampai matang terakhir masukan daun kemangi.
Nilai energy dan zat gizi
Energi : 103,6kkal
Protein : 2,9 g
Lemak : 3.8 g
Karbohidrat : 18.0 g
Natrium : 2,8 mg
Kalium : 405,3 mg
Kalsium : 49,2 mg
Magnesium : 34,0mg
MI HOKIAN
Bahan :
Mi basah 50 g
Bihun kering 25 g
Sawi 3 lbr Daun bawang 1 btg
Minyak untuk menumis 1 sdt
Bawang putih 3 siung cincang
Jahe cincang 1 sdt
Merica bubuk dan garam secukupnya
Taburan :
Telur ayam 1 btr orak arik
Daun ketumbar cincang 1 sdt
Wortel serut 1 sdm
Cara membuat :
1. Potong-potong sawi 3 cm dan iris serong daun bawang dengan ukuran 2 cm
2. Cuci mi basah, tiriskan. Rendam bihun hingga lunak, tiriskan
3. Panaskan minyak goreng dalam wajan diatas api besar, tumis bawang putih
dan jahe hingga harum,tuang sedikit air dan masukkan merica
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
47/78
4. Masukkan sawi dan daun bawang,setelah agak layu masukkan mi basah dan
bihun, aduk hingga rata
5. Angkat,hidangkan panas dengan taburan telur orak arik, daun ketumbar dan
wortel serut
Nilai energy dan zat gizi:
Energy : 305,4 kkal
Protein : 9,8 g
Lemak : 11,8 g
Karbohidrat : 39,4 g
Natrium : 77,8 mg
Kalium : 182,8 mg
Kalsium : 62,7 mg
Magnesium 22.0 mg
TUMIS TAHU KENTANG SELEDRI
Bahan :
Kentang 1 buah (50 g)
Tahu 1 bh (50g) goreng utuh setengah matang
Merica bubuk secukupnya
Garam seperlunya
Seledri 2 tangkai cincang halus
Minyak untuk menumis sdt
Cara membuat :1. Kupas kentang, potong dadu ukuran 2-3 cm masukkan ke dalam panic berisi air
2. Didihkan selama 5 menit, tiriskan hingga kering
3. Potong dadu tahu goreng sebesar 23 cm
4. Panaskan sdt minyak goreng, masukkan kentang dan tahu
5. Bubuhi garam dan merica bubuk aduk hingga kuning keemasan
6. Taburan seledri cincang aduk angkat
Nilai energy dan zat gizi:
Energy : 136,2kkal
Protein : 5,1 g
Lemak : 8,4 g
Karbohidrat : 11,8 g
Natrium : 6,0 mg
Kalium : 256,0 mg
Kalsium : 55,0 mg
Magnesium : 64,0 mg
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
48/78
SAYUR BOBOR
Bahan :
Jagung muda ambil bijinya saja 50 g
Bayam yang sudah disiangi 50 g
Serai btg , memarkan Daun salam 1lbr
Daun kemangi 1 gengam
Santan encer 50cc
Air putih 50 cc
Bumbu halus:
Bawang putih 3 siung
Ketumbar, kencur,gula secukupnya
Garam seperlunya
Cara membuat:
1. Masak santan encer,air dan jagung bersama bumbu utuh dan halus hingga bumbu dan
jagung matang
2. Setelah mendidih, masukkan bayam dan kemangi. Masak hinga semua cukup matang
angkat
Nilai energy dan zat gizi:
Energy : 136,2 kkal
Protein : 5,1 g
Lemak : 8,4 g
Karbohidrat : 11,8 g
Natrium : 6.0 mg Kalium : 256.0 mg
Kalsium : 55.0 mg
Magnesium : 64,0 mg
NASI GORENG KUNYIT
Bahan :
Nasi 100g (1 entong)
Daging ayam 40 g rebus dan suwir atau potong dadu
Bawang merah 3 siung
Bawang putih 1 siung
cabai rawit 3 bh potong serong
Cabai merah 2 bh haluskan
Kacang panjang 25 g iris halus
Merica secukupnya
-
7/24/2019 1. Makalah Hipertensi
49/78
Kunyit 2 cm
Garam seperlunya
Minyak untuk menumis 1 sdt
Bahan pelengkap :
Daun selada 2 lbr Tomat bh iris melintang
Cara membuat:
1. Iris kunyit tipis-tipis sangria hingga matang,
2. Angkat haluskan bersama bawang merah,bawang putih dan merica
3. Panaskan minyak,tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan cabai merah, cabai
rawit dan iris kacang panjang
4. Aduk hingga cabai dan kacang panjang layu,masukkan nasi dan potongan ayam.
5. A